Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN KOMPREHENSIF

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI


DENGAN RUAM POPOK (DIAPER
RASH) DI KLINIK KARTIKA JAYA

Di Susun Oleh :
Dina Rizki Sepriani
NIM. P07224420011

POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENTERIAN KESEHATAN
KALIMANTAN TIMUR
JURUSAN PROFESI BIDAN
SAMARINDA
TAHUN 2021
Latar Belakang

Popok dan bayi adalah dua hal yang tak bisa dilepaskan. Popok bisa membuat bayi
tenang tapi bisa juga justru jadi sumber kerewelan mereka. Langkah praktis biasanya ibu
lebih memilih popok sekali pakai, popok sekali pakai memang dapat menyerap lebih banyak
cairan. Bayi bisa berkali-kali buang air di popoknya dan popoknya tetap kering, tapi kulit
bayi juga perlu bernafas dengan cara diangin-anginkan, popok sekali pakai biasanya terbuat
dari bahan yang tidak menyerap keringat, ini menyebabkan kulit bayi mengalami iritasi, jika
ibu kurang menjaga personal hygiene dengan mengganti popok sesering mungkin dan
membersihkan daerah yang tertutup popok bisa mengakibatkan gangguan kulit (Royda,
2017).
Gangguan kulit pada bayi yang paling sering terjadi yaitu, diaper rash (ruam popok).
Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2017
prevalensi iritasi kulit (ruam popok) pada bayi cukup tinggi 25% dari 6.840.507.000 bayi
yang lahir di dunia kebanyakan menderita iritasi kulit ditemukan pada usia 6-12 bulan
(Naimah, 2019). Penelitian di Inggris menemukan 25% dari 12.000 bayi berusia 4 minggu
mengalami ruam popok (Nurbaeti, 2017).
Artikel yang berjudul Disposable Diapers:Potential Health Hazard, Cathy Allison
dalam jurnal (Rusmawati et al., 2019) menyatakan bahwa Procter atau Gamble (produsen
pampers dan huggies) melalui penelitiannya memperoleh data yang mencengangkan. Angka
ruam popok pada bayi yang menggunakan disposable diapers meningkat dari 7,1% hingga
61%. Angka kejadian ruam popok di Indonesia sendiri telah mencapai 7-35%, yang menimpa
bayi laki-laki dan perempuan berusia dibawah tiga tahun.
TINJAUAN TEORI
Bayi mempunyai batasan usia yaitu antara 0 sampai 1 tahun, kemudian
dibagi lagi menjadi masa neonatal dini usia 0 sampai 7 hari, masa neonatal
lanjut usia 8 sampai 28 hari, masa pasca neonatal usia 29 hari sampai 1 tahun
(Dwienda, 2014).
Diaper rash (Ruam popok) adalah iritasi yang terjadi pada kulit bayi,
ditandai dengan warna kemerahan didaerah yang tertutup popok dan
biasanya terasa gatal. Ruam ini juga bisa terinfeksi. Tempat yang paling
sering terjadi ruam adalah daerah pantat bayi, sekitar kemaluan dan paha
(Fölster-Holst, 2018). Ruam popok paling umum terjadi antara usia 9 dan 12
bulan (Causes et al., 2018)
Menurut (Royda, 2017) penyebab ruam bisa muncul karena bayi terlalu lama
memakai popok yang sudah basah, sehingga bagian pantatnya menjadi
lembab dan memudahkan jamur tumbuh. Bisa juga disebabkan karena bahan
yang tidak cocok untuk kulit bayi.
Tinjauan Kasus
 Identitas
 Identitas klien
Nama : By. M
Umur/Tanggal lahir : 11 bulan (20 Juni 2020)
Jenis kelamin : Laki-Laki
Identitas orang tua
Nama ayah : Tn. L
Nama ibu : Ny. A
Usia ayah / ibu : 27thn/25thn
Pendidikan ayah / ibu : SMK/SMA
Pekerjaan ayah / ibu : Swasta/IRT
Agama : Islam
Suku/bangsa : Jawa
Alamat : Jl. Gerilya, RT.22

 Keluhan utama/alasan MRS


Keluhan utama : Ruam pada bagian selangkangan bayi
Alasan : Berobat
 Riwayat Kesehatan Klien
 Riwayat Kesehatan sekarang

Pasien mempunyai keluhan rewel karena ruam merah pada daerah selangkangan sudah ± 3
hari dan tidak ada nanah pada bintik-bintik merah yang muncul, pasien tidak ada demam,
tidak ada muntah, tetap ASI setiap 2 jam sekali.
 Riwayat Kesehatan yang lalu

Pasien tidak mempunyai riwayat penyakit menurun maupun menular yang dapat
memperberat kondisinya seperti DM, HIV/AIDS, dll. Pasien tidak pernah mengalami
demam tinggi ataupun diare.
 Riwayat kehamilan dan kelahiran :
 Riwayat antenatal : Selama hamil ibu rutin memeriksakan kehamilannya ke tenaga
kesehatan setiap bulan seperti ke puskesmas dan klinik dan rajin meminum vitamin.
 Riwayat intranatal : Bayi lahir di Klinik Kartika Jaya tanggal 20 Juni 2020 pada
pukul 02.00 wita. Jenis persalinan spontan, jenis kelamin laki-laki, bayi lahir langsung
menangis, bergerak aktif, kulit kemerahan, ketuban jernih, A/S 9/10.
 Riwayat postnatal : Masa nifas ibu baik tidak ada keluhan yang mengganggu
produksi ASI ibu.
 Riwayat imunisasi : Bayi telah mendapatkan imunisasi terakhir yaitu campak pada
usia 9 bulan.
 Riwayat alergi : bayi tidak mempunyai alergi
 Riwayat Pertumbuhan: Pertumbuhan bayi sesuai dengan usia anak.
 Riwayat perkembangan : Perkembangan bayi sesuai dengan usia anak.
 Riwayat Kesehatan Keluarga
Dalam riwayat keluarga pasien tidak ada yang sedang atau mempunyai penyakit bersifat menurun atau
menular seperti DM, HIV/AIDS, dll.
 Pola Fungsional Kesehatan
Kebutuhan Dasar Keterangan
Pola Nutrisi Bayi masih ASI dan telah diselingi dengan makanan tambahan seperti biscuit, nasi tim yang
dicampur sayur dan ayam. Dengan frekuensi makan 3x/hari dengan porsi mangkok kecil.
Pola Eliminasi BAK 4-5x/hari dengan konsistensi cair berwarna kekunigan, BAB 1-2x/hari konsintensi
lunak berwarna kekuningan.
Pola Istirahat Tidur siang 1 jam
Tidur malam ± 6 jam
Pola Personal Mandi 2x/hari dengan sabun dan shampoo bayi, popok diganti tiap penuh atau 3kali/hari
Hygiene
Pola Aktivitas Bermain dan rewel

 Riwayat Psikososiokultural Spiritual


 Komposisi, fungsi dan hubungan keluarga (Genogram), didalam keluarga terdapat ayah, ibu, seorang
bayi yang merupakan anak pertama keluarga.
 Keadaan lingkungan rumah dan sekitar, Ibu mengatakan rumah selalu dibersihkan dan dirapikan
 Kultur dan kepercayaan yang mempengaruhi kesehatan, didalam keluarga pasien tidak ada adat istiadat
ataupun agama yang dapat memperberat kondisi pasien.
 O:
 Pemeriksaan Umum
Kesadaran : composmentis
Tanda Vital : Tekanan darah : tidak dilakukan
Nadi : 110 x/mnt
Pernapasan : 40 x/mnt
Suhu : 36,7 0C
Antropometri:
Tinggi badan : 73 cm
Berat badan : 9200 gram
Lingkar lengan : 14 cm
Lingkar kepala : 44 cm
Lingkar dada : 49 cm
Lingkar perut : 53 cm
 Pemeriksaan Fisik
 Kulit : terdapat ruam merah pada selangkangan bayi
 Kepala : bersih, rambut tumbuh merata, tidak ada ruam pada kulit kepala
 Wajah: bersih, tidak bengkak, tidak ada ruam kemerahan
 Mata : besih, skelera putih, konjungtiva merah muda
 Telinga : bersih, tidak ada pengeluaran cairan
 Hidung : bersih, tidak ada pernafasan cuping hidung
 Mulut : bersih, warna bibir kemerahan
 Leher : tidak dilakukan
 Dada : tidak ada retraksi dinding dada tidak ada suara nafas tambahan
 Abdomen: bersih, pembesaran perut sesuai, tidak kembung
 Genetalia : terdapat ruam merah pada bagian selangkangan
 Anus : terdapat ruam dibagian pinggir anus
 Ekstremitas : tidak ada kelainan

 Pemeriksaan penunjang
Tidak dilakukan

A :
 Diagnosis : Bayi usia 11 bulan dengan diaper rash
 Masalah : Bayi susah tidur
 Diagnosa Potensial : Infeksi
 Masalah Potensial : Rewel
 Kebutuhan Segera : Tidak ada
Tgl/Jam Penatalaksanaan Paraf

P:
 27/05/21  Menjeslaskan hasil pemeriksaan kepadam orang tua bayi bahwa kondisi bayinya normal hanya saja bermasalah Mhs
pada daerah selangkangan dan bagian pinggir anusnya terdapat ruam merah; orang tua bayi mengerti dengan
10.00 penjelasan yang diberikan

 Menjeskan pada orang tua bayi bahwa daerah yang terpapar popok harus selalu bersih dan kering karena kulit Mhs
yang tidak bersih dan lembab sangat mudah untuk mengalami ruam popok; ibu mengerti dengan penjelasan yang
diberikan

   Menganjurkan ibu untuk seeing mungkin mengganti popok bayi agar tidak lembab dengan mengecek popok setiap Mhs
3-4 ja sekali, jika dirasa bayi sudah BAK langsung ganti popok jangan ditunggu hingga terasa popok sangat
   penuh; ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan dan akan melakukannya

   Menganjurkan ibu untuk tidak menggunakan tisu basah atau pembersih apapun yang mengandung alcohol atau Mhs
pun parfum ketika membersihkan daerah popok bayi karena dapat menyebabkan alergi yang menyebabkan kulit
  bayi menjadi sensitive

   Menganjurkan ibu untuk tidak memberikan bedak pada daerah selangkangan mapun daerah bagian pinggir anus Mhs
bayi agar tidak meyebabkan lembab dan tidak memperparah ruam pada daerah selangkangannya karena bedak
  dapat menjadi tempat tumbuhnya kuman.; ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan dan akan melakukannya
 

   Memberitahu ibu untuk tidak menggosok terlalu keras pada daerah ruam hanya dengan melakukan tap tap agar Msh
tidak memperburuk ruam kulit bayi; ibu mngerti dengan penjelasan yang diberikan

   Berkolaborasi dengan dokter umum dalam pemberian terapi; dokter memberikan salep hidrokortisone 1% Dokter

   Menjelaskan pada ibu untuk mengoleskan salep secara tipis didaerah ruam 2x/hari atau sehabis ibu mengganti Mhs
popok bayi; ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan

   Menganjurkan ibu untuk kembali jika ruam pada kulit bayi tidak berkurang atau timbul bintik bernanah seperti Mhs
jerawat; ibu mengerti dengan penjelasan yang di berikan
 Data Perkembangan
Tanggal : 31 Mei 2021
S.
 Keluhan : Tidak ada
 Pola Funsional

Kebutuhan Dasar Keterangan


Pola Nutrisi Bayi masih ASI dan telah diselingi dengan makanan tambahan seperti biscuit, nasi tim
yang dicampur sayur, dada ayam/ikan dan tahu. Dengan frekuensi makan 4x/hari
dengan porsi mangkok kecil.
Pola Eliminasi BAK 4-5x/hari dengan konsistensi cair berwarna kekunigan, BAB 1-2x/hari konsintensi
lunak berwarna kekuningan.
Pola Istirahat Tidur siang 2-3 jam
Tidur malam ± 8 jam
Pola Personal Hygiene Mandi 2x/hari dengan sabun dan shampoo bayi, popok bayi selalu diperiksa setiap 3-4
jam sekali atau 4-5 kali
Pola Aktivitas Bermain dan tidur

 Pemeriksaan Fisik
Kulit : bersih, tidak ada ruam merah pada daerah selangkangan dan
pinggiran anus bayi
A :
 Diagnosis : Bayi usia 11 bulan
 Masalah : Tidak ada
 Diagnosa Potensial : Tidak ada
 Masalah Potensial : Tidak ada
 Kebutuhan Segera : Tidak ada

P:
Tgl/Jam Penatalaksanaan Paraf

31/05/21  Menjeslaskan hasil pemeriksaan kepadam orang tua bayi bahwa kondisi bayinya normal; orang tua bayi Mhs
mengerti dengan penjelasan yang diberikan
15.00

    Menjeskan pada orang tua bayi untuk tetap menjaga kebersihan bayi dan sesering mungkin mengganti Mhs
popok bayi; ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan

   Menganjurkan ibu untuk memberikan baby oil pada daerah yang akan terpapar bayi agar kulit bayi tidak Mhs
langsung terpapar popok dan mengurangi terjadinya ruam maupun iritasi karena gesekan popok dengan
  kulit bayi; ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan

   Mengingatkan ibu untuk ke fasilitas kesehatan jika bayi mempunyai keluhan; ibu mengerti dengan  
penjelasan yang diberikan
Pembahasan
Kesesuaian Dengan Teori
Kategori Keterangan
(Sesuai/Tidak Sesuai)
Menurut teori ruam popok memiliki ciri-ciri kulit diarea bayi gelisah dan terdapat
popok terlihat merah, bengkak dan meradang pada bagian ruam merah pada bagian
Keluhan
bokong, paha, dan alat kelamin, pada kasus tertentu timbul area terpapar popok ±
jerawat (Lebsing et al., 2020) 3hari

Pola istirahat bayi dengan ruam popok menjadi gelisah dan


Pola rewel sehingga mengggu pola tidur bayi dan menurut teori
Bayi susah tidur
istirahat bayi yang mengalami ruam popok menjadi rewel sehingga
untuk tidur bayi menjadi terganggu (Naimah, 2019).

pola menurut teori kebersihan kulit yang tidak terjaga, jarang ganti bayi mengganti popok
personal popok setelah bayi kencing dapat membuat terjadinya ruam 3x/hari atau saat popok
hygiene popok pada bayi (Lebsing et al., 2020). sudah benar-benar penuh

menurut teori pola aktivitas dapat terganggu dikarenakan bayi


pola rewel, menangis dikarenakan kulit gatal, perih, dan panas
(Naimah, 2019). Bayi gelisah/rewel
aktivitas
Kesesuaian Dengan Teori
Kategori Keterangan
(Sesuai/Tidak Sesuai)
kulit pada daerah
selangkangan bayi dan
Menurut teori ruam popok mempunyai tanda gejala seperti merah,
Pemeriksaa pinggiran anus bayi terdpat
bengkak dan meradang pada bagian bokong, paha, dan alat kelamin,
n fisik ruam merah dan tidak ada
pada kasus tertentu timbul jerawat (Šikić Pogačar et al., 2018).
bintik merah bernanah
seperti jerawat.

diaper rash (ruam popok) adalah iritasi yang terjadi pada kulit bayi,
ditandai dengan warna kemerahan didaerah yang tertutup popok dan
Bayi dengan usia 11 bulan
Diagnosis biasanya terasa gatal. Ruam ini juga bisa terinfeksi. Tempat yang
ruam popok (Diaper Rash)
paling sering terjadi ruam adalah daerah pantat bayi, sekitar kemaluan
dan paha (Fölster-Holst, 2018).

Pada kasus bayi dengan ruam popok, ruam popok membuat iritasi
Diagnosis
pada bayi dan jika tidak ditangani akan berkembang menjadi sesuatu Infeksi
Potensial
yang lebih serius seperti infeksi tertentu (Fölster-Holst, 2018)

By. M dengan ruam popok


perencanaan berupa beritahu
hasil pemeriksaan bayinya,
Menurut (Causes et al., 2018) perencanaan pada bayi dengan ruam
beritahu untuk mengganti
popok meliputi beritahu hasil pemeriksaan bayinya, beritahu untuk
Perencanaa popok bayi setiap kali basah,
mengganti popok bayi setiap kali basah, bersihkan kulit dengan air
n bersihkan kulit dengan air
hangat setelah buang air besar, pemberian makanan tinggi kalori
hangat setelah buang air
tinggi protein, pemberian salep ruam popok dan pantau kondisi luka.
besar, pemberikan salep,
pantau kondisi luka yang
terjadi akibat ruam popok.
Kesesuaian Dengan Teori
Kategori Keterangan
(Sesuai/Tidak Sesuai)

pelaksanaan sudah sesuai dengan perencanaan menurut


(Blume-Peytavi & Kanti, 2018) dan Royda, 2017) seperti
sering mengganti popok, jaga kebersihan kulit bayi setelah
By. M usia 11 bulan di
BAK dan BAB, memberikan baby oil agar tidak kering dan
Klinik Kartika Jaya sudah
Pelaksanaan lembab pada daerah yang terpapar popok, tidak menggosok
dilaksanakan sesuai
daerah ruam agar tidak terjadi iritasi dan infeksi, tidak
dengan perencanaan.
memakai pembersih yang mengandung alkohol, dan
usahakan memberikan makanan tinggi kalori tinggi protein
(TKTP), tetap berikan bayi ASI.

By. M sudah
dilaksanakan sesuai
dengan perencanaan dan
pelaksanaan dan masalah
bayi dengan ruam popok dapat teratasi dan mencapai pada bayi dengan ruam
penyembuhan atau menghilang setelah 3-5 hari kulit bayi popok dapat teratasi dan
Evaluasi mencapai penyembuhan
tidak terdapat ruam pada daerah yang terpapar popok
(Dwienda, 2014). dalam waktu 4 hari.
sehingga tidak terjadi
infeksi dan prognosisnya
baik.

Anda mungkin juga menyukai