MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN
SURVEI KEPUASAN MASYARAKAT PADA UNIT
PENYELENGGARA PELAYANAN PUBLIK.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Gubernur ini yang dimaksud dengan:
1. Pemerintah Provinsi adalah Pemerintah Daerah Provinsi
Jawa Timur.
2. Gubernur adalah Gubernur Jawa Timur.
3. Perangkat Daerah adalah Perangkat Daerah Provinsi Jawa
Timur.
4. Unit Kerja adalah Unit Kerja pada Perangkat Daerah.
5. Survei Kepuasan Masyarakat yang selanjutnya disingkat
SKM adalah pengukuran secara komprehensif kegiatan
tentang tingkat kepuasan masyarakat yang diperoleh dari
hasil pengukuran atas pendapat masyarakat dalam
memperoleh pelayanan dari Penyelenggara pelayanan
publik.
6. Indeks Kepuasan Masyarakat yang selanjutnya disingkat
IKM adalah data dan informasi tentang tingkat kepuasan
masyarakat yang diperoleh dari hasil pengukuran secara
kuantitatif dan kualitatif atas pendapat masyarakat dalam
memperoleh pelayanan dari aparatur penyelenggara
pelayanan publik.
7. Masyarakat adalah seluruh pihak, baik warga negara
maupun penduduk sebagai orang perseorangan,
kelompok, maupun badan hukum yang berkedudukan
sebagai penerima manfaat pelayanan publik, baik secara
langsung maupun tidak langsung.
8. Pelayanan Publik adalah kegiatan atau rangkaian
kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa,
dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh
penyelenggara layanan.
9. Unit . . .
-4-
BAB II
KEWAJIBAN PELAKSANAAN DAN UNSUR SKM
Pasal 2
(1) Setiap Penyelenggara Pelayanan Publik wajib melakukan
SKM.
(2) Pelaksanaan SKM sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan secara berkala paling sedikit 1 (satu) kali dalam
setahun.
(3) SKM . . .
-5-
Pasal 3
(1) Dalam melakukan SKM sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2 ayat (1), Penyelenggara Pelayanan Publik
menggunakan aplikasi.
(2) Aplikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disediakan
oleh Biro Organisasi Sekretariat Daerah Provinsi Jawa
Timur.
Pasal 4
(1) SKM sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 meliputi
unsur-unsur sebagai berikut:
a. persyaratan, yaitu syarat yang harus dipenuhi dalam
pengurusan suatu jenis pelayanan, baik persyaratan
teknis maupun administratif;
b. sistem, mekanisme dan prosedur, yaitu tata cara
pelayanan yang dibakukan bagi pemberi dan penerima
pelayanan, termasuk pengaduan;
c. waktu penyelesaian, yaitu jangka waktu yang
diperlukan untuk menyelesaikan seluruh proses
pelayanan dari setiap jenis pelayanan;
d. biaya/tarif, yaitu ongkos yang dikenakan kepada
penerima layanan dalam mengurus dan/atau
memperoleh pelayanan dari penyelenggara yang
besarnya ditetapkan berdasarkan kesepakatan antara
penyelenggara dan masyarakat;
e. produk spesifikasi jenis pelayanan, yaitu hasil
pelayanan yang diberikan dan diterima sesuai dengan
ketentuan yang telah ditetapkan dan merupakan hasil
dari setiap spesifikasi jenis pelayanan;
f. kompetensi . . .
-6-
BAB III
PELAKSANAAN, PUBLIKASI, DAN PELAPORAN
Pasal 5
Penyelenggara Pelayanan Publik melaksanakan SKM
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dengan menggunakan
metode teknik pelaksanaan survei.
Pasal 6
(1) Penyelenggara Pelayanan Publik yang telah melakukan
SKM sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5
mempublikasikan hasil SKM.
(2) Publikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
di ruang pelayanan dan melalui media informasi lainnya.
Pasal 7
(1) Penyelenggara Pelayanan Publik yang telah melakukan
SKM sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 menyusun
pelaporan hasil SKM.
(2) Pelaporan . . .
-7-
Pasal 8
Metode teknik pelaksanaan survei, publikasi hasil SKM, dan
pelaporan hasil SKM sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5,
Pasal 6, dan Pasal 7 tercantum dalam Lampiran yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Gubernur
ini.
BAB IV
MONITORING, EVALUASI, PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Pasal 9
(1) Gubernur melaksanakan monitoring, evaluasi, pembinaan
dan pengawasan terhadap pelaksanaan dan hasil SKM.
(2) Monitoring, evaluasi, pembinaan dan pengawasan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) secara teknis
dilakukan oleh Biro Organisasi Sekretariat Daerah
Provinsi Jawa Timur.
BAB V
PENDANAAN
Pasal10
Pendanaan penyelenggaraan pelaksanaan SKM bersumber
dari:
a. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Jawa
Timur; dan/atau
b. Sumber pendapatan lain yang sah dan tidak mengikat.
BAB VI . . .
-8-
BAB VI
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 11
Peraturan Gubernur ini dapat digunakan sebagai pedoman
dalam penyusunan Peraturan Bupati/Walikota yang mengatur
pelaksanaan SKM di Kabupaten/Kota sesuai dengan
kebutuhan daerah masing-masing.
BAB VII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 12
Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
Ditetapkan di Surabaya
pada tanggal 22 April 2021
ttd.
Diundangkan di Surabaya
pada tanggal 22 April 2021
Plh. SEKRETARIS DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR,
ttd
........................................................
Pangkat ……………………….
NIP. ................................................
LAMPIRAN
PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR
NOMOR 26 TAHUN 2021
TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN
SURVEI KEPUASAN MASYARAKAT PADA
UNIT PENYELENGGARA PELAYANAN PUBLIK
PEDOMAN
PELAKSANAAN SURVEI KEPUASAN MASYARAKAT
UNIT PENYELENGGARA PELAYANAN PUBLIK
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Seiring dengan kemajuan teknologi dan tuntutan masyarakat dalam
hal pelayanan, maka unit Penyelenggara Pelayanan Publik dituntut untuk
memenuhi harapan masyarakat dalam melakukan pelayanan.
Pelayanan Publik yang dilakukan oleh aparatur pemerintah saat ini
dirasakan belum memenuhi harapan masyarakat. Hal ini dapat diketahui
dari berbagai keluhan masyarakat yang disampaikan melalui media massa
dan jejaring sosial. Tentunya keluhan tersebut, jika tidak ditangani
memberikan dampak buruk terhadap pemerintah. Lebih jauh lagi adalah
dapat menimbulkan ketidakpercayaan dari masyarakat.
Salah satu upaya yang harus dilakukan dalam perbaikan Pelayanan
Publik adalah melakukan SKM kepada pengguna layanan dengan
mengukur kepuasan masyarakat pengguna layanan.
Mengingat unit layanan publik sangat beragam, untuk memperoleh
Indeks Pelayanan Publik secara nasional maka dalam melakukan SKM
diperlukan metode survei yang seragam sebagaimana diatur didalam
pedoman ini.
Selain itu, Peraturan ini dimaksudkan untuk memberikan arahan
dan pedoman yang jelas dan tegas bagi Penyelenggara Pelayanan Publik.
-2-
B. MAKSUD
Peraturan Gubernur ini dimaksudkan sebagai acuan bagi Penyelenggara
Pelayanan Publik dalam melaksanakan SKM.
C. TUJUAN
Peraturan ini bertujuan untuk mengukur tingkat kepuasan
masyarakat sebagai pengguna layanan dan meningkatkan kualitas
penyelenggaraan Pelayanan Publik.
D. SASARAN
1. Mendorong partisipasi masyarakat sebagai pengguna layanan dalam
menilai kinerja penyelenggara pelayanan.
2. Mendorong penyelenggara pelayanan untuk meningkatkan kualitas
Pelayanan Publik.
3. Mendorong penyelenggara pelayanan menjadi lebih inovatif dalam
menyelenggarakan Pelayanan Publik.
4. Mengukur kecenderungan tingkat kepuasan masyarakat terhadap
Pelayanan Publik.
E. PRINSIP
Dalam melaksanakan SKM, dilakukan dengan memperhatikan
prinsip:
1. Transparan
Hasil SKM harus dipublikasikan dan mudah diakses oleh seluruh
masyarakat.
2. Partisipatif
Dalam melaksanakan SKM harus melibatkan peran serta masyarakat
dan pihak terkait lainnya untuk mendapatkan hasil survei yang
sebenarnya.
3. Akuntabel
Hal-hal yang diatur dalam SKM harus dapat dilaksanakan dan
dipertanggungjawabkan secara benar dan konsisten kepada pihak yang
berkepentingan berdasarkan kaidah umum yang berlaku.
4. Berkesinambungan
SKM harus dilakukan secara berkala dan berkelanjutan untuk
mengetahui perkembangan peningkatan kualitas pelayanan.. .
-3-
5. Keadilan
Pelaksanaan SKM harus menjangkau semua pengguna layanan tanpa
membedakan status ekonomi, budaya, agama, golongan dan lokasi
geografis serta perbedaan kapabilitas fisik dan mental.
6. Netralitas
Dalam melakukan SKM, surveyor tidak boleh mempunyai kepentingan
pribadi, golongan dan tidak berpihak.
F. RUANG LINGKUP
Ruang Lingkup Pedoman Pelaksanaan SKM Unit Penyelenggara
Pelayanan Publik pada peraturan ini, meliputi Pelaksanaan SKM, Metode
dan Teknik Pelaksaan Survei, Penyiapan Bahan Survei, Penetapan
Responden dan Jumlah Sampel, Lokasi dan Waktu Pengumpulan Data,
Pelaksanaan Pengumpulan Data, Pengolahan Data, Analisis Data,
Penyusunan Laporan dan Penutup.
G. MANFAAT
Dengan dilakukan SKM diperoleh manfaat, antara lain:
1. Diketahui kelemahan atau kekurangan dari masing-masing unsur
dalam Penyelenggara Pelayanan Publik;
2. Diketahui kinerja penyelenggara pelayanan yang telah dilaksanakan
oleh Unit Pelayanan Publik secara periodik;
3. Sebagai bahan penetapan kebijakan yang perlu diambil dan upaya
tindak lanjut yang perlu dilakukan atas hasil SKM;
4. Diketahui indeks kepuasan masyarakat secara menyeluruh terhadap
hasil pelaksanaan Pelayanan Publik pada lingkup Pemerintah Daerah
Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota;
5. Memacu persaingan positif, antar unit penyelenggara pelayanan pada
lingkup Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota dalam upaya pengingkatan kinerja pelayanan;
6. Bagi masyarakat dapat diketahui gambaran tentang kinerja Unit
Pelayanan.
-4-
BAB II
PELAKSANAAN SKM
BAB III
METODE TEKNIK PELAKSANAAN SURVEI
A. METODE SURVEI
Untuk melakukan survei secara periodik mempergunakan
pendekatan metode kualitatif dengan pengukuran menggunakan Skala
Likert. Skala Likert adalah suatu skala psikometrik yang umum
digunakan dalam kuesioner (angket), dan merupakan skala yang paling
banyak digunakan dalam riset berupa survei. Metode ini dikembangkan
oleh Rensis Likert. Skala Likert adalah skala yang dapat dipergunakan
untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok
orang terhadap suatu jenis layanan publik. Pada skala Likert responden
diminta untuk menentukan tingkat persetujuan mereka terhadap suatu
pernyataan dengan memilih salah satu dari pilihan yang tersedia.
-5-
Contoh Kuesioner
Kuesioner SKM
Pada Unit Layanan .....
Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Timur
Saran/ Masukan:
………………………………………………………………………
-8-
BAB IV
PENETAPAN RESPONDEN DAN JUMLAH SAMPEL
d. Pengisian kuesioner
Pengisian kuesioner dapat dilakukan dengan salah satu dari
kemungkinan 2 (dua) cara, yaitu:
1) Dilakukan sendiri oleh responden sebagai penerima layanan dan
hasilnya dikumpulkan di tempat yang telah disediakan.
Dengan cara ini sering terjadi, penerima layanan kurang aktif
melakukan pengisian sendiri walaupun sudah ada himbauan dari
Unit Pelayanan yang bersangkutan.
2) Dilakukan oleh pencacah melalui wawancara oleh:
a) Unit Pelayanan sendiri, walaupun sebenarnya dengan cara ini
hasilnya kemungkinan besar akan subyektif, karena
dikhawatirkan jawaban yang kurang baik mengenai instansinya
akan mempengaruhi obyektivitas penilaian. Untuk mengurangi
subyektifitas hasil penyusunan indeks, dapat melibatkan unsur
pengawasan atau sejenisnya yang terkait.
b) Unit independen yang sudah berpengalaman dan mempunyai
reputasi dan kredibilitas di bidang penelitan dan survei, baik
untuk tingkat Provinsi maupun Kabupaten/Kota. Independensi
ini perlu ditekankan untuk menghindari jawaban yang
subyektif.
c) Hasil SKM tersebut harus ada saran perbaikan dari pemberi
layanan yang disurvei terhadap peningkatan kualitas Pelayanan
Publik.
4. Pengolahan Data
Pengolahan data hasil SKM dilakukan sebagai berikut :
a. Pengukuran Skala Likert
Setiap pertanyaan survei masing-masing unsur diberi nilai. Nilai
dihitung dengan menggunakan "nilai rata-rata tertimbang" masing-
masing unsur pelayanan. Dalam penghitungan SKM terhadap unsur-
unsur pelayanan yang dikaji, setiap unsur pelayanan memiliki
penimbang yang sama. Nilai penimbang ditetapkan dengan rumus,
Jumlah bobot 1
Bobot nilai rata rata tertimbang = = = 0,11
Jumlah unsur 9
- 11 -
sebagai berikut :
Catatan : untuk keseragaman pengolahan data, bobot nilai rata-rata
tertimbang memakai angka 0,11.
Untuk memperoleh nilai Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) digunakan
pendekatan nilai rata-rata tertimbang dengan rumus sebagai berikut :
UNIT PELAYANAN :
JENIS PELAYANAN :
ALAMAT :
TELP/FAX :
Keterangan :
No. UNSUR PELAYANAN
- U1 s.d U9 = Unsur-unsur pelayanan
U1 Persyaratan
- NRR = Nilai rata-rata
U2 Prosedur
- IKM = Indeks Kepuasan Masyarakat
U3 Waktu Pelayanan
- *) = Jumlah NRR IKM Tertimbang
U4 Biaya/Tarif
- **) = Jumlah NRR Tertimbang x 25
U5 Produk Layanan
- NRR Per Unsur= Jumlah nilai per unsur dibagi
U6 Kompetensi Pelaksana
Jumlah kuisoner yang terisi
U7 Perilaku Pelaksana
- NRR Tertimbang per unsur = NRR per unsur x 0,11
U8 Sarana dan Prasarana
Penanganan Pengaduan,
U9
Saran, dan Masukan
Mutu Pelayanan :
A (Sangat Baik) : 88,31 – 100,00
B (Baik) : 76,61 – 88,30
C (Kurang Baik) : 65,00 – 76,60
D (Tidak Baik) : 25,00 – 64,9
..............................., 20....
Penanggung Jawab
(...............................................)
- 15 -
Keterangan :
No. UNSUR PELAYANAN
- U1 s.d U9 = Unsur-unsur pelayanan
U1 Persyaratan
- NRR = Nilai rata-rata
- IKM = Indeks Kepuasan Masyarakat U2 Prosedur
- NRR Per Unsur = Jumlah nilai per unsur dibagi U5 Produk Layanan
- NRR Tertimbang per unsur = NRR per unsur x 0,11 U7 Perilaku Pelaksana
U8 Sarana dan Prasarana
Penanganan Pengaduan,
U9
Saran, dan Masukan
- 16 -
Mutu Pelayanan :
A (Sangat Baik) : 88,31 – 100,00
B (Baik) : 76,61 – 88,30
C (Kurang Baik) : 65,00 – 76,60
D (Tidak Baik) : 25,00 – 64,99
..............................., 20....
Penanggung Jawab
(......................................)
- 17 -
..............................., 20....
Penanggung Jawab
(...............................................)
- 19 -
5. Analisis Data
Setelah diperoleh hasil pengolahan data SKM, maka perlu dilakukan
analisa terhadap unsur yang disurvei baik yang sifat teknis dan non teknis
secara keseluruhan, sehingga akan menggambarkan hasil yang objektif
dari SKM itu sendiri. Analisa masing-masing unsur SKM dapat dilakukan
dengan cara:
a. Analisa Univariat
Analisa ini untuk menggambarkan data variabel yang terkumpul
(memaparkan hasil temuan) tanpa bermaksud memberikan
kesimpulan. Hasil analisa ini merupakan deskripsi (penjabaran)
temuan hasil survei berupa data statistik seperti : frekuensi distribusi,
tabulasi data, dan prosentase yang diwujudkan dalam grafik atau
gambar serta perhitungan- perhitungan deskriptif dari masing-masing
unsur yang disurvei. Proses analisa univariat dapat dilakukan dengan
menggunakan perhitungan analisa deskriptif program SPSS (Statistical
Package for Social Sciences).
b. Analisa Bivariat
Analisa Bivariat dilakukan untuk menjelaskan hubungan yang
kompleks antara satu unsur dengan unsur lain. Contoh : hubungan
antara unsur prosedur dengan unsur waktu pelayanan, atau unsur
kompetensi petugas dengan unsur perilaku petugas. Tujuan dari
analisa bivariat ini adalah untuk melihat hubungan satu unsur dengan
unsur lain sebagai dasar untuk menjelaskan suatu masalah.
Melalui analisa ini, hasil pengolahan data SKM tidak hanya
dimunculkan analisa kuantitatif saja (indeks atau angka SKM), tetapi
juga analisa kualitatif. Analisa ini sangat penting untuk perbaikan
kualitas pelayan publik maupun pengambilan kebijakan dalam rangka
Pelayanan Publik. Oleh karena itu, hasil analisa ini perlu dibuatkan
dan direncanakan tindak lanjut perbaikan. Rencana tindak lanjut
perbaikan dapat dilakukan dengan prioritas dimulai dari unsur yang
paling buruk hasilnya. Penentuan perbaikan harus direncanakan
tindak lanjut dengan prioritas perbaikan jangka pendek (kurang dari
12 bulan), jangka menengah (lebih dari 12 bulan, kurang dari 24
bulan), atau jangka panjang (lebih dari 24 bulan).
- 20 -
BAB V
PENYUSUNAN LAPORAN
JUMLAH : orang
76
JENIS KELAMIN : L = orang P = orang
PENDIDIKAN : SD = orang
SMP = orang
SMA = orang
DIII = orang
S1 = orang
S2 = orang
JUMLAH : orang
76
JENIS KELAMIN : L = orang P = orang
PENDIDIKAN : SD = orang
SMP = orang
SMA = orang
DIII = orang
S1 = orang
S2 = orang
(i).
ttd