Anda di halaman 1dari 14

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas perkenan dan izin-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Pelanggaran Hak
dan Pengingkaran Kewajiban Warga Negara” sesuai waktu yang telah
ditetapkan.
Makalah ini dibuat untuk memberitahukan kepada para pembaca
tentang apa-apa saja yang bersangkutan dengan judul makalah kami kali ini,
misalnya seperti pengertian hak, pengertian kewajiban, macam-macam hak,
bentuk pelanggarannya, bentuk pengingkaran kewajibannya, serta cara
menyelesaikannya.
Dalam pembuatan makalah ini, kami menyadari masih banyak
kekurangan baik dalam penulisan maupun tata bahasa yang membuat
pembaca kurang mengerti. Dengan ini saya mengharapkan kritik dan saran
para pembaca yang nantinya akan saya jadikan sebagai bahan perbaikan di
kemudian hari.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan
semoga Allah SWT selalu memberikan rahmat dan ridho-Nya kepada kita.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.


MAKALAH

KASUS – KASUS PELANGGARAN HAK DAN


PENGINGKARAN KEWAJIBAN PADA MASA ORDE BARU

Disusun oleh :
Elang Pramudya P. (02)

Kelas : XII AV 2

Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1


Madiun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR----------------------------------------------------------------

DAFTAR ISI--------------------------------------------------------------------------
BAB I PENDAHULUAN-----------------------------------------------------------
A.    Latar Belakang--------------------------------------------------------------------
B.     Rumusan Masalah----------------------------------------------------------------
C.     Tujuan -----------------------------------------------------------------------------

BAB II PEMBAHASAN-------------------------------------------------------------
A.       PELANGGARAN HAK WARGA NEGARA-------------------------------
B.       KASUS PELANGGARAN HAK DAN PENGINGKARAN
KEWAJIBAN WARGA NEGARA PADA MASA ORDE BARU -------
C.       UPAYA MENCEGAH PELANGGARAN HAK DAN
PENGINGKARAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA--------------------

BAB III PENUTUP-------------------------------------------------------------------


A.    Kesimpulan ------------------------------------------------------------------------
B. Saran --------------------------------------------------------------------------------
DAFTAR PUSTAKA-----------------------------------------------------------------
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Sekarang ini banyak sekali orang yang melanggar hak dan kewajiban
mereka sebagai warga Negara Indonesia baik secara sadar maupun tidak
sadar. Pelanggaran hak dan kewajiban yang dilakukan oleh warga Negara
ini dapat merusak citra Negara itu sendiri.
Oleh karena itu kami akan membahas sedikit tentang pelanggaran hak
dan kewajiban serta cara menanggulanginya.

B.     Rumusan Masalah
1. Apa Yang Kamu Ketahui Tentang Pelanggaran Hak Warga Negara ?
2. Apa Saja Kasus Pelanggaran Hak Dan Pengingkaran Kewajiban Warga
Negara ?
3. Bagaimana Upaya Mencegah Pelanggaran Hak Dan Pengingkaran
Kewajiban Warga Negara ?

C.    Tujuan
Makalah ini disusun agar pembaca mengerti hak dan kewajiban sebagai
warga Negara serta mengerti pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban
sebagai warga Negara.
BAB II
PEMBAHASAN

A.      PELANGGARAN HAK WARGA NEGARA


Hak dan  kewajiban negara terhadap hak-hak dasar warga negara pada
dasarnya merupakan kewajiban dan hak warga negara te rhadap negara.
Beberapa contoh kewajiban negara adalah kewajiban negara untuk
menjamin sistem hukum yang adil, kewajiban negara untuk menjamin hak
asasi warga negara, kewajiban negara untuk mengembangkan sistem
pendidikan nasional untuk rakyat, kewajiban negara memberi jaminan
sosial, kewajiban negara memberi kebebasan beribadah. Beberapa contoh
hak negara adalah hak negara untuk ditaati hukum dan pemerintahan, hak
negara untuk dibela, hak negara untuk menguasai bumi air dan kekeyaan
untuk kepentingan rakyat.
Berikut ini adalah beberapa hak dan kewajiban negara terhadap hak-hak
dasar warga negara yang telah diatur di dalam UUD 1945:
1.      Wujud Hubungan Warga Negara dengan Negara Wujud hubungan warga
negara dan negara pada umumnya berupa peranan (role).
2.      Hak dan Kewajiban Warga Negara Indonesia Hak kewajiban warga
negara Indonesia tercantum dalam pasal 27 sampai dengan pasal 34 UUD
1945.
a.         Hak Warga Negara Indonesia :
Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak : “Tiap warga negara
berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan”  (pasal 27 ayat 2).
Ø  Hak untuk hidup dan mempertahankan kehidupan: “setiap orang berhak
untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan kehidupannya.”(pasal
28A).
Ø  Hak untuk membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui
perkawinan yang sah (pasal 28B ayat 1).
Ø  Hak atas kelangsungan hidup. “Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup,
tumbuh, dan Berkembang”
Ø  Hak untuk mengembangkan diri dan melalui pemenuhan kebutuhan
dasarnya dan berhak mendapat pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi,
seni dan budaya demi meningkatkan kualitas hidupnya demi kesejahteraan
hidup manusia. (pasal 28C ayat 1)
Ø  Hak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya secara
kolektif untuk membangun masyarakat, bangsa, dan negaranya. (pasal 28C
ayat 2).
Ø  Hak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil
serta perlakuan yang sama di depan hukum.(pasal 28D ayat 1).
Ø  Hak untuk mempunyai hak milik pribadi Hak untuk hidup, hak untuk tidak
disiksa, hak kemerdekaan pikiran dan hati nurani,hak beragama, hak untuk
tidak diperbudak, hak untuk diakui sebagai pribadi di hadapan hukum, dan
hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut adalah hak
asasi manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apapun. (pasal 28I
ayat 1).
b.        Kewajiban Warga Negara Indonesia  :
Ø  Wajib menaati hukum dan pemerintahan. Pasal 27 ayat (1) UUD 1945
berbunyi, segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum
dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu
dengan tidak ada kecualinya.
Ø  Wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara. Pasal 27 ayat (3) UUD
1945 menyatakan  : setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam
upaya pembelaan negara”.
Ø  Wajib menghormati hak asasi manusia orang lain. Pasal 28J ayat 1
mengatakan : Setiap orang wajib menghormati hak asai manusia orang lain
Ø  Wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang.
Pasal 28J ayat 2 menyatakan : “Dalam menjalankan hak dan
kebebasannya,setiap orang wajib tunduk kepada pembatasan yang
ditetapkan dengan undang-undang dengan maksud untuk menjamin
pengakuan serta penghormatan atas hak kebebasan orang lain dan untuk
memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral, nilai-nilai
agama, keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu masyarakat
demokratis.”
Ø  Wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara. Pasal 30
ayat (1) UUD 1945. menyatakan: “tiap-tiap warga negara berhak dan wajib
ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara.”
Hak dan Kewajiban telah dicantumkan dalam UUD 1945 pasal 26, 27,
28, dan 30, yaitu:
1.        Pasal 26, ayat (1), yang menjadi warga negara adalah orang-orang
bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan
undang-undang sebagai warga negara. Dan pada ayat (2), syarat-syarat
mengenai kewarganegaraan ditetapkan dengan undang-undang.
2.        Pasal 27, ayat (1), segala warga negara bersamaan dengan
kedudukannya di dalam
c.         hukum dan pemerintahannya, wajib menjunjung hukum dan
pemerintahan itu. Pada ayat (2), taip-tiap warga negara berhak atas
pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.
3.        Pasal 28, kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran
dengan lisan, dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang.
4.        Pasal 30, ayat (1), hak dan kewajiban warga negara untuk ikut serta
dalam pembelaan negara. Dan ayat (2) menyatakan pengaturan lebih lanjut
diatur dengan undang-undang
d.        Pelanggaran Pelaksanaan Hak dan Kewajiban Negara terhadap
Hak-Hak Dasar Warga Negara
Negara akan dapat berjalan dengan baik bila warga negaranya
mendukung. Ada beberapa hal yang merupakan kewajiban dari warga
negara dan sebaliknya ada beberapa hal yang menjadi kewajiban dari
negara. Demikian pula dengan hak, ada beberapa hal yang menjadi hak dari
negara dan demikian pula ada beberapa hak yang menjadi hak dari warga
negara. Penjaminan hak dan kewajiban antara negara dan warga negara
terdapat dalam konstitusi negara, dalam hal ini UUD 1945. UUD 1945
adalah konstitusi Republik Indonesia.
Kehidupan negara akan berjalan dengan baik, harmonis dan stabil bila
antara negara dan warga negara mengetahui hak dan kewajiban secara tepat
dan proporsional. Perlu disadari bahwa pelaksanaan hak adalah berkaitan
dengan kewajiban. Kedua-duanya harus seimbang dan serasi serta selaras.
Penuntutan hak oleh negara dan juga warga negara harus berimbang dengan
kewajibannya. Tidak mungkin orang hanya menutut haknya saja sedang
kewajibannya diabaikan. Bila ada orang yang hanya menuntut haknya saja
maka akan pasti merugikan orang lain, masyarakat bangsa dan negara.
Demikian pula orang yang hanya mengerjakan kewajiban saja tanpa
menharapkan hak maka juga akan merugikan orang lain, masyarakat bangsa
dan negara. Oleh karena itu, antara kewajiban dan hak harus dijalankan
secara bersamaan, tidak ada yang mendahului atau yang ditinggalkan dari
yang lain.
Pelaksanaan Hak dan kewajiban yang tidak seimbang, berimbang dan
berat sebelah menimbulkan pertikaian, konflik, permusuhan dan kekerasan.
Nyatanya, didalam pelaksanaan hak dan kewajiban negara terhadap hak-hak
dasar warga negara tidak selalu berjalan dengan mulus. Masih sering kita
temui pelanggaran yang terjadi, terlebih didalam pelaksanan kewajiban
negara terhadap pelaksanaan hak-hak dasar warga negara. Berikut beberapa
contoh pelanggaran pelaksanaan hak dan kewajiban negara terhadap hak-
hak dasar warga negara.
Di dalam bidang hukum kita sering menemui terjadinya pelanggaran
pelaksanaan kewajiban negara terhadap hak dasar warga negara. Padahal,
semua warga negara sama di depan hukum dan berhak atas perlindungan
hukum yang sama tanpa diskriminasi. Apalagi konstitusi dasar negara kita,
secara tegas menyatakan bahwa negara Indonesia adalah negara yang
berlandaskan hukum (Rechtstaats).
e.         Bentuk Pelanggaran  Hak Warga Negara
Yang termasuk pelanggaran hak warga negara  menurut UU yaitu:
Ø  Penangkapan dan penahanan seseorang demi menjaga stabilitas, tanpa
berdasarkan hukum.
Ø  Pengeterapan budaya kekerasan untuk menindak warga masyarakat yang
dianggap ekstrim yang dinilai oleh pemerintah mengganggu stabilitas
keamanan yang akan membahayakan kelangsungan pembangunan.
Ø  Pembungkaman kebebasan pers dengan cara pencabutan SIUP, khususnya
terhadap pers yang dinilai mengkritisi kebijakan pemerintah, dengan dalih
mengganggu stabilitas keamanan.
Ø  Menimbulkan rasa ketakutan masyarakat luas terhadap pemerintah, karena
takut dicurigai sebagai oknum pengganggu stabilitas atau oposan
pemerintah (ekstrim), hilangnya rasa aman demikian ini merupakan salah
satu bentuk pelanggaran hak asasi warga negara.
Ø  Pembatasan hak berserikat dan berkumpul serta menyatakan pendapat,
karena dikhawatirkan akan menjadi oposan terhadap pemerintah.
f.          Contoh Hak Warga Negara
Berikut ini adalah beberapa contoh hak dan kewajiban kita sebagai
rakyat Indonesia. Setiap warga negara memiliki hak dan kewajiban yang
sama satu sama lain tanpa terkecuali. Persamaaan antara manusia selalu
dijunjung tinggi untuk menghindari berbagai kecemburuan sosial yang
dapat memicu berbagai permasalahan di kemudian hari.
Namun biasanya bagi yang memiliki banyak uang atau tajir bisa
memiliki tambahan hak dan pengurangan kewajiban sebagai warga negara
kesatuan republik Indonesia.
1.            Setiap warga negara berhak  mendapatkan  perlindungan hukum.
2.            Setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang
layak.
3.            Setiap warga negara memiliki kedudukan yang sama di mata hukum
dan di dalam pemerintahan.
4.            Setiap warga negara bebas untuk memilih, memeluk dan menjalankan
agama dan kepercayaan masing-masing yang dipercayai.
5.            Setiap warga negara berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran.
6.            Setiap warga negara berhak mempertahankan wilayah negara kesatuan
Indonesia atau nkri dari serangan musuh.
7.            Setiap warga negara memiliki hak sama dalam kemerdekaan
berserikat, berkumpul mengeluarkan pendapat secara lisan dan tulisan
sesuai undang-undang yang berlaku.
B. KASUS PELANGGARAN HAK DAN PENGINGKARAN
KEWAJIBAN PADA MASA ORDE BARU

Orde Baru adalah sebutan bagi pemerintahan Presiden Soeharto di Indonesia.

Orde Baru menggantikan Orde Lama yang merujuk kepada era


pemerintahan Soekarno. Lahirnya Orde Baru diawali dengan
dikeluarkannya Surat Perintah 11 Maret 1966.[1]Orde Baru berlangsung dari
tahun 1966 hingga 1998. Dalam jangka waktu tersebut, ekonomi
Indonesia berkembang pesat meskipun hal ini terjadi bersamaan dengan
praktik korupsi yang merajalela.
1. Contoh kasus pelanggaran hak pada masa orde baru
Presiden Soeharto memimpin Indonesia selama kurang lebih 32
tahun,atau sekitar 6 setengah periode. Memang pada saat itu
perekonomian Indonesia terus mengalami peningkatan yang signifikan,
tetapi terdapat beberapa hal yang menjadi belenggu rakyat pada masa
itu. Kebebasan berpendapat sangat terbatas, kritik, suara, atau karya
yang dianggap melemahkan pemerintahan akan cepat ditindak pada saat
itu. Banyak tokoh tokoh seniman, aktifis, dan mahasiswa yang
mengkritik masa pemerintahan orde baru. Namun tetap saja, Rezim
membungkam semua kritik itu. Salah satu tokoh aktifis yang lantang
menyuarakan kritik pada pemerintah melalui karya sastranya yaitu Widji
Widodo atau sering dikenal dengan Widji Thukul.
Widji Thukul, yang bernama asli Widji Widodo (lahir
di Surakarta, Jawa Tengah, 26 Agustus 1963 – meninggal di tempat
dan waktu yang tidak diketahui, hilang sejak diduga diculik, 27
Juli 1998 pada umur 34 tahun) adalah sastrawan dan aktivis hak asasi
manusia berkebangsaan Indonesia. Tukul merupakan salah satu
tokoh yang ikut melawan penindasan rezim Orde Baru.
Sejak 1998sampai sekarang dia tidak diketahui rimbanya, dinyatakan
hilang dengan dugaan diculik oleh militer.
Widji adalah anak pertama dari tiga bersaudara. Ia lahir dari
keluarga Katolik dengan keadaan ekonomi sederhana. Ayahnya
adalah seorang penarik becak, sementara ibunya terkadang menjual
ayam bumbu untuk membantu perekonomian keluarga.Thukul Mulai
menulis puisi sejak SD, dan tertarik pada dunia teater ketika duduk di
bangku SMP. Bersama kelompok Teater Jagat, ia
pernah ngamen puisi keluar masuk kampung dan kota. Sempat pula
menyambung hidupnya dengan berjualan koran,
jadi calo karcis bioskop, dan menjadi tukang pelitur di sebuah
perusahaan mebel. Pada Oktober 1989, Thukul menikah dengan
istrinya Siti Dyah Sujirah alias Sipon yang saat itu berprofesi
sebagai buruh. Tak lama semenjak pernikahannya, Pasangan Thukul-
Sipon dikaruniai anak pertama bernama Fitri Nganthi Wani, kemudian
pada tanggal 22 Desember 1993 anak kedua mereka lahir yang diberi
nama Fajar Merah
Thukul dinyatakan menghilang sejak tanggal 27 Juli 1998, ia
diduga menjadi salah korban penculikan oleh aparat karena kritiknya
melalui sastranya dianggap mengganggu keamanan
pemerintahan.pada kasus Widji Thukul ini tentu sudah melanggar sila
yang ada pada pancasila, bahkan melanggar dua sila sekaligus, yaitu
sila ke-2 yang berbunyi “Kemanusiaan yang adil dan beradab” serta
sila ke-4 yang berbunyi “Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan”.
Kebebasan berpendapat juga telah diatur dalam UUD 19945 pasal
28E ayat (3) UUD 1945 yang menyatakan, “Setiap orang berhak atas
kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat”. Oleh
karena itu pada kasus Widji Thukul tentu sudahterjadi pelanggaran hak
sebagai warga Negara.

2. Contoh kasus pengingkaran kewajiban pada masa orde baru


Salah satu kasus pengingkaran kewajiban yang sangat mencolok pada
masa orde baru yaitu maraknya praktik Korupsi,Kolusi, dan Nepotisme
yang dilakukan oleh pihak pihak penguasa pemerintahan orde
baru.Memang pada masa orde baru ekonomi Indonesia mengalami
peningkatan, namun hal tersebut dibarengi dengan praktik korupsi besar
besaran yang dilakukan oleh pihak pihak dari cabinet pembangunan hingga
terjadinya krisis moneter pada tahun 1998. pada masa orde baru juga
sebagian besar yang terlibat dalam cabinet pembangunan merupakan
anggota keluarga dari Presiden Soeharto.
Dalam kasus ini tentu sudah melanggar Sila pada Pancasila yaitu sila
ke-2 yang berbunyi “Kemanusiaan yang adil dan beradab”. Tindak pidana
korupsi juga telah diatur dalam undang – undang diantaranya:
A. Pasal 2 UU No. 31 tahun 1999
Setiap orang yang secara melawan hukum melakukan perbuatan
memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang dapat
merugikan keuangan negara atau perekonomian negara.
B. Pasal 3 UU No. 31 tahun 1999
Setiap orang yang dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang
lain atau suatu korporasi, menyalahgunakan kewenangan, kesempatan
atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan yang
dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara.

C. Pasal 5 UU No. 20 Tahun 2001


Setiap orang atau pegawai negeri sipil/penyelenggara negara yang
memberi atau menjanjikan sesuatu kepada pegawai negeri atau
penyelenggara negara dengan maksud supaya pegawai negeri atau
penyelenggara negara tersebut berbuat atau tidak berbuat sesuatu dalam
jabatannya, yang bertentangan dengan kewajibannya; atau memberi
sesuatu kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara karena atau
berhubungan dengan sesuatu yang bertentangan dengan kewajiban,
dilakukan atau tidak dilakukan dalam jabatannya.

Oleh karena itu praktik Korupsi Kolusi dan Nepotisme yang terjadi
pada masa orde baru merupakan satu contoh pengingkaran kewajiban warga
Negara karena telah melanggar norma sila dalam Pancasila serta melanggar
undang – undang yang berlaku.
C.      UPAYA MENCEGAH PELANGGARAN HAK DAN
PENGINGKARAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA
·        Meningkatkan profesionalisme lembaga keamanan dan pertahanan
negara
·         Menegakkan secara adil dan tidak diskriminatif
·         Meningkatkan kerja sama secara harmonis
·         Memperkuat rasa persatuan
·         Meningkatkan rasa cinta tanah air
·         Sadar diri akan penting hak dan kewajiban sebagai warga negara.

BAB III
PENUTUP

A.           Kesimpulan
Penetapan hak warga negara adalah hal mutlak yang harus mendapat
perhatian khusus dari negara  sebagai jaminan di junjung tingginya sila ke-5
yaitu “Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia”.  Pengakuan Hak 
sebagai warga negara indonesia dalam konsepnya mendorong terciptanya 
suatu masyarakat yang tertata baik. Namun dalam praktik atau
kenyataannya hak warga negara justru hanya dijadikan slogan pemerintah
untuk menarik simpati warga negara dan diajak untuk “bermimpi” bisa
mendapatkan pengakuan  akan hak – hak tersebut secara utuh. Misalnya saja
hak warga negara untuk mendapatkan penghidupan yang layak. Tentunya
jika melihat kondisi rakyat di negara Indonesia ini, hal itu hanya menjadi
impian semata. Pengakuan hak hanya untuk warga negara yang mampu
membeli hak – hak tersebut dengan uang, jabatan dan kekuasaan.
Sedangkan untuk rakyat yang kurang beruntung kehidupannya hanya bisa
menunggu kapan mereka dioerhatikan kesejahteraannya atau menunggu
berubahnya kebijakan pemerintah yang lebih memihak kepada mereka.
Negara akan dapat berjalan dengan baik bila warga negaranya
mendukung. Ada beberapa hal yang merupakan kewajiban dari warga
negara dan sebaliknya ada beberapa hal yang menjadi kewajiban dari
negara. Demikian pula dengan hak, ada beberapa hal yang menjadi hak dari
negara dan demikian pula ada beberapa hak yang menjadi hak dari warga
negara. Penjaminan hak dan kewajiban antara negara dan warga negara
terdapat dalam konstitusi negara, dalam hal ini UUD 1945. UUD 1945
adalah konstitusi Republik Indonesia.
Kehidupan negara akan berjalan dengan baik, harmonis dan stabil bila
antara negara dan warga negara mengetahui hak dan kewajiban secara tepat
dan proporsional. Perlu disadari bahwa pelaksanaan hak adalah berkaitan
dengan kewajiban. Kedua-duanya harus seimbang dan serasi serta selaras.
Penuntutan hak oleh negara dan juga warga negara harus berimbang dengan
kewajibannya. Tidak mungkin orang hanya menutut haknya saja sedang
kewajibannya diabaikan. Bila ada orang yang hanya menuntut haknya saja
maka akan pasti merugikan orang lain, masyarakat bangsa dan negara.
B. SARAN
Saran yang dapat saya sampaikan sebagai penuyusun makalah ini yaitu
untuk tetap menjaga dan menghormati hak orang lain, entah itu hak apapun.
dan juga kita sebagai manusia serta warga Negara tetap harus menjalankan
apa yang sudah menjadi kewajiban kita dengan penuh tanggung jawab.

DAFTAR PUSTAKA

http://atriatrihafsari.blogspot.co.id/2015/01/pelanggaran-hak-dan-
pengingkaran.html
http://www.bantubelajar.com/2015/08/pelanggaran-hak-dan-pengingkaran-
kewajiban.html
http://materikuayu.blogspot.co.id/2015/04/kasus-peanggaran-hak-dan-
pengingkaran.html

Anda mungkin juga menyukai