Anda di halaman 1dari 30

digunakan untuk melindungi daerah perairan

pelabuhan dari gangguan gelombang.


TIPE PEMECAH GELOMBANG
a) Pemecah gelombang sisi miring

200

1. Armor dari batu belah

2. Armor dari kubus beton


3. Armor dari tetrapod

b. Pemecah gelombang sisi tegak


3. Pemecah gelombang campuran.
Pemecah gelombang sisi miring
Data yang diperlukan untuk merencanakan bangunan pengamanan
pantai tipe rubble mound meliputi:

a) data topografi dan bathimetri;


b) data hidro-oceanografi (gelombang, angin, pasang surut dan arus);
c) data geologi dan mekanika tanah;
d) data perahu dan kapal;
e) data hidrometri

Jenis armor yang dapat digunakan sebagai armor antara lain:

a) batu bulat halus;


b) batu bulat kasar;
c) blok beton berbentuk
c)
kubus dipasang secara acak;
d) blok beton berbentuk kubus dipasang secara teratur;
e) blok beton tetrapod.
Armor dari batu
lebih murah
dibandingkan
dengan blok-blok
beton. Namun
apabila diperlukan
diameter yang
besar, armor dari
batu sulit
diperoleh. Oleh
karena Itu
sebagai alternatif
sering diperguna-
kan blok beton
Stabilitas armor
Untuk menentukan dimensi armor dipergunakan rumus Hudson sebagai
berikut ;

 r .H 3 r
W Sr 
K D ( S r 1) 3 cot  a
dengan:
3

W adalah berat satuan lapisan pelindung (kg atau ton )


r
r adalah massa jenis batu (kg/m atau ton/m3)
a adalah massa jenis air laut (kg/m atau ton/m ), dapat diambil
sebesar 1,025 kg/m3
H adalah tinggi gelombang rencana (m)
 adalah sudut kemiringan sisi pemecah gelombang (0)
KD adalah koefisien stabilitas armor yang tergantung dari jenis
lapis pelindung; jumlah lapisan (nt); penempatan
(acak atau khusus); bagian bangunan (lengan atau
ujung); kondisi gelombang (pecah atau tidak
pecah) dan kemiringan talud (cotg ), yang disajikan
pada Tabel 1
Diameter untuk jenis armor digunakan rumus sebagai berikut.

W
Untuk batu belah, diameter (D) ; D 3
r

W
Untuk kubus dimensi sisi-sisi (S) ; S 3
r

Berbagai jenis armor seperti batu belah, kubus ataupun tetrapod dapat
digunakan untuk bagian struktur kepala dan badan untuk kondisi
gelombang pecah dan tidak pecah.

Perhitungan dimensi armor batu belah bulat kasar untuk bagian kepala
dan badan dengan r = 2600 kg/m3, dapat dilakukan dengan cara yang
sama menggunakan hasil perhitungan pada Tabel A.4 Lampiran A.

Dimensi armor dari batu belah bulat kasar dengan r = 2600 kg/m3
dan r = 2700 kg/m3 sedangkan untuk perhitungan dimensi kubus dan
tetrapod dengan r = 2400 kg/m3
Tabel 1 Koefisien stabilitas KD untuk berbagai jenis butir
Lengan (badan)
Bangunan Ujung (kepala)
Kemi
Bangunan
Penem ringan
Lapis Lindung nt Gelombang Gelombang
patan
Tidak Tidak
Pecah Pecah
Pecah Pecah
Batu Pecah
Bulat halus 2 Acak 1,2 2,4 1,1 1,9 1,5 – 3,0
Bulat kasar >3 Acak 1,6 3,2 1,4 2,3 *2
Bersudut kasar 1 Acak *1 2,9 *1 2,3 *2
1,9 3,2 1,5
Bersudut kasar 2 Acak 2,0 4,0 1,6 2,8 2,0
1,3 2,3 3,0
Bersudut kasar >3 Acak 2,2 4,5 2,1 4,2
*2
Bersudut kasar 2 Khusus *3 5,8 7,0 5,3 6,4
*2
Paralelepiped 2 Khusus 7,0 – 20 8,5 – 24 - -
Tetrapod 5,0 6,0 1,5
dan 2 Acak 7,0 8,0 4,5 5,5 2,0
Quadripod 3,5 4,0 3,0
8,3 9,0 1,5
Tribar 2 Acak 9,0 10,0 7,8 8,5 2,0
6,0 6,5 3,0
8,0 16,0 2,0
Dolos 2 Acak 15,8 31,8
7,0 14,0 3,0
Kubus dimodifikasi Acak 6,5 7,5 - 5,0 *2
Hexapod 2 Acak 8,0 9,5 5,0 7,0 *2
Tribar 2 Seragam 12,0 15,0 7,5 9,5 *2
Batu pecah (KRR) 1 Acak 2,2 2,5 - - -
(graded angular)

CATATAN
nt = Jumlah susunan butir batu dalam lapis pelindung
*1 = Penggunaan n = 1 tidak disarankan untuk kondisi gelombang pecah
*2 = Sampai ada ketentuan lebih lanjut tentang nilai KD, penggunaan KD dibatasi pada kemiringan
1:1,5 sampai 1 : 3
*3 = Batu ditempatkan dengan sumbu panjangnya tegak lurus permukaan bangunan
B

H R m.a. laut rencana

Lapisan pelindung
t W

Sketsa potongan melintang struktur tipe rubble mound

Lebar mercu
Lebar mercu dapat dihitung dengan rumus berikut ;
1
W  3

B  n p . k   
dengan: r 
B adalah lebar mercu (m)
np adalah jumlah butir batu (n minimum = 3)
kΔ adalah koefisien lapis
W adalah berat satuan lapisan pelindung (kg atau ton)
r adalah massa jenis batu (kg/m atau ton/m3)
Tebal lapisan pelindung
Tebal lapisan pelindung dan jumlah butir tiap satu luasan diberikan oleh
rumus berikut ;
1 2
W  3
 P   r  3

t  nt . k  
 
 N  A. n . k  1   
 r   100   W 
dengan:
t adalah tebal lapis pelindung (m)
nt adalah jumlah susunan lapis batu dalam lapis pelindung
kΔ adalah koefisien lapis
A adalah luas permukaan (m2)
P adalah Porositas rerata dari lapis pelindung (%)
N adalah jumlah butir batu untuk satu satuan luas permukaan A
r adalah massa jenis batu (kg/m atau ton/m3)
Tabel 2 Daftar nilai KΔ

B a tu P e l i n du n g n P e n em p a t a n
t
L a p is (k ) P (% )
?

B a t u ala m ( h a l u s ) 2 R (a ) 1 ,0 2 38

1 ,1 5 37
B a t u ala m ( k a s a r) 2 R (a )

B a t u ala m ( k a s a r) >3 R (a ) 1 ,1 0 40

2 R (a ) 1 ,1 0 47
K u bu s

1 ,0 4 50
T e t r a po d 2 R (a )

(a ) 0 ,9 5 49
Q u a d r ipo d 2 R

2 R (a ) 1 ,1 5 47
H e xap o d

2 R (a ) 1 ,0 2 54
T r ib a r d

2 R (a ) 1 ,0 0 63
D o los

2 S erag am 1 ,1 3 47
T r iba r

1 R (a 37
B a t u ala m
Tahapan perhitungan perencanaan jeti tipe rubble mound
Perhitungan perencanaan jeti tipe rubble mound dilakukan dengan
tahapan sebagai berikut :
A. Kumpulkan data
1. data pantai
(1) kemiringan muka pantai;
(2) kemiringan damping pantai;
(3) posisi berm pantai dari HWL;
(4) tebal lapisan pasir yang bergerak (h).
2. data sungai
(1) debit banjir periode ulang 20 tahun (Q20);
(2) kemiringan dasar sungai;
(3) lebar rata-rata sungai bagian hulu;
(4) kedalaman rata-rata hulu sungai terhadap MSL
3. data hidro oceanografi
(1) tinggi gelombang (H) dan periode gelombang (T);
(2) kondisi gelombang (pecah atau tidak pecah);
(3) pasang surut (HHWL, MSL, LLWE);
(4) sudut datang gelombang pecah (αb);
(5) angkutan pasir menyusur pantai.
4. data perahu
(1) draf perahu (df);
(2) panjang perahu (Loa);
(3) lebar perahu (B).

B. Analisis dan desain hidraulik perbaikan muara sungai


1) kedalaman minimum alur pelayaran,
2) lebar minimum alur pelayaran,
3) panjang minimum bangunan jeti tanpa pengerukan alur

C. Hitung dimensi armor


1) dimensi armor dari batu belah pada bagian kepala
dan badan
2) periksa apakah armor hasil perhitungan mudah diperoleh di
tempat, bila tidak, ganti armor dengan armor dari blok beton
(misalnya kubus atau tetrapod)
D. Hitung dimensi jeti
1) lebar mercu;
2) dimensi lapisan kedua;
3) dimensi lapisan pengisi;
4) tinggi rayapan;
5) gerakan lokal.

E. Hitung dan gambar perubahan garis pantai updrift dan down drift jeti
F. Gambar denah dan potongan melintang jeti.

Tabel A.4
Perhitungan dimensi armor dari batu belah bulat kasar bagian kepala, kondisi gelombang pecah
Cotg q = 1,5 Cotg q = 2,0 Cotg q = 3,0
Besaran H KD = 1,9 KD = 1,6 KD = 1,3
(m) W (kg) D (m) W (kg) D (m) W (kg) D (m)
0,50 31 0,23 28 0,22 23 0,21
3
r = 2600 kg/m 0,75 106 0,34 94 0,33 78 0,31
3
w = 1025 kg/m 1,00 251 0,46 224 0,44 184 0,41
Sr = 2,54 1,25 491 0,57 437 0,55 359 0,52
1,50 849 0,69 756 0,66 620 0,62
W
D 3 1,75 1348 0,80 1200 0,77 985 0,72
2600 2,00 2012 0,92 1792 0,8 1470 0,83
2,50 3929 1,15 3499 1,10 2871 1,03
3,00 6789 1,38 6047 1,32 4961 1,24
Tabel A.5
Daftar gambar dimensi armor yang merupakan fungsi tinggi gelombang, berat jenis armor dan
jenis armor (batu bulat kasar, kubus dan tetrapod)

S t ru k t u r (P ec ah /Ti d a k P e ca h ) r ( kg/ m )
H vs W ata u
H vs S
K ep a l a P e ca h 2 60 0 A .4 A. 5
K ep a l a P eca h Tida k 2 70 0 A .6 A. 7
K ep a l a P e c ah Tida k 2 60 0 A .8 A. 9
K ep a l a P e c ah 2 70 0 A .1 0 A .1 1
B a tu B e lah
B a d an P e ca h 2 60 0 A .1 2 A .1 3
B a d an P e ca h 2 70 0 A .1 4 A .1 5
B a d an Tida k P e c ah 2 60 0 A .1 6 A .1 7
B a d an Tida k P e c ah 2 70 0 A .1 8 A .1 9
K ep a l a P e ca h 2 40 0 A .2 0 A .2 1
K ep a l a Tida k P e c ah 2 40 0 A .2 2 A .2 3
K ub u s
B a d an P eca h Tida k 2 40 0 A .2 4 A .2 5
B a d an P e c ah 2 40 0 A .2 6 A .2 7
K ep a l a P e ca h 2 40 0 A .2 8 -
K ep a l a Tida k P e c ah 2 40 0 A .2 9 -
T e tr a p od
B a d an P e ca h 2 40 0 A .3 0 -
B a d an Tida k P e c ah 2 40 0 A .3 1 -
Contoh perhitungan desain jeti

Muara yang selalu tertutup pada musim kemarau sehingga menyulitkan


lalu-lintas nelayan. Usaha penanggulangan direncanakan dengan
pembuatan sepasang jeti tipe rubble mound dengan armor dari batu belah
bulat kasar, 2 lapis dan kemiringan 1:2 (cotg = 2).

Zona Gelombang Pecah

Angkutan sedimen sejajar pantai


Garis pantai Jeti

sedimen sejajar pantai tertahan oleh jeti


Sedimentasi

a ) Jetty panjang
Zon a G e lo mb an g P e ca h

G a r i s pantai Angkutan sedimen menyusur pantai


Jeti

s ed im en d ap at m elim pas

u ju ng k rib k e a ra h do w n drift

b ) J ett y p endek

Data pantai lokasi jeti


1. Data pantai :
Kemiringan muka pantai 1:20
Kemiringan damping pantai 1:200
Berm pantai 0,70 dari HWL
Tebal lapisan yang bergerak h=1,7 m
2. Data sungai :
Debit banjir maximum = 100 m3/s
Kemiringan dasar sungai s = 0,0001
Lebar rata-rata sungai bagian hulu b1 = 50 m
Kedalaman rata-rata hulu sungai terhadap MSL = 1,5 m
Pada gambar 40 disajikan sketsa potongan melintang pantai

3. Data hidro-oceanografi :

Tinggi gelombang pecah Hb = 1,5 m


Periode gelombang T = 6 detik
Beda pasang surut (HWL – LWL) = 1 m
Arah gelombang pecah dari normal garis pantai b=300
Angkutan pasir menyusuri pantai S0=20.000m3/th

4. Data perahu :
Draf = 1,5 m
Panjang = 20 m
Lebar = 5 m
Perhitungan
1) Lebar alur
Lebar alur untuk lalu lintas 2 jalur menurut rumus Bruun (rumus 2a dan 2b)
b = 7,6 x B
= 7,6 x 5 = 38 m
Lebar alur menurut rumus Jepang
b2 = 0,67 x b1
b2 = 0,67 x 50 = 37 m

2) Kedalaman alur

a) Kedalaman alur menurut rumus Nur Yuwono (rumus 1a dan 1b)


Elevasi dasar = LLWL– dn
dn = df + gl + rb
gl + rb bisa diambil 50% df
dn = 1,5 df = 2,25 m
Elevasi dasar = 2,25 m dibawah LLWL
b) Kedalaman alur menurut rumus Jepang (rumus 4b)
0, 69
 d 2 b1 

d b  
diambil  1 2 

b1 50 m (lebar sungai bagian hulu)


b2 38 m(lebar alur pelayaran)
d1 1,5 m (kedalaman rerata sungai bagian hulu)

Dari rumus dihitung didapat d2 = 1,24 m (kedalaman rerata dialur pelayaran)


Kedalaman alur diambil untuk kepentingan lalu lintas = 2,25 m LLWL

3) Panjang jeti
III II I
Panjang jeti 200 218 20
dihitung Garis pantai

berdasarkan jarak 0,70


lokasi gelombang 1:20 1,0
Hb = 1,5

pecah terhadap db = 1,92


1:200
garis pantai saat air 34 384 20
surut (Gambar B.1). LK = 438
Gambar B.1 Sketsa potongan melintang pantai
a) Panjang minimum jeti = Jarak gelombang pecah dari garis pantai (l) :
L = (20 x 1,7) + (200 x 1,92)
= 34 + 384 = 418 m
b) Ujung jeti ditempatkan pada jarak 20 m dari lokasi gelombang
pecah. Panjang jeti Lk :
Lk = 418 + 20
= 438 m

4) Dimensi armor dan lapisan pengisi


Untuk menentukan diameter armor jeti dibagi menjadi 3 bagian :
Bagian kepala (bagian I) sepanjang 20 m
Bagian badan (bagian II) sepanjang 218 m
Bagian badan (bagian III) sepanjang 200 m
Untuk menentukan diameter armor dipergunakan rumus (10) yaitu
rumus Hudson:

 r .H 3 r W
W Sr  D 3
K D ( S r 1) cot 
3 a r
a) Untuk struktur bagian kepala (bagian I), kondisi gelombang pecah :
Dari Tabel 1, untuk lapis pelindung batu belah bulat kasar (batu pecah)
H = Hb = 1,5 m ; Cotg = 2 ; KD=1,6 ; r = 2700 kg/m3 ; r = 2700 kg/m3
dan a = 1025 kg/m3

i. Selanjutnya dihitung lebar mercu (B)


1
W  3
Dari Tabel 2 untuk np = 3, didapat KΔ = 1,10
B  n p . k   
r 

ii. Dimensi lapisan ke 2 (dua) = W/10 atau dengan diameter


iii. Lapisan pengisi = W/200, diambil diameter

b) Untuk struktur badan bagian II, kondisi gelombang pecah


Hb = 1,5

Anda mungkin juga menyukai