Anda di halaman 1dari 2

Pertanyaan KP dan K3

1. Bagaimana sistem pelaporan penyakit akibat kerja yang sesuai dengan regulasi
kesehatan kerja di Indonesia?
Jawaban:
Berdasarkan Permenakertrans Nomor 333 Tahun 1989 Tentang Diagnosis dan Pelaporan
Penyakit Akibat Kerja, Pasal 4, menyatakan, PAK yang ditemukan atau didiagnosis
sewaktu dilaksanakan pemeriksaan kesehatan tenaga kerja harus dilaporkan oleh
pengurus tempat kerja yang bersangkutan bekerja selambat-lambatnya 2x24 jam kepada
Kepala Kantor Wilayah Departemen Tenaga Kerja melalui Kantor Departemen Tenaga
Kerja Setempat. Dalam pemeriksaan kesehatan tenaga kerja harus ditentukan apakah
penyakit yang diderita tenaga kerja merupakan PAK atau bukan. Maka, diagnosis PAK
dilakukan melalui serangkaian pemeriksaan klinis dan pemeriksaan kondisi pekerja serta
lingkungannya untuk membuktikan adanya hubungan sebab akibat antara penyakit dan
pekerjaannya. Bila dokter pemeriksa mendapatkan keragu-raguan dalam menegakkan
diagnosis PAK, hal itu dapat dikonsultasikan kepada Dokter Penasihat Tenaga Kerja dan
bila diperlukan dapat juga dikonsultasikan kepada dokter ahli yang bersangkutan. Setelah
ditegakkan diagnosis PAK oleh dokter pemeriksa, maka dokter wajib membuat laporan
medik.

2. Penyakit akibat kerja pada perawat yg tertusuk jarum suntik termasuk pada
kategori golongan apa? Dan bagaimana cara pencegahannya?
Jawaban:
Golongan Biologi (Infeksi)
Karena virus-virus yang menyebar melalui kontak dengan darah dan sekreta (misalnya
HIV dan Hepatitis B) dapat menginfeksi pekerja sebagai akibat kecelakaan kecil
dipekerjaan, misalnya karena tergores atau tertusuk jarum yang terkontaminasi virus.
Diperkirakan bahwa 600.000 hingga 800.000 cedera akibat jarum suntik terjadi setiap
tahun di semua tempat perawatan kesehatan. Suntikan (21%), penjahitan (17%), dan
pengambilan darah (16%) adalah penyebab utama pajanan(Perry J, 2003, dalam Masoudi,
2014).
Pencegahannya yaitu
a. Seluruh pekerja harus mendapat pelatihan dasar tentang kebersihan, epidemilogi, dan
desinfeksi.
b. Sebelum bekerja dilakukan pemeriksaan kesehatan pekerja untuk memastikan dalam
keadaan sehat badan, punya cukup kekebalan alami untuk bekrja dengan bahan
infeksius, dan dilakukan imunisasi.
c. Melakukan pekerjaan laboratorium dengan praktek yang benar (good laboratory
practice).
d. Menggunakan desinfektan yang sesuai dan cara penggunaan yang benar.
e. Sterilisasi dan desinfeksi terhadap tempat, peralatan, sisa bahan infeksius, dan
spesimen secara benar
f. Pengelolaan limbah infeksius dengan benar.
g. Menggunakan kabinet keamanan biologis yang sesuai.
h. Kebersihan diri dari petugas.
3. Bagaimana pencegahan yang dapat dilakukan pada penyakit akibat kerja pada
golongan psikologis?
Jawaban:
Pada penyakit akibat kerja pada golongan psikologis disini contohnya adalah stress akibat
kerja, untuk pencegahannya menurut International Labour Organization (ILO) terdapat
standar manajemen penanganan stress akibat kerja yang mencakup 6 elemen yang harus
ditangani perusahaan dengan baik yaitu meliputi tuntutan, kontrol, dukungan, hubungan,
peran dan perubahan. Contohnya disini pada elemen hubungan yaitu apabila pekerja
terganggu dengan rekan kerjanya maka cobalah untuk berbicara baik” dengn rekan kerja
yang bersangkutan. Kemudian pada elemen tuntutan contohnya yaitu pekerja memahami
prioritas pekerjaan mana yang harus didahulukan dan ditunda, dan perusahaan
memberikan beban kerja yg sesuai dengan kemampuan pekerja.

Anda mungkin juga menyukai