Setiap kegiatan organisasi harus terdapat pembagian kerja yang jelas untuk mencapai tujuan perusahaan. Pembagian kerja perlu disesuaikan dengan kemampuan dan keahlian agar proses kerja berlangsung efektif. Seperti prinsip ”the right man in the right place”, penempatan tenaga kerja dalam suatu perusahaan harus objektif berdasarkan kemampuannya. 2. Wewenang dan Tanggung Jawab (Authority and Responsibility) Setiap jabatan mempunyai wewenang, kekuasaan, dan tanggung jawab masing-masing secara seimbang. Kekuasaan atau wewenang merupakan hak untuk mengambil keputusan sehubungan dengan tugas, tanggung jawab, atau pekerjaan yang harus dikerjakannya. Tanggung jawab adalah tugas dan fungsi yang harus dilakukan seorang pejabat agar dapat melaksanakan wewenang yang diberikan. Wewenang dan tanggung jawab harus berimbang. 3. Disiplin (Discipline) Sikap disiplin harus dimiliki setiap karyawan dalam suatu organisasi agar pendelegasian wewenang berlangsung efektif. Disiplin merupakan sikap dan perilaku patuh terhadap pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya. Dengan demikian, atasan dan/atau bawahan dapat melaksanakan pekerjaan sesuai dengan rencana, peraturan, dan sasaran yang telah ditetapkan. 4. Kesatuan Perintah (Unity of Command) Prinsip kesatuan perintah dimaksudkan agar karyawan tidak mengalami kebingungan atas perintah atasan. Karyawan harus tahu kepada siapa harus bertanggung jawab sesuai dengan wewenang yang dimilikinya. Perintah yang diberikan dapat berupa lisan atau tulisan. 5. Kesatuan Pengarahan (Unity of Direction) Setiap anggota harus diberi pengarahan agar dapat menjalankan tugas dengan baik sehingga tujuan yang ditetapkan tercapai. Pengarahan merupakan kegiatan mengintegrasikan usaha anggota suatu kelompok sehingga tugas yang dibebankan dapat diselesaikan. Perlu alur yang jelas dari mana karyawan memperoleh wewenang untuk melaksanakan pekerjaan dan kepada siapa karyawan mengetahui batasan wewenang dan tanggung jawabnya. Partisipasi karyawan, komunikasi, dan kepemimpinan yang baik merupakan dasar-dasar dalam pengarahan. 6. Mendahulukan Kepentingan Umum di Atas Kepentingan Pribadi (Subordination of Individual Interest to General Interest) Prinsip mendahulukan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi harus diprioritaskan dalam organisasi. Tujuannya agar setiap kegiatan berjalan lancar dan tujuan dapat tercapai dengan baik. Prinsip ini dapat terwujud jika setiap karyawan merasa nyaman dan senang dalam lingkungan kerja. 7. Penggajian (Remuneration of Personnel) Gaji atau upah merupakan imbal jasa atas keterlibatan faktor produksi tenaga kerja dalam proses produksi. Pemberian gaji yang layak berpotensi menimbulkan kedisiplinan dan semangat kerja tinggi. Dengan demikian, karyawan akan berkompetisi untuk mencapai prestasi lebih baik. Prinsip more pay for more prestige (gaji lebih untuk prestasi lebih) dan prinsip upah sama untuk prestasi yang sama dapat diterapkan dalam prinsip penggajian. 8. Pemusatan Wewenang (Centralization) Pemusatan wewenang atau sentralisasi merujuk pada pemusatan wewenang pada satu manajer sehingga seluruh aktivitas manajemen dapat dikendalikan. Sentralisasi biasanya diterapkan dalam organisasi berskala kecil. Pada suatu organisasi berskala besar, pembagian wewenang dapat menggunakan sistem desentralisasi. Desentralisasi merujuk pada pembagian wewenang kepada beberapa manajer dalam bidang-bidang pekerjaan. 9. Rantai Skalar (Scalar Chain) Rantai skalar adalah rantai yang bermula dari atasan hingga tingkat terendah. Maksud prinsip ini bahwa garis wewenang dalam sebuah organisasi harus jelas. Prinsip rantai skalar memudahkan komunikasi antarkaryawan dalam tingkatan manajemen yang sama. Dengan prinsip tersebut terjalin komunikasi yang efektif dari manajemen puncak hingga manajemen lini pertama. 10. Tata Tertib (Order) Tata tertib berkaitan dengan aturan yang harus dipatuhi dalam lingkungan kerja. Tata tertib memungkinkan lingkungan kerja menjadi nyaman dan tenang. Tata tertib dapat terwujud jika seluruh manajer dan karyawan memiliki disiplin tinggi. Ketertiban di lingkungan kerja sangat penting karena dapat menciptakan suasana kerja nyaman. 11. Keadilan (Equity) Prinsip keadilan diperlukan agar setiap bawahan setia terhadap pemimpin dan organisasinya. Prinsip keadilan mendorong timbulnya loyalitas para karyawan terhadap pekerjaan. Atasan yang bersikap adil akan menggunakan wewenang secara baik sehingga bawahan bekerja dengan nyaman. 12. Pemantapan Jabatan (Stability of Turnover Personnel) Manusia sebagai makhluk sosial memiliki keinginan, perasaan, dan pikiran. Apabila keinginannya tidak terpenuhi, perasaan tertekan dan pikiran yang kacau menimbulkan hambatan dalam bekerja. Dalam setiap aktivitas manajemen, stabilitas kondisi personel karyawan perlu dijaga dan diperhatikan. Tujuannya agar tugas dan pekerjaan yang dibebankan kepada karyawan dilaksanakan dengan baik dan bertanggung jawab. Kestabilan dapat terwujud jika dalam lingkungan kerja berkembang sikap disiplin. 13. Prakarsa (Initiative) Inisiatif timbul dari dalam diri seseorang menggunakan daya pikir. Prinsip ini dimaksudkan agar setiap orang diberi kesempatan mengungkapkan inisiatif atau ide kreatifnya. Ide kreatif bisa mengenai cara kerja, prosedur kerja, maupun dalam menjalankan rencana baru terkait pekerjaan. Inisiatif yang ada perlu diapresiasi dan dihargai secara layak karena dapat menumbuhkan semangat kerja tinggi. 14. Solidaritas (Solidarity) Prinsip solidaritas diperlukan untuk menimbulkan semangat persatuan dan hubungan kerja sama yang baik dengan rasa setia kawan antarkaryawan. Prinsip solidaritas perlu dimanfaatkan untuk kepentingan positif yang bersifat konstruktif dan rasional. Solidaritas merupakan salah satu kekuatan bagi perkembangan suatu organisasi.
Manajemen waktu dalam 4 langkah: Metode, strategi, dan teknik operasional untuk mengatur waktu sesuai keinginan Anda, menyeimbangkan tujuan pribadi dan profesional