Anda di halaman 1dari 14

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 12 TAHUN 2015

TENTANG

PENGAMANAN KEPARIWISATAAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA,

M enim bang b a h w a K epolisian N egara R epublik In d o n esia m e ru p a k a n


a la t n e g a ra yang b e rtu g a s m em elih ara k e a m a n a n d a n
k e te rtib a n m a sy a ra k a t, m en e g ak k a n h u k u m , se rta
m em b erik an p e rlin d u n g a n , p engayom an d a n p e la y an a n
k e p a d a m a sy a ra k a t;

b ah w a d alam u p a y a m em elih ara k e a m a n a n d a n


k e te rtib a n m a s y a ra k a t K epolisian N egara R epublik
Indonesia, m e la k u k a n p e n g a m a n a n k e p a riw isa ta a n
se c a ra efektif d a n efisien, m en g in g at k e p a riw isa ta a n
m e ru p a k a n b ag ian in teg ral p e m b a n g u n a n n a sio n a l yang
d a p a t m e n in g k a tk a n devisa n e g ara d a n m en jad i day a
ta rik investor u n tu k b erin v e stasi di Indonesia;

b ah w a b e rd a s a rk a n p e rtim b a n g a n se b a g a im a n a
d im a k su d d a la m h u r u f a d a n h u ru f b, p e rlu m e n e ta p k a n
P e ra tu ra n K epala K epolisian N egara R epublik In d o n esia
te n ta n g P e n g a m a n a n K epariw isataan;

M engingat U n d an g -U n d an g Nom or 2 T a h u n 2002 te n ta n g


K epolisian N egara R epublik In d o n esia (L em baran N egara
R epublik In d o n esia T a h u n 2002 Nom or 2, T a m b a h a n
L em baran N egara R epublik In d o n esia Nom or 4168);

K e p u tu sa n P resid en Nom or 63 T a h u n 2004 te n ta n g


P e n g a m a n an O bjek V ital N asional;

P e ra tu ra n P residen Nom or 52 T a h u n 2 0 1 0 te n ta n g
S u s u n a n O rg an isasi d a n T ata Kerja K epolisian N egara
R epublik Indonesia;

MEMUTUSKAN:

M en etap k an : PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK


INDONESIA TENTANG PENGAMANAN KEPARIWISATAAN.

BAB I
2
BAB I

KETENTUAN UMUM

I^»al 1

Dalam peraturan ini yang dim aksud dengan:

1. Kepolisian Negara Republik Indonesia yang selanjutnya disingkat Polri


adalah alat negara yang berperan dalam memeliheura keam anan dan
ketertiban m asyarakat, m enegakkan hukum , serta memberikan
perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada m asyarakat dalam
rangka terpeliharanya keam anan dalam negeri.

2. Pengam anan adalah segala usah a, pekeijaan dan kegiatan dalam rangka
pencegahan, penangkalan dan penanggulangan serta penegakan hukum
terhadap setiap ancam an dan gangguan keam anan.

3. Kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang terkait dengan


pariw isata yang bersifat m ulti dim ensi serta m ulti disiplin yang m uncul
sebagai w ujud kebutuhan setiap orang dan negara serta interaksi an tar
wisatawan dan m asyarakat setem pat, sesam a wisatawan. Pemerintah,
Pemerintah daerah dan Pengusaha.

4. W isata adalah kegiatan peijalanan yang dilakukan oleh seseorang atau


sekelompok orang dengan m engunjungi tem pat terten tu u n tu k tu juan
rekreasi, pengem bangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik
w isata yang dikunjungi d ^ a m jangka w aktu sem entara.

5. Wisatawan adalah orang yang m elakukan wisata.

6. Pariwisata adalah berbagai m acam kegiatan w isata yang didukung


berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh m asyarakat,
pengusaha. Pemerintah dan Pemerintah Daerah.

7. Daya Tarik W isata adalah segala sesu atu yang memiliki keunikan,
keindahan dan nilai yang berupa keaneka ragam an kekayaan alam,
budaya dan hasil bu atan m anusia yang menjadi sasaran atau tujuan
kunjungan wisatawan.

8. Daerah tu ju an Pariwisata yang selanjutnya disebut D estinasi Pariwisata


adaleih kaw asan geografis yang berada dalam satu atau lebih wilayah
adm instratif yang didalam nya terdapat daya tarik wisata, fasilitas um um ,
fasilitas pariw isata, aksesibilitas, serta m asyarakat yang saling terkait dan
melengkapi terw ujudnya kepariwisataan.

9. U saha Pariwisata adalah u sa h a yang m enyediakan barang d a n /a ta u ja sa


bagi pem enuhan kebu tu h an wisatawan dan penyelenggaraan pariwisata.

10. Pengusaha Pariwisata adalah orang ata u sekelompok orang yang


berusaha di bidang kepariwisataan.
11. Pengelola U saha Pariwisata adalah orang atau sekelompok orang yang
bertanggung jaw ab u n tu k mengelola u sa h a pariwisata.

12. Industri Pariwisata adalah kum pulan u sa h a pariw isata yang saling terkait
dalam rangka m enghasilkan barang d a n /a ta u ja sa bagi pem enuhan
kebutuhan wisatawan dalam penyelengaraan pariwisata.

13. Kawasan
13. Kawasan Strategis Pariw isata adalah kaw asan yang mem iliki fu n g ^
u tam a pariw isata a ta u memiliki p o te n a u n tu k pengem bangan p>ariwisata
3rang mempunyai pengaruh penting dalam satu ata u lebih aspek, seperti
pertum buhan ekonomi, sosial budaya, pem berdayaan sum ber daya alam,
daya dukung lingkungan hidup, serta pertah an an dan keam anan.

14. Objek vital nasional di bidang kebudayaan dan pariw isata adalah
kaw asan/lokasi, b an g u n an /in stalasi a ta u u sa h a yang m enyangkut hajat
hidup orang banyak, kepentingan negara d an sum ber pendapatan negara
yang bersifat strategis yang telah ditetapkan oleh Kementerian
Kebudayaan dan Pariwisata.
15. Polisi Pariwisata {Tourism Police^ adalah anggota Polri yang m elaksanakan
t u ^ s pengam anan di bidang kepariwisataan.

16. Pengam anan internal adalah s e ^ l a u sah a, pekeijaan d an kegiatan dalam


rangka pencegahan, p e n a n g k a la n dan p e n a n ^ u la n g a n terhadap setiap
ancam an dan g a n ^ u a n keam anan yang d ise le n ^ a ra k a n oleh
in stan si/p ro y ek /b ad an usah a.

17. S atuan kewilayahan adalah pelaksana tugas d an wewenang Polri


di wilayah provinsi, kabupaten d an kota yang berada di baw ah Kapolda.

18. S atuan fungsi pendukung adalah kesatuan Polri yang memiliki


kem am puan k h u su s teknis kepolisian, yang berperan memberikan
dukungan pelaksanaan tugas Polri.

P asal 2

Tujuan peratu ran pengam anan kapariw isataan meliputi:

a. sebagai pedom an dalam pelaksanaan tu g as Pengam anan Kepariwisataan


sesuai karakteristik U saha Pariwisata;dan

b. terw ujudnya kesam aan persepsi, pola pOdr d an pola tindak dalam
penyelenggaraan Pengam anan Kepariwisataan yang profesional dan
proporsional sesuai ketentuan peratu ran perundang-undangan.

P asal 3

Pengam anan kepariw isataan dilaksanakan dengan perinsip:

a. legalitas, yaitu pengam anan kepariw isataan dilaksanakan sesuai


p eratu ran perundang-undangan;
b. profesional, yaitu dalam m elaksanakan pengam anan kepariw isataan
dilaksanakan sesuai dengan kom petensi yang dimiliki sesucd peran,
ftmgsi, tugas d an tanggung jawabnya;
c. proporsional, yaitu pengam anan kepariw isataan dilaksanakan sesuai
peran, fungsi, tu g as dan tanggung jawab;
d. akuntabel, yaitu segala upaya dan tindakan yang dilaksanakan h aru s
d a i^ t d ip e rta n ^ u n g aw ab k a n ;
e. nesesitas, yaitu pengam anan kepariw isataan diberikan berdasarkan
penilaian situasi dan kondisi yang dihadapi;dan
f. hum anis, yaitu pengam anan kepariw isataan senantiasa m em perhatikan
aspek kem anusiaan, sosial, perlindim gan dan pelayanan dengan
m enjunjung tinggi hak asasi m anusia.
BAB n ___
BAB n

GANGGUAN DAN SISTEM TONGAMANAN KEPARIWISATAAN

B agian K esatu
G angguan K ep ariw isataan

P asal 4

(1) Gangguan di bidang Kepariwisataan d apat bersum ber dari:

a. lingkungan intem al;d8in

b. lingkungan eksternal.

(2) Gangguan yang bersum ber dari lingkungan internal dan eksternal
sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) d apat m enim bulkan kerugian
berupa korban jiwa, h arta benda dan trau m a psikis.

P a s a lS

Gangguan yang bersum ber dari internal, sebagaim ana dim aksud dalam Pasal
4 ayat (1) h u ru f a, an tara lain berupa:

a. unjuk rasa/pekeija;
b. mogok kerja;
c. penyalahgunaan izin;
d. penarikan d ana investasi oleh investor;dan
e. perusakan ata u hilangnya aset u sa h a pariwrisata.

P asal 6

G8mggu£in yang bersum ber dari eksternal sebagaim ana dim aksud dalam Pasal
4 ayat (1) h u ru f b, an tara lain berupa:

a. penu tu p an u sa h a pariwisata;
b. u n ju k rasa dari m asyarakat/lingkungan;
c. dam pak dari penolakan kebijakan pem erintah;
d. gejolak sosial;
e. persaingan usaha;
f. sengketa tanah;
g- pem blokiran/penutupan jalan;
h. rusaknya lingkungan sekitar u sa h a pariw isata yang dapat memicu
m asalah sosial;
peringatan perjalanan w isata (travel warning);
J- bencana alam (banjir, gempa bumi, tan ah longsor, angin topan,
tsunam i, gunung m eletus, gelombang pasang);
k. kecelakaan w isataw an d a n /a ta u pengunjung;
l. pem bakaran;
m. serangan ata u gangguan binatang buas;dan
penyebaran penyakit yang ditularkan oleh hewan kepada m anusia
(zoonosis).
Bagian.....
B agian K edua
P ola P en gam anan

P a s a l?

Pola pengam anan ditetapkan berdasarkan identifikasi dan potensi kerawsman


kepariwisataan, meliputi:

a. bentuk pengam anan;


b. metode pengam anan;
c. sifat pengam anan;
d. kompetensi pelaksana pengam anan;dan
e. perlengkapan pelaksana pengam anan.

P asal 8
(1) Bentuk pengam anan sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 7 h u ru f a,
terdiri dari:

a. pengam anan langsrmg;dan


b. pengam anan tidak langsung.

(2) Pengam anan langsung sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) h u ru f a
berupa pengerahan dan penggelaran kekuatan secara fisik di lapangan.

(3) Pengam anan tidak langsung sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) h u ru f b
berupa pem antauan, pengaw asan dan laporan perkem bangan situasi.

B agian K etiga
M etode P en gam an an

P asal 9

Metode pengam anan seperti:

a. Pengam anan oleh M anusia {Security Method);


b. Pengam anan m enggunakan konstruksi (Security by Construction);
c. Pengam anan dengan m enggunakan peralatan elektronik/m ekanik
{Security by electronics/mechanics);
d. Pengam anan dengan m em anfaatkan kondisi alam ata u alam bu atan
{Security by nature);
e. Pengarnanan dengan m enggunakan Satwa {Security by animals);
f. Pengam anan dengan m enggunakan tan d a - tanda k h u su s {Security by
identification);dan
g. Pengam anan dengan m em berdayakan peran serta m asyarakat {Security by
Community).

Bagian
B agian K eem p at
S ifa t P en gam anan

P asal 10

Sifat p e n garnana n sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 7 h u ru f c, meliputi:

a. pengam anan terbuka;dan


b. pengam anan tertutup.
P asal 11
(1) Pengam anan terbuka sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 10 h u ru f a,
meliputi:
a. kegiatan pre-emtif;
b. kegiatan preventif;dan
c. tindakan hukum .

(2) Kegiatan pre-emtif, sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) h u ru f a,
meliputi:

a. koordinasi dengan pem angku kepentingan (stake holder) serta


potensi m asyarakat lainnya dalam upaya m ewujudkan keam anan
dan ketertiban di lingkungan u sa h a pariwisata; dan

b. m em bangun kem itraan dengan pengusaha dan pengelola U saha


Pariwisata, W isatawan dan m asyarakat sekitar lokasi/kaw asan
Pariwisata u n tu k m ewujudkan keam anan dan ketertiban
di lingkungan u sa h a pariwisata.

(3) Kegiatan preventif, sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) h u ru f b,
meliputi:

a. pengawasan dan pem eriksaan terhadap orang, barang dan


kendaraan yang m a su k /k elu ar pada lokasi/kaw asan U saha
Pariwisata;
b. pengaturan terhadap lalu lintas m anusia, barang dan kendaraan
pada lokasi/kaw asan U saha Pariwisata;
c. penjagaan u n tu k m engantisipasi teijadinya pelanggaran/kejahatan
pada loka si/k aw asan U saha Pariwisata; dan
d. patroli pada lokasi/kaw asan U saha Pariwisata.

(4) Tindakan hukum , sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) h u ru f c,
meliputi:
a. tindakan pertam a di tem pat kejadian perkara (TPTKP), m emberikan
pertolongan kepada korban, m encari dan m endata saksi dan barang
bukti, serta m enangkap pelaku bila m asih di TKP yang berkaitan
dengan tindak pidana yang teijadi di lokasi/kaw asan u sa h a
pariwisata;

b. melaporkan
7

m elaporkan ata u menginformasikan ke kantor Kepolisian terdekat


tentang teijadinya Tindak Pidana;dan

koordinasi tentang b an tu an teknis kepada fungsi kepolisian


pendukung dalam hal teijadinya tindak pidana.

P asal 12

Pengam anan tertu tu p sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 10 h u ru f b,


m engutam akan kegiatan:

a. deteksi dini terhadap potensi keraw anan yang m ungkin teijadi baik yang
bersum ber dari internal m aupun dari eksternal lingkungan u sa h a
pariw isata;dan
b. pem antauan/pengaw asan terhadap orang, b arang/benda, dokum en/arsip
informasi dan kegiatan u sa h a pariwisata.

B agian K elim a
P elak san a P en gam an an

P asal 13

(1) Pelaksana pengam anan kepariw isataan, meliputi:

a. Polisi Pariwisata;dan
b. satu an kewilayahan.

(2) Kegiatan pengam anan Kepariwisataan dilakukan berdasarkan kebutuhan


dan perkiraan ancam an/gangguan yang m ungkin tim bul d a n /a ta u atas
perm intaan pengelola u sa h a pariwisata.

B agian K eenam
K o m p e ten si P elak san a P en gam an an

P asal 14

(1) Kompetensi pelaksana pengam anan kepariwisataan, an tara lain:

a. memiliki wawasan dan pengetahuan kepariw isataan setempat;


b. mem aham i karakteristik sosial dan budaya m asyarakat setempat;
c. m am pu berkom unikasi dan mengerti b ah asa daerah setem pat
dengan baik;
m am pu m em berikan pelayanan keam anan dan keselam atan kepada
wisatawan;
e. m am pu m emberikan b an tu an informasi um um tentang pariwisata;
f. bersikap ram ah dan sopan dalam mem berikan pelayanan;
g- berpenam pilan rapi, bersih dan simpatik;
h. memiliki kem am puan Tindakan Pertam a di Tempat Kejadian Perkara
(TPTKP);

i. m em aham i
8

i. m em aham i p eratu ran dan perundang - undangan yang terkait


dengan tugasnya;dan

j. d apat berkom unikasi dengan b ah asa Inggris (persyaratan


tam bahan).
(2) Kompetensi pelaksana pengamainan sebagaim ana dim aksud pada ayat (1)
menjadi tanggung jaw ab Ditpamobvit sebagai pem bina teknis
pengam anan objek vital.

B agian K etujuh
P erien gk ap an P elak san a P en gam an an

P asal 15

(1) Perlengkapan pelaksana pengam anan kepariwisataan, an tara lain;


a. kendaraan operasioned yang disesuaikan kondisi objek w isata
(kendaraan bermotor, sepeda, speed boat, perahu, golf car);
b. Satwa (kuda, anjing);
c. public addres;
d. alat kom unikasi;dan
e. alat pertolongan dan b an tu an keselam atan.

(2) Perlengkapan pelaksana pengam anan kepariw isataan sebagaim ana


dim aksud pada ayat (1) disesuaikan dengan karakteristik wilayah dan
kebutuhan.

BAB m
PELAKSANAAN PENGABSANAN KEPARIWISATAAN

B a ^ a n K esatu
O bjek P en gam an an

P asal 16

(1) Objek pengam anan kepariw isataan, meliputi:


a. u sa h a pariw isata;dan
b. kegiatan wisatawan.

(2) U saha Pariwisata sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) h u ru f a, an tara
lain:
a. daya tarik wisata;
b. kaw asan pariwisata;
c. ja s a transportasi wisata;
d. ja sa perjalanan wisata;
e. ja s a m akanan dan mimoman;
f. penyediaan akomodasi;

g. penyelenggaraan
g. p en y elen g araan k ^ ia ta n hib u ran dan rekreasi;
h- u sa h a pjenyelenggaraan fjertem uan, p>eijalanan insentif, konferensi,
pam eran;dan
i. u sa h a w isata tirta.

(3) Kegiatan wisataw an sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) h u ru f b,
m erupakan aktivitas saat kedatangan, peijalanan, kegiatan, sa m p ^
kembalinya w isatawan m ancanegara kenegaranya dan wisatawan
dom estik dan
P asal 1 7

(1) E>aya tarik w isata -b a g a im a n a dim aksud dalam Pasal 16 ayat (2) h u ru f a,
m erupakan u sa h a yang kegiatannya mengelola daya tarik w isata alam,
daya tarik w isata budaya d an daya tarik w isata b u a ta n /b in a a n m anusia.

(2) Kawasan pariw isata sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 16 ayat (2)
h u ru f b, m erupakan u sa h a yang kegiatannya m em bangun d a n /a ta u
mengelola kaw asan dengan tuas terten tu u n tu k m em enuhi kebutuhan
pariwisata.

(3) J a s a transportasi wisata, sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 16 ayat (2)
h u ru f c, m erupakan u sa h a k h u su s yang menyediakan angkutan u n tu k
kebu tu h an dan kegiatan pariw isata b u k an angkutan transportasi
regular/um um ;
(4) J a s a perjalanan wisata, sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 16 ayat (2)
h u ru f d, merup»akan u sa h a biro peijalanan w isata (penyediaan ja sa
peijalanan d a n /a ta u ja s a pelayanan dan p e n y e le n ^ ^ a a n pariwisata,
term asuk p en y elen g araan peijalanan ibadah) dan u sa h a agen peijalanan
w isata (usaha ja sa pem esanan tiket dan akomodasi serta pengurusan
dokum en peijalanan);

(5) J a s a m akanan dan m inum an, .sebagaimana dim aksud dalam Pasal 16
ayat (2) h u ru f e, m e ru j» k a n u sa h a ja s a penyediaan m akanan dan
m inum an yang dilengkapi d e n ^ n peralatan dan perlen^cajjan u n tu k
proses pem buatan, d apat berupa restoran, kafe, ja sa boga dan b ar/kedai
minum;

(6) Penyediaan akom odasi sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 16 ayat (2)
h u ru f f, m erupakan u sa h a yang m enyediakan pelayanan penginapan yang
dapat dilen^capi dengan pelayanan pariw isata lainnya berupa hotel, villa,
pondok w isata, bumi perkem ahan, persinggahan karavan dan akomodasi
lainnya yang digunakan u n tu k tu ju an pariwisata.

(7) Penyelenggara k e r a ta n hiburan dan rekreasi sebagaim ana dim aksud


dalam Pasal 16 ayat (2) h u ru f g m erupakan u sa h a y a r^ ruang lir ^ o ip
kegiatannya berupa u sa h a seni p>ertimjukan, arena jjerm ainan, karaoke,
bioskop, serta k e r a ta n h ib u ran dan rekreasi lainnya yang bertujuan
u n tu k p>ariwisata.
(8) U saha p en y elen g araan pertem uan, peijalanan insentif, konferensi, dan
pam eran sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 16 ayat (2) h u ru f h,
m erupakan u sa h a yang m em berikan ja sa bagi su a tu pertem uan
sekelompok orang, menyelenggarakan peijalanan bagi karyawan dan
m itra u sa h a sebagai im balan atas prestasinya serta m enyeleng^irakan
pam eran dalam rangka m enyebarluaskan informasi dan promosi su atu
barang dan ja sa yang berskala nasional, regional dan internasional.
(9) U s a h a .....
(9) U saha w isata tirta sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 16 ayat P )
h u ru f i, m erupakan u sa h a yang m en y elen ^ arak an wisata dan olah r a ^
air, term asuk penyediaan sa ra n a d an p rasaran a serta ja sa lainnya yang
dikelola secara komersial di perairan laut, pantai, sungai, d an au dan
waduk.
B agian K edua
S iH M iriiii P e w g a i n a n i i t i

P asal 18

S asaran pengam anan, meliputi:

a. m anusia;
b. lokasi/kaw asan;
c. fisik dan benda/barang;
d. dokum en/inform asi;dan
e. kegiatan.

P asal 19

(1) Pengam anan terhadap m anusia, meliputi:

a. wisataw an (dom estik/m ancanegara);


b. tenaga a h li/sta f (asing/lokal);
c. m itra u sa h a pariwisata;
d. karyawan tetap /lep as objek wisata;
e. tam u n egara/pejabat negara yang berkunjung ke objek w isata;dan
f. m asyarakat sekitar destinasi pariwisata.

(2) Kegiatan pengam anan terhadap m anusia sebagaim ana dim aksud pada
ayat (1), meliputi:

a. pengam anan fisik;


b. penjagaan d an patroli;
c. m em berikan b an tu an layanan informasi kepada w isataw an d an
m asyarakat pada lokasi/kaw asan u sa h a pariwisata;
d. pengaw asan dan pem eriksaan terhadap setiap orang yang dicurigai
d apat m e n ^ a n g g u kegiatan U saha Pariwisata;
e. m elakukan tindakan pertam a di tem pat kejadian perkara (TPTKP),
apabila teijadi pelanggaran tindak pidana di kaw asan u sa h a
pariwisata;
f. m em berikan pertolongan b a ^ yang m em erlukan bantu an ;d an
g. m em berikan penerangan/penyuluhan keselam atan, keam anan dan
ketertiban.

P asal 2 0
Pasal 20
(1) Pengam anan terhadap lokasi/kaw asan, sebagaim ana dim aksud dalam
Pasal 18 h u ru f b, meliputi:

a. lingkungan dalam area kaw asan u sa h a pariwisata;


b. lingkungan lu ar area kaw asan u sa h a pariw isata;dan
c. lingkimgan sekitar di luar kaw asan u sa h a Pariwisata.
(2) Lokasi ata u kaw asan pengam anan sebagaim ana dim aksud pada ayat (1)
ditentukan oleh pengem ban fungsi pengam anan Kepariwisataan dan
Pengelola u sa h a Pariwisata.

(3) Pengam anan terhadap lokasi/kaw asan sebagaim ana dim aksud pada ayat
(1), dilakukan dalam bentuk pengawasan, pengaturan, penjagaan dan
patroli pada daerah rawan.

P asal 2 1

(1) Pengam anan terhadap fisik dan benda/barang, sebagaim ana dim aksud
dalam Pasal 18 h u ru f c, berupa fasilitas dan kelengkapan u sa h a
pariwisata, kendaraan atau barang wisatawan.

(2) Pengam anan terhadap fasilitas dan kelengkapan u sa h a pariw isata


sebagaim ana dim aksud pada ayat (1), dilakukan dalam bentuk
pengawasan, pem eriksaan, pengaturan, penjagaan dan patroli pada
kaw asan u sa h a Pariwisata.

P asal 2 2

Pengam anan terhadap dokum en/inform asi, sebagaim ana dim aksud dalam
Pasal 18 h u ru f d, berupa pengam anan pada tem pat penyim panan dokumen,
arsip dan kerahasiaan informasi.

P asal 2 3

(1) Pengam anan terhadap kegiatan sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 18
h u ru f e, meliputi rangkaian kegiatan penyelenggaraan u sa h a Pariwisata.

(2) Pengam anan terhadap rangkaian kegiatan sebagaim ana dim aksud pada
ayat (1), dilakukan dalam bentuk pengawasan, pengaturan, penjagaan
dan patroli pada lokasi kegiatan u sa h a Pariwisata.

B agian K etiga
P em b in a T ek n is

P asal 2 4

(1) D irektur Pamobvit B aharkam Polri sebagai pem bina fungsi teknis
pengam anan kepariw isataan di tingkat pusat;dan
(2) D irektur Pamobvit Polda sebagai pem bina teknis operasional pengam anan
kepariw isataan di tingkat wilayah.

B agian
Bagian Keempat
Pengawasan Pengamanan

P asal 2 5

(1) Pengawasan terhadap pelaksana pengam anan kepariw isataan dilakukan


oleh pejabat pem bina teknis dan pengemban fungsi pengaw asan internal
Polri.
(2) Pengawasan pengam anan Kepariwisataan sebagaim ana dim aksud pada
ayat (1) dilakukan secara berjenjang melalui sistem laporan, supervisi,
dan pem eriksaan.

BAB IV
KETENTUAN PENUTUP
P asal 2 6

Peraturan Kapolri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, m em erintahkan pengundangan Peraturan


Kapolri ini dengan penem patannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Ja k a rta
pada tanggal 2015

Diundangkan di Ja k a rta 1. Dirpamobvit


pada tanggal 2015
2. K abaharkam PoM
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI BIANUSIA 3. Kadivkum Polri
REPUBLIK INDONESIA,
4. Kasetum Polri
5. Wakapolri

YASONNA H. LAOLY

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2015 NOMOR


Bagian Keempat
Pengawasan Pengamanan

P asal 2 5

(1) Pengawasan terhadap pelaksana pengam anan kepariw isataan dilakukan


oleh pejabat pem bina teknis dan pengemban fungsi pengaw asan internal
Polri.

(2) Pengawasan pengam anan Kepariwisataan sebagaim ana dim aksud pada
ayat (1) dilakukan secara beijenjang melalui sistem laporan, supervisi,
dan pem eriksaan.

BAB IV
KETENTUAN PENUTUP
P asal 2 6

Peraturan Kapolri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang m engetahuinya, m em erintahkan pengundangan Peraturan


Kapolri ini dengan penem patannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Ja k a rta
pada tanggal 12 Agustus 2015

Diundangkan di Ja k a rta
pada tanggal 14 Agustus 2015
Bagian Keampat
Pengawasan Pengamanan

P asal 2 5

(1) Pengawasan terhadap pelaksana pengam anan kepariw isataan dilakukan


oleh pejabat pem bina teknis dan pengem ban fungsi pengaw asan internal
Polri.

(2) Pengawasan pengam anan Kepariwisataan sebagaim ana dim aksud pada
ayat (1) dilakukan secara berjenjang melalui sistem laporan, supervisi,
dan pem eriksaan.

BA B IV
KETENTUAN PENUTUP
P asal 2 6

P eraturan Kapolri ini mulai berlaku pada tanggal diim dangkan.

Agar setiap orang m engetahuinya, m em erintahkan pengundangan Peraturan


Kapolri ini dengan penem patannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Ja k a rta

D iundangkan di Ja k a rta
pada tanggal 14 Agustus 2015

Anda mungkin juga menyukai