Definisi Tari :
Tari adalah gerak tubuh secara berirama yang dilakukan di tempat dan waktu tertentu untuk
keperluan pergaulan, mengungkapkan perasaan, maksud, dan pikiran. Bunyi-bunyian yang
disebut musik pengiring tari mengatur gerakan penari dan memperkuat maksud yang ingin
disampaikan. Gerakan tari berbeda dari gerakan sehari-hari seperti berlari, berjalan, atau
bersenam.
Tari tunggal ( Solo ), Tari tunggal adalah tari yang diperagakan oleh seorang penari, baik laki-
laki maupun perempuan. Contohnya tari Golek ( Jawa Tengah )
Tari berpasangan ( duet/pas de duex), Tari berpasangan adalah tari yang diperagakan oleh dua
orang secara berpasangan. Contohnya tari Topeng (Jawa Barat)
Tari kelompok ( Group choreography), Tari kelompok yaitu tari yang diperagakan lebih dari dua
orang.
Tari kolosal adalah tari yang dilakukan secara massal lebih dari banyak kelompok dan biasanya
dilakukan oleh setiap suku bangsa diseluruh daerah Nusantara.
Demikian Pengertian Dan Sejarah Seni Tari Indonesia yang kami rangkum untuk sobat
sekalaib . semoga bermanfaat . Terimakasih
Unsur Pokok Gerakan Tari & Gerakan Tari - Tari adalah Gerak tubuh manusia merupakan
substansi (bahan baku) dalam seni tariyang telah mengalami proses penggarapan/pengolahan
(stilasi/distorsi). Gerak muncul akibat perpindahan tubuh atau bagian (anggota) tubuh dari suatu
sikap ke sikap yang lain. Perpindahan tubuh/anggota tubuh diakibatkan oleh kekuatan yang
disalurkan dari seluruh tubuh, kekuatan tersebut disebut tenaga. Gerak yang terlahir
membutuhkan tempat untuk keleluasaannya, tempat utuk keleluasaan gerak tubuh itu disebut
ruang. Pada saat melakukan suatu gerak atau menghubungkan antara satu gerak ke gerak yang
lainnya membutuhkan adanya waktu. Unsur-unsur pokok dalam gerak tari, yaitu tenaga, ruang,
dan waktu.
Tari adalah gerakan berirama sebagai ungkapan jiwa manusia yang didalamnya terdapat unsur
keindahan, Kali Ini Materi Sekolah Menjelaskan Tentang Unsur Pokok Gerakan Tari &
Gerakan Tari dibawah ini;
Unsur Pokok Gerakan Tari & Gerakan Tari
Unsur Pokok Gerakan Tari - Gerak tari bukanlah gerak-gerak seperti yang kita lakukan dalam
kehidupan seharihari. Gerak tari merupakan gerak-gerak yang telah mengalami proses tertentu.
Jadi, gerakgerak tersebut sudah tidak alami karena sudah mendapatkan perubahan-perubahan
dari bentuk semula. Gerak-gerak tari sudah diolah secara khusus berdasarkan perasaan, khayalan,
persepsi, dan interpretasi. Gerak-gerak tari juga merupakan hasil perpaduan pengalaman estetis
dengan intelektualitas. Oleh karena itu, timbullah suatu pengertian bahwa gerak tari adalah
gerak-gerak yang telah distilir sehingga menghasilkan gerak-gerak yang indah.
Gambar diatas merupakan contoh gerak sehari-hari yang sering dilakukan manusia, yaitu
menyisir rambut. Adapun gambar yang merupakan gerak menyisir rambut yang telah dijadikan
gerak tari. Dengan melihat gerak pada gambar, jelas terlihat bahwa gerak sehari-hari berbeda
dengan gerak tari.
Dalam gerak tari terdapat unsur-unsur pokok sehingga terwujud gerak-gerak yang indah. Unsur-
unsur pokok dalam gerak tari, yaitu tenaga, ruang, dan waktu.
a. Tenaga
Pengaturan dan pengendalian tenaga pada saat menari merupakan salah satu kunci yang harus
dikuasai agar dapat menari dengan baik dan kreatif. Tenagalah satu-satunya kekuatan yang
mengawali, mengendalikan, dan menghentikan gerak. Adanya aliran tenaga pada seluruh tubuh
akan menjadikan tubuh bergerak. Selanjutnya, tenaga yang dikeluarkan dalam melakukan gerak
tari akan menimbulkan dinamika.
Rangkaian gerak dalam setiap tarian tidak hanya menggunakan satu macam tenaga.
Ada gerak yang memerlukan tenaga ringan, ada juga gerak yang memerlukan tenaga kuat. Oleh
karena itu, saat kita menari harus lebih cermat dan teliti serta penuh konsentrasi dalam
memanfaatkan tenaga. Perhatikan contoh beberapa gerak yang memerlukan tenaga yang berbeda
berikut ini!
1) Gerak dengan tenaga ringan
b. Ruang
Ruang adalah salah satu unsur pokok tari yang menentukan terwujudnya atau terungkapnya
gerak. Hal ini karena mustahil suatu gerak lahir tanpa adanya ruang gerak. Penari dapat bergerak
atau menari karena adanya ruang. Ruang gerak tersebut meliputi posisi (arah hadap dan arah
gerak), level atau tingkatan gerak, dan jangkauan gerak. (seni tari Ari Subekti)
Posisi merupakan salah satu aspek ruang. Posisi menunjukkan arah hadap dan arah gerak penari.
Arah hadap penari saat melakukan gerak tari, misalnya, ke depan atau muka, ke belakang, ke
sudut kanan, ke sudut kiri, ke samping kanan, dan ke samping kiri. Adapun, arah gerak penari,
misalnya, ke depan, mundur, ke samping kanan, ke samping kiri, ke arah zig-zag, dan berputar
searah jarum jam.
Ruang gerak tari yang lain adalah level atau tingkatan gerak. Level dalam ruang lingkup tari
terdiri atas level atas, level sedang, dan level rendah. Level rendah ditunjukkan oleh berbagai
posisi duduk saat menari. Pada level sedang, penari berdiri dengan posisi kaki menekuk sampai
pada posisi kaki diluruskan. Adapun level tinggi dalam menari ditunjukkan oleh penampilan
gerak tari mulai dari posisi kaki jinjit sampai gerakan meloncat-loncat atau menjauhkan badan
dari lantai. Perhatikan contoh gerak tari dengan level tinggi, sedang, dan rendah dalam gambar
dibawah ini:
Setiap gerak yang diungkapkan dalam tarian apa pun tidak lepas dari berbagai aturan sesuai
dengan tuntutan tarian atau petunjuk dari penata tarinya. Oleh karena itu, gerakan dalam
komposisi tari selalu bermotivasi atau memiliki alasan-alasan tertentu. Salah satu contohnya
adalah gerakan trisik dalam tarian Jawa. Penari melakukan gerakan tersebut dengan posisi kaki
dijinjitkan dan langkahlangkah pendek (lari-lari kecil). Jika tidak seperti itu, gerakan trisik yang
dilakukan dianggap salah.
Berdasarkan contoh tersebut, dapat disimpulkan bahwa gerak-gerak suatu tarian memiliki aturan
dan batasan jangkauan gerak yang ditentukan menurut norma-norma tarian tersebut. Jadi, gerak
tari memiliki jangkauan gerak tertentu. Artinya, setiap gerak tari memiliki batas ruang gerak
tertentu.
Dalam rangkaian-rangkaian gerak yang diungkapkan oleh penari, terdapat perubahan, perbedaan,
atau kombinasi penggunaan arah hadap, arah gerak, jangkauan gerak, dan pengaturan level-
levelnya. Hal itu akan memunculkan kekontrasan-kekontrasan. Selanjutnya, kekontrasan itu akan
menghasilkan aksen-aksen yang memberikan kesan menarik dan penuh kekuatan. Di sinilah
letak potensi lahirnya dinamika ruang.
Gerak yang diungkapkan dalam suatu tarian tidak hanya satu gerakan. Ungkapan gerak dalam
sebuah tarian pada dasarnya merupakan susunan beberapa rangkaian gerak yang sudah
terpolakan. Jika seorang penari melakukan beberapa gerakan, secara langsung akan tampak
peralihan dari gerak yang satu ke gerak berikutnya. Dalam peralihan ini, akan tampak
kekosongan sesaat sebagai napas dari ungkapan gerak yang satu ke gerak berikutnya. Hal itu
menunjukkan bahwa dalam penyajian sebuah tarian banyak ditemukan waktu atau tempo sebagai
sisipan antargerak, walaupun sisipan waktu tersebut hanya sekejap. Oleh karena itu, unsur pokok
gerak tari di samping tenaga dan ruang adalah waktu atau tempo.
Unsur waktu dalam ruang lingkup seni tari didominasi oleh ritme gerak dan tempo gerak. Ritme
gerak adalah elemen atau detail waktu dari awal sampai berakhirnya suatu gerak atau rangkaian
gerak. Adapun tempo adalah ukuran waktu untuk menyelesaikan suatu rangkaian gerak atau
gerakangerakan. Agar lebih jelas, perhatikan contoh di bawah ini!
Gambar diatas menunjukkan seorang penari berlari-lari kecil dari arah belakang menuju arah
depan. Tempo dalam gerakan tersebut merupakan sejumlah waktu yang diperlukan penari untuk
bergerak dari belakang sampai ke depan. Adapun ritme geraknya dapat dilihat dari detail-detail
waktu atau irama langkah kaki penari. Untuk menunjukkan dinamika tempo atau waktu, seorang
penari harus mampu mengatur irama gerak. Selain itu, penari harus betul-betul cermat dan penuh
kontrol dalam mengatur perubahan-perubahan dari ritme atau irama yang cepat ke yang lambat
atau dari tempo yang pendek ke tempo yang panjang.
BAB I
PENDAHULUAN
B. Permasalahan
Banyak hal yang perlu diketahui dan dipahami oleh semua siswa untuk mengetahui dan
memahami seni tari yang ada diindonesia. Agar terarah dalam penulisan makalah ini, penulis
membuat rumusan-rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian seni tari ?
2. Bagaimana pengaruh seni tari di indonesia ?
3. Sebutkan ragam seni tari yang ada di Indonesia?
4. Berfungsi sebagai apa sajakah seni tari ?
5. Apakah keunikan seni tari ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kesimpulan
Fungsi Seni serta tujuannya bisa dibagi menjadi ; Fungsi Religi/Keagamaan, Fungsi
Pendidikan, Fungsi Komunikasi, Fungsi Rekreasi/Hiburan, Fungsi Artistik, Fungsi Guna (seni
terapan), dan Fungsi Kesehatan (terapi). Jenis tari ditinjau dari bentuk penyajiannya terbagi tiga
kelompok, yaitu: Tari Tunggal, Tari Berpasangan, dan Tari Kelompok/Massal.
Peranan seni tari untuk dapat memenuhi kebutuhan manusia adalah dengan melalui stimulan
individu, social dan komunikasi.
Tari tradisional adalah tari yang telah melampaui perjalanan perkembangannya cukup
lama, dan senantiasa berfikir pada pola-pola yang telah mentradisi. Para ahli antropologi percaya
bahwa tarian di Indonesia berawal dari gerakan ritual dan upacara keagamaan dan juga alam.
Jenis Tari Tradisional ada dua : Tari keraton adalah tari yang semula berkembang dikalangan
kerajaan dan bangsawan. Tari Rakyat merupakan tari yang hidup dan berkembang dikalangan
rakyat. Setiap daerah provinsi di Indonesia masing-masing memiliki tarian tradisional.
B. Saran
Dengan mengenal lebih banyak Tarian adat di seluruh provinsi di indonesia mudah-
mudahan membuat kita lebih mencintai negeri kita ini. Sekolah seni tertentu di Indonesia seperti
Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) di Bandung, Institut Kesenian Jakarta (IKJ) di Jakarta,
Institut Seni Indonesia (ISI) yang tersebar di Denpasar, Yogyakarta, dan Surakarta kesemuanya
mendukung dan menggalakkan siswanya untuk mengeksplorasi dan mengembangkan seni tari
tradisional di Indonesia.
Beberapa festival tertentu seperti Festival Kesenian Bali dikenal sebagai ajang ternama
bagi seniman tari Bali untuk menampilkan tari kreasi baru karya mereka. Semoga seluruh
masyarakat Indonesia dapat terus menjaga dan melestarikan seni tari serta menemukan cara-cara
terbaru untuk mengatasinya agar tarian suatu daerah di Indonesia dapat terjaga sampai generasi
selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Persepsi dalam arti sempit melibatkan pengalaman kita tapi secara psikis pengertian itu tidaklah
tepat. Tetapi lebih tepatnya persepsi merupakan proses yang menggabungkan dan mengorganisir
data-data indera kita ( penginderaan) untuk dikembangkan sedemikian rupa sehingga kita dapat
menyadari di sekeliling kita, termasuk sadar dengan diri kita sendiri. Dan didalam mempersepsi
keadaan sekitar maka kita harus melibatkan indra kita maka akan lahir sebuah argumen yang
berasal dari informasi yang dikumpulkan dan diterima oleh alat reseptor sensorik kita sehingga
kita dapat menggabungkan atau mengelompokkan data yang telah kita terima sebelumnya
melalui pengalaman awal kita.
Selama masa awal anak-anak, seorang anak mengalami peningkatan yang dramatis pada
keterampilan motorik kasar. Anak-anak menjadi lebih berani ketika keterampilan motorik kasar
mereka meningkat. Selain itu, hal ini dipengaruhi oleh pertumbuhan fisik yang cepat yang
menyebabkan anak semakin tinggi dan semakin besar, maka kemampuan fisik merekapun
meningkat. Beberapa macam kemampuan fisik yang cukup nyata perkembangannya pada masa
ini adalah: kekuatan, keseimbangan, dan koordinasi. Oleh karenanya kehidupan anak-anak
sangat aktif, lebih aktif dari pada titik lain manapun pada siklus kehidupan. Selain berkembang
secara motorik dan fisik, anak-anak juga akan selalu mengalami perkembangan kognitif.
1.2 TUJUAN
Menambah wawasan keilmuan mahasiswa mengenai perkembangan fisik, motorik, serta konitif
pada anak
Mengetahui berbagai macam perkembangan yang terjadi pada masa anak-anak.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PERSEPSI
A. Definisi Persepsi
Secara etimologis presepsi berasal dari bahasa latin preceptio;dari preceptio, yang artinya
menerima atau mengambil. Adapun proses dari persepsi itu sendiri adalah yang menafsirkan
stimulus yang telah ada didalam otak.
Kata “presepsi” biasanya dikaitkan dengan kata lain, seperti: presepsi diri, presepsi sosial
(Calhoun &Acocela, 1990; Sarwono, 1997; Gerungan, 1987), dan presepsiinterpersonal
(Rahmat, 1994). Dalam kepustakaan berbahasa inggris istilah yang banyak digunakan ialah
“social perception”. Pada dasarnya , objek berupa pribadi memberi stimulus yang sama pula.
Penafsiran
Penalaran
Rangsangan
Persepsi
Pengenalan
Tanggapan
Perasaan
Presepsi, pengenalan,penalaran,dan perasaan kadang-kadang disebut variable psikologis yang
muncul di antara rangsangan dan tanggapan.
Dari segi psikologi dikatakan bahwa tingkah laku seseorang merupakan fungsi dari cara dia
memandang jadi untuk menrubah tingkah laku seseorang, harus dimulai dari mengubah
persepsinya.
Menurut Newcomb (dalam Arindita, 2003), ada beberapa sifat yang menyertai proses persepsi,
yaitu :
1. Seleksi adalah proses penyaringan oleh alat indera terhadap rangsangan dari luar,
intensitas, dan jenisnya.
2. Interpretasi, yaitu proses mengorganisasikan informasi sehingga mempunyai arti bagi seseorang
juga dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti pengalaman masa lalu, sistem nilai yang di anut,
motivasi, kepribadian, dan kecerdasan.
3. Interpretasi dan persepsi diterjemahkan dalam bentuk tingkah laku sebagai reaksi
(Depdikbud, 1985, dalam Soelaeman, 1987)
Menurut Parcek (Walgito, 1995: 20) proses tersebut terdiri dari proses menerima, menyeleksi,
mengorganisasi, mengartikan, menyajikan dan memberikan reaksi kepada rangsang panca indra.
1. Proses menerima rangsangan
Proses pertama dalam persepsi adalah menerima rangsang atau data dari berbagai sumber.
Kebanyakan data diterima melalui panca indra, sehingga proses ini sering disebut dengan
pengindraan, proses ini sering disebut sensasi. Menurut Desiderado (Walgito, 1995: 20)
merupakan pengalaman elementer yang segera, yang tidak memerlukan penguraian secara
verbal, simbolis, atau konseptual, dan terutama selalu berhubungan dengan panca indra. Disebut
juga sebagai data dari berbagai sumber. Yakni seperti kebanyakan data menerima melalui
pancaindra (melihat, mendengar, mencium, merasakan, atau menyentuhnya.
Schereer (Walgito, 1995: 21) mengemukakan bahwa rangsangan itu terdiri dari tiga macam
sesuai dengan elemen dari proses penginderaan. Pertama rangsang merupakan obyek, ialah
obyek dalam bentuk fisiknya atau rangsang distal. Kedua, rangsang sebagai keseluruhan yang
terbesar dalam lapangan progsimal, ini belum menyangkut proses sistem syaraf. Ketiga,
rangsang sebagai representasi fenomena atau gejala yang dikesankan dari obyek-obyek yang ada
diluar.
2. Proses Menyeleksi Rangsang
Michell (Walgito, 1995: 18) menyatakan persepsi adalah suatu proses yang didalamnya
mengandung proses seleksi ataupun sebuah mekanisme. Setelah menerima rangsang atau data
diseleksi. Anderson (Walgito, 1995: 22) mengemukakan bahwa perhatian adalah proses mental,
ketika rangsang atau rangkaian rangsang menjadi menonjol dalam keadaan pada saat yang
lainnya melemah.
Di dalam proses menyeleksi rangsangan Ini ada 3 pendapat pada pengaruh persepsi :
1. Dibedakan dalam dua factor yakni factor intern dan eksteren yakni :
A. Faktor intern
Factor yang berkaitan dengan diri sendiri, yakni :
a. Kebutuhan psikoloi
Kadang-kadang ada hal yang “kelihatan” (yang sebenarnya tidak ada). Karena kebutuhan
psikologi.
Contoh: orang yang haus akan melihat banyak air biasanya terjadi di tempat yang panas seperti
padang pasir.
b. Latar belakang
Latar belakang seseorang akan mempengaruhi factor intrern ini karena seseorang akan lebih
mendekati orang lain yang memiliki latar belakang yang sama.
c. Pengalaman
Serupa dengan latar belakang yakni factor pengalaman seperti seseorang yang mempunyai
pengalaman buruk dalam bekerja dengan jenis orang tertentu.
d. Kepribadian
Seseorang yang introvert mungkin akan tertarik kepada orang-orang yang serupa atau sama
sekali berbeda.
e. Sikap dan kepercayaan umum
Orang-orang yang mempunyai sikap tertentu terhadap karyawan wanita atau karyawan yang
termasuk kelompok bahasa tertentu besar kemungkinan akan melihat berbagai hal kecil yang
tidak diperhatikan orang lain.
f. Penerimaan diri
Mereka yang ikhlas menerima kenyataan diri akan lebih tepat menyerap sesuatu daripada mereka
yang kurang ikhlas menerima realitas dirinya.
g. Factor ekstern
Persepsi ini dapat dilakukan atas persepsi visual terhadap barang-barang ataupun terhadap orang
dan keadaan, seperti :
Intensitas
Rangsangan yang lebih intensif mendapatkan lebih banyak tanggapan daripada yang kurang
intens.Misalnya, lampu yang lebih terang lebih diperhatikan orang ketimbang lampu yang redup
pada malam hari.
Ukuran
Benda yang lebih besar lebih menarik perhatian dan lebih cepat dilihat.
Kontras
Hal-hal lain dari yang biasa kita lihat akan cepat menarik perhatian.
Misalnya, di kelas ada satu murid tidak mengenakan pakaian seragam maka itu akan menarik
perhatian.
Gerakan
Hal-hal yang bergerak lebih menarik perhatian daripada hal-hal yang diam.
Ulangan
Hal-hal yang berulang misalnya, sebuah iklan yang selalu berulang sehingga orang ingat dengan
produk itu namun ulangan yang terlalu sering akan menghasilkan kejenuhan semantic dan dapat
kehilangan arti perseptif.
Keakraban
Hal ini terutama, jika hal tertentu tidak diharapkan dalam rangka tertentu.
Misalnya, di kelas yang baru kita akan lebih tertarik kepada orang yang sudah kita kenal dari
pada sama orang yang tidak kita kenal.
Sesuatu yang baru
Hal ini bertentangan dengan factor keakraban. Jika orang sudah biasa dengan kerangka yang
sudah dikenal , maka sesuatu yang baru menarik perhatian.
Misalnya, pakaian kita yang sudah dikenal apabila tertukar pasti akan mengenal atau mengetahui
bahwa pakaian itu bukan pakaiannya.
3.Pendapat lain
Menurut pendapat ini terdapat 4 :
a. Fakror fungsional
Factor ini dihasilkan dari kbutuhan,kegembiraaan,pelayan dan pengalaman masa lalu sorang
indiviudi, pada dasarnya persepsi yidak ditentukan dengan jenis / stimuli, tetapi bergantunh
karskterlistrik. Misalnya,0rang yang lapar akan lebih tetari pada makanan, sedangkan orang yang
harus akan lebih tertarik pada minuman.
b. Factor structural
Factor ini dihasilkan dari bentuk stimuli dan efek-efek netral yang ditimbulkan dari system saraf
individu.
C. Perkembangan Perseptual
Ketetapan perseptualadalah kecendrungan kita untuk mempertahankan persepsi yangtelah
dimiliki terhadap suatu objek dengan mengabaikan perubahan warna (color),keterangan
(brightness), ukuran (size), dan bentuk (shape).
Strategi untuk mengembangkan Integrasi Sistem Perseptual
Banyak anak yang kesulitan belajar karena tidak dapat melakukan transfer informasi dari suatu
sistem perseptual ke sistem perseptual yang lain. Transfer informasi yang mencakup integrasi
dan aktivitas :
1. Visual ke Auditoris, meminta anak melihat suatu pola titik-titik dan garis-garis; kemudian
menyuruh anak meniru pola tersebut dalam bentuk ritmis pada drum.
2. Auditoris ke Visual, meminta anak mendengarkan irama ritmis dan memilih salah satu
pola visual titik dan garis yang sesuai dari beberapa pilihan.
3. Auditois ke Motorvisual, mendengar irama ritmis dan mengalihkan pada visual dengan
menulis pasangan titik dan garis.
4. Auditoris – verbal ke motor, memerintah anak untuk melakukan gerakan-gerakan
tertentu
5. Taktil –Visualmotor, meraba bentuk dan menggambarkan bentuk
6. Auditoris ke Visual, mendengar bunyi benda dan menunjukkan gambarnya
D. Sifat-Sifat Persepsi
Dua fungsi utama sistem utama persepsi yaitu lokalisasi atau menentukan letak suatu objek dan
pengenalan, menentukan jenis objek tersebut (Atkinson et al., t.t.). lokalisasi dan pengenalan
dilakukan oleh daerah korteks yang berbeda. Penelitian persepsi juga mengurusi cara sistem
perseptual mempertahankan bentuk objek tetap konstan, walaupun citra (bayangan) objek di
retina berubah.
Sifat umum persepsi antara lain, yaitu;
1. Dunia persepsi mempunyai sifat-sifat ruang. Mengenal persepsi ruang ini mengandung
persoalan-prsoalan psikologis yang penting, terutama penglahatan sifat ruang (dimensi ketiga).
2. Dunia persepsi mempunyai dimensi waktu. Objek-objeknya bersifat tetap, sehingga
terdapat kestabilan yang luas.
3. Dunia persepsi berstruktur menurut objek persepsi. Dalam hal ini berbagai keseluruhan berdiri
sendiri menampakkan diri:Gestalt-gestalt. Persepsi gestalt merupakan suatu pembahasan yang
penting dalam psikologi persepsi.
4. Dunia persepsi yang penuh dengan arti. Persepsi tidaklah sama dengan mengonstatir benda dan
kejadian tanpa makna. Yang kita persepsi selalu merupakan tanda-tanda, ekspresi, benda-benda
dengan fungsi, relasi-relasi yang penuh arti, serta kejadian-kejadian.
E. Bantuk-Bentuk Persepsi
1. Persepsi visual
Persepsi visual didapatkan dari indera penglihatan.Persepsi ini adalah persepsi yang paling awal
berkembang pada bayi, dan mempengaruhi bayi dan balitauntuk memahami dunianya. Persepsi
visual merupakan topik utama dari bahasan persepsi secara umum, sekaligus persepsi yang
biasanya paling sering dibicarakan dalam konteks sehari-hari.
2. Persepsi auditori
Persepsi auditori didapatkan dari indera pendengaranyaitu telinga.
3. Persepsi perabaan
Persepsi pengerabaan didapatkan dari indera taktil yaitu kulit.
4. Persepsi penciuman
Persepsi penciuman atau olfaktori didapatkan dari indera penciuman yaitu hidung.
5. Persepsi pengecapan
Persepsi pengecapan atau rasa didapatkan dari indera pengecapan yaitu lidah.
Menurut Walgito (1995: 22) terdapat dua yaitu faktor ektern dan intern.
1. Faktor Internal
Faktor yang mempengaruhi persepsi berkaitan dengan kebutuhan psikologis, latar belakang
pendidikan, alat indera, syaraf atau pusat susunan syaraf, kepribadian dan pengalaman
penerimaan diri serta keadaan individu pada waktu tertentu.
2. Faktor Eksternal
Faktor ini digunakan untuk obyek yang dipersepsikan atas orang dan keadaan, intensitas
rangsangan, lingkungan, kekuatan rangsangan akan turut menentukan didasari atau tidaknya
rangsangan tersebut.
Menurut Walgito (2004: 89-90) agar individu dapat menyadari dan dapat membuat persepsi,
adanya faktor- faktor yang berperan, yang merupakan syarat agar terjadi persepsi, yaitu berikut
ini:
a. Adanya objek atau stimulus yang dipersepsikan (fisik).
b. Adanya alat indera, syaraf, dan pusat susunan saraf untuk menerima stimulus (fisiologis).
c. Adanya perhatian yang merupakan langkah pertama dalam mengadakan persepsi
(psikologis).
Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi menurut Widayatun (1999: 115) meliputi :
1. Intrinsik dan ekstrinsik seseorang (cara hidup/cara berfikir, kesiapan mental, kebutuhan
dan wawasan)
2. Faktor Ipoleksosbud Hankam
3. Faktor usia
4. Faktor kematangan
5. Faktor lingkungan sekitar
6. Faktor pembawaan
7. Faktor fisik dan kesehatan
8. Faktor proses mental
Krech dan Crutchfield (1977) menyebutkan persepsi ditentukan oleh faktor fungsional dan faktor
struktural. Faktor-faktor fungsional berasal dari kebutuhan, pengalaman masa lalu, kesiapan
mental, suasana emosi dan latar belakang budaya, atau sering disebut faktor-faktor personal.
Yang menentukan persepsi bukan jenis atau bentuk stimuli, tetapi karakteristik orang yang
memberikan respon pada stimuli tersebut.
Sedangkan faktor struktural berasal dari sifat stimuli fisik dan efek-efek syaraf yang
ditimbulkannya pada system syaraf yang ditimbulkannya pada system syaraf individu. Kita
mengorganisasikan stimuli dengan melihat konteksnya. Walaupun stimuli yang kita terima tidak
lengkap, kita akan mengisinya dengan interpretasi yang berkonsisten dengan rangkaian stimuli
yang kita persepsikan.
H. Hukum-Hukum Gestalt
Ada beberapa cara persepsi berdasarkan totalitas Gestalt:
a. Hukum kedekatan (proximity): objek-objek persepsi yang berdekatan cenderung diamati
sebagai suatu kesatuan.
b. Hukum kesamaan (similarity): Objek cenderung diamati sebagai totalitas karena
mempunyai sebagian besar ciri-ciri yang sama.
c. Hukum bentuk-bentuk tertutup (closure): bentuk-bentuk yang sudah kita kenal, walau
hanya nampak sebagian atau tidak sempurna, kita lihat sebagai sempurna.
d. Hukum kesinambungan (continuity): pola-pola yang sama dan berkesinambungan, walau
ditutup oleh pola-pola lain, tetap diamati sebagai kesatuan.
e. Hukum gerak bersama (common fate): unsur-unsur yang bergerak dengan cara dan arah
yang sama dilihat sebagai suatu kesatuan.
Selain itu, sensasi dapat pula diartikan sebagai tahap pertama stimuli mengenai indra kita.
Menurut Dennis Coon, “Sensasi adalah pengalaman elementer yang segera, yang tidak
memerlukan penguraian verbal. Simbolis, atau konseptual, dan terutama sekali berhubungan
dengan kegiatan alat indera.”
Perbedaan sensasi dapat disebabkan oleh kapasitas alat indera yang berbeda, dan oleh
pengalaman atau lingkungan yang berbeda. Masakan yang dirasa sangat pedas oleh lidah orang
Yogya terasa biasa-biasa saja oleh lidah orang Minang. Sebaliknya kata-kata keras yang dirasa
sopan-sopan saja oleh orang Medan dirasa sangat mengganggu oleh telinga orang Jawa.
Fungsi alat indera dalam menerima informasi dari lingkungan sangat penting. Kita mengenal
lima alat indera atau pancaindera. Kita mengelompokannya pada tiga macam indera penerima,
sesuai dengan sumber informasi. Sumber informasi boleh berasal dari dunia luar (eksternal) atau
dari dalam diri (internal). Informasi dari luar diindera oleh eksteroseptor (misalnya, telinga atau
mata). Informasi dari dalam diindera oleh ineroseptor (misalnya, system peredaran darah).
Gerakan tubuh kita sendiri diindera oleg propriseptor (misalnya, organ vestibular).
Persepsi adalah proses pemahaman ataupun pemberian makna atas suatu informasi terhadap
stimulus. Stimulus didapat dari proses penginderaan terhadap objek, peristiwa, atau hubungan-
hubungan antar gejala yang selanjutnya diproses oleh otak. Proses kognisi dimulai dari persepsi.
Persepsi adalah proses memberi makna kepada sensasi sehingga manusia memperoleh
pengetahuan baru. Persepsi adalah proses mengubah sensasi menjadi informasi. Ketika kita
mendengar orang berkata silat, padahal ia berkata salat, maka kita keliru sensasi, tetapi ketika
seorang pria memuji kekasihnya dengan perkataan, engkau adalah wanita tercantik di dunia,
tetapi kekasihnya merasa disindir dengan perkataan itu, maka kekasihnya disebut keliru persepsi.
Kekeliruan sensasi juga dapat menyebabkan kekeliruan persepsi.
Persepsi bisa keliru disebabkan oleh berbagai faktor; personal, situasional, fungsional maupun
struktural. Diantara faktor yang paling besar pengaruhnya terhadap persepsi adalah perhatian,
konsep fungsional dan konsep struktural.
Persepsi Terhadap Diri Pribadi (self-perception)
Proses psikologis diasosiasikan dengan interpretasi dan pemberian makna terhadap orang atau
objek tertentu, dikenal dengan persepsi. Persepsi didefenisikan sebagai interpretasi terhadap
berbagai sensasi sebagai representasi dari objek-objek eksternal, jadi persepsi adalah
pengetahuan yang dapat ditangkap oleh indera kita, karenanya persepsi mensyaratkan :
1. adanya objek eksternal yang dapat ditangkap oleh indera kita.
2. adanya informasi untuk diinterpretasikan.
3. menyangkut sifat representatif dari penginderaan.
Karenanya persepsi tidak lebih dari sekedar pengetahuan mengenai apa yang tampak
sebagai realitas bagi diri kita. Realitas yang kita persepsikan seringkali adalah yang paling jelas,
pribadi, penting dan terpercaya bagi kita. Sementara indera kita punya keterbatasan, karenanya
bisa jadi pengetahuan yang kita simpulkan bukanlah suatu kenyataan yang sebenarnya.
Kognisi dipahami sebagai proses mental karena kognisi mencermikan pemikiran dan tidak dapat
diamati secara langsung. Oleh karena itu kognisi tidak dapat diukur secara langsung, namun
melalui perilaku yang ditampilkan dan dapat diamati. Misalnya kemampuan anak untuk
mengingat angka dari 1-20, atau kemampuan untuk menyelesaikan teka-teki, kemampuan
menilai perilaku yang patut dan tidak untuk diimitasi.
Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai kognisi maka berkembanglah psikologi kognitif yang
menyelidiki tentang proses berpikir manusia. Proses berpikir tentunya melibatkan otak dan saraf-
sarafnya sebagai alat berpikir manusia oleh karena itu untuk menyelidiki fungsi otak dalam
berpikir maka berkembanglah neurosains kognitif. Hasil-hasil penelitian yang dilakukan oleh
kedua bidang ilmu tersebut banyak dimanfaatkan oleh ilmu robot dalam mengembangkan
kecerdasan buatan.
Proses kognitif menggabungkan antara informasi yang diterima melalui indera tubuh manusia
dengan informasi yang telah disimpan di ingatan jangka panjang. Kedua informasi tersebut
diolah di ingatan kerja yang berfungsi sebagai tempat pemrosesan informasi. Kapabilitas
pengolahan ini dibatasi oleh kapasitas ingatan kerja dan faktor waktu. Proses selanjutnya adalah
pelaksanaan tindakan yang telah dipilih. Tindakan dilakukan mencakup proses kognitif dan
proses fisik dengan anggota tubuh manusia (jari, tangan, kaki, dan suara). Tindakan dapat juga
berupa tindakan pasif, yaitu melanjutkan pekerjaan yang telah dilakukan sebelumnya.
Faktor yang memengaruhi kesulitan dan kecepatan pemilihan dan pelaksanaan respon adalah
kompleksitas keputusan, perkiraan terhadap respon, trade-off kecepatan dan akurasi, dan
feedback yang diperoleh (Groover, 2007). Kompleksitas keputusan dipengaruhi oleh jumlah
tindakan yang mungkin dipilih, yang juga berpengaruh terhadap lamanya waktu pengambilan
keputusan. Perkiraan terhadap respon dipengaruhi oleh informasi yang diterima. Jika informasi
yang diterima telah diperkirakan sebelumnya, pemrosesan informasi akan lebih cepat
dibandingkan dengan yang tidak diperkirakan. Trade-off antara kecepatan dan akurasi
merupakan korelasi negative antara keduanya pada pemilihan dan pelaksanaan respon. Dalam
beberapa situasi, semakin cepat seseorang memilih respon, kemungkinan kesalahan terjadi
meningkat. Feedback merupakan efek yang diketahui oleh seseorang sebagai verifikasi atas
tindakan yang dilakukannya. Rentang waktu antara tindakan dengan feedback harus diminimasi.
Dalam hubungan antara persepsi dan kognisi, teori medan Lewin menyatakan bahwa proses
persepsi dan kognisi berarti proses perombakan medan kognisi yang tidak berstruktur menjadi
medan yang berstruktur (Wurjo dan Saefullah, 1983:73).
Persepsi dan kognisi tentang lingkungan merupakan komponen dari orientasi dan pencitraan
lingkungan yang dilakukan oleh masyarakat. Persepsi dan kognisi tentang lingkungan sejajar
dengan Istilah “kesadaran akan lingkungan” sehingga berinteraksi dengan proses evaluasi yang
memuat komponen-komponen kognitip, emosi, dan psikomotor.
Teori psikologi kognitip menurut pandangan psikologi Gestalt di Jerman beberapa saat seselum
perang dunia II, berpendapat bahwa persepsi manusia terhadap lingkungannya tidak
mengandalkan pada apa yang diterima dari penginderaannya, tetapi penginderaan itu di atur,
saling dihubungkan, dan diorganisasikan untuk diberi makna, selanjutnya di jadikan awal dari
suatu prilaku.
K. Ilusi
Ilusi adalah suatu kejadian dimana terjadi karena kesalahan penangkapan mata manusia dalam
melihat sebuah objek atau benda. Ilusi dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu ilusi fisiologis
dan ilusi kognitif.
1. Ilusi fisiologis
Ilusi fisiologis, seperti yang terjadi pada afterimages atau kesan gambar yang terjadi setelah
melihat cahaya yang sangat terang atau melihat pola gambar tertentu dalam waktu lama. Ini
diduga merupakan efek yang terjadi pada mata atau otak setelah mendapat rangsangan tertentu
secara berlebihan.
2. Ilusi kognitif
Ilusi kognitif adalah terjadi karena anggapan pikiran terhadap sesuatu di luar. Pada umumnya
ilusi kognitif dibagi menjadi ilusi ambigu, ilusi distorsi, ilusi paradoks dan ilusi fiksional.
a. Pada ilusi ambigu, gambar atau objek bisa ditafsirkan secara berlainan. Contohnya
adalah: kubus Necker dan vas Rubin.
b. Pada ilusi distorsi, terdapat distorsi ukuran, panjang atau sifat kurva (lurus lengkung).
Contohnya adalah: ilusi dinding kafe dan ilusi Mueller -Lyer.
c. Ilusi paradoks disebabkan karena objek yang paradoksikal atau tidak mungkin,
misalnya pada segitiga Penrose atau 'tangga yang mustahil', seperti misalnya terlihat
pada karya seni grafis M C Escher, berjudul "Naik dan Turun" serta "Air Terjun".
d. Ilusi fiksional didefinisikan sebagai persepsi terhadap objek yang sama sekali berbeda
bagi seseorang tapi bukan bagi orang lain, seperti disebabkan karena schizoprenia
atau halusinogen. Ini lebih tepatnya disebut dengan halusinasi.
2.2 MOTORIK
A. Perkembangan Fisik
Pertumbuhan fisik pada masa ini lambat dan relatif seimbang. Peningkatan berat badan anak
lebih banyak dari pada panjang badannya. Peningkatan berat badan anak terjadi terutama karena
bertambahnya ukuran sistem rangka, otot dan ukuran beberapa organ tubuh lainnya.
B. Perkembangan Motorik
Perkembangan fisik sangat berkaitan erat dengan perkembangan motorik anak. Motorik
merupakan perkembangan pengendalian gerakan tubuh melalui kegiatan yang terkoordinir antara
susunan saraf, otot, otak, dan spinal cord. Perkembangan motorik meliputi dua tahapan yaitu
motorik kasar dan motorik halus.
• Motorik kasar adalah gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar atau sebagian
besar atau seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri.
Contohnya kemampuan duduk, menendang, berlari, naik-turun tangga dan sebagainya.
• Sedangkan motorik halus adalah gerakan yang menggunakan otot-otot halus atau
sebagian anggota tubuh tertentu, yang dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar dan
berlatih. Misalnya,kemampuan memindahkan benda dari tangan, mencoret-coret,
menyusun balok, menggunting,menulis dan sebagainya. Kedua kemampuan tersebut
sangat penting agar anak bisa berkembang dengan optimal.
Perkembangan motorik beriringan dengan proses pertumbuhan secara genetis atau kematangan
fisik anak, Teori yang menjelaskan secara detail tentang sistematika motorik anak adalah
Dynamic System Theory yang dikembangkan Thelen & whiteneyerr. Teori tersebut
mengungkapkan bahwa untuk membangun kemampuan motorik anak harus mempersepsikan
sesuatu di lingkungannya yang memotivasi mereka untuk melakukan sesuatu dan menggunakan
persepsi mereka tersebut untuk bergerak. Kemampuan motorik merepresentasikan keinginan
anak. Misalnnya ketika anak melihat mainan dengan beraneka ragam, anak mempersepsikan
dalam otaknnya bahwa dia ingin memainkannya. Persepsi tersebut memotivasi anak untuk
melakukan sesuatu, yaitu bergerak untuk mengambilnya. Akibat gerakan tersebut, anak berhasil
mendapatkan apa yang di tujunya yaitu mengambil mainan yang menarik baginya.
Teori tersebut pun menjelaskan bahwa ketika bayi di motivasi untuk melakukan sesuatu, mereka
dapat menciptakan kemampuan motorik yang baru, kemampuan baru tersebut merupakan hasil
dari banyak factor, yaitu perkembangan system syaraf, kemampuan fisik yang
memungkinkannya untuk bergerak, keinginan anak yang memotivasinya untuk bergerak, dan
lingkungan yang mendukung pemerolehan kemampuan motorik. Misalnya, anak akan mulai
berjalan jika system syarafnya sudah matang, proposi kaki cukup kuat menopang tubuhnya dan
anak sendiri ingin berjalan untuk mengambil mainannya.
Perkembangan fisik sangat berkaitan erat dengan perkembangan motorik anak. Motorik
merupakan perkembangan pengendalian gerakan tubuh melalui kegiatan yang terkoordinir antara
susunan saraf, otot, otak, dan spinal cord.
• Motorik kasar adalah gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar atau sebagian
besar atau seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri.
Contohnya kemampuan duduk, menendang, berlari, naik-turun tangga dan sebagainya.
• Sedangkan motorik halus adalah gerakan yang menggunakan otot-otot halus atau
sebagian anggota tubuh tertentu, yang dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar dan
berlatih. Misalnya, kemampuan memindahkan benda dari tangan, mencoret-coret,
menyusun balok, menggunting, menulis dan sebagainya. Kedua kemampuan tersebut
sangat penting agar anak bisa berkembang dengan optimal.
Berikut tahapan-tahapan perkembangannya :
Perkembangan motorik pada usia ini menjadi lebih halus dan lebih terkoordinasi dibandingkan
dengan masa bayi. Anak – anak terlihat lebih cepat dalam berlari dan pandai meloncat serta
mampu menjaga keseimbangan badannya. Untuk memperhalus ketrampilan – ketrampilan
motorik, anak – anak terus melakukan berbagai aktivitas fisik yang terkadang bersifat informal
dalam bentuk permainan. Disamping itu, anak – anak juga melibatkan diri dalam aktivitas
permainan olahraga yang bersifat formal, seperti senam, berenang, dll.
Beberapa perkembangan motorik (kasar maupun halus) selama periode ini, antara lain :
a). Anak Usia 5 Tahun
- Mampu melompat dan menari
- Menggambarkan orang yang terdiri dari kepala, lengan dan badan
- Dapat menghitung jari – jarinya
- Mendengar dan mengulang hal – hal penting dan mampu bercerita
- Mempunyai minat terhadap kata-kata baru beserta artinya
- Memprotes bila dilarang apa yang menjadi keinginannya
- Mampu membedakan besar dan kecil
b). Anak Usia 6 Tahun
- Ketangkasan meningkat
- Melompat tali
- Bermain sepeda
- Mengetahui kanan dan kiri
- Mungkin bertindak menentang dan tidak sopan
- Mampu menguraikan objek-objek dengan gambar
c). Anak Usia 7 Tahun
- Mulai membaca dengan lancar
- Cemas terhadap kegagalan
- Peningkatan minat pada bidang spiritual
- Kadang Malu atau sedih
d). Anak Usia 8 – 9 Tahun
- Kecepatan dan kehalusan aktivitas motorik meningkat
- Mampu menggunakan peralatan rumah tangga
- Ketrampilan lebih individual
- Ingin terlibat dalam sesuatu
- Menyukai kelompok dan mode
- Mencari teman secara aktif.
e). Anak Usia 10 – 12 Tahun
- Perubahan sifat berkaitan dengan berubahnya postur tubuh yang berhubungan dengan
pubertas mulai tampak
- Mampu melakukan aktivitas rumah tangga, seperti mencuci, menjemur pakaian sendiri ,
dll.
- Adanya keinginan anak unuk menyenangkan dan membantu orang lain
- Mulai tertarik dengan lawan jenis.
3. Perkembangan Kognitif
Dalam keadaan normal, pada periode ini pikiran anak berkembang secara berangsur – angsur.
Jika pada periode sebelumnya, daya pikir anak masih bersifat imajinatif dan egosentris, maka
pada periode ini daya pikir anak sudah berkembang ke arah yang lebih konkrit, rasional dan
objektif. Daya ingatnya menjadi sangat kuat, sehingga anak benar-benar berada pada stadium
belajar.
Menurut teori Piaget, pemikiran anak – anak usia sekolah dasar disebut pemikiran Operasional
Konkrit (Concret Operational Thought), artinya aktivitas mental yang difokuskan pada objek –
objek peristiwa nyata atau konkrit. Dalam upaya memahami alam sekitarnya, mereka tidak lagi
terlalu mengandalkan informasi yang bersumber dari pancaindera, karena ia mulai mempunyai
kemampuan untuk membedakan apa yang tampak oleh mata dengan kenyataan sesungguhnya.
Dalam masa ini, anak telah mengembangkan 3 macam proses yang disebut dengan operasi –
operasi, yaitu :
a). Negasi (Negation), yaitu pada masa konkrit operasional, anak memahami hubungan –
hubungan antara benda atau keadaan yag satu dengan benda atau keadaan yang lain.
b). Hubungan Timbal Balik (Resiprok), yaitu anak telah mengetahui hubungan sebab-akibat
dalam suatu keadaan.
c). Identitas, yaitu anak sudah mampu mengenal satu persatu deretan benda-benda yang
ada.
Operasi yang terjadi dalam diri anak memungkinkan pula untuk mengetahui suatu perbuatan
tanpa melihat bahwa perbuatan tersebut ditunjukkan. Jadi, pada tahap ini anak telah memiliki
struktur kognitif yang memungkinkanya dapat berfikir untuk melakukan suatu tindakan, tanpa ia
sendiri bertindak secara nyata.
a. Perkembangan Memori
Selama periode ini, memori jangka pendek anak telah berkembang dengan baik. Akan tetapi,
memori jangka panjang tidak terjadi banyak peningkatan dengan disertai adanya keterbatasan –
keterbatasan. Untuk mengurangi keterbatasan tersebut, anak berusaha menggunakan strategi
memori (memory strategy), yaitu merupakan perilaku disengaja yang digunakan untuk
meningkatkan memori. Matlin (1994) menyebutkan 4 macam strategi memori yang penting,
yaitu :
Rehearsal (Pengulangan) : Suatu strategi meningkatkan memori dengan cara mengulang berkali-
kali informasi yang telah disampaikan.
Organization (Organisasi) : Pengelompokan dan pengkategorian sesuatu yang digunakan untuk
meningkatkan memori. Seperti, anak SD sering mengingat nama-nama teman sekelasnya
menurut susunan dimana mereka duduk dalam satu kelas.
Imagery (Perbandingan) : Membandingkan sesuatu dengan tipe dari karakteristik pembayangan
dari seseorang.
Retrieval (Pemunculan Kembali) : Proses mengeluarkan atau mengangkat informasi dari tempat
penyimpanan. Ketika suatu isyarat yang mungkin dapat membantu memunculkan kembali
sebuah memori, mereka akan menggunakannya secara spontan.
Selain strategi-strategi memori diatas, terdapat hal lain yang mempengaruhi memori anak, seperti
tingkat usia, sifat anak (termasuk sikap, kesehatan dan motivasi), serta pengetahuan yang
diperoleh anak sebelumnya.
c. Perkembangan Kreativitas
Dalam tahap ini, anak-anak mempunyai kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru.
Perkembangan ini sangat dipengaruhi oleh lingkungan, terutama lingkungan sekolah.
d. Perkembangan Bahasa
Selama masa anak-anak awal, perkembangan bahasa terus berlanjut. Perbendaharaan kosa kata
dan cara menggunakan kalimat bertambah kompleks. Perkembangan ini terlihat dalam cara
berfikir tentang kata-kata, struktur kalimat dan secara bertahap anak akan mulai menggunakan
kalimat yang lebih singkat dan padat, serta dapat menerapkan berbagai aturan tata bahasa secara
tepat.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Persepsi adalah proses pemahaman ataupun pemberian makna atas suatu informasi terhadap
stimulus. Stimulus didapat dari proses penginderaan terhadap objek, peristiwa, atau hubungan-
hubungan antar gejala yang selanjutnya diproses oleh otak. Proses kognisi dimulai dari persepsi.
Jenis-jenis persepsi berdasarkan alat indera, yaitu persepsi visual, persepsi auditori, persepsi
perabaan, persepsi penciuman, dan persepsi pengecapa.
Agar seseorang dapat menyadari dan dapat melakukan persepsi ada beberapa syarat yang perlu
dipenuhi, yaitu :
Adanya objek yang dipersepsi. Objek menimbulkan stimulusyang mengenai alat indera atau
reseptor. Stimulus dapat datang dari luar langsung mengenai indera dan dapat datang dari dalam
yang langsung mengenai syaraf penerima (sensoris) tapi berfungsi sebagai reseptor.Adanya
indera atau reseptor, yaitu sebagai alat untuk menerima stimulus.
3.2 SARAN
1. Kajian-kajian tentang persepsi masih sangat perlu untuk ditingkatkan, karena persepsi sangat
penting bagi guru sebagai tenaga pendidik untuk dapat memahami cara berpikir peserta didiknya.
2. Ketika anak masih bayi harus dilatih melakukan gerakan, karena dengan gerakan tersebut
bayi dapat memuncilkan imajinasi atau telah mengalami pengembangan motoriknya.
DAFTAR PUSTAKA
Drs. Sobur, Alex, M.Si., Psikologi Umum, Pustaka Setia, Bandung, 2010.
http://otnamharfira.wordpress.3 og0lexpp/images/3-9f685dc313/000.jpg
com/2010/02/18/persepsi
Dr. Sugiyanto, dkk. Perkembangan dan Belajar Motorik. Departemen pendidikan dan
kebudayaan direktorat jenderal pendidikan dasar dan menengah.
Dr, Prof. Gunarm D, Singgih. Dasar dan Teori Perkembangan Anak: PT BPK
Gunung Mulia.
Perkembangan seni tari dipengaruhi oleh tingkat peradaban masyarakat pada saat itu dan juga sangat
ditentukan oleh situasi dan kondisi pemerintahannya. Untuk mengetahui perkembangan seni tari, secara
garis besar diperkirakan pertumbuhannya didasarkan pada periode tahapan-tahapan sebagai berikut :
Pada jaman Prasejarah bentuk gerak tari sangat sederhana,hanya berupa hentakan kaki dan gerak tangan
yang menimbulkan ritme pada peralatan yang dibawanya, dengan menirukan gerak binatang ataupun
alam sekitarnya. Iringan yang digunakan juga sangat sederhana, monoton hanya berupa tepuk tangan
ataupun nyanyian. Bentuk penyajian tari umumnya dilakukan secara kolektif (orang banyak) denagn
komposisi melingkar menghadap ke dalam. Tari pada jaman prasejarah biasanya digunakan sebagai tari
upacara, yang mana dalam upacara tersebut ada tujuan atau maksud tertentu yang melatarbelakanginya,
maka pada umumnya bersifat sakral, magis dan dipengaruhi adanya kepercayaan animisme dan
dinamisme.
Pada jaman Kerajaan Hindu seni tari banyak dipengaruhi oleh kebudayaan dari India antara lain cerita
Ramayama dan Mahabarata. Karena pengaruh Agama Hindu, seni tari digunakan sebagai media
penyembahan terhadap para dewa, maka seni tari menjadi bagian yang sangat penting dalam upacara-
upacara keagamaan, adapun bentuk-bentuk gerak tari peninggalan jaman Hindu dapat kita lihat pada
relief-relief dinding Candi Prambanan, Candi Penataran dan candi-candi lainnya yang merupakan
peninggalan kebudayaan Indonesia-Hindu dengan bentuk ragam gerak yang sudah mulai dikenalkan. Seni
Tari pada jaman Kerajaan Hindu mengalami perkembangan yang sangat pesat. Karena mendapat
perhatian dari raja dan para bangsawan seperti tari-tarian upacara adat, keagamaan yang bernilai artistik
tinggi yang sekarang disebut tari tradisi klasik yang berasal dari keraton. Antara lain Tari Bedhaya dan Tari
Srimpi. Menurut perbedaan, Tari Bedhaya pada tari jaman Hindu berjumlah 7 orang yang melambangkan
7 bidadari dari kahyangan, sedangkan Tari Srimpi berjumlah 4 orang penari.
Dengan masuknya Agama Islam ke Indonesia, ada pergeseran nilai dan fungsi seni tari. Ketika jaman
Hindu, seni tari digunakan sebagai media penyembahan kepada dewa, maka pada jaman Kerajaan Islam
kesenian dikembangkan sebagai sarana media penyebaran dan penyuluhan Agama Islam dengan
menyesuaikan peradaban masyarakat yang sudah menganut ajaran Islam. Sebagai contoh :
a. Tokoh penyebar Agama Islam / Wali banyak menciptakan bentuk-bentuk sekar / tembang yang
bernafaskan Islam.
b. Tari Bedhaya yang pada jaman Hindu dengan penari 7 orang melambangkan 7 bidadari di kahyangan,
pada jaman Sultan Agung menjadi 9 orang yang melambangkan Wali Sanga.
c. Di lingkungan istana setiap peringatan lahirnya Nabi Muhammad SAW dibunyikan gamelan Sekati
yang sekarang menjadi acara Sekaten.
Pada jaman Penjajahan seni tari tidak mengalami perkembangan akibat pada waktu itu negara kita dijajah
oleh bangsa asing, sehingga bentuk kesenian banyak dikesampingkan, karena rakyat bergejolak ingin
melepaskan diri dari penjajah. Hanya di lingkungan istana seni tari masih tetap terpelihara untuk
kepentingan upacara-upacara di istana, misalnya : untuk menyambut tamu, untuk penobatan putra-putri
raja dan sebagainya. Sedangkan di kalangan rakyat, hanya kadang-kadang saja timbul jenis-jenis kesenian
sebagai hiburan selesai panen. Adapun peninggalan jaman penjajahan bisa kita lihat di daerah Purworejo
ada kesenian Dolalak yang menirukan tingkah laku serdadu-saedadu Belanda pada waktu berbaris. Menari
dan menyanyi dengan bunyi do-la-la (dari 1 6 6) hingga sampai sekarang terkanal dengan Dolalak,
menggunakan busana yang menirukan pakaian opsir Belanda lengkap dengan atributnya. Disamping itu
ada pula pengaruh yang timbul di lingkungan istana yang tergarap dengan cermat yaitu Tari Srimpi yang
menggunakan properti berupa pistol yang melambangkan perlawanan terhadap penjajah.
Manusia adalah makhluk yang dilahirkan paling sempurna. Manusia memiliki kemampuan
kognitif untuk memproses informasi yang diperoleh dari lingkungan di sekelilingnya melalui indera yang
dimilikinya, membuat persepsi terhadap apa-apa yang dilihat atau dirabanya, serta berfikir untuk
memutuskan aksi apa yang hendak dilakukan untuk mengatasi keadaan yang dihadapinya. Hal-hal yang
dapat mempengaruhi kemampuan kognitif pada manusia meliputi tingkat intelejensi,kondisi fisik, serta
kecepatan sistem pemrosesan informasi pada manusia. Bila kecepatan sistem pemrosesan informasi
terganggu, maka akan berpengaruh pada reaksi manusia dalam mengatasi berbagai kondisi yang
dihadapi.
Keterbatasan kognitif terjadi apabila terdapat masalah atau gangguan pada kemampuan kognitif.
Masalah yang dialami bisa terjadi sejak lahir, atau terjadi perubahan pada tubuh manusia seperti
terluka, terserang penyakit, mengalami kecelakaan yang dapat menyebabkan kerusakan salah satu
indera, fisik atau juga mental. Akibat dari adanya keterbatasan kognitif ini, manusia menjadi tidak
mampu untuk memproses informasi dengan sempurna. Dengan ketidaksempurnaan ini maka manusia
yang memiliki keterbatasan kognitif mengalami masalah dalam meraba, mempelajari atau berfikir untuk
bereaksi terhadap keadaan yang dihadapinya.
Persepsi dalam arti sempit melibatkan pengalaman kita tapi secara psikis pengertian itu tidaklah
tepat. Tetapi lebih tepatnya persepsi merupakan proses yang menggabungkan dan mengorganisir data-
data indera kita ( penginderaan) untuk dikembangkan sedemikian rupa sehingga kita dapat menyadari di
sekeliling kita, termasuk sadar dengan diri kita sendiri. Dan didalam mempersepsi keadaan sekitar maka
kita harus melibatkan indra kita maka akan lahir sebuah argumen yang berasal dari informasi yang
dikumpulkan dan diterima oleh alat reseptor sensorik kita sehingga kita dapat menggabungkan atau
mengelompokkan data yang telah kita terima sebelumnya melalui pengalaman awal kita.
B. Masalah
PEMBAHASAN
Pengertian Persepsi
Istilah persepsi biasanya digunakan untuk mengungkapkan tentang pengalaman terhadap suatu
benda ataupun sesuatu kejadian yang dialami.
Proses pemaknaan yang bersifat psikologis sangat dipengaruhi oleh pengalaman, pendidikan
dan lingkungan sosial secara umum. Sarwono mengemukakan bahwa persepsi juga dipengaruhi oleh
pengalaman-pengalaman dan cara berpikir serta keadaan perasaan atau minat tiap-tiap orang sehingga
persepsi seringkali dipandang bersifat subjektif. Karena itu tidak mengherankan jika seringkali terjadi
perbedaan paham yang disebabkan oleh perbedaan persepsi antara 2 orang terhadap 1 objek. Persepsi
tidak sekedar pengenalan atau pemahaman tetapi juga evaluasi bahkan persepsi juga bersifat
inferensional (menarik kesimpulan) (Sarwono).
Persepsi, menurut Rakhmat Jalaludin, adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau
hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafslrkan pesan.
Sedangkan Menurut Ruch, persepsi adalah suatu proses tentang petunjuk inderawi (sensory) dan
pengalaman masa lampau yang relevan diorganisasikan untuk memberikan kepada kita gambaran yang
terstruktur dan bermakna pada suatu situasi tertentu. Senada dengan hal tersebut Atkinson dan Hilgard
mengemukakan bahwa persepsi adalah proses dimana kita menafsirkan dan mengorganisasikan pola
stimulus dalam lingkungan. Gibson dan Donely menjelaskan bahwa persepsi adalah proses pemberian
arti terhadap lingkungan oleh seorang individu. Dikarenakan persepsi bertautan dengan cara
mendapatkan pengetahuan khusus tentang kejadian pada saat tertentu, maka persepsi terjadi kapan
saja stimulus menggerakkan indera.
Dalam hal ini persepsi diartikan sebagai proses mengetahui atau mengenali obyek dan kejadian
obyektif dengan bantuan indera. Sebagai cara pandang, persepsi timbul karena adanya respon terhadap
stimulus. Stimulus yang diterima seseorang sangat kompleks, stimulus masuk ke dalam otak, kernudian
diartikan, ditafsirkan serta diberi makna melalui proses yang rumit baru kemudian dihasilkan persepsi
Dalam hal ini, persepsi mencakup penerimaan stimulus (inputs), pengorganisasian stimulus dan
penerjemahan atau penafsiran stimulus yang telah diorganisasi dengan cara yang dapat mempengaruhi
perilaku dan membentuk sikap, sehingga orang dapat cenderung menafsirkan perilaku orang lain sesuai
dengan keadaannya sendiri.
Persepsi adalah proses pemahaman ataupun pemberian makna atas suatu informasi terhadap
stimulus. Stimulus didapat dari proses penginderaan terhadap objek, peristiwa, atau hubungan-
hubungan antar gejala yang selanjutnya diproses oleh otak.Proses kognisi dimulai dari persepsi.
TUJUAN PERSEPSI
Marr (1982): Tujuan persepsi ialah memberikan gambaran internal mengenai informasi dunia luar.
2. Persepsi auditori
Persepsi auditori didapatkan dari indera pendengaran yaitu telinga.
3. Persepsi perabaan
Persepsi pengerabaan didapatkan dari indera taktil yaitu kulit.
4. Persepsi penciuman
Persepsi penciuman atau olfaktori didapatkan dari indera penciuman yaitu hidung.
5. Persepsi pengecapan
Persepsi pengecapan atau rasa didapatkan dari indera pengecapan yaitu lidah.
Macam-macam Persepsi
Persepsi manusia sebenarnya terbagi dua, yaitu persepsi terhadap objek (lingkungan fisik) dan persepai
terhadap manusia. Persepsi terhadap manusia sering juga disebut persepsi sosial.
Persepsi orang terhadap lingkungan fisik tidaklah sama, dalam arti berbeda-beda., karena
dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:
• Kondisi factual alat-alat panca indera di mana informasi yang sampai kepada orang itu adalah lewat
pintu itu
persepsi terhadap manusia atau persepai sosial adalah proses menangkap arti objek-objek sosial
dan kejadian-kejadian yang kita alami dalam lingkungan kita. Setiap orang memilki gambaran yang
berbeda mengenai realitas di sekelilingnya. Dengan kata lain, setiap orang mempunyai persepsi yang
berbeda terhadap lingkungan sosialnya.
1. Modalitas : rangsangan yang diterima harus sesuai dengan modalitas tiap –tiap indera, yaitu
sifat sensori dasar masing-masing.
2. Dimensi ruang : dunia persepsi mempunyai sifat ruang ( dimensi ruang).
3. Dimensi waktu : dunia persepsi mempunyai dimensi waktu, seperti cepat lambat, tua muda, dan
lain-lain.
4. Struktur konteks, keseluruhan yang menyatu : objek-objek atau gejala-gejala dalam dunia
pengamatan mempunyai struktur yang menyatu dengan konteksnya. Struktur dan konteks ini
merupakan keseluruhan yang menyatu.
5. Dunia penuh arti; dunia persepsi adalah dunia penuh arti. kita cenderung pengamatan pada
gejala-gejala yang mempunyai makna bagi kita, yang ada hubungannya dengan tujuan yang ada
dalam diri kita.
Dimensi Penginderaan
Bentangan sifat-sifat penerimaan rangsangan yang dapat kita paparkan seperti kuat-lemah, lama-
sebentar, kasar-halus, dan sebagainya disebut dimensi penginderaan.
- Kualitas: kemampuan kita membedakan kualitas rangsang misalnya nada atau warna.
Ambang Penginderaan
Intensitas suatu rangsang tertentu agar dapat disadari disebut ambang penginderaan. Ambang
penginderaan terdiri dari:
- Ambang perangsang absolut: intensitas rangsang terkecil yang masih dapat menimbulkan
penginderaan;
- Ambang perbedaan: perbedaan intensitas rangsang terkecil yang dapat dibedakan oleh alat indera;
- Tinggi rangsang: pertambahan intensitas rangsang akan diikuti oleh pertambahan intensitas
penginderaan sampai mencapai maksimum yakni di mana intensitas rangsang tidak dapat dibedakan
lagi;
- Penyesuaian sensoris: bisa terjadi karena berkurangnya kepekaan indera (negatif), bertambahnya
kepekaan indera (positif), dan karena pergeseran titik sentral.
Alat-alat Indera
Alat-alat indera meliputi higher senses (mata dan telinga) dan lower senses (lidah, hidung dan
permukaan kulit). Alat-alat itu dapat kita sebutkan berikut ini:
Penglihatan: yakni mata, peka terhadap cahaya sehingga kita dapat membedakan terang dan gelap, hitam dan putih,
warna.
Pengecapan: lidah yang peka terhadap rasa (manis, asin, asam, pahit = empat macam rasa yang dapat diterima). Rasa
lain merupakan gabungan dari rasa-rasa itu.
e. Peraba: tidak terbatas pada permukaan kulit saja, tetapi juga menyangkut alat-alat yang peka terhadap orientasi
dan keseimbangan. Berat, gerak (sistem vestibular) dan kualitas permukaan di sekitar kita, letak anggota
badan dan tegangan otot (sistem raba).
Pengamatan Dunia Nyata
Untuk kita ketahui, persepsi bersifat subjektif karena bukan sekadar penginderaan. Persepsi selalu
terjadi dalam konteks tertentu.
Ada beberapa prinsip umum yang mengatur pengamatan kita terhadap dunia nyata:
- Konstatansi: bersifat psikologis karena arti dari suatu objek atau gejala bagi kita bersifat tetap.
· konstatansi warna
- Figur dan Latar Belakang: keberadaan suatu objek pengamatan menggejala sebagai suatu figur yang
menonjol di antara objek-objek lain (latar belakang), baik karena sifatnya memang menonjol di antara
objek-objek lain maupun karena si pengamat sengaja memusatkan perhatiannya pada objek tertentu.
2. Hukum kesamaan (similarity): Objek cenderung diamati sebagai totalitas karena mempunyai sebagian
besar ciri-ciri yang sama.
3. Hukum bentuk-bentuk tertutup (closure): bentuk-bentuk yang sudah kita kenal, walau hanya nampak
sebagian atau tidak sempurna, kita lihat sebagai sempurna.
4. Hukum kesinambungan (continuity): pola-pola yang sama dan berkesinambungan, walau ditutup oleh
pola-pola lain, tetap diamati sebagai kesatuan.
Hukum gerak bersama (common fate): unsur-unsur yang bergerak dengan cara dan arah yang sama
dilihat sebagai suatu kesatuan.
- Persepsi Kedalaman (depth perception): kemampuan indera penglihatan untuk mengindera ruang.
Ada beberapa patokan yang digunakan manusia dalam persepsi kedalaman yaitu:
2. Perspektif linier: semakin jauh, garis-garis akan makin menyatu menjadi satu titik (konvergensi).
3. Kualitas permukaan (texture gradient), berkurangnya ketajaman kualitas texture karena jarak makin
jauh.
4. Posisi relatif: objek yang jauh akan ditutupi atau kualitasnya menurun karena bayangan objek-objek
yang lebih dekat.
5. Sinar dan bayangan: bagian permukaan yang lebih jauh dari sumber cahaya akan lebih gelap dibanding
yang lebih dekat.
6. Patokan yang sudah dikenal: benda-benda yang sudah kita kenal ukurannya akan lebih kecil di kejauhan.
7. Persepsi Gerak: pengamatan terhadap sesuatu yang berpindah posisinya dari patokan. Kalau patokan
tidak jelas, maka kita akan memperoleh informasi gerakan semu.
· Efek otokinetik, bila kita memandang setitik cahaya dalam keadaan gelap gulita, cahaya itu akan
nampak bergerak.
· Gerakan stroboskopik: terjadi karena ada dua rangsang yang berbeda yang muncul hampir bersamaan.
- Ilusi: kesalahan dalam persepsi, yaitu memperoleh kesan yang salah mengenai fakta-fakta objektif yang
disajikan oleh alat-alat indera kita.
· Ilusi disebabkan oleh faktor-faktor eksternal: (gambar atau bayangan di cermin kelihatannya terletak di
belakang cermin)
· Ilusi disebabkan kebiasaan: rangsang-rangsang yang disajikan sesuai dengan kebiasaan kita dalam
mengenali rangsang akan dengan mudah menimbulkan ilusi.
· Ilusi karena kesiapan mental atau harap tertentu: kita akan sering melihat sesuatu yang mirip dengan
barang yang hilang yang sangat kita harapkan untuk kembali.
· Ilusi karena kondisi rangsang terlalu kompleks: bila rangsang yang diamati terlalu kompleks, maka
rangsang tersebut dapat menutup-nutupi atau menyamarkan fakta-fakta objektif.
Ahli psikologi sosial yang menganut aliran kognitif berpendapat bahwa di dunia ini terdapat 2
macam realitas, yaitu realitas obyektif dan realitas subyektif. Setiap obyek adalah sama, tetapi bila
diamati oleh orang yang berbeda maka akan terjadi interpretasi yang berbeda terhadap obyek tersebut.
(Ancok, dkk., 1988).
Menurut Tagiuri (dalam Harvey dan Smith, 1977) ada 3 faktor yang mempengaruhi persepsi,
yaitu
(1) keadaan stimulus yang diamati;
(a) mengenai stimulus, agar dapat dipersepsi, stimulus harus cukup kuat, melampui ambang batas,
berwujud manusia atau tidak (bila tidak berwujud manusia, ketepatan persepsi ada pada individu.
(b) keadaan individu dari segi fisiologis dan psikologis, di mana dari segi fisiologis sistem syaraf harus dalam
keadaan baik, sedangkan secara psikologis, pengalaman, kerangka acuan, perasaan, kemampuan
berpikir dan motivasi akan berpengaruh dalam persepsi seseorang, dan terakhir.
(c) lingkungan atau situasi, di mana bila objeknya manusia, maka objek dengan lingkungan yang melatar
belakanginya merupakan kesatuan yang sulit dipisahkan. Demikian ini maka, dapat disimpulkan bahwa
persepsi itu sangat subyektif karena disamping dipengaruhi oleh stimulus dan situasi pengamatan juga
dipengaruhi oleh pengalaman, harapan, motif, kepribadian, dan keadaan fisik individu
1. Indra kita tidak memberikan respon terhadap aspek yang ada dalam lingkungan.
2. Manusia sering kali melakukan persepsi rangsangan – rangsangan yang pada kenyataannya tidak
ada.
3. Persepsi seseorang tergantung dari apa yang ia harapkan dan tergantung dari pengalaman masa
lalu serta adanya motivasi.
Hakikat Persepsi
Persepsi ternyata banyak melibatkan kegiatan kognitif, orang telah menentukan apa yang telah
akan diperhatikan. Setiap kali kita memusatkan perhatian lebih besar kemungkinan tak akan
memperoleh makna darri apa yang kita tangkap, lalu menghubungkannya dengan pengaaman yang lalu,
dan dikemudian hari akan diingat kembali.
Kesadaran juga mempengaruhi persepsi, bila kita dalam keadaan bahagia, maka pemandangan
yang kita lihat akan sangat indah sekali. Tetapi sebaliknya, jika kita dalam keadaan murung,
pemandangan yang indah yang kita lihat mungkin akan membuat kita merasa bosan, ingatan akan
berperan juga dalam persepsi. Indra kita akan secara teratur akan menyimpan data yang kita terima,
dalam rangka memberi arti. Orang cenderung terus- menerus untuk membanding-bandingkan
penglihatan, suara dan penginderaan yang lainnya dengan ingatan pengalaman lalu yang mirip. Proses
informasi juga mempunyai peran dala persepsi. Bahasa jelas dapat memengaruhi kognisi kita,
memberika bentuk secara tidak langsung seorang mempersepsi dunianya.
Sebaliknya persepsi memiliki contoh meja yang tidak enak dipakai menulis, saat otak mendapat
stimulus rabaan meja yang kasar, penglihatan atas meja yang banyak coretan, dan kenangan di masa
lalu saat memakai meja yang mirip lalu tulisan menjadi jelek.
3. Perhatian (psikologis)
Perhatian
Perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas individu yang ditujukan
kepada suatu atau sekumpulan objek. Perhatian merupakan penyeleksian terhadap stimulus. Perhatian
dan kesadaran mempunyai korelasi positif. Makin di perhatikan suatu objek akan makin disadari objek
itu dan makin jelas bagi individu.
Daerah perhatian
2. Perhatian luas yaitu individu pada suatu waktu dapat memperhatikan banyak objek pada suatu waktu
sekaligus. Mis : kepasar malam, ada orang yang dapat menangkap banyak objek sekaligus, tetapi
sebaliknya ada orang tidak dapat berbuat demikian.
1. Perhatian terpusat yaitu individu pada suatu waktu hanya dapat memusatkan perhatiannya pada satu
objek. Sejalan dengan perhatian sempit.
2. Perhatian terbagi-bagi yaitu individu pada suatu waktu dapat memperhatikan banyak hal/objek.
Sejalan dengan perhatian luas.
1. Perhatian statis yaitu individu dalam waktu tertentu dapat dengan statis atau tetap perhatiannya
tertuju pada objek tertentu.
Perhatian semacam ini sukar memindahkan perhatiannya dari satu objek ke objek lainnya.
2. Perhatian dinamis yaitu individu dapat memindahkan perhatiannya secara lincah dari suatu objek ke
objek lainnya.
Tes perhatian
Ø Tes kraepelirr berwujud sederetan angka-angka, dan tesete ditugaskan untuk menjumlahkan angka-
angka yang berdekatan.
Proses Persepsi
Alport (dalam Mar’at, 1991) proses persepsi merupakan suatu proses kognitif yang
dipengaruhi oleh pengalaman, cakrawala, dan pengetahuan individu. Pengalaman dan proses belajar
akan memberikan bentuk dan struktur bagi objek yang ditangkap panca indera, sedangkan pengetahuan
dan cakrawala akan memberikan arti terhadap objek yang ditangkap individu, dan akhirnya komponen
individu akan berperan dalam menentukan tersedianya jawaban yang berupa sikap dan tingkah laku
individu terhadap objek yang ada.
Walgito (dalam Hamka, 2002) menyatakan bahwa terjadinya persepsi merupakan suatu yang
terjadi dalam tahap-tahap berikut:
1. Tahap pertama, merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses kealaman atau proses fisik,
merupakan proses ditangkapnya suatu stimulus oleh alat indera manusia.
2. Tahap kedua, merupakan tahap yang dikenal dengan proses fisiologis, merupakan proses diteruskannya
stimulus yang diterima oleh reseptor (alat indera) melalui saraf-saraf sensoris.
3. Tahap ketiga, merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses psikologik, merupakan proses
timbulnya kesadaran individu tentang stimulus yang diterima reseptor.
4. Tahap ke empat, merupakan hasil yang diperoleh dari proses persepsi yaitu berupa tanggapan dan
perilaku.
Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dikemukakan, bahwa proses persepsi melalui tiga
tahap, yaitu:
1. Tahap penerimaan stimulus, baik stimulus fisik maupun stimulus sosial melalui alat indera manusia, yang
dalam proses ini mencakup pula pengenalan dan pengumpulan informasi tentang stimulus yang ada.
2. Tahap pengolahan stimulus sosial melalui proses seleksi serta pengorganisasian informasi.
3. Tahap perubahan stimulus yang diterima individu dalam menanggapi lingkungan melalui proses kognisi
yang dipengaruhi oleh pengalaman, cakrawala, serta pengetahuan individu.
SIFAT-SIFAT PERSEPSI
Oleh karena data yang kita peroleh mengenai objek lewat penginderaan tidak pernah lengkap,
persepsi merupakan loncatan langsung pada kesimpulan. Seperti proses seleksi, langkah ini dianggap
perlu karena kita tidak mungkin memperoleh seperangkat rincian yang lengkap lewat kelima indera kita.
Proses persepsi yang bersifat dugaan itu memungkinkan kita menafsirkan suatu objek dengan
makna yang lebih lengkap dari suatu sudut pandang manapun. Oleh karena informasi yang lengkap tidak
pernah tersedia, dugaan diperlukan untuk membuat suatu kesimpulan berdasarkan informasi yang tidak
lengkap lewat penginderaan itu. Kita harus mengisi ruang yang kosong untuk melengkapi gambaran itu
dan menyediakan informasi yang hilang
.
Dengan demikian, persepsi juga adalah suatu proses mengorganisasikan informasi yang tersedia,
menempatkan rincian yang kita ketahui dalam suatu skema organisasional tertentu yang memungkinkan
kita memperolah suatu makna lebih umum.
Persepsi adalah suatu proses kognitif psikologis dalam diri kita yang mencerminkan sikap,
kepercayaan, nilai, dan pengharapan yang kita gunakan untuk memaknai objek persepsi. Dengan
demikian, persepsi bersifat pribadi dan subjektif. Menggunakan kata-kata Andrea L. Rich, “persepsi pada
dasarnya memiliki keadaan fisik dan psikologis individu, alih-alih menunjukkan karakteristik dan kualitas
mutlak objek yang dipersepsi”. Dengan ungkapan Carl Rogers, “individu bereaksi terhadap dunianya
yang ia alami dan menafsirkannya dan dengan demikian dunia perseptual ini, bagi individu tersebut,
adalah realitas”.
Suatu rangsangan dari luar harus diorganisasikan. Dari semua pengaruh yang ada dalam persepsi
kita, konteks merupakan salah satu pengaruh yang paling kuat. Konteks yang melingkungi kita ketika kita
melihat seseorang, suatu objek atau suatu kejadian sangat mempengaruhi struktur kognitif,
pengharapan dan juga persepsi kita.
Dalam mengorganisasikan suatu objek, yakni meletakkannya dalam suatu konteks tertentu, kita
menggunakan prinsip-prinsip berikut:
a. Prinsip pertama. Stuktur objek atau kejadian berdasarkan prinsip kemiripan atau kedekatan dan
kelengkapannya
.
b. Prinsip kedua. Kita cenderung mempersepsi suatu rangsangan atau kejadian yang terdiri dari objek
dan latar belakangnya
Menurut Newcomb (dalam Arindita, 2003), ada beberapa sifat yang menyertai proses persepsi, yaitu:
1. Konstansi (menetap): Dimana individu mempersepsikan seseorang sebagai orang itu sendiri walaupun
perilaku yang ditampilkan berbeda-beda.
2. Selektif: persepsi dipengaruhi oleh keadaan psikologis si perseptor. Dalam arti bahwa banyaknya
informasi dalam waktu yang bersamaan dan keterbatasan kemampuan perseptor dalam mengelola dan
menyerap informasi tersebut, sehingga hanya informasi tertentu saja yang diterima dan diserap.
Proses organisasi yang selektif: beberapa kumpulan informasi yang sama dapat disusun ke dalam pola-
pola menurut cara yang berbeda-beda.
Thoha (1993) berpendapat bahwa persepsi pada umumnya terjadi karena dua faktor, yaitu faktor
internal dan faktor eksternal. Faktor internal berasal dari dlam diri individu, misalnya sikap, kebiasaan,
dan kemauan. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar individu yang
meliputi stimulus itu sendiri, baik sosial maupun fisik.
Dijelaskan oleh Robbins (2003) bahwa meskipun individu-individu memandang pada satu benda
yang sama, mereka dapat mempersepsikannya berbeda-beda. Ada sejumlah faktor yang bekerja untuk
membentuk dan terkadang memutar-balikkan persepsi. Faktor-faktor ini dari :
Berbeda dengan persepsi terhadap benda mati seperti meja, mesin atau gedung, persepsi terhadap
individu adalah kesimpulan yang berdasarkan tindakan orang tersebut. Objek yang tidak hidup dikenai
hukum-hukum alam tetapi tidak mempunyai keyakinan, motif atau maksud seperti yang ada pada
manusia. Akibatnya individu akan berusaha mengembangkan penjelasan-penjelasan mengapa
berperilaku dengan cara-cara tertentu. Oleh karena itu, persepsi dan penilaian individu terhadap
seseorang akan cukup banyak dipengaruhi oleh pengandaian-pengadaian yang diambil mengenai
keadaan internal orang itu (Robbins, 2003).
Gilmer (dalam Hapsari, 2004) menyatakan bahwa persepsi dipengaruhi oleh berbagai faktor,
antara lain faktor belajar, motivasi, dan pemerhati perseptor atau pemersepsi ketika proses persepsi
terjadi. Dan karena ada beberapa faktor yang bersifat yang bersifat subyektif yang mempengaruhi, maka
kesan yang diperoleh masing-masing individu akan berbeda satu sama lain.
Oskamp (dalam Hamka, 2002) membagi empat karakteristik penting dari faktor-faktor pribadi dan
sosial yang terdapat dalam persepsi, yaitu:
Persepsi individu dipengaruhi oleh faktor fungsional dan struktural. Faktor fungsional ialah faktor-
faktor yang bersifat personal. Misalnya kebutuhan individu, usia, pengalaman masa lalu,
kepribadian,jenis kelamin, dan hal-hal lain yang bersifat subjektif. Faktor struktural adalah faktor di luar
individu, misalnya lingkungan, budaya, dan norma sosial sangat berpengaruh terhadap seseorang dalam
mempresepsikan sesuatu.
Dari uraian di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan, bahwa persepsi dipengaruhi oleh beberapa faktor
internal dan eksternal, yaitu faktor pemersepsi (perceiver), obyek yang dipersepsi dan konteks situasi
persepsi dilakukan.
Aspek-aspek Persepsi
Pada hakekatnya sikap adalah merupakan suatu interelasi dari berbagai komponen, dimana komponen-
komponen tersebut menurut Allport (dalam Mar'at, 1991) ada tiga yaitu:
1. Komponen kognitif
Yaitu komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan atau informasi yang dimiliki seseorang
tentang obyek sikapnya. Dari pengetahuan ini kemudian akan terbentuk suatu keyakinan tertentu
tentang obyek sikap tersebut.
2. Komponen Afektif
Afektif berhubungan dengan rasa senang dan tidak senang. Jadi sifatnya evaluatif yang
berhubungan erat dengan nilai-nilai kebudayaan atau sistem nilai yang dimilikinya.
3. Komponen Konatif
Yaitu merupakan kesiapan seseorang untuk bertingkah laku yang berhubungan dengan obyek
sikapnya.
Baron dan Byrne, juga Myers (dalam Gerungan, 1996) menyatakan bahwa sikap itu mengandung
tiga komponen yang membentuk struktur sikap, yaitu:
1. Komponen kognitif (komponen perseptual), yaitu komponen yang berkaitan dengan pengetahuan,
pandangan, keyakinan, yaitu hal-hal yang berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsi
terhadap objek sikap.
2. Komponen afektif (komponen emosional), yaitu komponen yang berhubungan dengan rasa senang atau
tidak senang terhadap objek sikap. Rasa senang merupakan hal yang positif, sedangkan rasa tidak
senang merupakan hal yang negatif.
3. Komponen konatif (komponen perilaku, atau action component), yaitu komponen yang berhubungan
dengan kecenderungan bertindak terhadap objek sikap. Komponen ini menunjukkan intensitas sikap,
yaitu menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilaku seseorang terhadap objek
sikap.
Rokeach (Walgito, 2003) memberikan pengertian bahwa dalam persepsi terkandung komponen
kognitif dan juga komponen konatif, yaitu sikap merupakan predisposing untuk merespons, untuk
berperilaku. Ini berarti bahwa sikap berkaitan dengan perilaku, sikap merupakan predis posisi untuk
berbuat atau berperilaku.
Dari batasan ini juga dapat dikemukakan bahwa persepsi mengandung komponen kognitif, komponen
afektif, dan juga komponen konatif, yaitu merupakan kesediaan untuk bertindak atau berperilaku. Sikap
seseorang pada suatu obyek sikap merupakan manifestasi dari kontelasi ketiga komponen tersebut yang
saling berinteraksi untuk memahami, merasakan dan berperilaku terhadap obyek sikap. Ketiga
komponen itu saling berinterelasi dan konsisten satu dengan lainnya. Jadi, terdapat pengorganisasian
secara internal diantara ketiga komponen tersebut
Psikologi Persepsi
Dalam psikologi, persepsi visual adalah kemampuan manusia untuk menginterpretasikan
informasi yang ditangkap oleh mata. Hasil dari persepsi ini disebut sebagai penglihatan (eyesight, sight
atau vision). Unsur-unsur ragam psikologi dalam penglihatan secara umum terangkum dalam sistem
visual (visual system). Sistem visual pada manusia memungkinkan untuk beradaptasi dengan informasi
dari lingkungannya.
Masalah utama dari persepsi visual ini tidak semata-mata apa yang dilihat manusia melalui retina
matanya. Namun lebih daripada itu adalah bagaimana menjelaskan persepsi dari apa yang benar-benar
manusia lihat.
Bahwa ada faktor untuk harus menyampaikan suatu pesan yang sifatnya persuasif, maka peranan
psikologi persepsi sangat dibutuhkan di sini. Sebagai penyampai pesan kita harus memahami keadaan
dan sifat-sifat dari sasaran kita (target audience). Dengan kita memahami apa, siapa dan bagaimana dari
sasaran kita. Sehingga semua apa yang kita sampaikan akan mengena dan efisien. Sebuah pesan akan
percuma jika tidak dipahami oleh penerimanya. Bila kita bicara dengan perbandingan biaya yang kita
keluarkan, maka hal tersebut sama saja dengan pemborosan. Dengan demikian sebelum kita melakukan
penyampaian pesan, kita harus pahami dulu sasaran kita. Setelah itu baru menentukan bagaimana
pesan tersebut disampaikan.
Determinan Persepsi
Di samping faktor-faktor teknis seperti kejelasan stimulus [mis. suara yang jernih, gambar yang
jelas], kekayaan sumber stimulus [mis. media multi-channel seperti audio-visual], persepsi juga
dipengaruhi oleh faktor-faktor psikologis. Faktor psikologis ini bahkan terkadang lebih menentukan
bagaimana informasi / pesan / stimulus dipersepsikan.
Faktor yang sangat dominan adalah faktor ekspektansi dari si penerima informasi sendiri. Ekspektansi ini
memberikan kerangka berpikir atau perceptual set atau mental set tertentu yang menyiapkan seseorang
untuk mempersepsi dengan cara tertentu. Mental set ini dipengaruhi oleh beberapa hal.
a.Ketersediaan informasi sebelumnya; ketiadaan informasi ketika seseorang menerima stimulus yang
baru bagi dirinya akan menyebabkan kekacauan dalam mempersepsi. Oleh karena itu, dalam bidang
pendidikan misalnya, ada materi pelajaran yang harus terlebih dahulu disampaikan sebelum materi
tertentu. Seseorang yang datang di tengah-tengah diskusi, mungkin akan menangkap hal yang tidak
tepat, lebih karena ia tidak memiliki informasi yang sama dengan peserta diskusi lainnya. Informasi juga
dapat menjadi cues untuk mempersepsikan sesuatu.
b.Kebutuhan; seseorang akan cenderung mempersepsikan sesuatu berdasarkan kebutuhannya saat itu.
Contoh sederhana, seseorang akan lebih peka mencium bau masakan ketika lapar daripada orang lain
yang baru saja makan.
c.Pengalaman masa lalu; sebagai hasil dari proses belajar, pengalaman akan sangat mempengaruhi
bagaimana seseorang mempersepsikan sesuatu. Pengalaman yang menyakitkan ditipu oleh mantan
pacar, akan mengarahkan seseorang untuk mempersepsikan orang lain yang mendekatinya dengan
kecurigaan tertentu. Contoh lain yang lebih ekstrim, ada orang yang tidak bisa melihat warna merah [dia
melihatnya sebagai warna gelap, entah hitam atau abu-abu tua] karena pernah menyaksikan
pembunuhan. Di sisi lain, ketika seseorang memiliki pengalaman yang baik dengan bos, dia akan
cenderung mempersepsikan bosnya itu sebagai orang baik, walaupun semua anak buahnya yang lain
tidak senang dengan si bos.
Faktor psikologis lain yang juga penting dalam persepsi adalah berturut-turut: emosi, impresi dan
konteks.
a.Emosi; akan mempengaruhi seseorang dalam menerima dan mengolah informasi pada suatu saat,
karena sebagian energi dan perhatiannya [menjadi figure] adalah emosinya tersebut. Seseorang yang
sedang tertekan karena baru bertengkar dengan pacar dan mengalami kemacetan, mungkin akan
mempersepsikan lelucon temannya sebagai penghinaan.
b.Impresi; stimulus yang salient / menonjol, akan lebih dahulu mempengaruhi persepsi seseorang.
Gambar yang besar, warna kontras, atau suara yang kuat dengan pitch tertentu, akan lebih menarik
seseorang untuk memperhatikan dan menjadi fokus dari persepsinya. Seseorang yang memperkenalkan
diri dengan sopan dan berpenampilan menarik, akan lebih mudah dipersepsikan secara positif, dan
persepsi ini akan mempengaruhi bagaimana ia dipandang selanjutnya.
c.Konteks; walaupun faktor ini disebutkan terakhir, tapi tidak berarti kurang penting, malah mungkin
yang paling penting. Konteks bisa secara sosial, budaya atau lingkungan fisik. Konteks memberikan
ground yang sangat menentukan bagaimana figure dipandang. Fokus pada figure yang sama, tetapi
dalam ground yang berbeda, mungkin akan memberikan makna yang berbeda.
Untuk mempersepsi stimulus mana menjadi figure dan mana yang ditinggalkan sebagai ground, ada
beberapa prinsip pengorganisasian.
Contoh visual
Pada contoh ini, seseorang akan cenderung melihat ada dua kelompok gambar titik hitam dibandingkan
dengan ada 4 lajur titik.
Sebagai contoh dalam kehidupan sehari-hari, kebanyakan orang akan mempersepsikan beberapa
orang yang sering terlihat bersama-sama sebagai sebuah kelompok / peer group. Untuk orang yang
tidak mengenal dekat anggota “kelompok” itu, bahkan akan tertukar identitas satu dengan yang lainnya,
karena masing-masing orang [sebenarnya ada 4 lajur titik] terlabur identitasnya dengan keberadaan
orang lain [dipersepsi sebagai 2 kelompok titik].
B. Prinsip similarity (kesamaan); seseorang akan cenderung mempersepsikan stimulus yang sama
sebagai satu kesatuan.
Contoh visual
Pada gambar ini, walaupun jarak antar titik sama, tetapi orang cenderung mempersepsi bahwa
terdapat dua kelompok / lajur titik empat lajur titik.
C. Prinsip continuity; prinsip ini menunjukkan bahwa kerja otak manusia secara alamiah melakukan
proses melengkapi informasi yang diterimanya walaupun sebenarnya stimulus tidak lengkap.
Dalam kehidupan sehari-hari, contohnya adalah fenomena tentang bagaimana gosip bisa begitu
berbeda dari fakta yang ada. Fakta yang diterima sebagai informasi oleh seseorang, kemudian
diteruskan ke orang lain setelah “dilengkapi” dengan informasi lain yang dianggap relevan walaupun
belum menjadi fakta atau tidak diketahui faktanya.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pada dasarnya dalam kehidupannya, manusia tidak lepas dari kegiatan komunikasi. Komunikasi
digunakan untuk dapat berinteraksi dengan lingkungan dan manusia lainnya. Dalam berkomunikasi,
manusia menerima stimulus dari yang lain, sehingga ia dapat memberikan respon dari stimulus tersebut
melalui panca indera yang dimilikinya. Namun dari stimulus-stimulus yang sama mungkin akan
ditafsirkan secara berbeda oleh orang yang berbeda. Alat-alat indera yang dimiliki manusia
menyebabkan manusia mampu berpikir, merasakan, dan memiliki persepsi tertentu mengenai dirinya
dan dunia sekitarnya. Prasyarat terjadinya persepsi adalah penangkapan stimulus oleh alat-alat indera,
sehingga peranan alat-alat indera sangat penting.
SENI TARI
Gerak tari merupakan unsur utama dari tari. Gerak di dalam tari bukanlah gerak yang
realistis, melainkan gerak yang telah diberi bentuk ekspresif dan estetis. Gerak tari selalu melibatkan
unsur anggota badan manusia. Gerak dalam tari berfungsi sebagai media untuk mengkomunikasikan
maksud-maksud tertentu dari koreografer.
Gerak di dalam tari adalah gerak yang indah. Yang dimaksudkan dengan gerak yang indah
adalah gerak yang telah diberi sentuhan seni. Gerak-gerak keseharian yang telah diberi sentuhan seni
akan menghasilkan gerak yang indah. Misalnya gerak berjalan, lari, mencangkul, menimba air di
sumur, memotong kayu dan sebagainya, jika diberi sentuhan emosional yang mengandung nilai seni,
maka gerak-gerak keseharian tersebut akan tampak lain.
Gerakan tari yang indah membutuhkan proses pengolahan atau penggarapan terlebih dahulu,
pengolahan unsur keindahannya bersifat stilatif dan distortif:
1. Gerak Stilatif
2. Gerak Distorsif
Pengolahan gerak melalui proses perombakan dari aslinya dan merupakan salah satu proses stilasi.
Dari hasil pengolahan gerak yang telah mengalami stilasi dan distorsi lahirlah dua jenis
gerak tari, yaitu gerak murni (pure movement) dan gerak maknawi.
1. Gerak murni
Gerak yang digarap untuk mendapatkan bentuk yang artistik dan tidak dimaksudkan untuk
menggambarkan sesuatu. Dalam pengolahannya tidak mempertimbangkan suatu pengertian
tertentu, yang dipentingkan faktor keindahan gerak saja.
2. Gerak maknawi
Gerak maknawi merupakan gerak yang telah diubah menjadi gerak indah yang bermakna dalam
pengolahannya mengandung suatu pengertian atau maksud tertentu, disamping keindahannya. Gerak
maknawi di sebut juga gerak Gesture, bersifat menirukan ( imitative dan mimitif ).
Gerak adalah bahan baku utama tari. Untuk itu, sebelum membuat sebuah karya tari kita
akan mempelajari seluk beluk gerak. Gerak ini nantinya akan disusun menjadi tarian yang indah
dipandang. Pertama – tama buatlah gerakan untuk tari tunggal. Jika dirasa sudah baik, kembangkan
menjadi gerak tari berpasangan atau berkelompok. Dalam menyajikan sebuah tarian, perhatikan dan
terapkan hal – hal berikut:
Masing masing daerah memiliki budaya dan selera yang berbeda – beda. Karenanya jika kita
mengamati tariannya terdapat perbedan bentuk gerak dan teknik memperagakannya.
Ragam gerak tari kerakyatan banyak menggunakan imitatif dan ekspresif. Gerakannya
menirukan kegiatan dan emosi manusia sampai menirukan perangai binatang.
Ragam gerak tari klasik banyak menggunakan gerak murni dan gerak ekspresif serta imitatif
yang telah distilir atau diperhalus. Tema gerakannya juga menirukan kegiatan manusia dan perangai
hewan tetapi gerakannya sudah terpilih dan mempunyai nilai simbolik dengan patokan atau pola-
pola gerak yang sudah ditentukan.
Ragam gerak tari kreasi baru merupakan paduan beberapa ragam gerak tari tradisional,
sehingga menjadi bentuk baru. Bentuk baru ini terasa lebih dinamis dan energik karena didukung oleh
generasi muda dan ditata oleh koreografer yang kreatif. Tokoh tari kreasi baru di Indonesia sangatlah
banyak. Beberapa diantaranya yaitu :
5. Sardono W. Kusumo
6. Farida Faisal
7. Denny Malik
1. Gerak Jari
a. Ngruji / ngrayung, semua jari rapat tegak lurus, ibu jari masuk ditekuk merapat telapak tangan.
Tangan kiri dan kanan sama.
b. Nyempurit, ujung ibu jari bertemu dengan ujung telunjuk membentuk bulatan dan jari – jari lainnya
melengkung mengikuti arah jari tengah. Tangan kanan dan kiri sama.
c. Nagarangsang / boyomangap, seperti ngruji atau ngrayung hanya ibu jari membuka lurus kedepan.
Tangan kanan dan kiri sama.
d. Nyekithing, ruas ibu jari bersinggung dengan ruas jari tengah paling depan, jari–jari lainnya
melengkung searah jari tengah.
2. Gerak Kaki
a. Nggrundho, sikap kaki nggrundho yaitu sikap dengan dua kaki mendhak sifat gantung.
b. Lumaksono, berjalan ke depan. Sikap dan posisi kaki kiri lumaksono dengan arah telapak kaki serong
ke luar atau meger timun.
c. Gejuk atau Seblak, sikap kaki kiri gejuk atau dihentakkan ke lantai terap di belakang tumit kaki kanan.
d. Tanjak kiri
f. Kicat
B. ASAL GERAK
Gerak dapat diperoleh melalui eksplorasi atau penjelajahan. Eksplorasi merupakan proses
berpikir, berimajinasi, merasakan dan merespon suatu objek yang diperoleh melalui panca indera.
Objek ini bentuknya bisa berupa benda, alam, suara dan rasa. Mengamati karya sastra seperti prosa
dan puisi, mendengarkan irama musik, mengamati aneka kegiatan manusia, perangai binatang,
sampai benda dan kejadian alam sekitar semua dapat menimbulkan imajinasi yang merangsang
terjadinya respon gerak spontan. Sedangkan penjelajahan rasa, seperti panas, dingin, marah, senang
dan sedih akan membantu pencarian gerak ekspresif. Gerak-gerak ini dapat kita himpun menjadi
gerakan tari yang indah. Untuk mempermudah mencari dan merespon gerak maka kita harus
mengetahui tema dari tari tersebut. Tema merupakan gambaran awal gerak-gerak yang diperagakan,
contohnya:
a. Kepahlawanan, gerak yang muncul adalah gerak pencak silat, perang, gerak beladiri atau olah
kanuragan.
d. Binatang, gerak yang muncul adalah menirukan tingkah laku binatang tersebut.
C. MENYUSUN GERAK
Setelah gerak-gerak yang dimaksud telah terkumpul, barulah dirangkai menjadi tarian.
Menyusun gerak yang baik adalah memadukan gerak maknawi dengan gerak murni, dirangkai sesuai
dengan tema yang sudah ditentukan dan sudah mencakup arah gerak dan arah hadap.
Gerak maknawi adalah gerak-gerak yang memiliki maksud atau arti dan melambangkan
suatu hal. Misalnya, gerak yang melambangkan burung terbang atau kain melambai.
Gerak murni adalah gerak yang mengutamakan keindahan. Gerak ini tidak menyimbolkan
sesuatu, tetapi diuat agar tarian tampak estetis, misalnya gerak memutar pergelangan tangan atau
menggoyangkan pinggul.
Arah memberikan orientasi pada tarian. Ada dua macam arah dalam menari, yaitu:
1. Arah Hadap, menunjukkan kemana penari menghadap, ke kanan, ke kiri, ke depan, ke belakang,
menengadah atau menunduk.
2. Arah Gerak, menunjukkan kemana penari akan bergerak, membuat lingkaran, zig-zag, berjalan maju
dan mundur, serong diagonal, spiral dsb.
1. Level
2. Kepadatan (density)
Penguasaan ruang oleh penari, ini penting untuk tari kelompok. Penempatan atau formasi
penari di atas pentas harus sedemikian rupa sehingga indah dan tidak tampak penuh.
Penata tari yang baik juga memperhatikan desain tari. Desain adalah garis yang terlihat oleh
penonton yang ditimbulkan oleh gerak penari. Garis yang dilalui di lantai oleh para penari disebut
desain bawah. Misalnya, garis diagonal, horizontal, zig-zag, spiral dll. Garis yang dilihat oleh penonton
sebagai gerakan penari di atas pentas adalah desain atas. Contohnya, loncatan, gerak payung, pita dll.
Merangkai gerak agar indah dan menarik perlu ada harmoni. Harmoni dapat dicapai bila
koreografer memperhatikan atau memadukan gerak dengan hal-hal berikut ini:
3. Penataan komposisi penari untuk mengatasi kejenuhan sesuai dengan jumlah penari.
Baca selengkapnya »
Soal latihan
Dikerjakan individu di kertas folio dimasukkan dalam file map minggu depan dikumpulkan
Diposkan oleh uthameblog di 23.32 1 komentar:
Khusus:
Dari tujuan tersebut jelas bahwa tujuan mempelajari gerak tari bukan merupakan prioritas utama.
Namun yang lebih penting adalah aspek di balik pelajaran tari kaitannya dengan masalah budi pekeri
dan perilaku anak.
Untuk itulah anak jangan dipaksakan menerima materi yang tidak sesuai dengan tingkat usia yang
dimiliki. Hal ini akan sangat berbahaya bagi perkembangan psikologis anak dalam menapak masa depan.
tari dalam tataran ini harus mampu merangsang dan mengembangkan imajinasi serta memberikan
kebebasan bagi anak-anak untuk menemukan sesuatu (Murgiyanto, 1993: 22)
Materi tari untuk anak dapat kita klasifikasikan sebagai berikut:
1. Materi ini membahas tentang pengertian seni dan kebudayaan serta cabang seni yang
mencakup dalam mata kuliah pendidikan seni di SD download disini
2. .Bahan presentasi link
3. Materi kemampuan dasar seni di SD download disini
4. Materi apresiasi seni dan elemen komposisi tari download disini
5.
Tari Piring merupakan tarian yang berasal dari daerah Minangkabau, Sumatra Barat. Tari
Piring melambangkan rasa gembira dan syukur para petani atas hasil tanaman mereka. Pada zaman
dahulu, tari Piring dibawakan pada saat panen. Namun saat ini, tari Piring
bisanya dibawakan pada saat peristiwa-peristiwa penting, seperti acara pernikahan. Penari tari Piring
adalah putra dan putri.Tari Piring dibawakan dalam bentuk tari berpasangan putra dan putri yang
terdapat dalam sebuah kelompok.
Tari Piring menggambarkan pergaulan muda-mudi yang bercengkrama sambil bekerja di sawah. Mereka
mengolah dan mempersiapkan lahan sawah, menyiangi tanaman, serta memanen. Kemudian
dilanjutkan dengan memisahkan padi dari batangnya, membersihkan padi, dan menyimpan padi di
lumbung (rangkiang).
Para penari bergerak sambil membawa piring di tapak tangan. Kadangkala, piring dilontarkan ke udara
ataupun dihempas ke tanah dan dipijak oleh para penari. Tari Piring merupakan tarian gerak cepat.
Nuansa yang ditampilkan dalam tari Piring adalah suasana gembira. Tari Piring menggunakan lagu-lagu
yang diiringi musik talempong dan saluang. Tari Piring sering ditampilkan dengan berbagai variasi, baik
variasi gerakan,jumlah penari, dan busana.
Diposkan oleh uthameblog di 21.49 1 komentar:
Tari komposisi yang akan Anda pelajari merupakan bentuk dari tari modern atau tari kontemporer
Indonesia. Wujud tari modern dan tari kontemporer Indonesia biasanya merupakan gabungan dari
unsur-unsur budaya setempat dengan unsur budaya dunia. Ada pula yang sepenuhnya menampilkan
unsur budaya dunia. Ciri khas tari kontemporer Indonesia adalah menyajikan tema, bentuk yang sedang
terkenal, sedang menjadi sorotan saat ini. Jika tari kontemporer cirinya menyajikan tema dan bentuk
yang sedang terkenal, sedang menjadi sorotan saat ini, namun tari modern belum tentu menyajikan
tema dan bentuk yang sedang terkenal saat ini. Gerak dasar tari komposisi bisa diambil dari
pengetahuan, pengalaman dan wawasan tentang penataan sebuah karya tari, serta gambaran umum
tentang teknik-teknik gerak. Siswa dirangsang tentang image-image melalui pemilihan, peniruan,
interpretasi, pengolahan, perubahan dan pengembangan desain-desain gerak yang tidak saja dipikirkan
tetapi harus dilakukan dengan gerakan-gerakan tubuh. Kegiatan ini dilakukan dengan cara eksplorasi,
improvisasi, dan mencipta tarian untuk sebuah seni pertunjukan.
Ada beberapa latihan dasar dalam melakukan tari komposisi, antara lain
sebagai berikut.
a. Latihan gerak kepala, tangan, badan, dan kaki untuk menumbuhkan kesadaran
bahwa seluruh anggota badan merupakan sumber gerak tari.
b. Latihan bergerak dengan ritme untuk tujuan memperkenalkan dan
membiasakan menanggapi birama, tempo, dan frase dalam musik iringan
tarinya.
c. Latihan bergerak dengan arah untuk tujuan membiasakan anak dapat cepat
menyesuaikan dengan tempat menari.
d. Latihan bergerak dengan membentuk formasi untuk tujuan melatih konsentrasi
sehingga dapat cepat menyesuaikan dengan tempat menari dan melatih
kemampuan bekerja sama dalam kelompok.
Gerakan dalam tari komposisi bisa Anda dapatkan dengan melakukan
eksplorasi dan improvisasi gerak. Eksplorasi ini bisa berdasarkan pada isi, sensasi
kinetik, dan tema.
a. Eksplorasi gerak berdasarkan isi (ideasional) melalui persepsi langsung, antara
lain sebagai berikut.
1) Badai di tengah laut
2) Suara tertawa
3) Anak-anak bermain
4) Langit berbintang
5) Jalan raya di tengah kota
6) Kursi malas
7) Penjualan obral
8) Cakrawala
9) Pipa berasap
b. Improvisasi gerak dengan sensasi kinetik, antara lain sebagai berkut.
1) Tegang dan kendor
2) Bagaimana rasanya berlari cepat
3) Memalu paku
4) Susu yang berbuih
5) Meniup balon
6) Duduk di puncak dunia
7) Berlayar di tengah badai
8) Berjalan di angkasa luar
9) Memegangi sebuah ekor layang-layang
c. Eksplorasi gerak dengan tema, antara lain sebagai berikut.
1) Di tengah hari yang panas dan lembab
2) Terkunci di sebuah kamar yang kecil gelap
3) Larut malam di tempat yang asing dan suram
4) Merasakan kertas ampelas
5) Mandi dengan air dingin
6) Mencicipi jeruk yang asam
7) Pasir panas di telapak kaki
8) Ski di lereng yang terjal
9) Angin bertiup dari dataran gunung
10) Menyelam ke dasar air yang dingin
Home
Blog ini dibuat sebagai forum komunikasi antara guru dan siswa dalam pembelajaran SENI yang
diharapkan dapat memperlancar proses pembelajaran yang berkualitas .
SENI TARI
Ekspresi jiwa manusia yang dituangkan melalui gerak ritmis yang indah
MUSIK TARI
Tari Bedana
Tari Gondang
Tari Pendet
Tari Sembah
TARI TRADISIONAL
Tari Melinting
Tari bedana
PERANGKAT
Soal remedi seni budaya
Soal Latihan
Silabus
BAHAN AJAR
Bahan mid semester
Bahan Ajar X
Bahan ajar XI
BAHAN PEMBELAJARAN
PSMA
Buku sekolah elektronik
Pengikut
Arsip Blog
▼ 2013 (2)
o ▼ September (2)
GERAK TARI
Soal latihan Apayang anda ketahui tentang tari B...
► 2012 (5)
► 2011 (1)
► 2010 (1)
*1*2*3*4*5
Mengenai Saya
uthameblog
Zaman primitif adalah zaman prasejarah yaitu zaman sebelum munculnya kerajaan sehingga
belum mempunyai pemimpin secara formal. Zaman primitif ini berkisar anatara tahun 20.000 SM – 400
M.Pada zaman masyarakat primitive ada 2 zaman yaitu zaman batu dan zaman logam. Pada zaman batu
kemungkinan tari – tarian hanya diiringi dengan sorak – sorai serta tepukan tangan. Sedangkan pada
zaman logam sudah terdapat peninggalan instrument music yang ada sangkut pautnya dengan tari yaitu
nekara atau kendang yang dibuat perunggu. Diantara lukisan – lukisan yang menghias nekara itu ada
lukisan yang menggambarkan penari yang pada kepalanya dihias bulu – bulu burung dan daun –
daunan.
seni muncul dari ungkapan perasaan ekspresi manusia atas suatu suasana tertentu. lonjakan
kegembiraan seseorang saat memperoleh kesenangan akan membentuk gerakan ekspresif , lompatan
manusia purba ketika berburu binatang juga terjadi secara spontan. gerakan - gerakan inilah yang
kemudian mengkristal dan disusun dalam bentuk tarian. dari berbagai peristiwa sehari - hari kemudian
terlahir bentuk - bentuk rangkaian gerak yang diwujudkan dalam bentuk upacra ritual masyarakat purba.
dengan diiringi pukulan - pukulan genderang dan sejenisnya, kelompok masyarakat purba bergerak -
gerak mengelilingi api unggun yang menyala sambil melantunkan mantra - mantra dan nyanyian -
nyanyian persembahan bagi nenek moyang mereka. inilah cikal bakal tumbuhnya tari.
Tari primitif merupakan tari yang berkembang di daerah yang menganut kepercayaan
animisme, dan dinamisme. Tari ini lebih menekankan tari yang memuja roh para leluhur dan estetika
seni. Tari primitif biasanya merupakan wujud kehendak berupa pernyataan maksud dilaksanakan dan
permohonan tarian tersebut dilaksanakan. Ciri tari pada zaman primitif adalah kesederhanaan kostum,
gerak dan iringan menjadi lebih dominan bertujuan untuk kehendak tertentu sehungga ungkapan
ekspresi yang dilakukan berhubungan dengan permintaan yang diinginkan. ciri – ciri tari primitif antara
lain :
1. gerak dan iringan sangat sederhana berupa hentakan kaki, tepukan tangan / simbol suara / gerak –
gerak saja yang dilakukan
2. gerakan dilakukan untuk tujuan tertentu misalnya menirukan gerak binatang karena berburu, proses
inisiasi, kelahiran, perkawinan, panen.
3. instrumen sangat sederhana terdiri dari tifa, kendang, / intrumen yang hanya dipukul secara tetap
bahkan tanpa memperhatikan dinamika
4. tata rias sederhana bahkan bisa berakulturasi dengan alam sekitar.
5. tari bersifat sakral karena untuk upacara keagamaan.
6. tarian primitif tumbuh dan berkembang pada masyarakat sejak zaman prasejarah yaitu zaman
sebelum munculnya kerajaan sehingga belum mempunyai pemimpin secara formal. Kehidupan
masyarakat masih bergerombol, berpindah – pindah dan bercocok tanam.
7. tarian primitif dasar geraknya adalah maksud dan kehendak hati dan pernyataan kolektif.
8. atribut pakaian menggunakan bulu – buluan dan daun – daunan
9. formasi pada tarian primitif biasanya berbentuk lingkaran karena menggambar kekuatan.
10. tarian ini berkembang pada masyarakat yang menganutpola tradisi primitif / purba dimana
berhubungan dengan pemujaan nenk moyang dan penyembahan leluhur. Contoh tari primitif tari bailita
dan tari dayang modan.
Seni tari adalah hasil ekspresi jiwa yang diungkapkan melalui gerak anggota tubuh manusia yang
sudah diolah secara khusus. Pengolahan gerak tari dilakukan berdasarkan perasaan dan nilai-nilai
keindahan. Jadi, gerak tari berbeda dengan gerak keseharian.
Dalam kehidupan sehari-hari, manusia sering mengungkapkan perasaan dengan gerakan. Hal
ini sudah dilakukan jauh sebelum manusia mengenal kebudayaan dan peradaban. Gerakan-
gerakan tersebut digunakan sebagai isyarat atau komunikasi. Lalu, mulai kapan gerakangerakan
itu diwujudkan dalam gerakan tari?
Jika dilihat dari gaya penampilannya, seni tari mengalami perkembangan dari zaman ke
zaman. Perkembangan seni tari juga dapat didasari atas kurun waktu atau tahapan zaman.
Namun, sulit dipastikan kapan seni tari mulai disusun. Berikut periodisasi perkembangan karya
tari yang dibagi menjadi beberapa zaman.
1. Zaman Pra-Hindu
Karya tari pada zaman pra-Hindu merupakan sesuatu yang digunakan untuk mencapai tujuan
tertentu. Pada zaman itu, masyarakat sangat yakin bahwa dengan menari bersaman akan tercapai
keinginannya. Seni tari mendapatkan tempat sesuai dengan tingkat kepercayaan sejak manusia
hidup berkelompok. Tari dianggap sebagai bagian dari daur kehidupan. Masyarakat percaya
bahwa
sejak kelahiran sampai meninggal dunia, tari adalah bagian penting. Oleh karena itu, muncullah
tari upacara yang bersifat sakral dan magis.
Pada zaman pra-Hindu, tarian dihadirkan dalam berbagai acara. Acara itu, di antaranya, pada
saat kelahiran anak, sebelum melakukan perburuan, dan sebelum bercocok tanam untuk meminta
kesuburan.
Berikut ini beberapa ciri seni tari pada zaman pra-Hindu.
a. Gerak tari sederhana, berupa hentakan-hentakan kaki dan tepukan tangan. Gerakan itu
cenderung menirukan gerak-gerik binatang dan alam lingkungan.
b. Iringan tarinya berupa nyanyian dan suara-suara kuat bernada tinggi. Pada saat itu masyarakat
juga sudah mengenal alat musik berupa nekara.
c. Sudah mengenal aksesori untuk busana tari. Aksesori tersebut terbuat dari bulu-bulu burung
dan dedaunan.
4. Zaman Penjajahan
Pada zaman penjajahan, seni tari di dalam istana masih terpelihara dengan baik.
Namun, tari hanya digunakan untuk kepentingan upacara istana, misalnya, penyambutan tamu
raja, perkawinan putri raja, penobatan putra-putri raja, dan jumenengan raja.
Hal itu berbeda dengan seni tari di kalangan rakyat biasa. Di kalangan rakyat biasa, pertunjukan
karya tari hanya merupakan jenis hiburan atau tontonan pelepas lelah setelah selesai bercocok
tanam. Oleh karena itu, seni tari pada zaman penjajahan dikatakan mengalami kemunduran.
Namun, di kalangan rakyat biasa, penderitaan rakyat akibat penjajahan juga menjadi ide untuk
membuat karya tari yang bertema kepahlawanan. Salah satu karya tari yang terinspirasi oleh
penderitaan rakyat pada zaman penjajahan adalah tari Prawiroguno. (seni tari Ari Subekti)
Koreografer-koreografer muda pun banyak bermunculan. Para koreografer yang ada pun
selalu
mencoba mewujudkan pembaruan nilai artistik dan bentuk tari. Hal ini sebagai upaya menambah
perbendaharaan karya tari.
Hubungi Saya
Sayanda.com
Home
Bisnis
Investasi
Kesehatan
Lifestyle
Motivasi
Pendidikan
Home
Pendidikan
Facebook
Twitter
Google+
Pinterest
Sayanda.com – Seni tari adalah suatu bentuk karya seni yang meliputi gerakan ritmis seorang
penari yang mengikuti alunan musik yang mengiringinya.
Tujuan seni tari sangat beragam, yakni sebagai bagian dari upacara keagamaan, atau menjadi
saranan hiburan pada pertunjukan seni.
Seni tari merupakan hasil karya yang mengandung nilai filosofis dari setiap gerakan tubuh sang
penari sebab memiliki perpaduan antara unsur raga, irama, dan rasa.
Tarian dapat menceritakan kisah dan sejarah tertentu yang mengundang decak kagum atau
bahkan perasaan tersentuh bagi siapa saja yang melihatnya.
Back to Top
Beberapa pakar
dan ahli dalam bidang kesenian dan kebudayaan turut memberikan pendapatnya mengenai
makna seni tari. Berikut definisi seni tari menurut para ahli:
1. Aristoteles: Tari merupakan gerakan ritmis yang bertujuan untuk merepresentasikan karakter
dan kehidupan manusia, sebagaimana mereka berperilaku ataupun menderita.
2. I Gde Sartika: Seni tari adalah sesuatu yang mampu menyatukan berbagai hal yang membuat
semua orang dapat menyesuaikan diri dan menyelaraskan gerakannya sesuai dengan caranya
masing-masing.
3. Bagong Sudito: Seni tari merupakan gerakan ritmis yang mengikuti irama tertentu dan
bertujuan untuk mengungkapkan perasaan atau ekspresi.
4. Cooric Harting: Seni tari merupakan gerakan badan yang mengikuti irama ritmis yang dilakukan
pada waktu bersamaan dan dalam satu ruang.
5. Kamala Devi Chattopadhyaya: Seni tari adalah insting atau desakan emosi dalam diri manusia
yang tertuang dalam bentuk gerakan ritmis.
6. Soedarsono: Seni tari merupakan ekspresi jiwa manusia yang diwujudkan dalam bentuk gerakan
tubuh yang indah dan ritmis.
7. Ander Levinson: Seni tari adalah gerakan tubuh yang dilakukan terus menerus melewati ruang
dan mengikuti irama tertentu sesuai mekanisme.
Back to Top
Seni tari di Indonesia memiliki sejarah yang panjang mulai dari zaman prasejarah, zaman
Indonesia – Hindu, zaman Indonesia – Islam, zaman penjajahan, dan zaman setelah Indonesia
merdeka.
1. Zaman Prasejarah
Beberapa tarian yang diciptakan adalah, tari kesuburan tanaman, tari hujan, tari eksorsisme, tari
kebangkitan, tari perburuan, tari perang, dan lainnya.
Tarian tersebut diciptakan dengan menirukan gerakan alam dan bersifat imitatif; contohnya
seperti menirukan gerakan binatang yang akan diburu.
Pada zaman ini, seni tari kebanyakan dipengaruhi oleh budaya dan peradaban India yang dibawa
oleh para pedagang. Penyebaran agama Hindu dan Buddha menjadi faktor utama kemajuan seni
tari pada zaman tersebut.
Baca Juga: Pengertian Sejarah - Ruang Lingkup, Manfaat, Ciri, Fungsi, Makalah
Para ahli sejarah percaya bahwa pada zaman Indonesia Hindu, seni tari mulai memiliki
standardisasi dan patokan. Hal ini dikarenakan adanya literatur seni tari karangan Bharata Muni
dengan judul Natya Sastra. Buku ini membahas unsur gerak tangan mudra yang terdiri dari 64
motif.
Seni tari pada permulaan zaman Indonesia Islam hanya dilakukan oleh orang-orang yang datang
dari luar seperti Sudan, Ethiopia, dan lain-lain. Menari umumnya dilakukan pada sebuah hari
raya atau hari gembira lainnya.
Pada tahun 1755, di bawah perjanjian Giyanti, kerajaan Mataram Islam dibagi menjadi dua
bagian yaitu, Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat dan Kasunanan Surakarta.
Kedua kerajaan tersebut mulai mengembangkan identitas diri mereka melalui karya seni tari
yang dihasilkan. Kedua kerajaan tersebut menghasilkan karya tari dengan gerakan dan
penampilan yang berbeda sebagai identitas masing-masing kerajaan.
4. Zaman Penjajahan
Walaupun pada masa penjajahan seni tari di Indonesia mengalami kemunduran dan tidak
berkembang karena suasana peperangan dan penjajahan, tetapi seni tari dalam istana masih
terpelihara secara baik.
Namun seni tari hanya dilakukan untuk acara-acara penting seperti penyambutan tamu raja,
perkawinan, dan penobatan raja baru.
Salah satu karya tari yang terinspirasi perjuangan rakyat pada zaman penjajahan adalah tari
Prawiroguno. Tari Prawiroguno adalah seni tari tradisional asal Jawa Tengah yang
menggambarkan prajurit Indonesia sedang berlatih dengan membawa senjata dan tameng sebagai
alat melindungi diri.
Setelah Indonesia merdeka, fungsi seni tari dalam masyarakat mulai berjalan kembali. Seni tari
kembali digunakan sebagai upacara adat dan upacara keagamaan.
Sekarang sudah mulai banyak sekolah-sekolah dan tempat kursus yang mengajarkan seni tari
sebagai salah satu mata pelajarannya. Mulai banyak penggemar seni tari modern seperti dansa,
tari balet, break dance di Indonesia.
Back to Top
Dalam beberapa
kebudayaan, seni tari menjadi bagian esensial yang tidak dapat dilepaskan dari kehidupan sehari-
hari.
Contohnya pada kebudayaan masyarakat Bali, berbagai ritual keagamaan dan kebudayaan pun
menjadikan tarian sebagai sarana untuk berkomunikasi dengan Sang Maha Esa.
Interaksi sosial antar manusia pun dapat dituangkan dalam suatu bentuk karya seni yang mampu
mengakrabkan orang-orang yang datang dari latar belakang berbeda.
Tarian pergaulan dapat menjadi sarana untuk mencerminkan atau mengakrabkan manusia. Jenis
tarian tersebut disajikan di berbagai acara, misalnya pernikahan, pertunjukan seni, dan lain
sebagainya.
Di acara-acara yang menampilkan tarian pergaulan, para penonton diizinkan untuk ikut menari di
atas panggung bersama para penari.
Beberapa contoh tarian pergaulan yang masih sering dipentaskan adalah Tari Jaipong, Tari
Tayub dari Jawa Timur, serta Tari Manduda dari Sumatera Barat.
Fungsi tarian sebagai sarana keagamaan sudah berlangsung sejak lama. Banyak kebudayaan
lokal maupun asing yang menjadikan tarian sebagai media peribadatan dan komunikasi dengan
para Dewa.
Masyarakat Bali merupakan salah satu penganut kepercayaan yang menggunakan tarian sebagai
sarana peribadatan.
Tarian-tarian yang bersifat keagamaan biasanya ditampilkan dalam ruang khusus dan bersifat
sakral sehingga tidak sembarangan orang dapat membawakan-nya.
Baca Juga: Warga Negara dan Kewarganegaraan - Pengertian, Hak & Kewajiban, Arti
Jenis tarian yang disertakan dalam ritual keagamaan masyarakat Bali di antaranya adalah Tari
Kecak, Tari Sanghyang, dan Tari Rejang.
Tarian yang bersifat sakral atau sering disertakan dalam ritual adat biasanya berasal dari
peristiwa alamiah.
Jenis tarian yang melibatkan peristiwa alamiah di antaranya adalah Tari Ngaseuk atau menanam
padi dari Jawa Barat, dan Tari Seblang dari Jawa Timur.
Hampir setiap daerah di Nusantara memiliki tarian pertunjukan. Tarian-tarian hiburan sering
dipentaskan dalam acara-acara tidak resmi seperti pesta rakyat.
Back to Top
1. Ragam Gerak
Gerakan merupakan unsur utama yang terdapat pada seni tari. Gerakan seni tari haruslah
mengandung nilai estetika yang mampu menuangkan emosi dan ekspresi jiwa manusia.
Anggota tubuh yang biasa digerakkan dalam tarian adalah anggota tubuh atas, tengah, dan
bawah. Anggota tubuh atas biasanya terdiri dari kepala, mata, dan raut wajah, sedangkan anggota
tubuh tengah meliputi lengan atas, ruas jari, dan telapak tangan. Sementara, bagian bawah
meliputi bagian kaki.
2. Iringan
Tarian dapat diiringi dengan alunan musik yang berasal dari instrumen atau dapat pula berasal
dari suara-suara yang muncul dari anggota tubuh.
Iringan musik yang berasal dari tubuh penari dapat kita temui pada Tari Kecak, serta Tari
Saman.
3. Pakaian
Pakaian memainkan peran yang tidak kalah pentingnya dari gerakan dan iringan musik. Kostum
tarian biasanya mencerminkan kebudayaan dan daerah asal tarian.
Oleh sebab itu, kostum tarian harus mampu menunjukkan nilai estetika untuk menunjang tarian
yang akan ditampilkan.
Kostum tarian yang biasa digunakan dalam upacara biasanya cenderung lebih sederhana dari
kostum tarian hiburan. Kostum tari hiburan dirancang lebih menarik karena sifatnya yang lebih
kasual dan dirancang agar dapat menarik perhatian para penonton.
Back to Top
…Namun, seiring dengan perkembangan waktu, seni tari pun mulai menunjukkan
keberagamannya.
Berikut ini merupakan jenis-jenis seni tari yang berkembang di Indonesia:
Sesuai dengan namanya, seni tari tradisional merupakan seni tari yang berasal dari daerah yang
diwariskan secara turun-temurun hingga menjadi bagian atau ciri khas dari daerah tersebut.
Tari tradisional Indonesia, sering disebut juga dengan seni tari nusantara, dapat berupa tarian
yang sering dipentaskan pada masyarakat umum, atau tarian keraton yang hanya terbatas pada
kalangan tertentu.
Tari kreasi baru tidak lain merupakan perkembangan dari aliran seni yang sudah ada.
Jenis tarian yang satu ini biasanya terinspirasi dari tari tradisional yang kemudian
dikombinasikan dengan gerakan-gerakan baru atau jenis tarian lain.
Tari Rapai merupakan contoh dari tari kreasi baru. Tarian tersebut merupakan perpaduan antara
Tari Seudati yang berkembang di Aceh, dengan Tari Zapin yang populer di Semenanjung
Malaya.
Tari kontemporer dapat dikatakan sebagai jenis tarian masa kini yang lahir sebagai reaksi atas
seni tari klasik yang telah mencapai titik akhir perkembangannya.
Baca Juga: Pengertian Masyarakat Madani Indonesia - Ciri, Contoh, Karakteristik, Makalah
Lantas, apa yang membedakan seni tari kontemporer dengan tari kreasi baru?
Pada dasarnya, tari kontemporer merupakan jenis tarian modern yang tidak lagi terpengaruh
unsur tradisional. Gaya dan gerakan tari pun cenderung lebih energik serta dipadukan dengan
musik masa kini.
Back to Top
Tari Seudati: Berasal dari Arab dan berlatar belakang agama Islam. Tarian dinamis dengan
suasana keagamaan dan penuh keseimbangan.
Tari Saman Meuseukat: Sebuah seni tari dengan syair yang mengajarkan kebajikan dan agama
islam. Para penari duduk dalam posisi berjajar dan menari dengan irama dinamis.
Tarian Bali
Tari Kecak: Mengisahkan kitab Ramayana tentang bala tentara monyet dan Hanuman.
Tari Legong: Idenya berawal dari seorang pangeran dari Sukawati yang bermimpi melihat dua
gadis menari diiringi oleh suara gamelan. Mimpi tersebut dituangkan ke dalam seni tari legong.
Tari Pendet: Melambangkan penyambutan turunnya Dewata ke Bumi. Di zaman modern ini, tari
pendet digunakan sebagai ucapan selamat datang para wisatawan ke pulau Dewata.
Tari Suanggi: Mengisahkan seorang suami yang ditinggal mati istrinya karena menjadi korban
jejadian.
Tari Selamat Datang: Digunakan untuk menyambut para tamu dan melambangkan kegembiraan
hati masyarakat Papua.
Tari Musyoh: Sebuah tarian sakral yang digunakan untuk mengusir arwah orang meninggal
akibat kecelakaan.
Tarian Daerah Jawa Barat
Tari Merah: Mengisahkan kehidupan seekor burung merak yang serba memukau dan indah.
Tari Topeng Kuncaran: Mengisahkan dendam kesumat seorang raja karena ditolak cintanya.
Tari Serimpi: Tarian yang berasal dari masa kerajaan Keraton yang ditarikan dengan suasana
lembut, menawan, dan agung.
Tari Blambangan: Diadopsi dari pementasan wayang kulit Perang Kembang, yang mengisahkan
perang antara kesatria melawan raksasa.
Back to Top
https://id.wikipedia.org/wiki/Tari
http://www.academia.edu/6888732/Makalah_seni_tari
http://www.academia.edu/9690023/PERKEMBANGAN_SENI_TARI
***
Demikianlah artikel Pengertian Seni Tari – Sejarah, Fungsi, Jenis, Contoh, Makalah dari
Sayanda.com. Jika sahabat Sayanda mempunyai pertanyaan seputar artikel Pengertian Seni Tari
– Sejarah, Fungsi, Jenis, Contoh, Makalah; jangan sungkan untuk bertanya pada kotak komentar
di bawah.
Pencarian Masuk:
Facebook
Twitter
Google+
Pinterest
Related Posts
Michael Putra
Advertisement
Search
Advertisement
Artikel Terbaru
January 3, 2017
January 2, 2017
Keluarga Berencana – Pengertian, Jenis, Tujuan, Efek …
January 1, 2017
Advertisement
loading...
BAB I
PENDAHULUAN
A.