Anda di halaman 1dari 4

Landasan teori kimia dasar

B.Dasar Teori
Salah satu jenis reaksi kimia yang digunakan analisis volumetri adalah reaksi oksidasi
reduksi, yang di kenal dengan istilah oksidimetri.jenis reaksi ini melibatkan adanya transfer
elektron antara
oksidator 
 dan
reduktor 
. Ada dua cara  perhitungan reaksi oksidasi reduksi ; 1.
 
Berdasarkan atas mol pada persamaan stoikiometri. 2.
 
Berdasarkan cacah elektron yang terlibat dalam senyawa oksidator yang dikenal dengan berat
ekivalen. Istilah oksidasi mengacu pada setiap perubahan kimia dimana terjadi kenaikan
biloks, sedangkan reduksi digunakan untuk setiap penurunan biloks. Oksidator adalah
senyawa dimana atom yang terkandung mengalami penurunan  biloks. Sebaliknya pada
reduktor, atom yang terkandung mengalami kenaikan  biloks.
1
 DAY, R.A., Jr; Underwood, A.L. (1986). Dalam banyak prosedur analitik, analit ada dalam
lebih dari satu keadaan oksidasi dan harus dirubah menjadi keadaan oksidasi tunggal sebelum
dilakukan titrasi. Pereaksi redoks yang digunakan harus mampu untuk mengubah analit
secara lengkap dan cepat kedalam oksidasi yang diinginkan.
 
Astin lukum, (2009 : 108) Indikator yang digunakan dalam titrasi oksidasi reduksi ini
biasanya berupa zat organik yang dapat dioksidasi atau di reduksi  bolak-balik dan berubah
warnanya pada perubahan tingkat oksidasinya. Pada dasarnya indikator ini harus teroksidasi
atau tereduksi pada titik ekivalensi titrasinya. Jika kita mentitrasi suatu larutan reduktor,
indikatornya harus reduktor, tapi yang lebih lemah. Jadi lebih sukar dioksidasi dari pada zat
yang dititrasi. Indikatornya baru teroksidasi (berubah warna) jika cuplikannya sudah atau
hampir semua teroksidasi.
Indikator yang digunakan untuk menandai titik akhir titrasi oksidasi reduksi, yaitu : Auto
indikator, indikator sendiri yaitu indikator yang berasal dari  pereaksinnya sendiri. Contoh:
KMnO
4
; Indikator spesifik, contoh indikator kanji untuk iodium; Indikator redoks, contoh indikator
yang dapat berbeda warna pada keadaan terduksi dan teroksidasinya. Contoh asam difenil
amin dan feroin. Secara sederhana pasangan redoks dari indikator redoks dilambangkan
sebagai  berikut :

Jika [In]/[In
+
]

 10, maka warna B yang tampak Jika [In]/[In
+
]

 0,1, maka warna A yang tampak Jadi daerah perubahan warna (
 E 

indikator) = 2 x 0,059 = 0,12 V Syarat pemilihan indikator bagi suatu titrasi redoks adalah
harus berubah warna pada atau di dekat harga potensial sel titik ekivalensi. Beberapa contoh
titrasi redoks adalah permanganometri, dikromatometri, bromatometri, iodometri, dan
iodimetri. Titrasi redoks itu melibatkan reaksi oksidasi dan reduksi antara titrant dan
analit.Titrasi redoks banyak dipergunakan untuk penentuan kadar logam atau senyawa yang
bersifat sebagai oksidator atau reduktor. Aplikasi dalam bidang industri misalnya penentuan
sulfite dalam minuman anggur dengan menggunakan iodine, atau penentuan kadar alkohol
dengan menggunakan kalium dikromat. Beberapa contoh yang lain adalah penentuan asam
oksalat dengan menggunakan  permanganate, penentuan besi(II) dengan serium(IV), dan
sebagainya. Karena melibatkan reaksi redoks maka pengetahuan tentang penyetaraan reaksi
redoks memegang peran penting, selain itu pengetahuan tentang  perhitungan sel volta, sifat
oksidator dan reduktor juga sangat berperan. Dengan  pengetahuan yang cukup baik
mengenai semua itu maka perhitungan stoikiometri titrasi redoks menjadi jauh lebih mudah.
Titik akhir titrasi dalam titrasi redoks
Type equation here .

Anda mungkin juga menyukai