Anda di halaman 1dari 31

PENUNTUN PRAKTIKUM

KESUBURAN TANAH DAN PEMUPUKAN

Disusun Oleh:

Ir. Gusmawartati, MP. DKK

(TIM DOSEN ILMU TANAH)

LABORATORIUM ILMU TANAH

JURUSAN AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS RIAU

2021

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat

dan Hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan “Penuntun Praktikum

Kesuburan Tanah dan Pemupukan” ini. Salawat dan salam juga kami untukkan kepada

Rasulullah SAW yang telah membawa manusia dari zaman jahiliyah ke zaman yang beradab.

Penuntun Praktikum Kesuburan Tanah dan Pemupukan ini dibuat untuk menuntun

mahasiswa agar lebih mudah melakukan praktikum pada matakuliah Kesuburan Tanah dan

Pemupukan.

Untuk kesempurnaan penuntun praktikum Kesuburan Tanah dan Pemupukan ini

menjadi lebih baik diharapkan saran dan kritik dari pembaca.

Akhir kata kami berharap agar penuntun praktikum Kesuburan Tanah dan Pemupukan ini

dapat bermanfaat bagi mahasiswa khususnya dan pembaca pada umumnya.

Pekanbaru, Januari 2021

Tim Dosen Laboratorium Ilmu Tanah


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................

DAFTAR ISI..............................................................................................................

TATA TERTIB PRAKTIKUM...............................................................................

Pendahuluan................................................................................................................

Tujuan..........................................................................................................................

Manfaat........................................................................................................................

Asistensi......................................................................................................................

Penyiapan Media Tanam.............................................................................................

Penanaman..................................................................................................................

Pemeliharaan dan Pengamatan...................................................................................

Rekapitulasi Hasil Pengamatan..................................................................................

Pembahasan.................................................................................................................

Kesimpulan dan Saran...............................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
TATA TERTIB PRAKTIKUM

1. Letakkan tas dan benda-benda lain milik anda yang tidak diperlukan pada tempat
yang disediakan.

2. Setiap mahasiswa/kelompok mahasiswa diwajibkan membawa alat2 yang diperlukan.

3. Bekerjalah sesuai dengan petunjuk yang diberikan oleh asisten/buku penuntun, jangan
gunakan alat2 lapangan untuk bergurau/bermain2 dengan sesama.

4. Setelah selesai praktikum agar semua alat2 yang digunakan dibersihkan kembali dan
ditempatkan pada tempatnya semula.

5. Sebelum meninggalkan areal praktikum, bersihkan sekitar areal praktikum dari


sampah yang terbawa waktu pelaksanaan praktikum.

6. Periksalah kembali bahwa kran air, mesin pompa dan aliran listrik telah anda matikan.

7. Tinggalkan areal praktikum dengan tertib dan sopan.


PENDAHULUAN

Kesuburan Tanah (Soil Fertility) adalah ilmu yg mempelajari sumber & ketersediaan

unsur hara essensial utk pertumbuhan tanaman dari aspek kualitas & kuantitas produksinya.

Tanah dikelompokkan berdasarkan perbedaan jenis bahan induk. Hasil peruraian bahan

induk adalah senyawa - senyawa kimiawi. Selama proses pembentukan tanah, terbentuk

berbagai paduan senyawa kimiawi yang memungkinkan berkembangnya berbagai ordo tanah.

Berdasarkan konsep ini maka tanah adalah produk trasformasi mineral dan bahan organik

yang terletak dipermukaan sampai kedalaman tertentu yang dipengaruhi oleh faktor-faktor

genetis dan lingkungan (bahan induk, iklim, organisme hidup (mikro dan makro), topografi,

dan waktu) yang berjalan selama kurun waktu yang sangat panjang, yang dapat dibedakan

dari ciri-ciri bahan induk asalnya baik secara fisik, kimia , biologi maupun morfologinya.

Tubuh tanah merupakan medium tempat berjangkarnya perakaran tanaman(solum tanah)

sehingga tanaman dapat tumbuh tegak dan kokoh, sebagai wadah dan sumber unsur hara dan

air, dan sebagai pengendali keadaan - keadaan lain yang diperlukan untuk menunjang

pertumbuhan tanaman.

Pengelolaan kesuburan tanah harus diperhatikan agar tanah dapat menyokong

pertumbuhan dan produksi tanaman yang tinggi dalam jangka waktu lama (berkelanjutan) .

Saat ini tanaman yang dibudidayakan umumnya membutuhkan unsur hara dalam jumlah

relatif banyak dan dalam berbagai jenis, sehingga hampir dapat dipastikan bahwa tanpa

dipupuk tanaman tidak akan mampu memberikan hasil seperti yang diharapkan. Upaya untuk

meningkatkan ketersediaan unsur hara di dalam tanah dilakukan melalui pemupukan.

Pemupukan merupakan suatu kegiatan yang erat kaitannya dengan pertumbuhan dan produksi

tanaman. Pemupukan artinya pemberian pupuk kepada tanaman ataupun kepada tanah dan

substrat lainnya. Pemupukan bertujuan untuk memelihara atau memperbaiki kesuburan tanah
sehingga tanaman dapat tumbuh lebih cepat, subur dan sehat. Adapun pupuk adalah

bahan/material yang ditambahkan pada media tanam atau tanaman, diberikan secara

langsung maupun tidak lansung, guna mendorong pertumbuhan tanaman, meningkatkan

produksi atau memperbaiki kualitasnya, sebagai akibat perbaikan hara tanaman.

Pupuk yang diberikan bisa berupa organik maupun anorganik. Pemupukan dengan

bahan organik sangat mendukung upaya meningkatkan produktivitas lahan dan menjaga

ketersediaan bahan organik dalam tanah. Bahan organik tanah merupakan hal yang penting

bagi kesuburan tanah dan menjadi indikator utama kesuburan fisik, kimia dan biologi. Pupuk

organik adalah pupuk yang berasal dari bahan organik dari tumbuhan dan hewan. Manfaat

utama dari pupuk organik adalah dapat mengurangi penggunaan pupuk anorganik, disamping

memperbaiki struktur tanah dan membuffer pH tanah. Konsep pembangunan berkelanjutan

harus diterapkan agar kegiatan pertanian senantiasa menguntungkan, aman, lestari dan ramah

lingkungan. Oleh karena itu diperllukan upaya meningkatkan efisiensi pemupukan dan

mengurangi dampak pencemaran terhadap lingkungan.

Beberapa alasan mengapa harus memupuk:

1. Aplikasi pupuk terhadap hara yang diketahui menjadi faktor pembatas, akan

meningkatkan hasil.

2. Pengusahaan tanaman dengan hasil tinggi (high yielding), membutuhkan tanah

yang subur secara berkesinambungan.

3. Hara yang diserap oleh tanaman harus digantikan.

4. Penggunaan pupuk yang tepat akan meningkatkan keuntungan ekonomi.

Salah satu tanaman yang respons terhadap pemupukan adalah jagung.Tanah

merupakan fokus utama dalam pembahasan ilmu kesuburan tanah, sedangkan kinerja
tanaman merupakan indikator utama mutu kesuburan tanah. Penilaian kesuburan tanah

merupakan proses yg mendiagnosis permasalahan unsur hara dan menerapkan anjuran dalam

hal pemupukan. Program penilaian kesuburan tanah dapat dibagi menjadi: uji-tanah, analisis

tanaman, perlakuan penambahan/pengurangan unsur hara di rumah kaca, uji coba pupuk

sederhana. Salah satu yang dapat dicobakan untuk melatih keterampilan mahasiswa pada

masa pandemi saat ini, dalam suasana belajar dari rumah, kehidupan harus berjarak.

Menanam tanaman budidaya (jagung) di rumah kaca (polibag) pada tanah yang berkesuburan

rendah dengan perlakuan pemberian pupuk organik (kompos/pupuk kandang).

Pada praktikum Kesuburan Tanah dan Pemupukan ini, dilakukan evaluasi kesuburan

tanah melalui percobaan pot pada tanah dengan tingkat kesuburan rendah. Perlakuan

pemupukan menggunakan pupuk organik dan yang tidak diberi pupuk organik pada tanaman

jagung.
TUJUAN

Setelah selesai mempraktikkan materi praktikum ini, mahasiswa diharapkan:

1. Memahami pengertian kesuburan tanah, faktor-faktor yang mempengaruhi kesuburan

tanah, peranan kesuburan tanah dalam pertanian.

2. Memahami pentingnya arti kesuburan tanah dan pemupukan untuk menghasilkan

tanaman yang berkualitas serta peran pupuk dalam mewujudkan sistem pertanian yang

berkelanjutan.
MANFAAT

Setelah selesai mempraktikkan materi praktikum ini, mahasiswa:

1. Mengetahui peranan kesuburan tanah dalam pertanian dan dasar-dasar hubungan

tanah dan tanaman

2. Mengetahui bagaimana cara mengevaluasi kesuburan tanah, dasar-dasar pengelolaan

unsur hara serta interaksi unsur hara dengan air dan interaksi lainnya.

3. Mendapatkan pengetahuan tentang pentingnya kesuburan tanah dalam menghasilkan

pertumbuhan dan produksi tanaman maksimal serta peran pupuk untuk mewujudkan

pertanian yang berwawasan.


I. ASISTENSI

Praktikum Ke : 1 (satu)

Hari/Tgl :

Kegiatan :

1. Pengenalan alat-alat dan bahan-bahan secara umum yang akan digunakan pada

praktikum mata kuliah Kesuburan Tanah dan Pemupukan.

2. Pembagian kelompok praktikum dan tema yang akan dipraktikkan oleh masing-

masing kelompok.

3. Menjelaskan kegiatan-kegiatan setiap praktikum yang akan datang.

4. Penjelasan SOP dalam praktikum.

Pertanyaan & Diskusi :


II. PENYIAPAN MEDIA TANAM

Praktikum Ke : 2 (dua)

Hari/Tgl :

Bahan : Kering udara Sub soil tanah mineral/tidak subur

Pupuk kandang ayam/kompos

Alat : Polybag 30 x 40 cm

Timbangan

Cangkul

Ayakan

Alat tulis untuk membuat label

Kegiatan :1. Persiapan media tanam

2. Pemberian pupuk dasar

3. Persiapan tempat penelitian

Landasan Teori

Media tanam adalah tempat yang digunakan untuk tempat tumbuh benih yang akan

digunakan, media tanam dapat berasal dari beberapa jenis campuran tetapi pada umumnya

banyak menggunakan tanah sebagai media tanam. Media tanam yang baik adalah yang

mampu mendukung pertumbuhan benih menjadi tanaman sempurna serta ketersediaan hara

yang cukup yang dibutuhkan oleh tanaman.


Langkah Kerja

1. Persiapan media tanam

Tanah mineral yang digunakan untuk media tanam adalah lapisan sub soil pada kedalaman

dibawah lapisan olah (≥ 30 cm). Selanjutnya bersihkan dari kotoran dan sisa-sisa akar kayu.

Kemudian dikeringangin didalam ruangan. Setelah itu tanah diayak dengan ayakan ukuran

0,6 x 0,6 cm. Lalu dimasukkan kedalam polybag seberat10 kg kering mutlak.

2. Pemberian pupuk dasar sebagai perlakuan

Sebagai pupuk dasar digunakan pupuk kandang/kompos dengan dosis 30 ton.ha-1 Pupuk

kandang sesuai dosis dicampurkan/diaduk rata dengan tanah di dalam polybag, diinkubasi

selama 7 hari (seminggu) dalam kondisi kapasitas lapang.

3. Persiapan tempat penelitian

Tempat penelitian yang akan digunakan untuk menyusun polybag, dibersihkan terlebih

dahulu dari segala vegetasi dan kotoran. Selanjutnya polybag disusun rapi. Jarak antar

polybag adalah 50 cm dan jarak antar ulangan 75 cm. Setiap polybag diberi label yang telah

disiapkan sesuai dengan perlakuan pemupukan oleh masing-masing kelompok.

Pertanyaan & Diskusi :


III. PENANAMAN

Praktikum Ke : 3 (tiga)

Hari/Tgl :

Bahan : Benih jagung

Alat : Media tanam yang telah siap tanam

Kayu pembuat lubang tanam

Kegiatan :Membuat lubang tanam

Menanam benih jagung

Landasan Teori

Menanam merupakan pekerjaan yang sangat penting dalam usaha produksi tanaman.

Kekeliruan pada tahap ini tidak saja dapat menurunkan produksi namun juga dapat

menyebabkan tanaman tidak tumbuh bahkan mati sebelum menghasilkan. Oleh karena itu

cara menanam perlu dipelajari dengan baik agar kegagalan dapat dihindari. Kesalahan dalam

bercocok tanaman hanya akan membuang biaya, tenaga dan waktu. Penanaman jagung

dilakukan setelah satu minggu pemberian perlakuan pupuk dasar.

Langkah Kerja

Medium tanam di dalam polybag disiram terlebih dahulu sekitar kapasitas lapang, dan

selanjutnya dibuat lobang tanam kurang lebih 2 cm. Kemudian benih jagung dimasukkan ke

dalam lobang tanam dan permukaannya ditutupi dengan tanah tipis. Masing-masing lobang

ditanami dengan dua benih jagung.


Hasil/Pengamatan :

Pertanyaan & Diskusi :


IV. PARAMETER PENGAMATAN

Praktikum Ke : 4 (empat)

Hari/Tgl :

Kegiatan :

Pengamatan pada tanaman jagung dilakukan pada saat tanaman jagung sudah mulai berumur

1 minggu setelah penanaman untuk mengetahui perkembangan tanaman jagung, pengamatan

dilakukan pada 2 fase pertumbuhan yaitu:

1. Fase vegetatif terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, dan lebar daun pada tanaman

jagung manis.

2. Fase generatif terhadap umur muncul bunga betina dan bunga jantan, umur panen dan

berat 100 biji.

Bahan/alat : disesuaikan dengan kebutuhan saat masing2

pengamatan

Langkah Kerja : Mengamati parameter pengamatan.

1. Tinggi Tanaman

Pengukuran tinggi tanaman dilakukan dengan cara mengukur tinggi tanaman dari

pangkal batang sampai ujung daun tertinggi dengan menggunakan meteran.Pengukuran

dilakukan 1 minggu sekali hingga muncul bunga (akhir vegetatif).

3. Jumlah Daun
Jumlah daun dihitung pada saat tanaman berumur 7 HST hingga muncul bunga (akhir

vegetatif) dengan interval 1 minggu sekali. Daun yang dihitung adalah daun yang telah

membuka sempurna.

3. Lebar Daun

Lebar daun diukur pada daun ke 3 dari atas saat tanaman jagung berumur 7 minggu setelah

tanam atau setelah muncul bunga jantan.

4. Umur muncul bunga betina (HST)

Waktu muncul bunga betina merupakan waktu munculnya rambut halus yang telah terdapat

pada ujung tongkol jagung. Pengamatan ini dilakukan dengan menghitung jumlah hari dari

awal tanam hingga 75% dari tanaman telah mengeluarkan bunga betina.

5. Umur muncul bunga jantan (HST)

Waktu muncul bunga jantan merupakan waktu munculnya bunga yang terdapat pada ujung

tanaman jagung. Pengamatan dilakukan dengan menghitung jumlah hari dari awal tanam

hingga 75% dari tanaman telah mengeluarkan bunga jantan.

6. Umur panen (HST)

Panen dilakukan apabila 75% dari tanaman dalam satu unit (4 Tanaman) telah menunjukan

kriteria panen. Jagung dipanen ketika matang fisiologis (tongkol atau kelobot mulai

mengering).

7. Berat 100 biji

Pengamatan dilakukan setelah panen dengan cara mengambil 100 biji pada tanaman

sampel kemudian di timbang.


8 Produksi per tanaman (g)

Hasil biji tanaman jagung pada kadar air 15% pada setiap tanaman jagung, pengamatan ini

dilakukan pada akhir penelitian, dengan cara menimbang semua biji jagung pada setiap

tanaman.

Hasil/Pengamatan :

Pertanyaan & Diskusi :


V. ANALISIS PH

Praktikum Ke : 5 (Lima)

Hari/Tgl :

Bahan :1. Air suling

2. Larutan 1 N KCl (74,5 g KCl/l air suling)

3. Kertas lap(tisu)

4. Larutan penyangga

Alat : 1. Elektroda gelas pH meter

2. Gelas piala 50 ml atau tabung pelastik 5 ml yang bias

ditutup atau dikocok khusus.

3. Mesin kocok atau batang pengaduk dari gelas

4. Mesin semprot dari plastic

Kegiatan : pengukuran pH tanah

Landasan Teori

Nilai pH tanah merupakan petunjuk konsentrasi ion H+ dalam larutan tanah, yang
dinyatakan sebagai –log [H+]. Peningkatan konsentrasi H+ menaikkan potensial larutan yang
diukur oleh alat dan dikonversi dalam skala pH. Elektrode gelas merupakan elektrode selektif
khusus H+, hingga memungkinkan untuk hanya mengukur potensial yang disebabkan
kenaikan konsentrasi H+ . Potensial yang timbul diukur berdasarkan potensial elektrode
pembanding (kalomel atau AgCl).
Biasanya digunakan satu elektrode yang sudah terdiri atas elektrode pembanding dan

elektrode gelas (elektrode kombinasi). Konsentrasi H+ yang diekstrak dengan air menyatakan

kemasaman aktif (aktual) merupakan kemasaman disebabkan oleh ion H pada larutan tanah,

sedangkan pengekstrak KCl 1 M menyatakan kemasaman cadangan (potensial) merupakan

kemsaman disebabkan oleh ion Al dan H pada komleks jerapan. Menetapkan nilai pH tanah

berujuan untuk menetukan reaksi derajat kemasaman dan kebasaan pada tanah. Dengan

mengetahui nilai pH tanah kita dapat merencanakan pengelolaan yang cocok untuk tanah

tersebut.

Langkah Kerja

1. Masukkan 5 g tanah kedalam tabung film dan tambahkan 10 ml air suling (pH H2O

1:2)

2. Kocok selama 15-30 menit dengan mesin pengocok, diamkan sebentar paling lama 1

jam

3. Ukur dengan pH meter yang telah dikalibrasi dengan larutan penyangga pH 4 dan pH

4. Setelah satu contoh selesai diukur , bilaslah elektroda dengan menyiramkan air suling,

keringkan dengan kertas tisu dan siap untuk digunakan bagi contoh tanah berikutnya

5. Dengan cara yang sama, lakukan pula dengan larutan KCl 1 N (pH 1:2)

6. Hasil pengukuran pH KCl biasanya lebih rendah sekitar 0,5 sampai 1,5 satuan

terhadap air
Hasil/Pengamatan :

Pertanyaan & Diskusi :


VI. PENETAPAN C- ORGANIK

Praktikum Ke : 6 (enam)

Hari/Tgl :

Bahan : 1. Asam posfat (85% H3PO4) asam sulfat (90%

H2SO4)

2. Larutan baku K2Cr2O7 1 N

3. Indicator difenilamin

4. Larutan 0,5 N fero

Alat : 1. Erlenmeyer 250 ml

2. Pipet takar 10 ml

3. Buret 50 ml

4. Labu ukur 100 ml

5. Pipet tetes

6. Neraca analitik

Kegiatan : Penetapan C- Organik

Landasan Teori

C-organik tanah didapatkan dari dekomposisi sisa sisa makhluk hidup yang ada di

tanah seperti sisa tumbuhan, binatang dan jasad mikro baik sebagian maupun seluruhnya

telah mengalami pelapukan, bahan organic yang tahan lapuk akan tertinggal dalam tanah

dalam bentuk koloid yang disebut dengan humus. Bahan organik tanah sangat menentukan

interaksi antara komponen abiotik dan biotik dalam ekosistem tanah. Kandungan bahan

organik dalam bentuk C-organik di tanah harus dipertahankan tidak kurang dari 2% agar

kandungan bahan organik dalam tanah tidak menurun dengan waktu akibat proses
dekomposisi dan mineralisasi. Maka sewaktu pengolahan tanah, penambahan bahan organik

mutlak harus diberikan setiap tahun. Kandungan bahan organik antara lain sangat erat

berkaitan dengan KTK (Kapasitas Tukar Kation) dan dapat meningkatkan KTK tanah. Tanpa

pemberian bahan organik dapat mengakibatkan degradasi kimia, fisik, dan biologi tanah yang

dapat merusak agregat tanah dan menyebabkan terjadinya pemadatan tanah

Langkah Kerja

1. Timbang 0,5 g tanah dengan kehalusan 0,2

2. Masukkan tanah tersebut kedalam Erlenmeyer dan tambahkan 5 ml K2Cr2O7 1 N

3. Tambahkan 10 ml H2SO4 pekat

4. Tambahkan 5 ml H3PO4 dan putar diatas alas yang lembut selama 1 menit setelah

tercampur sempurna, diamkan selama 20 menit sampai 30 menit

5. Tambahkan 100 ml air suling

6. Tambahkan 0,1 NaF dan 5 tetes indicator difenilamin

7. Titar segera dengan larutan Fero Sulfat, pada awal ion krom berwarna hijau redup,

kemudian barulah menjadi biru kotor. Dan akhir penitaran adalah hijau terang dan

selanjutnya merah maron.

8. Lakukan cara yang sama (1-5) pada waktu yang sama untuk blangko (tanpa tanah)

9. Perhitungan

𝒎𝒍 𝑭𝒆𝑺𝑶𝟒 (𝒃𝒍𝒂𝒏𝒌𝒐−𝒄𝒐𝒏𝒕𝒐𝒉) 𝟎,𝟑𝟑


%C= X N FeSO4 X 𝟎,𝟕𝟕
𝒈 𝒕𝒂𝒏𝒂𝒉 𝒌𝒆𝒓𝒊𝒏𝒈 𝒎𝒖𝒕𝒍𝒂𝒌

Catatan : 0,77 berasal dari rata rata bahan organic yang dapat dioksidasikan hanya 77%

(Walkey, 1974)
Hasil/Pengamatan :

Pertanyaan & Diskusi :


VII. PENETAPAN N - TOTAL

Praktikum Ke : 7 (Tujuh)

Hari/Tgl :

Bahan :1. H2SO4 pekat

2. Serbuk selen

3. Asam borat 10 g dilarutkan dalam 1l air

4. NaOH 40 %

5. Batu didih

6. H2SO4 4 N

7. Asam sulfat 1 N

8. Asa m sulfat 0,05 N

9. penunjuk Conway [dilarutkan 0,1 g metil red dan

0,15 g hijau bromkresol dengan 200 ml etanol 96 %

Alat : 1. Neraca analitik tiga desimal

2. Tabung digestion & blok digestion

3. Labu didih 250 ml

4. Erlenmeyer 100 ml bertera

5. Buret 10 ml

6. pengaduk magnetic

7. dispenser

8. Alat destilasi

Kegiatan : Penetapan Nitrogen Dalam Metode Kjeldhal


Landasan Teori

Sumber N berasal dari atmosfer sebagai sumber primer dan lainnya berasal dari aktifitas

didalam tanah sebagai sumber sekunder. Fiksasi N secara simbiotik khususnya terdapat pada

tanaman jenis leguminoseae sebagai bakteri tertentu. Bahan organik juga membebaskan N

dan senyawa lainnya setelah mengalami proses dekomposisi oleh aktifitas jasad renik

tanah(Zulkarnain, 2014).

Tingginya N-total disebabkan oleh adanya bahan organik yang memberikan

sumbangan kedalam tanah. Hal ini mengidentifikasikan bahwa telah terjadi pelepasan hara

dari proses dekomposisi bahan organik ke dalam tanah sebagai stimulan bertambahnya N

dalam tanah. Selain itu penurunan jumlah nitrogen juga dipengaruhi oleh penurunan jumlah

bahan organik dan mikroorganime tanah di lokasi tersebut. Karena di dalam susunan jaringan

bahan organik terkandung unsur nitrogen organik yang didekomposisi oleh mikroorganisme

tanah menjadi nitrogen tersedia bagi tanaman (Zulkarnain, 2014).

Langkah Kerja

a. Destruksi

1. Destruksi contoh Ditimbang 0,5 g contoh tanah ukuran < 0,5 mm, dimasukkan ke
dalam tabung digest.
2. Ditambahkan 1 g campuran selen dan 3 ml asam sulfat pekat, didestruksi hingga suhu
350 0C (3-4 jam). Destruksi selesai bila keluar uap putih dan didapat ekstrak jernih
(sekitar 4 jam).
3. Tabung diangkat, didinginkan dan kemudian ekstrak diencerkan dengan air bebas ion
hingga tepat 50 ml. Kocok sampai homogen, biarkan semalam agar partikel
mengendap. Ekstrak digunakan untuk pengukuran N dengan cara destilasi atau cara
kolorimetri. Pengukuran N Pengukuran N dengan cara destilasi.
b. Destilasi
1. Pindahkan secara kualitatif seluruh ekstrak contoh ke dalam labu didih (gunakan air
bebas ion dan labu semprot). Tambahkan sedikit serbuk batu didih dan aquades
hingga setengah volume labu.
2. Disiapkan penampung untuk NH3 yang dibebaskan yaitu erlenmeyer yang berisi 10
ml asam borat 1% yang ditambah tiga tetes indikator Conway (berwarna merah) dan
dihubungkan dengan alat destilasi. Dengan gelas ukur, tambahkan NaOH 40%
sebanyak 10 ml ke dalam labu didih yang berisi contoh dan secepatnya ditutup.
3. Didestilasi hingga volume penampung mencapai 50–75 ml (berwarna hijau).
4. Destilat dititrasi dengan H2SO4 0,050 N hingga warna merah muda. Catat volume titar

contoh (Vc) dan blanko (Vb).

Perhitungan

Kadar nitrogen (%) = (Vc - Vb) x N x bst N x 100/mg contoh x fk


= (Vc - Vb) x N x 14 x 100/500 x fk
= (Vc - Vb) x N x 2,8 x fk

Keterangan:

Vc, b = ml titar contoh dan blanko

N = normalitas larutan baku H2SO4

14 = bobot setara nitrogen

100 = konversi ke % fk = faktor koreksi kadar air = 100/(100 – % kadar air


Hasil/Pengamatan :

Pertanyaan & Diskusi :


VIII. Penetapan P Tersedia

Praktikum Ke : 8 (Delapan)

Hari/Tgl :

Bahan :1. HCl 5 N

2. Pengekstrak Bray dan Kurts I (larutan 0,025 N HCL

+ NH4F 0,03 N )

3. Pereaksi P pekat

4. Pereaksi pewarna P

5. Standar induk 1000 ppm PO4

6. Deret standar PO4 (0-20 ppm)

Alat : 1. Dispenser 25 ml

2. Dispenser 10 ml

3. Tabung reaksi

4. Pipet 2 ml

5. Kertas saring

6. Botol kocok 50 ml

7. Mesin Pengocok

8. Spektrofotometer

Kegiatan : Pengukuran P tersedia dengan metode Bray I

Landasan Teori
Unsur P-tersedia dalam tanah bisa berasal dari bahan organik, pemupukan maupun

dari mineral dalam tanah. Unsur P-tersedia banyak dibutuhkan tanaman untuk pembentukan

bunga, buah, biji, perkembangan akar dan untuk memperkuat batang agar tidak mudah roboh.

P organik tersedia bagi tanaman pada saat pH naik atau pH tidak masam pada saat OH -

masam P tidak tersedia bagi tanaman. Peningkatan P-tersedia sejalan dengan kenaikan pH,

tetapi tidak dengan C-organik dan N-total. Karena ketersediaan P dipengaruhi oleh pH tanah.

Jika pH masam maka unsu rhara terjerap dan susah atau tidak bisa dimanfaatkan oleh

tanaman karena berikatan kuat dengan unsur unsur ain di dalam tanah.

Faktor lain yang dapat menghambat ketersediaan P adalah kegiatan organisme yang

kurang maksimal, pH tanah yang relatif asam dan alkalis, serta jumlah dan dekomposisi

bahan organik yang sedikit. Al dan Fe oksida dapat mengikat P sehingga ketersediaan P

rendah. Begitu juga dengan KTK dan bahan organik yang menyebabkan tanah menjadi

miskin hara.

Fosfat dalam suasana asam akan diikat sebagai senyawa Fe, Al-fosfat yang sukar

larut. NH4F yang terkandung dalam pengekstrak Bray akan membentuk senyawa rangkai

dengan Fe & Al dan membebaskan ion PO43-. Pengekstrak ini biasanya digunakan pada tanah

dengan pH <5,5.

Langkah Kerja

1. Ditimbang 2,5 g contoh tanah < 2 mm, ditambah pengekstrak Bray dan Kurt I
sebanyak 25 ml,
2. kemudian dikocok selama 5 menit. Disaring dan bila larutan keruh dikembalikan ke
atas saringan semula (proses penyaringan maksimum 5 menit).
3. Dipipet 2 ml ekstrak jernih ke dalam tabung reaksi.
4. Contoh dan deret standar masing-masing ditambah pereaksi pewarna fosfat sebanyak
10 ml, dikocok dan dibiarkan 30 menit.
5. Diukur absorbansinya dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 889 nm.
Perhitungan :

Kadar P2O5 tersedia (ppm)

= ppm kurva x ml ekstrak/1.000 ml x 1.000 g (g contoh)-1 x fp x 142/190 x fk

= ppm kurva x 25/1.000 x 1.000/2,5 x fp x 142/190 x fk

= ppm kurva x 10 x fp x 142/190 x fk

Keterangan:

ppm kurva = kadar contoh yang didapat dari kurva hubungan antara kadar deret standar

dengan pembacaannya setelah dikoreksi blanko.

Fp = faktor pengenceran (bila ada)

142/190 = faktor konversi bentuk PO4 menjadi P2O5

fk = faktor koreksi

kadar air = 100/(100 – % kadar air)


Hasil/Pengamatan :

Pertanyaan & Diskusi :

Anda mungkin juga menyukai