Anda di halaman 1dari 7

Kata Pembuka

Mohon maaf sebelumnya, saya bukan orang dengan tingkat pengetahuan


spiritual yang tinggi, bahkan masih jauh dari sempurna. Saya masih belajar dan saya
yakin pengetahuan agama Anda lebih baik dari saya.
Saya hanya ingin berbagi pengalaman tentang bagaimana mengatasi mimpi
buruk selama bertahun-tahun akibat pengalaman traumatik. Caranya adalah
dengan membaca ayat Kursi. Pada intinya saya hanya ingin menyampaikan kabar
baik untuk Anda, siapa tahu ada gunanya.

Salam hangat,
@diarseonubi
facebook.com/diar.seonubi
Awal Kisah
Saya memiliki pengalaman traumatik. Mohon maaf, saya tidak bisa
menceritakan detailnya. Tapi pada saat itu, semua emosi campur aduk antara
kecewa, marah, benci, sedih, jengkel, dst.

Mimpi yang Aneh


Rupanya emosi itu masuk ke bawah alam sadar dan mengendap di sana. Saya
sudah memaafkan orangnya, tapi pikiran bawah sadar saya tidak. Akibatnya, selama
belasan tahun saya sering mimpi buruk yang kurang lebih isinya sama:
1. Berada di tempat yang gelap dan sepi.
2. Bertemu orang-orang dengan wajah dingin
3. Orang-orang dalam mimpi itu kadang mengatakan sesuatu yang tidak saya
mengerti. Kalau saya membalasnya, saya pasti mengigau.

Setiap kali bangun setelah mimpi buruk, pikiran saya gelisah dan cemas. Karena
setiap terbangun, kejadian di dalam mimpi itu masih terbayang-bayang. Itu terjadi
selama 14 tahun. Baru tahun 2017 saya menemukan cara mengurangi frekuensi
mimpi buruk.

Cara Kerja Memori


Sebelumnya saya sempat berpikir apakah hal yang saya alami merupakan
kejadian akibat mistik, atau sejenisnya. Tapi saya berusaha berpikir logis dengan
mempelajari bagaimana otak manusia bekerja.
1. Ingatan Jangka Pendek
Suatu hari saya membaca sebuah posting di Facebook yang isinya bahwa si
orang yang menulis posting tersebut punya kebiasaan, setiap sebelum tidur malam
selalu mengucapkan kata yang isinya memaafkan kesalahan siapapun. Ini masuk
akal. Kalau kita perhatikan, anak kecil sering mengigau malam hari tentang apa yang
ia lakukan di siang hari. Artinya, kejadian di siang hari yang terekam oleh otak, bisa
jadi akan muncul kembali di malam hari saat tidur.

2. Ingatan Jangka Panjang


Saya berusaha menyusuri semua ingatan saya sejak usia 4 tahun. Saya
mempelajari bagaimana cara kerja otak manusia menyimpan ingatan.
Kesimpulannya, manusia akan mengingat semua kejadian yang melibatkan emosi
baik itu rasa senang, benci, marah, sedih, dan sebagainya. Seperti itu cara kerja
kenangan, begitu juga trauma.

Cara Kerja Otak Menyimpan Kenangan


Cara kita menanggapi sesuatu akan menentukan apakah suatu kejadian yang
kita alami akan disimpan (memori) di otak sebagai pengalaman menyenangkan
(kenangan baik) atau sebagai pengalaman yang menyakitkan (kenangan buruk).
Memori itu juga yang nantinya akan menentukan cara kita merespon jika kejadian
yang sama berulang.
Sebagai contoh, jika Anda pernah disengat lebah dan menganggapnya sebagai
suatu kejadian biasa. Lain waktu Anda ketemu lebah, sikap Anda biasa saja.
Sebaliknya, jika Anda disengat lebah lalu Anda menganggap hal itu sebagai suatu
hal yang menyakitkan, maka lain kali Anda ketemu lebah Anda pasti lari
menghindar. Pikiran Anda bilang bahwa lebah tidak selalu berbahaya, tetapi
perasaan Anda mengendalikan respons Anda sepenuhnya. Dari sini penyebab
munculnya phobia, trauma, kebiasaan, dst.
Jadi, bukan soal apa kejadiannya, tapi bagaimana cara kita menanggapi
sesuatu. Hal ini nanti akan menjelaskan kenapa sebaiknya kita menjadi orang yang
periang, tidak mudah tersinggung, tidak mudah marah, tidak pendendam, dst.
Tujuannya agar otak tidak menyimpan kenangan buruk. Apalagi jika emosi terlibat
sangat kuat, maka kenangan tersebut akan disimpan ke dalam pikiran bawah sadar
dan berpotensi mengubah perilaku.

Mulai Mengirim Pesan


Pikiran sadar saya sudah memaafkan, tapi pikiran bawah sadar saya belum
atau tidak. Jadi, setelah mempelajari bagaimana cara otak menyimpan memori,
maka saya mulai berpikir bagaimana caranya mengirim ‘pesan’ yang
menyenangkan ke pikiran bawah sadar untuk menanamkan kenangan baik. Bisa
dibilang, saya ingin mengirim pesan ke pikiran bawah sadar bahwa, “Hei, saya baik-
baik saja. Anda salah mendiagnosa keadaan. Ayo, segera perbaiki data!” Saya hanya
mencoba, mungkin berhasil, mungkin juga tidak. Bismillah saja.
1. Saya tulis nama orang yang mungkin pernah membuat saya sakit hati, benci,
marah, sedih, dst.
2. Setiap selesai sholat Mahgrib saya membaca ayat Kursi. Saya lanjutkan dengan
berdoa, “Ya Allah, saya sudah memaafkan (sebutkan namanya).”
3. Saya mengulangi setiap malam selama 3 hari.
Itu terapi untuk mengubah ingatan jangka panjang. Sedangkan untuk ingatan
jangka pendek, seminggu setelah itu saya berdialog dengan diri sendiri, mencari
banyak alasan yang masuk akal untuk memaklumi kesalahan orang tersebut.
Saya agak lupa, tapi kalau tidak salah, self therapy itu saya lakukan tahun 2014.
Alhamdulillah, sejak itu frekuensi mimpi buruknya berkurang drastis. Biasanya
seminggu bisa 3x mimpi buruk. Sejak melakukan self therapy, frekuensi mimpi
buruk menurun menjadi sebulan 1x, lalu 3 bulan hanya 1x. Sampai akhirnya
frekuensi mimpi buruk dalam setahun hanya 1-2x.

Bagaimana Cara Kerjanya?


Baru tahun ini 2022 saya memahami efek membaca kerja ayat Kursi terhadap
otak. Itu karena saya menonton Youtube bahwa menyetel musik klasik dapat
meningkatkan kecerdasan calon bayi. Anda bisa membacanya di e-book saya satu
lagi tentang Cara Merekayasa Kecerdasan Bayi.
Pembacaan ayat Kursi itu berfungsi merelaksasi sekaligus menstimulasi otak
pada waktu bersamaan.
1. Efek Relaksasi
Ketika Anda membaca ayat Kursi, nada suara Anda tidak akan terlalu tinggi
ataupun terlalu rendah, jadi kita sebut saja dengan nada tengah. Nada tengah
yaitu frekuensi yang serupa dengan intonasi ketika Anda sedang bicara. Nada
tengah ini memiliki efek relaksasi jika diucapkan secara intens pada sebuah
waktu.
2. Stimulan
Pembacaan ayat Kursi juga berfungsi sebagai stimulan atau rangsangan
terhadap otak. Ketika Anda membaca ayat Kursi, intonasi Anda tidak akan datar
melainkan naik turun. Intonasi yang naik turun itulah yang menimbulkan efek
stimulan terhadap otak. Inilah yang merangsang otak untuk memberikan
tanggapan balik dengan cara menyimak atau siap merekam.

Secara prinsip, self therapy ini cara kerjanya hampir sama dengan hipnosis.
Pada hipnosis, obyek dibuat dalam keadaan tidur agar rileks, setelah itu baru
kemudian dimasukkan ‘pesan’ berupa sugesti. Bedanya, hipnosis tidak bisa
dilakukan sendiri, tetapi harus menggunakan bantuan orang lain.

Kesimpulan
Apakah manfaat membaca ayat Kursi atau surat Al Quran bisa digunakan untuk
tujuan lain? Bisa! Misalnya untuk belajar atau mempelajari hal-hal baru. Hal ini
berguna untuk pelajar, mahasiswa, karyawan yang sedang menempuh pendidikan
akademis, internet marketer yang sedang belajar copywriting, seo, dsb.
Bagaimana cara mengamalkannya? Mudah, cukup membaca ayat Kursi atau
surat dalam Al Quran kemudian dilanjutkan dengan membaca buku yang ingin
dihapal atau dipelajari. Secara fase, urutannya adalah merelaksasi sekaligus
menstimulasi otak, dilanjutkan dengan mengirimkan pesan ke otak. Membaca buku
merupakan tahap mengirim ‘pesan’ ke dalam otak. Dengan begitu kita akan lebih
cepat menghapal, mengingat atau mempelajari apapun. Kalau untuk tujuan belajar,
ayat Kursi bisa diganti dengan membaca surat pendek misalnya Al Fatihah.

Anda mungkin juga menyukai