Anda di halaman 1dari 14

2.

4 Gambaran dan Hasil Pemeriksaan Radiologi

Osteoarthritis (OA) dapat mempengaruhi baik kerangka axial maupun apendikular.


Beberapa sendi perifer yang paling sering menjadi tempat predileksi terjadinya OA adalah
tangan, lutut dan panggul. Temuan radiologi yang menjadi kunci dari OA adalah adanya
penyempitan ruang sendi, sklerosis subkondral, dan osteofit. Jika ketiga temuan ini tidak ada
maka diagnosis lain harus dipertimbangkan. Belakangan ini dengan meningkatnya
penggunaan MRI pada kasus OA, ditemukan beberapa kelainan radiologis yang lain seperti
lesi sum-sum tulang dan sinovitis.17

Beberapa kelainan khas yang dapat ditemukan pada gambaran hasil pemeriksaan radiologi
osteoarthritis adalah sebagai berikut:17

1. Penyempitan celah sendi


 Secara khas bersifat asimetris
 Paling tidak spesifik sebab dapat pula dijumpai pada proses penyakit lain
2. Sklerosis subkondral
 Perubahan sklerotik yang terjadi pada ujung sendi
 Sering terlihat kecuali bila terdapat osteoporosis yang parah
3. Osteofit
 Temuan umum pada penyakit sendi degenerative
 Akan berkurang apabila disertai osteoporosis
 Beberapa osteofit memiliki nama tersendiri yaitu; nodul heberden dan nodul bouchard
4. Erosi sendi
 Beberapa sendi yang mungkin menunjukkan erosi degeneratif; temporomandibular,
akromioklavikularis, sakroiliaka, simfisis pubis.
5. Kista subkondral
 Dikenal juga sebagai geode 12
 Formasi kistik yang terjadi di sekitar sendi pada berbagai penyakit termasuk rheumatoid
arthritis, CPPD dan nekrosis avascular
6. Lesi sum-sum tulang
 Terlihat pada MRI sebagai lesi seperti edema sum-sum tulang, sering berdekatan dengan
area kerusakan tulang-tulang rawan, kemungkinan menunjukkan perubahan awal pada
suatu osteoarthritis
 Berkaitan dengan nyeri sendi dan proses hilangnya kartilago
 Dapat berkembang menjadi kista subkondral
7. Sinovitis
 Temuan non-spesifik, ditemukan juga pada penyakit lain termasuk kondisi infeksi dan
inflamasi
 Ditemukan hingga pada 50% pasien OA
 Berkorelasi dengan nyeri, keparahan serta perkembangan penyakit

Foto Polos
Foto polos adalah modalitas yang paling umum digunakan dalam penilaian OA karena
ketersediannya serta biayanya yang terjangkau. Pemeriksaan ini dapat mendeteksi kelainan
tulang pada OA termasuk penyempitan celah sendi, kista dan sklerosis subkondral, serta
osteofit. Namun, foto polos kurang relatif tidak sensitif dalam menunjukkan perubahan awal
yang terjadi pada osteoarthritis. Keterbatasan lainnya adalah kurangnya penilaian terhadap
struktur jaringan. Sistem skoring yang digunakan untuk mengevaluasi OA secara radiologis
yaitu meliputi :17

 Klasifikasi Kellgren dan Lawrenc


Klasifikasi Osteoarthritis Research Socie International (OARSI)Atlas18
Table 1
Evaluated radiographic features of OA
Hand
Osteophyte
DIP (0-3)
PIP (0-3)
First CMC (0-3)
Thumb (IP) (absent/present)
Naviculotrapezial joint (NTJ) (absent/present)
Joint space narrowing
DIP (0-3)
PIP (0-3)
First CMC (0-3)
IP (absent/present)
NTJ (absent/present)
Malalignment
DIP (absent/present)
PIP (absent/present)
First CMC (subluxation) (absent/present)
Erosion
DIP (absent/present)
DIP central erosion (absent/present)
DIP pseudowidening (absent/present)
PIP (absent/present)
First CMC (absent/present)
Subchondral sclerosis
DIP (absent/present)
PIP (absent/present)
First CMC (absent/present)
Subchondral cyst
PIP (absent/present)
First CMC (absent/present)

Hip
Marginal osteophytes
Superior acetabular (0-3+)
Superior femoral (0-3+)
Inferior femoral (0-3+)
Inferior acetabular (absent/present)
Joint space narrowing
Superior (0-3+)
Medial (0-3+)
Other
Acetabular subchondral cyst (absent/present)
Femoral subchondral cyst (absent/present)
Flattening of the femoral head (absent/present)
Thickening of the medial femoral calcar (buttressing) (absent/present)

Knee-tibiofemoral
Marginal osteophytes
Medial femoral condyle(03+)

Medial tibial plateau (0-3+)

Lateral femoral condyle (0-3+)

Lateral tibial plateau (0-3+)


Joint space narrowing
Medial compartment (0-3+)
Lateralcompartment (0-3+)
Other
Medial tibial attrition (absent/present)
Medial tibial sclerosis (absent/present)
Lateral femoral sclerosis (absent/present)
Gambar 4. Gambaran X-ray Osteoarthritis pada Lutut berdasarkan klasifikasi

Kellgren dan Lawrence.

(A) Grade 1: Osteofit belum tampak begitu jelas pada medial femoral condyle dan medial
tibial plateu; belum terdapat penyempitan celah sendi yang asimetris. (B) Grade 2: Osteofit
sudah terlihat jelas pada medial tibial plateau dan medial femoral condyle; terdapat
penyempitan celah sendi yang asimetris. (C) Grade 3: Osteofit dan penyempitan celah
sendi; terdapat tampakan sklerosis subkondral pada medial tibial plateau. (D) Grade 4:
Terdapat deformitas serta kissing knee atau hilangnya celah antara sendi tibiofemoral
secara asimetris

Computed Tomography Scan (CT Scan)


CT Scan memiliki akurasi yang sangat baik dalam menilai perubahan tulang pada
OA. Hal ini terutama sangat bernilai pada penilaian sendi facet. Untuk menilai
kartilago articular, maka perlu dilakukan pemeriksaan Artro-CT Scan. Dengan
gambaran superior dari korteks tulang dan kalsifikasi jaringan lunak, CT Scan
mungkin saja bisa dijadikan standar baku emas pemeriksaan OA dalam penelitian
ketika melakukan validasi MRI morfologi tulang seperti kista, erosi dan osteofit.
Dua keterbatasan utama dalam pemeriksaan menggunakan CT Scan adalah
rendahnya gambaran kontras pada jaringan lunak serta paparan radiasi yang lebih
banyak dibandingkan modalitas pemeriksaan lainnya.17,19

Gambar 5. Gambaran CT Scan Osteoarthritis pada Lutut (Axial Bone Window)


Gambar 6. Gambaran CT Scan Osteoarthritis pada Lutut (Sagittal Bone Window)

Gambar 7. Gambaran CT Scan Osteoarthritis pada Lutut (Coronal Bone Window)


Ultrasonography (USG)
USG tidak umum digunakan dalam pemeriksaan osteoarthritis. Penilaian struktur tulang
ssssdan struktur sendi menggunakan modalitas ini tidak mungkin dilakukan. Namun
pemeriksaan ini bisa berguna untuk melihat efusi pada sendi, sinovitis dan osteofit.
Pemeriksaan USG juga dapat menjadi petunjuk saat melakukan tindakan intervensi pada
sendi. Keterbatasan lain dari pemeriksaan USG dalam menilai OAadalah alat USG hanya
dapat menjangkau jaringan superficial dari tulang, sehingga kista dan sklerosis
subchondral tidak dapat dinilai. Sebagai tambahan, jika akan dibutuhkan melakukan
injeksi, bantuan USG bisa memperlihatkan posisiyang akurat dari tempat peletakan jarum
untuk keperluan injeksi maupun aspirasi cairan sendi. 17,19

Penilaian kartilago melalui USG memiliki beberapa keterbatasan. Pertama, dikarenakan


acoustic window hanya memperlihatkan bagian tertentu pada kartilago saat proses
pemindaian. Selain itu seiring dengan terbentuknya proses penyakit di kartilago, maka
gelombang suara di jaringan ini juga berubah. Sudut pemindaian juga sangat menentukan
hasil pemeriksaan. Pengukuran linier dapat terdistorsi bila tidak dilakukan tegak lurus
terhadap lapisan kartilago, oleh sebab itu penilaian ketebalan kartilago juga mungkin
cukup sulit dilakukan denganUSG.19

Gambar 8. Gambaran USG Osteoarthritis pada Lutut

Pada gambar 8, proyeksi USG OA pada lutut dimana (A) pemindaian longitudinaldari
suprapatellar reses yang normal dan (B) efusi parah di daerah yang sama. (C) pandangan
transversal dari kondilus femoralis menunjukkan kartilago normal dan
(D) kartilago hiperechoic yang mengalami degenerasi dengan penipisan pada tanda
panah. (E) aspek medial longitudinal lutut menunjukkan permukaan kortikal dan
meniscus yang normal, (F) dibandingkan dengan osteofit sedang dan besar pada kedua
tulang femur dan tibia (tanda bintang).19

Magnetic Resonance Imaging (MRI)

MRI dapat menilai tulang dan struktur sendi jaringan lunak dengan sangat akurat. MRI
dapat mendeteksi perubahan pada sum-sum tulang dan hilangnya kartilago, dimana
keduanya merupakan tanda-tanda awal pada OA dan tidak bisa diidentifikasi pada foto
konvensional. Dengan munculnya metode baru quantifikasi kartilago dan penilaian
komposisinya (yang saat ini digunakan dalam penelitian), maka sensitivitasnya semakin
meningkat. Pemberian kontras juga meningkatkan visualisasi pada sinovitis. Beberapa
sistem skoring yang digunakan dalam penilaian OA menggunakan MRI yaitu Whole-Organ
Magnetic Resonance Imaging Score, Knee Osteoarthritis Scoring System, dan Boston Leeds
Osteoarthritis Knee Score.19

MRI adalah satu-satunya modalitas imaging yang mampu memperlihatkan lesi sumsum
tulang atau Bone Marrow Lesion (BML). BML dikaitkan dengan peningkatan pembebanan
akibat obesitas, malalignment sendi, penyakit meniscus, serta nyeri dan perkembangan
struktural pada OA di tangan, panggul dan lutut.19

Gambar 9. Gambaran MRI pada Osteoarthritis di Lutut


Pada Gambar 9, MRI dengan T1 (kiri) dan proton density fat-supressed sequences
(kanan), menunjukkan pecahnya meniscus medial (tanda panah) dengan edema
sumsum tulang tibialis yang berdekatan (tanda bintang) dan fissura serta fringed cartilago

(tanda panah) sebagai tanda awal perkembangan osteoarthritis. 19

Anda mungkin juga menyukai