Anda di halaman 1dari 15

PROPOSAL INOVASI KALENDER

MENSTRUASI DAN KESPRO


DI PUSKESMAS PASUNDAN SAMARINDA

Disusun Oleh:
DINA RIZKI SEPRIANI
RINI KEZIA MAYLANI
SELVI AFRIANI

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK


KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR JURUSAN KEBIDANAN PRODI
PROFESI BIDAN TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
mencurahkan rahmat dan taufik-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan proposal
inovasi ini, sholawat dan salam semoga selamanya dicurah limpahkan kepada
Nabi Muhammad SAW.
Kami selaku penyusun proposal ini mengucapkan terimakasih kepada
semua pihak yang ikut terlibat dan memberikan bantuan baik secara materi
ataupun non materi, terutama kepada Poltekkes Kemenkes Kaltim sehingga kami
mampu menyelesaikan proposal ini.
Dalam proposal ini sengaja kami mengambil tema tentang menstruasi dan
kespro dengan tujuan untuk menambah wawasan mengenai kespro dan dapat
memantau menstruasi.
Demikian proposal ini kami buat, kami selaku penyusun mohon maaf
apabila dalam proposal ini terdapat banyak kesalahan, karena kami hanya manusia
biasa yang tak luput dari salah dan dosa, akhirnya kami berharap besar kegiatan
ini mendapatkan dukungan materi.

Samarinda, 09 Februari 2021

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
KATA PENGANTAR...................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1
A. Latar Belakang.................................................................................... 1
B. Tujuan................................................................................................. 2
BAB II TINJAUAN TEORI............................................................................. 3
A. Konsep Dasar Teori............................................................................ 3
B. Konsep Dasar Manajemen Asuhan Kebidanan.................................. 16
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................
RINGKASAN

Media yang saya gunakan dalam inovasi pemberian pendidikan kesehatan


menstruasi dan kespro adalah dengan menggunakan media cetak Kalender.
Kalender merupakan benda yang digunakan sebagai pengingat setiap menstruasi.
Selain itu, kalender juga bisa dijadikan sebagai media pendidikan kesehatan bagi
remaja untuk meningkatkan pengetahuan remaja melalui beberapa pengetahuan
yang wajib remaja ketahui terkait masalah menstruasi dan kespro.
Dengan kalender, remaja dapat menngenali gangguan mesntruasi yang terjadi
pada dirinya dengan mengisi dan mengenal mentrusasi serta masalah kespro
sehingga remaja dapat melakukan skrining sendiri. Dalam pembutan kalender ini
nanti diharapkan akan tepat sasaran dan menghemat anggaran namun tidak
mengurangi nilai dan keefektifannya. Kalender PenKes Menstruasi tersebut
nantinya akan diberikan kepada remaja. Pemberian Kalender ini dapat diberikan
saat pertemuan Puskesmas dengan sekolah-sekolah wilayah Puskesmas Pasundan.
Dengan media kalender pendidikan kesehatan menstruasi dan kespro
diharapkan dapat memberikan penguatan dalam kesadaran remaja mendeteksi
sedini mungkin resiko penyakit reproduksi pada wanita.

Kata kunci : Kalender, Menstruasi, Kespro


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Rentang usia remaja adalah 10-24 tahun dan belum menikah. Data
WHO di dunia diperkirakan kelompok remaja berjumlah 1, 2 milyar atau
18% dari jumlah penduduk dunia. Hasil Sensus Penduduk tahun 2010,
jumlah kelompok usia 10-19 tahun sebanyak 43, 5 juta atau sekitar 18%
dari jumlah penduduk Indonesia (WHO, 2014 dalam Puspitasari et al.,
2019).
Masa remaja merupakan masa transisi, terjadinya pertumbuhan dan
perkembangan yang pesat baik secara fisik, psikologis maupun intelektual.
Remaja tidak hanya tumbuh menjadi lebih tinggi dan lebih besar, tetapi
terjadi pula perubahan dalam tubuh yakni aktifnya sistem reproduksi.
Kesehatan reproduksi adalah keadaan sehat secara fisik, mental, dan sosial
secara utuh, tidak semata- mata bebas dari penyakit atau kecacatan yang
berkaitan dengan sistem, fungsi, dan proses reproduksi (Marmi, 2014
dalam Puspitasari et al., 2019).
Menstruasi merupakan pengeluaran darah dari uterus yang terjadi
secara periodik dan siklus yang disebabkan oleh pelepasan endometrium
akibat hormon ovarium mengalami penurunan terutama progesteron pada
akhir siklus ovarium (Prawirohardjo, 2016).
Permasalahan yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi sering
muncul pada remaja terutama remaja putri seringkali bersumber dari
kurangnya informasi, pemahaman dan kesadaran untuk melaksanakan
perilaku sehat secara reproduksi. Kejadian hamil diluar nikah adalah salah
satu contoh akibat pemahaman, pengetahuan, sikap dan perilaku yang
masih kurang tentang kesehatan reproduksi. Salah satu upaya peningkatan
pemahaman tersebut dikenalkan banyak cara tentang kesehatan reproduksi
salah satunya mengenalkan cara mengetahui siklus menstruasi (BKKBN,
2015 dalam Rosyida, 2019).
Aplikasi kalender menstruasi adalah aplikasi yang dapat membantu
para wanita untuk melacak siklus menstruasi, siklus ovulasi, dan masa
subur. Dengan memanfaatkan aplikasi ini para remaja dapat
meminimalkan gangguan atau keluhan penyerta menstruasi sehingga tidak
mengganggu aktivitas (Puspitasari et al., 2019).

B. Tujuan
1. Tujuan khusus yang ingin dicapai dari kalender menstruasi dan kespro
adalah ingin membuat terobosan baru dalam mengontrol siklus
menstruasi remaja dan dapat mendeteksi secara dini resiko penyakit
reproduksi pada remaja.
2. Tujuan umum
a. Meningkatkan pengetahuan remaja mengenai mentruasi
b. Meningkatkan pengetahuan remaja mengenai kespro
c. Remaja mampu mendeteksi secara dini gangguan mentruasi dan
penyakit reproduksi
d. Membantu tenaga kesehatan dalam mendeteksi dini gangguan
menstruasi dan penyakit reproduksi pada remaja
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Menstruasi
1. Pengertian
Menstruasi merupakan perdarahan dari rahim yang berlangsung
secara periodik dan siklik. Hal tersebut akibat dari pelepasan
(deskuamasi) endometrium akibat hormon ovarium (estrogen dan
progesteron) yang mengalami perubahan kadar pada akhir siklus
ovarium, biasanya dimulai pada hari ke-14 setelah ovulasi. Menstruasi
merupakan suatu proses alamiah yang biasa dialami perempuan tetapi
hal ini akan menjadi masalah jika terjadi gangguan menstruasi
(Novita, 2018).
Menstruasi adalah proses deskuamasi lapisan uterus yang terjadi
setiap bulan pada wanita. Gangguan menstruasi dapat berupa
gangguan ritme menstruasi, kelainan kuantitas serta durasi menstruasi,
amenorrhea dan dysmenorrhea (Anindita et al., 2016).
2. Siklus
Siklus Menstruasi ialah jarak antara tanggal mulainya
menstruasi yang lalu dan mulainya menstruasi berikutnya. Hari
mulainya perdarahan dinamakan hari pertama siklus. Karena jam
mulainya menstruasi tidak diperhitungkan dan tepatnya waktu keluar
menstruasi dari ostiumuteri eksternum tidak dapat diketahui, maka
panjang siklus mengandung kesalahan kurang lebih 1 hari. Panjang
siklus menstruasi yang normal atau dianggap sebagai siklus
menstruasi yang klasik ialah 28 hari.
Satu siklus menstruasi rata-rata adalah 28 hari, tapi panjang
siklus 24-35 hari masih dikategorikan normal. Pendarahan Menstruasi
yang normal berlangsung kurang lebih 4-7 hari.Sistem kerja tubuh
wanita berubah-ubah dari bulan ke bulan tapi ada beberapa wanita
yang memiliki jumlah hari yang sama persis dalam setiap siklus
menstruasinya ( Noor Verawaty,Sri,dkk, 2011 dalam Wahyuningsih,
2018) kategori Siklus menstruasi :
a. 1 : Normal, jika jarak menstruasi berikutnya 28-35 hari
b. 0: Tidak normal, jika jarak menstruasi berikutnya < 28 hari dan >
35 hari
Menghitung jumlah hari dalam siklus menstruasi dengan cara
menandai hari pertama keluarnya darah menstruasi sebagai “ Siklus
hari ke-1 “. Panjang siklus menstruasi rata-rata wanita dalah 28 hari.
Namun rata-rata panjang siklus menstruasi berubah sepanjang hidup,
dan jumlah mendekati 30 hari saat seseorang wanita mencapai usia 20
tahun, dan rata-rata 26 hari saat seorang wanita mendekati masa
menopause, yaitu di sekitar usia 50 tahun. Hanya sejumlah kecil
wanita yang benar-benar mengalami siklus 28 hari ( Noor
Verawaty,Sri,dkk, 2011 dalam Wahyuningsih, 2018).
3. Gangguan
Gangguan Pada Menstruasi dan Siklus Menstruasi. Menurut
Kusmiran (2014) dalam (Wahyuningsih, 2018) mengatakan gangguan
pada menstruasi dan siklus menstruasi sebagai berikut:
A. Polimenorea
Polimenorea adalah panjang siklus menstruasi yang memendek
dari panjang siklus menstruasi klasik, yaitu kurang dari 21 hari
persiklusnya, sementara volume perdarahannya kurang lebih
sama atau lebih banyak dari volume perdarahan menstruasi
biasanya.
B. Oligomenorea
Oligomenorea adalah panjang siklus menstruasi yang memanjang
dari panjang siklus menstruasi klasik, yaitu lebih dari 35 hari
persiklusnya. Volume perdarahannya umumnya lebih sedikit dari
volume perdarahan menstruasi biasanya. Siklus menstruasi
biasanya juga bersifat ovulator dengan fase proliferasi yang lebih
panjang di banding fase proliferasi siklus menstruasi klasik.
C. Amenorea
Amenorea adalah panjang siklus menstruasi yang memanjang dari
panjang siklus menstruasiklasik (oligemenorea) atau tidak
terjadinya perdarahan menstruasi, minimal 3 bulan berturut-turut.
Amenorea dibedakan menjadi dua jenis :
1) Amenorea Primer
2) Amenorea primer yaitu tidak terjadinya menstruasi sekalipun
pada perempuan yang mengalami amenorea.
3) Amenorea Sekunder
4) Amenorea sekunder yaitu tidak terjadinya menstruasi yang di
selingi dengan perdarahan menstruasi sesekali pada
perempuan yang mengalami amenorea.
D. Hipermenorea (Menoragia)
Hipermenorea adalah terjadinya perdarahan menstruasi yang
terlalu banyak dari normalnya dan lebih lama dari normalnya
(lebih dari 8 hari).
E. Hipomenorea
Hipomenorea adalah perdarahan menstruasi yang lebih sedikit
dari biasanya tetapi tidak mengganggu fertilitasnya.

B. Kesehatan Reproduksi
BAB III
PEMBAHASAN

Pelayanan kesehatan remaja di masa pandemi COVID-19 diselenggarakan


dengan mempertimbangkan pencegahan penularan virus corona baik bagi remaja
maupun tenaga kesehatan. Pembatasan kunjungan diimbangi dengan tele
komunikasi antara tenaga kesehatan, remaja dan sekolah.
A. Analisis Masalah
Puskesmas Pasundan, telah memiliki program tetap untuk remaja yang
bekerjasama dengan beberapa sekolah yang merupakan cakupan wilayah
kerjanya untuk mendukung program pemerintah yaitu pemberian penyuluhan
kesehatan ke remaja putri untuk pengetahuan mengenai kespro. Berdasarkan
hasil evaluasi bulanan, selama 6 bulan terakhir tidak dilakukan penyuluhan
kesehatan disetiap sekolah cakupan wilayah Puskesmas Pasundan.
B. Pelaksanaan dan Penerapan
Berdasarkan masalah yang ditemui, disusunlah rencana inovatif
berdasarkan evidance based secara spesifik dan operasional. Media yang kami
gunakan dalam inovasi pemberian pendidikan kesehatan menstruasi dan kespro
adalah dengan menggunakan media cetak Kalender. Kalender merupakan benda
yang digunakan sebagai pengingat tanggal menstruasi dan kespro. Selain itu,
kalender juga bisa dijadikan sebagai media pendidikan kesehatan bagi remaja untuk
meningkatkan pengetahuan ibu melalui beberapa pengetahuan yang wajib remaja
ketahui terkait masalah yang remaja alami.
Penggunaan kalender sangat berguna untuk media pemberian pendidikan
kesehatan mengenai hal yang perlu di perhatian oleh remaja dan membutuhkan suatu
media yang memiliki fungsi ganda yaitu sebagai alat bantu kader dalam memberikan
pendidikan kesehatan sekaligus panduan bagi remaja dalam mendeteksi dini resiko
gangguan menstruasi dan gangguan kespro pada remaja. Media Kalender yang di
gunakan sesuai dengan tujuan penelitian, sarana di masyarakat, kebutuhan kader dan
remaja. Dengan media cetak ini dapat menyiasati agar media kesehatan tidak
dibuang ataupun ditumpuk saja adalah dengan membuat media cetak yang memiliki
fungsi lain dan pasti dibutuhkan oleh masyarakat seperti kalender.
Mekanisme perubahan perilaku karena media terjadi melalui proses yang
berurutan yakni lahir kesadaran (awareness), ketertarikan (interest),
mempertimbangkan baik tidaknya stimulus (evaluation), mulai mencoba (trial), dan
mengadaptasi (adoption). Besarnya perubahan perilaku menunjukkan bahwa
sebagian besar responden telah mencapai pemahaman yang baik terhadap
pengetahuannya mengenai pentingnya menandai tanggal HPHT (Puspitasari et al.,
2019). Aplikasi kalender menstruasi adalah aplikasi yang dapat membantu para
wanita untuk melacak siklus menstruasi, siklus ovulasi, dan masa subur. Dengan
memanfaatkan aplikasi ini para remaja dapat meminimalkan gangguan atau keluhan
penyerta menstruasi sehingga tidak mengganggu aktivitas (Ningrum et al., 2016).
Manfaat menambah wawasan remaja dan mendeteksi dini mengenai
menstruasi dan kesehatan reproduksi pada remaja dengan penggunaan
kalender.
Keuntungan membantu petugas kesehatan, unit kesehatan masing masing
sekolah, konselor dan kepala sekolah guna peningkata kinerja konselor
dalam program kesehatan reproduksi pada remaja.
Adapun kekurangan dan kelebihan inovasi di atas dapat dilihat pada tabel
analisa SWOT di bawah ini :
Tabel 3.1 Analisa SWOT
Kekuatan (Strenght) Kelemahan (Weakness)
1. Mudah digunakan 1. Memerlukan biaya untuk konselor
2. Efektif dapat menghubungi remaja
3. Tidak memerlukan biaya 2. Memerlukan biaya untuk reward
pembuatan konselor
4. Dapat dilakukan promosi secara 3. Jika HANDPHONE yang terdaftar
online bermasalah untuk dihubungi
Peluang ( Opportunity) Ancaman (Treath)
1. Berkembangnya teknologi 1. Sarana dan perangkat yang belum
2. Umumnya penggunaan optimal
HANDPHONE
3. Mudahnya akses publik

A. Evaluasi Program Inovasi


Evaluasi inovasi dilakukan setiap bulan melalui laporan konselor kepada
petugas kesehatan pemegang program remaja. Setelah didapatkan data remaja
yang mengalami anemia, remaja akan lebih dipantau untuk program inovasi
dan dievaluasi setelah satu bulan untuk kenaikan hemoglobin. Dengan adanya
inovasi baru diharapkan mampu menggerakkan kembali grup chatting
whatsapp konselor-remaja yang telah ada dan dapat meningkatkan kemauan
serta kemampuan remaja untuk mengkonsumsi TTD dan anemia gizi besi dapat
dicegah. Sesuai dengan Notoatmojo (2010) bahwa perilaku manusia adalah
aktivitas yang timbul karena adanya stimulus dan respon serta dapat diamati
secara langsung maupun tidak langsung. Dengan adanya stimulus maka dapat
dilakukan perubahan perilaku secara terencana oleh remaja.
B. Keberlanjutan Program Inovasi
Inovasi dapat berlanjut karena adanya andil dari pihak terkait yaitu
puskesmas, sekolah dan remaja. Dengan adanya peran aktif pemegang program
remaja di Puskesmas maka konselor dari masing-masing sekolah dapat
terpantau. Konselor pun dapat lebih meningkatkan perannya dengan adanya
reward dari pemegang program puskesmas bekerjasama dengan kepala
sekolah. Sehingga diharapkan remaja lebih terpantau dan dapat lebih aktif
untuk mencaritahu pentingnya konsumsi TTD guna pencegahan anemia gizi
besi.
Dengan adanya kerjasama dan dukungan antara pihak terkait, inovasi ini
dapat terus berlanjut.
DAFTAR PUSTAKA

Anindita, P., Darwin, E., & Afriwardi, A. (2016). Hubungan Aktivitas Fisik
Harian dengan Gangguan Menstruasi pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran
Universitas Andalas. Jurnal Kesehatan Andalas, 5(3), 522–527.
https://doi.org/10.25077/jka.v5i3.570
Ningrum, N. P., Rihardini, T., Ayu, D., Rosyida, C., Kesehatan, F. I., &
Menstruasi, A. K. (2016). Penggunaan aplikasi kalender menstruasi guna
meningkatkan kesehatan reproduksi remaja di kelurahan gunung anyar
tambak. 68–71.
Novita, R. (2018). Hubungan Status Gizi dengan Gangguan Menstruasi pada
Remaja Putri di SMA Al-Azhar Surabaya. Amerta Nutrition, 2(2), 172.
https://doi.org/10.20473/amnt.v2i2.2018.172-181
Prawirohardjo, S. (2016). Ilmu kebidanan. Bina Pustaka.
Puspitasari, N. A., Sastramihardja, H. S., & Mahwati, Y. (2019). Pengaruh
Kalender Penanda Menstruasi Terhadap Peningkatan Pengetahuan dan
Perubahan Perilaku Wanita Usia Subur Dalam Menandai Tanggal Hari
Pertama Haid Terakhir Changing Behaviour of Women of Childbearing Age
in Marking. 5(71), 166–169.
Rosyida, D. A. C. (2019). Efektifitas Aplikasi Kalender Menstruasi Terhadap
Pengetahuan Remaja Putri. 467–472.
Wahyuningsih, E. (2018). Tingkat Stres Remaja Dengan Siklus Menstruasi.
Jurnal Siklus Menstruasi, 66(1), 37–39.
http://repo.stikesicme-jbg.ac.id/1386/2/143210118 ENI WAHYUNINGSIH
Skripsi.pdf %0A%0A

Anda mungkin juga menyukai