6611 16642 1 PB
6611 16642 1 PB
Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Keperawatan, Universitas Jember, Jl. Kalimantan 17
Jember, 68121
ABSTRAK
Proses belajar di perguruan tinggi harus diselenggarakan dengan prinsip berpusat kepada mahasiswa (Student
Centered Learning). Penerapan Student Centered Learning (SCL) memiliki beberapa indikator yang bisa
berpengaruh dalam penerapan SCL. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi gambaran penerapan model
pembelajaran SCL di Fakultas Keperawatan Universitas Jember. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif
eksploratif dengan teknik purposive sampling pada 26 dosen dan teknik stratified sampling pada 260 mahasiswa.
Hasil menunjukkan penerapan SCL pada dosen mencapai 81,7% (dari nilai maksimal 33 dan penerapan SCL
pada mahasiswa mencapai 80,19% (dari nilai maksimal 36). Hal ini memperlihatkan penerapan SCL dari segi
mahasiswa dan dosen memiliki persentase ketercapaian yang baik. Nilai terendah pada dosen yaitu kondisi kelas
(68,4%) dan nilai terendah pada mahasiswa yaitu bahan ajar (71%). Fasilitas yang kurang maksimal bisa
berdampak terganggunya proses belajar menggunakan SCL sehingga mahasiswa dan dosen tidak memperoleh
hasil yang maksimal. Institusi diharapkan dapat memperbarui koleksi buju yang dimiliki dan kondisi kelas dapat
lebih dioptimalkan dengan mengurangi mumlah mahasiswa menjadi 25 mahasiswa di tiap kelas.
ABSTRACT
Learning process in university must be conducted with the principle of Student Centered Learning (SCL). SCL
has several components that could influence the implementation of SCL. The purpose of this study was to
identify the implementation of SCL in Nursing Faculty of Jember University. This study used a descriptive
exploratory design with purposive sampling technique on 26 lecturers and stratified sampling techniques for 260
students. The results showed that the implementation of SCL to lecturers reached 81.7% (from a maximum value
of 33) and the implementation of SCL to students reached 80.19% (from a maximum of 36). This shows the
implementation of SCL in terms of students and lecturers having a good score. The lowest score for lecturers
was the class condition (68.4%) and the lowest value for students was the teaching material (71%). Lack of
facilities could have an impact on the disruption of the learning process using SCL so that students and lecturers
did not get maximum results. Institutions are expected to be able to renew their collection of books and class
conditions can be further optimized by reducing the number of students to 25 students in each class.
106
Dunia Keperawatan, Volume 7, Nomor 2, September 2019: 106-117
107
Moh Heri dkk, Optimalisasi Program Preceptorship...
108
Dunia Keperawatan, Volume 7, Nomor 2, September 2019: 106-117
109
Moh Heri dkk, Optimalisasi Program Preceptorship...
(tabel 2). Hasil ini lebih baik dibandingkan otonomi yang lebih besar dalam penerapan
dengan penelitian yang dilakukan oleh SCL sehingga diharapkan mahasiswa
Krishnan (10) dimana mahasiswa dapat selalu berkontribusi dalam kelas dan
termotivasi untuk mengikuti pembelajaran tidak menjadi mahasiswa yang pasif.
menggunakan model SCL sebesar 69,2%.
Nilai persentase motivasi mahasiswa 2. Persepsi Mahasiswa dalam Penerapan
bervariasi untuk tiap angkatan. Angkatan Student Centered Learning
yang memiliki nilai motivasi tertinggi Hasil penelitian persepsi mahasiswa
pada penelitian ini yaitu angkatan 2017 terhadap model pembelajaran SCL
(mahasiswa tahun kedua) dengan menunjukkan pencapaian 80,2% (tabel 2).
persentase 83,4% (tabel 3). Hasil ini Hasil tersebut sejalan dengan penelitian
sejalan dengan penelitian Ommar (11)
yang dilakukan oleh Al-Naggar dan
yang menyatakan bahwa mahasiswa tahun Bobryshev (15) yang menyatakan
kedua tertarik dan memiliki motivasi yang mahasiswa keperawatan tertarik dengan
baik terhadap metode pembelajaran SCL pendekatan SCL. Handayani dkk. (16)
(78%). Wun (17) menyarankan bahwa menyatakan terdapat perubahan yang lebih
SCL yang dilakukan seawal mungkin baik pada persepsi mahasiswa terhadap
dikaitkan dengan partisipasi siswa yang proses belajar sesudah menggunakan
lebih aktif, interaksi dan kolaborasi dalam model SCL. Persepsi mahasiswa dalam
tutorial kelompok kecil. penerapan SCL bervariasi untuk tiap
Motivasi dapat mempengaruhi tingkah angkatan. Angkatan yang memiliki nilai
laku mahasiswa saat mengikuti proses tertinggi yaitu angkatan 2017 (mahasiswa
belajar (12). Baeten dkk. (13) menyatakan tahun kedua) dengan persentase 82%
mahasiswa tidak mencapai pendekatan (tabel 3). Hal ini sesuai dengan penelitian
yang mendalam dalam model Ommar (11) yang menyatakan mahasiswa
pembelajaran SCL karena mahasiswa tahun kedua memberikan respon yang
tidak memiliki motivasi dari diri sendiri positif terhadap penerapan SCL (79,57%).
untuk mencapai tingkat kualitas Fokus SCL adalah pada apa dan
pembelajaran yang tinggi. Mahasiswa bagaimana mahasiswa belajar. Mahasiswa
keperawatan harus memiliki motivasi yang memiliki persepsi positif karena SCL
tinggi karena motivasi dapat dapat mendorong mahasiswa untuk lebih
meningkatkan mahasiswa untuk semakin banyak belajar mandiri dan menjadikan
terlibat dalam proses belajar dengan cara
mahasiswa dikelas sebagai pusat
merangsang mahasiswa untuk belajar pembelajaran (15). Menurut Ommar (11)
tentang teori keperawatan dan mahasiswa yang memiliki persepsi yang
mengaplikasikan teori yang telah baik dan sikap positif terhadap SCL
dipelajari (14). sepakat bahwa SCL dapat meningkatkan
Peneliti menyimpulkan dengan kemampuan komunikasi dan keterampilan
motivasi yang tinggi mahasiswa untuk bekerja sama dalam tim.
diharapakan semakin mendalami proses SCL memungkinkan mahasiswa
belajar yang sedang diikuti. SCL memiliki kesempatan untuk mengontrol
merupakan model pembelajaran yang proses belajar yang dijalani karena dalam
tidak akan berjalan apabila mahasiswa SCL mahasiswa harus bertanggung jawab
tidak termotivasi atau tidak mampu dengan terlibat aktif dalam proses
berkerja sama untuk menghasilkan kondisi pembelajaran daripada sekadar secara
kelas yang kondusif. Mahasiswa memiliki pasif menerima informasi dari sebuah
110
Dunia Keperawatan, Volume 7, Nomor 2, September 2019: 106-117
kuliah. Mahasiswa yang memiliki persepsi dari mahasiswa yang lain. SCL sebaiknya
positif terhadap SCL memiliki peluang diterapkan sejak dari mahasiswa tahun
lebih besar untuk meningkatkan pertama sehingga dapat membuat kelas
kemampuan komunikasi yang dimiliki dan lebih aktif dan mempermudah mahasiswa
juga keterampilan untuk bekerja sama beradaptasi dengan kondisi kelas.
dalam tim.
4. Penggunaan SCL di dalam Kelas
3. Partisipasi Mahasiswa dalam Menurut Mahasiswa
Penerapan Student Centered Learning SCL dirancang untuk memberikan
Berdasarkan hasil penelitian kesempatan kepada mahasiswa untuk
partisipasi mahasiswa terhadap model mengambil peran yang lebih aktif dalam
pembelajaran SCL yaitu sebesar 80,4% proses belajar dengan lebih menekankan
(tabel 2). Hasil tersebut sesuai dengan kepada peserta untuk bertanggung jawab
penelitian Wun dkk. (17) bahwa dalam proses belajar yang diikuti (18).
mahasiswa yang telah mendapatkan model Hasil penelitian menunjukkan
pembelajaran SCL memiliki partisipasi persentase penggunaan SCL menurut
dan interaksi lebih aktif yang ditunjukkan mahasiswa telah mencapai 78,4% (tabel
dengan mahasiswa melakukan komunikasi 2). Menurut Lemos dkk. (19) dosen sadar
lebih aktif selama menjalani tutorial. pentingnya merencanakan kelas untuk
Nilai pencapaian tertinggi partisipasi melibatkan dan memotivasi mahasiswa
mahasiswa dalam model pembelajaran dan memberikan tanggung jawab kepada
SCL dimiliki oleh angkatan 2015 yaitu mahasiswa dan tidak hanya sebagai
81,4% (tabel 3). Hal ini sesuai dengan penyedia konten. Konten dilihat sebagai
penelitian Al-Naggar dan Bobryshev (15) alat untuk mengembangkan pengetahuan
yang menyatakan tahun atau lama studi mahasiswa, untuk mempelajari
mempengaruhi mahasiswa dalam keterampilan ilmiah umum (seperti
penerapan SCL. Penjelasan yang dapat pencarian atau membaca literatur dan
dikaitkan bahwa ketika mahasiswa masuk mendiskusikan karya ilmiah).
ke tahun berikutnya, mahasiswa mulai bisa Penerapan SCL menuntut peran dosen
beradaptasi dengan model pembelajaran sebagai fasilitator bukan hanya sebagai
SCL (15). Wun dkk. (17) berpendapat sumber informasi sehingga semakin
bahwa SCL yang dilakukan mulai dari menunjang penggunaan SCL di kelas.
tahun-tahun awal kurikulum dapat Dosen sebisa mungkin memberi intervensi
meningkatkan proses pembelajaran sedikit mungkin, mengajukan pertanyaan
kelompok. terbuka dan memberikan petunjuk hanya
Peran aktif mahasiswa selama proses ketika kelompok terlihat kesulitan (15).
pembelajaran merupakan ciri yang Mahasiswa dapat menjadi sumber
terdapat pada SCL. SCL mengharapkan pembelajaran lain dan berkontribusi untuk
mahasiswa bisa mengembangkan berbagai pengetahuan (3).
pengetahuan yang dimiliki secara Peneliti menyimpulkan SCL tidak
mendalam dengan berdiskusi dalam akan terjadi jika dosen mendominasi kelas
kelompok. Partisipasi aktif mahasiswa dan menganggap dirinya sebagai sumber
dalam diskusi kelompok dapat belajar utama di kelas dan sebaliknya
mempermudah dan mempercepat mahasiswa juga harus bertanggung jawab
tercapainya tujuan pembelajaran dengan selama proses belajar dengan tidak hanya
cara mengklarifikasi ide atau pendapat menjadi mahasiswa yang pasif di kelas.
111
Moh Heri dkk, Optimalisasi Program Preceptorship...
Untuk membuat situasi yang kondusif di memiliki persentase sebesar 78% (tabel 2).
kelas diharapkan dosen lebih mampu Hasil penelitian ini didukung Barman dkk.
untuk mengarahkan mahasiswa dengan (21) dimana mahasiswa merasa bahwa
cara tidak hanya menyediakan konten SCL menarik bagi mahasiswa dan waktu
selama di kelas sehingga penerapan SCL yang diberikan untuk masing-masing sesi
mendapat hasil yang lebih maksimal. SCL sudah cukup (63%). Harpe dan
5. Mengumpulkan Hasil Kerja Phipps (22) menyatakan bahwa ada
Kelompok Menurut Mahasiswa kemungkinan mahasiswa berinteraksi
dengan materi pelajaran sampai batas
Hasil penelitian menunjukkan
maksimal dan ditambah penugasan yang
kegiatan melaporkan hasil kerja kelompok
selalu diberikan dosen untuk semakin
memiliki persentase sebesar 84% (tabel 2).
memperdalam pemahaman terhadap
Hal ini didukung oleh Ommar (11) bahwa
materi. Dampaknya mahasiswa
mahasiswa memahami tujuan SCL yaitu
menghabiskan lebih sedikit waktu pada
SCL memungkinkan mahasiswa untuk
kegiatan persiapan untuk kelas atau ujian
bertukar ide dan belajar dari orang lain
(misalnya, membaca catatan, menulis
(87%). Hal ini diperkuat dengan
ulang catatan) dan lebih banyak waktu
pernyataan Lemos dkk. (19) bahwa
berinteraksi dengan materi pelajaran.
evaluasi dianggap penting untuk
Penggunaan waktu yang tidak terlalu
mengarahkan keterlibatan siswa dalam
banyak dalam kegiatan kelas berdampak
proses pembelajaran. Mahasiswa harus
pada banyaknya tugas yang diberikan oleh
belajar bagaimana menilai pekerjaan yang
dosen untuk memperdalam pemahaman
telah dikerjakan dan berpartisipasi dalam
mahasiwa. Meski memiliki banyak tugas,
mengevaluasi pekerjaan yang dilakukan
diharapkan dengan tugas tersebut
oleh rekan mahasiswa lain sehingga dari
mahasiswa mampu mendalami secara
proses evaluasi dapat mengembangkan
mandiri materi yang diajarkan dan tidak
keterampilan yang dimiliki oleh
terlalu menggantungkan segala materi
mahasiswa (20).
terhadap dosen sehingga waktu untuk
Pekerjaan yang telah diselesaikan
proses pembelajaran di kelas menjadi
harus di evaluasi bersama agar pekerjaan
lebih efektif.
tersebut menjadi lebih baik karena
mahasiswa lain dapat memberikan saran
7. Bahan Ajar yang Digunakan
yang membangun. Selain itu evaluasi
dibutuhkan untuk menilai kualitas Hasil penelitian kepada dosen
pekerjaan yang telah dilakukan oleh para terhadap bahan ajar yang digunakan
mahasiswa, berdasarkan hasil evaluasi memiliki persentase sebesar 83% (tabel 4)
mahasiswa dapat mengetahui kualitas sedangkan menurut persepsi mahasiswa
pekerjaan yang telah dikerjakan serta didapatkan persentase 71% (tabel 2). Hasil
mahasiswa dapat mengulangi proses ini sesuai dengan penelitian oleh Barman
tersebut hingga mencapai kualitas yang dkk. (21) yang menyatakan cukup tersedia
terbaik. sumber belajar di fakultas untuk sesi SCL
(50,9%). Menurut Secondira (23) untuk
6. Penggunaan Waktu Menurut mengadakan pembelajaran dengan
Mahasiswa menggunakan pendekatan SCL faktor
Hasil penelitian menunjukkan fasilitas merupakan salah satu faktor yang
berpengaruh kepada mahasiswa.
penggunaan waktu untuk penerapan SCL
112
Dunia Keperawatan, Volume 7, Nomor 2, September 2019: 106-117
113
Moh Heri dkk, Optimalisasi Program Preceptorship...
114
Dunia Keperawatan, Volume 7, Nomor 2, September 2019: 106-117
PENUTUP
2. Hussin AA. Education 4.0 made
Penerapan model pembelajaran SCL simple: ideas for teaching.
pada mahasiswa telah mencapai 81% dan International Journal of Education and
pada dosen telah mencapai 81,7%. Hal ini Literacy Studies. 2018;6(3):92.
menunjukkan penerapan SCL di Fakultas
Keperawatan Universitas Jember sudah 3. Faridi A, Bahri S, dan Nurmasitah S.
baik. Nilai presentase tertinggi pada The problems of applying student
variabel penerapan SCL pada mahasiswa centered syllabus of english in
terletak pada indikator melaporkan hasil vocational high schools in kendal
kerja kelompok (84%) sedangkan nilai regency. English Language Teaching.
indikator terendah yaitu bahan ajar yang 2016;9(8):231–240.
digunakan (71%). Nilai tertinggi indikator
penerapan SCL pada dosen yaitu 4. Gönc V, Lorber M, dan Nerat J.
memerintahkan mahasiswa untuk Experience of problem‐based learning
menyajikan hasil diskusi kelompok ke for raising quality of nursing study.
seluruh kelas (88,4%) dan nilai terendah Teaching and Learning in Nursing.
yaitu kondisi kelas (68,4%). 2017
Bahan ajar dan kondisi kelas
merupakan indikator dengan nilai terkecil 5. Aksit F, Niemi H, dan Nevgi A. Why
dari keseluruhan indikator yang diteliti. - is active learning so difficult to
Bahan ajar tidak terbatas hanya dari buku implement: the turkish case.
saja, namun internet, artikel dan jurnal saat Australian Journal of Teacher
ini lebih dipilih oleh mahasiswa dan juga Education. 2016;41(4):94–109.
dosen karena selalu memberikan informasi
yang terbaru. Institusi diharapkan untuk 6. Marinda AB. Hubungan Penerapan
selalu memperbarui koleksi buku di ruang Model Pembelajaran Berbasis Student
baca dan memaksimalkan koneksi internet Centered Learning (SCL) Dengan
di tempat yang belum terjangkau oleh Motivasi Mahasiswa Keperawaatan
internet. Diharapkan kondisi kelas di Program Studi Ilmu Keperawatan
Fakultas Keperawatan dapat lebih optimal Universitas Jember [skripsi]. Jember:
dengan cara mengurangi jumlah Fakultas Keperawatan Universitas
mahasiswa menjadi 25 mahasiswa pada Jember;2017.
tiap kelas karena mahasiswa yang terdapat
dalam kelas masih terlalu banyak untuk 7. Asale, T.S. Factors affecting
penerapan SCL. Kondisi kelas yang implementation of student centered
optimal diharapkan dapat memaksimalkan method inmathematics classes : the
penerapan SCL baik dari segi dosen case of otona secondary school grade
ataupun mahasiswa. 10, wolayta zone, snpr region.
International Educational Scientific
KEPUSTAKAAN Research Journal. 2017;3(8):62-78.
1. Satya VE. Strategis strategi indonesia 8. Kurniawan MA, Miftahillah A, dan
menghadapi industri 4.0. Kajian Nasihah NM. Pembelajaran berbasis
Singkat Terhadap Isu Aktual Dan student-centered learning di
Strategis. 2018; X(9):19–24. perguruan tinggi: suatu tinjauan di
115
Moh Heri dkk, Optimalisasi Program Preceptorship...
11. Ommar N. Perception of first and 17. Wun, YT, Tse E, Lam TP, dan Lam
second year medical students on C. Pbl curriculum improves medical
problem-based learning in universiti students’ participation in small-group
malaysia sarawak. World Applied tutorials. Medical Teacher.
Sciences Journal. 2011;14(11):1628– 2007;29(6):198–203.
1634.
18. Brush T dan Saye J. Implementation
12. Ramadhani HS. Efektivitas metode and evaluation of a student-centered
pembelajaran scl (student centered learning unit: a case study.
learning) dan tcl (teacher centered Educational Technology Research and
learning) pada motivasi instrinsik & Development. 2000;48(3):79–100.
ekstrinsik mahasiswa psikologi untag
surabaya angkatan tahun 2014 – 2015. 19. Lemos, AR, Sandars JE, Alves P, dan
Jurnal Psikologi Indonesia. Costa MJ. The evaluation of student-
2017;6(2):66–74. centredness of teaching and learning:
a new mixed-methods approach.
13. Baeten M, Kyndt E, Struyven K, dan International Journal of Medical
Dochy F. Using student-centred Education. 2014;5:157–164.
learning environments to stimulate
deep approaches to learning: factors 20. Weimer M. Learner-Centered
encouraging or discouraging their Teaching: Five Key Changes to
effectiveness. Educational Research Practice. Edisi 1. San Fransisco:
Review. 2010;5(3):243–260. Jossey Bass; 2002
14. Ghasemi MR, Moonaghi HK, dan 21. Barman, Jaafar AR, dan Ismail NM.
Heydari A. Student-related factors Problem-based learning as perceived
affecting academic engagement: a by dental. Malaysian Journal of
qualitative study exploring the Medical Science. 2006;13(1):63–67.
experiences of iranian undergraduate
116
Dunia Keperawatan, Volume 7, Nomor 2, September 2019: 106-117
22. Harpe SE dan Phipps LB. Evaluating Journal of Education and Practice.
student perceptions of a learner- 2015;6(19):264–278.
centered drug literature evaluation
course. American Journal of 29. Altena S. Barriers to implementing
Pharmaceutical Education. 2008;72(6) student-centered learning [thesis].
Brisbane: Queensland University of
23. Secondira V, Rahayu GR, dan Suhoyo Technology;2018.
Y. Faktor-faktor yang mempengaruhi
mahasiswa fakultas kedokteran 30. Borda EJ, Boudreaux A, Fackler-
universitas gadjah mada untuk Adams B et al. Adapting a student-
melaksanakan pembelajaran yang centered chemistry curriculum to a
konstruktif, mandiri, kolaboratif dan large-enrollment context: Successes
kontekstual dalam problem-based and Challenges. Journal of College
learning. Jurnal Pendidikan Science Teaching. 2017;46(5):1-8
Kedokteran Dan Profesi Kesehatan
Indonesia. 2009;4(1):32–44. 31. Alos SB, Caranto LC, dan Jose David
JT. Factors affecting the academic
24. Wahyuningsih IS dan Santoso A. performance of the student nurses of
Pengalaman mahasiswa s1 bsu. International Journal of Nursing
keperawatan dalam metode Science. 2015;5(2):60–65.
pembelajaran problem based learning.
Konferensi Nasional PPNI Jawa
Tengah 2013. 2013:95–100.
117