Menghitung gradien garis singgung suatu kurva misalnya pada pergerakan pesawat
terbang saat aan terbang atau mendarat.
Menetukan interval ketika fungsi naik atau turun, misalnya pada penentuan kapasitas
produksi suatu pabrik bergantung dari fungsi kebutuhan produk masyarakat.
Menentukan nilai stasioner misalnya penentuan ketinggian ketika melompat dari
trampolin sehingga dapat ditentukan tinggi jaring pengaman yang akan dibuat.
Menyelesaikan persamaan gerak misalnya penentuan ketinggian atau jarak tempuh
benda yang bergerak seperti bola atau pergerakanan permaian roller coaster.
Menentukan penentuan nilai maksimum – minimum misalnya pada perhitungan luas
dan volume ruang.
B. NILAI-NILAI STASIONER
Pengertian Stasioner
Stasioner menurut KBBI bermakna tetap; tidak berubah; ajek (tentang jumlah, nilai,
ukuran, posisi, dsb).
Nilai stasioner adalah nilai kritis, dimana fungsi tersebut tidak naik dan tidak turun. Nilai x
yang menyebabkan fungsi f(x) mempunyai nilai stasioner dapat ditentukan dengan syarat f ‘ ¿
x)= 0. Nilai f(a) adalah nilai stasioner dari fungsi f(x) di x = a.
Pengertian titik Stasioner adalah titik dimana turunan pertama kurva sama dengan nol.
Secara matematis bisa ditulis (x, f(x)), sehingga titik stasioner untuk x = a adalah (a , f(a))
3. Titik P(a, f(a)), Q(b, f(b)) dan R(c, f(c)) adalah titik-titik stasioner
Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa f (a) adalah nilai stasioner di x=a dan f (b) adalah
nilai stasioner di x=b , dimana turunan pertama di titik-titik tersebut bernilai nol. Selanjutnya
titik (a , f (a)) dan (b , f (b)) disebut titik stasioner darifungsi f .
Contoh 1:
Tentukan nilai-nilai stasioner dari fungsi f(x) = x3 − 3x2 − 9x + 14.
Penyelesaian:
f(x) = x3 − 3x2 − 9x + 14
f1(x) = 3x2 − 6x − 9
Syarat stasioner adalah f ‘ ¿x) = 0
Maka
⇔ 3x2 − 6x – 9 = 0 (Sederhanakan, bagi dengan 3)
⇔ (x2 − 2x – 3) = 0
⇔ x2 − 2x – 3 = 0
⇔ (x – 3) (x + 1) = 0
⇔ x = 3 atau x = –1 (Absis stasioner)
Jadi, nilai stasioner dicapai pada saat x = 3 atau x = -1
Menentukan nilai stasioner dengan mensubtitusi nilai x pada f(x)
Untuk x = 3:
f(x) = x3 − 3x2 − 9x + 14
f (3) = (3)3 – 3(3)2 – 9(3) + 14
f (3) = –13
Untuk x = –1:
f (x) = x3 – 3x2 – 9x + 14
f (–1) = (–1)3 – 3(–1)2 – 9(–1) + 14
f (–1) = 19
Maka titik-titik stasionernya adalah (3 , –13) dan (–1 , 19)
Contoh 2
Tentukan nilai stasioner dan titik stasioner dari fungsi f ( x)= x2−4 x
Jawab :
f ' ( x)=2 x−4
f (x) stasioner ⇒ f ' ( x)=0
⇔ 2 x−4=0⇔ 2 x=4⇔ x=2Jadi, nilai stasioner dicapai pada saat x=2
Karena pada x=1 terjadi perubahan dari naik menjadi turun, maka f (1)=5 adalah nilai balik
maksimum.
Karena pada x=3 terjadi perubahan dari turun menjadi naik, maka f (3)=1 adalah nilai balik
minimum.
Uji TurunanKedua
Misalkan f (a) adalah nilai stasioner di x=a
Jika f ' ' (a)<0 maka f (a) adalah nilai balik maksimum.
Jika f ' ' (a)>0 maka f (a) adalah nilai balik minimum.
Jika f ' ' (a)=0 maka jenis ekstrim belum dapat ditetapkan (gunakan uji turunan
pertama untuk menentukan jenis ekstrimnya)
Contoh 4
Dengan menggunakan uji turunan kedua, tentukan jenis ekstrim dari fungsi f (x) = x3 – 6x2 + 9x +
1
Jawab :
f ' ( x)=3 x 6−12 x +9
f ' ' (x)=6 x – 12
f ' (x)=0
2
⇔ 3 x −12 x+ 9=0
2
⇔ x −4 x +3=0
⇔(x−1)( x−3)=0
⇔ x=1 atau x=3
Contoh 5
f ' (x)=4 x 3
Karena pada x=0 terjadi perubahan dari turun menjadi naik, maka f (0)=1 adalah nilai balik
minimum.