Anda di halaman 1dari 2

DIALOG BARDAISAN DENGAN ORANG MAGIUS (TAHUN 196 M)

PIHAK ZOROASTER: Jika Allah itu esa, sebagaimana ajaran kamu, dan jika Ia
Pencipta umat manusia, dan jika Ia berkehendak untuk membuat kamu melakukan
apa yang diperintahkan-Nya kepada kamu, mengapa Ia tidak menciptakan
manusia supaya mereka tidak mungkin berbuat salah; atau juga supaya mereka
senantiasa berbuat apa yang benar, sebab dengan cara demikian, bukankah Ia akan
dapat mencapai kehendakNya?

(pertanyaan ini mungkin saja telah berhasil menjebak Bardaisan, sehingga bisa
saja dia terpaksa mengaku Allah tidak senantiasa baik saja, tetapi dapat juga
jahat_ sesuatu yang justru mengikuti ajaran Zoroaster, yaitu terkati dengan Dua
ilah kembar: yang berkarakter baik (Ahura-Mazda) dan berkarakter jahat
(Ahriman)

TANGGAPAN BARDAISAN: Jika manusia diciptakan supaya dia tidak dapat


berbuat jahat, maka dia tidak memiliki dirinya sendiri (yaitu kebebasan untuk
memilih), sebab dia hanya akan dijadikan sebagai alat oleh Dia yang
menggerakannya.

Tetapi, dalam kemurahan-Nya Allah telah memutuskan untuk menciptakan


manusia secara berbeda (tidak seperti makhluk-makhluk lainnya). Dengan
memberi mereka kebebasan, Ia meninggikan manusia di atas seluruh makhluk
lain.

METODE PENGINJILAN ELIA, USKUP MOQAN ( IRAN_ ABAD 9)

Elia, seorang rahib yang saleh yang sangat rendah hati, merskipun beliau seorang yang
tidak beigtu terpelajar. Namun, sebagai satu bentuk penghormatan terhadap iman dan
kesalehan beliau, Patriakh Timotius I, justru berkenan melantik beliau menjadi seorang
uskup.

Adapun metode penginjilan Elia sebagai berikut:

Ia memulainya dengan pengamatan secara teliti keadaan suatu kota. Tatkala beliau
melihat bahwa orang-orang di sana menyembah pepohonan keramat dan batu-batu, beliau
berdoa agar Allah berkenan memakainya sebagai sarana untuk membuat orang-orang itu
menistakan berhala-berhala mereka sendiri demi membuat mereka bertobat dan
diperbarui.

Elia berkhotbah setiap hari di tepi jalan-jalan kota itu dan berseru-seru:
“ hai kalian yang menyimpang dari pengetahuan yang benar tentang Allah! Allah, Tuhan
atas segala sesuatu, telah mengutus aku untuk menarik kalian dari kekeliruan-kekeliruan
yang kamu anut itu… karena kebidohan dan tipu muslihat setan-setan, kalian telah
mempersembahkan sesajian, yang seharusnya ditujukan kepada Allah, tetap justru kamu
persembahkan kepada pohon-pohon”

Pada suatu saat, Elia diolok-olok sesudah menantang rakyat seusai pendekatan
tersebut. Pada saat itu, rakyat sedang terpapar/terkena wabah bencana. Dan Elia,
menjanjikan bahwa beliau dapat menyembuhkan mereka, sekiranya mereka bersedia
untuk menjauhi praktik-praktik penyembahan berhala dan berpaling kepada Allah.
Kemudian, beliau menyembuhkan mereka dengan basuhan minyak suci, mengusir setan-
setan, dan termasuk memberitakan injil agar mereka percaya.

Namun,Elia masih tetap menghadapi masalah. Orang-orang yang sudah dilayani


itu enggan untuk dibaptis karena diliputi ketakutan terhadap kuasa Yazd, satu roh
pemeliharan, berwujud sebuah pohon yang begitu dikeramatkan. Mereka berkata “ Kalau
Allahmu dapat membinasakan Yazd, maka kamu dapat berbuat apa saja kepada kami
sesuai kehendakmu”.

Elia mengahadapi tantangan itu dengan meminta sebuah kapak. Kemudian,


dengan menggulung lengan bajunya, ia mendatangi pohon keramat tersebut, yang begitu
besar dan menjulang tinggi. Elia mengayunkan kapaknya dan mulai menebang pohon itu
tanpa tertimpa bencana apa pun pada dirinya.

Kini, setelah rakyat meihat peristiwa itu, hati mreka pun melunak dan bersedia
untuk dibaptis. Mereka mendirikan sebuah gereja.

Anda mungkin juga menyukai