Anda di halaman 1dari 25

PROPOSAL SKRIPSI

A. Latar belakang

Manusia dalam pemikiran agama apa juga ialah kreasi Tuhan yang sangat

sempurna. Selaku penghargaan terhadap kreasi Tuhan itu, telah selayaknya

serta sepatutnya manusia dihargai setinggi- tingginya. Hendak namun, pada

realitasnya dikala ini, manusia malah diperlakukan semacam hewan. Semenjak

ribuan tahun kemudian, perbudakan sudah jadi bagian sejarah yang

berhubungan dengan manusia. Buat dikala ini, perbudakan sudah berubah

dengan nama yang lebih modern, ialah perdagangan manusia.1

Salah satu prinsip yang dijunjung besar Islam ialah penghormatan

terhadap kemanusiaan. Wujud dari penghargaan terhadap nilai- nilai

kemanusiaan itu dapat dilihat pada syarat syariat yang sangat ketat memberikan

sanksi pada masing- masing orang yang melanggar hak- hak asasi manusia.

Tidak hanya itu, pemuliaan Allah Swt terhadap manusia didunia pula di

tegaskan dalam al- quran ataupun hadist. Dalam QS.Al-Isra:70.

        


      
  
Artinya:
“ Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami
angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rizki dari yang
baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas
kebanyakan makhluk yang telah kami ciptakan”.(QS. Al-Israa':70).2
1
Adon Nasrullah Jamaludin, Dasar-dasar Patologi Sosial, (Bandung: Pustaka Setia,
2016), hlm. 227.
2
Al-Isra(17): 70
Di masa globalisasi abad ke- 21 perkembangan kejahatan( tindak pidana)

telah tingkatkan jenis kejahatan baru, yakni tindak pidana

transnasional( korupsi, pencucian uang, perdagangan orang, penyelundupan

orang dan penyelundupan senjata api), dan tindak pidana sungguh- sangat yang

menarik kepedulian masyarakat internasional( genosida, kejahatan

kemanusiaan, agresi dan perang).3

Kasus kejahatan jadi sangat berarti buat dibahas lebih lanjut, disebabkan

jadi kepedulian terhadap nilai- nilai keamanan untuk warga Indonesia.

Perdagangan manusia merupakan wujud modern dari perbudakan manusia serta

ialah salah satu wujud perlakuan terburuk dari pelanggaran harkat serta

martabat manusia( Uraian universal UU Nomor. 21 Tahun 2007, tentang

Pemberantasa Tindak Pidana Perdagangan Orang). Fenomena ini banyak pihak

yang mengganggap lebih banyak terjalin di luar negeri. Sedangkan itu,

perbudakan modern pula banyak terjalin di dalam wilayah Negara Kesatuan

Republik Indonesia. 4

Indonesia sebagai Negara yang menyetujui dan berkomitmen buat

melaksanakan Protocol Palermo( suatu perjanjian yang berisi sesuatu fitur

hukum mengikat yang menciptakan kewajiban buat segala Negara yang

meratifikasikan maupun menyetujuinya buat menghindari, memencet serta

3
Romli Atmasasmita, Hukum Kejahatan Bisnis, (Jakarta: Kencana, 2014), hlm. 11
4
PaulSinlaeloe,TindakPidanaPerdaganganOrang, (Malang: Setara Press, 2017), hlm.
77
menghukum penjualan perdagangan manusia. Spesialnya kalangan wanita serta

kanak- kanak), pada bertepatan pada 19 April 2007 sudah mengesahkan serta

mengundangkan dalam LN RI Tahun 2007 No 58, Bonus LN RI No 4720, UU

Nomor. 21 Tahun 2007, tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan

Orang/ UUTPPO.5

Di Indonesia jumlah permasalahan perdagangan orang yang terjasi dari

tahun ke tahun terus menjadi bertambah jumlahnya, jaringan perdagangan

orang ini tidak dapat dipisahkan dari batas- batas Negeri yang terus menjadi

gampang dilintasi, memandang Indonesia merupakan ialah Negeri kepulauan

terbanyak se Asia apalagi di dunia sehingga gampang diakses serta dilintasi,

perihal ini menyebabkan mereka memiliki jaringan lintas Negeri yang

terstruktur rapid an sangat rahasia keberadaannya. Lahirnya Undang- undang

No 21 Tahun 2007 ini bertujuan buat mewujudkan kesejahteraan warga. Dalam

realita tujuan ini tidak langsung bisa terwujud, disebabkan dalam penerapannya

kerap menemukan tantangan, hambatan, hambatan serta maslah yang berakibat

pada proses penegakan hukum. Sebab itu kebijakan penegakan hukum wajib

merata, diawali dari system, peranan serta guna hukum/ bekerjanya hukum

dalam warga.6

Di Provinsi Jambi, perdagangan orang mengalami peningkatan dari waktu

ke waktu baik itu secara langsung maupun tidak langsung (online). Pada saat

5
PaulSinlaeloe,TindakPidanaPerdaganganOrang…, hlm. 79
6
Henny Nuraeni, Tindak Pidana Perdagangan Orang Kebijakan Hukum Pidana dan
Pencegahannya, (Sinar Grafika, Jakarta), hlm 141
masih marak lokalisasi prostitusi Payosigadung, para korban ditempatkan dan

dilokalisasikan tetapi, setelah penutupan lokaliasasi kecenderungan

perdagangan manusia melalui online dan ditempatkan di salon-salon kecantikan

yang menyediakan layanan plus-plus. Paper ini menunjukan terdapat relasi

kuasa yang signitifkan antara pelaku dan korban terutama pada konsep kuasa

pada perdagangan dalam jual beli manusia.7

Kepolisian Daerah Jambi, disaat Puasa Ramadhan 1438 Hijriyah tahun

2017 berhasil mengungkap kasus kejahatan tindak pidana perdagangan orang

(Human Trafficking). Tempat kejadian perkara (TKP), masing-masing

dilakukan di dua tempat hotel terpidah, yakni Kota Jambi dan Kabupaten

Muaro Jambi, Provinsi Jambi.8

Pelaku merupakan mantan SPG rokok di Kota Jambi dan tinggal di

Kasang Pudak. Dalam eksploitasinya, pelaku menggunakan Media Sosial

(medsos) facebook dalam aksinya, menurut keterangan pelaku, dia baru

pertama kali melakukan aski ini dengan media social facebook. Meraih

keuntungan Rp 1.000.000.00-, perorang dan korban diberi Rp. 600.000.

pelaku akan dikenakan pasal 2 ayat 1 UU No. 21 Tahun 2007 tentang

Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang atau pasal 296 KUHP.9

7
Zafrina Yenti, Asnath Niwa Natar, “Praktik Human Trafficking Di Provinsi Jambi”,
Jurnal Studi Gender dan Islam, Universitas Islam Negeri Jambi (UIN) Sultan Thaha Saifuddin
Jambi. Vol. 19, No. 1, januari 2020, hlm. 71
8
“Polda Jambi tangkap sindikat Human Trafficking dengan korban dibawah umur,”
https://wartanews.co/, diakses 24 Desember 2021.
9
“Pelaku perdagangan orang mantan SPG di Jambi,”
https://jambiberita.com/read/2018/11/08/, diakses 24 Desember 2021.
Ditreskrimum Polda Jambi dan Polresta Jambi berhasil mengungkap

kasus perdagangan anak dibawah umur, dengan korban mencapai 13 orang.

Empat orang pelaku berhasil diamankan, yakni S alias K (52) warga Jakarta.

Kemudian, R (36) warga Kota Jambi, PIS (19) warga Kota Jambi, dan Ars

(15) warga Kota jambi. “S merupalan pelaku utama, R dan PIS merupakan

mucikari, dan ARS pelaku anak”, kata Kabid Humas Polda Jambi, Kombes

Pol Mulia Prianto didampingi Kapolresta Jambi, Kombes Pol Kaswandi

Irwan, senin (27/12/2021).10

Sebagaimana yang telah dipaparkan di atas, perihal inilah setelah itu yang

jadi salah satu alas an untuk penulis tertarik buat membahas masalah tersebut

dalam sebuah skripsi yang berjudul “ Penegakan Hukum pada Tindak

Pidana Perdagangan Manusia di Wilayah Hukum Polda Jambi “.

B. Rumusan Masalah

Dari pemaparan hal- hal tersebut di atas, hingga bisa disusun rumusan

permasalahan selaku berikut :

1. Apa faktor penyebab terjadinya Tindak Pidana Perdagangan Manusia di

Jambi ?

2. Bagaimana upaya Polda Jambi dalam menangani kasus Tindak Pidana

Perdagangan Manusia di Jambi ?

C. Batasan Masalah

10
“Polda jambi ungkap kasus perdagangan anak dijual ke bos diskotek di jakarta,”
https://imcnews.id/read/2021/12/28/
Dalam suatu riset butuh didasari supaya suatu riset itu jadi terfokuskan

buat membagikan ruang lingkup yang jelas dalam ulasan pada kasus denan

lebih efisien serta efektif. Berdasarkan rumusan masalh di atas, maka

penelitian ini dibatasi hanya mengkaji pada Penegakan Hukum pada Tindak

Pidana Perdagangan Manusia di Wilayah Hukum Polda Jambi.

D. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui apa saja faktor penyebab terjadinya tindak pidana

perdagangan manusia di jambi

b. Untuk mengetahui upaya polda jambi dalam menangani kasus tindak

pidana perdagangan manusia di jambi

2. Manfaat Penelitian

a. Secara teoritis sebagai sumbangsih pemikiran dalam perkembangan

ilmu hukum khususnya yang berkaitan dengan masalah hukum dan

membagikan pengetahuan yang besar untuk penulis sendiri menimpa

hal- hal yang berkaitan perdagangan manusia dan membagikan

pembangunan ilmu dalam bidang hukum pidana kepada warga.

b. Hasil dari penelitian ini diharapkan menjadi bahan bacaam dam

rujukan bagi mahasiswa/mahasiswi, penelitian dan masyarakat

seluruhnya melalu pembuatan dan penyusunan karya ilmiah secara

baik dan benar.


c. Selaku salah satu ketentuan buat memproleh gelar Sarjana Hukum

pada Prodi Hukum Pidana Islam Fakultas Syari’ ah Universitas Islam

Negara Sultan Thaha Saifuddin Jambi.

d. Secara instan, diharapkan supaya tulisan ini bisa jadi masukan untuk

pembaca, baik di golongan akademis ataupun periset yang mengkaji

penegakan hukum pada tindak pidana perdagangan manusia. Selaku

bahan kajian lebih lanjut buat golongan akademisi selaku pengetahuan

bonus dalam bidang hukum pidana spesialnya dalam Penegakan

Hukum pada Tindak Pidana Perdagangan Manusia.

E. Kerangka Teori

1. Teori Sistem Peradilan Pidana

Sistem menurut Prof. Soebakti SH adalah : suatu susunan atau tatanan

yang teratur, suatu keseluruhan yang terdiri atas bagian yang berkaitan

satu sama lain, tersusun menurut suatu rencana atau pola, hasil dari suatu

pemikiran untuk mencapai tujuan. Dalam suatu system yang baik tidak

boleh terjadi suatu pertentangan atau perbenturan antara bagian-bagian

tersebut, dan juga tidak boleh terjadi suatu duplikasi atau tumpang tindih

(overlapping) diantara bagian-bagian tertentu.11

Sistem peradilan didalamnya terkandung gerak sistematik dari

subsistem pendukungnya, yakni Kepolisian, Kejaksaan, Pengadilan,

Lembaga Pemasyarakatan, yang secara keseluruhan dan merupakan suatu


11
Rusli Muhammad, Sistem Peradilan Pidana Indonesia, (UII Press, 2011), hlm. 13.
kesatuan (totalitas) berusaha mentransformasikan masukan menjadi

luaran yang menjadi tujuan sistem peradilan pidana yaitu,

menanggulangi kejahatan atau mengendalikan terjadinya kejahatan agar

berada dalam batas-batas toleransi yang dapat diterima masyarakat.12

2. Teori Penegakan Hukum

Penegakan hukum secara sempit merupakan kegiatan

mempertahankan dan menerapkan undang-undang. Secara konseptual

Soerjono Soekanto menyatakan bahwa inti dan arti penegakan hukum

terletak pada kegiatan menyerasikan hubungan nilai-nilai yang dapat

dijabarkan di dalam kaidah-kaidah yang baik dan sikap tindak sebagai

rangkaian penjabaran nilai tahap akhir, untuk menciptakan, memelihara,

dan mempertahankan kedamaian pergaulan hidup.13

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi penegakan hukum menurut

Soerjono Soekanto adalah sebagai berikut :

1. Faktor hukumnya sendiri, yaitu undang-undang yang dibuat dan

merupakan kebijakan criminal.

2. Faktor penegak hukum, yaitu pihak-pihak yang membentuk

maupun yang menerapkan hukum.

3. Faktor sarana dan fasilitas yang mendukung penegakan hukum.

12
Rusli Muhammad, Sistem Peradilan Pidana Indonesia…, hlm. 13.
13
Soerjono Soekanto, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum, (Raja
Grafindo Persada, jakarta, 1983), hlm. 5.
4. Faktor masyarakat, yaitu lingkungan dimana hukum tersebut

berlaku untuk diterapkan

5. Faktor kebudayaan yaitu hasil karya, cipta, dan karsa yang didasari

pada karsa manusia didalam pergaulan hidup.14

Secara konsepsional, penegakan hukum berarti terletak pada

kegiatan yang menyerasikan hubungan antara nilai-nilai yang

terjabarkan di dalam kaidah-kaidah yang baik dan mengejewantah dan

sikap tindak sebagai rangkaian penjabaran nilai tahap akhir, untuk

menciptakan, memeliahara dan mempertahankan pergaulan hidup.15

Hukum berfungsi sebagai perlindungan manusia. Hukum harus

dilaksanakan agar kepentingan manusia terlindungi. Pelaksanaannya

dapat berlangsung secara normal, damai, tetapi dapat terjadi juga

karena pelanggaran hukum. Hukum yang dapat di langgar itu harus

ditegakkan, melalui penegakan hukum inilah hukum itu terjadi.16

Ada 3 (tiga) unsur yang harus diperhatikan dalam penegakan

hukum, yaitu :17

a. Kepastian hukum (Rechtssicherheit);

b. Kemanfaatan (Zweckmassigheit); dan

c. Keadilan (Gerechtigheit).

F. Tinjauan Penelitian Terdahulu


14
Soerjono Soekanto, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum…, hlm. 6.
15
Soerjono Soekanto, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum…, hlm. 9.
16
Sudikno Mertokusumo, Mengenal Hukum, (Yogyakarta: Liberty, 1999), hlm 144.
17
Sudikno Mertokusum, Mengenal Hukum…, hlm. 145.
Tinjauan Riset terdahulu merupakan kajian teori- teori dari pustaka yang

berkaitan serta menunjang riset yang hendak dicoba oleh penulis. Selaku

bahan pertimbangan yang bertujuan buat membedakan riset ini dengan riset

lebih dahulu, sehingga hendak menguatkan keaslian dari riset ini. Hingga

penulis melaksanakan penelusuran menciptakan sebagian skrispsi yang

memiliki korelasi serta tema yang mirip dengan skripsi ini.

Berikut merupakan riset yang sudah dicoba periset terdahulu selaku

berikut:

Dalam wujud skripsi ada karya yang mangulas terpaut dengan

perdagangan manusia semacam Ilham Khatami, 2020, Mahasiswa Fakultas

Syari’ ah Universitas Islam Negara( UIN) Sultan Thaha Saifuddin jambi,

dalam skripsinya yang bertajuk Perlindungan Hukum Bagi Tenaga Kerja

Wanita Dari Tindak Pidana Human Tafficking (Studi Di Kemenkumham

Kantor Wilayah Jambi), dalam skripsi ini hanya membahas tentang

Perlindungan Hukum bagi Tenaga Kerja Wanita (TKW) di Wilayah tersebut.

Hasil dari temuan peneliti dalam skripsi tersebut adalah Perlindungan hukum

bagi Tenaga Kerja Wanita (TKW) di Jambi secara eksternal perlindungan

TKW meliputi prapenempatan, penempatan, paska penempatan, pendanaan

dan jamina social Tenaga Kerja Wanita (TKW) yang dilakukan oleh

pemerintah. Kendala dalam perlindungam hukum bagi Tenaga Kerja Wanita

(TKW) terhadap Human Trafficking di jambi adalah minimnya pemahaman

masyarakat tentang tindak pidana Human Trafficking, hal ini terlihat dari
mayoritas masyarakat yang awam mengenai tindak pidana perdagangan orang

(Human Trafficking).18

Dan juga penulis menemukan beberapa dalam skripsi Bella Novita Sari

Naibaho, 2019, Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Medan Area, dalam

skripsinya yang bertajuk Tinjauan Yuridis Terhadap pelakon Tindak Pidana

Perdagangan Manusia( Human Trafficking) Riset Permasalahan Vonis

Nomor. 742/Pid.Sus/2016/Pn. Medan, dalam skripsi ini mangulas tentang

gimana tinjauan yuridis terdahap tindak pidana perdagangan manusia( Human

Trafficking) di Majelis hukum Negara Medan. Hasil dari penemuan periset

dalam skripsi tersebut merupakan bersumber pada Pertimbangan Majelis

Hakim Majelis hukum Negara Medan dalam memutuskan masalah Nomor.

742/ Pid. Sus/ 2016/ PN. Mdn sudah menimbang bersumber pada fakta serta

fakta- fakta dalam sidang. Ada pula keringanan yang diberikan disebabkan

terdapatnya perihal yang meringankan tersangka dalam sidang ialah tersangka

mengakui seluruh kesalahan yang tersangka jalani, belum sempat dihukum

serta tersangka masih berumur muda sehingga diharapkan masih bisa

membetulkan seluruh kesalahan yang dicoba.19

Selain itu penulis juga menemukan beberapa dalam skripsi Rischa

Maylinda, mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Pancasakti Tegal, dalam


18
Ilham Khatami, “Perlindungan Hukum Bagi Tenaga kerja Wanita (TKW) dari Tindak
Pidana Human Tafficking (Studi di Kemenkumham Kantor Wilayah Jambi)”, Skripsi Sarjana
UniversitasIslam Negeri (UIN) Sultan Thaha SaifuddinJambi, 2020.
19
Bella Novita Sari Naibaho, “Tinjauan Yuridis Terhadap Pelaku Tindak Pidana
Perdagangan Manusia Human Trafficking (Studi Kasus Putusan No.
742/Pid.Sus/2016/PN.Mdn)”, Skripsi Sarjana Hukum Universitas Medan Area, 2019.
skripsinya yang berjudul Perlindungan Hukum Terhadap Korban Tindak

Pidana Perdagangan Manusia dalam Sistem Peradilan Pidana, dalam skripsi

ini membahas tentang bagaimana perlindungan hukum terhadap tindak pidana

perdagangan manusia dalam sistem peradilan pidana. Hasil temuan dari

penelitian skrispsi tersebut adalah di Indonesia, sistem peradilan pidana

terhadap korban Human Trafficking pada tingkat kepolisian untuk saksi

dan/atau korban sebagai bentuk perlindungan hukum dilayani dalam ruang

pelayanan khusus di kantor kepolisian, korban berhak mengajukan ganti

kerugian pada tahap ini penyidik membuat BAP.20

Ada pula kesamaan riset dengan peneliti- peneliti lebih dahulu ialah

bersama mangulas tentang perdagangan manusia( Human Trafficking).

Sebaliknya perihal yang bisa membedakan dalam riset ini dengan peneliti-

peneliti lebih dahulu merupakan dari segi tempat serta objek penelitiannya.

Pada riset diatas, tempat penelitiannya dicoba di Jambi, Medan serta tegal

sebaliknya penulis melaksanakan riset di Kepolisian Daerah Jambi (Polda

Jambi). Selain itu juga penelitian diatas membahas atau mengkaji tentang

Tenaga Kerja Wanita (TKW) di Kemenkumham Kantor Wilayah Jambi,

Tinjauan Yuridis terhadap Tindak Pidana Perdagangan Manusia (Human

Trafficking) di Pengadilan Negeri Medan, dan Perlindungan Hukum Terhadap

Korban Tindak Pidana Perdagangan Manusia dalam Sistem Peradilan Pidana.

20
Rischa Maylinda, “Perlindungan Hukum Terhadap Korban Tindak Pidana
Perdagangan Manusia dalam Sistem Peradilan Pidana”, Skripsi Sarjana Hukum Universitas
Pancasakti Tegal, 2021.
Walaupun penulis dan peneliti sebelumnya sama-sama membahas tentang

tindak pidana perdagngan manusia (Human Trafficking), namun tetap ada

pembedanya, dimana penulis lebih fokus mengkaji lebih dalam tentang

Penegakan Hukum pada Tindak Pidana Perdagangan Manusia (Human

Trafficking) di Wilayah Hukum Polda Jambi.

G. Metode Penelitian

Dalam penelitian skripsi ini penulis akan menggunakan metode, yaitu :

1. Jenis Penelitian

Riset disini memakai tata cara riset kualitatif, ialah dengan memakai

analisa isi, dengan metode menguraikan serta mendeskripsikan isi vonis

yang penulis miliki, setelah itu menghubungkan dengan permasalahan

yang diajukan sehingga bisa menciptakan kesimpulan yang objektif, logis,

tidak berubah- ubah serta sistematis cocok dengan tujuan yang

dikehendaki dalam penyusunan skripsi ini.

2. Pendekatan

Pendekatan penelitian ini menggunakan 2 (dua) tipe pendekatan yakni

penelitian normatif-empiris (hukum terapan) yaitu dengan

menggabungkan antara pendekatan hukum normatif yang ditambhai

dengan penjelasan dari beberapa unsur secara empiris. Penelitian

normatif-empiris diawali dengan ketentuan perundang-undangan (hukum

positi tertulis) yang diterapkan pada suatu kejadian hukum in concerto di

lingkungan masyarakat. Implementasinya bisa diwujudkan dengan cara


real action (aksi nyata) dan legal document (dokumen hukum).

Berdasarkan pemahaman tersebut maka hasil penerapan ketentuan

perundang-undangan ataupun ketentuan yang sudah disepakati telah

dilaksanakan dengan baik atau tidak.21

3. Tempat dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di Kepolisian Daerah Jambi (Polda

Jambi) dan Waktu penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2022.

4. Tipe Informasi serta Sumber Sata

a. Tipe data

Tipe informasi yang dibutuhkan dalam riset ini dipecah ke dalam 2

tipe merupakan:

1. Informasi Primer

Informasi primer, ialah informasi ataupun dokumen original

ataupun material mentah dari responden yang dikumpulkan dari

suasana actual. Orang, kelompok fokus, serta satu kelompok

responden secara spesial dijadikan selaku sumber informasi

primer, ialah dengan metode wawancara, observasi, serta

dokumentasi

21
Abdulkadir Muhammad, Hukum dan Penelitian Hukum, (Bandung: PT. Citra Aditya
Bakti, 2004). Hlm. 53.
2. Data Sekunder

Data sekunder, yaitu data pelengkap yang telah tersusun dalam

bentuk dokumen-dokumen. Sumber yang didapat dari referensi-

referensi buku, internet, dan hasil yang telah disusun menjadi

dokumen.

b. Sumber Data

1. Data Primer

Sumber informasi primer dalam riset ini merupakan informasi

yang langsung diperoleh dari tempat melaksanakan riset serta hasil

yang didapatkan lewat:

a) Wawancara :

 KABID Hubungan Kemasyarakatan Markas Polda

Jambi

 Ditreskrimum Polda Jambi

b) Observasi : Kepolisian Daerah Jambi (Polda Jambi)

c) Dokumentasi : Foto, data, dll.

2. Informasi Sekunder

Informasi sekunder diperoleh dari hasil riset perpustakan

berbentuk buku- buku, literature, postingan, dokumen serta

undang- undang yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti.


5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis dalam skripsi ini

adalah :

a. Wawancara

Wawancara adalah bentuk komunikasi anatara dua orang atau

lebih yang melibatkan seseorang yang ingin mendaoatkan

informasi dari seseorang lainnya dengan mengajukan pertanyaan-

pertanyaan berdasarkan tujuan tertentu.

b. Observasi Non Participant

Observasi merupakan salah satu teknik operasional pengumpulan

data melalui proses pencatatan dengan cermat dan sistematis

terhadap objek yang di amati langsung. Observasi pengamatan

dilakukan secara langsung di Kepolisian Daerah Jambi (Polda

Jambi).

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara

mempelajari dokumen untuk mendapatkan data atau informasi

yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Dokumentasi

dalam penelitian ini adalah keterangan-keterangan yang

diberikan.22

22
Tim Penyusun, PedomanPenulisan Skripsi Syari’ah dan HUkum, (Jambo, 2020), hlm.
53.
6. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Adapun populasi dalam penelitian ini adalah KABID Hubungan

Kemasyarakatan Markas Polda Jambi dan Ditreskrimum Polda Jambi.

b. Sampel

Adapun sampel dalam penelitian ini diambel dari populasi. Dengan

menggunakan metode purposive sampling atau pengambilan data

dengan pertimbangan tertentu.

7. Teknik Analisis Data

Data yang didapatkan dari penelitian ini akan dianalisa secara

kualitatif dengan langkah-langkah seperti berikut ini. Penulis akan

melakukan observasi secara langsung ke lapangan dan melakukan

wawancara dengan pihak yang bersangkutan. Berdasarkan hasil dari

observasi dan wawancara yang sudah diperoleh, maka penulis

mengolah data yang diperoleh dan disajikan dalam bentuk tulisan. 23

Berdasarkan hasil dari penelitian tersebut, maka penulis akan membuat

kesimpulan. Jika terdapat kerancuan dalam hasil penelitian, maka

23
Sugiyono,MetodePenelitianKombinasi (Mixed Methods), (Bandung:Alfabeta, 2016),
hlm. 335.
penulis akan melakukan observasi dan kajian kembali terkait data yang

akan disajikan.

H. Sistematika Penulisan

Dalam upaya memberikan pedoman dari penelitian dan penulisan serta

untuk memberikan gambaran bagaimana penulisan dan laporan dilakukan,

maka disusun sistemaika sebagai berikut :

Bab I : Dalam bab ini berisikan tentang latar belakang, rumusan masalah,

tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, kajian, metode

penelitian, jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data, teknik analisa

data, sistematika penulisan, dan jadwal penelitian. Berisi tentang metode

penelitian yang membahas mengenai penjelasan teori dan konsep tentang

penegakan hukum pada tindak pidana perdagangan manusia di wilayah

hukum polda jambi secara detail dan rinci.

Bab II : Dalam bab ini berisikan tentang kejelasan teori dan konsep tentang

penegakan hukum terhadap tindak pidana perdagangan manusia di wilayah

hukum polda jambi secara rinci.

Bab III : Dalam bab ini berisikan tentang gambaran umum lokasi penelitian

yang membahas bagaimana penegakan hukum terhadap tindak pidana

perdagangan manusia wilayah hukum polda jambi

Bab IV : Dalam bab ini berisikan tentang pembahasan dari hasil penelitian

yang membahas penegakan hukum terhadap tindak pidana perdagangan

manusia di wilayah hukum polda jambi.


Bab V : dalam bab ini berisikan tentang penutup yang memuat kesimpulan

dan juga disertai saran.

DAFTAR ISI SEMENTARA

HALAMAN JUDUL………………………………………………………………….

LEMBARAN PERNYATAAN………………………………………………………

PERSETUJUAN PEMBIMBING……………………………………………………

PENGESAHAN PANITIA UJIAN………………………………………………….

MOTTO………………………………………………………………………………..

ABSTRAK…………………………………………………………………………….

KATA PENGANTAR………………………………………………………………..

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………..

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………….

A. Latar Belakang………………………………………………………………….
B. Rumusan Masalah………………………………………………………………

C. Tujuan Penelitian……………………………………………………………….

D. Manfaat Penelitian……………………………………………………………...

E. Metode Penelitian………………………………………………………………

F. Tinjauan Pustaka……………………………………………………………….

G. Kerangka Konseptual…………………………………………………………..

H. Kerangka Teori…………………………………………………………………

I. Sistematika Penulisan…………………………………………………………..

BAB II TINDAK PIDANA PERDAGANGAN MANUSIA (HUMAN

TRAFFICKING)………………………………………………………………………

A. Pengertian Tindak Pidana Perdagangan Manusia

(Human Trafficking)……………………………………………………………

B. Bentuk-bentuk Tindak Pidana Perdagangan Manusia

(Human Trafficking)…………………………………………………………...

C. Unsur-unsur Tindak Pidana Perdagangan Manusia

(Human Trafficking)……………………………………………………………

BAB III GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN…………………………

A. Sejarah Kepolisian Daerah Jambi (Polda Jambi)……………………………….

B. Letak Geografis Kepolisian Daerah Jambi (Polda Jambi)……………………...

C. Visi dan Misi Kepolisian Daerah Jambi (Polda Jambi)………………………...

BAB IV PENEGAKAN HUKUM PADA TINDAK


PIDANA PERDAGANGAN MANUSIA DI WILAYAH

HUKUM POLDA JAMBI…………………………………………………………….

A. Faktor-faktor penyebab terjadinya Tindak Pidana Perdagangan Manusia di

Jambi……………………………………………………………………………

B. Upaya Kepolisian Daerah Jambi (Polda Jambi) dalam menangani kasus

Tindak Pidana Perdagangan Manusia…………………………………………..

BAB V PENUTUP……………………………………………………………………

A. Kesimpulan……………………………………………………………………..

B. Saran………………………………………………………………………........

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………….

LAMPIRAN-LAMPIRAN……………………………………………………………

CURRICULUM VITAE……………………………………………………………...
DAFTAR PUSTAKA SEMENTARA

A. Literatur

Abdulkadir Muhammad, Hukum dan Penelitian Hukum, Bandung: PT. Citra Aditya

Bakti, 2004

Adon Nasullah Jamaludin, Dasar-Dasar Patologi Sosial, PustakaSetia, Bandung,

2016.

Farhana, Aspek Hukum Perdagangan orang Di Indonesia, (Sinar Grafika: Jakarta).

Henny Nuraeni, Tindak Pidana Perdagangan Orang Kebijakan Hukum Pidana dan

Pencegahannya,(Sinar Grafika, Jakarta).

Michek Donny, Analisis Dampak HAM Terhadap Rancangan Undang-undang

Kejahatan Trafficking, (Jakarta: Rja Grafindopersada, 2013).


Sudikno Mertokusumo, Mengenal Hukum, Yogyakarta: Liberty, 1999.

Soerjono Soekanto, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum, Raja

grafindo Persada, Jakarta, 1983.

Rusli Muhammad, Sistem Peradilan Pidana Indonesia, UII Press, 2011.

B. Karya Ilmiah

Bella Novita Sari Naibaho, Tinjauan Yuridis Terhadap Pelaku Tindak Pidana

Perdagangan Manusia (Human Trafficking) (Studi Kasus Putusan No:

742/Pid.Sus/2016/PN. Mdn), Skripsi Sarjana Hukum Universitas Medan Area,

2019.

Ilham Khatami, Perlindungan Hukum Bagi Tenaga Kerja Wanita Dari Tindak Pidana

Human Trafficking (Studi Di Kemenkumham Kantor Wilayah Jambi), Skripsi

Sarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Thaha Syaifuddin Jambi,

2020.

Rischa Maylinda, Perlindungan Hukum Tehadap Korban Tindak Pidana Perdagangan

Manusia Dalam Sistem Peradilan Pidana, Skripsi Sarjana Hukum Universitas

Pancasakti Tegal, 2021

C. Jurnal

Zarfina yenti, Asnath Niwa Natar ‘Praktik Human Trafficking Di Proponsi Jambi’,

Jurnal Studi Gender dan Islam, Universitas Islam Negeri (UIN) Sulthan Thaha

Saifuddin Jambi, Vol. 19, No. 1, Januari 2020.

D. Lain-lain

Al-Isra’ (17): 70
Polda Jambi tangkap sindikat Human Trafficking dengan korban dibawah umur,
https://wartanews.co/, diakses 24 Desember 2021.
Pelaku perdagangan orang ternyata mantan SPG di Jambi,”
https://jamberita.com/read/2018/11/08/5449/, diakses 24 Desember 2021
Polda Jambi ungkap kasus Perdagangan anak dijual ke bos diskotek di Jakarta,”
https://imcnews.id/read/2021/12/28/17558/

Jadwal Penelitian

Tahun
No Kegiatan Desember Januari Februari Maret April
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengajuan X
Judul
2 Pembuatan X
Proposal
3 Perbaikan
Proposal dan
Seminar
4 Surat Izin Riset
5 Pengumpulan
Data
6 Pengolahan
DanAnalisis
Data
7 Pembuatan
Laporan
8 Bimbingan dan
Perbaikan
9 Agenda dan
Ujian Skripsi
10 Perbaikan dan
Penjilidan

Anda mungkin juga menyukai