Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

Diajukan kepada Dosen Marintan L. Sitorus ,S.H.,M.H


untuk Memenuhi Sebagian dari Hukum Tata Negara
pada Semester Ganjil Tahun Akademik 2020-2021
oleh:

Mavelda Regina Rangkoly


194301123

PROGRAM STUDI S1 ILMU HUKUM


SEKOLAH TINGGI HUKUM BANDUNG
BANDUNG
2020
HUBUNGAN KEWENANGAN ANTARA PRESIDEN DENGAN
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT MENURUT SISTEM
PEMERINTAHAN DI INDONESIA

BAB I

A. PENDAHULUAN
Zoelva, 2011 : 1) yang menyatakan: “bahwa
Menurut konsep hukum, negara merupakan negara adalah suatu organisasi kekuasaan
suatu fenomena hukum yang berupa badan (jabatan atau fungsi). Jadi, hukum tata negara
hukum, yaitu korporasi. Sebagai badan hukum, adalah hukum yang mengatur kekuasaan
negara merupakan suatu personifikasi dari antara fungsi atau jabatan”.
tatanan hukum nasional yang membentuk Ketika gerakan reformasi berhasil
komunitas. Itulah yang membedakan negara menjebol tembok sakralisasi Undang-Undang
dengan badan hukum lainnya. Pada sisi lain, Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
menurut konsep sosiologi negara adalah suatu 1945, banyak hal yang dikemukakan oleh
realitas sosial yang merupakan sebuah masyarakat, terutama kalangan akademisi,
komunitas. Akan tetapi, hubungan antara berkaitan dengan gagasan untuk
hukum dan negara sebagai sebuah komunitas memperbaiki Undang-Undang Dasar 1945
sama seperti hubungan anatara hukum dan agar ia mampu membangun sistem politik
individu. dan ketatanegaraan yang demokratis. Gagasan
Hukum walaupun ditetapkan oleh negara ini menjadi niscaya karena selama
dianggap mengatur perbuatan negara yang berlakunya UUD 1945 dalam ketiga periode
dipahami layaknya seorang manusia seperti sistem politik ternyata di Indonesia tak
halnya hukum mengatur perbuatan manusia. pernah lahir sistem politik yang demokratis
Padangan ini senada sebagaimana sehingga selalu timbul korupsi dalam
dikemukakan oleh Logemann (dalam Hamdan berbagai bidang kehidupan.
Salah satu gagasan perubahan yang ketika Dalam negara-negara modern, interaksi
itu ditawarkan adalah usulan tentang sistem mendasar antar lembaga negara termasuk
dan mekanisme checks and balances di dalam fungsi legislasi diatur oleh konstitusi.
dalam sistem politik dan ketata negaraan. Hal yang sama terjadi pada Indonesia sebagai
Usulan ini penting artinya karena selama era salah satu negara modern yang ada di dunia.
dua orde sebelumnya dapat dikatakan bahwa Pola pengaturan fungsi legislasi ditentukan
checks and balances itu tidak ada. Dominasi oleh pola hubungan antara eksekutif dan
eksekutif dalam membuat, melaksanakan legislatif dan hubungan itu sangat ditentukan
dan menafsirkan undang-undang menjadi oleh corak sistem pemerintahan. Di dalam
begitu kuat di dalam sistem politik yang literatus hukum tata negara (constitutional
executive heavy karena tidak ada lembaga law) dan ilmu politik (political science),
yang dapat membatalkan undang-undang. terdapat berbagai varian sistem pemerintahan.
Waktu itu, tidak ada peluang pengujian atas Namun yang paling umum yaitu sistem
undang-undang oleh lembaga yudisial dalam pemerintahan parlementer, sistem peme-
apa yang dikenal sebagai judicial review rintahan presidensial, dan sistem pemerintahan
atau (constitutional review) seperti sekarang semi – presidensial. Sistem pemerintahan
ini. Review atas undang-undang hanya dapat tersebut mempunyai karakter yang berbeda
dilakukan oleh lembaga legislatif atau satu sama lainnya. Perbedaan itu tidak hanya
legislative review atau political review, menyangkut karakter umum yang berlaku pada
padahal lembaga tersebut didominasi oleh masing-masing sistem pemerintahan, tetapi
presiden. juga menyangkut pola dalam proses
Itulah sebabnya, ketika reformasi pembentukan undang-undang (fungsi legislasi)
membuka pintu bagi dilakukannya amandemen Berangkat dari pemikiran sebagaimana
atas UUD NRI 1945, maka yang cukup tersebut di atas sehingga menarik bagi penulis
menonjol disuarakan adalah memasukkan untuk mengkaji pola interaksi antar lembaga
sistem checks and balances antara lembaga negara khususnya presiden dan DPR
legislatif, lembaga eksekutif dan lembaga sebagaimana yang diatur dalam Undang-
yudikatif. Dalam hal hubungan antara presiden Undang Dasar Negara Republik Indonesia
dan DPR, maka dominasi presiden dalam Tahun 1945, untuk itulah penulis mengkajinya
proses legislasi digeser oleh DPR. dengan judul : Hubungan Kewenangan antara
Presiden dengan Dewan Perwakilan Rakyat d. Bahan hukum tersier Yaitu bahan hukum
Menurut Sistem Ketatanegaraan Republik yang memberikan penjelasan terhadap
Indonesia. bahan hukum primer dan sekunder yang
BAB II :Berdasarkan uraian tersebut di berupa antara lain kamus, ensiklopedia,
atas, maka penulis permasalahan yang akan dsb.
dibahas adalah sebagai berikut : Data yang terkumpul berupa bahan-bahan
1. Bagaimanakah kekuasaan yang dimiliki hukum kemudian dianalisis. Dalam penelitian
Presiden dan DPR menurut Undang- ini metode analisis yang digunakan adalah
Undang Dasar Negara Republik Indonesia metode analisis deskriptif kualitatif.
Tahun 1945.
2. Bagaimanakah Hubungan antara Presiden Hasil Dan Pembahasan
dengan Dewan Perwakilan Rakyat menurut A. Kekuasaan Presiden Dalam
sistem Pemerintahan Indonesia. Penyelenggaraan Pemerintahan
Undang-Undang Dasar Negara Republik
Metode Penelitian Indonesia tahun 1945 Pasal 4 Ayat (1)
Jenis makalah ini melalukan penelitian menyebutkan bahwa “Presiden Republik
normatif. Penelitian normatif adalah penelitian Indonesia memegang kekuasaan pemerintahan
yang dilakukan dengan melalui studi pustaka menurut Undang-Undang Dasar”. Ditinjau dari
atau library research. teori pembagian kekuasaan, yang dimaksud
Adapun data yang ditulis gunakan dalam kekuasaan pemerintahan adalah kekuasaan
Maini, terdiri dari : eksekutif.
a. Bahan hukum primer yaitu bahan yang Menurut Bagir Manan (1999 : 122),
mempunyai kekuatan mengikat. sebagai kekuasaan eksekutif penyelenggaraan
b. Bahan hukum sekunder Yaitu bahan pemerintahan yang dilaksanakan Presiden
hukum yang memberikan penjelasan dapat dibedakan antara kekuasaan
terhadap bahan hukum primer. Bahan penyelenggaraan pemerintah yang bersifat
hukum sekunder berupa buku, umum dan kekuasaan penyelenggaraan
c. Majalah, karya ilmiah, maupun artikel- pemerintahan yang bersifat khusus.
artikel serta hasil pendapat ahli yang Kekuasaan penyelenggaraan pemerintahan
berhubungan dengan obyek kajian. yang bersifat umum adalah kekuasaan
menyelenggarakan administrasi negara. Perlu ditegaskan bahwa
Presiden adalah pimpinan penyelenggaraan penyelenggaraan keamanan dan ketertiban
administrasi negara tertinggi. Penyelenggaraan umum buka semata-mata fungsi
administrasi negara meliputi lingkup tugas dan penyelenggaraan administrasi negara.
wewenang yang sangat luas, yaitu setiap Kekuasaan kehakiman (judiciary) yang
bentuk perbuatan atau kegiatan aministrasi memutuskan perkara juga berperan dalam
negara. Lingkup tugas dan wewenang ini memelihara, mejaga, dan
makin meluas sejalan dengan makin menyelenggarakan keamanan dan
meluasnya tugas-tugas dan wewenang negara ketertiban umum. Salah satu fungsi
atau pemerintah. Adapun tugas dan wewenang peradilan pidana adalah untuk menjaga dan
tersebut dapat dikelompokan ke dalam memulihkan keamanan dan ketertiban
beberapa golongan (Bagir Manan, 1999 : 122- umum. Walaupun demikian, administrasi
128) : negara tetap sebagi pemegang utama tugas
(1) Tugas dan wewenang administrasi di dan wewenang ini. Administrasi negara
bidang keamanan dan ketertiban umum. menjalankan sekaligus tugas wewenang
Tugas dan wewenang memelihara, preventif dan represif., sedangkan
menjaga dan menegakkan keamanan dan peradilan hanya pada wewenang represif.
ketertiban umum merupakan tugas dan Kedudukan administrasi negara dalam
wewenang paling awal dan tradisional menyelenggarakan keamanan dan
setiap pemerintahan. Bahkan dapat ketertiban makin penting dengan adagium
dikatakan bahwa asal mula pembentukan mencegah selalu lebih baik daripada
negara dan pemerintahan pertama-tama meniadakan. Pada saat ini fungsi ketertiban
ditujukan pada usaha memelihara, menjaga dan keamanan tidak lagi terbatas
dan menegakkan keamanan dan ketertiban meniadakan gangguan dalam masyarakat.
umum. Tugas semacam ini terdapat juga Ketertiban dan keamanan merupakan
dalam tujuan membentuk pemerintahan suamtu fungsi kesejahteraan. Karena itu,
Indonesia merdeka, yaitu “melindungi baik substansi maupun cara menwujudkan
segenap bangsa Indonesia dan seluruh ketertiban dan keamanan harus terkait
tumpah darah Indonesia” (Pembukaan dengan berbagai paham kesejahteraan
UUD 1945). seperti paham kedaulatan rakyat, negara
kesejahteraan rakyat, dan negara mengenai kewajiban negara atau
berdasarkan atas hukum. pemerintah untuk menyelenggarakan
(2) Tugas dan wewenang menyelenggarakan kesejahteraan umum, membangun sebesar-
tata usaha pemerintahan mulai dari surat besarnya kemakmuaran rakyat yang
menyurat sampai kepada dokumentasi dan bersendikan keadilan sosial bagi seluruh
lain-lain rakyat Indonesia
Tugas-tugas ketatausahaan termasuk Demikianlah tugas – tugas
salah satu tugas tradisional pemerintahan penyelenggaraan pemerintahan yang bersifat
baik berupa surat menyurat maupun umum. Sedangkan mengenai tugas-tugas
pencatatan-pencatatan untuk mengetahui penyelenggaraan pemerintahan yang bersifat
keadaan dalam bidang-bidang tertentu serta khusus menurut Bagir Manan (1999 : 128)
memberipelayanan administratif kepada adalah penyelenggaraan tugas dan wewenang
masyarakat. pemerintahan yang secara konstitusional ada
(3) Tugas dan wewenang administrasi negara pada Presiden pribadi yang memiliki sifat
di bidang pelayanan umum. prerogatif (di bidang pemerintahan). Tugas dan
Tugas dan pelayanan umum makin wewenang pemerintah tersebut adalah
penting sehingga pekerjaan dan tugas Presiden sebagai pimpinan tertinggi angkatan
administrasi negara lazim disebut sebagai perang, hubungan luar negeri, dan hak
public service. Melayani masyarakat, pada memberi gelar dan tanda jasa.
saat ini dipandang sebagai hakikat Tugas dan wewenang tersebut bersifat
penyelenggaraan administrasi negara untuk “prerogatif”, tetapi ada dalam lingkungan
mewujudkan kesejahteraan umum, kekuasaan pemerintahan sehingga menjadi
sehingga seiring disebut sebagai the bagian dari objek administrasi negara.
service state.
(4) Tugas dan wewenang administrasi negara B. Kekuasaan Dewan Perwakilan Rakyat
Menurut Undang-Undang Dasar Negara
di bidang penyelenggaraan kesejahteraan
Republik Indonesia Tahun 1945
umum.
Baik dalam Pembukaan, Batang Tubuh, Berdasarkan UUD NRI 1945 jelas
maupun Penjelasan UUD 1945 terdapat tergambar bahwa dalam rangka fungsi
berbagai ketentuan dan keterangan legislatif dan pengawasan, lembaga utamanya
adalah Dewan Perwakilan Rakyat (Jimly para anggota DPR-pun secara sendiri-sendiri
Asshiddiqie, 2006 ; 136). Pasal 20 ayat (1) dapat berinisiatif untuk mengajukan rancangan
UUD 1945 menegaskan “Dewan Perwakilan undang-undang asalkan memenuhi syarat yaitu
Rakyat memegang kekuasaan membentuk jumlah anggota DPR yang tampil sendiri-
undanga-undang”. Bandingkan dengan sendiri itu mencukupi jumlah persyaratan
ketentuan Pasal 5 Ayat (1) yang berbunyi minimal yang ditentukan oleh undang-undang.
“Presiden berhak mengajukan rancangan Bahkan lebih dipertegas lagi dalam Pasal 20A
undang-undang kepada Dewan Perwakilan ayat (1) UUD 1945 ditentukan pula, “Dewan
Rakyat”.Pasal 5 ayat (1) ini sebelum Perwakilan Rakyat Memiliki fungsi legislasi,
perubahan Pertama tahun 1999 berbunyi, fungsi anggaran, dan fungsi
“Presiden memegang kekuasaan membentuk pengawasan”. Artinya, kekuasaan legislasi,
undang-undang dengan persetujuan Dewan kekuasaan penentuan anggaran (budgeting),
Perwakilan Rakyat”. dan kekuasaan pengawasan (control), berada
Kedua pasal tersebut setelah Perubahan di Dewan Perwakilan Rakyat. Menurut Pasal
Pertama tahun 1999, berubah drastis sehingga 20A Ayat (2) UUD 1945, “Dalam
mengalihkan pelaku kekuasaan legislatif atau melaksanakan fungsinya, selain hak yang
kekuasaan pembentukan undang-undang itu diatur dalam pasal-pasal lain Undang-Undang
dari tangan Presiden ke tangan Dewan Dasar ini, DPR mempunyai hak interpelas, hak
Perwakilan Rakyat (DPR). Dengan perkataan angket, dan hak menyatakan pendapat”. Ayat
lain sejak Perubahan Pertama UUD 1945 pada (3) Pasal 20A itu menyatakan pula, “Selain
tahun 1999, telah terjadi pergeseran kekuasaan hak yang diatur dalam pasal-pasal lain
substantif dalam kekuasaan legislatif dari Undang-Undang Dasar ini, setiap anggota
tangan Presiden ke tangan Dewan Perwakilan DPR mempunyai hak mengajukan pertanyaan,
Rakyat. menyampaikan usul, dan pendapat, serta hak
Disamping itu, menurut ketentuan Pasal 21 imunitas”.
UUD 1945, setiap anggota DPR berhak pula Untuk menggambarkan kuat posisi
mengajukan usul rancangan undang-undang konstitusional DPR berdasarkan UUD 1945,
yang syarat-syarat dan tata cara diatur dalam ditegaskan pula dalam Pasal 7C bahwa
peraturan tata tertib. Seperti halnya Presiden “Presiden tidak dapat membekukan dan/atau
berhak mengajukan rancangan undang-undang, Wakil Presiden dapat diberhentikan dalam
masa jabatannya oleh MPR atas usul DPR, akses yang berlebihan dalam gejala legislative
baik apabila terbukti telah melakukan heavy yang banyak dikeluhkan oleh barbagai
pelanggaran hukum berupa penghianatan kalangan masyarakat. Karena dampak
terhadap negara, korupsi penyuapan, tindak psikologis ini merupakan suatu sesuatu yang
pidana berat lainnya, atau perbuatan tercela wajar dan hanya bersifat sementara, sampai
maupun apabila terbukti tidak lagi memenuhi dicapainya titik keseimbangan (equilibrium)
syarat sebagai Presiden dan/atau Wakil dalam perkembangan politik ketatanegaraan
Presiden”. dimasa yang akan datang.
Karena pergeseran kekuasaan yang Disamping itu, dalam rangka fungsinya
semakin kuat kearah Dewan Perwakilan sebagai pengawas, Pasal 11 UUD 1945
Rakyat inilah, maka sering timbul anggapan menentukan pula :
bahwa sekarang terjadi gejala yang 1. Presiden dengan persetujuan DPR
berkebalikan dari keadaan sebelum Perubahan menyatakan perang, membuat perdamaian,
UUD 1945. Dulu sebelum UUD 1945 diubah, dan perjanjian dengan negara lain.
yang terjadi adalah gejala executive heavy, 2. Presiden dalam membuat perjanjian
sekarang setelah UUD 1945 diubah, keadaan internasional lainnya yang menimbulkan
berubah menjadi legislative heavy. Akan akibat yang luas dan mendasar bagi
tetapi, menurut studi yang dilakukan oleh kehidupan rakyat yang terkait dengan
Margarito Khamis(dalam Jimly Asshiddiqie, beban keuangan negara, dan/atau
2006 :138) gejala apa yang disebut sebagai mengharuskan perubahan atau
executive heavy itu sendiri hanya dampak pembantukan undang-undang harus dengan
psikologis yang ditimbulkan oleh pergeseran persetujuan DPR
bandul perubahan dari keadaan sebelumnya. 3. ketentuan lebih lanjut tentang perjanjian
Yang sebenarnya terjadi menurut Margarito, internasional diatur dengan undang-
dalam sistim konstitusional yang baru dewasa undang.
ini, baik Presiden dan DPR sama-sama Bahkan dalam Pasal 13 dan Pasal 14 hasil
menikmati kedudukan yang kuat dan sama- perubahan pertama tahun 1999, bahkan diatur
sama tidak dapat dijatuhkan melalui prosedur pula hal-hal lain yang bersifat menyebabkan
politik dalam dinamika politik biasa. Dengan posisi DPR menjadi lebih kuat dibandingkan
demikian tidak perlu dikuatirkan terjadinya dengan sebelumnya. Pasal 13 ayat (2)
menentukan “Dalam hal mengangkat Duta, undang-undang tersebut sah menjadi
Presiden memperhatikan pertimbangan DPR,” undang-undang dan wajib diundangkan.
dan ayat (3)-nya menentukan, “Presiden Selanjutnya, ketentuan Pasal 20A berbunyi :
menerima penempatan duta negara lain dengan 1. DPR memiliki fungsi legislasi, fungsi
memperhatikan pertimbangan DPR.” anggaran, dan fungsi pengawasan.
Sedangkan Pasal 14 ayat (2) menentukan, 2. Dalam melaksanakan fungsinya, selain
“Presiden memberi amnesti dan abolisi dengan hak yang diatur dalam pasal-pasal lain
memperhatikan pertimbangan DPR”. Undang-Undang Dasar ini, DPR
Untuk lebih lengkapnya uraian mengenai mempunyai hak interpelasi, hak angket,
kewenangan DPR itu, dapat dikutipkan disini dan hak menyatakan pendapat.
ketentuan UUD 1945 Pasal 20 dan Pasal 20A, 3. Selain hak yang diatur dalam pasal-
yang masing-masing berisi lima ayat, dan pasal lain Undang-Undang Dasar ini,
empat ayat. Pasal 20 menentukan bahwa : setiap anggota DPR mempunyai hak
1. DPR memegang kekuasaan membentuk mengajukan pertanyaan, menyam-
undang-undang paikan usul dan pendapat serta hak
2. setiap rancangan undang-undang dibahas imunitas.
oleh DPR dan Presiden untuk mendapatkan 4. Ketentuan lebih lanjut tentang DPR
persetujuan bersama. dan hak anggota DPR diatur dalam
3. jika rancangan undang-undang itu tidak undang-undang.
mendapat persetujuan bersama, rancangan Selain ketentuan tersebut, dalam Pasal 21
itu tidak boleh diajukan lagi dalam UUD 1945 juga dinyatakan bahwa “Anggota
persidangan DPR masa itu. Dewan Perwakilan Rakyat berhak
4. Presiden mengesahkan rancangan undang- mengajukan usul rancangan undang-undang”.
undang yang telah disetujui bersama untuk Anggota DPR itu sendiri menurut ketentuan
menjadi undang-undang Pasal 19 ayat (1) dipilih melalui pemilihan
5. Dalam hal rancangan undang-undang yang umum. Dalam ayat (2)-nya ditentukan bahwa
telah disetujui bersama tersebut tidak susunan DPR itu diatur dengan undang-
disahkan oleh Presiden dalam waktu tiga undang. Selanjutnya dalam Pasal 22B diatur
puluh hari semenjak rancangan undang- pula bahwa “Anggota DPR dapat
undang tersebut disetujui, rancangan diberhentikan dari jabatannya, yang syarat-
syarat dan tata caranya diatur dalam undang- bersama-sama membentuk undang-undang.
undang.” DPR, Mahkamah Agung, dan Presiden bekerja
bersama-sama menegakkan undang-undang.
C. Hubungan Antara Presiden Dengan
Dewan Perwakilan Rakyat Menurut Kemudian Mahkamah Konstitusi dapat
Sistem Ketatanegaraan Republik mereformasi undang-undang dan menegakkan
Indonesia
kontitusi. Dengan kerjasama yang dijalin
Presiden yang merupakan puncak secara terpadu melalui sinkronisasi dan
kekuasaan eksekutif dalam menjalankan koordinasi yang lebih baik, pemberantasan
kekuasaannya bekerja sama dengan DPR korupsi dan penegakan hukum dapat
sebagai lembaga legislatif. Hal ini bertujuan terlaksana dengan baik.
agar prinsip check and balances antara Dalam pembuatan undang-undang,
lembaga negara dapat tercapai dengan presiden berhak mengajukan Rancangan
baik.Hubungan antara Presiden dengan DPR Undang-Undang (RUU) kepada DPR.
ini terkait dengan kekuasaan pembentukan Rancangan Undang-Undang yang diajukan
undang-undang. Kekuasaan DPR ini sesuai oleh Presiden tersebut, kemudian dibahas
dengan ketentuan Pasal 20 Ayat (1) UUD 1945 bersama DPR. Apabila RUU tersebut
hasil perubahan pertama, sedangkan hak mendapat persetujuan bersama, RUU dapat
Presiden untuk mengajukan rancangan disahkan menjadi UU. Meskipun Presiden
undang-undang kepada DPR tertuang dalam tidak mengesahkan RUU dalam waktu 30 hari,
Pasal 5 (1) UUD 1945. Menurut John Pieries RUU wajib diundangkan.
(dalam Jazim Hamidi dan mustafa Lutfi, 2010 Menurut John Pieries (dalam Jazim
; 118) bahwa dalam prespektif pembangunan Hamidi dan Mustafa Lutfi, 2010 ; 120) bahwa
hukum nasional, DPR dapat mengembangkan secara langsung, sebenarnya didalam
secara positif sistem pembuatan hukum mekanisme pembahasan RUU, DPR
terpadu (integrated law making system) dan melakukan sekaligus dua fungsinya yaitu
proses penegakan hukum terpadu (integrated pertama, fungsi pembuatan undang-undang.
law enforcement process) bersama-sama Kedua fungsi melakukan pengawasan, yaitu
dengan Lembaga Kepresidenan, Mahkamah mengawasi keinginan Presiden yang akan
Agung, dan Mahkamah Konstitusi. Dalam hal menggunakan undang-undang sebagai
ini DPR bersama DPD dan Presiden secara
instrumen melalui muatan yang di kehendakai (2) Dalam hal mengangkat Duta,
untuk mewujudkan kepentingannya. Preiden memperhatikan pertimbangan
Lebih lanjut John Pieries ( dalam DPR.
Jazim Hamidi dan Mustafa Lutfi, 2010 ; (3) Presiden menerima penempatan duta
122) berpendapat bahwa perubahan negara lain dengan memperhatikan
kewenangan membentuk undang-undang pertimbangan DPR.
kepada DPR dimaksudkan agar program Pasal 14
legislasi nasional dan kegatan (2) Presiden memberi Amnesti dan Abolisi
pembentukan undang- undang lebih dengan memperhatikan pertimbangan
banyak ditentukan oleh DPR. Karena itu, DPR.
tugas utama DPR menurut UUD 1945, Jazim Hamidi dan Mustafa Lutfi (2010 :
terletak di bidang perundang- undangan. Di 123) menyatakan bahwa kedua pasal tersebut,
bidang perundang- undangan banyak hal merupakan kewenangan Lembaga
yang bisa dirumuskan terutama aspek- Kepresidenan yang harus dilakukan
aspek hukum mengenai keadilan, hak (perundingan) bersama DPR. Hal ini berkaitan
asasi manusia dan demokrasi. dengan fungsi pengawasan DPR dalam arti
Sedangkan, dalam hal Peraturan luas termasuk fungsi konsulatif dan fungsi
Pemerintah Pengganti Undang-Undang diplomatik. Fungsi konsultatif adalah fungsi
sebagaimana diatur dalam Pasal 22 Ayat (1), pengawasan yang dijalankan DPR dalam
(2) dan (3). Selain dalam pembuatan melakukan konsultasi dengan Presiden dan
undang- undang maupun Perpu, menurut semua pimpinan lembaga negara. Dalam
Jazim Hamidi dan Mustafa Lutfi (2010 : konsultasi itu, DPR bisa melaksanakan fungsi
123) berpendapat bahwa hubungan pengawasannya, paling tidak untuk mendengar
antara Presiden dengan DPR juga terjadi kebijakan politik yang ditentukan oleh
dalam pengangkatan duta dan konsul. Hal pimpinan lembaga negara dan meminta
ini sesuai dengan ketentuan Pasal 13 dan penjelasan mengenai hal itu. Fungsi
14 Ayat (2) UUD 1945, yang berbunyi : pengawasan dalam bidang diplomatik adalah
Pasal 13 fungsi DPR untuk mengikuti setiap
(1) Presiden mengangkat Duta dan Konsul. perkembangan politik menyangkut kerja sama
pemerintah Indonesia dengan pemerintah
negara-negara sahabat. Dalam melaksanakan politik. Namun demikian bagi Bagir Manan
fungsinya itu, DPR dapat menanyakan banyak (1999 : 165) kurang sependapat dengan hal
hal kepada pemerintah Indonesia mengenai tersebut karena pemberian amnesti dan abolisi
hubungan kerjasama Indonesia dengan negara tidak selalu terkait dengan pidana politik.
lain, terutam mengenai bantuan luar negeri, Kalaupun diperlukan, pertimbangan cukup dari
untuk membangun dan mengmbangkan Mahkamah Agung. DPR adalah badan politik
kekuatan militer, ekonomi dan pendidikan. sedangkan yang diperlukan adalah
Dengan kata lain DPR dapat menanyakan pertimbangan hukum. Peritimbangan politik,
berbagai hal mengenai politik luar negeri sosial, kemanusiaan dan lain-lain merupakan
Indonesia ysng dijalankan oleh pemerintah. isi dari hak prerogatif, yang diperlukan adalah
Adanya pertimbangan dari DPR pada Pasal pertimbangan hukum untuk memberi dasar
13 Ayat (1) ini penting dalam rangka menjaga yuridis pertimbangan presiden.
objektivitas terhadap kemampuan dan Namun demikian menurut Jazim Hamidi
kecakapan seseorang pada jabatan tersebut. dan Mustafa Lutfi (2010 : 125) berpendapat
Selama ini terkesan jabatan duta merupakan bahwa jika diamati lebih jauh, yang dapat
pos akomodasi orang-orang tertentu yang diketahui dari hubungan keduannya terdapat
berjasa pada pemerintah sebagai pembiayaan hubungan yang bersifat politis. Karena
bagi orang-orang yang kurang loyal pada pertimbangan yang diberikan oleh DPR
pemerintah. Karena ia akan menjadi duta dari merupakan hasil perundingan para elit politik
seluruh rakyat Indnonesia di negara lain yang ada di dalamnya. Hal ini dapat dilihat
tempat ia ditugaskan pada khususnya dan dari alasan-alasan politis pimpinan lembaga
dimata internasional pada umumnya. Adanya negara dalam pengangkatan duta dan konsul
pertimbangan DPR pada Pasal 13 Ayat (1) tersebut. Sama halnya dengan proses
dipandang sangat tepat karena hal ini sangat pembuatan undang-undang, yang lahir dari
penting bagi akurasi informasi untuk para kepentingan para elit politik dan
kepentingan hubungan baik antara kedua dibungkus dengan atas nama kepentingan
negara dan bangsa. rakyat. Padahal, tidak sedikit dari produk
Sedangkan DPR memberikan pertim- legislatif tersebut sama sekali tidak berpihak
bangan dalam hal pemberian abolisi dan pada rakyat.
amnesti karena didasarkan pada pertimbangan
Kesimpulan pada Presiden pribadi yang memiliki sifat
Berdasarkan uraian pada pembahasan prerogatif
tersebut diatas, maka di simpulkan sebagai Selanjutnya kekuasaan Dewan Perwakilan
berikut : Rakyat menurut UUD 1945 adalah tergambar
1. Kekuasaan Presiden sebagai penyelenggara dalam rangka pelaksanaan fungsi legislatif dan
pemerintahan dalam negara adalah fungsi pengawasan dimana lembaga utamanya
sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 4 adalah Dewan Perwakilan Rakyat hal ini
Ayat (1) UUD 1945. Kekuasaan sebagaimana diatur dalam Pasal 20 Ayat (1)
pemerintahan dalam hal ini adalah UUD 1945
kekuasaan eksekutif. Sebagai kekuasaan 2. Hubungan antara Presiden dengan DPR ini
eksekutif penyelenggaraan pemerintahan terkait dengan kekuasaan pembentukan
yang dilakukan oleh Presiden dapat undang-undang selain itu hubungan antara
dibedakan atas kekuasaan penyelenggaraan Presiden dengan DPR juga terjadi dalam
pemerintahan yang bersifat umum yang kaitan dengan pengangkatan duta dan
terdiri dari : konsul sebagaimana diatur dalam Pasal 13
a. Tugas dan wewenang administrasi di UUD 1945. Hubungan lainnya adalah
bidang keamanan dan ketertiban umum dalam kaitan dengan pemberian Amnesti
b. Tugas dan wewenang dan abolisi yang dilakukan oleh presiden
menyelenggarakan tata usaha dengan memperhatikan pertimbangan DPR
pemerintahan sebagaimana diatur dalam Pasal 14 Ayat
c. Tugas dan wewenang administrasi (2) UUD 1945.
negara di bidang pelayanan umum
d. Tugas dan wewenang administrasi DAFTAR PUSTAKA
negara di bidang penyelenggaraan Abdul Bari Azed, dan Amir, Makmur, 2006,
kesejahteraan umum Pemilu dan Partai Politik di
Sedangkan kekuasaan penyelenggaraan Indonesia, Pusat Studi Hukum Tata
kekuasaan pemerintahan yang bersifat khusus Negara Fakultas Hukum Universitas
adalah penyelenggaraan tugas dan wewenang Indonesia, Jakarta,
pemerintahan yang secara konstitusional ada Abdul Rasyid Thalib, 2006, Wewenang
Mahkamah Konstitusi dan
Implikasinya Dalam Sistem ------------------ , 1995, Pertumbuhan Dan
Ketatanegaraan Indonesia, PT. Citra Perkembangan Konstitusi Suatu
Aditya Bakti, Bandung,. Negara, Mandar Maju, Bandung,
Ahmad Syahrizal, 2006, Peradilan C.S.T. Kansil, 1996, Hukum Tata Negara
Konstitusi,
Republik Indonesia, Rineke Cipta,
PT. Pradnya Paramita, Jakarta
Jakarta,
Ateng Syarifudin, 2000,
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI,
Menuju
1991, Kamus Besar Bahasa
Penyelenggaraan Pemerintahan
Indonesia, Edisi II Cet. 1, Balai
Negara Yang Bersih Dan
Pustaka, Jakarta,
Bertanggung Jawab, Pro Justitia,
Dahlan Thaib et al., 2005, Teori dan Hukum
Universitas Parahyangan Bandung.,
Konstitusi, PT. Raaja Grafindo
Attamimi, A. Hamid S, 1990, Peranan
Perkasa, Jakarta,
Keputusan Presiden Republik
Faisal Abdullah,2009, Jalan Terjal Good
Indonesia Dalam Penyelenggaraan
Governance Prinsif, Konsep, Dan
Pemerintahan Negara : Studi analisis
Tantangan Dalam Negara Hukum,
mengenai Keputusan Presiden Yang
PUKAP-Indonesia, Makassar
Berfungsi Pengaturan Dalam Kurun
Fatkhurohman, 2004, Memahami Keberadaan
Waktu Pelita I – Pelita IV , Disertasi
Mahkamah Konstitusi di Indonesia,
Doktor Universitas Indonesia,
PT. Citra Aditya Bakti, Jakarta,
Jakarta.
Hamdan Zoelva, 2011, Pemakzulan Presiden
A Gunawan Setiardja, 1990, Dialektika
di Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta
Hukum Dan Moral Dalam
Harjono, 2003, Kedudukan Dan Kewenangan
Pembangunan Masyarakat
Mahkamah Konstitusi Dalam
Indonesia, Kanisius, Yogyakarta.,
Sistem Ketatanegaraan Indonesia;
Bachsan Mustafa, 1979, Pokok-Pokok Hukum
Makalah Disampaikan pada Diskusi
Adminisrtrasi Negara, Alumni,
Hukum Jurusan Hukum
Bandung
Administrasi, Universitas Airlangga,
Bagir Manan, 1999, Lembaga Kepresidenan,
Surabaya
Fakultas Hukum Universitas Islam
Indonesia, Yogyakarta,
Ismail Suny, 1986, Pergeseran Kekuasaan Moh. KusnardiDan Harmaily Ibrahim, 1988,
Eksekutif, PT. Calindra, Jakarta, Pengantar Hukum Tata Negara
Jazim Hamidi dan Mustafa Lutfi, 2010 Hukum Indonesia, Cet. VII, Pusat Studi
Lembaga Kepresidenan Indonesia, Hukum Tata Negara FHUI dan
PT. Alumni, Bandung. Sinar Bakti, Jakarta,
Jimly Assiddiqie, 2004, Format Kelembagaan Moh. Mahfud MD, 1993, Demokrasi dan
Negara dan Pergeseran Kekuasaan Konstitusi di Indonesia, Cet. 1,
Dalam UUD 1945, FH UII Press, Liberty, Yogyakarta,
Yogyakarta, Ni’matulHuda, 2003, Politik Ketatanegaraan
, 2006, Perkembangan dan Indonesia Terhadap Dinamika
konsolidasi Lembaga Negara Perubahan UUD 1945, Cet. 1, FH
Pasca Reformasi, Konstitusi Press, UII Press, Yogyakarta,
Jakarta , 2006, Hukum Tata Negara
Joenarto, 1966, Sejarah Ketatanegaraan Indonesia, Raja Grafindo Persada,
Republik Indonesia, Gadjah Mada, Jakarta,
Yogyakarta, Philipus M. Hadjon, , et. al., 1999, Pengantar
Majelis Permusyawaratan Rakyat RI, 2006, Hukum administrasi Indonesia,
Panduan Pemasyarakatan Gajah Mada University
Undang- Undang Dasar Negara Press,Yogyakarta
Republik Indonesia Tahun 1945,
Sesuai dengan urutan Bab, Pasal,
dan Ayat, Sekretariat Jenderal MPR
RI, Jakarta,
Marissan, 2005, Hukum Tata Negara di Era
Reformasi, Ramdina Prakarsa,
Jakarta
Miriam Budiardjo, 2008, Dasar-Dasar Ilmu
Politik, PT. Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai