Anda di halaman 1dari 18

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

NIKAH MUDA DAN PERENCANAAN PASANGAN USIA SUBUR


DI PUSKESMAS PASUNDAN SAMARINDA

Disusun Oleh :

DINA RIZKI SEPRIANI


NIM. P07224420011

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIKKESEHATAN KALIMANTAN TIMUR
JURUSAN KEBIDANAN PROFESI BIDAN
TAHUN 2021
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Tema : Nikah Muda dan Perencanaan Pasangan Usia Subur


Sub Tema : Nikah Muda, Persiapan Kehamilan, Menunda Kehamilan
Sasaran : Pasangan Usia Muda
Hari/Tanggal : Jumat, 26 Februari 2021
Waktu : 09.00 Wita
Tempat : Puskesmas Pasundan
Pelaksana : Dina Rizki

A. Tujuan Instruksional
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan tentang Nikah Muda, remaja mampu
menjelaskan tentang pengertian Nikah Muda
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan tentang aminore, peserta dapat:
1. Menjelaskan pengertian nikah muda
2. Menjelaskan dampak positif dan negatif nikah muda
3. Menjelaskan 4 terlalu dan 3 terlambat
4. Menjelaskan mengenai persiapan kehamilan
5. Menjelaskan mengenai penundaan kehamilan

B. Materi
Terlampir

C. Metode
1. Pre test
2. Ceramah
3. Tanya jawab
4. Post Test

D. Media
1. Leaflet
2. Lembar Balik
3. Lembar pre test dan post test

E. Kegiatan Penyuluhan
No Waktu Waktu Kegiatan Kegiatan Ibu
1. Pembukaan - 5 menit - Salam Pembuka Menjawab salam
- Memperkenalkan diri Memperhatikan
- Menjelaskan pokok bahasan dan Memperhatikan
tujuan penyuluhan
- Menjelaskan jalannya penyuluhan Mendengarkan/
nikah muda
- Menanyakan kepada pasien Menjawab
mengenai nikah muda

2. Isi - 15 - Menjelaskan pengertian nikah-   Mendengarkan


menit muda Memperhatikan

- Menjelaskan dampak positif Memperhatikan


dan negatif nikah muda
Memperhatikan
- Menjelaskan 4 terlalu dan 3
terlambat
- Menjelaskan mengenai
persiapan kehamilan
- Menjelaskan mengenai
penundaan kehamilan
3. Penutup - 5 menit - Merangkum dan membuat Merangkum
kesimpulan materi
- Memberikan reward Merespon
- Mengakhiri penyuluhan dengan
mengucapkan terima kasih
- Salam penutup. Menjawab salam

F. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Peserta berada di tempat penyuluhan
2. Evaluasi Proses
a. Penyuluh menyampaikan materi dengan bahasa yang mudah dimengerti
b. Peserta antusias terhadap materi yang diberikan
c. Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar

3. Evaluasi Hasil
Setelah mendapat penyuluhan, peserta mampu :
1. Menjelaskan pengertian nikah muda
2. Menjelaskan dampak positif dan negatif nikah muda
3. Menjelaskan 4 terlalu dan 3 terlambat
4. Menjelaskan mengenai persiapan kehamilan
5. Menjelaskan mengenai penundaan kehamilan
MATERI
NIKAH MUDA DENGAN KEHAMILAN MUDA

A. Pengertian Nikah Muda

• Pernikahan adalah ikatan batin antara seorang pria dan seorang wanita sebagai suami istri
dengan tujuan membentuk keluarga yang bahagia dan kekal berdasarkan keTuhanan Yang
Maha Esa.(Undang Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974). Menikah di usia muda
atau dalam bahasa formal konstitusi disebut dengan pernikahan dini merupakan pernikahan
yang dilakukan pada usia anak dan remaja. Nikah muda adalah terjadinya ikatan pernikahan
antara laki-laki kurang dari 22 tahun dan perempuan saat usia kurang dari 20 tahun (Sardi,
2016).

Sedangkan,menurut IPPF (International Parrenthood Planned Federation) pernikahan


muda didefinisikan sebagai pernikahan yang terjadi sebelum anak mencapai usia 18 tahun,
sebelum anak matang secara fisik, fisiologis, dan psikologis untuk bertanggung jawab
terhadap pernikahan dan anak yang dihasilkan dari pernikahan tersebut. Negara serta berbagai
komunitas internasional menaruh perhatian serius pada pernikahan diusia muda ini dan
implikasinya berupa pemerkosaan dalam pernikahan, hamil muda, risiko penularan infeksi
HIV, penyakit menular seksual dan berbagai penyakit reproduksi lainnya. Perkawinan menjadi
salah satu gerbang utama bagi seseorang yangsudah mulai beranjak dewasa untuk membangun
kehidupan baru yang lebih mandiri lagi (Purnawati, 2015).

B. Penyebab Nikah Muda

Salah satu yang berperan penting dalam terjadinya pernikahan diri adalah maturity-
gap, yaitu perbedaan kematangan secara fisik dan mental. Tidak jarang maturity-gap ini
mendorong remaja untuk melakukan hal-hal berisiko. Kematangan seksual yang lebih cepat
dibandingkan kondisi fisiknya dibarengi dengan makin lamanya usia untuk menikah menjadi
salah satu penyebab meningkatnya jumlah remaja yang melakukan hubungan seks pranikah.
Hal ini jugalah yang biasanya mendasari terjadinya pernikahan muda.

Pernikahan muda bukanlah suatu fenomena yang tabu lagi dimasyarakat Indonesia,
terutama masyarakat yang tinggal di daerah “pedalaman” dan pedesaan. Walaupun
demikian,bukan berarti pernikahan muda dikatakan benar dari segi hukum, dan kesehatan.
Adapun beberapa factor yang biasanya menjadi alasan seorang anak menikah muda adalah
sebagai berikut:

1. Faktor Ekonomi
Ekonomi biasanya menjadi faktor utama yang melatarbelakangi pernikahan muda,
karena ketikaseorang anak terutamaperempuantelah menikahmakabebanekonomitelahberalih
dari orang tua ke suaminya ataupun sebaliknya, ketika seorang anak laki-laki telah menikah
maka telah mengubah statusnya sebagaisuami danmembuatnyadikenakanbeban mencari
nafkah bagiistridan anaknya.

2. Pergaulan Bebas

Pergaulan bebas biasanya merupakan factor “tak sengaja” dan sangat tidak diharapkan
oleh pihak manapun tetapi sulit untuk dihindari. Ketika seorang anak telah melakukan
hubungan seksual sebelum rnenikah dan kemudian menyebabkan kehamilan, cara yang paling
cepat dan sederhana adalah menikahkan keduanya walau mungkin belum bisa dianggap
matang secara psikis. Orang tua lebih memilih menikahkan anaknya daripada harus
menggugurkan kandungan atau menanggung aib karena anak perempuannya hamil tanpa ayah.

3. Pendidikan

Faktor ekonomi tak jarang dibarengi dengan tingkat pendidikan. Semakin rendah
tingkat pendidikan seorang anak terutama putus sekolah maka semakin tinggi kemungkinan
anak tersebut dinikahkan. Hal ini bisa dilatarbelakangi oleh peraturan sekolah yang langsung
mengeluarkan siswanya ketika terindikasi hamil. Selain itu ketika seorang anak putus sekolah
maka yang mungkin dilakukannya hanyalah bekerja, atau menikah dan membuat keluarga
baru sehingga tidak membebani orang tuanya.

Alasan lain dari orang tua yang ingin menikahkan anaknya di usia muda yaitu karena
anak suka sama suka dan merupakan kemauannya sendiri (Sardi, 2016).

C. Dampak Positif dan Negatif dari Nikah Muda


Dampak Positif yang ada pada nikah muda diantaranya :
 Menghindarkan Pergaulan Bebas.
 Menghalalkan Hubungan.
 Lebih Bahagia.
 Mudah Beradaptasi.
 Mudah Mengontrol Emosi.
 Mengejar Mimpi Bersama.
 Lebih Bertanggung Jawab.
 Memiliki Teman Berbagi
(Purnawati, 2015).
Dampak negatif yang ada pada nikah muda diantaranya:
 Kesehatan fisik terganggu
 Kehamilan di usia remaja berpotensi meningkatkan risiko kesehatan pada wanita (Tekanan
Darah tinggi, anemia) dan bayi lahir premature
 Kesehatan mental terganggu
(Purnawati, 2015).

D. Kematian Ibu dan Bayi


4 Terlalu, sebagai berikut:
1. Hamil terlalu muda usia <20 tahun
2. Hamil/bersalin terlalu tua usia ibu >35 tahun
3. Terlalu dekat jarak kehamilan atau persalinnya < dari 2 tahun
4. Terllau banyak anak > dari 4
3 Terlambat, sebagai berikut:
1. Terlambat mengetahui tanda bahaya dan mengambil keputusan untuk mencari pertolongan
2. Terlambat di fasilitas kesehatan
3. Terlambat mendapatkan pertolongan medis yang memadai
(Pranata & Abdul Rahim, 2018).

E. Penundaan Kehamilan
1. Pengertian menunda kehamilan
Menunda berasal dari kata tunda yang artinya menghentikan dan akan dilangsungkan
lain kali. Sedangkan kehamilan berasal dari kata hamil yang artinya mengandung janin dalam
rahim karena sel telur dibuahi oleh spermatozoa (Saputri, 2017).
2. Alasan menunda kehamilan
Usia kurang dari 20 tahun, maka sebaiknya seorang perempuan menunda kehamilan.
Boleh hamil jika siap secara mental dalam arti seorang perempuan dan pasangannya merasa
telah ingin mempunyai anak dan merasa telah siap menjadi orang tua termasuk mengasuh dan
mendidik anaknya. Oleh karena itu jika belum siap mental maka sebaiknya juga menunda
kehamilan.
Siap secara sosial ekonomi karena seorang bayi yang dilahirkan membutuhkan tidak
hanya kasih sayang orang tuanya, tetapi juga sarana yang membuatnya bisa tumbuh dan
berkembang. Hal ini juga dapat diartikan jika belum siap secara sosial ekonomi sebaiknya juga
menunda kehamilan. Alasan lain adalah dari tinjauan kesehatan resporuksi. Secara sederhana
reproduksi berasal dari kata re = kembali dan produksi = membuat atau menghasilkan. Jadi
reproduksi mempunyai arti suatu proses kehidupan manusia dalam menghasilkan keturunan
demi kelestarian hidup. Kesehatan reproduksi adalah keadaan sejahtera fisik, mental, dan
sosial yang utuh dalam segala hal yang berkaitan dengan fungsi, peran dan system reproduksi
(Saputri, 2017).
Faktor pasangan usia subur untuk menunda kehamilan menurut (Pranata & Abdul
Rahim, 2018), sebagai berikut:
a. Faktor umur sehingga mereka menunda kehamilan terlebih dulu, karena meraka tahu
resikonya sangat tinggi ketika hamil muda.
b. Faktor pendidikan (karir)
c. Faktor pendidikan
Masalah kesehatan reproduksi menjadi perhatian bersama bukan hanya individu yang
bersangkutan karena dampaknya luas menyangkut berbagai aspek kehidupan dan menjadi
parameter kemampuan suatu negara dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat. Sebagai ketetapan yang dimaksudkan dengan kesehatan reproduksi adalah
seorang wanita untuk memanfaatkan alat reproduksinya dan mengatur kesuburannya
(fertilitas), dapat menjalani kehamilan dan persalinan secara aman serta mendapatkan bayi
tanpa resiko apapun atau wel healt mother and well born baby dan selanjutnya mengembalikan
kesehatan dalam batas normal (Manuaba at ell, 2009) dalam (Saputri, 2017).
3. Cara penundaan kehamilan
Cara penundaan kehamilan bisa dilakukan dengan cara alami dan modern. Cara alami
merupakan penundaan kehamilan tanpa menggunakan alat kontrasepsi. Secara alami antara
lain dengan metode kalender (ogino-knaus), metode suhu badan basal (termal), metode lendir
serviks (billings), ataupun dengan metode symtomtermal dan juga dengan koitus interuptus
(senggama terputus). Adapun cara modern merupakan cara penundaan dengan menggunakan
alat kontrasepsi. Cara menunda kehamilan secara modern dapat dilakukan dengan
menggunakan kontrasepsi oral, kondom, diafragma, spermisida, pil kombinasi, suntikan
kombinasi (Ari Sulistyawati, 2011) dalam (Saputri, 2017).

4. Efek penundaan kehamilan


Efek penundaan kehamilan antara lain penundaan yang terlalu lama, memakai cara
kontrasepsi beresiko tinggi terhadap infeksi dapat menyebabkan terganggunya kesuburan.
Radang panggul yang berat dapat mengakibatkan kemandulan pada wanita akibat rusaknya
kedua saluran (Saputri, 2017).

Menunda kehamilan dengan alat kontrasepsi hormonal yang dilakukan dalam jangka
waktu lama, sangat memungkinkan terjadinya perubahan status fertilitas seorang wanita.
Semakin lama seorang wanita memakai pil, maka makin sulit kemungkinannya mempunyai
anak. Jadi kesuburan wanita juga tergantung dari lamanya ia memakai alat-alat kontrasepsi.
Namun, jika sampai infertile setelah tidak memakai pil, penyebabnya bisa multi faktor. Salah
satunya memang obat-obatan atau hormon-hormon dalam pil yang dapat mengurangi
kesuburan. Faktor lain adalah karena status dasar awalnya, baik dari si wanita atau pria, yang
sebelum memakai alat kontrasepsi sudah sulit punya anak (Handajani, 2009) dalam (Saputri,
2017).

5. Metode Kontrasepsi
Metode alat kontrasepsi untuk pasangan usia subur dengan menunda kehamilan,
sebagai berikut:
a. Metode Kalender
1) Metode Kelender/pantang berkala
Pantang berkala atau lebih dikenal dengan sistem kalender merupakansalah satu
cara/metode kontrasepsi sederhana yang dapat dikerjakan sendiri oleh pasangan
suami istri dengan tidak melakukan senggama pada masa subur. Dengan
penggunaan sistem kalender setiap pasangan dimungkinkan dapat merencanakan
setiap kehamilan.
2) Manfaat kontrasepsi metode kalender :
a) Sebagai kontrasepsi
(1) Dapat digunakan untuk menghindari atau merencanakan kehamilan
(2) Tidak ada resiko kesehatan yang berhubungan dengan kontrasepsi
(3) Tidak ada efek samping
(4) Murah atau tanpa biaya
b) Sebagai non kontrasepsi
(1) Meningkatkan keterlibatan suami dalam keluarga berencana
(2) Menambah pengetahuan tentang sistem reproduksi pada suami istri
(3) Memungkinkan mengeratkan hubungan
3) Kelemahan
a) Panjang siklus menstruasi setiap wanita tidaklah sama
b) Hanya sedikit wanita yang mempunyai daur haid teratur
c) Ovulasi tidak selalu terjadi pada hari ke-14
d) Penentuan masa tidak subur didasarkan pada kemampuan hidup sel sperma
dalam saluran reproduksi wanita yaitu 5 hari
e) Penentuan masa subur tidak berdasarkan pada siklus menstruasi
4) Kelebihan
a) Ditinjauan dari segi ekonomi, KB kalender dilakukan secara alamia dan tanpa
biaya untuk membeli alat kontrasepsi.
b) Dari segi kesehatan sistem kalender ini jelas jauh lebih sehat karena bisa
menghindari efek samping yang merugikan seperti halnya memakai alat
kontrasepsi lainnya (tertama yang berupa obat).
b. Metode Kontrasepsi Suhu Basal
Metode ini berdasarkan kenaikan suhu tubuh setelah ovulasi sampai sehari sebelum
menstruasi berikutnya. Untuk mengetahuai bahwa suhu tubuh benar- benar naik, maka
harus selalu diukur dengan termomrter yang sama dan pada tempat yang sama (di mulut,
anus atau vagina) setiap pagi setelah bangun tidur sebelum mengerjakan pekerjaan.
1) Penentuan Masa Subur
Masa subur adalah suatu masa dalam siklus menstruasi perempuan dimana terdapat
sel telur yang matang siap dibuahi, sehingga bila perempuan tersebut melakukan
hubungan seksual maka dimungkinkan terjadi kehamilan. Siklus menstruasi
dipengaruhi oleh hormon seks perempuan yaitu estrogen dan progesteron.
2) Keuntungan
a) Metode ini memiliki tingkat keamanan yang tinggi jika suhu diukur secara rutin
dan senggama sebelum ovulasi dialakukan dengan menggunakan alat
kontrasepsi lain.
b) Murah dan tidak perlu memerlukan pengawasan
c) Mengurangin kemugkinan penularan penyakit kelamin
d) Tidak ada efek samping sistemik.
c. Metode Lendir Servik/Metode Ovulasi Billings (MOB)
Suatu cara/metode yang aman dan ilmiah untuk mengetahui kapan masa subur wanita.
Cara ini dapat dipakai baik menjadi hamil maupun untuk menghindari atau menunda
kehamilan.
1) Kegunaan
a) Suami istri dapat merencanakan atau menunda kehamilan.
b) Menentukan waktu yang dikehendaki untuk hamil
c) Menentukan jenis kelamin anak yang diinginkan
2) Keuntungan
a) Tidak memiliki resiko kesehatan
b) Disetujui agama
c) Metode ini cukup berhasil jika pasangan suami istri memiliki motivasi
d) Membuat wanita lebih waspada dan mengenal siklus menstruasi
3) Kelemahan, memerlukan ketelitian dan harus mengikuti langkah-langkah untuk
memperkirakan terjadinya ovulasi (masa subur).
4) Manfaat
a) Dapat digunakan untuk menghindari atau mencapai kehamilan
b) Tidak ada resiko kesehatan yang berhubungan dengan kontrasepsi
c) Tidak ada efek samping sistemik
d) Murah dan tepat biasa
d. Kondom
Kondom adalah salah satu alat kontrasepsi yang terbuat karet/leteks, berbentuk
tabung tidak tembus cairan, salah satu ujungnya tertutup rapat dan dilengkapi kantung
untuk menampung sperma.
Spersimida adalah bahan kimia yang digunakan untuk meninaktifkan atau
membunuh sperma, dikemas dalam bentuk aerosol/busa, tablet vagina, suposutoria, atau
krim.
Diafragma adalah kap berbentuk bulat cekung, terbuat dari lateks (karet) yang
dimasukkan kedalam vagina sebelum berhubungan seksual dan menutup serviks.
1) Manfaat kondom
a) Efektif sebagai alat kontrasepsi bila dipakai dengan baik dan benar
b) Murah dan mudah didapat tanpa resep dokter
c) Praktis dan dapat dipakai sendiri
2) Keterbatasan kondom
a) Kadang-kadang ada pasangan yang alergi terhadap karet kondom
b) Kondom hanya dapat dipakai satu kali
c) Kondom kadaluarsa mudah sobek dan bocor
3) Efek samping
a) Mengurangi kenikmatan hubungan seksual
b) Alergi terhadap karet
c) Kondom rusak atau bocor
e. Hormon Seks Alamiah
Hormon seks dibagi dalam tiga kelompok besar, yaitu steroid seks, gonadotropin
dan neurohormon, stroid seks mengatur fungsi organ-organ reproduksi, baik pada laki-
laki maupun perempuan. Hormon ini juga berperan terhadap pembentukan sifat seks
skunder pada manusia.
f. Pelayanan kontrasepsi oral
Kontrasepsi oral/pil mencakup pil kombinasi dan sekuensial yaitu berisi estrogen
dan progesteron dan pil yang berisi progesteron saja dikenal dengan istilah mini pil.
1) Bentuk pemberian
Kontrasepsi oral biasanya dikemas dalam satu kotak yang berisi 21 atau 22 tablet
tetapi ada juga yang 28 tablet dengan 6 atau 7 tablet terakhir yang berupa placebo
sehingga tidak perlu masa istirahat 6 atau 7 hari.
2) Kelemahan
a) Pil harus diminum setiap hari
b) Dapat mengurangi produksi ASI (karena terdapat hormon ekstrogen)
c) Dapat meningkatkan tekanan darah
d) Tidak mencegah infeksi menular seksual (IMS)
3) Ketidak nyamanan dan efek samping yang dapat timbul
a) Mual terutama pada bulan pertama
b) Nyeri payudara
c) Adanya perdarahan bercak, hal ini terjadi umum pada awal penggunaan pil
kontrasepsi.
g. Pelayanan Kontrasepsi Suntik
Suntik KB adalah pada tahun 1963 yaitu uji coba pada depo provera suntik yang
kemudian dilensesi di Inggris pada tahun 1984. Pada tahun 1990-an metode ini telah
dilesensi sebagai pilihan metode kontrasepsi pilihan pertama.
a) Jenis-jenis kontrasepsi suntik
a) Suntik kombinasi
Cara kerja suntik kombinasi ini pada prinsipnya sama dengan cara kerja
pil kombinasi. Yang membedakan adalah lebih secara teknis karena isi dari
kontrasepsi suntik ini tidak mengandung resiko terhadap hipertensi dan
vaskularisasi yang disebabkan oleh hormon ini praktis tidak terjadi. Maka
kontrasepsi suntik ini lebih aman untuk perempuan hipertensi.
Suntikan kombinasi ini efektifitas bekerja selama 30 hari atau dapat juga
dihitung dalam 4 minggu. Waktu pemberian suntik untuk pertama kali hampir
sama dengan pil. Ada pun yang membedakan adalah untuk kunjungan ulang.
Hal-hal yang perlu disampaikan kepada klien tentang hal-hal yang harus
diwaspadai pada waktu penggunaan kontrasepsi suntik kombinasi adalah :
(1) Nyeri dada hebat atau nafas pendek, hal ini mengidikasikan adanya bekuan
darah atau adanya serangan jantung
(2) Sakit kepala hebat atau gangguan penglihatan, ini mengidikasikan
terjadinya stroke, hipertensi atau migrain
(3) Nyeri tungkai hebat, penyumbatan pembuluh darah pada tungkai
(4) Tidak terjadinya perdarahan atau pun spotting 7 hari sebelum penyuntikan.
Ini dimungkinkan terjadinya kehamilan.
b) Kontrasepsi suntik 3 bulan/progestin/DMPA
Kontrasepsi Suntikan DMPA yaitu suntikan kontrasepsi diberikan setiap 3
bulan sekali (Purwoastuti, E dan Walyani, 2015).
Kontrasepsi Suntikan DMPA yaitu KB suntik yang berisi hormon
progesteron saja. Jenis kontrasepsi ini sangat efektif, aman dan dapat dipakai
oleh semua wanita usia reproduksi. Kontrasepsi ini juga cocok untuk ibu
menyusui karena tidak menekan produksi ASI. Akan tetapi kembalinya
kesuburan cukup lama yaitu rata-rata 4 bulan (Yuhedi, LT. Kurniawati, 2015).
Kontrasepsi Suntikan DMPA mengandung 150 mg Depo
Medroksiprogesteron Asetat yang diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntik
intramuscular (di daerah bokong) (Yulianti, 2017).
(1) Cara Kerja DMPA
(a) Mencegah ovulasi
(b) Mengentalkan lender serviks sehingga menurunkan kemampuan
penetrasi sperma
(c) Menjadikan selaput lender rahim tipis dan atrofi
(d) Menghambat transfortasi gamet oleh tuba
(Yulianti, 2017).
(2) Indikasi
(a) Usia reproduksi, yaitu wanita dengan keadaan organ reproduksi yang
berfungsi dengan baik antara umur 20-45 tahun
(b) Nulipara (belum pernah melahirkan janin yang mampu hidup di luar
rahim) dan yang telah memiliki anak
(c) Menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan yang memiliki efektifitas
tinggi
(d) Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai
(e) Setelah melahirkan dan tidak menyusui
(f) Setelah abortus atau keguguran
(g) Telah banyak anak, tetapi belum menghendaki tubektomi
(h) Tekanan darah < 140/100 mmHg
(i) Tidak dapat memakai kontrasepsi yang mengandung astrogen
(j) Sering lupa menggunakan pil kontrasepsi
(k) Anemia defisiensi besi yaitu berkurangnya penyediaan besi untuk
eritropoesis, karena cadangan besi kosong yang mengakibatkan
pembentukan hemoglobin berkurang
(3) Kontra-indikasi
(a) Hamil atau dicurigai hamil (risiko cacat pada janin 7 per 100.000
kelahiran)
(b) Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya
(c) Tidak dapat menerima gangguan haid terutama amenorrhea
(d) Menderita kanker payudara atau riwayat kanker payudara
(e) Diabetes mellitus (tingginya kadar glukosa darah) disertai komplikasi
(Yulianti, 2017).
(4) Cara Penggunaan DMPA
DMPA disuntikkan intra muskular setiap 12 minggu. Dengan kelonggaran
batas waktu suntik, bisa diberikan kurang dari 1 minggu atau lebih 1
minggu dari patokan 12 minggu (Rezki, 2018). Suntikan diberikan pada
waktu, segai berikt:
(a) Injeksi awal, hari ke 1 sampai 7 dari siklus haid, setiap saat selama
siklus haid dimana anda merasa yakin bahwa pasien tersebut tidak
hamil
(b) Postpartum, segera jika tidak sedang menyusui, setelah 6 bulan jika
menggunakan LAM, paksa aborsi: segera atau dalam waktu 7 hari
(c) Injeksi ulang, hingga 4 minggu lebih awal atau terlambat
(5) Kelebihan
(a) Sangat efektif
(b) Pencegahan kehamilan jangka panjang
(c) Tidak berpengaruh pada hubungan suami-istri
(d) Tidak memiliki pengaruh terhadap
(6) Kekurangan
(a) Sering ditemukan gangguan haid seperti: siklus haid memendek atau
memanjang, perdarahan yang banyak atau sedikit, perdarahan tidak
teratur atau perdarahan bercak (spotting), tidak haid sama sekali.
(b) Klien sangat bergantung pada tempat sarana pelayanan kesehatan
(harus kembali untuk suntikan).
(c) Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan berikut.
(d) Permasalahan berat badan merupakan efek samping tersering.
(e) Tidak menjamin terhadap penularan infeksi menular seksual, hepatitis
B virus atau infeksi virus HIV.
(f) Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian
(bukan karena kerusakan/kelainan pada organ genetalia, melainkan
karena belum habisnya pelepasan obat suntikan dari deponya.
(Innas, 2019).
(7) Efek Samping DMPA
(a) Amenorhea, adalah tidak datangnya haid selama akseptor mengikuti
KB selama 3 bulan berturut-turut atau lebih.
(b) Spotting, adalah bercak-bercak perdarahan di luar haid yang terjadi
selama akseptor mengkitui KB suntik.Suntikan DMPA pada umumnya
menyebabkan ketidak seimbangan hormonyaitu hormon progesteron
meningkat sedangkan estrogen menurun, menurunnya estrogen
mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan folikel dan menghambat
penebalan dinding endometrium sehingga menimbulkan perdarahan
bercak dengan durasi yang bervariasi.
(c) Metrorhagie, adalah perdarahan yang berlebihan diluar siklus haid.
Perdarahan ini terjadi karena rendahnyakadar hormon estrogen
sementara hormon progesteron tetap terbentuk. karena persistensi
folikel yang tidak pecah sehingga tidak terjadi ovulasi pada siklus haid
dan pembentukan corpus luteum. Dalam situasi tertentu terjadilah
hiperplasia endometriumatau endometrium yang terus menebal
sehingga terjadi perdarahan yang berlebihan diluar siklus haid. Pada
umumnya akseptor KB suntikan depo progestin akan mengalami hal ini
pada awal pemakaian, hal tersebut merupakan mekanisme penyesuaian
diri terhadap hormone.
(d) Menometorhagie, adalah datangnya darah haid yang berlebihan
jumlahnya tetapi masih dalam siklus haid. Menometorhagie terjadi
akibat ketidak seimbangan hormon. Pada umumnya akseptor KB
suntikan DMPA akan mengalami hal ini pada awal pemakaian, hal
tersebut merupakan mekanisme penyesuaian diri terhadap hormone
(e) Perubahan berat badan, penggunaaan alat kontrasepsi hormonal dapat
menimbulkan berbagai efek samping yang salah satu di antaranya
adalah perubahan berat badan akseptor. Hal ini disebabkan oleh
hormon progesteron yang mempermudah terjadinya perubahan
karbohidrat dan gula menjadi lemak, sehingga lemak di bawah jaringan
kulit bertambah. Penambahan berat badan merupakan salah satu efek
samping yang sering dikeluhkan oleh akseptor kontrasepsi hormonal
terutama kontrasepsi hormonal suntik KB DMPA. Kelebihan zat-zat
gizi oleh hormon progesteron dirubah menjadi lemak dan disimpan di
bawah kulit. Perubahan berat badan ini akibat adanya penumpukan
lemak yang berlebih hasil sintesa dari karbohidrat menjadi lemak.
Beberapa studi penelitian didapatkan peningkatan berat badan akibat
penggunaan kontrasepsi DMPA berkaitan dengan peningkatan lemak
tubuh dan adanya hubungan dengan regulasi nafsu makan.Salah satu
studi menemukan peningkatan nafsu makan yang dilaporkan sendiri
oleh wanita yang menggunakan kontrasepsi DMPA setelah 6 bulan.
Hal ini dapat dihubungkan dengan kandungan DMPA yaitu hormon
progesteron, yang dapat merangsang pusat pengendalian nafsu makan
di hipotalamus sehingga menyebabkan terjadinya peningkatan nafsu
makan.
(f) Jerawat. gejala dan keluhan timbulnya jerawat di badan atau di wajah
dapat disertai infeksi atau tidak. Penanggulangan dan pengobatan
kurangi makanan yang berlemak, anjurkan untuk menjaga kebersihan
wajah, apabila tidak hilang dan makin betambah banyak, anjurkan
ganti cara kontrasepsi.
(g) Perubahan Libido, gejala dan kebutuhan menurunnya atau
meningkatnya libido akseptor, hal ini bersifat subjektif dan sulit dinilai.
(h) Keputihan, gejala dan keluhan, adanya cairan putih yang berlebihan
yang keluar dari liang senggama dan terasa mengganggu. Berbahaya
jika berbau, panas, atau terasa gatal. Pengobatan medis, pada kasus
dimana cairan berlebihan dapat diberikan preparat anti cholinergic
seperti Extract belledonna 10 miligram 2x1 tablet untuk mengurangi
cairan tersebut.
(i) Pusing, gejala dan keluhan, rasa berputar atau sakit pada kepala yang
terjadi pada satu sisi, kedua atau pada seluruh bagian kepala, biasanya
bersifat sementara. Pengobatan Pemberian anti prostaglandin untuk
mengurangi keluhan, misalnya acetosal 500 milogram 3x1 tablet
perhari atau paracetamol 500 miligram.
(Yulianti, 2017).
(8) Komplikasi
(a) Hematoma: warna biru dan rasa nyeri pada daerah suntikan akibat
perdarahan dibawah kulit.
(b) Infeksi dan Abses: rasa sakit dan bengkak di daerah suntikan. Bila
terdapat abses teraba adanya benjolan yang nyeri di daerah suntikan
dan adanya demam.
(9) Penanggulangan
(a) Hematoma: Kompres pada daerah yang membiru dengan kompres
hangat hingga warna biru hilang.
(b) Infeksi dan Abses: Pemberian antibiotikjika terjadi abses, bila ada
fluktasi pada abses, dapat dilakukan insisi abses setelah itu berikan
tampon dan drain. Jangan lupa berikan antibiotic seperti pada
perlukaan infeksi
(Purwoastuti, E dan Walyani, 2015).
DAFTAR PUSTAKA

Innas, S. Q. (2019). PENGARUH LAMA PENGGUNAAN SUNTIK KB 3 BULAN (DMPA)


TERHADAP KENAIKAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) PADA AKSEPTOR DI
PUSKESMAS PERUMNAS II PONTIANAK. 001, 1–13.
Pranata, W., & Abdul Rahim. (2018). Penundaan Kehadiran Anak akibat Perkawinan Usia
Muda Ditinjau Menurut Hukum Islam (Studi pada Desa Jaling, Kec. Awangpone, Kab.
Bone). Nukhbatul ’Ulum, 4(2), 101–111. https://doi.org/10.36701/nukhbah.v4i2.44
Purnawati, L. (2015). Dampak Perkawinan Usia Muda. Publiciana, 8, 126–143.
Purwoastuti, E dan Walyani, E. (2015). Panduan Materi Kesehatan Reproduksi dan
Keluarga Berencana. Pustaka Baru Press.
Rezki, D. (2018). ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA BERENCANA METODE SUNTIK 3
BULAN PADA NY.I DI KLINIK BERSALIN DAMAYANTI BINJAI TAHUN 2018.
Saputri, S. N. I. A. (2017). KONSELING KESEHATAN PRA NIKAH TERHADAP MINAT
PENUNDAAN KEHAMILAN BERISIKO PADA CALON PASANGAN USIA SUBUR
DIBAWAH 20 TAHUN.
Sardi, B. (2016). Faktor-faktor pendorong pernikahan dini dan dampaknya di desa mahak
baru kecamatan sungai boh kabupaten malinau. EJournal Sosiatri-Sosiologi, 4(3), 194–
207.
Yuhedi, LT. Kurniawati, T. (2015). Buku Ajar Kependudukan dan Pelayanan KB. EGC.
Yulianti, E. (2017). MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA BERENCANA
PADA IBU AKSEPTOR KB SUNTIK DEPO MEDROKSIPROGESTERON ASETAT
(DMPA) DENGAN AMENORHEA DI BPM SRIKANDI GOWA TAHUN 2017.

Anda mungkin juga menyukai