Anda di halaman 1dari 96

Pengertian Dan Sejarah Seni Tari Indonesia -  

Pengertin Tari - Perkembangan seni tari di


Indonesia dewasa ini tergolong cukup berkembang . Sempat "mati suri " di beberapa tahun
belakangan ini , seni tari mulai digalakan kembali. salah satunya di kegiatan extrakulikuer di
sekolah . Hal tersebut sedikit banyak membantu perkembangan dunia tari di Indonesia .

Adapun Pengertian Dan Sejarah Seni Tari Indonesia adalah sebagai berikut :

Pengertian Dan Sejarah Seni Tari Indonesia

Definisi Tari :

Tari adalah gerak tubuh secara berirama yang dilakukan di tempat dan waktu tertentu untuk
keperluan pergaulan, mengungkapkan perasaan, maksud, dan pikiran. Bunyi-bunyian yang
disebut musik pengiring tari mengatur gerakan penari dan memperkuat maksud yang ingin
disampaikan. Gerakan tari berbeda dari gerakan sehari-hari seperti berlari, berjalan, atau
bersenam.

Jenis Tari Berdasarkan Koreografinya :

Tari tunggal ( Solo ), Tari tunggal adalah tari yang diperagakan oleh seorang penari, baik laki-
laki maupun perempuan. Contohnya tari Golek ( Jawa Tengah )
Tari berpasangan ( duet/pas de duex), Tari berpasangan adalah tari yang diperagakan oleh dua
orang secara berpasangan. Contohnya tari Topeng (Jawa Barat)
Tari kelompok ( Group choreography), Tari kelompok yaitu tari yang diperagakan lebih dari dua
orang.
Tari kolosal adalah tari yang dilakukan secara massal lebih dari banyak kelompok dan biasanya
dilakukan oleh setiap suku bangsa diseluruh daerah Nusantara.

Sejarah Singkat Seni Tari Di Indonesia :


Indonesia merupakan Negara dengan beraneka ragam macam budaya. Kebudayaan daerah
tercermin dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat di seluruh daerah di Indonesia. Setiap
daerah memilki ciri khas kebudayaan yang berbeda, Salah satu bentuk ciri khas kebudayaan
setiap daerah di wujudkan dengan tari khas kebudayaan masing-masing setiap daerah. Dengan
musik dan gerak menciptakan sebuah tarian yang menceritakan kekayaan dan keanekaragaman
bangsa Indonesia . Kami kali ini akan membahas tentang perkembang Tari Traditional di
Indonesia. Setiap tarian menceritakan kisah yang telah mereka alami. Terjadinya penciptaan
tarian pada awalnya dilandasi oleh beberapa hal di antaranya :
1. Terjadi pada acara adat atau ritual keagamaan
2. Ritual Penyembuhan
3. Pesta rakyat / panen yang melimpah
4. Cerita cinta pada zaman terdahulu
5. Permainan Rakyat
Indonesia adalah salah satu negara jajahan, sekita 200 SM Indonesia sudah di datangai oleh
negara-negara lain dan selama 350 tahun Indonesia di jajah oleh belanda,maka dari itu secara
garis besar perkembangan seni pertunjukan Indonesia khusunya tari tradisional sangat
dipengaruhi oleh adanya kontak dengan budaya besar dari luar melalui kolonialisasi. James R.
Brandon (1967), salah seorang peneliti seni pertunjukan Asia Tenggara asal Eropa,membagi
empat periode budaya di Asia Tenggara termasuk Indonesia yaitu:
1) periode pra-sejarah sekitar 2500 tahun sebelum Masehi sampai 100 Masehi (M)
2) periode sekitar 100 M sampai 1000 M masuknya kebudayaan India,
3) periode sekitar 1300 M sampai 1750 pengaruh Islam masuk, dan
4) periode sekitar 1750M sampai akhir Perang Dunia II.
Pada masa dahulu Tarian juga tercipta dari beberapa tema pada masanya yaitu :
1. Tari Bercorak Hindu-Budha
2. Tari bercorak Islam
3. Tari Kraton / Kerajaan.
Kurang lebih terdapat 3000 tari traditional di indonesia dan dari 3000 tarian ada beberapa tarian
yang di kenal didunia yaitu diantaranya Tari Pendet-Tari kecak (Bali),Tari Saman (aceh), Tari
Reog ponorogo (jawa timur),Tari klasik kraton surakarta (surakarta) ,Tari Jaipong (Jawa
barat),Tari Piring (Padang),Tari Lenggang Nyai (jakarta/Betawi).

Demikian Pengertian Dan Sejarah Seni Tari Indonesia yang kami rangkum untuk sobat
sekalaib . semoga bermanfaat . Terimakasih

Unsur Pokok Gerakan Tari & Gerakan Tari - Tari adalah Gerak tubuh manusia merupakan
substansi (bahan baku) dalam seni tariyang telah mengalami proses penggarapan/pengolahan
(stilasi/distorsi). Gerak muncul akibat perpindahan tubuh atau bagian (anggota) tubuh dari suatu
sikap ke sikap yang lain. Perpindahan tubuh/anggota tubuh diakibatkan oleh kekuatan yang
disalurkan dari seluruh tubuh, kekuatan tersebut disebut tenaga. Gerak yang terlahir
membutuhkan tempat untuk keleluasaannya, tempat utuk keleluasaan gerak tubuh itu disebut
ruang. Pada saat melakukan suatu gerak atau menghubungkan antara satu gerak ke gerak yang
lainnya membutuhkan adanya waktu. Unsur-unsur pokok dalam gerak tari, yaitu tenaga, ruang,
dan waktu.

Tari adalah gerakan berirama sebagai ungkapan jiwa manusia yang didalamnya terdapat unsur
keindahan, Kali Ini Materi Sekolah Menjelaskan Tentang Unsur Pokok Gerakan Tari &
Gerakan Tari dibawah ini;
Unsur Pokok Gerakan Tari & Gerakan Tari
Unsur Pokok Gerakan Tari - Gerak tari bukanlah gerak-gerak seperti yang kita lakukan dalam
kehidupan seharihari. Gerak tari merupakan gerak-gerak yang telah mengalami proses tertentu.
Jadi, gerakgerak tersebut sudah tidak alami karena sudah mendapatkan perubahan-perubahan
dari bentuk semula. Gerak-gerak tari sudah diolah secara khusus berdasarkan perasaan, khayalan,
persepsi, dan interpretasi. Gerak-gerak tari juga merupakan hasil perpaduan pengalaman estetis
dengan intelektualitas. Oleh karena itu, timbullah suatu pengertian bahwa gerak tari adalah
gerak-gerak yang telah distilir sehingga menghasilkan gerak-gerak yang indah.

Gambar diatas merupakan contoh gerak sehari-hari yang sering dilakukan manusia, yaitu
menyisir rambut. Adapun gambar yang merupakan gerak menyisir rambut yang telah dijadikan
gerak tari. Dengan melihat gerak pada gambar, jelas terlihat bahwa gerak sehari-hari berbeda
dengan gerak tari.

Dalam gerak tari terdapat unsur-unsur pokok sehingga terwujud gerak-gerak yang indah. Unsur-
unsur pokok dalam gerak tari, yaitu tenaga, ruang, dan waktu.

Berikut akan diuraikan mengenai unsur-unsur pokok gerak tari tersebut.

a. Tenaga

Pengaturan dan pengendalian tenaga pada saat menari merupakan salah satu kunci yang harus
dikuasai agar dapat menari dengan baik dan kreatif. Tenagalah satu-satunya kekuatan yang
mengawali, mengendalikan, dan menghentikan gerak. Adanya aliran tenaga pada seluruh tubuh
akan menjadikan tubuh bergerak. Selanjutnya, tenaga yang dikeluarkan dalam melakukan gerak
tari akan menimbulkan dinamika.
Rangkaian gerak dalam setiap tarian tidak hanya menggunakan satu macam tenaga.
Ada gerak yang memerlukan tenaga ringan, ada juga gerak yang memerlukan tenaga kuat. Oleh
karena itu, saat kita menari harus lebih cermat dan teliti serta penuh konsentrasi dalam
memanfaatkan tenaga. Perhatikan contoh beberapa gerak yang memerlukan tenaga yang berbeda
berikut ini!
1) Gerak dengan tenaga ringan

2) Gerak dengan tenaga kuat

b. Ruang

Ruang adalah salah satu unsur pokok tari yang menentukan terwujudnya atau terungkapnya
gerak. Hal ini karena mustahil suatu gerak lahir tanpa adanya ruang gerak. Penari dapat bergerak
atau menari karena adanya ruang. Ruang gerak tersebut meliputi posisi (arah hadap dan arah
gerak), level atau tingkatan gerak, dan jangkauan gerak. (seni tari Ari Subekti)
Posisi merupakan salah satu aspek ruang. Posisi menunjukkan arah hadap dan arah gerak penari.
Arah hadap penari saat melakukan gerak tari, misalnya, ke depan atau muka, ke belakang, ke
sudut kanan, ke sudut kiri, ke samping kanan, dan ke samping kiri. Adapun, arah gerak penari,
misalnya, ke depan, mundur, ke samping kanan, ke samping kiri, ke arah zig-zag, dan berputar
searah jarum jam.

Ruang gerak tari yang lain adalah level atau tingkatan gerak. Level dalam ruang lingkup tari
terdiri atas level atas, level sedang, dan level rendah. Level rendah ditunjukkan oleh berbagai
posisi duduk saat menari. Pada level sedang, penari berdiri dengan posisi kaki menekuk sampai
pada posisi kaki diluruskan. Adapun level tinggi dalam menari ditunjukkan oleh penampilan
gerak tari mulai dari posisi kaki jinjit sampai gerakan meloncat-loncat atau menjauhkan badan
dari lantai. Perhatikan contoh gerak tari dengan level tinggi, sedang, dan rendah dalam gambar
dibawah ini:

Setiap gerak yang diungkapkan dalam tarian apa pun tidak lepas dari berbagai aturan sesuai
dengan tuntutan tarian atau petunjuk dari penata tarinya. Oleh karena itu, gerakan dalam
komposisi tari selalu bermotivasi atau memiliki alasan-alasan tertentu. Salah satu contohnya
adalah gerakan trisik dalam tarian Jawa. Penari melakukan gerakan tersebut dengan posisi kaki
dijinjitkan dan langkahlangkah pendek (lari-lari kecil). Jika tidak seperti itu, gerakan trisik yang
dilakukan dianggap salah.

Berdasarkan contoh tersebut, dapat disimpulkan bahwa gerak-gerak suatu tarian memiliki aturan
dan batasan jangkauan gerak yang ditentukan menurut norma-norma tarian tersebut. Jadi, gerak
tari memiliki jangkauan gerak tertentu. Artinya, setiap gerak tari memiliki batas ruang gerak
tertentu.
Dalam rangkaian-rangkaian gerak yang diungkapkan oleh penari, terdapat perubahan, perbedaan,
atau kombinasi penggunaan arah hadap, arah gerak, jangkauan gerak, dan pengaturan level-
levelnya. Hal itu akan memunculkan kekontrasan-kekontrasan. Selanjutnya, kekontrasan itu akan
menghasilkan aksen-aksen yang memberikan kesan menarik dan penuh kekuatan. Di sinilah
letak potensi lahirnya dinamika ruang.

c. Tempo atau waktu

Gerak yang diungkapkan dalam suatu tarian tidak hanya satu gerakan. Ungkapan gerak dalam
sebuah tarian pada dasarnya merupakan susunan beberapa rangkaian gerak yang sudah
terpolakan. Jika seorang penari melakukan beberapa gerakan, secara langsung akan tampak
peralihan dari gerak yang satu ke gerak berikutnya. Dalam peralihan ini, akan tampak
kekosongan sesaat sebagai napas dari ungkapan gerak yang satu ke gerak berikutnya. Hal itu
menunjukkan bahwa dalam penyajian sebuah tarian banyak ditemukan waktu atau tempo sebagai
sisipan antargerak, walaupun sisipan waktu tersebut hanya sekejap. Oleh karena itu, unsur pokok
gerak tari di samping tenaga dan ruang adalah waktu atau tempo.

Unsur waktu dalam ruang lingkup seni tari didominasi oleh ritme gerak dan tempo gerak. Ritme
gerak adalah elemen atau detail waktu dari awal sampai berakhirnya suatu gerak atau rangkaian
gerak. Adapun tempo adalah ukuran waktu untuk menyelesaikan suatu rangkaian gerak atau
gerakangerakan. Agar lebih jelas, perhatikan contoh di bawah ini!

Gambar diatas menunjukkan seorang penari berlari-lari kecil dari arah belakang menuju arah
depan. Tempo dalam gerakan tersebut merupakan sejumlah waktu yang diperlukan penari untuk
bergerak dari belakang sampai ke depan. Adapun ritme geraknya dapat dilihat dari detail-detail
waktu atau irama langkah kaki penari. Untuk menunjukkan dinamika tempo atau waktu, seorang
penari harus mampu mengatur irama gerak. Selain itu, penari harus betul-betul cermat dan penuh
kontrol dalam mengatur perubahan-perubahan dari ritme atau irama yang cepat ke yang lambat
atau dari tempo yang pendek ke tempo yang panjang.

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang


Indonesia merupakan negara yang kaya akan kesenian, terutama seni tari. Bahkan pada
setiap daerahnya Indonesia telah menetapkan tari khas daerahnya masing-masing”.
Dari uraian diatas telah jelaslah bahwa latar belakang terciptanya makalah ini karena
begitu banyaknya kesenian-kesenian tari yang begitu beragam sehingga membutuhkan media
untuk mempelajarinya. Disini kami telah memberikan sedikit dari pengetahuan yang kami miliki
tentang seni tari. Apakah dan bagaimanakah seni tari itu?... Marilah kita pelajari dengan seksama
uraian makalah ini......

B.     Permasalahan
Banyak hal yang perlu diketahui dan dipahami oleh semua siswa untuk mengetahui dan
memahami seni tari yang ada diindonesia. Agar terarah dalam penulisan makalah ini, penulis
membuat rumusan-rumusan masalah sebagai berikut:
1.      Apa pengertian seni tari ?
2.      Bagaimana pengaruh seni tari di indonesia ?
3.      Sebutkan ragam seni tari yang ada di Indonesia?
4.      Berfungsi sebagai apa sajakah seni tari ?
5.      Apakah keunikan seni tari ?

C.    Tujuan Penulisan


Tujuan utama kami menulis makalah ini adalah untuk mendapatkan nilai yang
memuaskan. Diluar itu, makalah ini ditulis karena kami ingin mengingatkan kepada para
pembaca bahwa begitu banyaknya keunika-keunikan kesenian di Indonesia seperti seni tari ini
yang harus selalu kita pelajari, kita lestarikan, dan kita kembangkan agar kesenian itu tidak
hilang begitu saja, karena itu merupakan kebudayaan yang sangat berharga di Indonesia. Dan
kami berinisiatif ingin meningkatkan pembelajaran Seni Budaya di MAN 1 Bogor ini dalam
bentuk makalah.
Secara garis besar makalah ini bertujuan untuk mengembangkan pengetahuan kami
dengan cara berbagi pengalaman melalui makalah ini kepada orang lain.

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Seni Tari


seni tari merupakan seni yang dihasilkan mimik, gerak dan tingkah laku seseorang.
Dengan gerak yang teratur diiringi musik, tarian akan menjadi indah. Tari dapat di artikan juga
sebagai gerak tubuh secara berirama yang dilakukan di tempat dan waktu tertentu untuk
keperluan pergaulan, mengungkapkan perasaan, maksud, dan pikiran. Seni tari terbagi menjadi
beberapa macam, diantaranya:
1.      Tari tunggal ( Solo ) : Tari tunggal nusantara adalah jenis tari dari Nusantara yang diperagakan
oleh seorang penari.Pada dasarnya,istilah tunggal hanya menunjukkan jumlah penari saja.
Sementara jenis tarian dapat dimainkan oleh seorang atau lebih penari. Misalnya , Tari Merak
bisa menjadi tari tunggal, bisa pula menjadi tari berpasangan atau kelompok.Sifat tari tunggal
menuju ke arah psikologis yang akan menjadikan seseorang sebagai subjek atau objek dalam
suatu kegiatan. Sifat tari tunggal terdiri atas :
Lirik , yaitu tarian yang memusatkan pada subjek atau keadaan diri pribadi, seperti
bahagia,atau haru,atau senang.
Epik, yaitu sifat tari yang mengarah pada nilai luar diri, seperti kagum atau manja.
Contohnya: Tari gambir anom (Jawa Tengah)
2.      Tari berkelompok (Group choreography): Tari yang dibawakan oleh banyak orang atau lebih
dari 2.
3.      Tari berpasangan (duet/pas de duex): Tari yang dilakukan oleh 2 orang (berpasangan) seperti:
Laki-laki dengan laki-laki
Perempuan dengan perempuan
Laki-laki dengan perempuan
Contohnya: Tari damarwulan, tari roro mendut, tari perang sugriwo subali.

B.     Sejarah Seni Tari


Perjalanan dan bentuk seni tari di Indonesia sangat terkait dengan perkembangan
kehidupan masyarakatnya, baik ditinjau dari struktur etnik maupun dalam lingkup negara
kesatuan. Jika ditinjau sekilas perkembangan Indonesia sebagai negara kesatuan, maka
perkembangan tersebut tidak terlepas dari latar belakang keadaan masyarakat Indonesia pada
masalalu. James R. Brandon (1967), salah seorang peneliti seni pertunjukan Asia Tenggara asal
Eropa,membagi empat periode budaya di Asia Tenggara termasuk Indonesia yaitu:1) periode
pra-sejarah sekitar 2500 tahun sebelum Masehi sampai 100 Masehi (M)2) periode sekitar 100 M
sampai 1000 M masuknya kebudayaan India,3) periode sekitar 1300 M sampai 1750 pengaruh
Islam masuk, dan4) periode sekitar 1750M sampai akhir Perang Dunia II.
Pada saat itu, Amerika Serikat dan Eropa secara politis dan ekonomis menguasai
seluruh AsiaTenggara, kecuali Thailand.Menurut Soedarsono (1977), salah seorang budayawan
dan peneliti seni pertunjukan Indonesia, menjelaskan bahwa, secara garis besar perkembangan
seni pertunjukan Indonesia tradisional sangat dipengaruhi oleh adanya kontak dengan budaya
besar dari luar [asing]´.Berdasarkan pendapat Soedarsono tersebut, maka perkembangan seni
pertunjukan tradisional Indonesia secara garis besar terbagi atas periode masa pra pengaruh asing
dan masa pengaruh asing. Namun apabila ditinjau dari perkembangan masyarakat Indonesia
hingga saat ini,maka masyarakat sekarang merupakan masyarakat Indonesia dalam lingkup
negara kesatuan.
Setiap wilayah etnik di Indonesia belum tentu telah mengalami tahapan tersebut, bahkan
dalam wilayah-wilayah tertentu mungkin masih dalam tahapan pertama. Jika ditinjau sekilas
perkembangan Indonesia sebagai negara kesatuan, maka tahapan perkembangan tari tersebut
terkait dengan perubahan struktur masyarakat.
MASA PRA-KERAJAAN Pada masa ini dapat diidentikkan pula dengan masa pra-
Hindu atau pra pengaruh asing.Bentuk-bentuk seni pertunjukan pada masa ini, masih banyak
terdapat di daerah pedalaman yang terpencil yang diwarnai oleh kepercayaan animisme.
Menurut pengamatan Soedarsono(Op.Cit) sisa-sisa pertunjukan yang berbau animisme,
penyembahan nenek moyang danbinatang totem, masih bisa dijumpai di Irian Jaya, pedalaman
Kalimantan, pedalamanSumatra, pedalaman Sulawesi, beberapa daerah di Bali yang disebut Bali
Aga atau Bali Mula,seperti Trunyan dan Tenganan, serta di Jawa. Perwujudan tari pada masa itu
didugamerupakan refleksi dari satu kebulatan kehidupan masyarakat.

C.    Jenis Seni Tari


1.      Tari klasik
Tari klasik yaitu tarian yang memiiki nilai seni tinggi (artistik) yang ditimbulkan dari gerak,
busana maupun iringan musiknya.
Contohnya tari balet .
2.      Tari tradisional
Tari tradisional adalah tari yang bertumpu dan berpijak kuat pada tradisi suatu bangsa, suku atau
kelompok masyarakat tertentu.
Contohnya tari gambyong.
3.      Tari kreasi baru
Contohnya tari tani (menggambarkan petani menggarap sawah)
4.      Tari dramatik
Contoh dari drama tari ini adalah sendra tari dan langen mandrawanara yang mengambil cerita
dari epos ramayana menggunakan dialog dengan tembang.

D.    Fungsi Seni Tari


Tari sangat di gemari oleh masyarakat tertentu karena memiliki beragam fungsi, yaitu:
1.      Seni tari sebagai sarana upacara
fungsi tari sebagai sarana upacara merupakan bagian dari tradisi yang ada dalam suatu
kehidupan masyarakat yang sifatnya turun temurun dari generasi ke generasi berikutnya sampai
masa kini yang berfungsi sebagai ritual. tari dalam upacara pada umumya bersifat sakral dan
magis. pada tari upacara faktor keindahan tidak diutamakan, yang diutamakaan adalah kekuatan
yang dapat mempengaruhi kehidupan manusia itu sendiri ataupun hal hal diluar dirinya.
2.      Seni tari sebagai hiburan
salah satu bentuk penciptaan tari ditujukan hanya untuk di tonton. Tari ini memiliki
tujuan hiburan pribadi lebih mementingkan kenikmatan dalam menarikan. Tari hiburan disebut
tari gembira, pada dasarnya tarian gembira tidak bertujuan untuk ditonton akan tetapi tarian ini
cenderung untuk kepuasan para penarinya itu sendiri. Keindahan tidak diutamakan, tetapi
mementingkan kepuasan individual, bersifat spontanitas dan improvisasi. Tarian ini untuk
konsumsi public. Dalam penyajiannya terkait dengan berbagai kepentingan terutama dalam
kaitannya dengan hiburan, amal bahkan untuk memenuhi kepentingan public dalam rangka
hiburan saja.
3.      Seni tari sebagai penyalur terapi
Jenis tari ini biasanya ditujukan untuk penyandang cacat fisik atau cacat mental.
Penyalurannya dapat dilakukan secara langsung bagi penderita cacat tubuh atau bagi penderita
tuna wicara dan tuna rungu, dan secara tidak langsung bagi penderita cacat mental. Pada
masyarakat daerah timur jenis tarian ini menjadi pantangan karena adanya rasa tidak sampai hati.
4.      Seni tari sebagai media pendidikan
Kegiatan tari dapat dijadikan media pendidikan, seperti mendidik anak untuk bersikap
dewasa dan menghindari tingkah laku yang menyimpang dari nilai – nilai keindahan dan
keluhuran karena seni tari dapat mengasah perasaan seseorang.
5.      Seni tari sebagai pertunjukan
tari pertunjukkan adalah bentuk momunikasi sehingga ada penyampai pesan dan
penerima pesan. Tari ini lebih mementingkan bentuk estetika dari pada tujuannya. Tarian ini
lebih digarap sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat’ tarian ini sengaja disusun untuk
dipertontonkan. Oleh sebab itu penyajian tari mengutamakan segi artistiknya yang konsepsional
yang mantab, koreografer yang baik serta tema dan tujuan yang jelas.
Tari tidak hanya diartikan sebagai hiburan namun, dapat dilakukan untuk ajang
pencarian bakat (tari) separti acara-acara ditelevisi yang pernah ditayangkan. “SANDRINA”
salah satunya penari cilik yang saat ini sedang naik daun berkat bakan menarinya.

E.     Simbol Dalam Seni Tari


Sebelum berangkat pada pemahaman simbol dalam gerak tari. Menurut kalian apakah
yang dimaksud dengan simbol? apakah simbol hanya berupa benda, seperti pedang? Coba kalian
sebutkan apa saja yang dapat dijadikan sebagai simbol? Gerak dalam tari mengandung tenaga
atau energi yang dikeluarkan dan mencakup ruang dan waktu. Gerak adalah aktivitas yang
dilakukan manusia didalam kehidupan. Artinya manusia dalam mengungkapan segala perasaan
marah, kecewa, takut, senang, akan nampak pada perubahan - perubahan yang ditimbulkan
melalui gerakan anggota tubuh. Gerak berasal dari pengolahan hasil dari perubahan dan akan
melahirkan dua jenis gerak yaitu gerak murni dan gerak maknawi yang dirangkai menjadi sebuah
tarian.
Tari adalah ekspresi jiwa, oleh sebab itu didalam tari mengandung maksud-maksud
tertentu. Dari maksud yang jelas dan dapat dirasakan oleh manusia. Maksud atau simbol gerak
yang dapat dimengerti atau abstrak yang sukar untuk dapat dimengerti tetapi masih tetap dapat
dirasakan keindahannya.
Untuk dapat lebih memahami tentang simbol gerak tari. perhatikan dan amatilah gambar
dibawah ini. Sebutkan simbol gerak yang terdapat pada gambar itu? Setelah mempelajari simbol
gerak dasar, amatilah satu pertunjukan seni tari yang ada disekitar daerahmu lalu
identifikasikanlah simbol gerak yang terdapat pada tarian itu? Apakah semua gerak mempunyai
simbol gerak? jelaskan alasan kalian?

F.     Nilai Estetis Dalam Gerak Tari


Estetis sering dikatakan estetika dan diartikan hanya sebatas indah atau keindahan dan
dari keindahan akan muncul suatu nilai seni. Pernahkah kalian mengalami pengalaman dalam
melihat pementasan seni tari? apakah yang kalian rasakan saat melihat pementasan seni tari?
setiap jawaban pasti tak akan sama sebab keindahan muncul dari pengalaman yang dialami oleh
masing-masing individu.
Nilai estetis pada gerak tari adalah kemampuan dari gerak itu untuk menimbulkan suatu
pengalaman estetis. Pengalaman estetika dari seorang penari dalam melaksanakan gerak wajib
dilihat pula dalam kualiatas gerak yang dilakukannya. Setiap gerak tarian pasti mempunyai nilai
estetis tersendiri yang dapat diuraikan dan dijelaskan secara cermat. Jadi apa itu estetis? Hal
yang perlu dipahami dalam mengamati karya tari adalah adanya faktor subjektif dan objektif.
Benda itu sangat estetis sebab adanya sifat yang melekat pada benda dan tidak terkait dengan
orang yang mengamati. Selain itu juga dikatakan bahwa munculnya estetis itu sebab adanya
tanggapan perasaan dari pengamat. Jadi, estetis itu ada sebab proses hubungan antara benda
(karya tari) dan alam pikiran orang yang mengamati.
Masing-masing gerak setiap daerah mempunyai keunikannya tersendiri yang tidak bisa
terlepas dari pengaruh kebudayaan yang ada pada daerah itu sendiri. Genre dalam suatu daerah
juga mempunyai pengaruh besar dalam menilai nilai estetis suatu gerak tari. Jenis tari berdasar
penyajiannya terbagi menjadi dua yaitu tari tradisional dan kreasi baru. Tari tradisional terbagi
lagi menjadi tiga yaitu tari primitif, tari rakyat dan tari klasik.
G.    Praktik Gerak Dasar Tari Sesuai Hitungan
Melakukan gerak tari dengan menggunakan hitungan akan lebih mengetahui bagaimana
teknik dan proses dalam melakukannya. Dalam prosesnya melaksanakan gerak tari dapat
dilakukan dengan perorangan, berpasangan atau berkelompok. Sekarang, cobalah kita
melaksanakan salah satu gerak burung terbang dengan hitungan 2 x 8, dengan tempo lambat dan
lakukan kembali gerakan itu dengan tempo cepat. Apakah ada perbedaan dari gerak yang kalian
lakukan? Berikan pendapat kalian? Gerakan badan pada tari, diantaranya sebagai berikut. Hoyog,
yaitu gerakan badan dicondongkan ke samping kanan atau kiri. Engkyek, yaitu gerakan badan
dicondongkan ke kiri atau ke kanan, dengan sikap tangan lurus ke samping. Polatan, yaitu
gerakan arah pandangan. Oklak, yaitu menggerakkan pundak ke depan dan belakang. Entrag,
yaitu menghentakkan badan ke bawah berkali-kali, seolah-olah badan mengeper.
Gerak kepala dalam tari jawa yaitu pacak gulu, gebesan, gileg, gelieur, anggukan dan
gelengan kepala tengok kanan dan kiri Gerakan kaki Debeg, yaitu menghentakkan ujung telapak
kaki. Kengser, yaitu bergerak ke kiri atau ke kanan dengan menggerakkan kedua telapak kaki.
Srisig, yaitu lari kecil dengan berjinjit. Trecet, yaitu telapak kaki jinjit bergerak ke kiri dan ke
kanan. Tunjak tancep, yaitu sikap berdiri diam. Gerakan tangan Malangkerik, yaitu gerakan
posisi tangan berkacak pinggang. Menthang, yaitu gerakan meluruskan tangan ke samping.
Nggrodha, yaitu gerakan siku di tekuk. Panggel, yaitu mengadu pangkal pergelangan tangan
Setelah kalian belajar dan merangkai serta melaksanakan gerak tari, jawablah
pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan Ya atau Tidak.

1. Saya berusaha belajar ragam gerak dasar tari dengan sungguh-sungguh


2. Saya berusaha belajar gerak tari daerah lain dengan sungguh-sungguh
3. Saya mengikuti pembelajaran ragam gerak tari dengan tanggung jawab
4. Saya mengerjakan tugas yang diberikan guru tepat waktu
5. Saya mengajukan pertanyaan jika ada yang tidak dipahami
6. Saya berperan aktif dalam kelompok
7. Saya menyerahkan tugas tepat waktu
8. Saya menghargai perbedaan gerak yang terkandung di dalam tari tradisional yang lain
BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Fungsi Seni serta tujuannya bisa dibagi menjadi ; Fungsi Religi/Keagamaan, Fungsi
Pendidikan, Fungsi Komunikasi, Fungsi Rekreasi/Hiburan, Fungsi Artistik, Fungsi Guna (seni
terapan), dan Fungsi Kesehatan (terapi). Jenis tari ditinjau dari bentuk penyajiannya terbagi tiga
kelompok, yaitu: Tari Tunggal, Tari Berpasangan, dan Tari Kelompok/Massal.
Peranan seni tari untuk dapat memenuhi kebutuhan manusia adalah dengan melalui stimulan
individu, social dan komunikasi.
Tari tradisional adalah tari yang telah melampaui perjalanan perkembangannya cukup
lama, dan senantiasa berfikir pada pola-pola yang telah mentradisi. Para ahli antropologi percaya
bahwa tarian di Indonesia berawal dari gerakan ritual dan upacara keagamaan dan juga alam.
Jenis Tari Tradisional ada dua : Tari keraton adalah tari yang semula berkembang dikalangan
kerajaan dan bangsawan. Tari Rakyat merupakan tari yang hidup dan berkembang dikalangan
rakyat. Setiap daerah provinsi di Indonesia masing-masing memiliki tarian tradisional.

B.     Saran
Dengan mengenal lebih banyak Tarian adat di seluruh provinsi di indonesia mudah-
mudahan membuat kita lebih mencintai negeri kita ini. Sekolah seni tertentu di Indonesia seperti
Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) di Bandung, Institut Kesenian Jakarta (IKJ) di Jakarta,
Institut Seni Indonesia (ISI) yang tersebar di Denpasar, Yogyakarta, dan Surakarta kesemuanya
mendukung dan menggalakkan siswanya untuk mengeksplorasi dan mengembangkan seni tari
tradisional di Indonesia.

Beberapa festival tertentu seperti Festival Kesenian Bali dikenal sebagai ajang ternama
bagi seniman tari Bali untuk menampilkan tari kreasi baru karya mereka. Semoga seluruh
masyarakat Indonesia dapat terus menjaga dan melestarikan seni tari serta menemukan cara-cara
terbaru untuk mengatasinya agar tarian suatu daerah di Indonesia dapat terjaga sampai generasi
selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Seni Budaya untuk SMA. Solo: CV. HK MJ


http://id.wikipedia.org/wiki/Tari
http://zulfikart.blogspot.com/2011/10/unsur-unsur-tari.html
http://buratna.blogspot.com/2012/08/fungsi-dan-peranan-tari.html
http://www.eastjava.com/tourism/banyuwangi/ina/damarwulan-dance.html
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Persepsi dalam arti sempit melibatkan pengalaman kita tapi secara psikis pengertian itu tidaklah
tepat. Tetapi lebih tepatnya persepsi merupakan proses yang menggabungkan dan mengorganisir
data-data indera kita ( penginderaan) untuk dikembangkan sedemikian rupa sehingga kita dapat
menyadari di sekeliling kita, termasuk sadar dengan diri kita sendiri. Dan didalam mempersepsi
keadaan sekitar maka kita harus melibatkan indra kita maka akan lahir sebuah argumen yang
berasal dari informasi yang dikumpulkan dan diterima oleh alat reseptor sensorik kita sehingga
kita dapat menggabungkan atau mengelompokkan data yang telah kita terima sebelumnya
melalui pengalaman awal kita.

Selama masa awal anak-anak, seorang anak mengalami peningkatan yang dramatis pada
keterampilan motorik kasar. Anak-anak menjadi lebih berani ketika keterampilan motorik kasar
mereka meningkat. Selain itu, hal ini dipengaruhi oleh pertumbuhan fisik yang cepat yang
menyebabkan anak semakin tinggi dan semakin besar, maka kemampuan fisik merekapun
meningkat. Beberapa macam kemampuan fisik yang cukup nyata perkembangannya pada masa
ini adalah: kekuatan, keseimbangan, dan koordinasi. Oleh karenanya kehidupan anak-anak
sangat aktif, lebih aktif dari pada titik lain manapun pada siklus kehidupan. Selain berkembang
secara motorik dan fisik, anak-anak juga akan selalu mengalami perkembangan kognitif.

1.2 TUJUAN

  untuk menambah pengetahuan tentang persepsi, faktor-faktor yang mempengaruhinya , dan


diharapkan dapat bermanfaat bagi kita semua.
  Mempelajari tentang persepsi lebih mendalam sehingga dapat dimanfaatkan dalam proses
pembelajaran disekolah nantinya.

  Menambah wawasan  keilmuan  mahasiswa  mengenai perkembangan fisik, motorik, serta konitif
pada anak
  Mengetahui berbagai macam perkembangan yang terjadi pada masa anak-anak.

1.3 RUMUSAN MASALAH


1. Apakah pengertian persepsi ?
2. Bagaimana proses terjadinya persepsi ?
3. Bagaimana tahap terbentuknya persepsi ?
4. Bagaimana perkembangan perceptual ?
5. Apa saja sifat-sifat persepsi ?
6. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi ?
7. Bagaimana perkembangan fisik, motorik, serta konitif pada anak ?
8. Bagaimana perkembangan yang terjadi pada masa anak-anak ?

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PERSEPSI

A. Definisi Persepsi
Secara etimologis presepsi berasal dari bahasa latin preceptio;dari  preceptio, yang artinya
menerima atau mengambil. Adapun proses dari persepsi itu sendiri adalah yang menafsirkan
stimulus yang telah ada didalam otak.
Kata “presepsi” biasanya dikaitkan dengan kata lain, seperti: presepsi diri, presepsi sosial
(Calhoun &Acocela, 1990; Sarwono, 1997; Gerungan, 1987), dan presepsiinterpersonal
(Rahmat, 1994). Dalam kepustakaan berbahasa inggris istilah yang banyak digunakan ialah
“social perception”. Pada dasarnya , objek berupa pribadi memberi stimulus yang sama pula.

Definisi Persepsi menurut beberapa pakar :


1. Leavit, 1978 mengatakan presepsi adalah bagaimana sesorang memandang atau
mengartikan sesuatu.
2. Devito (1997:75), presepsi adalah proses ketika kita menjadi sadar akan banyaknya
stimulus yang mempengaruhi indera.
3. Yusuf (1991: 108) menyebut presepsi sebagai “pemaknaan hasil pengamatan”
4. Gulo (1982: 207) presepsi ialah proses seseorang menjadi sadar akan segala sesuatu
dalam lingkungannya melalui indera.
5. Rakhmat (1994: 51), presepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau
hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan
pesan.
6. Atkinson, presepsi adalah proses saat kita mengorganisasikan dan menafsirkan pola
stimulus dengan lingkungan.
7.Verbeek (1978), presepsi dapay dirumuskan sebagai suatu fungsi yang manusia secara
langsung dapat mengenal dunia riil yang fisik.
8.Brouwer (1983: 21), presepsi ialah suatu reflika dari benda di luar manusia yang
intrapsikis, dibentuk  berdasar rangsangan-rangsangan dari objek.
9. Pareek (1996: 13), presepsi dapat didefinisikan sebagai proses menerima, menyeleksi,
mengorganisasikan, mengartikan, menguji, dan memberikan reaksi pada rangsangan
panca indera atau data.
Presepsi bisa dikatakan sebagai inti komukasi, sedangkan penafsiran (interpretasi) adalah inti
presepsi , yang identic dengan penyandian-balik dalam proses komunikasi. John R. Wenburg dan
William W. Wilmot,menyebutkan  “presepsi dapat didefinisikan  sebagai cara organisme 
memberi makna” Rudolph F. Verderber, “presepsi adalah proses menafsirkan informasi
indrawi”  (dalam mulyana, 2000: 167).

B. Organisasi dalam persepsi


1. Wujud dan latar
    Objek – objek yang kita amati disekitar kita selalu muncul sebagai wujud
(figure)sedangkan dengan hal-hal lainnya sebagai latar (ground).
Contoh :
Kalau melihat sebuah meja dalam kamar, maka meja itu akan tampil sebagai wujud dan benda
lainnya dikamar itu menjadi latar atau ketika kita mendengar musik maka suara si penyanyinya
adalah sebagai wujud dan iringan musik sebagai latar.
2.  Pola pengelompokan
     Hal-hal tertentu cenderung kita kelompokan dalam persepsi kita.
Seperti :
a.  Pengelompokan mengikuti prinsip kedekatan   
Garis-garis diatas ini akan kita lihat sebagai tiga kelompok yang masing-masing terdiri dari dua
garis, sedangkan satu garis yang tertinggal disebelah kanan merupakan garis sisa yang berdiri
sendiri. (kelompok yang mengikuti prinsip kedekatan.

b.  Pengelompokan mengikuti prinsip kesempurnaan.


Disini kita akan melihat tiga buah segi empat dengan satu garis sisa yang berdiri sendiri
disebelah kiri. Kita cenderung melihat segi empat yang terputus-putus sebagai segi empat yang
utuh. ( pengelompokan yang mengikuti prinsip kesempurnaan).

c.  Pengelompokan mengikuti pesamaan


Lihat tiga garis lingkaran kecil dan tiga baris titik – titik yang mendatar, kita tidak akan
melihatnya sebagai garis –garis tegak yang terdiri dari lingkaran dan titik berganti ganti
Yang mengakibatkan Perbedaan persepsi
1.  Perhatian
Biasanya kita tidak menangkap seluruh rangsangan yang ada di sekitar kita sekaligus, tetapi kita
mengfokuskan perhatian kita pada satu atau dua objek saja.
2.  Set
Harapan seseorang tentang rangsangan yang akan timbul.
3.  Kebutuhan
Kebutuhan – kebutuhab sesaat maupun yang menetap pada diri seseorang, mempengaruhi
persepsi orang tersebut. dengan demikian kebutuhan-kebutuhan yang berbeda menyebabkan pula
perbedaan persepsi.
4.  System nilai
System nilai yang berlaku dalam suatu masyarakat berpengaruh pula terhadap persepsi,
5. Ciri kepribadian
Seperti A dan B bekerja di suatu kantor yang sama di bawah pengawasan satu orang atasan. A
orang yang pemalu dan penakut, mempresepsikan bahwa pemimpinnya itu menakutkan dan
perlu di jauhi, sedangkan B mempunyai lebih percaya diri, yang menganggap atasannya sebagai
tokoh yang dapat diajak bergaul seperti orang biasa lainnya.
6. Gangguan kejawaan
Gangguan kejiwaan dapat menimbulkan kesalahan persepsi yang disebut halusinasi.
Proses persepsi
Menurut Alport (dalam Mar’at, 1991) proses persepsi merupakan suatu proses kognitif yang
dipengaruhi oleh pengalaman, cakrawala, dan pengetahuan individu. Pengalaman dan proses
belajar akan memberikan bentuk dan struktur bagi objek yang ditangkap panca indera,
sedangkan pengetahuan dan cakrawala akan memberikan arti terhadap objek yang ditangkap
individu, dan akhirnya komponen individu akan berperan dalam menentukan tersedianya
jawaban yang berupa sikap dan tingkah laku individu terhadap objek yang ada. Persepsi
merupakan bagian dari keseluruhan proses yang menghasilkan tanggapan setelah rangsangan
diterapkan kepada manusia. Persepsi dan kognisi diperlukan dalam semua kegiatan psikiologis.

Penafsiran
Penalaran
Rangsangan                
Persepsi               
Pengenalan                                           
Tanggapan
Perasaan
Presepsi, pengenalan,penalaran,dan perasaan kadang-kadang disebut variable psikologis yang
muncul di antara rangsangan dan tanggapan.
Dari segi psikologi dikatakan bahwa tingkah laku seseorang merupakan fungsi dari cara dia
memandang jadi untuk menrubah tingkah laku seseorang, harus dimulai dari mengubah
persepsinya.

Menurut Newcomb (dalam Arindita, 2003), ada beberapa sifat yang menyertai proses persepsi,
yaitu :
1.  Seleksi adalah proses penyaringan oleh alat indera terhadap rangsangan dari luar,
intensitas, dan jenisnya.
2. Interpretasi, yaitu proses mengorganisasikan informasi sehingga mempunyai arti bagi seseorang
juga dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti pengalaman masa lalu, sistem nilai yang di anut,
motivasi, kepribadian, dan kecerdasan.
3. Interpretasi dan persepsi diterjemahkan dalam bentuk tingkah laku sebagai reaksi
(Depdikbud, 1985, dalam Soelaeman, 1987)

Menurut Parcek (Walgito, 1995: 20) proses tersebut terdiri dari proses menerima, menyeleksi,
mengorganisasi, mengartikan, menyajikan dan memberikan reaksi kepada rangsang panca indra.
1. Proses menerima rangsangan
Proses pertama dalam persepsi adalah menerima rangsang atau data dari berbagai sumber.
Kebanyakan data diterima melalui panca indra, sehingga proses ini sering disebut dengan
pengindraan, proses ini sering disebut sensasi. Menurut Desiderado (Walgito, 1995: 20)
merupakan pengalaman elementer yang segera, yang tidak memerlukan penguraian secara
verbal, simbolis, atau konseptual, dan terutama selalu berhubungan dengan panca indra. Disebut
juga sebagai data dari berbagai sumber. Yakni seperti kebanyakan data menerima melalui
pancaindra (melihat, mendengar, mencium, merasakan, atau menyentuhnya.
Schereer (Walgito, 1995: 21) mengemukakan bahwa rangsangan itu terdiri dari tiga macam
sesuai dengan elemen dari proses penginderaan. Pertama rangsang merupakan obyek, ialah
obyek dalam bentuk fisiknya atau rangsang distal. Kedua, rangsang sebagai keseluruhan yang
terbesar dalam lapangan progsimal, ini belum menyangkut proses sistem syaraf. Ketiga,
rangsang sebagai representasi fenomena atau gejala yang dikesankan dari obyek-obyek yang ada
diluar.
2. Proses Menyeleksi Rangsang
Michell (Walgito, 1995: 18) menyatakan persepsi adalah suatu proses yang didalamnya
mengandung proses seleksi ataupun sebuah mekanisme. Setelah menerima rangsang atau data
diseleksi. Anderson (Walgito, 1995: 22) mengemukakan bahwa perhatian adalah proses mental,
ketika rangsang atau rangkaian rangsang menjadi menonjol dalam keadaan pada saat yang
lainnya melemah.

Di dalam  proses menyeleksi rangsangan Ini ada 3 pendapat pada pengaruh persepsi :
1. Dibedakan dalam dua factor yakni factor intern dan eksteren yakni :
A. Faktor intern
Factor yang berkaitan dengan diri sendiri, yakni :
a.  Kebutuhan psikoloi
Kadang-kadang ada hal yang “kelihatan” (yang sebenarnya tidak ada). Karena kebutuhan
psikologi.
Contoh: orang yang haus akan melihat banyak air biasanya terjadi di tempat yang panas seperti
padang pasir.
b.  Latar belakang
Latar belakang seseorang akan mempengaruhi factor intrern ini karena seseorang akan lebih
mendekati orang lain yang memiliki latar belakang yang sama.
c. Pengalaman
Serupa dengan latar belakang yakni factor pengalaman seperti seseorang yang mempunyai
pengalaman buruk dalam bekerja dengan jenis orang tertentu.
d. Kepribadian
Seseorang yang introvert mungkin akan tertarik kepada orang-orang yang serupa atau sama
sekali berbeda.
e. Sikap dan kepercayaan umum
Orang-orang yang mempunyai sikap tertentu terhadap karyawan wanita atau karyawan yang
termasuk kelompok bahasa tertentu besar kemungkinan akan melihat berbagai hal kecil yang
tidak diperhatikan orang lain.
f.  Penerimaan diri
Mereka yang ikhlas menerima kenyataan diri akan lebih tepat menyerap sesuatu daripada mereka
yang kurang ikhlas menerima realitas dirinya.
g.  Factor ekstern
Persepsi ini dapat dilakukan atas persepsi visual terhadap barang-barang ataupun terhadap orang
dan keadaan, seperti :
  Intensitas
Rangsangan yang lebih intensif mendapatkan lebih banyak tanggapan daripada yang kurang
intens.Misalnya, lampu yang lebih terang lebih diperhatikan orang ketimbang lampu yang redup
pada malam hari.
  Ukuran
Benda yang lebih besar lebih menarik perhatian dan lebih cepat dilihat.
  Kontras
Hal-hal lain dari yang biasa kita lihat akan cepat menarik perhatian.
Misalnya, di kelas ada satu murid tidak mengenakan pakaian seragam maka itu akan menarik
perhatian.
  Gerakan
Hal-hal yang bergerak lebih menarik perhatian daripada hal-hal yang diam.
  Ulangan
Hal-hal yang berulang misalnya, sebuah iklan yang selalu berulang sehingga orang ingat dengan
produk itu namun ulangan yang terlalu sering akan menghasilkan kejenuhan semantic dan dapat
kehilangan arti perseptif.
  Keakraban
Hal ini terutama, jika hal tertentu tidak diharapkan dalam rangka tertentu.
Misalnya,  di kelas yang baru kita akan lebih tertarik kepada orang yang sudah kita kenal dari
pada sama orang yang tidak kita kenal.
  Sesuatu yang baru
Hal ini bertentangan dengan factor keakraban. Jika orang sudah biasa dengan kerangka yang
sudah dikenal , maka sesuatu yang baru menarik perhatian.
Misalnya, pakaian kita yang sudah dikenal apabila tertukar pasti akan mengenal atau mengetahui
bahwa pakaian itu bukan pakaiannya.

2. Menurut Devito (1997)


Ada 6 proses yang mempengaruhi persepsi
a.  Teori kepribadian implisit
Teori ini mengacu pada teori kepribadian individual. Setiap orang mempunyai konsepsi
tersendiri tentang suatu sifat berkaitan dengan sifat lainnya. Konsepsi ini merupakan teori yang
dipergunakan orang ketika membentuk kesan tentang orang lain.
b.  Ramalan yang dipenuhi sendiri (self-fulfilling prophecy)
Ramalan yang dipenuhi sendiri terjadi bila kita membuat ramalan atau merumuskan keyakinan
yang menjadi kenyataan karena anda membuat ramalan itu dan bertindak seakan–akan ramalan
itu benar.

Ada 4 langkah dalam proses ini, yakni :


1. Kita membuat prediksi atau merumuskan keyakinan tentang seseorang atau situasi.
Misalnya, anda adalah orang yang canggung dalam situasi antar pribadi.
2.  Kita bersikap kepada orang atau situasi. Misalnya, di depan anda kita bersikap seakan-
akan anda memang orang yang canggung.
3.  Keyakinan kita itu menjadi kenyataan
Misalnya, karena cara kita bersikap di depan anda , anda menjadi tegang dan salah
tingkah serta menunjukan kecanggungan.
c. Aksentuasi Perseptual
Ini membuat kita melihat apa yang kita harapkan dan apa yang ingin kita lihat.
Misalnya, kepada orang yang kita sukai menganggap bahwa dia itu tampan dan pandai daripada
orang yang tidak kita suka, kontra argument ini adalah bahwa sebenarnya kita lebih
menyukainya kepada tampan dan pandainya saja  bukan karena orang yang kita suka itu tampan
dan pandai.
d. Primasi-Resensi
Ini mengacu pada pengaruh relative stimulus sebagai akibat urutan kemunculannya.
  Efek primasi = jika yang muncul pertama lebih besar pengaruhnya.
  Efek resensi  = jika yang muncul kemudian mempunyai pengaruh yang lebih besar.
Imlikasi praktis dari efek primasi-resensi adalah kesan yang pertama tampaknya palingpenting.
Dan orang lain akan menyaring tambahan informasi untuk merumuskan gambaran tentang
seseorang yang mereka persepsikan.
e.  Konsistensi
Konsistensi mengacu pada kecenderungan untuk merasakan apa yang memungkinkan kita
mencapai keseimbangan atau kenyamanan psikologis diantara berbagai sikap dan hubungan
antar mereka.
Misalnya, saya berharap orang yang saya sukai menyukai saya dan saya berharap orang yang
tidak saya sukaiuntuk tidak menyukai saya.
f.  Stereotyping
Stereotyping adalah prasangka tentang segolongan orang yang memenuhi persepsi dan
penafsiran data yang telah diterima.
Misalnya, para menejer mempunyai persepsi bahwa manajer lebih jujur daripada pekerja,
sebaliknya seorang pekerja menganggap mereka lebih jujur daripada manajer.

3.Pendapat lain
Menurut pendapat ini terdapat 4 :
a.  Fakror fungsional
Factor ini dihasilkan dari kbutuhan,kegembiraaan,pelayan dan pengalaman masa lalu sorang
indiviudi, pada dasarnya persepsi yidak ditentukan dengan jenis / stimuli, tetapi bergantunh
karskterlistrik. Misalnya,0rang yang lapar akan lebih tetari pada makanan, sedangkan orang yang
harus akan lebih tertarik pada minuman.
b.  Factor structural
Factor ini dihasilkan dari bentuk stimuli dan efek-efek netral yang ditimbulkan dari system saraf
individu.

Persepsi dari krech dan crutchfield.:


1. Bila meresepsi sesuatu kita meresepsinya sebagai keseluruhan dan tidak melihat bagian-
bagiannya.
2. Meskipun stimuli yang diterima tidak lengkap, kita akan menginter prestasikannya secara
consisten dengan rangkaian stimuli yang kita persepsi.
3. Sifat-sifat perseptual dan kognitif dari substruktur pada umumnya ditentukan oleh sifat-
sifat struktur secara keseluruhan.
4.  Bahwa objek atau peristiwa yang berdekatan dalam ruang dan waktu atau menyerupai
satu sama lain, cenderung ditanggapi sebagian dari struktur yang sama.
c.  Factor-faktor situasional
     Factor ini banyak berkaitan dengan bahasa nonverbal.
d.  Factor personal
Factor personal yang terdiri atas pengalaman, motivasi,kepribadian (Rakhmat,1994).
Pengalaman akan membantu seseorang dalam meningkatkan kemampuan persepsi < Leathers
(1976:26-32) >.
Ini termasuk dengan kepribadian yany artinya ragam pola tingkah laku dan pikiran yang
memiliki pola tetap yang dapat dibedakan dari orang lain yang merupakan karakteristik seorang
individu.
3. Proses Pengorganisasian
Data atau rangsang yang diterima selanjutnya diorganisasikan dalam suatu bentuk.
Pengorganisasian sebagai proses seleksi atau screening berarti beberapa informasi akan diproses
dan yang lain tidak. Sebagaimana mekanisme pengorganisasian, berarti bahwa informasi-
informasi yang diproses akan digolong-golongkan dan dikategorikan dengan beberapa cara. Hal
ini akan memberikan arah untuk mengartikan sesuatu stimulus. Kategorisasi tersebut mungkin
terjadi secara terperinci, yang terpenting adalah mengkategorikan informasi yang kompleks ke
dalam bentuk yang sederhana.

Dalam perorganisasian rangsangan terdapat 3 dimensi utama, yakni:


1. Pengelompokan
Berbagai rangsangan yang telah diterima dikelompokkan dalam satu bentuk. Adapun faktor yang
digunakan untuk mengelompokkan rangsangan yakni :
a. Kesamaan, rangsangan-rangsangan yang mirip dijadikan satu kelompok.
b. Kedekatan, hal-hal yang lebih dekat antara satu dan yang lain juga dikelompokkan
menjadi satu.
c.  Ada suatu kecenderungan untuk melengkapi hal-hal yang dianggap belum lengkap.
2.  Bentuk timbul dan latar
Prinsip lain dalam mengatur rangsangan disebut bentuk timbul dan latar.
Dalam melihat rangsangan atau gejala, ada kecenderungan untuk memusatkan perhatian pada
gejala-gejala tertentu yang timbul menonjol, sedangkan rangsangan atau gejala lainnya berada
dilatar belakang.
3. Kemantapan persepsi
Ada suatu kecenderungan untuk menstabilkan persepsi dan perubahan-perubahan kontekstidak
memengaruhinya.
4. Prosese penafsiran               
Setelah rangsangan atau data diterima dan di atur, lalu sipenerima menafsirkan data tersebut
maka dikatakanlah persepsi.
5. Proses Pengambilan Keputusan dan Pengecekan
Tahap-tahap dalam pengambilan keputusan menurut Burner (Walgito, 1995: 22) adalah sebagai
berikut : pertama kategori primitif, dimana obyek atau peristiwa yang diamati, diseleksi dan
ditandai berdasarkan ciri-ciri tersebut. Kedua, mencari tanda (cue search), pengamatan secara
cepat memeriksa (scanning) lingkungan untuk mencari tambahan informasi untuk mengadakan
kategorisasi yang tepat. Ketiga, konfirmasi, ini terjadi setelah obyek mendapat penggolongan
sementara. Pada tahap ini pengamatan tidak lagi terbuka untuk sembarang memasukan
melainkan hanya menerima informasi yang memperkuat atau mengkonfirmasiakan
keputusannya, masukan-masukan yang tidak relevan dihindari.
6.  proses reaksi
Tahap terakhir dari proses persepsi ialah bertindak sehubungan dengan apa yang telah di cerap.
Seperti suatu tindakan, tindakanpun ada dua yakni tindakan yang tersembunyi dan tindakan yang
terbuka.

C. Perkembangan Perseptual
Ketetapan perseptualadalah kecendrungan kita untuk mempertahankan persepsi yangtelah
dimiliki terhadap suatu objek dengan mengabaikan perubahan warna (color),keterangan
(brightness), ukuran (size), dan bentuk (shape).
Strategi untuk mengembangkan Integrasi Sistem Perseptual

Banyak anak yang kesulitan belajar karena tidak dapat melakukan transfer informasi dari suatu
sistem perseptual ke sistem perseptual yang lain.  Transfer informasi yang mencakup integrasi
dan  aktivitas :
1. Visual ke Auditoris,   meminta anak melihat suatu pola titik-titik dan garis-garis; kemudian
menyuruh anak meniru pola tersebut dalam bentuk ritmis pada drum.
2. Auditoris ke Visual,   meminta anak mendengarkan irama ritmis dan memilih salah satu
pola visual titik dan garis yang sesuai dari beberapa pilihan.
3. Auditois  ke Motorvisual,  mendengar irama ritmis dan mengalihkan pada visual dengan
menulis pasangan titik dan garis.
4.  Auditoris – verbal ke motor,  memerintah anak untuk melakukan gerakan-gerakan
tertentu
5. Taktil –Visualmotor,  meraba bentuk dan menggambarkan bentuk
6.  Auditoris ke Visual,  mendengar bunyi benda dan menunjukkan gambarnya

D. Sifat-Sifat Persepsi
Dua fungsi utama sistem utama persepsi yaitu lokalisasi atau menentukan letak suatu objek dan
pengenalan, menentukan jenis objek tersebut (Atkinson et al., t.t.). lokalisasi dan pengenalan
dilakukan oleh daerah korteks yang berbeda. Penelitian persepsi juga mengurusi cara sistem
perseptual mempertahankan bentuk objek tetap konstan, walaupun citra (bayangan) objek di
retina berubah.            
Sifat umum persepsi antara lain, yaitu;
1. Dunia persepsi mempunyai sifat-sifat  ruang. Mengenal persepsi ruang ini mengandung
persoalan-prsoalan psikologis yang penting, terutama penglahatan sifat ruang (dimensi ketiga).
2.  Dunia persepsi mempunyai dimensi waktu.  Objek-objeknya bersifat tetap, sehingga
terdapat kestabilan yang luas.
3.  Dunia persepsi berstruktur menurut objek persepsi. Dalam hal ini berbagai keseluruhan berdiri
sendiri  menampakkan diri:Gestalt-gestalt. Persepsi gestalt merupakan suatu pembahasan yang
penting dalam psikologi persepsi.
4. Dunia persepsi yang penuh dengan arti. Persepsi tidaklah sama dengan mengonstatir benda dan
kejadian tanpa makna. Yang kita persepsi selalu merupakan tanda-tanda, ekspresi, benda-benda
dengan fungsi, relasi-relasi yang penuh arti, serta kejadian-kejadian.

E. Bantuk-Bentuk Persepsi
1. Persepsi visual
Persepsi visual didapatkan dari indera penglihatan.Persepsi ini adalah persepsi yang paling awal
berkembang pada bayi, dan mempengaruhi bayi dan balitauntuk memahami dunianya. Persepsi
visual merupakan topik utama dari bahasan persepsi secara umum, sekaligus persepsi yang
biasanya paling sering dibicarakan dalam konteks sehari-hari.
2. Persepsi auditori
Persepsi auditori didapatkan dari indera pendengaranyaitu telinga.
3. Persepsi perabaan
Persepsi pengerabaan didapatkan dari indera taktil yaitu kulit.
4. Persepsi penciuman
Persepsi penciuman atau olfaktori didapatkan dari indera penciuman yaitu hidung.
5.   Persepsi pengecapan
Persepsi pengecapan atau rasa didapatkan dari indera pengecapan yaitu lidah.

F. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi


Wilson (2000) mengemukakan ada faktor dari luar dan dari dalam yang mempengaruhi persepsi
diantaranya sebagai berikut :

a. Faktor eksternal atau dari luar :


1. Concreteness yaitu wujud atau gagasan yang abstrak yang sulit dipersepsikan
dibandingkan dengan yang obyektif.
2. Novelty atau hal yang baru, biasanya lebih menarik untuk di persepsikan dibanding
dengan hal-hal yang baru.
3.Velocity atau percepatan misalnya gerak yang cepat untuk menstimulasi munculnya
persepsi lebih efektif di bandingkan dengan gerakan yang lambat.
4. Conditioned stimuli, stimuli yang di kondisikan seperti bel pintu, deringan telepon dan
lain-lain.
b. Faktor internal atau dari dalam :
1. Motivation, misalnya merasa lelah menstimulasi untuk berespon untuk istirahat.
2. Interest, hal-hal yang menarik lebih di perhatikan dari pada yang tidak menarik
3. Need, kebutuhan akan hal tertentu akan menjadi pusat perhatian
4. Assumptions, juga mempengaruhi persepsi sesuai dengan pengalaman melihat,
merasakan dan lain-lain.

Menurut Rahmat (2005) faktor-faktor personal yang mempengaruhi persepsi interpersonal


adalah :
1.  Pengalaman. Seseorang yang telah mempunyai pengalaman tentang hak-hak tertentu
akan mempengaruhi kecermatan seseorang dalam memperbaiki persepsi.
2.  Motivasi. Motivasi yang sering mempengaruhi persepsi interpersonal adalah kebutuhan untuk
mempercayai “dunia yang adil” artinya kita mempercayai dunia ini telah diatur secara adil.
3.  Kepribadia.  Dalam psikoanalisis dikenal sebagai proyeksi yaitu usaha untuk mengeksternalisasi
pengalaman subyektif secara tidak sadar, orang mengeluarkan perasaan berasalnya dari orang
lain.

Menurut Walgito (1995: 22) terdapat dua yaitu faktor ektern dan intern.
1. Faktor Internal
Faktor yang mempengaruhi persepsi berkaitan dengan kebutuhan psikologis, latar belakang
pendidikan, alat indera, syaraf atau pusat susunan syaraf, kepribadian dan pengalaman
penerimaan diri serta keadaan individu pada waktu tertentu.
2. Faktor Eksternal
Faktor ini digunakan untuk obyek yang dipersepsikan atas orang dan keadaan, intensitas
rangsangan, lingkungan, kekuatan rangsangan akan turut menentukan didasari atau tidaknya
rangsangan tersebut.

Menurut Walgito (2004: 89-90) agar individu dapat menyadari dan dapat membuat persepsi,
adanya faktor- faktor yang berperan, yang merupakan syarat agar terjadi persepsi, yaitu berikut
ini:
a. Adanya objek atau stimulus yang dipersepsikan (fisik).
b. Adanya alat indera, syaraf, dan pusat susunan saraf untuk menerima stimulus (fisiologis).
c. Adanya perhatian yang merupakan langkah pertama dalam mengadakan persepsi
(psikologis).
Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi menurut Widayatun (1999: 115) meliputi :
1. Intrinsik dan ekstrinsik seseorang (cara hidup/cara berfikir, kesiapan mental, kebutuhan
dan wawasan)
2. Faktor Ipoleksosbud Hankam
3. Faktor usia
4. Faktor kematangan
5. Faktor lingkungan sekitar
6. Faktor pembawaan
7. Faktor fisik dan kesehatan
8. Faktor proses mental

Krech dan Crutchfield (1977) menyebutkan persepsi ditentukan oleh faktor fungsional dan faktor
struktural. Faktor-faktor fungsional berasal dari kebutuhan, pengalaman masa lalu, kesiapan
mental, suasana emosi dan latar belakang budaya, atau sering disebut faktor-faktor personal.
Yang menentukan persepsi bukan jenis atau bentuk stimuli, tetapi karakteristik orang yang
memberikan respon pada stimuli tersebut.
Sedangkan faktor struktural berasal dari sifat stimuli fisik dan efek-efek syaraf yang
ditimbulkannya pada system syaraf yang ditimbulkannya pada system syaraf individu. Kita
mengorganisasikan stimuli dengan melihat konteksnya. Walaupun stimuli yang kita terima tidak
lengkap, kita akan mengisinya dengan interpretasi yang berkonsisten dengan rangkaian stimuli
yang kita persepsikan.

G. Ciri-Ciri Umum Dunia Persepsi


Penginderaan terjadi dalam suatu konteks tertentu, konsep ini biasa disebut dunia persepsi. Agar
dapat dihasilkan suatu penginderan yang bermakna, ada ciri – ciri umum tertentu dalam dunia
persepsi :
1. Modalitas :  rangsangan yang diterima harus sesuai dengan modalitas tiap –tiap indera,
yaitu sifat sensori dasar  masing-masing.
2. Dimensi ruang : dunia persepsi mempunyai sifat ruang ( dimensi ruang).
3. Dimensi waktu : dunia persepsi mempunyai dimensi waktu, seperti cepat lambat, tua
muda, dan lain-lain.
4.  Struktur konteks, keseluruhan yang menyatu : objek-objek atau gejala-gejala dalam dunia
pengamatan mempunyai struktur yang menyatu dengan konteksnya. Struktur dan konteks ini
merupakan keseluruhan yang menyatu.
5.  Dunia penuh arti; dunia persepsi adalah dunia penuh arti. kita cenderung pengamatan pada
gejala-gejala yang mempunyai makna bagi kita, yang ada hubungannya dengan tujuan yang ada
dalam diri kita.

H. Hukum-Hukum Gestalt
Ada beberapa cara persepsi berdasarkan totalitas Gestalt:
a. Hukum kedekatan (proximity): objek-objek persepsi yang berdekatan cenderung diamati
sebagai suatu kesatuan.
b.  Hukum kesamaan (similarity): Objek cenderung diamati sebagai totalitas karena
mempunyai sebagian besar ciri-ciri yang sama.
c.  Hukum bentuk-bentuk tertutup (closure): bentuk-bentuk yang sudah kita kenal, walau
hanya nampak sebagian atau tidak sempurna, kita lihat sebagai sempurna.
d.  Hukum kesinambungan (continuity): pola-pola yang sama dan berkesinambungan, walau
ditutup oleh pola-pola lain, tetap diamati sebagai kesatuan.
e. Hukum gerak bersama (common fate): unsur-unsur yang bergerak dengan cara dan arah
yang sama dilihat sebagai suatu kesatuan.

I. Persepsi Dan Sensasi


Dari segi bahasa, sensasi berasal dari kata sense yang artinya alat penginderaan, yang
menghubungkan organisme dengan lingkungan. Jadi, yang dimaksud dengan sensasi adalah
proses menangkap stimuli (rangsang). Misalnya, ketika dua orang sedang berkomunikasi, maka
masing-masing dapat melihat fisiknya dengan penglihatan, mendengar suaranya dengan
pendengaran, mencium harum parfum yang dipakai dengan penciumannya dan merasakan
kehalusan kulitnya ketika bersalaman. Seluruh yang ditangkap oleh indera tersebut disebut
stimuli atau rangsang. Terkadang orang dapat menerima dua stimuli sekaligus, misalnya ketika
kita sedang menonton TV (stimuli ekternal), datang pula stimuli dari dalam, yaitu ingatan kepada
orang tua di kampung yang sedang menderita sakit dan menunggu kedatangan kita.

Selain itu, sensasi dapat pula diartikan sebagai tahap pertama stimuli mengenai indra kita.
Menurut Dennis Coon, “Sensasi adalah pengalaman elementer yang segera, yang tidak
memerlukan penguraian verbal. Simbolis, atau konseptual, dan terutama sekali berhubungan
dengan kegiatan alat indera.”

Perbedaan sensasi dapat disebabkan oleh kapasitas alat indera yang berbeda, dan oleh
pengalaman atau lingkungan yang berbeda. Masakan yang dirasa sangat pedas oleh lidah orang
Yogya terasa biasa-biasa saja oleh lidah orang Minang. Sebaliknya kata-kata keras yang dirasa
sopan-sopan saja oleh orang Medan dirasa sangat mengganggu oleh telinga orang Jawa.

Fungsi alat indera dalam menerima informasi dari lingkungan sangat penting. Kita mengenal
lima alat indera atau pancaindera. Kita mengelompokannya pada tiga macam indera penerima,
sesuai dengan sumber informasi. Sumber informasi boleh berasal dari dunia luar (eksternal) atau
dari dalam diri (internal). Informasi dari luar diindera oleh eksteroseptor (misalnya, telinga atau
mata). Informasi dari dalam diindera oleh ineroseptor (misalnya, system peredaran darah).
Gerakan tubuh kita sendiri diindera oleg propriseptor (misalnya, organ vestibular).
Persepsi adalah proses pemahaman ataupun pemberian makna atas suatu informasi terhadap
stimulus. Stimulus didapat dari proses penginderaan terhadap objek, peristiwa, atau hubungan-
hubungan antar gejala yang selanjutnya diproses oleh otak. Proses kognisi dimulai dari persepsi.
Persepsi adalah proses memberi makna kepada sensasi sehingga manusia memperoleh
pengetahuan baru. Persepsi adalah proses mengubah sensasi menjadi informasi. Ketika kita
mendengar orang berkata silat, padahal ia berkata salat, maka kita keliru sensasi, tetapi ketika
seorang pria memuji kekasihnya dengan perkataan, engkau adalah wanita tercantik di dunia,
tetapi kekasihnya merasa disindir dengan perkataan itu, maka kekasihnya disebut keliru persepsi.
Kekeliruan sensasi juga dapat menyebabkan kekeliruan persepsi.

Persepsi bisa keliru disebabkan oleh berbagai faktor; personal, situasional, fungsional maupun
struktural. Diantara faktor yang paling besar pengaruhnya terhadap persepsi adalah perhatian,
konsep fungsional      dan konsep struktural.
Persepsi Terhadap Diri Pribadi (self-perception)
Proses psikologis diasosiasikan dengan interpretasi dan pemberian makna terhadap orang atau
objek tertentu, dikenal dengan persepsi. Persepsi didefenisikan sebagai interpretasi terhadap
berbagai sensasi sebagai representasi dari objek-objek eksternal, jadi persepsi adalah
pengetahuan yang dapat ditangkap oleh indera kita, karenanya persepsi mensyaratkan :
1. adanya objek eksternal yang dapat ditangkap oleh indera kita.
2. adanya informasi untuk diinterpretasikan.
3. menyangkut sifat representatif dari penginderaan.
Karenanya persepsi tidak lebih dari sekedar pengetahuan mengenai apa yang tampak
sebagai realitas bagi diri kita. Realitas yang kita persepsikan seringkali adalah yang paling jelas,
pribadi, penting dan terpercaya bagi kita. Sementara indera kita punya keterbatasan, karenanya
bisa jadi pengetahuan yang kita simpulkan bukanlah suatu kenyataan yang sebenarnya.

J. Persepsi Dan Kognisi


Secara singkat persepsi dapat di definisikan sebagai cara manusia menangkap rangsangan.
Kognisi adalah cara menusia memberi arti pada rangsangan. Istilah kognisi berasal dari bahasa
Latin cognoscere yang artinya mengetahui. Kognisi dapat pula diartikan sebagai pemahaman
terhadap pengetahuan atau kemampuan untuk memperoleh pengetahuan.Istilah ini digunakan
oleh filsuf untuk mencari pemahaman terhadap cara manusia berpikir. Karya Plato dan Aristotle
telah memuat topik tentang kognisi karena salah satu tujuan tujuan filsafat adalah memahami
segala gejala alam melalui pemahaman dari manusia itu sendiri.

Kognisi dipahami sebagai proses mental karena kognisi mencermikan pemikiran dan tidak dapat
diamati secara langsung. Oleh karena itu kognisi tidak dapat diukur secara langsung, namun
melalui perilaku yang ditampilkan dan dapat diamati. Misalnya kemampuan anak untuk
mengingat angka dari 1-20, atau kemampuan untuk menyelesaikan teka-teki, kemampuan
menilai perilaku yang patut dan tidak untuk diimitasi.
Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai kognisi maka berkembanglah psikologi kognitif yang
menyelidiki tentang proses berpikir manusia. Proses berpikir tentunya melibatkan otak dan saraf-
sarafnya sebagai alat berpikir manusia oleh karena itu untuk menyelidiki fungsi otak dalam
berpikir maka berkembanglah neurosains kognitif. Hasil-hasil penelitian yang dilakukan oleh
kedua bidang ilmu tersebut banyak dimanfaatkan oleh ilmu robot dalam mengembangkan
kecerdasan buatan.

Proses kognitif menggabungkan antara informasi yang diterima melalui indera tubuh manusia
dengan informasi yang telah disimpan di ingatan jangka panjang. Kedua informasi tersebut
diolah di ingatan kerja yang berfungsi sebagai tempat pemrosesan informasi. Kapabilitas
pengolahan ini dibatasi oleh kapasitas ingatan kerja dan faktor waktu. Proses selanjutnya adalah
pelaksanaan tindakan yang telah dipilih. Tindakan dilakukan mencakup proses kognitif dan
proses fisik dengan anggota tubuh manusia (jari, tangan, kaki, dan suara). Tindakan dapat juga
berupa tindakan pasif, yaitu melanjutkan pekerjaan yang telah dilakukan sebelumnya.
Faktor yang memengaruhi kesulitan dan kecepatan pemilihan dan pelaksanaan respon adalah
kompleksitas keputusan, perkiraan terhadap respon, trade-off kecepatan dan akurasi, dan
feedback yang diperoleh (Groover, 2007). Kompleksitas keputusan dipengaruhi oleh jumlah
tindakan yang mungkin dipilih, yang juga berpengaruh terhadap lamanya waktu pengambilan
keputusan. Perkiraan terhadap respon dipengaruhi oleh informasi yang diterima. Jika informasi
yang diterima telah diperkirakan sebelumnya, pemrosesan informasi akan lebih cepat
dibandingkan dengan yang tidak diperkirakan. Trade-off antara kecepatan dan akurasi
merupakan korelasi negative antara keduanya pada pemilihan dan pelaksanaan respon. Dalam
beberapa situasi, semakin cepat seseorang memilih respon, kemungkinan kesalahan terjadi
meningkat. Feedback merupakan efek yang diketahui oleh seseorang sebagai verifikasi atas
tindakan yang dilakukannya. Rentang waktu antara tindakan dengan feedback harus diminimasi.
Dalam hubungan antara persepsi dan kognisi, teori medan Lewin menyatakan bahwa proses
persepsi dan kognisi berarti proses perombakan medan kognisi yang tidak berstruktur menjadi
medan yang berstruktur (Wurjo dan Saefullah, 1983:73).

Persepsi dan kognisi tentang lingkungan merupakan komponen dari orientasi dan pencitraan
lingkungan yang dilakukan oleh masyarakat. Persepsi dan kognisi tentang lingkungan sejajar
dengan Istilah “kesadaran akan lingkungan” sehingga berinteraksi dengan proses evaluasi yang
memuat komponen-komponen kognitip, emosi, dan psikomotor.
Teori psikologi kognitip menurut pandangan psikologi Gestalt di Jerman beberapa saat seselum
perang dunia II, berpendapat bahwa persepsi manusia terhadap lingkungannya tidak
mengandalkan pada apa yang diterima dari penginderaannya, tetapi penginderaan itu di atur,
saling dihubungkan, dan diorganisasikan untuk diberi makna, selanjutnya di jadikan awal dari
suatu prilaku.

K.  Ilusi
Ilusi adalah suatu kejadian dimana terjadi karena kesalahan penangkapan mata manusia dalam
melihat sebuah objek atau benda. Ilusi dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu ilusi fisiologis
dan ilusi kognitif.
1. Ilusi fisiologis
Ilusi fisiologis, seperti yang terjadi pada afterimages atau kesan gambar yang terjadi setelah
melihat cahaya yang sangat terang atau melihat pola gambar tertentu dalam waktu lama. Ini
diduga merupakan efek yang terjadi pada mata atau otak setelah mendapat rangsangan tertentu
secara berlebihan.
2.  Ilusi kognitif
Ilusi kognitif adalah terjadi karena anggapan pikiran terhadap sesuatu di luar. Pada umumnya
ilusi kognitif dibagi menjadi ilusi ambigu, ilusi distorsi, ilusi paradoks dan ilusi fiksional.
a. Pada ilusi ambigu, gambar atau objek bisa ditafsirkan secara berlainan. Contohnya
adalah: kubus Necker dan vas Rubin.
b. Pada ilusi distorsi, terdapat distorsi ukuran, panjang atau sifat kurva (lurus lengkung).
Contohnya adalah: ilusi dinding kafe dan ilusi Mueller -Lyer.
c. Ilusi paradoks disebabkan karena objek yang paradoksikal atau tidak mungkin,
misalnya pada segitiga Penrose atau 'tangga yang mustahil', seperti misalnya terlihat
pada karya seni grafis M C Escher, berjudul "Naik dan Turun" serta "Air Terjun".
d. Ilusi fiksional didefinisikan sebagai persepsi terhadap objek yang sama sekali berbeda
bagi seseorang tapi bukan bagi orang lain, seperti disebabkan karena schizoprenia
atau halusinogen. Ini lebih tepatnya disebut dengan halusinasi.

2.2 MOTORIK

A. Perkembangan Fisik
Pertumbuhan fisik pada masa ini lambat dan relatif seimbang. Peningkatan berat badan anak
lebih banyak dari pada panjang badannya. Peningkatan berat badan anak terjadi terutama karena
bertambahnya ukuran sistem rangka, otot dan ukuran beberapa organ tubuh lainnya.

B. Perkembangan Motorik
Perkembangan fisik sangat berkaitan erat dengan perkembangan motorik anak. Motorik
merupakan perkembangan pengendalian gerakan tubuh melalui kegiatan yang terkoordinir antara
susunan saraf, otot, otak, dan spinal cord. Perkembangan motorik  meliputi dua tahapan yaitu
motorik kasar dan motorik halus.

• Motorik kasar adalah gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar atau sebagian
besar atau seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri.
Contohnya kemampuan duduk, menendang, berlari, naik-turun tangga dan sebagainya.
• Sedangkan motorik halus adalah gerakan yang menggunakan otot-otot halus atau
sebagian anggota tubuh tertentu, yang dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar dan
berlatih. Misalnya,kemampuan memindahkan benda dari tangan, mencoret-coret,
menyusun balok, menggunting,menulis dan sebagainya. Kedua kemampuan tersebut
sangat penting agar anak bisa berkembang dengan optimal.

Perkembangan motorik beriringan dengan proses pertumbuhan secara genetis atau kematangan
fisik anak, Teori yang menjelaskan secara detail tentang sistematika motorik anak adalah
Dynamic System Theory yang dikembangkan Thelen & whiteneyerr. Teori tersebut
mengungkapkan bahwa untuk membangun kemampuan motorik anak harus mempersepsikan
sesuatu di lingkungannya yang memotivasi mereka untuk melakukan sesuatu dan menggunakan
persepsi mereka tersebut untuk bergerak. Kemampuan motorik merepresentasikan keinginan
anak. Misalnnya ketika anak melihat mainan dengan beraneka ragam, anak mempersepsikan
dalam otaknnya bahwa dia ingin memainkannya. Persepsi tersebut memotivasi anak untuk
melakukan sesuatu, yaitu bergerak untuk mengambilnya. Akibat gerakan tersebut, anak berhasil
mendapatkan apa yang di tujunya yaitu mengambil mainan yang menarik baginya.
Teori tersebut pun menjelaskan bahwa ketika bayi di motivasi untuk melakukan sesuatu, mereka
dapat menciptakan kemampuan motorik yang baru, kemampuan baru tersebut merupakan hasil
dari banyak factor, yaitu perkembangan system syaraf, kemampuan fisik yang
memungkinkannya untuk bergerak, keinginan anak yang memotivasinya untuk bergerak, dan
lingkungan yang mendukung pemerolehan kemampuan motorik. Misalnya, anak akan mulai
berjalan jika system syarafnya sudah matang, proposi kaki cukup kuat menopang tubuhnya dan
anak sendiri ingin berjalan untuk mengambil mainannya.

Perkembangan Motorik Kasar dan Motorik Halus


1. Perkembangan Motorik Kasar
Tugas perkembangan jasmani berupa koordinasi gerakan tubuh, seperti berlari, berjinjit,
melompat, bergantung, melempar dan menangkap,serta menjaga keseimbangan. Kegiatan ini
diperlukan dalam meningkatkan keterampilan koordinasi gerakan motorik kasar. Pada anak usia
4 tahun, anak sangat menyenangi kegiatan fisik yang menantang baginya, seperti melompat dari
tempat tinggi atau bergantung dengan kepala menggelantung ke bawah. Pada usia 5 atau 6 tahun
keinginan untuk melakukan kegiatan tersebut bertambah. Anak pada masa ini menyenangi
kegiatan lomba, seperti balapan sepeda, balapan lari atau kegiatan lainnya yang mengandung
bahaya.

2. Perkembangan Motorik Halus


Perkembangan motorik halus anak taman kanak-kanak ditekankan pada koordinasi gerakan
motorik halus dalam hal ini berkaitan dengan kegiatan meletakkan atau memegang suatu objek
dengan menggunakan jari tangan. Pada usia 4 tahun koordinasi gerakan motorik halus anak
sangat berkembang, bahkan hampir sempurna. Walaupun demikian anak usia ini masih
mengalami kesulitan dalam menyusun balok-balok menjadi suatu bangunan. Hal ini disebabkan
oleh keinginan anak untuk meletakkan balok secara sempurna sehingga kadang-kadang
meruntuhkan bangunan itu sendiri. Pada usia 5 atau 6 tahun koordinasi gerakan motorik halus
berkembang pesat. Pada masa ini anak telah mampu mengkoordinasikan gerakan visual motorik,
seperti mengkoordinasikan gerakan mata dengan tangan, lengan, dan tubuh secara
bersamaan,antara lain dapat dilihat pada waktu anak menulis atau menggambar.

Perkembangan fisik sangat berkaitan erat dengan perkembangan motorik anak. Motorik
merupakan perkembangan pengendalian gerakan tubuh melalui kegiatan yang terkoordinir antara
susunan saraf, otot, otak, dan spinal cord.

• Motorik kasar adalah gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar atau sebagian
besar atau seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri.
Contohnya kemampuan duduk, menendang, berlari, naik-turun tangga dan sebagainya.

• Sedangkan motorik halus adalah gerakan yang menggunakan otot-otot halus atau
sebagian anggota tubuh tertentu, yang dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar dan
berlatih. Misalnya, kemampuan memindahkan benda dari tangan, mencoret-coret,
menyusun balok, menggunting, menulis dan sebagainya. Kedua kemampuan tersebut
sangat penting agar anak bisa berkembang dengan optimal.
 
Berikut tahapan-tahapan perkembangannya :

Usia 1-2 tahun


Motorik Kasar Motorik Halus
•merangkak • mengambil benda kecil dengan ibu jari atau
• berdiri dan berjalan beberapa langkah telunjuk
•berjalan cepat • membuka 2-3 halaman buku secara
• cepat-cepat duduk agar tidak jatuh bersamaan
• merangkak di tangga • menyusun menara dari balok
• berdiri di kursi tanpa pegangan • memindahkan air dari gelas ke gelas lain
• menarik dan mendorong benda-benda • belajar memakai kaus kaki sendiri
berat • menyalakan TV dan bermain remote
• melempar bola • belajar mengupas pisang

Usia 2-3 tahun


Motorik Kasar Motorik Halus
• melompat-lompat • mencoret-coret dengan 1 tangan
• berjalan mundur dan jinjit • menggambar garis tak beraturan
• menendang bola • memegang pensil
• memanjat meja atau tempat tidur • belajar menggunting
• naik tangga dan lompat di anak tangga terakhir • mengancingkan baju
• berdiri dengan 1 kaki • memakai baju sendiri

Usia 3-4 tahun


Motorik Kasar Motorik Halus
• melompat dengan 1 kaki
• menggambar manusia
• berjalan menyusuri papan
• mencuci tangan sendiri
• menangkap bola besar
• membentuk benda dari plastisin
• mengendarai sepeda
• membuat garis lurus dan lingkaran cukup rapi
• berdiri dengan 1 kaki

Usia 4-5 tahun


Motorik Kasar Motorik Halus
• menuruni tangga dengan cepat
• menggunting dengan cukup baik
• seimbang saat berjalan mundur
• melipat amplop
• melompati rintangan
• membawa gelas tanpa menumpahkan isinya
• melempar dan menangkap bola
• memasikkan benang ke lubang be
• melambungkan bola

Perkembangan motorik pada usia ini menjadi lebih halus dan lebih terkoordinasi dibandingkan
dengan masa bayi. Anak – anak terlihat lebih cepat dalam berlari dan pandai meloncat serta
mampu menjaga keseimbangan badannya. Untuk memperhalus ketrampilan – ketrampilan
motorik, anak – anak terus melakukan berbagai aktivitas fisik yang terkadang bersifat informal
dalam bentuk permainan. Disamping itu, anak – anak juga melibatkan diri dalam aktivitas
permainan olahraga yang bersifat formal, seperti senam, berenang, dll.
Beberapa perkembangan motorik (kasar  maupun halus) selama periode ini, antara lain :
a). Anak Usia 5 Tahun
-   Mampu melompat dan menari
-   Menggambarkan orang yang terdiri dari kepala, lengan dan badan
-   Dapat menghitung jari – jarinya
-   Mendengar dan mengulang hal – hal penting dan mampu bercerita
-   Mempunyai minat terhadap kata-kata baru beserta artinya
-   Memprotes bila dilarang apa yang menjadi keinginannya
-   Mampu membedakan besar dan kecil
b). Anak Usia 6 Tahun
-   Ketangkasan meningkat
-   Melompat tali
-   Bermain sepeda
-   Mengetahui kanan dan kiri
-   Mungkin bertindak menentang dan tidak sopan
-    Mampu menguraikan objek-objek dengan gambar
c). Anak Usia 7 Tahun
-    Mulai membaca dengan lancar
-    Cemas terhadap kegagalan
-    Peningkatan minat pada bidang spiritual
-    Kadang Malu atau sedih
d). Anak Usia 8 – 9 Tahun
-    Kecepatan dan kehalusan aktivitas motorik meningkat
-    Mampu menggunakan peralatan rumah tangga
-    Ketrampilan lebih individual
-    Ingin terlibat dalam sesuatu
-   Menyukai kelompok dan mode
-   Mencari teman secara aktif.
e). Anak Usia 10 – 12 Tahun
-   Perubahan sifat berkaitan dengan berubahnya postur tubuh  yang berhubungan dengan
pubertas mulai tampak
-   Mampu melakukan aktivitas rumah tangga, seperti mencuci, menjemur pakaian sendiri ,
dll.
-   Adanya keinginan anak unuk menyenangkan dan membantu orang lain
-   Mulai tertarik dengan lawan jenis.

3. Perkembangan Kognitif
Dalam keadaan normal, pada periode ini pikiran anak berkembang secara berangsur – angsur.
Jika pada periode sebelumnya, daya pikir anak masih bersifat imajinatif dan egosentris, maka
pada periode ini daya pikir anak sudah berkembang ke arah yang lebih konkrit, rasional dan
objektif. Daya ingatnya menjadi sangat kuat, sehingga anak benar-benar berada pada stadium
belajar.
Menurut teori Piaget, pemikiran anak – anak  usia sekolah dasar disebut pemikiran Operasional
Konkrit (Concret Operational Thought), artinya aktivitas mental yang difokuskan pada objek –
objek  peristiwa nyata atau konkrit. Dalam upaya memahami alam sekitarnya, mereka tidak lagi
terlalu mengandalkan informasi yang bersumber dari pancaindera, karena ia mulai mempunyai
kemampuan untuk membedakan apa yang tampak oleh mata dengan kenyataan sesungguhnya.
Dalam masa ini, anak telah mengembangkan 3 macam proses yang disebut dengan operasi –
operasi, yaitu :
a). Negasi (Negation), yaitu pada masa konkrit operasional, anak memahami hubungan –
hubungan antara benda atau keadaan yag satu dengan benda atau keadaan yang lain.
b). Hubungan Timbal Balik (Resiprok), yaitu anak telah mengetahui hubungan sebab-akibat      
dalam suatu keadaan.
c). Identitas, yaitu anak sudah mampu mengenal satu persatu deretan benda-benda yang
ada.
Operasi yang terjadi dalam diri anak memungkinkan pula untuk mengetahui suatu perbuatan
tanpa melihat bahwa perbuatan tersebut ditunjukkan. Jadi, pada tahap ini anak telah memiliki
struktur kognitif yang memungkinkanya dapat berfikir untuk melakukan suatu tindakan, tanpa ia
sendiri bertindak secara nyata.
a. Perkembangan Memori
Selama periode ini, memori jangka pendek anak telah berkembang dengan baik. Akan tetapi,
memori jangka panjang tidak terjadi banyak peningkatan dengan disertai adanya keterbatasan –
keterbatasan. Untuk mengurangi keterbatasan tersebut, anak berusaha menggunakan strategi
memori (memory strategy), yaitu merupakan perilaku disengaja yang digunakan untuk
meningkatkan memori. Matlin (1994) menyebutkan 4 macam strategi memori yang penting,
yaitu :
Rehearsal (Pengulangan) : Suatu strategi meningkatkan memori dengan cara mengulang berkali-
kali informasi yang telah disampaikan.
Organization (Organisasi) : Pengelompokan dan pengkategorian sesuatu yang digunakan untuk
meningkatkan memori. Seperti, anak SD sering mengingat nama-nama teman sekelasnya
menurut susunan dimana mereka duduk dalam satu kelas.
Imagery (Perbandingan) : Membandingkan sesuatu dengan tipe dari karakteristik pembayangan
dari seseorang.
Retrieval (Pemunculan Kembali) : Proses mengeluarkan atau mengangkat informasi dari tempat
penyimpanan. Ketika suatu isyarat yang mungkin dapat membantu memunculkan kembali
sebuah memori, mereka akan menggunakannya secara spontan.
Selain strategi-strategi memori diatas, terdapat hal lain yang mempengaruhi memori anak, seperti
tingkat usia, sifat anak (termasuk sikap, kesehatan dan motivasi), serta pengetahuan yang
diperoleh anak sebelumnya.

b. Perkembangan Pemikiran Kritis


Perkembangan Pemikiran Kritis yaitu pemahaman atau refleksi terhadap permasalahan secara
mendalam, mempertahankan pikiran agar tetap terbuka, tidak mempercayai begitu saja
informasi-informasi yang datang dari berbagai sumber serta mampu befikir secara reflektif dan
evaluatif.

c. Perkembangan Kreativitas
Dalam tahap ini, anak-anak mempunyai kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru.
Perkembangan ini sangat dipengaruhi oleh lingkungan, terutama lingkungan sekolah.

d. Perkembangan Bahasa
Selama masa anak-anak awal, perkembangan bahasa terus berlanjut. Perbendaharaan kosa kata
dan cara menggunakan kalimat bertambah kompleks. Perkembangan ini terlihat dalam cara
berfikir tentang kata-kata, struktur kalimat dan secara bertahap anak akan mulai menggunakan
kalimat yang lebih singkat dan padat, serta dapat menerapkan berbagai aturan tata bahasa secara
tepat.

 BAB III
PENUTUP
 3.1 KESIMPULAN

Persepsi adalah proses pemahaman ataupun pemberian makna atas suatu informasi terhadap
stimulus. Stimulus didapat dari proses penginderaan terhadap objek, peristiwa, atau hubungan-
hubungan antar gejala yang selanjutnya diproses oleh otak. Proses kognisi dimulai dari persepsi.

Jenis-jenis persepsi berdasarkan alat indera, yaitu persepsi visual, persepsi auditori, persepsi
perabaan, persepsi penciuman, dan persepsi pengecapa.
Agar seseorang dapat menyadari dan dapat melakukan persepsi ada beberapa syarat yang perlu
dipenuhi, yaitu :

Adanya objek yang dipersepsi. Objek menimbulkan stimulusyang mengenai alat indera atau
reseptor. Stimulus dapat datang dari luar langsung mengenai indera dan dapat datang dari dalam
yang langsung mengenai syaraf penerima (sensoris) tapi berfungsi sebagai reseptor.Adanya
indera atau reseptor, yaitu sebagai alat untuk menerima stimulus.

Diperlukan adanya perhatian sebagai langkah awal menuju persepsi.


Sebagian besar dari prinsip-prinsip persepsi merupakan prinsip pengorganisasian berdasarkan
teori Gestalt. Teori Gestalt percaya bahwa persepsi bukanlah hasil penjumlahan bagian-bagian
yang diindera seseorang, tetapi lebih dari itu merupakan keseluruhan [the whole]. Teori Gestalt
menjabarkan beberapa prinsip yang dapat menjelaskan bagaimana seseorang menata sensasi
menjadi suatu bentuk persepsi.

Berdasarkan pembahasan Motorik diatas dapat disimpulkan :


1. Motorik kasar adalah gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar atau sebagian
besar atau seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri.
2. Motorik halus adalah gerakan yang menggunakan otot-otot halus atau sebagian anggota
tubuh tertentu, yang dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar dan berlatih.

3.2 SARAN

1. Kajian-kajian tentang persepsi masih sangat perlu untuk ditingkatkan, karena persepsi sangat
penting bagi guru sebagai tenaga pendidik untuk dapat memahami cara berpikir peserta didiknya.
2. Ketika anak masih bayi harus dilatih melakukan gerakan, karena dengan gerakan tersebut
bayi dapat memuncilkan imajinasi atau telah mengalami pengembangan motoriknya.
 
 
DAFTAR PUSTAKA

  Drs. Sobur, Alex, M.Si., Psikologi Umum, Pustaka Setia, Bandung, 2010.

Saswono W, Sarlto,Pengantar Psikologi, Bulan Bintang, Jakarta, 2003.

Drs. Fauji, Ahmad, Psikologi Umum, Pustaka Setia, Bandung, 1997.

http://otnamharfira.wordpress.3 og0lexpp/images/3-9f685dc313/000.jpg
com/2010/02/18/persepsi

Dr. Sugiyanto, dkk. Perkembangan dan Belajar Motorik. Departemen pendidikan dan       
kebudayaan direktorat jenderal pendidikan dasar dan menengah.

Dr, Prof. Gunarm D, Singgih. Dasar dan Teori Perkembangan Anak: PT BPK                    
Gunung Mulia.

Sejarah dan Perkembangan Tari

Perkembangan seni tari dipengaruhi oleh tingkat peradaban masyarakat pada saat itu dan juga sangat
ditentukan oleh situasi dan kondisi pemerintahannya. Untuk mengetahui perkembangan seni tari, secara
garis besar diperkirakan pertumbuhannya didasarkan pada periode tahapan-tahapan sebagai berikut :

1.         Tari pada Jaman Prasejarah / Primitif

Pada jaman Prasejarah bentuk gerak tari sangat sederhana,hanya berupa hentakan kaki dan gerak tangan
yang menimbulkan ritme pada peralatan yang dibawanya, dengan menirukan gerak binatang ataupun
alam sekitarnya. Iringan yang digunakan juga sangat sederhana, monoton hanya berupa tepuk tangan
ataupun nyanyian. Bentuk penyajian tari umumnya dilakukan secara kolektif (orang banyak) denagn
komposisi melingkar menghadap ke dalam. Tari pada jaman prasejarah biasanya digunakan sebagai tari
upacara, yang mana dalam upacara tersebut ada tujuan atau maksud tertentu yang melatarbelakanginya,
maka pada umumnya bersifat sakral, magis dan dipengaruhi adanya kepercayaan animisme dan
dinamisme.

2.        Tari pada Jaman Kerajaan Hindu

Pada jaman Kerajaan Hindu seni tari banyak dipengaruhi oleh kebudayaan dari India antara lain cerita
Ramayama dan Mahabarata. Karena pengaruh Agama Hindu, seni tari digunakan sebagai media
penyembahan terhadap para dewa, maka seni tari menjadi bagian yang sangat penting dalam upacara-
upacara keagamaan, adapun bentuk-bentuk gerak tari peninggalan jaman Hindu dapat kita lihat pada
relief-relief dinding Candi Prambanan, Candi Penataran dan candi-candi lainnya yang merupakan
peninggalan kebudayaan Indonesia-Hindu dengan bentuk ragam gerak yang sudah mulai dikenalkan. Seni
Tari pada jaman Kerajaan Hindu mengalami perkembangan yang sangat pesat. Karena mendapat
perhatian dari raja dan para bangsawan seperti tari-tarian upacara adat, keagamaan yang bernilai artistik
tinggi yang sekarang disebut tari tradisi klasik yang berasal dari keraton. Antara lain Tari Bedhaya dan Tari
Srimpi. Menurut perbedaan, Tari Bedhaya pada tari jaman Hindu berjumlah 7 orang yang melambangkan
7 bidadari dari kahyangan, sedangkan Tari Srimpi berjumlah 4 orang penari.

3.        Tari pada Jaman Kerajaan Islam

Dengan masuknya Agama Islam ke Indonesia, ada pergeseran nilai dan fungsi seni tari. Ketika jaman
Hindu, seni tari digunakan sebagai media penyembahan kepada dewa, maka pada jaman Kerajaan Islam
kesenian dikembangkan sebagai sarana media penyebaran dan penyuluhan Agama Islam dengan
menyesuaikan peradaban masyarakat yang sudah menganut ajaran Islam. Sebagai contoh :

a.       Tokoh penyebar Agama Islam / Wali banyak menciptakan bentuk-bentuk sekar / tembang yang
bernafaskan Islam.

b.       Tari Bedhaya yang pada jaman Hindu dengan penari 7 orang melambangkan 7 bidadari di kahyangan,
pada jaman Sultan Agung menjadi 9 orang yang melambangkan Wali Sanga.

c.        Di lingkungan istana setiap peringatan lahirnya Nabi Muhammad SAW dibunyikan gamelan Sekati
yang sekarang menjadi acara Sekaten.

4.       Tari Pada Jaman Penjajahan

Pada jaman Penjajahan seni tari tidak mengalami perkembangan akibat pada waktu itu negara kita dijajah
oleh bangsa asing, sehingga bentuk kesenian banyak dikesampingkan, karena rakyat bergejolak ingin
melepaskan diri dari penjajah. Hanya di lingkungan istana seni tari masih tetap terpelihara untuk
kepentingan upacara-upacara di istana, misalnya : untuk menyambut tamu, untuk penobatan putra-putri
raja dan sebagainya. Sedangkan di kalangan rakyat, hanya kadang-kadang saja timbul jenis-jenis kesenian
sebagai hiburan selesai panen. Adapun peninggalan jaman penjajahan bisa kita lihat di daerah Purworejo
ada kesenian Dolalak yang menirukan tingkah laku serdadu-saedadu Belanda pada waktu berbaris. Menari
dan menyanyi dengan bunyi do-la-la (dari 1 6 6) hingga sampai sekarang terkanal dengan Dolalak,
menggunakan busana yang menirukan pakaian opsir Belanda lengkap dengan atributnya. Disamping itu
ada pula pengaruh yang timbul di lingkungan istana yang tergarap dengan cermat yaitu Tari Srimpi yang
menggunakan properti berupa pistol yang melambangkan perlawanan terhadap penjajah.

5.       Tari pada Jaman Kemerdekaan sampai sekarang


Setelah kemerdekaan tercapai, seni tari banyak dipengaruhi oleh kondisi sebelumnya, yaitu adanya
keinginan yang sangat kuat untuk merdeka, maka bentuk-bentuk tari banyak berupa bentuk kepahlawanan
dan seni tari mulai difungsikan serta digarap kembali sebagai tari upacara, tari adat / tradisi ataupun tari
hiburan. Pada saat ini pembinaan dan pengembangan kesenian di Indonesia berada di bawah Departemen
Pendidikan Nasional (Depdiknas) serta Departemen Pariwisata, Seni dan Budaya. Kedua departemen ini
merupakan lembaga pemerintahan yang menangani pembinaan dan pengembangan kesenian. Kegiatannya
antara lain mengadakan kegiatan-kegiatan kesenian dan mempunyai tugas mempersiapkan berbagai misi
kesenian yang dikirim keluar negeri aau dalam negeri.

Sumber : Buku Kesenian Daerah kelas 8 (dengan sedikit penggubahan)

Manusia adalah makhluk yang dilahirkan paling sempurna. Manusia memiliki kemampuan
kognitif untuk memproses informasi yang diperoleh dari lingkungan di sekelilingnya melalui indera yang
dimilikinya, membuat persepsi terhadap apa-apa yang dilihat atau dirabanya, serta berfikir untuk
memutuskan aksi apa yang hendak dilakukan untuk mengatasi keadaan yang dihadapinya. Hal-hal yang
dapat mempengaruhi kemampuan kognitif pada manusia meliputi tingkat intelejensi,kondisi fisik, serta
kecepatan sistem pemrosesan informasi pada manusia. Bila kecepatan sistem pemrosesan informasi
terganggu, maka akan berpengaruh pada reaksi manusia dalam mengatasi berbagai kondisi yang
dihadapi.

           Keterbatasan kognitif terjadi apabila terdapat masalah atau gangguan pada kemampuan kognitif.
Masalah yang dialami bisa terjadi sejak lahir, atau terjadi perubahan pada tubuh manusia seperti
terluka, terserang penyakit, mengalami kecelakaan yang dapat menyebabkan kerusakan salah satu
indera, fisik atau juga mental. Akibat dari adanya keterbatasan kognitif ini, manusia menjadi tidak
mampu untuk memproses informasi dengan sempurna. Dengan ketidaksempurnaan ini maka manusia
yang memiliki keterbatasan kognitif mengalami masalah dalam meraba, mempelajari atau berfikir untuk
bereaksi terhadap keadaan yang dihadapinya.

           Persepsi dalam arti sempit melibatkan pengalaman kita tapi secara psikis pengertian itu tidaklah
tepat. Tetapi lebih tepatnya persepsi merupakan proses yang menggabungkan dan mengorganisir data-
data indera kita ( penginderaan) untuk dikembangkan sedemikian rupa sehingga kita dapat menyadari di
sekeliling kita, termasuk sadar dengan diri kita sendiri. Dan didalam mempersepsi keadaan sekitar maka
kita harus melibatkan indra kita maka akan lahir sebuah argumen yang berasal dari informasi yang
dikumpulkan dan diterima oleh alat reseptor sensorik kita sehingga kita dapat menggabungkan atau
mengelompokkan data yang telah kita terima sebelumnya melalui pengalaman awal kita.

B.     Masalah

1. Pengertian dan macam-macam persepsi


2. Ciri-Ciri umam persepsi
3. Faktor yang mempengaruhi persepsi
BAB II

PEMBAHASAN

Pengertian Persepsi
Istilah persepsi biasanya digunakan untuk mengungkapkan tentang pengalaman terhadap suatu
benda ataupun sesuatu kejadian yang dialami.

Proses pemaknaan yang bersifat psikologis sangat dipengaruhi oleh pengalaman, pendidikan
dan lingkungan sosial secara umum. Sarwono mengemukakan bahwa persepsi juga dipengaruhi oleh
pengalaman-pengalaman dan cara berpikir serta keadaan perasaan atau minat tiap-tiap orang sehingga
persepsi seringkali dipandang bersifat subjektif. Karena itu tidak mengherankan jika seringkali terjadi
perbedaan paham yang disebabkan oleh perbedaan persepsi antara 2 orang terhadap 1 objek. Persepsi
tidak sekedar pengenalan atau pemahaman tetapi juga evaluasi bahkan persepsi juga bersifat
inferensional (menarik kesimpulan) (Sarwono).

Persepsi, menurut Rakhmat Jalaludin, adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau
hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafslrkan pesan.
Sedangkan Menurut Ruch, persepsi adalah suatu proses tentang petunjuk inderawi (sensory) dan
pengalaman masa lampau yang relevan diorganisasikan untuk memberikan kepada kita gambaran yang
terstruktur dan bermakna pada suatu situasi tertentu. Senada dengan hal tersebut Atkinson dan Hilgard
mengemukakan bahwa persepsi adalah proses dimana kita menafsirkan dan mengorganisasikan pola
stimulus dalam lingkungan. Gibson dan Donely menjelaskan bahwa persepsi adalah proses pemberian
arti terhadap lingkungan oleh seorang individu. Dikarenakan persepsi bertautan dengan cara
mendapatkan pengetahuan khusus tentang kejadian pada saat tertentu, maka persepsi terjadi kapan
saja stimulus menggerakkan indera.

Dalam hal ini persepsi diartikan sebagai proses mengetahui atau mengenali obyek dan kejadian
obyektif dengan bantuan indera. Sebagai cara pandang, persepsi timbul karena adanya respon terhadap
stimulus. Stimulus yang diterima seseorang sangat kompleks, stimulus masuk ke dalam otak, kernudian
diartikan, ditafsirkan serta diberi makna melalui proses yang rumit baru kemudian dihasilkan persepsi

Dalam hal ini, persepsi mencakup penerimaan stimulus (inputs), pengorganisasian stimulus dan
penerjemahan atau penafsiran stimulus yang telah diorganisasi dengan cara yang dapat mempengaruhi
perilaku dan membentuk sikap, sehingga orang dapat cenderung menafsirkan perilaku orang lain sesuai
dengan keadaannya sendiri.

Sehingga dapat disimpulkan :

Persepsi adalah proses pemahaman ataupun pemberian makna atas suatu informasi terhadap
stimulus. Stimulus didapat dari proses penginderaan terhadap objek, peristiwa, atau hubungan-
hubungan antar gejala yang selanjutnya diproses oleh otak.Proses kognisi dimulai dari persepsi.

TUJUAN PERSEPSI
Marr (1982): Tujuan persepsi ialah memberikan gambaran internal mengenai informasi dunia luar.

Bentuk – bentuk Persepsi


1. Persepsi visual
Persepsi visual didapatkan dari indera penglihatan.Persepsi ini adalah persepsi yang paling awal
berkembang pada bayi, dan mempengaruhi bayi dan balita untuk memahami dunianya.

2. Persepsi auditori
Persepsi auditori didapatkan dari indera pendengaran yaitu telinga.

3. Persepsi perabaan
Persepsi pengerabaan didapatkan dari indera taktil yaitu kulit.

4. Persepsi penciuman
Persepsi penciuman atau olfaktori didapatkan dari indera penciuman yaitu hidung.

5. Persepsi pengecapan
Persepsi pengecapan atau rasa didapatkan dari indera pengecapan yaitu lidah.

Macam-macam Persepsi

Persepsi manusia sebenarnya terbagi dua, yaitu persepsi terhadap objek (lingkungan fisik) dan persepai
terhadap manusia. Persepsi terhadap manusia sering juga disebut persepsi sosial.

a) Persepsi terhadap lingkungan fisik

            Persepsi orang terhadap lingkungan fisik tidaklah sama, dalam arti berbeda-beda., karena
dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:

• Latar belakang pengalaman

• Latar belakang budaya

• Latar belakang psikologis

• Latar belakang nilai, keyakinan, dan harapan

• Kondisi factual alat-alat panca indera di mana informasi yang sampai kepada orang itu adalah lewat
pintu itu

b) Persepsi terhadap manusia

          persepsi terhadap manusia atau persepai sosial adalah proses menangkap arti objek-objek sosial
dan kejadian-kejadian yang kita alami dalam lingkungan kita. Setiap orang memilki gambaran yang
berbeda mengenai realitas di sekelilingnya. Dengan kata lain, setiap orang mempunyai persepsi yang
berbeda terhadap lingkungan sosialnya.

Ciri-ciri umum dunia persepsi


Penginderaan terjadi dalam suatu konteks tertentu, konsep ini biasa disebut dunia persepsi. Agar
dapat dihasilkan suatu penginderan yang bermakna, ada ciri – ciri umum tertentu dalam dunia persepsi :

1. Modalitas :  rangsangan yang diterima harus sesuai dengan modalitas tiap –tiap indera, yaitu
sifat sensori dasar  masing-masing.
2. Dimensi ruang : dunia persepsi mempunyai sifat ruang ( dimensi ruang).
3. Dimensi waktu : dunia persepsi mempunyai dimensi waktu, seperti cepat lambat, tua muda, dan
lain-lain.
4. Struktur konteks, keseluruhan yang menyatu : objek-objek atau gejala-gejala dalam dunia
pengamatan mempunyai struktur yang menyatu dengan konteksnya. Struktur dan konteks ini
merupakan keseluruhan yang menyatu.
5. Dunia penuh arti; dunia persepsi adalah dunia penuh arti. kita cenderung pengamatan pada
gejala-gejala yang mempunyai makna bagi kita, yang ada hubungannya dengan tujuan yang ada
dalam diri kita.

Dimensi Penginderaan
Bentangan sifat-sifat penerimaan rangsangan yang dapat kita paparkan seperti kuat-lemah, lama-
sebentar, kasar-halus, dan sebagainya disebut dimensi penginderaan.

Ada empat dimensi penginderaan:

- Intensitas: kuat-lemahnya penginderaan suatu rangsang tertentu.

- Ekstensitas: penghayatan terhadap tebal-tipis, luas-sempit, besar-kecil, dll.

- Lamanya: penginderaan dapat berlangsung lama atau sebentar.

- Kualitas: kemampuan kita membedakan kualitas rangsang misalnya nada atau warna.

 Ambang Penginderaan
           Intensitas suatu rangsang tertentu agar dapat disadari disebut ambang penginderaan. Ambang
penginderaan terdiri dari:

- Ambang perangsang absolut: intensitas rangsang terkecil yang masih dapat menimbulkan
penginderaan;

- Ambang perbedaan: perbedaan intensitas rangsang terkecil yang dapat dibedakan oleh alat indera;

-  Tinggi rangsang: pertambahan intensitas rangsang akan diikuti oleh pertambahan intensitas
penginderaan sampai mencapai maksimum yakni di mana intensitas rangsang tidak dapat dibedakan
lagi;

- Penyesuaian sensoris: bisa terjadi karena berkurangnya kepekaan indera (negatif),  bertambahnya
kepekaan indera (positif), dan karena pergeseran titik sentral.

Alat-alat Indera
Alat-alat indera meliputi higher senses (mata dan telinga) dan lower senses (lidah, hidung dan
permukaan kulit). Alat-alat itu dapat kita sebutkan berikut ini:
Penglihatan: yakni mata, peka terhadap cahaya sehingga kita dapat membedakan terang dan gelap, hitam dan putih,
warna.

b. Pendengaran: yakni telinga, peka terhadap getaran yang menghasilkan bunyi.

c. Penciuman: hidung yang peka terhadap bau

Pengecapan: lidah yang peka terhadap rasa (manis, asin, asam, pahit = empat macam rasa yang dapat diterima). Rasa
lain merupakan gabungan dari rasa-rasa itu.

e. Peraba: tidak terbatas pada permukaan kulit saja, tetapi juga menyangkut alat-alat yang peka terhadap orientasi
dan keseimbangan. Berat, gerak (sistem vestibular) dan kualitas permukaan di sekitar kita, letak anggota
badan dan tegangan otot (sistem raba).
Pengamatan Dunia Nyata
Untuk kita ketahui, persepsi bersifat subjektif karena bukan sekadar penginderaan. Persepsi selalu
terjadi dalam konteks tertentu.

Ada beberapa prinsip umum yang mengatur pengamatan kita terhadap dunia nyata:

- Konstatansi: bersifat psikologis karena arti dari suatu objek atau gejala bagi kita bersifat tetap.

Ada tiga macam konstatansi, yakni:

· konstatansi tempat atau lokasi

· konstatansi warna

· konstatansi bentuk dan ukuran

- Figur dan Latar Belakang: keberadaan suatu objek pengamatan menggejala sebagai suatu figur yang
menonjol di antara objek-objek lain (latar belakang), baik karena sifatnya memang menonjol di antara
objek-objek lain maupun karena si pengamat sengaja memusatkan perhatiannya pada objek tertentu.

Ada beberapa cara persepsi berdasarkan totalitas Gestalt:


1.      Hukum kedekatan (proximity): objek-objek persepsi yang berdekatan cenderung diamati sebagai suatu
kesatuan.

2.      Hukum kesamaan (similarity): Objek cenderung diamati sebagai totalitas karena mempunyai sebagian
besar ciri-ciri yang sama.

3.      Hukum bentuk-bentuk tertutup (closure): bentuk-bentuk yang sudah kita kenal, walau hanya nampak
sebagian atau tidak sempurna, kita lihat sebagai sempurna.

4.      Hukum kesinambungan (continuity): pola-pola yang sama dan berkesinambungan, walau ditutup oleh
pola-pola lain, tetap diamati sebagai kesatuan.

Hukum gerak bersama (common fate): unsur-unsur yang bergerak dengan cara dan arah yang sama
dilihat sebagai suatu kesatuan.

- Persepsi Kedalaman (depth perception): kemampuan indera penglihatan untuk mengindera ruang.

Ada beberapa patokan yang digunakan manusia dalam persepsi kedalaman yaitu:

1.      Perspektif atmosferik: semakin jauh objek, semakin kabur.

2.      Perspektif linier: semakin jauh, garis-garis akan makin menyatu menjadi satu titik  (konvergensi).

3.      Kualitas permukaan (texture gradient), berkurangnya ketajaman kualitas texture karena jarak makin
jauh.
4.      Posisi relatif: objek yang jauh akan ditutupi atau kualitasnya menurun karena bayangan objek-objek
yang lebih dekat.

5.      Sinar dan bayangan: bagian permukaan yang lebih jauh dari sumber cahaya akan lebih gelap dibanding
yang lebih dekat.

6.      Patokan yang sudah dikenal: benda-benda yang sudah kita kenal ukurannya akan lebih kecil di kejauhan.

7.      Persepsi Gerak: pengamatan terhadap sesuatu yang berpindah posisinya dari patokan. Kalau patokan
tidak jelas, maka kita akan memperoleh informasi gerakan semu.

Ada dua macam gerakan semu:

· Efek otokinetik, bila kita memandang setitik cahaya dalam keadaan gelap gulita, cahaya itu akan
nampak bergerak.

· Gerakan stroboskopik: terjadi karena ada dua rangsang yang berbeda yang muncul hampir bersamaan.

- Ilusi: kesalahan dalam persepsi, yaitu memperoleh kesan yang salah mengenai fakta-fakta objektif yang
disajikan oleh alat-alat indera kita.

· Ilusi disebabkan oleh faktor-faktor eksternal: (gambar atau bayangan di cermin kelihatannya terletak di
belakang cermin)

· Ilusi disebabkan kebiasaan: rangsang-rangsang yang disajikan sesuai dengan kebiasaan kita dalam
mengenali rangsang akan dengan mudah menimbulkan ilusi.

· Ilusi karena kesiapan mental atau harap tertentu: kita akan sering melihat sesuatu yang mirip dengan
barang yang hilang yang sangat kita harapkan untuk kembali.

· Ilusi karena kondisi rangsang terlalu kompleks: bila rangsang yang diamati terlalu kompleks, maka
rangsang tersebut dapat menutup-nutupi atau menyamarkan fakta-fakta objektif.

 Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Persepsi


Karena persepsi lebih bersifat psikologis daripada merupakan proses penginderaan saja, maka
ada beberapa faktor yang mempengaruhi. Perhatian yang selektif: pemusatan perhatian pada rangsang-
rangsang tertentu saja. Ciri-ciri rangsang: rangsang yang bergerak di antara rangsang-rangsang yang
diam akan lebih menarik perhatian. Nilai-nilai dan kebutuhan individu: seorang seniman mempunyai
pengamatan yang berbeda dengan yang bukan seorang seniman dalam mengamati objek tertentu.
Pengalaman terdahulu sangat mempengaruhi bagaimana seseorang mempersepsi dunianya.

Ahli psikologi sosial yang menganut aliran kognitif berpendapat bahwa di dunia ini terdapat 2
macam realitas, yaitu realitas obyektif dan realitas subyektif. Setiap obyek adalah sama, tetapi bila
diamati oleh orang yang berbeda maka akan terjadi interpretasi yang berbeda terhadap obyek tersebut.
(Ancok, dkk., 1988).

Menurut Tagiuri (dalam Harvey dan Smith, 1977) ada 3 faktor yang mempengaruhi persepsi,
yaitu
(1) keadaan stimulus yang diamati;

(2) situasi sosial tempat pengamatan itu terjadi dan

(3) karakteristikm pengamatan.

Lebih jauh Walgito (1991) menjelaskan bahwa :

 (a) mengenai stimulus, agar dapat dipersepsi, stimulus harus cukup kuat, melampui ambang batas,
berwujud manusia atau tidak (bila tidak berwujud manusia, ketepatan persepsi ada pada individu.

(b) keadaan individu dari segi fisiologis dan psikologis, di mana dari segi fisiologis sistem syaraf harus dalam
keadaan baik, sedangkan secara psikologis, pengalaman, kerangka acuan, perasaan, kemampuan
berpikir dan motivasi akan berpengaruh dalam persepsi seseorang, dan terakhir.

(c) lingkungan atau situasi, di mana bila objeknya manusia, maka objek dengan lingkungan yang melatar
belakanginya merupakan kesatuan yang sulit dipisahkan. Demikian ini maka, dapat disimpulkan bahwa
persepsi itu sangat subyektif karena disamping dipengaruhi oleh stimulus dan situasi pengamatan juga
dipengaruhi oleh pengalaman, harapan, motif, kepribadian, dan keadaan fisik individu

Persepsi Bukan Cermin Realitas


Persepsi merupakan salah satu cara kerja (Proses) yang rumit dan aktif. Orang sering kali menganggap
bahwa persepsi menyajikan suatu pencerminan yang sempurna mengenai realitas atau kenyataan.
Anggapan tersebut tidak sepenuhnya benar, sebab persepsi bukan merupakan cermin realitas. Hal
tersebut dikarenakan atau dipengaruhi oleh faktor – faktor berikut :

1. Indra kita tidak memberikan respon terhadap aspek yang ada dalam lingkungan.
2. Manusia sering kali melakukan persepsi rangsangan – rangsangan yang pada kenyataannya tidak
ada.
3. Persepsi seseorang tergantung dari apa yang ia harapkan dan tergantung dari pengalaman masa
lalu serta adanya motivasi.

Hakikat  Persepsi
Persepsi ternyata banyak melibatkan kegiatan kognitif, orang telah menentukan apa yang telah
akan diperhatikan. Setiap kali kita memusatkan perhatian lebih besar kemungkinan tak akan
memperoleh makna darri apa yang kita tangkap, lalu menghubungkannya dengan pengaaman yang lalu,
dan dikemudian hari akan diingat kembali.

Kesadaran juga mempengaruhi persepsi, bila kita dalam keadaan bahagia, maka pemandangan
yang kita lihat akan sangat indah sekali. Tetapi sebaliknya, jika kita dalam keadaan murung,
pemandangan yang indah yang kita lihat mungkin akan membuat kita merasa bosan, ingatan akan
berperan juga dalam persepsi. Indra kita akan secara teratur akan menyimpan data yang kita terima,
dalam rangka memberi arti. Orang cenderung terus- menerus untuk membanding-bandingkan
penglihatan, suara dan penginderaan yang lainnya dengan ingatan pengalaman lalu yang mirip. Proses
informasi juga mempunyai peran dala persepsi. Bahasa jelas dapat memengaruhi kognisi kita,
memberika bentuk secara tidak langsung seorang mempersepsi dunianya.

Pembedaan dengan sensasi


         Istilah persepsi sering dikacaukan dengan sensasi. Sensasi hanya berupa kesan sesaat, saat stimulus
baru diterima otak dan belum diorganisasikan dengan stimulus lainnya dan ingatan-ingatan yang
berhubungan dengan stimulus tersebut.<persepsi/> Misalnya meja yang terasa kasar, yang berarti
sebuah sensasi dari rabaan terhadap meja.

         Sebaliknya persepsi memiliki contoh meja yang tidak enak dipakai menulis, saat otak mendapat
stimulus rabaan meja yang kasar, penglihatan atas meja yang banyak coretan, dan kenangan di masa
lalu saat memakai meja yang mirip lalu tulisan menjadi jelek.

Syarat Terjadinya Persepsi


Persepsi terdiri atas : perhatian dan stimulus. Syarat Terjadinya Persepsi yaitu :

1. Adanya objek yang di persepsi (fisik/kealaman)

2. Alat indera atau reseptor (fisiologis)

3. Perhatian (psikologis)

Perhatian

         Perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas individu yang ditujukan
kepada suatu atau sekumpulan objek. Perhatian merupakan penyeleksian terhadap stimulus. Perhatian
dan kesadaran mempunyai korelasi positif. Makin di perhatikan suatu objek akan makin disadari objek
itu dan makin jelas bagi individu.

Daerah perhatian

1. Daerah pusat perhatian (disadari sepenuhnya)

2. Daerah peralihan (samar-samar)

3. Daerah tidak diperhatikan (tidak disadari)

Perhatian menurut timbulnya


1.      Perhatian spontan yaitu perhatian yang timbul dengan sendirinya. Berhubungan dengan minat individu.
Mis : minat music, secara spontan perhatiannya tertuju pada music walaupun lagi mengerjakan sesuatu.
2.      Perhatian tidak spontan yaitu perhatian yang ditimbulkan dengan sengaja karena itu harus ada kemauan
untuk menimbulkannya. Mis : mahasiswa mau tidak mau harus memperhatikan mata kuliah tertentu,
walaupun ia tidak menyukainya.

Perhatian menurut banyaknya objek


1.      Perhatian sempit yaitu individu pada suatu waktu hanya dapat memperhatikan sedikit objek

2.      Perhatian luas yaitu individu pada suatu waktu dapat memperhatikan banyak objek pada suatu waktu
sekaligus. Mis : kepasar malam, ada orang yang dapat menangkap banyak objek sekaligus, tetapi
sebaliknya ada orang tidak dapat berbuat demikian.

Perhatian menurut focus objek

1. Perhatian terpusat yaitu individu pada suatu waktu hanya dapat memusatkan perhatiannya pada satu
objek. Sejalan dengan perhatian sempit.

2. Perhatian terbagi-bagi yaitu individu pada suatu waktu dapat memperhatikan banyak hal/objek.
Sejalan dengan perhatian luas.

Perhatian menurut fluktuasinya

1. Perhatian statis yaitu individu dalam waktu tertentu dapat dengan statis atau tetap perhatiannya
tertuju pada objek tertentu.

Perhatian semacam ini sukar memindahkan perhatiannya dari satu objek ke objek lainnya.

2. Perhatian dinamis yaitu individu dapat memindahkan perhatiannya secara lincah dari suatu objek ke
objek lainnya.

Tes perhatian

Ø Tes bourdon berwujud sekumpulan titik-titik yang tertentu jumlahnya.

Ø Tes kraepelirr berwujud sederetan angka-angka, dan tesete ditugaskan untuk menjumlahkan angka-
angka yang berdekatan.

Kedua tes ini untuk mengetahui :

1. Pengaruh gangguan terhadap perhatian.

2. Macam perhatian apa yang ada pada individu

3. Ritme dan tempo individu bekerja

4. Ketelitian individu bekerja.


Informasi Lain yang Berkaitan:
* Aplikasi teknologi fisioterapi dan efek fisiologis teknologi fisioterapi pada hemiparese dextra oleh
karena stroke non haemorhagik
* Good Postur and Poor Postur
* Komunikasi Teraupetik Pada Usia Akhir
* Perkembangan Otak dan Susunan Saraf Pusat
* Konsep Penyebab Penyakit.

Proses Persepsi

                     Alport (dalam Mar’at, 1991) proses persepsi merupakan suatu proses kognitif yang
dipengaruhi oleh pengalaman, cakrawala, dan pengetahuan individu. Pengalaman dan proses belajar
akan memberikan bentuk dan struktur bagi objek yang ditangkap panca indera, sedangkan pengetahuan
dan cakrawala akan memberikan arti terhadap objek yang ditangkap individu, dan akhirnya komponen
individu akan berperan dalam menentukan tersedianya jawaban yang berupa sikap dan tingkah laku
individu terhadap objek yang ada.

              Walgito (dalam Hamka, 2002) menyatakan bahwa terjadinya persepsi merupakan suatu yang
terjadi dalam tahap-tahap berikut:

1.      Tahap pertama, merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses kealaman atau proses fisik,
merupakan proses ditangkapnya suatu stimulus oleh alat indera manusia.

2.      Tahap kedua, merupakan tahap yang dikenal dengan proses fisiologis, merupakan proses diteruskannya
stimulus yang diterima oleh reseptor (alat indera) melalui saraf-saraf sensoris.

3.      Tahap ketiga, merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses psikologik, merupakan proses
timbulnya kesadaran individu tentang stimulus yang diterima reseptor.

4.      Tahap ke empat, merupakan hasil yang diperoleh dari proses persepsi yaitu berupa tanggapan dan
perilaku.

            Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dikemukakan, bahwa proses persepsi melalui tiga
tahap, yaitu:

1.      Tahap penerimaan stimulus, baik stimulus fisik maupun stimulus sosial melalui alat indera manusia, yang
dalam proses ini mencakup pula pengenalan dan pengumpulan informasi tentang stimulus yang ada.

2.      Tahap pengolahan stimulus sosial melalui proses seleksi serta pengorganisasian informasi.

3.      Tahap perubahan stimulus yang diterima individu dalam menanggapi lingkungan melalui proses kognisi
yang dipengaruhi oleh pengalaman, cakrawala, serta pengetahuan individu.
 SIFAT-SIFAT PERSEPSI

1. Persepsi Bersifat Dugaan

                Oleh karena data yang kita peroleh mengenai objek lewat penginderaan tidak pernah lengkap,
persepsi merupakan loncatan langsung pada kesimpulan. Seperti proses seleksi, langkah ini dianggap
perlu karena kita tidak mungkin memperoleh seperangkat rincian yang lengkap lewat kelima indera kita.

           Proses persepsi yang bersifat dugaan itu memungkinkan kita menafsirkan suatu objek dengan
makna yang lebih lengkap dari suatu sudut pandang manapun. Oleh karena informasi yang lengkap tidak
pernah tersedia, dugaan diperlukan untuk membuat suatu kesimpulan berdasarkan informasi yang tidak
lengkap lewat penginderaan itu. Kita harus mengisi ruang yang kosong untuk melengkapi gambaran itu
dan menyediakan informasi yang hilang

.
          Dengan demikian, persepsi juga adalah suatu proses mengorganisasikan informasi yang tersedia,
menempatkan rincian yang kita ketahui dalam suatu skema organisasional tertentu yang memungkinkan
kita memperolah suatu makna lebih umum.

2. Persepsi Bersifat Evaluatif

           Persepsi adalah suatu proses kognitif psikologis dalam diri kita yang mencerminkan sikap,
kepercayaan, nilai, dan pengharapan yang kita gunakan untuk memaknai objek persepsi. Dengan
demikian, persepsi bersifat pribadi dan subjektif. Menggunakan kata-kata Andrea L. Rich, “persepsi pada
dasarnya memiliki keadaan fisik dan psikologis individu, alih-alih menunjukkan karakteristik dan kualitas
mutlak objek yang dipersepsi”. Dengan ungkapan Carl Rogers, “individu bereaksi terhadap dunianya
yang ia alami dan menafsirkannya dan dengan demikian dunia perseptual ini, bagi individu tersebut,
adalah realitas”.

3. Persepsi Bersifat Konstektual

         Suatu rangsangan dari luar harus diorganisasikan. Dari semua pengaruh yang ada dalam persepsi
kita, konteks merupakan salah satu pengaruh yang paling kuat. Konteks yang melingkungi kita ketika kita
melihat seseorang, suatu objek atau suatu kejadian sangat mempengaruhi struktur kognitif,
pengharapan dan juga persepsi kita.
Dalam mengorganisasikan suatu objek, yakni meletakkannya dalam suatu konteks tertentu, kita
menggunakan prinsip-prinsip berikut:

a. Prinsip pertama. Stuktur objek atau kejadian berdasarkan prinsip kemiripan atau kedekatan dan
kelengkapannya
.
b. Prinsip kedua. Kita cenderung mempersepsi suatu rangsangan atau kejadian yang terdiri dari objek
dan latar belakangnya

      Menurut Newcomb (dalam Arindita, 2003), ada beberapa sifat yang menyertai proses persepsi, yaitu:

1.      Konstansi (menetap): Dimana individu mempersepsikan seseorang sebagai orang itu sendiri walaupun
perilaku yang ditampilkan berbeda-beda.

2.      Selektif: persepsi dipengaruhi oleh keadaan psikologis si perseptor. Dalam arti bahwa banyaknya
informasi dalam waktu yang bersamaan dan keterbatasan kemampuan perseptor dalam mengelola dan
menyerap informasi tersebut, sehingga hanya informasi tertentu saja yang diterima dan diserap.

Proses organisasi yang selektif: beberapa kumpulan informasi yang sama dapat disusun ke dalam pola-
pola menurut cara yang berbeda-beda.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi

         Thoha (1993) berpendapat bahwa persepsi pada umumnya terjadi karena dua faktor, yaitu faktor
internal dan faktor eksternal. Faktor internal berasal dari dlam diri individu, misalnya sikap, kebiasaan,
dan kemauan. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar individu yang
meliputi stimulus itu sendiri, baik sosial maupun fisik.

        Dijelaskan oleh Robbins (2003) bahwa meskipun individu-individu memandang pada satu benda
yang sama, mereka dapat mempersepsikannya berbeda-beda. Ada sejumlah faktor yang bekerja untuk
membentuk dan terkadang memutar-balikkan persepsi. Faktor-faktor ini dari :

1) Pelaku persepsi (perceiver).

2) Objek atau yang dipersepsikan.

3) Konteks dari situasi dimana persepsi itu dilakukan.

        Berbeda dengan persepsi terhadap benda mati seperti meja, mesin atau gedung, persepsi terhadap
individu adalah kesimpulan yang berdasarkan tindakan orang tersebut. Objek yang tidak hidup dikenai
hukum-hukum alam tetapi tidak mempunyai keyakinan, motif atau maksud seperti yang ada pada
manusia. Akibatnya individu akan berusaha mengembangkan penjelasan-penjelasan mengapa
berperilaku dengan cara-cara tertentu. Oleh karena itu, persepsi dan penilaian individu terhadap
seseorang akan cukup banyak dipengaruhi oleh pengandaian-pengadaian yang diambil mengenai
keadaan internal orang itu (Robbins, 2003).

          Gilmer (dalam Hapsari, 2004) menyatakan bahwa persepsi dipengaruhi oleh berbagai faktor,
antara lain faktor belajar, motivasi, dan pemerhati perseptor atau pemersepsi ketika proses persepsi
terjadi. Dan karena ada beberapa faktor yang bersifat yang bersifat subyektif yang mempengaruhi, maka
kesan yang diperoleh masing-masing individu akan berbeda satu sama lain.

         Oskamp (dalam Hamka, 2002) membagi empat karakteristik penting dari faktor-faktor pribadi dan
sosial yang terdapat dalam persepsi, yaitu:

a. Faktor-faktor ciri dari objek stimulus.

b. Faktor-faktor pribadi seperti intelegensi, minat.

c. Faktor-faktor pengaruh kelompok.

 d. Faktor-faktor perbedaan latar belakang kultural.

        Persepsi individu dipengaruhi oleh faktor fungsional dan struktural. Faktor fungsional ialah faktor-
faktor yang bersifat personal. Misalnya kebutuhan individu, usia, pengalaman masa lalu,
kepribadian,jenis kelamin, dan hal-hal lain yang bersifat subjektif. Faktor struktural adalah faktor di luar
individu, misalnya lingkungan, budaya, dan norma sosial sangat berpengaruh terhadap seseorang dalam
mempresepsikan sesuatu.
Dari uraian di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan, bahwa persepsi dipengaruhi oleh beberapa faktor
internal dan eksternal, yaitu faktor pemersepsi (perceiver), obyek yang dipersepsi dan konteks situasi
persepsi dilakukan.

Aspek-aspek Persepsi

Pada hakekatnya sikap adalah merupakan suatu interelasi dari berbagai komponen, dimana komponen-
komponen tersebut menurut Allport (dalam Mar'at, 1991) ada tiga yaitu:

1. Komponen kognitif

              Yaitu komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan atau informasi yang dimiliki seseorang
tentang obyek sikapnya. Dari pengetahuan ini kemudian akan terbentuk suatu keyakinan tertentu
tentang obyek sikap tersebut.

2. Komponen Afektif

              Afektif berhubungan dengan rasa senang dan tidak senang. Jadi sifatnya evaluatif yang
berhubungan erat dengan nilai-nilai kebudayaan atau sistem nilai yang dimilikinya.
3. Komponen Konatif

             Yaitu merupakan kesiapan seseorang untuk bertingkah laku yang berhubungan dengan obyek
sikapnya.

           Baron dan Byrne, juga Myers (dalam Gerungan, 1996) menyatakan bahwa sikap itu mengandung
tiga komponen yang membentuk struktur sikap, yaitu:

1.      Komponen kognitif (komponen perseptual), yaitu komponen yang berkaitan dengan pengetahuan,
pandangan, keyakinan, yaitu hal-hal yang berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsi
terhadap objek sikap.

2.      Komponen afektif (komponen emosional), yaitu komponen yang berhubungan dengan rasa senang atau
tidak senang terhadap objek sikap. Rasa senang merupakan hal yang positif, sedangkan rasa tidak
senang merupakan hal yang negatif.

3.      Komponen konatif (komponen perilaku, atau action component), yaitu komponen yang berhubungan
dengan kecenderungan bertindak terhadap objek sikap. Komponen ini menunjukkan intensitas sikap,
yaitu menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilaku seseorang terhadap objek
sikap.

         Rokeach (Walgito, 2003) memberikan pengertian bahwa dalam persepsi terkandung komponen
kognitif dan juga komponen konatif, yaitu sikap merupakan predisposing untuk merespons, untuk
berperilaku. Ini berarti bahwa sikap berkaitan dengan perilaku, sikap merupakan predis posisi untuk
berbuat atau berperilaku.
Dari batasan ini juga dapat dikemukakan bahwa persepsi mengandung komponen kognitif, komponen
afektif, dan juga komponen konatif, yaitu merupakan kesediaan untuk bertindak atau berperilaku. Sikap
seseorang pada suatu obyek sikap merupakan manifestasi dari kontelasi ketiga komponen tersebut yang
saling berinteraksi untuk memahami, merasakan dan berperilaku terhadap obyek sikap. Ketiga
komponen itu saling berinterelasi dan konsisten satu dengan lainnya. Jadi, terdapat pengorganisasian
secara internal diantara ketiga komponen tersebut

Psikologi Persepsi

           Dalam psikologi, persepsi visual adalah kemampuan manusia untuk menginterpretasikan
informasi yang ditangkap oleh mata. Hasil dari persepsi ini disebut sebagai penglihatan (eyesight, sight
atau vision). Unsur-unsur ragam psikologi dalam penglihatan secara umum terangkum dalam sistem
visual (visual system). Sistem visual pada manusia memungkinkan untuk beradaptasi dengan informasi
dari lingkungannya.

           Masalah utama dari persepsi visual ini tidak semata-mata apa yang dilihat manusia melalui retina
matanya. Namun lebih daripada itu adalah bagaimana menjelaskan persepsi dari apa yang benar-benar
manusia lihat.

Peranan Psikologi Persepsi dalam Desain Komunikasi Visual

            Bahwa ada faktor untuk harus menyampaikan suatu pesan yang sifatnya persuasif, maka peranan
psikologi persepsi sangat dibutuhkan di sini. Sebagai penyampai pesan kita harus memahami keadaan
dan sifat-sifat dari sasaran kita (target audience). Dengan kita memahami apa, siapa dan bagaimana dari
sasaran kita. Sehingga semua apa yang kita sampaikan akan mengena dan efisien. Sebuah pesan akan
percuma jika tidak dipahami oleh penerimanya. Bila kita bicara dengan perbandingan biaya yang kita
keluarkan, maka hal tersebut sama saja dengan pemborosan. Dengan demikian sebelum kita melakukan
penyampaian pesan, kita harus pahami dulu sasaran kita. Setelah itu baru menentukan bagaimana
pesan tersebut disampaikan.

Determinan Persepsi

Di samping faktor-faktor teknis seperti kejelasan stimulus [mis. suara yang jernih, gambar yang
jelas], kekayaan sumber stimulus [mis. media multi-channel seperti audio-visual], persepsi juga
dipengaruhi oleh faktor-faktor psikologis. Faktor psikologis ini bahkan terkadang lebih menentukan
bagaimana informasi / pesan / stimulus dipersepsikan.
Faktor yang sangat dominan adalah faktor ekspektansi dari si penerima informasi sendiri. Ekspektansi ini
memberikan kerangka berpikir atau perceptual set atau mental set tertentu yang menyiapkan seseorang
untuk mempersepsi dengan cara tertentu. Mental set ini dipengaruhi oleh beberapa hal.

a.Ketersediaan informasi sebelumnya; ketiadaan informasi ketika seseorang menerima stimulus yang
baru bagi dirinya akan menyebabkan kekacauan dalam mempersepsi. Oleh karena itu, dalam bidang
pendidikan misalnya, ada materi pelajaran yang harus terlebih dahulu disampaikan sebelum materi
tertentu. Seseorang yang datang di tengah-tengah diskusi, mungkin akan menangkap hal yang tidak
tepat, lebih karena ia tidak memiliki informasi yang sama dengan peserta diskusi lainnya. Informasi juga
dapat menjadi cues untuk mempersepsikan sesuatu.

b.Kebutuhan; seseorang akan cenderung mempersepsikan sesuatu berdasarkan kebutuhannya saat itu.
Contoh sederhana, seseorang akan lebih peka mencium bau masakan ketika lapar daripada orang lain
yang baru saja makan.

c.Pengalaman masa lalu; sebagai hasil dari proses belajar, pengalaman akan sangat mempengaruhi
bagaimana seseorang mempersepsikan sesuatu. Pengalaman yang menyakitkan ditipu oleh mantan
pacar, akan mengarahkan seseorang untuk mempersepsikan orang lain yang mendekatinya dengan
kecurigaan tertentu. Contoh lain yang lebih ekstrim, ada orang yang tidak bisa melihat warna merah [dia
melihatnya sebagai warna gelap, entah hitam atau abu-abu tua] karena pernah menyaksikan
pembunuhan. Di sisi lain, ketika seseorang memiliki pengalaman yang baik dengan bos, dia akan
cenderung mempersepsikan bosnya itu sebagai orang baik, walaupun semua anak buahnya yang lain
tidak senang dengan si bos.

            Faktor psikologis lain yang juga penting dalam persepsi adalah berturut-turut: emosi, impresi dan
konteks.

a.Emosi; akan mempengaruhi seseorang dalam menerima dan mengolah informasi pada suatu saat,
karena sebagian energi dan perhatiannya [menjadi figure] adalah emosinya tersebut. Seseorang yang
sedang tertekan karena baru bertengkar dengan pacar dan mengalami kemacetan, mungkin akan
mempersepsikan lelucon temannya sebagai penghinaan.

b.Impresi; stimulus yang salient / menonjol, akan lebih dahulu mempengaruhi persepsi seseorang.
Gambar yang besar, warna kontras, atau suara yang kuat dengan pitch tertentu, akan lebih menarik
seseorang untuk memperhatikan dan menjadi fokus dari persepsinya. Seseorang yang memperkenalkan
diri dengan sopan dan berpenampilan menarik, akan lebih mudah dipersepsikan secara positif, dan
persepsi ini akan mempengaruhi bagaimana ia dipandang selanjutnya.

c.Konteks; walaupun faktor ini disebutkan terakhir, tapi tidak berarti kurang penting, malah mungkin
yang paling penting. Konteks bisa secara sosial, budaya atau lingkungan fisik. Konteks memberikan
ground yang sangat menentukan bagaimana figure dipandang. Fokus pada figure yang sama, tetapi
dalam ground yang berbeda, mungkin akan memberikan makna yang berbeda.

Prinsip pengorganisasian Visual

Untuk mempersepsi stimulus mana menjadi figure dan mana yang ditinggalkan sebagai ground, ada
beberapa prinsip pengorganisasian.

A. Prinsip proximity (kedekatan); seseorang cenderung mempersepsi stimulus-stimulus yang


berdekatan sebagai satu kelompok.

Contoh visual
Pada contoh ini, seseorang akan cenderung melihat ada dua kelompok gambar titik hitam dibandingkan
dengan ada 4 lajur titik.

             Sebagai contoh dalam kehidupan sehari-hari, kebanyakan orang akan mempersepsikan beberapa
orang yang sering terlihat bersama-sama sebagai sebuah kelompok / peer group. Untuk orang yang
tidak mengenal dekat anggota “kelompok” itu, bahkan akan tertukar identitas satu dengan yang lainnya,
karena masing-masing orang [sebenarnya ada 4 lajur titik] terlabur identitasnya dengan keberadaan
orang lain [dipersepsi sebagai 2 kelompok titik].

B. Prinsip similarity (kesamaan); seseorang akan cenderung mempersepsikan stimulus yang sama
sebagai satu kesatuan.

Contoh visual

            Pada gambar ini, walaupun jarak antar titik sama, tetapi orang cenderung mempersepsi bahwa
terdapat dua kelompok / lajur titik empat lajur titik.

C. Prinsip continuity; prinsip ini menunjukkan bahwa kerja otak manusia secara alamiah melakukan
proses melengkapi informasi yang diterimanya walaupun sebenarnya stimulus tidak lengkap.

Contoh visual Pada gambar ini,


        seseorang cenderung untuk mempersepsikan bahwa ada dua garis yang bersilang membentuk
huruf “X”, alih-alih melihatnya sebagai kumpulan titik-titik.

         Dalam kehidupan sehari-hari, contohnya adalah fenomena tentang bagaimana gosip bisa begitu
berbeda dari fakta yang ada. Fakta yang diterima sebagai informasi oleh seseorang, kemudian
diteruskan ke orang lain setelah “dilengkapi” dengan informasi lain yang dianggap relevan walaupun
belum menjadi fakta atau tidak diketahui faktanya.
BAB III
PENUTUP

 Kesimpulan
                Pada dasarnya dalam kehidupannya, manusia tidak lepas dari kegiatan komunikasi. Komunikasi
digunakan untuk dapat berinteraksi dengan lingkungan dan manusia lainnya. Dalam berkomunikasi,
manusia menerima stimulus dari yang lain, sehingga ia dapat memberikan respon dari stimulus tersebut
melalui panca indera yang dimilikinya. Namun dari stimulus-stimulus yang sama mungkin akan
ditafsirkan secara berbeda oleh orang yang berbeda. Alat-alat indera yang dimiliki manusia
menyebabkan manusia mampu berpikir, merasakan, dan memiliki persepsi tertentu mengenai dirinya
dan dunia sekitarnya. Prasyarat terjadinya persepsi adalah penangkapan stimulus oleh alat-alat indera,
sehingga peranan alat-alat indera sangat penting.

SENI TARI

APRESIASI SENI TARI

Kamis, 12 September 2013


GERAK TARI
GERAK TARI

Gerak tari merupakan unsur utama dari tari. Gerak di dalam tari bukanlah gerak yang
realistis, melainkan gerak yang telah diberi bentuk ekspresif dan estetis. Gerak tari selalu melibatkan
unsur anggota badan manusia. Gerak dalam tari berfungsi sebagai media untuk mengkomunikasikan
maksud-maksud tertentu dari koreografer.

Gerak di dalam tari adalah gerak yang indah. Yang dimaksudkan dengan gerak yang indah
adalah gerak yang telah diberi sentuhan seni. Gerak-gerak keseharian yang telah diberi sentuhan seni
akan menghasilkan gerak yang indah. Misalnya gerak berjalan, lari, mencangkul, menimba air di
sumur, memotong kayu dan sebagainya, jika diberi sentuhan emosional yang mengandung nilai seni,
maka gerak-gerak keseharian tersebut akan tampak lain.

Gerakan tari yang indah membutuhkan proses pengolahan atau penggarapan terlebih dahulu,
pengolahan unsur keindahannya bersifat stilatif dan distortif:

1.    Gerak Stilatif

Gerak yang telah mengalami proses pengolahan  (penghalusan) yang mengarah pada bentuk-bentuk


yang indah.

2.    Gerak Distorsif

Pengolahan gerak melalui proses perombakan  dari aslinya dan merupakan salah satu proses stilasi.

Dari hasil pengolahan gerak yang telah mengalami stilasi dan distorsi lahirlah dua jenis
gerak tari, yaitu gerak murni (pure movement) dan gerak maknawi.

1.    Gerak murni

Gerak yang digarap untuk mendapatkan bentuk yang artistik dan tidak dimaksudkan untuk
menggambarkan sesuatu. Dalam pengolahannya tidak mempertimbangkan suatu  pengertian
tertentu, yang dipentingkan faktor keindahan gerak saja.

2.    Gerak maknawi

Gerak maknawi merupakan gerak yang telah diubah menjadi gerak indah yang bermakna dalam
pengolahannya mengandung suatu pengertian atau maksud tertentu, disamping keindahannya. Gerak
maknawi di sebut juga gerak Gesture, bersifat menirukan ( imitative dan mimitif ).

a.    Imitatif adalah gerak peniruan dari binatang dan alam.

b.    Mimitif adalah gerak peniruan dari gerak-gerik manusia.

Gerak adalah bahan baku utama tari. Untuk itu, sebelum membuat sebuah karya tari kita
akan mempelajari seluk beluk gerak. Gerak ini nantinya akan  disusun menjadi tarian yang indah
dipandang. Pertama – tama buatlah gerakan untuk tari tunggal. Jika dirasa sudah baik, kembangkan
menjadi gerak tari berpasangan atau berkelompok. Dalam menyajikan sebuah tarian, perhatikan dan
terapkan hal – hal berikut:

a.    Penguasaan materi gerak dan ekspresi yang akan ditarikan

b.    Ketepatan gerak dengan iringan


c.    Penguasaan ruang pentas

d.   Rasa percaya diri

A.  RAGAM GERAK TARI DAERAH

Masing masing daerah memiliki budaya dan selera yang berbeda – beda. Karenanya jika kita
mengamati tariannya terdapat perbedan bentuk gerak dan teknik memperagakannya.

Ragam gerak tari kerakyatan banyak menggunakan imitatif dan ekspresif. Gerakannya
menirukan kegiatan dan emosi manusia sampai menirukan perangai binatang.

Ragam gerak tari klasik banyak menggunakan gerak murni dan gerak ekspresif serta imitatif
yang telah distilir atau diperhalus. Tema gerakannya juga menirukan kegiatan manusia dan perangai
hewan tetapi gerakannya sudah terpilih dan mempunyai nilai simbolik dengan patokan atau pola-
pola gerak yang sudah ditentukan.

Ragam gerak tari kreasi baru merupakan paduan beberapa ragam gerak tari tradisional,
sehingga menjadi bentuk baru. Bentuk baru ini terasa lebih dinamis dan energik karena didukung oleh
generasi muda dan ditata oleh koreografer yang kreatif. Tokoh tari kreasi baru di Indonesia sangatlah
banyak. Beberapa diantaranya yaitu :

1.    Bagong Kusudiharjo dari Yogyakarta

2.    Guruh Soekarno Putra dari Jakarta

3.    Didik Nini towok dari Yogyakarta

4.    Munasiah Najamuddin dari Jenoponto, Ujung Pandang

5.    Sardono W. Kusumo

6.    Farida Faisal

7.    Denny Malik

Gerak tari tradisional:

1.    Gerak Jari

a.    Ngruji / ngrayung, semua jari rapat tegak lurus, ibu jari masuk ditekuk merapat telapak tangan.
Tangan kiri dan kanan sama.
b.    Nyempurit, ujung ibu jari bertemu dengan  ujung telunjuk membentuk bulatan dan jari – jari lainnya
melengkung mengikuti arah jari tengah. Tangan kanan dan kiri sama.

c.    Nagarangsang / boyomangap, seperti ngruji atau ngrayung hanya ibu jari membuka lurus kedepan.
Tangan kanan dan kiri sama.

d.   Nyekithing, ruas ibu jari bersinggung dengan ruas jari tengah paling depan, jari–jari lainnya
melengkung searah jari tengah.

2.    Gerak Kaki

a.    Nggrundho, sikap kaki nggrundho yaitu sikap dengan dua kaki mendhak sifat gantung.

b.    Lumaksono, berjalan ke depan. Sikap dan posisi kaki kiri lumaksono dengan arah telapak kaki serong
ke luar atau meger timun.

c.    Gejuk atau Seblak, sikap kaki kiri gejuk atau dihentakkan ke lantai terap di belakang tumit kaki kanan.

d.   Tanjak kiri

e.    Trecetan , melangkah jinjit dengan cepat ke kanan atau ke kiri.

f.     Kicat

B.  ASAL GERAK

Gerak dapat diperoleh melalui eksplorasi atau penjelajahan. Eksplorasi merupakan proses
berpikir, berimajinasi, merasakan dan merespon suatu objek yang diperoleh melalui panca indera.
Objek ini bentuknya bisa berupa benda, alam, suara dan rasa. Mengamati karya sastra seperti prosa
dan puisi, mendengarkan irama musik, mengamati aneka kegiatan manusia, perangai binatang,
sampai benda dan kejadian alam sekitar semua dapat menimbulkan imajinasi yang merangsang
terjadinya respon gerak spontan. Sedangkan penjelajahan rasa, seperti panas, dingin, marah, senang
dan sedih akan membantu pencarian gerak ekspresif. Gerak-gerak ini dapat kita himpun menjadi
gerakan tari yang indah. Untuk mempermudah mencari dan merespon gerak maka kita harus
mengetahui tema dari tari tersebut. Tema merupakan gambaran awal gerak-gerak yang diperagakan,
contohnya:

a.    Kepahlawanan, gerak yang muncul adalah gerak pencak silat, perang, gerak beladiri atau olah
kanuragan.

b.    Kesedihan, gerak yang muncul adalah gerak permohonan.


c.    Kegembiraan, gerak yang muncul adalah gerak suka cita, meloncat-loncat, melambai-lambai,
melenggang, bergoyang.

d.   Binatang, gerak yang muncul adalah menirukan tingkah laku binatang tersebut.

C.  MENYUSUN GERAK

Setelah gerak-gerak yang dimaksud telah terkumpul, barulah dirangkai menjadi tarian.
Menyusun gerak yang baik adalah memadukan gerak maknawi dengan gerak murni, dirangkai sesuai
dengan tema yang sudah ditentukan dan sudah mencakup arah gerak dan arah hadap.

Gerak maknawi adalah gerak-gerak yang memiliki maksud atau arti dan melambangkan
suatu hal. Misalnya, gerak yang melambangkan burung terbang atau kain melambai.

Gerak murni adalah gerak yang mengutamakan keindahan. Gerak ini tidak menyimbolkan
sesuatu, tetapi diuat agar tarian tampak estetis, misalnya gerak memutar pergelangan tangan atau
menggoyangkan pinggul.

 Arah memberikan orientasi pada tarian. Ada dua macam arah dalam menari, yaitu:

1.    Arah Hadap, menunjukkan kemana penari menghadap, ke kanan, ke kiri, ke depan, ke belakang,
menengadah atau menunduk.

2.    Arah Gerak, menunjukkan kemana penari akan bergerak, membuat lingkaran, zig-zag, berjalan maju
dan mundur, serong diagonal, spiral dsb.

Dalam menata tari  perlu diperhatikan level dan kepadatan.

1.    Level

Tingkat jangkauan gerak atau tinggi rendahnya gerak.

Ada tiga level dalam menari, yaitu:

a.    Level Tinggi              : Meloncat

b.    Level Sedang            : Membungkuk

c.    Level Rendah           : Duduk

2.    Kepadatan (density)
Penguasaan ruang oleh penari, ini penting untuk tari kelompok. Penempatan atau formasi
penari di atas pentas harus sedemikian rupa sehingga indah dan tidak tampak penuh.

Penata tari yang baik juga memperhatikan desain tari. Desain adalah garis yang terlihat oleh
penonton yang ditimbulkan oleh gerak penari. Garis yang dilalui di lantai oleh para penari disebut
desain bawah. Misalnya, garis diagonal, horizontal, zig-zag, spiral dll. Garis yang dilihat oleh penonton
sebagai gerakan penari di atas pentas adalah desain atas. Contohnya, loncatan, gerak payung, pita dll.

Merangkai gerak agar indah dan menarik perlu ada harmoni. Harmoni dapat dicapai bila
koreografer memperhatikan atau memadukan gerak dengan hal-hal berikut ini:

1.    Irama sebagai pengiring dan pemertegas gerak.

2.    Penguasaan ruangan dengan desain atas, bawah dan medium.

3.    Penataan komposisi penari untuk mengatasi kejenuhan sesuai dengan jumlah penari.

4.    Penggunaan rias dan busana yang selaras dan mencerminkan tema.

Baca selengkapnya »

Diposkan oleh uthameblog di 17.42 14 komentar:

Senin, 09 September 2013

Soal latihan

1.  Apa yang anda ketahui tentang tari Bali


2.  Apa yang anda ketahui tentang unsure unsure dasar Seni tari
3.   Coba jelaskan tentang busana tari topeng
4. Jelaskan tentang jenis jenis seni tari
5. Bagaimana pendapat tentang tari nusantara yang berada di daerahmu
6. Jelaskan tentang macam dan penyajian tari topeng
7. Jelaskan tentang sejarah  dan rias busana tari pendet
8. Jelaskan tentang perkembangan tari Sunda

Dikerjakan individu di kertas folio dimasukkan dalam file map minggu depan dikumpulkan 
Diposkan oleh uthameblog di 23.32 1 komentar:

Rabu, 28 Maret 2012


MEMPERKENALKAN TARI ANAK
 Memperkenalkan Tari pada Anak
Bagaimana teknik memperkenalkan tari pada anak yang tepat, sehingga anak tidak jenuh untuk
mempelajarinya . Hal ini harus kita pahami secara utuh apa tari itu, bagaimana menari itu, untuk siapa
tarian itu, dan di mana kita menari.
Empat hal inilah sebagai dasar untuk pengenalan tari kepada anak. Pemahaman awal sangat perlu,
sehingga tari tidak hanya dianggap sebagai
keterampilan ansich. Anggapan sementara pihak yang mengatakan bahwa pelajaran tari hanya sebagai
pelajaran praktek tidak beralasan, karena kenyataan tari juga memiliki latar belakang sejarah yang
sangat kompleks terkait dengan perjalanan budaya suatu bangsa. Namun yang lebih penting guru harus
mampu menunjukkan bahwa tari adalah salah satu sumber pendidikan yang efektif diterapkan untuk
anak.
Pelajaran tari bukan bertujuan untuk mempelajari sikap gerak saja, namun juga sikap mental,
kedisiplinan, sehingga pendidikan tari itu menjadi media pendidikan.
Dalam bukunya tentang Pendidikan Ki Hadjar Dewantara menyebutkan bahwa tari anak-anak akan
memberi pengaruh terhadap ketajaman pikiran, kehalusan rasa dan kekuatan kemauan serta
memperkuat rasa kemerdekaan. Rudolph Steiner menyebut bahwa pengaruh ritme atau wiromo dalam
iringan tari akan dapat digunakan sebagai media untuk mencapai budipekerti yang harmonis.
Dari dasar-dasar tersebut dapat ditunjukkan bahwa pendidikan tari adalah sarana bagi usaha
pembentukan pribadi anak. Hal ini mengingat usia anak-anak di tingkat Sekolah Dasar secara umum
haus akan ekspresi, hal ini harus disalurkan dalam pendidikan kesenian, sehingga tidak terjadi
penyimpangan dalam penuangan ekspresi ketika anak SD itu menginjak sekolah lanjut. Di sinilah
pentingnya pelajaran kesenian dipahami sebagai salah satu kebutuhan hidup manusia.
Guru (SD) dalam hal ini memiliki peran sangat vital untuk membentengi atau membuat filterisasi
pengaruh budaya asing yang tidak sesuai dengan budaya bangsa Indonesia.
Seni sebagai bagian dari isi kebudayaan merupakan ungkapan ekspresi jiwa dari pelakunya, terbukti
mampu mengakumulasikan beberapa keteladanan yang dituangkan dalam makna-makna simbolis lewat
berbagai medium, salah satunya adalah gerak.
Untuk memahami seni secara utuh tidak dapat lepas dari faktor-faktor pendukung yang akan
membentuk karakteristik seni itu sendiri. Ungkapan ekspresi yang ada dalam seni secara umum akan
terkait dengan tingkat
emosional dari pembuat ataupun pelakunya. Oleh sebab itu akan sangat berbahaya jika memberikan
materi seni kepada anak tidak mempertimbangkan faktor psikologis dan tingkat perkembangan
emosional anak.

III. Materi Gerak Dasar Tari untuk Anak


Sebelum membicarakan materi gerak dasar tari untuk anak, perlu kiranya diketahui lebih dulu tujuan
tari itu diberikan kepada anak, sehingga visi dan misi pembelajaran tari kepada anak dapat tercapai.
Umum:

1.  Penanaman dan pemupukan jiwa berkebudayaan nasional dalamarti luas.


2. Penanaman dan pengembangan rasa estetis kepada murid
3.  Memberi bimbingan kemampuan anak mengungkapkan rasa estetisnya
4. Tercapainya ketajaman cipta, halusnya rasa, kuatnya kemauan serta kemerdekaan jiwa.

Khusus:

1.  Memberi tempat penyaluran ekspresi gerak


2.  Membina apresiasi seni
3.  Memberi kecakapan dasar-dasar gerak tari

Dari tujuan tersebut jelas bahwa tujuan mempelajari gerak tari bukan merupakan prioritas utama.
Namun yang lebih penting adalah aspek di balik pelajaran tari kaitannya dengan masalah budi pekeri
dan perilaku anak.
Untuk itulah anak jangan dipaksakan menerima materi yang tidak sesuai dengan tingkat usia yang
dimiliki. Hal ini akan sangat berbahaya bagi perkembangan psikologis anak dalam menapak masa depan.
tari dalam tataran ini harus mampu merangsang dan mengembangkan imajinasi serta memberikan
kebebasan bagi anak-anak untuk menemukan sesuatu (Murgiyanto, 1993: 22)
Materi tari untuk anak dapat kita klasifikasikan sebagai berikut:

1. Tari yang disusun berdasarkan permainan anak keseharian (dolanan)


2. Tari yang disusun atas dasar teks lagu
3. Tari yang disusun atas dasar lagu
4. Imitasi gerak dalam kehidupan sehari-hari
(Empat tahapan tersebut untuk kelas I s/d III SD)

5. Imitasi tari tradisional


6. Tari tradisional yang disesuaikan dengan jiwa anak
7. Tari tradisional yang disesuaikan dengan kemampuan anak

(Kategori ini lebih tepat untuk kelas IV s/d VI SD).


Bagaimana mengajarkan tari untuk anak yang efektif ? Kita perlu memahami pembatasan kelas dan usia
anak. Ini sangat perlu diketahui. Untuk memberikan materi kelas I s/d III kita dapat menerapkan sistem
pelajaran imitasi (menirukan) gerak bebas dengan mengutamakan ketepatan irama. Baru kemudian
menirukan gerak dengan ketepatan gerak. Dan terakhir adalah improvisasi secara bebas.
Untuk kelas IV s/d VI, secara umum metode di atas dapat diterapkan, namun dengan penekanan pada
unsur kualitas gerak.

Diposkan oleh uthameblog di 20.51 5 komentar:

Kamis, 15 Maret 2012


Materi Pendidikan Seni
Materi PGMI semester 2

1.  Materi ini membahas tentang pengertian seni dan kebudayaan serta cabang seni yang
mencakup dalam mata kuliah pendidikan seni  di SD download disini 
2. .Bahan presentasi link 
3.  Materi kemampuan dasar seni di SD download disini
4. Materi apresiasi seni dan elemen komposisi tari download disini
5.  

Diposkan oleh uthameblog di 21.56 1 komentar:

Rabu, 11 Januari 2012


Jenis tari berpasangan
TARI PIRING

Tari Piring merupakan tarian yang berasal dari daerah Minangkabau, Sumatra Barat. Tari
Piring melambangkan rasa gembira dan syukur para petani atas hasil tanaman mereka. Pada zaman
dahulu, tari Piring dibawakan pada saat panen. Namun saat ini, tari Piring
bisanya dibawakan pada saat peristiwa-peristiwa penting, seperti acara pernikahan. Penari tari Piring
adalah putra dan putri.Tari Piring dibawakan dalam bentuk tari berpasangan putra dan putri yang
terdapat dalam sebuah kelompok.
Tari Piring menggambarkan pergaulan muda-mudi yang bercengkrama sambil bekerja di sawah. Mereka
mengolah dan mempersiapkan lahan sawah, menyiangi tanaman, serta memanen. Kemudian
dilanjutkan dengan memisahkan padi dari batangnya, membersihkan padi, dan menyimpan padi di
lumbung (rangkiang).
Para penari bergerak sambil membawa piring di tapak tangan. Kadangkala, piring dilontarkan ke udara
ataupun dihempas ke tanah dan dipijak oleh para penari. Tari Piring merupakan tarian gerak cepat.
Nuansa yang ditampilkan dalam tari Piring adalah suasana gembira. Tari Piring menggunakan lagu-lagu
yang diiringi musik talempong dan saluang. Tari Piring sering ditampilkan dengan berbagai variasi, baik
variasi gerakan,jumlah penari, dan busana.
Diposkan oleh uthameblog di 21.49 1 komentar:

Rabu, 04 Januari 2012


TARI KOMPOSISI

Tari komposisi yang akan Anda pelajari merupakan bentuk dari tari modern atau tari kontemporer
Indonesia. Wujud tari modern dan tari kontemporer Indonesia biasanya merupakan gabungan dari
unsur-unsur budaya setempat dengan unsur budaya dunia. Ada pula yang sepenuhnya menampilkan
unsur budaya dunia. Ciri khas tari kontemporer Indonesia adalah menyajikan tema, bentuk yang sedang
terkenal, sedang menjadi sorotan saat ini. Jika tari kontemporer cirinya menyajikan tema dan bentuk
yang sedang terkenal, sedang menjadi sorotan saat ini, namun tari modern belum tentu menyajikan
tema dan bentuk yang sedang terkenal saat ini. Gerak dasar tari komposisi bisa diambil dari
pengetahuan, pengalaman dan wawasan tentang penataan sebuah karya tari, serta gambaran umum
tentang teknik-teknik gerak. Siswa dirangsang tentang image-image melalui pemilihan, peniruan,
interpretasi, pengolahan, perubahan dan pengembangan desain-desain gerak yang tidak saja dipikirkan
tetapi harus dilakukan dengan gerakan-gerakan tubuh. Kegiatan ini dilakukan dengan cara eksplorasi,
improvisasi, dan mencipta tarian untuk sebuah seni pertunjukan.
Ada beberapa latihan dasar dalam melakukan tari komposisi, antara lain
sebagai berikut.
a. Latihan gerak kepala, tangan, badan, dan kaki untuk menumbuhkan kesadaran
bahwa seluruh anggota badan merupakan sumber gerak tari.
b. Latihan bergerak dengan ritme untuk tujuan memperkenalkan dan
membiasakan menanggapi birama, tempo, dan frase dalam musik iringan
tarinya.
c. Latihan bergerak dengan arah untuk tujuan membiasakan anak dapat cepat
menyesuaikan dengan tempat menari.
d. Latihan bergerak dengan membentuk formasi untuk tujuan melatih konsentrasi
sehingga dapat cepat menyesuaikan dengan tempat menari dan melatih
kemampuan bekerja sama dalam kelompok.
Gerakan dalam tari komposisi bisa Anda dapatkan dengan melakukan
eksplorasi dan improvisasi gerak. Eksplorasi ini bisa berdasarkan pada isi, sensasi
kinetik, dan tema.
a. Eksplorasi gerak berdasarkan isi (ideasional) melalui persepsi langsung, antara
lain sebagai berikut.
1) Badai di tengah laut
2) Suara tertawa
3) Anak-anak bermain
4) Langit berbintang
5) Jalan raya di tengah kota
6) Kursi malas
7) Penjualan obral
8) Cakrawala
9) Pipa berasap
b. Improvisasi gerak dengan sensasi kinetik, antara lain sebagai berkut.
1) Tegang dan kendor
2) Bagaimana rasanya berlari cepat
3) Memalu paku
4) Susu yang berbuih
5) Meniup balon
6) Duduk di puncak dunia
7) Berlayar di tengah badai
8) Berjalan di angkasa luar
9) Memegangi sebuah ekor layang-layang
c. Eksplorasi gerak dengan tema, antara lain sebagai berikut.
1) Di tengah hari yang panas dan lembab
2) Terkunci di sebuah kamar yang kecil gelap
3) Larut malam di tempat yang asing dan suram
4) Merasakan kertas ampelas
5) Mandi dengan air dingin
6) Mencicipi jeruk yang asam
7) Pasir panas di telapak kaki
8) Ski di lereng yang terjal
9) Angin bertiup dari dataran gunung
10) Menyelam ke dasar air yang dingin

Diposkan oleh uthameblog di 17.12 1 komentar:

Senin, 02 Januari 2012


Setiap lima siswa, memilih dan mendengarkan satu buah iringan tari dibawah ini :
1. Lagu ayam den lapeh, dowload disini
2.Lagu daerah lampung download disini
3.Lagu mariam tomong download disini
4.Lagu melayu download disini
5. Lagu Melayu download disini
Selanjutnya, ikuti langkah langkah berikut.
1. Setelah mendengarkan iringan tari tersebut, gagasan apa yang akan Anda buat? Tulislah gagasan
tersebut.
2. Responslah iringan tari yang Anda dengar tersebut dengan gerakan spontan yang menurut Anda
cocok dan sesuai dengan gagasan tadi.
3. Sajikan gerakan tersebut di depan kelas. Lakukan secara perseorangan dalam bentuk tari berpasangan

Diposkan oleh uthameblog di 21.52 1 komentar:

Posting Lama Beranda

Langganan: Entri (Atom)

Home
Blog ini dibuat sebagai forum komunikasi antara guru dan siswa dalam pembelajaran SENI yang
diharapkan dapat memperlancar proses pembelajaran yang berkualitas .

Cari Blog Ini


Ada kesalahan di dalam gadget ini

Mistletoe – Justin Bieber Song Lyrics

SENI TARI
Ekspresi jiwa manusia yang dituangkan melalui gerak ritmis yang indah

MUSIK TARI
 Tari Bedana
 Tari Gondang
 Tari Pendet
 Tari Sembah

TARI TRADISIONAL
 Tari Melinting
 Tari bedana

PERANGKAT
 Soal remedi seni budaya
 Soal Latihan
 Silabus
BAHAN AJAR
 Bahan mid semester
 Bahan Ajar X
 Bahan ajar XI

BAHAN PEMBELAJARAN
 PSMA
 Buku sekolah elektronik

Pengikut
Arsip Blog
 ▼  2013 (2)
o ▼  September (2)
 GERAK TARI
 Soal latihan Apayang anda ketahui tentang tari B...

 ►  2012 (5)

 ►  2011 (1)

 ►  2010 (1)

*1*2*3*4*5

Mengenai Saya
uthameblog

Lihat profil lengkapku

Template Sederhana. Diberdayakan oleh Blogger.


sejarah dan perkembangan tari
sejarah perkembangan tari
1. tari zaman prasejarah / zaman primitif

Zaman primitif adalah zaman prasejarah yaitu zaman sebelum munculnya kerajaan sehingga
belum mempunyai pemimpin secara formal. Zaman primitif ini berkisar anatara tahun 20.000 SM – 400
M.Pada zaman masyarakat primitive ada 2 zaman yaitu zaman batu dan zaman logam. Pada zaman batu
kemungkinan tari – tarian hanya diiringi dengan sorak – sorai serta tepukan tangan. Sedangkan pada
zaman logam sudah terdapat peninggalan instrument music yang ada sangkut pautnya dengan tari yaitu
nekara atau kendang yang dibuat perunggu. Diantara lukisan – lukisan yang menghias nekara itu ada
lukisan yang menggambarkan penari yang pada kepalanya dihias bulu – bulu burung dan daun –
daunan. 
 seni muncul dari ungkapan perasaan ekspresi manusia atas suatu suasana tertentu. lonjakan
kegembiraan seseorang saat memperoleh kesenangan akan membentuk gerakan ekspresif , lompatan
manusia purba ketika berburu binatang juga terjadi secara spontan. gerakan - gerakan inilah yang
kemudian mengkristal dan disusun dalam bentuk tarian. dari berbagai peristiwa sehari - hari kemudian
terlahir bentuk - bentuk rangkaian gerak yang diwujudkan dalam bentuk upacra ritual masyarakat purba.
dengan diiringi pukulan - pukulan genderang dan sejenisnya, kelompok masyarakat purba bergerak -
gerak mengelilingi api unggun yang menyala sambil melantunkan mantra - mantra dan nyanyian -
nyanyian persembahan bagi nenek moyang mereka. inilah cikal bakal tumbuhnya tari. 
 Tari primitif merupakan tari yang berkembang di daerah yang menganut kepercayaan
animisme, dan dinamisme. Tari ini lebih menekankan tari yang memuja roh para leluhur dan estetika
seni. Tari primitif biasanya merupakan wujud kehendak berupa pernyataan maksud dilaksanakan dan
permohonan tarian tersebut dilaksanakan. Ciri tari pada zaman primitif adalah kesederhanaan kostum,
gerak dan iringan menjadi lebih dominan bertujuan untuk kehendak tertentu sehungga ungkapan
ekspresi yang dilakukan berhubungan dengan permintaan yang diinginkan. ciri – ciri tari primitif antara
lain :
1. gerak dan iringan sangat sederhana berupa hentakan kaki, tepukan tangan / simbol suara / gerak –
gerak saja yang dilakukan
2. gerakan dilakukan untuk tujuan tertentu misalnya menirukan gerak binatang karena berburu, proses
inisiasi, kelahiran, perkawinan, panen.
3. instrumen sangat sederhana terdiri dari tifa, kendang, / intrumen yang hanya dipukul secara tetap
bahkan tanpa memperhatikan dinamika
4. tata rias sederhana bahkan bisa berakulturasi dengan alam sekitar.
5. tari bersifat sakral karena untuk upacara keagamaan.
6. tarian primitif tumbuh dan berkembang pada masyarakat sejak zaman prasejarah yaitu zaman
sebelum munculnya kerajaan sehingga belum mempunyai pemimpin secara formal. Kehidupan
masyarakat masih bergerombol, berpindah – pindah dan bercocok tanam.
7. tarian primitif dasar geraknya adalah maksud dan kehendak hati dan pernyataan kolektif.
8. atribut pakaian menggunakan bulu – buluan dan daun – daunan
9. formasi pada tarian primitif biasanya berbentuk lingkaran karena menggambar kekuatan.
10. tarian ini berkembang pada masyarakat yang menganutpola tradisi primitif / purba dimana
berhubungan dengan pemujaan nenk moyang dan penyembahan leluhur. Contoh tari primitif tari bailita
dan tari dayang modan.

2. Tari zaman feodal / penjajahan ( 400 M – 1945)


Zaman feodal / zaman penjajahan berkisar antara tahun 400 M – 1945. Jenis Tari zaman feodal ini
ditandai dengan bermunculan para pakar tari yang memberikan macam – macam definisi. Tokoh – tokoh
tersebut antara lain curt sach, soedarsono, corry hamstrong, la mery dan lain sebagainya. Pada zaman
ini tari memiliki berbagai fungsi antara lain tari upacara, tari hiburan, tari pertunjukan. Tari yang
berfungsi sebagai upacara ritual dan yang berfungsi sebagai hiburan pribadi sebagian tidak tercakup
karena tari ritual pada umumnya lebih mementingkan tujuan dari pada bentuk penyajiannya, sedangkan
tari hiburan lebih mementingkan keikutsertaan penari dalam tari itu dari pada kenikmatan untuk
menontonnya.
Pada zaman feodal ini tari di Indonesia banyak dipengaruhi oleh kebudayaan yang datang dari luar
khususnya India. Selanjutnya muncul Islam melalui kerajaan – kerajaan di Indonesia saat itu, serta
pengaruh perluasan wilayah bangsa barat yang kemudian membawa situasi tari di Indonesia lebih
modern. Perkembangan tari zaman feodal dianggap baik karena pengaruh agama hindu, seni tari
merupakan bagian yang penting dalam upacara keagamaan yang salah satu buktinya yaitu terdapat
gambar atau relief candi yang menggambarkan para penari sedang menari diiringi beberapa instrumen
musik. Pada zaman Indonesia Hindu lahir tari istana sebagai seni yang memiliki nilai artistik yang tinggi
antara lain golek, gambyong. Dengan masuknya pengaruh budaya hindu lahirb wayang wong, sapta
bedaya, wayang topeng, sri kepi, klana topeng dan lain sebagainya.
Zaman feodal juga banyak dipengaruhi oleh pengaruh agama Islam. Pengaruh agama Islam yang
membawa seni tari lebih berkembang karena digunakan sebagai media penyebaran agama Islam
terutama di kerajaan Mataram, Kesultanan Cirebon dan Kerajaan Demak. Pada zaman ini juga muncul
beberapa topeng antara lain panji kasatriyan, candra kirana, handoyo, raton, klano, denowo, tembem,
pentul dan lain sebagainya. Setelah zaman invasi (perluasan wilayah) bangsa Barat, seni tari lebih
berkembang hal ini terbukti dengan banyaknya tari yang diciptakan oleh penata tari dan bangsawan
antara lain tari bedhaya, Srimpi, beksan, wireng, dan drama tari (sendratari). Pada zaman feodal /
penjajahan juga banyak muncul tari yang bertemakan kepahlawanan / heroik antara lain tari pejuang,
bandayuda, prawiroguna, keprajuritan dan lain sebagainya.
3. Tari zaman modern ( zaman setelah indonesia merdekan sampai sekarang)
Jenis tari zaman modern ini ditandai dengan munculnya koreografer – koreografer individu yang
menciptakan karya – karya baru, lebih sebagai ekspresi diri dari pada ekspresi komunal. Gagasan
koreografer individual sebagai sebuah aspek penting dari dampak kebudayaan barat. Tokoh – tokoh tari
modern antara lain isadora Duncan, Martha Graham, doris Humphrey, Mary Wigman dan lain
sebagainya. Tokoh tari modern dari Indonesia salah satunya adalah Sardono W Kusumodan Sal
Murgiyanto. Karya tari yang muncul pada zaman modern ini antara lain Dongeng dari Dirah, Meta
Ekologi, Hutan yang Merintih. Di Indonesia pada masa setelah merdeka juga muncul tari yang bernuansa
tradisional garapan baru yaitu tari Karno Tanding, Tari Retno Ngayuda, Tari Retno Tinanding, Tari Menak
Koncar dan lain sebagainya

Seni tari adalah hasil ekspresi jiwa yang diungkapkan melalui gerak anggota tubuh manusia yang
sudah diolah secara khusus. Pengolahan gerak tari dilakukan berdasarkan perasaan dan nilai-nilai
keindahan. Jadi, gerak tari berbeda dengan gerak keseharian.
       Dalam kehidupan sehari-hari, manusia sering mengungkapkan perasaan dengan gerakan. Hal
ini sudah dilakukan jauh sebelum manusia mengenal kebudayaan dan peradaban. Gerakan-
gerakan tersebut digunakan sebagai isyarat atau komunikasi. Lalu, mulai kapan gerakangerakan 
itu diwujudkan dalam gerakan tari?
       Jika dilihat dari gaya penampilannya, seni tari mengalami perkembangan dari zaman ke
zaman. Perkembangan seni tari juga dapat didasari atas kurun waktu atau tahapan zaman.
Namun, sulit dipastikan kapan seni tari mulai disusun. Berikut periodisasi perkembangan karya
tari yang dibagi menjadi beberapa zaman.
1. Zaman Pra-Hindu
       Karya tari pada zaman pra-Hindu merupakan sesuatu yang digunakan untuk mencapai tujuan
tertentu. Pada zaman itu, masyarakat sangat yakin bahwa dengan menari bersaman akan tercapai
keinginannya. Seni tari mendapatkan tempat sesuai dengan tingkat kepercayaan sejak manusia
hidup berkelompok. Tari dianggap sebagai bagian dari daur kehidupan. Masyarakat percaya
bahwa
sejak kelahiran sampai meninggal dunia, tari adalah bagian penting. Oleh karena itu, muncullah
tari upacara yang bersifat sakral dan magis.

      Pada zaman pra-Hindu, tarian dihadirkan dalam berbagai acara. Acara itu, di antaranya, pada
saat kelahiran anak, sebelum melakukan perburuan, dan sebelum bercocok tanam untuk meminta
kesuburan.
Berikut ini beberapa ciri seni tari pada zaman pra-Hindu.
a. Gerak tari sederhana, berupa hentakan-hentakan kaki dan tepukan tangan. Gerakan itu
cenderung menirukan gerak-gerik binatang dan alam lingkungan.
b. Iringan tarinya berupa nyanyian dan suara-suara kuat bernada tinggi. Pada saat itu masyarakat
juga sudah mengenal alat musik berupa nekara.
c. Sudah mengenal aksesori untuk busana tari. Aksesori tersebut terbuat dari bulu-bulu burung
dan dedaunan.

2. Zaman Indonesia Hindu


       Seni tari pada zaman Hindu dipengaruhi oleh peradaban dan kebudayaan dari India yang
dibawa oleh para pedagang. Setelah penyebaran agama Hindu dan Buddha, karya tari mengalami
kemajuan pesat. Seni tari telah mempunyai standardisasi atau patokan. Hal ini terbukti dengan
adanya literatur seni tari yang berjudul Natya Sastra karangan Bharata Muni. Buku itu berisi
tentang unsur gerak tangan mudra yang berjumlah 64 motif.
Motif itu dibagi menjadi beberapa bagian berikut.
a. Dua puluh empat motif mudra yang terbentuk dari satu tangan.
b. Tiga belas motif mudra yang terbentuk dari kedua tangan.
c. Dua puluh tujuh motif mudra dari hasil kombinasi kedua motif tangan.
Motif-motif yang mengandung keindahan dalam literatur tersebut juga banyak yang diambil
untuk seni tari Indonesia.
      Pemerintahan pada zaman Hindu memakai sistem kerajaan. Oleh karena itu, pada saat itu
muncul tari-tarian yang bernapaskan istana. Tari-tarian di istana berkembang dengan baik karena
mendapat perhatian dari para raja.
Perkembangan karya tari pada masa kerajaan Mataram Hindu ditunjukkan dengan peninggalan
budaya yang berupa candi. Pada berbagai candi dipahat relief gerak-gerak dan alat-alat iringan
tari.
Secara garis besar perkembangan seni tari pada zaman Hindu memiliki beberapa ciri berikut.
a. Gerak-gerak tari mulai disusun secara sungguhsungguh.
b. Pertunjukan karya tari mulai difungsikan.
c. Karya tari mendapatkan perhatian dan dukungan dari para raja dan bangsawan sehingga karya
tari mempunyai nilai artistik yang tinggi. Karya tari pada masa itu disebut sebagai karya tari
tradisional.
d. Tema karya tari mulai beragam karena banyak mengambil tema dari cerita Mahabarata,
Ramayana, dan cerita Panji.
e. Iringan karya tari juga mulai beragam. Alat musik berupa cengceng, rebab, saron, dan seruling
mulai digunakan.

3. Zaman Indonesia Islam


      Seni tari yang sudah tersusun pada zaman Indonesia Hindu masih terpelihara dengan baik.
Namun, seni tari juga semakin berkembang. Karya tari baru pun mulai bermunculan.
Apalagi setelah adanya perjanjian Giyanti. Perjanjian Giyanti adalah perjanjian yang berisi
tentang penetapan pembagian kerajaan Mataram Islam menjadi dua, yaitu Kesultanan
Ngayogyakarta dan Kesunanan Surakarta. Perjanjian itu dilakukan pada tahun 1755.
      Selanjutnya, Kesultanan Ngayogyakarta dan Kesunanan Surakarta mencari identitas diri,
antara lain, melalui karya tari yang dihasilkan. Dua kerajaan itu menciptakan karya tari dengan
penampilan yang berbeda. Perbedaan tersebut, di antaranya, dapat dilihat dari sikap anggota
tubuh dalam melakukan gerak tari. Perhatikan contoh sikap anggota tubuh dalam melakukan
gerak tari gaya Yogyakarta dan gaya Surakarta berikut ini!

4. Zaman Penjajahan
      Pada zaman penjajahan, seni tari di dalam istana masih terpelihara dengan baik.
Namun, tari hanya digunakan untuk kepentingan upacara istana, misalnya, penyambutan tamu
raja, perkawinan putri raja, penobatan putra-putri raja, dan jumenengan raja.
Hal itu berbeda dengan seni tari di kalangan rakyat biasa. Di kalangan rakyat biasa, pertunjukan
karya tari hanya merupakan jenis hiburan atau tontonan pelepas lelah setelah selesai bercocok
tanam. Oleh karena itu, seni tari pada zaman penjajahan dikatakan mengalami kemunduran.
Namun, di kalangan rakyat biasa, penderitaan rakyat akibat penjajahan juga menjadi ide untuk
membuat karya tari yang bertema kepahlawanan. Salah satu karya tari yang terinspirasi oleh
penderitaan rakyat pada zaman penjajahan adalah tari Prawiroguno. (seni tari Ari Subekti)

5. Zaman Setelah Kemerdekaan Sampai Sekarang


       Setelah kemerdekaan, seni tari dalam masyarakat mulai difungsikan kembali. Tarian untuk
upacara adat dan upacara keagamaan kembali hidup dan berkembang. Tarian sebagai hiburan 
juga memegang peran yang cukup besar dalam masyarakat. Seni tari benar-benar mengalami
kemajuan pesat. Bahkan, berdiri sekolah-sekolah seni, sehingga semakin banyak bermunculan
taritarian baru.

      Koreografer-koreografer muda pun banyak bermunculan. Para koreografer yang ada pun
selalu
mencoba mewujudkan pembaruan nilai artistik dan bentuk tari. Hal ini sebagai upaya menambah
perbendaharaan karya tari.

 Hubungi Saya

Sayanda.com
 Home
 Bisnis
 Investasi
 Kesehatan
 Lifestyle
 Motivasi
 Pendidikan
Home
Pendidikan

Pengertian Seni Tari – Sejarah, Fungsi, Jenis, Contoh, Makalah

Pengertian Seni Tari – Sejarah, Fungsi, Jenis, Contoh, Makalah


Michael Putra October 31, 2016 Pendidikan

Berbagi itu indah!

 Facebook
 Twitter
 Google+
 Pinterest

Sayanda.com – Seni tari adalah suatu bentuk karya seni yang meliputi gerakan ritmis seorang
penari yang mengikuti alunan musik yang mengiringinya.

Tujuan seni tari sangat beragam, yakni sebagai bagian dari upacara keagamaan, atau menjadi
saranan hiburan pada pertunjukan seni.

Seni tari merupakan hasil karya yang mengandung nilai filosofis dari setiap gerakan tubuh sang
penari sebab memiliki perpaduan antara unsur raga, irama, dan rasa.

Tarian dapat menceritakan kisah dan sejarah tertentu yang mengundang decak kagum atau
bahkan perasaan tersentuh bagi siapa saja yang melihatnya.

Daftar Isi [hide]

 1 Pengertian Seni Tari Menurut Para Ahli


 2 Sejarah Seni Tari di Indonesia
o 2.1 Zaman Prasejarah
o 2.2 Zaman Indonesia Hindu
o 2.3 Zaman Indonesia Islam
o 2.4 Zaman Penjajahan
o 2.5 Zaman Setelah Merdeka
 3 Fungsi Seni Tari
o 3.1 Sebagai Sarana untuk Bergaul
o 3.2 Sebagai Sarana Keagamaan dan Upacara Adat
o 3.3 Sebagai Sarana Hiburan
 4 Unsur Seni Tari
o 4.1 Ragam Gerak
o 4.2 Iringan
o 4.3 Pakaian
 5 Jenis Seni Tari
5.1 Tari Tradisional ( Seni Tari Nusantara )
o
5.2 Tari Kreasi Baru
o
5.3 Tari Kontemporer  ( Tari Modern )
o
 6 Contoh Seni Tari Indonesia
o 6.1 Tarian Daerah Istimewa Aceh
o 6.2 Tarian Bali
o 6.3 Tarian Daerah Papua Barat dan Tengah
o 6.4 Tarian Daerah Jawa Barat
o 6.5 Tarian Daerah Jawa Tengah
o 6.6 Tarian Daerah Jawa Timur
 7 Makalah Seni Tari

Back to Top

Pengertian Seni Tari Menurut Para Ahli

Beberapa pakar
dan ahli dalam bidang kesenian dan kebudayaan turut memberikan pendapatnya mengenai
makna seni tari. Berikut definisi seni tari menurut para ahli:

1. Aristoteles: Tari merupakan gerakan ritmis yang bertujuan untuk merepresentasikan karakter
dan kehidupan manusia, sebagaimana mereka berperilaku ataupun menderita.
2. I Gde Sartika: Seni tari adalah sesuatu yang mampu menyatukan berbagai hal yang membuat
semua orang dapat menyesuaikan diri dan menyelaraskan gerakannya sesuai dengan caranya
masing-masing.
3. Bagong Sudito: Seni tari merupakan gerakan ritmis yang mengikuti irama tertentu dan
bertujuan untuk mengungkapkan perasaan atau ekspresi.
4. Cooric Harting: Seni tari merupakan gerakan badan yang mengikuti irama ritmis yang dilakukan
pada waktu bersamaan dan dalam satu ruang.
5. Kamala Devi Chattopadhyaya: Seni tari adalah insting atau desakan emosi dalam diri manusia
yang tertuang dalam bentuk gerakan ritmis.
6. Soedarsono: Seni tari merupakan ekspresi jiwa manusia yang diwujudkan dalam bentuk gerakan
tubuh yang indah dan ritmis.
7. Ander Levinson: Seni tari adalah gerakan tubuh yang dilakukan terus menerus melewati ruang
dan mengikuti irama tertentu sesuai mekanisme.

Back to Top

Sejarah Seni Tari di Indonesia

Sejak dulu, seni


tari memiliki peran penting dalam upacara kerajaan dan upacara masyarakat di Indonesia. Dapat
dilihat dari perkembangan seni dari dari zaman ke zaman.

Seni tari di Indonesia memiliki sejarah yang panjang mulai dari zaman prasejarah, zaman
Indonesia – Hindu, zaman Indonesia – Islam, zaman penjajahan, dan zaman setelah Indonesia
merdeka.

1. Zaman Prasejarah

Sebelum lahirnya kerajaan-kerajaan di Indonesia, bangsa-bangsa primitif di Indonesia percaya


akan daya magis dan sakral dari seni tari. Berbagai tarian tercipta berdasarkan kepercayaan
tersebut.

Beberapa tarian yang diciptakan adalah, tari kesuburan tanaman, tari hujan, tari eksorsisme, tari
kebangkitan, tari perburuan, tari perang, dan lainnya.
Tarian tersebut diciptakan dengan menirukan gerakan alam dan bersifat imitatif; contohnya
seperti menirukan gerakan binatang yang akan diburu.

Seni tari pada zaman prasejarah umumnya dilakukan berkelompok.

2. Zaman Indonesia Hindu

Pada zaman ini, seni tari kebanyakan dipengaruhi oleh budaya dan peradaban India yang dibawa
oleh para pedagang. Penyebaran agama Hindu dan Buddha menjadi faktor utama kemajuan seni
tari pada zaman tersebut.

Baca Juga:  Pengertian Sejarah - Ruang Lingkup, Manfaat, Ciri, Fungsi, Makalah

Para ahli sejarah percaya bahwa pada zaman Indonesia Hindu, seni tari mulai memiliki
standardisasi dan patokan. Hal ini dikarenakan adanya literatur seni tari karangan Bharata Muni
dengan judul Natya Sastra. Buku ini membahas unsur gerak tangan mudra yang terdiri dari 64
motif.

3. Zaman Indonesia Islam

Seni tari pada permulaan zaman Indonesia Islam hanya dilakukan oleh orang-orang yang datang
dari luar seperti Sudan, Ethiopia, dan lain-lain. Menari umumnya dilakukan pada sebuah hari
raya atau hari gembira lainnya.

Pada tahun 1755, di bawah perjanjian Giyanti, kerajaan Mataram Islam dibagi menjadi dua
bagian yaitu, Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat dan Kasunanan Surakarta.

Kedua kerajaan tersebut mulai mengembangkan identitas diri mereka melalui karya seni tari
yang dihasilkan. Kedua kerajaan tersebut menghasilkan karya tari dengan gerakan dan
penampilan yang berbeda sebagai identitas masing-masing kerajaan.

4. Zaman Penjajahan

Walaupun pada masa penjajahan seni tari di Indonesia mengalami kemunduran dan tidak
berkembang karena suasana peperangan dan penjajahan, tetapi seni tari dalam istana masih
terpelihara secara baik.

Namun seni tari hanya dilakukan untuk acara-acara penting seperti penyambutan tamu raja,
perkawinan, dan penobatan raja baru.

Salah satu karya tari yang terinspirasi perjuangan rakyat pada zaman penjajahan adalah tari
Prawiroguno. Tari Prawiroguno adalah seni tari tradisional asal Jawa Tengah yang
menggambarkan prajurit Indonesia sedang berlatih dengan membawa senjata dan tameng sebagai
alat melindungi diri.

5. Zaman Setelah Merdeka

Setelah Indonesia merdeka, fungsi seni tari dalam masyarakat mulai berjalan kembali. Seni tari
kembali digunakan sebagai upacara adat dan upacara keagamaan.

Seni tari sebagai hiburan juga terus berkembang.

Sekarang sudah mulai banyak sekolah-sekolah dan tempat kursus yang mengajarkan seni tari
sebagai salah satu mata pelajarannya. Mulai banyak penggemar seni tari modern seperti dansa,
tari balet, break dance di Indonesia.

Back to Top

Fungsi Seni Tari

Dalam beberapa
kebudayaan, seni tari menjadi bagian esensial yang tidak dapat dilepaskan dari kehidupan sehari-
hari.

Contohnya pada kebudayaan masyarakat Bali, berbagai ritual keagamaan dan kebudayaan pun
menjadikan tarian sebagai sarana untuk berkomunikasi dengan Sang Maha Esa.

Beberapa fungsi lain dari seni tari di antaranya adalah:

1. Sebagai Sarana untuk Bergaul


Pergaulan merupakan salah satu aktivitas yang menandakan karakteristik manusia sebagai
makhluk sosial.

Interaksi sosial antar manusia pun dapat dituangkan dalam suatu bentuk karya seni yang mampu
mengakrabkan orang-orang yang datang dari latar belakang berbeda.

Tarian pergaulan dapat menjadi sarana untuk mencerminkan atau mengakrabkan manusia. Jenis
tarian tersebut disajikan di berbagai acara, misalnya pernikahan, pertunjukan seni, dan lain
sebagainya.

Di acara-acara yang menampilkan tarian pergaulan, para penonton diizinkan untuk ikut menari di
atas panggung bersama para penari.

Beberapa contoh tarian pergaulan yang masih sering dipentaskan adalah Tari Jaipong, Tari
Tayub dari Jawa Timur, serta Tari Manduda dari Sumatera Barat.

2. Sebagai Sarana Keagamaan dan Upacara Adat

Fungsi tarian sebagai sarana keagamaan sudah berlangsung sejak lama. Banyak kebudayaan
lokal maupun asing yang menjadikan tarian sebagai media peribadatan dan komunikasi dengan
para Dewa.

Masyarakat Bali merupakan salah satu penganut kepercayaan yang menggunakan tarian sebagai
sarana peribadatan.

Tarian-tarian yang bersifat keagamaan biasanya ditampilkan dalam ruang khusus dan bersifat
sakral sehingga tidak sembarangan orang dapat membawakan-nya.

Baca Juga:  Warga Negara dan Kewarganegaraan - Pengertian, Hak & Kewajiban, Arti

Jenis tarian yang disertakan dalam ritual keagamaan masyarakat Bali di antaranya adalah Tari
Kecak, Tari Sanghyang, dan Tari Rejang.

Tarian yang bersifat sakral atau sering disertakan dalam ritual adat biasanya berasal dari
peristiwa alamiah.

Jenis tarian yang melibatkan peristiwa alamiah di antaranya adalah Tari Ngaseuk atau menanam
padi dari Jawa Barat, dan Tari Seblang dari Jawa Timur.

3. Sebagai Sarana Hiburan


Seni tari memiliki nilai estetika yang tinggi. Karakteristik tersebut membuatnya digemari banyak
orang yang memburu pengalaman batiniah melalui tarian. Itulah sebabnya seni tari dapat pula
kita kategorikan sebagai sarana hiburan.

Hampir setiap daerah di Nusantara memiliki tarian pertunjukan. Tarian-tarian hiburan sering
dipentaskan dalam acara-acara tidak resmi seperti pesta rakyat.

Back to Top

Unsur Seni Tari

Seni tari meliputi


gerakan ritmis yang mengikuti alunan musik dan irama tertentu. Berdasarkan definisi tersebut,
maka kita dapat menarik kesimpulan bahwa seni tari memiliki unsur-unsur pembangun, di
antaranya adalah:

1. Ragam Gerak

Gerakan merupakan unsur utama yang terdapat pada seni tari. Gerakan seni tari haruslah
mengandung nilai estetika yang mampu menuangkan emosi dan ekspresi jiwa manusia.

Anggota tubuh yang biasa digerakkan dalam tarian adalah anggota tubuh atas, tengah, dan
bawah. Anggota tubuh atas biasanya terdiri dari kepala, mata, dan raut wajah, sedangkan anggota
tubuh tengah meliputi lengan atas, ruas jari, dan telapak tangan. Sementara, bagian bawah
meliputi bagian kaki.

2. Iringan
Tarian dapat diiringi dengan alunan musik yang berasal dari instrumen atau dapat pula berasal
dari suara-suara yang muncul dari anggota tubuh.

Iringan musik yang berasal dari tubuh penari dapat kita temui pada Tari Kecak, serta Tari
Saman.

3. Pakaian

Pakaian memainkan peran yang tidak kalah pentingnya dari gerakan dan iringan musik. Kostum
tarian biasanya mencerminkan kebudayaan dan daerah asal tarian.

Oleh sebab itu, kostum tarian harus mampu menunjukkan nilai estetika untuk menunjang tarian
yang akan ditampilkan.

Kostum tarian yang biasa digunakan dalam upacara biasanya cenderung lebih sederhana dari
kostum tarian hiburan. Kostum tari hiburan dirancang lebih menarik karena sifatnya yang lebih
kasual dan dirancang agar dapat menarik perhatian para penonton.

Back to Top

Jenis Seni Tari

Ada salah satu pakar


yang menyatakan bahwa seni tari tidak akan dapat bersifat kontemporer karena karakteristik-nya
yang mencerminkan kebudayaan tertentu. Hal tersebut tidak sepenuhnya salah sebab pada
dasarnya seni tari muncul dan tumbuh di kalangan masyarakat tertentu…

…Namun, seiring dengan perkembangan waktu, seni tari pun mulai menunjukkan
keberagamannya.
Berikut ini merupakan jenis-jenis seni tari yang berkembang di Indonesia:

1. Tari Tradisional ( Seni Tari Nusantara )

Sesuai dengan namanya, seni tari tradisional merupakan seni tari yang berasal dari daerah yang
diwariskan secara turun-temurun hingga menjadi bagian atau ciri khas dari daerah tersebut.

Tari tradisional Indonesia, sering disebut juga dengan seni tari nusantara, dapat berupa tarian
yang sering dipentaskan pada masyarakat umum, atau tarian keraton yang hanya terbatas pada
kalangan tertentu.

2. Tari Kreasi Baru

Tari kreasi baru tidak lain merupakan perkembangan dari aliran seni yang sudah ada.

Jenis tarian yang satu ini biasanya terinspirasi dari tari tradisional yang kemudian
dikombinasikan dengan gerakan-gerakan baru atau jenis tarian lain.

Tari Rapai merupakan contoh dari tari kreasi baru. Tarian tersebut merupakan perpaduan antara
Tari Seudati yang berkembang di Aceh, dengan Tari Zapin yang populer di Semenanjung
Malaya.

3. Tari Kontemporer  ( Tari Modern )

Tari kontemporer dapat dikatakan sebagai jenis tarian masa kini yang lahir sebagai reaksi atas
seni tari klasik yang telah mencapai titik akhir perkembangannya.

Baca Juga:  Pengertian Masyarakat Madani Indonesia - Ciri, Contoh, Karakteristik, Makalah

Lantas, apa yang membedakan seni tari kontemporer dengan tari kreasi baru?

Pada dasarnya, tari kontemporer merupakan jenis tarian modern yang tidak lagi terpengaruh
unsur tradisional. Gaya dan gerakan tari pun cenderung lebih energik serta dipadukan dengan
musik masa kini.

Back to Top

Contoh Seni Tari Indonesia


Indonesia sangat
kaya akan kebudayaan nasional. Kini seni tari juga menjadi salah satu dari kebudayaan Indonesia
dan melambangkan kota-kota tertentu di tanah air.

Berikut adalah beberapa contoh seni tari daerah Indonesia:

Tarian Daerah Istimewa Aceh

 Tari Seudati: Berasal dari Arab dan berlatar belakang agama Islam. Tarian dinamis dengan
suasana keagamaan dan penuh keseimbangan.
 Tari Saman Meuseukat: Sebuah seni tari dengan syair yang mengajarkan kebajikan dan agama
islam. Para penari duduk dalam posisi berjajar dan menari dengan irama dinamis.

Tarian Bali

 Tari Kecak: Mengisahkan kitab Ramayana tentang bala tentara monyet dan Hanuman.
 Tari Legong: Idenya berawal dari seorang pangeran dari Sukawati yang bermimpi melihat dua
gadis menari diiringi oleh suara gamelan. Mimpi tersebut dituangkan ke dalam seni tari legong.
 Tari Pendet: Melambangkan penyambutan turunnya Dewata ke Bumi. Di zaman modern ini, tari
pendet digunakan sebagai ucapan selamat datang para wisatawan ke pulau Dewata.

Tarian Daerah Papua Barat dan Tengah

 Tari Suanggi: Mengisahkan seorang suami yang ditinggal mati istrinya karena menjadi korban
jejadian.
 Tari Selamat Datang: Digunakan untuk menyambut para tamu dan melambangkan kegembiraan
hati masyarakat Papua.
 Tari Musyoh: Sebuah tarian sakral yang digunakan untuk mengusir arwah orang meninggal
akibat kecelakaan.
Tarian Daerah Jawa Barat

 Tari Merah: Mengisahkan kehidupan seekor burung merak yang serba memukau dan indah.
 Tari Topeng Kuncaran: Mengisahkan dendam kesumat seorang raja karena ditolak cintanya.

Tarian Daerah Jawa Tengah

 Tari Serimpi: Tarian yang berasal dari masa kerajaan Keraton yang ditarikan dengan suasana
lembut, menawan, dan agung.
 Tari Blambangan: Diadopsi dari pementasan wayang kulit Perang Kembang, yang mengisahkan
perang antara kesatria melawan raksasa.

Tarian Daerah Jawa Timur

 Reog Ponorogo: Melambangkan keperkasaan, kegagahan, dan kejantanan.


 Tari Remong: Berasal dari Surabaya dan melambangkan jiwa dan kepahlawanan. Tari Remong
sering dipertunjukan untuk menyambut tamu.

Back to Top

Makalah Seni Tari


Berikut ini adalah beberapa makalah seni tari yang digunakan oleh blog Sayanda dalam
penulisan artikel. Sahabat Sayanda bisa langsung mengunjungi link berikut ini untuk
mempelajari-nya lebih lanjut:

 https://id.wikipedia.org/wiki/Tari
 http://www.academia.edu/6888732/Makalah_seni_tari
 http://www.academia.edu/9690023/PERKEMBANGAN_SENI_TARI

***

Demikianlah artikel Pengertian Seni Tari – Sejarah, Fungsi, Jenis, Contoh, Makalah dari
Sayanda.com. Jika sahabat Sayanda mempunyai pertanyaan seputar artikel Pengertian Seni Tari
– Sejarah, Fungsi, Jenis, Contoh, Makalah; jangan sungkan untuk bertanya pada kotak komentar
di bawah.

Pencarian Masuk:

 makalah seni tari


 https://www sayanda com/seni-tari/
 sejarah seni tari
 fungsi seni tari
 jenis-jenis tari masa kerajaan
 fungsi tari penjajahan
 fungsi tari kampung tarondam
 Makala fungsi dan kostum tari balet
 fungsi seni tari masa kerajaan
 Apa arti Tempo tari pendet gerak perpaduan adalah?

Berbagi itu indah!

 Facebook
 Twitter
 Google+
 Pinterest

Komentar & Masukan

Sahabat Sayanda telah memberikan komentar dan masukan disini.

Related Posts

Pengertian Wawasan Nusantara – Fungsi, Tujuan, Arti,


Makalah
Contoh dan Pengertian Kebudayaan Nasional Indonesia

Masa Orde Baru – Pengertian, Latar Belakang, Tujuan,


Sejarah, Kebijakan

Otonomi Daerah – Pengertian, Tujuan, Asas, Prinsip,


Manfaat, Makalah
Pengertian Sumber Daya Alam Indonesia – Jenis, Manfaat,
Makalah

Pengertian Permainan Bola Voli – Sejarah, Peraturan,


Teknik, Makalah
About The Author

Michael Putra

Ingin menjadi kaya raya agar dapat membantu banyak orang.

Advertisement

Search
Advertisement

Artikel Terbaru

Arti Mimpi Rambut Rontok Menurut Islam

January 12, 2017

Penyimpangan Sosial – Contoh, Pengertian, Gambar, Teori, …

January 10, 2017

Masa Orde Baru – Pengertian, Latar Belakang, …

January 3, 2017

Interaksi Sosial – Pengertian, Bentuk, Contoh, Ciri, …

January 2, 2017


Keluarga Berencana – Pengertian, Jenis, Tujuan, Efek …

January 1, 2017

Advertisement
loading...

Sayanda.com Copyright © 2017.

BAB I

PENDAHULUAN

A.

Anda mungkin juga menyukai