Anda di halaman 1dari 39

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Kondisi Objektif Lokasi Penelitian

a. Profil Diniyah Takmliliyah Awwaliyah (DTA)

1) Identitas Diniyah Takmiliyah

a) Nama Diniyah Takmiliyah : Raudhatul Mubtadiin

b) Alamat Diniyah Takmiliyah : Kp. Cimande Rt/Rw.

02/07 Desa Sukajadi

Kec. Campaka Kab.

Cianjur

c) NSDT : 311232030321

d) No. Telp/Hp : 081572325302

e) Kode Pos : 43263

f) Tahun Berdiri : 04 Juli 1954

g) Nama Kepala DTA : Ust. Hamdani

h) No. SK. Kepala : 450/01.DKM.AH/V/2008

2) Sarana Lain

a) Data Tanah

(1) Luas Tanah Seluruhnya : 519 m2

(2) Status Tanah : Wakaf

b) Data Pendidik dan Kependidikan


87
88

(1) Jumlah Tenaga Pengajar :5

(2) Daftar Nama Tenaga Pengajar

Tabel. 1.4.

Data Pengajar1

No. Nama Pengajar

1 Ust. Hamdani

2 Ust. Zenal Muttaqin

3 Ust. Iman Taufiq

4 Ustz. Lilih Solihat

5 Ustdz. Siti Maesaroh


b. Letak Geografis DTA Raudhatul Mubtadiin

DTA Raudhatul Mubtadiin terletak di Kp. Cimande Rt.

002/007 Ds. Sukajadi Kec. Campaka Kab. Cianjur. Dibawah

naungan DKM Al-Hikmah, DTA Raudhatul Mubtadiin ini terbilang

cukup terpencil, bahkan jarak dari jalan raya provinsi pun kurang

lebih 5 KM.

Kondisi bangunan DTA Raudhatul Mubtadiin cukup kokoh,

namun di dalamnya sudah ada satu atau dua tiang bangunan yang

hampir rubuh, bahkan sudah digantikan dengan bambu yang besar.

Namun, kondisi bangunan yang seperti ini tidak membuat peserta

didik kurang semangat belajar. Di depan bangunan Diniyah terdapat

Lapangan yang cukup luas untuk dipakai saat ada acara-acara besar

1
Data diambil dari hasil Observasi ke DTA Raudhatul Mubtadiin Tgl 23 Maret 2019.
89

tertentu. Di belakang Diniyah terdapat sebuah hutan yang

menghubungkan dengan kampung Cimande Hilir. Selebihnya berada

di sisi pemukiman warga kampung sekitar.

2. Keadaan Lokasi Penelitian

Diniyah Takmiliyah Awwaliyah (DTA) Raudhatul Mubtadiin

merupakan Lembaga Pendidikan formal yang berbasis Al-Quran.

Karena menurut penjelasan dari Kepala DTA Raudhatul Mubtadiin,

yaitu Ust. Hamdani, DTA Raudhatul Mubtadiin ini dari semenjak

berdiri sampai sekarang telah banyak melahirkan lulusan atau alumni

yang berhasil menjadi Ahli Al-Quran, dari mulai hafidz dan hafidzah,

qori dan qori’ah bahkan menjadi pemuka Agama di daerahnya masing-

masing.

Sebelum masuk pada tahap pelajaran umum di Diniyah, para

santri sudah mampu membaca Al-Quran dengan lancar, sehingga tidak

jarang ketika santri diberi pelajaran hadits atau yang lainnya mereka

sudah bisa membaca dan menghafalnya karena sudah kenal dan bisa

membacanya. Ini merupakan fenomena yang langka, karena tidak

sedikit santri di Diniyah ketika masuk ke kelas satu masih banyak yang

tidak kenal dengan huruf arab/huruf Al-Quran. Maka ini pun sudah

menjadi satu kelebihan dari DTA Raudhatul Mubtadiin.

Salah satu factor yang membuat para santri kenal dengan huruf

Al-Quran sebelum masuk ke Diniyah yaitu sering mengikutinya mereka

dalam kegiatan mengaji setelah magrib. Pengajian yang lazim dilakukan


90

di daerah seperti di Kampung Cimande ini mendidik dan memberi bekal

kepada santrinya dengan dasar-dasar membaca Al-Quran dengan cara

memakai IQRO, mengeja huruf dan harakat, serta penerapan tajwid Al-

Quran yang diterapkan setiap harinya. Hasilnya, banyak santri yang bisa

membaca Al-Quran bahkan dari mulai usia 4 tahun. Ini merupakan

penjelasan langsung dari Kepala DTA yang juga merupakan pimpinan

pengajian di Kampung Cimande, jadi beliau dari usia mana awal

santrinya bisa membaca Al-Quran.2

3. Keadaan Peserta Didik

Kondisi Peserta Didik di DTA Raudhatul Mubtadiin pada Tahun

Ajaran ini kurang lebih berjumlah 68 Orang, dari kelas I-IV.3 Berikut

catatan jumlah peserta didik di DTA Raudhatul Mubtadiin tahun ajaran

2018/2019:

Tabel 2.4

Jumlah Data Peserta Didik Tahun Ajaran 2018/2019

Kelas 1 2 3 4 Sub Total

L P jml L P Jml L P Jml L P Jml L P Jml

Jumlah
13 10 23 8 6 14 6 6 12 12 8 20 39 30 68
Murid

Masing-masing kelas mempunyai Wali Kelas yang berbeda-beda,

berikut data pengajar yang ditempatkan di masing-masing kelas:

2
Hasil wawancara dengan Kepala DTA Raudhatul Mubtadiin, Ust. Hamdani. Tgl 23 Maret 2019.
Pukul 09:30-10:00 WIB.
3
Data dari Buku Induk DTA Raudhatul Mubtadiin, Thn. Ajaran 2018/2019.
91

Tabel 3.4

Data Wali Kelas

No
Nama Pengajar Wali Kelas
.
1. Ustdz. Lilih Solihat I

2. Ust. Iman II

3. Ust. Zenal M. III

4. Ustdz. Siti Maesaroh IV


Khusus di Kelas IV diadakan pelajaran tambahan yaitu Tahfidz

Juz 30, di kelas inilah diterapkan metode takrir dan pengefektivannya.

Dan ini dilakukan dan dibimbing langsung oleh Wali Kelasnya

sekaligus guru Tahfidznya yaitu Ustdz. Siti Maesaroh.4

B. Pembahasan

1. Cara Menerapkan Metode Takrir di DTA Raudhatul Mubtadiin

Peserta didik di DTA Raudhatul Mubtadiin ini selain lancar

membaca Al-Quran juga tidak lepas dari menghafal Al-Quran. Sebagai

dasar yang pertama diberikan, santri diberi target untuk hafal juz 30

atau yang sering disebut juz ‘amma. Cara penerapan yaitu dengan

menerapkan metode takrir.

Metode takrir ini mulai diterapkan oleh generasi ke-4 dari Guru

Tahfidz yang ada di DTA Raudhatul Mubtadiin, yaitu Ustdz. Siti

Maesaroh. Karena sebelumnya, belum ada yang menerapkan metode


4
Data diambil dari hasil Observasi ke DTA Raudhatul Mubtadiin Tgl 23 Maret 2019.
92

takrir sehingga kurangnya hasil yang memuaskan dari apa yang telah

dihafal oleh peserta didik DTA Raudhatul Mubtadiin. Salah satu

masalahnya yaitu banyak peserta didik yang hanya sekedar menghafal

tanpa mengulang-ulang hafalannya sehingga apa yang sudah dihafal

tidak ingat lagi. Juga yang menjadi masalah lainnya adalah kurangnya

rasa tanggungjawab dari peserta didik, karena banyak peserta didik

yang menghafal hanya sekedar memenuhi target yang ditentukan oleh

Guru Tahfidz, dan ketika di tes kembali dengan cara (tasmi’) tidak

sedikit peserta didik yang mogok hafalannya dan tidak lancar. Dari sana

lah Guru Tahfidz memikirkan cara bagaimana agar peserta didik tidak

mudah lupa dengan hafalannya, setelah diamati dan dicermati oleh

Guru Tahfidz, beliau mencoba menerapkan metode takrir dengan cara

mengefektivkannya setiap hari sekolah pada peserta didik sebelum

pelajaran yang lain dimulai.

Menurut Guru Tahfidz sendiri, awalnya pengefektivan penerapan

metode takrir ini susah diikuti oleh peserta didik, namun, setelah sekian

lama dipaksakan dan terus dibimbing oleh Guru Tahfidz langsung,

akhirnya peserta didik terbiasa melakukannya.

Beliau menjelaskan bahwa cara menerapkan metode takrir yaitu

seperti ketika hari senin peserta didik menghafal 5 ayat dari surat An-

Naba, kemudian saat hari selasa sebelum melanjutkan pada ayat ke 6

peserta didik mengulang 5 ayat yang kemarin dihafal sebanyak kurang

lebih 1 - 2 balik, kemudian seterusnya. Sampai ketika beres satu surat


93

dihafal, peserta didik tidak langsung melanjutkannya pada surat

berikutnya namun mengulang-ulang surat tersebut sebanyak 1 kali, baru

kemudian hari berikutnya dilanjutkan dengan surat selanjutnya.

2. Cara Meningkatkan Hafalan Al-Quran Peserta Didik dengan

Menggunakan Metode Takrir di DTA Raudhatul Mubtadiin

Di DTA Raudhatul Mubtadiin mayoritas peserta didiknya adalah

peserta didik yang bersekolah di Sekolah Dasar (SD), jadi guru tahfidz

dan peserta didik sama-sama mencari strategi dalam meningkatkan

hafalan. Berikut salah satu cara yang diterapkan oleh guru tahfidz

kepada peserta didiknya:

a. Setiap hari di sekolah harus stor hafalan

Menurut guru tahfidz, strategi pertama dalam meningkatkan

hafalan Al-Quran, peserta didik diwajibkan untuk stor ayat dalam

setiap harinya kecuali hari jum’at karena sekolah libur. Strategi ini

guna menambah terus hafalan peserta didik, berapapun itu ayat

yang bisa dihafal peserta didik harus distorkan. Karena berbeda

otak dan kecerdasan, maka guru tahfidz tidak memaksakan mereka

untuk menghafal ayat sesuai dengan yang diperintahkan, yaitu 5

ayat bertambah setiap harinya.

b. Satu bulan harus stor hafalan minimal 20 kali

Strategi kedua, sebagaimana strategi pertama yaitu harus

menyetorkan hafalan setiap harinya, maka guru tahfidz mempunyai

syarat yang lebih membangkitkan semangat menghafal, tentunya


94

dengan menerapkan aturan stor setiap bulannya jangan kurang dari

20 kali keluar dari berapapun ayat yang peserta didik dapat

hafalkan haruslah jangan kurang dari 20 kali stor. Ini diupayakan

agar peserta didik menambah hafalan mereka terus dan target

hafalan akan segera tercapai dengan strategi ini.

c. Harus pandai membagi waktu

Berkaitan dengan waktu, maka guru tahfidz terus

menyarankan peserta didiknya agar pandai membagi waktu. Dari

mulai bangun pagi, sarapan, berangkat ke Sekolah Dasar (SD),

kemudian shalat dzuhur dan berangkat ke DTA Raudhatul

Mubtadiin, lalu berangkat ke pengajian. Disanalah peserta didik

dituntut agar terus menambah dan mengulang hafalan meski hanya

sedikit dari waktu yang mereka punya untuk menambah dan

mengulang hafalan dalam satu hari. Karena ini pun mengajarkan

mereka arti dari sebuah waktu, pentingnya waktu yang kita punya

dan berharganya sebuah waktu.

d. Minimal satu hari mengulang hafalan sebanyak satu kali

Strategi yang keempatnya, guru tahfidz mengatakan bahwa

peserta didik wajib dan harus sekali mengulang hafalan mereka

dalam satu hari minimal satu kali guna menguatkan hafalan mereka

dan tidak membuat merekan kehilangan hafalan yang susah untuk

didapatkan.
95

e. Membuat target hafalan sendiri

Meskipun guru tahfidz telah membuat target hafalan dan

pengulangan, namun tetap peserta didik harus punya target hafalan

sediri. Contoh, dalam satu bulan ini mereka punya target harus

hafal dua surat Panjang, dan sebagainya. Ini untuk menumbuhkan

motivasi dari dalam diri mereka masing-masing. Karena sejatinya

hal yang paling kuat adalah motivasi dalam dirinya sendiri.5

3. Faktor Penghambat dan Pendukung dalam Efektivitas Penerapan

Metode Takrir dan Peningkatan Hafalan Al-Quran Peserta Didik

di DTA Raudhatul Mubtadiin

Adapun faktor penghambat yang dihadapi oleh para peserta didik

di DTA Raudhatul Mubtadiin ini secara garis besarnya peneliti rangkum

sebagai berikut:

a. Susahnya menghilangkan sugesti bahwa hafalan itu hanya cukup

untuk target yang harus dihafal pada hari itu saja, yang akhirnya

kita jarang ada niat untuk mengulangnya kembali di rumah maupun

di tempat lain selain di DTA Raudhatul Mubtadiin.

b. Banyaknya ayat yang sama dalam juz 30 sehingga sering membaca

ayat yang salah setelahnya.

c. Malas mengulang-ulang hafalan yang sudah pernah dihafal.

d. Masih harus selalu dibimbing oleh Guru Tahfidz, kalau tidak maka

tidak akan benar karena banyak teman yang lainnya tidak serius.

5
Hasil wawancara dengan guru tahfidz, Ustdz. Siti Maesaroh. Tanggal 22 maret 2019. Pukul 14:00-
14:39.
96

e. Hafalan yang sudah hafal tidak banyak dihafalkan kembali di

Rumah atau di Pengajian Maghrib karena malas sekali.

f. Sedikitnya waktu mengulang hafalan dan melanjutkan hafalan ke

ayat lain dibandingkan dengan pelajaran yang dijadwalkan hari

tersebut.

g. Kadang kalau sedang tidak semangat karena lelah atau sedang kesal

maka tidak menghafal sama sekali bahkan tidak ikut membaca

pengulangan hafalan yang dihafal hari sebelumnya.

Sebagaimana yang diterangkan diatas terdapat juga beberapa hal

yang dianggap penting sebagai faktor pendukung metode takrir dalam

menghafal Al-Quran. Berikut faktor-faktor pendukung yang disebutkan

oleh salah satu peserta didik di DTA Raudhatul Mubtadiin:

a. Peran Pengajian setelah Shalat Maghrib yang mempunyai peran

sebagai tempat muroja’ah kembali hafalan yang didapat di DTA

Raudhatul Mubtadiin.

b. Istiqomah dalam menentukan berapa kali mengulang-ulang hafalan

dan waktu yang ditentukan untuk mengulangnya kembali.

c. Mempunyai ciri dari setiap ayat yang sama tapi beda

kelanjutannya, yang tentunya sangat susah bagi peserta didik untuk

mempunyai cirinya masing-masing.

d. Perhatian penuh dari orang tua masing-masing peserta didik yang

di rumahnya menyuruh dan membimbing anaknya agar dapat


97

mengulang kembali hafalan yang didapatkan saat di Sekolah

Diniyah.

e. Sabar adalah kunci dari segalanya. baik itu sabar yang harus

dipunyai oleh Guru Tahfidz maupun peserta didik itu sendiri.

4. Pengaruh yang Positif dan Signifikan antara Efektivitas Penerapan

Metode Takrir dengan Peningkatan Hafalan Al-Quran Peserta

Didik di DTA Raudhatul Mubtadiin

Pada bagian ini, peneliti akan menjelaskan jawaban untuk

rumusan masalah nomor 4. Dari angket ini kita dapat mengetahui

pengaruh dari efektivitas penerapan metode takrir terhadap peningkatan

hafalan Al-Quran peserta didik di DTA Raudhtaul Mubtadiin. Untuk

menemukan jawaban tersebut dan mendeskripsikannya, maka peneliti

mengolah data statistiknya menggunakan aplikasi SPPS (Statistical

Product and Service Solutions) Versi 16.0, sebagaimana yang peneliti

pelajari pada mata kuliah Metodologi Penelitian.

Pertanyaan dari kedua variabel tersebut diambil dari indicator

yang sebelumnya telah ditetapkan oleh peneliti dan sekarang

dipertanyakan kepada responden/peserta didik. Berikut adalah hasil

tabulasi dari angket yang sudah teruji validitasnya kemudian disebarkan

dan didapatkan jawabannya dari 20 Orang responden:

a. Uji Validitas
98

Langkah pertama dalam pengujian validitas instrument

adalah pengujian konstruksi (validitas kontruksi) melalui

Judgment Expert (pendapat/pertimbangan dari para ahli), langkah

berikutnya pengujian validitas empiris dengan membagikan angket

kepada responden, kemudian setelah data ditabulasi maka

dilakukan analisis baik sercara manual (dengan menggunakan

rumus tertentu) maupun dengan menggunakan program SPSS

(Statistical Product and Service Solutions).

Teknik pengujian yang digunakan oleh peneliti untuk

menguji validitas adalah menggunakan Korelasi Brivariate

Pearson (Produk Momen Pearson). Analisis ini dengan cara

mengkorelasikan masing-masing skor item dengan skor total. Skor

total adalah penjumlahan dari keseluruhan item. Item-item

pertanyaan yang berkorelasi signifikan dengan skor total

menunjukkan item-item tersebut mampu memberikan dukungan

dalam mengungkap apa yang ingin diungkap.

Langkah-langkah pengujian validitas dengan menggunakan

program SPSS 16.0 adalah sebagai berikut:

1) Skor total masing-masing variabel dituangkan dalam tabel

perhitungan skor di Excel.

2) Peneliti punya data hasil dari instrumen untuk 10 butir

pertanyaan pervariabel dengan menggunakan skala Likert.

Berikut di bawah ini penjelasannya:


99

Di bawah ini adalah data reponden untuk variabel dependen:

Tabel 4.4.

Data Jawaban Responden Variabel X

Skor Untuk Item Nomor: skor


Responden
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 total
R1 3 4 1 3 4 3 4 3 3 4 32
R2 3 4 1 4 4 3 4 4 3 4 34
R3 2 4 1 3 3 3 3 3 3 3 28
R4 4 4 1 3 3 2 3 3 2 3 28
R5 3 4 1 4 4 4 4 4 4 4 36
R6 3 3 1 3 3 2 3 3 2 3 26
R7 2 2 3 2 3 4 3 2 4 3 28
R8 3 4 1 4 4 4 4 4 4 4 36
R9 3 3 1 2 2 2 2 2 2 2 21
R10 3 3 1 3 5 3 5 3 3 5 34
R11 3 5 1 4 4 4 4 4 4 4 37
R12 1 2 1 1 2 1 2 1 1 2 14
R13 5 3 2 1 4 5 4 1 5 4 34
R14 5 3 3 3 2 4 2 3 4 2 31
R15 4 2 2 3 4 3 4 3 3 4 32
R16 3 1 1 2 2 1 2 2 1 2 17
R17 3 1 1 2 3 4 3 2 4 3 26
R18 3 2 1 1 3 1 3 1 1 3 19
R19 4 2 1 1 4 1 4 1 1 4 23
R20 3 4 1 3 2 1 2 3 1 2 22
Di bawah ini adalah data reponden untuk variabel

Independen:

Tabel 5.4.

Data Jawaban Responden Variabel Y

Skor Untuk Item Nomor skor


Responden
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 total
R1 4 4 3 4 2 4 4 4 4 3 36
100

R2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 27
R3 2 3 2 3 2 3 2 3 3 2 25
R4 4 3 4 3 3 1 4 1 3 4 30
R5 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 39
R6 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 27
R7 4 3 1 3 1 2 4 2 2 1 23
R8 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
R9 2 3 2 3 2 1 2 1 2 2 20
R10 2 3 4 3 2 1 2 1 3 4 25
R11 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 42
R12 3 3 4 3 1 3 3 3 4 4 31
R13 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30
R14 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 28
R15 4 3 4 3 3 3 4 3 5 4 36
R16 3 2 2 2 1 2 3 2 2 2 21
R17 3 3 5 3 2 3 3 3 4 5 34
R18 2 4 4 4 4 4 2 4 4 4 36
R19 2 3 4 3 4 3 2 3 4 4 32
R20 3 3 4 3 1 3 3 3 4 4 31
3) Setelah itu, buka program SPSS. Selanjutnya masuk ke

Variabel View, yang akan dihitung pertama kali adalah

variabel X, sehingga hasilnya seperti ini:

Gambar 1.4. Variabel View di Program SPSS

4) Selanjutnya memasukkan data kuesioner (angket) ke dalam

Variabel View, hingga muncul tampilan seperti di bawah ini:


101

Gambar 2.4. Variabel View Variabel X di Program SPSS

Gambar 3.4. Variabel View Variabel Y di Program SPSS

5) Setelah itu operasikan data ke analyze dan corellate kemudian

di klik brivate, muncullah hasil di bawah ini:

\Tabel 6.4.

Hasil Analisis Korelasi Variabel X

Skor_
item_1 item_2 item_3 item_4 item_5 item_6 item_7 item_8 item_9 item_10 Total
item_1 Pearson 1 .050 .011 .293 .010 .294 .201 .011 .294 .201 .509*
Correlatio
n
102

Sig. (2-
.834 .964 .210 .968 .208 .395 .964 .208 .395 .022
tailed)
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
item_2 Pearson
Correlatio .050 1 .716** .482* .264 .290 .309 .716** .290 .309 .637**
n
Sig. (2-
.834 .000 .032 .261 .215 .186 .000 .215 .186 .003
tailed)
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
item_3 Pearson
Correlatio .011 .716** 1 .529* .261 .389 .331 1.000** .389 .331 .659**
n
Sig. (2-
.964 .000 .017 .267 .090 .153 .000 .090 .153 .002
tailed)
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
item_4 Pearson
Correlatio .293 .482* .529* 1 .553* .221 .413 .529* .221 .413 .691**
n
Sig. (2-
.210 .032 .017 .012 .349 .070 .017 .349 .070 .001
tailed)
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
item_5 Pearson
Correlatio .010 .264 .261 .553* 1 .539* .472* .261 .539* .472* .594**
n
Sig. (2-
.968 .261 .267 .012 .014 .035 .267 .014 .035 .004
tailed)
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
item_6 Pearson
Correlatio .294 .290 .389 .221 .539* 1 .458* .389 1.000** .458* .686**
n
Sig. (2-
.208 .215 .090 .349 .014 .042 .090 .000 .042 .001
tailed)
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
item_7 Pearson
Correlatio .201 .309 .331 .413 .472* .458* 1 .331 .458* 1.000** .609**
n
Sig. (2-
.395 .186 .153 .070 .035 .042 .153 .042 .000 .004
tailed)
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
item_8 Pearson
Correlatio .011 .716** 1.000** .529* .261 .389 .331 1 .389 .331 .659**
n
Sig. (2-
.964 .000 .000 .017 .267 .090 .153 .090 .153 .002
tailed)
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
item_9 Pearson
Correlatio .294 .290 .389 .221 .539* 1.000** .458* .389 1 .458* .686**
n
Sig. (2-
.208 .215 .090 .349 .014 .000 .042 .090 .042 .001
tailed)
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
103

item_1 Pearson
0 Correlatio .201 .309 .331 .413 .472* .458* 1.000** .331 .458* 1 .609**
n
Sig. (2-
.395 .186 .153 .070 .035 .042 .000 .153 .042 .004
tailed)
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Skor_T Pearson
otal Correlatio .509* .637** .659** .691** .594** .686** .609** .659** .686** .609** 1
n
Sig. (2-
.022 .003 .002 .001 .006 .001 .004 .002 .001 .004
tailed)
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
6) Untuk lebih mudah membaca hasil, maka ditabulasikan

hasilnya dan menjadi seperti di bawah ini:

Tabel 7.4.

Hasil Analisis Item Instrumen Angket Variabel X

Nilai Nilai
No. Item
Sig. (2- Signifikansi Keterangan Interpretasi
Instrumen tailed) (p)
1 0,022 0,022 < 0,05 Valid

2 0,033 0,033 < 0,05 Valid

3 0,002 0,002 < 0,05 Valid

4 0,001 0,001 < 0,05 Valid

5 0,004 0,004 < 0,05 Valid


0,05
6 0,001 0,001 < 0,05 Valid

7 0,004 0,004 < 0,05 Valid

8 0,001 0,001 < 0,05 Valid

9 0,004 0,004 < 0,05 Valid

10 0,002 0,002 < 0,05 Valid


Selanjutnya, agar semua bisa faham, maka berikut adalah

cara membaca hasil setiap item dari angket diatas:


104

a) Berdasarkan hasil uji Item-1 pada tabel di atas, dapat

dilihat bahwa Nilai Signifikansi (p) atau Sig. (2-tailed)

adalah 0,022. Karena nilai 0,022 < 0,05, maka item-1 atau

Butir-1 tersebut adalah VALID.

b) Berdasarkan hasil uji Item-2 pada tabel di atas, dapat

dilihat bahwa Nilai Signifikansi (p) atau Sig. (2-tailed)

adalah 0,033. Karena nilai 0,003 < 0,05, maka item-2 atau

Butir-2 tersebut adalah VALID.

c) Berdasarkan hasil uji Item-3 pada tabel di atas, dapat

dilihat bahwa Nilai Signifikansi (p) atau Sig. (2-tailed)

adalah 0,002. Karena nilai 0,002 < 0,05, maka item-3 atau

Butir-3 tersebut adalah VALID.

d) Berdasarkan hasil uji Item-4 pada tabel di atas, dapat

dilihat bahwa Nilai Signifikansi (p) atau Sig. (2-tailed)

adalah 0,001. Karena nilai 0,001 < 0,05, maka item-4 atau

Butir-4 tersebut adalah VALID.

e) Berdasarkan hasil uji Item-5 pada tabel di atas, dapat

dilihat bahwa Nilai Signifikansi (p) atau Sig. (2-tailed)

adalah 0,004. Karena nilai 0,004 < 0,05, maka item-5 atau

Butir-5 tersebut adalah VALID.

f) Berdasarkan hasil uji Item-6 pada tabel di atas, dapat

dilihat bahwa Nilai Signifikansi (p) atau Sig. (2-tailed)


105

adalah 0,001. Karena nilai 0,001 < 0,05, maka item-6 atau

Butir-6 tersebut adalah VALID.

g) Berdasarkan hasil uji Item-7 pada tabel di atas, dapat

dilihat bahwa Nilai Signifikansi (p) atau Sig. (2-tailed)

adalah 0,004. Karena nilai 0,004 < 0,05, maka item-7 atau

Butir-7 tersebut adalah VALID.

h) Berdasarkan hasil uji Item-8 pada tabel di atas, dapat

dilihat bahwa Nilai Signifikansi (p) atau Sig. (2-tailed)

adalah 0,001. Karena nilai 0,001 < 0,05, maka item-8 atau

Butir-8 tersebut adalah VALID.

i) Berdasarkan hasil uji Item-9 pada tabel di atas, dapat

dilihat bahwa Nilai Signifikansi (p) atau Sig. (2-tailed)

adalah 0,004. Karena nilai 0,004 < 0,05, maka item-9 atau

Butir-9 tersebut adalah VALID.

j) Berdasarkan hasil uji Item-10 pada tabel di atas, dapat

dilihat bahwa Nilai Signifikansi (p) atau Sig. (2-tailed)

adalah 0,002. Karena nilai 0,002 < 0,05, maka item-10

atau Butir-10 tersebut adalah VALID.

Terbukti, bahwa semua item untuk variabel X dari

jawaban responden berstatus Valid.

7) Selanjutnya, hitungan data untuk variabel Y, mengikuti

langkah-langkah sebelumnya, maka hasil dari korelasi variabel

Y adalah sebagai berikut:


106

Tabel 8.4.

Hasil Analisis Korelasi Variabel Y

item_ item_ item_ item_ item_ item_ item_ item_ item_ item_1 Skor_Tota
  1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 l
Pearson
1.000*
Correlatio 1 .332 .141 .332 .073 .292 * .292 .252 .141 .497*
n
item_1 Sig. (2-
  .153 .553 .153 .759 .211 .000 .211 .284 .553 .026
tailed)
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Pearson
1.000 *
Correlatio .332 1 .425 * .588** .681** .332 .681** .529* .425 .792**
n
item_2 Sig. (2-
.153   .062 .000 .006 .001 .153 .001 .017 .062 .000
tailed)
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Pearson
Correlatio .141 .425 1 .425 .450* .356 .141 .356 .803** 1.000** .758**
n
item_3 Sig. (2-
.553 .062   .062 .047 .124 .553 .124 .000 .000 .000
tailed)
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Pearson
1.000 *
Correlatio .332 * .425 1 .588** .681** .332 .681** .529* .425 .792**
n
item_4 Sig. (2-
.153 .000 .062   .006 .001 .153 .001 .017 .062 .000
tailed)
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Pearson
Correlatio .073 .588** .450* .588** 1 .411 .073 .411 .395 .450* .634**
n
item_5 Sig. (2-
.759 .006 .047 .006   .072 .759 .072 .085 .047 .003
tailed)
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Pearson
1.000*
Correlatio .292 .681** .356 .681** .411 1 .292 * .622** .356 .789**
n
item_6 Sig. (2-
.211 .001 .124 .001 .072   .211 .000 .003 .124 .000
tailed)
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Pearson
1.000 *
Correlatio * .332 .141 .332 .073 .292 1 .292 .252 .141 .497*
n
item_7 Sig. (2-
.000 .153 .553 .153 .759 .211   .211 .284 .553 .026
tailed)
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Pearson
1.000*
Correlatio .292 .681** .356 .681** .411 * .292 1 .622** .356 .789**
n
item_8 Sig. (2-
.211 .001 .124 .001 .072 .000 .211   .003 .124 .000
tailed)
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
item_9 Pearson .252 .529* .803** .529* .395 .622** .252 .622** 1 .803** .838**
Correlatio
n
107

Sig. (2-
.284 .017 .000 .017 .085 .003 .284 .003   .000 .000
tailed)
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Pearson
1.000*
Correlatio .141 .425 * .425 .450* .356 .141 .356 .803** 1 .758**
n
item_10 Sig. (2-
.553 .062 .000 .062 .047 .124 .553 .124 .000   .000
tailed)
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Pearson
Correlatio .497* .792** .758** .792** .634** .789** .497* .789** .838** .758** 1
n
Skor_Tota
l Sig. (2-
.026 .000 .000 .000 .003 .000 .026 .000 .000 .000  
tailed)
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

8) Berikutnya mentabulasikan dan mendeskripsikan hasilnya:

Tabel 9.4.

Hasil Analisis Item Instrumen Angket Variabel Y

Nilai Nilai
No. Item
Sig. (2- Signifikansi Keterangan Interpretasi
Instrumen tailed) (p)
1 0,026 0,026 < 0,05 Valid

2 0,000 0,000 < 0,05 Valid

3 0,000 0,000 < 0,05 Valid

4 0,000 0,000 < 0,05 Valid

5 0,003 0,003 < 0,05 Valid


0,05
6 0,000 0,000 < 0,05 Valid

7 0,026 0,026 < 0,05 Valid

8 0,000 0,000 < 0,05 Valid

9 0,000 0,000 < 0,05 Valid

10 0,000 0,000 < 0,05 Valid


Cara membaca item di atas, adalah sebagai berikut:
108

a) Berdasarkan hasil uji Item-1 pada tabel di atas, dapat

dilihat bahwa Nilai Signifikansi (p) atau Sig. (2-tailed)

adalah 0,026. Karena nilai 0,026 < 0,05, maka item-1 atau

Butir-1 tersebut adalah VALID.

b) Berdasarkan hasil uji Item-2 pada tabel di atas, dapat

dilihat bahwa Nilai Signifikansi (p) atau Sig. (2-tailed)

adalah 0,000. Karena nilai 0,000 < 0,05, maka item-2 atau

Butir-2 tersebut adalah VALID.

c) Berdasarkan hasil uji Item-3 pada tabel di atas, dapat

dilihat bahwa Nilai Signifikansi (p) atau Sig. (2-tailed)

adalah 0,000. Karena nilai 0,000 < 0,05, maka item-3 atau

Butir-3 tersebut adalah VALID.

d) Berdasarkan hasil uji Item-4 pada tabel di atas, dapat

dilihat bahwa Nilai Signifikansi (p) atau Sig. (2-tailed)

adalah 0,000. Karena nilai 0,000 < 0,05, maka item-4 atau

Butir-4 tersebut adalah VALID.

e) Berdasarkan hasil uji Item-5 pada tabel di atas, dapat

dilihat bahwa Nilai Signifikansi (p) atau Sig. (2-tailed)

adalah 0,003. Karena nilai 0,003 < 0,05, maka item-5 atau

Butir-5 tersebut adalah VALID.

f) Berdasarkan hasil uji Item-6 pada tabel di atas, dapat

dilihat bahwa Nilai Signifikansi (p) atau Sig. (2-tailed)


109

adalah 0,000. Karena nilai 0,000 < 0,05, maka item-6 atau

Butir-6 tersebut adalah VALID.

g) Berdasarkan hasil uji Item-7 pada tabel di atas, dapat

dilihat bahwa Nilai Signifikansi (p) atau Sig. (2-tailed)

adalah 0,026. Karena nilai 0,026 < 0,05, maka item-7 atau

Butir-7 tersebut adalah VALID.

h) Berdasarkan hasil uji Item-8 pada tabel di atas, dapat

dilihat bahwa Nilai Signifikansi (p) atau Sig. (2-tailed)

adalah 0,000. Karena nilai 0,000 < 0,05, maka item-8 atau

Butir-8 tersebut adalah VALID.

i) Berdasarkan hasil uji Item-9 pada tabel di atas, dapat

dilihat bahwa Nilai Signifikansi (p) atau Sig. (2-tailed)

adalah 0,000. Karena nilai 0,000 < 0,05, maka item-9 atau

Butir-9 tersebut adalah VALID.

j) Berdasarkan hasil uji Item-10 pada tabel di atas, dapat

dilihat bahwa Nilai Signifikansi (p) atau Sig. (2-tailed)

adalah 0,000. Karena nilai 0,000 < 0,05, maka item-10

atau Butir-10 tersebut adalah VALID.

Peneliti akhirnya menarik kesimpulan, bahwa dari 20

soal untuk kuesioner/angket ini semuanya sudah berstatus

valid, dan dapat disebarkan kepada responden, dan juga bisa

diuji kevaliditasan datanya.


110

b. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas berkaitan dengan masalah adanya

“kepercayaan” terhadap alat test (instrument). Suatu instrument

dapat memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi jika hasil dari

pengujian test/instrument tersebut menunjukan hasil yang tetap.

Dengan demikian, masalah reliabilitas test/instrument berhubungan

dengan masalah ketetapan hasil. Atau kalaupun terjadi perubahan

hasil test/instrument, namun perubahan tersebut dianggap tidak

berarti.

Uji reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh

mana alat pengukuran dapat dieprcaya atau diandalkan. Reliabilitas

instrument diperlukan untuk mendapatkan data sesuai dengan

tujuan pengukuran. Untuk mencapai hal tersebut, dilakukan uji

reliabilitas dengan menggunakan SPP 16.0 dengan model Alpha

Cronbach’s yang diukur berdasarkan skala alpha cronbach’s 0

sampai 1. Berikut di bawah ini langkah-langkah melakukan analisis

reliabilitas data:

1) Analisis Reliabilitas Variabel X

a) Klik menu analyze dan sorot scale pilih reliability analisis,

maka muncul tampilan ini:


111

Gambar 4.4. Hasil Reliabilitas Variabel X

b) Selanjutnya semua item dipindahkan dari kolom kiri ke

kolom kanan, dan klik ok. Maka muncullah hasil dari

reliabilitas data variabel X di bawah ini:

Tabel 10.4

Reliabilitas Statistik Variabel X

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

.725 11
c) Setelah proses pengujian reliabilitas selesai, untuk

menginterpretasikan data hasil Uji Reliabilitas tersebut,

maka yang digunakan adalah nilai Reliability Statistics dari

Alpha.

d) Hasil uji reliabel ini menunjukan nilai Alpha sebesar 0,725.

Maka angka Cronbach’s pada kisaran 0.70 adalah dapat

diterima, atau dikatakan reliabel jika memiliki nilai Alpha

minimal 0.7. dengan demikian, maka kuesioner variabel X


112

dalam penelitian ini adalah RELIABEL karena mempunyai

nilai Alpha > 0,7.

2) Analisis Reliabilitas Variabel Y

a) Lakukan langkah-langkah seperti pada variabel Y, dan hasil

dari nilai reliabilitas variabel Y adalah sebagai berikut:

Tabel 11.4.

Hasil Reliabilitas Variabel Y

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

.768 11
b) Setelah proses pengujian reliabilitas selesai, untuk

menginterpretasikan data hasil Uji Reliabilitas tersebut,

maka yang digunakan adalah nilai Reliability Statistics dari

Alpha.

c) Hasil uji reliabel ini menunjukan nilai Alpha sebesar 0,768.

Maka angka Cronbach’s pada kisaran 0.70 adalah dapat

diterima, atau dikatakan reliabel jika memiliki nilai Alpha

minimal 0.7. dengan demikian, maka kuesioner variabel Y

dalam penelitian ini adalah RELIABEL karena mempunyai

nilai Alpha > 0,7.

4. Presentasi Nilai Tanggapan dari Responden

Perlu kita ketahui berapa presentasi nilai dari setiap item

tanggapan yang diberikan oleh responden agar bisa membaca


113

kesimpulan dari setiap jawaban item yang disediakan oleh peneliti,

sebelum kita jabarkan maka perlu diketahui kategori presentasi nilai

dalam data satatistiknya, yaitu adalah sebagai berikut:

Tabel 12.4.

Kategori Presentasi Nilai Responden

Jawaban Rata-rata Kategori Presentasi


Presentasi Nilai
Item Nilai
Selalu 80 ≤ P ≤ 100 Sangat Baik
Sering 65 ≤ P ≤ 79,99 Baik
Kadang 55 ≤ P ≤ 64,99 Cukup
Jarang 40 ≤ P ≤ 54,99 Kurang
Tidak Pernah 0 ≤ P ≤ 39,99 Sangat Kurang

a. Tanggapan Responden pada Variabel X

Cara mengetahui Jumlah Komulatif Jawaban adalah dengan

menjumlahkan skor total dari jawaban responden.

Cara mengetahui presentase jumlah komulatif adalah dengan

rumus jumlah skor responden dibagi jumlah nilai ideal kemudian

dikalikan 100%.

Setelah menentukan kategori presentasi nilai per-item dari

responden, berikut adalah tanggapan responden terhadap

kuesioner/angket variabel X yang berjumlah 10 Item:

Tabel 13.4.

Presentase Nilai Responden pada Variabel X

Jumlah Presentase
No.
Pertanyaan Komulatif Jumlah Kategori
Item
Jawaban Komulatif
Waktu untuk
1 mengulang hafalan 63 1,26 Cukup
terlalu sebentar
114

Kalian mengulang
hafalan sesuai dengan
2 target yang 60 1,2 Cukup
diperintahkan oleh
guru tahfidz
Mengadakan parade
tasmi’ di depan umum Sangat
3 26 0,52
yang butuh biaya Kurang
lumayan besar
Hafalan setiap hari
bertambah jumlah
4 ayatnya dan 52 1,04 Kurang
bertambah banyak
yang dihafalnya
Diadakan pengetesan
hafalan khusus untuk
5 melihat sejauh mana 65 1,3 Baik
kalian mengingat
hafalan
Ingin terus berlanjut
ke ayat selanjutnya
6 tapi ingin mengulang- 55 1,1 Cukup
ulang dulu ayat
sebelumnya
Mengulang-ulang
7 hafalan hanya di 65 1,3 Baik
sekolah
Guru tahfidz
menyuruh
mengulang-ulang
8 52 1,04 Kurang
sampai 20 kali, kalian
tidak melakukan
sesuai perintahnya
Satu hari mengulang
ayat sebelumnya
9 sampai 2 atau 3 kali 55 1,1 Cukup
sebelum melanjutkan
ke ayat berikutnya
Bisa menjawab
pertanyaan dari guru
10 65 1,3 Baik
tahfidz saat
pengetesan

Dari tabel presentase nilai responden di atas, agar dapat lebih

difahami, maka peneliti mendeskripsikannya di bawah ini:


115

1) Pada Item-1 hasil jawaban dari 20 orang responden setelah

dikomulatif berada dalam kategori Cukup. Namun, melihat dari

pertanyaannya berarti ini adalah negatif. Dimana responden jelas

memberitahukan bahwa memang benar adanya waktu yang

sangat terbatas untuk menghafal dan mengulang hafalan yang

sudah dihafal.

2) Pada Item-2 hasil jawaban dari 20 orang responden setelah

dikomulatif berada dalam kategori cukup. Ini menandakan

bahwa hampir memenuhi target hafalan yang diperintahkan oleh

guru tahfidz mereka, meskipun tidak semuanya mencapai target,

namun ini cukup untuk menjadi acuan bahwa waktunya cukup

efektif.

3) Pada Item-3 hasil jawaban dari 20 orang responden setelah

dikomulatif berada dalam kategori sangat kurang, Karena,

kemungkinan besar memang pihak sekolah maupun guru tahfidz

tidak pernah mengadakan acara khusus untuk parade tasmi’, jadi

jelas jawabannya adalah sangat kurang karena memang tidak

pernah diakan parade tasmi apalagi yang sangat membutuhkan

biaya besar.

4) Pada Item-4 hasil jawaban dari 20 orang responden setelah

dikomulatif berada dalam kategori kurang. Dalam artian, hafalan

peserta didik tidak setiap hari bertambah, namun tidak semuanya

tidak bertambah.
116

5) Pada Item-5 hasil jawaban dari 20 orang responden setelah

dikomulatif berada dalam kategori baik. Ini menunjukan

efektifnya pengetesan hafalan khusus, untuk mengukur sejauh

mana kemampuan dari masing-masing peserta didik.

6) Pada Item-6 hasil jawaban dari 20 orang responden setelah

dikomulatif berada dalam kategori cukup. Dilihat dari

jawabannya memang peserta didik tidak seluruhnya memiliki

motivasi untuk mengulang hafalan kembali, namun ini masuk

dalam kategori cukup berarti mereka ada dalam masa yang bisa

rubah dan diberi motivasi kembali.

7) Pada Item-7 hasil jawaban dari 20 orang responden setelah

dikomulatif berada dalam kategori baik. Karena pertanyaan ini

negatif, berarti jelas, peserta didik mayoritas menghafal dan

mengulang hafalan hanya di sekolah saja.

8) Pada Item-8 hasil jawaban dari 20 orang responden setelah

dikomulatif berada dalam kategori kurang. Dilihat dalam

jawabannya berarti memang peserta didik tidak selalu menuruti

apa yang diperintahkan oleh guru tahfidznya.

9) Pada Item-9 hasil jawaban dari 20 orang responden setelah

dikomulatif berada dalam kategori cukup. Peserta didik

melakukan pengulangan 2-3 kali sebelum melanjutkan ke ayat

berikutnya untuk dihafal. Biasa ini dilakukan tidak setiap hari,


117

namun cukup untuk bisa disebut efektiv penerapan metode

takrirnya.

10) Pada Item-10 hasil jawaban dari 20 orang responden setelah

dikomulatif berada dalam kategori baik. Mayoritas dan bahkan

kebanyakan dari peserta didik adalah bisa menjawab pertanyaan

dari guru tahfidz saat diadakan pengetesan hafalan atau tasmi’.

b. Tanggapan Responden pada Variabel Y

Berikut di bawah ini adalah total presentasi nilai dari

tanggapan responden terhadap variabel Y:

Tabel 14.4.

Presentase Nilai Responden pada Variabel Y

Jumlah Presentase
No.
Pertanyaan Komulatif Jumlah Kategori
Item
Jawaban Komulatif
Tidak lancar saat
1 48 1,24 Kurang
tasmi’
Men-tasmi’-kan juz
2 43 1,28 Kurang
30 dalam satu waktu
Salah dalam
3 melafalkan 61 1,38 Cukup
makhorijul huruf
Tahu hukum tajwid
4 pada ayat yang sudah 43 1,24 Kurang
dihafal
Saat tasmi’ salah 1-10
5 48 0,96 Kurang
kali
Ketika tasmi’ pada
guru tahfidz,
6 61 1,12 Cukup
kesalahan tidak lebih
dari 5 kali
Tidak memperhatikan
makhorijul huruf Al-
7 79 1,24 Baik
Quran saat menghafal
maupun tasmi’
8 Hafal satu surat 70 1,12 Baik
118

panjang dalam waktu


satu minggu dengan
benar dan lancar
bisa menjawab
9 67 1,34 Baik
pertanyaan tajwid
menghafal tidak tartil
10 67 1,34 Baik
dan kondusif

Dari tabel presentase nilai responden di atas, dideskripsikan

sebagai berikut:

1) Pada Item-1 hasil jawaban dari 20 orang responden setelah

dikomulatif berada dalam kategori kurang. Ini berarti bahwa

peserta didik masih mengalami penghambatan hafalan, yaitu lupa

dan sebagainya, sehingga hasilnya pun kurang..

2) Pada Item-2 hasil jawaban dari 20 orang responden setelah

dikomulatif berada dalam kategori kurang. Dilihat dari

pertanyaannya, ini berarti masih sedikit peserta didik yang tasmi’

juz 30 dalam satu waktu.

3) Pada Item-3 hasil jawaban dari 20 orang responden setelah

dikomulatif berada dalam kategori cukup, peserta didik paling

tidak sudah mempunyai dasar pengucapan makhorijul huruf yang

baik dan benar, sehingga masuk dalam kategori cukup.

4) Pada Item-4 hasil jawaban dari 20 orang responden setelah

dikomulatif berada dalam kategori kurang. Dilihat dari jawaban

responden, memang benar adanya bahwa belum banyak peserta

didik yang faham dan tahu betul pada makhorijul huruf, dan ini

sangat perlu diperhatikan oleh guru tahfidz juga guru mengajinya.


119

5) Pada Item-5 hasil jawaban dari 20 orang responden setelah

dikomulatif berada dalam kategori kurang. Karena pertanyaan ini

bersifat negative dan hasilnya adalah kurang, berarti ini

menandakan keadaannya bagus. Peserta didik jarang bisa salah

sampai 10 kali saat pengetesan hafalan, dan ini merupakan

prestasi yang baik dan perlu dikembangkan.

6) Pada Item-6 hasil jawaban dari 20 orang responden setelah

dikomulatif berada dalam kategori cukup. Hampir ada sebagian

siswa dan siswi yang memang mampu menyetorkan hafalan salah

1-5 kali.

7) Pada Item-7 hasil jawaban dari 20 orang responden setelah

dikomulatif berada dalam kategori baik. Karena pertanyaan

nomor ini adalah negatif, berarti masih banyak peserta didik yang

menghafal hafalan tanpa memakai makhorijul huruf yang benar.

Inilah yang harus jadi perhatian.

8) Pada Item-8 hasil jawaban dari 20 orang responden setelah

dikomulatif berada dalam kategori baik. Banyak peserta didik

yang mampu menghafakan satu minggu satu juz dan dan

mengulang-ulang lomba yang benar-benar lampang.

9) Pada Item-9 hasil jawaban dari 20 orang responden setelah

dikomulatif berada dalam kategori baik. Kemampuan dari

penghafal Al-Quran bukanlah satu-satunya hafalan yang harus

dipertanyakan, yaitu tajwidnya pula. Karena celakalah orang yang


120

bisa membaca Al-Quran tapi tidak memakai ilmu tajiwidnya, dan

di DTA Raudhatul Mubtadiin ini sudah tidak perlu dipertanyakan

lagi kemampuan ilmu tajwid dari peserta didiknya, karena dari

hasil responden banyak peserta didik yang sudah faham dengan

ilmu tajwidnya dan menerapkannya saat menghafal dan

mengulang Al-Quran.

10) Pada item 10 hasil jawaban 20 orang responden setelah

dikomulatif berada dalam kategori baik. Dilihat dari

pertanyaannya ini merupakan pertanyaan yang negatif. Jadi,

masih banyak cara menghafal yang tidak tartil dilakukan oleh

peserta didik.

5. Uji Asumsi Untuk Analisis Data

Uji normalitas data dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa

data sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Hal ini

penting diketahui berkaitan dengan ketetapan pemilihan uji statistik

yang dipergunakan.

Berikut hasil dari uji normalitas untuk variabel X dan Y setelah

dihitung melalui aplikasi SPPS 16.0:


121

Tabel 15.4.

Hasil Uji Normalitas Data

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Efektivitas_Penerapan_Metode
.127 20 .200* .943 20 .278
_Takrir
Peningkatan_Hafalan_AlQuran
.103 20 .200* .975 20 .858
_Peserta_Didik
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.

Pada tabel di atas menunjukan uji normalitas data efektivitas

penerapan metode takrir dan peningkatan hafalan Al-Quran peserta

didik. Pengujian normalitas dengan SPSS berdasarkan hasil pada uji

Kolmogrov-Smirnov. Kita perhatikan angka pada kolom signifikansi

(Sig.) pada tabel Kolmogrov-Smirnov, kriteria uji normalitas adalah

sebagai berikut:

1) Ditetapkannya taraf nyata (signifikansi). Disini nilainya adalah

0,05.

2) Bandingkan angka pada kolom Sig. dengan 0,05.

3) Jika Sig. > 0,05 maka data berdistribusi normal.

4) Jika Sig. < 0,05 maka data berdistribusi tidak normal

5) Pada tabel Tests Of Normality pada uji Kolmogrov-Smirnov nilai

Sig. untuk Efektivitas Penerapan Metode Takrir dan Peningkatan

Hafalan Al-Quran peserta didik semuanya > 0,05 maka dapat

disimpulkan data kedua variabel tersebut berdistribusi normal.


122

Gambar 5.4. Q-Q Plot dari Variabel X

Gambar 6.4. Q-Q Plot dari Variabel Y


123

Pada diagram Normal Q-Q Plot untuk kedua variabel terlihat

bahwa data berada di sekitar garis lurus. Sehingga kedua data

tersebut berdistribusi normal.

6. Uji Regresi Linier

Tujuan analisis regresi adalah untuk memprediksi seberapa jauh

pengaruh yang ada antara dua variabel penelitian.

Berikut adalah hasil output regresi yang diolah oleh SPSS:

Tabel 16.4.

Nilai Keeratan Pengaruh antarvariabel

Model Summary

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate

1 .418a .175 .129 6.32854

a. Predictors: (Constant),
Peningkatan_Hafalan_AlQuran_Peserta_Didik

Tabel diatas menggambarkan derajat keeratan pengaruh

antarvaiabel, di bawah ini penjelasannya:

1) Angka R sebesar 0,418a menunjukkan bahwa regresi/pengaruh

antara Efektivitas Penerapan Metode Takrir dengan Peningkatan

Hafalan Al-Quran Peserta Didik di DTA Raudhatul Mubtadiin

adalah kuat. Karena angka 0,418 > 0,05.

2) Std. Error of the Estimate yang nilainya 6.32854

menggambarkan tingkat ketepatan prediksi regresi, dimana

semakin kecil angkanya maka semakin baik prediksinya.


124

Tabel 17.4.

Tingkat Signifikansi

ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 152.891 1 152.891 3.817 .066a
Residual 720.909 18 40.050
Total 873.800 19
a. Predictors: (Constant), Peningkatan_Hafalan_AlQuran_Peserta_Didik
b. Dependent Variable: Efektivitas_Penerapan_Metode_Takrir

Tabel di atas ini, menggambarkan tingkat signifikansi. Dari

ANOVA atau F-test, didapat F-hitung 3.817 dengan tingkat

signifikansi sebesar 0,066b. karena probabilitas (tingkat signifikansi)

ini lebih besar daripada 0,05 maka model regresi ini bisa dipakai

untuk memprediksikan tingkat Efektivitas Penerapan Metode Takrir.

Dengan kata lain, tingkat Efektivitas Penerapan Metode Takrir

berpengaruh terhadap peningkatan hafalan Al-Quran Peserta Didik di

DTA Raudhatul Mubtadiin.

Tabel 18.4.

Perhitungan Koefisiensi

Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 14.048 7.229 1.943 .068
Peningkatan_Hafalan_AlQur
.452 .231 .418 1.954 .066
an_Peserta_Didik
a. Dependent Variable: Efektivitas_Penerapan_Metode_Takrir
125

Pada bagian ini, menggambarkan seberapa besar koefisien

regresinya.

1) Persamaan regresi yang diperoleh adalah sebagai berikut:

Peningkatan Hafalan Al-Quran Peserta Didik = 14.048 + 0,452

2) Koefisien regresi 0,452 menunjukkan bahwa setiap Peningkatan

Hafalan Al-Quran peserta didik bertambah +1 poin, maka

efektivitas penerapan metode takrir akan bertambah sebesar

0,452.

3) Uji-t digunakan untuk menguji signifikansi konstanta dan setiap

variabel independent.

4) Hipotesisi yang dibangun adalah sebagai berikut:

a) Ho = Koefisien Regresi Tidak Signifikan

b) Hi = Koefisien Regresi Signifikan

Pengambilan keputusan (berdasarkan probabilitas, lihat kolom

Sig.) adalah sebagai berikut:

a) Jika Sig. > 0,05 maka Ho diterima, Hi ditolak.

b) Jika Sig. < 0,05 maka Hi diterima, Ho ditolak.

Terlihat bahwa pada kolom Sig. untuk kedua variabel tersebut,

yaitu konstanta = 0,068 > 0,05 dengan demikian Ho diterima dan

Hi ditolak. Dengan kata lain bahwa efektivitas penerapan metode

takrir tidak cukup signifikan mempengaruhi peningkatan hafalan

Al-Quran peserta didik di DTA Raudhatul Mubtadiin.

Anda mungkin juga menyukai