Anda di halaman 1dari 2

NAMA : SEBASTIAN DALIMA

NIRM : 2020164700

KELAS : I TEOLOGI

A. PENDAHULUAN

Agama merupakan sesuatu yang lazimnya diwariskan dan melekat pada individu.
Agama menjadi bagian dari indentitas dan termanisfestasi lewat ucapan, ritual, maupun tata
laku individu sehari-hari yang nyatanya selalu berhadapan dengan individu lain dalam setting
sosial. Melalui kemajemukan agama – diantaranya 6 agama yang dikenal di Indonesia dalam
kehidupan bermasyarakat, wujud keberagaman tersebut melebur dan memberi warna pada
sebagian besar kebudayaan manusia, dari mulai dihasilkannya karya-karya seni bernilai
tinggi, diciptakannya nilai-nilai kolektif mengenai kebaikan dan keburukan, hingga
tercetusnya konflik. Bagi individu sendiri, keberagaman tampaknya juga dihayati sebagai
perilaku dan pengalaman yang menyentuh beragam nuansa perasaan seperti kegembiraan
yang meluap-luap ataupun ‘kelabu’nya perasaan bersalah dan kesedihan.

Religious conversion dapat didefenisikan sebagai sebuah proses yang menunjukkan


berpindahnya kepercayaan, keyakinan, dan praktik seseorang dari suatu rangkaian ajaran atau
nilai spiritual tertentu kepada seperangkat kepercayaan, keyakinan, dan praktik ajaran atau
nilai spiritual lain. Pindah agama dapat dipicu oleh berbagai peristiwa, dari mulai peristiwa
yang ‘ringan’ dan terakumulasi dalam kehidupan sehari-hari hingga pengalaman-pengalaman
hidup yang dihayati sebagai pengalaman yang ‘berat’. Misalnya pada kisah keluarga berikut
ini :

B. STUDI KASUS

Ada sebuah keluarga di daerah Tana Toraja yang mengalami peritiwa ‘berat’ yang
menyangkut tentang kebudayaan mereka. Kepala keluarga mereka yang berinisial AN
mempunyai seorang nenek yang sudah harus di pestakan dan di berikan penghormatan
terakhir lewat acara rambu solo’. Karena mereka adalah keluarga yang bisa dikatakan kurang
mampu dan ekonomi mereka sangat sulit maka mereka kebingungan dan frustasi dalam
mencari jalan keluar dari masalah mereka itu. Suatu hari datanglah seorang Muslim yang
kaya dari luar Tana Toraja menawarkan bantuan kepada AN si kepala keluarga itu, orang
Muslim yang kaya ini bersedia membantu AN bahkan memberikan lebih dari apa yang
sedang menjadi kebutuhan mereka dengan satu syarat yang cukup kontroversi yaitu
meninggalkan agama yang mereka yakini dan masuk kedalam agama yang di yakini oleh
orang kaya tersebut (dari Kristen ke Islam). Karena keadaan yang mendesak dan sepertinya
sudah tidak ada pilihan lain maka satu keluarga tersebut meninggalkan kepercayaan mereka
dan mengikuti syarat dari orang kaya tersebut. Dan sampai sekarang peristiwa itu cukup
menghebokan dan mengundang banyak kontroversi dari berbagai pihak khususnya dari
kalangan Jemaat yang dulu mereka tempati. Lewat hal ini maka dapat dikatakan bahwa
proses Islamisasi masuk dengan memanfaatkan faktor perekonomian. Perjanjian itu sulit
untuk di batalkan karena mereka sudah memberikan tanda bukti lewat surat pernyataan yang
disepakati oleh kedua belah pihak.

C. SOLUSI

Dari kasus diatas saya mencoba memberikan pemikiran saya tentang apa yang
seharusnya dilakukan saat berada dalam keadaan seperti itu. Bagi saya meskipun dalam
keadaan yang sulit ekonomi sekalipun kita bisa memanfaatkan berbagai hal yang tidak harus
mengorbankan kepercayaan yang sudah kita anut selama ini. Misalnya kita mencari bantuan
tunjangan dari pemerintah setempat, lembaga keuangan, bahkan mungkin dari Jemaat yang
kita tempati dengan mensosialisasikannya kepada Diaken. Dari perspektif kepercayaan saya,
dapat dikatakan bahwa ini mungkin salah satu godaan yang diberikan dunia kepada kita agar
kita lari dan menyangkal Tuhan serta melepaskan keselamatan yang sudah diberikan kepada
kita.

Anda mungkin juga menyukai