Anda di halaman 1dari 12

WMIKOTA MATARAM

PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PERATU~ W A LI K O TA MATA~
N OMOR TAHU N 2 0 1 6

TENTANG
KQDE ~ IK APARATUR 8IPIL NEO~
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA MATABAM

I3ENGAN ~ H M A T T U ~ N Y ~ G M A H A E SA

WALIKOTA MAT~ M,

Mcnlmb a n g : R. b ah % ' a u n t u k x xlev&xjudkan R p ar RtUr s l p11 x1cgarR yRI1g


p rofesiOnal, m e II1iliki n i l e d a S a r , e t i k a p r O feSi, b e b a S
dar1 intexvcnsi p olitik , b c1 slh d~~ pri c k k orupsi,
kolusi dax1 x1epotisme serta m a m p u m e n y e l enggarakan
p elayanan publik bagi masyar ~ t;
b. bahwa u n tu k m e l aksanakan ketentuan Pasal 13 ayat
iI 1) huru f R P c r a t u r a n P c m c x1n ~ Nox n o 1 4 2 T R h u x 1
2 004 t c n t RI1g Pcn1blnRRn J Iw a Korps da n K od c E t I k
P egawai Negeri S i piil m ak a d i p a n dang p e rl u d i a t u x
dengan pcx Rturan WR11kotR;
c b a h <r a b er d a s arkRn per~ bi angan ina
seba g R1ma
dlIQaksud pRd R h~ R dax1 hu ru f b p cx'l U
m enetap~ Pera t v xa n w a l 1kota t e n ~ g Ko d e E t 1 k
A paxatur S I p11 Negara d1 LIn g ~ gan Pe m e r 1n ~ K ota .
M ataram ;

1 . U n d ax1g-Uxldang Nom o r 4 TRh UI 1 199 3 t cn ~ g


Pembentu ka n KO~ Rdy a Da e r a h T i n g k a t I I M a~ ~
( Lembaran N egara. Repubik I n d o nesia T a h u x1 199 3
Ni omox' 6 6 , T R I xlbahan LC H 1bax'Rx1NcgarR R c p U lbllk
Indonesia Nomor 3531);
2. U ndang-Undang N omor 12 Ta hu n 20 1 1 t e ntang
Pembentuka n Per a tura n Per u ndang-Undangan
( Lembaran Negara Republik I n donesia Tahu n 2 0 1 1
Nomor 8 2 T a mbahan L embaran N egara R epublik
Indonesia Nomor 5234);
3. U n dang-Undang N o mo r 5 Ta h u n 20 1 4 t e ntang
Aparatur S ipi l Negara ( L embaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5494);
4. U n dang-Undang N omor 23 Ta hu n 20 1 4 t e ntang
Pemerintahan D a erah ( Lembaran N egara R epublik
Indonesia T a hu n 20 1 4 No mo r 24 4 , Ta m bahan
Lembaran Nagara Republik I n donesia Nomor 5 587)
sebagaimana t elah d i ubsh b eberapa k a li , t erakhir
dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang
P erubahan K edua A te s U ndang-Undang Nomor 2 3
Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
N agara Republik I n donesia Tahun 2 0 15 Nomor 5 8 ,
Tambahan L e mbaran N agar a R epubli k I n d onesia
Nomor 5679);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 tentang
Ijin Perkawinan dan Perceraian Bagi Pegawai Negeri
Sipil s ebagaimana t elah d i ubah d engan P eraturan
Pemerintah Nomor 45 Tahun 1990 tentang Perubahan
atas Peraturan Pemerintah N omor 1 0 T ahu n 1 9 83
tentang Ijin Perkawinan dan Perceraian Bagi Pegawai
Negeri S ipi l ( Lembaran N egara Republik I n donesia
Tahun 1990 Nomor 61, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3424);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2004 tentang
Larangan Pegawai Negeri Sipil menjadi Anggota Partai
Politik (Lembaran Negara Republik I ndonesia Tahun
2004 N o mo r 12 8 , T a mbahan Le mbaran N egara
Republik Indonesia Nomor 440);
7. P eraturan Pemerintah N omor 4 2 T a hu n 2 0 0 4 t ent an g
Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Ettk Pegawai Negeri
Sipil (Lembaran Negara Republik I n donesia T ahun
2004 N o mo r 14 1 , T a mbahan Le mbaran N egara
Republik Indonesia Nomor 4449);
8. Peraturan Pemerintsh Nomor 60 Tahun 2008 tentang
Sistern P engendalian I n t er n P emerintah ( Lembsran
Negara Republik I ndonesia Tahun 2 008 Nomor 127,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia,
Nomor 4890);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang
Disiplin P egawai N egeri S i pi l ( L embaran N egara
Republik Indonesia Tshun 2010 Nomor 74, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5135);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang
Organisasi P erangkat Da era h ( L embaran N egara
R epublik In d onesia Ts h u n 20 1 6 No mo r 11 4 ,
Tambahan L em baran Negara Republik Indonesia
Nomor 5887);
ll . Peraturan Kepala Baden Kepegawaian Negara Nomor
21 T a hu n 20 1 0 t e n tan g P etunju k P e laksanaan
Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang
Disiplin Pegawai Negeri Sipil;

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : KO D E ETIK APARATUR SIPIL NEGARA DI LINGKUNGAN


PEM ERINTAH KOTA MATARAM

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1

Deism Peraturan Walikota ini yang dimaksud dengan:


1. Daerah adalah Kota Mataram.
2. Pemerintah D aerah a dalah W alikota sebagai u n su r Penyelenggara
Pemerintahan Da era h ya n g me m impi n pe l aksanaan ur u san
pemerintahan yang menjadi Daerah Otonom.
3. W alikota adalah Walikota Mataram.
4. Pegawai Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disebut Pegawai ASN
adalah pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian
kerja yang diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian dan diserahi
tugas deism suatu jabatan pemerintahan atau diserahi tugas negara
lainnya dan digaji berdasarlmn peraturan perundang-undangan.
5. Kode Etik Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disebut Kode Etik
adalah pedoman sikap, ti
ngkah laku dan perbuatan Pegawai ASN
dalam melaksanakan tugasnya dan pergaulan hidup sehari-hari.
6. Majelis Kehormatan Kode Etik Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya
disebut M ajelis K ode E t i k a d alah l embaga n o n s t r uktural p a da
Pemerintah K ot a M a taram y an g b ertugas m elakukan p enegakan
pelaksanaan dan penyelesaian pelanggaran Kode Etik yang dilakulnm
oleh ASN di lingkungan Pemerintah Kota Mataram.
7. Pelanggaran Kode Etik Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disebut
P elanggaran Kode Eti k a dalah segala bentuk u capan, t u lisan d an
perbuatan atau perilaku y ang bertentangan dengan butir-butir j i wa
Korps dan Kode Etik Aparatur Sipil Negara.
8. Pegawai ASN Terperiksa adalsh Pegawai ASN yang diduga melakukan
P elanggaran K od e E t i k d a n di periksa o le h M aj elis K od e E t i k
didasarkan pada pengaduan, temuan dan/atau laporan.

BAB II
TUJUAN

Pasal 2

Kode Etik berisi pengaturan perilaku agar Pegawai ASN:


a. m elaksanakan t u gasnya d engan j u j u r , b e rtanggung j a wab, d a n
berintegritas ttnggt;
b. melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;
melayanidengan sikap hormat, sopsn dan tanpa tekanan;
d. melaksanaksn t u g asnya s e sua i de nga n ke t entuan pe r aturan
perundang-undangan;
melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau Pejabat
yang berwenang sejauh tidak bertentangsn dengsn ketentuan
peraturan perundang-undangan dan etika pemerintahan;
f. menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara;
g. menggunakan kekayaan dan barang miTik negara secara bertanggung
jawab, efektif, dan efisien;
h. menjaga agar tidak terjadi konQik kepentingan dalam melaksanakan
tugasnya;
l. memberikan informasi secara benar dan t idak menyesatkan kepada
pihak lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan;
j. tidak m e nyalahgunakan i n formasi i n t er n n egara, t ugas , s t a t u s ,
k ekuasaan, da n j a b atannya u n t u k mendapat atau m encari
keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang lain;
k. m emegang teguh n ilsi dasar ASN dsn selalu menjaga reputasi dan
integritas ASN; dan
L m elaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai
disiplin Pegawai ASN.

BAB III
PRINSIP DASAR

Pasal 3

( 1) Prinsip dasar Kode Etik meliputi :


a. memegang teguh ideolo(p Pancasila;
b. setia dan mempertahanksn Undang-Undang Dassr Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 serta pemerintahan yang sah;
c. mengabdi kepada negara dan rskyat Indonesia;
d. menjalankan tugas secara profesionsl dan Sdak berpihak;
e. membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlisn;
f. m enciptakan lingkungan kerja yang nondiskriminatif;
g. memelihara dan menjunjung tinggi stander etika yang luhur;
h. mempertanggung)awabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik;
i. m emiliki kemampuan deism melakssnakan kebijakan dan program
pemerintah;
j. m emberikan laysnan k epada publik secara juj ur , t snggap, cepat,
tepat, akurat, berdaya guns, berhasil guna, dan santun;
k. mengutamahm kepemimpinan berkualitas tinggi;
L m enghargai komunikasi, konsultasi, dan kerja sama;
m. mengutamakan pencapaian basildan mendorong kinerja pegawai;
n. mendorong kesetaraan deism pekerjaan; dan
o. meningkatkan efektivitas sistern pemerintshan yang demokratis
sebagai perangkat sistern karier.
( 2) Prinsip d asar K od e E t i k s ebagaimana d i msksu d p a ds ayat (1)
merupakan sumber nilai dan inspirasi dalam menjalankan tugas dan
berperilaku sehari-hari deism kehidupsn bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara.
BAB IV
ETIKA APARATUR SIPIL NEGARA

Pasal 4

( I) Setiap Pegawai A S N d e is m m elaksanakan t u gas k edinasan d a n


kehidupan sehari-hari wajib bersikap dan berpedoman pada etika:
a. d eism bernegara,
b. deism berorganisasi,
c. d eism bermasyarakat,
d. t erhadap diri sendiri; dan
e. sesama Pegawai ASN.
(2) Setiap Pegawai ASN wajib m ematuhi, m entaati da n m elaksanakan
etika sebagaimana dimaksud peda ayat (I).

Pasal 5

E tika deism bernegara sebagaimana dimaksud deism Pasal 4 ayat ( I )


huruf a, meliputi:
a. melaksanakan sepenuhnya Pancasila dan Undang-Undang Dasar
1945;
b. m engangkat harkat dan martabat bangsa dan bemegara;
c. m enjadi p erekat d a n p emersatu b a ngsa d alam Negara K esatuan
Republik Indonesia;
d. m enaati semua peratursn perundang-undangan yang berlaku deism
melaksanakan tugas;
e. a k u ntabel dalam melaksanakan tugas penyelenggaraan pemerintshan
yang bersih dan berwibawa;
f. t a nggap, t erbuka, j u j u r , d a n a k u r at , s ert a t epat w a kt u d a lam
melaksanakan setiap kebijaksanaan dan program Pemerintah;
g. menggunakan atau memanfaatkan semua sumber daya Negara secara
efesien dan efektif; dan
h. t i dak memberikan kesaksian palsu atau keterangan yang tidak benar.

Pasal 6

E tika deism berorganisasi sebagaimana dimaksud deism Pasal 4 ayat (I )


huruf b, meliputi:
a. melaksanakan tugas dan wewenang sesuai ketentuan yang berlaku;
b. m enjaga informasi yang bersifat rahasia;
C. melaksanakan s etiap k ebijaksanaan y ang d itetapkan oleh Pejabat
yang berwenang;
d. membangun etos kerja untuk meningkatkan kinerja organisasi;
menjalin kerja sama secara kooperatif dengan u ni t k erja l ain yang
terkait deism rangka pencapaian tujusn;
f. memiliki kompetensi deism pelaksanaan tugas;
patuh dan teat terhadap stander operasional dan tata kerja;
h. mengembangkan pemikiran secara kreatif dan inovatif deism rsngka
peningkatan kinerja organisasi; dan
l. berorientasi pada upaya peningkatan kualitas kerja.

Pasal 7

Etika dalam bermasyarakat sebagaimana dimaksud deism Pasal 4 ayat (1)


huruf c, meliputi:
a. mewujudkan pola hidup sederhana;
b. m emberikan pelayanan dengan empati, h ormat da n santun , t anpa
pamrih dan tanpa unsur pemaksaan;
c. m emberikan pelayanan secara cepat, tepat, terbuka, dan adil sorts
tidak diskriminatif;
d. tanggap terhadap keadaan lingkungan masyarakat; dan
e. berorientasi k epada peningkatan k esejahteraan m asyarakat d alam
melaksanakan tugas.

Pasal 8

Etika terhadap diri sendiri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1)
huruf d, meliputi:
jujur dan terbuka serta tidak memberikan informasi yang tidak benar;
b. bertindak dengan penuh kesungguhan dan ketulusan;
c, menghindar i ko n fli k k e p entingan pr i badi , ke l ompok ma u pun
golongan;
d. berinisiatif untuk meningkatkan kualitas pengetahuan, kemampuan,
ketrampilan, dan sikap;
e. memiliki daya juang yang tinggi;
f. memelihara kesehatan rohani dan jasmani;
menjaga keutuhan dan keharmonisan keluarga; dan
h. berpenampilan sederhana, rapih, dan sopan.
Pasal 9

Etika terhadap sesama Pegawai ASN sebagaimana dimaksud deism Pasal


4 ayat (I) huruf e, meliputi:
a. saling menghormati assama w arga negara yang m e meluk
agama/kepercayaan yang berlainan;
b. memelihara rasa persatuan dan kesatuan sesama Pegawai ASN;
c. saling m enghormati a n tara t eman s ejawat b ai k s ecara v ertikal
maupun h orizontal d eism s uatu u n i t k erja, i n stansi, m aupun
antar instansi;
d. menghargai perbedaan pendapat;
e. menjunjung tinggi harkat dan martabat Pegawai ASN;
f. m enjaga dan menjalin kerja sama yang kooperatif sesama Pegawai
ASN; dan
g. berhimpun deism satu wadah Korps Pegawai Republik I ndonesia
yang m enjamin t e rwujudnya s olidaritas d a n s oliditas s emua
PegawaiASN deism memperjuangkan hak-haknya.

BAB V
MAJELIS KODE ETIK
Bagian Kesatu
Pembentukan dan Keanggotaan
Pasal 10

( I) Dalam r a ngka m enegakkan K ode E ti k A p aratur S i pi l N egara d i


Lingkungan Pemerintah Kota Mataram, Walikota membentuk Majelis
Kode Etik.
( 2) Keanggotaan Ma j eli s Ko d e Et i k Pemerintah Ko t a Ma t aram
sebagaimana dimaksud ayat (I), terdiri atas:
a. 1 (satu) orang Ketua merangkap anggota;
b. I (satu) orang Sekretaris merangkap anggota; dan
c. sekurang-kurangnya 3 (tiga) orang anggota, maksimal 5 (lima) orang
anggota.
(3) Keanggotaan Majelis Kode Etik sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
ditetapkan dengan Keputusan Walikota.

Pasal 11

Deism m el ~ pene gakan Kode E tik , Walikota d ibantu o leh p ara


Kepala Perangkat Daerah di lingkungsn Pemerintah Kota Mataram.
Bagian Kedua
Tugas Majelis Kode Etik

Pasal 12

(1) Majelis Kode Etik sebelum mengsmbil keputusan terlebih dahulu


harus m elakulom k l arifikasi da n i nvest(gast terhadap pelapor d an
Pegawai ASN Terlapor deism rangka mencari bukti.
( 2) Majelis K od e E t i k m e ngambil k e putusan s etelah P egawai A S N
Terperiksa diberi kesempatan membela diri.
(3) Keputusan Majelis Kode Etik d iambil secara musyawarah mufakat,
selanjutnya dituangkan deism bentuk berita acara.
(4) Berita acara sebagaimana dimaksud pads ayat (3), dapat dijadiksn
rekomendasi sebagai bahan Walikota untuk mengambil keputusan.
(5) Dalam hal, musyawarah mufakat sebagaimsna dimaksud pads ayat
(3) tidak tercapai, keputusan diambil dengan suara terbanyak.
(6) Keputusan Majelis Kode Etik bersifat final.

BAB Vl
PEM ERIKSAAN MAJELIS KODE ETIK

Pasal 13

(1) Pemeriksaan t e rhadap Pegawai A S N T erperiksa d i dasarkan p a da


pengaduan, temusn dan/ atau laporan.
(2) Setiap pengaduan, temuan dan/atau laporan terhadap pelanggaran
Kode Edk, ditindaklanjuti oleh Majelis Kode Etik paling lama 7 (tujuh)
hari kerja setelah laporan diterima.
(3) Pemeriksaan oleh Majelis Kode Etik dilakukan secara tertutup.

Pasal 14

P emeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 meliputi :


(1) Anggota Majelis Kode Etik memberikan tanggapan, pendapat, alasan,
dan argumentasi.
(2) Sekretaris Majelis Kode Etik mencatat dan mengarsipkan tanggapan,
pendapat, alasan, argumentasi dan Keputusan Majelis Kode Etik.
(3) Tsnggapan, pe ndapat, alasan, dan argumentasi sebagaimana
dimaksud peda ayat (1), bersifat rahasia.
(4) Pemeiiksaan Majelis Kode Etik sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dihadiri paling sedikit 5 (lima) anggota Majelis Kode Etik.
Pasal 15

(1) Majelis Kode E ti k m elakukan p emanggilan secara t ertuli s k epada


Pegawai ASN Terperiksa paling singkat 3 (tiga) hari kerja dan paling
lama 7 (tujuh) hari kerja sebelum tanggal pemeriksaan.
(2) Jik a P egawai A S N ti d a k me menuh i pa nggilan pe merikasaan
sebagaimana dimaksud pads ayat (1), dilakukan pemanggilan kedua
d alam waktu p aling singkat 3 ( t iga) hari k erja dan p aling lama 7
(tujuh) h ar i k erj a s etelah t anggal y an g seharusnya b ersangkutan
diperiksa pada panggilan pertama.
(3) Deism h a l Pegawai ASN t i dak m emenuhi p anggilan k edua t anpa
alasan yang sah maka Majelis Kode Etik dapat mengambil keputusan
berdasarkan s la t b u kt i d a n k eterangan y ang ad a t anpa h adirnya
Pegawai ASN Terperiksa.

Pasal 16

(1) Deism hal musyawarah mufakat sebagaimana dimaksud deism Pasal


12 ayat (3) tidak tercapai, keputusan diambil dengan suara terbanyak.
(2) Majelis Kode Etik harus membuat keputusan paling lambat 30 (tiga
puluh) hari kerja sejak pemeriksaan pertama dilakukan.

Pasal 17

(1) Majelis Kode Etik wajib menyampaikan keputusan Majelis Kode Etik
kepada Pejabat Pembina Kepegawaian atau p ejabat y ang d itunjuk
sebagai bahsn deism memberikan sanksi moral kepada Pegawai ASN
yang bersangkutan.
(2) Deism hal keputusan Majelis Kode Etik menemukan indikasi adanya
pelanggaran t e rhadap k e t entuan da la m pe r aturan pe r undang-
undangan yang mengatur mengenai disiplin ASN, Majelis Kode Etik
dapat m enyampaikan rekomendasi kepada Pejabat Pembina
Kepegawaian at a u pe j abat ya n g di t u nju k unt u k me l akukan
pemeriksaan l e bi h la nju t s e suai d e ngan K e tentuan P eraturan
Perundang-Undangan.
(3) Keputusan Ma j eli s K o d e Et i k t i d a k me nggugurkan tun t u t an
pelanggaran Disiplin, Pidana/Perdata atau tuntutan hukum lainnya.
(4) Keputusan Majelis Kode Etik sebagaimana dimaksud pads ayat (1)
dan ayat (2) dituangkan deism laporan hasil pemeriksaan Majelis Kode
Etik.
(5) Keputusan M ajelis Kode E ti k h a ru s d i sampaikan k epada Pejabat
Pembina K epegawaian a t a u p ejabat y an g d i tu nju k s ebagaimana
dimaksud pada ayat (I) dan ayat (2) paling lama 10 (sepuluh) hari
sejak tsnggal keputusan Majelis Kode Etik ditetapkan.
( 6) Jik a b erdasarksn p emeriksaan M ajelis K ode E t ik , Pegawai A SN
T erperiksa t erbukt i t i da k b ersalah, Keputusan M ajelis K ode E t ik
d isampaikan k epada a tasan langsung P egawai A S N y a ng
bersangkutsn, paling lama 10 (sepuluh) hari sejak tanggal keputusan
hasil sidang Majelis Kode Etik.

BAB VII
SANKSI PELANGGARAN KODE ETIK

Pasal 18

(I) Pegawai A SN y an g m elakukan p elanggaran K ode E ti k d i kenakan


sanksi moral.
(2) Sanksi moral sebagaimsna dimaksud pada ayat (I) berupa:
a.permohonan maaf secara lisan;
b.permohonan maaf secara tertulis;
c. pernyataan penyesalan;
(3) Sanksi moral sebagaimana dimaksud pads ayat (I ) d isampaikan
secara langsung dan tertutup.
(4) Sanksi moral sebagaimana dimaksud pada ayat (I) ditetapkan dengan
keputusan Pejabat Pembina Kepegawaian.
(5) Keputusan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) yang memuat
pelanggaran kode etik yang dilakukan.
(6) Pejabat sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dapat mendelegasikan
wewenangnya kepada atasan Isngsung Pegawai ASN yang dikenakan
sanksi moral.

BAB VIII
REHABILITASI

Pasal 19

(I) Pegawai ASN yang tidak terbukti melakukan pelanggaran Kode Etik
b erdasarkan k e p utussn ba si l pe meriksasn Ma j eli s K o d e E t i k
direhabilitasi nama baiknya; dsn
(2) Rehabilitasi sebagaimana dimaksud pads ayat (I ) ditetapkan dengan
Keputusan Majelis Kode Etik.
Pcraturan %'aihkota mj. mulal herl ~ pe d a ~ ~ el d~u n d a mgk~

Ditetapkm. di Mater~
p eda ~ ggg Q
i 'J

WALIKGTA MATARAM„

H , AHY ABD U H

Diund~ g kan di M a ~ ~

p eda ~ g g a l

BE~ E T A RI8 DAE~ KGT A MATA~ M ,

H EFF NDI EKG SASWITG

Sa.linen sesuai venga.n aslinya.

K EPALA HAGIAN H U K U M ,

TTD

MANSUR SH. MH
N IP, 197012312 0 0 2 1 2 1 0 3 5

Anda mungkin juga menyukai