Anda di halaman 1dari 9

SATUAN ACARA PENYULUHAN

“PERNIKAHAN DINI”

DISUSUN OLEH :

MAHASISWA AKBID SEMESTER V ANGKATAN 14

AKADEMI KEBIDANAN MUHAMMADIYAH KOTIM

2022
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

PERNIKAHAN DINI

Topik                           : Kesehatan Reproduksi

Sub Topik                    : Pernikahan Usia Dini

Sasaran                        : Anak remaja

Hari, Tanggal              :

Waktu                         : 45 menit

Tempat                        : SMP Desa Tinduk

A. TUJUAN PENYULUHAN
1. Tujuan umum
Setelah mendapatkan penyuluhan, peserta penyuluhan dapat mengetahui
dan mengerti tentang pernikahan usia dini.
2. Tujuan Khusus
Setelah mendapatkan penyuluhan, diharapkan peserta dapat :
a. Menjelaskan pengertian pernikahan usia dini.
b. Menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya
pernikahan usia dini.
c. Menerangkan dampak pernikahan usia dini.
d. Menjelaskan cara pencegahan pernikahan usia dini.
e. Menyebutkan pemecahan masalah pernikahan usia dini.
B. MATERI
1. Pengertian pernikahan usia dini.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya pernikahan usia dini.
3. Dampak pernikahan usia dini.
4. Cara pencegahan pernikahan usia dini.
5. Pemecahan masalah pernikahan usia dini.

C. STRATEGI PELAKSANAAN
1. Persiapan
 Membuat Satuan Acara Penyuluhan
 Membuat Leaflet
 Melakukan pendekatan dan persiapan terhadap klien yang akan diberi
penyuluhan
 Membekali diri dengan ilmu pengetahuan yang cukup dan
mempersiapkan mental untuk menyampaikan penyuluhan

2. Pelaksaan kegiatan

No Kegiatan Kegiatan Waktu Media


Penyuluhan Peserta
1. Pembukaan a. Mengucapkan a. Menjawab 5 menit Ceramah
salam salam Leaflet
b. Memperkenalkan b. Mengetahui
diri maksud dan
c. Menjelaskan tujuan
maksud dan penyuluhan
tujuan c. Mengambil
penyuluhan Leaflet
d. Memberikan
lefleat
2. Isi a. Menjelaskan a. Memperhatikan 20 Leaflet
pengertian dan menit Ceramah
pernikahan dini mendengarkan.
b. Menjelaskan b. Menanyakan
Faktor-Faktor hal yang belum
yang dimengerti
Mempengaruhi c. Mengulangi
Terjadinya informasi yang
Pernikahan Usia telah didapat
Dini
c. Menjelaskan
Dampak
Pernikahan Usia
Dini
d. Menjelaskan
Cara Pencegahan
Pernikahan Usia
Dini.
e. Mejelaskan
Pemecahan
Masalah
Pernikahan Usia
Dini.
3. Penutup a. Menyampaikan b. Menjawab 5 menit Ceramah
salam penutup salam

D. METODE
 Ceramah
 Tanya Jawab
 Diskusi
E. MEDIA
Leaflet

F. EVALUASI
1. Anak Remaja dapat menjelaskan kembali hal-hal yang telah diterangkan
oleh penyuluh, berupa :
a) Pengertian Pernikahan Usia Dini
b) Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Pernikahan Usia
Dini.
c) Dampak Pernikahan Usia Dini.
d) Cara Pencegahan Pernikahan Usia Dini.
e) Pemecahan Masalah Pernikahan Usia Dini.

G. MATERI PENYULUHAN
1. Pengertian Pernikahan Usia Dini

            Pernikahan usia dini adalah pernikahan yang terjadi pada


perempuan berusia kurang dari 16 tahun dan laki-laki berusia kurang dari
19 tahun tanpa adanya kesiapan mental, psikis, materi.

            Undang-undang Negara kita telah mengatur batas usia pernikahan.


Dalam Undang-undang Pernikahan bab II pasal 7 ayat 1 disebutkan bahwa
pernikahan hanya diizinkan jika pihak pria mencapai umur 19 (sembilan
belas) tahun dan pihak  perempuan sudah mencapai umur 16 (enam belas
tahun) tahun. Pada UU Nomor 16 Tahun 2019, bunyi pasal ini berubah
menjadi, “Pernikahan hanya diizinkan apabila pria dan wanita sudah
mencapai umur 19 tahun.” Menurut agama pernikahan dini adalah
pernikahan sebelum seorang anak  baligh.

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Pernikahan Usia Dini.


a. Adanya perjodohan yang dilakukan orang tua.
b. Para orang tua ingin mempercepat pernikahan dengan berbagai alasan
ekonomi, sosial anggapan tidak penting pendidikan bagi anak
perempuan dan stigma negatif terhadap status perawan tua.
c. Hal yang sama juga jika anak yang putus sekolah tersebut menganggur.
Dalam kekosongan waktu tanpa pekerjaan membuat mereka akhirnya
melakukan hal-hal yang tidak produktif. Salah satunya adalah menjalin
hubungan dengan lawan  jenis, yang jika diluar kontrol membuat
kehamilan di luar nikah.
d. Diajukannya pernikahan karena anak-anak telah melakukan hubungan
biologis layaknya suami istri. Dengan kondisi seperti ini, orang tua
anak perempuan cenderung segera menikahkan anaknya, karena
menurut orang tua anak gadis ini,  bahwa karena sudah tidak perawan
lagi, dan hal ini menjadi aib.
e. Hamil sebelum nikah

3. Dampak Pernikahan Usia Dini.


a. Dampak biologis
Anak secara biologis alat-alat reproduksinya masih dalam proses
menuju kematangan sehingga belum siap untuk melakukan hubungan
seks dengan lawan jenisnya, apalagi jika sampai hamil kemudian
melahirkan. Jika dipaksakan justru akan terjadi trauma, perobekan yang
luas dan infeksi yang akan membahayakan organ reproduksinya sampai
membahayakan jiwa anak. Patut dipertanyakan apakah hubungan seks
yang demikian atas dasar kesetaraan dalam hak reproduksi antara isteri
dan suami atau adanya kekerasan seksual dan pemaksaan
(penggagahan) terhadap seorang anak. Anak perempuan berusia 10-14
tahun memiliki kemungkinan meninggal lima kali lebih besar, selama
kehamilan atau melahirkan, dibandingkan dengan  perempuan berusia
20-25 tahun. Sementara itu, anak yang menikah pada usia 15-19 tahun
memiliki kemungkinan dua kali lebih besar.
Kemungkinan timbulnya resiko medik sebagai berikut:
 Keguguran
 Preeklamsia (Tekanan darah tinggi, edema, proteinuria)
 Eklamsia (komplikasi kehamilan yang ditandai dengan tekanan
darah tinggi dan kejang sebelum, selama, atau setelah persalinan)
 Timbulnya kesulitan dalam persalinan
 Bayi lahir sebelum waktunya
 Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR)
 Fistula Vesikovaginal (merembesnya air seni ke vagina)
 Fistula Retrovaginal (keluamya gas dan feses/tinja ke vagina)
 Kanker leher rahim
b. Dampak psikologis
Secara psikis anak juga belum siap dan mengerti tentang hubungan
seks, sehingga akan menimbulkan trauma psikis berkepanjangan dalam
jiwa anak yang sulit disembuhkan. Anak akan murung dan menyesali
hidupnya yang  berakhir pada pernikahan yang dia sendiri tidak
mengerti atas putusan hidupnya. Selain itu, ikatan pernikahan akan
menghilangkan hak anak untuk memperoleh pendidikan, hak bermain
dan menikmati waktu luangnya serta hak-hak lainnya yang melekat
dalam diri anak. Menurut temuan Plan, sebanyak 44 persen anak
perempuan yang menikah dini mengalami kekerasan dalam rumah
tangga (KDRT) dengan tingkat frekuensi tinggi. Sisanya, 56 persen
anak perempuan mengalami KDRT dalam frekuensi rendah.
c. Dampak Sosial
Fenomena sosial ini berkaitan dengan faktor sosial budaya dalam
masyarakat patriarki yang bias gender, yang menempatkan perempuan
pada  posisi yang rendah dan hanya dianggap pelengkap seks laki-laki
saja. Kondisi ini sangat bertentangan dengan ajaran agama apapun
termasuk agama Islam yang sangat menghormati perempuan (Rahmatan
lil Alamin). Kondisi ini hanya akan melestarikan budaya patriarki yang
bias gender yang akan melahirkan kekerasan terhadap perempuan. Di
bidang pendidikan, pernikahan dini mengakibatkan si anak tidak
mampu mencapai pendidikan yang lebih tinggi. Hanya 5,6 persen anak
kawin dini yang masih melanjutkan sekolah setelah kawin.

4. Cara Pencegahan Pernikahan Usia Dini.


a. Meningkatkan kesempatan mengikuti pendidikan lebih tinggi.
b. Pekerjaan, penampungan tenaga kerja perempuan.
c. Peningkatan penerangan kesehatan dan pendidikan seks, KB pada
remaja.
d. Menyebarluaskan NKKBS.
e. Peningkatan usaha kesehatan remaja dalam persiapan pernikahan
yaitu dengan konseling.

5. Pemecahan Masalah Pernikahan Usia Dini.


a. Usia pernikahan yang baik menurut UU adalah di atas 20 tahun.
b. Diberi penyuluhan bahwa usia muda belum mampu dibebani
ketrampilan fisik untuk mencukupi kebutuhan keluarganya.
c. Diberi penjelasannya bahwa sikap mental yang labil dan belum
matang emosionalnya belum siap untuk bertanggung jawab.
d. Pendewasaan usia pernikahan dengan usaha memperoleh pendidikan
yang lebih tinggi.
e. Diberi penyuluhan bahwa pernikahan usia muda kesuburannya sangat
tinggi.
f. Pasang poster dan memberikan leaflet yang memuat pernikahan usia
muda kemandiriannya masih rendah dan menyebabkan tingginya
angka perceraian.
H. REFERENSI

Bimo Walgito. 1981. Pengantar Psikologi Umum, Edisi III. Yogyakarta: Yayasan


Penerbit     Fak. Psikologi UGM.

Tri Rusmi Widayatun. 2016. Ilmu Perilaku. Infomedika

http://www.academia.edu/6615132/SAP_Pernikahan_Usia_Muda

http://alfiyah23.student.umm.ac.id/2010/01/29/dampak-pernikahan-dini/

http://www.infosehat.com/

http://www.kompas.co.id/

Anda mungkin juga menyukai