Anda di halaman 1dari 12

Moh Heri dkk, Optimalisasi Program Preceptorship...

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT CENTERED LEARNING


(SCL) DI FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS JEMBER

Ridlo Cahya Ilhami1, Retno Purwandari1, Alfid Tri Afandi1

Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Keperawatan, Universitas Jember, Jl. Kalimantan 17
Jember, 68121

Email korespondensi: jauhara_82@yahoo.co.id

ABSTRAK
Proses belajar di perguruan tinggi harus diselenggarakan dengan prinsip berpusat kepada mahasiswa (Student
Centered Learning). Penerapan Student Centered Learning (SCL) memiliki beberapa indikator yang bisa
berpengaruh dalam penerapan SCL. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi gambaran penerapan model
pembelajaran SCL di Fakultas Keperawatan Universitas Jember. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif
eksploratif dengan teknik purposive sampling pada 26 dosen dan teknik stratified sampling pada 260 mahasiswa.
Hasil menunjukkan penerapan SCL pada dosen mencapai 81,7% (dari nilai maksimal 33 dan penerapan SCL
pada mahasiswa mencapai 80,19% (dari nilai maksimal 36). Hal ini memperlihatkan penerapan SCL dari segi
mahasiswa dan dosen memiliki persentase ketercapaian yang baik. Nilai terendah pada dosen yaitu kondisi kelas
(68,4%) dan nilai terendah pada mahasiswa yaitu bahan ajar (71%). Fasilitas yang kurang maksimal bisa
berdampak terganggunya proses belajar menggunakan SCL sehingga mahasiswa dan dosen tidak memperoleh
hasil yang maksimal. Institusi diharapkan dapat memperbarui koleksi buju yang dimiliki dan kondisi kelas dapat
lebih dioptimalkan dengan mengurangi mumlah mahasiswa menjadi 25 mahasiswa di tiap kelas.

Kata-kata kunci: Student Centered Learning, mahasiswa, dosen.

ABSTRACT
Learning process in university must be conducted with the principle of Student Centered Learning (SCL). SCL
has several components that could influence the implementation of SCL. The purpose of this study was to
identify the implementation of SCL in Nursing Faculty of Jember University. This study used a descriptive
exploratory design with purposive sampling technique on 26 lecturers and stratified sampling techniques for 260
students. The results showed that the implementation of SCL to lecturers reached 81.7% (from a maximum value
of 33) and the implementation of SCL to students reached 80.19% (from a maximum of 36). This shows the
implementation of SCL in terms of students and lecturers having a good score. The lowest score for lecturers
was the class condition (68.4%) and the lowest value for students was the teaching material (71%). Lack of
facilities could have an impact on the disruption of the learning process using SCL so that students and lecturers
did not get maximum results. Institutions are expected to be able to renew their collection of books and class
conditions can be further optimized by reducing the number of students to 25 students in each class.

Keywords: Student Centered Learning, students, lecturers.

PENDAHULUAN yang awalnya hanya berfokus kepada


Dunia saat ini sedang menghadapi seorang dosen, saat ini mulai mengalami
perubahan industri ke-4 atau yang dikenal pergeseran dengan lebih mendorong
dengan industri 4.0 (1). Proses belajar mahasiswa untuk tidak hanya belajar

106
Dunia Keperawatan, Volume 7, Nomor 2, September 2019: 106-117

tentang keterampilan dan pengetahuan Faktor kedua pengajar membutuhkan


yang dibutuhkan tetapi juga untuk waktu lebih banyak dalam menerapkan
mengidentifikasi sumber tentang pembelajaran dengan model SCL.
keterampilan dan pengetahuan yang Penelitian yang dilakukan Marinda (6)
digunakan (2). Berdasarkan Undang- di Fakultas Keperawatan Universitas
Undang Republik Indonesia Nomor 12 Jember yang meneliti tentang hubungan
Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi, penerapan SCL dengan motivasi belajar
pembelajaran yang dilakukan di mahasiswa menunjukkan peran mahasiswa
Pendidikan Tinggi harus diselenggarakan dalam model pembelajaran SCL mencapai
dengan prinsip berpusat kepada 79,52% dan peran dosen dalam model
mahasiswa (Student Centered Learning). pembelajaran SCL mencapai 74,11%.
Student Centered Learning (SCL) Penerapan model pembelajaran berbasis
merupakan model belajar yang lebih SCL di Fakultas Keperawatan Universitas
memfokuskan kepada mahasiswa Jember mencapai 76,71%. Penelitian saat
sehingga memiliki kesempatan untuk ini berfokus untuk meneliti tentang
dapat membangun sendiri pengetahuan ganbaran indikator yang dapat
yang telah dimiliki dan mendapatkan berpengaruh terhadap penerapan SCL dari
pemahaman lebih mendalam (3). Hal ini segi mahasiswa maupun segi dosen. Hasil
berdampak pada mahasiswa dalam proses penelitian diharapkan dapat meningkatkan
pembelajaran lebih sering menggunakan penerapan SCL di Fakultas Keperawatan
metode diskusi dan dosen berperan Universitas Jember. Berdasarkan latar
sebagai fasilitator (4) belakang tersebut peneliti tertarik untuk
Penggunaan SCL meski memiliki mengidentifikasi gambaran penerapan
tujuan positif, SCL juga memiliki faktor- model pembelajaran Student Centered
faktor yang dapat mempengaruhi Learning (SCL) di Fakultas Keperawatan
tercapainya tujuan tersebut. Aksit dkk., (5) Universitas Jember.
menyatakan terdapat lima faktor yang
dapat menurunkan keefektifan METODE PENELITIAN
penggunaan SCL menurut persepsi Penelitian ini menggunakan desain
mahasiswa. Faktor pertama yaitu dosen deskriptif eksploratif. Penelitian dilakukan
yang tidak kompeten. Faktor kedua yaitu mulai tanggal 24 Maret 2019 hingga 19 April
kelas yang sempit dan terlalu banyak 2019. Populasi pada penelitian ini
mahasiswa dalam suatu kelas. Faktor merupakan seluruh mahasiswa yang masih
ketiga yaitu kekurangan waktu dan merasa berstatus aktif dari angkatan 2015 sampai
tertekan dalam proses belajar. Faktor dengan angkatan 2017 (n=740) dan dosen
keempat kekurangan sarana dan prasarana aktif di Fakultas Keperawatan Universitas
yang digunakan untuk belajar. Faktor Jember (n=36). Pengambilan sampel
kelima yaitu mahasiswa yang masih menggunakan dua cara yang berbeda
sangat pasif dan juga sistem ujian yang untuk mahasiswa dan dosen. Teknik
masih berdasarkan mengingat. pengambilan sampel pada mahasiswa
Penelitian lain oleh Faridi dkk. (3) menggunakan stratified random sampling
mengungkapkan beberapa faktor yang dengan menggunakan rumus slovin
mempengaruhi penerapan SCL menurut sehingga didapatkan sampel mahasiswa
persepsi pengajar. Faktor pertama sebanyakn260 mahasiswa. Teknik
pengajar kesulitan menjadikan peserta pengambilan sampel pada dosen
didik aktif dalam proses pembelajaran. menggunakan purposive sampling dan

107
Moh Heri dkk, Optimalisasi Program Preceptorship...

didapatkan sampel sebanyak 26 dosen maksimal 8. Indikator kedua memiliki satu


yang sesuai dengan kriteria inklusi pertanyaan dengan skor minimal 1 dan
Kriteria inklusi dalam penelitian ini yaitu maksimal 5. Indikator ketiga memiliki tiga
seluruh dosen yang berstatus aktif di pertanyaan dengan skor minimal 3 dan
Fakultas Keperawatan Universitas Jember. maksimal 15. Indikator ke-empat memiliki
Penelitian ini menggunakan kuesioner satu pertanyaan dengan skor minimal 1
yang merupakan modifikasi dari penelitian dan maksimal 5. Kuesioner ini telah
yang dilakukan oleh Asale (7). Kuesioner dilakukan uji validitas dengan cara
terdiri dari dua bagian yaitu kuesioner Content Validity Index (CVI) kepada enam
yang berisi tentang penerapan SCL pada ahli yang merupakan dosen dari Fakultas
mahasiswa, dan pada dosen. Kuesioner Keperawatan. Nilai kuesioner penerapan
tentang penerapan SCL pada mahasiswa model pembelajaran pada mahasiswa
memiliki 7 indikator faktor. Kuesioner sebesar 0,89 dan untuk nilai kuesioner
berisikan 9 pertanyaan dengan penerapan model pembelajaran pada dosen
menggunakan skala likert. Nilai minimum sebesar 0,91. Pengumpulan data dilakukan
untuk kuesioner ini yaitu 7 dan nilai dengan cara membagikan kuesioner secara
maksimum untuk kuesioner ini yaitu 36. langsung kepada mahasiswa di tiap-tiap
Cara pemberian skor secara keseluruhan kelas pada tiap angkatan dan menyebarkan
pada penelitian ini yaitu dengan secara langsung kepada semua dosen.
menjumlahkan tiap skor pada masing- Peneliti menggunakan analisa deskriptif
masing indikator dan kemudian dibagi untuk menganalisa tentang penerapan SCL
dengan jumlah seluruh responden untuk pada dosen dan mahasiswa. Penelitian ini
masing-masing kuisioner. Indikator telah disetujui oleh komite etik penelitian
pertama memiliki dua pertanyaan dengan dengan nomor sertifikat
skor minimal 2 dan maksimal 10. 313/UN25.8/KEPK/DL/2019 dari Komisi
Indikator kedua memiliki satu pertanyaan Etik Penelitian Kesehatan Fakultas
dengan skor minimal 1 dan maksimal 5. Kedokteran Gigi Universitas Jember.
Indikator ketiga memiliki satu pertanyaan Peneliti memberikan lembar persetujuan
dengan skor minimal 1 dan maksimal 5. sebelum penelitian dilakukan, menjelaskan
Indikator ke-empat memiliki dua tujuan, manfaat serta prosedur penelitian
pertanyaan dengan skor minimal 2 dan kepada responden. Peneliti menghargai
maksimal 10. Indikator kelima memiliki otonomi partisipan dalam penelitian dan
satu pertanyaan dengan skor minimal 1 responden berhak menolak jika memang
dan maksimal 4. Indikator ke-enam tidak berkenan untuk menjadi responden.
memiliki satu pertanyaan dengan skor
minimal 0 dan maksimal 1. Indikator HASIL DAN PEMBAHASAN
ketujuh memiliki satu pertanyaan dengan
skor minimal 0 dan maksimal 1. Gambaran Penerapan Model
Kuesioner tentang penerapan SCL pada Pembelajaran SCL
dosen memiliki 4 indikator faktor. Tabel 1. Pencapaian Penerapan Model
Kuesioner berisikan 7 pertanyaan dengan Pembelajaran SCL di Fakultas
menggunakan skala likert. Nilai minimum Keperawatan Universitas Jember
untuk kuesioner ini yaitu 7 dan nilai
maksimum untuk kuesioner ini yaitu 33. Penerapan Model Persentas
Indikator pertama memiliki dua Pembelajaran SCL Pencapaian
Mahasiswa 81,0
pertanyaan dengan skor minimal 2 dan Dosen 81,7

108
Dunia Keperawatan, Volume 7, Nomor 2, September 2019: 106-117

Tabel 2. Hasil Pencapaian Indikator Penerapan


Hasil penelitian tentang penerapan SCL pada Mahasiswa (n=260)
SCL menurut mahasiswa memiliki
Indikator Persentase
pencapaian sebesar 81% sedangkan Pencapaian
penerapan SCL menurut dosen memiliki Motivasi 81,5
pencapaian sebesar 81,7%. Hasil ini Persepsi 80,2
sejalan dengan penelitian sebelumnya Partisipasi 80,4
yang dilakukan oleh Marinda (6) yang Penggunaan SCL dalam kelas 78,4
menyatakan penerapan SCL di Fakultas Melaporkan hasil kerja kelompok 84,0
Penggunaan waktu 78,0
Keperawatan Universitas Jember telah
Bahan Ajar 71,0
mencapai 76,71%.
Penerapan SCL tidak terlepas dari Tabel 3. Hasil Pencapaian Indikator Penerapan
peran dosen dan peran mahasiswa. Dosen SCL pada Mahasiswa Angkatan 2015-
berperan sebagai fasilitator, mengkaji 2017 (n=260)
kompetensi mata kuliah, merancang
strategi dan lingkungan pembelajaran Persentase Pencapaian
Indikator 2015 2016 2017
yang diperlukan mahasiswa untuk
Motivasi 79,7 81,9 83,4
mencapai kompetensi yang telah Persepsi 79,6 79,4 82,0,
ditentukan (8). Mahasiswa mempunyai Partisipasi 81,4 80,6 79,2
peranan yang tidak kalah penting yaitu Penggunaan 77,1 78,6 79,9
mengkaji kompetensi mata kuliah yang SCL dalam
dipaparkan, mengkaji strategi kelas
Melaporkan 81,5 83,3 88,5
pembelajaran yang ditawarkan, membuat
hasil kerja
rencana pembelajaran untuk mata kuliah kelompok
yang diikuti, belajar secara aktif baik Penggunaan 71,0 82,0 80,0
secara individu maupun kelompok (9). waktu
Peran dosen sebagai fasilitator Bahan Ajar 75,0 70,0 66,0
berdampak pada dosen dalam
Tabel 4. Hasil Pencapaian Indikator Penerapan
menyampaikan informasi. Dosen harus
SCL pada Dosen (n=26)
mempertimbangkan kegiatan dan
lingkungan yang dapat mendukung Indikator Persentase
mahasiswa untuk mencapai tujuan dari Pencapaian
proses pembelajaran tersebut. Peran dosen Memotivasi mahasiswa 82,75
tersebut harus diimbangi mahasiswa selama dalam diskusi
kelompok
dengan beranggung jawab terhadap proses Memerintahkan mahasiswa 88,4
belajar yang dikuti dan juga belajar aktif untuk menyajikan hasil
baik secara individu maupun kelompok. diskusi kelompok ke seluruh
Peran dosen dan mahasiswa apabila kelas
dijalankan dengan baik maka akan Bahan ajar yang digunakan 83,3
berdampak pada semakin baiknya Kondisi kelas 68,4
penerapan SCL di Fakultas Keperawatan
1. Motivasi Mahasiswa dalam Penerapan
Universitas Jember.
Student Centered Learning
Indikator Penerapan Model Hasil penelitian didapatkan motivasi
Pembelajaran SCL mahasiswa untuk mengikuti pembelajaran
menggunakan model SCL sebesar 81,5%

109
Moh Heri dkk, Optimalisasi Program Preceptorship...

(tabel 2). Hasil ini lebih baik dibandingkan otonomi yang lebih besar dalam penerapan
dengan penelitian yang dilakukan oleh SCL sehingga diharapkan mahasiswa
Krishnan (10) dimana mahasiswa dapat selalu berkontribusi dalam kelas dan
termotivasi untuk mengikuti pembelajaran tidak menjadi mahasiswa yang pasif.
menggunakan model SCL sebesar 69,2%.
Nilai persentase motivasi mahasiswa 2. Persepsi Mahasiswa dalam Penerapan
bervariasi untuk tiap angkatan. Angkatan Student Centered Learning
yang memiliki nilai motivasi tertinggi Hasil penelitian persepsi mahasiswa
pada penelitian ini yaitu angkatan 2017 terhadap model pembelajaran SCL
(mahasiswa tahun kedua) dengan menunjukkan pencapaian 80,2% (tabel 2).
persentase 83,4% (tabel 3). Hasil ini Hasil tersebut sejalan dengan penelitian
sejalan dengan penelitian Ommar (11)
yang dilakukan oleh Al-Naggar dan
yang menyatakan bahwa mahasiswa tahun Bobryshev (15) yang menyatakan
kedua tertarik dan memiliki motivasi yang mahasiswa keperawatan tertarik dengan
baik terhadap metode pembelajaran SCL pendekatan SCL. Handayani dkk. (16)
(78%). Wun (17) menyarankan bahwa menyatakan terdapat perubahan yang lebih
SCL yang dilakukan seawal mungkin baik pada persepsi mahasiswa terhadap
dikaitkan dengan partisipasi siswa yang proses belajar sesudah menggunakan
lebih aktif, interaksi dan kolaborasi dalam model SCL. Persepsi mahasiswa dalam
tutorial kelompok kecil. penerapan SCL bervariasi untuk tiap
Motivasi dapat mempengaruhi tingkah angkatan. Angkatan yang memiliki nilai
laku mahasiswa saat mengikuti proses tertinggi yaitu angkatan 2017 (mahasiswa
belajar (12). Baeten dkk. (13) menyatakan tahun kedua) dengan persentase 82%
mahasiswa tidak mencapai pendekatan (tabel 3). Hal ini sesuai dengan penelitian
yang mendalam dalam model Ommar (11) yang menyatakan mahasiswa
pembelajaran SCL karena mahasiswa tahun kedua memberikan respon yang
tidak memiliki motivasi dari diri sendiri positif terhadap penerapan SCL (79,57%).
untuk mencapai tingkat kualitas Fokus SCL adalah pada apa dan
pembelajaran yang tinggi. Mahasiswa bagaimana mahasiswa belajar. Mahasiswa
keperawatan harus memiliki motivasi yang memiliki persepsi positif karena SCL
tinggi karena motivasi dapat dapat mendorong mahasiswa untuk lebih
meningkatkan mahasiswa untuk semakin banyak belajar mandiri dan menjadikan
terlibat dalam proses belajar dengan cara
mahasiswa dikelas sebagai pusat
merangsang mahasiswa untuk belajar pembelajaran (15). Menurut Ommar (11)
tentang teori keperawatan dan mahasiswa yang memiliki persepsi yang
mengaplikasikan teori yang telah baik dan sikap positif terhadap SCL
dipelajari (14). sepakat bahwa SCL dapat meningkatkan
Peneliti menyimpulkan dengan kemampuan komunikasi dan keterampilan
motivasi yang tinggi mahasiswa untuk bekerja sama dalam tim.
diharapakan semakin mendalami proses SCL memungkinkan mahasiswa
belajar yang sedang diikuti. SCL memiliki kesempatan untuk mengontrol
merupakan model pembelajaran yang proses belajar yang dijalani karena dalam
tidak akan berjalan apabila mahasiswa SCL mahasiswa harus bertanggung jawab
tidak termotivasi atau tidak mampu dengan terlibat aktif dalam proses
berkerja sama untuk menghasilkan kondisi pembelajaran daripada sekadar secara
kelas yang kondusif. Mahasiswa memiliki pasif menerima informasi dari sebuah

110
Dunia Keperawatan, Volume 7, Nomor 2, September 2019: 106-117

kuliah. Mahasiswa yang memiliki persepsi dari mahasiswa yang lain. SCL sebaiknya
positif terhadap SCL memiliki peluang diterapkan sejak dari mahasiswa tahun
lebih besar untuk meningkatkan pertama sehingga dapat membuat kelas
kemampuan komunikasi yang dimiliki dan lebih aktif dan mempermudah mahasiswa
juga keterampilan untuk bekerja sama beradaptasi dengan kondisi kelas.
dalam tim.
4. Penggunaan SCL di dalam Kelas
3. Partisipasi Mahasiswa dalam Menurut Mahasiswa
Penerapan Student Centered Learning SCL dirancang untuk memberikan
Berdasarkan hasil penelitian kesempatan kepada mahasiswa untuk
partisipasi mahasiswa terhadap model mengambil peran yang lebih aktif dalam
pembelajaran SCL yaitu sebesar 80,4% proses belajar dengan lebih menekankan
(tabel 2). Hasil tersebut sesuai dengan kepada peserta untuk bertanggung jawab
penelitian Wun dkk. (17) bahwa dalam proses belajar yang diikuti (18).
mahasiswa yang telah mendapatkan model Hasil penelitian menunjukkan
pembelajaran SCL memiliki partisipasi persentase penggunaan SCL menurut
dan interaksi lebih aktif yang ditunjukkan mahasiswa telah mencapai 78,4% (tabel
dengan mahasiswa melakukan komunikasi 2). Menurut Lemos dkk. (19) dosen sadar
lebih aktif selama menjalani tutorial. pentingnya merencanakan kelas untuk
Nilai pencapaian tertinggi partisipasi melibatkan dan memotivasi mahasiswa
mahasiswa dalam model pembelajaran dan memberikan tanggung jawab kepada
SCL dimiliki oleh angkatan 2015 yaitu mahasiswa dan tidak hanya sebagai
81,4% (tabel 3). Hal ini sesuai dengan penyedia konten. Konten dilihat sebagai
penelitian Al-Naggar dan Bobryshev (15) alat untuk mengembangkan pengetahuan
yang menyatakan tahun atau lama studi mahasiswa, untuk mempelajari
mempengaruhi mahasiswa dalam keterampilan ilmiah umum (seperti
penerapan SCL. Penjelasan yang dapat pencarian atau membaca literatur dan
dikaitkan bahwa ketika mahasiswa masuk mendiskusikan karya ilmiah).
ke tahun berikutnya, mahasiswa mulai bisa Penerapan SCL menuntut peran dosen
beradaptasi dengan model pembelajaran sebagai fasilitator bukan hanya sebagai
SCL (15). Wun dkk. (17) berpendapat sumber informasi sehingga semakin
bahwa SCL yang dilakukan mulai dari menunjang penggunaan SCL di kelas.
tahun-tahun awal kurikulum dapat Dosen sebisa mungkin memberi intervensi
meningkatkan proses pembelajaran sedikit mungkin, mengajukan pertanyaan
kelompok. terbuka dan memberikan petunjuk hanya
Peran aktif mahasiswa selama proses ketika kelompok terlihat kesulitan (15).
pembelajaran merupakan ciri yang Mahasiswa dapat menjadi sumber
terdapat pada SCL. SCL mengharapkan pembelajaran lain dan berkontribusi untuk
mahasiswa bisa mengembangkan berbagai pengetahuan (3).
pengetahuan yang dimiliki secara Peneliti menyimpulkan SCL tidak
mendalam dengan berdiskusi dalam akan terjadi jika dosen mendominasi kelas
kelompok. Partisipasi aktif mahasiswa dan menganggap dirinya sebagai sumber
dalam diskusi kelompok dapat belajar utama di kelas dan sebaliknya
mempermudah dan mempercepat mahasiswa juga harus bertanggung jawab
tercapainya tujuan pembelajaran dengan selama proses belajar dengan tidak hanya
cara mengklarifikasi ide atau pendapat menjadi mahasiswa yang pasif di kelas.

111
Moh Heri dkk, Optimalisasi Program Preceptorship...

Untuk membuat situasi yang kondusif di memiliki persentase sebesar 78% (tabel 2).
kelas diharapkan dosen lebih mampu Hasil penelitian ini didukung Barman dkk.
untuk mengarahkan mahasiswa dengan (21) dimana mahasiswa merasa bahwa
cara tidak hanya menyediakan konten SCL menarik bagi mahasiswa dan waktu
selama di kelas sehingga penerapan SCL yang diberikan untuk masing-masing sesi
mendapat hasil yang lebih maksimal. SCL sudah cukup (63%). Harpe dan
5. Mengumpulkan Hasil Kerja Phipps (22) menyatakan bahwa ada
Kelompok Menurut Mahasiswa kemungkinan mahasiswa berinteraksi
dengan materi pelajaran sampai batas
Hasil penelitian menunjukkan
maksimal dan ditambah penugasan yang
kegiatan melaporkan hasil kerja kelompok
selalu diberikan dosen untuk semakin
memiliki persentase sebesar 84% (tabel 2).
memperdalam pemahaman terhadap
Hal ini didukung oleh Ommar (11) bahwa
materi. Dampaknya mahasiswa
mahasiswa memahami tujuan SCL yaitu
menghabiskan lebih sedikit waktu pada
SCL memungkinkan mahasiswa untuk
kegiatan persiapan untuk kelas atau ujian
bertukar ide dan belajar dari orang lain
(misalnya, membaca catatan, menulis
(87%). Hal ini diperkuat dengan
ulang catatan) dan lebih banyak waktu
pernyataan Lemos dkk. (19) bahwa
berinteraksi dengan materi pelajaran.
evaluasi dianggap penting untuk
Penggunaan waktu yang tidak terlalu
mengarahkan keterlibatan siswa dalam
banyak dalam kegiatan kelas berdampak
proses pembelajaran. Mahasiswa harus
pada banyaknya tugas yang diberikan oleh
belajar bagaimana menilai pekerjaan yang
dosen untuk memperdalam pemahaman
telah dikerjakan dan berpartisipasi dalam
mahasiwa. Meski memiliki banyak tugas,
mengevaluasi pekerjaan yang dilakukan
diharapkan dengan tugas tersebut
oleh rekan mahasiswa lain sehingga dari
mahasiswa mampu mendalami secara
proses evaluasi dapat mengembangkan
mandiri materi yang diajarkan dan tidak
keterampilan yang dimiliki oleh
terlalu menggantungkan segala materi
mahasiswa (20).
terhadap dosen sehingga waktu untuk
Pekerjaan yang telah diselesaikan
proses pembelajaran di kelas menjadi
harus di evaluasi bersama agar pekerjaan
lebih efektif.
tersebut menjadi lebih baik karena
mahasiswa lain dapat memberikan saran
7. Bahan Ajar yang Digunakan
yang membangun. Selain itu evaluasi
dibutuhkan untuk menilai kualitas Hasil penelitian kepada dosen
pekerjaan yang telah dilakukan oleh para terhadap bahan ajar yang digunakan
mahasiswa, berdasarkan hasil evaluasi memiliki persentase sebesar 83% (tabel 4)
mahasiswa dapat mengetahui kualitas sedangkan menurut persepsi mahasiswa
pekerjaan yang telah dikerjakan serta didapatkan persentase 71% (tabel 2). Hasil
mahasiswa dapat mengulangi proses ini sesuai dengan penelitian oleh Barman
tersebut hingga mencapai kualitas yang dkk. (21) yang menyatakan cukup tersedia
terbaik. sumber belajar di fakultas untuk sesi SCL
(50,9%). Menurut Secondira (23) untuk
6. Penggunaan Waktu Menurut mengadakan pembelajaran dengan
Mahasiswa menggunakan pendekatan SCL faktor
Hasil penelitian menunjukkan fasilitas merupakan salah satu faktor yang
berpengaruh kepada mahasiswa.
penggunaan waktu untuk penerapan SCL

112
Dunia Keperawatan, Volume 7, Nomor 2, September 2019: 106-117

Pengadaan buku sebagai bahan untuk Ghasemi (14) menyatakan bahwa


pencarian informasi sangat diperlukan faktor lain yang dapat memotivasi
dalam penerapan SCL dan hal tersebut mahasiswa adalah menciptakan kondisi
menjadi salah satu faktor penghambat juga yang kondusif untuk melakukan diskusi
apabila tidak terlengkapi dalam ilmiah di dalam kelas. Kegiatan diskusi
pelaksanaan SCL (24). Referensi lain mendorong mahasiswa untuk lebih
selain buku juga harus tersedia seperti memperhatikan isi pelajaran dan
jurnal dan artikel. Ketersediaan sumber mendorong mahasiswa untuk belajar dan
daya dan pemanfaatannya oleh dosen terlibat dalam kegiatan diskusi (14).
memengaruhi praktik SCL. Terdapat Berdasarkan hal tersebut penting untuk
pandangan bahwa sejauh mana seorang dosen dapat menciptakan kegiatan yang
dosen mempraktikkan SCL sebagian bermakna pada tingkat kesulitan yang
ditentukan oleh sumber daya dan fasilitas sesuai dan menciptakan lingkungan belajar
yang tersedia (25). yang mendukung bagi mahasiswa (10).
Fasilitas atau sarana prasarana Dosen berperan sebagai fasilitator dan
merupakan salah satu unsur yang harus juga sebagai motivator dalam penerapan
dimaksimalkan supaya menunjang dalam SCL. Dosen sangat diharapkan untuk bisa
penerapan SCL. SCL menuntut mahasiswa memfasilitasi atau membuat mahasiswa
untuk selalu aktif secara mandiri untuk aktif untuk belajar dengan cara
mencari sebuah informasi terbaru. membentuk diskusi ilmiah selama proses
Informasi terbaru tidak terbatas hanya dari pembelajaran dan selalu memberikan
buku saja namun internet, artikel dan kegiatan berdasarkan pada tingkat
jurnal saat ini lebih dipilih oleh mahasiswa kesulitan yang sesuai dengan mahasiswa.
dan juga dosen karena selalu memberikan Selain itu dosen bisa mengarahkan untuk
informasi yang terbaru. Fasilitas yang membentuk fungsi kelompok yang efektif
tidak lengkap bisa berdampak pada dengan mendorong partisipasi aktif
terganggunya proses belajar menggunakan mahasiswa, memantau kualitas belajar dan
SCL sehingga mahasiswa dan juga dosen membantu mahasiswa apabila diperlukan.
tidak memperoleh hasil yang maksimal
meski telah menggunakan model 9. Menyajikan Hasil Kerja Kelompok
pembelajaran SCL. Menurut Dosen
Berdasarkan hasil penelitian
8. Motivasi Dosen dalam Penerapan
persentase dosen meminta mahasiswa
Student Centered Learning untuk menyajikan hasil diskusi ke seluruh
Hasil penelitian terhadap motivasi kelas yaitu sebesar 88,4% (tabel 4).
dosen untuk memberi kegiatan diskusi Menurut Wahyuningsih dan Santoso (24)
ketika berada di kelas memiliki persentase pelaksanaan SCL dapat melatih
sebesar 82,75% (tabel 4). Hal ini sejalan mahasiswa untuk berpartisipasi aktif
dengan pernyataan Baeten dkk. (13) yang dalam memecahkan permasalahan dan
menyatakan dosen dengan metode mencari solusi terhadap masalah secara
pengajaran yang lebih beriorientasi kepada mandiri atau diskusi dengan anggota
mahasiswa berdampak positif terhadap kelompok.
mahasiswa dengan cara memiliki Dosen dalam model pembelajaran
pemahaman yang mendalam terhadap apa SCL memiliki peran meminta mahasiswa
yang dipelajari. untuk mengevaluasi pekerjaan yang telah
dilakukan (26). Weimer (20) menyatakan

113
Moh Heri dkk, Optimalisasi Program Preceptorship...

peranan penting meminta mahasiswa mahasiswa dan dosen dengan lingkungan


menyajikan hasil kerja kelompok jelas belajar yang kooperatif, kolaboratif dan
terlihat dalam tujuan yang harus dicapai mendukung untuk penerapan SCL.
oleh mahasiswa untuk menilai hasil kerja Secondira (23) menyatakan ruang
mahasiswa lain. Ketika mahasiswa untuk diskusi yang diperlukan yaitu ruang
melakukan penilaian terhadap hasil kerja kecil yang cukup nyaman untuk 8-10
mahasiswa lain, mahasiswa belajar orang lengkap dengan meja, kursi, papan
bagaimana menggunakan kriteria untuk tulis dan penerangan yang cukup. Kelas
mengukur reaksi mereka terhadap yang besar membatasi partisipasi siswa,
pekerjaan atau kinerja mahasiswa lain. jenis kegiatan belajar, dan kemampuan
(20). guru untuk memenuhi kebutuhan individu
Peneliti berpendapat penggunaan SCL siswa (29). Penelitian oleh Borda et al.
dalam proses pembelajaran dapat (30), dengan menggunakan model
meningkatkan partisipasi aktif mahasiswa pembelajaran SCL mencoba untuk
dengan cara dosen meminta mahasiswa meningkatkan jumlah mahasiswa dari 24
untuk menilai pekerjaan yang dilakukan menjadi 96 siswa, mengungkapkan bahwa
oleh mahasiswa yang lain. Selain untuk mahasiswa di kelas yang lebih besar tidak
memberikan nilai yang digunakan memiliki kinerja sebaik mahasiswa di
mahasiswa sebagai acuan hasil kelas yang lebih kecil. Alos dkk. (31)
pembelajaran, proses evaluasi juga menyatakan bahwa ketersediaan program
berdampak pada kemampuan mahasiswa sekolah, referensi perpustakaan, ruang
untuk dapat menghasilkan kriteria untuk kelas yang nyaman dan akses internet
mengukur sejauh mana pekerjaan yang yang cepat dianggap berdampak tinggi
dialukan oleh mahasiswa lain. pada performa akademik mahasiswa
keperawatan.
10. Kondisi Kelas yang Digunakan Peneliti menyimpulkan manajemen
Menurut Dosen kelas pada model pembelajaran SCL
hanya dapat terjadi jika antara dosen dan
Kelas yang menerapkan model
mahasiswa saling memahami peran yang
pembelajaran SCL dosen berbagi
dimiliki. Kelas yang menerapkan model
tanggung jawab dengan mahasiswa,
pembelajaran SCL dapat berhasil ketika
sehingga penting untuk saling
dosen dan mahasiswa mengetahui bahwa
menghormati satu sama lain dan harus
kontribusi setiap orang dikelas sangat
memiliki tujuan yang akan dicapai (27).
diperlukan, hal ini dilakukan agar
Kondisi kelas di Fakultas Keperawatan
penerapan model pembelajaran SCL dapat
masih kurang kondusif untuk
berhasil. Ukuran kelas juga menjadi faktor
pembelajaran SCL dengan banyaknya
yang harus diperhatikan oleh institusi
jumlah mahasiswa di suatu kelas (40-50
pendidikan. Ukuran kelas sebaiknya tidak
mahasiswa). Hal ini ditunjukkan dari hasil
terlalu besar dengan jumlah mahasiswa
penelitian menurut dosen memiliki
yang tidak terlalu banyak (24-25 orang
pencapaian sebesar 68,4% (tabel 4). Hasil
dalam satu kelas) agar penerapan SCL bisa
yang sama dinyatakan oleh Osman dkk.
lebih optimal.
(28) bahwa dosen percaya bahwa apabila
dosen membuat kondisi kelas kondusif
dan mahasiswa akan memiliki lingkungan
belajar SCL yang positif. Lingkungan ini
mengarah pada keterlibatan antara

114
Dunia Keperawatan, Volume 7, Nomor 2, September 2019: 106-117

PENUTUP
2. Hussin AA. Education 4.0 made
Penerapan model pembelajaran SCL simple: ideas for teaching.
pada mahasiswa telah mencapai 81% dan International Journal of Education and
pada dosen telah mencapai 81,7%. Hal ini Literacy Studies. 2018;6(3):92.
menunjukkan penerapan SCL di Fakultas
Keperawatan Universitas Jember sudah 3. Faridi A, Bahri S, dan Nurmasitah S.
baik. Nilai presentase tertinggi pada The problems of applying student
variabel penerapan SCL pada mahasiswa centered syllabus of english in
terletak pada indikator melaporkan hasil vocational high schools in kendal
kerja kelompok (84%) sedangkan nilai regency. English Language Teaching.
indikator terendah yaitu bahan ajar yang 2016;9(8):231–240.
digunakan (71%). Nilai tertinggi indikator
penerapan SCL pada dosen yaitu 4. Gönc V, Lorber M, dan Nerat J.
memerintahkan mahasiswa untuk Experience of problem‐based learning
menyajikan hasil diskusi kelompok ke for raising quality of nursing study.
seluruh kelas (88,4%) dan nilai terendah Teaching and Learning in Nursing.
yaitu kondisi kelas (68,4%). 2017
Bahan ajar dan kondisi kelas
merupakan indikator dengan nilai terkecil 5. Aksit F, Niemi H, dan Nevgi A. Why
dari keseluruhan indikator yang diteliti. - is active learning so difficult to
Bahan ajar tidak terbatas hanya dari buku implement: the turkish case.
saja, namun internet, artikel dan jurnal saat Australian Journal of Teacher
ini lebih dipilih oleh mahasiswa dan juga Education. 2016;41(4):94–109.
dosen karena selalu memberikan informasi
yang terbaru. Institusi diharapkan untuk 6. Marinda AB. Hubungan Penerapan
selalu memperbarui koleksi buku di ruang Model Pembelajaran Berbasis Student
baca dan memaksimalkan koneksi internet Centered Learning (SCL) Dengan
di tempat yang belum terjangkau oleh Motivasi Mahasiswa Keperawaatan
internet. Diharapkan kondisi kelas di Program Studi Ilmu Keperawatan
Fakultas Keperawatan dapat lebih optimal Universitas Jember [skripsi]. Jember:
dengan cara mengurangi jumlah Fakultas Keperawatan Universitas
mahasiswa menjadi 25 mahasiswa pada Jember;2017.
tiap kelas karena mahasiswa yang terdapat
dalam kelas masih terlalu banyak untuk 7. Asale, T.S. Factors affecting
penerapan SCL. Kondisi kelas yang implementation of student centered
optimal diharapkan dapat memaksimalkan method inmathematics classes : the
penerapan SCL baik dari segi dosen case of otona secondary school grade
ataupun mahasiswa. 10, wolayta zone, snpr region.
International Educational Scientific
KEPUSTAKAAN Research Journal. 2017;3(8):62-78.
1. Satya VE. Strategis strategi indonesia 8. Kurniawan MA, Miftahillah A, dan
menghadapi industri 4.0. Kajian Nasihah NM. Pembelajaran berbasis
Singkat Terhadap Isu Aktual Dan student-centered learning di
Strategis. 2018; X(9):19–24. perguruan tinggi: suatu tinjauan di

115
Moh Heri dkk, Optimalisasi Program Preceptorship...

UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. nursing students. Electronic


Jurnal Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Physician. 2018;10(7):7078–7085.
2018;21(1):1-11.
15. Al-Naggar RA dan Bobryshev YV.
9. Kurdi FN. Penerapan student-centered Acceptance of problem based learning
learning dari teacher-centered among medical students. Journal of
learning mata ajar ilmu kesehatan Community Medicine & Health
pada program studi penjaskes. Forum Education. 2012;2(7):2–5.
Kependidikan. 2009;28(2):108-113.
16. Handayani I, Birawa ABP, dan
10. Krishnan S. Student-centered learning Lestari BW. Penerapan strategi
in a first year undergraduate course. pembelajaran student centered
International Journal of Learning, learning dan persepsi lingkungan
Teaching and Educational Research. belajar mahasiswa. Jurnal Pendidikan
2015;11(2):88–95. Kesehatan. 2015;4(2):77–82.

11. Ommar N. Perception of first and 17. Wun, YT, Tse E, Lam TP, dan Lam
second year medical students on C. Pbl curriculum improves medical
problem-based learning in universiti students’ participation in small-group
malaysia sarawak. World Applied tutorials. Medical Teacher.
Sciences Journal. 2011;14(11):1628– 2007;29(6):198–203.
1634.
18. Brush T dan Saye J. Implementation
12. Ramadhani HS. Efektivitas metode and evaluation of a student-centered
pembelajaran scl (student centered learning unit: a case study.
learning) dan tcl (teacher centered Educational Technology Research and
learning) pada motivasi instrinsik & Development. 2000;48(3):79–100.
ekstrinsik mahasiswa psikologi untag
surabaya angkatan tahun 2014 – 2015. 19. Lemos, AR, Sandars JE, Alves P, dan
Jurnal Psikologi Indonesia. Costa MJ. The evaluation of student-
2017;6(2):66–74. centredness of teaching and learning:
a new mixed-methods approach.
13. Baeten M, Kyndt E, Struyven K, dan International Journal of Medical
Dochy F. Using student-centred Education. 2014;5:157–164.
learning environments to stimulate
deep approaches to learning: factors 20. Weimer M. Learner-Centered
encouraging or discouraging their Teaching: Five Key Changes to
effectiveness. Educational Research Practice. Edisi 1. San Fransisco:
Review. 2010;5(3):243–260. Jossey Bass; 2002

14. Ghasemi MR, Moonaghi HK, dan 21. Barman, Jaafar AR, dan Ismail NM.
Heydari A. Student-related factors Problem-based learning as perceived
affecting academic engagement: a by dental. Malaysian Journal of
qualitative study exploring the Medical Science. 2006;13(1):63–67.
experiences of iranian undergraduate

116
Dunia Keperawatan, Volume 7, Nomor 2, September 2019: 106-117

22. Harpe SE dan Phipps LB. Evaluating Journal of Education and Practice.
student perceptions of a learner- 2015;6(19):264–278.
centered drug literature evaluation
course. American Journal of 29. Altena S. Barriers to implementing
Pharmaceutical Education. 2008;72(6) student-centered learning [thesis].
Brisbane: Queensland University of
23. Secondira V, Rahayu GR, dan Suhoyo Technology;2018.
Y. Faktor-faktor yang mempengaruhi
mahasiswa fakultas kedokteran 30. Borda EJ, Boudreaux A, Fackler-
universitas gadjah mada untuk Adams B et al. Adapting a student-
melaksanakan pembelajaran yang centered chemistry curriculum to a
konstruktif, mandiri, kolaboratif dan large-enrollment context: Successes
kontekstual dalam problem-based and Challenges. Journal of College
learning. Jurnal Pendidikan Science Teaching. 2017;46(5):1-8
Kedokteran Dan Profesi Kesehatan
Indonesia. 2009;4(1):32–44. 31. Alos SB, Caranto LC, dan Jose David
JT. Factors affecting the academic
24. Wahyuningsih IS dan Santoso A. performance of the student nurses of
Pengalaman mahasiswa s1 bsu. International Journal of Nursing
keperawatan dalam metode Science. 2015;5(2):60–65.
pembelajaran problem based learning.
Konferensi Nasional PPNI Jawa
Tengah 2013. 2013:95–100.

25. Tekle G dan Fesshaye H.


Investigating the challenges of student
centered learning in higher education
institutions in eritrea. African
Research Journal of Education and
Social Sciences. 2017;4(3):19–31.

26. Johanes. Peran dosen pada


pembelajaran student centered
learning. Forum
Ilmiah.2008;15(1):133–138.

27. Housen D. Effective classroom


management in student-centered
classrooms. Education Masters.
2013;4:1–46.

28. Osman SZM, Jamaludin R, dan


Iranmanesh M. Student centered
learning at usm : what lecturer and
students think of this new approach ?

117

Anda mungkin juga menyukai