Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PENDAHULUAN

Asuhan Keperawatan Pada Klien Gastritis


Di Ruangan Rawat Inap Puskesmas Paruga

Oleh :

Nama : Pipit Putri Handayani

Nim : P07120421118N

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MATARAM
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS MATARAM
TAHUN AJARAN 2021
LAPORAN PENDAHULUAN

TENTANG GASTRITIS

A. Definis gastritis

Gastritis adalah inflamasi dari mukosa lambung (Kapita Selekta


Kedokteran, Edisi Ketiga Hal 492). Gastritis adalah segala radang
mukosa lambung (Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi
Revisihal749) Gastritis merupakan keadaan peradangan atau pendarahan
pada mukosa lambung yang dapat bersifat akut, kronis, difusi atau local
(Patofisiologi Sylvia A Price hal 422).
Gastritis merupakan inflamasi pada dinding gaster terutama pada
lapisan mukosa gaster (Sujono Hadi, 1999, hal : 492). Gastritis
merupakan peradangan lokal atau penyebaran pada mukosa lambung dan
berkembang di penuhi bakteri (Charlene. J, 2001, hal : 138)
Gastritis (penyakit maag) adalah penyakit yang disebabkan oleh
adanya asam lambung yang berlebih atau meningkatnya asam lambung
sehingga mengakibatkan imflamasi atau peradangan dari mukosa
lambung seperti teriris atau nyeri pada ulu hati. Gejala yang terjadi yaitu
perut terasa perih dan mulas.
Ada dua jenis penyakit gastritis yaitu:
1. Gastritis Akut
Gastritis akut adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung
yang akut. Gatritis Akut paling sering diakibatkan oleh kesalahan diit,
mis. makan terlalu banyak, terlalu cepat, makan makanan yang terlalu
banyak bumbu atau makanan yang terinfeksi. Penyebab lain termasuk
alcohol, aspirin, refluks empedu atau terapi radiasi.
2. Gastritis Kronis
Gastritis kronik adalah Suatu peradangan bagian permukaan mukosa
lambung yang menahun yang disebabkan oleh ulkus lambung jinak
maupun ganas atau bakteri Helicobacter pylori. Bakteri ini berkoloni
pada tempat dengan asam lambung yang pekat.
B. ANATOMI FISIOLOGIS
1. Gaster atau lambung
Ventrikulum atau maag atau lambung atau gaster merupakan
saluran makanan yang paling dapat mengembang lebih besar terutama
pada epigastrium
Bagian gaster atau ventrikulum ini terdiri atas :
 Osteum kardiak adalah bagian akhir esofagus yang masuk ke
dalam lambung
 Fundus fentrikuli adalah bagia yang menonjol ke atas terletak
disebelah kiri osteum kardiak biasanya terisi gas
 Korpus ventrikuli adalah badan lambung setinggi osteum kardiak
lekukan pada bagian bawah kurvatura minor.
 Kurvatura minor terletak disebelah kanan lambung dari osteum
kardiak sampai pilorus
 Kurvatura mayor terletak disebelah kiri osteum kardiak
melalui fundus ventrikuli menuju kekanana sampai pilorus
inferior
 Antrium pilorus adalah bagian lambung berbentuk seperti
tabung mempunyai otot tebal yang membentuk sfingter pilorus

2. Fungsi gaster antara lain :

 Tempat berkumpulnya makanan, menghancurkan , dan


menghaluskan makanan oleh peristaltik lambung dan getah
lambung
 Mempersiapkan makanan untuk dicerna oleh usus dengan
semua makan dicairkan dan dicampurkan dengan asam
hidroklorida.
 Mengubah protein menjadi pepton oleh pepsin
 Membekukan susu dan kasein yang dikeluarkan oleh renin.
C. Etiologi

Penyebab dari Gastritis dapat dibedakan sesuai dengan


klasifikasinya sebagai berikut
1. Gastritis Akut
Banyak faktor yang menyebabkan gastritis akut seperti:
 Obat-obatan seperti obat anti inflamasi nonsteroid, silfonamide
merupakan obat yang bersifat mengiritasi mukosa lambung.
 Minuman beralkohol
 Infeksi bakteri seperti H. pylori, H. heilmanii, streptococci
 Infeksi virus oleh sitomegalovirus
 Infeksi jamur seperti candidiasis, histoplosmosis, phycomycosis
 Stress fisik yang disebabkan oleh luka bakar, trauma, pembedahan.
 Makanan dan minuman yang bersifat iritan. Makanan berbumbu dan
minuman dengan kandungan kafein dan alkohol merupakan salah
satu penyebab iritasi mukosa lambung.
2. Gastritis Kronik
Penyebab pasti dari gastritis kronik belum diketahui, tapi ada
dua predisposisi penting yang bisa meningkatkan kejadian gastritis
kronik, yaitu infeksi dan non-infeksi (Wehbi, 2008).
a. Gastritis infeksi
Beberapa agen infeksi bisa masuk ke mukosa lambung dan
memberikan manifestasi peradangan kronik. Beberapa agen yang
diidentifikasi meliputi hal-hal berikut.

1. H. Pylori. Beberapa peneliti menyebutkan bakteri itu


merupakan penyebab utama dari gastritis kronik (Anderson,
2007).

2. Helicobacter heilmanii, Mycobacteriosis, dan Syphilis


(Quentin, 2006)

3. Infeksi parasit (Wehbi, 2008).

4. Infeksi virus (Wehbi, 2008).


b. Gastritis non-infeksi
1. Gastropai akbiat kimia, dihubungkan dengan kondisi
refluks garam empedu kronis dan kontak dengan OAINS
atau aspirin (Mukherjee, 2009).

2. Gastropati uremik, terjadi pada gagal ginjal kronik yang


menyebabkan ureum terlalu banyak beredar pada mukosa
lambung (Wehbi, 2008).
C. Patofisiologi

1. Gastritis Akut. Zat iritasi yang masuk ke dalam lambung akan


mengiitasi mukosa lambung. Jika mukosa lambung teriritasi ada 2
hal yang akan terjadi :

a. Karena terjadi iritasi mukosa lambung sebagai kompensasi


lambung. Lambung akan meningkat sekresi mukosa yang
berupa HCO3, di lambung HCO3 akan berikatan dengan NaCL
sehingga menghasilkan HCI dan NaCO3.Hasil dari penyawaan
tersebut akan meningkatkan asam lambung . Jika asam lambung
meningkat maka akan meningkatkan mual muntah, maka akan
terjadi gangguan nutrisi cairan & elektrolit.

b. Iritasi mukosa lambung akan menyebabkan mukosa inflamasi,


jika mukus yang dihasilkan dapat melindungi mukosa lambung
dari kerusakan HCL maka akan terjadi hemostatis dan akhirnya
akan terjadi penyembuhan tetapi jika mukus gagal melindungi
mukosa lambung maka akan terjadi erosi pada mukosa lambung.
Jika erosi ini terjadi dan sampai pada lapisan pembuluh darah
maka akan terjadi perdarahan yang akan menyebabkan nyeri
dan hypovolemik.

2. Gastritis Kronik. Gastritis kronik disebabkan oleh gastritis akut


yang berulang sehingga terjadi iritasi mukosa lambung yang
berulang-ulang dan terjadi penyembuhan yang tidak sempurna
akibatnya akan terjadi atrhopi kelenjar epitel dan hilangnya sel
pariental dan sel chief. Karena sel pariental dan sel chief hilang
maka produksi HCL. Pepsin dan fungsi intinsik lainnya akan
menurun dan dinding lambung juga menjadi tipis serta mukosanya
rata, Gastritis itu bisa sembuh dan juga bisa terjadi perdarahan serta
formasi ulser.

D. Manifestasi Klinik

1. Gastritis Akut yaitu Anorexia, mual, muntah, nyeri epigastrium,


perdarahan saluran cerna pada hematemesis melena, tanda lebih
lanjut yaitu anemia

2. Gastritis Kronik, Kebanyakan klien tidak mempunyai keluhan, hanya


sebagian kecil mengeluh nyeri ulu hati anorexia, nausea, dan
keluhan anemia dan pemeriksaan fisik tidak di jumpai kelainan.

E. Komplikasi
1. Komplikasi yang timbul pada Gastritis Akut:
• Perdarahan saluran cerna bagian atas, yang merupakan kedaruratan
medis, terkadang perdarahan yang terjadi cukup banyak sehingga
dapat menyebabkan kematian.
• Ulkus, jika prosesnya hebat
• Gangguan cairan dan elektrolit pada kondisi muntah hebat.
2. Komplikasi yang timbul Gastritis Kronik, yaitu gangguan penyerapan
vitamin B 12, akibat kurang pencerapan, B 12 menyebabkan
anemia
F. pathway
G. potwnsial komplikasi
 terjadinya pendarahan
 syok
 perforasi
 peradangan selaput perut
 kanker lambung
H. Penatalaksanaan
 Berikan diet tinggi kalori sesuai toleransi
 Berikan terapi antasida dan antibiotik
 Berikan agen penyekat kalsium,procardia,isordil
 Berikan analgesik jenis cair topikal
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN.
Anamnese meliputi :

1. Nama :
2. Usia :
3. Jenis kelamin :
4. Jenis pekerjaan :
5. Alamat :
6. Suku/bangsa :
7. Agama :
8. Tingkat pendidikan : bagi orang yang tingkat pendidikan
rendah/minim mendapatkan pengetahuan tentang gastritis, maka akan
menganggap remeh penyakit ini, bahkan hanya menganggap gastritis
sebagai sakit perut biasa dan akan memakan makanan yang dapat
menimbulkan serta memperparah penyakit ini.
9. Riwayat sakit dan kesehatan
a. Keluhan utama : Nyeri di ulu hati dan perut
sebelah kanan bawah.

b. Riwayat penyakit saat ini : Meliputi perjalan penyakitnya,


awal dari gejala yang dirasakan klien, keluhan timbul dirasakan
secara mendadak atau bertahap, faktor pencetus, upaya untuk
mengatasi masalah tersebut.

c. Riwayat penyakit dahulu : Meliputi penyakit yang


berhubungan dengan penyakit sekarang, riwayat dirumah sakit,
dan riwayat pemakaian obat.
Pemeriksaan fisik, yaitu Review of system (ROS)

Keadaan umum : tampak kesakitan pada pemeriksaan fisik


terdapat nyeri tekan di kwadran epigastrik.
1. B1(breath) : takhipnea
2. B2 (blood) : takikardi, hipotensi, disritmia, nadi perifer
lemah, pengisian perifer lambat, warna kulit pucat.
3. B3 (brain) : sakit kepala, kelemahan, tingkat
kesadaran dapat terganggu, disorientasi, nyeri epigastrum.
4. B4 (bladder) : oliguria, gangguan keseimbangan cairan.
5. B5 (bowel) : anemia, anorexia, mual, muntah, nyeri ulu hati,
tidak toleran terhadap makanan pedas.
6. B6 (bone) : kelelahan, kelemahan

Fokus Pengkajian
1. Aktivitas / Istirahat
Gejala : kelemahan, kelelahan
Tanda : takikardia, takipnea / hiperventilasi (respons terhadap aktivitas)

2. Sirkulasi
Gejala : kelemahan, berkeringat
Tanda : - hipotensi (termasuk postural)
- takikardia, disritmia (hipovolemia / hipoksemia)
- nadi perifer lemah
- pengisian kapiler lambat / perlahan (vasokonstriksi)
- warna kulit pucat, sianosis (tergantung pada jumlah kehilangan darah)
- kelemahan kulit / membran mukosa, berkeringat (menunjukkan
status syok, nyeri akut, respons psikologik)
3. Integritas ego
Gejala : faktor stress akut atau kronis (keuangan, hubungan
kerja), perasaan tak berdaya.
Tanda : tanda ansietas, misalnya gelisah, pucat, berkeringat,
perhatian menyempit, gemetar, suara gemetar.

4. Eliminasi
Gejala : riwayat perawatan di rumah sakit sebelumnya karena
perdarahan gastroenteritis (GE) atau masalah yang berhubungan dengan
GE, misalnya luka peptik atau gaster, gastritis, bedah gaster, iradiasi area
gaster. Perubahan pola defekasi / karakteristik feses.
Tanda : - nyeri tekan abdomen, distensi
- bunyi usus : sering hiperaktif selama perdarahan, hipoaktif setelah
perdarahan.
- karakteristik feses : diare, darah warna gelap, kecoklatan atau
kadang-kadang merah cerah, berbusa, bau busuk (steatorea), konstipasi
dapat terjadi (perubahan diet, penggunaan antasida).
- haluaran urine : menurun, pekat.

5. Makanan / Cairan
Gejala : - anoreksia, mual, muntah (muntah yang memanjang diduga
obstruksi pilorik bagian luar sehubungan dengan luka duodenal).
- masalah menelan : cegukan
- nyeri ulu hati, sendawa bau asam, mual atau muntah
Tanda : muntah dengan warna kopi gelap atau merah cerah, dengan atau
tanpa bekuan darah, membran mukosa kering, penurunan produksi
mukosa, turgor kulit buruk (perdarahan kronis).
6. Neurosensi
Gejala : rasa berdenyut, pusing / sakit kepala karena sinar, kelemahan.
Tanda : tingkat kesadaran dapat terganggu, rentang dari agak cenderung
tidur, disorientasi / bingung, sampai pingsan dan koma (tergantung pada
volume sirkulasi / oksigenasi).

7. Nyeri / Kenyamanan
Gejala :- nyeri, digambarkan sebagai tajam, dangkal, rasa terbakar,
perih, nyeri hebat tiba-tiba dapat disertai perforasi. Rasa
ketidaknyamanan / distres samar-samar setelah makan banyak dan hilang
dengan makan (gastritis akut).
- nyeri epigastrum kiri sampai tengah / atau menyebar ke punggung
terjadi 1-2 jam setelah makan dan hilang dengan antasida (ulkus gaster).
- nyeri epigastrum kiri sampai / atau menyebar ke punggung terjadi
kurang lebih 4 jam setelah makan bila lambung kosong dan hilang
dengan makanan atau antasida (ulkus duodenal).
- tak ada nyeri (varises esofegeal atau gastritis).
- faktor pencetus : makanan, rokok, alkohol, penggunaan obat-obatan
tertentu (salisilat, reserpin, antibiotik, ibuprofen), stresor psikologis.
Tanda : wajah berkerut, berhati-hati pada area yang sakit, pucat,

berkeringat, perhatian menyempit.


8. Keamanan
Gejala : alergi terhadap obat / sensitif misal : ASA
Tanda : peningkatan suhu, spider angioma, eritema palmar (menunjukkan
sirosis
/ hipertensi portal)

9. Penyuluhan / Pembelajaran
Gejala : adanya penggunaan obat resep / dijual bebas
yang mengandung ASA, alkohol, steroid. NSAID menyebabkan
perdarahan GI. Keluhan saat ini dapat diterima karena (misal : anemia)
atau diagnosa yang tak berhubungan (misal : trauma kepala), flu usus,
atau episode muntah berat. Masalah kesehatan yang lama misal : sirosis,
alkoholisme, hepatitis, gangguan makan (Mustaqin A., Gangguan
Gastrointestinal )

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Nyeri (akut) b/d inflamasi mukosa lambung.


2. Volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
intake yang tidak adekuat dan output cair yang berlebih (mual dan
muntah)
3. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d anorexia
4. Intoleransi aktifitas b/d kelemahan fisik
5. Ansietas b/d kurang pengetahuan tentang penyakit
C. Intervensi Keperawatan
No. Diagnosa Intervensi Rasional
1. Nyeri (akut) 1. Puasakan pasien di 6jam 1. Mengurangi
berhubungan pertama, inflamasi pada
dengan inflamasi mukosa lambung,
mukosa lambung.
2. Berikan makanan lunak
sedikit demi sedikit dan
Tujuan: berikan minuman hangat, 2. Dilatasi gaster
Setelah dilakukan dapat terjadi bila
tindakan pemberian makanan
keperawatan selama setelah puasa terlalu
1 x 24 jam 3. Atur posisi yang nyaman cepat,
- Nyeri klien bagi klien.
berkurang atau
hilang.
- Skala nyeri 0. 3. Posisi yang tepat
- Klien dapat relaks. dan dirasa nyaman
- Keadaan umum oleh klien dapat
klien baik. 4. Ajarkan teknik distraksi mengurangi resiko
dan reklasasi. klien terhadap nyeri.

5. Kolaborasi dalam 4. Dapat membuat


pemberian analgetik. klien jadi lebih baik
dan melupakan nyeri.

5. Analgetik dapat
memblok reseptor
nyeri pada susunan
saraf pusat.
2. Volume cairan 1. Penuhi kebutuhan 1. Intake cairan yang
kurang dari individual. Anjurkan klien adekuat akan
kebutuhan tubuh untuk minum (dewasa : 40- mengurangi resiko
berhubungan 60 cc/kg/jam). dehidrasi pasien
dengan intake yang
tidak adekuat dan 2.Awasi tanda-tanda vital, 2. menunjukkan
output cair yang evaluasi turgor kulit, status dehidrasi atau
berlebih (mual dan pengisian kapiler dan kemungkinan
muntah) membran mukosa peningkatan
- Tujuan : kebutuhan
3. Pertahankan tirah baring, penggantian cairan.
Setelah dilakukan
mencegah muntah dan 3. Aktivitas/muntah
tindakan
tegangan pada defekasi meningkatkan
keperawatan
tekanan intra
1x24jam,masalah
abdominal dan dapat
kekurangan volume
4. Berikan terapi IV line mencetuskan
cairan pasien dapat
sesuai indikasi perdarahan lanjut.
teratasi.
4. Mengganti
5. Kolaborasi pemberian kehilangan cairan
cimetidine dan ranitidine yang hilang dan
Kriteria Hasil : memperbaiki
Mempertahankan keseimbanngan cairan
volume cairan segera.
adekuat dengan 5. Cimetidine dan
dibuktikan oleh ranitidine berfungsi
mukosa bibir untuk menghambat
lembab, turgor kulit sekresi asam lambung
baik, pengisian
kapiler berwarna
merah muda, input
3. Nutrisi kurang dari 1. Anjurkan pasien untuk 1. Menjaga nutrisi
kebutuhan tubuh makan sedikit demisedikit tetap terpenuhi dan
b/d anorexia dengan porsi kecil namun mencegah terjadinya
sering. mual dan muntah
Tujuan : yang berlanjut.
Setelah dilakukan 2. Berikan makanan yang
tindakan lunak dan makanan yang di 2. Untuk
keperawatan 3x24 sukai pasien/di gemari. mempermudah pasien
jam kebutuhan dalam mengunyah
nutrisi pasien dapat 3. lakukan oral higyne 2x makanan.
terpenuhi sehari 3. kebersihan mulut
akan merangsang
Kriteria hasil : 4. timbang BB pasien setiap nafsu makan pasien.
- Keadaan umum hari dan pantau turgor
cukup kulit,mukosa bibir dll 4. Mengetahui status
-Turgor kulit baik nutrisi pasien.
- BB meningkat 5. Konsultasi dengan tim 5. Mempercepat
- Kesulitan ahli gizi dalam pemberian pemenuhan
menelan berkurang menu. kebutuhan nutrisi
dengan pemberian
menu yang tepat
sasaran.
4. Intoleransi aktifitas 1. Observasi sejauh mana 1. Mengetahui
b/d kelemahan fisik klien dapat melakukan aktivitas yang dapat
Tujuan : Klien aktivitas. dilakukan klien.
dapat beraktivitas.
2. Berikan lingkungan yang 2. Menigkatkan
Kriteria hasil : tenang. istirahat klien.
- Klien dapat 3. Membantu bila
beraktivitas tanpa 3. Berikan bantuan dalam perlu, harga diri
bantuan, aktivitas. ditingkatkan bila
- Skala aktivitas 0-1 klien melakukan
4. Jelaskan pentingnya sesuatu sendiri.
beraktivitas bagi klien. 4. Klien tahu
5. Tingkatkan tirah baring pentingnya
atau duduk dan berikan obat beraktivitas.
sesuai dengan indikasi 5.Tirah baring dapat
meningkatkan
stamina tubuh pasien
sehinggga pasien
dapat beraktivitas
kembali.

5. Ansietas b/d 1. Awasi respon fisiologi 1. Dapat menjadi


perubahan status misalnya: takipnea, indikator derajat takut
kesehatan,ancaman palpitasi, pusing, sakit yang dialami pasien,
kematian dan nyeri. kepala, sensasi kesemutan. tetapi dapat juga
berhubungan dengan
Tujuan : 2. Dorong pernyataan takut kondisi fisik atau
Setelah dilakukan dan ansietas, berikan umpan status syok.
tindakan balik. 2.Membuat hubungan
keperwatan 3. Berikan informasi yang terapeutik
1x24jam pasien akurat.
3. Melibatkan pasien
Kriteria hasil : 4. Berikan lingkungan yang dalam rencana asuhan
-Mengungkapkan tenang untuk istirahat. dan menurunkan
perasaan dan ansietas yang tak
pikirannya secara 5. Dorong orang terdekat perlu tentang
terbuka untuk tinggal dengan ketidaktahuan.
-Melaporkan pasien. 4. Memindahkan
berkurangnya 6. Tunjukan teknik pasien dari stresor
cemas dan takut relaksasi. luar, meningkatkan
-Mengungkapkan relaksasi, dapat
mengerti meningkatkan
tentangpeoses keterampilan koping.
penyakit 5.Membantu
-Mengemukakan menurunkan takut
menyadari terhadap melalui pengalaman
apa yang menakutkan menjadi
diinginkannya yaitu seorang diri.
menyesuaikan diri 6.Belajar cara untuk
terhadap perubahan rileks dapat
fisiknya membantu
menurunkan takutdan
ansietas
DAFTAR PUSTAKA

Agus P., & Sri L., (2008). Endoskopi Gastrointestinal.Jakarta : salemba

Medika Chandrasoma, & Parakrama. (2005). Ringkasan patologi

Anatomi Edisi 2. Jakarta :EGC

Mustaqin A., & Kumala S (2011). Gangguan Gastrointestinal Aplikasi

Asuhan Keperawatan Medikal Bedah.Jakarta : Salemba Medika.

Rudi H., (2012). Keperawatan Medikal Bedah Sistem Pencernaan.

Yogyakarta : Gosyen Publising.

Anda mungkin juga menyukai