Anda di halaman 1dari 28

MEMORANDUM PROSEDUR

Nomor : 006/MPK/MNR.PCP/2021
Tanggal : 29 Januari 2021
Perihal : Pelaksanaan Stimulus Perekonomian Nasional Sebagai Kebijakan
Countercyclical Dampak Penyebaran COVID-19 dan Perlakuan Khusus Bagi
Penerima Kredit Usaha Rakyat (KUR) Terdampak Pandemi COVID-19

Dalam rangka mendukung Program Stimulus Perekonomian Nasional akibat dampak Pandemi
COVID- 19, maka Direksi memutuskan bahwa perlu dilakukan penyesuaian terhadap beberapa
ketentuan perkreditan sebagai pedoman dalam melakukan restrukturisasi bagi debitur Segmen KUR
yang terkena dampak penyebaran COVID-19, dengan pengaturan sebagai berikut:

A. Dasar Hukum
1. POJK No.11/POJK.03/2020 tanggal 16 Maret 2020 Perihal Stimulus Perekonomian Nasional
Sebagai Kebijakan Countercyclical Dampak Penyebaran COVID-19 sebagaimana diubah
dengan POJK No.48/POJK.03/2020.
2. Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Permenko) Republik Indonesia No.
6 Tahun 2020 tanggal 15 April 2020 perihal Perlakuan Khusus Bagi Penerima Kredit Usaha
Rakyat Terdampak Pandemi Corona Virus Disease 2019, sebagaimana diubah beberapa kali,
terakhir dengan Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Permenko)
Republik Indonesia No. 19 Tahun 2020 tanggal 30 desember 2020.
3. Keputusan Menteri Keuangan (KMK) No.436/KMK.05/2020 tanggal 28 September 2020
perihal Besaran Subsidi Bunga/Subsidi Margin Kredit Usaha Rakyat Super Mikro dan
Tambahan Subsidi Bunga/Subsidi Margin Kredit Usaha Rakyat Bagi Penerima Kredit Usaha
Rakyat pada Masa Pendemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19).
4. Surat OJK Nomor S-12/D.03/2020 tanggal 27 Mei 2020 perihal Kebijakan Relaksasi Lanjutan
Dalam Rangka Mendukung Program Pemulihan Ekonomi Nasional Sektor Perbankan.
5. Surat Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (Permenko) Republik Indonesia
Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan No.
B/KUR/224/D.I.M.EKON/09/2020 tanggal 30 September 2020 perihal Penegasan
Pelaksanaan Penundaan Angsuran Pokok KUR pada masa COVID-19.
6. Petunjuk Teknis Perlakuan Khusus bagi Penerima KUR yang dikeluarkan oleh Kementerian
Keuangan Republik Indonesia Tahun 2020.

B. Kriteria Debitur KUR Perlakuan Khusus/Restrukturisasi Terdampak Pandemi COVID-19


Debitur Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang mengikuti program perlakuan khusus/restrukturisasi
kredit adalah debitur KUR yang terdampak pandemi COVID-19 dan memenuhi kriteria sebagai
berikut :
1. Syarat Umum
a. Kualitas kredit sebagai berikut:
1) Kolektibilitas performing loan (kolektibilitas 1 atau 2) pada saat periode pemberian
ketentuan khusus, atau

1/8
2) Kolektibilitas performing loan (kolektibilitas 1 atau 2) dalam masa restrukturisasi,
dapat diberikan stimulus dengan syarat:
a) Restrukturisasi berjalan lancar sesuai perjanjian kredit restrukturisasi, dan
b) Tidak memiliki tunggakan bunga dan/atau angsuran pokok.
b. Bersikap kooperatif atau memiliki itikad baik.
c. Telah menjadi debitur minimal selama 6 (enam) bulan.
d. Tidak pernah berstatus FPD (First Payment Default).
e. Debitur masih memiliki keberlangsungan usaha dan prospek usaha.
Penilaian keberlangsungan usaha dan prospek usaha debitur dituangkan dalam Call
Report atau Lembar Kunjungan Debitur yang dilampirkan pada Nota Persetujuan
Restrukturisasi Debitur.
2. Syarat Khusus
a. Debitur KUR Mikro dan KUR Kecil, KUR Khusus, dan KUR Super Mikro
Debitur KUR Mikro dan KUR Kecil, KUR Khusus, dan KUR Super Mikro yang terdampak
pandemi COVID-19 merupakan debitur KUR yang mengalami penurunan usaha yang
disebabkan kondisi:
1) Terjadi penurunan pendapatan/omzet karena mengalami gangguan terkait pandemi
COVID-19, dan/atau
2) Mengalami gangguan proses produksi karena dampak pandemi COVID-19.
b. Debitur KUR Penempatan TKI (KUR TKI)
1) Debitur KUR TKI yang terdampak Pandemi COVID-19 meliputi :
a) Debitur KUR TKI yang ditunda keberangkatannya ke negara tujuan karena
adanya kebijakan penundaan pengiriman pekerja migran Indonesia atau kondisi
lainnya yang ditetapkan Pemerintah, atau
b) Debitur KUR TKI yang mengalami pemulangan sementara setelah pekerja migran
Indonesia berada di negara tujuan, dan akan kembali bekerja setelah pandemi
COVID-19 berakhir.
2) Negara tujuan sebagaimana dimaksud pada butir 1) adalah negara terdampak
pandemi COVID-19, yang diumumkan oleh World Health Organization (WHO).
3) Debitur KUR TKI terdampak pandemi COVID-19 sebagaimana dimaksud pada butir a)
di atas memenuhi persyaratan: bersedia diberangkatkan ke negara tujuan pada saat
kebijakan penundaan pengiriman pekerja migran Indonesia dan kondisi lainnya yang
menjadi kendala berakhir serta apabila kondisi COVID-19 di negara tujuan sudah
berakhir.
Underlying untuk syarat umum/khusus di atas :
Pemenuhan syarat umum/khusus di atas harus dibuktikan melalui underlying sebagai berikut:
a. Permintaan debitur yang mencantumkan alasan minimal salah satu dari syarat khusus di
atas. Permintaan tersebut disampaikan secara tertulis.
Format aplikasi permohonan perlakuan khusus/restrukturisasi sebagaimana Lampiran 1.
b. Debitur wajib menyampaikan surat pernyataan yang dilakukan secara tertulis.
Format Surat Pernyataan sebagaimana Lampiran 9.

2/8
c. Permintaan debitur sebagaimana di atas dapat dikonfirmasi melalui on desk call atau
kunjungan langsung ke debitur. Kriteria debitur yang wajib dilakukan kunjungan
langsung diatur dalam Petunjuk Teknis Restrukturisasi Bagi Debitur Kredit Usaha Rakyat
(KUR) Terdampak COVID-19.
Konfirmasi melalui on desk call dilakukan oleh MKA/MBM/BM dan dituangkan pada
Lembar Call Report dengan persetujuan Pejabat satu tingkat di atas Petugas yang
melakukan konfirmasi (MBM/BM/MBCM/Area Head/MBH).
Konfirmasi melalui kunjungan langsung dilakukan oleh MM/MKS/MKA dan dituangkan
pada Lembar Kunjungan Debitur dengan persetujuan Pejabat satu tingkat di atas Petugas
yang melakukan kunjungan (MBM/BM/MBCM/Area Head/MBH).
Format Lembar Call Report dan Kunjungan Debitur sebagaimana tertera pada Lampiran
2.
d. Screen Capture yang menunjukkan bahwa debitur memiliki kolektibilitas 1 atau 2 di BDS
pada saat periode pengajuan restrukturisasi/perlakuan khusus.
3. Syarat Pemberian Tambahan Subsidi Bunga
a. Tambahan subsidi bunga KUR diberikan kepada Penerima KUR dengan kategori
kolektibilitas performing loan (kolektibilitas 1 atau 2) pada saat periode bulan
penagihan.
b. Tambahan subsidi bunga KUR diberikan kepada Penerima KUR dengan akad kredit
sampai dengan 30 Juni 2021.

C. Sektor Usaha Debitur KUR Terdampak Pandemi COVID-19


Sektor usaha yang telah diidentifikasi sebagai sektor terdampak COVID-19 adalah sebagai berikut:
1. Pariwisata (termasuk agen biro perjalanan), transportasi, penyedia akomodasi dan
penyediaan makan minum, perdagangan besar dan eceran, industri pengolahan, pertanian,
perkebunan, peternakan/perikanan, jasa pendidikan, jasa kesehatan dan kegiatan sosial, jasa
kemasyarakatan sosial budaya, hiburan & perorangan lainnya, jasa perorangan yang
melayani rumah tangga, industri kreatif, pertambangan.
2. Sektor usaha lainnya yang terdampak COVID-19, ditetapkan oleh RCBDH di Wilayah masing-
masing bersama dengan SME & Micro Risk Head (SMRH) atau Group Head Micro
Development & Agent Banking bersama dengan Group Head SME & Micro Risk.

D. Masa Berlaku Program Stimulus Dari Pemerintah


Penerapan kebijakan yang mendukung stimulus pertumbuhan ekonomi untuk debitur yang
terkena dampak penyebaran COVID-19 berlaku sampai dengan tanggal 31 Maret 2022 atau
tanggal lain sesuai penetapan Regulator.
Jika restrukturisasi kredit dilakukan setelah berakhirnya masa berlaku POJK Stimulus COVID-19,
maka atas fasilitas kredit debitur tersebut diperlakukan sebagai restrukturisasi normal,
diperhitungkan LaR dan dibentuk CKPN sesuai ketentuan.

E. Skema Perlakuan Khusus/Restrukturisasi Debitur KUR Terdampak Pandemi COVID-19


1. Debitur KUR dapat memperoleh perlakuan khusus/restrukturisasi berupa:
a. Pemberian tambahan subsidi bunga KUR dari Pemerintah untuk meringankan
pembayaran angsuran bunga KUR, dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Tambahan subsidi bunga yang dibayarkan oleh Pemerintah mengurangi biaya bunga
dan/atau biaya lainnya yang dibebankan kepada Penerima KUR. Yang dimaksud
biaya lainnya adalah biaya denda, administrasi, provisi, atau pokok pinjaman.
2) Tambahan subsidi bunga KUR diberikan kepada Debitur KUR sebesar 3% (tiga

3/8
persen) sejak 1 Januari 2021 sampai dengan 30 Juni 2021,

4/8
b. Pemberian penundaan angsuran pokok KUR dan bunga sesuai penilaian Bank maksimal
12 (dua belas) bulan sampai dengan 31 Maret 2022, dan/atau
c. Pemberian perpanjangan jangka waktu KUR minimal sama dengan penundaan angsuran
pokok dan paling lama sesuai ketentuan jangka waktu KUR pada Lampiran 10.
2. Bunga selama masa grace period/penundaan pokok dapat dibayarkan sesuai dengan jadwal
angsuran baru setelah grace period/penundaan pokok.
3. Tunggakan bunga, tunggakan denda dan denda berjalan yang sudah ada sebelum dampak
COVID-19 dapat dijadikan Tunggakan Bunga Yang Dijadwalkan (TBYD) dan dibayarkan sesuai
jadwal angsuran kredit yang baru setelah grace period/penundaan pokok.
4. Untuk debitur dalam masa grace period/penundaan pokok karena restrukturisasi, maka
subsidi bunga yang diterima digunakan untuk mengurangi bunga deferred selama masa
grace period/penundaan pokok.
5. Apabila debitur telah melakukan pembayaran atas biaya bunga yang seharusnya diberikan
Subsidi Bunga oleh Pemerintah, maka akan dilakukan pengembalian pembayaran tersebut
kepada debitur. Pengembalian kepada debitur tersebut dilakukan dengan cara mencairkan
subsidi bunga dari pemerintah ke rekening tabungan debitur.
6. Proses penyaluran tambahan subsidi bunga dibagi berdasarkan kategori debitur dengan
strategi penyaluran subsidi bunga sesuai Lampiran 11.
7. Pemberian perlakuan khusus/restrukturisasi bagi debitur KUR terdampak pandemi COVID-19
dilakukan berdasarkan penilaian dari Bank.
8. Atas pelaksanaan restrukturisasi yang berakibat adanya perpanjangan jangka waktu kredit,
maka :
a. Debitur KUR wajib membayar asuransi jiwa dan/atau kerugian atas jangka waktu kredit
restrukturisasi.
b. Dapat dilakukan penambahan batasan usia penerima kredit maksimal 1 (satu) tahun.
9. Debitur KUR yang akan melakukan pelunasan kredit dipercepat seluruhnya maupun sebagian
selama pandemi COVID-19, baik yang mengajukan relaksasi maupun yang tidak mengajukan
relaksasi, maka tidak dikenakan penalti.
10. Debitur KUR selama pandemi COVID-19 dibebaskan dari biaya administrasi dan provisi yang
timbul dari proses restrukturisasi ini.
Dalam hal dilakukan restrukturisasi kembali (berulang) agar memperhatikan hasil monitoring
dari restrukturisasi sebelumnya.

F. Kewenangan Memutus Perlakuan Khusus/Restrukturisasi Kredit


Pemutusan restrukturisasi kredit untuk debitur terkena dampak COVID-19 dilakukan dengan
ketentuan sebagai berikut:
1. Pemutusan restrukturisasi kredit untuk debitur performing loan (Kolektibilitas 1 dan 2) pada
saat pengajuan dan belum pernah direstrukturisasi dalam 2 (dua) tahun terakhir sebagai
berikut:
a. Pemegang Kewenangan Memutus Kredit (PKMK) di Business Unit sesuai limit
kewenangan, dimana PKMK tersebut belum pernah terlibat dalam pemberian kredit
tersebut, atau
b. PKMK di Business Unit 1 (satu) tingkat lebih tinggi dari PKMK yang memutus pemberian
kredit terakhir.
Kewenangan di atas berlaku juga untuk debitur perlakuan khusus/restrukturisasi COVID-19
yang akan dilakukan restrukturisasi ulang.

5/8
2. Untuk debitur yang sebelumnya pernah direstrukturisasi non COVID-19, kewenangan
memutus restrukturisasi tetap dilakukan sesuai ketentuan eksisting, yaitu diputus oleh PKMK
di Business Unit 1 (satu) tingkat lebih tinggi dari PKMK yang memutus pemberian kredit
terakhir dimana PKMK belum pernah terlibat dalam pemberian kredit tersebut.
(Contoh: Jika pemutus pemberian kredit merupakan kategori F, maka pemutus
restrukturisasi kredit adalah minimal kategori E).
3. Dapat dilakukan secara bulk atau per individu debitur KUR dengan menggunakan format
sesuai Lampiran 3. Dalam hal dilakukan secara bulk, maka kewenangan memutus mengikuti
limit fasilitas kredit individu tertinggi dari kumpulan fasilitas kredit yang diusulkan secara
bulk tersebut dan dokumen/checklist per debitur KUR tetap dilampirkan.
4. Dapat dilakukan melalui sarana elektronik.

G. Addendum Perjanjian Kredit


Apabila dalam pemberian kredit sebelumnya dilakukan penandatanganan Perjanjian Kredit (PK)
secara tertulis dengan Bank, maka dalam pelaksanaan stimulus ini dilakukan pembuatan
Addendum PK dan dokumen lainnya oleh Bank dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Pelaksanaan penandatanganan Addendum PK dan dokumen lainnya dilakukan dibawah
tangan oleh Business Unit dan debitur secara bersama-sama atau secara sirkuler;
Penandatanganan Addendum PK dan dokumen lainnya secara sirkuler harus dilakukan oleh
debitur dan/atau pasangan debitur beserta Bank pada hari kerja yang sama. Addendum PK
dan dokumen lainnya yang ditandatangani secara sirkuler dikirimkan kepada Bank beserta
foto penandatanganan Addendum PK dan dokumen lainnya oleh debitur dan/atau pasangan
debitur; atau
2. Dalam hal pelaksanaan penandatanganan Addendum PK dan dokumen lainnya tidak dapat
dilakukan secara langsung oleh Business Unit dan debitur sesuai butir 1., maka dilakukan
sebagai berikut :
a. Penandatanganan dilakukan dengan tanda tangan elektronik tersertifikasi (dalam hal ini
menggunakan aplikasi pihak ketiga yang telah bekerjasama dengan Bank yaitu PrivyID)
khusus untuk fasilitas kredit yang tidak mensyaratkan penyerahan agunan untuk diikat;
atau
b. Penyampaian ringkasan skema restrukturisasi dan persetujuan atas skema
restrukturisasi tersebut oleh debitur dapat dilakukan melalui media elektronik (seperti:
SMS, Whatsapp, E-mail, dll).
Persetujuan debitur atas ringkasan skema perlakuan khusus/restrukturisasi tersebut
menjadi underlying dokumen perlakuan khusus/restrukturisasi yang disampaikan kepada
CO.
Pelaksanaan penandatanganan Addendum PK dan dokumen lainnya dilakukan secara
sirkuler dengan mekanisme hard copy Addendum PK dan dokumen lainnya dikirimkan ke
debitur dan/atau pasangan debitur. Penandatanganan Addendum PK dan dokumen
lainnya secara sirkuler harus dilakukan oleh debitur dan/atau pasangan debitur beserta
Bank pada hari kerja yang sama. Setelah debitur dan/atau pasangan debitur
menandatangani Addendum PK dan dokumen lainnya tersebut, debitur mengirimkan
kembali Addendum PK dan dokumen lainnya beserta foto penandatanganan Addendum
PK dan dokumen lainnya oleh debitur dan/atau pasangan debitur tersebut kepada Bank
Mandiri.
c. Cabang/Unit Mikro wajib memastikan bahwa pihak yang melakukan konfirmasi
persetujuan dan penandatanganan Addendum PK adalah benar merupakan debitur
pemilik fasilitas kredit yang akan mendapat perlakuan khusus/restrukturisasi tersebut.
Verifikasi untuk memastikan kebenaran identitas debitur dilakukan dengan
menggunakan Call Report dengan format sesuai Lampiran 2.
6/8
H. Penetapan Kualitas Kredit
1. Kualitas kredit yang direstrukturisasi ditetapkan Lancar sejak dilakukan restrukturisasi
sampai dengan selesainya grace period atau sampai dengan tanggal 31 Maret 2022 (mana
yang lebih dahulu).
2. Setelah grace period berakhir atau setelah tanggal 31 Maret 2022 (mana yang lebih dahulu),
maka penetapan kualitas kredit dilakukan sesuai ketentuan Regulator yang berlaku.
3. Atas restrukturisasi yang dilakukan pada butir 1. tersebut di atas, maka tidak dilakukan
perubahan Kode Sifat Kredit di sistem tetapi dilakukan flagging/keterangan “COVID-19”
sampai dengan kredit lunas. Apabila restrukturisasi dilakukan setelah 31 Maret 2022, maka
tidak dapat menggunakan flagging/keterangan “COVID19”.
4. Apabila debitur yang terkena dampak penyebaran COVID-19 dinilai tidak dapat bertahan,
maka penilaian kualitas kredit dan pembentukan cadangan dilakukan sesuai dengan POJK
mengenai penilaian kualitas aset.

I. Monitoring
Untuk tetap menjaga prinsip kehati-hatian atas implementasi ketentuan restrukturisasi kredit,
maka dilakukan monitoring oleh Satuan Kerja Internal Audit dan Senior Operational Risk sesuai
fungsi, tugas, dan tanggung jawabnya.

J. Pelaporan
Atas pemberian stimulus dan perlakuan khusus/restrukturisasi bagi debitur KUR dilakukan
pelaporan sebagai berikut :
1. Pelaporan ke Otoritas Jasa Keuangan :
a. Laporan Triwulanan
1) Laporan Stimulus Kredit Yang Dinilai Berdasarkan Ketepatan Pembayaran
sebagaimana Lampiran 4.
2) Laporan Stimulus Kredit Restrukturisasi sebagaimana Lampiran 5.
Laporan tersebut disusun berdasarkan posisi akhir bulan laporan untuk posisi akhir bulan
Desember 2020 sampai dengan posisi akhir bulan Maret 2022.
b. Laporan Bulanan
Laporan Rekapitulasi Stimulus Kredit Restrukturisasi sebagaimana Lampiran 6.
Laporan tersebut disusun berdasarkan posisi akhir bulan laporan untuk posisi akhir bulan
November 2020 sampai dengan akhir bulan Maret 2022.
Mekanisme pelaporan sebagai berikut:
1. Penyusunan laporan dilakukan oleh Enterprise Data Management (EDM) Group.
2. Verifikasi data dilakukan oleh masing-masing unit pengelola debitur dan dikoordinir oleh
Credit Risk Taking Unit yang bersangkutan.
3. Pelaporan ke OJK disampaikan oleh Compliance & AML - CFT Group.
Laporan disampaikan secara luring kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan dilaporkan
melalui SLIK dengan menambahkan keterangan “COVID19”.
Laporan disampaikan paling lambat akhir bulan berikutnya setelah posisi bulan laporan atau
sebagaimana permintaan oleh Regulator.
Apabila batas waktu penyampaian laporan jatuh pada hari sabtu, hari minggu, dan/atau hari
libur nasional, laporan disampaikan pada hari kerja berikutnya.

7/8
2. Pelaporan kepada Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian :
a. Pelaporan kepada Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dilakukan oleh Micro
Development and Agent Banking dengan ketentuan sebagai berikut :
1) Laporan disampaikan kepada Komite Kebijakan Pembiayaan bagi Usaha Mikro, Kecil,
dan Menengah secara berkala setiap bulan, paling lambat tanggal 10 (sepuluh) bulan
berikutnya melalui Sistem Informasi Kredit Program (SIKP).
2) Laporan disampaikan secara tertulis dan/atau secara daring menggunakan aplikasi
kepada Komite Kebijakan Pembiayaan bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
melalui Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan, Kementerian
Koordinator Bidang Perekonomian ditembuskan kepada Direktur Jenderal
Perbendaharaan Kementerian Keuangan dan Deputi Bidang Pembiayaan
Kementerian Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah.
b. Pelaporan Pelaksanan Perlakukan Khusus KUR Terdampak COVID-19 Per Provinsi
(Lampiran 7) dan Per Sektor Ekonomi (Lampiran 8).
1) Pembebasan Angsuran Bunga KUR dan/atau Penundaan Pembayaran Angsuran
Pokok KUR.
2) Relaksasi Ketentuan Restrukturisasi KUR Penambahan Jangka Waktu KUR.
3) Relaksasi Ketentuan Restrukturisasi KUR Penambahan Limit Plafon KUR.

K. Perlakuan Akuntansi
Pengaturan perlakuan akuntansi atas pelaksanaan restrukturisasi COVID-19 ini terdapat pada
Lampiran 12.

L. Lain – lain
1. Apabila dalam implementasi Memorandum Prosedur ini :
a. Terdapat perbedaan dengan ketentuan yang diatur dalam Memorandum Prosedur ini,
maka dimintakan persetujuan kepada GH Micro Development & Agent Banking dan GH
SME & Micro Risk.
b. Diperlukan penyesuaian pada Lampiran, maka merupakan kewenangan GH Micro
Development & Agent Banking dan GH SME & Micro Risk.
2. Proses restrukturisasi debitur KUR sebagaimana Memorandum Prosedur ini dimungkinkan
untuk dilakukan dengan keterbatasan data/informasi yang tersedia.
3. Dalam pengajuan restrukturisasi kredit debitur terdampak COVID-19 debitur harus
menyampaikan surat pernyataan bahwa data/informasi/dokumen yang disampaikan adalah
benar dan valid, serta debitur bersedia bertanggung jawab atas kebenaran dan validitas
data/informasi/dokumen yang disampaikan.

M. Masa Berlaku Memorandum Prosedur


Memorandum Prosedur ini berlaku sejak tanggal 1 Februari 2021 untuk jangka waktu paling lama
6 (enam) bulan.

N. Korespondensi
Apabila terdapat hal-hal yang perlu ditanyakan, maka dapat menghubungi PIC sebagaimana
Lampiran 13.

8/8
Ketentuan lainnya yang tidak diatur dalam Memorandum Prosedur ini tidak mengalami perubahan,
tetap mengacu pada SPK Micro, Manual Produk, dan Memorandum Prosedur terkait lainnya.
Dengan berlakunya Memorandum Prosedur ini, maka Memorandum Prosedur No.108
/MPK/MNR.PCP/2020 tanggal 18 Desember 2020 perihal Pelaksanaan Stimulus Perekonomian
Nasional Sebagai Kebijakan Countercyclical Dampak Penyebaran COVID-19 dan Perlakuan Khusus
Bagi Penerima Kredit Usaha Rakyat (KUR) Terdampak Pandemi COVID-19 dinyatakan tidak berlaku.
Demikian Memorandum Prosedur ini disampaikan untuk dapat dilaksanakan dengan tertib dan
bertanggung jawab.

PT. BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk.

Ahmad Siddik Badruddin Aquarius Rudianto


Direktur Manajemen Risiko Direktur Jaringan & Retail Banking

8/8
Lampiran 1
Form Permohonan Perlakuan Khusus Dampak COVID-

FORM PERMOHONAN PERLAKUAN KHUSUS/RESTRUKTURISASI DAMPAK COVID-


19

Nama :
Tempat & Tanggal Lahir :
NIK :
Telepon / HP yang dapat dihubungi :
No Rekening Pinjaman :
No Rekening Tabungan :
Jenis Kredit : KUR Mikro / KUR Kecil /KUR Super Mikro / KUR Khusus

Sehubungan dengan kondisi yang saya alami sebagai akibat dari wabah COVID 19 dan mengacu pada
ketentuan POJK No.11/POJK.03/2020 berikut perubahannya, Permenko No. 6 Tahun 2020 berikut
perubahannya, dengan ini saya mengajukan permohonan perlakuan khusus atas fasilitas kredit yang
saya terima dari Bank Mandiri berdasarkan Perjanjian Kredit No......................................tanggal
…………………., dengan skema perlakuan khusus sebagai berikut *):

Penundaan pembayaran angsuran dan/atau perpanjangan jangka waktu kredit


dan/atau perubahan jumlah angsuran dan/atau keringanan lainnya

Sehubungan dengan permohonan tersebut dapat saya sampaikan informasi sebagai berikut *) :

Bahwa usaha saya terjadi penurunan pendapatan atau omzet yang menyebabkan saya
tidak mampu membayar kewajiban kepada Bank.
Bahwa usaha saya mengalami gangguan terhadap proses produksi yang menyebabkan
saya tidak mampu membayar kewajiban kepada Bank.

Dengan alasan sebagai berikut :

Dengan ini Saya mengajukan permohonan permohonan khusus atas fasilitas kredit yang saya terima
dari Bank Mandiri dan berkomitmen untuk memenuhi kewajiban saya pasca periode penundaan
angsuran berakhir.
Demikian permohonan ini saya perbuat dengan sebenarnya dan tanpa paksaan pihak manapun. Atas
perhatian dan bantuannya, saya ucapkan terima kasih.

…………………………., tanggal……………………………

(…………………………………………………………………)
Pemohon
*Pilih salah satu dengan memberikan tanda (V) dapat dipilih lebih dari satu
*Coret yang tidak sesuai dengan pilihan.

1
Lampiran 1
Form Permohonan Perlakuan Khusus Dampak COVID-

FORM PERMOHONAN PERLAKUAN KHUSUS/RESTRUKTURISASI DAMPAK COVID-


19
Nama :
Tempat & Tanggal Lahir :
NIK :
Telepon / HP yang dapat dihubungi :
No Rekenign Pinjaman :
No Rekening Tabungan :
Jenis Kredit : KUR Penempatan TKI

Sehubungan dengan kondisi yang saya alami sebagai akibat dari wabah COVID 19 dan mengacu pada
ketentuan POJK No.11/POJK.03/2020 berikut perubahannya, Permenko No. 6 Tahun 2020 berikut
perubahannya, dengan ini saya mengajukan permohonan perlakuan khusus atas fasilitas kredit yang
saya terima dari Bank Mandiri berdasarkan Perjanjian Kredit No......................................tanggal
…………………., dengan skema perlakuan khusus sebagai berikut *):

Penundaan pembayaran angsuran dan/atau perpanjangan jangka waktu kredit dan/atau


perubahan jumlah angsuran dan/atau keringanan lainnya
Sehubungan dengan permohonan tersebut dapat saya sampaikan informasi sebagai berikut*) :

Bahwa negara tujuan bekerja masuk dalam negara terdampak yang diumumkan oleh WHO.
Bahwa keberangkatannya saya ke negara tujuan ditunda karena terdampak COVID-19.

Bahwa saya di pulangkan sementara dari negara tempat saya bekerja karena terdampak
COVID-19.
Bahwa saya bersedia diberangkatkan kembali ke negara tujuan setelah kondisi COVID-19 di negara tujuan sudah berakhir.

Dengan alasan sebagai berikut :

Dengan ini Saya mengajukan permohonan perlakuan khusus atas fasilitas kredit yang Saya terima
dari Bank Mandiri dan berkomitmen untuk memenuhi kewajiban Saya pasca periode penundaan
angsuran berakhir.
Demikian permohonan ini Saya perbuat dengan sebenarnya dan tanpa paksaan pihak manapun. Atas
perhatian dan bantuannya, Saya ucapkan terima kasih.

…………………………., tanggal……………………………

(…………………………………………………………………)
Pemohon
*Pilih salah satu dengan memberikan tanda (V) dapat dipilih lebih dari satu
*Coret yang tidak sesuai dengan pilihan.

2
Lampiran 2
Call Report dan Lembar Kunjungan Debitur KUR Terdampak COVID-
CALL REPORT DEBITUR KUR / KUM TERDAMPAK COVID-19

Tgl Konfirmasi ke Debitur : Petugas yang melakukan Konfirmasi :


Unit / Cabang Mikro : Jabatan : MKA / MBM / BM
1. InformasiDebitur 2. Verifikasi Identitas Debitur
CIF & : No HP Debitur Pada CIF Penjelasan Jika Berbeda
No Rek pinjaman No HP Debitur yang dihubungi
Nama Debitur : Data CIF/LOS & Pembuktian Kesimpulan*
Identitas Debitur
KTP Debitur
Jenis Kredit : KUM/KUR Nama Ibu Kandung Debitur
SESUAI/TIDAK
Limit Kredit : Tempat Tanggal lahir SESUAI/TIDAK
Baki Debet : NIK KTP SESUAI/TIDAK
Kolektibilitas : Nama Pasangan SESUAI/TIDAK

3. Verifikasi Kesiapan Penggunaan privy Id


Debitur Bersedia Proses BERSEDIA/TIDAK Verifikasi Identitas Pasangan Debitur
Melalui Privy Id (Diisi jika debitur bersedia menggunakan privy id &memiliki smartphone)
Debitur menggunakan YA/TIDAK Identitas Data CIF/LOS & Pembuktian Kesimpulan
smartphone Pasangan Deb KTP Psgn Deb
Status Debitur MENIKAH/ NIK KTP SESUAI/TIDAK
TIDAK MENIKAH Tempat Tanggal lahir SESUAI/TIDAK
No HP PasanganDebitur Nama Ibu kandung Debitur SESUAI/TIDAK
Tempat Tgl lahir Debitur SESUAI/TIDAK

4. Konfirmasi atas Informasi Usaha Debitur Hasil Konfirmasi


a. Apakah usaha debitur yang dibiayai Bank masih berjalan ? YA / TIDAK
b. Apakah debitur memiliki usaha lain atau beralih ke usaha lain ? YA / TIDAK
c. Apakah debitur mengalami penurunan pendapatan atau omzet sehingga menyebakan debitur tidak mampu membayar YA / TIDAK
kewajiban kepada bank ?
d. Debitur mengalami gangguan terhadap proses produksi sehingga menyebabkan debitur tidak mampu membayar YA / TIDAK
kewajiban kepada bank ?
e. Berapakah pendapatan bersih debitur saat ini ? Rp. Juta
f. Apakah 35% dari pendapatan bersih debitur saat ini mencukupi untuk membayar kewajiban bulanan setelah grace period YA / TIDAK
?
g. Apakah debitur memiliki karakter yang baik ? YA / TIDAK
h. Cover Agunan terhadap Bade saat ini? (pilih salah satu) <10% / Unsecured
51% s.d 100 %
101% s.d 200%
101% s.d 200%

5. Hasil Konfirmasi dan Penawaran Program Perlakuan Khusus Hasil Konfirmasi


Bahwa berdasarkan konfirmasi sesuai poin 4 di atas, debitur telah memenuhi kriteria dapat diberikan perlakuan khusus/restrukturisasi
Setuju
dengan
/Tidak
rincian
Setujusebagai berikut :

- Usulan Restrukturisasi yang akan diajukan (pilih salah satu) Pengajuan pertama kali
Restru ulang
- Pemberian keringanan bunga sesuai dengan ketentuan (khusus produk KUR) Setuju /Tidak Setuju
- Penundaan pokok dan bunga selama bulan ( Wajib diisi) Setuju /Tidak Setuju
- Perpanjangan jangka waktu kredit selama bulan (Wajib diisi) Setuju /Tidak Setuju
Pertimbangan Pemilihan Program Restukturisasi (silahkan dijelaskan jika ada) :

6. Perpanjangan Asuransi Jiwa dan Kerugian Hasil Konfirmasi


Bank telah menyampaikan bahwa Debitur KUR memiliki kewajiban untuk membayar premi asuransi atas perpanjangan Bersedia /
kredit Tidak Bersedia

Menyetujui, Petugas yang melakukan konfirmasi,

(………………………..) (………………………..)
MBM/BM/MBCM/AH/MBH MKA/MBM/BM
Catatan : Pejabat yang menyetujui Call Report adalah pejabat satu tingkat di atas petugas yang melakukan konfirmasi

1
Lampiran 2
Call Report dan Lembar Kunjungan Debitur KUR Terdampak COVID-

LEMBAR KUNJUNGAN DEBITUR RESTRU TERDAMPAK COVID-19


Tgl Konfirmasi ke debitur : Petugas On Site :
Unit / Cabang Mikro : Jabatan : MM / MKS / MKA

1. Informasi Debitur 2. Informasi Rekening (diisi MKA) Restru Non Restru


a. CIF Debitur : 1. JT pembayaran Angsuran pada bulan ini
b. No Rek pinjaman : Status Rekening JT pembayaran Angsuran pada bulan
saat ini 2 depan
c. Nama Debitur :
(pilih salah satu ) GP belum selesai dan belum JT
d. Jenis Kredit : KUM / KUR
pembayaran Angsuran

3. Informasi Usaha Debitur Terkini

a. Apakah usaha debitur yang dibiayai Bank masih berjalan ? YA / TIDAK


b. Apakah debitur memiliki usaha lain atau beralih ke usaha lain ? YA / TIDAK
c. Berapakah pendapatan bersih debitur saat ini ? Rp. /bulan
d. Apakah 35% dari pendapatan bersih debitur saat ini mencukupi untuk
YA / TIDAK
membayar kewajiban bulanan setelah grace period ?
e. Apakah debitur memiliki karakter yang baik ? YA / TIDAK
f. Apakah debitur bersedia untuk dilakukan restru ? YA / TIDAK
<10% / Unsecured 51% s.d 100
%
g. Cover Agunan terhadap Bade saat ini ? (pilih salah satu)
10% s.d 50 % 101% s.d
200%

4. Kesimpulan (Pilih Salah Satu)


a. Usulan Restrukturisasi yang akan diajukan (pilih salah satu) Pengajuan pertama kali
Restru covid berulang
b. Skema Restrukturisasi yang diberikan :
- Pemberian keringanan bunga sesuai dengan ketentuan (khusus produk KUR) SETUJU / TIDAK SETUJU
- Penundaan pokok dan bunga selama bulan ( Wajib diisi) SETUJU / TIDAK SETUJU
- Perpanjangan jangka waktu kredit selama bulan (Wajib diisi) SETUJU / TIDAK SETUJU
c. Debitur tidak dilakukan restru / restru covid berulang, karena : YA / TIDAK
Alasan tidak dilakukan restru (pilih salah satu) Pelunasan Eksekusi agunan
Klaim Penjaminan Sudah lancar
Jelaskan : ( Termasuk jika debitur tidak dapat dihubungi atau ditemui )

5. Perpanjangan Asuransi Jiwa dan Kerugian


Bank telah menyampaikan bahwa Debitur memiliki kewajiban untuk membayar premi asuransi
BERSEDIA / TIDAK BERSEDIA
atas perpanjangan kredit

6. Foto OTS

Menyetujui
Petugas On Site
(………………………..) (………………………..) (………………………..)

MBM/BM/MBCM MM/MKS/MKA Debitur


catatan : Pejabat yang menyetujui LKD adalah Pejabat satu tingkat di atas Petugas yang melakukan konfirmasi

2
Lampiran 3
Nota Permohonan Persetujuan Perlakuan

NOTA

Nomor : ………….
Tanggal : Maret 2020
Lampiran : 1 (satu) set

Kepada : ………………
Dari : Unit Mikro / Cabang …………

Perihal : Permohonan Perlakuan Khusus/Restrukturisasi Debitur KUR/KUM Terdampak


COVID-19

Sehubungan dengan perihal tersebut di atas, dengan ini kami mengusulkan permohonan
retrukturisasi Debitur KUR/KUM yang terkena dampak COVID-19 dengan rincian debitur sebagai
berikut :

y
Syarat Khusus S arat Umum
Penam
Negara
Jenis Limit Bade Bade sdh Kol sdh Lokasi Penurunan Persetujua Gangguan bahan
No Debitur No. Rekg tujuan Skema Restrukturisasi
Kredit (juta) (juta) sesuai sesuai terdampak Omset n PMPK Proses Jk.Wt
terdampak
(KUR/KUM) (KUR/KUM) (KUR/KUM) (KUR/KUM) (KUM) (KUR) Restru
(KUR TKI)
1 AAA 1234567890 KUR 80 50 v v v v v v v 12 - Pemberian tambahan subsidi bunga KUR
dari Pemerintah sesuai ketentuan
- Penundaan pokok dan bunga selama 6
bulan dan paling lama 31 Desember
2020
- Pemberian perpanjangan jangka
waktu kredit minimal sama dengan
penundaan pokok paling lama maksimal
12 bulan

Atas debitur KUR yang mengajukan retrukturisasi tersebut, telah kami lengkapi dengan surat
permohon dari debitur dan telah dilakukan konfirmasi ke debitur sesuai Call Report terlampir.

Demikian kami sampaikan, mohon persetujuan, terima kasih

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk

PENGUSUL
MBM/BM/MBCM/MBH/AH/RCBDH/RCEO

(Nama)
Jabatan

PEMUTUS KEPUTUSAN TANDATANGAN

SETUJU

TIDAK SETUJU
(Nama)
Jabatan Centang Yang DIpilih

1
Lampiran 4
Laporan Stimulus Kredit Yang Dinilai Berdasarkan Ketepatan

Nama Bank :
Posisi Laporan : Bulan/Tahun

Plafond Baki Debet


No Nama Debitur KUR CIF Sektor Ekonomi (dalam jutaan (dalam jutaan Kualitas Aset Keterangan
rupiah) rupiah)

1
Lampiran 5
Laporan Stimulus Kredit

Nama Bank :
Posisi Laporan : Bulan/Tahun

Plafond Baki Debet Kualitas Aset


No Nama Debitur KUR CIF Sektor Ekonomi (dalam jutaan (dalam jutaan Sebelum Keterangan
rupiah) rupiah) DiRestrukturisasi

1
Lampiran 6
Laporan Rekapitulasi Stimulus Kredit

Nama Bank :
Sandi Bank :
Posisi Laporan : Bulan/Tahun

Potensi Kredit/ Realisasi Kredit/Pembiayaan


Persentase Realisasi
Pembiayaan Restrukturisasi COVID-19
Restrukturisasi COVID-
Akumulasi Posisi
19
UMKM/Non-UMKM Baki Pencadangan
Baki Jumlah
Baki Baki Debet (Rp
Jumlah Debet Jumlah Jumlah Debitur
Debet (Rp Debet (Rp Miliar)
Debitur (Rp Debitur Debitur
Miliar) Miliar)
Miliar)
1. UMKM A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7 A8 A9
1. Administrasi Pemerintah, Pertahanan, dan
Jaminan Sosial Wajib.

2. Badan Internasional dan Badan Ekstra


Internasional Lainnya.
3. Bukan Lapangan Usaha Lainnya.
4. Industri Pengolahan
5. Jasa Kemasyarakatan, Sosial Budaya,
Hiburan, dan Perorangan Lainnya.
6. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial
7. Jasa Pendidikan
8. Jasa Perorangan yang Melayani Rumah
Tangga
9. Kegiatan yang Belum Jelas Batasannya
10. Konstruksi

1
Lampiran 6
Laporan Rekapitulasi Stimulus Kredit

11. Listrik, Gas, dan Air


12. Penyediaan Akomodasi dan Penyediaan
Makan Minum
13. Perantara Keuangan
14. Perdagangan Besar dan Eceran
15. Perikanan
16. Pertambanan dan Penggalian
17. Pertanian, Perburuan, dan Kehutanan
18. Real Estate, Usaha Persewaan, dan Jasa
Perusahaan
19. Rumah Tangga
20. Transportasi, Pergudangan, dan Komunikasi
2. Non-UMKM B1 B2 B3 B4 B5 B6 B7 B8 B9

1. Administrasi Pemerintahan, Pertanahan,


dan Jaminan Sosial Wajib

2. Badan Internasional dan Badan Ekstra


Internasional Lainnya.

3. Bukan Lapangan Usaha Lainnya.

4. Industri Pengolahan
5. Jasa Kemasyarakatan, Sosial Budaya,
Hiburan, dan Perorangan Lainnya.
6. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial
7. Jasa Pendidikan
8. Jasa Perorangan yang Melayani Rumah
Tangga

2
Lampiran 6
Laporan Rekapitulasi Stimulus Kredit

9. Kegiatan yang Belum Jelas Batasannya


10. Konstruksi
11. Listrik, Gas, dan Air
12. Penyediaan Akomodasi dan Penyediaan
Makan Minum
13. Perantara Keuangan
14. Perdagangan Besar dan Eceran
15. Perikanan
16. Pertambanan dan Penggalian
17. Pertanian, Perburuan, dan Kehutanan
18. Real Estate, Usaha Persewaan, dan Jasa
Perusahaan
19. Rumah Tangga
20. Transportasi, Pergudangan, dan Komunikasi
Total C1 = C2 = C3 = C4 = C5 = C6 = C7 = C8 = C9 =
A1 + B1 A2 + B2 A3 + B3 A4 + B4 A5 + B5 A6 + B6 A7 + B7 A8 + B8 A9 + B9
Informasi Kualitatif

3
Lampiran 7
Format Pelaporan Pelaksanaan Perlakuan Khusus KUR Terdampak COVID-19 Per

1. Pembebasan Angsuran Bunga KUR dan/atau Penundaan Pembayaran Angsuran Pokok KUR
2. Restrukturisasi Ketentuan Restrukturisasi KUR Penambahan Jangka Waktu

Total KUR Mikro KUR Kecil KUR Khusus KUR Penempatan TKI
Provinsi Baki Baki Baki Baki Baki
Debitur Debitur Debitur Debitur Debitur
Debet Debet Debet Debet Debet
KUR KUR KUR KUR KUR
KUR KUR KUR KUR KUR
Aceh

……

……

Papua
Total

1
Lampiran 8
Format Pelaporan Pelaksanaan Perlakuan Khusus KUR Terdampak COVID-19 Per Sektor

Total KUR Mikro KUR Kecil KUR Khusus KUR Penempatan TKI
Sektor Ekonomi Baki Baki Baki Baki Baki
Debitur Debitur Debitur Debitur Debitur
Debet Debet Debet Debet Debet
KUR KUR KUR KUR KUR
KUR KUR KUR KUR KUR
Pertanian, Perburuan, dan
Kehutanan
Perikanan

Pertambangan dan Penggalian

Industri Pengolahan

Listrik, Gas, dan Air

Konstruksi

Perdagangan

Penyediaan Akomodasi dan


Penyediaan Makanan dan
Minuman
Transportasi - Pergudangan -
dan Komunikasi
Perantara Keuangan

Real Estate - Usaha Persewaan


- Jasa Perusahaan
Administrasi Pemerintahan,
Pertahanan, dan Jaminan
Sosial
Wajib
Jasa Pendidikan

Jasa Kesehatan dan Kegiatan


Sosial
Jasa Kemasyarakatan, Sosial
Budaya, Hiburan, Perorangan
lainnya
Jasa Perorangan yang melayani
Rumah Tangga
Badan Internasional dan Badan
Ekstra Internasional Lainnya
Kegiatan yang belum jelas
batasannya
Total

1
Lampiran 9
Surat

SURAT PERNYATAAN

Yang bertandatangan di bawah ini :


Nama : …………………….
Alamat : ……………………..
Status : Debitur
Nama : …………………….
Alamat : ……………………..
Status : Suami/isteri

Dengan ini menyatakan hal-hal sebagai berikut :

1. Bahwa saya saat ini sebagai Debitur yang telah menerima fasilitas Kredit Usaha Rakyat (KUR)
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk sebagaimana yang tertuang dalam dokumen Perjanjian Kredit
No …………………………………………… dan tanggal ……………………………. berikut perubahan-
perubahannya yang menjadi satu kesatuan dengan Perjanjian Kredit tersebut.
2. Bahwa saya, selaku Debitur saat ini mengajukan permohonan Perlakuan
Khusus/Restrukturisasi atas fasilitas Kredit Usaha Rakyat (KUR) PT Bank Mandiri (Persero)
Tbk, dikarenakan terjadi penurunan usaha atau mengalami gangguan proses produksi
sebagai akibat dari bencana wabah Corona (Covid-19) yang terjadi sehingga mempengaruhi
menurunnya kemampuan pembayaran kewajiban saya selaku Debitur kepada PT Bank
Mandiri (Persero) Tbk.
3. Bahwa sehubungan dengan permohonan Perlakuan Khusus/Restrukturisasi atas fasilitas
kredit sebagaimana butir 2 diatas, maka dengan ini saya selaku Debitur yang telah mendapat
persetujuan dari Sdr. …………………..…….. (selaku suami/isteri) tersebut di atas menyatakan
bahwa data-data/informasi-informasi/dokumen-dokumen yang saya sampaikan kepada PT
Bank Mandiri (Persero) Tbk adalah benar dan valid, oleh karenanya saya bertanggung jawab
atas kebenarannya dan validitasnya, serta saya bersedia untuk diberikan sanksi atau
dilakukan proses hukum, secara pidana maupun perdata apabila dikemudian hari diketahui
ada data/informasi/dokumen yang disampaikan kepada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
ternyata tidak benar. Saya juga menyatakan bahwa akan membebaskan PT Bank Mandiri
(Persero) Tbk. dari segala akibat hukum yang mungkin timbul sehubungan dengan Perlakuan
Khusus/Restrukturisasi atas fasilitas kredit dan/atau sebagai akibat dari ketidakbenaran atau
ketidakvalidan sebagian atau seluruh data-data/informasi-informasi/dokumen-dokumen
yang disampaikan kepada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
Demikian Surat Pernyataan ini dibuat dengan sadar dan tidak ada unsur keterpaksaan untuk dapat
diperunakan sebagaimana mestinya.

……………………., ………………………………..
Debitur Mengetahui dan Menyetujui

……………………… ……………………………
(Nama Debitur) (suami/isteri Debitur)

1
Lampiran 10
Total Jangka Waktu KUR Setelah

Relaksasi
Perpanjangan
Jangka Waktu Kebijakan
Skema KUR sesuai
Awal Restrukturisasi
Permenko
KUR (tahun)
8/2019 (tahun)
5 tahun 7 8
4 tahun 7 7
3 tahun 7 7
Mikro KI 2 tahun 7 7
1 tahun 7 7
3-11 bulan 7 7
3 tahun 4 6
2 tahun 4 5
Mikro KMK
1 tahun 4 4
3-11 bulan 4 4
5 tahun 7 8
4 tahun 7 7
3 tahun 7 7
Kecil KI
2 tahun 7 7
1 tahun 7 7
3-11 bulan 7 7
4 tahun 5 7
3 tahun 5 6
Kecil KMK 2 tahun 5 5
1 tahun 5 5
3-11 bulan 5 5

1
Lampiran 11
Detail Tindak Lanjut Penyaluran Subsidi

Status Rekening
Status
No Rek Rek Tagihan Prioritisasi Tindak Lanjut Teknis Pelaksanaan
Restru
Pinjaman Tabungan
Bank meminta debitur
membuka/mengaktifkan kembali
tabungannya sebagai sarana
Tutup/
1a Lunas - Kembalikan ke Negara penyaluran subsidi. Jika sampai
Dormant
dengan 3 bulan debitur masih
belum buka tabungan, maka
subsidi dikembalikan ke negara.
CTO Posting dengan mekanisme
1b Lunas Aktif - Bayarkan ke tabungan
one-to-many
Bayarkan ke pinjaman CO posting sebagai advance
Tutup
1c Non Aktif - atau dikembalikan ke payment/manual split saat jatuh
/Dormant
Restru Negara tempo
Bayarkan ke pinjaman CO posting sebagai advance
Tutup
1d Aktif Ada atau dikembalikan ke payment/manual split saat jatuh
/Dormant
Negara tempo
CTO Posting dengan mekanisme
1e Aktif Aktif - Bayarkan ke tabungan
one-to-many
1. CO posting sebagai advance
payment/manual split saat jatuh
1. Bayarkan ke pinjaman
1f Aktif Aktif Ada tempo
2. Bayarkan ke tabungan
2. CTO Posting dengan mekanisme
one-to-many
1. Bayarkan untuk 1. CO melakukan maintenance
mengurangi bunga defer bunga defer dan memunculkan
2. Bayarkan ke pinjaman tagihan secara manual (per
atau kembalikan ke rekening) kemudian posting subsidi
Tutup
2a Aktif - negara bunga dengan menggunakan
/Dormant
mekanisme manual split
2. CO posting sebagai advance
payment/manual split saat jatuh
tempo
1. Bayarkan untuk 1. CO melakukan maintenance
mengurangi bunga defer bunga defer dan memunculkan
2. Bayarkan ke pinjaman tagihan secara manual (per
atau kembalikan ke rekening) kemudian posting subsidi
Tutup
2b Aktif Ada negara bunga dengan menggunakan
/Dormant
mekanisme manual split
2. CO posting sebagai advance
payment/manual split saat jatuh
tempo
Restru 1. Bayarkan untuk 1. CO melakukan maintenance
mengurangi bunga defer bunga defer dan memunculkan
2. Bayarkan ke pinjaman tagihan secara manual (per
rekening) kemudian posting subsidi
2c Aktif Aktif - bunga dengan menggunakan
mekanisme manual split
2. CO posting sebagai advance
payment/manual split saat jatuh
tempo
1. Bayarkan untuk 1. CO melakukan maintenance
mengurangi bunga defer bunga defer dan memunculkan
2. Bayarkan ke pinjaman tagihan secara manual (per
rekening) kemudian posting subsidi
2d Aktif Aktif Ada bunga dengan menggunakan
mekanisme manual split
2. CO posting sebagai advance
payment/manual split saat jatuh
tempo

1
Lampiran 12
Aspek

1. Perhitungan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN)


Mengacu pada Surat OJK No.S-7/D.03/2020 dan Press Release DSAK IAI, dapat disampaikan dampak
Pandemi COVID-19 terhadap perlakuan akuntansi khususnya terkait CKPN, sebagai berikut:
a. Kredit yang terdampak Pandemi COVID-19 yang telah memperoleh relaksasi atau restrukturisasi
dari Bank dapat tetap berada di Stage 1. Untuk memastikan kredit tersebut berada di Stage 1, maka
kolektibilitas debitur harus kembali lancar (atau setidak-tidaknya memiliki kolektibilitas 2A) dan atas
kredit tersebut sebelumnya tidak dilakukan restrukturisasi normal.
b. Melakukan identifikasi dan monitoring secara berkelanjutan (secara bulanan) serta berjaga-jaga
untuk melakukan penambahan CKPN apabila debitur-debitur yang telah mendapatkan fasilitas
restrukturisasi tersebut berkinerja baik pada awalnya, tetapi diperkirakan menurun karena
terdampak Pandemi COVID-19, dan tidak dapat pulih setelah pasca restrukturisasi atau setelah
dampak Pandemi COVID-19 berakhir (bersikap konservatif).
c. Selanjutnya, setelah periode relaksasi /restrukturisasi Pandemi COVID-19 selesai, Unit Bisnis agar
melakukan identifikasi dan penilaian, apakah debitur yang terdampak Pandemi COVID-19 dapat
kembali pulih dan memenuhi kewajiban kontraktualnya, sehingga tidak terjadi Peningkatan
Signifikan dalam Risiko Kredit (PSRK) dan dapat tetap berada di Stage 1 (CKPN 12-month), dan
apabila terjadi PSRK, maka kredit dimaksud harus turun ke Stage 2 (CKPN life-time).
Adapun kriteria PSRK di Bank Mandiri adalah ketika debitur/kredit memiliki kolektibilitas 2B atau 2C
atau DPD>30 hari atau ketika atas fasilitas debitur dilakukan restrukturisasi dan atas kredit tersebut
pada laporan LBU dilaporkan sebagai debitur/kredit restrukturisasi normal.

2. Pengakuan Pendapatan Bunga


Keputusan penundaan angsuran pokok dan bunga merupakan keputusan bisnis. Namun, perlu
memperhatikan perlakuan pendapatan bunga atas debitur yang mendapatkan penundaan angsuran
dan/atau subsidi bunga tersebut, sebagai berikut:
a. Unit Bisnis dan Risk Taking Unit melakukan identifikasi dan analisis secara selektif, debitur atau
fasilitas kredit mana saja yang tetap dapat dilakukan pengakuan pendapatan bunga secara accrual.
Pengakuan pendapatan bunga secara accrual agar hanya diterapkan untuk debitur-debitur yang
diperkirakan mampu untuk memenuhi kewajiban pembayaran bunga ketika periode restrukturisasi
selesai.
b. Unit Bisnis dan Risk Taking Unit agar mempertimbangkan kemampuan debitur apakah debitur
terkait dapat kembali pulih dan memenuhi kewajiban kontraktualnya sehingga accrual bunga masih
dapat dilakukan. Namun, apabila tidak dapat dilakukan identifikasi dan analisis secara selektif per
debitur/fasilitas kredit dan/atau debitur diperkirakan tidak dapat memenuhi kewajiban
kontraktualnya, maka accrual bunga menjadi tidak tepat untuk dilakukan.
c. Pada skema penundaan pembayaran angsuran yang terdiri dari pokok dan bunga Debitur sebesar
100% (porsi yang tidak disubsidi) dan Unit Bisnis akan menagih kewajiban bunga kredit yang terjadi
selama grace period tersebut untuk kemudian dijadwalkan ulang sesuai skema pembayaran bunga
yang diperjanjikan, maka dapat dilakukan maintenance untuk merubah tanggal tagihan pokok
dan/atau bunga. Dalam kondisi ini Unit Bisnis masih mengakui pendapatan bunga secara accrual
selama masa penundaan tersebut.

1
Lampiran 12
Aspek

Kondisi di atas menjadi concern dari Management, dimana secara garis besar, dalam rangka
penerapan prinsip konservatisme atau prudensi dalam pelaporan keuangan, pengakuan
pendapatan bunga yang terjadi selama masa penundaan tidak dilakukan secara accrual, karena
terdapat potensi ketidakpastian bahwa bunga tersebut dapat tertagih pada saat masa penundaan
selesai. Menindaklanjuti concern dari Management dimaksud, berdasarkan meeting di tanggal 29
April 2020 dengan Unit Bisnis, IT Application Support (IT ASP), Retail Credit Operation dan SORH
terkait, telah disepakati bahwa untuk menghentikan accrual pendapatan bunga di on-balance sheet
dan agar sistem dapat tetap menghitung kewajiban bunga debitur, dapat dilakukan melalui
maintenance NPL Status (NPLSTA) di sistem BDS selama periode penundaan.
d. Pada skema penundaan pembayaran angsuran pokok dan bunga Debitur sebesar 100% (pemberian
grace period) dan apabila Unit Bisnis tidak mengakui pendapatan bunga secara accrual selama masa
penundaan serta tidak akan menagih kewajiban bunga kredit yang terjadi selama grace period
tersebut (melakukan waive bunga), maka Unit Bisnis dapat melakukan mekanisme restrukturisasi
existing yaitu dengan melakukan maintenance untuk merubah tanggal tagihan pokok dan/atau
bunga serta melakukan setting non-accrual untuk rekening kredit tersebut.
e. Pada skema restrukturisasi berupa pemberian subsidi dari pemerintah, subsidi akan didistribusikan
ke masing-masing rekening debitur dengan penjelasan secara garis besar sebagai berikut:
1) Belum Terdapat Billing Tagihan atas Kewajiban Bunga Debitur
Dana subsidi tersebut akan masuk ke rekening kredit debitur di pos Kelebihan Bayar Pinjaman
(belum diakui sebagai pendapatan). Selanjutnya, ketika terdapat billing tagihan, pos ini akan
menjadi prioritas pertama sumber pembayaran kewajiban debitur. Apabila dana subsidi
tersebut perlu segera digunakan untuk mengurangi kewajiban bunga debitur dan diakui sebagai
pendapatan Bunga Bank, maka dapat dilakukan maintenance billing tagihan bunga di unit
Credit Operation.
2) Sudah Terdapat Billing Tagihan atas Kewajiban Bunga Debitur
Dana subsidi tersebut akan masuk ke rekening kredit debitur dan dapat digunakan untuk
membayar kewajiban debitur. Apabila dana tersebut digunakan untuk mengurangi kewajiban
bunga debitur, dapat dilakukan melalui mekanisme pembayaran manual split di unit Credit
Operation.

2
Lampiran 12
Aspek
3. Lampiran Jurnal Perlakuan Akuntansi *)
Event D/C Buku Besar Keterangan
Jurnal yang terbentuk untuk kredit Performing Loan (PL)

a. Accrual Bunga D Pendapatan Bunga Yang Masih Akan Diterima Pengakuan Pendapatan Bunga sebelum pembayaran bunga dari
C Pendapatan Bunga Debitur diterima Bank

b. Pembayaran Sebelum Grace Period D Source of Fund


C Kredit Yang Diberikan
C Pendapatan Bunga Yang Masih Akan Diterima

c. Skema Relaksasi Dampak COVID-19


1) Skema Grace Period (Payment Holiday)
a) (100% kewajiban Pokok dan Bunga debitur ditangguhkan atas
porsi bunga yang tidak disubsidi)
Pada saat dilakukan maintenance penangguhan bunga berjalan D Pendapatan Bunga Yang Masih Akan Diterima Accrual pendapatan bunga akan terbentuk setiap hari secara
seluruhnya (BYDT) dan melakukan perubahan (penundaan) tanggal C Pendapatan Bunga sistem.
tagihan pokok dan/atau bunga (kewajiban bunga Debitur selama
grace period akan ditagihkan sesuai jadwal yang diperjanjikan)

Agar Sistem tidak melakukan accrual pendapatan bunga di on- D Pendapatan Bunga Sistem akan melakukan reversal accrual bunga dan
balance sheet , dilakukan Setting NPLSTA "Y" C Pendapatan Bunga Yang Masih Akan Diterima membentuk tagihan bunga di off balance sheet.
(Proses ini dapat dibantu oleh Tim IT jika dilakukan secara bulk)
D Pendapatan Bunga Dalam Penyelesaian
C Pendapatan Bunga Dalam Penyelesaian - Kontra

b) Jika terdapat pembayaran selama masa grace period (baik dari debitur
maupun subsidi pemerintah) dan tidak ada outstanding kewajiban
yang belum terbayar
1. Kredit dengan flag use advance payment "Y" D Source of Fund
(umumnya flag "Y" ini digunakan kredit C Kredit Yang Diberikan Jika tidak terdapat billing saat debitur melakukan pembayaran
revolving) di masa grace period.

D Source of Fund Akan terdapat rincian di masing-masing rekening, dimana


2. Kredit dengan flag use advance payment "N" C KLL Kelebihan Titipan Bayar Pinjaman kelebihan titipan bayar pinjaman akan digunakan untuk
(umumnya flag "N" ini digunakan kredit non- membayar tagihan pada saat billing date.
revolving)

Apabila dana subsidi tersebut perlu segera digunakan untuk


mengurangi kewajiban bunga debitur dan diakui sebagai
pendapatan Bunga Bank, maka dapat dilakukan maintenance
billing tagihan bunga di unit Credit Operation

Namun, jika terdapat pembayaran selama masa grace period dan Untuk Kredit dengan NPLSTA "N", pembayaran akan
terdapat outstanding kewajiban yang belum terbayar, maka mendahulukan Misc Cost > Biaya Lain-Lain > Denda > Bunga >
alokasi pembayaran terlebih dahulu dilakukan sesuai dengan Pokok
prioritas pembayaran di NPLSTA "N" atau "Y".
Untuk Kredit dengan NPLSTA "Y", pembayaran akan
mendahulukan Pokok > Misc Cost > Bunga > Denda > Biaya Lain-
Lain

Apabila dana tersebut digunakan untuk mengurangi kewajiban


bunga debitur, dapat dilakukan dengan menggunakan kode
transaksi manual split di unit Credit Operation

Pada saat grace period berakhir D Pendapatan Bunga Dalam Penyelesaian - Kontra Sistem akan melakukan reversal accrual bunga dari off-balance
NPLSTA disesuaikan kembali menjadi "N" (menggunakan program kecil C Pendapatan Bunga Dalam Penyelesaian sheet BDP ke off-balance sheet Bunga Ditangguhkan (re-class
atau system enhancement yang telah dikembangkan Tim IT) GL)
Secara sistem akan dilakukan reversal atas tagihan bunga di-off balance D Pendapatan Bunga Ditangguhkan
sheet , dan dibukukan kembali tagihan bunga sesuai jadwal C Pendapatan Bunga Ditangguhkan - Kontra
penangguhan

c) Selama Grace Period (Payment Holiday ) - Waived Bunga


Pada saat dilakukan maintenance perubahan (penundaan) tanggal tidak ada jurnal Apabila disetting Non-Accrual
tagihan pokok dan/atau bunga serta melakukan setting non - Namun, apabila tidak disetting Non-Accrual, maka accrual
accrual (apabila kewajiban bunga Debitur selama grace period pendapatan bunga akan terbentuk harian secara sistem
tidak akan

Selama grace period debitur tidak membayar pokok dan bunga, AGF akan
di non-aktif-kan

2) Skema Keringanan/Penurunan Angsuran Pokok/Bunga/ Grace Period


sebagian Angsuran Pokok dan Bunga
Pada saat dilakukan maintenance penurunan angsuran bunga D Pendapatan Bunga Yang Masih Akan Diterima Accrual pendapatan bunga akan terbentuk setiap hari secara
C Pendapatan Bunga sistem.

D Pendapatan Bunga Pada saat tanggal penagihan dilakukan proses reversal atas
C Pendapatan Bunga Yang Masih Akan porsi accrual pendapatan bunga sebesar nominal bunga yang
Diterima
Bunga yang ditangguhkan akan dicatat di off balance sheet .
D Pendapatan Bunga Ditangguhkan Bunga yang ditagihkan ke debitur di periode relaksasi akan
C Pendapatan Bunga Ditangguhkan - Kontra tetap di-accrued .

Ketika dilakukan penghapusan BYDT (apabila atas tagihan BYDT Sejumlah penghapusan BYDT
diputusklan untuk dihapuskan) D Pendapatan Bunga Ditangguhkan KYD -
Kontra C Pendapatan Bunga Ditangguhkan KYD

3) Skema Tunggakan Bunga yang dijadwalkan


Pada saat dilakukan maintenance atas tunggakan bunga yang ada D Pendapatan Bunga Pada saat tanggal penagihan dilakukan proses reversal atas
sebelum periode relaksasi yang akan ditagihkan sesuai jadwal yang C Pendapatan Bunga Yang Masih Akan accrual pendapatan bunga sebesar nominal tunggakan bunga
diperjanjikan (TBYD) Diterima
Tunggakan Bunga yang dijadwalkan akan dicatat di off balance
D Pendapatan Bunga Ditangguhkan sheet .
C Pendapatan Bunga Ditangguhkan - Kontra

*)Jurnal perlakuan akuntansi di atas adalah jurnal eksisting di sistem

3
Lampiran 13
Koresponde

Apabila diperlukan penjelasan lebih lanjut perihal Memorandum Prosedur ini dapat menghubungi :

MDAB Group SME & Micro Risk Group


PIC KUR : PIC KUR :
Wenry Tampubolon / 08126434506 Ika Martha Handayani / 081311138464
/ wenry.tampubolon@bankmandiri.co.id / ika.handayani@bankmandiri.co.id

Rino Judhistira / 0816791400


/ rino.judhistira@bankmandiri.co.id

Policy & Procedure Group Retail Credit Operations Group


PIC : PIC :
 Erlin Hikmawan / 081808322622  M. Indrawan / 08119591879
/ erlin.hikmawan@bankmandiri.co.id / muhammad.indrawan@bankmandiri.co.id
 Rizky Intan Prazna Putri / 087732621419  Herfin Fachri / 081330149294
/ rizky.prazna@bankmandiri.co.id / herfin.fachri@bankmandiri.co.id

Anda mungkin juga menyukai