Anda di halaman 1dari 7

TUGAS MATA KULIAH

PENGAUDITAN KEPATUHAN DAN PENGENDALIAN INTERNAL


Laporan Kritik Artikel Riset 3

Dosen Pengampu:
R.A. Supriyono, Prof. Dr. SU., Ak., CA., CMA.

Kelompok 4:
Eldika Margaretha 447388
Fauziah Afandani 447393
Septiani Wulandari 447425
Theo Ardhianto H.P. 447430

MAGISTER AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS GADJAH MADA
APRIL
Judul : The Consequences of Information Technology Control Weaknesses on
Management Information Systems: The Case of Sarbanes–Oxley Internal Control Reports
Penulis : Chan Li, Gary F. Peters and Vernon J. Richardson, Marcia Weidenmier
Watson
Jurnal : MIS Quarterly Vol. 36 No. 1 pp. 179-203

1. Pertanyaan Penelitian/ Tujuan Penelitian


Apakah kelemahan material pengendalian TI sebagai sistem informasi manajemen,
mempengaruhi kualitas informasi yang dihasilkan oleh sistem dan berpengaruh pada
pengambilan keputusan manajemen dalam menentukan kemampuan prediktif
selanjutnya?

2. Mengapa Penelitian Penting


a. Sebagai penguat penelitian-penelitian sebelumnya mengenai pengaruh kelemahan
pengendalian TI terhadap kualitas informasi keuangan bagi manajemen;
b. Sebagai panduan praktisi untuk membangun sistem informasi dengan pengendalian
yang memadai untuk mendapatkan lingkungan TI yang dapat dipercaya dan handal
agar dapat menciptakan informasi yang diperlukan manajemen.

3. Desain/ Metodologi
Berdasarkan tinjauan literatur dan pengambilan sampel mulai dengan semua
laporan SOX yang tersedia pada Audit Analytics, yang terdiri dari 18.203 observasi
perusahaan-tahun untuk tahun fiskal 2004 melalui tahun fiskal 2008. Setelah dilakukan
penyesuaian, peneliti menentukan sampel akhir prediksi manajemen terdiri dari 5.230
perusahaan-tahun, termasuk 74 perusahaan dengan kelemahan material pengendalian
IT dan 334 perusahaan tanpa kelemahan material pengendalian IT.

4. Hasil/ Pembahasan
Hasil penelitian menjelaskan hubungan antara kelemahan material TI dan prediksi
manajemen untuk tahun 2004-2008. Menjelaskan kesalahan prediksi baik ITMW
maupun OTHERMW menunjukkan bahwa perusahaan dengan kelemahan TI dan non-
TI memiliki kesalahan prediksi manajemen yang lebih besar. Secara ekonomis, setelah
mengendalikan faktor-faktor penentu kelemahan material dan keakuratan prediksi
manajemen, perusahaan dengan kelemahan material IT memiliki kesalahan prediksi
manajemen yang lebih besar 0,013 (0,009), secara rata-rata, daripada perusahaan
dengan pengendalian internal yang efektif (perusahaan dengan kelemahan material non
IT). Analisis univariate mengindikasikan bahwa perusahaan dengan ITMW lebih mirip
pada volatile firms.
Secara keseluruhan, hasil regresi menunjukkan bahwa perusahaan dengan
kelemahan material IT memiliki kesalahan prediksi manajemen yang lebih besar, dan
kesalahannya lebih besar daripada perusahaan dengan kelemahan material non IT.
Perbaikan (penurunan) pada kualitas pengendalian TI juga sesuai dengan penurunan
(kenaikan) kesalahan prediksi manajemen. Selain itu, penelliti juga menemukan bahwa
kelemahan materi TI yang terkait dengan kontrol terhadap integritas pemrosesan data
sangat penting dalam hubungan antara kualitas kontrol TI dan kualitas prediksi.

Analisis Tambahan

Kelemahan Material IT dan Jenis Kelemahan Material Lainnya

Hasil penelitian utama menunjukkan perusahaan dengan kelemahan TI yang


material memiliki kesalahan prediksi manajemen yang lebih besar dibandingkan
dengan yang hanya memiliki jenis kelemahan material non-TI, sebagai masalah dalam
sistem informasi dapat secara langsung berdampak pada output FRS data yang
digunakan manajemen untuk mengetahui prediksi mereka. Namun, perusahaan TI juga
lebih cenderung memiliki kelemahan material non-TI (Klamm dan Watson 2009).

Peneliti mengkategorikan kelemahan material non-TI berdasarkan


pengelompokan yang disediakan pada Audit Analytics, dan melakukan empat tes. Pada
awalnya, peneliti membandingkan jumlah kelemahan material non-TI untuk
perusahaan yang memiliki kelemahan material dan kelemahan material non-TI. Peneliti
menemukan bahwa kelompok sebelumnya memiliki tiga kelemahan material non-IT
dan kelompok yang terakhir memiliki dua kelemahan material non-IT, serta terdapat
perbedaan signifikan. Dengan demikian, peneliti menambahkan variabel kontrol yang
mengukur jumlah total masalah kelemahan material non-IT ke dalam Model (1).
hasilnya menunjukkan bahwa koefisien pada ITMW akan menjadi positif dan
signifikan (p-value = 0,009), sedangkan koefisien pada OTHERMW menjadi tidak
signifikan (p-value = 0,584).

Kedua, peneliti menggunakan jenis kelemahan material yang disediakan dalam


Audit Analytics dan memasukanya ke dalam model 1. Setiap jenis kelemahan material
tidak bersifat saling ekslusif. Dengan kata lain, perusahaan dapat memiliki kelemahan
(ITMW) yang setara dengan satu dan jenis kelemahan material lainnya juga sama
dengan satu. Dengan demikian, peneliti mencoba untuk mengendalikan jenis
kelemahan material lainnya dengan lebih teliti ketika perusahaan memiliki kelemahan
material pada TI.

Ketiga, karena perusahaan sering memiliki beberapa jenis kelemahan material,


peneliti juga berfokus pada perusahaan yang memiliki lima jenis kelemahan material
yang paling sering yaotu dokumen, personil, penyesuaian, penyajian ulang dan
rekonsiliasi serta membandingkan kesalahan prediksi manajemen dalam kelemahan
material TI dan non-TI. Dalam kasus ini, 44 hasil observasi memiliki lima jenis
kelemahan material non-IT, termasuk 17 observasi dan juga kelemahan material TI,
dan 27 observasi tanpa kelemahan material TI. Uji-t (tidak ditabulasikan) menunjukkan
bahwa kelompok observasi juga memiliki kelemahan material TI yang secara signifikn
memiliki tingkat kesalahan prediksi manajemen yang jauh lebih besar dibandingkan
kelompok observasi tanpa kelemahan material TI (p value = 0,022), yang memberikan
bukti lebih lanjut bahwa tingkat kelemahan material TI berdampak pada akurasi
prediksi perusahaan dibandingkan jenis kelemahan material lainnya.

Terakhir, peneliti mengecualikan perusahaan dengan masalah pengendalian


internal dalam penyesuaian dan pencatatan jurnal, yang terbukti terkait secara positif
dengan kesalahan prediksi. Dengan demikian, peneliti mencoba untuk mengecualikan
perusahaan dengan masalah non-TI yang mempengaruhi prediksi manajemen.
Prosedur ini menghasilkan 161 perusahaan dengan kelemahan material termasuk 20
yang memiliki kelemahan material TI. Peneliti menunjukkan kembali Model 1 (tidak
ditabulasikan) menunjukkan hasil bahwa perusahaan dengan kelemahan material TI
masih memiliki kesalahan prediksi lebih besar (p-value = 0,006), sedangkan prediksi
kesalahan untuk perusahaan dengan kelemahan material non-IT tidak berbeda dengan
perusahaan yang pengendalian internalnya (p-value = 0,719).

Singkatnya, keempat tes di atas menunjukkan bahwa dampak kelemahan


material TI pada kualitas prediksi tidak didorong oleh dampak dari jenis kelemahan
material lainnya. Bukti tersebut mendukung bahwa masalah-masalah pengendalian
internal yang berhubungan dengan TI, dengan sendirinya, memiliki efek negatif yang
signifikan terhadap akurasi prediksi manajemen. Di antara perusahaan dengan
kelemahan material TI, ditemukan bahwa 59 % memiliki kelemahan material terkait
pendapatan dan harga pokok penjualan. Sebagai perbandingan, di antara perusahaan
tanpa kelemahan material TI, hanya 31% memiliki kelemahan material terkait
pendapatan dan harga pokok penjualan.

Pilihan Manajemen Terkait Menerbitkan Prediksi

Peneliti menemukan bahwa setelah mengendalikan faktor-faktor penentu yang


diketahui dari kesalahan prediksi manajemen, perusahaan yang melaporkan kelemahan
material TI memiliki kesalahan prediksi yang lebih besar daripada perusahaan yang
melaporkan pengendalian internal yang efektif. Namun, karena data persyaratan
rentang atau titik prediksi hanya 14 % juga dari perusahaan dengan kelemahan
pengendalian internal di peneliti analisis memiliki ITMW. Untuk wawasan tambahan
yang memiliki signifikansi ekonomi, berdasarkan data, dan memeriksa hubungan
antara pengungkapan ITMW dan perubahan selanjutnya dalam suatu perusahaan, maka
terdapat pilihan apakah akan mengeluarkan prediksi pendapatan secara sukarela atau
tidak. Jika kualitas pengendalian TI berdampak pada keakuratan prakiraan manajemen,
dan manajer mengetahui bahwa informasi tersebut memiliki sifat informasi dengan
kualitas sistem rendah, mereka menjadi enggan menerbitkan prediksi pendapatan.

Korelasi Variabel yang Dihilangkan : Volatilitas Bawaan

Karena tingkat volatilitas bawaan dapat mempengaruhi kelemahan material TI


dan akurasi prediksi manajemen, jika tidak diukur benar, hal itu bisa menjadi variabel
yang dihilangkan. Meskipun peneliti menyertakan variabel yang dimaksudkan untuk
mengendalikan volatilitas bawaan dalam analisis penelitian, pengendalian seperti itu
mungkin tidak lengkap. Sehingga, peneliti mengeksplorasi lebih jauh kemungkinan
endogenitas disebabkan oleh kemungkinan kelalaian dalam konstruk. Pertama, peneliti
menggunakan varian "variabel yang dihilangkan" dari tes Hausman (1978, 1983) untuk
menentukan apakah ITMW menunjukkan bukti endogenitas, yang mungkin
disebabkan karena hilangnya variabel, volatilitas bawaan. Tes tidak dapat menolak
tanpa adanya endogenitas.

Kedua, mengikuti DeFond et al. (2002) dan Feng et al. (2009), peneliti
menerapkan prosedur dua tahap dari Nelson dan Olson (1978) untuk memperkirakan
model persamaan simultan. Khususnya, pada tahap pertama, peneliti memperkirakan
model probit dari ITMW pada faktor penentu eksogennya dan menghitung probabilitas
prediksi ITMW. Peneliti juga memperkirakan model regresi linier ABSERROR pada
model penentu eksogen (tidak termasuk ITMW) dan menghitung prediksi
ABSERROR. Pada tahap kedua, peneliti memperkirakan sistem dua model struktural:
model ITMW pada penentu eksogen dan prediksi ABSERROR. Pada model linier
tahap pertama, model ABSERROR pada determinan eksogennya sendiri dan prediksi
probabilitas ITMW diperkirakan menggunakan tahap pertama model probit. Hasil
untabulated menunjukkan koefisien pada probabilitas prediksi ITMW tetap signifikan
positif (p-value = 0,039). Dengan demikian, hasil tetap sama bahkan setelah
mengendalikan kemungkinan adanya bias yang mungkin telah diinduksi oleh
volatilitas bawaan perusahaan.

Kesimpulan
Penelitian ini memiliki hipotesis dan menemukan bukti bahwa perusahaan dengan
kelemahan TI material dalam sistem pelaporan keuangan mereka berhubungan dengan
ketidakakuratan prediksi manajemen daripada prediksi manajemen yang tidak
memiliki kelemahan material dan juga perusahaan yang memiliki kelemahan Non-IT
material dalam sistem pelaporan keuangan mereka. Analisis perubahan menunjukkan
bahwa perbaikan (kemerosotan) kualitas pengendalian TI terkait dengan penurunan
(kenaikan) pada kesalahan prediksi. Selain itu, dengan menggunakan kategori
pengendalian TI berdasarkan literatur sebelumnya, ditemukan bahwa sistem dengan
kelemahan TI material yang berkaitan dengan integritas pemrosesan data memiliki
prediksi pendapatan manajemen yang paling tidak akurat. Disimpulkan bahwa sistem
dengan masalah pengendalian TI yang terkait dengan pemrosesan data terkait secara
negatif dengan kualitas hasil pengambilan keputusan dibandingkan dengan jenis
masalah pengendalian lainnya.
Studi ini memiliki beberapa keterbatasan. Pertama, terdapat kemungkinan bahwa
perusahaan melaporkan kelemahan TI material yang memiliki volatilitas bawaan yang
lebih besar, dan volatilitas ini dapat mempengaruhi hasil. Meskipun disertakan
beberapa pengendalian yang dimaksudkan untuk menangkap volatilitas bawaan
perusahaan, melakukan analisis perubahan, dan secara eksplisit menguji endogenitas,
penulis tidak dapat sepenuhnya mengesampingkan penjelasan alternatif ini. Kedua,
tidak ada konsensus mengenai apa sebenarnya kategori pengendalian TI terbaik dan
bagaimana masingmasing harus didefinisikan. Penulis mendasarkan kategori penulis
pada sintesis data terdahulu dan literatur kualitas sistem. Namun, argumen dapat dibuat
untuk dimensi yang berbeda. Ketiga, pengkodean kelemahan materi TI didasarkan pada
laporan perusahaan. Meskipun penulis berusaha bersikap sehemat mungkin dengan
pengkodean penulis, namun tidak ada jaminan bahwa kelemahan yang dilaporkan
memiliki tingkat keparahan yang sama pada perusahaan yang berbeda karena tingkat
perincian sulit ditentukan berdasarkan laporan SOX 404.
Dengan tunduk pada peringatan ini, studi ini berkontribusi terhadap literatur sistem
informasi dengan menyediakan bukti arsip awal yang menghubungkan dengan
pengendalian TI keseluruhan dan dimensi kualitas relatif mereka untuk kualitas hasil
keputusan manajemen. Diharapkan penelitian selanjutnya mampu untuk menilai
dampak dari dimensi kualitas informasi berbeda begitu pula dengan kriteria informasi
yang terinspirasi dari COBIT untuk melihat bagaimana mereka mempengaruhi
berbagai keputusan manajemen. Dukungan keputusan, perusahaan, dan sistem intelijen
bisnis ada untuk menyediakan kualitas informasi yang lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai