Anda di halaman 1dari 8

TUGAS PENGANTAR MANAJEMEN 2

PENGERTIAN DAN CONTOH ASAS-ASAS MANAJEMEN

ASAS-ASAS MANAJEMEN MENURUT HENRY FAYOL

1. Division Of Work (Pembagian Kerja)


Division of work atau spesialisasi pekerjaan kepada individu individu dalam
lingkaran manajemen untuk membangun sebuah menguntungkan pengalaman
dan terus mengasah keahlian sehingga pada akhirnya individu individu tersebut
bisa menjadi lebih produktif dan.
Terlebih lagi dengan kemampuan manusia yang memiliki banyak keterbatasan
mengenai pengetahuan , kebutuhan waktu, dan perhatian sehingga
keterbatasan bisa dijalankan oleh individu individu yang memiliki kemampuan
untuk itu.
Contoh : Bentuk pembagian kerja perusahaan Warnet NEO meliputi Direktur
sebagai pemilik, Manajer, Supervisor, Teknisi, Operator, dan Office Boy, yang
memiliki tugas masing- masing yang harus dilaksnakan agar mendapatkan hasil
kerja yang baik dan memuaskan.

2. Authority And Responsibility (Wewenang Dan Tanggung Jawab)


Wewenang dan Tanggung Jawab adalah kunci didalam melakukan kerja sama
usaha . Bukan tanpa sebab. Tanpa prinsip ini para manajer tidak akan bisa
mengadakan suatu hubungan ke atas maupun ke bawah.
A. Wewenang, adalah hak untuk memberi perintah dan kekuasaan untuk
meminta dipatuhi. Wewenang dapat dikelompokkan menjadi 2 jenis, yaitu
1) Wewenang personal (bersumber pada intelegensia, pengalaman nilai
moral, kesanggupan untuk memimpin, dsb.)
2) Wewenang offisial, adalah wewenang resmi yang diterima dari wewenang
yang berada diatasnya.

B. Tanggung Jawab, tugas dan fungsi yang wajib dilaksanakan, untuk ini
dibutuhkan wewenang diatasnya. Semuanya ini diperlukan sanksi supaya
dapat dipatuhi oleh orang yang menerimannya.
Contoh : seperti dalam sebuah perusahaan dijelaskan bahwa yang memiliki
wewenang untuk mengatur komponen dibawahnya, sedangkan komponen
dibawah memiliki tanggung jawab terhadap manajernya. Direktur memiliki
wewenang terhadap manajer, manajer memiliki wewenang terhadap
teknisi dan supervisor, dan sampai seterusnya sampai tingkatan paling
bawah, dan sebaliknya operator dan office boy memiliki tanggung jawab
terhadap supervisor, dan supervisor memiliki tanggung jawab terhadap
manajer, dan sampai seterusnya sampai tingkatan paling atas.

3. Dicipline (Disiplin)
Adalah menjalankan apa yang telah menjadi kesepakatan bersama, prinsip
manajemen disiplin ini sangat penting dalam tercapainya tujuan bersama yang
akan dicapainya, sebab tanpa disiplin tidak akan mencapai kemajuan.
Contoh : Disiplin merupakan suatu kebiasaan yang harus diterapkan oleh
setiap karyawan bahkan tidak hanya karyawan saja, disiplin tidak hanya semata
mata taat dan patuh pada peraturan yang telah ditetapkan saja, disiplin juga
harus diterapkan pada setiap kegiatan berkerja agar mendapatkan hasil yang
maksimal, upaya ini untuk menerapkan kedisiplinan ini tidak adanya perasaan
takut atau paksaan.

4. Unity Of Command (Kesatuan Perintah)


Prinsip manajemen Unity Of Command atau kesatuan komando adalah bahwa
setiap karyawan harus menerima perintah dari satu manajer sehingga
karyawan memiliki suatu tanggung jawab yang dipercayakan kepada karyawan
diberikan oleh lebih dari satu manajer, ini dapat menyebabkan kebingungan
yang dapat menyebabkan konflik bagi karyawan. Dengan menggunakan
prinsip ini, tanggung jawab agar terhindar dari kesalahan akan bisa
diminimalisir.
Contoh : Misalnya seperti sebuah perusahaan yang ingin perusahaannya
berjalan dengan baik dan lancar seorang Direktur akan memerintahkan
manajer untuk menjalankan perusahaannya, kemudian sang manajer juga
memiliki wewenang untuk memerintah para bawahnnya sesuai dengan
tugasnya masing – masing, dan semua itu dilakukan atas perintah dari sang
direktur agar perusahaanya berjalan lancar dan baik.

5. Unity Of Direction (Kesatuan Arah)


Prinsip manajemen ini adalah tentang fokus dan kesatuan. Semua karyawan
memberikan kegiatan yang sama yang dapat dikaitkan dengan tujuan yang
sama, hal ini seperti anda mencari North Star Metric untuk bisnis anda. Semua
kegiatan harus dilakukan oleh satu kelompok yang membentuk tim. Kegiatan-
kegiatan ini harus dijelaskan dalam rencana aksi. Manajer pada akhirnya
bertanggung jawab atas rencana ini dan dia memantau perkembangan kegiatan
yang ditentukan dan direncanakan. Area fokus adalah upaya yang dilakukan
oleh karyawan dan koordinasi.
Contoh : Agar sebuah perusahaan maju, sebuah perusahaan sangat
memerlukan kesatuan arah disetiap komponennya. Pelaksanaan tugas masing-
masing secara bertanggung jawab, disiplin, dan sesuai kesatuan perintah, oleh
karena itu sebelum melaksankan pekerjaan biasa karyawan mendapat arahan
apa saja tugas-tugas yang harus dilakukan.
6. Subordination Of Individual Interst Into General Interst ( Asas Kepentingan
Umum Di Atas Kepentingan Pribadi)
Selalu ada semua jenis kepentingan dalam suatu organisasi. Agar organisasi
berfungsi dengan baik, Henry Fayol mengindikasikan bahwa kepentingan
pribadi lebih rendah dari pada kepentingan organisasi (etika). Fokus utamanya
adalah pada tujuan organisasi dan bukan pada individu. Ini berlaku pada
semua tingkat dari seluruh organisasi, termasuk para manajer.
Contoh : Misalnya, jika direktur NEO.net hanya memikirkan laba dari pada
kelangsungan perusahaan maka keinginannya tidak akan tercapai. Untuk itu
seoran direktur harus memikirkan hal lain misalnya saja kesejahteraan
karyawan sehingga mereka bekerja tanpa paksaan dan penuh tanggung jawab.

7. Remuneration (Penggajian)
Motivasi dan produktikvitas adalah dua hal yang berkaitan dalam kelancaran
organisasi. Prinsip manajemen ini menjelaskan bahwa penggajian harus cukup
untuk membuat karyawan termotivasi dan produktif. Ada dua jenis penggajian
yaitu non-moneter (pujian, Tanggung jawab lebih, kredit) dan moneter
(kompensasi, bonus atau kompensasi finansial lainnya). Pada akhirnya ini
adalah menghargai upaya karyawan yang telah dilakukan.
Contoh : Penggajian biasanya dilakukan setiap bulan. Tentu saja setiap
komponen akan mendapatkan gaji yang berbeda-beda sesuai dengan tingkatan
jabatannya, hal ini merupakan sebuah penghargaan terhadap upaya karyawan
yang telah dilakukan.

8. Centralization (Pemusatan)
Pemusatan wewenang akan menimbulkan pemusatan tanggung jawab dalam
satu kegiatan. Tanggung jawab terakhir terletak pada orang yang memegang
wewenang tertinggi atau manajer puncak. Pemusatan bukan berarti adanya
kekuasaan untuk menggunakan wewenang, melainkan untuk menghindari
kesimpangsiuran wewenang dan tanggung jawab. Pemusatan wewenang ini
juga tidak menghilangkan asas pelimpahan wewenang (delegation of
authority).
Contoh : Meskipun seorang direktur memiliki wewenang yang paling tinggi,
akan tetapi tidak bisa langsung menyalurkan wewenangnya ketingkat paling
bawah . Pelimpahan wewenang harus berurut sesuai bagan, misalnya ada
seorang operator melakukan kesalahan, maka direktur hanya minta
pertanggung jawaban kepada manajer dan manajer lah yang akan menegur
operator tersebut.

9. Scalar Chain (tingkatan)


Pembagian kerja menimbulkan adanya atasan dan bawahan. Bila pembagian
kerja ini mencakup area yang cukup luas akan menimbulkan hierarki. Hierarki
diukur dari wewenang terbesar yang berada pada manajer puncak dan
seterusnya berurutan kebawah. Dengan adanya hierarki ini, maka setiap
karyawan akan mengetahui kepada siapa ia harus bertanggung jawab dan dari
siapa ia mendapat perintah.
Contoh : Dalam pelaksanaan lalu lintas wewenang tidak boleh adanya hirarki,
supaya tidak terjadi kekacauan, maka tidak boleh adanya hirarki karena hal ini
akan menimbulkan ketidaksenangan dalam bekerja bagi orang yang dilaluinya,
karena merasa tidak dihargai oleh bawahannya dan merasa tidak dipercaya
oleh atasannya.

10. Order (Ketertiban)


Ketertiban dalam melaksanakan perkerjaan merupakan syarat utama karena
pada dasarnya tidak ada orang yang bisa berkerja dalam keadaan kacau atau
tegang. Ketertiban dalam suatu pekerjaan dapat terwujud apabila seluruh
karyawan, baik atasan maupun bawahan mempunyai disiplin yang tinggi. Oleh
karena itu, ketertiban dan disiplin sanagt dibutuhkan dalam mencapai tujuan.
Contoh : Misalnya seorang manajer tidak dapat semena-mena menggunakan
wewenangnya terhadap karyawan. Jika ada karyawan yang tidak nyaman maka
akan berpengaruh terhadap kinerja dalam melaksanakan tugasnya. Lingkungan
seperti ini akan menghambat jalan usahanya.

11. Equility (Keadilan)


Keadilan dan Kejujuran merupakan salah satu syarat untuk mencapai tujuan
yang telah ditentukan. Keadilan dan kejujuran terkait dengan moral karyawan
dan tidak dapat dipisahkan. Keadilan dan kejujuran harus ditegakkan mulai dari
atasan karena atasan memiliki wewenang yang paling besar. Manajer yang adil
dan jujur akan menggunakan wewenangnya dengan sebaik-baiknya untuk
melakukan keadilan dan kejujuran pada bawahannya.
Contoh : Seperti seorang manajer tidak boleh pilih kasih terhadap salah satu
bawahannya. Setiap karyawan diperlakukan adil, misalnya seorang operator
yang kebetulan kerabat dari direktur tidak akan diberi tugas lebih sedikit dari
operator lain. Semua operator memiliki tugas yang komposisinya sama,
profesionalitas dan keadilan sangat membantu jalannya usaha.

12. Stability Of Tonure Of Personel ( Stabilitas Pegawai)


Dalam setiap kegiatan kestabilan karyawan harus dijaga sebak-baiknya agar
segala pekerjaan berjalan dengan lancar. Kestabilan karyawan terwujud karena
adanya disiplin kerja yang baik dan adanya ketertiban dalam kegiata.
Manusia sebagai makhluk sosial yang berbudaya memiliki keinginan, perasaan
dan pikiran. Apabila keinginan tidak terpenuhi, perasaan teretekan dan pikiran
yang kacau akan menimbulkan goncangan dalam bekerja.
Contoh : Masa kerja setiap karyawan yang cukup lama membuktikan stabilitas
pegawai diperusahaan tersebut cukup baik. Hal ini disebabkan setiap
perusahaan diterapkan prinsipn keadilan, kejujuran, kekeluargaan, hubungan
antara pemimpin dan karyawan atau karyawan dengan karyawan. Akan tetapi
tidak melampaui wewenang masing-masing.

13. Inisiative (Prakarsa)


Prakarsa timbul dari dalam diri seseorang yang menggunakan daya pikir.
Prakarsa menimbulkan kehendak untuk mewujudkan suatu yang berguna bagi
penyelesaian pekrajaan dengan sebaik-baiknya. Jadi dalam prakarsa terhimpun
kehendak, perasaan, pikiran, keahlian dan keberanian seseorang. Oleh karena
itu, setiap prakarsa yang datang dari karyawan harus dihargai. Prakarsa
(Inisiatif) mengandung arti menghargai orang lain, karena itu hakikatnya
manusia butuh penghargaan. Setiap penolakan terhadap prakarsa karyawan
merupakan salah satu langkah untuk menolak gairah kerja. Oleh karena itu,
seorang manajer yang bijak akan menerima dengan senang hati prakarsa-
prakarsa yang dilahirkan karyawannya.
Contoh : Seorang manajer dituntut memiliki pikiran yangn luas demi kemajuan
usaha. Meskipun begitu seorang karyawan masih boleh menyampaikan hasil
pemikirannya untuk membantu kemajuan usaha. Setiap komponen juga
mempunyai hak untuk menyelesaikan masalah yang terjadi diperusahaan
tersebut, misal jika terjadi hal-hal diluar dugaan, semua lomponen harus
bersama-sama berfikir dengan cepat untuk menyelesaikan masalah tersebut.

14. Ecsprit De Corps (Semangat Kesatuan Korps)


Setiap karyawan harus memiliki rasa kesatuan, yaitu rassa senasib
sepenanggungan sehingga menimbulkan semangat kerja sama yang baik.
Semangat kesatuan akan lahir apabila setiap karyawan mempunyai kesadaran
bahwa setiap karyawan berarti bagi karyawan lain dan karyawan lain sangat
dibutuhkan oleh dirinya. Manajer yang memiliki kepemimpinan akan mampu
melahirkan semangat kesatuan (Esprit De Corp), sedangkan manajer yang suka
memaksa dengan cara-cara yang kasar akan melahirkan friction de corp
(Perpecahan Dalam Korp) dan membawa bencana.
Contoh : Prinsip kekeluargaan dalam berhubungan antara masing-masing
komponen akan membangun rasa kesatuan korps. Karena setiap karyawan
merasa nyaman dengan karyawan lain bahkan dengan atasannya, begitu pula
sebaliknya. Kepercayaan seorang atasan terhadap karyawan tergambar dengan
jelas, karena karyawan yang berkerja dengan rasa tanggunng jawab. Setiap
komponen merasa saling membutuhkan, misalnya seorang manajer tidak akan
dapat mencapai tujuan tanpa bantuan supervisor. Dan seterusnya.

Anda mungkin juga menyukai