Nabi Shaleh As adalah putera Ubaid bin Jabir bin Tsamud. Nabi Shaleh termasuk
suku Tsamud, nama yang diambil dari kakeknya, Tsamud bin Amir bin Iram Bin Sam bin
Nuh. Nabi Shaleh adalah keturunan yang keenam dari Nabi Nuh As.
Kaum Tsamud menempati daerah bekas negeri kaum Ad yang telah hancur. Negeri
itu terletak di antara Hijaz dan Syam di sebelah tenggara Madyan. Kaum Tsamud mampu
membangun jaringan irigasi yang lebih sempurna guna mengairi lahan pertanian dan
perkebunan. Mereka juga membangun tempat tinggal yang jauh lebih indah dan megah di
bukit-bukit. Mereka hidup makamuur dan berlomba-lomba dalam kemegahan. Kehidupan
mereka penuh dengan kemakamuuran dan kebahagiaan. Tetapi mereka adalah penyembah
berhala seperti halnya kaum Ad yang celaka. Karenanya mereka berperangai buruk dan dan
berbuat kejahatan, sombong dan congkak atas dirinya.
Artinya: Dan kepada Tsamud (Kami utus) saudara mereka Shaleh. Shaleh berkata: Hai
kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. Dia
telahmenciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakamuurnya, karena itu
mohonlah ampunan-Nya, kemudian bertaubatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhanku amat
dekat (rahmat-Nya) lagi memperkenankan (doa hamba-Nya). (QS. Hud: 61)
Seruan-seruan Nabi Shaleh ini ternyata tidak dihiraukan oleh kaum Tsamud, bahkan
mereka mendustakannya dan menganggapnya sebagai pembual belaka.
Bagi Nabi Shaleh, dakwah adalah tugasnya. Ia tidak mengharapkan upah dari
kaumnya. Ia hanya menyampaikan risalah yang sudah menjadi tugasnya. Maka, tanpa putus
asa, dengan sabar dan tawakkal ia tetap melancarkan dakkwah untuk menyembah Allah dan
meninggalkan kekufuran. Hingga mereka sadar akan kekhilafan mereka dan maau kembali ke
jalan yang benar.
Artinya: Maka Shaleh meninggalkan mereka seraya berkata: Hai kaumku, sesungguhnya
aku telah menyampaikan kepadamu amanat Tuhanku, dan aku telah memberi nasehat
kepadamu, tetapi kamu tidak menyukai orang-orang yang memberi nasehat. (QS. Al-Araf:
79)
Tiba-tiba bumi berguncang dengan sangat hebatnya, petir pun menyambar dengan
dahsyatnya. Kaum Tsamud binasa. Bangunan-bangunan megah yang selama ini mereka
banggakan hancur lebur. Firman Allah SWT:
Artinya: Karena itu mereka ditimpa gempa, maka jadilah mereka mayat-mayat yang
bergelimpangan di tempat tinggal mereka. (QS. Al-Araf: 78)
dapat melihat atau memikirkan lebih jauh dan apa yang dapat mereka jangkau degan
pancaindera. Nabi Saleh Berdakwah Kepada Kaum Tsamud
Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang tidak akan membiarkan hambahamba_Nya berada dalam kegelapan terus-menerus tanpa diutusnya nabi pesuruh disisi-Nya
untuk memberi penerangan dan memimpin mereka keluar dari jalan yang sesat ke jalan yang
benar. Demikian pula Allah tidak akan menurunkan azab dan seksaan kepada suatu umat
sebelum mereka diperingatkan dan diberi petunjukkan oleh-Nya dengan perantara seorang
yang dipilih untuk menjadi utusan dan rasul-Nya. Sunnatullah ini berlaku pula kepada kaum
Tsamud yang kepada mereka telah diutuskan Nabi Saleh seorang yang telah dipilih-Nya dari
suku mereka sendiri dari keluarga yang terpandang dan dihormati oleh kaumnya terkenal
tangkas cerdik pandai rendah hati dan ramah-tamah dalam pergaulan.
Dikenalkan mereka oleh Nabi Saleh kepada Tuhan yang sepatut mereka sembah
Tuhan Allah Yang Maha Esa yang telah mencipta mereka menciptakan alam sekitar mereka
menciptakan tanah-tanah yang subur yang menghasilkan bahan-bahan keperluan hidup
mereka mencipta binatang-binatang yang memberi manfaat dan berguna bagi mereka dan
dengan demikian memberi kepada mereka kenimatan dan kemewahan hidup dan
kebahagiaan lahir dan batin.Tuhan Yang Esa itulah yang harus mereka sembah dan bukan
patung-patung yang mereka pahat sendiri dari batu-batu gunung yang tidak berkuasa
memberi sesuatu kepada mereka atau melindungi mereka dari ketakutan dan bahaya.
Nabi Saleh memperingatkan mereka bahwa ia adalah seorang dari pada mereka
terjalin antara dirinya dan mereka ikatan keluarga dan darah. Mereka adalah kaumnya dan
sanak keluarganya dan dia adalah seketurunan dan sesuku dengan mereka.Ia mengharapkan
kebaikan dan kebajikan bagi mereka dan sesekali tidak akan menjerumuskan mereka ke
dalam hal-hal yang akan membawa kerugian kesengsaraan dan kebinasaan bagi mereka. Ia
menerangkan kepada mereka bahwa ianya adalah pesuruh dan utusan Allah dan apa yang
diajarkan dan didakwahkan kepada mereka adalah amanat Allah yang harus dia sampaikan
kepada mereka untuk kebaikan mereka semasa hidup mereka dan sesudah mereka mati di
akhirat kelak. Ia mengharapkan kaumnya mempertimbangkan dan memikirkan sungguhsungguh apa yang ia serukan dan anjurkan dan agar mereka segera meninggalkan
persembahan kepada berhala-berhala itu dan percaya beriman kepada Allah Yang Maha Esa
seraya bertaubat dan mohon ampun kepada-Nya atas dosa dan perbuatan syirik yang selama
ini telah mereka lakukan.Allah maha dekat kepada mereka mendengarkan doa mereka dan
memberi ampun kepada yang salah bila dimintanya.
Terperanjatlah kaum Saleh mendengar seruan dan dakwahnya yang bagi mereka
merupakan hal yang baru yang tidak diduga akan datang dari saudara atau anak mereka
sendiri.Maka serentak ditolaklah ajakan Nabi Saleh itu seraya berkata mereka
kepadanya:Wahai Saleh! Kami mengenalmu seorang yang pandai tangkas dan cerdas
fikiranmu tajam dan pendapat serta semua pertimbangan mu selalu tepat. Pada dirimu kami
melihat tanda-tanda kebajikan dan sifat-sifat yang terpuji. Kami mengharapkan dari engkau
sebetulnya untuk memimpinkami menyelesaikan hal-hal yang rumit yang kami hadapi
memberi petunjuk dalam soal-soal yang gelap bagi kami dan menjadi ikutan dan kepercayaan
kami di kala kami menghadapi krisis dan kesusahan.Akan tetapi segala harapan itu menjadi
meleset dan kepercayaan kami kepadamu tergelincir hari ini dengan tingkah lakumu dan
tindak tandukamuu yang menyalahi adat-istiadat dan tatacara hidup kami. Apakah yang
engkau serukan kepada kami? Enkau menghendaki agar kami meninggalkan persembahan
kami dan nenek moyang kami persembahan dan agama yang telah menjadi darah daging
Nabi Shaleh A.s
12
kami menjadi sebahagian hidup kami sejak kami dilahirkan dan tetap menjadi pegangan
untuk selama-lamanya.Kami sesekali tidak akan meninggalkannya krn seruanmu dan kami
tidak akan mengikutimu yang sesat itu. Kami tidak mempercayai cakap-cakap kosongmu
bahkan meragukan kenabianmu. Kami tidak akan mendurhakai nenek moyang kami dengan
meninggalkan persembahan mereka dan mengikuti jejakamuu.
Nabi Saleh memperingatkan mereka agar jangan menentangnya dan agar mengikuti
ajakannya beriman kepada Allah yang telah mengurniai mereka rezeki yang luas dan
penghidupan yang sejahtera. Diceritakan kepada mereka kisah kaum-kaum yang mendapat
seksa dan azab dari Allah krn menentang rasul-Nya dan mendustakan risalah-Nya. Hal yang
serupa itu dapat terjadi di atas mereka jika mereka tidak mahu menerima dakwahnya dan
mendengar nasihatnya yang diberikannya secara ikhlas dan jujur sebagai seorang anggota
dari keluarga besar mereka dan yang tidak mengharapkan atau menuntut upah dari pada
mereka atas usahanya itu. Ia hanya menyampaikan amanat Allah yang ditugaskan kepadanya
dan Allahlah yang akan memberinya upah dan ganjaran untuk usahanya memberi pimpinan
dan tuntutan kepada mereka.
Sekelompok kecil dari kaum Tsamud yang kebanyakkannya terdiri dari orang-orang
yang kedudukan sosial lemah menerima dakwah Nabi Saleh dan beriman kepadanya
sedangkan sebahagian yang terbesar terutamanya mereka yang tergolong orang-orang kaya
dan berkedudukan tetap berkeras kepala dan menyombongkan diri menolak ajakan Nabi
Saleh dan mengingkari kenabiannya dan berkata kepadanya: Wahai Saleh! Kami kira bahwa
engkau telah kerasukan syaitan dan terkena sihir.Engkau telah menjadi sinting dan menderita
sakit gila. Akalmu sudah berubah dan fikiranmu sudah kacau sehingga engkau dengan tidak
sedar telah mengeluarkan kata-kata ucapan yang tidak masuk akal dan mungkin engkau
sendiri tidak memahaminya. Engkau mengaku bahwa engkau telah diutuskan oleh Tuhanmu
sebagai nabi dan rasul-Nya. Apakah kelebihanmu dari pada kami semua sehingga engkau
dipilih menjadi rasul padahal ada orang-orang di antara kami yang lbh patut dan lbh cekap
untuk menjadi nabi atau rasul dari pada engkau. Tujuanmu dengan bercakap kosong dan katakatamu hanyalah untuk mengejar kedudukan dan ingin diangkat menjadi kepala dan
pemimpin bagi kaummu.Jika engkau merasa bahwa engkau sihat badan dan sihat fikiran dan
mengaku bahwa engkau tidak mempunyai arah dan tujuan yang terselubung dalam
dakwahmu itu maka hentikanlah usahamu menyiarkan agama barumu dengan mencerca
persembahan kami dan nenek moyangmu sendiri.Kami tidak akan mengikuti jalanmu dan
meninggalkan jalan yang telah ditempuh oleh orang-orang tua kami lbh dahulu.
Nabi Saleh menjawab: Aku telah berulang-ulang mengatakan kepadamu bahwa aku
tidak mengharapkan sesuatu apapun dari padamu sebagai imbalan atas usahaku memberi
tuntunandan penerangan kepada kamu. Aku tidak mengharapkan upah atau mendambakan
pangkat dan kedudukan bagi usahaku ini yang aku lakukan semata-mata atas perintah Allah
dan dari pada-Nya kelak aku harapkan balasan dan ganjaran untuk itu. Dan bagaimana aku
dapat mengikutimu dan menterlantarkan tugas dan amanat Tuhan kepadaku padahal aku talah
memperoleh bukti-bukti yang nyata atas kebenaran dakwahku.Jgnlah sesekali kamu harapkan
bahawa aku akan melanggar perintah Tuhanku dan melalaikan kewajibanku kepada-Nya
hanya semata-mata untuk melanjuntukan persembahan nenek moyang kami yang bathil itu.
Siapakah yang akan melindungiku dari murka dan azab Tuhan jika aku berbuat demikian?
Sesungguhnya kamu hanya akan merugikan dan membinasakan aku dengan seruanmu itu.
Setelah gagal dan berhasil menghentikan usaha dakwah Nabi Saleh dan dilihatnya ia
bahkan makin giat menarik orang-orang mengikutinya dan berpihak kepadanya para
Nabi Shaleh A.s.
11
pemimpin dan pemuka kaum Tsamud berusaha hendak membendung arus dakwahnya yang
makin lama makin mendapat perhatian terutama dari kalangan bawahan menengah dalam
masyarakat. Mereka menentang Nabi Saleh dan untuk membuktikan kebenaran kenabiannya
dengan suatu bukti mukjizat dalam bentuk benda atau kejadian luar biasa yang berada di luar
kekuasaan manusia.
tidurnya akan menemui wajah mereka menjadi kuning dan berubah menjadi merah pada hari
kedua dan hitam pada hari ketiga dan pada hari keempat turunlah azab Allah yang pedih.
Mendengar ancaman azab yang diberitahukan oleh Nabi Saleh kepada kaumnya
kelompok sembilan orang ialah kelompok pembunuh unta merancang pembunuhan atas diri
Nabu Saleh mendahului tibanya azab yang diancamkan itu.Mereka mengadakan pertemuan
rahsia dan bersumpah bersama akan melaksanakan rancangan pembunuhan itu di waktu
malam di saat orang masih tidur nyenyak untuk menghindari tuntutan balas darah oleh
keluarga Nabi Saleh jika diketahui identiti mereka sebagai pembunuhnya. Rancangan mereka
ini dirahsiakan sehingga tidak diketahui dan didengar oleh siapa pun kecuali kesembilan
orang itu sendiri.
Ketika mereka datang ke tempat Nabi Saleh bagi melaksanakan rancangan jahatnya di
malam yang gelap-gulita dan sunyi-senyap berjatuhanlah di atas kepala mereka batu-batu
besar yang tidak diketahui dari arah mana datangnya dan yang seketika merebahkan mereka
di atas tanah dalam keadaan tidak bernyawa lagi. Demikianlah Allah telah melindingi rasulNya dari perbuatan jahat hamba-hamba-Nya yang kafir.
Satu hari sebelum hari turunnya azab yang telah ditentukan itu dengan izin Allah
berangkatlah Nabi Saleh bersama para mukamuinin pengikutnya menuju Ramlah sebuah
tempat di Palestin meninggalkan Hijir dan penghuninya kaum Tsamud habis binasa ditimpa
halilintar yang dahsyat beriringan dengan gempa bumi yang mengerikan. Kisah Nabi Saleh
Dalam Al-Quran
Kisah Nabi Saleh diceritakan oleh 72 ayat dalam 11 surah di antaranya surah AlAraaf ayat 73 hingga 79 surah Hud ayat 61 sehingga ayat 68 dan surah Al-Qamar ayat
23 sehingga ayat 32. Pengajaran Dari Kisah Nabi Saleh A.S.
Pengajaran yang menonjol yang dapat dipetik dari kisah Nabi Saleh ini ialah bahwa
dosa dan perbuatan mungkar yang dilakukan oleh sekelompok kecil warga masyarakat dapat
berakibat negatif yang membinasakan masyarakat itu seluruhnya.
Lihatlah betapa kaum Tsamud menjadi binasa hancur dan bahkan tersapu bersih dari
atas bumi krn dosa dan pelanggaran perintah Allah yang dilakukan oleh beberapa gelintir
orang pembunuh unta Nabi Saleh A.S.
Di sinilah letaknya hikamuah perintah Allah agar kita melakukan amar makruf nahi
mungkar. Karena dengan melakukan tugas amar makruf nahi mungkar yang menjadi fardu
kifayah itu setidak-tidaknya kalau tidak berhasil mencegah kemungkaran yang terjadi di
dalam masyarakat dan lindungan kita kita telah membebaskan diri dari dosa menyetujui atau
merestui perbuatan mungkar itu.
Bersikap pasif acuh tak acuh terhadap maksiat dan kemungkaran yang berlaku di
depan mata dapat diertikan sebagai persetujuan dan penyekutuan terhadap perbuatan
mungkar itu.
Setelah Nabi Ismail bersetuju untuk membantu Nabi Ibrahim membangunkan Kaabah,
maka Nabi Ibrahim bersama dengan anaknya pun mula membina Kaabah setelah Allah S.W.T
menunjukkan
kepada
mereka
tempat
yang
harus
dibina
Baitullah
itu.
Ada dua riwayat yang mengatakan bahawa Allah S.W.T meninggikan tapak Baitullah
sebelum dibina oleh Nabi Ibrahim dan anaknya, tapak Baitullah tidak terkena bala bencana
taufan
sewaktu
taufan
besar
melanda.
Satu riwayat lagi mengatakan bahawa tapak Baitullah itu telah runtuh dalam taufan besar
sepertimana runtuhnya binaan-binaan besar yang lain. Setelah peristiwa taufan besar melanda
maka sesungguhnya tidak ada orang lain yang mulakan pembinaannya semula kecuali Nabi
Ibrahim
dan
anaknya.
Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail memulakan pembinaan Baitullah. Nabi Ibrahim menyusun
naik batu sementara Nabi Ismail pula mengutip batu-batu besar seperti yang difirman oleh
Allah S.W.T yang bermaksud, "Dan (ingatlah) ketika Nabi Ibrahim bersama-sama anaknya
Nabi Ismail meninggikan binaan (tapak) Baitullah (Kaabah) sambil keduanya berdoa dengan
berkata, Wahai Tuhan kami! Terimalah, daripada kami amal kami sesungguhnya Engkau amat
mendengar lagi Amat Mengetahui."
(surah
al-Baqarah
ayat
127).
Apabila binaan sudah meninggi, Nabi Ismail, menghulurkan batu besar yang cukup tinggi
dan diambil oleh Nabi Ibrahim dan membina Baitullah sehingga ia siap pembinaannya. Maka
dengan kehendak Allah S.W.T sebaik sahaja Nabi Ibrahim meletakkan kakinya di batu besar
itu, maka terlekatlah tapak kaki Nabi Ibrahim sepertimana dapat kita melihatnya sehingga
hari ini dekat Baitullah. Dan ini adalah suatu tanda kebesaran Allah S.W.T.
Apabila agama Islam datang, Allah S.W.T mensyariatkan untuk bersembahyang di belakang
maqam Ibrahim sepertimana firman Allah yang bermaksud, "Dan jadikanlah oleh kamu
maqam Ibrahim itu tempat sembahyang." (surah al-Baqarah ayat 125).
Yang dikatakan maqam Nabi Ibrahim itu adalah kedua belah bekas tapak kaki beliau dan
bukan
kubur
Nabi
Ibrahim.
Setelah selesai pembinaan Baitullah, maka Allah S.W.T memerintahkan Nabi Ibrahim
memberi kebenaran kepada umat manusia menunaikan haji di Baitullah. Firman Allah S.W.T
yang bermaksud, "Dan serulah umat manusia untuk datang mengerjakan haji, nescaya mereka
akan datang ke (Rumah Allah)mu dengan berjalan kaki, dengan berkenderaan berjenis-jenis
unta yang kurus, yang datangnya dari berbagai jalan (ceruk rantau) yang jauh." (surah al-Haj
ayat
27).
Setelah itu Nabi Ibrahim naik ke gunung (Jabal) Abi Qubais satu gunung yang paling dekat
dengan baitullah dan di sana beliau memanggil dengan nama Allah, "Wahai sekalian manusia,
sesungguhnya Tuhan kamu telah membina satu rumah-Nya bagi kamu, oleh itu hendaklah
kamu
semua
tunaikan
haji
di
sana."
Nabi Ibrahim menyeru ke kanan dan ke kiri seolah-olah orang melaungkan azan. Allah
S.W>T menyampaika seruan Nabi Ibrahim a.s pada setiap orang yang diciptakan dalam
bacaan talbiah dan itulah pernyataan semua orang yang mengerjakan fardhu haji, kerana haji
itu
tidak
akan
sah
tanpa
talbiah.
Bacaan talbiah antara lainnya, "Labbaikallahhummalabbaik" yang bermakna, aku datang
untuk
menunaikan
panggilan-Mu
ya
Allah.
Menunaikan haji adalah salah satu rukun Islam, oleh itu hendaklah kita menunaikannya
apabila kita sudah mampu melaksanakannya. Banyak orang menunaikan haji, tetapi
sekembali mereka dari menunaikan haji yang sangat menyedihkan ialah terdapat juga orang
yang melakukan maksiat lebih teruk dari masa sebelum menunaikan haji. Oleh itu, hendaklah
kita mulakan dengan sembahyang, puasa, zakat dan seterusnya menunaikan haji.
Kalau kita menunaikan haji tanpa mengerjakan sembahyang lima waktu maka sia-sia sahaja
haji yang kita lakukan sebab ia tidak akan diterima oleh Allah S.W.T. Dan ini adalah salah
satu punca mereka yang kembali dari menunaikan haji melakukan bermacam-macam
maksiat.
Bagi mereka yang mendapat kenikmatan haji mereka ini tidak akan berani melakukan kerjakerja yang dimurkai oleh Allah S.W.T sebaliknya mereka akan berusaha untuk menjadi
muslim yang sempurna. Tanpa mengerjakan sembahyang, maka semua kerja-kerja yang
berbentuk amal, sedekah, zakat dan sebagainya semuanya itu tidak akan diterima oleh Allah
S.W.T.
Kisah Nabi Shaleh AS dan Unta Betina (Bagian 2)
enyataan tersebut membuat para pemimpin masyarakat Tsamud gusar. Mereka lalu
mencari akal, bagaimana cara mempengaruhi pengikut Nabi Shaleh itu. Mereka
menginginkan agar Nabi Shaleh tidak mempunyai pengikut sama sekali. Caranya
ialah menentang Nabi Shaleh AS untuk membuktikan kemampuannya mendatangkan
mukjizat.
Menurut pendapat mereka, kalau Nabi Shaleh itu
tidak dapat menunjukkan suatu Mukjizat, tentulah
pengikutnya akan menjauhinya. Para pemuka masyarakat
Tsamud lalu mendatangi Nabi Shaleh. Hai Shaleh, kalau
engkau benar-benar seorang Nabi, perlihatkanlah kepada
kami suatu Mukjizat! Kalau tidak, tentulah engkau
pembohong! kata salah seorang pemuka masyarakat itu.
Nabi Shaleh AS memang tidak mampu mendatangkan suatu Mukjizat, akan tetapi ia
yakin, kalau itu syarat agar kaumnya mau mengikuti ajarannya, ia akan memohon kepada
Allah SWT. Ia percaya Allah SWT pasti akan mengabulkan permohonannya.
Akan kutunjukkan kepadamu suatu Mukjizat! Tetapi dengan satu syarat, kalian
semua harus mengikutiku menyembah Allah! kata Nabi Shaleh AS. Ia mengajukan syarat itu
kepada tokoh-tokoh masyarakatnya, syarat itu mereka setujui, ia yakin kalau pemuka-pemuka
masyarakatnya sudah bertobat dan menyembah Allah, rakyat akan mengikutinya.
Nabi Shaleh lalu berdoa sepenuh hati kepada Allah. Ya Tuhanku! Kaumku tetap
mendustakan kenabianku. Hanya sedikit orang yang mau mendengar kata-kataku. Untuk
meyakinkan mereka, sudilah Engkau memberikan kepadaku suatu Mukjizat sebagai tanda
kebenaranku. Mudah-mudahan mereka akan mengikutiku di jalan-Mu yang lurus!
Allah mengabulkan permohonan Nabi Shaleh AS. Seekor Unta Betina yang luar
biasa indahnya akan muncul dari puncak bukit. Unta itu gemuk, sehat dan bagus sekali.
Belum pernah ada unta seindah itu dipermukaan bumi ini. Unta itu mempunyai air susu yang
tidak habis-habisnya. Setiap orang boleh mengambil air susunya. Akan tetapi unta itu harus
dibiarkan bebas berkeliaran. Ia tidak boleh diganggu. Dan pada hari-hari tertentu unta itu
harus diberi kesempatan untuk minum sepuas-puasnya pada sumur penduduk.
Ilham yang diturunkan oleh Allah itu diberitahukannya kepada para pemuka
masyarakat Tsamud. Lalu Nabi Shaleh menyuruh mereka berkumpul di kaki sebuah bukit di
pinggiran kota Alhijir. Para pemuka masyarakat dan penduduk pun ramai berkumpul di kaki
bukit itu. Mereka semua ingin menyaksikan keajaiban yang akan diperlihatkan oleh Nabi
Shaleh AS.
Setelah penduduk berkumpul semuanya, Nabi Shaleh berdoa, menadahkan tangannya
ke langit. Selesai berdoa, kilat menyambar-nyambar di puncak bukit itu. Kilat itu terang
sekali, cahayanya sangat menyilaukan. Tak lama kemudian di puncak bukit itu bergemuruh.
Tanah terguncang seperti gempa. Tiba-tiba puncak bukit itu terbelah. Bersamaan dengan itu,
seekor unta betina yang sangat indah keluar dari dalam tanah. Unta itu berdiri dengan
megahnya.
`Para pemuka masyarakat dan semua yang hadir sama-sama tercengang. Unta itu lalu
turun dari atas bukit, langsung menuju sumur penduduk. Ia minum sepuas-puasnya. Benar
seperti yang dikatakan Nabi Shaleh AS, Unta itu selalu mengeluarkan air susu yang tidak
habis-habisnya.
Kepada semua penduduk, Nabi Shaleh mengatakan agar menjaga keselamatan unta
itu, lalu berseru, Hai kaumku, inilah unta betina dari Allah sebagai mukjizat (yang
menunjukkan kebenaran) untukmu, sebab itu biarkanlah ia makan di bumi Allah, dan
janganlah kamu mengganggunya dengan gangguan apapun yang akan menyebabkan kamu
ditimpa azab yang dekat. (QS. Hud: 64).
Tetapi apakah dengan Mukjizat unta itu mereka akan mengakui kebesaran Allah?
Ternyata tidak! Para pemuka masyarakat itu malah menuduh Nabi Shaleh tukang sihir.
Namun begitu, sejak peristiwa itu, pengaruh Nabi Shaleh di kalangan kaumnya makin besar.
Para pengikutnya semakin yakin akan kebenaran yang diajarkan Nabi Shaleh AS.
Pengikutnya pun makin bertambah. Sementara itu Unta yang dalam Al-Quran disebut
Nabi Shaleh A.s.
11
Naqatullah, Unta Allah, bebas berkeliaran. Penduduk takut mengganggunya. Mereka takut
akan azab yang di ancamkan oleh Nabi Shaleh AS.
Peristiwa tersebut sangat mencemaskan para pemuka masyarakat Tsamud. Hal itu
tidak boleh dibiarkan. Unta itu jadi perlambang kemenangan Nabi Shaleh AS, maka itu harus
segera dilenyapkan.
Hikmah Kisah Nabi Shaleh AS
1. Kekayaan dan kemakmuran hidup hendaknya tidak membuat kita lalai dari mengingat
Allah.
2. Allah tidak segan-segan akan menimpakan adzab kepada suatu kaum yang membangkang
dan durhaka.
3. Allah akan menyelamatkan orang yang beriman kepada-Nya dan menganugerahi mereka
dengan karunia dan balasan yang tak terhingga.