Sejarah perkembangan rumah sakit di Indonesia pertama sekali didirikan oleh VOC tahun 1626 dan
terutama ditujukan untuk melayani anggota militer beserta keluarganya secara gratis. Jika masyarakat
pribumi memerlukan pertolongan, kepada mereka juga diberikan pelayanan gratis. Hal ini juga
berlanjut dengan rumah sakit-rumah sakit yang didirikan oleh kelompok agama.
Berdasarkan UU No 14 Tahun 2009 disebutkan asas dan tujuan rumah sakit. Rumah Sakit
diselenggarakan berasaskan Pancasila dan didasarkan kepada nilai kemanusiaan, etika dan
profesionalitas, manfaat, keadilan, persamaan hak dan anti diskriminasi, pemerataan, perlindungan
dan keselamatan pasien, serta mempunyai fungsi sosial.
Menurut pasal 4 UU No 44 tahun 2009 rumah sakit memiliki fungsi dan tugas, pada pasal tersebut
dicantumkan pula tanggung jawab pemerintah pusat dan daerah terhadap rumah sakit. Tugas rumah
sakit adalah memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna. Sementara fungsi dari
rumah sakit adalah:
Ciri-ciri bangunan yang disebut rumah sakit juga dijelaskan dalam UU Rumah Sakit, yakni harus ada
ruang, peralatan dan sumber daya manusia yang memadai.
Rumah sakit juga terbagi dalam beberapa kelas atau kelas yakni Kelas A, B, C, D,dan E.
- Kelas A : rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan kedokteran spesialis dan
subspesialis luas oleh pemerintah dan sebagai top referral hospital
- Kelas B : rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan kedokteran medik spesialis luas
dan subspesialis terbatas sebagai provincial hospital
- Kelas C : rumah sakit yang mampu memberikan pelayanankedokteran subspesialis
terbatas, didirikan di Kota atau kabupaten sebagai faskes tingkat 2
- Kelas D : rumah sakit yang bersifat trasnsisi yang akan ditingkatkan menjadi kelas C,
memberikanpelayanankedokteran umum dan kedokteran gigi