Anda di halaman 1dari 2

SOP MENGUKUR TINGGI BADAN

BAYI DAN BALITA


No.dokumen :

SOP No. Revisi :


Tanggal Terbit:
Halaman :
UPT Puskesmas Fitri Darwini, S.ST

Lubuk Sikaping NIP. 19680224 198803 2 003

1. Pengertian Mengukur Tinggi Badan adalah mengukur tinggi badan dengan alat
pengukur tinggi badan.
2. Tujuan Untuk mengetahui tinggi badan pada bayi dan balita.

3. Kebijakan

4. Referensi Buku Pedoman DDTK


5. Langkah- 1) Mengukur tinggi badan untuk bayi
langkah
a. Sebelum mengatur panjang badan bayi letakkanlah alat pada
permukaan yang rata dengan ketinggian yang nyaman untuk
mengukur dan cukup kuat
b. Beri alas yang tidak terlalu tebal, bersih, dan nyaman misalnya
selembar selimut tipis
c. Sebelum mengukur tinggi badan bayi lepaskan tutup kepala bayi
misalnya topi, hiasan rambut, dan kaos kaki bayi
d. Kemudian pengukur berdiri pada salah satu sisi sebaiknya sisi
yang paling dekat dengan skala pengukur
e. Letakkan bayi dengan kepala menempel pada bagian kepala atau
head board
f. Posisikan kepala bayi sehingga sudut luar mata dan sudut atas
liang telinga berada pada garis yang tegak lurus dengan bidang
infantometer
g. Usahakan dapat mempertahankan kepala bayi pada posisi
h. Luruskan tubuh bayi sejajar dengan bidang infantometer
i. Luruskan tungkai bayi bila perlu salah satu tangan pengukur
menahan agar lutut bayi lurus
j. Tangan pengukur menekan lutut bayi ke bawah dengan lutut
k. Dengan tangan yang lain pengukur mendorong atau
menggerakkan bagian kaki atau foot board sehingga menempel
dengan tumid bayi
l. Posisi kaki bayi adalah jari-jari menunjuk ke atas
m. Baca ukuran panjang badan bayi sampai 0,1 cm terdekat,
pengukuran dapat dilakukan pada satu atau dua kaki bayi
2) Mengukur Tinggi Badan pada anak umur diatas 2 tahun
a. Tinggi badan diukur dengan berdiri tegak, sedangkan bokong,
punggung dan bagian belakang kepala berada dalam satu garis
vertical dan menempel pada alat pengukur.
b. Tentukan bagian atas kepala dan bagian kaki menggunakan
sebilah papan dengan posisi horizontal dengan kaki lalu ukur
sesuai dengan skala yang tertera.
6. Unit Poli KIA, Poli Gizi, Bidan Desa
Terkait
7. Dokumen KMS, Kohort
Terkait
8. Rekaman NO Yang Dirubah Isi Perubahan Tgl Mulai Diberlakukan
Historis
Perubahan

Anda mungkin juga menyukai