Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik Bahasan : GAMAK (GERAKAN ANTI MERARIK KODEK)


Sasaran : Remaja
Hari/Tanggal : senin, 30 oktober 2017
Waktu : 08-00 wita
Tempat : SMPN Satu atap sedau
Penyuluhan : Pernikahan Dini

A. TUJUAN
1. Tujuan Pembelajaran Umum
Remaja diharapkan mampu memahami tentang gamak
2. Tujuan Pembelajaran Khusus
a. Memahami pengertian pernikahan dini
b. Memahami dampak pernikahan dini
c. Mengetahui cara pencegahan pernikahan dini

B. POKOK BAHASAN
1. Pengertian pernikahan dini
2. Dampak pernikahan dini
C. KEGIATAN PENYULUHAN
No Tahap Waktu Kegiatan Metode
Penyuluh Peserta
1. Pembukaan 5 menit - Memberikan - Menjawab Salam,sapa
salam salam
- Melakukan - Menjawab
persepsi pertanyaan
tentang
pernikahan
dini
2. Penyajian 30 - Menjelaskan - Mendengarkan Ceramah
Materi menit pengertian penjelasan Diskusi
dini - Mendengarkan
- Menjelaskan penjelasan
dampak - Mendengarkan
pernikahan penjelasan
dini - Melakukan
- Menjelaskan tanya jawab
pencegahan (diskusi)
pernikahan
dini
- Memberikan
kesempatan
tanya jawab
3. Penutup 5 menit -Menjelaskan - Menjawab salam Ceramah
kesimpulan penutup
-Memberikan
salam penitup
-Menutup
pertemuan
D. MEDIA
Menggunakan Power Point

E. EVALUASI
Remaja mampu memahami hasil presentase sehingga memberikan banyak
tanggapan dan respon yang baik mengenai pernikahan dini.

F. REFERENSI
Bimo Walgito. 1981. Pengantar Psikologi Umum, Edisi III. Yogyakarta: Yayasan
Penerbit Fak. Psikologi UGM.

https://www.bkkbn.go.id/detailpost/bkkbn-usia-pernikahan-ideal-21-25-tahun

Tri Rusmi Widayatun. 1999. Ilmu Perilaku. Infomedika


G. LAMPIRAN MATERI PENYULUHAN GAMAK

1. Pengertian
Pernikahan dini adalah pernikahan yang langsung pada usia kurang dari 20 tahun
pernikahan sebaiknya dilakukan pada usia 20 tahun untuk wanita dan pria 25 tahun
karena pada saat itu baik secara fisik maupun mental sudah siap menjalani bahtera
rumah tangga.
2. Pengertian Kehamilan Resiko Tinggi.
Kehamilan usia dini memuat risiko yang tidak kalah berat. Pasalnya, emosional ibu
belum stabil dan ibu mudah tegang.Sementara kecacatan kelahiran bisa muncul akibat
ketegangan saat dalam kandungan, adanya rasa penolakan secara emosional ketika si
ibu mengandung bayinya.(Ubaydillah, 2000).
Risiko kehamilan pada ibu yang terlalu muda biasanya timbul karena mereka belum
siap secara psikis maupun fisik.Secara psikis, umumnya remaja belum siap menjadi
ibu.Bisa saja kehamilan terjadi karena "kecelakaan".Akibatnya, selain tidak ada
persiapan, kehamilannya pun tidak dipelihara dengan baik. Kondisi psikis yang tidak
sehat ini dapat membuat kontraksi selama proses persalinan tidak berjalan lancar
sehingga kemungkinan operasi sesar lebih besar. Risiko fisiknya pun tak kalah besar
karena beberapa organ reproduksi remaja putri seperti rahim belum cukup matang untuk
menanggung beban kehamilan.Bagian panggul juga belum cukup berkembang sehingga
bisa mengakibatkan kelainan letak janin.Kemungkinan komplikasi lainnya adalah
terjadinya keracunan kehamilan/preeklamsia dan kelainan letak plasenta (plasenta
previa) yang dapat menyebabkan perdarahan selama persalinan.Risiko yang bisa terjadi.
DAMPAK PERNIKAHAN DINI
A. Dampak terhadap hukum
Adanya pelanggaran terhadap 3 Undang-undang di negara kita yaitu:
1. UU No. 1 tahun 1974 tentang Perkawinan
 Pasal 7 (1) Perkawinan hanya diizinkan jika pihak pria sudah mencapai umur 19 tahun
dan pihak wanita sudah mencapai umur 16 tahun.
 Pasal 6 (2) Untuk melangsungkan perkawinan seorang yang belum mencapai umur 21
tahun harus mendapat izin kedua orang tua.
2. UU No. 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
 Pasal 26 (1) Orang tua berkewajiban dan bertanggung jawab untuk:
a. mengasuh, memelihara, mendidik dan melindungi anak
b. menumbuh kembangkan anak sesuai dengan kemampuan, bakat dan minatnya dan;
mencegah terjadinya perkawinan pada usia anak-anak.
3. UU No.21 tahun 2007 tentang PTPPO
Patut ditengarai adanya penjualan/pemindah tanganan antara kyai dan orang tua anak
yang mengharapkan imbalan tertentu dari perkawinan tersebut.
Amanat Undang-undang tersebut di atas bertujuan melindungi anak, agar anak tetap
memperoleh haknya untuk hidup, tumbuh dan berkembang serta terlindungi dari perbuatan
kekerasan, eksploitasi dan diskriminasi.
Sungguh disayangkan apabila ada orang atau orang tua melanggar undang-undang
tersebut. Pemahaman tentang undang-undang tersebut harus dilakukan untuk melindungi
anak dari perbuatan salah oleh orang dewasa dan orang tua
B. Dampak biologis
Anak secara biologis alat-alat reproduksinya masih dalam proses menuju kematangan
sehingga belum siap untuk melakukan hubungan seks dengan lawan jenisnya, apalagi jika
sampai hamil kemudian melahirkan. Jika dipaksakan justru akan terjadi trauma, perobekan
yang luas dan infeksi yang akan membahayakan organ reproduksinya sampai
membahayakan jiwa anak.
Patut dipertanyakan apakah hubungan seks yang demikian atas dasar kesetaraan dalam
hak reproduksi antara isteri dan suami atau adanya kekerasan seksual dan pemaksaan
(penggagahan) terhadap seorang anak.
Dokter spesialis obseteri dan ginekologi dr Deradjat Mucharram Sastraikarta Sp OG
yang berpraktek di klinik spesialis Tribrata Polri mengatakan pernikahan pada anak
perempuan berusia 9-12 tahun sangat tak lazim dan tidak pada tempatnya. ”Apa alasan ia
menikah? Sebaiknya jangan dulu berhubungan seks hingga anak itu matang fisik maupun
psikologis”. Kematangan fisik seorang anak tidak sama dengan kematangan psikologisnya
sehingga meskipun anak tersebut memiliki badan bongsor dan sudah menstruasi, secara
mental ia belum siap untuk berhubungan seks.
Ia memanbahkan, kehamilan bisa saja terjadi pada anak usia 12 tahun. Namun
psikologisnya belum siap untuk mengandung dan melahirkan. Jika dilihat dari tinggi badan,
wanita yang memiliki tinggi dibawah 150 cm kemungkinan akan berpengaruh pada bayi
yang dikandungnya. Posisi bayi tidak akan lurus di dalam perut ibunya. Sel telur yang
dimiliki anak juga diperkirakan belum matang dan belum berkualitas sehingga bisa terjadi
kelainan kromosom pada bayi.

C. Dampak psikologis
Secara psikis anak juga belum siap dan mengerti tentang hubungan seks, sehingga akan
menimbulkan trauma psikis berkepanjangan dalam jiwa anak yang sulit disembuhkan. Anak
akan murung dan menyesali hidupnya yang berakhir pada perkawinan yang dia sendiri tidak
mengerti atas putusan hidupnya. Selain itu, ikatan perkawinan akan menghilangkan hak
anak untuk memperoleh pendidikan (Wajar 9 tahun), hak bermain dan menikmati waktu
luangnya serta hak-hak lainnya yang melekat dalam diri anak.
Menurut psikolog dibidang psikologi anak Rudangta Ariani Sembiring Psi, mengatakan
”sebenarnya banyak efek negatif dari pernikahan dini. Pada saat itu pengantinnya belum siap
untuk menghadapi tanggungjawab yang harus diemban seperti orang dewasa.Padahal kalau
menikah itu kedua belah pihak harus sudah cukup dewasa dan siap untuk menghadapi
permasalahan-permasalan baik ekonami, pasangan, maupun anak.Sementara itu mereka
yang menikah dini umumnya belum cukup mampu menyelesaikan permasalan secara
matang”.Ditambahkan Rudangta, ”Sebenarnya kalau kematangan psikologis tidak
ditentukan batasan usia, karena ada juga yang sudah berumur tapi masih seperti anak kecil.
Atau ada juga yang masih muda tapi pikirannya sudah dewasa”.Kondisi kematangan
psikologis ibu menjadi hal utama karena sangat berpengaruh terhadap pola asuh anak di
kemudian hari.” yang namanya mendidik anak itu perlu pendewasaan diri untuk dapat
memahami anak. Karena kalau masik kenak-kanakan, maka mana bisa sang ibu mengayomi
anaknya. Yang ada hanya akan merasa terbebani karena satu sisi masih ingin menikmati
masa muda dan di sisi lain dia harus mengurusi keluarganya”.

D. Dampak sosial
Fenomena sosial ini berkaitan dengan faktor sosial budaya dalam masyarakat patriarki
yang bias gender, yang menempatkan perempuan pada posisi yang rendah dan hanya
dianggap pelengkap seks laki-laki saja.Kondisi ini sangat bertentangan dengan ajaran agama
apapun termasuk agama Islam yang sangat menghormati perempuan (Rahmatan lil Alamin).
Kondisi ini hanya akan melestarikan budaya patriarki yang bias gender yang akan
melahirkan kekerasan terhadap perempuan.

2. Dampak Kehamilan Resiko Tinggi pada Usia Muda.


a. Keguguran.
Keguguran pada usia muda dapat terjadi secara tidak disengaja. misalnya : karena
terkejut, cemas, stres. Tetapi ada juga keguguran yang sengaja dilakukan oleh tenaga
non profesional sehingga dapat menimbulkan akibat efek samping yang serius seperti
tingginya angka kematian dan infeksi alat reproduksi yang pada akhirnya dapat
menimbulkan kemandulan.
b. Persalinan prematur, berat badan lahir rendah (BBLR) dan kelainan bawaan.
Prematuritas terjadi karena kurang matangnya alat reproduksi
terutama rahim yang belum siap dalam suatu proses kehamilan, berat badan lahir rendah
(BBLR) juga dipengaruhi gizi saat hamil kurang dan juga umur ibu yang belum
menginjak 20 tahun. cacat bawaan dipengaruhi kurangnya pengetahuan ibu tentang
kehamilan, pengetahuan akan asupan gizi rendah, pemeriksaan kehamilan (ANC)
kurang, keadaan psikologi ibu kurang stabil. selain itu cacat bawaan juga di sebabkan
karena keturunan (genetik) proses pengguguran sendiri yang gagal, seperti dengan
minum obat-obatan (gynecosit sytotec) atau dengan loncat-loncat dan memijat perutnya
sendiri.
Ibu yang hamil pada usia muda biasanya pengetahuannya akan gizi masih kurang,
sehingga akan berakibat kekurangan berbagai zat yang diperlukan saat pertumbuhan
dengan demikian akan mengakibatkan makin tingginya kelahiran prematur, berat badan
lahir rendah dan cacat bawaan.
c. Mudah terjadi infeksi.
Keadaan gizi buruk, tingkat sosial ekonomi rendah, dan stress memudahkan terjadi
infeksi saat hamil terlebih pada kala nifas.
d. Anemia kehamilan / kekurangan zat besi.
Penyebab anemia pada saat hamil di usia muda disebabkan kurang pengetahuan akan
pentingnya gizi pada saat hamil di usia muda.karena pada saat hamil mayoritas seorang
ibu mengalami anemia. tambahan zat besi dalam tubuh fungsinya untuk meningkatkan
jumlah sel darah merah, membentuk sel darah merah janin dan plasenta.lama kelamaan
seorang yang kehilangan sel darah merah akan menjadi anemis..
e. Keracunan Kehamilan (Gestosis).
Kombinasi keadaan alat reproduksi yang belum siap hamil dan anemia makin
meningkatkan terjadinya keracunan hamil dalam bentuk pre-eklampsia atau
eklampsia.Pre-eklampsia dan eklampsia memerlukan perhatian serius karena dapat
menyebabkan kematian.
f. Kematian ibu yang tinggi.
Kematian ibu pada saat melahirkan banyak disebabkan karena perdarahan dan
infeksi.Selain itu angka kematian ibu karena gugur kandung juga cukup tinggi.yang
kebanyakan dilakukan oleh tenaga non profesional (dukun).
Adapun akibat resiko tinggi kehamilan usia dibawah 20 tahun antara lain:
a. Resiko bagi ibunya :
(1) Mengalami perdarahan.
Perdarahan pada saat melahirkan antara lain disebabkan karena otot rahim yang
terlalu lemah dalam proses involusi. selain itu juga disebabkan selaput ketuban
stosel (bekuan darah yang tertinggal didalam rahim).kemudian proses
pembekuan darah yang lambat dan juga dipengaruhi oleh adanya sobekan pada
jalan lahir.
(2) Kemungkinan keguguran / abortus.
Pada saat hamil seorang ibu sangat memungkinkan terjadi keguguran.hal ini
disebabkan oleh faktor-faktor alamiah dan juga abortus yang disengaja, baik
dengan obat-obatan maupun memakai alat.
(3) Persalinan yang lama dan sulit.
Adalah persalinan yang disertai komplikasi ibu maupun janin.penyebab dari
persalinan lama sendiri dipengaruhi oleh kelainan letak janin, kelainan panggul,
kelaina kekuatan his dan mengejan serta pimpinan persalinan yang
salahKematian ibu.Kematian pada saat melahirkan yang disebabkan oleh
perdarahan dan infeksi.
b. Dari bayinya :
(4) Kemungkinan lahir belum cukup usia kehamilan.
Adalah kelahiran prematur yang kurang dari 37 minggu (259 hari).hal ini terjadi
karena pada saat pertumbuhan janin zat yang diperlukan berkurang.
(5) Berat badan lahir rendah (BBLR).
Yaitu bayi yang lahir dengan berat badan yang kurang dari 2.500
gram.kebanyakan hal ini dipengaruhi kurangnya gizi saat hamil, umur ibu saat
hamil kurang dari 20 tahun. dapat juga dipengaruhi penyakit menahun yang
diderita oleh ibu hamil.
(6) Cacat bawaan.
Merupakan kelainan pertumbuhan struktur organ janin sejak saat
pertumbuhan.hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya kelainan
genetik dan kromosom, infeksi, virus rubela serta faktor gizi dan kelainan
hormon.
(7) Kematian bayi
Kematian bayi yang masih berumur 7 hari pertama hidupnya atau kematian
perinatal.yang disebabkan berat badan kurang dari 2.500 gram, kehamilan
kurang dari 37 minggu (259 hari), kelahiran kongenital serta lahir dengan
asfiksia.(Manuaba,1998).
Kehamilan usia dini memuat risiko yang tidak kalah berat. Pasalnya, emosional
ibu belum stabil dan ibu mudah tegang.Sementara kecacatan kelahiran bisa
muncul akibat ketegangan saat dalam kandungan, adanya rasa penolakan secara
emosional ketika si ibu mengandung bayinya.

Anda mungkin juga menyukai