Anda di halaman 1dari 9

View metadata, citation and similar papers at core.ac.

uk brought to you by CORE


provided by Forum Geografi

PERANAN FOTO UDARA DALAM PERENCANAAN KOTA

Oleh: Sugiharto Budi S.

ABSTRACT

The aim of this paper is to discuss about the role of aerial photograph in urban
planning. According to Northam (1979), there are seven elements of urban plan,.
ning, i.e. (1) population stut!;ies, (2) housing studies, (3) economis studies, (4) /an,.
duse studies, (5) tra,nsportaJion studies, (6) open space and recreational facilities,
and (7) government and public facilities.
There are several ·variables of each element of urban planning can not be
detected on aerial photograph. Nevertheless, aerial photograph bas important role
in urban planning, i.e. to get the data, to detect the .change, dan to analyze the
change, because aerial photograph present the shape {lnd the location of the object
similar to the shape and the location on the earth surface.

INTI SARI

Tulisan ini bertujuan membicarakan pernanan foto udara dalam perencana-


an kota. Menurut Northam (1979) ada tujuh elemen dalam perencanaan kota,
yakni: (1) studi kependudukan, (2) studi perumahan, (3) studi ekonomi, (4) studi
penggunaan laban, (5) studi transportasi, (6) perencanaan ruang terbuka dan
tempat rekreasi, dan (7) fasilitas pemerintah dan fasilitas umum. ,
Ada bebarapa variabel dalam setiap elemen perencanaan kota yang tidak d~
pat disadap dari foto udara. Namun demikian foto udara sangat membantu d~
lam perolehan data, deteksi perubahan dan analisis perubahanny a, karena foto
udara menyajikan bentuk dan lokasi obyek yang mirip dengan bentuk dan
lokasinya di permukaan bumi.

jumlah penduduk perkotaan berkem-


Pendahuluan
bang 11 kali lipat, yaitu dari 2,8 juta
Kota merupakan kegiatan pendu- menjadi 33 juta jiwa. Memasuki dasa
duk yang meliputi kegiatan usaha, jasa, warsa 90-an penduduk Indonesia yang
tempat tinggal dan rekreasi dan kegiat- tinggal di wilayah perkotaan sudah
an pemerintahan. Sebagai pusat kegiat- mencapai 26%. Gejala urban sprawl
an maka kota mengalami pe rkembang- {penjarahan wilayah terbangun hingga
an yang sedemikian pesatnya. Perkem- melewati batas administrasi kota) dan
bangan ini tidak saja . pertambahan konurbasi (penyatuan beberapa kota)
pusat-pusat kegiatan tetapi juga pe r- adalah sebagai akibat tingginya per-
tambahan jumlah p enduduknya. Setiap tumbuhan penduduk kota. Dalam ku-
tahun be rjuta-juta orang pindah dari run waktu 1980-1985 luas wilayah per-
desa ke kota. Tingginya p e rtumbuhan kotaan di Indonesia be rtambah se be-
penduduk d i daerah pe rko taan dalam sar 370.000 Ha. (Surna T. Jayaningrat,
kurun waktu 1920-1980 menyebabkan 1980)

46 Forum Geografi No. 10 Tahun VI j Juli 1992

;.
__________L
Pembangunan perkotaan yang begi- nya yang dapat meliput daerah luas se-
tu pesatnya akan . mempengaruhi ke- cara cepat uga merupakan keis-
adaan lingkungannya. Di sana sini di- timewaannya. Dari foto udara temporal
jumpai bemunculan gedung-gedung dapat diketahui perubahan pengguna-
yang dibangun pada lahan kota yang an lahan kota, dan dapat pula diketa-
kurang tepat. Penggunaan lahan kota hui arah per11bahannya. Hal ini sangat
yang kurang tepat akan menimbulkan penting untuk digunakan sebagai ba-
beberapa masalah lingkungan seperti han masukan dalam perencanaan kota.
banjir, kebisingan dan kemacetan lalu
lintas. Untuk mengatasi hal tersebut Perencanaan Kota
perlu adanya perencanaan pengguna-
an Iahan yang matang, dalam arti su- Perencanaan kota dapat didefinisi-
dah dipersiapkan sebelumnya. Namun kan sebitgai perencanaan masyarakat
pada kenyataannya, perencanaan yang hidup di dalamnya maupun ling~
penggunaan lahan yang ada saat ini se- kungannya untuk menciptakan situasi
ring kurang cepat hila dibanding den- saat mendatang yang diinginkan (Nor-
gan penggunaan lahan kota itu sendiri. tham, 1979).
Hal ini disebabkan oleh (1) pengukur- Dari definisi tersebut tampak pah-
an terestrial di kota sulit dilakukan ka- wa perencanaan kota tidak saja peren-
rena terhalang oleh keramaian lalu lin- canaan fisiknya tetapi juga perencana-
tas dan bangiman yang padat, (2).,pe- an manusianya. Menurut Anthony ].
rugas pemetaan yang terbatas jumlah- Catanese (1984) bahwa perencanaan
nya. fisik kota bukanlah satu-satunya kegiat-
Untuk menyediakan data pengguna- an dasar dalam perencanaan kota. Da-
an lahan kota yang paling mutakhir, lam perencanaan kota tidak terlepas
apabila dilakukan dengan survei la- juga dengan masalah-masalah sosial,
pangan akan memakan waktu yang cu- ekonomi, lingkungan dan ·politik yang
lrup lama, jumlah tenaga pemetaan mempengaruhi kehidupan kota. Peren-
yang banyak, serta beaya yang sangat canaan ekonomi keuangan dan sosial
mahal. Hal ini akan terasa sekali bagi sama pentingnya dengan perencanaari
negara yang wilayahnya luas seperti In- fisik.
don esia. Salah satu cara untuk meng- Di dalam perencanaan kota bany~k
tasi kendala tersebut adalah dengan sekali dijumpai kendala-kendala, seper-
memanfaatkan data hasil teknologi ti tidak sinkronnya antara perencanaan
penginderaan jauh. dengan pelaksanaannya. Hal ini dise-
Data penginderaan jauh dapat be- babkan proses penyusunan rencana
rupa data citra maupun data non citra. yang memakan waktu terlalu lama, se-
Dalam perbincangan ini dibatasi pada hingga data-data yang digunakan dalam
ta citra yang berupa foto udara. Foto penyusunan semula sudah tidak sesuai
udara dapat menyampaikan informasi lagi dengan kenyataan sebenamya di
per- k perkotaan yang sesuai dengan lapangan.
ku- k:eulaannya di medan. Semua obyek Melihat pertumbuhan kota-kota
per- _ tanfpak, dalam arti obyek yang yang sangat pesat dan sering tak ter-
sebe- clrurannya tidak terlalu kecil dan tidak kendali, rencana Induk Kota (Ma5i:er
grat, o;:erlindung oleh obyek lain akan ter- Plan) merupakan salah satu alat yang
bar pada foto udara. Kemampuan- dapat digunakan untuk mengendalikan

. Forum Geografi No. 10 Tahun VI/ Juli 1992


dan mengatur perkembangan yang liar Studi kependudukan dalam kaitan-
(Herlianto, 1986). Masalahnya seka- nya dengan perencanaan kota antara
rang, bagaimana menyediakan Rencana lain untuk memperkirakan jumlah la-
Induk Kota yang benar-benar siap pangan kerja, - jumlah fasilitas kese-
• pakai. Disinilah peran data penginde- hatan, fasilitas pendidikan, fasilitas pe-
raan jauh sangat diperlukan, seperti rumahan, pusat perbelanjaan dan fasi-
yang dikatakan oleh Sutanto (1982) litas hiburan.
bahwa kegunaan citra tidak akan ada
artinya apabila tidak ada faktor-faktor 2. Studi Perumahan
yang mendorongnya. Faktor-faktor
Studi perumahan erat kaitannya de-
yang mendorong ini antara lain: (1)
ngan studi penduduk. Jumlah pendu-
kota merupakan perujudan yang paling
duk saat ini digunakan sebagai dasar
cepat mengalami perubahan, sehingga
untuk perkiraan jumlah rumah saat
petugas kota sering terlambat"menyaji-
mendatang. Ditambahkan pula, bahwa
kan data yang paling mutakhir, (2) ada-
studi perumahan juga harus memperki-
nya kepadatan dan ketinggian bangun-
rakan kebutuhan jumlah rumah de-
an serta keramaian lalu lintas, sehingga
ngan berbagai tipe (untuk satu keluar-
pengukuran terestrial sering terham-
ga, banyak;'keiuarga) dengan berbagai
bat, (3) citra dapat dibuat secara cepat.
harga serta lokasinya. Disamping itu
Perekaman satu lembar foto udara
studi ini juga meliputi studi perumahan
yang meliput daerah seluas 132 km2
bagi masyarakat berpenghasilan ren-
dilakukan kurang dari satu detik, (4)
dah yang menyangkut kemungkinan
citra menggambarkan obyek sesuai
dapat dikerjakan, kebutuhannya, tipe-
dengan ujud dan letaknya di medan,
nya, lokasinya dan waktu yang dibu-
(5) citra dapat digunakan sebagai alat
tuhkan.
kontrol terhadap kesalahan atau sub-
yektifitas petugas lapangan.
3. Studi Ekonomi
Elemen Perencanaan Kota Studi 101 meliputi aspek-aspek
struktur ekonomi kota, arah pengem-
Northam (1979) mengutarakan tu- bangan ekonomi, dan basis ekonomi
juh elemen perencanaan kota, yaitu: kota. Basis ekonomi kota diperlukan
1. Studi Kependudukan untuk mengetahui ekonomi kota kait-
annya dengan lingkup regional dan na-
Studi ·kependudukan diperlukan
sional. Studi ini juga meliputi inventa-
dalam perencanaan, baik untuk me-
risasi angkatan kerja dan pengem-
ngetahui kondisi penduduk saat ini
bangan proyeksi dari bagian-bagian
maupun untuk membuat proyeksi pen-
angkatan kerja tersebut.
duduk yang akan datang. Untuk studi
ini diperlukan pembedaan penduduk
4. Studi Penggunaan Lahan
atas dasar umur, je nis kelamin, penda-
patan atau kriteria penting lainnya. Di- Studi penggunaan lahan merupakan
samping itu, studi ini juga harus mem- elemen terpenting dalam setiap peren-
pertimbangkan faktor migrasi dan tidak canaan kota, karena semua penduduk
hanya mempertimbangkan pertamba- dan aktifitasnya menempati ruang kota.
han penduduk secara alami. Inventarisasi penggunaan lahan saat ini
sangat penting bagi pembangunan kota

48 Forum Geografi No. 10 Tahun Vl / Juli 1992


ilitan- yang didasarkan pada kelas- kelas ke- Perencanaan kota bertujuan untuk
ntara cocokan lahan. Studi ini juga mengkaji memenuhi kebutuhan pemerintah dan
ih Ia- kecenderungan penggunaan lahan ko- masyarakat. Banyak ragam fasilitas
Ieese- ta, kepadatan penggunaan lahan, dan yang harus terkait dalam perencanaan
s pe- kemampuan penyerapan lahan untuk kota, dengan mempertimbangkan ting-
l fasi- memperkirakan kebutuhan lahan di kat operasi, tipe fasilitas, waktu pemba-
masa menda:tang dengan lebih . baik. ngunan dan lokasi dari fasilitas. Fasili-
Monitoring penggun aan lahan perlu di- tas-fasilitas ini meliputi fasilitas seko-
lakukan untuk menghindari adanya lah, kesehatan, struktur administrasi,
a de- gangguan-gangguan, konflik-konflik perpustakaan-perpustakaan, stasiun
ndu- dan situasi-situasi yang tidak sesuai de- pemadam kebakaran, kantor polisi,
Jasar ngan perencanaan. dan sistem air dan lain-lain.
saat
lhwa 5. Studi Transportasi Peranan Foto Udara Dalam Perenca-
erki- Studi ini menekankan pada studi naan Kbta
de- untuk pengembangan, perencanaan Seperti yang dikemukakan oleh
luar- dan administrasi jaringan transportasi, Northam (1979) bahwa ada tujuh ele-
~ai yang terdiri baik fasilitas umum mau- men perencanaan kota, yakni: studi, ke-
: itu pun fasilitas khusus, serta pekerjaan- pendudukan, studi perumahan, $tudi
than pekerjaan yang berkaitan d engan ja- ekonomi, studi penggunaan lahan, stu-
ren- ringan transportasi. Perencanaan jalan di transportasi, perencanaan ruang ter-
inan dan jalan raya merupakan bagian da- buka dan rekreasi, fasilitas pemerintah
tipe- lam perencanaan, yang juga meliputi dan fasilitas umum. Oleh karena itu ba-
~bu- perencanaan fasilitas lapangan ter- hasan peranan foto udara dalam pe-
bang, perencanaan stasiun kereta api rencanaan kota juga didasarkan pada
dan terminal bus. Pekerjaan yang ter- ketujuh elemen tersebut.
kait dalam perencanaan ini adalah fasi-
litas parkir (di permukaan, di atas dan
Kependudukan
di bawah tanah), dan fasilitas transpor-
tasi untuk kendaraan tak bermotor. Untuk mengetahui data penduduk
diperoleh dengan cara sensus. Cara ini
6. Perencanaan Ruang Terbuka dan memerlukan waktu relatif lama serta
Rekreasi jumlah tenaga pencacah yang cukup
banyak pula. Dengan foto udara data
Elemen ini meliputi pe re ncanaan jumlah penduduk .dapat diperkirakan.
fasilitas rekreasi di h.iar bangunan, dan Waktu pelaksanaannya jauh lebih ce-
ruang terbuka yang berfungsi sebagai pat serta jumlah tenaga penafsir yang
tempat rekreasi. Perencanaan ini juga jauh lebih sedikit. Hai ini sangat mem-
mencakup tingkat operasi, lokasi dan bantu sekali dalam perencanaan kota.
tipe-tipe daerah relr..reasi yang dikehen- Disamping itu foto udara juga dapat di·
daki, serta tipe ruang terbuka tertentu gunakan untuk mengetahui distribusi
untuk keperluan rekreasi, tempat ting- penduduk, perribuatan pe ta wilayah
gal atau pertanian. sensus, serta penaksiran pertambahan
7 . Fasilitas Pemerintahan dan Fasill- jumlah penduduk.
tas Umum
• Namun demikian, tidak semua va-
riabel kependudukan dapat diidentifi-

Forum Geografi No. 10 Tahun VI/ Juli 1992 49


kasi dari foto udara. Variabel-variabel berdasarkan umur, jenis kelamin dan
tersebut misalnya komposisi p enduduk tingkat pendidikan.

Penaksiran jumlah penduduk dapat dilakukan dengan tiga cara (lihat gambar)

model penafsiran pencacahan pada basil


foto udara daerah sampel

Jumlah pendu-
Jumlah rum~~ (R) X duk rata-rata
I
... tiap rumah (p)

II
Luas daer:-::~ X j :padatan
pendud uk
mukiman ~ IL __r_a_ta_·_r_at_a_(_k_>____l ~ d_u_k____~

III
Jumlah keluarga yg
ditaksir berdasar-
kan uktiran dan ci-
ri rumah (K)
X
Jumlah pendu-
duk rata-rata
tiap rumah (t)
I
Gam bar Model Pendekatan Untuk Pe naksiran Jumlah Penduduk (Sutanto, 1982)

Sutanto (1971) melakukan penak- cerobong asap. Ketelitian hasilnya se-


siran jumlah penduduk desa Resquert besar 98,6% terhadap data registrasi.
dan Baflo di Groningen, Nederland, Pada tahun 1982 ia juga melakukan
Belanda dengan menggunakan foto penelitian serupa di Kecamatan Kalian-
udara skala 1:15.000. Jumlah pendu- da dan Kecamatan Palas, Kabupaten
duk dipe roleh dengan mengalikan jum- Lampung selatan. Bahan yang diguna-
lah keluarga d engan jumlah penduduk kan foto udara skala 1:20.000,
rata-rata yang diambil dari .data regis- 1:50.000, dan 1:100.000. Penaksiran
trasi (Model III). Dari basil pen elitian- jumlah p enduduknya dengan menggu·
nya dapat dibedakan atas rumah yang nakan model I dan II yarig telah dimo-
dihuni oleh satu keluarga, dua keluar- difikasi. Hasil taksirannya mengalami
ga, atau lebih. Pembedaannya didasar- pe nyimpangan berkisar dari 4,51%
kan atas bentuk dan ukuran rumah, hingga 9,16%. Taksiran ini lebih teliti
jumlah jalan masuk ke halaman , jumlah bila dibandingkan dengan data regis-
trasi desa daerah p enelitiannya, yang

50 Forum Geografi No. 10 Tahun VI / Juli 1992


dan penyimpangannya terhadap hasil pen- perumaha.n melalui foto udara, yakni:
cacahan lengkap scbesar 9,47% hingga (1) adanya tempat parkir, (2) kemacet-
49,7%. an oleh bongkar muat, (3) Iebar jalan,
Distribusi penduduk juga dapat di- (4) kemacetan lalu lintas, (5) sampah,
identifikasi melalui foto . udara. Distri- (6) kelas jalan, (7) jalan masuk ke
busi tercermin oleh distribusi ctaerah rumah.
permukiman. Daerah permukiman tam- Ketujuh variabel ini dapat diinter-
pak jelas pacta foto udara. Demikian ju· pretasi pada foto udara. Hasil peneli-
ga faktor-faktor yang mempengaruhi tiannya menunjukkan bahwa ada kesa-
distribusi penduduk seperti topografi, maan antara data dari foto udara de~
tanah, ketersediaan air juga dapat di· ngan data hasil survei lapangan yakni
identifikasi melalui foto udara. sebesar 82,2%.
Penaksiran pertambahan jumlah Ekonomi
penduduk didasarkan pada foto udara Data sosial dan ekonomi tidak da-
seri. Identifikasinya dilakukan dengan pat diidentifikasi secara langsung dari
menyidik pertambahan jumlah rumah, foto udara. Namun demikian perujud-
perluasan daerah permukiman dan an yang tampak pada foto udara sering
perluasan laban garapan. mencermiri.kan keadaan sosial dan eko-
Perumahan nomi secara tak langsung. Ekonomi ko-
Pada foto udara skala 1:10.000 atau ta antara lain tercermin dari jumlah lo-
lebih besar, bangunan untuk rumah kasi dan konsentrasi penggunaa~ · !a-
mukim mudah dibedakan dengan ba- han komersial (Sutanto, 1982)
ngunan bukan rumah mukim. Pembe- Salah satu terapan foto udara untuk
daannya didasarkan pacta bentuk, pola, studi ekonomi kota adalah untuk iden-
ukuran dan keterkaitannya dengan tifikasi obyek pajak bumi dan bangun-
obyek sekitarnya. Dengan demikian an (PBB) .
melalui penafsiran foto udara dapat di· Obyek Pajak Bumi dan Bangunan
lakukan penaksiran jumlah rumah , ke- berupa obyek tak bergerak, sehingga
padatan perumahan. Disamping itu, fo- mudah diamati dan dikenali. Peng-
2) to udara juga dapat digunakan untuk amatan obyek ini akan rind bila di-
menilai kualitas perumahan, identifi· amati satu per satu di lapangan. Tetapi
se- kasi daerah permukiman kumuh. Teta- cara ini kurang efisien bila obyek yang
rasi. pi untuk membuat batas hak milik se- diamati cukup banyak dan tersebar. Di-
lrukan cara tepat melalui foto udara sangat samping itu untuk pendataannya diper-
tali
an- sulit. lukan waktu yang cukup lama. Melalui
paten Kepadatan perumahan dibuat de- interpretasi foto udara obyek PBB da-
~na­
ngan membandingkan Ju~ atas peru- pat diidentifikasi secara cepat dengan
~. 000, mahan dengan luas daerah permukim- sedikit kerja medan.
biran an . Data kepadatan perumahan meru- Obyek PBB diidentifikasi melalui
nggu- pakan kriteria penting dalam menilai foto udara yang dilacak dari kenam~
tlimo- kualitas perumahan (Metivier dan Me pakan fisiknya yang berupa jenis peng-
jalami Coy, 1971 dalam Sutanto, 1982) gunaan lahannya. Selanjutnya, obyek
1,51% Ada beberapa variabel untuk meni· ini dikelompokkan berdasarkan status
teliti Lai kualitas perumahan. Menurut Hor- pengenaan pajak. Kelompok tersebut
regis- ton (19f4) (dalam Sutanto 1989) ada ialah: (1) penggunaan lahan kena pajak
yang tujuh variabel untuk menilai kualitas (untuk usaha dan non usaha) misal pe·

Forum Geografi No. 10 Tahun VI/ ]uli 1992 51


••••
-

mukiman penduduk, pertokoan, (2) Dalam perencanaan penggunaan la-


penggunaan lahan bebas pajak (yakni han ada fase-fase yang perlu dilakukan.
untuk kegiatan sosial) misal, musim, Paine (1981) mengemukakan lima fase-
tempat ibadah dan (3) penggunaan fase perencanaan penggunaan Iahan,
lahan khusus yakni milik pemerintah. yaitu (1) pemetaan, (2) inventarisasi
Status obyek (milik · pemerintah, dan analisis, (3) analisis dan perenca-
swasta) yang digunakan sebagai dasar naan, (4) komunikasi ide, dan (5) mo-
pengelompokan obyek sulit diidentifi· nitoring perubahan penggunaan lahan.
kasi dari foto udara, tet~pi harus dila- Menurutnya, penggunaan foto udara
kukan survei lapangan. Sebagai contoh dan penggunaan citra penginderaan
sekolah, sekolah swasta kena pajak, se- jauh lainnya merupakan alat yang sa-
dang sekolah negeri tidak kena pajak. ngat penting pada kelima fase tersebut.
Namun demikian ada obyek pengguna- Ia menambahkan bahwa penggunaan
an lahan yang statusnya d;lpat diidenti· citra penginderaan jauh merupakan
fikasi dari foto udara, misalnya stasiun alat yang tidak dapat ditinggal dalam
sampai saat ini b e lum ada st-asiun swas- proses inventarisasi dan analisis.
ta. Pasar sampai sekarang belum ada Hal yang perlu diperhatikan dalam
pasar milik svvasta. Sehingga obyek da- perencanaan penggunaan Iahan kota
pat dikelompokkan menjadi obyek be- adalah faktor skala. Obyek perkotaan
bas pajak (Birowo BS, 1987) yang be~tu rumit sulit diidentifikasi se-
Untuk menentukan besarnya pajak cara indiVidual dengan foto skala kecil.
dilakukan dengan mengkalikan luas Untuk identifikasi obyek perkotaan di-
o byek dengan Nilai Jual Kena Pajak perlukan foto udara skala besar, yaitu
(NJKP) yang ditetapkan pemerintah. skala 1:5.000 atau lebih besar untuk
Batas persil obyek dapat diidentifikasi pusat kota dan skala 1:6.000 hingga
dari foto udara skala 1 :1.000 yang telah skala 1:15.000 untuk seluruh kota (Su-
direktifikasi. tanto, 1982).
Penggunaan Laban Transportasi
Penggunaan lahan merupakan fak- Perencanaan transportasi sangat
tor terpenting dalam perencanaan ko- penting artinya dalam perencanaan ko-
ta. Herlianto (1986) menegaskan bah- ta. Jaringan jalan serta kualitasnya dan
wa pada dasamya perencanaan kota ti· pengaturannya sangat berpengaruh pa-
dak lain adalah perencanaan peruntuk- da kelancaran dan ketertiban arus ge-
an lahan (landuse planning). rakan manusia dan barang (Sutanto,
Seperti dijelaskan pada bab penda- 1982)
huluan bahwa dalam setiap perencana- Foto udara telah lama digunakan
an penggunaan lahan kota, kendala untuk studi transportasi EC. Barret dan
utamanya adalah tidak tersedianya data L.F. Curtis (1982) mencontohkan, di
penggunaan lahan pada saat dibutuh- USA hampir tiga perempat dari seluruh
kan. Dengan bantuan foto udara ken- pekerjaan perencanaan jalan raya
data ini dapat diatasi karena foto udara menggunakan foto udara. Pekerjaan ini
menyajikan obyek perkotaan relatif meliputi:
Iengkap, me liputi daerah luas, dan un- (1) Perencanaan jalan. Dalam pe renca-
tuk pemotretan satu lembar foto udara naan jalan analisis fotogrametris te-
seluas 132 km2 dilakukan dalam waktu lah dilakukan baik secara kualitatif
kurang dari satu de tik (Sutanto, 1986). maupun secara kuantitatif.

52 Forum Geografi No. 10 Tahun VI/ Juli 1992


(2) Studi lalu lintas. Dalam studi ini fa- Kesimpulan
to udara dapat menunjukkan de-
ngan tepat lokasi dan sebab-sebab Berdasarkan uraian di atas dapat
kemacetan. Disamping itu foto uda- disimpulkail bahwa
ra juga menyajikan informasi arus 1. Kendala utama dalam setiap peren-
kendaraan. cana!ln pen6f;"'llna.an lahan kota ada-
(3) Perencanaan tern pat parkir. Foto lah tidak tersedianya data penggu-
udara dapat menunjukkan dimana naan lahan kota yang paling mutak-
terjadi konsentrasi kendaraan. In- hir. Hambatan ini dapat diatasi de-
formasi ini digunakan untuk peren- ngan bantuan foto udara, karena
canaan tempat-tempat parkir. foto udara menyajikan informasi
(4) Pemeriksaan jalan raya. Foto udara tentang obyek perkotaan relatif
dapat menujukkan lokasi permuka- lengl{ap.
an jalan yang perlu diperbaiki de- · 2. Foto udara menyajikan data obyek
ngan segera. perkotaan secara spasial. Dengan
Perencanaan Ruang Terbuka dan demikian foto udara sangat ber-
Tempat Rekreasi manfaat untuk analisis kekuarang-
an.
.
Dalam setiap perencanaan penggu-
naan lahan harus diperhitungan tetap 3. Karena kota merupakan pusat pel-
adanya ruang terbuka dan tempat rek- bagai kegiatan, kota sering meng-
reasi yang memadai (Sutanto, 1982). alami perubahan. Perubahan ini
Foto udara menyajikan dengan jelas terwujud dalam bentuk perubahan
tentang penyebaran, letak dan jumlah penggunaan lahannya. Foto udara
ruang terbuka. dapat menyajikan perubahan ben-
tuk penggunaan lahan kota dan
Fasilitas Pemerintah dan Fasilitas
arah perubahannya.
Umum
4. Tidak semua informasi elemen pe-
Seperti dijelaskan di muka bahwa rencanaan kota dapat diidentifikasi
udara menyajikan gambaran obyek melalui foto udara. Namun demiki-
perkotaan sesuai dengan ujud dan le- an dengan bantuan foto udara pe-
taknya di medan, maka foto udara sa- kerjaan lapangan dapat dikurang
ngat membantu dalam penentuan lo- dan dipercepat.
kasi barn baik untuk fasilitas pemerin-
tah maupun untuk fasilitas umum .

Daftar Pustaka

Anthony ]. Catanese dan james C. Snyder 1984. Pengantar Perencanaan Kota.


jakarta: Erlangga.
Birowo Budi Santosa. 1987. Penggunaan Foto Udara Pemetaan Obyek Pajak
Bumi dan Bangunan di Kotamadya Yogyakarta. Skripsi Sarjana Fakultas
*Geografi UGM.
David P. Paine 1981. Aerial Photography and Image Interpretation for Resource
Management. New York: John Wiley and Sons Inc.

Forum Geografi No. 10 Tahun VI/ Juli 1992 53


EC. Barrett and L.F. Curtis 1982. Introduc tion to Environmental Remote Sensing.
Britain: Fle tcher and Son Ltd .
Herlianto. 1986. Urbanisasi dan Pembangunan Kota. Bandung: Alumni.
Ray. M. Northam. 1979. Urban Geography. New York: John Wiley and Sons Inc.
Surna T. Jayadiningrat 1990. Kependudukan dan Ungkungan Hidup, suatu Tin-
• jauan. Jakarta: Kantor Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan
Hidup
Sutanto. 1982. Penginderaan Jauh Untuk Penggunaan Lahan Urban. Yogyakarta.
Fakultas Geografi.
1982. Penafsiran Foto Udara Untuk Penaksiran Jumlah Penduduk dan
- - - Distribusinya. Studi Kasus di Kecamatan Kallanda dan Kecamatan
Palas, Kabupaten Lampung Selatan. Desertasi Untuk Memperoleh
Derajad Doktor Dalam Ilmu Geografi Pada Universitas Gajah Mada,
Yogyakarta
1989. Foto Udara sebagai Sumber Informasi Untuk Pengembangan
Ungkungan Kekotaan di Indonesia. Makalah Untuk Seminar Nasional
Mahasiswa yang diselenggarakan oleh Senar Mahasiswa Fakultas Geografi
UMS.

54 Forum Geografi No. 10 Tahun VI/ Juli 1992

Anda mungkin juga menyukai