Anda di halaman 1dari 347

PERTEMPURAN ABADI SEPANJANG

ZAMAN
A. Titik Mula Pertempuran.
Pertempuran

melawan

iblis

lanatullah alaih telah terjadi sejak


diciptakannya Adam Alaihis Salam,
peristiwa itu bermula ketika iblis
membangkang perintah Allah SWT
untuk bersujud kepada Adam. Allah
berfirman : Sesungguhnya Kami telah

menciptakan kamu (Adam), lalu Kami


bentuk tubuhmu, Kemudian Kami
katakan

kepada

para

malaikat:

"Bersujudlah kalian kepada Adam",


Maka mereka pun bersujud kecuali
iblis. dia tidak termasuk mereka yang
bersujud. Allah berfirman: "Apakah
yang menghalangimu untuk bersujud
(kepada

Adam)

di

waktu

Aku

menyuruhmu?" Iblis menjawab "Aku


lebih

baik

daripadanya:

Engkau

ciptakan aku dari api sedang dia


Engkau ciptakan dari tanah". Allah
berfirman: "Turunlah kamu dari surga
itu; Karena tidaklah kamu sepatutnya
menyombongkan diri di dalamnya,
Maka keluarlah kamu, Sesungguhnya
kamu

termasuk

hina".

Iblis

orang-orang

yang

menjawab:

"Beri

tangguhlah aku sampai waktu mereka


dibangkitkan".

Allah

berfirman:

"Sesungguhnya kamu termasuk mereka


yang diberi tangguh." Iblis menjawab:
"Karena Engkau telah menghukum aku
tersesat,

aku

benar-benar

(menghalang-halangi)

mereka

akan
dari

jalan Engkau yang lurus, Kemudian


aku akan mendatangi mereka dari

muka dan dari belakang mereka, dari


kanan dan dari kiri mereka. dan
Engkau

tidak

akan

mendapati

kebanyakan mereka bersyukur (taat)


kepada-Mu. (QS. Al-Araaf (7): 11-18).
Pembangkangan
dilakukan

iblis

yang

didasari

karena

kesombongannya, ia merasa lebih baik


dari Adam karena diciptakan dari api
sedangkan Adam diciptakan dari tanah.
Sejak itulah genderang permusuhan
abadi dikumandangkan hingga hari
kiamat. Iblis dan bala tentaranya tidak
pernah

berhenti

penyerangan

melakukan

terhadap

keturunannya
memalingkannya

Adam

dan

dengan

cara

dari

jalan

shirotulmustaqim. Tetapi Allah SWT


telah memberikan petunjuk kepada

Adam untuk istiqomah mengikuti jalan


shirotulmustaqim, jalan keselamatan,
Islam

yang

murni

mengantarkan

yang

akan

orang-orang

yang

menitinya ke gerbang kebahagiaan


yang hakikki.
B. Tergelincirnya Adam ke muka bumi
Dengan segala tipu daya dan
kebusukannya akhirnya iblis mampu
menggelincirkan Adam ke muka bumi.
Adam dan Hawa telah melakukan
pelanggaran dengan mendekati dan
mencicipi buah terlarang di surga.
Akhirnya mereka berdua menyesali
kesalahannya, lalu memohon ampun
kepada Allah SWT, kemudian Allah
SWT

mengampuni

mereka

dan

memerintahkan mereka untuk keluar


dari

surga

dan

turun

ke

bumi.

Peristiwa ini diabadikan di dalam AlQuran, Surat Al-Araaf (7): 20-22.


Pengalaman yang sangat pahit
terperosoknya bapak umat manusia
Adam AS harus menjadi pelajaran yang
sangat

berharga

bagi

anak

keturunannya, sehingga manusia akan


waspada terhadap segala tipu daya Iblis
lanatullah.
C. Sekali Musuh Tetap Musuh
Permusuhan iblis tidak hanya
sebatas

meng-gelincirkan

kepada

jurang

kekufuran,

manusia

kesesatan

bahkan

terhadap

dan
para

penyembah syaithon sekali pun iblis


tetap

memusuhinya.

Hal

tersebut

dikarenakan kebenciannya terhadap


jenis

manusia.

Dikarenakan

iblis

merasa lebih mulia dan lebih tinggi

dari manusia. Dari sini sangat jelas


bahwa iblis adalah musuh yang nyata
bagi manusia khususnya orang-orang
yang beriman, untuk itu dia harus
dijadikan sebagai musuh. sekali musuh

tetap

musuh

Allah

berfirman

Sesungguhnya syaithon (iblis) itu


adalah

musuh

bagimu,

Maka

jadikanlah ia sebagai musuh(mu), (QS.


Faathir (35): 6).
Bentuk Makar-Makar Iblis
Di dalam surat Al-Araaf (7): 18
telah dijelaskan tentang upaya-upaya
yang dilakukan Iblis dalam proses
permusuhan

tersebut.

Dalam

mentafsirkan strategi Iblis ini, Ibnu


Abbas ra yang berasal dari riwayat Ali
bin Abi Tholhah menegaskan:

Dari depan adalah " aku berikan


keraguan kepada mereka tentang
hari qiyamat".
Dari

belakang

adalah

"

aku

gemarkan mereka dengan dunia


mereka".
Dari kanan adalah "aku samarkan
kepada

mereka

urusan

agama

mereka".
Dari kiri adalah " aku senangi
mereka dengan berbagai maksiat".
Menurut Ibnu Qoyyim AlJauziyah rhm " setiap keburukan yang
ada dalam dunia ini disebabkan oleh
syaithon. Dan kita tidak mungkin
dapat

menghitung

jenis-jenis

keburukan yang disebarkan olehnya,


apalagi rincian satuannya. Akan tetapi
jenis-jenis

keburukan

yang

disebarkannya itu dapat digolongkan


dalam enam bentuk, yaitu:
1. Kesyirikan,

kekufuran

serta

permusuhan kepada Alloh swt dan


Rosulnya saw
2. Membuat hal baru dalam agama
(bid'ah).
3. Dosa-dosa besar.
4. Dosa-dosa kecil.
5. Sibuk dengan hal-hal mubah.
6. Sibuk dengan hal-hal yang kurang
penting dengan meninggalkan hal
yang lebih penting.
Munculnya

agama-agama

selain Islam, aliran-aliran kekufuran,


firqah-firqah dlallah (sesat), sihir dan
lain-lain adalah produk Iblis lanatullah
Untuk itu setiap muslim harus
mewaspadai

makar-makar

iblis

tersebut.
dilakukan

Karena
oleh

strategi

yang

iblis

untuk

menjerumuskan Bani Adam sangat


banyak, mereka menyerang dari segala
penjuru. Bersama para pasukannya
lengkap dengan persenjataannya.
D. Pertempuran dari Zaman ke Zaman
Pertempuran

terus

berjalan

tanpa henti. Sejak mereka diturunkan


ke bumi, Adam AS membawa missi
peribadatan hanya kepada Allah dan
Iblis

lanatullah

membawa

missi

penyimpangan. Hingga akhirnya Iblis


berhasil membawa penyimpagan besarbesaran di jaman Nuh AS, yaitu
kekufuran

dan

kesyirikan

kepada

Allah, setelah sepuluh kurun/generasi


umat manusia berada di atas satu
agama.

Allah

SWT

berfirman

Manusia itu adalah ummat yang satu


hingga mereka menyimpang (kafir)
(Setelah timbul perselisihan), maka
Allah mengutus para nabi, sebagai
pemberi kabar gembira dan pemberi
peringatan. (QS. : Al-Baqarah (2):
213)
Demikianlah setiap kali terjadi
penyimpangan Allah mengutus para
Rasul dan Nabi-Nya. Hingga datanglah
Nabi terakhir Muhammad SAW yang
diutus untuk seluruh manusia dan jin.
Di sini umat manusia terbelah menjadi
dua, yaitu orang-orang yang mau
kembali kepada Islam dan yang tetap
menyimpang dalam kekafirannya.
Namun demikian orang-orang
yang

menerima

dakwah

nabi

Muhammad

SAW

bukannya

telah

selamat dari tipu daya Iblis lanatullah!!


Munculnya

firqah-firqah

dlallah adalah salah satu hasil karya


keberhasilan Iblis, sebagaimana Nabi
SAW telah bersabda dalam hadits yang
shahih,

hadits

iftiraq

(perpecahan

ummat):
...dan ummatku akan berpecah belah

menjadi tujuh puluh tiga kelompok


keagamaan. Seluruhnya berada di api
neraka, kecuali satu kelompok. Mereka
(para sahabat) bertanya: siapakah satu
kelompok itu ya Rosulullah? Beliau
menjawab: mereka yang mengikuti
jejakku dan jejak sahabat-sahabatku.
(HR. At Tirmidzi No: 2643, Al Hakim
dalam al-Mustadrok: 1/218 dan Al
lalikai: 1/99)

Hadits ini adalah merupakan


berita kenabian yang pasti terjadi. Dan
benarlah, sepeninggal Nabi SAW telah
terjadi

perpecahan,

sekarang

pun

sedang terjadi perpecahan dan akan


terus terjadi perpecahan!
Dengan demikian pergulatan
kebenaran dienullah dan kesesatan
Iblis akan tetap terus berjalan dari
zaman

ke

pergulatan

zaman.
dengan

Bukan
kekufuran

hanya
dan

kesyirikan Ibils dan bala tentaranya


saja

secara

umum,

namun

juga

pergulatan intern umat Islam dengan


firqah-firqah

dlallah.

Pergulatan

pergesekan manhaj kebenaran dan


kebatilan, bahkan pergesekan fisik dan
tertumpahnya

darah,

seperti

yang

terjadi

ketika

munculnya

firqah

pertama Khawarij
Wallahu Alam.
Nantikan pada edisi selanjutnya secara
beruntun
dengan

pembahasan
firqah

pergulatan

dlallah

sepanjang

zaman!!

IBLIS ITU BENAR-BENAR ADA!


BUKAN ILUSI..!!
A. Iblis

adalah

Makhluk,

Bukan

Sekedar Sifat.
Tidak didapati kaum muslimin yang
mengingkari

keberadaan

Iblis

(jin)

kecuali sebagian golongan al Jahmiyah


dan al Mutazilah. Namun pada saat ini
banyak ummat Islam yang terpengaruh,
mereka

beranggapan

bahwa

iblis

bukanlah makhluk, melainkan hanya


sekedar sifat yang disematkan kepada jin
dan manusia yang suka berbuat jahat.
Manusia yang jahat disebut iblis, jin
yang jahat disebut iblis. Karena pada
dasarnya

manusia

ada

yang

baik

(sholeh) dan ada yang jahat (kafir).


Demikian juga jin, ada jin muslim dan
ada jin kafir. Sungguh pendapat ini
adalah pendapat yang sangat batil. Di
dalam Al-Qur'an Alloh
Dan

(ingatlah)

berfirman

kepada

berfirman :

ketika
para

Kami
malaikat:

"Sujudlah kalian kepada Adam, maka


sujudlah mereka kecuali Iblis. Dia
adalah dari golongan jin, maka ia
mendurhakai

perintah

Robbnya.

Patutkah kalian mengambil dia dan


turanan-turunannya sebagai pemimpin

selain daripada-Ku, sedang mereka adalah


musuhmu? Amat buruklah Iblis itu
sebagai pengganti (dari Alloh) bagi orangorang yang zalim. (Al-Qur'an Surat AlKahfi (18): 50).
Di

dalam

ayat

ini

Alloh

memerintahkan kepada para malaikat dan


Iblis untuk bersujud kepada Adam.
Perintah tersebut sudah pasti ditujukan
kepada

makhluk,

baik

malaikat

maupun iblis. Bukan kepada sifat.


Kemudian Iblis membangkang perintah
Alloh. Pembangkangan tersebut adalah
sebuah perbuatan yang dilakukan oleh
makhluk, bukan sifat, karena sifat tidak
kuasa melakukan apapun. Kemudian
dikatakan : Dia adalah dari golongan

jin. Jadi lebih jelas lagi bahwa Iblis


adalah makhluk dari golongan jin. Di

dalam Shahiih Muslim dari Aisyah


dari

Rosululloh

bahwa

Beliau

bersabda :

Malaikat diciptakan dari cahaya, Iblis


diciptakan dari nyala api murni (tanpa
asap), dan Adam diciptakan dari apa
yang telah sampai kepadamu (tanah).
(Hadits Riwayat Muslim no. 2996).
Dari sini dapat disimpulkan bahwa
Iblis benar-benar makhluk, diciptakan
Alloh

dari api. Dan Ahlussunnah

wal Jamaah meyakini hal itu.


B. Antara Iblis dan Syaitan.
Iblis adalah Syaitan. Dinamakan Iblis
karena makhluk ini telah putus asa dari
rahmat Alloh

, perhatikanlah ayat-ayat

di bawah ini tentang pemakaian kalimat


Iblis dan Syaitan:

Dan

(ingatlah)

berfirman

ketika

kepada

Kami
para

Malaikat:"Sujudlah kalian kepada Adam",


maka sujudlah mereka kecuali iblis; ia
enggan dan takabur dan adalah ia
termasuk golongan orang-orang yang
kafir. (QS. Al Baqarah (2):34).
Lalu keduanya digelincirkan oleh
syaitan dari surga itu dan dikeluarkan
dari

keadaan

semula

dan

berfirman:"Turunlah

Kami
kalian!

Sebahagian kalian menjadi musuh bagi


yang lain, dan bagi kalian ada tempat
kediaman di bumi, dan kesenangan hidup
sampai waktu yang ditentukan. (QS.
Al Baqarah (2):36)
C. Keyakinan Bahwa Iblis Tidak Ada
Adalah Sangat Berbahaya.

Tidak meyakini bahwa iblis


adalah makhluk maka ini merupakan
musibah yang besar. Seseorang tidak
akan pernah menyadari akan bahayanya.
Bahwa Iblis selalu memerangi manusia
dari segala arah, depan, belakang, kiri
dan kanan, dengan berbagai macam
kejahatan yang akan menggelincirkan
kepada kemaksiatan, dan puncaknya
adalah

menjerumuskan

ke

dalam

kekufuran, kesyirikan menuju neraka


jahannam. Naudzubillah min dzalik.
Betapa bahayanya makhluk ini sehingga
Alloh

mengajarkan doa dengan

lafadl-lafadlnya
berlindung

langsung

darinya,

untuk

sebagaimana

firman Alloh:

Dan katakanlah: "Ya Robbku


aku berlindung kepada Engkau dari

bisikan-bisikan

syaitan.

Dan

aku

berlindung (pula) kepada Engkau ya


Rabbku,

dari

kedatangan

mereka

kepadaku." (QS. Al Muminun (23):9798). Lafadl-lafal doa khusus ini harus


kita pelihara dan amalkan setiap saat
untuk terlepas dari tipu daya mereka.
D. Iblis dan Bala Tentaranya.
Alloh

berfirman: Hai anak

Adam, janganlah sekali-kali kalian dapat


ditipu oleh syaitan sebagaimana ia telah
mengeluarkan kedua ibu bapak kalian
dari surga, ia menanggalkan dari
keduanya

pakaiannya

memperlihatkan
'auratnya.

kepada

Sesungguhnya

untuk
keduanya
ia

dan

pengikut-pengikutnya melihat kalian


dari suatu tempat yang kalian tidak bisa
melihat mereka. Sesungguhnya Kami

telah menjadikan syaitan-syaitan itu


pemimpin-pemimpin bagi orang-orang
yang tidak beriman. (QS. Al Arof [ 7]
:27)
Kebencian iblis terhadap manusia
adalah kebencian yang sangat jahat.
Sesuai dengan sumpahnya iblis akan
menyesatkan Adam dan keturunannya
dan menjerumuskan ke dalam neraka.
Kejahatan iblis mengancam setiap anak
Adam, baik yang beriman maupun yang
kafir. Sebab pada dasarnya iblis benci
terhadap

makhluk

yang

bernama

manusia. Kebencian itu lahir karena


dendam kesumatnya kepada manusia, dia
terlaknat
karenanya.

dan

terusir

dari

jannah

Bermula dari tidak mau

tunduk kepada perintah Alloh

, ketika

diperintah untuk sujud kepada Adam.

Dia merasa lebih baik dari Adam karena


dia diciptakan dari api, sedangkan Adam
diciptakan dari tanah. Maka murkalah
Alloh

lalu Alloh

melanat dan

mengusir iblis dari syurga.


Realisasi

sumpah

menyesatkan

Iblis

manusia

untuk
dari

sirotulmustaqim hingga hari Kiamat


bukanlah

isapan

jempol.

Upaya

penyesatan itu terjadi dari zaman ke


zaman. Dari zaman nabi Adam sampai
zaman Rosululloh

, banyak sekali

manusia yang telah menjadi korbannya.


Seorang muslim tidak akan pernah
tenang selama ia hidup di dunia, sebab
ancaman dan marabahaya datang setiap
saat. Iblis dan bala tentaranya memiliki
strategi dan perangkap yang banyak
untuk

menghancurkan

manusia,

khususnya orang-orang yang beriman.


Penyerangan tersebut dilakukan secara
bertingkat-tingkat. Sesuai dengan kadar
keimanan seseorang. Tujuannya adalah
membuat

seorang

muslim

ragu

terhadap agama yang diyakininya lalu


murtad.

Upaya-upaya

terhadap

dien

yang

pengkaburan
murni

terus

dilakukan. Iblis membuat kelompokkelompok sesat untuk memecah belah


ummat Islam. Munculnya aliran-aliran
menyimpang yang meng-atasnamakan
dirinya Islam, sesungguhnya tidak lepas
dari sekenario iblis lanatulloh alaihi.
Di dalam Al-Qur'an Alloh
menjelaskan bentuk-bentuk kejahatan
yang

dilakukan

antaranya;

oleh

iblis.

Di

Syaitan mengajarkan sihir (QS. AlBaqarah [2]: 102).


Syaitan turun kepada pendusta,
pendosa, dan yang mendengarkan
mereka,

berpenampilan

sebagai

seorang penyair yang mengatakan


perkataan-perkataan

yang

indah,

padahal mereka sering mengatakan


apa yang mereka sendiri tidak
mengerjakannya. (QS. Asy-Syuara
[26]: 221-227).
Syaitan menjadikan manusia lupa
mengingat Alloh (QS. Al-Mujadilah
[58]: 19).
Syaitan menimbulkan perselisihan di
antara hamba-hamba Alloh (QS. AlIsra[17]: 53).
Syaitan dikirim kepada orang kafir
untuk menghasung mereka berbuat

maksiat dengan sungguh-sungguh


(QS. Maryam [19] : 83).
Syaithan selalu menyertai orang yang
berpaling dari Al-Quran (QS. AzZukhruf [43]: 36).
Syaitan

membangkitkan

angan-

angan kosong (QS. An-Nisa [4]:


102).
Hanya dengan meniti jalan
yang lurus lagi murni, jalan yang
ditempuh oleh Rosululloh
sahabatnya,

manusia

dan para
akan

terselamatkan dari tipu daya Iblis


lanatulloah alaih..!!. Jalan inilah yang
akan mengantarkan manusia kepada
keselamatan dan kebahagiaan dunia
dan akhirat. WAllohu Alam.

KETERPURUKAN DAN
KEBANGKITAN DARI MASA KE
MASA
A. Pada masa Nabi Adam
Nabi

Adam

.
manusia

pertama yang diciptakan oleh Allah


l dan bertempat tinggal di surga,
karena tergoda oleh bujuk rayu iblis
akhirnya

Beliau

dan

Isterinya

(Hawa) dikeluarkan dari surga dan


diturunkan ke bumi. Setelah itu
Adam memohon ampun kepada
Allah

atas dosa yang ia lakukan

dan Allah

pun mengampuninya.

Ketika Adam tinggal di bumi beliau


tidak

henti-hentinya

mendakwahkan tauhid kepada anak


cucu dan keturunannya. Karena
iblis selalu mengintai Adam dan

keturunannya untuk dijerumuskan


ke dalam lembah kesesatan dan
kesengsaraan.

B. Pada masa Nabi Nuh

Sepeninggal Nabi Adam

manusia tinggal dalam kurun waktu


yang cukup lama sebagai umat yang
satu

yang

mengikuti

petunjuk.

Setelah itu mereka berselisih dan


syetan pun memasukkan kejelekan
yang
mereka

bermacam-macam
dengan

berbagai

kepada
cara.

Ketika sejumlah orang shalih dari


kaum Nabi Nuh
kaum

itu

meninggal dan
bersedih

atas

meninggalnya mereka, maka syetan


datang

kepada

memerintahkan

mereka
mereka

serta
supaya

membuatkan patung mereka sebagai


tugu silsilah serta untuk mengenang
perilaku mereka, dan itulah awal
timbulnya

penyimpangan

aqidah. Setelah

mereka

yang

membuat patung orang-orang shalih


itu binasa, maka datang generasi
setelah mereka dan pengetahuan
tentang sejarah patung itu telah
hilang maka syetan berkata kepada
mereka,

Patung-patung tersebut

adalah wadd, suwaa, yaghuts, yauq


dan nasr, dan nenek moyangmu
telah menyembah patung-patung itu
serta memohon pertolongan kepada
patung-patung

tersebut.

Dengan

patung-patung

itulah

mereka

meminta hujan dan di jauhkan dari


penyakit.

Syetan

terus-menerus

membujuk
akhirnya

mereka,
mereka

patung-patung

sehingga
menyembah

tersebut

dengan

sungguh-sungguh walaupun datang


kepada mereka nasehat dari para
pemberi nasehat.
Kemudian Allah mengutus Nabi
Nuh AS di tengah-tengah mereka,
dimana

mereka

mengetahuinya

serta mengetahui kebenaran yang


dibawanya,

kejujurannya

kesempurnaan

akhlaknya,

dan
seraya

berkata, Wahai kaumku sembahlah

Allah, sekali-kali tak ada Ilah


bagimu selain-Nya. (Al-Araf: 59).
Kemudian Nuh

memerintahkan

kepada mereka supaya memperoleh


kebaikan baik di dunia maupun di
akhirat,

seraya

berkata, Hai

kaumku, sesungguhnya aku adalah


pemberi

peringatan

menjelaskan
sembahlah

yang

kepadamu,

(yaitu)

olehmu

Allah,

bertaqwalah kepada-Nya dan taatlah


kepadaku,

niscaya

Allah

akan

mengampuni sebagian dosa-dosamu


dan menangguhkan kamu sampai
kepada waktu yang ditentukan.
Sesungguhnya

ketetapan

Allah

apabila telah datang tidak dapat


ditangguhkan,

kalau

kamu

mengetahui. (Nuh: 1-4).


Setelah itu Nuh

mulai

bangkit dan memerintahkan kepada


kaumnya supaya beribadah kepada
Allah semata dan meninggalkan
penyembahan
berhala.

terhadap

Setelah

950

berhalatahun

mendakwahi

kaumnya

hanya

sedikit yang beriman, belasan orang


menurut suatu riwayat dan delapan
puluhan

menurut

riwayat

yang

lainnya.
C. Pada masa Nabi Musa
Musa
Israil

merupakan Nabi Bani

teragung.

kitabnya,
rujukan

Syariat

Taurat,
seluruh

dan

merupakan

nabi-nabi

dari

kalangan Bani Israil dan ulama


mereka.

Pengikut

beliau,

juga

termasuk yang terbanyak setelah


ummat Nabi Muhammad
lahir

saat

Firaun

Beliau

melakukan

penindasan yang sadis terhadap Bani


Israil. Bayi laki-laki mereka yang
baru
wanita

lahir dibunuh
ditindas

dan

kaum
dengan

menjadikannya
kaum

laki-laki

sebagai

pengabdi

dan

sasaran

penghinaan. Diutusnya Nabi Musa


kepada
mendakwahkan

kaumnya

untuk

tauhid

dan

menghentikan seluruh tindakan keji


yang dilakukan oleh Firaun dan
bala tentaranya hingga Firaun dan
bala

tentaranya

Allah

ditenggelamkan

di Sungai Nil.

Itulah tiga diantara kisah-kisah


besar para Nabi ketika diutus di
tengah-tengah

kaumnya

untuk

mendakwahkan Islam, mengangkat


mereka dari gelapnya kesesatan ke
terangnya

petunjuk

shirotul

mustaqim. Banyak sekali kisahkisah yang menceritakan kehidupan


para Nabi yang diutus oleh Allah

di tengah-tengah kaumnya untuk


mengangkat umat manusia dari
keterpurukan-keterpurukan

baik

terpuruk secara duniawi maupun


terpuruk secara ruhani.
Para Nabi dan Rasul yang
diutus kepada kaumnya memiliki
tujuan dakwah yang sama yaitu
mendakwahkan kemurnian Islam
(tauhid)

agar

Allah

beribadah
saja

dan

mempersekutun-Nya

kepada
tidak
dengan

sesembahan selain-Nya. Allah


berfirman :

Dan

sungguhnya

kami

Telah

mengutus Rasul pada tiap-tiap umat


(untuk menyerukan): "Sembahlah
Allah (saja), dan jauhilah Thaghut
itu", (QS : An Nahl [16] : 36)

Tauhid

merupakan sebuah

pohon di dalam hati yang cabangnya


adalah amalan yang shalih dan
buahnya adalah kebahagiaan hidup
di dunia dan akhirat. Kemudian
tauhid

merupakan

dasar

yang

dibangun di atasnya amalan-amalan


shalih. Maka tentu saja merupakan
prioritas dakwah para nabi dan para
rasul,

termasuk

Muhammad

nabi

kita

Keterpurukan

dan

kebangkitan

Islam tidak hanya terjadi pada


zaman Nabi saja bahkan terjadi pada
tiga

kurun

kenabian.

generasi
Perpecahan

setelah
dan

penyimpangan terjadi di manamana.

Perpecahan

dan

penyimpangan terjadi disebabkan

karena manusia enggan berpegang


kepada kemurnian (tauhid), manhaj
yang benar, yaitu manhaj Rasulullah
dan para sahabatnya yang dijamin
keselamatan

oleh

Allah

Kemudian keterpurukan di zaman


sekarang ini masih kita rasakan.
Untuk itu kita sebagai ummat Islam
yang bermanhaj Ahlussunnah wal
Jamaah harus bangkit dan bersegera
untuk

mendakwahkan

mendakwahkan

Islam,
tauhid,

mendakwahkan shirotul mustaqim,


jalan yang Rosulullah n dan para
sahabatnya ada di atasnya. Jalan
yang

mengantarkan

ummat

kepada kebahagiaan yang hakiki.


REKAM JEJAK
PERPECAHAN UMAT

ini

Penyimpangan dan perselisihan


dalam kehidupan umat manusia tidak
muncul begitu saja dan tidak terjadi secara
tiba-tiba, serta tidak serentak ada dalam
waktu dan tempat yang bersamaan.
Namun muncul dalam rentang waktu
yang panjang, proses sejarah yang lama,
melalui gejolak peristiwa yang beraneka
ragam dan di tempat yang bahkan saling
berjauhan.
Awal Kerusakan Manusia
Dalam sejarah kehidupan umat
manusia, penyimpangan dan perpecahan
dimulai oleh kerusakan fithrah mayoritas
manusia

dikarenakan

harmonis

dua

kekuatan

perpaduan
perusak

(destruktif), yaitu nafsu syahwat umat


manusia sendiri yang merupakan instink
bawaan (gharzah), dan juga karena

makar setan yang gemar menghiasi


amal buruk manusia sebagai sesuatu yang
tampak bagus dan indah. Maka manusia
pun menjadi makhluk yang paling
banyak

membantah

dan

bertahan

dengan kebatilannya, karena fithrahnya


rusak, mata hatinya menjadi buta dan akal
sehatnya menjadi gelap lagi sesat.
Setelah generasi umat secara estafeta
datang silih berganti, maka generasi yang
muncul selanjutnya adalah generasi yang
mengalami

berbagai

kerusakan

dan

kelemahan. Yaitu generasi yang rusak dan


lemah dalam kemauan dan cita-citanya,
yang dominan malah gejolak syahwatnya
yang tampak membuncah. Timbullah
berbagai syubhat, hati mulai mengeras,
teladan sangat minim, sunnah memudar,
bidah merajalela dan makin leluasa

berkeliaran, serta yang benar bercampur


dengan kebatilan. Kitab-kitab suci dan
atsar nabawiyyah tercampakkan dan
tergantikan

oleh

beragam

filsafat

paganisme, keutamaan berfikir jernih


dalam bingkai keimanan pun terkalahkan
oleh kekuatan nalar logika yang menipu
namun dikultuskan. Akhirnya, umat yang
dahulunya bersatu di atas kebenaran,
menjadi berselisih, menyimpang dan
berpecah belah.
Alloh

berfirman:

Kemudian mereka (pengikutpengikut Rosul itu) menjadikan


agama mereka terpecah belah
menjadi beberapa pecahan. Tiaptiap golongan merasa bangga
dengan apa yang ada pada sisi

mereka (masing-masing). (QS.


al-Muminun [23]: 53)
Perpecahan Dalam Islam
Bukan hanya pada umat manusia
secara umum, kerusakan pun terjadi dan
selalu

menghantui

umat

Islam,

dimanapun mereka berada dan berlaku


sampai kapanpun. Selain karena latar
belakang dan faktor penyebab tersebut di
atas, juga karena makar jahat dan sepak
terjang licik Ibnu Sauda alias si Anak
Hitam, Abdullah bin Saba al-Yahudi,
yang oleh para ulama, pakar sejarah dan
cendekiawan dianggap sebagai penyulut
api fitnah dan penyemai benih-benih
perpecahan

dalam

Islam.

Hal

ini

tentunya dengan tidak melupakan faktor


internal yang dimiliki oleh umat Islam
sendiri,

yaitu

karena

mereka

meninggalkan

ajaran

agamanya

dan

karena memperturutkan hawa nafsu


mereka.

Namun

yang

juga

harus

dipahami, bahwa perpecahan adalah


sebuah

sunnatullah

atau

realitas

kehidupan (kaun) yang harus disikapi


dan dihadapi, di samping secara syari
kitapun dituntut untuk tetap bersatu
padu, yaitu bersatu di atas kebenaran dan
berpadu

dalam

barisan

pembela

kebenaran.
Alloh

berfirman:

Jikalau Robbmu menghendaki,


tentu Dia menjadikan manusia
umat yang satu, tetapi mereka
senantiasa berselisih pendapat,
kecuali orang-orang yang diberi
rahmat oleh Robbmu. Dan untuk
itulah

Alloh

menciptakan

mereka.

Kalimat

Robbmu

(keputusan-Nya)

telah

ditetapkan: Sesungguhnya aku


akan

memenuhi

neraka

Jahannam

dengan

jin

dan

manusia

(yang

durhaka)

semuanya. (QS. Hud [11]: 118119)

Rosululloh

bersabda:

Sesungguhnya para penganut


kedua

Kitab

(Yahudi

dan

Nashrani) berpecah belah dalam


agama mereka menjadi 72 sekte
keagamaan. Dan sungguh umat
inipun (Islam) akan terpecah
menjadi 73 sekte; semuanya
masuk

neraka

kecuali

satu

golongan, yaitu al-Jamaah (yaitu


Ahlus Sunnah wal Jamaah).
(HR. Abu Dawud dan Ahmad,
dishahihkan al-Albani)
Menurut Qatadah

, satu golongan

yang selamat dan mendapat rahmat Alloh


tersebut adalah golongan yang bersatu
padu, walaupun negeri dan bangsa
mereka berjauhan. Sedangkan golongan
yang mendurhakai-Nya adalah golongan
yang menggemari perpecahan, walaupun
mereka mendiami negeri dan bangsa yang
sama.
Dampak Perpecahan Dalam Islam
Singkat

cerita,

setelah

berlangsungnya konspirasi busuk yang


berujung pada terjadinya pembunuhan
keji terhadap shahabat mulia Utsman bin
Affan

kemudian berlangsungnya

peristiwa

(tahkm)

arbitrase

atau

perjanjian damai antara shahabat mulia


Ali bin Abi Thalib

dan shahabat mulia

Muawiyyah bin Abi Shufyan, munculnya


sekte sesat (firqah dhllah) pertama dalam
Islam, yaitu Khawarij; yang mengkafirkan
(takfr)

kedua

belah

pihak

yang

mengadakan tahkm tersebut, dengan


dalih

sesat

berhukum

bahwa
dengan

keduanya
hukum

bukan dengan hukum Alloh

telah

manusia,
, dan

berkeyakinan bahwa pelaku dosa besar


adalah orang yang kafir. Selanjutnya
muncul sekte Syiah Rafidhah yang
memiliki klaim dusta lagi sesat, yaitu
mengaku sebagai pencinta shahabat Ali
dan Ahlu Baitnya. Bahkan di antara
mereka ada yang mengkultuskannya dan
ada pula yang sampai pada puncak

kesesatan menjadikan shahabat Ali


sebagai Tuhan.
Seakan pintu kesesatan mulai terbuka
dan tirai kebatilan tersingkap, berikutnya
muncul sekte yang ingkar terhadap takdir
Alloh

, yang digagas oleh tokoh sesat

bernama Mabad al-Juhni. Sekte sesat ini


muncul ke panggung sejarah pada akhir
abad pertama sebagai Qadariyyah. Masih
di abad yang sama, mucul pula sekte sesat
yang mengcounter atau membantah
firqah Khawarij, namun dengan landasan
bidah pula, yaitu Murjiah. Kemudian
berturut-turut seakan-akan tidak mau
ketinggalan kereta, muncul Ahlu tathl
yang meniadakan nama-nama dan sifatsifat Alloh

yang digagas oleh dua

tokoh sesat, yaitu Jad bin Dirham dan


Jahm bin Shafwan. Lalu disusul oleh sekte

sesat yang berkeyakinan bahwa kehendak


(irdah) Alloh

bersifat mutlak sehingga

manusia tidak memiliki irdah sama


sekali; mereka dikenal sebagai Jabariyyah.
Hingga pada akhirnya muncul pula sekte
yang dikenal sebagai Mutazilah yang
mengusung jargon f manzilah baina

manzilatain, bahwa pelaku dosa besar


berada di antara dua kedudukan, tidak
Muslim dan bukan pula kafir; awalnya
digagas oleh tokoh sesat bernama Washil
bin Atha.
Demikian seterusnya firqah dhllah
semakin bertambah ramai dan semarak,
terlebih setelah diterjemahkannya bukubuku filsafat Yunani, jauhnya kaum
Muslimin dari Sunnah Rosululloh
menjalarnya

hawa

nafsu

dan

bagaikan

penyakit rabies yang semakin kronis dan

akut. Semoga Alloh

menyelamatkan

kita semua dari kesesatan dan perpecahan.


Sebagai gantinya, semoga Alloh
membimbing kita kepada jalan Sunnah
dan menjadikan hati kita semua bersatu
padu di atas Sunnah tersebut. Amin....

FITNAH KUBRO
AWAL PENYEPELEAN AMANAT
ang dimaksud fitnah dalam kajian ini
Y
berarti peperangan, pertikaian atau

perselisihan, dan perpecahan yang


terjadi pada umat Islam generasi awal,
karena

fitnah

tersebut

tiada

lain

merupakan hal yang samar lagi rancu


(syubuhat)

dan

berkaitan

dengan

masalah pelik yang menjadi polemik


berlarut-larut hingga sering menjadi
perbedaan pendapat. Sedangkan yang
dimaksud dengan fitnah kubro atau
fitnah yang besar, maka dalam kajian
para ulama yang dimaksud dengan
terma tersebut adalah: (1) fitnah yang
terjadi pada kekhilafahan Utsman bin
Affan

dikenal

sebagai

fitnah

pertama; dan (2) fitnah yang terjadi


pada masa kekhilafahan Ali bin Abi
Thalib

, yang diistilahkan sebagai

fitnah kedua.

Berkaitan dengan fitnah tersebut,


Imam az-Zuhri
Fitnah

berkata:

pertama

telah

bergolak

ketika para sahabat Rosululloh banyak


yang masih hidup....
Dan Imam Said bin al-Musayyab
berkata:
...setelah

itu

muncullah

fitnah

kedua, tepatnya ketika para sahabat


yang

ikut

serta

dalam

Hudaibiyah

sudah

tidak

Kemudian

berlanjut

perjanjian
ada

dengan

lagi.
fitnah

ketiga, yang akan lenyap manakala


orang-orang

tidak

lagi

memiliki

kekuatan.
Fitnah Pertama
Menurut para sejarahwan, benih
merekahnya
kegerahan

fitnah

dimulai

dari

sebagian

kalangan

yang

merasa tindak-tanduknya dikontrol oleh


Khalifah Utsman

, ketidaksenangan

kalangan yang suka berhura-hura dan


kekhawatiran orang-orang zuhud dan
wara yang melihat banyaknya kaum
Muslimin yang terpedaya oleh harta
benda dan kekayaan duniawi, atau
karena hal lainnya. Walau sebenarnya
benih fitnah ini tidak bulat seratus
persen dapat diterima.
Namun yang menjadi sorotan tajam
dan kajian analitis para ulama, bahwa
faktor penyebab bergolaknya fitnah
pertama adalah:

1. Pengaruh Sekte Sabaiyyah.


Yaitu

gerakan

rahasia

dalam

menebar racun pemikiran dan virus


aqidah yang dimasifkan oleh kegiatan
dan sepak terjang Abdullah bin Saba

al-Yahudi

yang

kemudian

berkonspirasi organik dan ideologis


dengan para mantan budak (mawali)
yang

pura-pura

menampakkan

keislamannya, namun tetap bertahan


dengan

kekafiran

disembunyikan,

lamanya

alias

yang

berkelakuan

zindik. Ternyata gerakan Sabaiyah pun


direspons

pula

oleh

orang-orang

pedalaman (Badui) yang belum matap


keimanannya

dan

bertemperamen

kasar.

2. Perubahan dan pergeseran sosial.


Maksudnya, wilayah teritorial yang
sudah

begitu

luas

karena

ekspansi

menyebabkan perubahan keadaan negara


dan semakin kompleksnya problematika
masyarakat.

Perubahan

sosial

ini

berlangsung sangat cepat dan tak terduga,

dengan sendirinya menyebabkan tidak


memadainya pembinaan dalam bidang
pendidikan dan pengajaran. Walaupun
dapat dikategorikan sebagai hal yang
positif, perubahan tersebut juga berimbas
kepada kemakmuran masyarakat karena
terbukanya kantong-kantong pemasukan
keuangan dan banyaknya sumber daya
alam yang tergali. Di sisi lain, muncul
pula hal negatif, yaitu tersitanya perhatian
masyarakat kepada kekayaan duniawi
bahkan menyebabkan mereka condong
(rakus)

kepadanya.

menyebabkan

pergeseran

Akhirnya
sosial

masyarakat yang sebelumnya belum


pernah nampak, seperti mabuk-mabukan,
pencurian, dan juga pembunuhan, serta
kemaksiatan lainnya yang mulai tampak.

3. Fanatisme kesukuan (ashabiyyah).

Mulanya hal ini tampak diperlihatkan


oleh ketidaksukaan sebagian suku Arab
terhadap

kepemimpinan

Quraisy,

kemudian memancing perselisihan dan


akhirnya memprovokasi mereka untuk
bergerak

melakukan

pengepungan

terhadap Khalifah Utsman

. Sejurus

kemudian, benih fitnah yang bersemi


dan bahkan ditabur merata melalui
berbagai faktor penyebabnya tersebut di
atas, sesuai taqdir Alloh

akhirnya

mampu menampakkan hasil buruknya,


yaitu terbunuhnya (maqtal) khalifah
yang mulia, sahabat Rosululloh
agung, Utman bin Affan

yang
sebagai

seorang martir (syahid) yang dalam


sebuah hadits shahih dinyatakan oleh
Rosululloh

Wahai Utsman, jika suatu hari


Alloh

menjadikanmu wali bagi

perkara ini (khalifah), kemudian


orang-orang

munafik

menghendakimu

untuk

melepaskan bajumu yang telah


Alloh

pakaikan, maka

engkau

lepas

hingga

jangan
kamu

menemuiku. (HR. Ibu Majah)


Fitnah Kedua
Terjadinya fitnah kedua sudah pasti
tidak terlepas dan bahkan berkaitan erat
dengan fitnah sebelumnya, tepatnya
sesaat setelah wafatnya Khalifah Utsman
bin Affan

. Akhirnya sebagai suksesi

kepemimpinan, para sahabat membaiat


dan melantik sahabat mulia Ali bin Abi
Thalib

sebagai khalifah baru. Hal

inilah dalam banyak kajian sering


dianggap

sebagai

pemicu

sekaligus

pemacu eksisnya fitnah kedua, yaitu


pergolakan fitnah yang berkepanjangan
dan datang silih berganti.
Bila

diurai

dengan

seksama,

sesungguhnya fitnah kedua ini terjadi


karena beberapa faktor berikut:

1. Dampak nyata eksisnya gerakan sekte


Sabaiyyah.
Khususnya dalam hal memprovokasi
pertikaian

dan

menyulut

api

peperangan di antara kedua kelompok


sahabat dan para pendukungnya yang
sedikit berbeda pandangan dalam
beberapa masalah, hingga menyebabkan
koyaknya persatuan kaum Muslimin
dan

merebaknya

kalangan mereka.

perpecahan

di

2. Persepsi terhadap masalah arbitrase


atau perdamaian (tahkim) di antara
kedua belah pihak.
Perbedaan

persepsi

tentang

tahkimlah termasuk hal krusial yang


menjadi penyebab langsung terjadinya
perselisihan antara Ali

beserta para

pengikutnya dan sekte Khawarij.


Fitnah kedua ini juga berujung
kepada terbunuhnya sahabt Ali
sebagai syahid yang ditikam oleh Abdur
Rahman bin Muljam al-Khariji, setelah
beliau

selesai menunaikan shalat

Shubuh. Di samping itu, kaum Khawarij


pun

berusaha

untuk

Muawiyah bin Abi Sufyan


bin al-Ash

membunuh
dan Amr

, namun gagal.

Sejak fitnah kedua ini terjadi, kaum


Muslimin menghadapi rentetan fitnah

yang

merajalela,

ditandai

fenomena

munculnya

sempalan

yang

aqidah

yang

dengan

aliran-aliran

memiliki

dimensi

berbeda-beda

dan

berimplikasi politik yang sangat kental.


Upaya Menunaikan Amanah
Berkaitan dengan perselisihan dan
peperangan di antara para sahabat, maka
sikap terbaik kita sebagai para pengemban
amanah

adalah

sebagaimana

yang

dinyatakan oleh Imam ath-Thahawi

Kita mencintai para sahabat Nabi,


namun

tidak

berlebihan

dalam

mencintai salah seorang di antaranya.


Demikian pula kita pun tidak antipati
terhadap seorangpun dari mereka. Kita
membenci siapa saja yang membenci
mereka dan yang mereka sebutkan
kejelekannya. Kita hanya menyebut

mereka dalam kebaikan. Mencintai


mereka merupakan pengamalan nyata
terhadap

agama

ini.

Sebaliknya,

membenci mereka merupakan bentuk


kekafiran

dan

kemunafikan

dikategorikan

sebagai

serta

tindakan

melampaui batas.
Ya Alloh

, jadikanlah kami

sebagai para pengemban amanat-Mu


dan anugerahkanlah keimanan yang
kuat lagi benar kepada kami agar dapat
mencintai

para

sahabat

dan

mengikuti mereka dalam kebajikan....


Ya Alloh

, jangan Engkau jadikan

kami sebagai pengikut Syiah Rafidhah


yang dusta dalam mencintai para sahabat,
atau sebagai pengikut Khawarij yang
sangat antipati terhadap mereka....

Ya Alloh

, jadikanlah kami

sebagai Ahlus Sunnah wal Jamaah....

SYIAH FIRQOH YANG KEJAM


Jika mendengar kata Syiah maka
yang terbesit di sebagian besar persepsi
kaum muslimin di seluruh dunia
adalah bahwa Syiah merupakan bagian
dari Agama Islam. Image itu muncul
dikarenakan banyaknya informasi yang
berkembang di berbagai media, baik
cetak

maupun

elektronik

yang

menggambarkan bahwa Syiah adalah


Islam moderat yang membawa arus
perubahan positif bagi ummat Islam
khususnya di Indonesia. Walaupun
sebagian media yang lainnya juga
mengecam kebiadaban mereka.

Di Indonesia Syiah tumbuh dan


berkembang pesat mengikuti dinamika
perpolitikan

yang

ada.

Di

alam

demokrasi seperti ini memang sulit


untuk membedakan mana yang benar
dan mana yang salah, karena tuntutan
dari

demokrasi

itu

sendiri

yang

mengharuskan agar setiap manusia


menghormati

pendapat

orang

lain

terlepas pendapat itu benar atau salah,


dan prinsip bahwa kebenaran ada di
mana-mana, bahkan semua bisa benar.
Demikian halnya Syiah. Kelompok
sesat ini sudah dikenal sejak zaman
Utsman

bin

Affan

Mereka

berkedok dengan slogan kecintaan


kepada Ali bin Abi Thalib

beserta

anak cucunya. Mereka menganggap


(anggapan

yang

salah,

bahkan

diciptakan dengan cara berdusta atas


nama Nabi SAW) bahwa Ali bin Abi
Thalib
sahabat

lebih utama dari seluruh


dan

memegang

lebih
tampuk

berhak

untuk

kepemimpinan

kaum muslimin, demikian pula anak


cucu sepeninggal beliau. Pelopor Syiah
pertama kali adalah Abdullah bin Saba.
Abdullah bin Saba mengenalkan ajaran
Syiah

secara

terang-terangan

mengalang

masa

dan
untuk

memproklamasikan

bahwa

kepemimpinan sesudah Rosululloh


seharunya jatuh ke tangan Ali bin Abi
Thalib

berdasarkan nash Al-Quran

dan Hadits (dengan pemahaman yang


salah

dan

hadits

palsu).

Dan

menurutnya Abu Bakar, Umar dan


Utsman

telah

mengambil

alih

kedudukan
Abdullah

tersebut.

Kemudian

bin Saba menampakkan

sikap ekstrim di dalam memuliakan


Ali bin Abi Thalib

bahwa Ali lah

yang berhak menjadi imam karena dia


seorang yang mashum (terpelihara dari
dosa). Keyakinan itu berkembang terus
menerus dari waktu ke waktu, sampai
kepada menuhankan Ali bin Abi
Thalib. Karena hal tersebut adalah
suatu kedustaan maka Ali bin Abi
Thalib

membakar

sebagian

orang-

orang Syiah, sementara sebagian yang


lainnya melarikan diri ke Madain.
Adapun di antara kesesatan Syiah
pada saat ini adalah :
1. Meyakini bahwa al-Qur'an tidak
asli dan meyakini ada al-Qur'an
lain (mushaf Fathimah)

2. Menolak

Hadits-Hadits

Rosululloh

, mereka memiliki

hadits sendiri yang penuh dengan


kedustaan dan kepalsuan
3. Meyakini bahwa Imam setelah
Rasulullah

adalah Ali bin Abi

Thalib.
4. Meyakini bahwa Imam mereka
mashum, padahal tidak ada yang
ma'shum kecuali Nabi .
5. Meyakini bahwa Ali bin Abi
Thalib dan para Imam yang telah
wafat
sebelum

akan
hari

hidup
kiamat

kembali
untuk

menuntut balas kepada lawanlawannya, yaitu Abu Bakar, Umar,


Utsman, Aisyah

dan lain.lain.

6. Keyakinan bahwa Ali bin Abi


Thalib dan para Imam mengetahui

rahasia ghaib, baik yang lalu


maupun yang akan datang. Ini
berarti sama dengan menuhankan
Ali dan Imam-imam mereka.
7. Mencaci maki para sahabat.

Keyakinan di atas adalah keyakinan


kufur yang mengeluarkan seseorang
dari agama Islam. Syiah berkeyakinan
bahwa tidak ada yang mengumpulkan
Al-Quran dengan lengkap selain Ali
bin Abi Thalib

dan para Imam

sesudahnya. Ini artinya Al-Quran yang


beredar di kalangan kaum muslimin
tidak lengkap. Mereka meyakini AlQuran yang ada sekarang bukanlah AlQuran yang diturunkan oleh Allah
kepada Nabi Muhammad

, ia telah

dirubah

Kemudian

dan

dikurangi.

mereka juga mengkufuri hadits-hadits


Rasulullah

. Syiah telah menolak

mentah-mentah

semua

kitab-kitab

hadits. Bahkan dalam pandangan Syiah


kitab

Shohih

Bukhori

tidak

ada

nilainya meskipun seberat sayap lalat.


Kemudian Syiah mengkafirkan para
sahabat. Mereka melontarkan berbagai
tuduhan keji kepada para sahabat
tersebut berdasarkan dugaan-dugaan
yang buruk. Sebagian sahabat yang
mereka caci itu justru termasuk dalam
sepuluh sahabat yang dijamin surga
seperti: Abu Bakar, Umar, Utsman bin
Affan, Tholhah bin Ubaidillah dan
Zubair bin Awwam

Syiah juga dikenal sebagai firqoh


yang kejam. Kekejaman Syiah ini
adalah

fakta

yang

ril

yang

bisa

dipertanggung jawabkan. Di antara


kekejaman-kekejaman Syiah adalah
sebagai berikut :
1. Menghalalkan darah Ahlussunnah
(Ahlus Sunnah dalam hal ini
adalah selain Syi'ah, yaitu kaum
muslimin). Bukti kongkrit yang
menunjukkan betapa bengis dan
kejamnya Syiah kepada kaum
muslimin

adalah

peristiwa

berdarah di Baghdad yang terjadi


pada

tahun

642

H,

yaitu

pengkhianatan kaum Syiah yang


menewaskan seluruh penduduk
Baghdad

oleh

pasukan

Tartar

sehingga saluran-saluran air dan


gang-gang
Begitu

dialiri
juga

oleh

darah.

masjid-masjid

pengungsian. Korban diperkiran

mencapi delapan ratus ribu, ada


yang

mengatakan

satu

juta

delapan ratus ribu dan ada yang


mengatakan jumlahnya mencapai
dua jutaan jiwa.
2. Media masa di seluruh dunia
berbicara tentang Syiah. Surat
kabar

Sunday

Times

menyebutkan, bahwa beberapa


orang Palestina dibunuh di rumah
sakit-rumah
sejumlah
Palestina

sakit

jenazah

Beirut,

dan

orang-orang

ditemukan

dengan

kondisi leher-leher mereka telah


disembelih. Suara kabar Republika
Italia menyebutkan, bahwa di
Syatila seorang Palestina yang
mengalami

cacat

tidak

dapat

berjalan sejak beberapa tahun, dan

memohon

pertolongan

kepada

komponen-komponen
Amal

(Syiah),

Gerakan

jawaban

yang

didapatnya adalah dia ditembak


hingga

tewas.

Ketika

mengomentari peristiwa ini, surat


kabar itu mengatakan, Ini adalah
benar-benar sebuah kebiadaban.
3. Syiah

bekerjasama

dengan

Yahudi. Kerjasama Syiah dengan


Zionis adalah fakta yang nyata.
Kekuatan
telah

militer

menduduki

mengizinkan

Zionis

yang

Palestina,

Gerakan

Amal

(Syiah) untuk melindungi milisimilisi

tertentu

yang

ikut

dengannya dan membawa semua


persenjataan

miliknya.

salah

serorang pemimpin milisi Gerakan

Amal

yang

Musthafa

bernama

Hasan

menjelaskan

bahwa

senjata-senjata

ini

akan

dipergunakan untk membela diri


kami dari orang-orang Palestina.
Seiring berjalannya waktu Firqoh
Syiah tumbuh subur di Negara-negara
kaum muslimin termasuk Indonesia,
ketika kaum muslimin lengah tidak
menutup kemungkinan akan terjadi
penyembelihan besar-besaran terhadap
Ahlus

Sunnah

(kaum

muslimin).

Semoga Alloh menghancurkan mereka.


Amin. WAllohu Alam.
BAHAYA LATEH FIRQAH LIBERAL
L
iberalisme atau Liberal adalah
sebuah
filsafat,

dan

ideologi,
tradisi

pandangan

politik

yang

didasarkan pada pemaha-man bahwa


kebebasan adalah nilai politik yang
utama.

Secara

umum,

liberalisme

mencita-citakan suatu masyarakat yang


bebas,

dicirikan

oleh

kebebasan

berpikir bagi para individu. Faham


liberal menolak adanya pembatasan,
khususnya dari pemerintah dan agama.
Liberalisme

menghendaki

adanya

pertukaran gagasan yang bebas, ekonomi


pasar yang mendukung usaha pribadi
(private enterprise) yang relatif bebas,
dan suatu sistem pemerintahan yang
transparan,

dan

menolak

adanya

pembatasan terhadap pemilikan individu.


Oleh karena itu, faham liberal lebih
lanjut menjadi dasar bagi tumbuhnya
kapitalisme. Secara umum liberalisme

menganggap

agama

adalah

penge-

kangan terhadap potensi akal manusia.


Paham
berkembang

ini

pertama

di dunia

kali

Barat dan

memiliki asumsi, teori dan pandangan


hidup tersendiri. Paham ini juga memiliki
beberapa prinsip pokok di antaranya:

Pertama, prinsip kebebasan individual.


Kedua, prinsip kontrak sosial. Ketiga,
prinsip masya-rakat pasar bebas. Dan

Keempat, meyakini eksistansi pluralitas


sosiokultural

dan

prinsip

politik

masyarakat.
Islam dan Liberal adalah dua istilah
yang antagonis,

saling

berhadap-

hadapan, tidak mungkin bisa bertemu.


Namun demikian, ada sekelompok orang
di Indonesia yang rela menamakan
dirinya dengan Jaringan Islam Liberal

(JIL). Suatu penamaan yang sesuai


dengan pikiran-pikiran dan agenda yang
mereka jalani.
Bahwa apa yang menurut anggapan
mereka adalah haq, pada hakikatnya
adalah bathil, karena faham liberal tidak
sesuai dengan Islam yang diwahyukan
dan yang disampaikan oleh Rosululloh,
Muhammad

, akan tetapi yang

mereka suarakan adalah kekufuran


yang di-tawarkan oleh orang-orang yang
ingkar kepada Rosululloh

Ada beberapa pokok kesesatan


paham liberal di antaranya:
A. Mereka tidak menyuarakan Islam
yang diridhoi oleh Alloh

, tetapi

menyuarakan pemikiran-pemikiran
yang diridhoi oleh Iblis, Barat dan
para thaghut lainnya.

B. Mereka lebih menyukai atribut-atribut


fasik dari pada gelar-gelar keimanan,
karena itu mereka benci kepada katakata jihad, sunnah, salaf dan lainlainnya dan mereka rela me-nyebut
Islamnya dengan Islam Liberal.
Alloh

berfirman:

Seburuk-buruk

panggilan

ialah

(panggilan) yang buruk sesudah


iman". (QS. al-Hujurat: 11).
C. Mereka beriman kepada sebagian
kandungan
meragukan

al-Quran
sebagian

yang

dan
lain

dengan

menolaknya.

Supaya

penolakan mereka terkesan sopan


dan ilmiah mereka menciptakan
jalan baru dalam menafsiri alQuran.

Mereka

menyebutnya

dengan Tafsir Kontekstual, Tafsir


Hermeneutik,

Tafsir

Kritis

dan

Tafsir Liberal.
D. Mereka

menolak

paradigma

keilmuwan dan syarat-syarat ijtihad


yang ada dalam Islam, karena mereka
merasa rendah berhadapan dengan
budaya barat, maka mereka melihat
Islam dengan hati dan otak orang
Barat.
E. Mereka tidak mengikuti jalan yang
ditempuh

oleh

Nabi

para

sahabatnya dan seluruh orang-orang


mukmin. Bagi mereka, pemahaman

orang-orang

yang

hanya

mengandalkan pada ketentuan teksteks normatif agama serta pada


bentuk-bentuk Formalis-me Sejarah
Islam paling awal adalah kurang
memadai dan agama ini akan menjadi
agama yang ahistoris dan eksklusif
(Syamsul Arifin; Menakar Otentitas
Islam LiberaL. Jawa Pos 1-2-2002).

Mereka lupa bahwa sikap seperti


inilah yang diancam oleh Alloh

"Dan barangsiapa yang menentang


Rosul

sesudah

jelas

kebenaran

baginya. dan me-ngikuti jalan yang


bukan jalan orang-orang mu'min,
Kami biarkan ia leluasa terhadap
kesesatan yang telah dikuasainya
itu dan Kami masukkan ia kedalam
Jahannam,

dan

Jahannam

seburuk-buruknya

itu

tempat

kembali." (QS. an-Nisaa: 115).


F. Mereka tidak memiliki ulama dan
tidak percaya kepada ilmu ulama.
Mereka

lebih

percaya

kepada

nafsunya

sendiri,

sebab

mereka

mengaku sebagai pembaharu bahkan


super

pembaharu,

modernis. Alloh

yaitu

neo

berfirman:

Dan bila dikatakan kepada mereka,


Janganlah

kalian

membuat

kerusakan di muka bumi, mereka


menjawab,
orang-orang

Sesung-guhnya kami
yang

mengada-kan

perbaikan. Ingatlah, sesungguhnya


mereka itulah orang-orang yang
membuat kerusakan, tetapi mereka
tidak sadar.
Apabila dikatakan kepada mereka,
berimanlah

kalian

sebagaimana

orang-orang lain telah beriman,


mereka

menjawab,

berimankah

kami

orang-orang

bodoh

Akan

sebagaimana
itu

telah

beriman. Ingatlah, sesungguhnya


merekalah

orang-orang

yang

bodoh, tetapi mereka tidak tahu.


(QS. al-Baqoroh: 11-13).
G. Mereka memecah belah umat Islam
karena

gagasan

menyimpang

mereka
dan

adalah
setiap

penyimpangan pasti memecah belah.

Dengan demikian, Islam Liberal yang


menawarkan pemahaman model-model
yang

tidak

sinkron

dengan

ilmu,

kenyataan hidup, sejarah yang benar,


dan bahkan tidak pakai dalil al-Quran,
as-Sunnah,

dan

Ijma;

serta

pemahamannya tidak merujuk kepada


pemahaman umat terbaik yakni tiga
generasi awal Islam, maka jelas jauh dari
kebenaran. Baik itu kebenaran secara

ilmu, realita, maupun secara paradigma


ilmu Islam.
Maka

selayaknya

umat

Islam

berhati-hati dan berlindung kepada


Alloh
karena

dari pemahaman Islam Liberal,


pemahaman

mereka

menyimpang dan bahkan membawa


kepada kekufuran.

HasbunAlloh wani'mal wakil

TASHAWWUF, MENGOTORI JALAN


SUNNAH
Tidak ada taabudi atau amali

itiqadi yang dilakukan secara berlebih-

lebihan (ghulu) dan tasydid (sangat


ketat dan keras), kecuali dilaksanakan
oleh perorangan yang telah ditepis dan
dilarang oleh Rosul
dan

larangan

Rosul

. Seperti tepisan
terhadap

beberapa orang yang bertanya tentang


ibadah, ada yang terus-menerus shaum,
ada yang tidak mau menikah dan lainlain, kemudian dijawab oleh Rosul

Bahwa aku shaum dan buka; aku


beribadah (shalat) dan tidur; aku
menikahi perempuan; aku memakan
daging, maka barangsiapa yang tidak
suka terhadap sunnnahku maka bukan
dari golonganku. (HR. Bukhori dan
Muslim)
Sepeninggal Rosul

tetap ada

orang-orang yang cenderung beribadah

dengan

berlebih-lebihan,

terutama

ditambah kasus-kasus politik yang


mengharu-biru dan lagi kemenangan
umat Islam yang membuka pintu dunia
lebar-lebar, sehingga di antara mereka
ada yang berputus asa dan beruzlah
untuk hanya beribadah kepada Alloh
. Para shahabat pun telah berusaha
keras mencegah terjadinya praktekpraktek penyimpangan kaum tabiin.
Dari

sinilah

mulai

penyimpangan
selangkah,

timbul

selangkah
walaupun

demi
secara

keseluruhan mayoritas ibadah mereka


masih berdasarkan Sunnah dan semua
masih bersifat individual.

marhalah-marhalah

Namun
(tahapan-tahapan)
berkembang

sangat

selanjutnya
mengerikan..!!

penyimpangan
berkembang

demi
pesat

penyimpangan
bahkan

sampai

kepada derajat kekufuran (keluar dari


Islam)

dan

tidak

lagi

bersifat

perorangan tetapi bersifat jamaah.


Dari

sinilah

Tashawwuf

dan

lahir

istilah

Sufiyah

sekitar

pertengahan abad ke-2 Hijriyah yang


mulai dipenuhi dengan keyakinan yang
bercampur

aduk,

ada

paganisme,

Yahudi, Nashrani, Hindu, Buda, Majusi


dan firqah-firqah dhollah yang banyak
sekali.
Di

antara

penyimpangan-

penyimpangan pokok Sufiyah adalah:


1. Penyimpangan

Sufiyah

dalam

Sumber
Alloh

dan Rosul-Nya

telah menjelaskan dan menetapkan

bahwa sumber agama Islam dengan


segala seginya adalah wahyu Alloh
dalam bentuk al-Quran dan Hadits
yang shohih. Tidak ada yang lain.
Sebagaimana

terdapat

dalam

berbagai firman Alloh

dan

Rosululloh

Sesungguhnya

al-Qur'an

memberikan

petunjuk

(jalan)

amat

yang

ini

kepada

lurus

dan

memberi khabar gembira kepada

orang-orang

Mukmin

yang

mengerjakan amal saleh bahwa bagi


mereka ada pahala yang besar.
(QS. Al Isro` [17]: 9)
Rosululloh

bersabda:



))

((.

Hendaklah kalian berpegang teguh


pada sunnahku dan sunnah para
khalifah

Rasyidin

terarahkan)

dan

(yang
mendapat

petunjuk setelahku. Gigitlah hal


tersebut dengan gigi geraham.

Tetapi kita dapati, oleh kaum


sufi, sumber agama Islam, yaitu alQur`an

dan

ditambah-tambah

Sunnah
dan

telah

dicampur

aduk dengan berbagai sumbersumber

lain,

bahkan

sumber-

sumber lain inilah yang lebih


mendominasi

al-Qur`an

dan

Sunnah itu sendiri. Mimpi, kasyaf


(penerawangan alam gaib) dan
hadis-hadis

palsu

dan

munkar

justru telah menjadi sumber utama


bagi para penganut tasawwuf.
2. Penyimpangan

Sufiyah

dalam

Tauhid
Sebagaimana yang telah kita
pahami bersama, bahwa Tauhid
adalah mengesakan Alloh

dalam

rububiyah-Nya,

dalam

yaitu

perbuatan-perbuatan

ketuhanan-

Nya, dan dengan mengesakan dan


memuliakan nama-nama dan sifatsifat-Nya serta mengesakan Alloh

pada hak-hak-Nya sebagai Ilah


(Tuhan) untuk seluruh alam.

Dan Aku tidak menciptakan jin


dan manusia melainkan supaya
mereka beribadah kepada-Ku saja.
(QS. adz-Dzariyat [51]: 56)
Akan

tetapi,

ajaran

yang telah diserukan oleh alanbiya


dan Rosul

ini, tidak dipahami

dan dijalankan oleh kaum sufi.


Setelah

menyimpang

dari

pengambilan sumber, mereka justru


menambah penyimpangan dengan
berpaling

dari

tauhid

dan

menggantinya dengan ajaran-ajaran


syirik.
Keyakinan

mereka

Nabi Muhammad

tentang

banyak yang

melampaui batas syari`at. Mereka


berkeyakinan
Muhammad
adanya

alam

bahwa

nabi

diciptakan sebelum
semesta,

bahkan

semua alam semesta diciptakan dari


cahayanya dan untuknya. Prinsipprinsip kewalian yang dipenuhi
dengan sihir, bahkan ada yang
sampai kepada prinsip wihdatul
wujud (manunggaling kawulo lan
gusti) yang mengajarkan penyatuan
Dzat Alloh dengan seluruh alam
semesta

yang

dalam

hal

ini

menyatu dengan sang wali. Wali

yang tidak pernah berbuat salah,


kalaupun secara kasat mata salah
tapi hakikatnya sama sekali tidak
salah, setelah mati mereka masih
hidup sehingga bisa mendengar
keluhan dan rintihan pengikutnya,
mereka memiliki banyak karomah
sampai ada yang bisa terbang, bisa
ada di dua tempat berbeda dalam
waktu bersamaan, dipercaya atau
bahkan

mengklaim

memiliki

kemampuan mengetahui sesuatu


yang

gaib

dan

keyakinan-

keyakinan syirik lainnya.


Kuburan-kuburan dan tempattempat keramat penuh dengan
legenda-legenda
kekaromahan

kesucian

dan

penghuninya

juga

telah menjadi ajaran bid`ah yang

sangat

jelas.

kuburan

Sehingga

dan

situasi

tempat-tempat

keramat dipenuhi oleh orang-orang


yang

berziarah

berkah

atau

untuk

mencari

meminta

berbagai

kebutuhan dalam kehidupan yang


ini merupakan kesyirikan yang
jelas sekali.
3. Penyimpangan

Sufiyah

dalam

Ittiba`.
Begitu

juga

ajaran-ajaran

ta`abbud dan suluk mereka telah


banyak

sekali

berbagai

tata

dipenuhi
aturan

oleh
bid`ah.

Sholawat bid`ah yang berbagai


ragam sesuai dengan tarekatnya,
cara solat yang dipenuhi dengan
sikap semedi yang bebeda-beda,
sikap dzikir yang memiliki tata

aturan

yang

bermacam-macam

yang sama sekali tidak diajarkan


oleh Rosululloh

. Begitu pula

dalam tata olah bathin yang sama


sekali

tidak

merujuk

kepada

manusia yang paling bertaqwa,


yaitu

Rosululloh

Amalan-

amalan yang harus dipenuhi oleh


para penganut tasawwuf untuk
membersihkan jiwa telah dipenuhi
berbagai
menjadi

bid`ah
racun

yang
qolbu.

justru
Sampai-

sampai untuk mengejar penyucian


jiwa,

mereka

diwajibkan

meninggalkan menuntut ilmu-ilmu


syar`i

yang diajarkan dalam al-

Qur`an dan Sunnah. Lalu, ilmu


yang mereka dapat dari hasil dzikir

dan riyadhoh itulah yang akan


melahirkan cahaya ilmu ladunni
(diklaim

sebagai

ilmu

yang

langsung datang dari Alloh


melalui bisikan jiwa).

PAHAM BID'AH
INGKARUS SUNNAH
gama Islam merupakan agama yang
A
paling sempurna ditinjau dari
sudut

pandang

manapun,

kerena

memang Islam datang dari Dzat yang


Maha Sempurna, yaitu Alloh

. Islam

mengajarkan kepada manusia untuk


me-ngetahui

asal

mengajarkan

untuk

muasalnya,
senantiasa

mengenal Rabb-nya dan mengajarkan


pula bagaimana cara beribadah kepadaNya. Di sisi lain Islam juga telah

menjelaskan perkara-perkara yang kecil


sampai pada perkara yang besar, masalah
aqidah teologis hingga masalah ibadah
praktis,

semuanya

telah

dijelaskan

dengan sangat gamblang dan jelas dalam


kedua sumber utama-nya yaitu al-Qur'an

dan As-Sunnah. Namun sungguh aneh


bin ajaib ada segelintir orang yang
punya

pemahaman

sesat

dan

menyimpang dari ajaran Islam yang


sempurna, yaitu paham Inkar Sunnah.
Ingkar Sunnah terdiri dari dua kata
yaitu Ingkar dan Sunnah. Inkar menurut
bahasa

artinya

menolak

atau

mengingkari, seperti dalam firman-Nya:


Lalu

mereka

(saudara-saudara

Yusuf) masuk ke (tempat)nya. Maka


Yusuf

mengenal

mereka,

sedang

mereka tidak kenal (lagi) kepadanya.


(QS.Yusuf: 58).
Sedangkan Sunnah menurut bahasa,
mempu-nyai beberapa arti di antaranya
adalah, jalan yang dijalani, terpuji atau
tidak.
Secara definitif, Ingkar Sunnah
dapat diarti-kan sebagai suatu nama
atau

aliran

atau

suatu

paham

keagamaan dalam masyarakat Islam


yang menolak atau mengingkari Sunnah
untuk dijadi-kan sebagai sumber dan
dasar syariat Islam setelah al-Qur'anul
Karim.
Dari definisi di atas dapat dipahami
bahwa Ingkar sunah adalah paham atau
pendapat

per-orangan atau

paham

kelompok, bukan gerakan atau aliran.


Ada kemungkinan paham ini dapat

menerima sunnah selain sebagai sumber


hukum Islam, misalnya sebagai fakta
sejarah, budaya, tra-disi dan lain-lain.
Sunnah yang diingkari adalah sunnah
yang shahih baik secara substansial yakni
sunnah praktis pengamalan al-Quran
(Sunnah amaliyah) maupun Sunnah
formal

yaitu

dikodifikasikan
meliputi

Sunnah
oleh

para

yang
ulama

perbuatan, perkataan, dan

persetujuan Nabi

Keganjilan-Keganjilan Paham Sesat


Ingkar Sunnah, di antaranya:
1. Tidak Mau Percaya Kepada Siapa
pun Kecuali Al-Qur`an
Orang-orang inkar Sunnah sering
mengatakan

demikian.

Akan tetapi,

mereka juga sering menga-takan bahwa


hadits-hadits baru dibukukan 200-an

tahun setelah Roslulloh

wafat. Mereka

pun sering menjadikan (masa) Imam alBukhori se-bagai referensi utama dalam
masalah tahun atau waktu pembukuan
hadits. Bahkan, setiap kali mereka
melontarkan pendapat sesatnya, mereka
enggan

mengatakan

dari

mana

sumbernya.
Mereka

tidak

mau

dikatakan

mengutip atau mengambil pendapat


seseorang.

Mereka

selalu

keukeuh

mengatakan bahwa mereka hanya mau


percaya dan mengikuti al-Qur`an saja.
Mereka

hanya

mengakui

bahwa

pendapatnya itu hanya berdasarkan alQur`an. Pemikiran mereka ini jelas


bertentangan dengan firman Alloh

Maka bertanyalah kalian kepada


ahlu dzikir (orang yang mengetahui) jika

kalian tidak mengetahui. (QS. an-Nahl:


43)
Ayat ini dengan tegas menyuruh
orang yang tidak tahu untuk bertanya
kepada orang lain yang lebih tahu;
orang yang lebih tahu tentang alQur`an

ataupun

dalam

suatu

permasalahan tertentu.
2. Mengaku Ahlul Qur`an Tapi Tidak
Paham Al-Qur`an
Ini juga tidak kalah aneh. Mereka
mengklaim sebagai ahlul Qur`an atau
Qur`aniyyun namun tidak paham dan
tidak menguasai ilmu-ilmu al-Qur`an.
Bagaimana

mungkin

seorang

yang

mengaku mencintai al-Qur`an tetapi


tidak mau tahu tentang al-Qur`an?
Lihatlah, betapa mereka tidak mau tahu
sebab-sebab turunnya ayat-ayat al-

Qur`an,

kepada

siapa

suatu

ayat

diturunkan, dalam masalah apa suatu


ayat

turun,

apakah

ayat

tersebut

Makkiyah atau Madaniyah, tatacara


turunnya

wahyu,

dan

sebagainya.

Bahkan, sangat bisa jadi mereka juga


tidak bisa membaca al-Qur`an dengan
baik sesuai ilmu tajwid yang benar.
Ketidakpahaman mereka terhadap
al-Quran

ini

bisa

dilihat

dari

penafsiran mereka terhadap ayat-ayat


al-Qur`an, yang tidak lain merupakan
penafsiran yang memperturutkan hawa
nafsu setan semata. Tidak ada yang
mereka

jadikan

rujukan

dalam

menafsirkan al-Qur`an selain hanya


permainan bahasa dan bersilat lidah
belaka. Alloh

berfirman tentang

orang-orang semacam inkar Sunnah


ini,

Atau
bahwa

apakah
kebanyakan

kamu

mengira

mereka

itu

mendengar atau memahami? Mereka


itu tidak lain hanyalah seperti binatang
ternak, bahkan mereka lebih sesat
jalannya dari-pada binatang ternak.
(QS. al-Furqan: 44)
3. Mengaku Mencintai Nabi Tapi Tidak
(Mau) tahu Siapa Saja Para Sahabat
Beliau
Bahkan, mereka pun tidak (mau)
tahu siapa yang dimaksud dengan as-

sabiqun

al-awwalun

dari

kaum

Muhajirin dan Anshar dalam surat atTaubah ayat 100! Bagaimana mungkin
seorang yang mengaku cinta kepada alQur`an tetapi tidak mengenal orang-

orang yang dicintai oleh Alloh


Rosulnya

dan

? Ya, orang-orang inkar

Sunnah hanya mencintai al-Qur`an di


mulutnya saja, tetapi Alloh Mahatahu
bahwa yang tersimpan dalam hati mereka
adalah permusuhan yang sangat sengit
kepada Islam. Maha Benar Alloh dengan

Mereka

firman-Nya:

mengatakan

dengan mulutnya apa yang tidak ada


dalam hatinya. Dan Alloh Maha Tahu
apa yang mereka sembunyikan. (QS.
Ali Imran: 167)

4. Mengaku Mengamalkan al-Quran


Namun Caranya Kacau Sekali
Al-Qur`an diturunkan adalah untuk
dibaca, dipahami, direnungkan, dan
diamalkan. Akan tetapi, jika tidak ada
petunjuk

pelaksanaannya

(baca;

Sunnah),

tentu

akan

sulit

mengamalkannya, terutama untuk halhal

yang

memang

membutuhkan

penjelasan lebih lanjut dan rinci.


Lihatlah bagaimana cara mereka
mempraktikkan shalat; tanpa ada aturan
bacaan, gerakan, dan jumlah rakaat
tertentu. Jika demikian halnya, apa yang
terjadi kalau mereka shalat jamaah?
Masing-masing

shalat

menurut

seleranya sendiri; Bacaannya berbeda,


gerakannya
rakaatnya

berbeda,
juga

dan

berbeda.

jumlah

Lagi

pula

mereka juga akan kesulitan mencari


dalil tentang aturan shalat berjamaah
dalam al-Qur`an; Siapa yang paling
berhak menjadi imam, imam berdiri di
mana dan makmum berdiri di mana,
apa yang harus dilakukan imam dan

apa yang mesti dilakukan makmum?


Ini baru soal shalat. Soal yang lain pun
kurang lebih sama saja.
Tetapi ini aneh dan terjadi. Mereka
shalat maghrib 3 rakaat. Ya shalat
maghrib adalah wajib, itu disebutkan
dalam al-Quran, tetapi 3 rakaat?
Darimana mereka mendapat petunjuk
itu?

Dari

sunnah

Rosululloh

Bukankah mereka mengingkari sunnah.


Ah... sungguh aneh. Belum lagi kalau di
antara mereka ada yang meninggal
dunia. Nah... apa mereka akan langsung
menguburkannya begitu saja, seperti
anjing

peliharaan,

pengkafanan

dan

karena

syariat

lainnya

adanya

diajar-kan dalam sunnah.


Maka, di tangan inkar Sunnah,
agama ini menjadi semacam permainan

dan kacau balau. Itu pun masih


ditambah lagi, bahwa banyak di antara
praktik ritual mereka yang mencontek
Sunnah Nabi, baik secara langsung
maupun tidak, diakui ataupun tidak. Hal
ini

tak

lain

dikarenakan

mereka

mengambil

referensi

tatacara

beribadahnya

hanya

berdasarkan

pemahaman manusia semata tanpa mau


merujuk kepada sumber yang lebih bisa
diterima oleh akal sehat.

ISLAM DIRUSAK DAN


SAHABATPUN DIHUJAT
ewasa ini kita menyaksikan gencarnya
serangan Syiah terhadap Islam dan umat
D

Islam, dan apa yang dialami umat Islam


saat ini tak jauh berbeda dengan masa

lampau. Bahkan kita berani

bersaksi

bahwa sejarah akan terus mengulangi


dirinya.
Penindasan

dan

kehinaan

yang

diderita oleh umat Islam saat ini,


menjadikan

sebagian

umat

Islam

menyerukan agar diadakan konsolidasi


antar semua aliran yang ada. Hanya saja
seruan

tersebut sering

kali kurang

direncanakan dengan baik dan matang,


sehingga tidak menghasilkan apapun. Di
antara

upaya

konsolidasi

dan

merapatkan ba-risan yang terbukti tidak


efektif adalah upaya merapatkan barisan
Ahlussunnah

dengan

sekte

Syi'ah,

dengan menutup mata dari berbagai


penyelewengan. Konsolidasi semacam ini
bukannya memperkuat barisan umat
Islam,

namun

bahkan

sebaliknya,

meruntuhkan

seluruh

keberhasilan

yang te-lah dicapai oleh umat ini.


Ada hal yang fundamental, yang
tidak difahami oleh para penggagas
konsolidasi,

yaitu

mereka

mengira

bahwa perbedaan antara Ahlus-sunnah


dengan Syi'ah sebatas perbedaan furu'
(cabang) bukan ushul (pokok). Namun,
sangat disesalkan, mereka tetap tidak
mengindahkannya

dan

tetap

menganggap perbedaan antara


dengan

Syiah

hanya

kita

masalah

furuiyyah. Padahal perbedaan kita


dengan syiah Raafidhah khususnya
adalah perbedaan ushul (pokok-pokok
agama) dan furu yang keduanya tidak
mungkin disatukan kecuali kalau salah
satunya

meninggalkan

ajaran

agamanya. Di antara perbedaan ushul

(pokok) yang sangat mendasar sekali


yang kalau diyakini oleh seseorang
maka akan menyebabkan seorang itu
murtad yaitu:

Pertama; keyakinan mereka bahwa


al-Quran yang ada ditangan kaum
muslimin saat ini, yang dibaca, yang
dihafal dan diyakini Kitabullah yang
diwahyukan kepada hamba-Nya dan
Rosul-Nya

Muhammad

Malaikat Jibril

melalui

, telah tidak asli lagi.

Menurut Syiah, al-Quran telah dirubah,


atau dikurangi oleh para sahabat yang
dipimpin oleh tiga sahabat mulia yaitu
Abu Bakar, Umar, dan Utsman dan para
sahabat lainnya

. Keyakinan ini bisa

menghancurkan seluruh isi al-Quran,


karena Alloh

telah berfirman:

Sesungguhnya
menurunkan

Kami-lah
al-Quran,

Sesungguhnya

Kami

yang
dan

benar-benar

meme-liharanya. (QS. Al-Hijr: 9)


Sedangkan ajaran Rafidhah yang
terus-menerus mereka katakan sampai
saat ini, baik dengan lisan maupun
tulisan bahwa al-Quran yang asli adalah
al-Quran yang tiga kali lebih besar
dibandingkan al-Quran kita dan sangat
berbeda dengan al-Quran. Al-Quran
yang asli ini nanti akan dibawa oleh
imam Mahdi menurut versi mereka dan
dinamakan

Mushaf

Fathimah.

Ini

keyakinan mereka, walaupun sebagian


mereka

mengingkarinya

tetapi

pengingkaran itu hanya omong kosong


karena ini merupakan taqiyah mereka.
Kalau keyakinan ini diyakini oleh
kaum muslimin maka tidak diragukan
lagi bahwa dia telah murtad, keluar dari
agama Islam.

Kedua; Semua orang tahu bahwa


sikap Syiah terhadap para sahabat Nabi
mulai dari Abu Bakar Ash Shiddiq,
Umar Al Faruq, Utsman Dzin Nuurain,
lalu isteri-isteri Nabi Muhammad
terutama

Aisyah

hingga

para

sahabat secara umum, sebagaimana


yang dinyatakan terang-terangan oleh
referensi dan narasumber mereka yang
telah mereka yakini; adalah bahwa para
Sahabat tadi adalah orang-orang fasik

dan murtad. Mayoritas mereka telah


sesat dan berusaha menyembunyikan
serta menyelewengkan ajaran Islam yang
benar.
Hujatan terhadap generasi Sahabat
bukan sekedar hujatan terhadap mereka
yang telah meninggal, tidak juga seperti
ucapan sebagian orang bahwa: Hujatan
tersebut tidak berbahaya bagi para
sahabat, karena mereka telah masuk
Surga meski Syiah tidak suka. Akan
tetapi bahaya besar di balik ucapan ini
ialah karena hujatan terhadap para
sahabat pada hakikatnya adalah hujatan
ter-hadap Islam secara langsung. Sebab
kita tidak mendapatkan ajaran Islam
kecuali melalui para sahabat

Jadi, Sunnah Khulafaur Rasyidin


adalah bagian tak terpisahkan dari

agama Islam. Hukum dan sikap yang


diputuskan oleh Abu Bakar, Umar,
Utsman dan Ali adalah hujjah (dalil) bagi
setiap muslim, kapan, di mana pun, dan
sampai hari kiamat.
Rosululloh

bersabda dalam sebuah

hadits:

.((
))

Kalian wajib berpegang teguh pada


Sunnah-ku dan Sunnahnya Khulafaur
Rasyidin yang telah mendapat hidayah
sepeninggalku. (HR. Tirmidzi no 2676,
Ibnu Majah no. 42, dan Ahmad no.
17184)
Pengkafiran

mutlak

seluruh Sahabat Rosululloh

terhadap
kecuali

beberapa Sahabat yang jumlahnya sangat


sedikit, sedangkan selain yang sedikit
ini semuanya kufur. Meyakini ini

berarti membantah isi al-Quran yang


menyatakan ke-imanan dan kebesaran
para Sahabat serta keridhaan Alloh
terhadap mereka. Kalau seorang muslim
dan muslimah meyakini keyakinan ini
berarti mereka telah murtad, keluar
dari Islam.
Dua keyakinan Rafidhah ini tidak
mungkin disatukan dengan keyakinan
yang ada dalam Islam. Artinya, tidak
mungkin seorang muslim dan seorang
Rafidhi

(Penganut

agama

Syiah)

bersatu, karena keyakinannya sangat


berbeda.

Ini

berda-sarkan

dalil

naqliyah dan aqliyah yang shahih yang


memilki ketegasan. Oleh kerena itu
para ulama zaman dahulu menyatakan
bahwa
terhadap

orang
dalil

yang
dalil

paling

bodoh

naqliyah

dan

aqliyah serta paling sesat jalannya


diantara orang-orang mengaku Islam
adalah orang Syiah atau Rafidhah ini.
Karena

dengan

membenarkan

tegas,
apa

mereka

yang

telah

didustakan oleh dalil-dalil naqliyah


(dalil-dalil dari al-Quran dan sunnah)
juga

yang

didustakan

oleh

akal.

Sebaliknya, mereka mendustakan apa


yang jelas dan terang telah datang dari
dalil-dalil naqliyah dan berdasarkan akal
yang shahih. (Minhajus sunnah, 1/8)
Ketiga; perbedaan ushul lainnya
adalah

pe-nyembahan

terhadap

manusia. Diantara orang-orang yang


menisbatkan diri pada Islam, yang
pertama kali membangun kubur-kubur
dan

kubah-kubah

Rafidhah.

Mereka

adalah

kaum

mengadakan

peribadatan kepada selain Alloh

Padahal ini sangat diharamkan dalam


Islam dan me-rupakan syirik besar.
Mewakili pengikutnya, Khomaeni dalam
bukunya Hukumatul Islamiyah, halaman
52 mengatakan:
Sesungguhnya seseuatu yang pasti
dari madzhab kami bahwa iman-imam
kami memiliki kedudukan yang tidak
bisa dicapai oleh seseorang baik seorang
Rosul yang diutus maupun oleh malaikat
yang

dekat.

Khomaeni.

Ini

Ini

pernyataan

tegas

menunjukkan

sikap

ghuluw mereka terhadap para imam


mereka, yang mereka klaim memiliki
derajat yang lebih tinggi dari para nabi
dan Rosul.
Dalam kitab yang sama, Khomaeni
menyatakan bahwa imam mereka tidak

pernah

lupa

dan

lalai.

Sifat

ini

seharusnya hanya dimiliki Alloh

karena hanya Alloh lah satu-satunya


Dzat yang tidak pernah lupa dan lalai.
Alloh

berfirman:

Dan tidaklah Robb-mu lupa. (QS.


Maryam: 46)
Ini merupakan salah satu bentuk
penyembahan terhadap makhluk. Setiap
ini tidak mungkin bisa disatukan dengan
seorang muslim yang beraqidah shahih,
yang bermanhaj dengan manhaj salaful
ummah, yang hanya ruku dan sujud
kepada Alloh, karena itu mereka
membangun kuburan dan merekalah
yang

pertama

kali

memasukan

penyembahan terhadap kubur kedalam


Islam, membangunnya serta mendirikan
kubah-kubah.
Itulah

beberapa

ushul

diantara

banyak ushul lainnya yang membedakan


Rafidhah dengan Islam sehingga tidak
mungkin

disatukan

kecuali

salah

satunya meninggalkan agamanya.


Masalah ini jarang sekali diketahui
oleh

tokoh-tokoh

kaum

muslimin

khususnya di negeri kita ini. Karena


Syiah

selalu

menyembunyikan

keyakinan-keyakinan mereka kepada


orang-orang

yang

belum

menjadi

pengikut setia mereka. Allohu A'lam.

RITUAL SETAN BERKEDOK ISLAM


Tengkoklah sejenak di sekitar kita
saat ini tentang fenomena kesesatan yang

amat banyak terlihat oleh mata dan juga


yang semakin sering disiarkan di stasiunstatiun televisi serta media lainnya!
Betapa banyak umat tersesat dalam
maksiat yang tersamarkan dan terhijab
oleh kedok ke-Islam-an! Kesyirikan
merajalelai. Dukun, paranormal, kuncen,
dan

tokoh-tokoh

penyembah

setan

lainnya telah menjelma menjadi para


ustadz atau kyai yang digandrungi oleh
jutaan umat Islam di negeri kita.
Sungguh,

sebutan

bahwa

negeri

Indonesia ini adalah mayoritas muslim


hanya di atas kertas. Karena Muslim,
sejatinya bukanlah sekadar seseorang
yang berikrar bahwa dirinya beragama
Islam. Lebih dari itu, muslim berarti
berserah

diri

peribadatan,

secara
dan

total

amalannya

dalam
harus

dilandasi niat karena Alloh


dengan

apa

Rosululloh

yang

dan sesuai

dianjurkan

oleh

. Ketika seseorang berniat

baik, demi mencapai ridho Alloh

, tapi

ternyata

tidak

Rosululloh

mensyariatkan itu, maka amalan tersebut


tertolak, karena pasti bukan berasal dari
ajaran Alloh

, melainkan dari ajaran

setan. Alloh

sudah mewanti-wanti

agar kita, jika beriman dan cinta kepadaNya, harus mengikuti apa saja yang telah
dijelaskan oleh Nabi

. Tidak boleh

merubah, apalagi menambahkan atau


membuat sesuatu yang baru. Jika tidak,
maka kita akan menyimpang dari jalur
sirotul mustaqim.
Satu contoh kita jumpai, seorang
ustadz yang berinisial H, yang
sebelumnya sering beriklan di tabloid

paranormal, tetapi tiba-tiba saat ini


sangat digandrungi oleh masyarakat
karena diyakini sang ustadz tersebut bisa
menyembuhkan

berbagai

penyakit

dengan metode dzikir yang dia buat.


Tidak seperti cara Rosululloh

dalam

menyembuhkan, sang ustadz tersebut


ternyata
dzikir

tidak
sebagai

hanya menggunakan
medianya,

tetapi

menggunakan kambing sebagai media


transfer penyakit. Kambing? Ya! Itulah
alasannya kenapa di pengobatan sang
ustadz ini terkenal ada 2 alternatif paket
pengobatan, ada yang biasa, alias bayar
seikhlasnya dan ada yang paket eklusif,
yaitu bayar 6 juta dan mendapat fasilitas
bebas antri dan kambing gratis. Metode
atau cara seperti ini pada asalnya sudah
jelas layaknya metode dukun-dukun

lainnya, tapi tetap saja umat Islam rela


mengantri, mungkin karena beda warna
baju saja, sehingga dianggap berasal dari
Islam. Bahkan yang lebih tragis, masjid
Istiqlal pernah penuh sesak oleh ribuan
umat Islam yang ingin berobat dengan
metode

yang

sebenarnya

mendapat

bantuan setan tersebut.


Ada lagi fenomena yang sudah jelas
masuk dalam kategori firman Alloh

Dan bahwasanya ada beberapa orang


laki-laki di antara manusia meminta
perlindungan kepada beberapa laki-laki
di antara jin, maka jin-jin itu menambah
bagi mereka dosa dan kesalahan. (QS.
Jin: 6). Bahkan bukan hanya meminta,
tetapi sampai menikahi jin. La haula wala
Quwwata illa billah. Fenomena ini
benar-benar ada dan salah satu-satunya

terdapat di kaki gunung salak, Sukabumi.


Yang memprihatinkan, orang yang boleh
melakukan ritual tersebut hanyalah
orang Islam. Artinya, ini adalah proyek
pemusyrikan

besar-besaran.

Setiap

harinya ada saja orang yang datang ke


sana. Alasan hanya boleh yang beragama
Islam, karena jin yang dinikahkan juga
Islam, kata sang dukun bernama Yusuf
yang lagi-lagi mendapat gelar ustadz dan
sekaligus penguhulu di daerah tersebut.
Bahkan

menurut

dilakukannya

dia,

bukanlah

apa

yang

kemusyrikan

karena hanya mengawinkan dengan jin


muslim saja, dan hanya sebatas usaha
manusia untuk memperbaiki kehidupan
(ekonomi)nya.
Selain itu, beberapa bulan atau tahun
yang lalu, kita juga sempat dihebohkan

dengan aksi para ustadz berjubah putih


dan berkalung tasbih. Mereka jadikan
tasbih itu sebagai senjata andalan dalam
memburu hantu. Ya, merekalah team
Pemburu Hantu. Selain tasbih, mereka
juga menggunakan botol sebagai tempat
memenjarakan jin jahat yang telah
berhasil dijinakkan. Ini lebih jelas lagi
tidak bisa diterima akal sehat, bahkan ini
yang kita namakan pembunuhan akal
sehat. Bagaimana mungkin Jin dapat
disekap kedalam botol sehingga jin
tersebut tidak dapat keluar dari botol,
padahal jangankan botol tembok benteng
sekalipun dapat ditembus Jin dengan
mudah.
Material pembentuk jin adalah api
yang sangat panas. Begitu dashyatnya
kekuatan yang diberikan kepada mereka

sampai dalam salah satu ayat diceritakan


Jin dapat menempuh perjalanan yang
sangat jauh dengan membawa sebuah
istana (bayangkan istana?) hanya dalam
waktu yang sangat singkat.
Yang

justru

menjadi

sangat

mengerikan adalah ketika team tersebut


mendapat undangan dari salah satu
pesantren,

dan

diminta

untuk

menangkap jin-jin jahat di sana yang


kerap kali mengganggu para santri dan
juga Kyainya. Ketika acara dimulai, sang
Kyai pun terbengong-bengon dan takjub
melihat aksi yang dilakukan sang team
pembuhuru hantu itu. La haula wa la
quwwata illa billah. Jika seorang kyai saja
sudah tidak mampu menangkap arti
kesyirikan yang terdapat di dalam aksi
tersebut, bagaimana lagi dengan santri-

santrinya, dan bagaimana lagi dengan


umat yang lebih jauh dari wilayah ilmu
tersebut.
Itulah

tiga

fenomena,

yang

sesungguhnya, keadaan atau contohcontoh yang lebih mengerikan lainnya


masih banyak terdapat di sekitar kita.
Kenapa fenomena ini bisa terjadi di
tengah

masyarakat

yang

mayoritas

beragama Islam?
Penyebab Masuknya Ajaran Setan ke
Dalam Tubuh Islam
Di antara penyebab mudahnya kaum
muslimin terpedaya hingga ikut dalam
arus penyembahan setan yang tidak
disadari adalah:
1. Lemah

iman

dan

kurangnya

pemahaman agama
Lemah

iman

(kurangnya

keyakinan

bahwa

Alloh

adalah

tempat meminta segala keperluan)


adalah faktor utama bagi seseorang
untuk mencari alternatif lain untuk
menyelesaikan permasalahan hidup,
sehingga menyimpang dari ajaran
Islam yang murni.
2. Terbungkusnya

dunia

persetanan

dengan agama
Kami tak melakukan apa-apa,
hanya berdoa kepada Alloh, dan atas
ridha-Nya lah doa kami itu terkabul,
tutur seorang paranormal di sebuah
media.

Ungkapan

di

atas

dan

semisalnya adalah ucapan klise yang


sering keluar dari mulut paranormal
atau dukun. Mereka berlindung di
balik kata doa dan nama Alloh
untuk

mengelabui

orang

dan

meyakinkan bahwa kemampuan yang


dimilikinya itu adalah pemberian dari
Alloh dan tidak bertentangan dengan
ajaran agama.
Seorang

ustadz

ketika

mengomentari permasalahan jimat


mengatakan, Jika proses pembuatan
jimat bersendikan pada al-Quran dan
hadits, menurut hemat saya tentu
tidak perlu dipermasalahkan,
3. Ajaran Sufisme
Ajaran

Sufisme

mempunyai

andil dalam memupuk mistikisme di


tubuh umat Islam. Lipstik agama yang
membungkus ritual sufisme banyak
mengelabui umat. Cerita-cerita mistik
tentang

hal-hal

ghaib

-Alloh,

malaikat, nabi, wali, jin dan lainnyabanyak mewarnai ajaran mereka. Di

pesantren-pesantren yang dianggap


tradisional dan beraliran sufi banyak
kita

dapati

perdukunan

justru

diajarkan. Salah seorang dukun yang


mendapat

gelar

ustadz

pernah

menuturkan, Dalam pakem Ilmu


Hikmah, setiap hari itu dijaga oleh
nabi, malaikat dan jin yang berbeda.
Rumusan ini sudah ada sejak ribuan
tahun

silam,

diungkap.

hanya

Mungkin,

saja
hanya

jarang
para

santri yang pernah belajar di pondok


pesantren salafiyah (tradisional) yang
mempelajarinya. Hal itupun sangat
jarang diajarkan Kyai, kecuali kepada
para

santri

senior

yang

sudah

mesantren puluhan tahun.


4. Animisme, dinamisme, sinkretisme
Kepercayaan masyarakat yang

suka mistik adalah sisa-sisa pengaruh


dari ajaran anismisme -kepercayaan
kepada

roh-roh

semua

benda-,

yang

mendiami

dinamisme

kepercayaan bahwa segala sesuatu


mempunyai kekuatan yang dapat
mempengaruhi

keberhasilan

atau

kegagalan usaha manusia- kemudian


ajaran Hindu (tentang roh dan dewadewi). Termasuk budaya sinkretisme
yang

mencampuradukkan

berbagai

agama

untuk

ajaran
mencari

penyesuaian
Demikianlah, semoga kita dijauhkan
dari ajaran sesat tersebut. Kita harus

wara, yakni berhati-hati, mengaji dan


mengkaji pada sumber yang benar dan
mencari pengajar yang tidak sesat lagi
menyesatkan,

yaitu

pengajar

yang

memegang teguh al-Quran dan asSunnah sebagai sumber ilmunya! Banyak


dari mereka memang tidak sadar, bahwa
mereka sudah terjerumus ke dalam
firqoh

yang

dhollah.

Sekali

lagi,

waspadalah! Dan jangan pernah percaya


dukun, tukang ramal, tukang sihir atau
para penyembah setan lainnya!

SINGKRITESME AGAMA ALA SUFI


Sesungguhnya

agama

Islam

dengan aqidah, ibadah, hukum, dan


seluruh syariatnya adalah aturan yang
telah sempurna tidak butuh kepada yang
selainnya. Karena itu seorang Muslim
haruslah menjadikan agama ini sebagai
satu-satu rujukan. Alloh

berfirman:

Pada hari ini telah Kusempurnakan


untuk kalian agama bagi kehidupannya
dan telah Ku-cukupkan kepada kalian
Inimat-Ku dan telah Ku-ridhai Islam jadi

agama bagi kalian. (QS. al-Maidah: 3)


slam dengan seluruh syariatnya telah
terpro-teksi dari segala bentuk kebatilan
kesesatan, kekufuran, kesyirikan dan
kerusakan
seluruh

lainnya.

Islam

dengan

syariatnya

datang

dengan

penolakan yang tegas terhadap seluruh


ideologi yang bertolak belakang dan
yang

bukan

berasal

dari-Nya.

Sebagaimana firman-Nya :

Barangsiapa mencari agama selain


agama Islam, maka sekali-kali tidaklah
akan diterima dan dia di akhirat
termasuk orang-orang yang merugi.
(QS. Ali Imron: 85)

Islam adalah dien yang diwajibkan


bagi seluruh manusia. Sekalipun ada
umat-umat

terdahulu

yang

kafir

terhadap dinul Islam tidaklah berarti


Islam tidak diwajibkan atas mereka.
Rosululloh
untuk

telah

memerangi

diperintahkan

manusia

mereka beriman kepada Alloh


beliau

sampai
. Sabda

: Aku diperintahkan untuk

memerangi manusia hingga mereka


bersaksi bahwa tidak ada Ilah kecuali
Alloh dan bersaksi bahwa Muhammad
adalah utusan Alloh, menegakkan shalat
dan menunaikan zakat. Jika mereka telah
melakukan itu semua, maka mereka
terjaga dariku darah dan harta kecuali
dengan hak Islam, sedang perhi-tungan
mereka atas Alloh.

Hadits di atas menunjukkan tentang


batilnya seruan-seruan yang mencoba
untuk mengaburkan kemuliaan Islam
dan

melenyapkan

ketinggiannya

seperti

cahaya
pendekatan

agama Islam dengan agama-agama lain


dengan mencari titik kesamaan dan
melupakan perbedaan-perbedaan-nya.
Menyerukan bahwa semua agama sama
dan semua manusia mendapatkan
kebebasan beragama. Padahal Alloh
mengingkari

siapa

saja

yang

menghendaki agama selain agama yang


telah Dia turunkan dengan al-Kitab
dan yang Dia utus dengan para Rosul.
Alloh

berfirman:

Maka apakah mereka mencari


agama yang lain dari agama Alloh
padahal kepada-Nyalah berserah diri

segala apa yang di langit dan di bumi


baik dengan suka maupun terpaksa dan
hanya

kepada

Alloh-lah

mereka

dikembalikan. (QS. Ali Imran: 83)


Dalam sebuah hadits Rosululloh
pernah bersabda, Demi Dzat yang jiwa

Muhammad ada di tangan-Nya, tidak


ada seorang pun dari umat ini Yahudi
ataupun Nashrani yang mendengar
tentang aku kemudian mati dan tidak
beriman dengan apa yang aku telah
diutus dengannya ke-cuali dia tergolong
dari penghuni neraka. (HR. Muslim)
Sejarah Munculnya Seruan Penyatuan
Agama
Penyatuan agama atau yang populer
disebut dengan Teologi Pluralis
yaitu menyatukan antara Islam dengan
agama-agama lain seperti Yahudi dan

Nashrani dan seluruh ajaran-ajaran


menyimpang lainnya adalah makar
terbesar ter-hadap Islam dan kaum
Muslimin di mana selu-ruh musuhmusuh Islam berserikat dalam satu
kalimat:

benci

Islam

dan

kaum

Muslimin.
Alloh

telah menerangkan dalam

kitab-Nya bahwa Yahudi dan Nashrani


tengah

bekerja

keras

untuk

menyesatkan kaum

Muslimin dari

keisla-man

mengembalikan

mereka

dan

kepada

keku-furan

serta

mengajak kaum Muslimin untuk menjadi Yahudi atau Nashrani. Alloh


berfirman:

Sebagian
menginginkan
mengembalikan

besar

ahli

kitab

agar

mereka

dapat

kalian

kepada

kekufuran

setelah

kalian

beriman

karena dengki yang dari diri mereka


sendiri setelah nyata bagi mereka
kebenaran.

Maka

maafkanlah

biarkanlah

mereka

mendatangkan

sampai

dan
Alloh

perintah-Nya.

Sesungguh Alloh Maha Kuasa atas


segala sesuatu. (QS. al-Baqoroh: 109)
Sebenarnya seruan ini telah ada
pada masa Nabi

meski ambisi untuk

itu teredam hingga berakhir periode


generasi terbaik.
Kemudian
muncul

setelah

kembali

itu

dengan

mereka
membuat

slogan baru untuk menipu orang-orang


bodoh. Slogan mereka yaitu bahwa
agama-agama seperti Yahudi, Nashrani
dan Islam ibarat seperti keberadaan
empat madzhab fiqih di tengah-tengah

kaum muslimin yang semuanya adalah


jalan menuju Alloh

Slogan ini ternyata disambut baik


oleh kelom-pok wihdatul wujud Al-

Ittihadiyyah Al-Hulu-liyyah dan yang


menisbatkan diri mereka kepada Islam
dari kalangan mulhid ahli Tasawwuf di
Mesir, Syam, Persia dan di negaranegara besar di selain jazirah Arab.
Oleh karena itu, kita dapati banyak
di kalangan kaum sufi yang praktek
peribadahannya

menyerupai

agama-

agama Nashrani, Hindu, Budha, dan


yang lainnya. Sebagai contoh, adalah
praktek ibadah tahlilan yang jelas-jelas
tidak pernah ter-lihat contohnya di
masa Rosululloh

, di masa para

sahabatnya, maupun di masa para


Tabiin dan Tabiut tabiin. Bahkan

acara tersebut tidak dikenal pula oleh


para Imam-Imam Ahlus Sunnah seperti
Imam Malik, Abu Hanifah, asy-Syafii,
Ahmad, dan ulama lainnya yang semasa
dengan mereka ataupun sesudah mereka.
Lalu dari mana sejarah munculnya acara
tahlilan?
Awal mula acara tersebut berasal dari
upacara peribadatan (baca: selamatan)
nenek moyang bangsa Indonesia yang
mayoritasnya beragama Hindu dan
Budha. Upacara tersebut sebagai bentuk
penghormatan dan mendoakan orang
yang

telah

meninggal

diselenggarakan pada

dunia

yang

waktu seperti

halnya waktu tahlilan. Namun acara


tahlilan secara praktis di lapangan
berbeda dengan prosesi selamatan agama
lain yaitu dengan cara mengganti dzikir-

dzikir dan doa-doa ala agama lain


dengan bacaan dari Al Quran, maupun
dzikir-dzikir dan doa-doa ala Islam
menurut mereka.
Dari aspek historis ini kita bisa
mengetahui bahwa sebenarnya acara
tahlilan

merupakan

(pengambilan)

dan

adopsi
sinkretisasi

(pembauran) dengan agama lain.


Itu baru satu, dan masih banyak
contoh lainnya dari bentuk sinkretisasi
firqoh sufi dengan agama lain. Karena
itu, Syaikh Ihsan Ilahi Zahir

dalam

kitabnya: Tashawwuf Al-Mansya Walmash-dar (Tasawuf, Asal Muasal dan


Sumber-Sumber-nya) berkata: Jika kita
amati

ajaran-ajaran

tasa-wuf

dari

generasi pertama hingga akhir serta


ungkapan-ungkapan yang bersumber

dari mereka dan yang terdapat dalam


kitab-kitab tasawuf yang dulu hingga
kini, maka akan kita dapatkan bahwa di
sana terdapat perbedaan yang sangat
jauh an-tara tasawuf dengan ajaranajaran al-Quran dan Sunnah, begitu juga
kita tidak akan mendapatkan landasan
dan dasarnya dalam sirah Rosululloh
serta para shahabatnya yang mulia yang
merupakan makhluk-makhluk pilihan
Alloh. Bahkan sebaliknya kita dapatkan
bahwa tasawuf diadopsi dari ajaran
kependetaan kristen, kerahiban Hindu,
ritual Yahudi dan kezuhudan Budha...
Syekh Abdurrahman al-Wakil
juga

ber-kata

kitabnya:

dalam

Mashraut

(keruntuhan tasawuf):

mukadimah
Ta-shawwuf

Sesungguhnya

tasawuf

adalah

rekayasa setan yang paling hina dan


pedih untuk memperbudak hamba Alloh
dalam rangka memerangi Alloh dan
Rosul-Nya, dia pun merupakan tameng
orang-orang Majusi dengan berpurapura seolah-olah bersumber dari Alloh,
bahkan dia merupakan tameng setiap
sufi untuk memusuhi agama yang haq
ini. Perhatikanlah, akan anda dapatkan
di

dalamnya

kependetaan

Buda,

Zoroaster, Manuiah dan Disaniah. Anda


pun akan mendapatkan di dalamnya
Platoisme, Ghanusiah, di dalamnya
juga terdapat unsur Yahudi, Kristen dan
Paganisme (berhalaisme) Jahiliah...
Bahkan sebelum muncul slogan yang
menye-rukan penyatuan agama-agama,
dari sejarahnya, kita bisa melihat

bagaimana kaum sufi sudah memiliki


kedekatan dengan agama-agama lain,
terutama agama Nashrani, meskipun
kondisinya tidak separah seperti pada
masa-masa akhir saat ini. Hal ini
sebagaimana yang pernah dikatakan
oleh Ibnu Sirin, Sesungguhnya ada
beberapa kaum yang memilih untuk
mengenakan

pakaian

mengatakan

bahwa

wol
hal

seraya
tersebut

menyerupai Al-Masih bin Maryam,


padahal petunjuk Nabi kita lebih kita
cintai.

DEDENGKOT-DEDENGKOT
FIRQOH SESAT
Sungguh benar apa yang Rosulullah
kabarkan

kepada

kita

dalam

sabdanya,

bahwa

umat

ini

akan

terpecah menjadi 73 golongan. 72


golongan masuk neraka dan 1 golongan
masuk

surga,

yaitu

al-jamaah.

Sekarang kita bisa melihat realitanya


bagaimana firqoh-firqoh sesat itu telah
menjamur dan berkembang begitu
pesatnya hampir

di seluruh negara

Islam, sampai Indonesia pun tidak


terlewatkan menejadi ladang yang
subur

dan

empuk

perkembangbiakanannya.

untuk
Walaupun

banyak ragam dan coraknya, kalu kita


perhatikan, semuanya tidak terlepas
dari empu ataupun biang firqoh-firqoh
sesat yang muncul pada zaman para
shahabat

dan

generasi

setelahnya.

Kurang lebih ada 3 gembong firqoh


sesat yang disebutkan oleh para ulama

yang menjadi starter menjamurnya


golongan-golongan sesat masa kini.
Yaitu khowarij, murjiah dan syiah.
Hal ini bukan berarti menafikan yang
lainnya akan tetapi semua firqoh sesat
pada umumnya bermuara kepada 3

destroyerpower cikal bakal munculnya


perpecahan.

Mari

kita

sama-sama

telusuri ketiga firqoh tersebut secara


seksama.

I. KHAWARIJ
Khawarij jamak (plural) dari kata

kharijah (yang keluar). Dinamakan


demikian karena mereka telah keluar
dari jamaah kaum muslimin. Pertama
kali

mereka

melakukan

pemberontakan yaitu terhadap Ali


ketika terjadi penentuan keputusan

hukum. Kemudian mereka keluar dari


jamaah

kaum

muslimin

dan

berkumpul di Harura; daerah pinggiran


kota

Kufah.

Selanjutnya

Ali

memerangi mereka di Nihran dengan


gigih dan sengit setelah berdebat dan
menjelaskan hujjah kepada mereka.

Khawarij mempunyai banyak gelar


diantaranya

Haruriyyah,

Syurrah,

Mariqah (yang keluar dari agama), dan


Muhakimah

(yang

menghukumi).

Mereka ridha mendapatkan gelar-gelar


tersebut

kecuali

Mariqah.

Dalam

kelompok ini terdapat duapuluh sekte.


Sekte terbesar adalah Muhakkimah, alAzariq, Najdat, Baihasiah, Ajaridah,
Tsualibah,
sisanya

Ibadhiah,
adalah

Shafriah

dan

cabang-cabangnya.

Meskipun terdiri dari sekte yang


berbeda-beda, tetapi mereka satu kata
dalam

mengkafirkan

Utsman,

Ali,

sahabat yang ikut dalam perang Jamal


dan sahabat yang ridha serta mengikuti
keputusan Ali

. Selain itu, mereka

juga berkeyakinan bahwa setiap pelaku


dosa besar adalah kafir kecuali sekte
Najdat

yang

tidak

berkeyakinan

demikian.

II. SYIAH
Para

ulama

telah

mengklasifikasikan Syiah menjadi tiga


yaitu: Ghulah, Imamiyah dan Zaidiyah.
Mereka menyebutkan bahwa setiap
bagian itu bercabang-cabang menjadi
beberapa sekte. Berikut bisa kita lihat

secara ringkas semua sekte yang ada


pada Firqah Syiah.
A. Ghulat (ekstrim)
As-Syahrstani berkata, Golongan ini
mengkultuskan para pemimpin mereka
sampai mengeluarkannya dari batasan
sebagai

mahluk,

menghukumi

dengan

hukum-hukum

pemimpin

Ilahiah, terkadang menyerupakan salah


seorang dari para pemimpin mereka
dengan

Allah

menyerupakan

dan

terkadang

Allah

dengan

mahluk. Mereka berada pada dua


posisi,

berlebihan

meremehkan
logika

mereka

pemikiran

(ifroth)

(tafrith).
itu

Hulululiah,

dan

Kerancuan

diilhami

oleh

Tanasikhiyah,

Yahudiyah dan Nasraniyah. Kelompok


ini telah tepecah belah menjadi banyak

golongan yang saling mengkafirkan.


Yang termasuk pecahan dari golongan
ini ialah Sabaiyah; golongan pengikut
Abdullah

bin

mengkultuskan

Saba
Ali

yang
dan

menganggapnya sebagai nabi bahkan


sampai meyakininya sebagai Tuhan.
Pemahamannya itu ia sebarkan di
Kufah. Sabaiyah berkeyakinan bahwa
Ali

tidak akan mati, mempunyai

sebagian sifat Ilahiah, suaranyalah yang


datang dari awan dan guruh, kilatan
petir tersenyum kepadanya dan setelah
itu ia akan segera turun ke bumi.
Kemudian ia memenuhi bumi dengan
keadilan sebagaimana pernah dipenuhi
oleh kedurhakaan.
B. Imamiyyah/Rafidlah

Mereka dinamkan Rafidlah karena


mereka menolak kepemimpinan Abu
Bakar

dan

Umarc.

Abdullah

bin

Ahmadv berkata Aku bertanya kepada


ayahku

tentang

Rafidlah.

Beliau

menjawab, Orang-orang yang mencela


Abu Bakar dan Umar c. Rafidlah
terpecah menjadi beberapa golongan.
Para ulama menyebutkan, mereka ada
lima belas golongan. Sebagian mereka
menghitungnya
empat

sampai

golongan.

bahwa Nabi
kepada Ali

dua

Mereka

puluh
sepakat

memberikan mandat
untuk menjadi kholifah

sepe-ninggalannya.

Mereka

memproklamirkan keyakinannya dan


mendiskreditkan

sebagian

besar

sahabat, bahkan menganggap mereka


sesat karena tidak mengikuti Ali

setelah wafatnya Nabi Muhammad


Syaikhul Islam

berkata, Tidak ada

golongan bidah yang menisbatkan diri


kepada Islam yang lebih jelek dari
mereka. Tidak ada yang lebih bodoh,
dusta, zholim, tidak ada yang lebih
dekat kepada kekufuran dan kefasikan
dan kemaksiatan dan paling jauh dari
hakikat keimanan daripada mereka.
Maka golongan Rafidhah itu mungkin
munafik dan mungkin bodoh. Seorang
tidak menjadi Rafidhi, kecuali munafik
atau bodoh terhadap apa yang dibawa
Nabi .
C. Zaidiyah
Mereka adalah pengikut Zaid bin
Ali bin Al-Husain bin Ali bin Abi
Thalib. Mereka memberikan mandat
keimamahan

kepada

putra-putra

Fathimah

dan tidak memberikannya

kepada selainnya. Akan tetapi mereka


membolehkan

setiap

golongan

Fathimi

pemberani

dan

pengikut

yang

alim,

dermawan

tampil

menjadi imam yang wajib ditaati, tidak


perduli apakah ia dari anak-anak alHasan atau dari anak-anak al-Husain.
Zaidiyah

ini sepakat menghukumi

pelaku dosa-dosa besar semuanya kekal


di

neraka.

Mereka

membenarkan

peperangan yang dilakukan Ali


menyalahkan

semua

menyelisihinya.

orang

Mereka

dan
yang
lebih

mengutamakan Ali daripada semua


sahabat

lainnya

dan

berkeyakinan

tidak ada orang yang lebih afdhal


setelah Rasulullah
III. MURJIAH

daripada Ali

Secara bahasa kata Murjiah diambil


dari kata irja yang mengandung dua
makna. Pertama: Memberi tangguh.
Kedua: Memberikan harapan. Adapun
secara istilah bermakna seperti yang
disebutkan oleh Imam Ahmad

Beliau berkata, Mereka adalah orang


yang berkeyakinan bahwa iman itu
hanya

ucapan semata dan

semua

manusia sama keimanannya; Keimanan


manusia, malaikat dan para nabi adalah
satu paada umumnya. Iman menurut
mereka tidak bertambah dan tidak pula
berkurang. Barang siapa yang telah
beriman dengan ucapannya walaupun
tidak beramal shaleh maka ia adalah
seorang

mukmin

yang

sempurna

imannya. Dan mereka meyakini bahwa


maksiat

itu

tidak

membahayakan

keimanan seseorang sebagaimana juga


ketaatan

tidak

bermanfaat

bagi

bertambahnya keimanan seseorang.


Golongan Murjiah terbagi menjadi
tiga

sekte,

disebutkan
Taimyiah.

sebagaimana
Syaikhul

Pertama:

yang

Islam

Ibnu

Orang

yang

mengatakan bahwa iman itu hanya


sebatas marifat (pengetahuan) saja.
Yang

dipelopori

oleh

Jahm

bin

Shafwan. Dan sekte ini diberi nama

Jahmiyyah.

kedua:

Orang

mengatakan

bahwa

iman

yang
adalah

sekedar ucapan lisan semata. Yang


disutradarai oleh Muhamad bin Karom
Assajastani. Dan sekte ini diberi nama

Al-karomiyyah. ketiga: Orang yang


mengatakan bahwa iman itu hanya
membenarkan dalam hati dan ucapan

sementara amal perbuatan hanyalah

syartul kamal (syarat kesempurnaan)


iman seseorang. Inilah pendapat para
ahli fiqih Murjiah yang didalangi oleh
Hamad bin Sulaiman dan Abu hanifah
yang terkenal dengan nama Murjiah
al-Fuqoha.

SETAN-SETAN SYI`AH

Umat Islam pada umumnya hanya


mengenali

Syi`ah

secara

remang-

remang. Orang hanya tahu tentang


Syi`ah setidaknya terhitung sejak pasca
Revolusi Iran. Dimana Syi`ah adalah
kelompok yang identik dengan suksesi
Ali

, pembela hak-hak ahlul bait atau

suatu madzhab seperti madzhab yang


empat.

Dan

pemahaman

itu
yang

adalah

beberapa

dipahami

oleh

Muslimin awam mengenai hakikat


kelompok sesat ini.
Orang tidak tahu bahwa doktrindoktrin Syi`ah sangat bertentangan
dengan pemahaman Ahlus Sunnah wal
Jama`ah dalam hal pemikiran dan ideidenya yang spesifik. Karena kalau kita
lihat

secara

historis,

asal-usul

timbulnya Syi`ah adalah sebagai akibat

daripada

pengaruh

keyakinan-

keyakinan orang Persia yang menganut


agama raja dan warisan nenek moyang.
Orang-orang Persia telah mempunyai
andil besar dalam proses pertumbuhan
Syi`ah

untuk

terhadap

membalas

Islam

dendam

yang

menghancur-luluhkan

telah
kekuatan

mereka dengan mengatas namakan


Islam sendiri.
Syi`ah tidak mungkin bisa tumbuh
dengan cepat seperti sekarang ini kalau
bukan

dikarenakan

tokoh-tokoh
Secara

jasa-jasa

(setan-setan)

historis,

di

antara

para

mereka.
tokoh-

tokohnya yang menonjol ialah:


1. Abdulloh bin Saba
Kelahiran Syi`ah diawali ketika
seorang Yahudi dari Yaman bernama

Abdulloh

bin

Saba

berpura-pura

muncul

memeluk

dan
Islam,

mencintai Ahlul Bait (keluarga Nabi),


berlebihan dalam menyanjung Ali Bin
Abi Thalib

, dan mendawahkan

adanya wasiat khusus dari Nabi


Ali

untuk

sepeninggal

menjadi

beliau

bagi

Kholifah

serta

pada

akhirnya ia mengangkat Ali

ke

tingkat ketuhanan. Ia mentransfer apaapa yang ditemukannya dalam ide-ide


Yahudi ke dalam ajaran Syi`ah. Seperti

raj`ah (munculnya kembali Imam),


menetapkan sifat bada` bagi Alloh
yaitu

Alloh

baru

mengetahui

sesuatu bila sudah terjadi, para Imam


mengetahui hal-hal yang ghaib dan
ide-ide sesat lainnya. Ia pernah berkata
ketika masih menganut agama Yahudi,

bahwa Yusha bin Nun telah mendapat


wasiat dari Musa, sebagaimana dalam
Islam

bahwa

Ali

juga

mendapat wasiat dari Muhammad


Abdulloh

bin

Saba

telah
.
telah

berpindah-pindah dari Madinah ke


Mesir, Kufah, Fusthath dan Basrah,
kemudian berkata kepada Ali

Engkau,

Engkau,

Engkaulah

Alloh.

maksudnya
Sesuatu

yang

mendorong Ali memutuskan diri untuk


membakarnya sebagai hukuman, tetapi
Abdulloh bin Abbas

menasihatinya

agar keputusan itu tidak di laksanakan.


Kemudian ia di buang ke Madain.
2. Kulaini
Ia adalah pengarang kitab Al

Kafi. Kitab tersebut di kalangan


Syi`ah setaraf dengan kitab Shohih

Bukhori-Muslim di kalangan Ahlus


Sunnah. Diyakininya bahwa di dalam
kitab itu terdapat 16199 buah hadits.
Dan hadits shohih yang diriwayatkan
dari Rosululloh
kira-kira

6000

(pengakuannya)
buah

hadits.

Dan

kenyataannya di dalam kitab tersebut


banyak terdapat hal-hal yang khurafat
dan palsu.
3. Muhammad

Baqir

bin

Syeikh

Muhammad Taqiy al-Majlisi


Ia adalah pengarang kitab Haqqul

yakin, yang mengatakan bahwa Abu


Bakar,

Umar,

Utsman,

Muawiyah,

Aisyah, Hafshah, Hindun dan Ummul


Hakam adalah makhluk yang paling
jelek di muka bumi, mereka itu adalah
musuh-musuh Alloh
4. Khumaini

Sosok yang satu ini adalah salah


satu

tokoh

Syi`ah

kontemporer,

pemimpin revolusi Syi`ah di Iran, yang


mengendalikan roda pemerintahan. Ia
mengarang buku Kasyful Asror dan
Pemerintahan

Islam.

mengatakan

bahwa

Sunnah

belum

mengkafirkan

Ia

pernah

agama

Ahlus

sempurna,

Ahlus

Sunnah,

menghalalkan harta dan darah Ahlus


Sunnah.

Ia

hendak

memusnahkan

golongan Sunni di Iran dan tidak


memberikan kesempatan apapun pada
golongan ini, sehingga nantinya hanya
tinggal nama dan catatan sejarah
semata-mata.
Inilah gambaran tentang beberapa
tokoh spiritual Syi`ah di samping
tokoh-tokoh

sesat

lainnya,

yang

memiliki andil sangat besar dalam


memporak-porandakan

Islam

dari

dalam.
Dan dari hal ini kita tahu bahwa
Syi`ah adalah sebuah agama tersendiri
yang

memiliki

doktrin

penuh

manipulasi dengan berkedok Islam.


Oleh karena itu, kita semua harus
memiliki sikap tegas dalam menolak
upaya-upaya

untuk

menanamkan

kesan bahwa Syi`ah adalah bagian dari


kaum Muslimin. Wallohu A`lam.

KHOWARIJ
Buah Ekstrimisme Tahkim
Lama setelah terbunuhnya Utsman
ibnu Affan, Ali segera mengutus Jurair
bin

Abdulloh

al

Bajli

kepada

Muawiyah di Syam guna mengajak


bergabung ke dalam apa yang telah
dilakukan

orang-orang

memberitahukan

dan

bahwa

para

Muhajirin dan Anshor telah sepakat


untuk

membaiatnya.

Adapun

soal

mengqishosh para pembunuh Utsman,


Ali mempunyai rencana yang matang
untuk
segala

menjamin
resikonya.

keselamatan
Akan

dan
tetapi

Muawiyah berpendapat bahwa baiat


itu tidak akan dinyatakan sah kecuali
dengan

kehadiran

mereka

semua.

Karena itu Muawiyah tidak bersedia

memenuhi ajakan Ali sampai para


pembunuh Utsman diqishos kemudian
kaum muslimin memilih sendiri imam
mereka.
Setelah

mendengar

Muawiyah,

penolakan

Ali

langsung

menanggapinya sebagai pemberontak


yang keluar dari Jamaatul Muslimin
dan imam mereka. Ali kemudian
beserta pasukannya berangkat pada
tanggal 12 Rajab tahun 36 Hijriyah,
lalu

pasukan

dikonsentrasikan

di

Nakhilah. Ali memobilisasi pasukannya


untuk memerangi penduduk syam dan
memaksa

mereka

tunduk

kepada

Jamaatul Muslimin.
Setelah

mengetahui

hal

ini,

Muawiyah pun dengan serta merta


mengerahkan pasukannya dari Syam

hingga kedua pasukan ini bertemu di


daratan Shifin di tepi sungai Eufrat.
Selama dua bulan atau lebih, kedua
pihak

saling

bergantian

mengirim

utusan guna mengambil kesepakatan


terbaik,

namun

pertempuranpun

akhirnya
tidak

bisa

dihindarkan, pertempuran ini dikenal


dengan

perang

Siffin.

Perang

berlangsung selama tujuh hari tanpa


ada pihak yang kalah atau menang.
Namun pada akhirnya, Muawiyah dan
pasukannya semakin terdesak oleh
pasukan Ali. Ali dan pasukannya nyaris
mencatat kemenangan.

Pada

saat

mengajak
menyelesaikan

itulah
untuk
masalah

Muawiyah
berunding
tersebut

dengan damai dan berkata: mari kita


kembali kepada kitab Alloh. Kami pilih
seorang wakil yang kami setujui dan
kalian pilih pula wakil yang kalian
setujui.

Kita

menyumpah

semua

kedua

kemudian

wakil

tersebut

untuk memutuskan sesuai dengan apa


yang diperintahkan Alloh. Apapun
keputusan kedua wakil tersebut wajib
kita ikuti. Kedua belah pihak akhirnya
sepakat

dengan

penduduk

perundingan

Syam

ini,

pendukung

Muawiyah- memilih Amr ibnul Ash


sebagai

wakil

penduduk
memilih

Irak
Abu

mereka,

sedangkan

pendukung
Musa

al

Ali-

Asyari.

Perundingan inilah yang kemudian


dikenal dengan peristiwa takhkim.

Mayoritas
waktu

itu

kaum

kuslimin

menyetujui

pada

tahkim,

sedangkan sebagian yang lain tidak,


bahkan

membelot

dari

Jamaatul

Muslimin. Para pembelot ini yang


kemudian dikenal dengan sebutan

khowarij, firqoh sesat pertama yang


muncul di kalangan umat Islam.
Makin hari masalah kaum Khowarij
semakin

bertambah

memuncak.

Mereka sangat mengecam Ali, bahkan


secara terus menerus mengkafirkannya
dan mengkafirkan orang-orang yang
menerima tahkim, padahal mereka ini
sebelumnya adalah orang-orang yang
paling

antusias

terhadap

Ali.

Kerusakan-kerusakan terus menerus


dilakukan

oleh

kaum

khowarij,

menumpahkan darah, memotong jalan-

jalan

umum,

memperkosa

wanita-

wanita bahkan membunuh Abdulloh


ibnu

Khabbab

Rosululloh
hamil.

-seorang

sahabat

- dan istrinya yang sedang

Mereka

orang-orang

menganggap

yang

ikut

darah

menerima

tahkim adalah halal.


Nasihat dan peringatan diberikan
oleh

Ali

kepada

mereka,

namun

mereka tidak memberikan jawaban


selain

dari

suara

bersahut-sahutan

sesama mereka yang menyatakan siap


perang dan menemui Robbul Alamin.
Orang-orang

khowarijlah

yang

memulai peperangan ini, akhirnya


mereka

semua

berhasil

ditumpas,

sedangkan yang syahid dari pihak Ali


berjumlah tujuh orang.

Beberapa ibrah yang dapat diambil


dari peristiwa tersebut antara lain:
1. Jumhurul ulama kaum muslimin
dan imam mereka menyatakan Ali
adalah khilafah yang syari setelah
Utsman,

sedangkan

Muawiyah

telah melakukan pembangkangan


dengan penolakannya terhadap Ali.
Namun demikian, kita tidak boleh
melupakan Muawiyah melakukan
pembangkangan itu dalam rangka
berijtihad.

Karena

itu,

jika

dibolehkan bagi lawan ijtihadnya


(Ali)

pada

saat

mengingatkannya,
memperingatkan

itu

untuk

kemudian
dan

memeranginya, maka setelah hal


tersebut menjadi lembaran sejarah,
kita tidak boleh lagi melancarkan

cacian dan keritik terus menerus


kepadanya yang pada hakikatnya
tidak akan membawa faidah sama
sekali,

apalagi

sebagai

musuh

menganggapnya
bebuyutan

kita.

Namun selayaknya kita serahkan


urusannya

kepada

Allah

Subhanallah taala.
2. Siapa saja yang memperhatikan
sikap khowarij dan revolusi dalam
rangka mendukung dan membela
Ali sampai kemudian membangkang
dan memusuhinya, semata-mata itu
semua adalah korban ekstrimisme.
Sedangkan kita tahu bahwa aqidah
dan

perilaku

didasarkan

Islam
kepada

wasathiah
sementara

hanyalah
perinsip

(pertengahan),
itu

batasan-batasan

tentang wasathiah ini hanya bisa


dipahami

melalui

kaidah-kaidah

ilmu. Siapa yang menimba ilmu dari


sumber-sumbernya

serta

memperhatikan segala kaidah dan


konsekuensinya

dengan

penuh

kesabaran, niscaya akan selamat dari


sikap ekstrim yang tercela. Perlu
diketahui bersama bahwa kaum
Khowarij

adalah

kelompok

masyarakat badui yang terkenal


dengan

kegersangan

jiwa

dan

berhati batu serta berpikiran kaku


sulit dilunakkan dan dijinakkan.
Kebanyakan
berusia

di

antara

mereka

muda,

dan

bodoh

pemikirannya

karena

kurang

kedewasaan. Namun, mereka sangat


konsekuen dengan penghayatan dan

pengamalan

agama.

mereka adalah

Semboyan

La Hukma Illa

lillah (tidak ada hukum selain


Allah).

Mereka

mengandalkan

semangat

hanya
dan

emosinya tanpa dilandasi oleh ilmu


dan pertimbangan yang matang.
Oleh karena itu, hal inilah yang
menjadi
kaum

sebab
khowarij

pembangkangan
ketika

mereka

memahami masalah yang ada dari


dalil

al-Quran

manhaj

Ahlu

bukan

dengan

Sunnah.

Dengan

kebodohannya, mereka menyatakan


bahwa dengan mengangkat seorang
hakim, Ali telah memberi hak
tasyri

(membuat hukum) kepada

makhluk,

yang

berarti

suatu

kesyirikan yang nyata. Namun kalau

kita

renungi

bersama

pada

hakikatnya kedua hakim tersebut


tidak diberi mandat untuk membuat
suatu hukum, tetapi hanya diangkat
untuk menghakimi kedua pihak
dengan hukum Allah.
3. Walaupun
sudah

kelompok

dimusnahkan

khowarij
pada

masa

pemerintahan Ali, namun faham


ekstrim

dan

penyimpangan-

penyimpangannya

terus

berkembang ke pelosok negeri, di


antara faham-faham mereka adalah
mengkafirkan pelaku dosa besar,
Wajib melakukan pemberontakan
terhadap

penguasa

yang

tidak

sejalan dengan Sunnah Rosul tanpa


dilandasi

oleh

ilmu

dan

pertimbangan yang matang, dan


lain-lain

WAllohu Alam.

CINTA PALSU ALA SYIAH

Kami Ahlulbait!
Kami Cinta Dan Selalu Membela
Ahlulbait!

Itulah slogan yang dielu-elukan


oleh pembesar-pembesar agama Syiah.
Dengan slogan dan doktrin ini mereka

membius, menghipnotis dan mengecoh


antek-anteknya yang berputar dalam
dan standby di frekwensi

satu orbit
yang

sama.

Ahlulbait

Dengan

dalih

berhak

bahwa

mendapatkan

khumus (seperlima) dari harta setiap


orang yang beragama Syiah, mereka
dengan

mudahnya

mengeruk

dan

menjarah harta para pengikutnya. Dan


yang

paling

pemerkosaan
terselubung
terhadap

mengerikan
dan

yang

perzinahan

mereka

pengikutnya

lagi,

dari

lakukan
kaum

Hawa, seakan sudah menjadi legal dan


halal dengan label nikah mutah yang
mereka tempelkan. Dengan mencatut
nama Ahlulbait semua itu mereka
lakukan, sedangkan Ahlulbait sama
sekali tidak ada hubungannya dengan

mereka serta bersih dari tuduhan palsu


mereka itu.
Sebelum kita membongkar cinta
palsu

Syiah

terhadap

Ahlulbait,

tentunya kita harus tahu terlebih


dahulu,

Siapakah

Ahlulbait

itu?

Ahlulbait adalah orang-orang yang sah


pertalian

nasabnya

sampai

kepada

Hasyim bin Abdi Manaf (Bani Hasyim)


baik dari kalangan laki-laki (yang
sering disebut dengan syarif) atau
wanita (yang sering disebut Syarifah),
yang beriman kepada Rosululloh
dan meninggal dunia dalam keadaan
beriman. Dan istri-istri beliau juga
termasuk Ahlul Bait.
Siapa saja yang mengaku dirinya

Ahlussunnah, maka dia berkewajiban


untuk

mencintai

dan

mengakui

kedudukan mereka yang sangat mulia


di sisi Alloh

dan Rosul-Nya. Dan di

antara kemuliaan itu adalah:

membersihkan Ahlulbait

1. Alloh

dari kejelekan. (Lihat QS. al-Ahzab:


33)
2. Perintah
berpegang

Rosululloh

untuk

dengan

bimbingan

mereka. Beliau bersabda:

Wahai manusia sesungguhnya aku


telah meninggalkan sesuatu kepada
kalian

yang

apabila

ka-lian

berpegang teguh dengan-nya, maka


kalian tidak akan tersesat: Kitabulloh
dan Ahlulbait-ku. (HR. at-Tirmidzi
dengan sanad shohih)
Oleh karena itu, tidak ragu lagi,
bahwa Ahlulbait memiliki kedudukan

yang sangat istimewa di sisi Alloh dan


Rosul-Nya.
Taimiyyah

Syaikhul

Is-lam

Ibnu

berkata: Dan tidak ragu

lagi bahwa mencintai Ahlulbait adalah


wajib.
Para sahabat adalah orang-orang yang
sangat memuliakan Ahlulbait baik dari
kalangan para sahabat sendiri maupun
para tabiin. Demikianlah hendaknya
sikap seorang Muslim kepada mereka.

Namun sudah barang tentu, tolak


ukur kecintaan terhadap mereka sematamata karena iman dan ke-kerabatan
mereka dengan Rosululloh

. Tanpa

iman tidak akan bermanfaat sama


sekali kekerabatan seseorang dengan
Rosululloh

. Alloh

berfirman:

Yaitu di hari yang harta dan anak

keturunan

tidak

lagi

berman-faat.

Kecuali seseorang yang meng-hadap


Alloh dengan hati yang se-lamat. (QS.
asy-Syuara: 88-89)
Demikian pula bila ada Ahlulbait
yang jauh dari sunnah Rosul, maka
martabatnya di bawah seseorang yang
berpegang teguh dengan sunnah Rosul,
walaupun dia bukan Ahlulbait. Alloh
berfirman:

Sesungguhnya orang yang paling


mulia di antara kalian di sisi Alloh
adalah orang yang paling bertakwa. (QS.
al-Hujurat: 13)
Benarkah

orang-orang

membela

dan

mencintai

Ataukah

pernyataan

hanyalah

bualan

Syiah

Ahlulbait?

mereka

untuk

itu

eksistensi

agama mereka (Syiah) dan untuk


memporak-porandakan

agama

(Islam).

mendapatkan

Untuk

kita

jawabannya, mari kita simak bersama


ungkapan cinta mereka dalam ben-tuk
realitasnya.
Kita

sering

membaca

dalam

mendengar

atau

buku-buku

yang

ditulis oleh penghulu-penghulu agama


Syiah,

dengan

lantangnya

mereka

mengatakan

Kami

mencintai

Rosululloh!

Kami

Mencintai

Ahlulbait! Tapi kalau kita perhatikan,


itu semua hanyalah bualan, karena
sebenarnya mereka telah menikam
Rosululloh
membuat

dari belakang, dengan


hadist-hadist

palsu

berdusta atas nama Rosululloh

dan
demi

menopang

tindakan

mereka

dalam

mengkafirkan para sahabat Nabi

Mereka tidak segan-segan menta'wil,


memutarbalikkan ayat-ayat al-Qur'an
untuk dipaksakan memenuhi
mereka

dalam

sekalipun

menyimpang

selera

menafsirkannya,
jauh

dari

kaidah-kaidah bahasa Arab sebagai


bahasa al-Qur'an itu sendiri. Dan tidak
kepalang tanggung, mereka menuduh
ayat-ayat al-Qur'an yang tidak dapat
dipaksakan untuk memenuhi selera
mereka telah diubah ayat-ayatnya dan
diganti oleh para Sahabat Nabi

bahkan sebenarnya, mereka menganggap


Kitabulloh secara keseluruhan sudah
tidak asli lagi, karena yang asli hanya
ada di tangan imam mereka yang ghoib.

Jadi, mana bukti kecintaan orangorang Syiah terhadap Rosululloh dan

Ahlulbait?
Buktikanlah

cinta

kalian

wahai

orang-orang Syiah, dengan mengikuti


Rosululloh dan para sahabatnya. Karena
itulah

konsekwensi

mencintai Alloh

logis

dari

Sejarah Cinta Palsu


Untuk lebih jelas lagi, mari kita simak
bukti-bukti

kebobrokan

cinta

palsu

mereka terhadap Ahlulbait, yang selama


ini mereka gembor-gemborkan.

Apabila kita membaca sejarah Islam,


maka sepanjang sejarah itu, tidak akan
kita temukan satu pun upaya maupun
pembelaan dan loyalitas orang Syiah
terhadap Islam dan kaum Muslimin,

tetapi sebaliknya, yang dibuktikan oleh


sejarah adalah:
1. Pembunuhan terhadap Kholifah alFaruq Umar Ibnul Khoththob
dilakukan oleh mereka melalui Abu
Lu'lu'ah al-Majusi yang diberi gelar
oleh

Syi'ah

Baba

dengan gelar

Syujauddin (Pahlawan agama sejati)


dan hari terjadinya pembunuhan itu
dijadikan hari raya oleh mereka.
2. Pembunuhan Kholifah Utsman bin
Affan

, telah direncanakan dan

dilakukan

oleh

berdarah

mereka

Abdulloh

tangan-tangan
yaitu

oleh

bin Saba' dan kader-

kadernya.
3. Khilafah Abbasiah yang merupakan
Khilafah

Ahlilbait

keturunan al-Abbas

dari

anak

bin

Abdul

Mutholib dari Bani Hasyim telah


mereka

tumbangkan

membunuh

ratusan

Muslimin
dan

melalui

ribu

kaum

pengkhianatan

persekongkolan

pemimpin

dengan

mereka,

pemimpinNashiruddin

Atthusi dan Ibnul al-gomi dengan


Hulaku Khan dan bala tentara
Mongolnya.
4. Berkhianat terhadap kaum Muslimin
dan bersekongkol dengan bala tentara
Salibis

untuk

meng-halangi

Sholahuddin al-Ayyubi agar tidak


bisa membebaskan Baitulmaqdis dan
al-Aqsho serta seluruh Palestina dari
cengkraman

balatentara

Yaitu dengan bentuk

Salibis.

kerja sama

kerajaan mereka yang menamakan

diri dinasti Fathimiyyah dengan bala


tentara Salibis.
5. Kerajaan Syi'ah Shofawiyah di Iran
telah bersekongkol dengan Yahudi,
Nashroni dan Freema-sonry untuk
menjatuhkan Khi-lafah Utsmaniyah,
yang

merupakan

terakhir
Muslimin

bagi
di

perbentengan

Islam

dan

kaum

kala

itu

untuk

membendung penjajahan Barat; dan


yang lebih celaka lagi, mereka
membatalkan Hukum Jihad dengan
alasan Imam mereka yang ghoib
belum keluar dari persembunyiannya.

Kejadian-kejadian ini adalah fakta


sejarah yang tidak bisa dielakkan, yang
mencatat kejahatan dan pengkhianatan
Syi'ah

terhadap

Islam

dan

kaum

Muslimin. Sejarah modern hari ini pun


mencatat kejahatan-kejahatan mereka
yang serupa yang dilakukan oleh Amal

Syi'ah maupun Syi'ahnya Khumaini di


Lebanon terhadap warga Palestina.
Begitu halnya dengan pengkhianatanpengkhianatan mereka di Afghanistan
yang bukan rahasia lagi.
Ini adalah sebagian bukti sejarah atas
sikap dan tindakan makar mereka
terhadap Islam dan kaum Muslimin
sepanjang sejarah yang lalu maupun
sejarah modern. Dan masih banyak lagi
makar-makar yang lainnya kalau kita
teliti dan telusuri.

Sudah sangat jelas bagi kita, bahwa


cinta mereka adalah cinta palsu yang
berbisa, racun yang ber-bahaya. Mudah-

mudahan kita bisa menyelamatkan diri


dari arus se-rangan yang mereka
lancarkan, bahkan lebih daripada itu,
kita

bisa

saudara

menyelamatkan
kita

melawan arus
melebur
derasnya.

yang

tidak

saudarasempat

atau malah sengaja

dengan arus yang begitu

FIRQOH-FIRQOH
PENENTANG AS-SUNNAH DAN
KEHUJJAHANNYA

...Apa

yang

diberikan

Rosul

kepadamu, Maka terimalah. dan apa


yang

dilarangnya

bagimu,

Maka

tinggalkanlah. dan bertakwalah kepada


Alloh. Sesungguhnya Alloh Amat keras
hukumannya. (Al-Hasr: 7)
Ummat Islam telah sepakat bahwa
sumber ajaran Islam yang pertama dan
utama adalah al-Qur'an. Ia diturunkan
melalui

malaikat

Jibril

dan

diteruskan kepada ummat manusia


secara mutawatir dengan bentuknya
yang sangat global (mujmal). Oleh
karena keadaanya yang masih global

sedangkan ia harus dipedomani sebagai


petunjuk oleh manusia, maka ia perlu
dijelaskan dan dijabarkan. Dengan
demikian

ummat

menjadikannya
hendaklah

yang

sebagai

mencari

hendak
pedoman

sumber

ajaran

kedua sebagai pendamping al-Qur'an,


yakni as-Sunnah.
Kehujjahan As-Sunnah

Hai orang-orang yang beriman,


taatilah Alloh dan taatilah Rosul (Nya),
dan

ulil

amri

di

Kemudian

jika

pendapat

tentang

antara

kamu

kamu.

berlainan

sesuatu,

maka

kembalikanlah ia kepada Alloh (alQuran) dan Rosul (Sunnahnya), jika


kalian benar-benar beriman kepada
Alloh

dan

hari

kemudian.

Yang

demikian itu lebih utama (bagi kalian)

dan lebih baik akibatnya. (QS. an-Nisa


(4): 59)
Ibnu Katsir

menafsirkan ayat di

atas, bahwa Alloh

mengabarkan

tentang hamba dan Rosul-Nya, bahwa


barangsiapa yang taat kepadanya, maka
itu termasuk taat juga kepada Alloh,
barangsiapa
kepadanya

yang
maka

bermaksiat
itu

termasuk

bermaksiat kepada Alloh, dan tidaklah


hal itu melainkan bahwa apa yang
dikatakannya bukan berasal dari hawa
nafsunya,

melainkan

wahyu

yang

diturunkan kepadanya. (Tafsir Ibnu

Katsir, Jilid 1. hal. 528).


Dalil-dalil yang telah dikemukakan
dari al-Quran, as-Sunnah, dan Ijma
sangatlah jelas bahwa tidak boleh bagi
siapapun menolak Sunnah Nabi

dengan alasan hanya berpegang kepada


al-Quran saja. Karena satu hal yang
mustahil bagi orang yang berkata
bahwa ia kembali kembali kepada alQuran dan as-Sunnah, tetapi ia sendiri
menolak dalil-dalil as-Sunnah dengan
alasan tidak cocok dengan akal atau
yang lainnya. Adapun sebagian mereka
yang

menolak

memang

as-Sunnah

belum

jelas

karena
baginya

kedudukan as-Sunnah dalam syariat,


atau

karena

kepada

orang

kebodohannya,
seperti

ini

maka
harus

diberikan pemahaman melalui proses


wajib belajar. Sedangkan bagi mereka
yang menolaknya dengan sengaja dan
terang-terangan mengingkari hujjahhujjah

as-Sunnah

mengetahui

wajibnya

padahal

ia

berpegang

kepada as-Sunnah, maka orang ini


adalah kafir.
Sesungguhnya pada masa Shahabat
sendiri telah ada segelintir orang yang
tidak memperhatikan nilai tasyri asSunnah, seperti yang terjadi pada
seseorang yang bertanya kepada Ibnu
Umar, Ibnu Masud, dan Imran bin
Husain. Beberapa orang yang menolak
as-Sunnah

pada

masa

Shahabat

tidaklah mewakili satu firqoh atau


jamaah, akan tetapi dari kegoncangan
per individu. Seiring perkembangan
zaman mereka akan menjadi firqoh
atau jamaah.
Penolakan as-Sunnah pada masa
Shahabat

ini

digarisbawahi,

ada
yaitu

yang

perlu

penolakan

terhadap as-Sunnah tidak terjadi secara

menyeluruh di semua negeri Islam,


tetapi hanya terdapat pada beberapa
orang saja. Itupun terjadinya di Iraq,
karena pada waktu itu Sahabat Imran
bin Husain dibantah oleh penolak asSunnah ketika beliau berada di Iraq,
sedangkan Sahabat Ayub as-Sikhtiyani
berada

di

Bashrah.

Dan

untuk

kemudian para penentang as-Sunnah


terus berkembang di masa Imam asySyafii dan Imam Ahmad.
As-Sunnah

Menurut

Pandangan

Khawarij, Mutazilah dan Syiah


A. Pandangan Khawarij
Kaum Khawarij dengan berbagai
sektenya menganggap bahwa sebelum
peristiwa fitnah (Th. 37 H) seluruh
Shahabat adalah adil. Tetapi setelah itu
mereka mengingkari Ali, Utsman, dan

Sahabat

yang

tergolong

Ashhabul

Jamal, kedua hakim Arbitrasi (yang


ditunjuk

oleh

masing-masing

golongan) serta mereka yang menerima


keputusannya dan membenarkannya
ataupun yang mengakui keputusan
salah satu dari kedua hakim tersebut.
Dengan demikian mereka menolak halhal yang diriwayatkan jumhur setelah
peristiwa

fitnah.

didasarkan

Penolakan

kepada

tidak

ini

adanya

kesediaan mereka menerima keputusan


kedua

hakim

kepemimpinan

serta

mengikuti

yang

menurut

anggapan Khawarij termasuk zholim.


Karena itu Khawarij tidak menganggap
para Shahabat sebagi rawi tsiqah lagi.
Menurut Dr. Muhammad Musthafa
al-Azhumy, bahwa Khawarij menerima

Sunnah Nabi

dan percaya bahwa as-

Sunnah sebagai sumber asasi bagi


tasyri Islam. Karena itu tidaklah
mutlak

bahwa

seluruh

Khawarij

menolak as-Sunnah yang diriwayatkan


para Sahabat sesudah tahkim maupun
sebelumnya.
B. Pandangan Mutazilah
Di antara ulama terdapat perbedaan
pendapat

mengenai

pandangan

Mutazilah terhadap as-Sunnah, apakah


mereka sejalan dengan jumhur ulama
tentang penggunaan as-Sunnah sebagai
hujjah dan juga tentang pembagian
hadits menjadi mutawatir dan ahad,
ataukah mereka menolak hadits ahad
saja, atau menolak as-Sunnah secara
keseluruhan.

Al-Amidi
seorang

mengutip

tokoh

pandangan

Mutazilah

yang

bernama Abul Husain al-Bashri, yaitu:


Secara rasional, ibadah berdasarkan
khabar

ahad

wajib

diamalkan.

Selanjutnya ia mengutip pandangan alJubbai dan sebagian mutakallimin


yang menyatakan: Secara rasional
melaksanakan ibadah atas dasar khobar
ahad tidak dapat dibenarkan.
Ulama

perbandingan

mengemukakan

tentang

agama
pandangan

kaum Mutazilah mengenai masalah


ini. Abu Manshur al-Baghdadi penulis
al-Muwaaqif

dan

mengemukakan

ar-Razi

pandangan

sekte

Nizhamiyah, sebagai berikut:


1. Mereka

mengingkari

mujizat Nabi

mujizat-

2. Mereka

mengingkari

hujjahnya

hadits ahad, dan


3. Mereka

mengingkari

hujjahnya

ijma dan qiyas.


Kemudian ia menyebutkan bahwa
umumnya kaum Mutazilah mengikuti
pemikiran

an-Nazhzham

(sekte

Nizhamiyah) ini.

C. Pandangan

Syiah

Tentang

As-

Sunnah
Syiah mempunyai berbagai sekte,
Syiah dulunya masih dianggap sebagai
salah satu madzhab dalam Islam,
tatkala madzhab ini masih berpegang
dengan

ajaran

para

ulama.

Perlu

diketahui bahwa dahulu para ulama


membedakan antara Rafidhoh dan
Syiah.

Rafidhoh

riwayatnya

tidak

boleh diterima sama sekali dan tidak


boleh
Adapun

meriwayatkan
Syiah

dari

masih

mereka.

boleh

kita

menerima hadits darinya dengan syarat


dia tidak mendawahkan bidahnya.
Sedang

Syiah

yang

sekarang

berkembang (Syiah Imamiyah Itsna


Asyariyah) adalah satu sekte yang
sama dengan Rafidhoh. Ajaran tauhid
mereka

diambil

dari

Qadariyah,

Jabariyah, Murjiah, Mutazilah, dan


Asyariyah.

Ajaran

mereka

sangat

bertentangan dengan ulama Ahlus


Sunnah wal Jamaah dengan perbedaan
yang sangat menonjol, yaitu tentang
Al-Quran, aqidah, Sunnah, Malaikat,
Imamah, Taqiyyah, Mutah, Sahabat
dan Ahlul Bait.

Sebelum masuk kepada masalah asSunnah,

alangkah

baiknya

kita

mengetahui terlebih dahulu pandangan


Syiah tentang al-Quran. Di mana para
ulama

Syiah

mengatakan:

Telah

terjadi pemalsuan terhadap al-Quran


yang dilakukan oleh para Sahabat
Rosululloh .
Bila dilihat dari segi keyakinan
mereka terhadap al-Quran saja, maka
dapatlah disimpulkan bahwa kaum
Syiah sudah keluar dari Islam.
Tentang masalah as-Sunnah, kaum
Syiah menolak semua hadits yang ada
pada kaum Sunni yang dianggap tidak
melalui jalur ahlul bait (ahlul bait
menurut pengertian mereka), karena
itu 96 % hadits-hadits Rosululloh

mereka tolak, dan hanya sekitar 4 %


saja mereka terima.
Kitab-kitab hadits yang diakui para
ulama Ahlus Sunnah wal Jamaah yang
menjadi pegangan dan rujukan kaum
muslimin ditolak oleh mereka, karena
kaum Syiah mempunyai kitab hadits
yang nilainya menurut mereka jauh
lebih tinggi dari hadits-hadits yang
diriwayatkan al-Bukhori dan Muslim.
Dengan berbekal kedustaan dan
kesesatan, firqoh-firqoh sesat di atas
mencoba

meruntuhkan

pondasi-

pondasi Islam, yakni al-Quran dan asSunnah,


merupakan

yang

mana

rujukan

keduanya
suci

kaum

Muslimin, mereka usik keabsahannya,


manusia-manusia terbaik umat ini dari
para sahabat Rosululloh

mereka

rendahkan martabatnya. Lalu, Islam


manakah yang ada pada mereka ketika
kitab suci dan orang-orang mulia kaum
muslimin

mereka

injak-injak

kehormatannya?! Allohu Al-Mustaan.

HARUSKAH BERITTIBA KEPADA


AHLUL BAIT?
Dalam realita yang ada, ideologi dan
keyakinan agama Syiah tentang ahlul
bait ternyata saling bertentangan. Di
satu sisi agama Syiah mengkultuskan
ahlul bait, sampai-sampai dinyatakan

bahwa mereka mengetahui hal yang


gaib,

memiliki

kekuasaan

untuk

mengatur urusan dunia dan tidak akan


mati kecuali atas kehendak mereka
sendiri. Akan tetapi di sisi lain, mereka
menghinakan

ahlul

bait,

sampai-

sampai menjuluki al-Hasan sebagai


tokoh yang telah menghinakan umat
Islam, menggambarkan para imam
ahlul

bait

sebagai

figur

penakut,

pengecut bahkan lebih dahsyat lagi


dari semua itu.
Untuk

membuktikan

kecintaan

mereka, Syiah selalu menukil hadits

tsaqolain, demi menegaskan wajibnya


mengikuti ahlul bait. Tapi apakah
Syiah konsekuen dengan ucapannya
sendiri? Inilah yang perlu kita teliti.

Sebagai

gambarannya,

bahwa

mengikuti al-Quran adalah dengan


mengikuti

perintah

yang

ada

di

dalamnya, dan menjauhi larangannya.


Itulah yang disebut mengikuti. Begitu
juga dengan mengikuti ahlul bait,
dengan mengikuti perintah mereka,
dan menjauhi apa yang mereka larang.
Al-Quran ada di hadapan kita, dapat
kita baca setiap hari. De-ngan mudah
kita mengakses perintah dan larangan.
Tetapi ahlul bait versi Syiah, mereka
telah per-gi. 11 imam telah pergi
mengha-dap Alloh

, sementara imam

ke 12 malah pergi bersembunyi, meninggalkan tugasnya untuk menjaga


syariat,

meninggalkan

fungsinya

sebagai penerus Nabi Mu-hammad

Bagaimana caranya mengakses perintah


ahlul bait?
Bagi agama Syiah, kitab-kitab yang
dimiliki mereka banyak memuat riwayat
dari para imam mereka. Dengan kitabkitab itulah mereka bisa mengikuti ahlul
bait.
Namun,

tentunya

tidak

semua

riwayat bisa diterima begitu saja, harus


ada

proses

penelitian

mengenai

validitas perawi, apakah cacat atau


valid. Dari situ bisa diketahui mana
riwayat yang shohih maupun yang
dhoif.
Jika sebuah riwayat dari seorang
imam terbukti shohih, maka harus
diikuti, karena riwayat itu memuat
sabda imam yang maksum (menurut
Syiah), yaitu imam yang terbebas dari

salah dan lupa. Sabdanya memiliki


kekuatan hu-kum yaitu wajib diikuti.
Inilah

inti

hadits

tsaqolain, yaitu

perintah untuk mengikuti ahlul bait.


Tetapi apa yang terjadi?
Ketika sebuah riwayat shohih dari
imam maksum menyelisihi pendapat
ulama
pendapat

Syiah,
para

meninggalkan

mereka
ulama
riwayat

mengambil
Syiah
dari

dan
imam

maksum. Seolah-olah yang maksum di


sini adalah para ulama Syiah, bukan 12
imam ahlul bait. Ahlul bait tidak lagi
maksum ketika ada sabdanya yang
menyelisihi ulama Syiah.
Al-Isytahardi menyatakan da-lam
Taqrirot Fi Ushulil Fiqh-Taqrir Bahts alBurjuwardi, hal 296: Dari sini terkenal
sebuah kaedah, bahwa ketika sebuah

riwayat

semakin

shohih,

derajatnya

semakin

meragukan

ketika

maka

dhaif

dan

riwayat

itu

ditinggalkan oleh ulama kami, dan


sebaliknya, ketika riwayat semakin
dhoif tapi diamalkan oleh ulama kami,
maka akan semakin kuat, seperti dalam
masalah yang ditunjukkan.
Kesimpulannya, ucapan para imam
ditentukan oleh sikap ulama Syiah
terhadap riwayat itu. Ketika sabda para
imam

menyelisihi

keinginan

ulama

Syiah, maka yang harus diikuti adalah


keinginan ulama Syiah, bukan lagi
sabda imam ahlulbait. Apakah berarti
ahlul bait sudah keluar dari tsaqo-lain
yang harus diikuti, dan digantikan oleh
ulama Syiah? Lalu apa lagi gunanya ada
penelitian hadits, jika hadits yang shohih

bisa

digu-gurkan

oleh

ulama?

Sebenarnya siapa yang menjadi panutan


Syi-ah? Imam maksum atau ulama
Syiah

yang

tidak

maksum?

Apa

gunanya imam maksum jika ucapannya


dapat digugurkan oleh ulama-ulama
Syiah yang tidak maksum? Syiah
selalu berdalil dengan hadits tsaqalain,
namun di saat yang sama Syiah membuangnya jauh-jauh.
Sehingga dari hal tersebut, muncul
satu pertanyaan: siapakah pembela
ahlul bait yang sebenarnya? Siapakah
yang benar-benar telah menjalankan
wasiat Rosululloh
khutbah

di sungai

tatkala beliau berKhum

(Ghodir

Khum): Dan aku menitipkan

kepada kalian dua hal besar: Per-tama :


Kitabulloh, Dan kedua: adalah

keluargaku, aku mengingatkan kalian


agar senantiasa takut kepada Alloh
dalam memperlakukan keluargaku.
(HR. Muslim).
Simaklah sejenak, bagaimana Nabi
menekankan perintah agar kita
bersikap

yang

sewajarnya

kepada

keluarga dan anak keturunannya, serta


tidak menjadikan mereka sebagai standari
berittiba:

Sungguh demi Alloh

, andai

Fatimah

binti Muhammad mencuri,

niscaya

aku

tangannya.

akan

(HR.

memotong

Bu-khori

dan

Mulsim).
Jadi,

siapakah

yang

sebenarnya

pembela dan pengikut ahlul bait yang


sebenarnya? Apakah agama Syiah yang
telah mencela imam Ali

, al-Hasan

, dan bahkan mengkhianati imam alHusain

hingga akhirnya ia terbunuh

disebabkan makar mereka? Ataukah


ahlussunnah yang senan-iasa bersikap
proporsional dan sewajarnya, tetap
menghormati

dan

tidak

bersikap

ekstrim? Camkanlah dengan baik-baik


..!!

SEKULER MUSUH ISLAM


KONTEMPOLER

Disaat

hati

ini

larut

dalam

kegalauan, ketika sanubari ini disayatsayat oleh kegelisahan, jika jiwa ini
diserang oleh penyakit yang beragam,
kita bertanya apa obatnya, seperti apa
penawarnya,
mampu

dimana

meredakan

dokter

yang

sakitnya?

Kita

mencarinya di kanan dan kiri, kita


menjelajahi disudut-sudut dunia ini,
akan tetapi ternyata kita lupa bahwa
ada sebuah obat yang ampuh, yang
diturunkan dari langit ketujuh, yah
Dialah al-Quran, penawar mujarab
yang terabaikan, obat berharga yang
ditinggalkan,

dengannya

jiwa

merasakan

ketenangan,

berhukum

dengannya

kehidupan

harmonis

berjalan,

dan

tanpanya

hanya

membuahkan

kekacauan

bahkan

kehancuran.

Dan kami turunkan dari al-Quran


sesuatu yang jadi penawar dan rahmat
bagi

orang-orang

sedangkan

bagi

yang

beriman,

orang-orang

yang

zholim al-Quran itu hanya menambah


kerugian. (QS. Al-Isro[17]: 82)
Fenomena umat islam terhadap alQuran di era globalisasi yang kita
dapati hanya sebuah dekadensi moral
Qurani.

Dimana

umat

hanya

menjadikan al-Quran sebagai pajangan


dan hiasan dalam ruangan. Di sudut
lain mereka jadikan al-Quran seperti
kontes

kecantikan

dalam

ajang

perlombaan. Di sudut yang berbeda,


kita dapati juga mereka yang sengaja
mempermainkan makna dari ayat yang
ada demi menghalalkan apa yang
menjadi tuntutan hawa nafsu mereka
sehingga akal mereka berputar-putar
hanya untuk tujuan yang satu yaitu
menyelewengkan

makna

al-Quran

yang benar dan melawan kebenaran.


Dan inilah yang dilakukan oleh orangorang sekuler yang tentunya dengan
cara mereka yang seperti ini mereka
pantas mendapat predikat musuh islam
kontemporer.
Padahal al-Quran datang sebagai
pembeda antara yang benar dan yang
batil, menjelaskan apa-apa yang halal
dan

apa-apa

menentramkan

yang
kegalauan

haram,
hati,

petunjuk

jalan

kebenaran,

obat

penyakit jasmani dan rohani, sumber


ilmu

pengetahuan

dan

teknologi

tertinggi yang belum mampu terkaji


oleh kita.

Dan apakah tidak cukup bagi


mereka

bahwasanya

Kami

telah

menurunkan kepadamu al-Kitab (alQuran) sedang dia dibacakan kepada


mereka? Sesungguhnya dalam (alQuran) itu terdapat rahmat yang besar
dan pelajaran bagi orang-orang yang
beriman.(QS. al-Ankabut[29]: 51)
Hai manusia, sesungguhnya telah
datang
Tuhanmu

kepadamu
dan

pelajaran

dari

penyembuh

bagi

penyakit-penyakit (yang berada) dalam


dada dan petunjuk serta rahmat bagi

orang-orang

yang

beriman.

(QS.Yunus[10]: 57)
Rasululloh
alquran
sahabat

murni mengajarkan

berdasarkan

wahyu.

Para

, para Tabiin dan ulama-

ulama Robbani menafsirkan al-Quran


berdasarkan apa-apa yang Rasululloh
sampaikan lewat hadis-hadisnya
yang sohih. Berbeda dengan orangorang sekuler yang menafsirkan alQuran dengan mendahulukan akal
mereka dan lebih mementingkan segala
yang

mengacu

kepada

penenuhan

hawa nafsu mereka.


Orang-orang sekuler sangat berani
menyelewengkan

makna

al-Quran

karena memang mereka tidak dididik


oleh ulama-ulama islam. Mereka juga
menempuh jenjang pendidikan dari

musuh-musuh islam. Mereka memang


dibentuk untuk menghancurkan islam
dari dalam.

Dan ternyata, ini telah diprakarsai


oleh golongan sebelumnya yang salah
dalam memahami al-Quran. Murjiah
misalnya

yang

hanya

bergantung

kepada ayat-ayat yang menjelaskan


tentang kasih sayang dan mengabaikan
ayat-ayat yang berisi ancaman atau
peringatan. Ataupun sebaliknya yang
lebih dikenal dengan khowarij yang
berlebihan dalam menerapkan ayatayat yang bersifat ancaman sehingga
terlalu gamang dalam mengkafirkan.
Pemahaman al-Quran yang benar
adalah sebuah nutrisi utama dan pokok
bagi umat islam. Bahkan lebih utama

dari bahan pangan. Apalah artinya


pangan

yang

melimpah

tapi

pemahaman terhadap alquran salah.


Salah memahami dan mengamalkan isi
al-Quran di dunia bisa menyebabkan
keabadiaan

dalam

neraka.

Nauzubillah.
Rasululloh
keluarga

selalu memotifasi

dan

sahabatnya

untuk

membaca dan mentadaburi al-Quran.


Karena disitulah sumber kebahagian
dan

kemuliaan.

Tidak

bahkan Rasululloh
sebaik-baik

itu

mensifati bahwa

kalian

mempelajari

hanya

adalah

al-Quran

yang
dan

mengajarkannya. (HR. Bukhori) Ini


adalah sebuah bukti nyata dari hadis
mulia

bahwa

kedudukan

orang

betapa
yang

agungnya
membaca

dan

alquran,

mentadaburinya

mengamalkan dalam kehidupannya. Di


hadis yang lain juga Rasululloh
bersabda :

menyelesaikan

yang

Siapa

kesulitan seorang mumin dari berbagai


niscaya

dunia,

kesulitan-kesulitan

akan memudahkan kesulitan-

Alloh

kesulitannya dihari kiamat. Dan siapa


yang memudahkan orang yang sedang
kesulitan

niscaya

akan

Alloh

mudahkan baginya di dunia dan


akhirat dan siapa yang menutupi (aib)
seorang

muslim

Alloh

akan

tutupkan aibnya di dunia dan akhirat.


Alloh

selalu menolong hambanya

selama

hambanya

menolong

saudaranya. Siapa yang menempuh


jalan untuk mendapatkan ilmu, akan
Alloh

mudahkan baginya jalan ke

syurga. Sebuah kaum yang berkumpul


di salah satu rumah Alloh
kitab-kitab
mempelajarinya
niscaya

akan

Alloh

membaca
dan

diantara

mereka,

diturunkan

kepada

mereka ketenangan dan dilimpahkan


kepada mereka rahmat, dan mereka

dikelilingi malaikat serta Alloh


sebut-sebut mereka kepada makhluk
disisi-Nya. Dan siapa

yang lambat

amalnya, hal itu tidak akan dipercepat


oleh nasabnya. (H.R Bukhori)

Jadi sudah pasti dari janji ilahi


bahwa mereka yang mempelajari alQuran akan dihadiahkan ketenangan
dan sanjungan dihadapan makhluk
langitnya. Sedangkan mereka yang
jauh

dari

al-Quran

bisa

dilihat

hidupnya berjalan tanpa panduan yang


jelas. Tujuannya kenikmatan sementara
setelah itu derita.
Cetakan
beragam

al-Quran

kini

sudah

bentuknya, bahkan dengan

terjemahan

dari

berbagai

bahasa.

Tinggal kita harus bisa memanfaatkan

ini. Hidayah itu tidak mendatangi


tetapi harus didatangi.

Maksimalkan

fasilitas yang ada demi menggapai


surga firdaus-Nya. Wallohualam.

Dan

orang-orang

yang

bersungguh-sungguh untuk (mencari


keridhaan) Kami, benar- benar akan
Kami tunjukkan kepada mereka jalanjalan Kami. Dan sesungguhnya Alloh
benar-benar beserta orang-orang
yang

berbuat

baik.

(QS.

Ankabut[29]: 69)

PEMALSUAN HADITS DALAM


LINTASAN SEJARAH

al-

Di

antara

keistimewaan

keunggulan
Islam

yang

dan
tidak

terdapat dalam agama lain adalah,


dalam masalah hadits. Ia memiliki
sistem sanad atau sistem transmisi,
sehingga setiap yang dikatakan oleh
Rosululloh

semuanya bisa dilacak

kebenarannya. Dalam Islam, al-Qur'an


dan

al-Hadits

keguruannya.
dikatakan,

mempunyai

silsilah

Sehingga

bahwa

sanad

hadits

dapat
memiliki

yang

dapat

dipertanggungjawabkan secara ilmiah.


Hal ini sekaligus menepis anggapan
orang-orang

orientalis

barat

yang

menuduh bahwa hadits itu buatan para


ulama.
Pada

zaman

Nabi

boleh

dikatakan tidak ada pemalsuan hadits,

sebab Nabi

bersikap tegas sekali

dalam menegakkan kebenaran dan


keadilan dalam memberantas segala
macam kebohongan dan kepalsuan.
Begitu juga pada masa pemerintahan
Abu Bakar dan Umar

, keduanya

sangat teliti dan hati-hati terhadap


penerimaan dan penyampaian ajaranajaran Nabi . Karena itu pada masa ini
dapat dikatakan belum ada pemalsuan
hadits. Barulah pada masa Kholifah
Utsman bin Affan

(tahun 644 M-

656 M) beberapa orang dari para


pengikut Abdulloh bin saba (seorang
munafik yang ulung) telah mulai berani
melancarkan

fitnah

dan

provokasi

dikalangan umat Islam dengan tujuan


memecah belah umat Islam dan untuk
menimbulkan kebencian umat Islam

kepada Kholifah yang sah, sehingga


menyebabkan

terbunuhnya

Utsman bin Affan

Kholifah

. Mereka telah

berani membuat kebohongan dalam


ajaran- ajaran Nabi

dengan membuat

dan menyebarkan hadits-hadits palsu.


Begitu juga pada masa pemerintahan Ali
, muncul fitnah yang berasal dari
orang-orang

munafik

yang

menyebabkan pecahnya perang saudara


antara Ali dan Muawiyah

Dari sana, tercatatlah dalam sejarah


ilmu

hadits

bahwa

kelompok-

kelompok politik adalah kelompok


yang pertama kali membuat hadits
palsu. Sebagaimana hal ini pernah
dikatakan oleh seorang ulama besar
yang bernama Muhammad ibnu Sirin

, Para ulama hadits tadinya tidak

menanyakan tentang sanad, tetapi


tatkala terjadi fitnah, mereka berkata,
Sebutkan kepada kami nama rowirowimu,

bila

menyampaikannya
Ahlus

Sunnah

diterima,

dilihat

yang

adalah

seorang

maka

tetapi

bila

haditsnya
yang

menyampaikannya ahlul Bidah maka


haditsnya ditolak. (Lihat Muqoddimah
Shahih Muslim I/14)
Di

masyarakat

hadits-hadits

palsu

kita,
masih

eksistensi
banyak

dijumpai, bahkan laku keras. Sebab,


biasanya

hadits palsu memberikan

janji-janji pahala yang sangat besar,


padahal amalan yang dilakukan sangat
ringan. Bila kita telusuri di dalam
kitab-kitab sejarah Islam, bahwa sebab-

sebab

terjadinya

pemalsuan

hadits

adalah sebagai berikut:


1. Perbuatan kaum zindiq dan ilhad.
Ketika salah seorang zindiq yang
bernama Abdul Karim bin Auja akan
dihukum mati oleh seorang penguasa
Bashroh pada zaman Khilafah al-Mahdi
pada

tahun

160

H,

ia

berkata,

Sesungguhnya aku telah memalsukan


hadits pada kalian sebanyak 4000
hadits palsu, aku haramkan padanya
perkara yang halal dan aku telah
halalkan padanya perkara yang haram.
(Lihat al-Baitsul Hatsits [I/254])
2. Sikap taashshub (fanatik) terhadap
negara, bahasa, atau golongan tertentu.
Sebagai contoh, hadits palsu yang
dibuat oleh orang-orang yang fanatik
kepada imam tertentu, Akan ada dari

kalangan

umatku

seorang

yang

bernama Muhammad bin Idris (yakni


Imam

Asy-Syafii

),

dia

lebih

berbahaya bagi umatku dari pada iblis.


Dan akan ada di kalangan umatku
seorang yang bernama Abu Hanifah,
dia

adalah

lampu

penerang

bagi

umatku. (Lihat al-Maudhuat [II/49])


3. anggapan baik bagi kaum yang
memalsukan hadits.
Mereka

membuat

hadits-hadits

palsu tentang keutamaan amal, targhib


wat tarhib (anjuran dan larangan), dan
lain-lain.
merasa

Anehnya,

mereka

keberatan

membolehkannya

tidak
bahkan
dengan

mengharapkan ganjaran dari Alloh

Mereka ini umumnya kaum yang


menyandarkan diri mereka kepada

zuhud dan sufi. Dan apabila mereka


diingatkan dengan sabda Nabi

Barang siapa yang berdusta atas


namaku dengan sengaja, hendaklah dia
mempersiapkan tempat duduknya di
Neraka. (HR. Bukhori dan Muslim dari
Abu Huroiroh

Kemudian mereka berkata, Kami

tidak berbohong untuk merusak nama


atau syariat Nabi

, akan tetapi kami

berbohong untuk membela beliau .


4. Qashshash (para tukang cerita atau
tukang dongeng).
Adanya orang-orang yang memiliki
hobi bercerita dan memberi nasihat,
namun kurang bekal ilmu. Ini terjadi
pada

akhir

semakin

zaman
banyak

Khilafah,
pada

dan

zaman

setelahnya. Mereka memalsukan hadits

dalam cerita-cerita mereka demi uang


dan

supaya

orang-orang

yang

mendengarnya kagum kepada mereka.


(Lihat al-Baitsul Hatsits [I/258] dan alMaudhuat [I/46])
5. Perselisihan politik.
Akibat terjadinya gejolak politik,
muncullah

banyak

masing-masing

kelompok

ingin

yang

menguatkan

kelompoknya meskipun dengan jalan


memalsukan hadits. Kelompok yang
paling banyak melakukan hal ini
adalah Syiah.
6. Kaum yang memalsukan hadits demi
kepuasan hawa nafsu para penguasa
dan untuk mendekatkan diri kepada
mereka.
Di antara kalangan ulama, ada
sebagian ulama berhati jahat yang

membeli

kehidupan dunia

dengan

akhirat. Mereka menjilat penguasa


dengan mendatangkan fatwa, pendapat
dan hadits palsu untuk menyenangkan
penguasa tersebut. Sebagaimana pernah
dilakukan oleh Ghiyats bin Ibrohim
ketika ia mendatangi al-Mahdi, seorang
pemimpin Bani Abbasiyyah.
7. Terjadinya

ikhtilaf

(perbedaan

pendapat) dalam masalah akidah dan


fikih.
Ada berbagai golongan yang sangat
fanatik terhadap golongannya masingmasing. Sehingga ada diantara mereka
yang sampai berani memalsukan hadits
demi mendukung pendapat golongan
mereka. Sebagai contoh adalah sebuah
hadits yang diriwayatkan dari Anas bin
Malik ra bahwa Nabi saw bersabda,

Barang siapa yang mengangkat kedua


tangannya setelah ruku maka tidak ada
shalat baginya. (Lihat al-Maudhuat
[II/197])
Oleh Karena itu, dikarenakan fungsi
hadits Nabi

sangat urgen bagi umat

Islam dan kedudukan hadits yang


merupakan sumber otentik hukum
Islam sepertihalnya al-Quran, maka
perlu sekali untuk berhati-hati dalam
mengambil

atau

menggunakannya.

Keaslian suatu hadits harus dijaga,


dengan

cara

seselektif

mungkin

menerima riwayat yang sampai kepada


kita.
Untuk menyelamatkan hadits Nabi
di tengah-tengah berkecamuknya
pembuatan hadits palsu, maka ulama
hadits

menyusun

berbagai

kaidah

penelitian hadits, diantaranya adalah

ilm rijal al-hadits, dan ilm al-jarh wa


al-tadil.
Dengan

demikian

dapat

ditarik

kesimpulan bahwa sesuatu yang bukan


berasal dari Nabi

, baik yang berupa

ucapan, tindakan maupun ketetapan


tidak

dapat

Andaikata

ada

dinamakan
yang

Hadits.

menyebutnya

sebagai hadits, maka sudah tentu adalah


hadits maudlu atau palsu, yaitu: hadits
yang

dibuat-buat

atau

diciptakan

seseorang secara dusta atas nama Nabi


, baik dengan sengaja atau tidak
sengaja. Tidak sengaja itu bisa dengan
sebab kebodohan, kekeliruan ataupun
kesalahannya. Meskipun ia tidak secara
langsung

berdusta, tetapi tetap saja

riwayatnya dinamakan maudlu (palsu).

Wallohu alam.

LIBERAL SEBUAH KESESATAN


DARI MASA KE MASA

Setiap kita meyakini bahwa Alloh


adalah

Maha

Pengatur

alam

semesta. Tidak boleh ada keraguan


tentang hal tersebut. Akan tetapi
dalam kenyataan hidup ternyata masih
kita

dapati

orang-orang

yang

menuhankan akalnya sehingga dalam


kesehariannya

selalu

pertanyaan-pertanyaan

timbul
aneh

dan

nyeleneh seperti kenapa, bagaimana dan


mengapa.

Inilah

akibat

minimnya

pengetahuan yang bersumber dari alQuran

dan

al-Hadits.

Alloh

berfirman:
Hai

orang-orang

yang

beriman,

janganlah kalian mendahului Alloh

dan Rosul-Nya dan bertakwalah kepada


Alloh

. Sesungguhnya Alloh

Maha

Mendengar lagi Maha Mengetahui.


(QS. al-Hujurot [49]:1)
Rosululloh

bersabda :

Saya tinggalkan pada kalian dua


perkara yang kalian tidak akan sesat
setelah berpegang dengan keduanya
yaitu Kitab Alloh

dan Sunnahku.

(HR. al-Hakim 1/172, lihat Shohih alJami no. 2937 dan ash-Shohihah no.
1761)
Ketika masa semakin jauh dari zaman
kenabian dan semakin banyak muncul
fitnah, datang sebuah pemikiran atau
paham bahwa akal harus didahulukan
daripada wahyu (naqli) ketika keduanya
bertentangan

menurut

pemahaman

penganutnya. Paham mendahulukan

akal dari pada naqli yang berarti pula


mengkultuskan akal ini, jika kita teliti
asal-usulnya, maka ia akan berujung
pada Iblis lanatullah alaihi. Dialah
yang

pertama

kali

menggunakan

akalnya untuk menolak perintah Alloh


tatkala Alloh

memerintahkan dia

bersama malaikat sujud kepada Nabi


Adam

. Alloh

berfirman:

Sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu (Adam

), lalu Kami bentuk

tubuhmu, kemudian Kami kata-kan


kepada para malaikat: Bersujudlah
kalian

kepada

Adam

maka

merekapun bersujud kecuali Iblis. Dia


tidak termasuk mereka yang bersujud.
Alloh

berfirman: Apakah yang

menghalangimu untuk bersujud (kepada


Adam

di

waktu

Aku

menyuruhmu? Iblis menjawab: Saya


lebih

baik

daripadanya:

Engkau

ciptakan saya dari api sedang dia


Engkau ciptakan dari tanah.
(QS. al-Araf [6]: 11-12)
Ibnul Qoyyim

berkata:

Perbuatan menentang wahyu dengan


akal adalah warisan Syeikh Abu Murroh
alias iblis. Dialah yang pertama kali
menentang wahyu dengan akal dan
mendahulukan akal dari pada wahyu.
(Syarah

al-Aqidah

al-Thohawiyyah

hal. 207)
Manhaj (metodologi) ini kemudian
diwarisi oleh para pengikut iblis dari
kalangan

musuh

para

Rosul.

Di

antaranya adalah kaum Nabi Nuh


yang melakukan penentangan terhadap

dakwah

beliau.

Mereka

berkata

sebagaimana dikisahkan oleh Alloh

Dan berkatalah pemimpin-pemimpin


yang kafir dari kaumnya: Kami tidak
melihat

kamu

melain-kan

sebagai

manusia biasa seperti kami. Dan kami


tidak

melihat

orang-orang

yang

mengikuti kamu melainkan orang yang


hina dina di antara kami yang mudah
percaya begitu saja. Kami tidak melihat
kamu memiliki kelebihan apapun atas
kami, bahkan kami yakin bahwa kamu
adalah orang-orang yang dusta. (QS.
Hud [11]: 27)
Yakni,

orang-orang

menentang Nabi Nuh

yang
berkata

bahwa mereka (para pengikut Nabi


Nuh

mengikuti

beliau

tanpa

berpikir benar-benar (Tafsir as-Sadi,

hal.

380).

Orang-orang

kafir

itu

beralasan, mereka tidak mengikuti Nabi


Nuh

karena menganggap diri mereka

sebagai orang-orang yang rasionya


maju dan berpikir panjang, sedang
pengikut para Rosul berakal pendek.
Hal yang sama terjadi pula pada zaman
Nabi Muhammad

. Tokoh paham ini

yang muncul di masa Rosululloh


adalah Dzul Khuwaishiroh. Dialah
yang mengatakan kepada Nabi :

Bertakwalah

kepada

wahai Muhammad

Alloh
dan berbuat

adillah (dalam hal pembagian). (HR. alBukhori no. 1219)


Orang ini tahu akan keharusan
berbuat adil tapi ia tidak tahu cara adil
menurut syariat. Ia menyangkal cara
pembagian Nabi

untuk orang-orang

yang beliau maksudkan agar lunak hati


mereka dengan panda-ngan akalnya, ia
menganggap bahwa pembagian Nabi
itu

tidak

adil

walaupun

Nabi

membaginya dengan petunjuk dari Alloh


.
Maka Nabi

pun berkata:

Dzat yang di atas langit telah


mempercayaiku, sedangkan kalian tidak
percaya kepadaku? (HR. al-Bukhori no.
1219)

Sepeninggal Nabi

masih ada

orang yang mewarisi pemikiran itu


bahkan dikembangkan menjadi lebih
sistematis. Mereka tulis dalam karyakarya mereka lalu dijadikan sebagai
rujukan dalam banyak permasalahan.
Maka jadilah akal sebagai hakim dalam

berbagai masalah. Apa yang diputuskan


akal, itulah yang benar. Dan apa yang
ditolaknya maka itu tentu salah. Salah
satu ahli waris dari paham ini adalah
kelompok

Mutazilah.

Menurut

Mutazilah, manusia dengan semata


akalnya sendiri dapat mengetahui batasbatas kebaikan dan kejahatan.
Al-Qodhi Abdul Jabbar (wafat tahun
415 H), salah satu tokoh terkemuka paham
ini mengatakan ketika menerangkan
urutan dalil:

Yang pertama adalah dalil akal


karena dengan akal bisa terbedakan
antara yang baik dan yang buruk,
karena Alloh

tidak berbicara kecuali

dengan orang-orang yang berakal


(Fadhlul Itizal hal. 139, dinukil dari

Mauqif al-Madrosah al-Aqliyyah min


as-Sunnah an-Nabawiyyah, 1/97)
Perkataan orang-orang Mutazilah
ini jelas bertentangan dengan ayatayat dan hadits yang telah disebut di
muka. Karena itu, alasan seperti ini
tidak bisa diterima (karena salah),
apapun alasannya. Lebih-lebih karena
dalilnya juga cuma dari akal, di mana
akal ini satu sama lain bisa berbeda
pandangan (dalam memahami sesuatu).
Lantas pan-dangan siapa yang mau
dijadikan standar?
Bahkan apa yang dia katakan itu
karena dengannya bisa terbeda-kan
antara yang baik dan yang buruk
adalah pernyataan yang salah menurut
dalil naqli dan akal yang sehat. Tidak
secara mutlak demikian.

berfirman:

Alloh

Dan demikianlah Kami wahyukan


kepadamu wahyu (al-Quran) dengan
perintah

Kami.

Sebelumnya

kamu

tidaklah mengetahui apakah al-Kitab


(al-Quran) dan tidak pula mengetahui
apakah iman itu, tetapi Kami menjadikan
al-Quran itu cahaya, yang Kami tunjuki
dengan dia siapa yang Kami kehendaki di
antara

hamba-hamba

sesungguh-nya

kamu

Kami.

Dan

benar-benar

memberi petunjuk kepada jalan yang


lurus. (QS. asy-Syuro [42]: 52)
Jadi Nabi
wahyu

tidak

sendiri sebelum diberi


mengetahui

perincian

syariat, tidak tahu mana yang baik dan


yang buruk secara detail apalagi selain
beliau.

Bagi yang berakal sehat, dia akan


tahu, misalnya, bahwa sholat adalah
sesuatu yang baik setelah diberi tahu
syariat. Tahu mencium Hajar Aswad
itu baik, tahu melempar jumroh itu
baik,

tahu

jeleknya

daging

babi

sebelum ditemukan adanya cacing pita


di dalammnya, dan banyak pengetahuan
lainnya semua adalah dari syariat.
Dengan

demikian

syariatlah

yang

menerangkan baik atau jeleknya sesuatu.


Memang terkadang akal dapat menilai
baik buruknya sesuatu namun hanya
pada perkara yang sangat terbatas,
seperti baiknya kejujuran dan jeleknya
kebohongan. Dalam permasalahan lain,
terutama dalam perkara aqidah dan
ibadah, akal banyak tidak tahu bahkan

butuh bimbingan wahyu untuk mengetahuinya.


Kita langsung melompat pada zaman
akhir-akhir ini di mana muncul pula
para

pemikir

semacam

Muhammad

Abduh. Orang ini berkata:


Telah sepakat pemeluk agama Islam
kecuali sedikit yang tidak terpandang
bahwa jika bertentangan antara akal dan
dalil naqli maka yang diambil adalah apa
yang ditunjukkan oleh akal. (al-Islam
wan Nashroniyyah hal. 59 dinukil dari
al-Aqlaniyyun hal. 61-62)
Ia kesankan pendapatnya adalah
pendapat

jumhur

Umat,

sedangkan

pendapat lain (yang justru mencocoki


kebenaran)

merupakan

pendapat

minoritas yang tidak perlu ditoleh. Yang


benar adalah sebaliknya. Justru pendapat

seluruh Ahlus Sunnah dari dulu sampai


saat ini dan yang akan datang, bahwa
akal itu harus mengikuti dalil al-Quran
dan as-Sunnah. Sedang mereka (orangorang Mutazilah dan pengikutnya) adalah
golongan minoritas yang tidak perlu
dilihat orangnya dan pendapatnya.
Warisan iblis ini sampai sekarang
masih ada dan sungguh benar perkataan
orang Arab: Likulli qaumin warits
(setiap kelompok/sekte itu ada yang
mewarisi)

dan

sejelek-jelek

warisan

adalah warisan iblis, sehingga muncul


berbagai pertanyaan di benak ini, yang
mengingatkan kita pada firman Alloh

Apakah mereka saling berpesan


tentang

apa

yang

dikatakan

itu.

Sebenarnya mereka adalah kaum yang

melampaui batas. (QS. adz-Dza-riyat


[51]: 53)
Pewaris ternama dalam penuhanan
akal

kinipun

mulai

menjamur.

Diantaranya adalah mereka yang sok


moderat padahal berotak bejat. Mereka
adalah JIL, Jaringan Iblis Laknatulloh
alias Jaringan Islam Liberal. Tokoh-tokoh
mereka

yang

dengan

seenak

hati

mempermainkan hukum syari yang


mana hukum islam harus selaras dengan
otak mereka yang tidak waras.

Aliran sesat yang marak lahir dalam


beragam bentuk, mereka bela dengan
alasan otoritas keagamaan. Mereka
juga

memiliki

penafsiran

sendiri

terhadap al-Quran yang berdasarkan akal


mereka karena menurut otak mereka

yang

tidak

beres,

setiap

individu

memiliki relativisme dalam memahami


al-Quran.
Inilah buah buruk jika al-Quran dan
al-Hadits

tidak

dipahami

menu-rut

pemahaman salaf as-sholeh dan ulama


yang mumpuni dalam bidangnya. Karena
Alloh

menurunkan al-Quran dan

penjelasannya

dengan

mengutus

malaikat yang utama dan dengan Rosul


yang mulia

, bayangkan saja kalau

Islam ini berasaskan akal, setiap orang


tentunya memiliki tata cara ibadah
masing-masing, setiap daerahpun bebas
berkreasi dalam peribadatan. Dan inilah
yang akan menjadi bibit penyimpangan.
Semoga Alloh

menunjukkan kita

jalan yang lurus dan mengistiqomahkan


kita semua di jalan tersebut.

LUBANG HITAM SEKTE


MURJIAH:
dari Doktrin Klasik, Modern hingga
Kontemporer

al

urgen

diketahui,
H

yang
bahwa

merupakan
kerancuan

harus

al-irj

fenomena

berpikir yang

semula

hanya menggejala (zhhirah fikriyyah

nasyaat)

namun

kemudian

pesat

(tathowwur)

berkembang

menjangkiti umat secara luas hingga


pada
sebuah

akhirnya

menjelma

doktrin

yang

menghadang

laju

setiap

pembaruan

reformatif

menjadi
setia
dakwah
(dawah

tajddiyyah).* Maksudnya, semula alirj bukan sebagai seruan dakwah yang

didoktrinkan

secara

(dawah

kuat

wiyah maqshdah) untuk menafikan


amal perbuatan dan berpaling dari
ketaatan. al-Irj merupakan kesalahan
interpretasi (tafsr dhllun) terhadap
hakekat

iman.

interpretasi

Setelah

tersebut

kesalahan

mengakar

di

tubuh umat, maka umatlah yang


kemudian
meremehkan
menghindar

secara

perlahan

amal

perbuatan,

dari

ketaatan

dan

melupakan idealitas nilai iman secara


bertahap, hingga akut seperti sekarang,
dimana al-irj
sebagai

doktrin

kemudian menjelma
kesesatan,

dimana

penganutnya dikenal sebagai sekte al-

Murjiah.**
Antara al-Irj dan al-Murjiah

al-Murjiah secara etimologi berasal


dari

kata

mengakhirkan

al-irj,
atau

yang

berarti

menangguhkan

(takhr)1.2
Sedangkan secara terminologi syari,
Murjiah adalah salah satu sekte teologi
yang mengklaim diri sebagai bagian dari
Islam, memiliki pelbagai pemahaman dan
pemikiran yang menyimpang dalam
substansi keimanan yang tidak dianggap
sebagai satu kesatuan yang utuh, dan
mereka memi-liki banyak sekte dengan
beragam doktrin yang tersebar.3
* Lihat Safar ibn Abd al-Rahmn al-Hawl, Zhhirah al-Irj f al-Fikr
al-Islm, ed. Muhammad Quthb, Mesir: Maktabah al-Thayyib, 1418 H,
hlm. 12. ** Lihat Ibid., hlm. 13.
1

al-Hawl, Zhhirah al-Irj f al-Fikr al-Islm, hlm. 319-320.

Lihat QS. al-Arof *7+: 111 dan at-Taubah [9]: 106.

WAMY, al-Mausah al-Muyassarah f al-Adyn wa al-Madzhib wa


al-Ahzb al-Mushirah, ed. Mni ibn Hammd al-Juhn, Riyadh: Dr alNadwah, 1418 H, vol. 2, hlm. 1153.

Genealogi dan Doktrin Murjiah


Berkaitan

dengan

sekte-sekte

Murjiah, para ulama sedikit berbeda


pendapat

tentang

klasifikasi

dan

tipologi pembagiannya.
berkata,Pertama,

Ibnu Uyainah

Murjiah

adalah

mengakhirkan

golongan

(tidak

ikut

yang
campur)

urusan Ali dan Utsman (dan menyerahkan urusannya) kepada Alloh, maka
golongan ini sudah tidak eksis lagi.
Kedua, Murjiah adalah golongan yang
berpendapat

bahwa

iman

adalah

perkataan, tanpa harus disertai dengan


amal perbuatan..4
Ibnu

Taimiyyah

berkata,

Murjiah ada tiga golongan, Pertama:


4

al-Hawl, Zhhirah al-Irj f al-Fikr al-Islm, hlm. 320.

Mereka yang mengatakan bahwa iman


hanya cukup di hati saja. Kemudian
sebagian

dari

mereka

ada

yang

memasukkan dalam paham ini hanya


amalan

hati

saja.

Mereka

adalah

mayoritas penganut Murjiah itu sendiri.


Di antara mereka ada juga yang tidak
memasukkan amal dalam iman, seperti
Jahm bin Shofwan dan orang-orang yang
mengikutinya, seperti ash-Sholih. Kedua:
mereka yang mengatakan bahwa iman
hanya cukup di lisan saja. Pendapat ini
tidak

pernah dikenal sebelumnya,

kecuali berasal dari sekte Karramiyyah.


Ketiga: Mereka yang mengatakan behwa
iman adalah pembenaran dalam hati dan
ucapan dengan lisan. Pendapat yang
ketiga

ini

adalah

pendapat

yang

masyhur di kalangan ahli fiqih dan ahli


ibadah. .5
Berdasarkan dua pernyataan tersebut
di atas dan berbagai pernyataan ulama
lainnya,

sekte

Murjiah

beserta

doktrinnya yang harus diketahui dan


diwaspadai adalah:
1) Murjiah

Generasi

Pertama

(al-

Murjiah al-l).
Mereka dikenal sebagai Murjiah al-

Fuqah, maksudnya ahli fiqih yang


berpaham Murjiah.
Doktrin

mereka,

bahwa

amal

perbuatan tidak termasuk iman, baik


dalam hakikat iman maupun bagiannya.
5
Lihat Muhammad ibn Sad ibn Abdillah al-Katsr, Barah Ahl alHadts wa al-Sunnah min Bidah al-Murjiah: Dirsah Tashliyyah an
Murd al-Salaf bi Dukhl al-Amal f Musamm al-mn, ed. Abd alRahmn ibn Shlih al-Mahmd, Riyadh: Dr al-Muhaddits, 1426 H, hlm.
229-235; dan Muhammad Abd al-Hd al-Mishr, Ahl al-Sunnah wa alJamah: Malim al-Inthilqah al-Kubr, Riyadh: Dr Thayyibah, 1988,
hlm. 132-133.

Namun dalam tataran realitas, mereka


masih

menganggap

amal

perbuatan

tersebut dalam keimananan.


Menurut paham mereka, iman hanya
berupa pembenaran hati (tashdq) dan
ucapan lisan (qaul).
2) Murjiah

Modern

(Murjiah

disebut

juga

al-

Ashr).
Mereka

dengan

Murjiah al-Mutakallimn (Murjiah


para teolog Muslim), atau Murjiah al-

Jahmiyyah, maksudnya Murjiah yang


dilakukan sekte Jahmiyyah, pengikut
doktrin yang dicetuskan oleh Jahm ibn
Shofwan.
Doktrin mereka, bahwa iman hanya
berupa

pengetahuan

(mujarrad

al-

marifah) saja, atau berupa marifah dan


pembenaran hati (tashdq).

Sekte

al-Karramiyyah

bahkan

menyatakan bahwa iman hanya berupa


ucapan lisan (qaul al-lisn) semata.
Dan yang amat disayangkan, doktrin
Murjiah yang digagas oleh Jahm tersebut
kemudian

diadopsi

oleh

sebagian

Asyariyyah dan Maturidiyyah, dengan


sedikit inovasi yang membedakan.
Asyariyyah memiliki doktrin, bahwa
iman adalah pembenaran hati (tashdq),
bukan sekedar pengetahuan (marifah).
Sedangkan

Maturidiyyah

berpaham,

bahwa iman harus berupa ikrar lisan dan


pembenaran hati (al-iqrr wa al-tashdq).
Keduanya tetap bersikukuh untuk
tidak memasukkan amal perbuatan
sebagai bagian atau rukun dari iman.6
6
Lihat Muhammad Hmid al-Nshir, Bida al-Itiqd wa Akhthruh
al al-Mujtamat al-Mushirah, Jeddah: Maktabah al-Sawd, 1995,
hlm. 31-40; al-Katsr, Barah Ahl al-Hadts wa al-Sunnah min Bidah al-

3) Murjiah Kontemporer (Murjiah al-

Ashr al-Hdhir), atau Neo-Murjiah.


Mereka diduga adalah generasi
para penulis kontemporer yang besar di
lingkungan Ahlus Sunnah wal Jamaah,
dikenal luas sebagai pembela manhaj
Ahlus Sunnah, namun di kemudian hari
tersingkap kedoknya, bahwa mereka
adalah penebar doktrin Murjiah
generasi kedua lebih dekat kepada
Asyariyyah. Merekalah yang kini
lebih

dikenal

sebagai

Adiy

al-

Salafiyyah, para pengklaim yang getol


mengaku sebagai pengikut manhaj Salaf,
Ahlus Sunnah wal Jamaah, padahal
bukan!

Murjiah, hlm. 237-258; dan Muhammad ibn Abdillah ibn Al al-Wuhaib,


Nawqidh al-mn al-Itiqdiyyah wa Dhawbith al-Takfr Inda al-Salaf,
Riyadh: Dr al-Muslim, 1996, vol. 1, hlm. 170-195.

Atau

sering

disindir

sebagai

Murjiah al al-Hukkm wa Khawrij


al al-Dut, yaitu golongan yang
berdoktrin

Murjiah

yang

sangat

lunak terhadap para penguasa zhalim


yang tidak Islami, namun ber-perilaku
bak Khawarij terhadap para dai!7 Ini
merupakan tipologi Murjiah yang paling
aneh.
Ancaman dan Bahaya Murjiah
Para ulama, spesifiknya ulama Salaf
telah sejak dini dan sudah lama memperingatkan umat akan bahaya doktrin
Murjiah yang memang sangat jelas
mengancam keberagamaan umat.
7
Untuk membuktikan eksistensi Neo-Murjiah, antara lain lihat
Muhammad ibn Slim al-Dausir, Raf al-Limah an Fatw al-Lajnah alDimah, Mekkah: Dr al-Fawid, 1422 H; Muhammad Ab Ruhayyim,
Haqqah al-Khilf baina al-Salafiyyah al-Syariyyah wa Adiyih f Masil
al-mn, Urdun: Dr al-Jauhar, 1998; dan Ahmad ibn Umar ibn Slim
Bzaml, Shiynah al-Salaf min Waswasah wa Talbst Al al-Halab, Dr
al-Istiqmah.

Ibnu

Taimiyyah

berkata,

Kesesatan Murjiah merupakan faktor


utama

kesalahan

terbesar

dalam

masalah aqidah dan amal perbuatan!.


Ibrohim

an-Nakhoi

berkata,Fitnah

mereka

(Murjiah)

benar-benar lebih berbahaya bagi umat ini


daripada fitnah yang ditimbulkan oleh
sekte Khawarij Azariqoh!.
az-Zuhri

berkata, Belum pernah

terjadi bidah yang lebih ber-bahaya


bagi umatnya kecuali bidah irja ini!.
Yahya ibn Abi Katsir
Qotadah

dan

berkata, Tidak ada satu

hawa nafsu pun yang menurut kami


berbahaya bagi umat ini jika dipertuhankan, selain dari doktrin irja!.
Syuroik

al-Qodhi

berkata,

Mereka (Murjiah) adalah komunal

yang paling buruk dari Syiah Rofidhoh,


padahal Rofidhoh sendiri sudah sangat
buruk! Bedanya, Murjiah lancang
berdusta atas nama Alloh..
Karena itu, apapun model Murjiah
dan

bagaimanapun

semuanya harus

doktrinnya,

diwaspadai, karena

memang bukan Islam!

MENYINGKAP TABIR PEMIKIRAN


POLITIK FIRQOH SESAT
Panggung percaturan politik hari ini
ternyata bukan sekedar ajang untuk
meraih kekuasaan semata. Lebih dari itu,
firqoh-firqoh sesat mulai melirik politik
untuk mengeksiskan paham mereka
dalam lingkup yang lebih makro dan
global.

Sejak

puluhan

abad

para

penggagas firqoh sesat telah berusaha


keras membumikan pemahaman mereka
lewat jalur peme-rintahan. Mungkin
sudah tidak asing ketika
sahabat
khowarij

benih-benih
mulai

menggoncang

di zaman
syiah

disebar

politik

dan
untuk

pemerintahan

Islam. Namun gerakan-gerakan mereka


saat

itu

masih

banyak

bersifat

underground. Akan tetapi walaupun


demikian jerih payah mereka terlihat
eksis. Bahkan dari waktu-kewaktu
menunggu

saat

yang

tepat

untuk

mendapatkan angin segar politik demi


menggulir-kan

pemahaman

mereka melalui

sesat

perantara politik

dalam sebuah Negara.


Berkaca dari Sejarah
Umat Islam hendaknya selalu berkaca
dengan sejarah, karena sejarah manusia
hakikatnya kamus hidup yang penuh
dengan ibroh bagi umat yang cerdik
membacanya.

Kalau kita perhatikan,

pondasi kokoh kemur-nian yang di


bangun para pendahulu kita semakin
hari terlihat luntur. Bangunan megah
dan raksasa pemerintahan Islam semakin
lama terlihat lapuk diserang musuh-

musuh Islam dari dalam dan luar.


Gelombang

dahsyat

membahana

bergerilya

firqoh

sesat

di

dalam

pemerintahan Islam. Di zaman Imam


Ahmad

firqoh sesat Mutazilah

berhasil menyusup menduduki posisi


strategis

di

dalam

pemerintahan.

Akhirnya rezim-rezim yang berkuasa


menyebarkan pemahaman sesat bahwa
al-Quran adalah makhluk. Sampai saat
itu para ulama dan ahlul hadits di doktrin
penguasa

untuk

mengeksiskan

dan

membumikan paham sesat tersebut.


Kondisi politik saat itu memang benarbenar membungkam para ulama dalam
menyerukan dakwah kemurnian. Sampai
pada tingkat ekstrim, rezim al-Mamun
menyiksa dan memenjarakan
ulama

yang

tidak

sejalan

para
dengan

pemerintahan.
Hambal

Imam

Ahmad

bin

adalah salah satu lambang

pejuang kemurnian yang tetap eksis di


zaman fitnah dan kepalsuan tersebut.
Kalau kita cermati bukan hanya di
dalam dinasti Umawiyah saja firqoh
sesat berkancah dalam politik.
Dinasti Abbasiah berkuasa

Ketika
di akhir

pemerintahannya pun mulai terserang


bibit-bibit Syiah. Memang terlihat sangat
lembut, namun di balik kelembutannya
ternyata mengkristal menjadi gerakan
yang cepat sekali menyebar dalam
masyarakat Islam. Seperti halnya gerakan
zionis yang awalnya digagas hanya oleh
beberapa

gelintir

orang

sampai

akhirnya eksis membentuk sebuah


kedaulatan Negara Yahudi di Israel.

Semua itu tidak lepas dari kerja keras


agen-agen Yahudi yang ternyata mampu
bermain cantik di dalam panggung politik
dunia

di

balik

kepalsuan

mereka.

Kebusukan aqidah sesat yang di poles


dan di bungkus rapi lewat politik itu
seolah menjadi hadiah eksklusif di
Negara-negara Islam. Kita lihat saat ini
hampir hegemoni zionis mewarnai dan
mendominasi politik dunia Islam dengan
kebijakan-kebijakan

yang

selalu

mendeskriminasikan kepentingan Islam.


Hal tersebut sama seperti gerakan
syiah yang ter-nyata beremulsi dalam
sebuah Negara adidaya yang bernama
Iran.
Di negeri kita warisan budaya kufur
dari Hindu dan Budha seringkali menjadi
isu politik berlabel kelestarian budaya

bangsa. Beberapa firqoh sesat kebatinan


masih saja menjadikan hal tersebut
sebagai warisan sejarah yang mereka
anggap lebih luhur dari budaya Islam.
Sebenarnya Islam mempunyai warisan
budaya yang lebih agung daripada
budaya patung. Yaitu budaya keilmuan
yang mampu membangun peradaban
terelok di sepanjang zaman.

Wajah Dunia Islam Saat Ini


Umat Islam seolah terperanjak saat
parade firqoh sesat Syiah meng-goncang
berbagai Negara Islam di timur tengah
yang notabenenya

basis Islam dan

menjadi symbol perlawanan peradaban


barat. Ternyata banyak kalangan yang
baru sadar bahwa agen firqoh-firqoh

sesat yang puluhan tahun mengendus


itu kini mulai manggung di kancah
politik yang stra-tegis. Setelah ratusan
tahun Iraq yang merupakan salah satu
pusat pera-daban Islam hari ini tak jauh
bedanya dengan Iran. Eksistensi Syiah di
Iraq mulai membantai kaum Sunni seperti
kaum

Yahudi

di

palestina

yang

membantai umat Islam dan disaksikan


layar lebar sebagai tontonan. Bahkan kaum
Sunni semakin lama menjadi kaum yang
minoritas dan tertindas.
Setelah Irak dibenamkan dengan
hegemoni Syiah maka ekspor revo-lusi
Iran mulai masuk ke Bahrain, Suriah,
Yordania, Mesir dan Lebanon. Bahkan
sekarang di Yaman geliat Syiah mulai
menyeruak

menginginkan

pendirian

Negara Syiah di yaman utara. Realita

tersebut

memberikan

kita

sebuah

konklusi bahwa peta kekuatan Syiah


mulai menggerus timur tengah yang
dulu merupakan poros Islam. Maukah
anda melihat pemi-kiran politik firqoh
sesat tersebut di negeri kita? Mari kita
simak!
Ditengah carut-marut realita umat
dinegeri

kita

mendeklarasikan

Jalaludin
Majelis

Rahmat
Ukhuwah

Sunni-Syiah Indonesia (Muhsin)


Masjid

Akbar

Kemayoran,

di
Jalan

Benyamin Sueb, Jakarta Pusat pada Jumat


20 Mei 2011. Kadang kita bertanyatanya, mengapa aliran sesat yang telah
difatwakan secara resmi oleh MUI
sebagai

aliran

sesat

di

Indonesia

dibiarkan mengakar di tengah Negara


yang

mayoritasnya

umat

Islam?

Memang tak lepas dari manuver politik


yang

di

balik

ditunggangi

sarungnya

kebijakan

telah

agen-agen

Syiah.

Inilah waqi umat Islam seharusnya


kita melek terhadapnya. Semua itu
karena kita berada di dalamnya. Kita
harus faham semua ini bukan sekedar
wacana politik saja. Satu pertanyaan
yang perlu kita renungkan dari realita
diatas.

Akankah negeri kita akan

menjadi sasaran ekspor revolusi Syiah


dari Iran setelah Iraq, Bahrain, Yaman
dan lainnya di balik percaturan politik
ini?
Selalu Waspada dan Terus Bekerja
Ekspor Revolusi Syiah ibarat bom
waktu yang hanya menunggu timming

yang

tepat

membumi

hanguskan

aqidah Islam. Umat Islam harus berani


membredel para agen Syiah dalam
menyebar bibit-bibit kesesatan yang
saat ini dibungkus aqidah taqiyah
terutama di jajaran pemegang kendali
pemerintahan. Namun jangan sampai
waqi

yang

carut

marut

tersebut

membuat kita salah langkah. Banyak


sekali

jebakan

yang

menggiurkan.

Selain kita harus waspada dan siaga


satu. Sepak terjang Syiah memang
harus di hadang. Tentunya dengan
melawan

revolusi

revolusi

kebangkitan.

kalangan

pejabat

Syiah

dengan

Dakwah

di

peme-gang

pemerintahan harus juga dipikirkan.


Jangan sampai di dahului oleh pahampaham Syiah yang merambah pemikiran

mereka. Akhirnya kebijakan politik


mereka adalah kebijakan sesat yang
mencekoki umat.
Sama

sekali

kita

bukan

ingin

menjilat penguasa dan menjadi kaki


tangan

mereka.

menyampaikan

Namun

al-Haq

untuk

sehingga

di

tegak-kan di alam nyata. Dan salah satu


Permasalahannya para punggawa pemerintahan di negeri ini sama sekali tidak
terkawal

dengan

ulama,

bahkan

terabaikan dari prioritas dakwah. Tidak


salah mendakwahi pejabat peme-rintah
untuk bekerja melawan konspirasi
global

sekalipun

seandainya

status

mereka adalah penguasa yang dzolim.


Bukan kah Alloh
Musa

meme-rintahkan

dan Harun

untuk

berdakwah kepada rezim Firaun yang

kafir dan menindas kepada orangorang beriman? Kami yakin

para

mujahid sangat faham akan ayat yang


mulia ini
Allah

berfirman:

))

Pergilah

kamu

beserta

saudaramu

dengan membawa ayat-ayat-Ku, dan

janganlah kamu berdua lalai dalam


mengingat-Ku; Pergilah kamu berdua
kepada Fir'aun, sesungguhnya dia telah
malampaui batas; maka ber-bicalah
kamu berdua kepadanya dengan katakata yang lemah lembut mudahmudahan

ia

ingat

atau

takut.

Berkatalah mereka berdua: Ya Robb


kami, sesungguhnya kami khawatir
bahwa ia segera menyiksa kami atau
akan bertambah melampaui batas
Alloh berfirman: Jangan kamu berdua
khawatir, sesungguhnya Aku beserta
kamu berdua, Aku mendengar dan
melihat. (QS. Thoha [20]: 46)
Wallohu

Alam...

SEJARAH PANJANG VIRUS


SEKULARISME

Makna Sekularisme
Salah satu bidah terbesar zaman ini
adalah faham sekularisme yang melanda
kaum Muslimin dalam memahami dan
menerapkan
terminologis

dinul

Islam.

berbagai

mendefinisikan sekularisme

Secara
kamus
sebagai

paham yang memisahkan antara agama


dengan Negara/kehidupan atau )(

() 8. Dalam konteks definisi ini
berarti segala urusan agama harus
dipisahkan
Negara.
faham

dengan

segala

urusan

Dengan demikian menurut


ini bahwa penyelenggaraan

Negara tidak boleh dicampuri dengan


urusan agama sedikitpun. Epistemologi
inilah yang akhirnya menggelinding di
berbagai Negara Islam bagai bola salju
yang melahap setiap bidang kehidupan
yang di laluinya.
Sejarah Kelam Sekularisme
Sekularisme lahir di tengah carut marut
peradaban barat yang tenggelam dalam
lumpur

kejahiliyyahan.

Pada

abad

8 Aly Juraisyah, al-Ittijahat al-Fikriyyah alMuashiroh, darul Wafa, Kairo, cet I,1086, hal 83.

pertengahan

Eropa

keterpurukan

yang

mengalami

begitu

dahsyat.

Semua pakar sejarah mengakui dan


menulis akan fakta tersebut. Doktrindoktrin kepalsuan dari pihak gereja yang
menyetir pemerintahan di jejalkan pada
masyarakat.

Selama

ratusan

tahun

kepalsuan itu mengakar kuat dalam


masyarakat Eropa.
Tidak sekedar itu, berbagai riset
sainspun

tidak

boleh

bertentangan

dengan kebijakan gereja. Jika hipotesis


ilmuwan mereka bertentangan maka
balasannya penyiksaan

berat bahkan

hukuman mati di mahkamah inkuisisi


rezim

gereja.

Galileo

Galilei

dan

Giordano Bruno adalah tokoh zaman itu


yang harus berhadapan dengan rezim
bengis dan pembantai gereja Roma. Pada

saat itu korban penganiayaan dari rezim


pembantai tersebut mencapai 300.000
jiwa bahkan 32.000 diantaranya mati di
bakar9.
Dari kondisi yang mencekam itu
muncullah gerakan anti religion (anti
agama) sebagai reaksi dari kebiadaban
salibis yang

selama

ratusan

berkuasa.

Gerakan

melepaskan

hegemoni

tahun

perlawanan
agama

dari

pemerintahan gereja itulah yang menjadi


cikal bakal gerakan sekularisme di Eropa
yang di usung oleh Marthin Luther,
Volter, De Kart dan para tokoh kafir
lainnya.
Gelombang Sekularisme di Dunia Islam
Gerakan sekulerisme yang dilatar
belakangi
9

Ibid.

doktrin

kepalsuan

agama

tersebut akhirnya menjadi paham yang


mengakar kuat di Negara Barat. Sampai
pada titik kulminasi kesimpulan bahwa
kemajuan

akan

diraih

dengan

memisahkan agama dari segala bidang


kehidupan.

Dalam benak pengusung

sekularisme

doktrin

agama

adalah

indikator dan faktor utama penghambat


kemajuan

peradaban

barat.

Oleh

karena itu barat adalah Negara yang

traumatik dengan agama. Hal tersebut


memang

dilatar

belakangi

dari

pengalaman pahit hidup ratusan tahun


dalam kepalsuan agama.
Mungkin kita bertanya mengapa
gelombang

sekularisme

menghembas

dunia Islam? Ada beberapa pintu


gerbang sekularisme menjamah dunia

Islam10. 1. Kolonialisme(penjajahan).
Kolonialisme mempunyai andil besar
dalam penyebaran sekularisme di Negara
Islam. Karena setiap penjajah selalu
mewariskan paham sesat. Pihak yang
kalah

dan terjajah

tentunya

akan

menjadi lahan tumbuhnya ideology


sang

penjajah.

Orientalisme.

2.

Orientalis ibarat sebuah studi kritis


mempelajari seluk beluk Islam tapi
bukan untuk meninggikan Islam namun
menghancurkan Islam dari dalam. 3.

Misionarisme. Ada hubungan erat antara


orientalisme
Misionarisme
kristenisasi

dan

misionarisme.

adalah
yang

gerakan
ber-tujuan

memurtadkan umat Islam atau paling


10
Point 2, 3, 4 disebutkan oleh Dr. Daud Rosyid
dalam bukunya Melawan Sekularisme, Usamah
Press, Jakarta,2009, hal 31-36.

tidak membuat umat Islam asing dan


aneh terhadap ajaran agamanya sendiri.
4. Sarjana Muslim yang belajar ke barat.
5. Buku-buku sekulerisme baik yang

terjemahan maupun bukan. Sebagai


contohnya adalah buku Sekularisme,

Liberalisme, dan Pluralisme yang ditulis


oleh Budhy Munawar Rachman yang
diterbit-kan Grasindo: Jakarta, 2010. Diawal
buku dia menulis, dipersembahkan untuk

dua guru besar Islam saya Prof. Dr.


Nurcholish Madjid dan Prof. Dr.M.
Dawam

Rahardjo.

Yang

telah

mengajarkan saya betapa pentingnya


me-ngembangkan

pemikiran

sekularisme, liberalisme dan pluralisme


untuk pembaruan Islam di Indonesia. 6.
Teknologi Informasi.

Dari pintu gerbang utama tersebut


akhirnya sekularisme menjalar di dunia
Islam.

Sekularisme

benar-benar

menolak kemurnian Islam. Konsep


dienul Islam yang kaffah diplintir dan
dimentahkan para sekularis untuk di
terapkan

bahkan

dipisahkan

dari

kehidupan.
Sejarah telah membuktikan universitas
al-Azhar lumpuh menjadi ujung tombak
peradaban

keilmuan

tersekulerkan

para

Islam
kolonial

setelah
barat.

Lantas bagaimana universitas Islam di


negeri kita? Tentu-nya semua tahu,
Universitas Islam mana yang tidak
diajarkan faham sekularisme? Kampus
UIN, STAIN, IAIN yang seharusnya
menjadi garda terdepan membangun
peradaban Islam di Indonesia telah di

gagahi para doktor dan profesor sekuler.


Maka tak jarang universitas Islam dinegeri
ini

telah

mandul

melahirkan

para

pendidik robbani. Coba hitung berapa


ribu sarjana Islam yang lulus dari
universitas Islam? Namun sudahkan kebangkitan Islam yang murni disuarakan?
Kebanyakan hanyalah kepalsuan dibalik
intelektualitas semu.
Waspadalah dengan Para Dai Penyeru
Kepada Pintu Jahannam
Ahibbatii fillah Suatu hari para
sahabat

bertanya

kepada Nabi
Ibnu

tentang

kebaikan

sedangkan Hudzaifah

Yaman

bertanya

tentang

keburukan akhir zaman dengan tujuan


untuk

mengetahui

padanya.

Diantara

dan

berlindung

sekian

banyak

keburukan tersebut dan yang paling


berbahaya yaitu:



))

((




Para dai yang menyeru kepada


pintu

jahannam.

Siapa

yang

memenuhi seruan mereka, niscaya


mereka

akan

menghempaskan

orang itu ke dalam jahannam. Aku


bertanya, wahai Rosululloh
tolong

beritahukanlah

kami

tentang ciri-ciri mereka! Nabi


menjawab,

mereka

memiliki

kulit seperti kulit kita, juga

berbicara dengan bahasa kita.


Saya bertanya, lantas apa yang
anda perintahkan kepada kami
ketika kami menemui hari-hari
seperti itu? Nabi

menjawab,

hendaklah kamu selalu ber-sama


jamaah kaum Muslimin dan
imam (pemimpin) mereka! Aku
ber-tanya, kalau pada waktu itu
tidak

ada

jamaah

kaum

Muslimin dan imam bagaimana?


Nabi
kamu

menjawab, hendaklah
jauhi

seluruh

(kelompok-kelompok)

firqoh
itu,

sekalipun kamu menggigit akarakar pohon hingga kematian


merenggutmu

dalam

keadaan

kamu tetap seperti itu. (HR. al-

Bukhori no. 7084 dan Muslim


no. 1847)
Kami yakin orang yang fitrohnya
masih

terjaga

pasti

tahu

siapakah

mereka. Bukan orang asing tapi mereka


dari negeri kita sendiri. Oleh karena itu
hati-hati dan waspadalah!

WESTERNISASI, MUSUH
BEBUYUTAN PERADABAN ISLAM

Dalam

sejarah

humanism,

kemanusiaan, westernisasi merupakan


salah

satu

prahara

terbesar

yang

melanda umat manusia. Bukan hanya

Islam, banyak bangsa-bangsa timur yang


anti

Islam

menolak

westernisasi.

keberadaan

Memang ia

ibarat

Syndrom ganas yang merambah dan


membunuh

berbagai

peradaban.

Bahkan jantung peradaban Islam di


Eropa yang telah lama memompa
kemurnian dan kebangkitan

Islam

telah

virus

lumpuh

di

grogoti

westernisasi. Kalau kita fahami secara


historis

westernisasi

konfrontasi budaya.

bukan

sekedar

Namun ia adalah

strategi dan makar perang kaum kuffar


untuk memadamkan cahaya Alloh
di muka bumi ini.
Sepak Terjang Westernisasi
Westernisasi sering diartikan dengan
sebuah

arus

besar

yang

memiliki

jangkauan politik, sosial, budaya dan

bertujuan mewarnai bangsa-bangsa di


dunia terutama kaum Muslimin dengan
nuansa serta corak kepribadian Barat.
Budaya Barat lahir dari perpaduan
peradaban Yunani dan Romawi yang
sangat kental dengan nuansa Kristen.
Gerakan

Westernisasi

berawal

dari

kekalahan barat dalam perang salib


pertama. Kekalahan tersebut adalah
pukulan telak bagi kaum kuffar Nasroni
yang menjadikan mereka berpindah
haluan

dalam

memerangi

kaum

Muslimin. Sebagaimana diwasiatkan


pembesar mereka

Louis IX pasca

kekalahan perang salib pertama, Jika

Kalian

ingin

mengalahkan

kaum

Muslimin janganlah engkau perangi


mereka dengan senjata saja (Kalian
telah kalah di hadapan mereka dengan

konfrontasi

senjata)

akan

tetapi

perangilah aqidah mereka karena dia


merupakan sumber kekuatan dalam
diri mereka.11

Ketika perang salib kedua, mereka


mulai memakai strategi baru yang
dikenal dengan Ghozwul fikri (perang
pemikiran). Strategi inilah yang sampai
sekarang terus di kembangkan untuk
memperluas hegemoni Barat di seluruh
dunia terutama dunia Islam yang
menjadi
peradaban

musuh
Barat.

bebuyutan
Pada

bagi

Awalnya

memang Ghozwul Fikri melanda pada


kalangan cendekiawan, namun seiring

11
Adhwa Ala Tsaqofah Islamiyyah, Dr. Ali
Muhammad Maqbul al-Ahdal, Daar al-Quds, Shona,
Yemen, 2004, hlm.12.

berjalannya waktu merambah pula


pada kalangan masyarakat awam.
Ujung Tombak Sarana Westernisasi
Ada dua cara yang di gunakan
Barat

dalam

menyebarkan

faham

westernisasi. Dua cara ini terlihat


ampuh

dan

berpengaruh

dalam

menyebarkan peradaban Barat.


1. Kurikulum Pendidikan.
Ketika pertama kali Inggris menjajah
mesir pada tahun 1882 perdana menteri
Inggris

saat

itu

(Gladston)

seraya

menunjuk mushaf al-Quran berkata,

Selama al-Quran masih ada dalam


genggaman kaum Muslimin tidak akan
mungkin Eropa menguasai dunia timur
(Islam)12
12

hal tersebut persis ketika

Islam Ala Muftaroqi ath-Thoriq, Muhammad

Asad, hlm.39.

Perancis ingin menjajah al-Jazair di mana


pemimpin petinggi mereka berkata,
Sesungguhnya kita tidak akan pernah

mengalahkan

orang-orang

al-Jazair

selagi mereka membaca al-Quran dan


berbicara dengan bahasa Arab. Maka
wajib bagi kita untuk menghapus alQuran

dari

mereka

begitu

juga

mengganti bahasa Arab dari lisan


mereka.13
Hal tersebut tampak sekali di Mesir
ketika al-Azhar yang merupakan denyut
nadi kekuatan Islam saat itu merubah
kurikulumnya dan mulai memasukkan
ilmu-ilmu umum yang dipahami dari
sudut pandang epistemologi Barat. Selain
meng-upgrade

kurikulum

di

negara

13 Qodatul al-Ghorb yaquluna damirul Islam


Abidu Ahlahu, Jalal Alim, hlm.29.

jajahan, di Barat sendiri kurikulum


pendidikan cenderung mendistorsikan
Islam. Banyak studi dan kajian ilmiah
yang dilakukan untuk menganalisis
kurikulum pendidikan di Barat. Dan
hasilnya

ada

unsur

kesengajaan

memburukkan citra Islam dan kaum


Muslimin pada diri generasi muda
mereka.14
Tidak

syak

(ragu)

lagi

bahwa

kurikulum mempunyai paradigma yang


signifikan

dalam

mengkonsep

worldview (pandangan hidup) generasi


muda pada sebuah negara. Maka jika
umat ingin membangun generasi muda
yang kokoh harus ditopang dengan
kurikulum

yang

berbasis

terpadu

14
Ketika Barat Memfitnah Islam (al-Islam fi Fikri
al-Ghorbi), Dr. lathifah Ibrohim al-Khadar, Gema

Insani Press, 2005, hlm. 132.

antara ilmu din dan dunia serta


membuang berbagai sampah teori klasik
seperti teori Darwin yang juntrungnya
menolak kemurnian Islam.
2. Media Massa
Media

massa

merupakan

alat

ghozwul fikri yang paling dahsyat.


Seribu kedustaan bisa menjadi suatu
kebenaran jika setiap hari didengung-kan
media

massa.

Budaya

setan

dan

jahiliyyah bisa menjadi popular jika


sering

ditayangkan

media

massa.

Bahkan kekufuran bisa menjadi gaya


hidup masyarakat ketika setiap hari
dijejalkan di media massa.

Hari ini

media massa terang-terangan tanpa


tedeng aling-aling alias blak-blakan atau
tanpa

basa-basi

kelembah-lembah

menggiring

umat

jahannam.

Badan

sensor film di negeri seolah telah buta


dan tumpul terhadap film-film yang
sengaja diproduksi untuk melancarkan
westernisasi Barat.
Benar-benar media massa yang saat
ini dikuasai Barat telah menjadi corong
utama dalam perang melawan Islam. Isuisu propagandis bahwa Islam adalah
teroris, gaya hidup homoseksualitas
dan sex bebas yang tak pernah diangkat
dalam sejarah manapun di dunia ini
menjadi isu utama yang berkedok hak
asasi manusia dalam media massa.
Dampak westernisasi melalui media
massa ini sangatlah besar sampai pada
lapisan

masyarakat

kelas

bawah.

Mungkin kita heran melihat anak-anak


kampung yang kerjaannya ngarit di
ladang; ternyata banyak sekali diantara

mereka telah tercemari gaya hidup


Barat yang yang jauh dari agama dan
budaya. Makan boleh jadi dengan
tempe bukan Hot Dog atau KFC.
Begitu juga tinggal, mungkin dipetakan
kontrakan yang sempit dan tak ber AC,
tapi

kebiasaan

dan

gaya

hidup

penghuninya seperti orang Barat yang


selalu berdalih semau gue. Hari ini
budaya Barat benar-benar digandrungi
dan diadopsi masyarakat dari kawula
muda sampai orang tua. Benar-benar
keterpurukan

yang

tidak

boleh

dibiarkan bagi orang yang masih


mengaku beriman.
Selain

dua

sarana

tersebut

westernisasi didukung dengan berbagai


organisasi-organisasi pro Barat seperti

organisasi orieantalis, HAM, gender


dan lain-lain.
Westernisasi,

dari

Kejahiliyahan

Menuju Keterpurukan
Westernisasi

sama

sekali

bukan

rasionalisasi dan modernisasi sebagaimana diyakini oleh beberapa kalangan.


Melainkan

ia

musuh

bebuyutan

penghancur peradaban Islam. Wajah


dunia Barat yang carut marut tidak lain
lahir dari budaya nafsu bukan wahyu.
Inti dari budaya Barat yang disebarkan
lewat

westernisasi

jahliliyyah

yang

keterpurukan.

adalah

budaya

menyeret

kepada

Dan Kalau kita lihat

dengan dengan kaca mata kemanusiaan


banyak sekali budaya Barat yang tidak
manusiawi bahkan merupakan budaya
yang lebih buruk dari budaya binatang.

Sekali lagi perkara ini bukan sekedar


konfrontasi budaya.
Namun westernisasi adalah bagian
dari apa yang dikabarkan Alloh
dalam al-Quran.

))

((

Orang-orang Yahudi dan Nasrani


tidak akan pernah ridha kepada kamu
hingga

kamu

mengikuti

agama

mereka... (QS. al-Baqoroh [2]: 121)


Wallohu alam bishowab.

INTI DAWAH SIHIR

Memang
habisnya

sihir tidak akan ada


untuk

Betapa fenomena

diperbincangkan.
ini sangat menarik

minat masyarakat
tahuinya

untuk

menge-

bahkan

mempelajarinya

untuk

sampai
diamalkan.

Perlu diketahui bahwa ketika kita


mempelajari sihir, maka kita telah mempelajari ilmu setan yang diwariskan dari
masa ke masa. Dan itu artinya kita telah
mempelajari

sesuatu

yang

menyebabkan kita terjerumus kedalam


kekufuran.
Hal ini sebagaimana diterangkan
Alloh

dalam QS. alBaqoroh [2]:

102:

Dan mereka mengikuti apayang


dibaca oleh syaitan-syaitan pada masa
kerajaan

Sulaiman

(dan

mereka

mengatakan

bahwa

Sulaiman

itu

mengerjakan sihir), padahal Sulaiman


tidak kafir (tidak mengerjakan sihir),
hanya setan-setan lah yang kafir
(mengerjakan

sihir).

Mereka

mengajarkan sihir kepada manusia dan


apa yang diturunkan kepada dua orang
malaikat di negeri Babil yaitu Harut
dan Marut, sedang keduanya tidak
mengajarkan
seorangpun

(sesuatu)
sebelum

kepada

mengatakan:

"Sesungguhnya Kami hanya cobaan


(bagimu), sebab itu janganlah kamu
kafir". Maka mereka mempelajari dari
kedua Malaikat itu apa yang dengan sihir
itu, mereka dapat menceraikan antara
seorang (suami) dengan isterinya. dan
mereka itu (ahli sihir) tidak memberi
mudhorat dengan sihirnya kepada

seorangpun, kecuali dengan izin Alloh.


dan mereka mempelajari sesuatu yang
tidak memberi mudhorat kepadanya
dan tidak memberi manfaat. Demi,
sesungguhnya mereka telah meyakini
bahwa barangsiapa yang menukarnya
(kitab Alloh) dengan sihir itu, tiadalah
baginya keuntungan di akhirat, dan
amat

jahatlah

perbuatan

mereka

menjual dirinya dengan sihir, kalau


mereka mengetahui.

Dari ayat di atas diterangkan bahwa


inti dari dawah sihir yaitu:
1. Menjerumuskan pelakunya ke
dalam kekufuran
Ini merupakan tujuan setan yang
paling asasi dalam penyesatan bani
Adam, karena setan ingin kalau bani

adam itu kafir kepada Alloh

dan

menjadi temannya kelak di neraka


yang menyala-nyala. Ketika sesorang
telah

melakukan

dosa

yang

menyebabkan pelakunya kafir, maka


dosa-dosa yang lainnya tidaklah begitu
penting dikarenakan dosa paling asasi
telah berhasil setan ajarkan yakni sihir.
2. Menjadi budak setan
Dikarenakan sihir itu merupakan
ajaran yang dibawa oleh setan-setan,
maka ketika orang mempelajarinya, dia
telah menjadi hamba setan. Para pelaku
sihir, mereka tidak akan melancarkan
sihirnya itu melainkan sebelumnya
mereka telah melancarkan sihirnya
melainkan sebelumnya mereka telah
mengadakan
terlebih

dahulu

perjanjian-perjanjian
dengan

gurunya

(setan).

Setan

menginginkan

para

pelaku sihir itu melakukan perbuatan


yang menyebabkan kekufuran dan
perbuatan keji lainnya, sehingga setan
memberikan

apa

inginkan, Alloh

yang

mereka

berfirman :

Dan (ingatlah) hari diwaktu Alloh


menghimpunkan mereka

semuanya

(dan Alloh berfirman): "Hai golongan


jin, sesungguhnya kamu telah banyak
menyesatkan manusia", lalu berkatalah
kawan-kawan meraka dari golongan
manusia:

"Ya

Tuhan

Kami,

sesungguhnya sebagian daripada Kami


telah dapat kesenangan dari sebahagian
(yang lain) dan Kami telah sampai
kepada waktu yang telah Engkau
tentukan bagi kami". Alloh berfirman:
"Neraka Itulah tempat diam kamu,

sedang kamu kekal di dalamnya,


kecuali

kalau

Allah

menghendaki

(yang lain)". Sesungguhnya Tuhanmu


Maha

Bijaksana

lagi

Maha

mengetahui. (QS. al-Anam [6]:128)


Syaikh

Abdurrahman

as-Sadi

berkata: Jin (syaitan) mendapatkan


kesenangan

dengan

mentaatinya,

manusia

menyembahnya,

mengagungkannya

dan

berlindung

kepadanya (berbuat syirik dan kufur


kepada Allah l. Sedangkan manusia
mendapatkan

kesenangan

dipenuhi

dan

dengan

tercapainya

keinginannya dengan sebab bantuan


dari

para

jin

keinginannya.

untuk
Maka

memuaskan
orang

yang

menghambakan diri pada jin (sebagai


imbalannya)

jin

tersebut

akan

membantunya

dalam

memenuhi

kebutuhan-kebutuhannya.15
Tapi tentunya pengaruh sihir pun
terjadinya atas kehendak Alloh

Bukan karena kemampuan setan.


Alloh berfirman: Dan mereka itu

(ahli sihir) tidak memberi mudharat


dengan sihirnya kepada seorangpun,
kecuali dengan izin Alloh.

3.

Membuat

kekacauan

dalam

kehidupan umat manusia


Dari

penggalan

disebutkan

ayat

bahwa,

di

atas

mereka

mempelajari dari kedua Malaikat itu


apa yang dengan sihir itu, mereka

15

http://muslim.or.id/aqidah/sihir-dan-perdukunanperusak-tauhid.html
Kitab Taisiirul Kariimir Rahmaan (hal. 273).

dapat menceraikan antara seorang


(suami)

dengan

isterinya.

Ini

menunjukkan bahwa ilmu sihir itu


akan selalu membawa pelakunya untuk
berbuat kerusakan dimuka bumi salah
satunya dengan menceraikan pasangan
suami isteri. Dan memang kalau kita
amati bahwa para pelaku sihir itu
mereka

melakukan

sihirnya

dikarenakan ada sesuatu yang mereka


butuhkan dan itu biasanya timbul
dikarenakan

rasa

dengki

tehadap

seseorang atau ingin mendapatkan


sesuatu tetapi dengan cara yang salah
sehingga mereka (para pelaku sihir)
melakukan
anggap

sesuatu

bisa

yang

melancarkan

urusannya yaitu dengan sihir.

mereka
segala

Kesimpulannya, inti dawah sihir itu


adalah mengajak
kufur

kepada

pelakunya

Alloh

untuk

sehingga

nantinya mereka akan menjadi teman


setan di neraka. Sedangkan inti dakwah
Islam yakni dakwahnya para Nabi dan
Rosul adalah mengajak kita untuk
mentauhidkan Alloh

dan menjauhi

thogut yakni setan itu sendiri bukan


malah menjadi pemujanya. Dengan
memurnikan kembali peribadahan kita
yang ditujukan hanya kepada Alloh
maka kita kelak akan memasuki jannahNya dengan keridhoan dari-Nya. Amin..

SEPAK TERJANG NUSHOIRIYAH


SEPANJANG SEJARAH

Abu

Syuaib

Muhammad

bin

Nushair An-Numairi, adalah tokoh


pendiri gerakan ini sekaligus sebagai
propagandis

pertama

ajaran

Nushoiriyah. Kemudian pemimpin dan


propagandis kedua adalah Muhammad
bin Jundab. Setelah itu tongkat estafet
kepemimpin Nushoiriyah dilanjutkan
kepada Abu Muhammad Abdulloh bin
Muhammad
Propagandis
cemerlang

al-Hanan

al-Janbalani.

Nushoiriyah
yaitu

pada

yang
masa

kepemimpinan Husain bin Ali bin


Husain bin Hamdan al-Khusaibi.
Al-Khusaibi

menyebarkan

dakwahnya dan memimpin sektenya,


dan menjadikan Baghdad sebagai pusat
gerakannya. Setelah itu al-Khushaibi
kemudian

berkeliling

wilayah

dalam

luaskan

jaringan

Khushaibi

ke

rangka

adalah

berbagai
menyebar

sektenya.
tokoh

Alyang

menyusun dan menuliskan dasar-dasar


ajaran Nushoiriyah.
Perkembangan Nushoiriyah dari Masa
ke Masa.
Pada
kekuasaan

masa

Abbasiah

dikendalikan

saat
oleh

itu
Bani

Buwaih, sebuah marga Syiah ekstrim


dari Persia. Sebagai penguasa beraliran
Syiah

ekstrim,

Bani

Buwaih

mempergunakan
ekonomi,

dan

kekuatan

politik,

militer

untuk

mendukung semua gerakan Syiah,


termasuk

Nushoiriyah

dan

Syiah

Ismailiyyah. Maka selama 113 tahun


masa

kekuasaan

Bani

Buwaih

Nushoiriyah mendapatkan keleluasaan


untuk bergerak dan menyebar luaskan
ajarannya.
Setelah

itu

Nushoiriyah

pada

memusatkan

akhirnya,
seluruh

kegiatannya dikota Halb (Alepo) di


Suriah. Hal itu dikarenakan gerakan
Nushairiyah sangat didukung daulah
Hamdaniyah, bahkan berkat Saifud
Daulah

pula,

Nushairiyah

mampu

menyebarkan ajarannya ke Suriah,


Mesir, Irak, dan negeri-negeri nonArab lainnya. Pada saat yang sama,

kepemimpinan daulah Abbasiyah di


masa

khalifah

Al-Mustakfi

billah

semakin melemah. Kesempatan itu


dipergunakan

sebaik-baiknya

oleh

penguasa Bani Buwaih di Irak, Ahwaz,


dan Persia untuk menyebar luaskan
paham Nushairiyah. Setelah sukses di
Suriah kemudian gerakan Nushairiyah
memusatkan pergerakan di Baghdad
dengan tokoh kuncinya yaitu Ali AlJasri. Namun tidak berselang lama
pusat gerakan Nushairiyah di Baghdad
hancur

bersamaan

hanguskannya

kota

dengan

dibumi

Baghdad

oleh

pasukan Mongol pimpinan Hulakho


Khan, tahun 656 H.
Makar Nushoiriyah Terhadap Kaum
Muslimin.

Saat pasukan Mongol pimpinan


Hulakho

Khan

menghancurkan

Baghdad maka pusat kegiatan dari


Nushoiriyah sepenuhnya berpindah ke
Halb, Suriah. Saat mereka berpindah ke
Halb, suku-suku muslim Kurdi dan
Turki menggempur Nushoiriyah di
Halb karena mereka melihat kekufuran
dari

kelompok

tersebut.

Sehingga

mereka berpindah ke ke propinsi


Ladzikiyah.
Setelah kepemimpinan Nushairiyah
dipegang oleh gubernur Hasan Makzun
As-Sinjari An-Nushoiri. Nushairiyah
membalas kekalahan pada waktu yang
lalu, dengan kekuatan 50.000 prajurit
ditambah

gabungan

sekte

Syiah

Ismailiyah Aghan Khan, ia berhasil


mengusir

suku-suku

Kurdi

dan

merebut kembali gunung Nushairiyah


dan

Kalbiyah

serta

benteng

Abu

Qubais di propinsi Ladzikiyah. Dan


mendesak

suku

Kurdi

wilayah

Acre,

sampai

Lebanon.

ke
Dan

menjadikan pusat gerakannya berada di


benteng Abu Qubais.
Tetapi

anehnya

ketika

terjadi

perang Salib dan serangan bangsa


Mongol, kelompok Nushairiyah tanpa
diminta langsung lari meninggalkan
daerah

pegunungan

propinsi

Ladziqiyah dan berpindah ke daerahdaaerah


kelompok

pantai.

Dan

ini

ternyata

perpindahan
membantu

pergerakan tentara Salib Eropa dan


tentara

musyrik

menghancurkan

Mongol
pasukan

untuk

Islam

Suriah, Lebanon, dan Palestina.

di

Ketika pasukan Salib Eropa dapat


diusir dari bumi Syam oleh pasukan
Islam, maka kelompok Nushairiyah
kembali berbondong-bondong kembali
ke

pegunungan

makar

mereka

sembunyi

dan

melancarkan

secara

untuk

sembunyi-

menghancurkan

kekhalifahan. Saat mereka memiliki


kesempatan,

mereka

melancarkan

serangan secara terbuka kepada umat


Islam,

pada

saat

yang

bersamaan

tentara Mongol pimpinan Timur Lank


(1336-1405 M) menyapu dunia Islam.
Kelompok

Nushairiyah

bahu-

membahu dengan Timur Lank yang


beraliran

Syiah

ekstrim

untuk

menghancurkan kaum muslimin di


Syam dan Irak. Timur Lank melakukan
perusakan,

pembakaran,

dan

pembantaian

keji

terhadap

kaum

muslimin saat menaklukkan Damaskus


dan Baghdad.

Dalam Al-Bidyah wa Al-Nihyah


dijelaskan

bahwa

kelompok

Nushairiyah berulangkali melakukan


penyerangan

dan

pemberontakan

terhadap kekuasaan Islam. Di antara


contohnya

adalah

pemberontakan

besar Nushairiyah tahun 717 H di


negeri

Syam

seseorang

di

yang

bawah
mengaku

pimpinan
sebagai

Muhammad bin Hasan Al-Mahdi AlQaim

bi-Amrillah.Mereka

berhasil

merebut propinsi Jabalah, membantai


warganya, meruntuhkan masjid-masjid
dan menjadikannya sebagai warungwarung minuman keras.

Nushoiriyah dan Suriah.


Dukungan Prancis terlihat jelas
kepada sekte Nushoiriyah ini agar
mereka

mendapatkan

Suriah.

Saat

kekuasan

penjajah

di

Perancis

menduduki Suriah tahun 1920 M,


pemimpin

dinas

inteijen

Perancis

kapten Blondel berkumpul dengan para


tokoh

Nushairiyah

di

Ladzikiyah.

Mereka sepakat untuk menjadikan


propinsi Ladzikiyah (pusat gerakan
Nushairiyah) sebagai negara merdeka
dan memisahkan diri dari negara
Suriah. Maka kelompok Nushairiyah
memproklamasikan berdirinya negara
Ladzikiyah,

dengan

Sulaiman

Al-

Mursyid (pemimpin besar Nushairiyah


saat itu) sebagai presidennya. Pada
tahun 1938 M, presiden Nushairiyah,

Sulaiman

Al-Mursyid,

meresmikan

pengangkatan

para

hakim

pembentukan

angkatan

dan

bersenjata

Nushairiyah untuk mempertahankan


negara Nushairiyah Ladzikiyah. Dan
berketepatan
berhasil

negara

meraih

Suriah

kemerdekaan

telah
dan

mengusir penjajah Perancis, kemudian


pemerintah Suriah yang baru segera
memadamkan

pemberontakan

Nushairiyah di Suriah. Bukan itu hanya


itu

pasukan

Suriah

berhasil

meruntuhkan negara Ladzikiyah dan


dan menangkap Sulaiman Al-Mursyid
tertangkap pada tahun 1946 M (1366
H). Setelah itu Nushoiriyah bergerak
dibawah tanah untuk menumbangkan
pemerintahan Ahlussunnah di Suriah.
Secara

sembunyi-sembunyi

Nushoiriyah meminta kepada Prancis


untuk

tetap

mempertahankan

pasukannya di Suriah, dan mereka siap


membantu untuk masuknya kembali
Prancis ke Suriah.
Pada

tahun

1967

kelompok

Nushoiriyah dengan bantuan Yahudi


berhasil melakukan kudeta militer dan
menjadi

penguasa

Suriah

lewat

kendaraan partai sosialis Baath. Dan


upah atas bantuan Yahudi kepada
mereka adalah dengan menyerahkan
dataran tinggi Golan secara cuma-cuma
kepada negara Yahudi Israel. Kudeta
militer mereka berjalan dengan sukses
dan
Hafez

mengantarkan
Al-Assad

pemimpinnya,

menjadi

perdana

mentri kemudian menjadi presiden


dari tanggal 22 Februari 1971 sampai

10 Juni 2000 M. Al-Assad kemudian


menjadi diktator bertangan besi yang
menjadikan

kelompok

Nushairiyah

yang hanya 10 % dari keseluruhan


penduduk Suriah, menjadi pemegang
kendali

semua

ekonomi,

urusan

militer,

(politik,

pendidikan,

kebudayaan, keagamaan) di Suriah.


Sejak saat itulah, pembantaian demi
pembantaian keji mereka lancarkan
terhadap mayoritas penduduk Suriah
yang beragama Islam dari madzhab
ahlus sunnah wal jamaah. Setelah
Hafez

al-Assad

mangkat

kekejama

Nushoiriyah ini berlanjut kepada rezim


Bashar

al-Assad,

dan

perihal

ini

merupakan sebuah bukti dari dendam


kesumat Nushoiriyah terhadap kaum
muslimin

yang

dilampiaskan

dari

beberapa abad yang silam. Semoga


Alloh

menolong kaum muslimin di

SuriahAZ.

GELIAT ALIRAN SESAT DI


NUSANTARA

uburnya aliran sesat di Indonesia tidak


S

kalah dengan kesuburan tanah airnya.


Berbagai

aliran

dan

paham

sesat

tumbuh dengan pesat bagaikan jamur

di musim penghujan. Mulai dari yang


mengaku Nabi atau meyakini akan
turunnya Nabi baru, mengkafirkan
sahabat

atau

semua

jamaahnya,

orang

selain

sampai

pada

merekonstruksi ulang Islam dengan


pemikiran liberalnya. Ironinya mereka
semua mengaku bagian dari Islam.
Bahkan Islam yang paling benar dan
moderat sesuai dengan perkembangan
zaman.
Yang perlu kita cermati bahwa
setiap kali aliran sesat tersebut muncul
selalu saja mendapat sambutan dari
masyarakat.
dengan

Hal

banyaknya

tersebut

terbukti

pengikut

yang

bersikap fanatik buta membela matimatian terhadap faham yang jelas-jelas


kesesatannya. Anehnya banyak orang

yang mengaku Muslim menganggap


hal tersebut suatu kebebasan beragama
yang wajar-wajar saja.
Di Bawah Naungan Payung Demokrasi
Silih berganti aliran sesat di negeri
ini tumbuh dan bersemi di bawah
payung demokrasi. Sistem demokrasi
ternyata

menjadi

mediator

dalam

menumbuhkembangkan aliran sesat di


Indonesia. Oleh karena itu tidak heran
jika demokrasi menjadi pabrik aliran
sesat. Tidak dipungkiri ada kebaikan
dalam sistem tersebut. Namun meski
ada satu atau dua kebaikan di dalamnya
tetap saja tidak menjadikan sistem
demokrasi menjadi sistem Islami. Dan
perlu dipahami tidak setiap negara
yang sistemnya kufur mengharuskan
semua orang yang berada dalam negara

tersebut menjadi kafir. Di bawah


naungan

sistem

kufur

inilah

kebebasan murtad seolah-olah di


jamin oleh undang-undang. Begitu juga
kebebasan menyebarkan faham sesat
kepada siapa saja selama hal tersebut
bisa hidup rukun dan tenteram dalam
masyarakat.

Namun

kenyataanya

hadirnya aliran sesat tersebut selalu


saja meresahkan masyarakat. Ya, sangat
meresahkan karena memang masingmasing mengaku dirinya Islam. Tentu
saja hal tersebut akan mengundang
banyak pertanyaan dalam hati kita. Jika
memang benar bagian dari Islam
kenapa justru ajaran dan keyakinannya
bertentangan

dengan

kemurnian

syariat Islam? Kalau memang bukan


dari

Islam

kenapa

harus

mengatasnamakan Islam? Kenapa juga


tidak mengatas namakan agama lain
selain Islam?
Demokrasi memang ibarat tong
sampah yang menampung kotoran apa
saja. Tentu saja dalam ekosistem tong
sampah yang paling tumbuh subur
adalah paham-paham yang memang
busuk dan parasit. Islam yang di bawa
oleh Nabi Muhammad

adalah Islam

yang murni aqidah dan syariatnya.


Ajarannya tidak akan berubah hingga
akhir

zaman.

Al-Quran

dan

as-

Sunnahpun tetap terjaga meski banyak


orang memalsukannya. Maka sangat
mudah sekali sebenarnya jika ada
aliran yang menyelisihi jalan yang
lurus tersebut bisa dipastikan aliran

tersebut adalah aliran yang tersesat dari


Islam.
Pergulatan Aliran Sesat di Indonesia
Dahsyat sekali pergulatan aliran
sesat di negeri ini terlebih pasca
reformasi. Benih-benih kesesatan di
masa orde lama dan baru mulai
menggeliat di era reformasi. Ada yang
murni dari dalam negeri, ada juga yang
impor dari luar negeri lewat agen-agen
yang telah ditanam jauh-jauh hari.
Meski MUI sebagai lembaga fatwa yang
independen di Indonesia sebenarnya
cukup sigap menghadang laju arus
aliran sesat di Indonesia. Fatwa-fatwa
yang dikeluarkan tentang aliran sesat
cukup gamblang. Hanya saja fatwa
tersebut tidak punya kekuatan hukum
layaknya hukum positif di Indonesia.

Semua

itu

memang

Islam

telah

dipisahkan dalam negara Indonesia.


Banyak orang Islam sendiri bahkan
para pemimpinnya belum yakin bahwa
Islam mampu menaungi kemajemukan
dibanding sistem sekuleris. Padahal
dari fakta sejarah para pejuang kaum
Musliminlah

yang

berperan

utama

mengobarkan jihad melawan penjajah


yang kafir. Dengan demikian meski ada
fatwa sesat dari MUI tetap saja aliran
sesat laris manis bagai kacang goreng di
negeri ini.
Kalau kita cermati hari ini sepak
terjang aliran sesat di negeri ini
semakin

hari semakin menjadi-jadi.

Berbagai rekruitmen dilakukan terangterangan

dalam

rangka

menjaring

pengikut. Korbannya tidak lain dan

tidak bukan adalah kaum Muslimin


sendiri.

Memang

masyarakat

kita

masih di dominasi kejahilan. Sekedar di


iming-imingi dengan sembako saja
banyak orang rela menjual keimanan.
Kalau kita perhatikan aliran sesat
tersebut selain sesat dan menyesatkan
manusia,

banyak manufer-manufer

politik di balik pergerakan aliran sesat


di Indonesia. Hal ini sangat kentara
ketika menjelang pesta demokrasi.
Banyak parpol yang pacaran dengan
aliran-aliran tertentu demi meraup
suara terbanyak dalam pemilu. Ya,
beginilah

negeri

demokrasi.

Mirip

amburadulnya dengan negeri yang


menjadi asal-usulnya.
Namun

demikian

kita

jangan

pesimis. Likuli zaman rijal begitulah

pepatah Arab mengatakan. Artinya


setiap masa pasti ada pahlawannya.
Dibalik

gerilya

aliran

sesat

yang

membahana ini kitapun mulai melihat


kebangkitan

Islam

di

nusantara.

Pahlawan-pahlawan kebangkitan Islam


mulai berani dan bangkit menyerukan
kebenaran

yang

lama

memudar.

Memang gerakannya kelihatan lambat


ibarat bayi yang tertatih berjalan.
Namun di balik itu semua kita semakin
yakin akan janji Alloh
kemenangan bagi agama Alloh

bahwa
dan

kebathilan akan sirna sebesar apapun


kekuatannya.
Iblis dan Setan Sumber Aliran Sesat di
Negeri Ini

Kalau kita runut semua aliran sesat


dari zaman klasik sampai modern
bersumber dari ajaran iblis dan setan.
Tidak ragu lagi di balik geliat aliran
sesat di Indonesia iblis dan setanlah
biang keladinya. Lebih parahnya setan
dan iblis saat ini mempunyai sistem
yang

berkuasa

sehingga

hal

ini

menjadikan ajang pergulatan aliran sesat


semakin dahsyat. Puluhan aliran sesat
di Indonesia hingga saat ini masih eksis
meski bergerak di bawah tanah. Semua
aliran sesat tersebut berdakwah dan
menyebarkan pemahamannya. Jika kita
biarkan aliran-aliran sesat di negeri ini
maka bahaya mengancam kemurnian
agama Islam. Memang pertama berawal
dari pemahaman yang sesat. Namun
lambat laun pemahaman tersebut akan

mengkristal menjadi budaya bahkan


peradaban.

Bukankah

budaya

penyembahan patung di bangsa Arab


awalnya lahir ketika pemahaman mereka
menyimpang dari ajaran yang hanif
(lurus)?
Tadak dipungkiri banyaknya aliran
sesat merupakan bagian dari fakta
perpecahan umat. Namun yang harus
kita

ketahui

bahwa

yang

benar

hanyalah satu. Itulah Islam yang murni


berdasarkan petunjuk Nabi
sahabatnya

dan para

yang mulia. Tak ada

jalan keselamatan dalam pergulatan


aliran dan firqoh-firqoh sesat tersebut
kecuali

dengan

meniti

mustaqim.
Alloh

berfirman:

sirothul


Dan

bahwa

(yang

Kami

perintahkan ini) adalah jalan-Ku yang


lurus, maka ikutilah Dia, dan janganlah
kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain,
karena

jalan-jalan

itu

mencerai

beraikan kamu dari jalan-Nya. yang


demikian itu diperintahkan Alloh agar
kamu bertakwa. (QS. al-Anam [6]:
153)

NASIONALISME VS
KEMURNIAN ISLAM

Umat Islam sebenarnya mempunyai


kekuatan besar yang sangat luar biasa.
Bagaimana tidak luar biasa jika hampir
1 Milyar penduduk bumi adalah umat
Islam.

Namun

mirisnya

kekuatan

tersebut seolah bagaikan buih di atas


lautan. Di antara sebab utama yang
melemahkan kekuatan kaum Muslimin
adalah merasuknya faham nasionalisme
yang memecah-belah kekuatan kaum
Muslimin

berdasarkan

teritorial bangsa mereka.

domisili

Semua kita sadar bahwa upaya


untuk menghancurkan kekuatan Islam
telah

ditempuh

orangorang

kafir

dengan berbagai cara. Di antara cara


yang telah terbukti keberhasilannya
adalah

dengan

penyebaran

faham

nasionalisme. Hal tersebut tampak


sekali

ketika

khilafah

Utsmaniah

runtuh. Mulai saat itu peta kaum


Muslimin

telah

di

berdasarkan

peta

(nation-state).

Faham

itulah

secara

yang

menghancurkan
Bahkan

ulang

negara-bangsa
nasionalisme
fakta

justru

kekuatan

umat.

biang

keladi

menjadi

terjadinya

format

penjajahan

negeri-negeri

kaum Muslimin.
Definisi

Nasionalisme

Singkatnya.

dan

Sejarah

Secara bahasa berasal dari dua kata

nation yang artinya bangsa dan


isme yang berarti paham. Dalam
Kamus
(KBBI)16,

Besar

Bahasa

nasionalisme

Indonesia
mempunyai

beberapa arti. 1. Paham (ajaran) untuk


mencintai bangsa dan negara sendiri. 2.
Kesadaran keanggotaan dalam suatu
bangsa yang secara potensial atau
aktual

bersama-sama

mencapai,

mempertahankan, dan mengabdikan


identitas, integritas, kemakmuran, dan
kekuatan

bangsa

itu;

semangat

kebangsaan. 3. Paham yang bertumpu


pada nasion, tetapi tidak bermaksud
mendirikan negara.

16

KBBI, Departemen Pendidikan Nasional, Edisi Empat,


PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2008, Hlm.954.

Dari definisi tersebut jelas bahwa


nasionalisme merupakan paham yang
didasarkan

kecintaan

hanya

pada

teritorial negara dan bangsa saja. Sama


sekali bukan keimanan dan akidah
yang

menjadi

landasan

paham

nasionalisme. Ukuran kecintaan dan


pembelaan dalam Paham nasionalisme
adalah bangsa dan negara. Tidak peduli
apakah

negara

tersebut

termasuk

negara kufur atau Islam.


Nasionalisme pertama kali muncul
di Eropa yang kemudian menjadi cikal
bakal lahirnya deklarasi hak asasi
manusia. Memang hak asasi meraka
selalu terdzolimi ketika hidup dalam
naungan tirani. Dalam perjalanannya
ternyata

nasionalisme

persaingan

fanatisme

antar

menjadi
negara

Eropa yang kemudian mempelopori


terjadinya

kolonialisme di

negara-

negara benua Asia dan Afrika. Adapun


Semaraknya ideologi nasionalisme di
negara Islam dibawa oleh para tokoh
Islam yang kagum dan berkiblat pada
barat dalam membangun kekuatan
Islam.
Nasionalisme dalam Pandangan Islam
Di dalam Islam secara umum negara
atau bangsa di dunia ini dibagi menjadi
dua yaitu Darul Islam (negara Islam)
dan Darul Kufur (negara kufur). Darul
Islam adalah negara yang ditegakkan di
dalamnya hukum-hukum Alloh

dan

syariat Islam meskipun penduduknya


minoritas Islam. Dan Darul Kufur
merupakan

negara

yang

tidak

ditegakkan syariat Islam walaupun

penduduknya

mayoritas

kaum

Muslimin. Syariat dan undang-undang


yang dipakai dalam darul kufur adalah
syariat dan undang-undang thoghut.
Namun demikian status negara kufur
tidak serta merta menjadikan semua
orang

yang

berada

dalam

negara

tersebut menjadi kafir. Hal itu seperti


status

Makkah

sebelum

datangnya

Islam. Saat itu status Mekah adalah


negara

kufur.

Namun

demikian

keberadaan kaum Muslimin di Makkah


di awal Islam tidak menjadikan status
mereka sebagai orang kafir.
Dalam Islam merupakan satu hal
yang
apapun

haram

mencintai

bentuknya

baik

kekufuran
seorang,

amalan atau institusi seperti negara.


Sebaliknya dalam konsep nasionalisme

unsur-unsur diatas dinafikan sama


sekali. Selama orang, lembaga, institusi
berada dalam satu bangsa, maka dari
situlah

kecintaan

dan

pembelaan

dibangun. Kekufuran dan keimanan


bukan satu hal yang utama bagi paham
nasionalisme. Selama seorang berada
dalam sebuah Negara, maka wajib
mencintai, membela bahkan berperang
sampai mati. Sisi-sisi seperti inilah
yang seharusnya kaum Muslimin kritis.
Sebab
namun

persoalannya

bukan

permasalahan

sepele
besar

menyangkut iman dan kufur yang


menjadi pilar akidah seseorang.
Cinta Tanah Air Bagian dari Iman?
Dalam bahasa Arab nasionalisme
sering desebut dengan Wathoniyyah.
Di antara inti dari paham nasionalisme

adalah mencintai tanah air. Dalam hal


ini banyak kalangan yang salah kaprah
memahami nasionalisme/wathoniyyah
dalam

Islam.

Mereka

menganggap

bahwa nasionalisme yang saat ini di


ambil dari Barat merupakan bagian dari
Islam. Hal tersebut mereka dasarkan
pada hadits berikut ini:


Cinta tanah air adalah bagian dari
iman
Kalau

kita

lihat

status

hadits

tersebut merupakan hadits yang dhaif


sebagaimana disebutkan oleh Imam
Ash-Shoghoni

dalam risalahnya.

Begitu juga Ibnu Hajar dan As-Sakhowi


pun

juga

menyatakan

kelemahan

hadits tersebut. Sebenarnya mencintai


tanah air bukan satu hal yang dilarang

mutlak dalam Islam.

Maksudnya

selama tanah air tersebut merupakan


negeri Islam dan di tegakkan syariat
Islam, maka secara makna dibenarkan
kita

mencintai

dan

membelanya.

Karena pada dasarnya yang ia cintai


adalah Islam bukan kekufuran.
Jika

seandainya

ada

seorang

menggembar-gemborkan nasionalisme
bagian dari Islam dan berdalil bahwa
Nabi
sendiri

juga mencintai tanah airnya


yaitu

Makkah

karena

nasionalisme. Maka orang tersebut


tidak paham mengapa Nabi
berhijrah

meninggalkan

harus
negerinya.

Kalau kita cermati kecintaan Nabi


tersebut karena di dalamnya terdapat
Baitulloh dan bukan semata-mata cinta
buta pada tanah air. Tidak mungkin

Nabi n mencintai kekufuran apapun


bentuknya. Dan bukti kecintaan Nabi
adalah membebaskan negara makkah
dari para thoghut dan hukumnya.
Kecintaan kepada tanah air seseorang
akan menjadi benar jika memang tanah
air

tersebut

adalah

tanah

Islam

sehingga dasar kecintaannya karena


Islam. Bukan Fanatisme, Rasisme atau
lainnya.
Kalau kita pandang dalam perspektif
Islam yang murni, wathoniyyah yang
berkembang sekarang ini merupakan
syiar

jahiliyyah.

Sebab

utamanya

karena memang muatan yang dibawa


sangat jauh dari nilai keislaman. Bukan
sekedar itu, banyak poin-poin yang
bertentangan dengan prinsip dasar
Islam. Oleh karena itu menyerukan

wathoniyyah buta seperti ini termasuk


bagian dari Ashobiyah/fanatisme yang
dilarang.
Nabi

bersabda:

Bukanlah golongan dari kami (orag


beriman) orang yang mengajak kepada
fanatisme.

Dan

bukan

termasuk

golongan kami orang yang berperang


demi fanatisme. Dan bukan juga
golongan kami orang yang mati diatas
fanatisme. (HR. Abu Dawud)
Dari hadits ini jelas sekali bahwa
Ashobiyah/ fanatisme bukanlah bagian
dari ajaran Islam. Bagaimana mungkin
seorang
menyeru

Muslim
kepada

yang

bertauhid

fanatisme

yang

bermuatan kekufuran? Dan bagaimana


mungkin

seorang

Mukmin

sejati

mencintai sesuatu jika hal tersebut

merupakan kekufuran? Orang yang


telunjuknya

bersaksi

dalam

mentauhidkan Alloh

sholat

tidak akan

mungkin menyeru pada fanatisme yang


berbau kekufuran.
Islam yang Murni adalah Harga Mati
Perlu

dipahami

ketika

seorang

Muslim membenci kekufuran sama


sekali

hal

tersebut

bukan

untuk

menciderai kehidupan berbangsa dan


bernegara. Meski banyak kalangan
menilai hal tersebut sebagai dekadensi
atau

anti

pernyataan

nasionalisme.
tersebut

tidak

Namun
relevan

dengan undang-undang yang berlaku


di negeri ini yang menjamin setiap
pemeluk

agama

untuk

menurut

agama

dan

masing-masing.

beribadah
kepercayaan

Inilah akidah kaum

Muslimin yang harus dihormati juga


oleh pemeluk agama yang lain. Semua
itu karena negara jelas memberikan
kebebasan dalam menjalankan ibadah
sesuai dengan agama dan kepercayaan
masing-masing. Dan kaum Muslimin
hanya menginginkan satu tidak yang
lain, Islam yang murni itu saja.
Wallohu alam

KESESATAN SEPUTAR MASALAH


HAJI dan TANAH SUCI

Haji merupakan syariat yang agung


di dalam Islam. Haji juga merupakan
rukun Islam yang harus dilaksakan
setiap muslim bagi yang mampu. Selain
hal tersebut ibadah haji adalah Syiar
Islam yang menggambarkan tauhidul

ummah(persatuan

umat)

dan

kejayaannya. Tak ada satu agamapun di


dunia ini yang mempunyai syariat
agung seperti haji kecuali Islam.
Karena agungnya masalah haji ini,
maka syariat telah mengatur waktu,
tempat dan tata-caranya. Semuanya
telah lengkap dijelaskan di dalam AlQuran dan As-Sunnah. Tinggal kita
mengikuti dan mengamalkannya.Itulah
jalan keselamatan.

Namun sangat disayangkan. Syariat


yang

mulia

ini

sekarang

banyak

ternodai oleh tangan-tangan keji dari


kalangan kelompok yang menyimpang.
Lebih parah lagi, jika ditinjau dari sisi
akidah penyimpangan tersebut bisa
mengancam pelakunya keluar dari

keIslaman. Di antara kelompok yang


menyimpang dalam memahami haji
dan tanah suci adalah sebagai berikut.
1.

Syiah Rofidhoh

Kalau kita telaah bukan hanya


masalah mengkafirkan para sahabat
yang menjadi kesesatan Syiah. Lebih
dari itu. Dalam masalah haji dan tanah
suci merekapun punya versi tersendiri
dari apa yang telah ditetapkan Alloh
dan

Rosul-Nya.

Seperti

mereka

membuat mitos tentang tanah suci


Karbala.

Tujuannya

adalah

untuk

memalingkan umat dari tanah suci


Islam masjid al-Haram dan masjid
Nabawi. Di dalam kitab mereka AsSujud ala At-Turbah Al-Husainiyah
(sujud di atas Pusara Husain) yang
dikarang oleh imam besar syiah As-

Sayyid Abdur Ridho Al-Marasyi AsySyahrastani menjelaskan, "Telah datang


sebuah riwayat bahwa sujud di atas
tanah Karbala adalah paling utama.
Hal ini disebabkan kemuliaannya dan
kesuciannya, sekaligus juga kesucian
seorang syahid yang dimakamkan di
sana (yakni, Al-Husain, cucu Nabi

).

Telah disebutkan juga hadits yang


bersumber dari para imam keturunan
Nabi yang suci

bahwa sujud di atas

tanah Karbala bisa menerangi bumi


sampai lapis tujuh dengan cahaya.
Disebutkan pula dalam riwayat lain
bahwa sujud di sana bisa membakar
hijab (penghalang) yang berjumlah
tujuh.

Di

dalam

riwayat

disebutkan pula bahwa Alloh

lain
akan

menerima Sholat orang yang sujud di

atas tanah Karbala ketika di tempat


lain tidak akan diterima. Riwayat lain
menyebutkan

bahwa

sesungguhnya

sujud di atas tanah makam Al-Husain


dapat menerangi beberapa lapis bumi."

Beberapa riwayat tersebut tidak lain


adalah

kedustaan.

mengatakan
pertama

Bahkan

bahwa

kali

mereka

orang

mengambil

yang
tanah

lempengan Karbala untuk bersujud


tersebut adalah Nabi

. Mereka

mengatakan demikian bukan tanpa


riwayat.

Namun

riwayat-riwayat

kalau

kita

tersebut

lihat
adalah

kedustaan yang dibuat oleh imamimam mereka. Lancang sekali mulutmulut mereka hingga berani berdusta
atas nama Nabi

. Oleh karena itu

tepat sekali perkataan para ulama


dalam mensifati firqoh Syiah Rofidhoh
ini dengan perkataan mereka:

"Kelompok yang paling pendusta


adalah kelompok Rofidhoh (Syiah)".
Maka

jangan

heran

jika

anda

sekalian mendapati mereka di masjid


al-Haram ketika sujud meletakkan dahi
mereka diatas lempengan tanah. Bukan
di tanah (lantai) masjid al-Haram.
Tidak lain tanah atau batu tersebut
mereka bawa dari Karbala. Banyak di
antara mereka yang pergi haji ke
Baitulloh

Makkah.

Namun

bukan

untuk beribadah kepada Alloh


melainkan membuat kerusuhan di
dalam

Masjid

Mustaan.

al

-Haram.

Allohu

Pada tahun 1407 H/1986 Masehi


jamaah Syiah rofidhoh dari Iran
melakukan perbuatan yang menodai
kemulian Baitulloh dan jamaah Haji.
Mereka ingin meledakkan bom di
berbagai titik di dalam masjid alHaram. Bom tersebut mereka taruh di
tempat khusus di bawah tas ransel para
jamaah haji Iran. Dengan izin Alloh
makar mereka diketahui oleh pihak
keamanan Saudi. Begitu juga ketika di
Mina mereka berdemontrasi dengan
pengikut syiah dari berbagai negara
sehingga menimbulkan kericuan yang
begitu besar saat ibadah haji. Mereka
juga berdemontrasi di masjid Nabawi
serta membuat kerusuhan di dalamnya.
Tujuan mereka ingin menghancurkan
tanah suci Makkah dan Madinah serta

menggantikannya dengan karbala. Hal


itu sebagaimana pernyataan Khomeini
imam

besar

mereka.

Kita

akan

menumpahkan darah para pembangkan


(ahlus sunnah), kita akan bunuh anakanak lelaki mereka dan kita biarkan
anak-naka perempuan, dan tidak akan
seorangpun yang akan luput dari
siksaan.

Harta

mereka

akan

sepenuhnya menjadi hak milik Ahlul


Bait (Syiah). Kita akan hapuskan
Makkah dan Madinah dari muka bumi
karena dua kota tersebut menjadi
benteng

bagi

orang-orang

wahabi

(Ahlu Sunnah). Kita wajib menjadikan


Karbala sebagai tanah Alloh

yang

suci dan penuh berkah, sebagai kiblat


manusia dalam Sholat dan dengan itu
semua kita akan mewujudkan impian

para

imam

Alaihis

salam.17

Waspadalah dengan kesesatan mereka


wahai umat Muhammad
2.

Jamaah

NII

(Negara

Islam

Indonesia)
Aliran sesat produk Indonesia ini
juga mempunyai akidah nyleneh dalam
masalah ibadah haji. Menurut mereka
haji tidak perlu repot-repot pergi ke
makkah namun cukup di Indramayu
tepatnya

di

Mahad/pesantren

al-

Zaytun tanah suci mereka. Menurut


mereka haji adalah perkumpulan akbar
para punggawa NII di Indramayu.
Bukan

di bulan

haji yang

telah

ditentukan secara tegas di dalam al-

17

Sayyid Husain al Musawi, Mengapa Saya


keluar dari Syiah, Jakarta, Pustaka al
Kautsar, 2008, Hlm.117.

Quran, namun di setiap tanggal 1


Muharram. Thowaf bagi mereka adalah
mengelilingi pesantren al-Zaytun yang
luasnya

ribuan

bangunan
jumrah

hektar

megahnya.
mereka

Dan

plintir

dengan
lempar
dengan

melempar tujuh sak semen atau senilai


harganya untuk pembangunan mahad
mereka. Entah dari mana mereka
mengambil agama sampai seperti itu.
3.

Kelompok Liberal

Inilah kelompok orang bingung


dalam memahami agama. Meskipun
banyak tokoh mereka bergelar doktor
dan profesor namun realitanya justru
mereka merupakan refleksi kaum yang
kebingungan.
moderat

Maunya

namun

sih

pengen

ternyata

justru

tersesat. Di antara mereka ada yang

mengatakan

agar

tidak

terjadi

keramaian tidaklah mengapa jika haji


diselenggarakan

diluar

bulan

haji.

Memang kalau kita pikir sekilas seolah


masuk

akal.

Akan

tetapi

agama

bukanlah akal-akalan. Mereka tidak


paham bahwa haji adalah ibadah yang
berkaitan dengan waktu khusus yang
ditentukan Alloh

. Yaitu bulan

Syawal, Dzul Qodah dan Dzul Hijah.


Di luar bulan itu tidak ada bulan haji
lagi.
4.

Ahmadiyah

Selain meyakini ada nabi setelah


nabi Muhammad

dan adanya kitab

suci selain al-Quran Ahmadiyah juga


berkeyakinan bahwa ada tanah suci
bagi mereka. Oleh karena itu dalam
pandangan

ahmadiyah

mereka

melakukan ritualhaji versi mereka di


kota

Qodiyan.

Mereka

meyakini

kesucian kota Qodiyan sebagaimana


umat Islam meyakini kesucian Makkah
dan Madinah. Bahkan lebih utama dari
dua

kota

perspektif

tersebut.

Haji

Ahmadiyah

dalam
adalah

menghadiri mutamar di kota tersebut.


Demikianlah

beberapa

penyimpangan masalah haji dan tanah


suci. Semoga Alloh
kita

dari

menyelematkan

penyimpangan

Wallohu alam bishowab.

tersebut.

Anda mungkin juga menyukai