TENTANG
PENGAMANAN KEPARIWISATAAN
b ah w a b e rd a s a rk a n p e rtim b a n g a n se b a g a im a n a
d im a k su d d a la m h u r u f a d a n h u ru f b, p e rlu m e n e ta p k a n
P e ra tu ra n K epala K epolisian N egara R epublik In d o n esia
te n ta n g P e n g a m a n a n K epariw isataan;
P e ra tu ra n P residen Nom or 52 T a h u n 2 0 1 0 te n ta n g
S u s u n a n O rg an isasi d a n T ata Kerja K epolisian N egara
R epublik Indonesia;
MEMUTUSKAN:
BAB I
2
BAB I
KETENTUAN UMUM
I^»al 1
2. Pengam anan adalah segala usah a, pekeijaan dan kegiatan dalam rangka
pencegahan, penangkalan dan penanggulangan serta penegakan hukum
terhadap setiap ancam an dan gangguan keam anan.
7. Daya Tarik W isata adalah segala sesu atu yang memiliki keunikan,
keindahan dan nilai yang berupa keaneka ragam an kekayaan alam,
budaya dan hasil bu atan m anusia yang menjadi sasaran atau tujuan
kunjungan wisatawan.
12. Industri Pariwisata adalah kum pulan u sa h a pariw isata yang saling terkait
dalam rangka m enghasilkan barang d a n /a ta u ja sa bagi pem enuhan
kebutuhan wisatawan dalam penyelengaraan pariwisata.
13. Kawasan
13. Kawasan Strategis Pariw isata adalah kaw asan yang mem iliki fu n g ^
u tam a pariw isata a ta u memiliki p o te n a u n tu k pengem bangan p>ariwisata
3rang mempunyai pengaruh penting dalam satu ata u lebih aspek, seperti
pertum buhan ekonomi, sosial budaya, pem berdayaan sum ber daya alam,
daya dukung lingkungan hidup, serta pertah an an dan keam anan.
14. Objek vital nasional di bidang kebudayaan dan pariw isata adalah
kaw asan/lokasi, b an g u n an /in stalasi a ta u u sa h a yang m enyangkut hajat
hidup orang banyak, kepentingan negara d an sum ber pendapatan negara
yang bersifat strategis yang telah ditetapkan oleh Kementerian
Kebudayaan dan Pariwisata.
15. Polisi Pariwisata {Tourism Police^ adalah anggota Polri yang m elaksanakan
t u ^ s pengam anan di bidang kepariwisataan.
P asal 2
b. terw ujudnya kesam aan persepsi, pola pOdr d an pola tindak dalam
penyelenggaraan Pengam anan Kepariwisataan yang profesional dan
proporsional sesuai ketentuan peratu ran perundang-undangan.
P asal 3
B agian K esatu
G angguan K ep ariw isataan
P asal 4
b. lingkungan eksternal.
(2) Gangguan yang bersum ber dari lingkungan internal dan eksternal
sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) d apat m enim bulkan kerugian
berupa korban jiwa, h arta benda dan trau m a psikis.
P a s a lS
Gangguan yang bersum ber dari internal, sebagaim ana dim aksud dalam Pasal
4 ayat (1) h u ru f a, an tara lain berupa:
a. unjuk rasa/pekeija;
b. mogok kerja;
c. penyalahgunaan izin;
d. penarikan d ana investasi oleh investor;dan
e. perusakan ata u hilangnya aset u sa h a pariwrisata.
P asal 6
G8mggu£in yang bersum ber dari eksternal sebagaim ana dim aksud dalam Pasal
4 ayat (1) h u ru f b, an tara lain berupa:
a. penu tu p an u sa h a pariwisata;
b. u n ju k rasa dari m asyarakat/lingkungan;
c. dam pak dari penolakan kebijakan pem erintah;
d. gejolak sosial;
e. persaingan usaha;
f. sengketa tanah;
g- pem blokiran/penutupan jalan;
h. rusaknya lingkungan sekitar u sa h a pariw isata yang dapat memicu
m asalah sosial;
peringatan perjalanan w isata (travel warning);
J- bencana alam (banjir, gempa bumi, tan ah longsor, angin topan,
tsunam i, gunung m eletus, gelombang pasang);
k. kecelakaan w isataw an d a n /a ta u pengunjung;
l. pem bakaran;
m. serangan ata u gangguan binatang buas;dan
penyebaran penyakit yang ditularkan oleh hewan kepada m anusia
(zoonosis).
Bagian.....
B agian K edua
P ola P en gam anan
P a s a l?
P asal 8
(1) Bentuk pengam anan sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 7 h u ru f a,
terdiri dari:
(2) Pengam anan langsung sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) h u ru f a
berupa pengerahan dan penggelaran kekuatan secara fisik di lapangan.
(3) Pengam anan tidak langsung sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) h u ru f b
berupa pem antauan, pengaw asan dan laporan perkem bangan situasi.
B agian K etiga
M etode P en gam an an
P asal 9
Bagian
B agian K eem p at
S ifa t P en gam anan
P asal 10
(2) Kegiatan pre-emtif, sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) h u ru f a,
meliputi:
(3) Kegiatan preventif, sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) h u ru f b,
meliputi:
(4) Tindakan hukum , sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) h u ru f c,
meliputi:
a. tindakan pertam a di tem pat kejadian perkara (TPTKP), m emberikan
pertolongan kepada korban, m encari dan m endata saksi dan barang
bukti, serta m enangkap pelaku bila m asih di TKP yang berkaitan
dengan tindak pidana yang teijadi di lokasi/kaw asan u sa h a
pariwisata;
b. melaporkan
7
P asal 12
a. deteksi dini terhadap potensi keraw anan yang m ungkin teijadi baik yang
bersum ber dari internal m aupun dari eksternal lingkungan u sa h a
pariw isata;dan
b. pem antauan/pengaw asan terhadap orang, b arang/benda, dokum en/arsip
informasi dan kegiatan u sa h a pariwisata.
B agian K elim a
P elak san a P en gam an an
P asal 13
a. Polisi Pariwisata;dan
b. satu an kewilayahan.
B agian K eenam
K o m p e ten si P elak san a P en gam an an
P asal 14
i. m em aham i
8
B agian K etujuh
P erien gk ap an P elak san a P en gam an an
P asal 15
BAB m
PELAKSANAAN PENGABSANAN KEPARIWISATAAN
B a ^ a n K esatu
O bjek P en gam an an
P asal 16
(2) U saha Pariwisata sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) h u ru f a, an tara
lain:
a. daya tarik wisata;
b. kaw asan pariwisata;
c. ja s a transportasi wisata;
d. ja sa perjalanan wisata;
e. ja s a m akanan dan mimoman;
f. penyediaan akomodasi;
g. penyelenggaraan
g. p en y elen g araan k ^ ia ta n hib u ran dan rekreasi;
h- u sa h a pjenyelenggaraan fjertem uan, p>eijalanan insentif, konferensi,
pam eran;dan
i. u sa h a w isata tirta.
(3) Kegiatan wisataw an sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) h u ru f b,
m erupakan aktivitas saat kedatangan, peijalanan, kegiatan, sa m p ^
kembalinya w isatawan m ancanegara kenegaranya dan wisatawan
dom estik dan
P asal 1 7
(1) E>aya tarik w isata -b a g a im a n a dim aksud dalam Pasal 16 ayat (2) h u ru f a,
m erupakan u sa h a yang kegiatannya mengelola daya tarik w isata alam,
daya tarik w isata budaya d an daya tarik w isata b u a ta n /b in a a n m anusia.
(2) Kawasan pariw isata sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 16 ayat (2)
h u ru f b, m erupakan u sa h a yang kegiatannya m em bangun d a n /a ta u
mengelola kaw asan dengan tuas terten tu u n tu k m em enuhi kebutuhan
pariwisata.
(3) J a s a transportasi wisata, sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 16 ayat (2)
h u ru f c, m erupakan u sa h a k h u su s yang menyediakan angkutan u n tu k
kebu tu h an dan kegiatan pariw isata b u k an angkutan transportasi
regular/um um ;
(4) J a s a perjalanan wisata, sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 16 ayat (2)
h u ru f d, merup»akan u sa h a biro peijalanan w isata (penyediaan ja sa
peijalanan d a n /a ta u ja s a pelayanan dan p e n y e le n ^ ^ a a n pariwisata,
term asuk p en y elen g araan peijalanan ibadah) dan u sa h a agen peijalanan
w isata (usaha ja sa pem esanan tiket dan akomodasi serta pengurusan
dokum en peijalanan);
(5) J a s a m akanan dan m inum an, .sebagaimana dim aksud dalam Pasal 16
ayat (2) h u ru f e, m e ru j» k a n u sa h a ja s a penyediaan m akanan dan
m inum an yang dilengkapi d e n ^ n peralatan dan perlen^cajjan u n tu k
proses pem buatan, d apat berupa restoran, kafe, ja sa boga dan b ar/kedai
minum;
(6) Penyediaan akom odasi sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 16 ayat (2)
h u ru f f, m erupakan u sa h a yang m enyediakan pelayanan penginapan yang
dapat dilen^capi dengan pelayanan pariw isata lainnya berupa hotel, villa,
pondok w isata, bumi perkem ahan, persinggahan karavan dan akomodasi
lainnya yang digunakan u n tu k tu ju an pariwisata.
P asal 18
a. m anusia;
b. lokasi/kaw asan;
c. fisik dan benda/barang;
d. dokum en/inform asi;dan
e. kegiatan.
P asal 19
(2) Kegiatan pengam anan terhadap m anusia sebagaim ana dim aksud pada
ayat (1), meliputi:
P asal 2 0
Pasal 20
(1) Pengam anan terhadap lokasi/kaw asan, sebagaim ana dim aksud dalam
Pasal 18 h u ru f b, meliputi:
(3) Pengam anan terhadap lokasi/kaw asan sebagaim ana dim aksud pada ayat
(1), dilakukan dalam bentuk pengawasan, pengaturan, penjagaan dan
patroli pada daerah rawan.
P asal 2 1
(1) Pengam anan terhadap fisik dan benda/barang, sebagaim ana dim aksud
dalam Pasal 18 h u ru f c, berupa fasilitas dan kelengkapan u sa h a
pariwisata, kendaraan atau barang wisatawan.
P asal 2 2
Pengam anan terhadap dokum en/inform asi, sebagaim ana dim aksud dalam
Pasal 18 h u ru f d, berupa pengam anan pada tem pat penyim panan dokumen,
arsip dan kerahasiaan informasi.
P asal 2 3
(1) Pengam anan terhadap kegiatan sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 18
h u ru f e, meliputi rangkaian kegiatan penyelenggaraan u sa h a Pariwisata.
(2) Pengam anan terhadap rangkaian kegiatan sebagaim ana dim aksud pada
ayat (1), dilakukan dalam bentuk pengawasan, pengaturan, penjagaan
dan patroli pada lokasi kegiatan u sa h a Pariwisata.
B agian K etiga
P em b in a T ek n is
P asal 2 4
(1) D irektur Pamobvit B aharkam Polri sebagai pem bina fungsi teknis
pengam anan kepariw isataan di tingkat pusat;dan
(2) D irektur Pamobvit Polda sebagai pem bina teknis operasional pengam anan
kepariw isataan di tingkat wilayah.
B agian
Bagian Keempat
Pengawasan Pengamanan
P asal 2 5
BAB IV
KETENTUAN PENUTUP
P asal 2 6
Ditetapkan di Ja k a rta
pada tanggal 2015
YASONNA H. LAOLY
P asal 2 5
(2) Pengawasan pengam anan Kepariwisataan sebagaim ana dim aksud pada
ayat (1) dilakukan secara beijenjang melalui sistem laporan, supervisi,
dan pem eriksaan.
BAB IV
KETENTUAN PENUTUP
P asal 2 6
Ditetapkan di Ja k a rta
pada tanggal 12 Agustus 2015
Diundangkan di Ja k a rta
pada tanggal 14 Agustus 2015
Bagian Keampat
Pengawasan Pengamanan
P asal 2 5
(2) Pengawasan pengam anan Kepariwisataan sebagaim ana dim aksud pada
ayat (1) dilakukan secara berjenjang melalui sistem laporan, supervisi,
dan pem eriksaan.
BA B IV
KETENTUAN PENUTUP
P asal 2 6
Ditetapkan di Ja k a rta
D iundangkan di Ja k a rta
pada tanggal 14 Agustus 2015