Anda di halaman 1dari 11

Mutu pelayanan kebidanan

adalah yang menunjuk pada


tingkat
kesempurnaan pelayanan
kebidanan, yang disatu pihak
dapat menimbulkan
kepuasan pada setiap pasien
sesuai dengan tingkat kepuasan
rata-rata penduduk,
serta di pihak lain tata cara
penyelenggaraannya sesuai
dengan kode etik dan
standar pelayanan profesi
kebidanan yang telah ditetapkan
Mutu pelayanan kebidanan
adalah yang menunjuk pada
tingkat
kesempurnaan pelayanan
kebidanan, yang disatu pihak
dapat menimbulkan
kepuasan pada setiap pasien
sesuai dengan tingkat kepuasan
rata-rata penduduk,
serta di pihak lain tata cara
penyelenggaraannya sesuai
dengan kode etik dan
standar pelayanan profesi
kebidanan yang telah ditetapkan
Mutu pelayanan kebidanan
adalah yang menunjuk pada
tingkat
kesempurnaan pelayanan
kebidanan, yang disatu pihak
dapat menimbulkan
kepuasan pada setiap pasien
sesuai dengan tingkat kepuasan
rata-rata penduduk,
serta di pihak lain tata cara
penyelenggaraannya sesuai
dengan kode etik dan
standar pelayanan profesi
kebidanan yang telah ditetapkan
Mutu pelayanan kebidanan
adalah yang menunjuk pada
tingkat
kesempurnaan pelayanan
kebidanan, yang disatu pihak
dapat menimbulkan
kepuasan pada setiap pasien
sesuai dengan tingkat kepuasan
rata-rata penduduk,
serta di pihak lain tata cara
penyelenggaraannya sesuai
dengan kode etik dan
standar pelayanan profesi
kebidanan yang telah ditetapkan
Mutu pelayanan kebidanan
adalah yang menunjuk pada
tingkat
kesempurnaan pelayanan
kebidanan, yang disatu pihak
dapat menimbulkan
kepuasan pada setiap pasien
sesuai dengan tingkat kepuasan
rata-rata penduduk,
serta di pihak lain tata cara
penyelenggaraannya sesuai
dengan kode etik dan
standar pelayanan profesi
kebidanan yang telah ditetapka
STANDAR PERSYARATAN MINIMAL DAN PENAMPILAN MINIMAL

Standar Persyaratan Minimal

Standar persyaratan minimal adalah yang menunjuk pada keadaan minimal yang harus
dipenuhi untuk dapat menjamin terselenggaranya pelayanan kesehatan yang bermutu. Standar
persyaratan minimal ini dibedakan atas tiga macam berikut ini.

Standar masukan.

Dalam standar masukan ditetapkan persyaratan minimal unsur masukan yang diperlukan untuk
dapat menyelenggarakan layanan kesehatan yang bermutu; yakni jenis, jumlah, dan kualifikasi
tenaga pelaksana; jumlah dan spesifikasi sarana; serta jumlah dana (modal). Jika standar
masukan tersebut menunjuk pada tenaga pelaksana disebut dengan nama standar ketenagaan
(standard of personnel). Jika standar masukan tersebut menunjuk pada sarana dikenal dengan
nama standar sarana (standard of facilities). Untuk dapat menjamin terselenggaranya
pelayanan kesehatan yang bermutu, standar masukan tersebut haruslah dapat ditetapkan.

Standar lingkungan.

Dalam standar lingkungan ditetapkan persyaratan minimal unsur lingkungan yang diperlukan
untuk dapat menyelenggarakan Pelayanan kesehatan yang bermutu, yakni garis-garis besar
kebijakan, pola organisasi serta sistem manajemen yang harus dipatuhi oleh setiap pelaksana
pelayanan kesehatan.

standar lingkungan ini populer dengan sebutan standar organisasi dan manajemen (standard of
organization and management) Sama halnya dengan masukan, untuk dapat menjamin
terselenggaranya pelayanan kesehatan yang bermutu, maka standar lingkungan ini harus dapat
pula ditetapkan.

Standar proses.

Dalam standar proses ditetapkan persyaratan mimmal unsur proses yang harus dilakukan untuk
dapat menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu, yakni tindakan medis dan
tindakan nonmedis pelayanan kesehatan. Standar proses ini dikenal dengan nama standar
tindakan (standard of conduct). Oleh karena baik atau tidaknya mutu pelayanan sangat
ditentukan oleh kesesuaian tindakan dengan standar proses, maka haruslah dapat diupayakan
tersusunnya standar proses tersebut.

d. Standar keluaran
Adalah yang menunjuk pada penampilan (performance) pelayanan kesehatan. Penampilan
ada 2 macam : Penampilan aspek medis pelayanan kesehatan, dan penampilan aspek non
medis pelayanan kesehatan. Bila kedua standar pelayan ini tidak sesuai dengan yang
ditetapkan maka pelayanan tidak akan bermutu

standar Penampilan Minimal

Standar penampilan minimal adalah mengacu kepada penampilan pelayanan kesehatan yang
masih dapat diterima. Standar ini, karena menunjuk pada unsur keluaran, disebut dengan nama
standar keluaran, atau populer dengan sebutan standar penampilan (standard of performance).
Untuk mengetahui apakah mutu pelayanan kesehatan yang diselenggarakan masih dalam
batas-batas yang wajar atau tidak, perlulah ditetapkan standar keluaran.

Untuk dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, keempat standar ini perlu dipantau
serta dinilai secara objektif dan berkesinambungan. Apabila kebetulan ditemukan
penyimpangan, perlu segera diperbaiki sedemikian rupa sehingga pelayanan kesehatan yang
bermutu dapat tetap terselenggara. Sekalipun idealnya keempat standar ini perlu selalu
dipantau dan dinilai, namun dalam praktik seharihari, bergantung pada kemampuan yang
dimiliki dan sering ditetapkan skala prioritas.

Indikator Pengukur Suatu Standar

Untuk dapat mengukur terpenuhi atau tidaknya suatu standar yang telah ditetapkan
dipergunakanlah indikator. Sesuai dengan macam standar yang terdapat dalam program
menjaga mutu, maka indikator tersebut secara umum dapat dibedakan pula atas dua macam.

Indikator Persyaratan Minimal Indikator persyaratan minimal adalah ukuran terpenuhi atau
tidaknya standar masukan, lingkungan serta proses. Apabila hasil pengukuran berada di bawah
indikator yang telah ditetapkan, pasti akan besar pengaruhnya terhadap mutu pelayanan
kesehatan yang akan diselenggarakan, sehingga pelayanan kesehatan yang bermutu akan sulit
diharapkan.

Sesuai dengan jenis standar yang dapat diukur, indikator persyaratan minimal ini dapat
dibedakan menjadi tiga macam.

Indikator masukan.

Indikator masukan adalah ukuran terpenuhi atau tidaknya standar masukan. Iadi, mengacu
pada ukuran tenaga pelaksana, sarana, serta dana yang tersedia dalam suatu institusi
kesehatan. Apabila hasil penilaian terhadap ketiga unsur masukan ini tidak sesuai dengan
indikator yang telah ditetapkan, maka berarti pelayanan kesehatan yang bermutu akan sulit
diselenggarakan.

Indikator lingkungan.

Indikator lingkungan adalah ukuran terpenuhi atau tidaknya standar lingkungan. Iadi, mengacu
pada ukuran kebijakan, organisasi, serta manajemen yang dianut oleh suatu institusi
kesehatan. Apabila hasil Penilaian terhadap ketiga unsur lingkungan ini tidak sesuai dengan
indikator yang telah ditetapkan, maka berarti pelayanan kesehatan Yang bermutu akan sulit
diselenggarakan.

Indikator proses.

Indikator proses adalah ukuran terpenuhi atau tidaknya Standar proses. ]adi, mengacu pada
ukuran tindakan medis dan tindakan nonmedis yang dilakukan oleh suatu institusi kesehatan.
Apabila hasil penilaian terhadap kedua unsur proses ini tidak sesuai dengan indikator yang
ditetapkan, maka berarti pelayanan kesehatan yan dlselenggarakan bukanlah pelayanan
kesehatan yang bermutu.

Indikator Penampilan Minimal

Indikator penampilan minimal adalah ukuran terpenuhi atau tidaknya standar penampilan
minimal pelayanan kesehatan yang diselenggarakan. Indikator penampilan minimal ini disebut
dengan indikator keluaran. Apabila hasil pengukuran terhadap standar penampilan minimal
berada di bawah indikator keluaran maka berarti pelayanan kesehatan yang diselenggarakan
tidak bermutu.

Penyusunan dan Penggambaran Suatu Standar Pada umumnya standar yang dipergunakan
dalam pelayanan kesehatan bersifat universal atau berlaku umum, tidak hanya untuk institusi
kesehatan yang setingkat dalam satu negara namun juga di mancanegara. Oleh karena itu,
yang perlu dilakukan oleh para pelaksana pelayanan hanya mengumpulkan serta mempelajari
standar yang telah ada untuk kemudian memilih serta menerapkannya di institusi kesehatan
masing-masing. Standar yang telah ada tersebut, ada yang disusun oleh pemerintah, ada yang
disusun oleh lembaga pendidikan tinggi, ada yang disusun oleh organisasi profesi dan ada pula
yang disusun oleh institusi kesehatan sendiri. Pelajari, pilih, lalu tetapkan pilihan yang dinilai
paling sesuai dengan institusi.

Hanya saja, dalam praktik sehari-hari, kadang-kadang berbagai Standar yang telah ada
dirasakan kurang sesuai (terlalu tinggi dan atau terlalu rendah), sehingga diperlukan
penyusunan ulang atau mengembangkannya sendiri.
Berikut adalah langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam menyusun atau
mengembangkan standar.

1. Menetapkan tingkatan organisasi yang memerlukan standar.

Standar dapat dirumuskan pada setiap tingkat organisasi. Biasanya, standar yang bersifat
umum berlaku untuk tingkat organisasi yang lebih tinggi, sedangkan standar yang lebih spesifik
berlaku untuk tingkat organisasi yang lebih rendah. Tetapkanlah tingkatan organisasi yang
paling memerlukan adanya standar. Biasanya pilihan lebih diutamakan pada tingkat organisasi
yang paling bertanggung jawab menyelenggarakan kegiatan utama organisasi, yakni yang
paling erat hubungannya dengan pencapaian tujuan organisasi. Misalnya, setelah melakukan
kajian yang saksama, tingkatan organisasi yang memerlukan standar adalah bagian poliklinik.

2. Menetapkan area fungsi yang memerlukan standar.

Setiap tingkatan organisasi dapat mempunyai beberapa area fungsi. Kajilah pelbagai area
fungsi yang ada tersebut. Tetapkan area fungsi yang paling penting, yakni yang berkaitan
dengan pencapaian tujuan organisasi. Biasanya area fungsi yang paling penting selalu
memerlukan standar untuk menjamin terselenggaranya area fungsi dengan baik dan benar.
Tetapkan area fungsi yang memerlukan standar tersebut. Misalnya, setelah melakukan kajian
yang saksama, area fungsi yang memerlukan standar adalah fungsi pelayanan.

3. Menetapkan kegiatan pokok yang memerlukan standar.

Setiap area fungsi dapat memiliki beberapa kegiatan pokok. Kajilah pelbagai kegiatan pokok
yang ada tersebut, yakni yang merupakan kegiatan utama yang harus diselenggarakan oleh
organisasi. Sama

halnya dengan area fungsi, kegiatan pokok yang p anng penting juga memerlukan standar
untuk menjamin terselenggaranya kegiatan pokok secara baik dan benar. Tetapkanlah kegiatan
pokok Yang memerlukan standar tersebut. Misalnya setelah melakukan kajian yang saksama,
kegiatan pokok yang memerlukan standar adalah pelayanan imunisasi hepatitis B.

4. Menetapkan bagian dari kegiatan pokok yang memerlukan standar.

Setelah kegiatan pokok yang memerlukan standar berhasil ditetapkan, langkah selanjutnya
yang dilakukan ialah menetapkan bagian dari kegiatan pokok yang memerlukan standar. Iika
diketahui pada setiap kegiatan selalu ditemukan unsur masukan, lingkungan, proses, dan
keluaran, maka segeralah mudah dipahami bahwa bagian yang dimaksudkan tersebut tidak lain
adalah unsur masukan, lingkungan, proses, serta keluaran.

Untuk dapat menetapkan standar masukan, proses, serta keluaran, maka lakukanlah
pengkajian tentang unsur-unsur yang terdapat dalam masukan, lingkungan, proses, serta
keluaran tersebut. Tetapkanlah unsur-unsur yang paling menentukan, yakni yang
menggambarkan ciri-ciri atau kriteria utama dari masukan, lingkungan, proses, serta keluaran
yang berkaitan dengan kegiatan, dalam hal ini tentu saja harus dikaitkan dengan kehendak
untuk meningkatkan mutu pelayanan.

Definisi mutu pelayanan kebidanan


Mutu pelayanan kebidanan adalah yang menunjuk pada tingkat kesempurnaan pelayanan
kebidanan, yang disatu pihak dapat menimbulkan kepuasan pada setiap pasien sesuai
dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk, serta di pihak lain tata cara
penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik dan standar pelayanan profesi kebidanan
yang telah ditetapkan.
Penilaian Mutu Pelayanan Kebidanan
Untuk melakukan penilaian mutu pelayanan kebidanan dapat menggunakan indikator.
Indikator adalah tolak ukur yang menunjukkan tercapai tidaknya suatu standar pelayanan
kesehatan, dapat diukur dengan menggunakan instrumen atau suatu daftar tilik.
Daftar tilik adalah suatu instrumen yang digunakan untuk mengukur sampai seberapa jauh
pelayanan sesuai atau tidak sesuai dengan standar yang ditetapkan. Daftar tilik berisi daftar
kelengkapan sarana, pra sarana, pengetahuan, kompetensi teknis, persepsi klien, dan
sebagainya. Ada beberapa cara penilaian mutu pelayanan kebidanan :
1. Berdasar konsep siklus PDCA

P = Plan
Yaitu merencanakan perubahan atau pengujian (bernilai terbaik). Merencanakan
perbaikan dan pengumpulan data secaraberkesinambungan:
 Apa yang diperbaiki
 Siapa yang terlibat
 Kapan dilaksanakan
 Dimana dilaksanakan
 Bagaimana caranya
 Ke arah mana goalnya

D = Do
Yaitu melaksanakan perubahan atau pengujian (sesuai standar terkini).
Melaksanakan perubahan berdasarkan rencana yang ditetapkan :
 Siapa yang melaksanakan perubahan
 Kapan dilaksanakan perubahan
 Sarana apa saja yang dibutuhkan
 Bagaimana mekanisme pelaksanaan
 Lokasi mana sebagai uji coba

C = Check
Yaitu mengamati pengaruh perubahan (berdasarkan penelitian). Mengamati
pengaruh perubahan :
 Apa pelaksanaan telah sesuai rencana
 Apakah proses perubahan perlu perbaikan ditinjau dari klien
 Faktor apa yang mendukung
 Faktor apa yang menghambat
 Perubahan dari sisi mutu pelayanan

A = Action
Yaitu bertindak berdasarkan apa yang dipelajari. Bertindak berdasarkan hasil
evaluasi dan lanjutan perbaikan proses :
 Melihat hasil dari Check
 Menetapkan mekanisme perubahan
 Menentukan protap terkini
 Menentukan sasaran perubahan
 Advokasi perubahan
 Penilaian berkelanjutan

2. Lihat daftar tilik


3. Lihat sasaran penilaian
 Observasi :
dengan mengamati pada saat pelayanan atau uji
kompetensi dengan model atau phantom. Wawancara : dengan diskusi, tanya
jawab, cek pemahaman,dan
sebagainya. Dokumen : melihat rekam medik, register, buku catatan

DAFTAR PUSTAKA

Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan. Surabaya : Airlangga


vinaditya.blogspot.com/2012/03/mutu-pelayanan-kebidanan.html
id.pdfcookie.com/doc/45975087/Tugas-Mutu-Pelayanan-Kebidanan-1

https://pdfcookie.com/documents/makalah-mutu-pelayanan-kebidanan-standar-
persyaratan-minimal-dan-penampilan-minimal-9lgr5nd5402o

https://pdfcoffee.com/standar-persyaratan-minimal-dan-penampilan-minimal-pdf-
free.html

Anda mungkin juga menyukai