Disusun Oleh:
UNIVERSITAS RIAU
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat
Kesuburan Tanah dan Pemupukan” ini. Salawat dan salam juga kami untukkan kepada
Rasulullah SAW yang telah membawa manusia dari zaman jahiliyah ke zaman yang beradab.
Penuntun Praktikum Kesuburan Tanah dan Pemupukan ini dibuat untuk menuntun
mahasiswa agar lebih mudah melakukan praktikum pada matakuliah Kesuburan Tanah dan
Pemupukan.
Akhir kata kami berharap agar penuntun praktikum Kesuburan Tanah dan Pemupukan ini
KATA PENGANTAR...............................................................................................
DAFTAR ISI..............................................................................................................
Pendahuluan................................................................................................................
Tujuan..........................................................................................................................
Manfaat........................................................................................................................
Asistensi......................................................................................................................
Penanaman..................................................................................................................
Pembahasan.................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
TATA TERTIB PRAKTIKUM
1. Letakkan tas dan benda-benda lain milik anda yang tidak diperlukan pada tempat
yang disediakan.
3. Bekerjalah sesuai dengan petunjuk yang diberikan oleh asisten/buku penuntun, jangan
gunakan alat2 lapangan untuk bergurau/bermain2 dengan sesama.
4. Setelah selesai praktikum agar semua alat2 yang digunakan dibersihkan kembali dan
ditempatkan pada tempatnya semula.
6. Periksalah kembali bahwa kran air, mesin pompa dan aliran listrik telah anda matikan.
Kesuburan Tanah (Soil Fertility) adalah ilmu yg mempelajari sumber & ketersediaan
unsur hara essensial utk pertumbuhan tanaman dari aspek kualitas & kuantitas produksinya.
Tanah dikelompokkan berdasarkan perbedaan jenis bahan induk. Hasil peruraian bahan
induk adalah senyawa - senyawa kimiawi. Selama proses pembentukan tanah, terbentuk
berbagai paduan senyawa kimiawi yang memungkinkan berkembangnya berbagai ordo tanah.
Berdasarkan konsep ini maka tanah adalah produk trasformasi mineral dan bahan organik
yang terletak dipermukaan sampai kedalaman tertentu yang dipengaruhi oleh faktor-faktor
genetis dan lingkungan (bahan induk, iklim, organisme hidup (mikro dan makro), topografi,
dan waktu) yang berjalan selama kurun waktu yang sangat panjang, yang dapat dibedakan
dari ciri-ciri bahan induk asalnya baik secara fisik, kimia , biologi maupun morfologinya.
sehingga tanaman dapat tumbuh tegak dan kokoh, sebagai wadah dan sumber unsur hara dan
air, dan sebagai pengendali keadaan - keadaan lain yang diperlukan untuk menunjang
pertumbuhan tanaman.
pertumbuhan dan produksi tanaman yang tinggi dalam jangka waktu lama (berkelanjutan) .
Saat ini tanaman yang dibudidayakan umumnya membutuhkan unsur hara dalam jumlah
relatif banyak dan dalam berbagai jenis, sehingga hampir dapat dipastikan bahwa tanpa
dipupuk tanaman tidak akan mampu memberikan hasil seperti yang diharapkan. Upaya untuk
Pemupukan merupakan suatu kegiatan yang erat kaitannya dengan pertumbuhan dan produksi
tanaman. Pemupukan artinya pemberian pupuk kepada tanaman ataupun kepada tanah dan
substrat lainnya. Pemupukan bertujuan untuk memelihara atau memperbaiki kesuburan tanah
sehingga tanaman dapat tumbuh lebih cepat, subur dan sehat. Adapun pupuk adalah
bahan/material yang ditambahkan pada media tanam atau tanaman, diberikan secara
Pupuk yang diberikan bisa berupa organik maupun anorganik. Pemupukan dengan
bahan organik sangat mendukung upaya meningkatkan produktivitas lahan dan menjaga
ketersediaan bahan organik dalam tanah. Bahan organik tanah merupakan hal yang penting
bagi kesuburan tanah dan menjadi indikator utama kesuburan fisik, kimia dan biologi. Pupuk
organik adalah pupuk yang berasal dari bahan organik dari tumbuhan dan hewan. Manfaat
utama dari pupuk organik adalah dapat mengurangi penggunaan pupuk anorganik, disamping
harus diterapkan agar kegiatan pertanian senantiasa menguntungkan, aman, lestari dan ramah
lingkungan. Oleh karena itu diperllukan upaya meningkatkan efisiensi pemupukan dan
1. Aplikasi pupuk terhadap hara yang diketahui menjadi faktor pembatas, akan
meningkatkan hasil.
merupakan fokus utama dalam pembahasan ilmu kesuburan tanah, sedangkan kinerja
tanaman merupakan indikator utama mutu kesuburan tanah. Penilaian kesuburan tanah
merupakan proses yg mendiagnosis permasalahan unsur hara dan menerapkan anjuran dalam
hal pemupukan. Program penilaian kesuburan tanah dapat dibagi menjadi: uji-tanah, analisis
tanaman, perlakuan penambahan/pengurangan unsur hara di rumah kaca, uji coba pupuk
sederhana. Salah satu yang dapat dicobakan untuk melatih keterampilan mahasiswa pada
masa pandemi saat ini, dalam suasana belajar dari rumah, kehidupan harus berjarak.
Menanam tanaman budidaya (jagung) di rumah kaca (polibag) pada tanah yang berkesuburan
Pada praktikum Kesuburan Tanah dan Pemupukan ini, dilakukan evaluasi kesuburan
tanah melalui percobaan pot pada tanah dengan tingkat kesuburan rendah. Perlakuan
pemupukan menggunakan pupuk organik dan yang tidak diberi pupuk organik pada tanaman
jagung.
TUJUAN
tanaman yang berkualitas serta peran pupuk dalam mewujudkan sistem pertanian yang
berkelanjutan.
MANFAAT
unsur hara serta interaksi unsur hara dengan air dan interaksi lainnya.
pertumbuhan dan produksi tanaman maksimal serta peran pupuk untuk mewujudkan
Praktikum Ke : 1 (satu)
Hari/Tgl :
Kegiatan :
1. Pengenalan alat-alat dan bahan-bahan secara umum yang akan digunakan pada
2. Pembagian kelompok praktikum dan tema yang akan dipraktikkan oleh masing-
masing kelompok.
Praktikum Ke : 2 (dua)
Hari/Tgl :
Alat : Polybag 30 x 40 cm
Timbangan
Cangkul
Ayakan
Landasan Teori
Media tanam adalah tempat yang digunakan untuk tempat tumbuh benih yang akan
digunakan, media tanam dapat berasal dari beberapa jenis campuran tetapi pada umumnya
banyak menggunakan tanah sebagai media tanam. Media tanam yang baik adalah yang
mampu mendukung pertumbuhan benih menjadi tanaman sempurna serta ketersediaan hara
Tanah mineral yang digunakan untuk media tanam adalah lapisan sub soil pada kedalaman
dibawah lapisan olah (≥ 30 cm). Selanjutnya bersihkan dari kotoran dan sisa-sisa akar kayu.
Kemudian dikeringangin didalam ruangan. Setelah itu tanah diayak dengan ayakan ukuran
0,6 x 0,6 cm. Lalu dimasukkan kedalam polybag seberat10 kg kering mutlak.
Sebagai pupuk dasar digunakan pupuk kandang/kompos dengan dosis 30 ton.ha-1 Pupuk
kandang sesuai dosis dicampurkan/diaduk rata dengan tanah di dalam polybag, diinkubasi
Tempat penelitian yang akan digunakan untuk menyusun polybag, dibersihkan terlebih
dahulu dari segala vegetasi dan kotoran. Selanjutnya polybag disusun rapi. Jarak antar
polybag adalah 50 cm dan jarak antar ulangan 75 cm. Setiap polybag diberi label yang telah
Praktikum Ke : 3 (tiga)
Hari/Tgl :
Landasan Teori
Menanam merupakan pekerjaan yang sangat penting dalam usaha produksi tanaman.
Kekeliruan pada tahap ini tidak saja dapat menurunkan produksi namun juga dapat
menyebabkan tanaman tidak tumbuh bahkan mati sebelum menghasilkan. Oleh karena itu
cara menanam perlu dipelajari dengan baik agar kegagalan dapat dihindari. Kesalahan dalam
bercocok tanaman hanya akan membuang biaya, tenaga dan waktu. Penanaman jagung
Langkah Kerja
Medium tanam di dalam polybag disiram terlebih dahulu sekitar kapasitas lapang, dan
selanjutnya dibuat lobang tanam kurang lebih 2 cm. Kemudian benih jagung dimasukkan ke
dalam lobang tanam dan permukaannya ditutupi dengan tanah tipis. Masing-masing lobang
Praktikum Ke : 4 (empat)
Hari/Tgl :
Kegiatan :
Pengamatan pada tanaman jagung dilakukan pada saat tanaman jagung sudah mulai berumur
1. Fase vegetatif terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, dan lebar daun pada tanaman
jagung manis.
2. Fase generatif terhadap umur muncul bunga betina dan bunga jantan, umur panen dan
pengamatan
1. Tinggi Tanaman
Pengukuran tinggi tanaman dilakukan dengan cara mengukur tinggi tanaman dari
3. Jumlah Daun
Jumlah daun dihitung pada saat tanaman berumur 7 HST hingga muncul bunga (akhir
vegetatif) dengan interval 1 minggu sekali. Daun yang dihitung adalah daun yang telah
membuka sempurna.
3. Lebar Daun
Lebar daun diukur pada daun ke 3 dari atas saat tanaman jagung berumur 7 minggu setelah
Waktu muncul bunga betina merupakan waktu munculnya rambut halus yang telah terdapat
pada ujung tongkol jagung. Pengamatan ini dilakukan dengan menghitung jumlah hari dari
awal tanam hingga 75% dari tanaman telah mengeluarkan bunga betina.
Waktu muncul bunga jantan merupakan waktu munculnya bunga yang terdapat pada ujung
tanaman jagung. Pengamatan dilakukan dengan menghitung jumlah hari dari awal tanam
Panen dilakukan apabila 75% dari tanaman dalam satu unit (4 Tanaman) telah menunjukan
kriteria panen. Jagung dipanen ketika matang fisiologis (tongkol atau kelobot mulai
mengering).
Pengamatan dilakukan setelah panen dengan cara mengambil 100 biji pada tanaman
Hasil biji tanaman jagung pada kadar air 15% pada setiap tanaman jagung, pengamatan ini
dilakukan pada akhir penelitian, dengan cara menimbang semua biji jagung pada setiap
tanaman.
Hasil/Pengamatan :
Praktikum Ke : 5 (Lima)
Hari/Tgl :
3. Kertas lap(tisu)
4. Larutan penyangga
Landasan Teori
Nilai pH tanah merupakan petunjuk konsentrasi ion H+ dalam larutan tanah, yang
dinyatakan sebagai –log [H+]. Peningkatan konsentrasi H+ menaikkan potensial larutan yang
diukur oleh alat dan dikonversi dalam skala pH. Elektrode gelas merupakan elektrode selektif
khusus H+, hingga memungkinkan untuk hanya mengukur potensial yang disebabkan
kenaikan konsentrasi H+ . Potensial yang timbul diukur berdasarkan potensial elektrode
pembanding (kalomel atau AgCl).
Biasanya digunakan satu elektrode yang sudah terdiri atas elektrode pembanding dan
elektrode gelas (elektrode kombinasi). Konsentrasi H+ yang diekstrak dengan air menyatakan
kemasaman aktif (aktual) merupakan kemasaman disebabkan oleh ion H pada larutan tanah,
kemsaman disebabkan oleh ion Al dan H pada komleks jerapan. Menetapkan nilai pH tanah
berujuan untuk menetukan reaksi derajat kemasaman dan kebasaan pada tanah. Dengan
mengetahui nilai pH tanah kita dapat merencanakan pengelolaan yang cocok untuk tanah
tersebut.
Langkah Kerja
1. Masukkan 5 g tanah kedalam tabung film dan tambahkan 10 ml air suling (pH H2O
1:2)
2. Kocok selama 15-30 menit dengan mesin pengocok, diamkan sebentar paling lama 1
jam
3. Ukur dengan pH meter yang telah dikalibrasi dengan larutan penyangga pH 4 dan pH
4. Setelah satu contoh selesai diukur , bilaslah elektroda dengan menyiramkan air suling,
keringkan dengan kertas tisu dan siap untuk digunakan bagi contoh tanah berikutnya
5. Dengan cara yang sama, lakukan pula dengan larutan KCl 1 N (pH 1:2)
6. Hasil pengukuran pH KCl biasanya lebih rendah sekitar 0,5 sampai 1,5 satuan
terhadap air
Hasil/Pengamatan :
Praktikum Ke : 6 (enam)
Hari/Tgl :
H2SO4)
3. Indicator difenilamin
2. Pipet takar 10 ml
3. Buret 50 ml
5. Pipet tetes
6. Neraca analitik
Landasan Teori
C-organik tanah didapatkan dari dekomposisi sisa sisa makhluk hidup yang ada di
tanah seperti sisa tumbuhan, binatang dan jasad mikro baik sebagian maupun seluruhnya
telah mengalami pelapukan, bahan organic yang tahan lapuk akan tertinggal dalam tanah
dalam bentuk koloid yang disebut dengan humus. Bahan organik tanah sangat menentukan
interaksi antara komponen abiotik dan biotik dalam ekosistem tanah. Kandungan bahan
organik dalam bentuk C-organik di tanah harus dipertahankan tidak kurang dari 2% agar
kandungan bahan organik dalam tanah tidak menurun dengan waktu akibat proses
dekomposisi dan mineralisasi. Maka sewaktu pengolahan tanah, penambahan bahan organik
mutlak harus diberikan setiap tahun. Kandungan bahan organik antara lain sangat erat
berkaitan dengan KTK (Kapasitas Tukar Kation) dan dapat meningkatkan KTK tanah. Tanpa
pemberian bahan organik dapat mengakibatkan degradasi kimia, fisik, dan biologi tanah yang
Langkah Kerja
4. Tambahkan 5 ml H3PO4 dan putar diatas alas yang lembut selama 1 menit setelah
7. Titar segera dengan larutan Fero Sulfat, pada awal ion krom berwarna hijau redup,
kemudian barulah menjadi biru kotor. Dan akhir penitaran adalah hijau terang dan
8. Lakukan cara yang sama (1-5) pada waktu yang sama untuk blangko (tanpa tanah)
9. Perhitungan
Catatan : 0,77 berasal dari rata rata bahan organic yang dapat dioksidasikan hanya 77%
(Walkey, 1974)
Hasil/Pengamatan :
Praktikum Ke : 7 (Tujuh)
Hari/Tgl :
2. Serbuk selen
4. NaOH 40 %
5. Batu didih
6. H2SO4 4 N
7. Asam sulfat 1 N
5. Buret 10 ml
6. pengaduk magnetic
7. dispenser
8. Alat destilasi
Sumber N berasal dari atmosfer sebagai sumber primer dan lainnya berasal dari aktifitas
didalam tanah sebagai sumber sekunder. Fiksasi N secara simbiotik khususnya terdapat pada
tanaman jenis leguminoseae sebagai bakteri tertentu. Bahan organik juga membebaskan N
dan senyawa lainnya setelah mengalami proses dekomposisi oleh aktifitas jasad renik
tanah(Zulkarnain, 2014).
sumbangan kedalam tanah. Hal ini mengidentifikasikan bahwa telah terjadi pelepasan hara
dari proses dekomposisi bahan organik ke dalam tanah sebagai stimulan bertambahnya N
dalam tanah. Selain itu penurunan jumlah nitrogen juga dipengaruhi oleh penurunan jumlah
bahan organik dan mikroorganime tanah di lokasi tersebut. Karena di dalam susunan jaringan
bahan organik terkandung unsur nitrogen organik yang didekomposisi oleh mikroorganisme
Langkah Kerja
a. Destruksi
1. Destruksi contoh Ditimbang 0,5 g contoh tanah ukuran < 0,5 mm, dimasukkan ke
dalam tabung digest.
2. Ditambahkan 1 g campuran selen dan 3 ml asam sulfat pekat, didestruksi hingga suhu
350 0C (3-4 jam). Destruksi selesai bila keluar uap putih dan didapat ekstrak jernih
(sekitar 4 jam).
3. Tabung diangkat, didinginkan dan kemudian ekstrak diencerkan dengan air bebas ion
hingga tepat 50 ml. Kocok sampai homogen, biarkan semalam agar partikel
mengendap. Ekstrak digunakan untuk pengukuran N dengan cara destilasi atau cara
kolorimetri. Pengukuran N Pengukuran N dengan cara destilasi.
b. Destilasi
1. Pindahkan secara kualitatif seluruh ekstrak contoh ke dalam labu didih (gunakan air
bebas ion dan labu semprot). Tambahkan sedikit serbuk batu didih dan aquades
hingga setengah volume labu.
2. Disiapkan penampung untuk NH3 yang dibebaskan yaitu erlenmeyer yang berisi 10
ml asam borat 1% yang ditambah tiga tetes indikator Conway (berwarna merah) dan
dihubungkan dengan alat destilasi. Dengan gelas ukur, tambahkan NaOH 40%
sebanyak 10 ml ke dalam labu didih yang berisi contoh dan secepatnya ditutup.
3. Didestilasi hingga volume penampung mencapai 50–75 ml (berwarna hijau).
4. Destilat dititrasi dengan H2SO4 0,050 N hingga warna merah muda. Catat volume titar
Perhitungan
Keterangan:
Praktikum Ke : 8 (Delapan)
Hari/Tgl :
+ NH4F 0,03 N )
3. Pereaksi P pekat
4. Pereaksi pewarna P
Alat : 1. Dispenser 25 ml
2. Dispenser 10 ml
3. Tabung reaksi
4. Pipet 2 ml
5. Kertas saring
6. Botol kocok 50 ml
7. Mesin Pengocok
8. Spektrofotometer
Landasan Teori
Unsur P-tersedia dalam tanah bisa berasal dari bahan organik, pemupukan maupun
dari mineral dalam tanah. Unsur P-tersedia banyak dibutuhkan tanaman untuk pembentukan
bunga, buah, biji, perkembangan akar dan untuk memperkuat batang agar tidak mudah roboh.
P organik tersedia bagi tanaman pada saat pH naik atau pH tidak masam pada saat OH -
masam P tidak tersedia bagi tanaman. Peningkatan P-tersedia sejalan dengan kenaikan pH,
tetapi tidak dengan C-organik dan N-total. Karena ketersediaan P dipengaruhi oleh pH tanah.
Jika pH masam maka unsu rhara terjerap dan susah atau tidak bisa dimanfaatkan oleh
tanaman karena berikatan kuat dengan unsur unsur ain di dalam tanah.
Faktor lain yang dapat menghambat ketersediaan P adalah kegiatan organisme yang
kurang maksimal, pH tanah yang relatif asam dan alkalis, serta jumlah dan dekomposisi
bahan organik yang sedikit. Al dan Fe oksida dapat mengikat P sehingga ketersediaan P
rendah. Begitu juga dengan KTK dan bahan organik yang menyebabkan tanah menjadi
miskin hara.
Fosfat dalam suasana asam akan diikat sebagai senyawa Fe, Al-fosfat yang sukar
larut. NH4F yang terkandung dalam pengekstrak Bray akan membentuk senyawa rangkai
dengan Fe & Al dan membebaskan ion PO43-. Pengekstrak ini biasanya digunakan pada tanah
dengan pH <5,5.
Langkah Kerja
1. Ditimbang 2,5 g contoh tanah < 2 mm, ditambah pengekstrak Bray dan Kurt I
sebanyak 25 ml,
2. kemudian dikocok selama 5 menit. Disaring dan bila larutan keruh dikembalikan ke
atas saringan semula (proses penyaringan maksimum 5 menit).
3. Dipipet 2 ml ekstrak jernih ke dalam tabung reaksi.
4. Contoh dan deret standar masing-masing ditambah pereaksi pewarna fosfat sebanyak
10 ml, dikocok dan dibiarkan 30 menit.
5. Diukur absorbansinya dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 889 nm.
Perhitungan :
Keterangan:
ppm kurva = kadar contoh yang didapat dari kurva hubungan antara kadar deret standar
fk = faktor koreksi