Anda di halaman 1dari 1

Kisah ini lazimnya dikatakan berasal dari tradisi Elohista, namun di dalamnya terdapat

pula beberapa unsur yang berasal dari tradisi Yahwista, Kej 22:11,14,15-18 dan nama
Maria dalam Kej 22:11,14,15-18 dan nama Moria dalam Kej 22:2. Kisah ini barangkali
disusun berdasarkan sebuah ceritera mengenai didirikannya sebuah tempat suci bangsa
Israel, di mana berlainan dengan tempat-tempat suci milik orang Kanaan, tidak
dipersembahkan korban berupa manusia. Dalam bentuknya sekarang kisah itu
membenarkan hukum Israel mengenai tebusan anak sulung. Sama seperti buah
bungaran dan anak sulung ternak, demikianpun anak sulung manusia adalah milik Allah.
Tetapi anak sulung manusia tidak perlu disembelih sebagai korban, tetapi harus ditebus,
Kej 13:11+. Karenanya kisah Kej 22 ini dapat dipandang sebagai ceritera yang
bermaksud mengutuk pengorbanan anak-anak, Ima 18:21. Pengutukan itu berulang kali
diungkapkan para nabi. Selebihnya kisah itu mengandung ajaran rohani yang lebih
berharga, yaitu kepercayaan Abraham yang menjadi teladan kepercayaan sejati. Dalam
peristiwa pengorbanan Ishak kepercayaan Abraham mencapai titik puncaknya. Para
pujangga Gereja mengartikan pengorbanan Ishak sebagai pralambang sengsara Yesus,
anak tunggal Allah.

Anda mungkin juga menyukai