Anda di halaman 1dari 4

Jika kamu ingin membaca novel Happiness Battle pastikan kamu sedang ada di waktu

senggang dan tidak memiliki deadline dalam tempo dekat. Bukan ingin berlebihan, tetapi
ketika kamu membaca novel ini di bagian pertama, buatku pribadi aku merasa "hanyut"
dengan misteri yang ingin diungkapkan. Rasanya sulit untuk meninggalkan buku ini, karena
pembaca seperti tidak diberikan istirahat untuk mendapatkan clue baru yang mendekati
jawaban dari misteri ini.

Bukan artinya novel ini buruk karena punya banyak clue. Justru bagiku novel ini asik banget
dan membaca novel ini aku rasanya seperti sedang nonton drama korea "Sky Castle" yang
mana memiliki nuansa dan permasalahan yang hampir sama dengan konflik novel Happiness
Battle ini.

Apa yang membuat novel ini memiliki nuansa yang sama dengan drama Sky Castle?  

Tokoh yang terlibat dalam novel Happiness Battle dengan drama Sky Castle berasal dari
keluarga kaya raya yang tinggal di perumahan elite, jika dilihat dari luar mereka adalah
keluarga sempurna yang tidak memiliki cacat (kegagalan), dan selalu berusaha untuk terlihat
sempurna, walaupun harus menggunakan cara apapun.

Novel ini akan dihadapkan dengan ambisi yang mengerikan, pengkhianatan, persahabatan,
pelecehan, sandiwara, dan persahabatan. Untuk aku yang terbiasa membaca novel romance,
aku sangat suka novel ini. Biasanya aku akan merasa kesulitan ketika baca novel dengan
unsur misteri yang harus dipecahkan, apalagi ditambah konflik yang cukup berat. Namun,
aku enjoy dengan ceritanya. Jadi aku mau merekomendasikan novel ini untuk kamu baca.

Sinopsis Novel Happiness Battle

Sepasang suami istri ditemukan dalam kondisi mengenaskan di Apartemen High Prestige
supermewah di Gangnam. Sang suami, Kang Do-joon, ditikam di punggung, sementara
istrinya, Oh Yoo-jin, ditemukan tewas dalam posisi bergelantungan di pagar balkon. Ketika
Jang Mi-ho mendengar tentang kematian Oh Yoo-jin, sahabat baiknya semasa SMA, ia pun
terdorong untuk menyelidiki sendiri kasus aneh itu.

Mi-ho berhasil mengetahui bahwa Yoo-jin dan beberapa ibu TK terlibat "perang
kebahagiaan" di media sosial, di mana mereka berlomba-lomba memposting foto untuk
memamerkan diri bahwa mereka adalah orang yang paling bahagia, karena memiliki suami
paling penyayang, barang paling mewah, dan anak paling pintar. Polisi secara resmi
menyatakan bahwa Oh Yoo-jin bunuh diri setelah menikam suaminya, tetapi Mi-ho curiga
bahwa alasan kematian Yoo-jin berhubungan dengan "perang kebahagiaan" ini.

Juga berhubungan dengan USB misterius yang sepertinya diburu semua orang.

Namun, apakah kasus ini juga berhubungan dengan trauma dari masa SMA tujuh belas tahun
yang lalu?
Identitas Novel

Judul                     : Happiness Battle

Penulis                  : Joo Youngha

Alih Bahasa           : Iingliana

Editor                     : Juliana Tan

Ilustrator Sampul  : Martin Dima

Tebal                     : 296 halaman

Penerbit                 : Gramedia Pustaka Utama

ISBN                     : 9786020658001

Review Happiness Battle

Awalnya aku tidak mau berekspetasi tinggi dengan novel Happiness Battle ini, karena
biasanya novel terjemahan memiliki bahasa yang cukup kaku dan sulit untuk dimengerti
untuk pembaca yang belum terbiasa baca novel terjemahan. Ditambah lagi dengan konflik
yang cukup berat, untuk awal baca aku hanya ingin mencoba baca beberapa halaman saja,
tetapi nyatanya aku malah keterusan baca. Aku suka dengan terjemahannya yang mudah
dipahami dan asik untuk dibaca.

Selain suka dengan terjemahan novelnya, aku juga suka dengan ilustrasi sampulnya.
Perpaduan warnanya manis dan menggambarkan isi novel ini. Pada sisi kiri sampul diberikan
warna biru muda dengan perpaduan warna putih dan cream yang menggambarkan suasana
cerah dan menyenangkan. Pada sisi kanan sampul diberikan warna biru gelap dengan
perpaduan warna hitam serta burung yang sedang menatap ke langit, menggambarkan nuansa
suram dan hampa. 

Ilustrasi sampul menggambarkan secara sekilas apa yang dialami setiap tokoh novel ini.
Yang terlihat bahagia belum tentu benar-benar bahagia.

Novel ini memiliki banyak tokoh dengan nama yang sulit untuk dihapal. Jika kamu belum
terbiasa dengan nama orang Korea, kamu akan kesulitan karena pelafalan namanya yang
belum terbiasa diingat. 

Selain membuat penasaran, novel ini juga menyeramkan. Kenapa menyeramkan? Karena apa
yang dilakukan penghuni Apartmen High Prestige, terutama Oh Yoo-jin, Jeong-ah, dan Na-
yeong untuk pamer kebahagiaan di media sosial itu terlalu berlebihan. Aku rasa itu terlalu
berlebihan karena mereka berusaha untuk terlihat sempurna, sehingga berani menyakiti orang
lain dan hilang kendali dengan identitas dirinya sendiri. 
Perang kebahagiaan yang dilakukan di media sosial sudah seperti kompor panas yang jika
disentuh akan terasa menyakitkan. Kasus yang terdapat di novel ini juga dekat dengan
lingkungan kita. Saat ini media sosial sudah seperti makanan yang dikonsumsi setiap orang.
Entah mereka memakai media sosial sebagai galeri untuk menyimpan memori, tempat
bekerja, tempat memamerkan diri sendiri, maupun media sosial yang berisi akun palsu untuk
menebar kebencian.

Bersama dengan Mi-ho, pembaca akan diajak untuk melakukan penyelidikan hanya lewat
media sosial. Dengan kata lain, media sosial sudah seperti rekam jejak kehidupan seseorang.
Ini poin penting banget sih. Apa yang disebarkan Oh Yoo-jin di media sosialnya semua
terlihat bahagia dan sempurna, tetapi kesempurnaan yang dimiliki Yoo-jin menumbuhkan
rasa curiga Mi-ho tentang kehidupan sebenarnya Yoo-jin.

Pembaca akan diajak untuk menebak-nebak dengan clue yang diberikan penulis lewat sikap,
tindakan, dan kebenaran yang diberikan tokoh-tokoh di novel ini. Membaca ini seperti
menjadi seorang detektif dadakan. Tempo cerita ini juga cukup tinggi, yang mana pembaca
selalu dibuat penasaran terus menerus.

Adanya plot twist yang buatku itu benar-benar GILA. Sebenarnya penulis sudah diberikan
clue, tetapi aku tidak sadar sama sekali. Novel ini ditutup dengan baik. Begitu baik sampai
membuatku termenung sendiri di kamar karena nyesek dengan endingnya.

Penutup

Selain fokus terhadap misteri pembunuhan sepasang suami istri yang tinggal di Apartmen
High Prestige, novel ini juga membahas tentang masa lalu Mi-ho, Yoo-jin, Se-kyeong tujuh
belas tahun yang lalu. Persahabatan mereka yang terjalin di masa SMA terasa sempurna
karena mereka selalu berusaha untuk saling melengkapi dan bahagia bersama.

Mi-ho yang dituntut untuk selalu mendapat peringkat oleh ibunya. Yoo-jin yang famous dan
pendiam yang selalu mendambakan hidupnya untuk segera dewasa dan meninggalkan
rumahnya. Se-kyeong yang menjadi korban broken home, orangtuanya yang cerai dengan
cara yang tidak baik membuat Se-kyeong tidak mempercayai adanya cinta.

Permasalahan yang mereka alami ketika SMA begitu berat untuk ditanggung, tetapi mereka
menjalaninya dengan bahagia karena mereka memiliki sahabat terbaik. Hingga suatu ketika
hubungan itu hancur dan mereka tidak berkomunikasi lagi dengan baik.

Jika ditanya apakah ada sisi bahagia yang aku dapat dari novel ini? Ada, aku menemukannya
dibagian akhir. Bahagia yang menyesakkan.

Ada pelajaran yang berarti dari novel ini yang menurutku sangat penting yaitu bahagialah
karena adanya dirimu sendiri. Kamu tidak perlu membohongi orang lain untuk terlihat
bahagia. Kamu bebas untuk mengekspresikan diri kamu sendiri jika ingin. Orang lain tidak
perlu tahu masalah kamu, karena mereka tidak akan mengerti, tetapi bukan berarti kamu
harus terlihat sempurna sampai kamu lupa untuk membahagiakan dirimu sendiri dengan baik.

Kutipan-Kutipan
“Penyangkalan bisa menghasilkan situasi yang bertolak belakang, berbeda dengan
penegasan. Karena itu, semakin sering seseorang berkata bahwa ia tidak sengaja
melakukan sesuatu, orang-orang justru akan semakin yakin bahwa ia memang sengaja
melakukannya.” (halaman 76)

“Manusia adalah makhluk yang lebih dekat dengan kesedihan daripada kebahagiaan.
Kebahagiaan sangat abstrak, sementara kesedihan sangat spesifik.” (halaman 153)

“Banyak sekali orang yang pura-pura merasakan kebahagiaan sempurna di media sosial.
Namun, mereka semua tahu tidak ada yang dinamakan kebahagiaan sempurna.”
(halaman 154)

“Penderitaan dan kesedihan adalah sesuatu yang pasti dalam hidup. Semua orang
memiliki elemen kesedihan dalam hidup, dan oleh karena itu, semua orang pasti tiba-tiba
merasa sedih.” (halaman 279)

“Ada luka yang tidak akan pernah sembuh. Ada luka yang harus kautanggung sampai
hari kematianmu, sampai kau memejamkan mata, dan sampai kau mengembuskan napas
terakhir. Luka seperti itu hanya bisa diterima.” (halaman 289)

Anda mungkin juga menyukai