Sifat : Penting Yth. Bapak Presiden Lampiran : 1 Dokumen Republik Indonesia Perihal : Penetapan Timika Sebagai Ibukota DOB Provinsi Papua Tengah di – JAKARTA
Pembahasan RUU DOB melalui Rapat Dengar Pendapat (RDP)
Komisis II DPR RI pada tanggal 22 Juni 2022 memunculkan Kota Nabire sebagai ibukota Provinsi Papua Tengah (PPT) dan dilanjutkan dengan dialog Komisi II DPR RI dengan para Kepala Daerah dan Tokoh Masyarakat di Jayapura pada tanggal 25 Juni 2022 menimbulkan terjadinya tarik ulur rencana ibukota Provinsi Papua Tengah antara Timika dan Nabire dan polemik yang meluas ditengah-tengah masyarakat. Dalam draft RUU sebelumnya telah ditetapkan bahwa ibukota Provinsi Papua Tengah adalah Timika. Sehubungan dengan terjadinya polemik tersebut, maka dengan hormat kepada Bapak Presiden dapat kami sampaikan dengan segala ketulusan dari hati kami yang paling dalam, agar kiranya menetapkan Timika sebagai ibukota DOB Provinsi Papua Tengah dengan pertimbangan sebagai berikut : 1. Timika sangat siap dengan dukungan infrastruktur yang lengkap antara lain seperti Bandara, Jalan Raya, Perhotelan, Sarana Perkantoran Pemerintahan, Ketersediaan Listrik, Fasiltas Rumah Sakit dan Pasar serta sarana prasarana pendukung lainnya. 2. Konektivitas darat sebagai jalan masuk untuk Kabupaten Lainnya melalui Kabupaten Deiyai sudah terbangun sepanjang 180 Km dalam ruas jalan Waghete – Timika dan diperkirakan selesai pada tahun ini. Dengan terbangunnya jalan ini maka Paniai dan Deiyai lebih dekat ke Timika dibandingkan ke Nabire. 3. Ketersediaan lahan/tanah di Timika lebih mudah karena pengelolaan tanah ulayat yang tersentral dan tersetruktur pada Lembaga Musyawarah Adat Suku Kamoro (LEMASKO), sedangkan di Nabire tanah dikuasai masyarakat ulayat secara parsial sehingga untuk pengembangan wilayah dan investor sangat sulit untuk mendapatkan lahan/tanah, karena pengelolaan tanah tidak terstruktur seperti di Timika. 4. Berdasarkan kajian Akademik Tim Ahli UGM menyatakan bahwa Nabire adalah wilayah rawan gempa. Gempa bumi terbesar terjadi pada tahun 2004 mengakibatkan korban jiwa dan material yang besar. Gempa bumi terbaru adalah pada hari Kamis (23/6/2022) skala 4,6 M. Hal ini akan sangat mengancam pembangunan pada masa yang akan datang. 5. Adanya penolakan Lembaga Masyarakat Adat Nabire bersama Enam Suku Pemilik Hak Ulayat Saireri Nabire terhadap penetapan Nabire sebagai ibukota dan bagian dari Provinsi Papua Tengah (terlampir). Demikian surat ini kami ajukan kepada Bapak Presiden sebagai bahan pertimbangan, atas perhatian dan dukungan Bapak Presiden Republik Indonesia disampaikan terima kasih.
BUPATI PUNCAK,
WILLEM WANDIK, SE, M.Si
Tembusan Yth. : 1. Ketua DPR Republik Indonesia di Jakarta; 2. Ketua Komisis II DPR Republik Indonesia di Jakarta; 3. Menteri Koordinator POLHUKAM Republik Indonesia di Jakarta; 4. Menteri Sekretaris Negara Republik Indonesia di Jakarta; 5. Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia di Jakarta.