Anda di halaman 1dari 5

Menyongsong bangkitnya generasi emas Indonesia tahun 2045, diperlukan

pembangunan pendidikan dalam perspektif masa depan, yaitu mewujudkan


masyarakat Indonesia yang berkualitas, maju, mandiri, dan modern, serta
meningkatkan harkat dan martabat bangsa. Keberhasilan dalam membangun
pendidikan akan memberikan kontribusi besar pada pencapaian tujuan
pembangunan nasional secara keseluruhan. Dalam konteks demikian,
pembangunan pendidikan itu mencakup berbagai dimensi yang sangat luas, yaitu
dimensi sosial, budaya, ekonomi dan politik.

Cita-cita dan impian Indonesia untuk tahun 2045 adalah berdaulat, maju, adil dan 
makmur.  Untu kitu harus didukung dengan empat pilar yang menopangnya, yakni 
1) pembangunan SDM dan penguasaan iptek, 2) perkembangan ekenomi
berkelanjutan, 3) pemerataan pembangunan, dan 4) ketahanan nasional dan tata
kelola pemerintahan.    Untukitu, dalam pembangunan yang berkelanjutan,
Indonesia telah ikut menyepakati Document Sustainable Development Goals (SDGs)
dengan salah satu fokus pada tujuan secara global peningkatan kualitas
pendidikan.  Implementasi kesepakatan tersebut telah dikeluarkan Peraturan
Presiden No. 59 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan Pencapaian Tujuan
Pembangunan Berkelanjutan, antara lain dengan menetapkan tujuan global
pendidikan yakni “Menjamin kualitas pendidikan yang inklusif dan merata serta
meningkatkan kesempatan belajar sepanjang hayat untuk semua” 

Namun demikian untuk memperoleh pendidikan yang berkualitas adalah dasar untuk
meningkatkan kehidupan masyarakat dan pembangunan berkelanjutan. Kemajuan
besar telah dibuat terhadap peningkatan akses pendidikan di semua tingkatan dan
meningkatkan angka partisipasi di sekolah terutama bagi perempuan dan anak
perempuan. Keterampilan keaksaraan dasar telah meningkat pesat, namun upaya
lebih berani dibutuhkan untuk membuat langkah yang lebih besar untuk mencapai
tujuan pendidikan universal. Misalnya, dunia telah mencapai  kesetaraan dalam
pendidikan dasar antara anak perempuan dan anak laki-laki, namun beberapa
negara telah mencapai target di semua tingkat pendidikan.  

Salah satu persoalan yang menghambat kemajuan pendidikan di dunia internasional


secara global adalah belum sinkronnya grand design atau blue print perencanaan
jangka panjang atas pembangunan pendidikan yang bersifat strategis dan visioner
mengikuti perkembangan global. Akibatnya, pembangunan pendidikan nasional
berjalan tanpa roh dan panduan yang lebih visioner, serta cenderung pragmatis dan
berorientasi jangka pendek.

Pentingnya peta jalan ini diharapkan kualitas pendidikan nasional memiliki visi yang
jauh kedepan agar dapat menyamai negara-negara lain yang lebih maju.  Peta
Jalan  Generasi Emas 2045 adalah dokumen rencana yang memuat kebijakan
strategis tahapan-tahapan dalam pencapaian kualitas pendidikan tahun 2016 (base
line) hingga tahun 2045 yang sesuai dengan sasaran pembangunan nasional.

Dalam menyongsong Generasi Emas 2045, bonus demografi harus disikapi dengan
baik. Pembangunan manusia Indonesia harus ditopang dengan kebijakan
pengendalian populasi penduduk yang memadai, yang bertujuan untuk memelihara
keseimbangan antara pertumbuhan dan penyebaran penduduk. Selain pengendalian
pertumbuhan penduduk, pemerataan sebaran penduduk harus dilakukan agar tidak
terpusat di sentra-sentra pembangunan ekonomi tertentu. Angka urbanisasi harus
dapat ditekan. Kebijakan populasi penduduk harus dilaksanakan seiring dengan
kebijakan pemerataan pembangunan ekonomi dan desentralisasi.

Dalam mengelola bonus demografi, faktor pendidikan sangat menentukan. 


Pendidikan memang bukanlah persoalan yang mudah, bila ditanam sekarang maka
baru dapat dirasakan hasilnya pada 10 hingga 20 tahun mendatang.  Maka dari itu,
bangsa Indonesia harus bersinergi untuk mewujudkan generasi emas 2045 (100
tahun Indonesia Merdeka). Persoalan-persoalan dapat dipecahkan bersama-sama
dengan berkolaborasi, karenanya pendidikan yang bermutu harus terus diupayakan
oleh semua pihak. Guru adalah kunci, mereka adalah mutiaranya agent of
change, pelaku perubahan agar menghasilkan manusia Indonesia yang religius,
cerdas, produktif, andal dan komprehensif melalui layanan pembelajaran yang prima
terhadap peserta didiknya, sehingga terwujud generasi emas tahun 2045.
Pendidikan untuk Indonesia Emas 2045 menjadi tema pembahasan webinar yang
diselenggarakan oleh Pena Bakti Institute, Kamis (7/5). Dalam webinar ini
menghadirkan para pakar pendidikan yang memaparkan dan mendiskusikan
rencana peta jalan pendidikan Indonesia menuju Indonesia Emas 2045.

Dalam webinar tersebut menghadirkan Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah
Sjaifudian; Duta Besar Indonesia untuk Uzbekistan, Sunaryo Kartadinata; Plt.
Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Nizam; dan Mohammad Ali, dosen UPI dan
inisiator buku Pendidikan Menuju Indonesia Emas.

Indonesia menuju usia emasnya pada tahun 2045. Seiring pertumbuhan usia
bangsa, banyak pula tantangan yang akan dihadapi bangsa Indonesia. Sehingga,
perlu adanya adaptasi dan transformasi dalam menyiapkan manusia Indonesia
menyambut Indonesia Emas 2045, salah satunya dengan kunci pendidikan.

Hetifah menyampaikan, “kami mendukung arah perubahan pendidikan untuk


menjawab tantangan zaman, sesuai dengan fungsi yang kami laksanakan,” ujarnya.

Komisi X DPR RI tuturnya, mendukung pembangunan pendidikan dengan melihat


ulang UU Sisdiknas, UU Guru dan Dosen, UU Pendidikan Tinggi, dan RUU Fasilitas
Sarana dan Prasarana Pendidikan. Selain itu, tantangan saat ini yaitu pemanfaatan
anggaran, dimana dana yang digunakan menjadi tepat sasaran, guna, dan waktu.
Agar nantinya memberikan efek perubahan yang tepat.

Sementara itu, Nizam, memotivasi para peserta. Untuk menyongsong Indonesia


Emas 2045, katanya, pendidikan tinggi merupakan tempat inovasi dan menyintesa
ilmu pengetahuan. Pembelajaran nantinya tidak terfokus dari dosen saja, melainkan
dari berbagai sumber yang berfokus kepada pembelajar (student centered learning).
“Masa depan Indonesia harus kita raih, harus kita rebut dengan sungguh-sungguh,”
imbuhnya.

Nizam jelaskan perlu adanya pertumbuhan yang berkelanjutan dengan kolaborasi


antara perguruan tinggi, industri, dan pemerintah untuk menjadi satu sistem yang
saling menguatkan, agar menjadi mesin pertumbuhan bangsa. Perguruan tinggi
tidak lagi berdiri sendiri, melainkan sebagai produsen iptek-inovasi dan pusat
keunggulan. Kemudian hasilnya dapat dikolaborasikan dengan kebutuhan industri
dan berkembang bersama-sama.

Penciptaan karakter unggul, budaya akademik kolaboratif dan kompetitif di


perguruan tinggi menjadi kunci penting pembangunan manusia Indonesia.
Perguruan tinggi juga memiliki tugas dalam mengembangkan sumber daya manusia
yang mampu berpikir rasional, kritis, aktif, inovatif, berwawasan kebangsaan, dan
mindset entrepreneur. Dosen juga menjadi pusat penggerak sebagai inspirator,
mitra, sahabat, pengajar bagi para mahasiswa untuk menyalurkan learning based
outcome curriculum. Seperti kebijakan Merdeka Belajar: Kampus Merdeka untuk
merelevansikan lulusan dengan kebutuhan masyarakat dan industri.

Sementara itu, Sunaryo Kartadinata menyampaikan bahwa pendidikan sebagai


fondasi perlu mewujudkan masyarakat yang berkarakter. Tugas tersebut menjadi
tanggung jawab semua pihak seperti guru, tenaga pendidik, pemerintah, dan para
pemangku kebijakan.

“Guru memiliki peran penting dalam membangun sekelompok manusia. Sehingga


perlu adanya guru penggerak. Yaitu guru yang mentransformasikan misi pendidikan
dalam tindakan pembelajaran kehidupan anak didik. Cara berpikir yang dibawakan
guru, the ways of thinking, inovatif, kritis, dan kurikulum perlu mengakomodasi
keragaman kebutuhan pelajar dari berbagai sumber,” tuturnya.

Perubahan merupakan sebuah keniscayaan dan tidak bisa dihindari. Hal itu juga
diungkapkan oleh Mohammad Ali, inisiator penulis buku Pendidikan Menuju
Indonesia Emas. Jelasnya, dalam pendidikan terdapat dua dimensi yaitu konservatif
dan antisipatif. Pendidikan konservatif merupakan pendidikan yang tidak berubah
dan dipertahankan seperti pendidikan Pancasila dan kebudayaan. Sementara
pendidikan antisipatif merupakan perubahan kompetensi yang mengadaptasi
kebutuhan zaman. Sehingga pada akhirnya, menurutnya, tumbuh manusia
Indonesia yang berkarakter dan berdaya saing. (YH/DZI/HIL/YNG/EGA)

Humas Ditjen Dikti


Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Anda mungkin juga menyukai

  • Menuju Kejayaan Indonesia Emas2045
    Menuju Kejayaan Indonesia Emas2045
    Dokumen5 halaman
    Menuju Kejayaan Indonesia Emas2045
    herohurai21
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen1 halaman
    Cover
    herohurai21
    Belum ada peringkat
  • Bab 1 Dan 2
    Bab 1 Dan 2
    Dokumen20 halaman
    Bab 1 Dan 2
    herohurai21
    Belum ada peringkat
  • Intervensi Bab 3
    Intervensi Bab 3
    Dokumen13 halaman
    Intervensi Bab 3
    herohurai21
    Belum ada peringkat
  • 1 Cover
    1 Cover
    Dokumen1 halaman
    1 Cover
    herohurai21
    Belum ada peringkat
  • 4bab Ii Kad
    4bab Ii Kad
    Dokumen11 halaman
    4bab Ii Kad
    herohurai21
    Belum ada peringkat
  • Cover 7
    Cover 7
    Dokumen1 halaman
    Cover 7
    herohurai21
    Belum ada peringkat
  • Bab 4 Dan 5
    Bab 4 Dan 5
    Dokumen4 halaman
    Bab 4 Dan 5
    herohurai21
    Belum ada peringkat
  • 5asuhan Keperawatan
    5asuhan Keperawatan
    Dokumen4 halaman
    5asuhan Keperawatan
    herohurai21
    Belum ada peringkat
  • Bab 1
    Bab 1
    Dokumen1 halaman
    Bab 1
    herohurai21
    Belum ada peringkat
  • 3BAB 1 Ketoasidosis DM Kel 2
    3BAB 1 Ketoasidosis DM Kel 2
    Dokumen3 halaman
    3BAB 1 Ketoasidosis DM Kel 2
    herohurai21
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi Anak
    Daftar Isi Anak
    Dokumen1 halaman
    Daftar Isi Anak
    herohurai21
    Belum ada peringkat
  • Tug Asti
    Tug Asti
    Dokumen1 halaman
    Tug Asti
    herohurai21
    Belum ada peringkat
  • Diary Ayu
    Diary Ayu
    Dokumen1 halaman
    Diary Ayu
    herohurai21
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen30 halaman
    Bab Iii
    herohurai21
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen22 halaman
    Bab Ii
    herohurai21
    Belum ada peringkat
  • Peng Kaji An
    Peng Kaji An
    Dokumen3 halaman
    Peng Kaji An
    herohurai21
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi Anak
    Daftar Isi Anak
    Dokumen1 halaman
    Daftar Isi Anak
    herohurai21
    Belum ada peringkat
  • Bab 1 2
    Bab 1 2
    Dokumen13 halaman
    Bab 1 2
    herohurai21
    Belum ada peringkat