Anda di halaman 1dari 5

Analisis Putusan

Putusan Nomor 169/Pid.B/2020/PNBDG

a. Kepala Putusan : Demi keadilan Berdasarkan ketuhanan Yang Maha Esa


b. Nama Lengkap : Toni Parulian Simanungkalit Bin Jalingkat Simanungkalit Alias Ian

Tempat Lahir : Tarutung Sumut

Umur/Tgl Lahir : 40 thn/04 Januari/1975

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Kebangsaan : Indonesia

Tempat Tinggal : Jalan Gegerkalong Hilir Rt.03/04 Kel. Gegerkalong


Kec Sukasari Kota Bandung

Agama : Islam

Pekerjaan : Pedagang

C. Dakwaan, Sebagaimana terdapat dalam surat dakwaan :


Ada, seperti tercantum dalam pasal 143 ay 2 a, nama lengkapnya seperti yang dijelaskan
diatas pada poin B, uraian secara cermat,jelas, dan lengkap.

Bahwa terdakwa diajukan ke persidangan oleh penuntut umum sebagai berikut :

Petama

 Bahwa terdakwa TONI PARULIAN SIMANUNGKALIT bin


JALINGKAT SIMANUNGKALIT alias IAN pada hari Minggu tanggal
15 September 2019 sekira pukul 17.30 Wib atau setidak-tidaknya pada
suatu waktu dalam tahun 2019, bertempat di halaman rumah yang
terletak di Jalan Cibogo Atas Nomor 67 Kelurahan Sukawarna
Kecamatan Sukajadi Kota Bandung atau setidak- tidaknya di suatu
tempat dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Bandung Kelas 1A
Khusus, telah melakukan Penganiayaan, dengan cara sebagai berikut :

 Bahwa pada waktu dan tempat sebagaimana tersebut diatas saat


terdakwa TONI PARULIAN SIMANUNGKALIT bin JALINGKAT
SIMANUNGKALIT alias IAN sedang berduka karena ibu kandungnya
meninggal dunia setelah beberapa hari sebelumnya terlibat pertengkaran
dengan saksi Nelifina Simanungkalit (selanjutnya disebut korban) yang
berujung diusirnya ibu terdakwa oleh korban, ketika berlangsung acara
kedukaan terdakwa yang masih kesal dan emosi melihat kedatangankorban
bersama-sama dengan saksi Hetty Simanungkalit dan saksi Sarlina
Simanungkalit ke rumah duka, langsung terdakwa TONI SIMANUNGKALIT
alias IAN segera menghamprinya karena sebelumnya korban sudah melarang
ketiga orang dimaksud untuk tidak dating kerumah duka lalu terdakwa
mengusir korban dan kedua orang tantenya tersebut sambil berkata “sana
pergi untuk apa kalian datang, kalian yang sudah membuat ibu saya
meninggal“, kemudian situasi di rumah duka tersebut menjadi gaduh hingga
terjadi dorong mendorong dan tiba-tiba terdakwa melakukan pemukulan
menggunakan tangan kosong beberapa kali kebagian kepala korban yang
mengakibatkan korban mengalami perasaan tidak enak (penderitaan), rasa
sakit (pijn) atau luka akibat perbuatan terdakwa TONI PARULIAN
alias IAN tersebut.


Bahwa berdasarkan Visum Et Repertum Rumah Sakit Kebonjati
Bandung
No. O88/RSK/IGD/AC/IX/2019 tanggal 15 September 2019 yang
dibuat dan ditandatangani oleh dr. Albert C Ryanto setelah melakukan
pemeriksaan terhadap Nelfina Simanungkalit :
Keadaan Lokal :
Ditemukan luka benjolan di kepala bagian belakang berukuran 4 cm x 4
cm dan 2 cm dari telinga kiri dan 15 cm dari puncak kepala dan 5 cm
dari
garis tengah belakang.
Kesimpulan :
- Pada pemeriksaan atas seorang perempuan bangsa Indonesia

berumur 50 tahun ditemukan luka-luka diduga akibat benturan benda


tumpul.
- Untuk kepentingan pengobatan orang tersebut dirawat di bagian IGD
Rumah Sakit Kebonjati.
- Dan luka-luka tersebut besar harapannya untuk sembuh bila tidak ada
hal-hal yang menambah penyakitnya (komplikasi).
Perbuatan terdakwa sebagaimana diatur dan diancam sesuai Pasal 351
ayat (1) KUHPidana.
Menimbang, bahwa terhadap dakwaan Penuntut Umum, Terdakwa
dan atau Penasihat Hukum Terdakwa tidak mengajukan keberatan;
Menimbang, bahwa untuk membuktikan dakwaannya Penuntut
Umum telah mengajukan saksi-saksi sebagai berikut:
1. NELFINA SIMANUNGKALIT, dibawah sumpah pada pokoknya
menerangkan sebagai berikut:
- Bahwa benar saksi pernah diperiksa oleh Penyidik di Kepolisian dan
keterangan di BAP tersebut benar ;
- Bahwa saksi kenal dengan terdakwa dan ada hubungan keluarga
yakni saksi adalah adik kandung dari bapaknya terdakwa;
- Bahwa saksi adalah korban penganiayaan yang dlakukan oleh
terdakwa TONI PARULIAN SIMANUNGKALIT alias IAN;
- Bahwa benar pada hari Minggu tanggal 15 September 2019 sekira pukul
- 17.30 WIB bertempat di Jl. Cibogo Atas No.67 Kel. Sukabungah Kec.
Sukajadi Kota Bandung ketika sedang berlangsung acara kedukaan
atas meninggalnya ibu kandung terdakwa, Halsani yang beberapa hari
sebelumnya yang tidak lain adalah kakak ipar dari korban;
- Bahwa kemudian terjadi keributan antara terdakwa dengan saksi yang
datang kerumah duka bersama dengan saudara-saudara kandungnya
yakni saksi Sarlina Simanungkalit dan saksi Hetty Simanungkalit;
- Bahwa keributan tersebut dikarenakan sebelumnya saksi dan saudara-
saudara kandungnya dilarang oleh terdakwa untuk datang ke rumah
duka sehingga oleh karena emosi lalu terdakwa mengusir saksi dan
saudara- saudara kandungnya dengan berkata “sana pergi untuk apa
kalian datang, kalian yang sudah membuat ibu saya meninggal “;
- Bahwa kemudian situasi menjadi gaduh terjadi dorong mendorong
lalu terdakwa melakukan pemukulan menggunakan tangan kosong
beberapa kali ke bagian kepala korban yang mengakibatkan cidera dan
rasa sakit pada bagian kepala korban serta pusing, mual-mual dan
tidak dapat malakukan aktifitas sehari-hari seperti biasa;
- Bahwa awalnya pada hari Sabtu tanggal 14 September 2019 saksi dan
saudara-saudara kandungnya datang ke rumah warisan orangtua saksi
yang dulunya ditempati oleh bapak kandung terdakwa dan Halsani,
ibu kandung terdakwa, lalu saksi dan saudaranya menyarankan agar
salah satu adik saksi yang juga adik kandung bapaknya terdakwa
supaya menempati rumah keluarga tersebut, namun karena salah
paham, ibu kandung terdakwa berteriak-teriak sambil memukul-mukul
dadanya dan mengatakan jika saksi dan saudara-saudara kandungnya
telah mengusirnya padahal saksi dan saudara-saudara kandungnya
tidak pernah mengusirnya;
- Bahwa kemudian Halsani menghubungi terdakwa dan Rico, yang
langsung datang dan terjadi perdebatan antara saksi dan saudara
kandungnya dengan terdakwa dan Rico, sampai akhirnya tiba-tiba ibu
terdakwa pingsan dan segera dibawa ke Rumah Sakit, tidak lama
kemudian saksi mendapat kabar jika Halsani meninggal dunia, lalu
saksi berencana hendak ke Rumah Sakit tetapi dicegah oleh isteri
terdakwa karena takut terjadi pertengkaran lagi, hingga akhirnya saksi
dan saudara-saudara kandungnya datang ke rumah duka pada hari
Minggu tanggal 15 September 2019 sekitar pukul 17.30 Wib namun
baru datang terdakwa dan Rico marah-marah seolah-olah kematian
ibu kandungnya adalah karena saksi dan saudara-saudara kandungnya
yang menjadi penyebabnya dan mengusirnya lalu terjadi dorong
mendorong antara terdakwa dan Rico dengan sehingga terdakwa yang
emosi lalu memukul
saksi berkali-kali yang mengakibatkan saksi beberapa hari tidak bisa beraktifitas
normal seperti biasa.
- Terhadap keterangan saksi, Terdakwamemberikan pendapat tidak
berkeberatan dan membenarkannya.
2. SARLINA M. SIMANUNGKALIT, dibawah sumpah pada pokoknya
menerangkan sebagai berikut:
- Bahwa saksi pernah diperiksa oleh Penyidik di Kepolisian dan keterangan di BAP
tersebut benar ;
- Bahwa saksi kenal dengan terdakwa karena saksi adalah adik kandung bapaknya
terdakwa;
- Bahwa saksi adalah korban penganiayaan yang dlakukan oleh terdakwa TONI
PARULIAN SIMANUNGKALIT alias IAN;
- Bahwa benar pada hari Minggu tanggal 15 September 2019 sekira pukul
17.30 WIB bertempat di Jl. Cibogo Atas No.67 Kel. Sukabungah Kec.
Sukajadi Kota Bandung ketika sedang berlangsung acara kedukaan atas
meninggalnya ibu kandung terdakwa, Halsani yang beberapa hari
sebelumnya yang tidak lain adalah kakak ipar dari korban;
- Bahwa kemudian terjadi keributan antara terdakwa dengan saksi yang datang
kerumah duka bersama dengan saudara-saudara kandungnya yakni saksi Sarlina
Simanungkalit dan saksi Hetty Simanungkalit;
- Bahwa keributan tersebut dikarenakan sebelumnya saksi dan saudara- saudara
kandungnya dilarang oleh terdakwa untuk datang ke rumah duka sehingga oleh
karena emosi lalu terdakwa mengusir saksi dan saudara- saudara kandungnya
dengan berkata “sana pergi untuk apa kalian datang, kalian yang sudah membuat
ibu saya meninggal “;
- Bahwa kemudian situasi menjadi gaduh terjadi dorong mendorong lalu terdakwa
melakukan pemukulan menggunakan tangan kosong beberapa kali ke bagian
kepala korban yang mengakibatkan cidera dan rasa sakit pada bagian kepala
korban serta pusing, mual-mual dan tidak dapat malakukan aktifitas sehari-hari
seperti biasa;
- Bahwa awalnya pada hari Sabtu tanggal 14 September 2019 saksi dan saudara-
saudara kandungnya datang ke rumah warisan orangtua saksi yang dulunya
ditempati oleh bapak kandung terdakwa dan Halsani, ibu kandung terdakwa, lalu
saksi dan saudara-saudaranya menyarankan agar salah satu adik saksi yang juga
adik kandung bapaknya terdakwa supaya menempati rumah keluarga tersebut,
namun karena salah paham, ibu kandung terdakwa berteriak-teriak sambil
memukul-mukul

Anda mungkin juga menyukai