Penulis : Suryaningrum
BUMI AKSARA
Penulis
C Kata Pengantar
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar ^
Kompetensi Inti Kompetensi Dasar
3. Mem aham i, m enerapkan, m eng 3.14 Menerapkan prinsip-prinsip teknik pengukur
analisis, dan mengevaluasi tentang an tanah
pengetahuan faktual, konseptual, 3.15 Menerapkan prosedur keselamatan dan ke
operasional lanjut, dan metakognitif sehatan kerja serta lingkungan hidup K3LH.
secara m ultidisiplin sesuai dengan 3.16 Menerapkan prosedur pengoperasian jenis-
bidang dan lingkup kerja Dasar-Dasar jenis peralatan survei dan pemetaan
Teknik Konstruksi dan Properti pada 3.17 Menerapkan prosedur pekerjaan survei dan
tingkat teknis, spesifik, detail, dan pemetaan sederhana.
kompleks, berkenaan dengan ilmu
3.18 Menerapkan teknik pengoperasian alat sipat
pengetahuan, teknologi, seni, bu
datar (leveling) dan alat sipat ruang {teodolit).
daya, dan humaniora dalam konteks
3.19 Menerapkan teknik perawatan dan pengecek
pengembangan potensi diri sebagai
an jenis optik.
bagian dari keluarga, sekolah, dunia
kerja, warga masyarakat nasional, 3.20 Menerapkan proses pengecekan kebenaran
regional, dan internasional. data pengukuran.
4. Melaksanakan tugas spesifik dengan 3.21 Menerapkan teknik pengukuran dan pema
menggunakan alat, informasi, dan tokan (staking out).
prosedur kerja yang lazim dilakukan 3.22 Menganalisis data hasil pengukuran.
serta memecahkan masalah sesuai 3.23 Mengevaluasi hasil pengukuran berupa gam
dengan bidang kerja Dasar-Dasar bar kerja untuk pekerjaan konstruksi.
Teknik Konstruksi dan Properti. Me 4.14 Melaksanakan pengukuran sesuai dengan
nampilkan kinerja mandiri dengan prinsip-prinsip ukur tanah
mutu dan kuantitas yang terukur 4.15 Melaksanakan keselamatan dan kesehatan
sesuai dengan standar kompetensi kerja serta lingkungan hidup K3LH.
kerja. M enunjukkan keterampilan 4.16 Mengoperasikan peralatan survei dan pe
menalar, mengolah, dan menyaji metaan
secara efektif, kreatif, produktif, kritis,
4.17 Melaksanakan pekerjaan survei dan pemetaan
mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan
sederhana.
solutif dalam ranah abstrak terkait
4.18 Melaksanakan pengukuran dengan alat sipat
dengan pengembangan dari yang
datar (leveling) dan alat sipat ruang (teodolit).
dipelajarinya di sekolah, serta mampu
melaksanakan tugas spesifik secara 4.19 Melakukan perawatan dan pengecekan alat
mandiri. Menunjukkan keterampilan jenis optik.
m em persepsi, kesiapan, m eniru, 4.20 Melakukan pengecekan kebenaran data
membiasakan, gerak mahir, menja pengukuran.
dikan gerak alami, sampai dengan 4.21 Melakukan pengukuran dan pematokan (stak
tindakan orisinal dalam ranah konkret ing out) sesuai gambar kerja konstruksi.
terkait dengan pengembangan dari 4.22 Membuat laporan hasil pengukuran.
yang dipelajarinya di sekolah, serta 4.23 Memperbaiki hasil pengukuran berupa gam
mampu melaksanakan tugas spesifik bar kerja untuk pekerjaan konstruksi.
secara mandiri.
Kunei~^
Berisi ringkasan singkat tentang m a
13 Pengukuran tanah
13 Pereferensian teri yang dipelajari pada setiap bab.
0 Lingkup (X 13 Prinsip pengukuran
0 Pemetaan
Latihan
Apakah manfaat yang Anda dapatkan setelah mempelajari materi pada bab ini untuk
kehidupan sehari-hari? 4. Memiliki kendali emosi dan cepat tanggap termasuk kompetensi....
A. dasar
B. akademik
^fG losarium ^
absis : posisi titik yang diproyeksikan terhadap sumbu x dengan arah
horizontal pada bidang datar
astronomis : ilmu yang mempelajari posisi relatif benda-benda langit terhadap
benda-benda langit lainnya Daftar Pustaka m erupakan daftar buku
automatic level : sipat datar optis yang mirip dengan dumpy level tetapi dilengkapi yang digunakan sebagai bahan rujukan
dengan alat kompensator untuk membuat garis bidik mendatar
dalam penulisan buku.
secara otomatis
azimuth : sudut yang dibentuk dari garis arah utara terhadap garis arah
suatu titik yang besarnya diukur searah jarum jam
Pustaka ^
Basuki, Slamet. 2006. Ilmu Ukur Tanah. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
D.W. Hendro Kustarto dan J. Andy Hartanto. 2012. Ilmu Ukur Tanah Metode dan
Aplikasi Bagian Kedua. Malang: Dioma
Frick, Heinz. 1979. Ilmu dan Alat Ukur Tanah. Yogyakarta: Kanisius
Muda, Iskandar. 2008. Jilid 1: Teknik Survei dan Pemetaan untuk SMK. Jakarta:
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Depdiknas.
^(TndekT^
A kesalahan pengukuran 13,14,15,119,
Indeks m erupakan daftar kata-kata
automatic level 44 120
p en tin g dan daftar pengarang yang
azimuth 40, 58, 65, 94 kesalahan sistematis 15,120
klinometer 41 d ig u n a k a n d a la m b u k u , te rs u s u n
kompas 94, 95 m enurut abjad dan m em berikan infor
matahari 95 kompas 40
koreksi kalibrasi 117 masi m engenai halam an kata dan nam a
kuadran 58, 59 pengarang itu ditem ukan.
B
benang atas 65,83, 89, 140
benang bawah 65, 83, 89, 140 L
benang tengah 65, 83, 89, 140 leveling 5
C D aftar Isi
Bab VI Peraw atan dan Pengecekan Alat U kur................................................ 101
A. Pengecekan Alat-Alat Ukur Tanah Jenis O ptik............................ 103
B. Perawatan Alat-Alat Ukur Tanah Jenis O p tik .............................. 106
Latihan....................................................................................................... 109
Kunci ^
0 Bentuk bumi 0 Pengukuran tanah
0 Jenis survei 0 Pereferensian
0 Lingkup pengukuran 0 Prinsip pengukuran
0 Pemetaan
Konsep ^
Ilmu ukur tanah berperan penting dalam kehidupan sehari-hari terutama dalam
bidang rekayasa konstruksi seperti pembangunan gedung, bendungan, jembatan,
dan jalan. Pada prinsipnya, ilmu ukur tanah mempelajari pengukuran tanah dalam
hal penentuan jarak, ketinggian, dan sudut. Oleh karena itu, dibutuhkan peran
seorang surveyor (pengukur tanah/juru ukur) yang andal dan terlatih. Mengapa
d e m ik ian ? S eb ag a im a n a k ita k e ta h u i, b e n tu k p e rm u k a a n b u m i m e m ilik i re lie f y a n g
bervariasi, sehingga dalam penentuan pekerjaan konstruksi diperlukan pengukuran
tanah yang cermat dan teliti. Hasil pengukuran tanah yang akurat hanya dihasilkan
dari seorang surveyor yang andal dan terlatih (berpengalaman).
1. Pengukuran Tanah
Dalam ilmu ukur tanah, pengukuran memiliki tujuan antara lain sebagai
berikut.
a. Memperoleh data kontur permukaan tanah.
b. Membuat garis batas tanah.
c. Mengetahui luas dan volume.
d. Menentukan lokasi rekayasa teknik bangunan (gedung, jalan, dan jembatan).
Perhatikan peta topografi pada Gambar 1.1! Pada gambar tersebut terlihat
jelas relief perm ukaan bum i yang bervariasi, mulai dari bentuk dan tingkat
ketinggian yang berbeda-beda. Dengan adanya variasi relief permukaan bumi, akan
muncul pertanyaan bagaimana caranya dan metode apa yang digunakan untuk
menggambarkan relief tersebut. Agar dapat menggambarkan kondisi permukaan
bumi secara detail, tentunya perlu dilakukan pengukuran langsung di lapangan.
Pengukuran inilah yang kemudian dikenal sebagai survei pengukuran tanah.
Sumber: https://s-media-cache-ak0.pinimg.com/originals/44/7e/59/447e59
8184958b6cl 0a7lee505fd9744.jpg
Zi
Gambar 1.1 Peta topografi
Analisislah jenis-jenis survei dalam pengukuran tanah! Mengapa survei perlu dikelompokkan
menjadi beberapa jenis? Jelaskan hasil analisis Anda!
2. Bentuk Bumi
Bentuk bumi merupakan pusat kajian dalam ilmu ukur tanah, namun karena
bentuknya yang tidak beraturan seperti adanya pegunungan, lereng, dan lembah
maka diperlukan kajian secara matematis. Pada awalnya, bumi dianggap memiliki
bentuk bulat seperti bola tetapi pada kenyataannya bentuk bumi adalah bidang
elipsoid karena pengaruh rotasi bumi sehingga mengalami pemepatan pada bagian
kutub. Mengingat bentuk elipsoid bumi dan penggambaran hasil pengukuran ke
bidang datar akan terjadi distorsi maka digunakan sistem proyeksi. Sistem proyeksi
tersebut antara lain sebagai berikut.
a. Sistem Proyeksi Berdasarkan Bidang Perantaranya
Sistem proyeksi berdasarkan bidang perantaranya terdiri atas tiga jenis.
1) Proyeksi azimuth, yaitu proyeksi yang menggunakan bidang datar.
2) Proyeksi silinder, yaitu proyeksi yang menggunakan bidang berbentuk silinder
3) Proyeksi konikal, yaitu proyeksi yang menggunakan bidang berbentuk kerucut.
3. Prinsip Pengukuran
Prinsip-prinsip pengukuran sangat penting diterapkan dalam suatu pekerjaan
proyek. Prinsip-prinsip tersebut meliputi sebagai berikut.
a. Mulai Bekerja dari Keseluruhan ke Bagian-bagiannya
Prinsip ini merupakan prinsip yang paling utama dari pengukuran sehingga tidak
bisa diabaikan kecuali dalam keadaan terpaksa karena akan terjadi penumpukan
kesalahan pengukuran. Prinsip utama ini bertujuan untuk meminimalisir kesalahan-
kesalahan yang terjadi selama proses pengukuran sehingga tidak melebar ke titik
pengukuran yang lain dan mengakibatkan survei tak terkendali.
Perhatikan Gambar 1.5!
C’
A B C D E F
150 m
Z)
Gambar 1.5 Ilustrasi pengukuran antartitik
(cara pertama)
Pada Gambar 1.5 dilakukan pengukuran jarak AF yang panjangnya 150 meter
menggunakan meteran sepanjang 30 meter. Pengukuran dilakukan secara bagian per
bagian (titik per titik). Titik B, C, dan D diukur secara bebas dengan memperhatikan
titik acuan AF kurang lebih sepanjang 30 meter. Jika terjadi kesalahan pengukuran
pada titik C yang keluar dari titik AF, maka jarak sesungguhnya pada titik BC
dan CD menjadi salah. Sedangkan titik lainnya yaitu AB, DE, dan EF tetap benar.
Pada Gambar 1.5, kesalahan pengukuran dibatasi hanya pada satu titik.
H
150 m
Pada Gambar 1.6 dilakukan pengukuran jarak AF dengan cara mengukur jarak
AB dengan menetapkan B sebagai B'. Selanjutnya titik yang lain (C, D, E, dst)
tetap diukur dengan acuan titik AF. Jika titik B berada di luar garis AF (B') maka
titik lainnya juga berada di luar garis AF (C, D', E', dan seterusnya) sehingga akan
terjadi kesalahan pengukuran di mana panjang jarak akan berbeda (AB * AB',
BC * B'C', dan seterusnya). Oleh karena itu, cara kedua tersebut tidak dianjurkan
untuk penentuan pengukuran jarak.
b. Meletakkan Posisi Satu Titik Minimal dengan Dua Kali Pengukuran
Prinsip pengukuran tanah yang kedua ini dapat dijelaskan sebagai berikut.
Perhatikan gambar-gambar berikut!
Gambar 1.7 (a) Sudut B dengan jarak, (b) siku dengan jarak, dan (c) jarak dengan jarak
Pada Gambar 1.7, titik A dan B merupakan titik kontrol, serta C adalah
titik yang ditentukan posisinya dari titik kontrol. Hasil pengukuran di lapangan
dipilih dua titik yang sudah ditetapkan, yaitu A dan B. Kemudian, dibuat sketsa
dengan jarak yang sudah diukur menggunakan skala tertentu. Selanjutnya, untuk
menentukan titik C dari AB yang sudah diketahui, dapat menggunakan cara
sebagai berikut.
4. Pereferensian
Dalam pengukuran jarak, arah, dan posisi di atas permukaan bumi sangat
dibutuhkan sistem referensi matematis. Adapun sistem referensi yang paling baik
digunakan adalah sistem elipsoid oblate yang memiliki bentuk sederhana dan
hampir menyerupai geoid. Pada pengukuran yang menggunakan alat ukur dengan
instrumen gelembung nivo, hasil pengukuran dikondisikan relatif terhadap geoid
sehingga sebelum digunakan, perbedaan-perbedaan hasil pengukuran akibat geoid
dan elipsoid harus dikoreksi terlebih dulu.
Sudut definisi
2. Pengolahan Data
Pengolahan data hasil pengukuran ditentukan oleh tiga faktor yakni reduksi
h asil p e n g u k u ra n , p ro se s h itu n g a n , d a n p ilih a n je n is an a lisis h asil p e n g u k u ra n .
Untuk dapat memperoleh hasil pengukuran yang teliti, maka diperlukan pengolahan
data yang baik dan benar dengan menerapkan ketiga faktor tersebut.
3. Penggam baran
Tahap penggambaran atau penyajian data hasil pengukuran ke bidang datar
(pemetaan) meliputi tahap pemilihan sistem proyeksi, penggunaan skala, dan
pemberian simbol yang berlaku secara umum.
a. Sistem Proyeksi
Pemilihan sistem proyeksi digunakan dengan maksud mengurangi distorsi
y a n g d is e b a b k a n o leh b id a n g y a n g d iu k u r u n tu k d ip e ta k a n b u k a n m e ru p a k a n
bidang datar dan mencakup wilayah yang luas. Pemilihan sistem proyeksi yang
umum digunakan yaitu proyeksi kerucut (conical) atau lebih dikenal dengan sistem
proyeksi polyeder dan proyeksi silinder atau mercator.
f J Refleksi Diri
a. Berilah tanda centang (vO pada kotak yang Anda anggap sesuai!
Setelah mempelajari bab ini, bagaimanakah penguasaan Anda terhadap materi-materi
berikut?
Tidak Sangat
No. Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
1.
□ □
Definisi ilmu ukur tanah dan
peranannya dalam berbagai
bidang.
□
{ Babi Prinsip-Prinsip Pengukuran Tanah
Tidak Sangat
No. Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
2. Jenis-jenis survei pengukuran
tanah dan tujuannya. □ □ □
3. Prinsip-prinsip dalam pekerjaan
pengukuran tanah. □ □ □
4. Ruang lingkup pekerjaan
pengukuran tanah dan
prosedurnya.
□ □ □
b. Dari materi-materi tersebut, bagian manakah yang paling Anda sukai? Mengapa?
c. Apakah manfaat yang Anda dapatkan setelah mempelajari materi pada bab ini untuk
kehidupan sehari-hari?
^ Latihan ^
2. Survei BPN yang di dalamnya terdapat pemasangan patok batas bidang tanah,
atas dasar tempatnya tergolong survei....
A. udara D. tanah
B. hidrografi E. pertahanan
C. terestris
6. Metode yang paling tepat digunakan untuk pembuatan jarak dalam rangka
pembuatan sketsa pada tempat terbuka adalah ....
A. GPS D. langkah
B. meteran E. teodolit
C. waterpass
8. Peralatan tulis yang tidak perlu digunakan pada saat survei adalah ...
A. pensil
B. pena gambar
C. penghapus
D. ballpoint
E. penggaris
10. Prinsip kedua pengukuran menyatakan bahwa posisi suatu titik paling sedikit
ditentukan d a ri....
A. 1 pengukuran
B. 2 pengukuran
C. 3 pengukuran
D. 4 pengukuran
E. 5 pengukuran
14. Sudut yang terbentuk antara normal geoid dengan normal ellipsoid adalah ....
A. helling
B. zenit
C. vertikal
D. horizontal
E. deviasi vertikal
18. Gelembung nivo pada teodolit mencapai keseimbangan relatif terhadap ....
A. geoid
B. ellipsoid
C. bola
D. azimuth
E. sembarang
19. Istilah yang digunakan pada teodolit yang dapat diputar 180 derajat terhadap
sumbu horizontalnya disebut....
A. transit
B. circumverentor
C. gromatici
D. chorobates
E. slaag
20. Berikut peristiwa yang tidak mempengaruhi perkembangan teodolit adalah ....
A. ditemukannya circumferentor
B. ditemukannya vernier
C. ditemukannya transit
D. ditemukannya teleskop
E. ditemukannya chorobates
5. Sebutkan jenis-jenis pekerjaan survei apa saja yang dilakukan oleh Badan
Pertanahan Nasional?
M Proyek 1
Lakukan pengukuran jarak sepanjang 200 meter yang terbagi dalam lima titik.
Gunakan pita ukur sepanjang 40 meter! Terapkan prinsip pengukuran tanah yang
sudah Anda pelajari pada materi bab ini! Gambarkan posisi titik tersebut!
— .............................. d
Setiap pekerjaan pasti memiliki risiko yang mengancam keselamatan jiwa karyawan. Lalu
bagaimanakah jika seorang karyawan mengalami kecelakaan kerja? Tindakan apa sajakah
yang dilakukan perusahaan untuk melindungi karyawannya? Simak materi berikut!
Kompetensi Dasar
3.15 Menerapkan prosedur keselamatan dan kesehatan kerja serta lingkungan hidup K3LH.
4.15 Melaksanakan keselamatan dan kesehatan kerja serta lingkungan hidup K3LH.
K u n ci J
0 Kecelakaan kerja 0 Lingkungan hidup
0 Kesehatan 0 Pengendalian K3LH
0 Keselamatan kerja
dl J ! f l Konsep ^
Setiap karyawan yang bekerja pada suatu instansi atau perusahaan tentu
berharap dapat bekerja sebaik mungkin tanpa terkendala risiko apa pun, terutama
kecelakaan kerja. Risiko terjadinya kecelakaan kerja tidak hanya membayangi
pekerjaan berat seperti proyek konstruksi saja, tetapi juga dapat terjadi pada
pekerjaan administrasi di belakang meja. Bagaimanakah jika seorang karyawan
mengalami kecelakaan kerja? Mengapa program keselamatan kerja sangat penting
bagi karyawan? Program keselamatan kerja yang dikenal dengan K3LH (Kesehatan
dan Keselamatan Kerja serta Lingkungan Hidup) adalah program perlindungan yang
wajib diterapkan bagi setiap perusahaan/instansi untuk melindungi karyawannya
sehingga proses produksi (pekerjaan) berjalan optimal. Bagaimanakah jika
perusahaan tidak menerapkan program K3LH? Apabila suatu perusahaan tidak
menerapkan program K3LH, maka perusahaan tersebut dapat dikatakan melanggar
hak-hak karyawan. Hal tersebut dikarenakan, program K3LH merupakan program
wajib yang harus dilaksanakan setiap perusahaan yang mempekerjakan karyawan
dan diatur dalam undang-undang ketenagakerjaan.
Identifikasikan ciri-ciri perusahaan yang sudah menerapkan program K3LH! Sebutkan dan
jelaskan program-program tersebut dan manfaatnya bagi karyawan!
Pelaksanaan K3LH
Sebelumnya telah diuraikan mengenai tujuan, sasaran, fungsi, dan manfaat
penerapan program K3LH terhadap tenaga kerja dan perusahaan. Selanjutnya
untuk dapat mewujudkan program tersebut, perlu dilakukan upaya-upaya nyata
yang mendukung pelaksanaan K3LH. Pelaksanaan K3LH untuk keselamatan dan
kesehatan tenaga kerja dapat terwujud dengan melakukan upaya pengendalian.
Sebelum melakukan upaya pengendalian, perlu dipahami terlebih dahulu ancaman
atau bahaya yang dapat mengancam keselamatan para pekerja sebagai berikut.
V
^ ^ ^ J ^ T e k n ik Pengukuran Tanah SMK/MAK Kelas X ^
materi dan nonmateri. Kerugian yang ditimbulkan akibat kecelakaan kerja antara
lain kerusakan, kekacauan organisasi, keluhan dan kesedihan, kelainan dan cacat,
serta yang lebih fatal adalah kematian.
Kecelakaan yang terjadi di lingkungan kerja dapat diklasifikasikan sebagai
berikut.
a. Menurut Jenisnya
Kecelakaan m enurut jenis terjadinya dapat berupa terjatuh, tertimpa benda
yang jatuh, terjepit, tersengat listrik, tersambar petir, terkena radiasi bahan-bahan
kimia, dan lain-lain.
b. Menurut Penyebabnya
Kecelakaan kerja berdasarkan penyebabnya dapat terjadi karena mesin, peralatan
kantor, bahan kimia berbahaya, lingkungan kerja, dan lain-lain.
c. Menurut Sifatnya
Kecelakaan berdasarkan sifatnya dapat berupa luka ringan, luka berat,
keracunan, hingga kematian.
Berikan contoh cara penanggulangan dan pencegahan kecelakaan kerja yang disebabkan
oleh beberapa faktor! Sertakan gambar/rambu peringatan pada masing-masing contoh
pencegahan tersebut!
.
1. Program K3LH adalah suatu program yang bertujuan
untuk melindungi pekerja dari ancaman kecelakaan
f Rangkuman
dan gangguan kesehatan kerja.
2. Pelaksanaan Program K3LH diatur dalam Undang-Undang Nomor 1
Tahun 1970 yang mengatur keselamatan kerja para pekerja di dalam
wilayah hukum Indonesia.
3. Kecelakaan kerja adalah suatu kejadian yang tidak terduga, tidak disengaja,
dan tidak diharapkan karena dapat mengakibatkan kerugian secara materi
dan nonmateri baik bagi pekerja maupun perusahaan tempat kerja.
4. Kecelakaan kerja dapat disebabkan beberapa faktor seperti, lingkungan
kerja, pekerja yang bersangkutan, peralatan kerja, dan bahan kimia
berbahaya.
5. Untuk mencegah terjadinya kecelakaan dan gangguan kesehatan kerja
perlu diterapkan Program K3LH. Tindakan yang dapat dilakukan untuk
mencegahnya antara lain penyuluhan dan pelatihan tenaga kerja terhadap
keselamatan kerja, penggunaan alat pelindung diri, pemasangan tanda/
rambu bahaya, dan penyediaan fasilitas penanganan terhadap kecelakaan
dan gangguan kesehatan kerja.
T R e f l e k s i Diri
a. Berilah tanda centang (V') pada kotak yang Anda anggap sesuai!
Setelah mempelajari bab ini, bagaimanakah penguasaan Anda terhadap materi-materi
berikut?
Tidak Sangat
No. Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
1. Pengertian K3LH, tujuan, dan
manfaatnya. □ □
2. Faktor penyebab kecelakaan kerja
di lingkungan tempat kerja. □ □ { _
4. Kemampuan yang kurang dan konsentrasi yang kurang term asuk penyebab
kecelakaan karena u n s u r....
A. lingkungan D. teman kerja
B. manusia E. tempat kerja
C. mesin
6. Bekerja dekat dengan bagian-bagian benda yang berputar atau bagian mesin
yang berputar, dan tanpa perlindungan termasuk salah satu penyebab kecelakaan
karena unsur ...
A. lingkungan D. peralatan kerja
B. lingkungan kerja E. ketidaksengajaan
C. teman kerja
8. Rangkaian tata kerja yang berkaitan satu sama lain, sehingga menunjukkan
adanya suatu urutan tahap demi tahap serta jalan yang harus ditempuh dalam
rangka melaksanakan suatu bidang pekerjaan merupakan pengertian d a ri....
A. prosedur kerja D. kesehatan
B. keamanan E. pelindung diri
C. keselamatan
9. Di bawah ini merupakan hal yang harus terkandung dalam prosedur kerj a adalah
11. Suatu kondisi di mana atau kapan munculnya sumber bahaya telah dapat di
kendalikan ke tingkat yang memadai, ini adalah lawan dari bahaya (danger)
merupakan pengertian d a ri....
A. keamanan D. kepedulian
B. alat pelindung diri E. kebersihan
C. kesehatan
14. Alat yang digunakan untuk melindungi telinga dari kebisingan yang berlebihan
merupakan fungsi penggunaan....
A. ear plug D. respirator
B. safety shoes E. dust masker
C. body protector
15. Alat yang digunakan untuk melindungi mata pemakai/karyawan dari partikel
kecil, merupakan fungsi penggunaan a la t....
A. ear plug D. respirator
B. safety shoes E. disposable overall
C. safety glasses
16. Pelindung mata atau kacamata digunakan untuk melindungi mata dari bahaya.
Pekerjaan yang wajib menggunakan peralatan pelindung ini adalah ....
A. mengecat D. mengukir
B. mengelas E. melukis
C. mengampelas
18. Cara kerja yang digunakan untuk meninjau kembali metode kerja dan mencegah
bahaya yang mungkin tidak dilihat/terlupakan dalam tata ruang gedung dan
dalam desain mesin, alat dan pengolahan yang telah dikembangkan setelah
mulainya produksi merupakan pengertian d a ri....
A. pemeriksaan kesehatan kerja
B. job safety analysis
C. alat pelindung diri
D. body protector
E. isolasi
Proyek }
Buatlah ram bu/tanda peringatan terhadap barang-barang yang sekiranya dapat
membahayakan keselamatan dan kesehatan kerja! Anda dapat menggunakan barang
yang sudah tidak terpakai, namun masih layak digunakan! Buatlah rambu/tanda
bahaya tersebut secara kreatif dan sebaik mungkin!
KPS11PT-P01GRJT
Setiap benda yang digunakan untuk pengukuran tanah dapat disebut sebagai alat ukur
tanah. Sesuai lingkup pekerjaan ukur tanah, yaitu pengukuran jarak, beda tinggi, dan sudut,
alat ukur tanah terdiri dari beberapa jenis. Mengapa demikian? Masing-masing jenis alat ukur
tanah mempunyai fungsi dan cara pengoperasian yang berbeda-beda. Menurut jenisnya,
alat ukur tanah terdiri atas alat ukur sederhana, alat ukur optik, dan alat ukur elektronik.
Kompetensi Dasar B
3.16 Menerapkan prosedur pengoperasian jenis-jenis peralatan survei dan pemetaan.
4.16 Mengoperasikan peralatan survei dan pemetaan.
Kunci B
0 Alat ukur elektronik 0 Meteran
m Alat ukur tanah 0 Odometer
0 Keselamatan kerja 0 Teropong
0 Kompas 0 Teodolit
0 Klinometer 0 Waterpass
J J8E1 Konsep J
Sebagaimana telah dibahas dalam Bab I tentang definisi ukur tanah, lingkup
pekerjaan ukur tanah yaitu menentukan titik-titik di atas permukaan bumi. Tujuan
penentuan titik-titik tersebut untuk menghasilkan peta topografi (surveying). Pada
lingkup pekerjaan yang lebih sederhana, ilmu ukur tanah yaitu mengukur jarak
antartitik, menghitung sudut, dan menentukan beda tinggi. Guna mendukung
pekerjaan ukur tanah tersebut maka diperlukan peralatan pengukur tanah.
Peralatan pengukur tanah dapat dibedakan menurut jenis dan penggunaannya
sebagai berikut.
1. Meteran
Meteran termasuk alat ukur tanah sederhana yang
digunakan untuk pengukuran jarak. Dalam dunia
pengukuran tanah, meteran juga dikenal sebagai rantai
ukur atau pita ukur dengan panjang tertentu. Perlu
disepakati terlebih dahulu, pada jenis alat ukur meteran
ini kita sebut sebagai pita ukur untuk menyederhana
kan penyebutan jenis alat. Biasanya pita ukur untuk Sumber: https://www.gpsmurah.com
pengukuran tanah berbentuk gulungan untuk memudah
kan penggunaan dan pengangkutannya seperti terlihat G am bar 3.1 RoLLmeter
pada Gambar 3.1.
Pita ukur memiliki satuan panjang bervariasi, yaitu inch, feet, dan yard yang
biasa digunakan di luar negeri khususnya negara-negara Barat. Di Indonesia sendiri
satuan pengukuran dengan pita ukur ini menggunakan satuan meter, sentimeter,
dan milimeter. Ketelitian hasil pengukuran menggunakan pita ukur ini sangat
dipengaruhi oleh bahan pembuatannya, di mana daya muai dan daya regang
sangat berpengaruh. Daya muai adalah tingkat pemuaian bahan pembuat pita ukur
tersebut yang dipengaruhi oleh perubahan suhu udara. Sedangkan daya regang
adalah perubahan panjang pita ukur yang disebabkan karena adanya tegangan dan
tarikan. M enurut jenis bahan pembuatnya, pita ukur dapat dibedakan menjadi
berikut.
a. M etalic C lo th
Pita ukur jenis metalic cloth terbuat dari kain linen dengan anyaman kawat
tembaga atau kuningan yang halus. Dengan demikian, pita ukur jenis ini bersifat
sangat fleksibel, daya muai besar, dan mudah rusak, sehingga tingkat ketelitiannya
sangat rendah.
b. Steel Ta p e
Pita ukur jenis ini terbuat dari bahan baja sehingga memiliki sifat kaku, daya
m u a i kecil, d a n ta h a n lam a. O le h k a re n a itu , alat in i te rm a s u k m e m ilik i tin g k a t
ketelitian yang tinggi.
2. Kom pas
Peralatan survei sederhana yang kedua adalah kompas, yaitu alat yang berguna
untuk menentukan arah dengan memanfaatkan gaya medan magnet. Komponen
utama kompas adalah jarum penunjuk arah dan lingkaran berskala, di mana jarum
akan selalu menunjukkan arah utara dan selatan pada posisi horizontal karena
pengaruh medan magnet. Selain menunjukkan arah utara dan selatan, kompas
juga berguna untuk menentukan arah melalui besarnya sudut azimuth dari satu
titik ke titik lainnya, menghitung sudut horizontal, dan membuat sudut siku-siku.
Walaupun kompas termasuk alat ukur sederhana, namun alat ini juga tersedia
dalam berbagai jenis m enurut fungsi dan tujuan penggunaannya. Tetapi kompas
yang paling baik untuk menentukan arah dalam pengukuran tanah adalah kompas
yang dilengkapi nivo dan visir (alat pembidik) seperti terlihat pada gambar berikut.
Prosedur penggunaan kompas tersebut adalah se
bagai berikut.
a. Kompas Bousol seperti pada gambar biasa diguna
k a n d e n g a n m e n g g u n a k a n s ta tif (kaki tiga), leta k k a n
kompas pada titik pengamatan.
b. Atur posisi kompas pada posisi mendatar dengan
mengatur gelembung nivo tepat berada di tengah. Sumber: https://muud.jp/wp-content
c. Bidik ke arah atau titik yang dituju melalui visir dan
baca lingkaran skalanya. Gambar 3.2 Kompas Bousol
z )
Gambar 3.4 (a) Teropong pendatar tangan biasa dan (b) abney level
5. Odom eter
Odometer merupakan peralatan su rv e i s e d e rh a n a b e r b e n tu k r o d a d e n g a n
pegangan tangan yang dilengkapi alat pencatat putaran yang menunjukkan panjang
jarak setiap satu putaran roda. Biasanya odometer yang dilengkapi alat pencatat
jarak tersebut terdapat pada odometer m odern seperti pada Gambar 3.5.
Prosedur penggunaan odom eter pun dapat dibilang sangat m udah. Seperti
halnya fungsi alat speedom eter pada kendaraan Anda, odom eter akan mencatat
panjang jarak setiap satu putaran roda. U ntuk m engukur panjang jarak yang
diukur, letakkan odom eter di titik awal, gelindingkan roda m enuju titik kedua
dengan arah lurus. Pada odom eter yang dilengkapi alat pencatat jarak, maka
kita tinggal m embaca hasilnya, nam un pada odom eter yang tidak dilengkapi
alat pencatat jarak, untuk m enghitung jaraknya yaitu jum lah putaran roda
dikalikan keliling lingkaran roda. Perlu diingat, penggunaan odom eter pada
pengukuran jarak hanya efektif pada jarak yang m emiliki lintasan lurus. Pada
lintasan yang terhalang, dan harus mengambil belokan, maka hasil pengukuran
perlu dikoreksi.
Identifikasikan jenis-jenis alat ukur tanah sederhana lainnya yang tidak tercantum dalam
materi di atas! Jelaskan spesifikasi dan prosedur penggunaannya!
1. Waterpass
Waterpass m erupakan pesawat penyipat datar dengan kom ponen utam a
teropong yang dilengkapi nivo dan sumbu mekanis tegak. Alat ukur ini dapat
diputar secara horizontal pada saat ingin melakukan pembidikan titik yang lain
tanpa memindahkannya. Biasanya pesawat penyipat datar ini menggunakan statif
Sumber: https://indonesiasurvey.com
2. Teodolit (T e o d o lit e )
Teodolit m erupakan alat ukur optik yang dilengkapi komponen lingkaran
pembacaan sebanyak dua buah untuk menentukan sudut mendatar (horizontal)
dan sudut tegak (vertikal). Komponen lainnya sama dengan alat sipat datar yaitu
teropong dan nivo. Karena digunakan untuk menentukan sudut baik mendatar
atau tegak, teodolit dinyatakan sebagai alat ukur sudut yang utama.
Berdasarkan jenis penggunaannya, teodolit
dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu teodo
lit reiterasi dan teodolit repetisi. Teodolit reite-
rasi atau teodolit detik (sekon) digunakan pada
pengukuran triangulasi yang m em butuhkan
ketelitian pembacaan sudut sedetail mungkin
hingga 1/10’. Pada teodolit reiterasi ini, baca
an lingkaran berskalanya tidak dapat diatur,
sedangkan pada teodolit repetisi atau teodolit
sumbu rangkap (ganda), lingkaran horizontal
berskala dapat diputar sehingga dapat dipilih
pembacaan lingkaran berskalanya menjadi 0°
pada saat penyipatan.
Prosedur penggunaan teodolit pada prinsipnya sama dengan waterpass, namun
sebelum mengoperasikan alat pengukur sudut ini perlu dilakukan pengaturan-
pengaturan pada bagian alat agar tepat kedudukannya di atas titik yang akan
diukur. Jenis prosedur ini dinamakan centering alat yang dapat dikerjakan dengan
dua cara, yaitu dengan bantuan unting-unting atau dengan cara optik. Adapun
prosedur pelaksanaan pekerjaan centering antara lain sebagai berikut.
a. Letakkan statif di atas titik yang akan diukur dengan kuat (ditancapkan di
tanah) agar tidak bergeser atau roboh.
b. L e ta k k a n te o d o lit d i atas s ta tif d a n k e n c a n g k a n sek ru p n y a.
c. Pasang unting-unting tepat di tengah sekrup pengencang untuk memposisikan
teodolit tepat di atas titik ukur. Untuk mengatur unting-unting tepat di atas
Teodolit yang digunakan untuk pengukuran sudut banyak jenisnya. Carilah jenis-jenis
teodolit reiterasi atau repetisi berdasarkan mereknya! Jelaskan juga spesifikasi dan
fungsinya masing-masing!
1. T o t a l S ta tio n
Sebagai salah satu alat ukur tanah modern, total station digunakan untuk
menentukan jarak dan sudut secara elektronis. Oleh karena itu, total station dapat
dikatakan alat ukur hasil kombinasi antara teodolit dan EDM (electronic distance
2. Prosedur Penggunaan
Untuk mengoperasikan alat ukur total station bisa dikatakan cukup mudah.
Prosedur pemasangan alat (set up) hampir sama dehgan pemasangan waterpass mau
pun teodolit, karena alat ini juga menggunakan statif. Perbedaannya, pengukuran
menggunakan total station ini dilakukan secara digital sehingga perlu memahami
dan menguasai sistem operasinya.
Ikuti langkah-langkah berikut untuk mengoperasikan total station dengan
mudah.
a. Sebelum digunakan untuk pengukuran, set up terlebih dahulu alat dengan
mendirikan statif di atas titik pengukuran.
b. Pasang total station di atas kepala statif dan kencangkan sekrupnya.
c. Atur total station (center point) menggunakan lensa center dengan menggeser
tribarch.
d. Atur juga posisi gelembung nivo tepat di tengah dengan menaikkan atau
menurunkan kaki statif.
e. Periksa kembali apakah center point pada lensa center sudah tepat, jika belum
ulangi lagi pekerjaan pada poin c dan d di atas.
f. Jika center point sudah tepat, tekan tombol power untuk menyalakan layar
sehingga akan muncul bacaan sudutnya. Apabila bacaan sudut tidak muncul
pada layar, putar teropong sebesar 90° sampai terdengar bunyi bip dan bacaan
sudutnya tampil di layar.
Analisislah perbedaan antara alat ukur optik dan alat ukur elektronik! Tuliskan parameter
yang mendasar mengenai perbedaan tersebut!
C J Refleksi Diri
a. Berilah tanda centang (■ /) pada kotak yang Anda anggap sesuai!
Setelah mempelajari bab ini, bagaimanakah penguasaan Anda terhadap materi-materi
berikut?
^ Latihan ^
2. Alat ukur tanah sederhana yang komponen utamanya berupa roda adalah ...
A. klinometer
B. odometer
C. meteran gulung
D. waterpass
E. teodolit
3. Berikut alat ukur dengan tingkat ketelitian paling rendah hingga tinggi pada pita
ukur ad alah ...
A. metalic cloth - steel tape - steel alloy
B. metalic cloth - steel alloy - steel tape
C. steel tape - metalic cloth - steel alloy
D. steel alloy - steel tape - metalic cloth
E. steel alloy - metalic cloth - steel tape
5. Statif atau kaki tiga biasa digunakan pada alat ukur tanah jenis berikut, kecuali
A. tilting level
B. dumpy level
C. abney level
D. automatic level
E. waterpass
8. Alat ukur yang memiliki prinsip kerja seperti speedometer kendaraan adalah....
A. klinometer
B. odometer
C. termometer
D. barometer
E. total station
12. Teropong pada alat dumpy level hanya dapat berputar sebesar....
A. 45 derajat
B. 60 derajat
C. 90 derajat
D. 120 derajat
E. 180 derajat
13. Fungsi gelembung nivo adalah ....
A. centering alat
B. centering bidikan
C. pengaturan arah
D. koreksi sudut
E. koreksi bacaan
17. Bacaan hasil pengukuran menggunakan total station dapat dibaca p a d a ....
A. rambu ukur
B. benang diafragma
C. display
D. lingkaran berskala
E. benang atas dan benang bawah
18. Perambatan gelombang inframerah pada total station dapat ditangkap kembali
oleh alat m enggunakan....
A. cermin
B. prisma
C. rambu ukur
D. yalon
E. teropong
Proyek ^
Pada pekerjaan pengukuran tanah dibutuhkan perlengkapan tambahan seperti yalon
yang berfungsi untuk menandai titik -titik pengukuran sementara. Anda dapat membuat
yalon dengan bahan bambu yang dicat merah dan putih secara berselang-seling.
Namun, agar dapat digunakan dalam jangka waktu lama, pembuatan yalon lebih
baik menggunakan batangan pipa besi atau alum inium dengan diam eter sekitar 2
cm dan panjang 2 meter.
Pekerjaan survei dan pemetaan meliputi pengumpulan data (surveying), pengolahan data,
dan penggambaran. Sebelum melakukan pengukuran untuk pengumpulan data, seorang
juru ukur (surveyor) tentu sudah menguasai teknik-teknik pengukuran, sehingga data yang
dikumpulkan tersebut benar-benar dapat dipertanggungjawabkan. Karena pembuatan peta
(pemetaan) memerlukan data yang sedetail-detailnya tentang permukaan bumi, seorang
juru ukur dituntut menguasai konsep-konsep pengukuran.
Kompetensi Dasar ^
3.17 Menerapkan prosedur pekerjaan survei dan pemetaan sederhana.
4.17 Melaksanakan pekerjaan survei dan pemetaan sederhana.
Peta yang baik adalah peta yang dapat menggambarkan informasi detail
permukaan bumi. Sehingga perlu diperhatikan prosedur pekerjaan pengukurannya
untuk mengumpulkan data yang diperlukan sebagai data penggambaran. Mengapa
demikian? Suatu pekerjaan pengukuran membutuhkan tingkat kecermatan dalam
mengambil data di lapangan dan pengolahan data yang baik untuk mengoreksi
kesalahan data pengukuran. Dengan demikian akan diperoleh data pengukuran yang
akurat sehingga dapat digambarkan ke bidang datar dan hasilnya pun merupakan
representasi permukaan bumi yang sebenarnya. Oleh karena itu, pengukuran yang
tampaknya sederhana akan menjadi rumit jika juru ukur tidak menguasai konsep
pengukuran dan pemetaan yang baik. Konsep dasar pekerjaan survei dan pemetaan
harus dikuasai secara mendalam oleh seorang juru ukur agar dapat menghasilkan
data pengukuran yang akurat dan menghasilkan peta yang valid.
2. Sistem Koordinat
Sistem koordinat digunakan untuk menggambarkan posisi titik-titik di per
mukaan bumi yang telah dilakukan pengukuran. Pada Bab I sudah disinggung
mengenai penggambaran titik-titik menggunakan sistem koordinat Kartesius dan
koordinat polar (metode geografis), sehingga di sini akan dibahas mengenai sistem
empat kuadran dan penentuan jurusan dua titik.
a. Sistem Empat Kuadran
Sistem kuadran merupakan ruang-ruang yang terbentuk pada sistem koordinat
dengan besar sudut yang sama. Sistem kuadran terdiri atas empat bagian yaitu
kuadran I, II, III, dan IV.
1) Letak kuadran I berada di kanan atas dengan nilai koordinat X dan Y positif (+).
2) Kuadran II berada di kanan bawah dengan nilai koordinat X positif (+) dan
Y negatif (-).
3) Kuadran III berada di kiri bawah dengan nilai koordinat X dan Y sama-sama
negatif (-).
4) Kuadran IV berada di kiri atas dengan nilai koordinat X negatif (-) dan Y
positif (+). Lebih jelasnya perhatikan Gambar 4.1!
ZJ
Gambar 4.1 Sistem empat kuadran
Persamaan di atas berlaku untuk penentuan jurusan dua titik, sehingga perlu
dipahami khususnya untuk penghitungan koordinat. Dari hasil perhitungan, maka
dapat diperoleh ketentuan dengan kuadran yaitu sebagai berikut.
1) Kuadran I, a = a AB
2) Kuadran II, a AB = 180° + a
3) Kuadran III, a AB = 180° + a
4) Kuadran IV, 180 + a AB = 360° + a
Perhatikan contoh berikut.
Contoh:
Pada suatu pengukuran sesuai gambar di atas, diketahui titik A dengan koordinat
A (100, -100), titik B dengan koordinat B (200, -200). Tentukan azimuth titik AB\
Penyelesaian:
Diketahui:
A (100, -100), sehingga XA = 100, YA = -100
B (200, -200), sehingga XB = 200, 7B = -200
Ditanyakan: a AB = ...?
Jawab:
dA = XB - XA = 200 - 100 = 100 (positif)
dB = Yb - Y a = -200 - (-100) = -100 (negatif)
d AB _ <*■ - X .)
Sin a AB
* b “ *A = d AB S l n «A B
*B =XA + d AB S i n « A B - .. (4)
Persamaan (3):
dAB = - Ya)
Cos a AB
= d AB C 0 S «A B
Berdasarkan Gambar 4.4, jika sudah diketahui koordinat titik A, jarak AB,
dan besar sudut 1, 2, dan 3 (perlu diingat besar sudut segitiga = 180°) maka
dapat ditentukan koordinat titik-titik lainnya. Adapun langkah penentuan
koordinatnya dapat menggunakan cara seperti metode poligon yang telah
diuraikan sebelumnya.
b. Kerangka Dasar Vertikal
Kerangka dasar vertikal merupakan pengukuran ketinggian titik sehingga
didapat beda tinggi antara dua atau lebih titik-titik pengukuran. Pengukuran beda
tinggi selanjutnya akan dibahas pada pengukuran sifat datar pada Bab V.
c. Pengukuran Titik Detail
Pengukuran titik detail dilakukan untuk penggambaran di peta. Data yang
diambil adalah data fisik permukaan bumi yang akan dijadikan referensi di dalam
peta. Data fisis permukaan bumi yang diambil yaitu jarak antara titik ikat dan
titik detail, beda tinggi antara kedua titik tersebut, dan sudut jurusan.
Identifikasikan dalam hal apa sajakah yang membedakan antara pemetaan linier dan
pemetaan situasi dan detail! Uraikan penjelasan Anda secara singkat dan jelas!
r J Refleksi Diri
a. Berilah tanda centang (•/) pada kotak yang Anda anggap sesuai!
Setelah mempelajari bab ini, bagaimanakah penguasaan Anda terhadap materi-materi
berikut?
Tidak Sangat
No. Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
1. Besaran dan satuan dalam
pengukuran tanah. □ (J □
2. Pengukuran kerangka dasar
horizontal dan vertikal. □ □ □
3. Sistem koordinat pemetaan
empat kuadran. □ □ Lm
J
4. Penentuan koordinat-koordinat
suatu titik. □ □
M Latihan 3
A. Pilihlah jawaban yang benar!
1. Jarak AB jika diketahui koordinat titik A (34,23; 4,44) dan B (5,45; 9,76) adalah
A. 29,26 m D. 29,37m
B. 29,27 m E. 29,25m
C. 29,20 m
2. Jarak AB pada koordinat titik A (40,91; 15,08) dan B (-52,11; 20.40) adalah ....
A. 93,10 D. 93,19
B. 93,13 E. 93,20
C. 93,17
3. Jarak AB dalam meter dari A (-80,89; 25,72) ke B (0,00; 31,04) adalah ....
A. 81,28 m D. 81,08m
B. 81,26 m E. 81,06m
C. 81,16 m
4. Besar azimuth AB jika diketahui A (34,23; 4,44) ke B (5,45; 9,76) adalah ....
A. 100°28’2 3 ”
B. 280°28’23”
C. -280°28’23”
D. 79°28’23”
E. -79°28’23”
A. 176°16’20 D. 273°16’20
B. 176°16’24 E. 86°16’20”
C. 273°16’24”
6. Besar azimuth AB jika diketahui A (-80,89 ; 25,72) ke B (0,00 ; 31,04) adalah ....
A. 266° 14’14” D. 86° 14’14”
B. -266°14’14 E. -86°14’14
C. 86°14’10”
10. Jika diketahui azimuth koordinat A(0;0), B(5;5) dan C (—10;—10), maka besar
sudut BAC adalah....
A. 45°
B. 90°
C. 120°
D. 180°
E. 270°
12. Diketahui bacaan vertikal 275°33’10”, maka besarnya helling adalah ....
A. 5°33’10”
B. -5°33’10”
C. 275°33’10”
D. -275°33’10”
E. 180°33’10”
13. Selisih bacaan horizontal biasa dan luar biasa akan selalu m endekati....
A. 00°00’00”
B. 60°00’00”
C. 90°00’00”
D. 120°00’00”
E. 180°00’00”
14. Suatu target dibidik, diperoleh bacaan horizontal posisi biasa 80°30’10” dan
bacaan horizontal posisi biasa 260°30’20”, maka kesalahan kolimasi horizontalnya
adalah....
A. 0” D. 10”
B. 5” E. -1 0 ”
C. -5 ”
15. Suatu target dibidik, diperoleh bacaan horizontal posisi biasa 80°30’10” dan
bacaan horizontal posisi biasa 260°30’0”, maka kesalahan kolimasi horizontalnya
adalah....
A. 0” D. 10”
B. 5” E. -1 0 ”
C. - 5 ”
16. Suatu target dibidik, diperoleh bacaan vertikal posisi biasa 89°30’10” dan bacaan
v e rtik a l p o sisi b iasa 270°29’4 0 ”, m a k a k e sa la h a n k o lim a si v e rtik a ln y a a d a la h ....
A. 0”
B. 5”
C. -5 ”
D. 10”
E. -10”
19. Pemetaan linier dilakukan dengan cara trilaterasi yang membentuk segitiga
dengan s u d u t....
A. 45°
B. 60°
C. 90°
D. 120°
E. 180°
Proyek )
Lakukan pengukuran tanah pekarangan rumah Anda untuk pemetaan linier! Lakukan
pengukuran sesuai prosedur m eliputi pengambilan data seperti penentuan basis,
persiapan peralatan, dan pencatatan data ukur; pengolahan data; dan penyajian
data (penggambaran)! Pemetaan lin ie r biasanya digunakan untuk perencanaan
proyek perumahan, sehingga dengan melakukan pemetaan linier yang Anda kuasai,
Anda dapat memberikan kontribusi nyata pada suatu proyek perumahan yang akan
dikerjakan.
1. Pengukuran tanah untuk pembuatan peta topografi dibutuhkan data kontur yang
detail. Informasi yang diperoleh dari data kontur tersebut adalah ....
A. luas wilayah
B. perbedaan jarak
C. perbedaan ketinggian
D. posisi astronomis
E. letak geografis
4. Survei traverse juga dapat disebut survei yang menggunakan metode pengukuran
A. triangular D. tachimetri
B. trilaterasi E. trigonometri
C. poligon
5. Survei leveling adalah metode pengukuran yang juga disebut sebagai pengukuran
A. sudut D. poligon
B. sipat datar E. segitiga
C. sipat ruang
10. Bidang referensi yang baik digunakan untuk pengukuran jarak, arah, dan lokasi
di atas permukaan bumi adalah ....
A. elipsoid D. konikal
B. geoid E. azimut
C. silinder
16. Kecelakaan kerja dapat disebabkan karena bahan kimia berbahaya. Bahan kimia
yang bersifat merusak bahan lainnya disebut....
A. destruktif D. reaktif
B. korosif E. isolatif
C. adiktif
17. Alat pelindung diri dari bahan kimia berbahaya yang beracun adalah ....
A. masker D. sepatu boot
B. eyeglass E. helm
C. sarung tangan
18. Menciptakan bahan kimia baru yang tidak berbahaya termasuk tindakan K3LH,
y a itu ....
A. substitusi D. administrasi
B. eliminasi E. rekayasa
C. isolasi
19. Berikut yang dimaksud tindakan eliminasi pada pengendalian K3LH adalah ....
A. mengganti bahan berbahaya dengan bahan yang tidak berbahaya terhadap
keselamatan dan kesehatan kerja
B. menyimpan bahan-bahan berbahaya pada tempat yang aman
C. m e n g u ra n g i risik o b a h a y a b a h a n -b a h a n k im ia b e ra c u n
D. menghilangkan benda-benda dan bahan-bahan kimia berbahaya
E. memodifikasi bahan-bahan berbahaya agar aman digunakan
21. Kecelakaan kerja dapat terjadi akibat kelelahan fisik pekerja. Upaya yang benar
mengenai pencegahan kecelakaan kerja tersebut adalah ....
A. menciptakan kondisi lingkungan yang nyaman
B. memasang tanda-tanda atau rambu peringatan
C. mengatur tugas kerja secara proporsional
D. memberi fasilitas alat pelindung diri
E. menyediakan tempat istirahat di lingkungan kerja
22. Pita ukur yang memiliki tingkat ketelitian paling rendah terbuat dari bahan ....
A. alumunium D. baja
B. baja ringan E. baja alloy
C. kain linen
23. Ketelitian pita ukur dipengaruhi oleh bahan pembuatnya. Faktor yang meme
ngaruhi ketelitian tersebut adalah....
A. jenis bahan pembuatnya D. konstanta pemuaian
B. skala pengukuran E. konstanta kalibrasi
C. daya muai dan daya regang
24. Alat ukur sederhana yang bekerja dengan memanfaatkan gaya medan magnet
adalah....
A. odometer D. kompas
B. klinometer E. waterpass
C. abney level
28. Peralatan pelengkap alat ukur tanah yang berfungsi sebagai penanda titik peng
ukuran adalah....
A. pin
pin D. patok
B. bak ukur E. statif
C. yalon
31. Total station merupakan alat ukur hasil kombinasi antara teodolit dengan ....
A. GPS D. EDM
B. kompas E. GIS
C. waterpasss
32. Besaran 10 derajat jika dijadikan besaran sentisimal yang benar adalah ....
A. 1,11 grid D. 1.111
B. 11,1 grid E. 11.111 grid
C. I l l grid
33. Jika 2 grid diubah menjadi besaran seksagesimal, maka besaran tersebut menjadi
... derajat
A. 0,18 D. 180
B. 1,8 E. 1.800
C. 18
34. Penulisan besaran seksagesimal 3,6 derajat yang benar adalah ....
A. 03°06’00”
B. 03°03’0 6 ”
C. 03°06’06”
D. 03°36’00”
E. 03°01’01”
37. Jika koordinat titik B (47, 37), jarak BA = 50 meter, dan a BA= 60°. Maka ordinat
titik A adalah ....
A. 38 D. -112
B. -38 E. -28
C. 112
38. Koordinat titik A (37, 36); B (47, 46), dan a AB = 45°. Maka jarak kedua titik
tersebut adalah....
A. 14,14 meter D. 17,14 meter
B. 15,14 meter E. 18,14 meter
C. 16,14 meter
40. Titik yang berfungsi sebagai titik kontrol pada pemetaan linier adalah ....
A. titik awal D. titik detail
B. titik akhir E. titik kedua
C. basis
Bagi seorang juru ukur atau orang yang hendak terjun di dunia pengukuran tanah, teknik
pengukuran dengan sipat datar dan sipat ruang adalah teknik yang wajib dikuasai. Mengapa
demikian? Teknik pengukuran tanah dengan penyipatan datar dan penyipatan ruang
dapat digunakan untuk mengetahui profil permukaan bumi. Yaitu dengan mengetahui
koordinat-koordinat di permukaan bumi untuk penggambaran peta topografi atau tujuan
lain seperti proyek-proyek konstruksi.
Kompetensi D asar ^
3.18 Menerapkan teknik pengoperasian alat sipat datar (leveling) dan alat sipat ruang
(theodolit).
4.18 Melaksanakan pengukuran dengan alat sipat datar (leveling) dan alat sipat ruang
(theodolit).
meliputi
w t
Keterangan:
A = konstanta pengali, biasanya besarnya = 1 0 0
B = konstanta penambah, karena dianggap kecil maka B = 0
Ba = bacaan benang atas
Bb = bacaan benang bawah
Bt = bacaan benang tengah
a = sudut miring (helling)
dAB = jarak horizontal titik A dan B
Jadi, perhitungan besarnya jarak datar sebagai berikut.
d AB = 1 0 0 (Ba - Bb) x co s2 a
Setelah diketahui besarnya jarak datar, maka dapat dihitung beda tinggi sebagai
berikut.
AHab = dAB
AB x tan a + tA - Bt
H B=
____ H .A+
_____ AHab
___________
Keterangan:
Ha = tinggi titik A
Hb = tinggi titik B
AHab = beda tinggi titik A dan B
Lakukan pengukuran suatu titik menggunakan cara trigonometri! Ukur jarak dan beda
tinggi titik-titik tersebut!
Keterangan:
b = bacaan rambu belakang
m = bacaan rambu muka
-Zj
G am ba r 5.2 (a) Pengukuran sipat datar dan (b) pengukuran sipat datar memanjang
Pada Gambar 5.2 (a) tampak pengukuran beda tinggi antara dua titik. Guna
m engukur beda tinggi antara dua titik tersebut dapat dilakukan perhitungan
dengan cara berikut.
Tinggi titik B = Tinggi titik A + beda tinggi titik A dan B.
atau secara matematis ditulis
H BB = H.A + AHab
Misalkan nilai AHab negatif maka berarti tinggi titik B lebih rendah dari titik A.
Sebaliknya, jika AHab positif maka titik B lebih tinggi dari titik A.
Pada Gambar 5.2 (b) tampak gambar pengukuran sipat datar memanjang,
dilakukan pengukuran beda tinggi di antara titik. Sehingga, untuk mengetahui
ketinggian titik selanjutnya, yaitu ketinggian titik sebelumnya ditambah beda
tinggi antara dua titik yang bersangkutan.
Pada pengukuran sipat datar memanjang, dilakukan dua kali pembacaan
rambu ukur, yaitu rambu ukur belakang dan muka pada setiap bidikan alat.
Sehingga didapatkan dua data seri yang kemudian diolah menjadi data beda tinggi
dan jarak antara kedua titik tersebut. Data tambahan untuk menghitung jarak
dilakukan dengan pembacaan benang atas dan benang bawah yang digunakan
sebagai kontrol pembacaan benang tengah sebagaimana dalam penghitungan jarak
secara trigonometris yang telah dibahas sebelumnya.
Keterangan:
a = bacaan rambu di titik A dengan posisi di C
a' = bacaan rambu di titik A dengan posisi di D
b = bacaan rambu di titik B dengan posisi di C
b' = bacaan rambu di titik B dengan posisi di D
Jika jarak rambu ukur di titik B terlalu jauh maka digunakan pengukuran de
ngan tipe jungkit (tilting level). Untuk menghitung tinggi titik B di seberang sungai
tersebut, dilakukan dengan pembacaan benang tengah pada rambu belakang dan
ketinggian alat ukur. Jika ketinggian alat ukur di titik A (H 4i) dan tinggi titik A
(Ha) diketahui, maka tinggi titik B (HR) dapat dihitung sebagai berikut.
Berdasarkan Gambar 5.4, data ta, Bt, tb, t , dan trb sudah diketahui sehingga
harus dicari nilai Bt' untuk menghitung tinggi titik B. Untuk menentukan nilai
Bt’ maka menggunakan rumus berikut.
{ B t - B b ) * { t ra- t rh)
B t' —trb, +
cBa - Bb)
Keterangan:
D = jarak horizontal titik A dan B
Perhitungan pengukuran beda tinggi sipat datar resiprokal yang telah diuraikan
di atas dikenal sebagai teknik penyeberangan titik. Untuk mengukur beda tinggi
resiprokal dengan penyeberangan titik juga dapat dilakukan dengan teknik double
leveling menggunakan alat sipat datar otomatis.
c. Menyipat Datar Profil
Pengukuran menyipat datar profil dilakukan dengan tujuan mengetahui profil
permukaan bumi (beda tinggi) sehingga dapat diketahui banyaknya galian dan
tim bunan yang akan dikerjakan pada proyek-proyek konstruksi. Menyipat datar
profil biasanya dilakukan dengan dua bagian yaitu sipat datar profil memanjang
dan sipat datar profil melintang.
1) Profil Memanjang
Profil memanjang adalah gambaran irisan tegak lapangan sepanjang garis
rencana proyek yang didapatkan dari perhitungan jarak dan beda tinggi titik-
titik yang diukur. Pelaksanaan pengukuran profil memanjang tidak berbeda
dengan pengukuran sipat datar memanjang, yaitu melalui jalur pilar yang
akan menjadi titik ikat potongan melintang. Yang perlu diperhatikan dalam
pelaksanaan pengukuran profil memanjang yaitu pengukuran harus dilakukan
sepanjang garis tengah daerah pemetaan pada setiap perubahan ketinggian
permukaan tanah, memerlukan data jarak dari pita ukur, dan pengukuran
dengan teodolit untuk membuat garis seksi yang lurus.
Untuk menghitung kedalaman galian dan ketinggian timbunan, dapat dilakukan
d e n g a n ca ra m e n g a m b il d a ta k etin g g ia n d a ri setiap titik p ita u k u r, y a itu d e n g a n
menghitung ketinggian titik pita terhadap rencana dan selisih dari masing-
masing ketinggian tersebut.
Pengukuran sudut vertikal seperti terlihat pada Gambar 5.8, dapat dilakukan
dengan cara berikut.
a. Letakkan teodolit di atas titik 0 pada kedudukan biasa dengan mengatur
bayangan gelembung nivo U (nivo kotak) pada posisi berimpit.
b. Bidik target dan periksa gelembung nivo U dengan cermat agar tetap pada
posisi berimpit dan catat hasilnya.
c. Putar teropong bidik menjadi kedudukan luar biasa, kemudian bidik kembali
target yang sama. Catat hasilnya.
d. Hasil dari kedua pengukuran tersebut diambil rata-rata untuk menghilangkan
salah indeks. Salah indeks adalah kesalahan dalam menempatkan pembacaan
nol lingkaran vertikal pada arah horizontal.
3. Pengukuran Poligon
Pengukuran sudut dengan cara poligon digunakan untuk menyajikan sebaran
titik ikat secara berurutan di daerah pengukuran.
4. Pengukuran Azimuth
A z im u th a d a la h b e sa rn y a s u d u t y a n g te rc ip ta a n ta ra a ra h u ta ra d e n g a n a ra h
sisi/sasaran/target yang akan diukur. Sudut azimuth juga dapat disebut sebagai
sudut kompas yang dihitung searah jarum jam.
a. Azimuth Kompas
Azimuth kompas adalah pengukuran dengan menggunakan kompas untuk
pengukuran azimuth awal dan akhir pada pengukuran yang sederhana. Pengukuran
Cos (90 - 8) = Cos (90 - h) Cos (90 - L) + Sin (90 - h) Sin (90 - L) Cos a
Sin 5 = S in h S in L + C o s h C o s L C o s a
A =a +s
f J Refleksi Diri
a. Berilah tanda centang (■/) pada kotak yang Anda anggap sesuai!
Setelah mempelajari bab ini, bagaimanakah penguasaan Anda terhadap materi-materi
berikut?
Tidak Sangat
No. Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
1. Teknik pengukuran barometris.
□ □ □
2. Teknik pengukuran trigonometris.
□ □ □
3. T eknik p e n gu ku ra n alat sipat
datar. □ □ □
M Latihan J
A. Pilihlah jawaban yang benar!
8. Sumber kesalahan yang sering terjadi pada pengukuran jarak langsung adalah
A. alam
B. manusia
C. alat ukur
D. titik awal
E. tidak diketahui
9. Cara mengecek kesalahan pita ukur yang paling praktis adalah ....
A. dibandingkan dengan ukuran standar
B. dicoba-coba beberapa kali bentangan
C. d ik a lib ra si
D. pengukuran pada suhu standar
E. dicocokkan dengan hasil pengukuran lapangan
11. Sudut dapat dihitung sebagai selisih bacaan horizontal target terhadap bacaan
horizontal reference object (RO), jika diketahui bacaan horizontal ke RO
345°20’50” dan bacaan horizontal ke target 40°21’10” berapakah besar sudut
kanan yang terbentuk....
A. 55°0’20”
B. 560°’20”
C. -304°59’40”
D. 304°59’40”
E. -55°0’20”
12. Jika diketahui bacaan horizontal ke RO 0°0’0” dan bacaan horizontal ke target
340°56’50” berapakah besar sudut kanan yang terb en tu k ....
A. 340°55’50” D. 19°3’10”
B. -340°56’50” E. -19°3’10”
C. 340°56,50”
14. Bacaan horizontal yang terbaca pada teodolit akan berupa azimuth jika bidikan
ke RO diset sebesar ....
A. 0°0’0”
B. 90°0’0”
C. 180°
D. sembarang
E. azimuth RO
17. Pada pembidikan 3 seri rangkap, jumlah sudut yang terhitung adalah ....
A. 3 sudut
B. 6 sudut
C. 9 sudut
D. 12 sudut
E. 15 sudut
18. Pada pembidikan 3 seri rangkap, seting RO seri yang kedua adalah ....
A. 0°0’0”
B. 60°0’0”
C. 90°0’0”
D. 120°0’0”
E. 180°0’0”
19. Jumlah sudut zenith dan helling akan selalu sebesar ....
A. 0°0’0”
B. 60°0’0”
C. 90°0’0”
D. 120°0’0”
E. 180°0’0”
Proyek
Lakukan pengukuran dengan menerapkan penyipatan datar dan penyipatan ruang
pada lapangan sepak bola! Catat besarnya jarak, beda tinggi, dan sudut yang
terbentuk pada setiap titik yang diukur! Gambarkan pada bidang datar.
Pekerjaan yang sama pentingnya dengan pengukuran tanah yaitu pemeriksaan dan
perawatan alat ukur tanah tersebut. Pengecekan (pemeriksaan) dilakukan untuk tujuan
memastikan komponen-komponen alat ukur berfungsi dengan baik. Sedangkan perawatan
bertujuan untuk mencegah kerusakan alat ukur termasuk komponen-komponennya sehingga
dapat digunakan dalam jangka waktu lama (usia pakai alat).
Kompetensi D asar m
K u n ci ^
0 Kerusakan
0 Komponen alat ukur
0 Pengecekan
0 Perawatan
J J!BI Konsep
meliputi
'r
Alat ukur tanah jenis optik, baik waterpass maupun teodolit akan dapat di
gunakan untuk pengukuran atau pengumpulan data ukur tanah jika komponen-
komponennya berfungsi dengan baik. Sebaliknya, jika salah satu komponen alat
tidak berfungsi dengan baik, maka hasil pengukuran tidak akan akurat. Bahkan alat
tersebut tidak dapat digunakan untuk melakukan pengukuran. Dengan demikian,
pengecekan (pemeriksaan) alat ukur dan perawatannya sangat penting dilakukan,
sama pentingnya melakukan pengukuran. Mengapa demikian? Karena dengan
melakukan pemeriksaan dan perawatan alat ukur tersebut, kegiatan pengukuran
dapat dilakukan dengan baik dan akurat hasilnya.
Bagaimana pulakah cara pengecekan dan perawatan alat ukur tanah optik
yang baik dan benar? Guna mengetahui proses pengecekan dan perawatan alat
ukur tanah optik yang baik dan benar, simak materi berikut!
Sumber: http://www.mohaveinstrument.com
f J Refleksi Diri
a. Berilah tanda centang (vO pada kotak yang Anda anggap sesuai!
Setelah mempelajari bab ini, bagaimanakah penguasaan Anda terhadap materi-materi
berikut?
Tidak Sangat
No. Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
1. Komponen-komponen alat ukur
tanah optik. □ □ □
2. Pengecekan alat ukur tanah
optik. □ (J □
3. Jenis kerusakan alat ukur.
□ □ C
4. Prosedur perawatan alat ukur
melalui penyimpanan. O (J □
M Latihan B
A. Pilihlah jawaban yang benar!
1. Alat ukur tanah optik sebelum digunakan harus dilakukan ....
A. perawatan D. pengaturan
B. pengecekan E. penyetelan
C. perbaikan
2. Agar alat ukur waterpass dan teodolit dapat dipakai selama mungkin, maka
tindakan yang harus dilakukan adalah ....
A. perawatan D. perbaikan
B. pengecekan E. penyimpanan
C. pengaturan
3. Pada saat penyimpanan alat ukur, faktor yang harus diperhatikan adalah ....
A. kotak penyimpanan
B. keamanan
C. suhu dan kelembapan
D. transportasi
E. perawatan
4. Manfaat melakukan pengecekan dan perawatan alat ukur tanah optik, kecuali...
A. mengetahui kerusakan alat
B. mencegah kerusakan alat
C. menambah usia pakai alat
D. melakukan perbaikan alat
E. menjaga alat tetap berfungsi baik
7. Pada saat centering alat, posisi mendatar ditentukan oleh gelembung nivo yang
berada d i ....
A. tepi D. tengah
B. kanan E. atas
C. kiri
8. Komponen yang berfungsi mendatarkan alat adalah ....
A. lingkaran berskala horizontal D. sekrup pengatur gelembung nivo
B. nivo kotak E. cermin nivo
C. sekrup leveling ABC
11. Berikut komponen alat ukur yang terdapat di waterpass dan teodolit, kecuali....
A. sekrup penggerak halus horizontal D. lensa objektif
B. sek ru p p en g g e rak halus vertikal E. le n sa o k u le r
C. nivo kotak
14. Faktor yang dapat menyebabkan tumbuhnya jamur pada lensa optik adalah ....
A. silica gel
B. kotak penyimpanan
C. suhu dan kelembapan udara
D. sinar lampu pada saat penyimpanan
E. alat terkena hujan dan panas
15. Agar alat ukur optik tidak ditumbuhi jamur, maka pada saat menyimpan di dalam
kotak penyimpanan harus d ib e ri....
A. sinar D. pengatur suhu
B. sirkulasi udara E. pengatur kelembapan
C. silica gel
16. Kerusakan yang terjadi sehingga alat tidak dapat mendatarkan nivo kotak terjadi
pada kom ponen....
A. sekrup penggerak horizontal
B. sekrup penggerak vertikal
C. sekrup ABC
D. Sekrup pengunci penggerak horizontal
E. sekrup pengatur gelembung nivo
17. Benturan dan guncangan pada alat biasa terjadi pada s a a t....
A. penyimpanan D. pengangkutan
B. pengecekan E. perbaikan
C. perawatan
Buatlah kotak penyimpanan te o d o lit ataupun waterpass dengan bahan apa saja
m enurut selera Anda! Parameter yang harus diperhatikan dalam pembuatan kotak
penyimpanan tersebut antara lain, keterjagaan alat dari benturan dan guncangan,
suhu dan kelembapan, sirkulasi udara, serta kemudahan dalam pengangkutan.
Dengan mem perhatikan parameter tersebut, kotak penyimpanan yang Anda buat
dapat menjaga alat ukur tersebut dengan baik.
Kompetensi
3.20 Menerapkan proses pengecekan kebenaran data pengukuran.
3.21 Menerapkan teknik pengukuran dan pematokan (staking out).
4.20 Melakukan pengecekan kebenaran data pengukuran.
4.21 Melakukan pengukuran dan pematokan (staking out) sesuai gambar kerja konstruksi.
K = d k ( t - t')
Keterangan:
K = koreksi muai pita ukur
d = total jarak
c = koefisien muai
t = suhu pada saat pengukuran
t' = suhu baku (suhu yang tidak menyebabkan pemuaian)
Contoh:
Dari contoh soal sebelumnya, diketahui koefisien muai pita ukur sebesar
0,0000009/°C, sementara suhu baku sebesar 20°C. Misalnya pengukuran titik
1 dilakukan pada suhu 28°C, titik 2 = 29°C, titik 3 = 27°C, titik 4 = 28°C,
dan titik 5 = 27°C maka koreksi akibat pemuaian tersebut adalah:
Keterangan:
T = tegangan lapangan
Tg = tegangan baku
A = luas penampang pita ukur
E - besaran modulus Young
Contoh:
Pada pengukuran titik 3 yaitu 49,890 meter memiliki tegangan lapangan sebesar
200 N /m m dan tegangan bakunya 150 N/mm. Sedangkan luas penampang
pita ukur sebesar 5 mm, dan besar modulus Young adalah 150.000 N/mm.
Setelah besarnya koreksi adalah sebagai berikut.
{49, 890 x (200 - 150)} 2 494 5
’ = 0,0033 meter
(5 x 150.000) 750.000
Jadi, koreksi tegangan pita ukurannya adalah 0,0033 meter.
b. Kesalahan Juru Ukur
Kesalahan juru ukur terjadi akibat kekurangan yang dimiliki juru ukur tersebut.
Misalnya pada saat pembacaan hasil pengukuran, hasil pengukuran akan berbeda
jika dilakukan pembacaan oleh dua orang yang berbeda. Kesalahan tersebut
dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu kesalahan akibat kecenderungan juru
ukur melakukan kesalahan yang sama, dan kesalahan akibat faktor psikis yang
mempengaruhi hasil pengukuran.
2. K e s a la h a n P e n g u k u ra n B e d a T in g g i
Kesalahan pengukuran beda tinggi disebabkan oleh kesalahan juru ukur,
kesalahan pengaturan alat, dan kesalahan yang disebabkan oleh alam.
K = — (0,0785 L) + 0,0673 L
7
X = x sin A
„ 1 , , [Ia ]
X = — (a, + a , + a , + .... + a ) = L— -
n 1 2 3 " n
d - (X0 - Xa)
S ln t t AO
a UnD
r>
= arc tan a - x°}
^
3) Sudut A ob:
Y = a n„ " a ,OB
4) Jarak pelurus 1 (dQB):
j . - *„>
OB — ;----------
sin a 0B
Setelah perhitungan tersebut diperoleh nilainya, maka dilakukan pematokan
dengan cara sebagai berikut.
1) Letakkan teodolit di titik 0.
2) Bidikkan teodolit ke titik B dengan bacaan lingkaran horizontal misalnya x.
3) Putar teodolit searah putaran jarum jam sehingga didapatkan pembacaan
lingkaran horizontal menjadi x + (360° - y).
4) Ukurkan pada jarak setiap 50 meter dari titik 0 ke titik B searah garis bidik
teleskop, sehingga titik B dapat dipatok.
Dengan cara yang sama, titik C juga dapat dipatok dengan melakukan
perhitungan sudut jurusan pelurus BC, sudut luar 0BC, dan jarak pelurus 2.
1) Sudut jurusan pelurus BC:
a BC = arc tan ( x . -
o r. - y r)
2) Sudut luar 0BC:
^ ^B 0 ^B C
3) Jarak pelurus 2 (d ):
<*c * b)
^B C
sin a BC
Setelah melakukan perhitungan tersebut, lakukan pematokan dengan cara
sebagai berikut.
1) Letakkan teodolit di titik B.
2) Bidikkan teodolit ke titik C dengan bacaan lingkaran horizontal misalnya x.
3) Putar teodolit searah putaran jarum jam sehingga didapatkan pembacaan
lingkaran horizontal menjadi x + (360° - 5).
4) Ukurkan pada jarak setiap 50 meter dari titik B ke titik C searah garis bidik
teleskop, sehingga titik C dapat dipatok.
Contoh:
Berdasarkan Gambar 7.3, misalnya diketahui sudut defleksi 6 = 60°, jari-
jari lengkungan 60 meter, dan selisih absis 6 meter maka, dapat ditentukan
koordinat titik-titiknya sebagai berikut.
Titik 1: = 6, T, = 60 - V (60 - 6) = 60 - V3564 - 60 - 59,69 = 0,31
Titik 2: X2 = 12, Yt = 60 - V (60 - 12) = 60 - V3456 = 60 - 58,79 = 1,21
U n tu k m e n e n tu k a n k o o rd in a t u ju n g se g m e n b u s u r d a p a t d ig u n a k a n sebagai
sistem koordinat dengan titik singgung P sebagai pusat salib sumbu. Adapun
cara perhitungannya sebagai berikut,
a) Koordinat titik 1, yaitu:
X. = r sin 5
1 6
Y = r - r cos 8 = 2r sin—
1 2
Contoh:
Misalkan diketahui data sesuai Gambar 7.4, yaitu jari-jari = 30 meter, sudut
defleksi = 60°, dan titik yang diambil sebanyak 5 buah. Dari data tersebut
maka dapat diperoleh perhitungan sebagai berikut.
45 11,46 o 'N
Y = r - r cos 46 = 2r sin— = 60 sin 4x = 60 sin 22,92 = 9 meter
4 2
e) Koordinat titik 5:
X5 = r sin 56 = 30 sin 57,3 = 25 meter
5§ 11,46° ^
Y = r - r cos 56 = 2r sin— = 60 sin 5 x ------- = 60 sin 28,65 = 14 meter.
5 2 V
2) Metode Perpanjangan Tali Busur
Langkah awal penentuan koordinat dengan P x2 x2 x3
metode perpanjangan tali busur, pada mulanya
(langkah awal) sama dengan cara pematok
an garis singgung, dengan absis dan ordinat
pematokan diambil sepanjang sumbu X dan
tegak lurus terhadapnya. Tetapi pada langkah
kedua, absis dan ordinat pematokan diletak
kan pada sumbu baru yang dibuat dengan
perpanjangan tali busur dan tegak lurus ter
hadapnya. Perhatikan Gambar 7.5!
Misalnya panjang tali busur pertama adalah x, Gambar 7.5 Metode perpanjangan
besar sudut pusat dengan panjang tali busur tali busur
x akan selalu sama pada setiap pematokan
dengan:
Dengan demikian:
6 x
— = arc sin —
2 2r
X
6 = 2 arc sin —-
2r
Sehingga, penentuan koordinat titik 1 dihitung dari xt dan y} pada sudut 90°
dengan rumus berikut.
v 8
X = x cos —
2
vY ■ —
- x sin 5
2
Dengan rumus yang sama, koordinat titik 2 dan seterusnya juga dihitung
menggunakan panjang x 2 dan y 2, x 3 dan dan seterusnya pada sudut 90°.
S1 = — = 6 , d ' = 2r sin 6
2
c) Koordinat titik 3
36 36
S = — , d = 2 r sin
3 2 3 2
d) Koordinat titik 4
46
S = — = 26, d. = 2r sin 26
2
e) Koordinat titik ke-n
Gambar 7.6 Metode koordinat polar
6
S = n— , d 2 r sin n —
2 " 2
Untuk pelaksanaan pematokan dengan metode koordinat polar ini, dapat
dilakukan dengan cara berikut. (Amati Gambar 7.6).
a) Letakkan teodolit di titik singgung P dan arahkan teleskop ke titik
p o to n g 1.
b) Putar teleskop sebesar — terhadap arah Px untuk mendapatkan arah
pematokan titik 1. ^
( j Refleksi Diri
a. Berilah tanda centang (vO pada kotak yang Anda anggap sesuai!
Setelah mempelajari bab ini, bagaimanakah penguasaan Anda terhadap materi-materi
berikut?
Tidak Sangat
No. Materi Menguasai
Menguasai Menguasai
1. Kesalahan pengukuran jarak.
□ □ E
2. Kesalahan pengukuran beda
tinggi. □ □
3. Kesalahan pengukuran sudut.
□ □ □
4. Metode pematokan garis lurus.
□ □ c
5. Metode pematokan lengkungan.
□ □ L
b. Dari materi-materi tersebut, bagian manakah yang paling Anda sukai? Mengapa?
c. Apakah manfaat yang Anda dapatkan setelah mempelajari materi pada bab ini untuk
kehidupan sehari-hari?
3. Pengukuran sebuah titik 1 dan 2 didapatkan jarak sebesar 49,725 meter. Besarnya
konstanta kalibrasi adalah....
A. 0,275 D. 0,245
B. 0,265 E. 0,235
C. 0,255
5. Berikut unsur yang harus diketahui untuk mengoreksi pemuaian pita ukur
kecuali....
A. total jarak
B. koefisien pemuaian
C. suhu pengukuran
D. suhu baku
E. s u h u ra ta -ra ta
7. Akibat alat ukur yang sudah berkurang ketelitiannya dapat menyebabkan hasil
pengukuran tidak akurat. Kesalahan yang disebabkan alat ukur ini disebut....
A . ' salah besar D. salah kolimasi
B. salah sistemik E. salah kebetulan
C. salah acak
9. Pembacaan benang tengah pada lingkaran berskala horizontal benar jika ....
A. Ba - Bb D. 0,5(Ba + Bb)
B. Ba + Bb E. 2(Ba - Bb)
C. 0,5(Ba - Bb)
10. Jika diketahui bacaan benang atas 1,250 dan benang bawah 1,150. Maka bacaan
benang tengahnya adalah....
A. 1,200 D. 1,275
B. 1,250 E. 1,175
C. 1,225
11. Sesuai soal nomor 10, besarnya jarak pada pembacaan benang diafragma tersebut
adalah....
A. 0,5 meter D. 50 meter
B. 5 meter E. 100 meter
C. 10 meter
13. Pada pematokan titik awal, diketahui dua sudut jurusan dengan besar masing-
masing 60 derajat dan 45 derajat. Besarnya sudut a adalah ....
16. Berdasarkan data pada soal nom or 15 di atas, besarnya absis titik 2, 3, dan 4
secara berurutan adalah....
A. 9; 18; 27 D. 9; 12; 15
B. 18; 27; 36 E. 18; 36; 45
C. 36; 27; 18
17. Ordinat titik 4 pada soal nomor 15 di atas adalah ....
A. 5 D. 20
B. 10 E. 25
C. 15
18. Koordinat titik 4 pada soal di atas adalah ....
A. (9, 10) D. (36, 15)
B. (18, 15) E. (36, 25)
C. (27, 25)
19. Pada pematokan dengan metode selisih busur, penentuan absis koordinat titik
1 ditentukan o le h ....
A. sudut defleksi dan jari-jari
B. sudut defleksi dan jarak
C. jarak dan jari-jari
D. sudut defleksi, jarak, dan jari-jari
E. jari-jari saja
20. Diketahui busur lingkaran dengan sudut defleksi 60 derajat dan jari-jari 80
meter. Panjang busur lingkarannya tersebut adalah ....
A. 83,7 meter D. 82,7 meter
B. 83,8 meter E. 82,8 meter
C. 83,9 meter
Analisis data hasil pengukuran merupakan tahap pengolahan data, di mana nantinya
akan diketahui harga perkiraan awal suatu pengukuran. Misalnya pada pengukuran beda
tinggi, jika sudah diketahui bacaan benang atas dan benang bawah, dapat ditentukan
besarnya jarak dari bacaan kedua benang tersebut tanpa melakukan pengukuran jarak
secara langsung. Analisis yang tepat akan memudahkan pekerjaan pengukuran sehingga
hasil penggambaran data pengukuran tersebut benar-benar akurat. Namun demikian, hasil
penggambaran pun juga harus dievaluasi apakah sudah sesuai data hasil pengukuran atau
belum, jikalau belum sesuai maka perlu dilakukan koreksi hingga gambar menjadi benar.
Kompetensi Dasar ^
3.22 Menganalisis data hasil pengukuran.
3.23 Mengevaluasi hasil pengukuran berupa gambar kerja untuk pekerjaan konstruksi.
4.22 Membuat laporan hasil pengukuran.
4.23 Memperbaiki hasil pengukuran berupa gambar kerja untuk pekerjaan konstruksi.
Kunci
0 Analisis 0 Koreksi
0 Evaluasi 0 Gambar kerja
J J S f l Konsep ^
5,280 5,280 64 50
5,2 8 0 64
5,280 50
0 114
Berdasarkan tabel pengukuran (Tabel 8.3), jika bacaan benang tengah belum diketahui,
bagaimanakah caranya menentukan beda tinggi antartitik? Jelaskan cara perhitungannya!
Harga perhitungan beda tinggi tersebut kita masukkan ke tabel seperti berikut.
Tabel 8.4 Contoh Lembar Data Hasil Perhitungan Pengukuran -3
Berdasarkan data hasil pengukuran tersebut (Tabel 8.5) dapat dievaluasi pada
hasil pengukuran beda tinggi. Pada Tabel 8.5, terdapat selisih beda tinggi sebesar
-0,008. Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, untuk pengukuran poligon
tertutup selisih beda tinggi titik awal dan akhir nilainya harus nol, maka kita
lakukan koreksi beda tinggi tersebut.
Diketahui dari data di atas, kesalahan beda tinggi sebesar -0,008, sehingga
besarnya koreksi agar selisihnya m enjadi nol adalah +0,008. Adapun untuk
melakukan koreksi beda tinggi tiap titik dapat kita lakukan dengan cara berikut.
Hn = Hn - 1 + Ahn
Keterangan:
Hn = tinggi titik ukur yang dicari
Hn - 1 = tinggi lokal titik ukur yang sudah diketahui
Ahn = beda tinggi antartitik ukur
Dengan menggunakan rumus tersebut, ketinggian lokal titik-titik tersebut
dapat dihitung, yaitu sebagai berikut.
.Jarak (m)
f J Refleksi Diri
a. Berilah tanda centang (•/) pada kotak yang Anda anggap sesuai!
Setelah mempelajari bab ini, bagaimanakah penguasaan Anda terhadap materi-materi
berikut?
Tidak Sangat
No. Materi M enguasai
Menguasai M enguasai
Latihan ^
A. Pilihlah jawaban yang benar!
3. Cara perhitungan beda tinggi antartitik dari data hasil pengukuran adalah ....
A. benang atas - benang bawah
B. benang bawah - benang atas
C. benang tengah belakang - benang tengah muka
D. benang tengah belakang + benang tengah muka
E. benang atas + benang bawah
4. Besar beda tinggi titik ukur awal dan akhir yang benar pada pengukuran poligon
tertutup adalah ....
A. sama D. nol
B. lebih tinggi E. titik akhir negatif
C. lebih rendah
6. Data pengukuran diperoleh bacaan benang tengah rambu belakang 1,567 dan
benang tengah rambu muka 1,435. Beda tinggi antartitik tersebut adalah ....
A. -0,132 D. +0,066
B. +0,132 E. +0,264
C. -0,066
7. Diketahui bacaan rambu belakang Ba = 1,645 dan Bb = 1,263 dan rambu muka
Ba = 1,232 dan Bb = 1,244. Beda tinggi kedua titik tersebut adalah ....
A. -0,216 D. +0,432
B. +0,216 E. -0,108
C. -0,432
8. Berdasarkan soal nomor 7 di atas, bacaan benang tengah rambu belakang adalah
A. 2,908 D. 2,476
B. 1,454 E. 1,238
C. 2,181
9. Berdasarkan soal nomor 7, bacaan benang tengah rambu muka adalah ...
A. 2,908 D. 2,476
B. 1,454 E. 1,238
C. 2,181
10. Jika diketahui selisih beda tinggi titik awal dan akhir = +0,362, besarnya koreksi
adalah....
A. +0,638 D. +1,362
B. -0,638 E. -1,362
C. -0,362
11. Suatu pengukuran diperoleh bacaan benang atas = 1,752 dan benang bawah
= 1,344. Bacaan benang tengah yang benar adalah ....
A. 1,548 D. 1,845
B. 1,458 E. 1,485
C. 1,854
13. Diketahui jum lah beda tinggi titik awal -0,567 dan beda tinggi titik akhir
+0,463. Besarnya koreksi beda tinggi adalah ....
A. -0,104 D. +0,208
B. +0,104 E. 0
C. -0,208
14. Dari data soal nomor 13, besar koreksi tiap titiknya adalah ....
A. -0,10097 D. +0.18342
B. +0,10097 E. +0,22462
C. -0,18342
15. Jika diketahui titik 1 dengan beda tinggi 0,261 maka besarnya koreksi beda tinggi
tiap titik sesuai soal nom or 13 adalah ....
A. -0,026
B. +0,026
C. -0,26
D. +0,26
E. +0,052
16. Berdasarkan soal nom or 15, setelah dikoreksi maka beda tinggi titik 1 tersebut
adalah....
A. 0,235
B. 0,209
C. 0,521
D. 0,287
E. 0,001
17. Jika diketahui ketinggian titik T0 adalah 70 meter, ketinggian titik T1 pada soal
nomor 16 ad alah ....
A. 70,235 meter
B. 70,287 meter
C. 70,521 meter
D. 69,713 m e te r
E. 69,765 meter
0,435
18. Berdasarkan data pengukuran di atas, jarak titik BT1 adalah ....
A. 10 meter D. 40 meter
B. 20 meter E. 50 meter
C. 30 meter
20. Bacaan benang tengah rambu belakang yang benar pada titik T3 adalah ...
A. 1,182 D. 1,337
B. 1,212 E. 1,288
C. 1,246
M Proyek J
Gambarkan penampang poligon tertutup dari data hasil pengukuran berikut!
0,435
..................................................................
2. Alat yang digunakan untuk mengukur perbedaan tekanan udara pada penyipatan
datar ad alah ....
A. termometer D. barometer
B. odometer E. speedometer
C. klinometer
4. Syarat pengukuran sipat datar bahwa alat sipat datar dalam kedudukan mendatar.
Arti kedudukan mendatar pada alat sipat datar adalah ....
A. alat ukur mendatar
B. garis nivo mendatar
C. bidang nivo mendatar
D. gelembung nivo mendatar
E. garis bidik mendatar
5. Pada penyipatan datar, pengukuran beda tinggi antara dua titik harus diketahui
dahulu kedudukan tinggi titik pertam a. Ketinggian titik pertam a diperoleh
d a r i....
A. koordinat loka D. geoid
B. mean sea level E. elipsoid
C. k o o rd in a t titik p e rta m a
8. Pengukuran sudut horizontal dilakukan sebanyak dua kali, maka awal pengukur
annya ad alah ....
A. 0° ; 90° D. 90° ; 0°
B. 0° ; 180° E. 180° ; 0°
C. 90° ; 180°
9. Jika kedudukan biasa pada pengukuran sudut vertikal adalah 55°, pada kedudukan
luar biasa adalah....
A. 235° D. 325°
B. 145° E. 25°
C. 125°
10. Pada kedudukan luar biasa, pembacaan lingkaran berskala diatur pada posisi....
A. 0° D. 180°
B. 90° E. 270°
C. 120°
12. Kesalahan sistematis pada pengukuran sudut dapat dikoreksi dengan melakukan
hal berikut, kecuali ....
A. kalibrasi alat
B. pengukuran tambahan
C. pengamatan cuaca pada saat pengukuran
D. pengukuran ulang
E. pengaturan alat
15. Fokus bacaan benang diafragma dapat diatur dengan komponen ....
A. pengatur fokus
B. pengatur lensa okuler
C. lingkaran berskala horizontal
D. sekrup penggerak halus horizontal
E. sekrup penggerak halus vertikal
16. Kesalahan pengukuran jarak yang disebabkan karena pemuaian pita ukur dapat
dilakukan dengan kalibrasi pita ukur agar diperoleh hasil pengukuran yang
akurat. Konstanta kalibrasi pada pengukuran jarak 49,858 adalah ....
A. -0,858 D. +0,142
B. +0,858 E. 0,025
C. -0,142
17. Pada tiga kali pengukuran dihasilkan jarak 49,890; 49,978; dan 49,980.
Perbandingan jarak terhadap pita ukur standar pada tiga pengukuran tersebut
adalah....
A. 2,99 meter D. 49,94 meter
B. 29,9 meter E. 0,05 meter
C. 4,99 meter
18. Pada pengukuran jarak dihasilkan angka 49,978 meter, tegangan lapangan 200
N/mm, tegangan baku 150 N/mm, luas penampang pita ukur 12 mm. Besarnya
koreksi tegangan pita ukur adalah ....
A. 0,13 meter D. 0,00013 meter
B. 0,013 meter E. 0,000013 meter
C. 0,0013 meter
19. Pada suatu pengukuran jarak yang dilakukan sebanyak 5 kali diperoleh data
seb ag ai b e rik u t.
1) 49,867 meter pada suhu 27° C
2) 49,978 meter pada suhu 29° C
3) 49,879 meter pada suhu 28° C
4) 49,978 meter pada suhu 28° C
5) 49,998 meter pada suhu 26° C
20. Pada pematokan titik awal sebagai titik ikat, data yang harus tersedia adalah ....
A. ketinggian titik awal
B. jarak titik awaldengan titik akhir
C. koordinat titik awal
D. koordinat titik akhir
E. sudut horizontal
21. Besarnya sudut antara dua sudut jurusan titik 0 = 60° dan titik B = 30° adalah ....
A. 30° D. 120°
B. 60° E. 160°
C. 90°
22. Koordinat titik A (20,20), titikB (30, 30). Maka besar sudut jurusan AB adalah ....
A. 30° D. 75°
B. 45° E. 90°
C. 60°
23. Pada suatu pematokan lengkungan, jari-jari lengkungan 100 meter dengan selisih
absis 25 meter. Koordinat titik pertama adalah ....
A. (25; -3,17) D. (-25; 3,17)
B. (-25; -3,17) E. (3,17; 25)
C. (25; 3,17)
24. Pematokan dengan metode selisih busur diperoleh data jari-jari = 50 meter dan
besarnya sudut defleksi 50° dengan pengambilan titik sebanyak 5 buah. Dari data
tersebut dapat diketahui letak koordinat titik pertama adalah ....
A. (1 ; 8) D. (18 ; 38)
B. (38 ; 18) E. (8 ; 18)
C. (8 ; 1)
25. Pematokan dengan metode koordinat polar dapat dilakukan langsung pada ....
A. titik awal
B. garis pelurus
C. titik k e d u a
D. titik singgung
E. garis busur
C Ulangan Akhir S e m e s te M I^ ^ ^ ^ P
26. Analisis data yang benar pada bacaan benang tengah dari hasil bacaan Ba = 1,869
dan Bb = 1,483 adalah ....
A. 1,766 D. 1,767
B. 1,667 E. 1,676
C. 1,776
27. Beda tinggi dari pengukuran dua titik jika diketahui hasil pengukuran rambu
belakang dan muka masing-masing 1,785 dan 1,387 yang benar adalah ....
A. -0,398 D. +0,199
B. +0,398 E. 1,586
C. -0.199
28. Besarnya jarak yang benar dari hasil bacaan benang Ba = 1,282; Bt = 1,233; dan
Bb = 1,184 adalah ....
A. 0,98 meter D. 4,9 meter
B. 9,8 meter E. 49 meter
C. 98 meter
29. Guna analisis beda tinggi yang benar dapat diperoleh dari hasil pembacaan ....
A. benang tengah rambu muka
B. benang tengah rambu belakang
C. benang tengah rambu belakang titik 1 dan titik 2
D. benang tengah rambu muka titik 1 dan titik 2
E. benang tengah rambu belakang dan rambu muka suatu titik
30. Beda tinggi suatu titik adalah 0,743. Hasil bacaan benang tengah rambu belakang
adalah 1,895. Besarnya bacaan benang tengah rambu muka adalah ....
A. 1,152
B. 1,319
C. 2,638
D. 1,463
E. 1,875
31. Analisis awal pada hasil pembacaan benang diafragma diperoleh beda tinggi +0,834.
Kedudukan titik kedua terhadap titik pertama adalah ....
A. leb ih tin g g i se b e lu m d ik o re k si
B. lebih rendah sebelum dikoreksi
C. sama setelah dikoreksi
D. lebih tinggi setelah dikoreksi
E. lebih rendah setelah dikoreksi
35. Jenis kesalahan yang disebabkan kesalahan pembacaan oleh juru ukur disebut
kesalahan ....
A. acak D. kebetulan
B. juru ukur E. besar
C. sistemik
36. Pada pengukuran sipat datar memanjang diperoleh data hasil bacaan titik 1
rambu belakang: Ba = 1,838; Bb = 1,437. Rambu muka titik 1 bacaan Ba = 1,878;
Bb = 1,373. Titik 2 rambu belakang, Ba = 1,874; Bb = 1,358. Rambu muka, Ba -
1,543; Bb= 1,395. Titik 3 rambu belakang, Ba - 1,482; Bb - 1,413. Rambu muka,
Ba - 1,393; Bb = 1,123. Titik 4 rambu belakang, Ba = 1,348; Bb = 1,248. Rambu
muka, Ba - 1,948; Bb = 1,352. Berdasarkan data tersebut, total jarak pengukuran
titik-titik tersebut adalah ....
A. 108,6 meter D. 43,3 meter
B. 151,9 meter E. -43,3 meter
C. 260,5 meter
37. Dari soal nomor 36, total beda tinggi pengukuran tersebut adalah ....
A. -0,004 meter D. 0,7 meter
B. 0,348 meter E. 0,004 meter
C. -0,352 meter
C Ulangan Akhir S e m e s t e r j J j j ^ ^
38. Dari soal nomor 36, perbandingan beda tinggi pada pengukuran tersebut dapat
diperoleh kesimpulan sebagai berikut, kecuali....
A. titik 1 lebih rendah terhadap titik 2
B. titik 2 lebih rendah terhadap titik 3
C. titik 3 lebih rendah terhadap titik 4
D. titik 3 lebih tinggi terhadap titik 4
E. semua jawaban benar
39. Dari soal nom or 36, titik yang paling tinggi dari pengukuran memanjang ter
sebut adalah....
A. titik 0 D. titik 3
B. titik 1 E. titik 4
C. titik 2
Dari soal nomor 36, bacaan benang tengah titik 2 yang benar adalah
A. 1,637 dan 1,616 D. 1,469 dan 1,447
B. 1,616 dan 1,625 E. 1,616 dan 1,447
C. 1,616 dan 1,469
C Glo sa mjm_
horizontal garis atau bidang yang tegak lurus terhadap garis atau bidang yang
menjauhi pusat bumi
interpolasi metode perhitungan ketinggian suatu titik di antara dua titik yang
dihubungkan oleh garis lurus
kartesian sistem koordinat siku-siku
koordinat posisi titik yang dihitung dari posisi nol sumbu X dan posisi nol
sumbu Y
koreksi nilai yang dijum lahkan terhadap nilai pengam atan sehingga
diperoleh nilai yang dianggap benar
kuadran ruang-ruang yang membagi sudut satu putaran menjadi 4 ruang
yang pusat pembagiannya adalah titik 0
meridian garis-garis khayal di permukaan bumi yang menghubungkan kutub
utara dan kutub selatan bumi
nivo bejana gelas tertutup di mana pada salah satu sisinya berbentuk
cembung yang berisi cairan hampir penuh sehingga ada bagian
sisa berupa gelembung udaranya (uap ether)
ordinat posisi titik yang diproyeksikan terhadap sumbu y yang arahnya
vertikal pada bidang datar
orientasi pengukuran untuk mengetahui posisi absolut dan posisi relatif
objek-objek di atas permukaan bumi
planimeter alat untuk menghitung koordinat secara konvensional
planimetris bidang datar 2 dimensi yang dinyatakan dalam sumbu X dan Y
proyeksi peta proses memindahkan informasi geometrik dari bidang lengkung
ke bidang datar melalui bidang perantara
radian sistem besaran sudut yang menyajikan sudut satu putaran = 2
radian
statif kaki tiga untuk menyangga alat waterpass atau teodolit optis
teleskop teropong yang di dalamnya terdapat lensa objektif dan lensa okuler
topografi peta yang menyajikan informasi di atas permukaan bumi baik
unsur alam maupun unsur buatan manusia dengan skala sedang
dan kecil
triangulasi serangkaian segitiga yang diukur sudut-sudutnya untuk menentukan
koordinat titik-titik di lapangan
tribach penyangga sumbu kesatu dan teropong
trilaterasi serangkaian segitiga yang diukur j arak-j araknya untuk menentukan
koordinat titik-titik di lapangan
zenith titik atau garis yang menjauhi pusat bumi dari permukaan bumi
Basuki, Slamet. 2006. Ilmu Ukur Tanah. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
D.W. Hendro Kustarto dan J. Andy Hartanto. 2012. Ilmu Ukur Tanah Metode dan
Aplikasi Bagian Kedua. Malang: Dioma
Frick, Heinz. 1979. Ilmu dan Alat Ukur Tanah. Yogyakarta: Kanisius
Muda, Iskandar. 2008. Jilid 1: Teknik Survei dan Pemetaan untuk SMK. Jakarta:
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Depdiknas.
Sinaga, Indra. 1997. Pengukuran dan Pemetaan Pekerjaan Konstruksi. Jakarta: Pustaka
Sinar Harapan
Syaifullah, Arief. 2014. Ilmu Ukur Tanah. Yogyakarta: Sekolah Tinggi Pertanahan
Nasional
C Daftar P u s t a k a jj2 3 ^
^ Q n d e k s^ J
C M
chain survey 5 menyipat datar luas 88
menyipat datar memanjang 83
D menyipat datar profil 88
dumpy level 43 menyipat datar resiprokal 85
metalic cloth 39
E meteran 39
electrooptical distance meter 13 metode poligon 60
ellipsoid 8, 9,12,15 metode barometris 81
metode reiterasi 89
G metode repetisi 90
garis kontur 65, 66
metode triangulasi 62
gelembung nivo 12, 14, 47
metode trigonometris 81
geodetic survey 4
geoid 12,15 N
nivo 44, 45,
I
ilmu ukur 2 , 1 7 O
odometer 41, 42
K
K3LH 23,24,25,26,27,28 P
kecelakaan kerja 28, 29, 30, pematokan 120, 121, 122,
kesalahan besar 15,118 pemetaan 60, 63
S U
simbol peta 16,17 unting-unting 42
skala 16
SOP 26
W
waterpass 6, 42,43, 44, 49, 81,103,104,
staking out 120
105,137
survei arkeologi 7
survei geografi 7 Y
survei geologi 4, 7 yalon 43, 65
survei pertambangan 7
C Indeks
Penulis ^
Nama Lengkap Suryaningrum, S.T.
No Telp. Kantor : (0271) 634303
Email suryaningrum89@gmail.com
Alamat Facebook : surya muses
Alamat Banyuanyar, Jl. Tamanegara 1,
Rt. 04 Rw. 08, Surakarta, 57137
Bidang Keahlian : Teknologi Ilmu Ukur Tanah
C Profil Reviewer
Editor
Judul Buku yang Diedit dan Tahun Terbit (10 Tahun Terakhir):
1. Matematika SMA/MA Kelas X, XI, dan XII Kelompok Peminatan Kurikulum
2013 Bumi Aksara (tahun 2016)
2. Konsep dan Penerapan Fisika SMA/MA Kelas X, XI, dan XII Kelompok
Peminatan Kurikulum 2013 Bumi Aksara (tahun 2016)
3. Solusi Cerdas UN SMA/MA IPA Basinar (tahun 2012)
4. Tematik SD/MI Kelas I dan IV Bailmu (tahun 2009)
5. Matematika SMA/MA Kelas XI dan XII Kelompok IPA Bailmu (tahun 2009)
6. Matematika SMA/MA Kelas XI dan XII Kelompok IPS Bailmu (tahun 2009)
7. Sains Fisika SMA/MA Kelas 1, 2, dan 3 Bumi Aksara (tahun 2007)
8. Matematika SMP/MTs Kelas 1, 2, dan 3 Bumi Aksara (tahun 2005)
9. Ilmu Pengetahuan Alam SMP/MTs Kelas VII, VIII, dan IX Bumi Aksara (tahun
2007)
10. Memahami dan Berlatih Matematika SD/MI Kelas I s.d. VI Bumi Aksara
(tahun 2006)
11. Sains Fisika SMP/MTs Kelas 1, 2, dan 3 Bumi Aksara (tahun 2008)
12. Sains Fisika Kelas la, lb, 2a, 2b, 3a, dan 3b SMA Bumi Aksara (tahun 2004)
C Profil Konsultan
10. Pelaksanaan Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Anggota (Depdikbud) (2015)
11. Implementasi Continuous Auditing & Continuous Monitoring pada Instansi
Pemerintah untuk Meningkatkan Efektivitas Pengendalian Intern dan Manaje
men Risiko, Anggota (BPKP) (2016)
Informasi Lain:
1. Pemakalah pada Konferensi Penelitian Keuangan Sektor Publik II (Asosiasi
Peneliti Keuangan Sektor Publik), 2009
2. Penyaji Seminar Pengkajian Keberhasilan Pendidikan 2005 - 2006 (Sarana dan
Prasarana Pendidikan), Balitbang, 2010
3. Master o f Trainers (MOT), Pendidikan Kesadaran Bela Negara Pemuda
Tingkat Nasional, Tahun 2008, 2009, dan 2010
4. Pelatihan Matematika dengan Metode Gasing, Peserta, Surya Institut, 2012
C Profil Penerbit
Peduli lingkungan
S u m b e r : h ttp e :/ / g o a .g l/ z n F P N x
• BUMI AKSARA
Jl. Sawo Raya No. 18, Rawamangun
Jakarta Timur - 13220, Indonesia
Telp. : (021) 4700988/4757544
Fax. : (021) 4700989
Site : www.bumic.ksara.com
www.bumiaksaraonline.com
Email : editorial@bumiaksara.com
marketing@bumiaksara.com