Anda di halaman 1dari 4

 

Cara Menggunakan Indikator Bollinger Bands


 SAM  17 Aug 2013  4922

Bollinger Bands adalah salah satu indikator teknikal untuk mengukur volatilitas dan
menentukan arah trend pergerakan harga. Selain arah trend, indikator ini juga
digunakan untuk menentukan keadaan jenuh beli (overbought) dan jenuh
jual (oversold). Ciri khasnya, dalam kondisi pasar sideways (ranging), harga bergerak
diantara dua band (pita). Indikator ini diciptakan oleh John Bollinger,
seorang technician trader pada tahun 1980. Kini, indikator ini sangat populer
digunakan dalam perdagangan di berbagai jenis pasar finansial, termasuk pasar
forex. 
 
Elemen Dalam Indikator Bollinger Bands
Indikator Bollinger Bands terdiri dari sebuah Simple Moving Average (SMA) dengan
dua band atau pita yang berada di atas dan di bawah garis SMA. Band sebelah atas
dinamakan Upper Bollinger Band dan band sebelah bawah
dinamakan Lower Bollinger Band. 

Upper dan Lower  Band ditentukan berdasarkan penambahan dan pengurangan nilai


SMA dengan standar deviasi. Sedangkan standar deviasi mengukur volatilitas hingga
seberapa jauh harga bisa bergerak dari nilai yang sebenarnya (true value).
Rumusannya:
Upper Band = SMA (n) + k*Standard Deviation(n)
Lower Band = SMA (n) - k*Standard Deviation(n)
n = periode pengukuran (default: 2)
Karena memperhitungkan pula pengukuran volatilitas, maka kedua band tersebut
akan bergerak sesuai dengan kondisi pasar. 

Bollinger Bands dapat ditemukan pada platform trading pada umumnya, termasuk
Metatrader4 (MT4) dan Metatrader5 (MT5) dengan parameter default SMA: 20
periode, dan standar deviasi: 2. Untuk menempatkannya, carilah
menu Insert >>> Indicators>>> Trend >>> Bollinger Bands.  Setelah diterapkan pada
chart, Bollinger Bands akan tampil serupa pada screenshot EUR/USD Daily berikut:
 
 
Pada umumnya, kondisi dinyatakan overbought terjadi bila harga telah
menyentuh Upper  Band, tetapi harga penutupan (Close) masih di bawah Upper  Band.
Sedangkan kondisi dinyatakan oversold bila harga sudah
menyentuh Lower  Band, tetapi masih ditutup di atas Lower Band.
 
 
Bollinger Bands Sebagai Pengukur Volatilitas
Ukuran volatilitas pasar tampak pada lebar band. Jika volatilitas sedang tinggi, maka
jarak kedua band akan makin melebar, sebagaimana dapat dilihat pada sisi kiri
gambar di atas. Biasanya terjadi ketika perubahan kondisi pasa sideways menjadi
kondisi trending. Sebaliknya, volatilitas pasar yang rendah tampak pada jarak kedua
band yang makin menyempit, dan biasanya terjadi ketika ada perubahan dari kondisi
pasar trending menjadi sideways. 

Trending artinya harga menunjukkan kecenderungan bergerak ke satu arah dengan,


baik naik saja ataupun turun saja. Sedangkan sideways berarti harga cenderung
bergerak naik-turun-naik-turun dalam kisaran tertentu saja (terbatas).
 
 
Trading Dengan Bollinger Bands Saat Sideways
Saat pasar cenderung sideways, maka open position (entry) dapat dilakukan
ketika harga telah melewati (menembus) garis SMA-20 dengan target pada level
band terdekat (contoh pada gambar di bawah). Aturannya:

 Apabila harga menembus level SMA-20 ke arah atas, maka entry dilakukan saat


candle ditutup di atas SMA-20 dengan target close position (exit) ketika harga
mencapai Upper Band. 

 Jika harga menembus level SMA-20 ke arah bawah, maka entry dilakukan saat


candle ditutup di bawah SMA-20 dengan target close position (exit) ketika harga
mencapai Lower Band.

Trading Dengan Bollinger Bands Saat Trending


Lazimnya, indikator Bollinger Bands digunakan untuk trading forex saat pasar
sideways. Namun, sebenarnya dapat pula digunakan saat pasar trending,
dengan aturan:

 Kondisi uptrend terjadi bila harga telah melewati (menembus) upper band dan harga


penutupan berada di luar band.

 Kondisi downtrend  terjadi bila harga melewati lower band dan ditutup di luar band.


Sebagai konfirmasi, bisa ditentukan dari formasi bar berikutnya. Apabila formasi bar
berikutnya benar-benar di luar band, maka trend telah terbentuk. Selain itu,
perhatikan juga bahwa pada kondisi trending, kedua band cenderung bergerak
melebar.

Pada contoh di atas, USD/CAD menembus upper band  pada 14 Juni 2018, dan harga
ditutup di luar upper band. Harga pembukaan bar berikutnya masih di luar upper
band dengan jarak kedua band yang melebar. Dengan sinyal tersebut, kita bisa entry
buy dengan level exit ketika formasi doji yang mengisyaratkan pembalikan arah trend
terbentuk, atau sesuai Risk/Reward Ratio masing-masing.

Anda mungkin juga menyukai