Anda di halaman 1dari 3

TUGAS PENGANTAR ANTROPOLOGI

NAMA : ELIASER NAPYAL

NIM : 2021031044022

Jawaban:
1. Masyarakat majemuk adalah suatu masyarakat di mana sistem nilai yang dianut
berbagai kesatuan sosial yang menjadi bagianbagiannya membuat mereka kurang
memiliki loyalitas terhadap masyarakat sebagai keseluruhan, kurang memiliki
homogenitas kebudayaan atau bahkan kurang memiliki dasar-dasar untuk saling
memahami satu sama lain. Masyarakat majemuk adalah masyarakat yang terdiri atas
kelompok-kelompok, yang tinggal bersama dalam suatu wilayah, tetapi terpisah
menurut garis budaya masing-masing. Kemajemukan suatu masyarakat patut dilihat
dari dua variabel yaitu kemajemukan budaya dan kemajemukan sosial. Kemajemukan
budaya ditentukan oleh indikator-indikator genetik-sosial (ras, etnis, suku), budaya
(kultur, nilai, kebiasaan), bahasa, agama, kasta, ataupun wilayah. Kemajemukan sosial
ditentukan indikatorindikator seperti kelas, status, lembaga, ataupun power.

2. Kemajemukan yang ada di masyarakat Indonesia ditandai dengan adanya suku-suku


bangsa yang masing-masing memiliki cara hidup dan kebudayaannya sendiri. Cara
hidup dan kebudayaan tersebut mencerminkan adanya perbedaan dan pemisahan
antar suku satu dengan yang lainnya.
Namun, suku-suku tersebut secara bersama-sama hidup sebagai masyarakat Indonesia di
bawah naungan sistem dan kebudayaan nasional yang berlandaskan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar 1945.
Sementara itu, menurut Clifford Geertz, meskipun telah terbentuk sejak awal kemerdekaan
dengan sistem sosial masyarakat yang multietnik, multiagama, multibahasa, dan multiras,
masyarakat Indonesia cenderung tidak banyak berubah dan sulit terintegrasi.
Sebagaimana dijelaskan Parsudi Suparlan melalui artikel Masyarakat Majemuk dan
Perawatannya, dalam Prosiding Simposium Internasional Jurnal Antropologi Indonesia
(2000), dalam masyarakat majemuk, posisi etnik-etnik yang ada di dalamnya tidak dalam
posisi seimbang. Maka, akan terjadi dominasi kebudayaan mayoritas terhadap
kebudayaan yang mioritas.
Faktor Demografis Terdapat kesenjangan jumlah penduduk antarpulau di
Indonesia. Ketimpangan paling kentara terjadi antara pulau Jawa dan pulau-pulau
lainnya. Luas pulau Jawa hanya delapan persen dari keseluruhan wilayah Indonesia.
Meski demikian, 70 persen penduduk Indonesia tinggal di pulau Jawa. Dengan demikian,
secara demografis penduduk pulau Jawa lebih dominan dibandingkan pulau-pulau
lainnya.

b. Faktor Politis Kegagalan mengartikulasikan kepentingan politik lokal dan


terhambatnya komunikasi politik sering kali menyebabkan terjadinya konflik antaretnis.
Kebijakan-kebijakan pemerintah pusat cenderung dianggap tidak adil sebab
menguntungkan golongan tertentu saja dan menimbulkan ketidakpuasan bagi kelompok
lainnya. Hal ini diakibatkan oleh dominasi etnik tertentu di struktur pemerintahan.

3. Prasangka (prejudice) adalah sebuah sikap (biasanya negatif) terhadap anggota


kelompok tertentu, semata berdasarkan keanggotaan mereka dalam kelompok tersebut.
Dengan kata lain, seseorang yang memiliki prasangka terhadap kelompok sosial tertentu
cenderung mengevaluasi anggotanya dengan cara yang sama (biasanya secara negatif)
semata karena mereka anggota kelompok tersebut.

4. Stereotip (streotypes) yaitu kerangka berpikir kognitif yang terdiri dari


pengetahuan dan keyakinan tentang kelompok sosial tertentu dan traits tertentu yang
mungkin dimiliki oleh orang yang menjadi anggota kelompok-kelompok ini. Dengan
kata lain, stereotip menyatakan bahwa setiap orang yang menjadi anggota kelompok
sosial tertentu memiliki trait-trait tertentu, setidaknya pada derajat tertentu.

5. Berbagai kelompok sosial yang ada di Indonesia, memiliki karakteristik dan


perilaku budaya yang berbeda. Ini salah satu yang menyebabkan bangsa Indonesia
menjadi masyarakat yang heterogen (majemuk). Dari catatan yang ada, di Indonesia
terdapat 656 suku. Keanekaragaman tersebut merupakan kekayaan milik bangsa
Indonesia yang harus dijaga dan dilestarikan, sehingga mampu memberikan warna
ketenteraman dan kedamaian bagi rakyat Indonesia agar ke depan tidak banyak
menimbulkan persoalan yang mengancam disintegrasi bangsa.
Namun, keanekaragaman juga merupakan hal yang sensitif. Untuk membina
keaneragaman tentu membutuhkan usaha yang keras dan ekstra hati-hati. Karena
sebuah keragaman juga berpeluang untuk terjadinya sebuah konflik di dalam
masyarakat. Seperti baru-baru ini adanya konflik yang menyangkut dengan SARA.
Sebagaimana diketahui, telah terjadi konflik di Indonesia dan banyak diantaranya
didominasi oleh konflik persoalan agama. Kenapa hal ini terjadi dan apakah dalam
kehidupan beragama diajarkan kekerasan?

6. 1. Faktor Internal
 Munculnya konflik antar anggota kelompok, misalnya konflik sosial yang terjadi
dalam sebuah kelompok yang menyebabkan terjadinya keretakan dan berubahnya
pola dan bentuk hubungan sosial dalam kelompok tersebut
 Munculnya selisihan paham dalam kelompok sosial yang mempengaruhi
keberadaan individu tersebut dalam kelompok sosial tertentu 
 Perbedaan kepentingan antara Anggota kelompok yang tidak memiliki kesamaan
dalam kesepahaman yang akhirnya memisahkan diri dan memilih untuk
bergabung pada kelompok yang memiliki persamaan
 Perubahan struktur kelompok sosial yang disebabkan oleh adanya dorongan dari
luar seperti adanya ancaman yang menyebabkan adanya perubahan dalam
kelompok sosial tersebut
 Adanya pergantian anggota kelompok yang disebabkan adanya guncangan yang
berkaitan dengan kedudukan anggota kelompok tersebut
2. Faktor Eksternal
 Adanya perubahan situasi sosial yang terjadi akibat adanya proses industrialisasi
yang dapat menggeser pola hubungan serta bentuk nilai-nilai yang dianut dalam
kelompok tertentu
 Adanya perubahan situasi ekonomi yang dapat mengakibatkan pergeseran
hubungan sosial yang ada dalam masyarakat. Sehingga hubungan sosial tersebut
dapat berubah berdasar kepentingan dan tidak lagi berdasar pada kekerabatan
 Adanya perubahan situasi politik dengan pergantian dalam elite penguasa dapat
mendorong perubahan kebijakan pada kelompok- kelompok sosial yang ada
dalam masyaraka

Anda mungkin juga menyukai