Anda di halaman 1dari 318

qwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwerty

u i df
KONSTRUKSI
BANGUNAN
Jilid-1

Untuk SMK

Siagian Robert
Konstruksi Bangunan Jilid 2
untuk SMK Kelas XI /oleh Robert Siagian. Jakarta : Direktorat Pembinaan
Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan
Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional, 2014.
........, hlm

Daftar Pustaka :
Glosarium :
ISBN :

Penulis : Robert Siagian


Ukuran Buku : …… x …… cm
Desain Sampul : ...

Diterbitkan oleh Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan


Departemen Pendidikan Nasional
Tahun 2014

ii
Buku berjudul Konstruksi Bangunan ini dimaksudkan untuk memberikan
pengetahuan teori dan praktik tentang bangunan, baik itu bangunan sipil
kering maupun bangunan sipil basah, dan buku ini disusun dalam dua bentuk,
yaitu konstruksi bangunan_1 dan konstruksi bangunan_2, yang
berkesinambungan. Pada dasarnya konstruksi bangunan merupakan teori dan
pengetahuan yang sifatnya pengantar bagi siswa untuk memahami tentang
pengetahuan bahan, spesifikasi, karakteristik guna mereka mampu
mengaplikasikannya dalam praktek di lapangan. Siswa Sekolah Menengah
Kejuruan yang pada prkateknya di dunia kerja sebagai pelaksana dan juga
sebagai pengawas, dapat meningkat menjadi perencana bangunan, tentu
buku ini adalah pengantar mereka menuju pelajaran konstruksi atau struktur
pada pelajaran keahliannya. Sehingga setiap siswa yang mempelajari buku ini
diharapkan memiliki rasa ingin tau untuk lebih mendalam belajar konstruksi
seperti konstruksi batu, konstruksi kayu, konstruksi baja, konstruksi jalan dan
jembatan,konstruksi bangunan hidrolis dan lain-lain yang akan menjadikannya
menjadi mausia yang terampil dan bisa melakukan analisis, perencanaan dan
pelaksana bangunan

Penyusunan buku ini merupakan bagian dari program penulisan bahan ajar
SMK, yang dilaksanakan oleh Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah
kejuruan (PSMK). Program pembuatan bahan ajar ini, adalah bagian dari
peningkatkan mutu pendidikan kejuruan, melalui sarana buku bahan ajar.
Penyusunan materi bahan ajar ini, tentu diambil dari berbagai sumber, baik itu
materi diklat, bahan ajaryang ada, modul dan sumber lain yang berkenaan
dengan topik dan gambar yang dimuat. Dengan demikian adanya buku ini
diharapkan akan semakin memperkaya referensi pada Sekolah Menengah
Kejuruan.

Ucapan terima kasih disampaikan kepada pihak-pihak yang membantu


penyelesaian buku ini, teman widyaiswara, dosen, pelaksana bangunan, dan
seluruh rekan guru SMK di Indonesia.

Akhirnya buku ini masih jauh dari sempurna, banyak kekurangan yang perlu
untuk dilengkapi. Kritik dan saran untuk kesempurnaan buku ini sangat
diharapkan. Semoga buku ini dapat dimanfaatkan bagi pengembangan bahan
ajr pendidikan menengah kejuruan.

Bandung, Awal Januari 2014

Robert Siagian, Dr, MP

iii
Judul Buku dan Katalog ii
Kata Pengantar iii
Daftar Isi iv

Bab 1 Kayu 1
A. Pendahuluan 2
B. Karakteristik Kayu 3
1. Sifatdan Karakteristik Kayu 6
2. Pemeriksaan Kayu 8
3. Keawetan kayu 11
4. Sifat Mekanik Kayu 15
C. Kayu Hasil Olahan 20
1. Pemeriksaan Kayu Olahan 25

Bab 2 Beton 29
A. Pendahuluan 30
B. Campuran Beton 31
1. Batu Beton 31
2. Pasir 34
3. Semen (PC) 36
C. Adukan Beton 43
1. Pekerjaan Pengecoran Beton 45
2. Pekerjaan Beksiting Beton 49

Bab 3 Lantai 53
A. Pendahuluan 54
B. Material Lantai Bangunan 58
1. Lantai Plesteran 59
2. Lantai Keramik 59
3. Lantai Marmer 64
4. Lantai Granit 65
5. Lantai Mozaik 66
6. Lantai Kayu 68
7. Lantai Kayu Olahan 71
8. Lantai Batu Alam 72
9. Lantai Karpet 74

Bab 4 Atap 78
A. Pendahuluan 79
B. Jenis Penutup Atap 80
1. Atap Dari Bahan Tumbuhan 81
1.1 Atap Ilalang 81
1.2 Atap Rumbia 81

iv
1.3 Atap Ijuk 83
1.4 Atap Sirap 85
2. Atap Bahan Logam 88
2.1 Atap Seng 88
2.2 Atap Spandek 89
3. Atap Genteng 94
3.1 Genteng Tanah Tradisonal 94
3.2 Genteng Keramik 95
3.3 Genteng Beton 96
3.4 Genteng Aspal (Bitumen) 99
3.5 Genteng Metal 101
4. Atap beton 104
5. Atap kaca 106
6. Atap Polycarbonate 107
7. Atap Asbes 109
C. Model (Bentuk) Penutup Atap 116

Bab 5 Konstruksi Rangka Atap 123


A. Pendahuluan 124
B. Konstruksi Rangka Atap 125
1. Struktur Rangka Atap 134
2. Bentuk Kuda-kuda 139
C. Model Pembebanan Pada Konstruksi Kuda-kuda 142
D. Bahan Rangka Atap 148
1. Konstruksi Rangka Atap Kayu 148
2. Konstruksi Rangka Atap Baja Ringan 155

Bab 6 Baja 160


A. Baja Sebagai Bahan Konstruksi Bangunan 162
1. Keunggulan Baja Sebagai Bahan Konstruksi 162
2. Sifat Mekanis Baja 164
3. Ketentuan Baja Bahan Konstruksi 165
B. Baja Profil 166
C. Sambungan Baja 172
1. Sambungan Menggunakan Baut 173
2. Sambungan Menggunakan Paku Keling 175
3. Sambungan Menggunakan Las 179

Bab 7 Almunium 182


A. Almunium Sebagai Bahan Konstruksi 183
B. Kusen Almunium 187
1. Sambungan Konstruksi Almunium 198
C. Almunium Foil 199

Bab 8 Cat 205


A. Cat SebagaiBahanBangunan 206
B. Cat Air (water based) 208
1.TeknikPengecatanMenggunakan Cat Tembok 209
C. Cat Minyak(solvent based) 214
1. TeknikPengecatanMenggunakan Cat Minyak 217

v
Bab 9 Adukan 222
A. Pendahuluan 223
B. Bahan Adukan 224
1. Air Untuk Adukan 225
2. Pasir 227
3. Semen 230
3.1 Bahan Utama Semen 232
4. Kapur 233
C. Adukan Beton 235
1. Teknik Campuran Adukan Beton 237
2. Mutu Beton 242
3. Uji Kuat Beton 245
D. Adukan Plesteran dan Pasangan 246
1. Adukan Pasangan Bata dan Batu Kali 249

Bab 10 Pekerjaan Bangunan Sipil (28 Jp) 252


A. Pendahuluan 253
B. Ruang Lingkup Pekerjaan Konstruksi Bangunan Sipil 256
1. Bidang Ilmu dalam Teknik Bangunan 258
1.1 Teknik Sipil 259
1.2 Arsitektur 260
1.3 Mekanikal, Elektrikal, dan Plambing (MEP) 261
1.4 Fisika Bangunan 261
1.5 Studi kelayakan dan analisis proyek 261
C. Pekerjaan Bangunan Sipil Kering 262
1. Bangunan Rumah tinggal 265
D. Pekerjaan Bangunan Sipil Basah 270
1. Bangunan Pondasi 272
1.1 Pondasi Dangkal 273
1.2 Pondasi Dalam 276
2. Bangunan Jalan dan Jembatan 277
2.1 Bangunan Jalan 278
2.2 Bangunan Jembatan 281
3. Bangunan Hidrolis 284
3.1 Perencanaan Bendung 285

vi
Judul Buku dan Katalog ii
Kata Pengantar iii
Daftar Isi iv

Bab 11 Pekerjaan Batu dan Beton (28 JP) 1


A. Pekerjaan Pengukuran Lapangan 2
1. Pengukuran Membuat Garis Siku 3
2. Pengukurna Membuat Bidang Datar 5
B. Pekerjaan Memasang Papan Duga 7
C. Pekerjaan Dinding Bangunan 11
1. Dinding Batu Bata 14
2. Dinding Hebel 26
3. Dinding Batako 29
4. Dinding Batu Alam 37
5. Dinding Penahan Tanah 38
6. Dinding Beton 41
7. Dinding Partisi 44
7.1 Papan Gypsum 45
7.2 Papan Kalsium 47
7.2 Papan Triplek/ Multiplek 49

Bab 12 Pekerjaan konstruksi Baja (28 JP) 51


A. Pendahuluan 52
B. Konstruksi Baja Profil Pada Bangunan
1. Gambar dan Notasi Baja 56
2. Sambungan Baja 59
2.1 Tipe Sambungan Baja 60
2.2 Gambar Sambungan Baja Profil 67
2.2.1 Sambungan Las 72
3. Pekerjaan Kuda-kuda Baja Profil 79
4. Konstruksi Baja Ringan 89

Bab 13 Pekerjaan Konstruksi kayu (28 JP) 95


A. Sambungan Kayu 96
1. Alat-Alat Penyambung Kayu 98
1.1 Sambungan dengan paku 98
1.2 Sambungan dengan baut 101
1.3 Sambungan Dengan Perekat 105
2. Sambungan Kayu Memanjang 112
3. Sambungan Kayu Melebar 117
4. Sambungan Kayu Menyudut 126

vii
B. Pekerjaan Kusen Kayu 136
1. Teknik Pemasangan Kusen Pintu 141
2. Teknik Pemasangan Daun Pintu dan Jendela 141
C. Konstruksi Kuda-kuda Kayu 145
D. Konstruksi Loteng Kayu 155
E. Konstruksi Plafon Kayu 161
Bab 14 Pondasi (10 JP) 162
A. Pendahuluan 163
B. Jenis-jenis Pondasi 166
1. Pondasi Langsung 166
2. Pondasi Tidak Langsung 181
a. Pondasi tiang Pancang 182
b. Pondasi Bored Pile 185
C. Perencanaan Pondasi 189

Bab 15 Utilitas Bangunan (10 JP) 195


A. Pendahuluan 196
B. Sistem Plambing Air Bersih 197
1. Peralata Plambing 200
2. Sistem Pemipaan Plambing 203
3. Sistem Plambing Air Bersih 205
4. Sistem Penyediaan Air Bersih 208
5. Air Panas 214
C. Sistem Plambing Air Kotor 218
a. Pipa Plambing Air Kotor 218
b. Sistem Pembuangan Air Kotor 221
c. Sistem Pembuangan Air Hujan 222
D. Utilitas Bangunan Modern 224

Bab 16 K3LH (10 JP) 234


A. Pendahuluan 235
B. Pelaksanaan K3LH Konstruksi 238
1. Pengertian K3 241
2. Peran dan Fungsi K3 242
3. Budaya K3 Kontruksi 245
4. Manajemen K3 249
5. Alat Pengaman Diri 251
C. Alat Pemadam api Ringan 257
D. Lingkungan Hidup 262

viii
DAFTAR GAMBAR

ix
GLOSSARY

Bangunan structural: Ialah bangunan yang bahan dan penggunaannya


memerlukan perhitungan pembebanan.
Estetika: adalah ilmu yang membahas keindahan, bagaimana
keindahan bisa terbentuk, dan bagaimana seseorang bisa
merasakannya
Kayu Bangunan: Adalah kayu yang telah dikonversi menjadi balok,
papan atau bentuk lain sesuai penggunaannya.
Konstruksi: Kegiatan keseluruhan bangun (an) yang merupakan
bagian-bagian pekerjaan teknik sipil
Kekuatan tekan atau keteguhan tekan (Compression stregth) adalah
kekuatan untuk menahan muatan atau beban
Kekuatan tarik (Tension strength) adalah kekuatan untuk menahan
gaya-gaya yang berusaha menariknya
Keteguhan lengkung (lentur), adalah kekuatan untuk menahan gaya-
gaya yang berusaha melengkungkan atau untuk menahan beban mati
maupun hidup selain beban pukulan
Kekerasan kayu, merupakan suatu ukuran tentang ketahanan kayu.
Kayu solid, adalah kayu yang terbuat dari pohon dan murni hanya
terdiri dari bahan dasar kayu tanpa dicampur atau di kombinasi dengan
bentuk bahan lain
Kayu lapis, adalah kayu yang terdiri dan terbuat dari beberapa lapisan
lembaran kayu yang direkatkan, yang diolah dari berbagai jenis kayu.
MoE: Modulus of Elastisitas, yaitu kekuatan mekanis yang berhubungan
dengan sifat bahan menahan beban
MDF adalah singkatan dari Medium Density Fiberboard, yaitu material
kayu olahan sebagai bahan interior, furnitur dan bahan lain pada
bangunan.

1
A. Pendahuluan

Pengertian
Pada SNI 03-3527-1994, dijelaskan Tentang Mutu dan Ukuran kayu
bangunan, dijelaskan defenisi kayu seperti berikut ini.

Pengertian kayu disini ialah sesuatu bahan, yang diperoleh dari hasil pohon-
pohon di hutan, yang merupakan bagian dari pohon tersebut, setelah
diperhitungkan bagian-bagian mana yang lebih banyak dimanfaatkan untuk
sesuatu tujuan penggunaan. Baik berbentuk kayu pertukangan, kayu industri
maupun kayu bakar. Kayu merupakan hasil hutan dari kekayaan alam,
merupakan bahan mentah yang mudah diproses untuk dijadikan barang
sesuai kemajuan teknologi. Kayu memiliki beberapa sifat sekaligus, yang tidak
dapat ditiru oleh bahan-bahan lain.

Pada SNI 03-3527-1994, Pasal (4) Penggolongan Kayu bangunan dibagi


dalam 3 (tiga) golongan pemakaian yaitu:
 4.1 Kayu bangunan structural Ialah kayu bangunan yang digunakan untuk
bagian struktural bangunan danpenggunaannya memerlukan perhitungan
beban
 4.2 Kayu bangunan non-strukturalIalah kayu bangunan yang digunakan
dalam begian bangunan, yangpenggunaannya tidak memerlukan
perhitungan beban.
 4.3 Kayu bangunan untuk keperluan lain Ialah kayu bangunan yang tidak
termasuk kedua penggolongan butir 4.1;dan 4.2; tersebut diatas, tetapi
dapat dipergunakan sebagai bahanbangunan penolong ataupun bangunan
sementara.

2
Perhatikan gambar di sebelah, bangunan
rumah tersebut terbuat dari bahan kayu.,
sekarang buat kesimpulanmu tentang
kayu sebagai bahan bangunan dari
pertanyaan beriktu ini.

1. Bentuk kayu seperti apa saja yang


dipakai untuk bangunan tersebut ?
2. Bagaimana proses membentuk kayu
untuk bahan bangunan, dapatkah
kamu menjelaskannya dari mulai
pohon ?
Diskusikan dan buatkan urutannya !

Gambar 1-1 : Rumah Dari Kayu

Diskusikan dengan temanmu !


Selain sebagai bahan bangunan, kayu dapt dijadikan apa saja, perhatikan di
sekeliling sekolah kemudan pikirkan apa yang ada di sekitar rumahmu.
Masing-masing dari kamu, membuat dua contoh.
1. ………………………………………………………………………………
2. ………………………………………………………………………………
Kemudian diskusikan bersama, selain untuk kebutuhan pembangunan rumah
atau gedung, untuk apa saja kayu digunakan, dan dapatkah kamu memahami
maksud apa itu kayu bangunan struktural dan non struktural ?

B. Karakteristik Kayu

Kayu adalah salah satu bahan bangunan yang sudah lama dikenal oleh
masyarakat dan merupakan bahan yang sangat sering dipergunakan,
termasuk sebagai bahan konstruksi bangunan, yang berfungsi sebagai
struktur dan non struktur bangunan.Di Indonesia terdapat banyak sekali
jeniskayu dari banyaknya jenis pohon yang dihasilkan sebagai hasil
yangmempunyai sifat-sifat yang berbeda. Setiap jenis tumbuhan akan

3
memiliki hasil kayu yang berbeda sifat-sifat nya (kayu), sehingga dalam
pemilihan atau penentuan jenis untuk tujuan penggunaan sesuai dengan yang
diinginkan, apakah untuk konstruksi (struktur), apakah itu digunakan sebagai
perabot, atau sebagai bahan untuk kebutuhan seni non struktur.

Bahan konstruksi kayu yang berasal dari pohon, dikenal antara lain sebagai
papan, balok persegi, balok bulat, multiplek, bahkan bentuk lain hasil
rekayasa industri banyak dijual di pasaran. Kayu adalah bahan alam yang
tidak homogen, yang dipengaruhi oleh pola pertumbuhan batang dan kondisi
lingkungan pertumbuhan, karakteristik, sifat fisis dan sifat mekanis kayu
berbeda pada arah longitudinal, radial, dan tangensial. Perbedaan ketiga arah
kayu dapat dilihat potongan tampang kayu pada arah longitudinal, radial, dan
tangensial, mempengaruhi kekuatan kayu, kekuatan pada arah longitudinal
lebih besar dibandingkan dengan arah radial maupun tangensial. Berikut
adalah gambar susunan potongan kayu, yang diambil dari potongan sebuah
pohon, sebelum diolah menjadi bahan konstruksi.

Gambar 1-2: Potongan Arah Serat Kayu

Pemilihan dan penggunaan kayu untuk suatu tujuan, memerlukan


pengetahuan tentang sifat-sifat kayu, pemilihan jenis kayu yang tepat serta
tersedia berdasarkan sifat-sifat yang dibutuhkan, bila jenis kayu yang
dibutuhkan pada suatu konstrukksi tidak diperoleh jenis kayu, dapat dipilih
jenis kayu lainnya yang sesuai sifat serta karakteristiknya. Penggantian jenis
kayu lain berdasarkan penggantian jenis kayu lain apabila jenis yang
bersangkutan sulit didapat pada lokasi pekerjaan konstruksi bangunan yang
akan atau sedang dilaksaakan. Pada masa lalu perancangan konstruksi kayu
dilakukan secara dan coba-coba tanpa menggunakan perhitungan mekanika,

4
sehingga pemanfaatan kayu menjadi kurang optimal dan cenderung boros.
Pada zaman sekarang ini melalui analisis konstruksi, analisis dan
perencanaan dengan perhitungan mekanika yang detail, perencanaan
konstruksi kayu dapat dilakukan secara tepat dan rasional, dengan demikian,
pemakaian kayu menjadi lebih efektif dan ekonomis.

Amati nama pohon di sekitarmu, setiap daerah memiliki berbagai jenis pohon,
dapatkah kamu kenali nama dan jenis pohon, seperti pohon durian, pohon
pinus atau pohon kayu keras seperti jati ?.Dari jenis pohon tersebut, tentu
sebagian dapat dijadikan papan atau balok kayu atau bahan lain, yang
kemudian dijadikan bahan bangunan yang bersifat struktural dan non
structural. Pohon pinus, akan sangat baik dijadikan kusen dan daun
pintu/jendela, ini adalah bangunan non struktural, kemudian kayu jati dapat
dijadikan tiang atau balok pada bangunan rumah sebagai bangunan
struktural.

Amati di sekitarmu, nama pohon yang bisa dijadikan papan, balok atau
bentuk lain jadi bahan bangunan, kemudian menjadi apa saja bahan
tersebut ?, sebutkan minimal olehmu masing-masing tiga.

Papan Balok
1. ………………. 1. ……………….
2. ………………. 2. ……………….
3. ………………. 3. ……………….

Diskusikan dengan teman kelompokmu, apa yang menyebakan sehingga


kayu itu dikelompokkan pada bangunan structural dan non structural, apa
pemahaman mu, jelaskan.

5
1) Sifat dan karakteristik kayu

Sifat kayu tidak terlepas dari sifat “pohon”, yang mempunyai arah serat
vertikal dan sifat arah radial, dimana kayu tersusun dari dinding sel-sel
senyawa kimia, berupa selulosa dan hemiselulosa. Bahan kayu bersifat
anisotrofik yaitu memperlihatkan sifat-sifat yang berlainan jika diuji menurut
tiga arah utamanya (longitudinal, tangensial, dan radial), dan Kayu merupakan
satu bahan yang bersifat higroskopik yaitu dapat kehilangan atau bertambah
kelembabannya akibat perubahan kelembaman dan suhu udara di sekitarnya.

Sifat kayu yang tidak terlepas dari sifat pohon, dapat dilihat dari karakteristik
pohon yang dijadikan kayu sebagai bahan konstruksi, dimana bagian bagian
dari pohon terdiri dari kulit, kambium, gubal kayu, hati,lingkaran tumbuh dan
jari jari kayu. Berikut ini adalah dapat dilihat potongan bagian bagian dari
sebuah pohon.

Gambar 1-3 : Bagian Bagian Pohon

Kayu sebagai bahan konstruksi, dalam prakteknya memiliki kelebihan dan


kekurangan bila dibandingkan dengan bahan konstruksi lain, seperti baja,
beton plastic dan lain lain. Kayu sebagai bahan konstruksi memiliki beberapa
kelebihan seperti; Berat Jenis (BJ), Keawetan Alami, Warna, Higroskopik,
Berat, Kekerasan dan lain-lain.

6
1) Kayu memiliki Berat Jenis (BJ) ringan, sehingga berat sendiri struktur
menjadi ringan
2) Kayu mudah didapat
3) Kayu mudah dikerjakan, menggunakan alat sederhana
4) Kayu memiliki nilai estetika yang tinggi
5) Kayu dapat dibudidayakan, sebagai bahan dari alam,
6) Kayu dikenal lebih aman terhadap bahaya gempa

Berat Jenis atau BJ kayu, merupakan bagian penting dari sifat kayu, BJ Kayu
berkisar 0,20 sampai 1,28. Makin berat kayu itu, umumnya makin kuat pula
kayunya, semakin ringan BJ jenis kayu, akan berkurang pula kekuatannya.
Menurut SNI 03-6848-2002, bahwa; Metode Pengujian Berat Jenis mencakup
ketentuan-ketentuan yang harus dipenuhi baik secara umum maupun teknis
serta cara pengujian berat jenis yang dilakukan dengan cara mengebor atau
melubangi bagian struktur dari kayu yang sulit dilakukan dengan cara
konvensional dengan perhitungan berdasarkan berat kering oven dan volume
pada saat pengujian.

Kemudian pada penjelasan menurut SNI 03-6848-2002yang dimaksud


dengan:
1) berat jenis adalah berat pervolume benda tertentu dari suatu bahan dibagi
dengan berat air pada volume yang sama.
2) kadar air adalah banyaknya air yang ada di dalam kayu, yang umumnya
dinyatakan sebagai persen terhadap berat kering oven kayu.
3) kondisi basah adalah kondisi pada saat kayu memiliki kadar air di alas titik
jenuh serat.
4) kondisi kering oven adalah suatu kondisi dimana bila kayu benda telah
tidak mengandung air sama sekali setelah dikeringkan dengan
menggunakan oven yang dapat ditunjukan dengan tercapainya berat
konstan kayu setelah dikeringkan pada suhu (103 2)° C ± 5)
5) kondisi kering udara adalah suatu kondisi dimana kayu telah mencapai
kadar air yang sesuai dengan kondisi suhu dan kelembaban udara rata-
rata sekitarnya yaitu sekitar 15 °C.

7
6) titik jenuh serat adalah suatu kondisi dimana dinding sel kayu telah jenuh
air namun di dalam rongga sel tidak terdapat air oleh gaya kap ler, pada
umumnya pada kadar air 25-30 % yang ditentukan berdasarkan berat
kering oven.
7) kayu stuktur bangunan adalah bagian bangunan yang mengalami
pembebanan dan terbuat dari: kayu; 8) batang kayu adalah bagian dari
pohon yang merupakan bagian utama atau badan pohon tersebut.

Kayu sebagai bahan yang bersumber dari kekayaan alam, mudah diperoleh di
mana mana, sepanjang alam masih tumbuh pohon tentu bahan kayu akan
selalu ada, dan pohon dapat dibudidayakan. Kayu disebut juga sebagai
sumber kekayaan alam yang dapat diperbaharui, atau diadakan lagi
(renewable resoucces).Keberadaan kayu di alam berbeda dengan bahan
material lain ,seperti bahan tambang misalnya, dalam sejarah keberadaban
manusia telah menggunkan kayu sebgai bahan bakar dan bahan konstruksi,
tetapi sampai sekarang masih tetap eksis. Demikian juga dengan sifat bahwa
Kayu mudah dikerjakan; kayu dikenal mudah dikerjakan, dapat dibentuk dan
diproses dengan alat sederhana, menjadi berbagai bentuk yang di inginkan.

Salah satu sifat khusus kayu adalahmemiliki nilai estetika yang tinggi;
terutama dari teksturnya, demikian juga perpaduan antara tekstur serta warna
kayu menghasilkan corak yang indah dan tidak ditemui pada bahan lain. Jenis
dan bentuk tekstur kayu dapat didapat dari jenis pohonnya, seperti kayu jati,
sonokeling, pinus yang memiliki tekstur halus dan banyak diminati
orang.Demikian juga dengan warna kayu, beraneka macam warna seperti
kuning, keputih-putihan, coklat muda, coklat tua, kehitam-hitaman, kemerah-
merahan dan lain sebaginya.Hal ini disebabkan oleh zat-zat pengisi warna
dalam kayu yang berbeda-beda.Warna suatu jenis kayu dapat dipengaruhi
oleh faktor tempat di dalam batang, umur pohon dan kelembaban udara.

Kekurangan Kayu antara lain adalah; a) Sifatnya kurang homogen; b) Mudah


dipengaruhi oleh iklim/cuaca.; c) Lendutan dapat terjadi pada keadaan
kelembaban tinggi; d) Mudah terserang serangga, jamur dan cacing laut;

8
e) Adanya cacat-cacat bawaan dan cacat alam, seperti : mata kayu dan
pecah-pecah; dan f) Mudah terbakar.

2) Pemeriksaan kayu

Kayu merupakan bahan alam, dan kayu merupakan bahan bangunan yang
banyak digunakan orang, baik dari sudut kemudahan mendapatkan,
kemudahan mengolah menjadi produk industri maupun rumah tangga, dan
atas pertimbangan lain. Dari aspek kekuatan, kayu cukup kuat dan dari aspek
kemudahan, bahan kayu mudah dikerjakan, disambung dengan alat relatif
sederhana, kemudian kayu merupakan bahan yang dapat didaur ulang dan
ramah lingkungan.

Pemeriksaan kayu secara kasat mata (visual) dapat dilakukan, untuk


mendapatkan kualitas bahan kayu yang baik.Kualitas bahan kayu dapat kita
kenali dari mulai cacat pohon, maupun cacat dari hasil gergajian.Sering kita
jumpai cacat produk kayu gergajian baik yang disebabkan kesalahan akibat
olah dari produk kayu, cacat karena kayu busuk, karena jamur dan
kandungan air yang berlebihan, lapuk karena serangan hama. Untuk
mengetahui kualitas kayu dapat dilakukan dengan berbagai cara,yaitu
pengujian visual (tanpa alat),pengujian dengan memakai alat di laboratorium
maupun di luarlaboratorium.Sebagai bahan konstruksi, maupun untuk
digunakan sebagai bahan perabot, pemeriksaan kayu dapat di lihat dari
kondisi fisik, bagaimana kondisinya lurus, bengkok, cacat, dan bagaimana
warna maupun penampilan fisik, dari ukuran yaitu panjang, lebar, tebal dan
kelurusan. Pemeriksaan ukuranpanjang, lebar dan tebal dapat diukur dengan
alat meteran, dalam hal ukuran dikenal adanya toleransi yaitu besarnya
penyimpangan dari ukuran nominal yang masih diperkenankan.

9
SPESIFIKASI
UKURAN KAYU UNTUK BANGUNAN RUMAH DAN GEDUNG
SNI 03-2445-1991
RUANG LINGKUP :
Spesifikasi ini mencakup ketentuan ukuran kayu gergajian yang ada di
pasaran untuk dipakai dalam pembuatan bangunan rumah dan gedung.
RINGKASAN:
Kayu bangunan adalah kayu olahan yang diperoleh dengan jalan
mengkonversikan kayu bulat menjadi kayu berbentuk balok, papan atau
bentuk-bentuk yang sesuai dengan tujuan penggunaannya.
 Ukuran nominal kayu untuk bangunan, tebal dan lebar minimal (10x10) m,
(10x30) mm, (20x30) nm, sampai (120x120) mm, (25x30) mm, (30x30)
nm, (30x50) mm, (60x80) mm, (60x100) mm, 60x120)mm, (80x80) mm,
(80x100) mm, 120x120) mm.
 Ukuran kayu berdasarkan penggunaan (Tabel): Ukuran panjang nominal
(m): 1; 1.5; 2; 2.5; 3; 3.5; dst 5.5.; Ukuran untuk bangunan rumah dan
gedung.
 Kusen pintu dan jendela (mm): 60 (100, 120, 130, 150) ; 80 (100, 120,
150).
 Kuda-kuda (mm): 80 (80, 100, 120, 150, 180), 100 (100, 120, 150, 180).
 Kaso (mm) : 40x60; 40x80; 50x70.
 Tiang balok (mm) :80 (80, 100, 120); 100 (100, 120; 120 (120, 150).
 Balok antar tiang (mm): 40 (60, 80); 60 (80, 120, 150); 80 (120, 150, 180),
100 (120, 150).
 Balok langit (mm): 80 (120, 150, 180, 200); 100 (150, 180, 200).

Toleransi ukuran panjang kayu ditetapkan berdasarkan ukuran nominal 100


mm dan toleransi ukuran tebal dan lebar kayu ditetapkan 0-15 mm dari ukuran
nominal. Ketentuan kadar air kayu adalah ukuran kayu gergajian dalam
keadaan kering udara, maksimum 23%, kecuali untuk kusen daun pintu, daun
jendela, jelusi dan elemen lainnya mempunyai kadar air maksimum 20%.

10
Tabel 1-1. Ukuran kayu berdasar penggunaan

Jenis Tebal Lebar (mm)


Penggunaan (mm)

Lis dan Jalusi 10 10,30,40,50, 60, 80

15 30,40,50,60,80,100,120,150,
180,200,220
20 40, 50,60,80, 100, 120
Papan 20 150, 180,200,220,250
30 180,200,220,250,300
40 180,200,220,250
Reng dan kaso 20 30

30 ,40,60,80, 100, 120.


35 30,40,60,80,100,120,150
50 70,80,100,120,130,
150 180,200,220,250
Balok 80 100,120,130,150,180,200,20,250
100 100, 120, 130, 150, 180,
200,220,250

Pemeriksaan
Dari bahan bacaan di atas, coba sebutkan ukuran panjang masing
masing kayu, yang ada di jual di dekat tempat tinggal mu,. Karena
masing-masing daerah dan penghasil kayu berbeda panjang yang di
sediakan.
1. Periksa ukuran panjang kayu yang tersedia
2. Periksa cacat kayu bawaan atau ketika pembuatan

11
Buatlah catatan, dan hal apa yang belum kamu pahami tentang bahan
bacaan di atas, diskusikan dengan kawan-kawanmu, dan buatlah
catatannya, sebagai bahan referensi bila suatu saat kamu ke toko
material (panglong) atau toko kayu, dapat menanyakan dan memeriksa
ukuran kayu yang di jual.

3) Keawetan kayu

Kayu sebagai bahan konstruksi memiliki kelemahan, yaitu tentang keawetan,


untuk mencegah kerusakan kayu, perlu adanya pengawetan. Kerusakan kayu
umumnya dikarenakan adanya serangan serangga, serangan jamur dan
perusak lain. Tujuan usaha pengawetan kayu, adalah untuk menambah umur
pakai kayu lebih lama terutama kayu yang dipakai sebagai bahan bangunan
(konstruksi), maupun sebagai perabot atau aksesoris.Metode
pengawetankayu yang sudah dikenal luas oleh penduduk kita merupakan
seperti perendaman, laburan, rendaman panas serta dingin, dan saat ini
dikenal dengan juga sistem vacuum.

Dalam dunia konstruksi dikenal istilah keawetan dan kekuatan, hal ini
berhubungan dengan kelas kayu. Oleh para ahli sesuai dengan hasil
penelitian, berbagai macam kekuatan dan keawetan biasanya berhubungan,
dimana biasanya kayu keras dan kuat terhadap konstruksi lebih awet dari
kayu yang kurang kuat. Sebagi contoh kita ambil jenis kayu kelas awet satu,
biasanya tahan terhadap basah, dan biasanya serangga seperti rayap jarang
mau memakannya, kayu ini dikenal seperti kayu jati, kayu sonokeling, kayu
besi, dan lain sebagainya. Berikut beberapa klasifikasi keawetan kayu.

Kelas Awet Kayu, dikategorikan ke dalam beberapa kelas;


1. Kelas awet I (sangat awet), misal: kayu Jati, Sonokeling
2. Kelas awet II (awet), misal: kayu Merbau, Mahoni
3. Kelas awet III (kurang awet), misal: kayu Karet, Pinus
4. Kelas awet IV (tidak awet), misal: kayu Albasia
5. Kelas awet V (sangat tidak awet)

12
Tabel 1-2 : Kelas Awet Kayu Berdasarkan Umurnya

KELAS AWET I II III IV V


Selalu berhungan Sangat
8 5 3 Sangat
dengan tanah pendek
tahun tahun tahun pendek
lembab.
Kayu tidak
terlindungterhadap
beberapa
angin dan 20 15 10 sangat
tahun
iklim, tetapi tahun tahun tahun pendek
dilindungi
terhadap air.
Kayu ditempatkan tidak tidak sanga beberapa
ditempat terbat terbat t tahun pendek
terlindung. as as lama
Kayu ditempatkan
tidak tidak tidak 20
ditempat terlindung
terbat terbat terbat tahun tahun
tapi
as as as
dirawat, di cat, dsb.
sangat
Kayu termakan / agak sangat
tidak jarang cepat
terserang rayap cepat cepat
Kayu termakan
olehbubuk kayu,
rayap dan
serangga lain

Berdasarkan SNI 03-3527-1994


Pasal 5.5 Ukuran toleransi kayu bangunan
 5.5.1 Ukuran lebar dan tebal nominal kayu bangunan untuk semua
jenispemakaian harus sesuai table
 5.5.2 Ukuran lebar tebal nominal kayu bangunan untuk penggunaan
padabangunan rumah dan gedung harus sesuai tabel 7.
 5.5.3 Ukuran panjang nominal kayu bangunan adalah:

13
- 100 cm - 400 cm
- 150cm - 450 cm
- 200 cm - 500 cm

- 250 cm - 550 cm

- 300 cm - 600 cm

- 350 cm

 5.6 Keawetan kayu, Secara alami kayu mempunyai keawetan


tersendiri yang berbeda menurut jenisnya. Pedoman untuk
menentukan kelas keawetan kayu dapat dilihat pada tabel 8.

Tabel 6:
Ukuran lebar dan tebal nominal kayu bangunan
Untuk semua jenis pemakaian

14
Tabel 7
Ukuran lebar dan tebal nominal kayu bangunan
Untuk penggunaan pada bangunan rumah dan gedung

15
Tabel 8
Kelas keawetan kayu

 Baca dan pahami isi dari pasal-pasal yang tercantum dalam pasal-pasal
03-3527-1994 di atas, bila ada hal-hal yang belum kamu mengerti
diskusikan dengan temanmu, dan tanyakan pada gurumu hal yang belum
kamu membuat bingung.
 Coba analisa pohon apa saja disekitarmu, yang termasuk kayu awet, apa
nama pohon tersebut.
 Komunikasikan pada temanmu, hasil pengamatanmu tentang kayu awet
yang kamu ketahui, yang ada di sekitarmu.

4) Sifat Mekanik Kayu

Dalam menggunakan kayu sebagai bahan bangunan, seperti tiang, balok


induk, kuda-kuda, gording dan bahan konstruksi lain perlu adanya perhitungan
matematis yang berhubungan dengan kekuatan konstruksi. Perhitungan

16
matematis tersebut, berkaitan dengan sifat mekanik kayu, dimana dalam
mekanika tersebut dikenal istilah tegangan dan regangan, tegangan adalah
perhitungan distribusi gaya per unit luas, sedangkan renggangan perhitungan
perubahan panjang per unit panjang bahan. Kemudian kekuatan lentur atau
Modulus of Elasticity (MoE) adalah suatu nilai yang konstan dan merupakan
perbandingan antara tegangan dan regangan dibawah batas proporsi, dan
menurut kollman dan Cote (1968) kekuatan lentur patah atau Modulus of
Rupture (MoE) merupakan sifat mekanis kayu yang berhubungan dengan
kekuatan kayu yaitu ukuran kemampuan kayu untuk menahan beban atau
gaya luar yang bekerja padanya dan cenderung merubah bentuk dan ukuran
kayu.

Gambar 1-4 : Konstruksi Kuda Kuda Kayu

17
Kekuatan tekan atau keteguhan tekan (Compression stregth) suatu jenis kayu
adalah kekuatan kayu untuk menahan muatan jika kayu itu dipergunakan
untuk tujuan tertentu. Dalam hal ini dibadakan dua macam tekan, yaitu tekan
tegak lurus arah serat dan yekan sejajar arah serat.Keteguhan tekan tegak
lurus serat menentukan ketahanan kayu terhadap beban.Keteguhan ini
mempunyai hubungan juga dengan kekerasan kayu dan keteguhan
geser.Keteguhan tekan tegak lurus arah serat pada semua kayu lebih kecil
dibandingkan keteguhan sejajar arah serat.

Kekuatan tarik (Tension Strength) kayu, adalah kekuatan kayu untuk


menahan gaya-gaya yang berusaha menarik kayu, dikenal dua macam
kekuatan tarik yaitu, kekuatan tarik sejajar arah serat dan kekuatan tarik tegak
lurus arah serat. Dalam perhitungan mekanika kekuatan tarik terbesar pada
kayu ialah kekuatan tarik sejajar arah serat. Kekuatan tarik tegak lurus arah
serat lebih kecil daripada kekuatan tarik sejajar arah serat.

18
Gambar 1-5 : Gaya-gaya Tekan, Tarik dan Lengkung pada Serat Kayu

Kemudian dalam ilmu konstruksi kayu, dikenal juga istilah keteguhan geser,
yaitu ukuran kekuatan kayu dalam hal kemampuannya menahan gaya-gaya
yang membuat suatu bagian kayu tersebut bergeser kebagian lain di
dekatnya. Dalam hubungan ini dibedakan tiga macam keteguhan yaitu,
keteguhan geser sejajar arah serat, keteguhan geser tegak lurus serat, dan
keteguhan geser miring. Keteguhan geser tegak lurus arah serat jauh lebih
besar dari pada keteguhan geser sejajar arah serat.

Keteguhan lengkung (lentur), adalah kekuatan untuk menahan gaya-gaya


yang berusaha melengkungkan kayu atau untuk menahan beban mati
maupun hidup selain beban pukulan. Terdapat dua macam keteguhan yaitu;
Keteguhan lengkung statik, yaitu kekuatan kayu menahan gaya yang
mengenainya secara perlahan-lahan, dan keteguhan lengkung pukul, yaitu
kekuatan kayu menahan gaya yang mengenainya secara
mendadak.Kekakuan tahan, adalah kemampuan kayu untuk menahan
perubahan bentuk atau lengkungan.Keuletan adalah kemampuan kayu untuk

19
menyerap sejumlah tenaga yang relatif besar atau tahan terhadap kejutan-
kejutan atau tegangan-tegangan yang berulang-ulang yang melampaui batas
proporsional serta mengakibatkan perubahan bentuk yang permanen dan
kerusakan sebagian. Kekerasan adalah kemampuan kayu untuk menahan
gaya yang membuat takik atau lekukan atau kikisan (abrasi), bersama-sama
dengan keuletan, kekerasan merupakan suatu ukuran tentang ketahanan
kayu.

Kayu adalah salah satu bahan bangunan yang sudah lama dikenal oleh
masyarakat dan merupakan bahan yang sangat sering dipergunakan,
termasuk sebagai bahan konstruksi bangunan, yang berfungsi sebagai
struktur dan non struktur bangunan. Pengertian Kayu,menurutSNI 03-3527-
1994, dijelaskan Definisi;Kayu bangunan adalah kayu yang diperoleh dengan
jalan mengkonversikan kayu bulat menjadi kayu berbentuk balok, papan
ataupun bentuk-bentuk lain sesuai dengan tujuan penggunaannya.Kayu
merupakan satu bahan yang bersifat higroskopik yaitu dapat kehilangan atau
bertambah kelembabannya akibat perubahan kelembaman dan suhu udara di
sekitarnya, Sifat kayu yang tidak terlepas dari sifat pohon, dapat dilihat dari
karakteristik pohon yang dijadikan kayu sebagai bahan konstruksi (struktural
dan non struktural).

Kayu sebagai bahan yang bersumber dari kekayaan alam, mudah diperoleh di
mana mana, dan disebut juga sebagai sumber kekayaan alam yang dapat
diperbaharui, atau diadakan lagi (renewable resoucces). Sifat kayu mudah
dikerjakan dapat dibentuk dan diproses dengan alat sederhana, menjadi
berbagai bentuk yang di inginkan.Salah satu sifat khusus kayu adalahmemiliki
nilai estetika yang tinggi; terutama dari teksturnya, demikian juga perpaduan
antara tekstur serta warna kayu menghasilkan corak yang indah dan tidak
ditemui pada bahan lain.

20
Pemeriksaan kayu secara kasat mata dapat dilakukan, untuk mendapatkan
kualitas bahan kayu yang baik.Kualitas bahan kayu dapat kita kenali dari
mulai cacat pohon, maupun cacat dari hasil gergajian.Sering kita jumpai cacat
produk kayu gergajian baik yang disebabkan kesalahan akibat olah dari
produk kayu, cacat karena kayu busuk, karena jamur dan kandungan air yang
berlebihan, lapuk karena serangan hama. pemeriksaan kayu dapat di lihat dari
kondisi fisik, bagaimana kondisinya lurus, bengkok, cacat, dan bagaimana
warna maupun penampilan fisik, dari ukuran yaitu panjang, lebar, tebal dan
kelurusan.

Pada penggunaan kayu sebagai bahan struktur, dikenal beberapa istilah,


seperti kekuatan, kekuatan dan keawetankayu. Kekerasan adalah
kemampuan kayu untuk menahan gaya yang membuat takik atau lekukan
atau kikisan (abrasi), bersama-sama dengan keuletan, kekerasan merupakan
suatu ukuran tentang ketahanan kayu.Kekuatan tekan atau keteguhan tekan
(Compression stregth) suatu jenis kayu adalah kekuatan kayu untuk menahan
muatan jika kayu itu dipergunakan untuk tujuan tertentu. Kekuatan
tarik (Tension Strength) kayu, adalah kekuatan kayu untuk menahan gaya-
gaya yang berusaha menarik kayu, dikenal dua macam kekuatan tarik yaitu,
kekuatan tarik sejajar arah serat dan kekuatan tarik tegak lurus arah
serat.Kemudian dalam ilmu konstruksi kayu, dikenal jugaistilah keteguhan
geser, yaitu ukuran kekuatan kayu dalam hal kemampuannya menahan gaya-
gaya yang membuat suatu bagian kayu tersebut bergeser kebagian lain di
dekatnya.

21
C. Kayu Hasil Olahan

Pohon merupakan penghasil kayu, dari bahan kayu tersebut dapat diolah lagi
menjadi produk lain. Di Indonesia kayu dikenal dalam berbagai bentuk, ada
kayu balok utuh, papan, balok maupun dalam bentuk kayu olahan, dengan
ukuran tebal, lebar dan panjang yang bervariasi. Perkembangan teknologi
yang semakin canggih sekarang ini memberikan peluang untuk memproduksi
berbahan dasar kayu yang lebih variatif, baik itu kombinasi dengan bahan lain
maupun teknologi finishing yang ebih kreaif lagi. Dengan teknologi maju
sekarang, kayu olahan sudah dibuat dengan finishing yang sesuai dengan
permintaan pasar, selain produk kayu olahan di atas, produkolahan yang
berasal dari kayu, seperti mainan anak-anak, benda-benda furniture,
peralatan sekolah, dan lain-lain. Sekarang ini banyak perusahaan industri
produk kayu yang yang memproduksi bahan bangunan dengan kombinasi
bahan kayu dengan bahan lain, sehingga menghasilkan karya yang inovatif
yang memeiliki corak dan warna yang menarik. Berikut adalah produk kayu
olahan yang terbuat dari kayu, antara lain:
1) Kayu Lapis / Plywood
2) Kayu Gergajian/Sawntimber
3) Kayu Serpih/Chip
4) Kayu Bentukan/Moulding
5) Veneer
6) Blockboard
7) Furniture
8) Kertas
9) Pulp
10) Komponen bangunan / kayu bangunan
11) Papan Partikel/Particle Board
12) Papan Serat
13) Papan Semen

Kayu hasil olahan dari limbah bangunan, yaitu kayu sisa bangunan dengan
keuletan dan kemauan sekarang ini jug dapat diolah menjadi berbagai bahan
yang bermanfaat. Kayu bekas bangunan yang sudah tidak terpakai dapat

22
berubah menjadi suatu hasil karya yang unik dan menarik serta memiliki nilai
jual tinggi.Limbah bangunan dari kayu, dapat diciptakan menjadi sebuah
kerajinan tangan yang menarik dan memiliki nilai ekonomi yang tinggi.

Perabot dan beberapa furniture di dalam rumah menggunakan bahan kayu


hasil olahan, perabot seperti meja, almari, bed, backdrop, tv cabinet, dan lain-
lain saat ini banyak dibuat dari produk kayu lapis. Kayu lapis, seperti
namanya, terbuat dari beberapa lapisan lembaran kayu yang direkatkan, yang
diolah dari berbagai jenis kayu. Hasil kayu olahan tersebut dapat berupa
partikel atau serbuk kayu maupun serat kayu seperti partikelboard, dapat pula
berbentuk lapisan-lapisan kayu seperti plywood/multipleks, dan pengolahan
dengan proses kimiawi seperti MDF (Medium Density Fiberboard). Proses
pembuatan dari pohon menjadi kayu olahan terbilang sangat efisien dengan
memanfaatkan hampir seluruh bagian dari pohon menjadi kayu olahan
.Segala bagian dari pohon seperti kulit kayu, sisa potongan serbuk kayu,
batang, ranting dsb dapat di proses menjadi kayu.

Penggunaan bahan kayu lapis memang lebih murah dibandingkan dengan


kayu solid, dimana semakin hari stok kayu solid semakin sedikit yang
mengakibatkan harga yang melambung tinggi. Pembuatan kayu dalam ukuran
lebar yang besar, tentu membutuhkan batang pohon yang besar, ini membuat
harga kayu akan menjadi tinggi. Berbeda dengan material kayu olahan, yang
lebih murah dan ekonomis sebagai bahan alternatif pembuatan furniture untuk
interior rumah seperti wardrobe, kitchen set dan sebaginya.Namu demikian
kayu olahan memiliki kekuatan lebih rendah dibandingkan kayu solid, karena
dibuat menggunakan teknik perekatan mekanik dan kimiawi. Sekarang ini
kayu olahan semakin banyak dipakai sebagai alternatif pembuatan bahan
bangunan, furniture, dan bahan seni, kayu olahan jenis multipleks yang baik
dapat bertahan lebih dari 10 tahun, tergantung dari kondisi ruangan dan cuaca

Beberapa keuntungan yang diperoleh dari penggunaan kayu lapis jika


dibandingkan dengan penggunaan kayu lain adalah: a) Susut pada arah
memanjang dan melebar jauh lebih kecil, sehingga merupakan bahan yang
memiliki stabilitas dimensi yang lebih baik, b) Memungkinkan penggunaaan

23
lembaran-lembaran papan yang lebih besar, c) Memungkinkan penggunaan
lembaran-lembaran papan berbentuk kurva, d) Ringannya kayu lapis hingga
memudahkan perlakuan kayu lapis pada pembuatan-pembuatan bentuk
tertentu, dan e) Memungkinkan mendapat efek nilai dekoratif yang lebih luas

Amati meja, kursi, lemari, papan tulis, dan lain lain, yang ada di
sekitar mu.

1. Dari bahan apakah peralatan/perabot tersebut di buat ?


2. Perhatikan juga plafon di ruang kelas, atau barangkali di
sekitar sekolahmu, dari bahan apakah palfon itu dibuat ?

Sekarang !

 Jelaskan apa saja kayu olahan yang kamu ketahui,


dan dibuat untuk apa kayu olah itu dipergunakan,
berikan contoh !dengan temanmu ap

1) Multipleks

Multipleks, adalah produk kayu hasil olahan yang


terbentuk dari beberapa lapisan lembaran kayu,
lembaran-lembaran tersebut direkatkan dengan
tekanan tinggi dan menggunakan perekat
khusus.Kayu lapis yang terdiri dari lebih dari tiga
lembar lapisan dipasaran disebut dengan sebutan
multipleks, sedangkan kayu lapis yang terdiri dari
tiga lembar kayu disebut namanya tripleks.

24
Ketebalan kayu lapis bervariasi, mulai dari 3mm, 4mm, 9mm, dan 18mm
dengan ukuran penampang standart yaitu 120cm x 240cm. Kayu lapis bisa
digunakan sebagai material untuk perabot, furniture, seperti kitchen set,
tempat tidur, lemari, atau meja.

2) MDF (Medium Density Fiberboard)

Kayu MDF merupakan material kayu olahan


yang tidak tahan terhadap air dan
kelembapan, bahan ini terbuat dari
campuran bubur kayu dengan bahan kimia
tertentu, cara pembuatannya mirip dengan
kayu partikel. Untuk daerah-daerah yang
memiliki kelembapan tinggi, sebaiknya tidak
menggunakan kayu MDF.

Finishing kayu MDF bisa dilakukan dengan lapisan irisan kayu tipis ( veneer ),
pelapis kertas (tacon, supercon,dll ), melamik ataupun duco. Keunggulan dari
MDF adalah permukaannya yang halus dan tidak berpori membuat proses
finishing jauh lebih praktis dibandingkan proses finishing pada jenis kayu
lainnya, kelebihan lainnya adalah, MDF dapat dilengkungkan, karena serbuk
kayunya lebih lembut daripada partikel.namun ada juga kelemahannya yaitu
harga yang relatif lebih mahal.

3) Blockboard

Blockboard, adalah istilah yang dipakai


untuk bahan berupa lembaran seperti
papan kayu.Yang dibuat dari balok-balok
kayu berukuran 4cm-5cm dipadatkan
menggunakan mesin, setelah itu diberi
pelapis, sehingga hasil akhirnya berupa
lembaran seperti papan kayu.

25
Blockboard memiliki dua pilihan ketebalan, 15mm dan 18mm, harganya pun
cenderung lebih murah dibandingkan kayu solid.Board yang sering digunakan
di industri mebel di indonesia yaitu teak-block, yang sesungguhnya adalah
multipleks di mana lapisan terluarnya adalah kayu jati, namun di bagian dalam
adalah kayu luna, ini akan menambah nilai kayu tersebut, karena pola kayu
yang di-jual. adalah kayu jati.Teknologi yang ada saat ini, telah
memungkinkan lapisan kayu untuk direkatkan pada bahan yang ringan,
seperti aluminium dan juga PVC sehingga penampilannya tetap kayu, tetapi
ringan. Demikian juga untuk menambah kekuatan aggregate, antara lain
memasukkan bahan kimia tambahan ke dalam campuran aggregate, dengan
demikian bahan tsb akan mampu tahan air sehingga bisa dipakai di luar
ruangan.

Ukuran blockboard bermacam macam, dipasaran dapat dijumpai seperti


ukuran tebal 0,9 – 1,8 cm, dan panjang-lebar; 122 x 244 cm. Terdiri dari satu
lapis lembaran kayu yang dilapis 2 lembar kayu yang lebih tipis. Umumnya
lapisan luar blockboard mempunyai tebal antara 0,5-2mm. Lapisan blockboard
mempunyai serat yang bermacam-macam, mulai dari serat kayu biasa (umum
dikenal dengan tripleks), serat jati (bermacam bentuk serat juga), berlapis
melaminto (lapisan putih licin yang biasa digunakan untuk papan tulis yang
memakai alat spidol), dan serat-serat lain dengan berbagai corak/motif.
Bagian tengah blockboard yang mempunyai dimensi paling besar biasanya
menggunakan kayu akasia dan meranti, karena bentuknya yang solid, bahan
blockboard tidak bisa dilengkungkan.

4) Partikel Board

Partikel board, merupakan serbuk-serbuk


kayu kasar yang dicampur dengan bahan
kimia khusus, campuran tersebut
kemudian disatukan dengan lem dan
dikeringkan dengan suhu tinggi kemudia
di press sehingga berbentuk lembaran.

26
Furniture berbahan partikel biasanya menggunakan lapisan tempel; seperti HPL,
Decosit, Takonsit, dsb.Saat ini penggunaan bahan partikel sangat banyak,
biasanya digunakan untuk furnitur-furniture siap rangkai yang tersebar pada
toko-toko meubel.Beda dengan blockboard dan multipleks, bahan partikel
tidak bisa menggunakan finishing semprot (melamin dan duco), secara
kualitas/kekuatan pun jauh dibawah blockboard dan multipleks, kepadatan
partikel berkisar 160-450 kg/m3.

5) Teakwood

Teakwood, adalah lembaran berupa corak kayu


jati, dimensi panjang, lebar dan tebal seperti
multiplek dan blockboard, teakwood biasanya
untuk melapisi kedua bahan tersebut.

Fungsi dari teakwood adalah memberikan corak pada blockboard atau multipleks, dan
corak teakwood bermacam-macam, dan biasanya teakwood dilapiskan pada
blockboard yang akan menggunakan finishing melamin, sehingga serat kayu jatinya
kelihatan.

6) Melaminto
Jika anda pernah melihat papan tulis berwarna putih, dengan alat tulis spidol,
maka itulah melaminto. Melaminto, dengan permukaan yang halus dan licin
biasanya juga digunakan untuk lapisan blockboard atau multipleks yang
akandifinishing duco. Permukaan melaminto yang sudah halus memudahkan
dalam proses finishing. Jika tidak menggunakan melaminto (misal tanpa
lapisan atau menggunakan teakwood) maka proses menjadi lama, karena
harus mendempul dan mengamplas beberapa kali yang memakan waktu.
Dengan menggunakan melaminto, tahap pendempulan dan pengamplasan
bisa sangat tereduksi waktunya.

27
1. Pemeriksaan Kayu Olahan

Untuk mendapatkan kualitas kayu hasil olahan yang baik, berbagai cara
pemeriksaan dapat dilakukan; mulai dari pengiriman, pemeriksaan dokumen,
pemeriksaan fisik, dan sampai pada penyimpanan, agar kayu tetap dalam
kondisi baik. Kayu olah umumnya menggunakan perekat lem, sebaiknya
perhatikan lembar demi lembar kayu olahan, terjamin tidak terkelupas lemnya.
Pemeriksaan secara visual (tanpa alat) kayu hasil olahan secara kasat mata
dapat dilihat, dari mulai cacat dari pabrik, Cacat karena pengerjaan mesin
(machine defect) cacat dalam proses transportasi, cacat karena jamur atau
terendam air, kesemua itu akan menjadikan mutu kayu olahan menjadi
berkurang. Proses transportasi dan penyimpanan yang kurang baik, akan
menjadikan kayu hasil olahan melengkung, hal tersebut perlu diperhatikan
juga dalam pemeriksaan. Oleh karena itu, proses penyimpanan atau
mobilisasi kayu tidak menutup kemungkinan kayu akan melengkung.
Demikian juga karena arah serat kayu, penyusutan bisa membuat kayu
berubah bentuk.Pemeriksaan kayu hasil olahan, selain melihat faktor fisik,
baik itu warna, kehalusan pabrikan, kelurusan, dan tidak cacat, selain itu
untuk pemeriksaan panjang, lebar, dan tebal dapat menggunakan meteran
untuk pemeriksaan ukuran.

Kualitas kayu hasil olahan dapat dilihat pada permukaan luarnya, hal ini
dikarenakan lapisan luar berhubungan dengan keadaan lapisan muka dan
lapisan belakang dalam hal cacat alami dan cacat teknis. Cacat alami
terjadi atau terdapat pada kayu lapis yang disebabkan oleh faktor alami, cacat
teknis, terjadi atau terdapat pada kayu lapis yang disebabkan oleh faktor
teknis atau proses pengolahan. pemeriksaan mutu lapisan luar dilakukan
secara visual dan untuk mengetahui ukuran cacat digunakan meteran untuk
setiap mutu ada kriteria mengenai cacat alami dan kerusakan/cacat teknis,
baik kualitatif maupun kuantitatif. Pemeriksaan cacat kayu olahan yang
bersifat kualitatif adalah cacat yang tidak bisa dinyatakan dengan angka, dan
cacat yang bersifat kuantitatif adalah cacat yang kriterianya dapat dinyatakan
dengan angka. Pemeriksaan berbagai macam cacat alami dan
kerusakan/cacat teknis pada setiap standar tidak selalu sama, namun ada

28
persamaan dalam hal cacat yang penting seperti mata kayu, lubang gerek,
perubahan warna, sisipan, tambalan dan permukaan kasar.

Tugas !

1. Buatlah rangkuman tentang kayu olahan,


2. Komunikasikan kepada temanmu hasil rangkumanmu
tersebut, dan bandingkan kepada temanmu intisari dari
rangkuman tersebut ?
3. Tulis dan Kerjakan tugas berikut tentang kayu:
 Sebutkan masing-masing 4 kayu yang termasuk
dalam kategori kayu structural dan kayu non
structural, yang ada di daerah mu
 Sebutkan masing-masing 4 kayu yang termasuk
dalam kategori kayu kelas awet-1 dan kelas awet -
4 yang ada di daerah mu.
 Jelaskan apa itu kayu olahan, beri 4-contoh yang
kamu kenal, dan bagaimana cara membuatnya,
buatkan penjelasanmu dalam bentuk laporan hasil
penyelidikanmu ?

29
1. Jelaskan pengertian kayu menurut SNI 03-3527-1994,
2. Sebutkan penggolongan kayu bangunan menurut SNI 03-
3527-1994, dan jelaskan !
3. Sebutkan bahan konstruksi kayu yang berasal dari pohon,
yang ada di pasar (lapangan) apa saja ?
4. Kayu sebagai bahan konstruksi memiliki beberapa
kelebihan, sebutkan beberapa kelebihan dimaksud !
5. Secara teori, ada hubungan BJ kayu dengan kekuatannya,
dapatkah kamu jelaskan tentang hal tersebut ?
6. Jelaskan apa itu kayu olahan, dan beri contoh kayu olahan
yang kamu kenal !

 Saat ini di dunia furniture dikenal bahan yang disebut HPL (High
Pressure Laminate), dan bahan ini sebagai aplikasi pelapis furniture
dan merupakan salah satu alternatif finishing material, dan banyak
digunkan untuk dekorasi permukaan pada panel berbasis kayu.
 Tugas: Buatkan satu artikel (tulisan) tentang apa dan bagaimana
aplikasi HPL tersebut digunakan.

30
GLOSSARY

Adukan adalah suatu campuran dari bahan pengikat dan bahan pengisi
serta air sampai konsisten tertentu. Bahan pengikat yang biasa dipakai
adalah semen dan kapur, sedangkan bahan pengisi adalah pasir atau
tras.
Agregat, adalah sekumpulan butir- butir batu pecah, kerikil, pasir,
ataumineral lainnya baik berupa hasil alam maupun buatan (SNI No:
1737-1989-F)
Bekisting; Berasal dari bahasa Belanda, yaitu bekistingen, memiliki arti
cetakan. Sementara itu, secara umum bekisting memiliki definisi sebagai
cetakan sementara yang dibuat untuk menahan beton selama beton
dituang atau di bentuk
Beton adalah campuran bahan bangunan yang terdiri dari agregat
mineral kerikil, pasir, semen dan air.
fc’: adalah kuat tekan beton yang disyaratkan (dalam Mpa), didapat
berdasarkan pada hasil pengujian benda uji silinder berdiameter 15 cm
dan tinggi 30 cm
“K”, Adalah simbol yang digunakan untuk mutu beton, atau menyatakan
karakteristik kuat tekan beton beton kg/cm2 dengan benda uji kubus sisi
15 cm, seperti K175, K225, dll.
PC: Adalah singkatan Portland Cement, yaitu semen semen hidrolisis
yang dihasilkan dengan cara menggiling bersama-sama dengan bahan
tambahan berupa kristal senyawa kalsium sulfat dan ditambah dengan
bahan tambahan mineral lain. (SNI nomor 15-2049-2004).
Vibrator, Alat penggetar dalam pekerjaan pengecoran beton
Scaffolding adalah suatu struktur sementara yang digunakan untuk
menyangga manusia dan material dalam konstruksi dalam melaksanaan
A.pembangunan
Pendahuluan dan perbaikan bangunan, scafolding disebut juga
perancah.

31
Beton adalah campuran bahan bangunan yang terdiri dari agregat mineral
kerikil, pasir, semen dan air. Bahan bangunan beton akan mengering setelah
pencampuran, dan menjadi padat karena adanya proses kimiawi (terjadinya
kristalisasi), semen berhidrasi, mengelem komponen lainnya bersama dan
akhirnya membentuk material seperti-batu. Beton digunakan untuk membuat
struktur bangunan, fondasi, jalan dan jembatan. Di dalam beton, agregat
merupakan bahan pengisi yang netral. Dilihat dari asal bahan, agregat terdiri
dari dua macam, yaitu agregat batuan alam dan agregat buatan, untuk
agregat batuan alam, berdasarkan ukurannya terbagi 2 macam,yaitu agregat
halus (pasir) dan agregat kasar (kerikil atau kricak/batu pecah).

Pekerjaan adukan beton dapat dikerjakan dengan mengatur gradasi dari


agregat, gradasi agregat yang baik akan menghasilkan beton dengan
kualiatas baik. Susunan beton yang baik akan menghasilkan kualitas beton
yang baik. Oleh karenanya mutunya akan banyak tergantung kondisi material
pembentuk ataupun pada proses pembuatannya, untuk itu kualitas bahan dan
proses pelaksanaannya harus dikendalikan agar dicapai hasil yang optimal.

Dalam konstruksi beton dikenal istilah mutu dengan symbol “K”, dimana K -
XXX menyatakan karakteristik dari kuat tekan beton yang digunakan.

32
Karakteristik beton beda-beda, tergantung perbandingan campurannya,
seperti ; K - 150 artinya kuat tekan betonnya 150 kg / cm2 dan K- 300 artinya
kuat tekan betonnya 300 kg / cm2 , dan seterusnya. Beton mutu K - 150 juga
kira-kira setara dengan mutu beton fc' 15 MPa atau kuat tekan 15 MPa / m2,
untuk mendapat kuat tekan beton ini, tergantung campurannnya terutama
semen dan air, misalnya untuk membuat beton dengan mutu K - 225, kira-kira
butuh perbandingan campuran antara semen : pasir : agregat kasar : dan air
sebesar 1 : 2 : 3 : 0.5

Dalam SNI Beton 2002, material Beton f‟c (Beton dengan sampel silinder), jadi
bukan K (sampel kubus) lagi seperti pada PBI 1971. Dalam PBI 1971 sample
beton berupa sample kubus ukuran 15x15x15 cm3, bila dikonversikan ke
sample silinder 15×30 cm3 maka konversinya f‟c=0,83 K.g, nilai K adalah
tegangan beton karakteristik pada PBI 1971, sedangkan g adalah gravitasi
senilai 0,0981 cm/det2. Misalnya untuk mutu beton K-175 bila disetarakan
dengan f‟c dalam SNI Beton 2002 menjadi f‟c= 0,83. 175.0,0981 = 14 MPa.

Seperti contoh dengan K-225 adalah kuat tekan karakteristik beton 225
kg/cm2 dengan benda uji kubus bersisi 15 cm. Sedangkan fc‟22,5 Mpa adalah
kuat tekan beton yang disyaratkan 22,5 Mpa atau 225 kg/cm2 dengan benda
uji silinder. Jadi, karena terjadi perbedaan benda uji maka mutu betonnya
menjadi tidak sama. Perlu dicatat, fc‟22,5 Mpa itu setara dengan mutu beton
berkisar K-271.

Bila ada pertanyaan; “Apakah kuat tekan Karakteristik itu ?”

kekuatan tekan karakteristik ialah kekuatan tekan, dimana dari sejumlah besar
hasil-hasil pemeriksaan benda uji, kemungkinan adanya kekuatan tekan yang
kurang dari itu terbatas sampai 5% saja. Yang diartikan dengan kekuatan
tekan beton senantiasa ialah kekuatan tekan yang diperoleh dari pemeriksaan
benda uji kubus yang bersisi 15 (+0,06) cm pada umur 28 hari. Sedangkan fc‟
adalah kuat tekan beton yang disyaratkan (dalam Mpa), didapat berdasarkan
pada hasil pengujian benda uji silinder berdiameter 15 cm dan tinggi 30 cm.
Penentuan nilai fc‟ boleh juga didasarkan pada hasil pengujian pada nilai fck

33
yang didapat dari hasil uji tekan benda uji kubus bersisi 150 mm. Dalam hal ini
fc‟ didapat dari perhitungan konversi berikut ini. Fc‟=(0,76+0,2 log fck/15) fck,
dimana fck adalah kuat tekan beton (dalam MPa), didapat dari benda uji
kubus bersisi 150 mm. Atau perbandingan kedua benda uji ini, untuk
kebutuhan praktis bisa diambil berkisar 0,83.

Kenyataan di lapangan, pada proses tender (lelang), masih banyak ditemui


penggunaan istilah K dalam bestek atau RKS. Para pelaksana konstruksi
perlu ekstra hati-hati, karena dewasa ini telah dan harus mengunakan standar
perencanaan berdasarkan SNI. Sedangkan aplikasi sampai saat ini hampir
semua Bestek atau Recana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS), masih
mengunakan istilah mutu beton dengan “K” (karakteristik). Jadi jangan coba,
sesekali memesan mutu beton K-225 apabila di RKS tercantum mutu beton
fc‟22,5 Mpa karena ini sangat berbahaya, bisa menimbulkan kegagalan
struktur bangunan beton bertulang, atau menjadi permasalahan di kemudian
hari antara owner dan pemborong.

Pemahaman !
1. Dapatkah kamu mengenal pasir dan kerikil (spilt) yang
biasa digunakan tukang bangunan ?, coba jelaskan
pemahamanmu tentang jenis pasir itu !
2. Paham kah kamu bentuk dan warna pasir berbeda-beda,
dan taukah kamu bahan pasir diambil dari mana ?

34
B. Campuran Beton

1. Batu Beton

Bahan beton aalah istilah lapangan yang sering digunakan di daerah tertentu,
sebenarnya istilah teknik sesuai SNI disebut sebagai Agregat Kasar; yaitu
batu beton atau kerikil atau batu pecah, sebagai bahan agregat kasar, terdiri
dari batuan alam utuh, dan batuan alam yang dipecah. Kerikil (gravel) adalah
bebatuan kecil dan biasanya diambil dari sungai, dan ada pula batu
granit yang dipecahkan. Ukuran Agregat Kasar (batu beton/kerikil) yang selalu
digunakan ialah antara 2 mm dan 75 mm. Selan utnuk bahan beton, kerikil
sering digunakan dalam pembangunan badan jalan, dan sebagai batu
campuran untuk sirtu. Batu kerikil, dapat dibedakan atas; kerikil galian, kerikil
sungai dan kerikil pantai.Kerikil galian biasanya mengandung zat-zat seperti
tanah liat, debu, pasir danzat-zat organik.Kerikil sungai dan kerikil pantai
biasanya bebas dari zatzatyang tercampur, permukaannya licin dan
bentuknya lebih bulat, kerikil alam yang kasar akanmenjamin pengikatan
adukan lebih baik. Terdapat beberapa jenis batu kerikil yang sudah dikenali,
yakni:
 Kerikil tepi
 Kerikil pantai
 Cadas teluk
 Cadas tumbukan
 Kerikil tumbukan
 Kerikil murni
 Kerikil sisa
 Kerikil Piemonte
 Kerikil gunung
 Kerikil sungai

Batu pecah atau disebut juga kricak (Split Stone / Batu Split/ Batu Pecah),
adalah agregat kasar yang diperoleh dari batu alamyang dipecah, berukuran
5-70 mm. Proses panggilingan biasanyadilakukan dengan mesin pemecah
batu (crusher).Batu beton atau split untuk betonmempunyai bentuk bervariasi

35
sesuai dengan kebutuhan pekerjaan dalam membuat sebuah konstruksi
bangunan. Istilah bentuk atau tipe batu split untuk beton disebutkan sesuai
ukurannya di pasaran ada 1-2, 2-3, dan 3-4 dalam ukuran centi meter.
Sebagai contoh jika kita akan mengerjakan konstruksi bangunan sebuah tiang
atau kolom cor beton dengan ukuran 20 cm x 30 cm atau 30 cm x 30 cm kita
bisa menggunakan batu split ukuran terbesar yaitu tipe 3-4, tetapi jika kita
akan mengerjakan pengecoran kolom praktis yang hanya berukuran 10 cm x
10 cm maka sebaiknya kita menggunakan ukuran yang paling kecil yaitu tipe
1-2.

Menurut ukurannya, batu beton jenis spilt/kricak dapat dibedakan atas;


a. Ukuran butir : 5 - 1 0 mm disebut spilt/kricak halus,
b. Ukuran butir : 10-20 mm disebut spilt/kricak sedang,
c. Ukuran butir : 20-40 mm disebut spilt/kricak kasar,
d. Ukuran butir : 40-70 mm disebut spilt/kricak kasar sekali.

Gambar 2-1 : Batu Beton (Kerikil/Spilt)

Pada umumnya yang dimaksud dengan agregat kasar adalah agregat dengan
besar butir lebih dari 5 mm, sebagai bahan adukan beton, maka agregat kasar
harus diperiksa baik secar visual dan bila perlu menggunakan laboratorium
pengujian, untuk mutu beton khusus. Bahan betin agregat kasar harus terdiri

36
dari butir-butir keras dan tidak berpori, agregat kasar yang mengandung butir-
butir pipih hanya dapatdipakai, apabila jumlah butir-butir pipih tersebut tidak
melebihi 20%dari berat agregat seluruhnya. Butir-butir agregat kasar harus
bersifatkekal, artinya tidak pecah atau hancur oleh pengaruh-
pengaruhcuaca.Agregat kasar tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1%,
ditentukan terhadap berat kering, dan juga tidak boleh mengandung zat-zat
yang dapatmerusak beton.

Parameter untuk Agregat Kasar (Split) untuk beton structural yang harus
dipenuhi oleh material agregat kasar (split/kerikil) yang digunakan dalam
campuran beton untuk keperluan pengecekan hasil pengujian agregat kasar di
laboratorium atau pemeriksaan praktis di lapangan. Ketentuan agregat kasar,
adalah yang butirannya tertinggal (tertahan) pada saringan/ayakan, sesuai
pada ketentuan berikut ini;
 4,80 mm (sesuai ketenuan SNI dan SII.0052-1980)
 4,75 mm (sesuai ketentuan ASTM C33.1982)
 5,00 mm (sesuai ketentuan BS.812.1976)

Peraturan terkait dengan parameter-parameter yang harus dipenuhi terdapat


pada:
 PBI 1971 NI 2 (Peraturan Beton Bertulang Indonesia)
 SNI-03-2847-2002 (Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk
Bangunan Gedung)
 SNI 03-1749-1990 ( Agregat untuk Aduk dan Beton, Cara Penentuan
Besar Butir)
 SNI 03-1750-1990 ( Agregat beton, Mutu dan Cara Uji)
 SII.0052-80 (Mutu dan Cara Uji Agregat Beton)
 ASTM C-33 (Specification For Concrete Aggregates)
 ASTM C-989 (Specification for Ground Granulated Blast-Furnace Slag
for Use in Concrete and Mortars)
 ACI 318 (Building Code Requirements for Structural Concrete)

37
Peraturan terkait dengan pengujian agregat kasar antara lain:
 SNI-1969-2008 (Cara Uji Berat Jenis dan Penyerapan Air Agregat
Kasar)
 SNI-2417-2008 Cara Uji Keausan Agregat Dengan Mesin Abrasi Los
Angeles)
 SNI-3407-2008 (Cara Uji Sifat Kekekalan Agregat Dengan Cara
Perendaman Menggunakan Larutan Natrium Sulfat atau Magnesium
Sulfat)
 ASTM C136 (Standard Test Method for Sieve Analysis of Fine and
Coarse Aggregates)
 ASTM C123 / C123M (Standard Test Method for Lightweight Particles
in Aggregate)
 ASTM C142 / C142M (Standard Test Method for Clay Lumps and
Friable Particles in Aggregates)
 ASTM C127 (Standard Test Method for Density, Relative Density
(Specific Gravity), and Absorption of Coarse Aggregate)
 ASTM C-131 (Test Method for Resistance to Degradation of Small-
Size Coarse Aggregate by Abrasion and Impact in the Los Angeles
Machine)
 ASTM C-535 Test Method for Resistance to Degradation of Large-Size
Coarse Aggregate by Abrasion and Impact in the Los Angeles
Machine)
 ASTM C88 (Standard Test Method for Soundness of Aggregates by
Use of Sodium Sulfate or Magnesium Sulfate)
 ASTM C-117 (Standard Test Method for Materials Finer than 75-μm
(No. 200) Sieve in Mineral Aggregates by Washing)
 ASTM C566 (Standard Test Method for Total Evaporable Moisture
Content of Aggregate by Drying)

38
2. Pasir

Pasir adalah agregat halus bahan beton, agregat halus adalah butiran halus
yang memiliki kehalusan 2mm – 5mm, dan menurut SNI 02-6820-2002 ,
agregat halus adalah agregat dengan besar butir maksimum 4,75 mm,
agregat halus merupakan agregat yang besarnya tidak lebih dari 5 mm,
sehingga pasir dapat berupa pasir alam atau berupa pasir dari pemecahan
batu yang dihasilkan oleh pemecah batu. Sementara itu, menurut SNI 1737-
1989-F , agregat adalah sekumpulan butir-butir batu pecah, kerikil, pasir,atau
mineral lainnya baik berupa hasil alam maupun hasil buatan. Pasir adalah
bahan batuan halus, terdiri dari butiran dengan ukuran 0,14-5 mm, didapat
dari basil desintegrasi batuan alam (natural sand)atau dengan memecah
(artificial sand). Sebagai bahan adukan, baik untuk spesi maupun beton, maka
agregat halus harus diperiksa secara lapangan.

Dari ukurannya ini, agregat dapat dibedakan menjadi dua golongan yaitu
agregat kasar dan agregat halus (Ulasan PB,1989:9).
1. Agregat halus; Agregat halus ialah agregat yang semua butirnya
menembus ayakan berlubang 4.8mm (SII.0052,1980) atau 4.75mm
(ASTM C33,1982) atau 5.0mm (BS.812,1976).
2. Agregat kasar; Agregat kasar ialah agregat yang semua butirnya tertinggal
diatas ayakan berlubang 4.8mm (SII.0052,1980) atau 4.75mm (ASTM
C33,1982) atau 5.0mm (BS.812,1976).

Gradasi agregat ialah distribusi dari ukuran agregat. Distribusi ini bervariasi
dapat dibedakan menjadi tiga yaitu gradasi sela (gap grade), gradasi menerus
(continous grade), dan gradasi seragam (uniform grade). Untuk mengetahui
gradasi tersebut dilakukan pengujian melalui analisa ayak sesuai dengan
standar dari BS-812, ASTM C-33, C136, ASHTO T.27 ataupun standar
Indonesia.

Persyaratan agregat halus secara umum menurut SNI 03-6821-2002 adalah


sebagai berikut:
a) Agregat halus terdiri dari butir-butir tajam dan keras.

39
b) Butir-butir halus bersifat kekal, artinya tidak pecah atau hancur oleh
pengaruh cuaca. Sifat kekal agregat halus dapat di uji dengan larutan
jenuh garam. Jika dipakai natrium sulfat maksimum bagian yang
hancur adalah 10% berat. Sedangkan jika dipakai magnesium sulfat
c) Agregat halus tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5% (terhadap
berat kering), jika kadar lumpur melampaui 5% maka pasir harus di
cuci

Gradasi agregat adalah distribusi ukuran butiran dari agregat. Bila butir-butir
agregat mempunyai ukuran yang sama (seragam) volume pori akan besar.
Sebaliknya bila ukuran butir-butirnya bervariasi akan terjadi volume pori yang
kecil. Hal ini karena butiran yang kecil mengisi pori diantara butiran yang
besar, sehingga pori-porinya sedikit, dengan kata lain kemampatannya tinggi.
Pada agregat untuk pembuatan beton diinginkan suatu butiran yang
berkemampatan tinggi, karena volume pornya sedikit maka bahan pengiat
yang dibutuhkan juga sedikit. Menurut SK SNI T-15-1990-03 , kekasaran pasir
dapat dibedakan menjadi empat kelompok menurut gradasinya, yaitu :
1) Pasir Kasar
2) Pasir Agak Kasar
3) Pasir Agak Halus
4) Pasir Halus

3. Semen (Portland Cement/PC)

Semen adalah zat yang digunakan untuk merekat batu, bata, batako,
maupun bahan bangunan lainnya. Sedangkan kata semen sendiri berasal
dari bahasa latin caementum , yang artinya "memotong menjadi bagian-
bagian kecil tak beraturan". Sejarah menceritakan bahwa fungsi semen sejak
zaman dahulu, pertama kali ditemukan di zaman Kerajaan Romawi, tepatnya
di Pozzuoli, dekat teluk Napoli, Italia. Bubuk itu lantas dinamai pozzuolana.
Semen, sebelum mencapai bentuk seperti sekarang, perekat dan penguat
bangunan ini awalnya merupakan hasil percampuran batu kapur dan abu
vulkanis.Sejarah menjelaskan dalam perkembangan peradaban manusia

40
khususnya dalam hal bangunan, tentu kerap mendengar cerita tentang
kemampuan nenek moyang merekatkan batu-batu raksasa hanya dengan
mengandalkan zat putih telur, ketan atau lainnya.

Semen Portland (sering disebut sebagai OPC, dari Ordinary Portland Cement)
adalah jenis yang paling umum dari semen dalam penggunaan umum di
seluruhdunia karena merupakan bahan dasar beton, plesteran semen, dan
sebagian besarnon-nat khusus. Ini adalah bubuk halus yang diproduksi
dengan menggiling klinker semen Portland (lebih dari 90%), jumlah terbatas
kalsium sulfat (yang mengontrol waktu yang ditetapkan) dan sampai 5%
bagian kecil sebagaimana diizinkan oleh berbagai standar. Sejarah Semen
Portland dikembangkan dari semen alami yangterbuat di Inggris pada awal
abad kesembilan belas, dan namanya berasal darikemiripannya dengan batu
Portland, jenis bangunan batu yang digali di Isle of Portland di Dorset, Inggris.

Penggunaan yang paling umum untuk semen Portland adalah dalam produksi
beton, adalah material komposit yang terdiri dari agregat kerikil, pasir, semen,
dan air. Sebagai bahan konstruksi, beton dapat dicetak dalam hampir semua
bentuk yang diinginkan, dan sekali mengeras, dapat menjadi elemen struktur.
Penggunaan Semen Portland (PC) juga digunakan dalam mortar, yaitu
campuran pasir denga air saja. Adonan campuran semen dengan air
dicampur dalam beberapa jam dapat mengeras, dan semakin lama akan
semakin sempurna kekerasannya. Pada prinsipnya, kekuatan beton akan
terus meningkat perlahan-lahan selama air tersedia untuk hidrasi lanjutan,
beton biasanya kering setelah normalnya 21 hari, dan lama kelamaan akan
mencapai titik kekerasan maksimal.

Semen portland diklasifikasikan dalam lima tipe yaitu :


1) Tipe I (Ordinary Portland Cement); Semen Portland untuk penggunaan
umum yang tidak memerlukan persyaratn khusus seperti yang
dipersyaratkan pada tipe-tipe lain.Tipe semen ini paling banyak diproduksi
dan banyak dipasaran
2) Tipe II (Moderate sulfat resistance); Semen Portland yang dalam
penggunaannya memerlukan ketahanan terhadap sulfat atau panas

41
hidrasi sedang. Tipe II ini mempunyai panas hidrasi yang lebih rendah
dibanding semen Portland Tipe I. Pada daerah–daerah tertentu dimana
suhu agak tinggi, maka untuk mengurangi penggunaan air selama
pengeringan agar tidak terjadiSrinkege (penyusutan) yang besar perlu
ditambahkan sifat moderat “Heat of hydration”. Semen Portland tipe II ini
disarankan untuk dipakai pada bangunan seperti bendungan, dermaga
dan landasan berat yang ditandai adanya kolom-kolom dan dimana proses
hidrasi rendah juga merupakan pertimbangan utama
3) Tipe III (High Early Strength); Semen Portland yang dalam
penggunaannya memerlukan kekuatan yang tinggi pada tahap permulaan
setelah pengikatan terjadi.Semen tipe III ini dibuat dengan kehalusan yang
tinggi blaine biasa mencapai 5000 cm2/gr dengan nilai C3S nya juga
tinggi. Beton yang dibuat dengan menggunakan semen Portland tipe III ini
dalam waktu 24 jam dapat mencapai kekuatan yang sama dengan
kekuatan yang dicapai semen Portland tipe I pada umur 3 hari, dan dalam
umur 7 hari semen Portland tipe III ini kekuatannya menyamai beton
dengan menggunakan semen portlan tipe I pada umur 28 hari
4) Tipe IV (Low Heat Of Hydration); Semen Portland yang dalam
penggunaannya memerlukan panas hidrasi rendah. Penggunaan semen
ini banyak ditujukan untuk struktur Concrette (beton) yang massive dan
dengan volume yang besar, seprti bendungan, dam, lapangan udara.
Dimana kenaikan temperatur dari panas yang dihasilkan selama periode
pengerasan diusahakan seminimal mungkin sehingga tidak terjadi
pengembangan volume beton yang bisa menimbulkan cracking (retak).
Pengembangan kuat tekan (strength) dari semen jenis ini juga sangat
lambat jika dibanding semen portland tipe I
5) Tipe V (Sulfat Resistance Cement); Semen Portland yang dalam
penggunaannya memerlukan ketahanan tinggi terhadap sulfat. Semen
jenis ini cocok digunakan untuk pembuatan beton pada daerah yang tanah
dan airnya mempunyai kandungan garam sulfat tinggi seperti: air laut,
daerah tambang, air payau dsb.

42
Tipe Semen Portland Berdasarkan Komponen Penyusun

Semen Portland merupakan perekat hidrolik yang dihasilkan dari penggilingan


klinker yang kandungan utamanya kalsium silikat dari satu atau dua betuk
kalsium silikat sebagai bahan tambahan. Berdasarkan standar nasional
Indonesia SNI 15-2049-2004 yang juga sesuai dengan standar ASTM C 150-
95 a, semen portland dibagi menjadi lima tipe diantaranya:

1) Tipe-I: Komposisi kimia utamanya yaitu Trikalsium Silikat (C3S) 49%,


Dikalsium Silikat (C2S) 25%, Trikalsium Aluminat (C3A) 12%, Tetrakalsium
Alumino Ferit (C3AF) 8%. Semen tipe ini dipakai untuk segala macam
konstruksi yang tidak memerlukan persyaratan khusus, seperti ketahanan
terhadap sulfat, panas hidrasi atau kekuatan awal yang tinggi. Di
Indonesia hampir 70% menggunakan seme tipe ini.
2) Tipe II: Komposisi kimia terdiri dari C3S 46%, C2S 29%, C3A 6%, C3AF
12%. Semen tipe ini dipakai untuk jenis konstruksi yang mensyaratkan
ketahanan terhadap sulfat yang sedang yaitu pada lokasi yang air
tanahnya mengandung sulfat 0.08% - 0,17%.
3) Tipe III: Komposisi kimia terdiri dari C3S 56%, C2S 15%, C3A 12%, C3AF
8%. Semen ini dipakai untuk jenis konstruksi yang mensyaratkan kuat
tekan awal yang tinggi, biasanya dipakai pada keadaan darurat atau
musim dingin.
4) Tipe IV: Komposisi kimia terdiri dari C3S 38%, C2S 49%, C3A 4%, C3AF
15%. Semen tipe ini dipakai untuk pembuatan dam-dam besar da tebal
yang memerlukan panAs hidrasi rendah
5) Tipe V: Komposisi kimia terdiri dari C3S 38%, C2S 49%, C3A 4%, C3AF
15%. Semen ini dipakai untuk keperluan jenis konstruksi yang
mensyaratkan ketahanan sulfat yang tinggi.

Tabel 2-1 : Karakter Semen dan Penggunaannya

NO JENIS KARAKTER APLIKASI


SEMEN PENGGUNAAN
1 I  Waktu ikat awal ± Normal, tidak memerlukan
120 menit. persyaratan khusus
 Waktu ikat akhir ±
300 menit
2 II  Waktu ikat = PC tipe I Moderate sulfate
 Panas hidrasi sedang resistance, misal untuk
konstruksi bawah tanah
3 III  Komposisi kimia High early strength, untuk

43
setara dgntipe I struktur yg memerlukan
 Butiran partikel jauh kekuatan awal yang tinggi
lebih halus
4 IV  Panas hidrasi rendah Low heat of hydration,
digunakan untuk struktur
dengan massa beton yang
besar misalnya graving dam
5 V  Perkembangan kuat High sulfate resistance,
tekan lebih lambat digunakan untuk konstruksi
dibanding tipe I yg memerlukan ketahanan
 Waktu ikat awal ± yg tinggi terhadap serangan
240 menit sulfat
 Waktu ikat akhir ±
480 menit

Pemeriksaan mutu semen, mungkin tidak perlu kita bicarakan disini, karena
secara standar setiap produksi semen telah mengalami pengawasan uji mutu
dari pabrik.setidaknya, bila tidak ada enyimpangan dalam transportasi, setiap
semen yag dikirim dalam bentuk kemasan tertutup dari toko, dijamin pasti
sudah melewati uji mutu yang standar. Jadi perlu diawasi dan diperiksa
adalah campuran beton, dari material semen, pasir dan spilt. Untuk konstruksi
bangunan sederhana, seperti bangunan rumah tinggal, ruko, gedung
pertemuan, jalan beton, pemeriksaan semen dilapangan sangat jarang
dilakukan, karena semen portland yang beredardi pasaran sudah melalui
pengawasan yang ketat dari mulai instansi perindustrian, perdagangan dan
pengawasan mutu produk di Indonesia.

Beriktu ini adalah bahan bacaan untuk pemahaman tentang bahan, syarat
adukan campuran dan adukan beton.

Ketentuan menurut SNI 03-4810-1998, tentang bahan berbunyi:


Pasal 2.2.2 Bahan; Bahan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut :

44
1) Semen sesuai dengan SNI 15-2049-1990, Semen Portland, Mutu dan
Cara Uji;
2) Air sesuai SNI 03-6861.1-2002, Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A
(Bahan Bangunan Non Logam);
3) Bahan tambahan sesuai dengan SNI 03-2495-1991, Spesifikasi Bahan
Tambahan untuk Beton;
4) Agregat sesuai dengan SNI 03-1750-1990 Agregat Beton, Mutu dan
Cara Uji.

Ketentuan menurut SNI 03-4810-1998, tentang campuran beton segar,


berbunyi:
Pasal 2.2.4 Campuran Beton Segar
Campuran beton segar harus memenuhi ketentuan sebagai berikut :
 Diambil sesuai dengan SNI 03-1972-1990, Metode Pengambilan
Contoh Campuran Beton Segar;
 Uji slump sesuai dengan SNI 03-1972-1990, Metode Pengujian Slump
Beton;
 Uji kandungan udara sesuai dengan SNI 03-3418-1994, Metode
Pengujian Kandungan Udara pada Beton Segar dan ASTM Standard
C-231, Tets Method for Air Content of Freshly Mixed Concrete by the
Pressure Method;
 Pengukuran suhu sesuai dengan ASTM Standard C 1064, Test
Method for Temperature of Freshly Mixed Portland Cement Concrete.

SNI Untuk Konstruksi Beton, Spesifikasi Agregat Ringan Untuk Batu Cetak
Beton Pasangan Dinding, [ SNI 03-6821-2002 ].
 Spesifikasi ini mencakup ketentuan mengenai agregat ringan yang
digunakan dalam pembuatan batu cetak beton ringan untuk untuk
pasangan dinding dan persyaratan yang meliputi komposisi kimia dan
sifat-sifat fisis agregat ringan

SNI Untuk Konstruksi Beton, Spesifikasi Agregat Ringan Untuk Beton Ringan
Struktur, [ SNI 03-2461-2002 ].

45
 Standar ini dimaksudkan untuk digunakan sebagai pegangan bagi
produsen/ perencana dan pelaksanaan pekerjaan beton dalam menilai
mutu agregat ringan yang memenuhi persyaratan. Spesifikasi ini
mencakup ketentuan mengenai agregat ringan yang digunakan dalam
pembuatan beton struktural dengan pertimbangan utamanya adalah
ringannya bobot dan tingginya kekuatan, yang meliputi persyaratan
mengenai komposisi kimia, sifat fisis serta penggantian pasir alam. Nilai
dinyatakan dalam satuan metrik yang digunakan sebagai standar

SNI Untuk Konstruksi Beton, Tata cara pembuatan rencana campuran


beton normal, SNI 03-2834-2000
Ketentuan (pasal) 2. Acuan
 SNI-03-1750-1990, Mutu dan Cara Uji Agregat Beton
 SNI-15-2049-1994, Semen Portland
 SK SNI S-04-1989-F, Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A (Bahan
Bangunan Bukan Logam),
 SNI-03-2914-1992, Spesifikasi Beton Tahan Sulfat.
 SNI-03-2915-1992, Spesifikasi Beton Bertulang Kedap Air
 American Concrete Institute (ACI) – 1995, Design of Normal Concrete
Mixes, Building Code Requirements for Reinforced Concrete
 British Standard Institution (BSI) – 1973, Spesification for Aggregates
from Natural Sources for Concrete, (Including Granolithic), Part 2
Metric Units.
 Development of the Environment (DOE) 1975, Design of Normal
Concrete Mixes, Building Research Establisment.

Ketentuan (pasal) 3. Pengertian


Dalam standar ini yang dimaksud dengan:
1) Beton adalah campuran antara semen Portland atau semen hidraulik
yang lain, agregat halus, agregat kasar dan air dengan atau tampa
bahan tambah membentuk massa padat;
2) Beton normal adalah beton yang mempunyai berat isi (2200 – 2500)
3
kg/m menggunakan agregat alam yang dipecah;

46
3) Agregat halus adalah pasir alam sebagai hasil desintegrasi secara alami
dari batu atau pasir yang dihasilkan oleh industri pemecah batu dan
mempunyai ukuran butir terbesar 5,0 mm
4) Agregat kasar adalah kerikil sebagai hasil desintegrasi alami dari batu
atau berupa batu pecah yang diperoleh dari industri pemecah batu dan
mempunyai ukuran butir antara 5 mm – 40 mm
,
5) Kuat tekan beton yang disyaratkan f adalah kuat tekan yang
c

ditetapkan oleh perencana struktur (berdasarkan benda uji berbentuk


silinder diameter 150 mm, tinggi 300 mm): (Sumber SNI 03-2834-200,
halaman-1)
6) Kuat tekan beton yang ditargetkan fcr adalah kuat tekan rata rata yang
,
diharapkan dapat dicapai yang lebih besar dari f ;
c

7) Kadar air bebas adalah jumlah air yang dicampur ke dalam beton untuk
mencapai konsistensi tertentu, tidak termasuk air yang diserap oleh
agregat;
8) Faktor air semen adalah angka perbandingan antara berat air bebas dan
berat semen dalam beton;
9) Slump adalah salah satu ukuran kekentalan adukan beton dinyatakan
dalam mm ditentukan dengan alat kerucut abram (SNI 03-1972-1990
tentang Metode Pengujian Slump Beton Semen Portland);
10) Pozolan adalah bahan yang mengandung silica amorf, apabila dicampur
dengan kapur dan air akan membentuk benda padat yang keras dan
bahan yang tergolongkan pozolan adalah tras, semen merah, abu
terbang, dan bubukan terak tanur tinggi
11) Semen Portland-pozolan adalah campuran semen Porland dengan
pozolan antara 15%-40% berat total camnpuran dan kandungan SiO2 +

Al2O3+Fe2O3 dalam pozolan minimum 70%;

12) Semen Portland tipe I adalah semen Portland untuk penggunaan


umum tanpa persyaratan khusus;
13) Semen Portland tipe II adalah semen Portland yang dalam
penggunaannya memerlukan ketahan terhadap sulfat dan kalor hidrasi
sedang;

47
14) Semen Portland tipe III adalah semen Portland yang dalam
penggunaannya memerlukan kekuatan tinggi pada tahap permulaan
setelah pengikatan terjadi;
15) Semen Portland tipe V adalah semen Portland yang dalam
penggunaannya memerlukan ketahan yang tinggi terhadap sulfat;
16) bahan tambah adalah bahan yang ditambahkan pada campuran bahan
pembuatan beton untuk tujuan tertentu.

Perancangan Beton Metode DOE

Perancangan mix design menggunakan cara DOE (Department of


Environment), merupakan standar perencanaan oleh Departemen Pekerjaan
Umum di Indonesia dan dimuat dalam buku standar SK SNI T-15-
1990. Pemakaian metode DOE karena metode ini yang paling sederhana
dengan menghasilkan hasil yang akurat, diantaranya penggunaan rumus dan
grafik yang sederhana. Secara garis besar langkah perhitungan mix
design cara DOE dapat diuraikan, seperti;
a) menentukan kuat tekan rata-rata rencana (f’c);
b) faktor air semen; nilai slump;
c) besar butir agregat maksimum;
d) kadar air bebas; proporsi agregat;
e) berat jenis agregat gabungan, dan
f) menghitung proporsi campuran beton.

Tahapan Mix Design Metode DEO


1) Tahap (I). Tentukan rasio Air dan Rasio Semen yang diperlukan untuk
Kekuatan;
a) Menggunakan margin/tertentu atau perhitungan margin untuk
diberikan proporsi barang cacat dan deviasi standar statistik .
b) Dapatkan target kekuatan dengan menambahkan marjin yang
dibutuhkan kekuatan karakteristik .
c) Mendapatkan air/semen yang akan memberikan kekuatan untuk beton
yang dibuat.
2) Tahap (II). Menentukan Kadar Air yang diperlukan untuk workability;

48
a) Menggunakan ketentuan kadar air bebas minimum, untuk beton,
dengan jenis agregat halus, agregat kasar jenis dan ukuran maksimum
agregat kasar.
b) Jika kadar air bebas telah ditentukan untuk menyesuaikan kadar air
yang diperlukan, dan mengurangi bahan tambahan yang ditentukan.
3) Tahap (III). Menentukan Kadar Semen Diperlukan;
a) Dapatkan minimum konten semen, yang diperlukan untuk kekuatan,
dengan membagi kadar air yang diperoleh pada Tahap (II) dengan
kadar air/ semen diperoleh di Tahap (I).
b) Periksa isi semen minimum, yang diperlukan untuk kekuatan,
maksimum yang diizinkan.
c) Periksa isi semen minimum, yang diperlukan untuk kekuatan,
terhadap isi semen minimum , yang diperbolehkan untuk daya tahan,
dan mengadopsi mana yang lebih besar untuk menjadi kadar semen
dalam campuran.
d) Bagilah kadar air bebas oleh kandungan semen yang digunakan
dalam campuran untuk mendapatkan air/ semen .
4) Tahap (IV). Menentukan Konten Agregat;
a) Mendapatkan nilai untuk keseluruhan kepadatan agregat .
b) Dapatkan fraksional volume agregat dengan mengurangi volume air
proporsional bebas dan semen dari satuan volume.
c) Hitung total agregat dengan membagi volume agregat dengan
kepadatan agregat.
5) Tahap (V). Menentukan Konten Fine Agregat;
a) Baik menggunakan nilai yang ditentukan dari persentase agregat
halus , atau mendapatkan persentase agregat halus, yang akan
memberikan workability untuk beton dibuat dengan
memberikan gradasi agregat halus , ukuran maksimum agregat
kasar dan air/ semen diperoleh Tahap (III).
b) Hitung isi agregat kasar dan halus dari total agregat diperoleh pada
Tahap (IV) dan persentase agregat halus.

49
Rancangan Campuran menggunakan British Standard ini telah lama dikenal di
Eropa. Di Indonesia, cara ini juga dipakai sebagai dasar perencanaan
campuran beton di PBI 1971. Metode ini dikembangkan berdasarkan
kandungan semen dan agregat yang sesuai dengan British Standard. Namun
karena British Standard juga mensyaratkan material yang harus memenuhi
spesifikasi, maka metode ini juga dapat digunakan sebagai pijakan untuk
memperoleh beton mutu tinggi.

Metode ini banyak digunakan sebagai referensi bagi perancangan campuran


beton, karena mudah disesuaikan dengan kondisi material yang ada di
Indonesia. Metode ini pada mulanya diambil dari Road Note No.4 yang
dikeluarkan di Inggris pada tahun 1950 yang sebenarnya adalah pedoman
untuk perancangan campuran perkerasan beton semen pada jalan raya. Pada
tahun 1975, Road Note No.4 digantikan oleh “Design of Normal Concrete
Mixes” yang dikeluarkan oleh British Department Of Environment atau lebih
dikenal dengan istilah DOE. Pada tahun 1988, “Design of Normal Concrete
Mixes” diperbarui lagi demi melihat perkembangan dan kebutuhan akan
rancangan campuran beton.

LANGKAH-LANGKAH PERHITUNGAN
Perhitungan rancangan campuran beton metode British Standard
menggunakan beberapa tabel dan grafik yang menunjang. Berikut ini adalah
langkah-langkahnya :
1. Menentukan kuat tekan beton rata-rata: Nilai kuat tekan beton rata-rata
dapat ditentukan dengan rumus :

2. Menentukan kadar air bebas: Kandungan air bebas dapat ditentukan


dengan tabel di bawah in

50
Tabel : Kandungan air bebas
(“Civil Engineering Handbook” oleh VN Vaziran dan SP chandola)

Menentukan kadar semen: Kadar semen dapat ditentukan dengan


menggunakan grafik di bawah ini.
Grafik : Grafik kuat tekan vs faktor air semen
(“Civil Engineering Handbook” oleh VN Vaziran dan SP chandola)

51
Garis lengkung dalam grafik mewakili jumlah hari dimana tes kokoh beton
akan dilakukan. Garis lengkung tersebut didapat dari tabel di bawah ini.

Tabel : Tabel kuat tekan campuran beton dengan FAS 0.5


(“Civil Engineering Handbook” oleh VN Vaziran dan SP chandola)

Cara menggunakan grafik di atas, adalah sebagai berikut:


a) Setelah mengetahui nilai kuat tekan rata-rata, maka tarik garis horisontal
sampai memotong garis lengkung.
b) Dari perpotongan dengan garis lengkung kemudian tarik garis vertikal
yang menghasilkan nilai Faktor Air Semen.
c) Kadar semen ditentukan dengan membagi kandungan air bebas dengan
nilai FAS-nya.
d) Menghitung masing-masing fraksi agregat; Berat masing-masing agregat
dapat ditentukan dengan menggunakan analisa gradasi saringan. Gradasi
agregat gabungan dimulai dengan analisa gradasi pasir (agregat halus)
untuk menentukan letak zona pasirnya (grafik) kemudian
menggabungkannya dengan gradasi saringan kerikil (agregat kasar) yang
menghasilkan analisa agregat gabungan..

52
CURVE PASIR ZONA 1
Grafik: curva pasir zona 1
(diambil dari buku “Civil Engineering Handbook” oleh VN Vaziran dan SP
chandola)

CURVE PASIR ZONA 2


Grafik: curva pasir zona 2
(diambil dari buku “Civil Engineering Handbook” oleh VN Vaziran dan SP
chandola)

53
CURVE PASIR ZONA 3
Grafik: curva pasir zona 3
(“Civil Engineering Handbook” oleh VN Vaziran dan SP chandola)

CURVE PASIR ZONA 4


Grafik 2.5 Curva pasir zona-4
(Civil Engineering Handbook: oleh VN Vaziran dan SP chandola)

Setelah menentukan zona pasirnya, maka kurva pasirnya digabung dengan


kurva agregat kasar sehingga menghasilkan perpaduan antara 2 kurva.

54
Grafik: Curve Gradasi Campuran
(“Civil Engineering Handbook” oleh VN Vaziran dan SP chandola)

Untuk menghitung perbandingan agregat gabungan dapat dihitung dengan


rumus :

Langkah selanjutnya adalah menghitung Berat Jenis gabungan agregat (pasir


+ kerikil) dengan menggunakan rumus :

55
Berikutnya adalah menghitung volume beton dan komposisi campuran untuk 1
m3 yang dapat dihitung menggunakan rumus :

Dari perhitungan volume beton, maka dapat kita ketahui berat dari masing-
masing komponen beton untuk adukan 1 m3.

Setelah membaca seluruh bahan bacaan di atas, pahamilah seluruh


isinya, bila ada yang belum kamu pahami betul, Tanya dan
diskusikan dengan temanmu.

Bila temanmu juga tidak paham, tanyakan kepada gurumu

Selanjutnya, cari dan temukan bahan bangunan yang belum pernah


kamu lihat baca dan komunikasikan kepada seluruh temanmu.

56
C. Adukan Beton

Perlu diketahui kekuatan beton sangat bervariasi sesuai dengan komposisi


yang digunakan. Menurut SNI 7394 -2008 tentang Tata Cara Perhitungan
Harga Satuan Pekerjaan Beton Untuk Konstruksi Bangunan Gedung.Selain
komposisi teknikadukan adonan beton juga mempengaruhi kualitas beton itu
sendiri. Adukan beton dapat dilakukan dengan beberapa 2 cara,yaitu;
pengadukan manual dan pengadukan dengan molen. Cara pengadukan beton
secara manual adalah sebagai berikut;
1. Lakukan pencampuran bahan beton di atas permukaan yang rata (dapat
berupa bak dengan dasar lantai dari papan kayu atau dari pasangan yang
diplester), ini dilakukan agar kotoran atau tanah tidak mudah tercampur;
2. Lakukan pencampuran dan pengadukan di tempat terlindung atap,
terlindung dari panas matahari dan hujan;
3. Lakukan pencampuran adonan dengan perbandinganvolume. Yang lazim
digunakan di lapangan adalah denganmembuat kotak takaran untuk
perbandingan volume pasir, semen,dan kerikil/spilt;
4. Lakukan urutan pencampuran adukannya yaitu pasir dengan semen
dahulu, yangsudah ditakar dicampur kering di dalam bak pengaduk, lalu
kerikil/spilt dituangkan dalam bak pengaduk kemudian diaduk sampai
merata. Setelah adukan merata, tuangkan air sesuai kebutuhan,
aduksampai campuran merata dan sesuai dengan persyaratan.

Gambar 2-2 : Adukan Beton

57
Untuk pengadukan menggunakan molen, prinsip dasarnya sama dengan
pengadukan secara manual, hanya proses pencampuran bahan adukan beton
dilakukan di dalam molen yang terus menerus berputar.Hasil adukan beton
dengan menggunakan molen lebih baik dan lebihmerata dibandingkan dengan
proses pengadukan secara manual atau tangan. Pengadukan beton secara
manual, agar mencapai mutu yang baik, disyaratkan sebagai berikut;
a) Lakukan pengadukan beton dengan mesin pengaduk(molen), mesin
pengaduk sebaiknya dilengkapi dengan alat-alat yangdapat mengukur
dengan tepat jumlah agregat, semen, dan airpencampur;
b) Kontrol kekentalan adukan beton terus menerus dengan jalan memeriksa
slumppada setiap campuran beton yang baru, besarnya slumpdijadikan
petunjuk untuk menentukan jumlah air pencampur yangtepat sesuai
dengan faktor air semen yang diinginkan;
c) Lakukan waktu pengadukan bergantung pada kapasitas molen, volume
adukan, jenis dan susunan butir agregat, dan nilai slump, secara umum,
waktu pengadukan minimal dua-tiga menit setelah semua bahan-bahan
dimasukkan ke dalam molen, dan setelah selesai, adukan beton harus
memperlihatkan susunan warna yang merata.

Untuk memperoleh hasil maksimal mutu beton, tidak kalah penting dari hal
hal yangtelah dibicarakan di atas adalah tentang pelaksanaan pengecoran
beton. Saran dalam pelaksanaan pengecoran dijelaskan sebagai berikut
ini;
a) Pastikan pengecoran beton harus dapat mengisi semua ruangan
cetakandengan padat dan dapat membungkus tulangan;
b) Lakukan adukan beton ditusuk-tusuk dengan sepotong kayu, bambu
atau besi, untuk menghasilkan beton yang padat dan tidak keropos,
selama proses pengecoran berlangsung, dan juga bagian
cetakandipukul-pukul dengan palu dari kayu, untuk keperluan
pemadatan, pada pengecoran beton dapat juga di pakai alat penggetar
(vibrator). Pemakaian alat penggetar tersebut harus dilakukan dengan
hati-hati agar tidak mengenai bajatulangan yang dapat mengubah
kedudukan tulangan;

58
c) Lakukan pembuatan pembatas atau mistar pengukur ketebalan untuk
pengecoran lantai yang luas, tebal lantai dapat ditentukandengan
membuat mistar pengukur ketebalan yang terbuat darikayu dan diberi
kaki, bagian bawah mistar pengukur dibuat rata dantingginya sama
dengan tebal lantai yang dicor, pada waktupengecoran telah mencapai
tebalnya, mistar pengukur dapatdi pindah tempatnya;
d) Lakukan pengecoran terus menerus sampai selesai, bila hal tersebut
tidak memungkinkan, pengecoran dapat dihentikan padatempat-
tempat tertentu yang tidak membahayakan, dengan membuat
sambungan cor yang sesuai dengan persyaratan teknis.

1. Pekerjaan Pengecoran Beton

Pekerjaan pengecoran beton, adalah kegiatan melaksanakan penuangan


adukan beton menjadi wujud bangunan. Pembentukan wujud bangunan
sesuai gambar rencana, dikerjakan dengan mengerjakan bagian bagian
bangunan, untuk pekerjaan beton seperti pembuatan pondasi, pembuatan
sloof, pembuatan ring balok, lantai dan lain sebagainya. Pembuatan beton
dengan bentuk yang diinginkan, dibantu dengan cetakan beton, atau istilah
tukang disebut dengan bekisting.
Berikut ini diberikan pedoman pelaksanaan pengecoran beton, yaitu:
1) Persiapan;
a) Lakukan pemeriksaan posisi beton decking dan atau kaki tulangan
apakah telah dapat memberikan kepastian posisi tulangan tidak akan
berubah selama dan setelah proses pengecoran dilakukan
b) Lakukan pemeriksaan sudut-sudut dan sambungan dari acuan beton,
apakah terdapat celah yang dapat mengakibatkan keluarnya air
semen. Bila ditemukan, celah agar segera ditutup
c) Lakukan pemeriksaan kekokohan dari acuan beton apakah mampu
menahan beban dari adukan beton yang belum mengeras (untuk
menghindarkan lendutan akibat beban adukan)
d) Sambungan, permukaan beton lama yang nantinya berhubungan
dengan hasil pengecoran harus mempunyai permukaan kasar dan

59
telah disapu dengan spesi adukan semen yang sesuai dengan
campuran beton baru
e) Periksa mix design campuran beton yang akan dipergunakan, batasan
proporsi takaran campuran sesuai kebutuhan.
f) Periksa kelayakan alat penggetar (internal atau external vibrator)
g) Periksa peralatan tremie atau drop bucket untuk pengecoran di bawah
air
h) Periksa kebersihan area yang akan di cor dari kotoran – kotoran yang
ada
i) Permukaan sebelah dalam acuan yang nantinya menempel dengan
beton harus dibasahi dengan air atau diolesi minyak yang tidak
meninggalkan bekas

2) Pelaksanaan Pengecoran Beton


a) Lakukan pengecoran hanya diperbolehkan pada siang hari, kecuali
diizinkan dilaksanakan pada malam hari
b) Pengecoran tidak boleh dilakukan pada kondisi cuaca seperti berikut
 Hujan, air hujan langsung mengenai area pengecoran
 Temperature melebihi 30° C
 Lengas nisbi dari udara kurang dari 40%
 Tingkat penguapan melampaui 1,0 kg/m2/jam (pengecoran
masih dapat dilakukan dengan penambahan admixture yang
sesuai dengan kondisi tempat pekerjaan)
c) Pengecoran dilakukan segera setelah selesai pengadukan dan
sebelum beton mulai mengeras
d) Pengecoran beton harus dilanjutkan tanpa berhenti sampai dengan
sambungan konstruksi (construction joint) yang telah disetujui
sebelumnya atau sampai pekerjaan selesai. Hal ini dimaksudkan
agar tercapainya homogenitas beton secara keseluruhan untuk
menjamin sifat kedap air
e) Jarak jatuh bebas ke dalam cetakan harus pada ketinggian kurang dari
150 cm, apabila melebihi dapat menyebabkan segregasi spesi
beton. Serta tidak diperkenankan menimbun beton dalam jumlah

60
banyak di suatu tempat dengan maksud untuk kemudian
meratakannya sepanjang acuan
f) Lakukan slump test (test kekentalan adukan beton) selama
pelaksanaan pengecoran untuk menjamin agar nilai air semen tetap
sesuai dengan mix design
g) Lakukan pemadatan dengan menggunakan alat penggetar (internal
atau external vibrator). Hal ini dilakukan agar semua sudut-sudut
terisi , sela-sela di antara dan di sekeliling tulangan terpenuhi tanpa
menggeser kedudukan tulangan tersebut membuat agar permukaan
menjadi rata dan halus, mengeluarkan gelembung-gelembung
udara dan mengisi semua rongga. Cacat beton yang bisa
ditimbulkan dari hal ini adalah terbentuknya sangkar kerikil.

3) Perawatan Beton

Perawatan beton adalah pekerjaan menjaga agar mutu beton yang dihasilkan
baik, dengan menjaga permukaan beton segar selalu lembab, sejak adukan
beton dipadatkan sampai beton dianggap cukup keras. Kelembaban
permukaan beton itu harus dijaga untuk menjamin proses hidrasi semen
berlangsung dengan sempurna. Kelembaban permukaan beton menambah
beton lebih tahan cuaca, dan lebih kedap air. Setelah dilakukan pengecoran,
langkah yang baik agar mutu beton terjamin, seperti membasahai permukaan
beton sebelum pembongkaran bekisting, menutup permukaan beton bila
hujan daang. Selanjutnya beberapa cara perawatan beton yang biasa
dilakukan dan untuk dapat dipedomani,antara lain yaitu;
a) Lakukan perawatan setelah beton mulai mengeras dengan
menyelimutinya dengan bahan yang dapat menyerap air. Lembaran
bahan harus dibuat jenuh dalam waktu paling sedikit 3 hari. Perawatan
beton juga dapat dilakukan dengan uap ataupun secara chemical.
b) Apabila digunakan acuan kayu, acuan tersebut harus dipertahankan
basah pada setiap saat sampai dibongkar.
c) Lalu lintas ataupun penambahan beban selain beban sendiri tidak
diperkenankan sampai beton berumur 7 hari setelah pelaksanaan
pengecoran.

61
d) Pada lantai beton yang difungsikan sebagai lantai aus harus dirawat
setelah permukaannya mulai mengeras dengan cara ditutup oleh
lapisan lembab setebal 5 cm paling sedikit 21 hari.

Waktu pembongkaran biasanya 28 hari setelah selesai pengecoran, setelah


masa waktu itu barulah dikatakan beton itu kering atau masak. Pada bagian-
bagian konstruksi di mana akibat pembongkaran cetakan dan bekisting akan
bekerja beban-beban yang lebih tinggi daripada beban rencana, maka
cetakan dan bekisting dari bagianbagian konstruksi itu tidak boleh dibongkar
selama keadaan tersebut tetap berlangsung. Kemudian bagian-bagian
konstruksi yang keropos harus segera diperbaiki dengan melakukan
penambalan. Selama 24 jam sesudah selesai dicor, beton harus dilindungi
terhadap pengaruh hujan lebat, air mengalir, getaran. Selama duabelas hari
setelah dicor harus dilindungi terhadap panas matahari. Cara perlindungannya
adalah dengan menutup permukaan beton, menggunakan pasir basah,
menutup dengan karung-karung basah, atau menyirami dengan air secara
periodik.

Langkah selanjutnya adalah, melakukan evaluasi terhadap pengecoran beton,


dimana kegiatan ini adalah pasca pengecoan, yang fungsinya memeriksa
hasil pengecoran yang dilakukan. Beberap pedoman daan langkah yang
dapat dilakukan sebagai evaluasi pengeoran, yaitu;
a) Periksa permukaan beton hasil pengecoran, hasil pengamatan dan
penyebabnya, perhatikan kondisi beton, seperti;
 Perhatikan adanya retak
 Pori besar,akibat bahan (batu,kayu, dll)
 Permukaan berpasir
b) Tes uji sampel beton dilakukan untuk setiap mutu beton dan untuk
setiap jenis komponen struktur yang dicor terpisah pada tiap hari
pengecoran. Setiap pengujian minimum harus mencakup empat
benda uji, dengan maksud sebagai berikut :
a) Benda uji pertama di uji/test pembebanan kuat tekan sesudah 3
hari

62
b) Benda uji kedua di uji/test pembebanan kuat tekan sesudah 7
hari
c) Benda uji ketiga di uji/test pembebanan kuat tekan sesudah 14
hari
d) Benda uji keempat di uji/test pembebanan kuat tekan sesudah
28 hari

Sampling Beton dan Pengujian

Peraturan tentang desain dan persyaratan mengenai pelaksanaan konstruksi


beton bertulang di Indonesia, sampai saat ini yang masih menjadi acuan
dalam pelaksanaan pekerjaan adalah 2 peraturan,yaitu:
 peraturan lama : PBI 1971 N.I.-2
 peraturan baru : SNI 03-2847-2002
Secara resmi, begitu peraturan baru disahkan, maka peraturan lama tidak
berlaku lagi namun karena proses pelengkapan SNI pendukung untuk
peraturan baru SNI 03-2847-2002 masih terus dilakukan maka kondisi saat ini
PBI 1971 N.I.-2 belum sepenuhnya ditinggalkan.

JUMLAH DAN FREKUENSI PEMBUATAN BENDA UJI

PBI 1971 N.I.-2 SNI 03-2847-2002

1) Jumlah minimum benda uji per hari 1) Jumlah minimum benda uji per
pelaksanaan pengecoran = 1 hari pelaksanaan pengecoran
benda uji = 1 benda uji
2) Pada saat awal pelaksanaan 2) Frekuensi pembuatan benda uji,
sampai terkumpulnya 20 benda uji diambil kondisi yang paling dulu
= 1 benda uji per 3 m3 dipenuhi :
3) Setelah terkumpulnya 20 benda uji  1 pasang benda uji untuk tiap
pertama : pengecoran 120 m3 beton
 volume total pengecoran di  1 pasang benda uji untuk tiap
atas 60 m3 : 1 benda uji per 5 pengecoran 500 m2 plat
m3 beton lantai beton
 volume total pengecoran 60 m3  1 pasang benda uji untuk tiap

63
atau lebih kecil : diatur pengecoran 500 m2 dinding
pembagiannya supaya dalam beton
keseluruhan pekerjaan
diperoleh minimal 20 benda Jumlah total benda uji minimum = 5
uji dengan randomisasi yang buah per mutu beton
baik dan merata
Jika dari frekuensi pembuatan
Apabila volume pengecoran sangat benda uji yang diatur di atas
kecil sehingga tidak memungkinkan menghasilkan jumlah benda uji
membuat 20 benda uji, maka kurang dari 5 buah, maka harus
pembuatan benda uji boleh kurang dilakukan randomisasi dengan
dari 20 buah, namun harus menjamin interval volume pengujian yang
keterwakilan secara keseluruhan sama, supaya diperoleh minimal
beton yang digunakan (dalam interval sejumlah 5 buah benda uji
jumlah pengecoran yang sama)
Toleransi untuk jumlah total
pengecoran kurang dari 40 m3,
Ketentuan di atas berlaku untuk tiap diperbolehkan tidak dilakukan
mutu beton yang digunakan dalam sampling dan pembuatan benda uji,
satu proyek, tidak boleh dicampur atau jika dapat dijamin dan bukti
disatukan jumlah benda uji untuk mutu terpenuhinya kuat tekan diserahkan
beton yang berbeda dan disetujui oleh Pengawas.

Ketentuan di atas berlaku untuk tiap


mutu beton yang digunakan dalam
satu proyek, tidak boleh dicampur
atau disatukan jumlah benda uji
untuk mutu beton yang berbeda

Pasangan benda uji


Satu uji kuat tekan harus merupakan nilai kuat tekan rata-rata dari 2 (dua)
contoh uji silinder yang berasal dari adukan beton yang sama dan diuji pada
umur beton 28 hari atau pada umur uji yang ditetapkan untuk
penentuan fc' (kuat tekan beton yang disyaratkan) [pasal 7.6 butir 2.4 SNI 03-
2847-2002]

Tindakan jika mutu beton tidak memenuhi syarat


Tindakan yang diambil jika terjadi hasil evaluasi menunjukkan mutu beton
tidak memenuhi syarat :
 analisis untuk menjamin bahwa tahanan struktur dalam memikul beban
masih dalam batas aman (analisa kemampuan beban layan aktual)

64
 jika analisis menunjukkan bahwa struktur berkurang kekuatannya secara
signifikan, dilakukan uji contoh beton inti (coring) pada lokasi yang
bermasalah, sebanyak minimal 3 contoh uji beton inti pada tiap nilai yang
bermasalah
Penerimaan mutu beton dari pengujian beton inti (coring),dianggap memenuhi
syarat jika:
 tidak ada nilai hasil pengujian dengan beton inti yang kurang dari (75% fc‟)
 tidak ada nilai kuat tekan rata-rata dari 3 (tiga) sample beton inti yang
kurang dari (85% fc‟)

Jika dari hasil pengujian beton inti (coring) masih tidak memenuhi syarat,
maka langkah yang bisa dilakukan :
 dilaksanakan uji beban jika diperintahkan oleh Pengawas atau Perencana,
yang diatur dalam pasal 22 SNI 03-2847-2002
 ditambah perkuatan pada struktur yang bermasalah, jika memungkinkan
dan diijinkan oleh Pengawas
 struktur yang bermasalah dibongkar dan dicor ulang

SNI tidak merekomendasikan pengujian dengan hammer test - namun juga


tidak melarang dilakukannya pengujian hammer test

2. Pekerjaan Bekisting Beton

Pekerjaaan beton yang membutuhkan bentuk, dikerjakan membutuhkan


bekisting (cetakan) dan tiang acuan (perancah) merupakan pekerjaan yang
membutuhkan ketelitian, walaupun sifatnya konstruksinya sementara.
Bekisting ialah suatu konstruksi sementara yang di dalamnya atau di
atasnya dapat di stel baja tulangan dan sebagai wadah dari adukan beton
yang dicorkan sesuai dengan bentuk yang kita dikehendaki. Cetakan
beton harus dapat menahan berat baja tulangan, adukan beton yang
dicorkan, pekerja-pekerja pengecor beton dan lain sebagainya, sampai
beton mengeras, sehingga dapat menahan berat sendiri dan sebagian dari
beban kerja. Pada cetakan/bekisting biasanya terdiri dari bidang-bidang

65
bagian bawah dan samping, papan-papan bagian bawah dari cetakan yang
tidak terletak langsung di atas tanah harus dipikul oleh gelagar-gelagar
acuan, sedangkan gelagar acuan itu harus di dukung oleh tiang-tiang
acuan. Gelagar acuan dan tiang acuan adalah suatu konstruksi sementara,
yang gunanya untuk mendukung cetakan beton.

Gambar 2-3 : Bekisting Dari Kayu

Ada beberapa persyaratan dalam mendesain suatu struktur, yang harus


dipenuhi dari konstuksi bekisting untuk pekerjaan beton, yaitu:
1) Kuat, yaitu bagaimana kekuatan/kokoh material bekisting seperti balok
kayu tidak patah ketika menerima beban yang bekerja.
2) Kaku, syarat kekakuan yaitu bagaimana meterial bekisting tidak
mengalami perubahan bentuk atau deformasi, sehingga tidak ada
perubahan bentuk desain beton.
3) Stabil; Syarat tabilitas konstruksi bekisting harus terpenuhi, dimana balok
bekisting dan tiang/perancah goyang, dan tidak runtuh tiba-tiba akibat
gaya yang bekerja.

Pekerjaan adonan beton yang dicorkan sesuai dengan bentuk yang


dikehendaki, kekokohan bekisting maupun perancah harus dapat menahan
berat seluruh beban yang diakibatkan oleh konstruksi tersebut, baik itu beban
sementara dan tetap. DI Jakarta, sering terdengar runtuhnya bangunan
konstruksi beton, banyak ahli memperkirakan hal itu terjadi kurang telitinya
terhadap pernacah yang dipasang. Bisa dibayangkan bahan bahan yang
dipikul perancah, sperti besi tulangan, adukan beton yang terdiri dari spilt,

66
pasir semen dan air ditambah lagi pekerja, tentu beban yang ditimbulkan
„berat‟.

Gambar 2-4 : Bekisting Dengan Gelagar

Untuk pekerjaan beton yang akan difinishing dengan plesteran, papan acuan
tidak perlu dihaluskan, tetapi bila pekerjaan beton tidak memerlukan finishing,
maka permukaan acuan harus licin. Untuk pekerjaan tersebut biasnya
digunakan acuan dari multipleks, plywood, atau pelat baja. Papan acuan dan
tiang perancah yang digunakan biasanya dari kayu yang harganya murah dan
mudah dikerjakan.Juga dapatdipergunakan pelat-pelat baja, pelat seng
bergelombang, plywood danlain sebagainya. Meskipun acuan dan perancah
dibuat dari kayu yangmurah, tetapi kayunya harus cukup baik dan tidak boleh
terlalu basah,sebab kayu yang terlalu basah akan mudah melengkung dan
pecah.Ukuran papan acuan biasanya adalah tebal 2-3 cm dan lebarnya 15-
20cm. Untuk perancah biasanya digunakan kasau 4/6 atau 5/7 cm,
namunbanyak juga yang menggunakan perancah dari bambu.Perkembangan
yang terjadi dewasa ini, banyak digunakan acuan yang telah siap rakit, papan
acuan dari pelat baja, sedang perancahnya menggunakan scaffolding frame.

Pembongkaran bekisting dan perancah dapat dilakukan dengan syarat bahwa


beton telah matang, telah melewati masa kekerasan.Cara pembongkaran
cetakan dan bekisting dilakukan sebagai berikut, bekisting dan perancah
hanya boleh dibongkar apabila bagian konstruksi tersebut telah mencapai
kekuatan yang cukup untuk memikul berat sendiri dan beban-beban
pelaksanaan yang bekerja padanya.

67
Gambar 2-5 : Scafolding Frame

68
Gambar 2-5 : Scafolding Application

Tugas :

Buatlah rangkuman tentang materi Beton, dari mulai pemilihan


dan syarat-sayarat bahan campuran, perbandingan campuran,
adukan, dan pengecoran beton di lapangan.

Komunikasin kepada teman mu,apa yang telah kamu tulis dalam


rangkuman tersebu.

69
GLOSSARY

Acian, adalah campuran semen dengan air, yang digunakan untuk


menjadikan permukaan plesteran menjadi rata dan licin
Carport; adalah pelataran halaman rumah yang didesain dari berbagai
bahan bangunan dan taman dan berfungsi ganda, yaitu sebagai taman,
tempat pejalan kaki, dan ada juga yang digunakan sebagai garasi.
Eksterior, maksudnya adalah pekerjaan dan penggunaan pada bagian
luar bangunan.
Interior, maksudnya adalah pekerjaan dan penggunaan pada bagian
dalam bangunan.
KW, adalah singkatan kwalitas, menyatakan material bangunan sesuai
dengan kwalitasnya.
Lantai adalah bagian dasar sebuah bangunan dari bagian bangunan,
yang berfungsi sebagai tempat berpijak sehingga memberikan
kenyamanan dan memberi nilai estetika suatu ruang.
Mobilisasi, adalah pergerkan atau pengangkutan peralatan dan material
bangunan ke lokasi pekerjaan, dan untuk mengembalikannya lagi
disebut demobilisasi.
Material, bahan dasar
Nat, adalah jarak keramik dengan pasangan keramik lain, atau jarak
antara pasangan yang berisi adukan penghubung.
Plestera, adalah pasangan dinding yang terdiri dari semen, pasir
pasang dan air.
PVC, adalah polyvinyl chloride, yaitu jenis bahan plastic.
Parkit (Parquet); Bahan lanrai yang terbuat dari bahan kayu solid dan
atau olahan yang tipis yang disatukan menggunakan alat perekat
khusus, memiliki pola tertentu yang artistic dan estetik.
Vinil, disebut juga dengan veneer, yaitu bahan lantai berbentuk laminasi 70
A. Pendahulaun

Lantai pada bangunan memiliki berbagai berfungsi, sebagai fungsi utama


yaitu dasar berpijak dalam dan memberikan kenyamanan ketika berjalan di
atasnya, juga sebagai arsitektur ruangan bangunan. Ragam pendapat tentang
pengertian lantai, kita sepakati untuk tulisan ini, bahwa lantai adalah bagian
dasar sebuah bangunan, yang memiliki befungsi sebagai dasar pijakan, dan
memiliki nilai estetika pada bangunan. Ketika orang berjalan di atas lantai,
maka karakter yang muncul adalah orang tersebut senang, lantai kuat, dan
memunculkan suasana menyenangkan. Lantai rumah digunakan untuk
meletakkan barang-barang seperti kursi, meja, almari, dan sebagainya serta
mendukung berbagai aktivitas seperti berjalan, duduk di lantai, dan lain-lain.
Sisi lain di bangunan biasa, beban yang diterima oleh lantai kadang cukup
besar, misalnya ketika kita memindahkan benda berat seperti almari dengan
cara menyeretnya.

Lantai memiliki berbagai berfungsi mulai sebagai fungsi utamanya yaitu


sebagai alas pijakan kaki sehingga memberikan kenyamanan ketika berjalan
di atasnya, sampai dengan memberi nilai estetika suatu ruang dalam
bangunan sehingga dapat menambah nilai jual bangunan tersebut. Karena
fungsi setiap ruang dalam hunian beragam, maka beragam pula desain
lantainya. Syarat bahan lantai di antaranya adalah: aman, awet, kuat, tahan
lembab, mudah dibersihkan dan menyerap panas. Material penutup lantai
yang bersifat hangat adalah: karpet, parket, gabus, karet, sedangkan material
bersifat dingin adalah: marmer, keramik, granit .

Kadangkala fungsi lantai dilain tempat, diperlukan untuk kekuatan, lantai


seperti sebuah pabrik atau bengkel yang memikul serta terjadinya mobilisasi
dan demobilisasi peralatan berat, maka fungsi lantai disini adalah untuk
ketahanan atau kekuatan aktivitas yang berlangsung di ruangan tersebut.
Lantai pabrik kimia, atau pabrik logam akan membutuhkan spesifikasi lantai
yang sesuai dengan aktivitas yang dilakukan di ats lantai tersebut. Beda lagi
dengan pembuatan lantai kamar mandi, disini dibutuhkan lanytai yang kedap
air, sehingga air tidak merembes dari lantai kamar mandi, demikian juga

71
degan pembuatan lantai untuk saran olahraga, diperlukan lantai yang kasar,
dan membuat ornag tenang melakukan aktivitas olahraga, tdiak licin dan
harus benar-benar rata.

Selain lantai yang kita kenal di dalam ruanagn, sekolah, gedung, pabrik
maupun bangunan ruangan lain, pada bangunan dikenal juga istilah “lantai
kerja”, pembuatan lantai ini adalah merupakan pekerjaan yang biasa
dilakukan dalam konstruksi bangunan. Seperti contoh pembuatan pondasi,
kemungkinan turunnya elevasi lantai kerja dapat terjadi, bila elevasi lantai
kerja turun, maka saat pengecoran pondasi, elevasi pondasi juga akan turun
mengikuti lantai kerja. Guna menghindari penurunan elevasi, , maka perlu
dilakukan perkuatan dengan membangun lantai kerja yang kuat kokoh dan
stabil. Biasanya lantai kerja dibuat adalah sebagai tahap pekerjaan awal
melaksanakan pekerjaan pondasi, pekerjaan beton dan pekerjaan lain yang
membutuhkan pemerataaan atau penguatan dasar konstruksi diatasnya.
Lantai kerja biasanya dibuat dari adukan semen dengan pasir, tetapi ada juga
yang menggunakan adukan beton, ketebaan lantai kerja biasanya setebal 10 -
15 cm.

Beberapa pertimbangan pembuatan lantai kerja bangunan, berkaitan dengan


fungsi lantai itu sendiri, antara lain, yaitu;
1) Sebagai dasar pekerjaan awal pada pekerjaan pondasi dan beton
guna memudahkan pekerjaan selanjutnya.
2) Sebagai dasar dan dudukan penyetelan tulangan besi, dan
menghindari lumpur serta tidak ratanya tanah permukaan
3) Menahan gaya angkat (up-lift force) tanah di bawahnya.
4) Leveling tanah permukaan tempat kerja, untuk memastikan
miring/datarnya lokasi

Demikian juga bila kita lihat pembuatan lantai beton, baik itu untuk keperluan
rumah, gedung, pabrik, landasan kapal terbang atau yang lain sesuai dengan
kebutuhan spesifikasinya. Pembuatan pelat lantai beton, biasanya dibuat
pada lantai tingkat, yaitu dengan pengecoran pelat lantai beton, kemudian
diatasnya dapat di finishing menggunakan material penutup seperti keramik,
papan parkit, karpet dan lain sebagainya.

72
Perhatikan dan amati lantai yang ada di sekitar
mu, kemudian pahami mengapa lantai tersebut
dibuat demikian beri alasan (estetika) ?

Atau alasan lain, yang menjadi pertimbangan menurut pemahaman mu.

Lantai kamar hotel, dibuat dari kain karpet, karena beberapa alasan (alasan
atau pertimbangan estetika/keindahan) antara lain;
1) Lembut (dari bahan kain/beludru)
2) Memiliki motif yang indah
3) Warna bermacam-macam
4) Motif dan warna dapat disesuaikan dengan motif dinding atau plafon
5) Kesan mewah
6) Dapat dibersihkan dengan cepat menggunakan vacum cleaner
7) Dapat diganti dalam waktu cepat sesuai musim/momen ( sesuai
keinginan).

Demikian beberapa pertimbangan orang menngunakan karpet pada lantai


kamar hotel, selanjutnya lakukan pengamatanmu terhadap lantai di sekitar
mu, dan apa alasan atau pertimbangannya, buatkan beberapa alasan, baik itu
fungsi, estetika dan lain sebagainya..

Pengamatan Lantai : ..........................................................................

Alasan dipilih dari bahan tersebut, menurut saya karena


pertimbangan/alasan;

............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................

Lantai carport mobil, dibuat orang dari beton sebagai lapisan dasar kemudian di
finishing menggunakan plester+acian semen, karena pertimbangan alasan, antara
lain;
73
1) Bahan Beton sebagai lapisan dasar, agar lantai tersebut kuat dan kokoh
memikul beban mobil yang parkir di carport tersebut
2) Finishing dari bahan plester+acian; karena posisi carport di luar, kena
hujan/panas, fungsinya hanya sebagai keindahan sisi luar dan parkir, cukup
hanya finishing plesteran + aci dengan tekstur kasar, sehingga perawatan
tidak begitu dibuthkan.
3) Tidak membutuhkan bahan/material keramik atau marmer, ini disesuaikan
dengan fungsi lantai carport.

Dengan alasan dan pertimbangan di atas, beri penjelasan pertimbangan


apa saja untuk lantai bagian kiri dan alasan isian pada bagian kanan,
diagram di bawah ini, beri alasan olehmu.

Lantai ruangan Kantor ......:


 Dibuat dari keramik, agar terlihat bersih , dan Keramik disusun
siku pada sudut-sudutnya, untuk penempatan perabot indah dan
tidak miring.
Beri alasan yang lain sesuai pemahamn mu, mengapa ornag membuat
lantai kamar mandi dari keramik ?

 .............
 .............
 .............
 .............
 .............

74
B. Material Lantai Bangunan

Pada saat kita memasuki sebuah bangunan, entah itu berupa rumah, toko,
kantor restaurant, gedung pertemuan maupun sebuah hall, atau apapun itu,
kita akan selalu menginjak lantai bangunan itu. Untuk mendapatkan lantai
yang sesuai dengan kebutuhan bangunan kita tanpa meninggalkan unsur
estetika, perlu sekali kita mengetahui macam-macam lantai. Berikut ini adalah
beberapa jenis material lantai dengan beragam karakteristiknya sebagai
pertimbangan aplikasi pada ruang, yaitu:
1. Plesteran (concrete)
2. Keramik
3. Marmer
4. Granit
5. Mozaik
6. Kayu
7. Batu
8. Karpet

75
1. Lantai Plesteran

Plesteran (concrete) adalah termasuk bahan beton, jenis material ini tergolong
paling sederhana dan paling murah, karena diperlakukan seperti saat
memplester dinding dan diaci hingga halus. Namun perbedaan dengan
perlakuan pada dinding adalah dilakukan langkah penggosokan lantai hingga
halus dan mengkilap. Warna yang ditimbulkan sama dengan warna semen-
pasir dan cenderung lebih gelap. Pada beberapa penerapan yang dilakukan
dengan merata (covering) pada luas ruang, memiliki kelemahan ketika terjadi
retak tidak dapat diganti dengan material dan harus ditambal.Tambalan yang
muncul secara estetika terlihat tidak bagus. Namun penerapan dengan modul,
akan mengurangi resiko tambalan yang berdampak pada tidak sedapnya
pandangan estetika.

2. Lantai Keramik

Keramik pada awalnya berasal dari bahasa Yunani, keramikos yang artinya
suatu bentuk dari tanah liat yang telah mengalami proses pembakaran. Lantai
keramik atau ubin keramik adalah bahan penutup (finishing) lantai dari bahan
keramik.Tujuan pemasangan ubin keramik selain sebagi penutup lantai
adalah menambah kekuatan lantai, mempermudah pemeliharaan dan
kebersihan lantai, serta mendekorasi ruangan.Selain fungsi-fungsi tersebut,
efek pemasangan keramik lantai juga bisa menghadirkan atmosfer tertentu
pada ruangan, tergantung jenis dan corak keramik yang dipilih.

Jenis material keramik sangat lazim digunakan.Keramik punya fleksibilitas


pakai tinggi dan dapat diaplikasikan pada hampir seluruh bagian rumah.Selain
kuat, lantai rumah dari bahan keramik juga tidak membutuhkan pemolesan
dan mudah dalam perawatannya. Kesan material keramik adalah hangat.
Saat ini beragam tekstur keramik yang dijual di pasaran, yang secara visual
mirip dengan jenis material lain. Misalnya: keramik bertekstur marmer, granit,
kayu, batu, bata dan sebagainya.

76
Hasil produksi pabrik tentang mutu keramik dipasaran dikenal istilah “KW”,
banyak toko menyebutnya sebagai singkatan dari “Kwalitas”, artinya dalam (1)
satu kotak keramik KW1 berisi keramik kualitas paling baik dan dari pabrik
tidak ada kerusakan atau tidak ada yang cacat (reject), dikenal istilah dari
mulai KW1, KW2, KW3 dan seterusnya. Kadang kw juga menunjukkan presisi
ukuran dan juga kehalusan, misalnya dalam satu kardus/dus kw3 , didapat
kualitasnya lebih rendah, seperti warna tidak sama persis sama, ukuran
berselisih antara satu dengan lainnya.

Jenis keramik yang ada di pasaran berbagai merek, corak serta ukuran,
keramik bila dilihat dari penggunaan bahan dan proses pembuatan dikenal
dalam dalam dua jenis keramik, yaitu; keramaik tradisional dan keramik
modern.
1) Keramik Tradisional; Keramik tradisional yaitu keramik yang dibuat
dengan manual, dan menggunakan bahan alam, seperti kuarsa, kaolin,
yang termasuk keramik ini adalah barang pecah belah (dinnerware),
keperluan rumah tangga (tile, bricks), dan untuk industri (refractory).
2) Keramik modern; Keramik modern (Fine ceramics advanced ceramic,
engineering ceramic, techical dikenal juga denga istilah keramik halus
ceramic) adalah, keramik yang dibuat dengan menggunakan oksida-
oksida logam atau logam, seperti: oksida logam (Al2O3, ZrO2, MgO,dll).
Penggunaannya elemen pemanas, semikonduktor, komponen turbin, dan
pada bidang medis.

Berdasarkan perletakkannya, jenis keramik dikenal dalam dua jenis, yaitu:


Keramik Interior dan keramik eksterior. Bila anda belanja ke toko, dan
mencoba konsultasi dengan pemilik took, biasanya akan membedakan
keramik berdasarkan penggunaannya, keramik tersebut mau digunakan di
luar atau di dalam. Hal tersebut lazim ditanyakan, sama halnya kita akan
membeli cat tembok, pemilik toko selalu menanyakan penggunaannya.
Keramik interior senantiasa terlindung dari hujan, dan sinar matahari
langsung, oleh karena itu biasanya digunakan jenis ubin keramik polos atau
dekoratif sesuai dengan fungsi ruang serta kesan yang diharapkan. Khusus
ruang-ruang interior dengan kegiatan menggunakan peralatan yang

77
menghasilkan panas serta adanya bahan-bahan kimia, seperti laboratorium ,
dapur dan sebagainya maka gunakan ubin keramik yang resisten terhadap
bahan-bahan pewarna, asam-basa, dan lemak, sehingga cairan yang tumpah
dilantai dapat dengan mudah dibersihkan dan tidak merusak ubin keramik,
serta resisten tinggi terhadap suhu tinggi. Jenis kermaik yang memenuhi
kualitas tersebutanata lain keramik yang berglazur dan glossy. Sedang untuk
ruang untuk kegiatan basah, seperti kamar mandi, tempat cuci gunakan
keramik berglasur dengan tekstur pada permukaannya, sehingga tidak licin
pada waktu basah dan mudah dibersihkan Keramik dinding juga lazim dipakai
untuk kamar mandi, jenis yang cocok adalah keramik dinding berglasur, kilap
yang resisten terhadap bahan-bahan kimia serta mudah dibersihkan.

Gambar 3-1 : Keramik Lantai

Keramik Eksterior; Untuk lantai eksterior dan sering kena hujan dan sinar
matahari secara langsung disarankan pilih jenis keramik tahan perubaha
cuaca, ditandai dengan daya serap air rendah, permukaan berglazur, tidak
mengkilap (berkesan suram), karena jenis warna kusam tidak sensitive
terhadap abrasi/goresan. Jenis keramik untuuk eksterior dipasaran dikenal
dengan embossed (tidak rata). Khusus untuk tangga baik tangga interior
maupun eksterior digunakan ubin khusus yaitu ubin keramik yang tidak licin,
seperti keramik yang bertekstur atau dapat dipilih juga aksesoris keramik
lantai yang memang khusus untuk dipasang pada anak tangga, yang bernama
bullnose dan stepnose.Tipe ini pada permukaan terdapat granulagranula yang
menimbulkan efek anti slip.

Sifat Keramik, adapun sifat sifat keramik sebagai bahan bangunan, antara lain
yaitu; a) Mudah pecah, Sifat yang umum dan mudah dilihat secara fisik pada
kebanyakan jenis keramik adalah britle atau rapuh, hal ini dapat kita lihat pada

78
keramik jenis tradisional seperti barang pecah belah, gelas, kendi, gerabah
dan sebagainya, coba jatuhkan piring yang terbuat dari keramik bandingkan
dengan piring dari logam atau melamin, pasti keramik mudah pecah,
walaupun sifat ini tidak berlaku pada jenis keramik tertentu, terutama jenis
keramik hasil sintering; dan campuran sintering antara keramik dengan
logam; b) Tahan suhu tinggi Sebagai contoh keramik tradisional yang terdiri
dari clay, flint dan feldfar tahan sampai dengan suhu 1200 C, keramik
engineering seperti keramik oksida mampu tahan sampai dengan suhu 2000
C.; c) Kekuatan tekan tinggi, sifat ini merupakan salah satu faktor yang
membuat penelitian tentang keramik terus berkembang; dan d) Keunggulan
keramik antara lain yaitu, kaya akan ragam jenis, corak, tekstur, harga dan
bahan pembentuk (batu alam, granit, marmer), kekuatan fisik tinggi (lebih
tinggi dari parket), warna tahan sangat lama, serta mudah dalam
membersihkannya, permukaannya anti air (daya serap airnya kecil) sehingga
mudah dalam pemeliharaan dan cara membersihkan) dan tahan terhadap
goresan pisau dan juga tahan panas (api).

2.1 Pemasangan Lantai Keramik

Sebelum memasang lantai keramik diatas dasar adukan beton, ada beberapa
hal yang harus diperhatiakn dan dilakukan, yaitu menghitung secara akurat
lantai keramik yang dibutuhkan.Kemudian pastikan dasar lantai atau tanah
sudah padat dan rata. Pertama tama buatlah gambar desain pola lantai dan

79
lajur pemasangan arah horizontal, vertikal atau diagonal luas ruang untuk
membantu menghitung secara detail kebutuhan keramik lebihkan sekitar 5 %
untuk persediaan, bila waktu pemasangan pasang ada yang rusak, dan
cadangan apabila ada kerusakan dikemudian hari, disebabkan stok terbatas
dan selang bebrapa waktu kemungkinan tidak diproduksi lagi. Dan pastikan
lantai keramik yang datang dan akan dipasang sesuai kode, ukuran warna
yang dipesan. Perlu diperhatikan juga, sebelum memasang keramik ada
baiknya di rendam dalam air dulu. Hal ini akan membuat keramik menjadi
lebih elastis dan pada saat pemasangan dapat dengan mudah menempel.
Perhatikan kualitas keramik. Jika ia keramik kw 1 maka tak ada masalah,
namun jika ia merupakan kw 2 atau 3 akan susah memasang untuk presisi.
Untuk itu nat keramik harus longgar karena masing-masing keramik memiliki
selisih 0,2-0,5 mm, hingga keramik tidak saling bertubrukan.

Pemasangan keramik sebagai lantai, dapat dilakukan langkah langkah


sebagai berikut;
1) Tumpuk keramik yang akan dipasang dekat dengan pemasangan;
2) Bilaskan semen yang sudah dicampuri air sedikit ke bawah keramik, hal ini
akan membuat daya rekat keramik ke adukan benar-benar lengket.
3) Adukan dan permukaan dasar lantai beton harus benar-benar bersih.
Adukan harus benar-benar homogen atau semen, pasir dan air sudah
sudah diaduk sehingg benar-benar bercampur dengan baiik dan dasar
lantai yang akan dipasang harus bersih dari kerikil, batu atau ganjalan-
ganjalan lain yang akan membuat rongga di bawah keramik.
4) Ketuk keramik yang baru dipasang dan pastikan tidak ada yang kopong
atau bagian dasar yang berongga. Karena keadaan demikian akan
membuat keramik lepas di kemudian hari. Periksa apakah ketinggiannya
sudah sama rata dengan benang yang ditarik untuk menentukan
ketinggian lantai.
5) Nat keramik dipasang belakangan. Jangan pasang semen oker atau nat
pada sisi keramiksaat itu juga. Biarkan lantai keramik yang telah terpasang
selama 2 atau 3 hari. Hal ini akan membuat sisa udara yang mengendap
akan keluar melalui bagian nat yang belum ditutup. Setelah itu baru diberi

80
semen nat dan jangan lupa membersihkan nat yang masih kosong dari
kotoran yang mengendap.
6) Amankan areal keramik yang baru dipasang dari lalu lalang orang selama
2-3 hari. Jangan biarkan lantai keramik akan ambles karena adukan
dibawahnya masih belum kuat untuk dibebani.
7) Periksa hasil pemasangan. Periksa kembali semua lantai keramik yang
telah terpasang dengan memukul atau ketukan-ketukan dengan batang
kayu pada permukaan satu lantai keramik, kemudian lakukan pada lantai
keramik berikutnya dan seterusnya. Pastikan dibawah lantai keramik yang
terpasang semuanya padat terisi adukan dan tidak ada yang kopong.
Dalam sebuah areal pemasangan seukuran 3 x 3 m biasanya terdapat 3-5
keramik yang kopong. Untuk itu segera bongkar keramik tersebut dan
ulangi pemasangannya.
8) Membuat Jarak Nat; Menggunakan plastik spacer Cara yang lazim
digunakan untuk menetukan/mengatur jarak nat adalah dengan plastic
spacer yang banyak dijual di toko-toko keramik. Ukurannya bermacam-
macam, memberikan banyak pilihan penentuan lebar nat. Plastic spacer
tersebut ditempatkan disamping (atas), dan dapat dengan muda
dilepaskan dan dipasang kembali. Pemakaiannya sangat fleksibel.
Menggunakan papan kayu Cara lain untuk menentukan lebar nat adalah
dengan menggunakan penanda dari kayu. Lebar nat ditandai dengan
pensil atau yang lainnya. Pemakaian dengan cara ini fleksibel sekali tetapi
dalam aplikasinya mungkin lebih sulit. Pemasangan keramik dinding
biasanya dipergunakan paku yang dipasang benang yang direntangkan
dari satu sisi kesisi berikutnya untuk ketepatan pemasnagan dan
menyeragamkan lebar nat

3. Lantai Marmer

Marmer adalah batuan kristalin kasar yang berasal dari batu gamping atau
dolomit. Marmer yang murni berwarna putih dan terutama disusun oleh
mineral kalsit. Marmer atau batu pualam merupakan batuan hasil proses
metamorfosa atau malihan dari batu gamping. Pengaruh suhu dan tekanan

81
yang dihasilkan oleh gaya endogen menyebabkan terjadi rekristalisasi pada
batuan tersebut membentuk berbagai foliasi mapun non foliasi.

Marmer banyak disukai karena lebih memiliki karakter dan berkelas mewah,
tekstur dan pola yang tidak teratur serta persediaan alam yang terbatas
menjadikan material ini. Material marmer memiliki kesan dingin dan
kuat.Kelemahan marmer adalah memiliki pori-pori relatif besar. Marmer yang
berpori-pori relatif besar membutuhkan perawatan ekstra. Hal ini karena
marmer mudah menyerap cairan dan layaknya karpet, meninggalkan noda
jika tidak cepat dibersihkan. Selain mahal harganya, marmer juga mahal
dalam perawatannya dan diperlukan cara khusus untuk membersihkannya.
Pantaslah jika marmer merupakan material lantai yang berkelas dan mewah,
sehingga hanya pengguna yang memiliki dana berlebih yang sanggup
mengaplikasikannya dalam hunian.

4. Lantai Granit

Batu granit, terbentuk dari hasil pembekuan magma berkomposisi asam


yang membeku di dalam dapur magma, sehingga batu ini merupakan jenis
batu beku dalam, massa jenis sekitar 2,2 – 2,3 gram/cm3 , warnaputih, abu-
abu, atau campuran keduanya.Batuan ini banyak di temukan di daerah
pinggiran pantai dan di pinggiran sungai besar ataupun di dasar sungai.Batu
Granit dapat digunakan sebgai ; Batu bahan bangunan, monument, bahan
dekorasi dan bahan tegel.

Material lantai Granit adalah jenis batuan intrusif, felsik, igneus yang umum
dan banyak ditemukan, granit kebanyakan besar, keras dan kuat, dan oleh
karena itu banyak digunakan sebagai batuan untuk konstruksi. Lantai dengan
material granit merupakan jenis lantai paling keras dibandingkan dengan
lantai marmer maupun lantai teraso. Granit memiliki pori-pori yang lebih rapat,
sehingga memiliki kemungkinan yang lebih kecil untuk dimasuki air dan
kotoran.Granit memiliki kesan dingin dan berkesan kokoh. Batuan granit
diperoleh dari bukit atau gunung granit. Namun sejalan dengan

82
perkembangan teknologi, saat ini juga telah disediakan granit buatan dengan
motif yang lebih beraneka dan harga yang lebih murah.

5. Lantai Mozaik

Mozaik (mosaic) memiliki bentuk, desain, dan warna yang beragam.Ada yang
berbentuk kotak siku, bulat, kotak lengkung, dan segi enam.Model lainnya
berupa kembangan, dekoratif, serta acak.Variasi warnanya sampai ratusan,
mirip dengan color card dari cat.Inilah yang membuat mozaik menjadi bahan
pencitraan elemen rumah. Mozaik bisa menjadi lantai kamar mandi, back
panel dapur, pelapis saniter, hingga dinding dan lantai kolam renang.Selain
pada elemen bangunan, mozaik juga dapat diaplikasikan sebagai aksen pada
sekat ruangan atau sebagai pengikat antar kepingan adalah jejaring berbahan
nilon, mirip benang Jaring berperan sebagai pengikat sekaligus perekat
kepingan mozaik.

Gambar 3-2 : Lantai Mozaik

Selain fungsinya beragam, inovasi mosaic kini terus berkembang dan makin
menawan dari bentuk, warna, bentuk serta motif dan dapat dikombinasikan
dengan bahan lantai lain. Dari pembentukannya, mosaic adalah jenis keramik
tile yang dibentuk dari potongan-potongan keramik berukuran kecil (mosaic),
dalam aplikasinya dirangkai membentuk pola tertentu sesuai dengan desain
yang diinginkan. Mosaic sangat fleksibel untuk diolah menjadi aneka desain,
sesuai dengan berbagai gaya interior, baik minimalis, klasik maupun modern.

83
Material Mozaik semakin populer untuk mempercantik elemen bangunan.
Mozaik terbuat dari porselen, kaolin, dan bahan khusus. Bahan-bahan khusus
tersebut dioven pada suhu 2.200ºC selama 24 jam.Daya tekannya mencapai
500kg/cm2. Berbentuk kepingan, mozaik dirangkai di atas jaring benang.
Ukuran keping bervariasi, ada yang 18 mm x 18 mm, 25 mm x 25 mm, 28 mm
x 28 mm, 35 mm x 35 mm , juga 50 mm x 50 mm. Masing-masing keping
memiliki tebal 3 mm - 4 mm.Mozaik memiliki bentuk, desain, dan warna
beragam. Ada yang berbentuk kotak siku, bulat, kotak lengkung, dan
segienam. Model lainnya berupa kembangan, dekoratif, dan acak.Variasi
warnanya sampai ratusan, mirip dengan color card dari cat.Inilah yang
membuat mozaik menjadi bahan pencitraan elemen rumah.Ia berupa
kepingan yang dapat mengubah tampilan lantai atau dinding menjadi indah.

Memasang mozaik perlu ketelitian, selain butuh nat tipis, berkisar 2mm-3mm,
mozaik juga perlu perlakuan khusus. Berikut ini beberapa pedoman cara
memasang mozaik, yaitu;
a. Siapkan alat dan bahan; Keramik mozaik dengan jumlah yang sesuai
luas bidang (biasanya keramik dijual dalam satu jaring berukuran 40cm
x40cm), 2. Semen instan atau semen berwarna putih, 3. Pengisi nat, 4.
Kape, 5. Trowel, 6. Ember semen, 7. Sikat berbahan nilon
b. Kondisi lantai dan dinding telah diaci rata, kemudian berikan lapisan
semen diatasnya dan ratakan, jangan terlalu tebal Letakkan lembaran
keramik mozaik diatasnya, diamkan selama 1/2 hari Isi antar keping
mozaik dengan nat, buatlah permukaan nat agak melengkung ke
bawah dan tidak terlalu rata agar terlihat lebih indah 30 menit setelah
pengisian nat, bersihkan mozaik dengan lap setengah basah Setelah
nat kering, (sekitar 2 jam) sikat permukaan mozaik, bersihkan dengan
kape jika ada sisa nat yang menempel di keramik
3) Mozaik tidak boleh direndam dalam air. Air dapat merusak dan
menghilangkan lem perekat pada jejaring di balik keping mozaik.
4) Tidak semua tukang keramik dapat memasang mozaik.
5) Nat mozaik cukup kecil berkisar 2mm-3mm. Oleh sebab itu, gunakan
pengisi nat khusus

84
6. Lantai Kayu

Perhatikan Gambar di bawah ini.


Rumah-rumah zaman dulu, umumnya lantai terbuat dari kayu, baik
itu bentuk kayu bulat atau papan yang di susun di atas balok atau
gelagar kayu. Banyak pertimbangan saat itu, salah satunya tentu
bahan kayu yang masih melimpah dan murah, contoh rumah model
panggung, tentu masih banyak hal yang melatar belakangi
keadaan tersebut ?

Perhatikan Gambar di bawah ini dan pahami.


Rumah modern, sekarang ini banyak juga yang menggunakan
kayu sebagai lantai, dikenal di pasaran sebagai lantai parkit
(parquet), orang menggunakannya tentu bukan karena alasan
murah atau bahan kayu masih melimpah. Apa pertimbangan orang
zaman sekarang menggunakan kayu sebagai lantai ?, dapatkah
kamu memberi pertimbangan atau alasannya?.

85
Pengertian lantai kayu, adalah lantai yang terbuat dari bahan kayu baik itu
kayu solid maupun kayu olahan yang dijadikan sebagai lantai bangunan pada
lantai dasar maupun lantai ingkat. Lantai kayu solid, yaitu dibuat dari bahan
kayu murni yang dibentuk menjadi kepingan papan, balok selanjutnya di
rangkai menjadi lantai. Lantai kayu olahan (engineered wood flooring) adalah
jenis produk lantai berbahan dasar kayu, baik itu berupa kepingan atau
lembaran yang selanjutnya dijadikan lantai. Lantai jenis kayu olahan berasal
dari proses produksi tertentu yang menggabungkan berbagai bahan mentah
seperti partikel kayu, perekat khusus, serta bahan tambahan melalui sistem
manufaktur yang dirancang secara khusus, dan tampilannya juga natural dan
menarik apalgi dipadu dengan jenis bahan lain. Akan tetapi, terdapat
perbedaan yang signifikan antara lantai kayu keras (hardwood) dan kayu
lunak (softwood), lantai kayu olahan digunakan secara luas karena harganya
yang lebih terjangkau. Lantai kayu keras terbuat dari kayu pohon non-konifer
seperti kayu, kenari, jati, dan lainnya, sedangkan lantai kayu lunak pada
umumnya terbuat dari kayu pohon konifer seperti kayu pinus. Lantai kayu
sering digunakan karena karakteristik fisik dan mekanisnya yang berbeda
dengan jenis lantai lain seperti dari bahan besi, keramik, marbel, PVC, dan
lain-lain.

Lantai kayu memiliki dimensi, ketebalan serta ragam yang berbeda, yang tiap
elemennya terbuat dari kayu solid dan diproses dari satu balok kayu. Ukuran
atau dimensi lantai kayu berbeda sesuai dengan kebutuhan dan hasil pabrik
produksinya. Secara umum terdapat tiga macam jenis lantai kayu, yaitu;
1. Papan Strip; Terbuat dari kayu solid dan dimensinya sama
2. Papan Plank; Terbuat dari kayu solid dan dimensinya berbeda, pada
ukuran lebar berbeda-beda
3. Papan Parkit (Parquet); Terbuat dari kayu solid dan olahan yang tipis
yang disatukan menggunakan alat perekat khusus, memiliki pola
tertentu yang artistic dan estetik.

86
Gambar 3-3: Macam Motif Lantai Kayu

Material lantai kayu, yang paling umum adalah lantai parket (parquette),kata
tersebut berasal dari kata parquetry. Material kayu memiliki kesan hangat dan
alami. Selain berasal dari kayu solid, bahan parket saat ini juga berasal dari
bahan non kayu seperti bamboo. Bila kita memiliki lantai parquet, berarti harus
siap dengan pemeliharaan yang kontinyu dan tidak dapat mengabaikan
adanya rayap yang akan menghabisi kayu-kayu tersebut secara diam-diam.
Untuk itu, persiapannyapun harus cukup matang, dan jangan pernah
menumpahkan cairan ke atas lantai Parquet untuk menjaga keawetannya.
Untuk itu lantai Parquet tidak boleh dipel dengan menggunakan air.

Untuk pemasangan kayu sebagai lantai, bila dilakukan di lantai dasar,


biasanya dipasang langsung pada beton dengan menggunakan bahan,
dipersyartkan kandungan kelembapan beton tidak mempengaruhi papan
menjadi melengkung dan memiliki celah (mencegah gapping). Untuk
pemasangan pada lantai bertingkat atau loteng, biasanya menggunakan balok
balok sebagai tempat tumpuan, dan dikenal dalam konstruksi sebagai balok
induk dan balok anak.

87
Gambar 3-4: Lantai Kayu

7. Lantai dari bahan kayu olahan

Bahan lantai jenis kayu olahan, terdiri dari dua atau lebih lapisan kayu dalam
bentuk papan dan biasanya tidak membutuhkan finishing (sanding), yaitu
pengampelasan dan penyelesaian setelah pemasangan. Inti lantai kayu
biasanya terbuat dari konstruksi lapisan kayu yang terdiri dari beberapa kayu
tipis yang direkatkan satu sama lain. Lantai seperti ini biasanya terdiri dari 2
atau 3 lapis, tergantung pada tujuan penggunaannya. Lapisan atas
merupakan kayu yang terlihat ketika lantai sudah terpasang, lapisan
ini direkatkan pada intinya sehingga lantai menjadi stabil, lapisan yang berada
di tengah berfungsi untuk mencegah gapping atau cupping. Bahan lantai kayu
olahan merupakan jenis lantai kayu yang paling umum digunakan karena
biaya pemasangannya yang rendah. Stabilitas lantai dicapai dengan
memastikan bahwa serat kayu pada tiap lapisan berada pada posisi tegak
lurus terhadap lapisan yang berada di bawah dan atasnya. Kayu tersebut
kemudian distabilkan lagi dengan tekanan diberikan pada intinya secara pada
panjang dan lebarnya.

Untuk finishing lantai kayu olahan, biasanya dilakukan pengampelasan untuk


mengkompensasi ketidakseimbangan pada kayu. Sering kali, lantai kayu
diselesaikan dengan menggunakan polyurethane dan minyak atau kombinasi

88
keduanya. Lantai yang diselesaikan dengan minyak (oil finished floors)
menggunakan minyak murni, untuk Lantai kayu resapan (impregnated wood
flooring) mengunakan resapan akrilik khusus untuk meningkatkan daya tahan
lantai kayu terhadap goresan dan kelembapan.

Beberapa keunggulan Lantai kayu olahan dibandingkan dengan kayu solid,


yaitu;
 Ukuran dimensi yang presisi
 Memiliki pola yang artistik
 Pemasangan lebih mudah, dan perbaikan juga lebih mudah.
Selain jenis kayu olahan untuk lantai kayu, dikenal juga jenis lantai laminasi,
lantai vinil dan lantai veneer tetapi tidak diperlakukan sebagai lantai kayu
olahan (engineered wood flooring). Kayu laminasi menggunakan motif kayu
pada permukaannya, namun tidak terbuat dari kayu asli, lantai vinil terbuat
dari plastik yang dibentuk menyerupai kayu, sedangkan lantai veneer
menggunkan lapisan kayu tipis dengan inti yang tediri dari berbagai produk
kayu komposit yang berbeda, dan yang paling umum adalah papan berbahan
dasar kayu seperti MDF, sehingga lantai jenis ini memiliki ukuran lebih besar
dari papan kayu.

8. Lantai Batu Alam

Material batu alam juga sering dipakai sebagai bahan lantai, biasanya selain
di lantai, banyak juga dipakai di taman atau ditempel di tembok pagar, dan
dinding pada interior rumah. Pada bangunan, dapat dikatakan lantai
merupakan bagian paling dasar yang menjadi alas bangunan, posisi lantai
yang jarang menjadi perhatian sebetulnya dapat lebih mempercantik dan
membuat ruangan nyaman. Untuk pemilihan lantai tersebut dapat terlihat
artistik maka kenali dulu jenis bahan dan fungsi lantai tersebut, demikian pula
untuk pemilihan serta penggunaan batu alam untuk lantai dimaksud.

Beberapa Jenis lantai dari batu alam yang dikenal secara umum di pasaran,
yaitu berdasarkan letak, fungsi ruang, dan bahan. Berdasarkan letak ruang,
batu alam untuk lantai dibagi menjadi lantai batu untuk eksterior dan lantai
batu untuk interior.

89
1) Fungsi Interior; Untuk bagian interior lantai harus menggunakan batu
alam dengan karakter yang membuat ruangan hidup. Penggunaan
batu alam untuk lantai biasanya menggunakan finishing poles
(polished) dimana batu tampak seperti cermin. Jenis batu alam yang
dapat anda gunakan untuk interior adalah Andesit, Marmer, dan granit.
2) Fungsi Eksterior; Untuk bagian eksterior lantai harus menggunakan
batu alam yang berkarakter kuat dan tahan cuaca. Jenis batu alam
yang dapat anda gunakan untuk eksterior adalah Batu Andesit, Batu
Candi, dan Batu Templek .

Gambar 3-5 : Aplikasi Batu Alam Sebagai Lantai Bangunan

Material batu alam juga sering dipakai sebagai bahan lantai antara lain batu
kali lempeng dan batu salagedang. Biasanya selain di lantai, banyak juga
dipakai di taman atau ditempel di tembok pagar, dan dinding pada interior
rumah. Kedua jenis batu ini cukup tahan terhadap cuaca, meskipun mencari
tekstur batu yang kurang lebih seragam tidak mudah, ditambah lagi lebar nat
antar batunya tidak seragam, tapi hal itu justru menambah ruang menjadi
semakin natural.Material batu ini memiliki kesan segar.

90
Batu alam untuk perlengkapan lantai kamar mandi, selain berfungsi sebagai
fungsi estetika, juga sebagai fungsi kelayakan serta ketahanan akan air.
Kamar mandi dalam satu bangunan, merupakan salah satu bagian penting
dan bagian yang tidak terpiahkan dari komponen lain dari seluruh ruangan
dalam bangunan, terutama rumah tinggal. Desain amar mandi dengan lantai
dari batu alam memberikan kesan sensasi tersendiri, seakan membawa kea
lam segar, alam sejuk bila dipadu dengan orname serta warna yang segar,
terlebih dengan desain batu alam untuk kamar mandi yang dilengkapi dengan
berbagai ornament tumbuhan dan kesan kesegaran alam yang rileks
membawa suasana sempurna.

Penggunaan batu alam untuk kamar mandi yang dipadu dengan kesan alami,
akan membawa kesegaran tersendiri, apalagi dipadu dengan elemen
pelengkap kamar mandi yang lebih unik, antik dan dikombinasi dengan
dinding batu alam, tentu akan lebih fresing. Kamar mandi akan terlihat lebih
luas jika dipasangi batu alam baik dinding maupun lantainya, desain dinding
kamar mandi dengan jenis batu alam, baik itu berupa batu andesit, batu
paras, atau jenis batu lain yang ada di suatu daerah, seperti perpaduan batu
koral dari berbagai bentuk, ukuran serta warna yang diapadu dengann system
peralatan kran air yang manis, yang membawa seaakn berada di wilayah air
pegunungan, tentu akan lebih menarik.

Penggunaan batu alam untuk lantai teras rumah dan carport (Carport adalah
pelataran halaman depan rumah yang menghubungkan pintu pagar depan
rumah dengan teras ataupun garasi) atau taman, juga dapat didesain manis
dan alami, perpaduan batu alam jenis koral, andesit dengan warna serta corak
yang kental tentu menghadirkan suasana yang sempurna. Rumah-rumah
modern di kota-kota besar umumnya memiliki carport sehingga carport
sebagian yang tidak terpisahkan dari rumah. Batu alam dapat di gunakan
untuk berbagai macam desain lantai carport material itu seperti batu andesit,
batu koral, batu templek dan lain sebagainya. Posisi carport/teras umumnya
tidak terlindung dari panas atau hujan sehingga jenis batu yang di pilih harus

91
tidah mudah berlumut sehingga batu alam dengan karakter keras seperti
dapat menjadi pilihan untuk lantai carport, dan lantai taman atau teras luar.

9. Lantai Karpet

Lantai Karpet yang terbuat dari bahan kain, akan hangat bila digunakan,
umumnya dipakai dan digunakan di rumah untuk bagian kamar tidur dan
ruang keluarga, karpet juga diletakan di area ruang tamu. Lantai karpet bisa
melambangkan kemewahan dari penghuninya, tergantung dari karpet yang
digunakan, semakin mahal akan semakin mewah. Ada banyak alasan
mengapa dimasa kini orang memilih lantai yang ditutup oleh karpet. Diantara
alasan itu adalah: sebagai peredam suara, terutama untuk kantor dengan
pegawai-pegawai yang penuh kesibukan. Sementara untuk rumah, sebuah
keluarga yang mempunyai anak kecil akan lebih terasa aman bila memakai
karpet dibanding permukaan lantai yang keras seperti lantai marmer.

Disamping pemasangan yang mudah, banyak model corak, dan warna


perawatannya juga mudah, lantai dengan karpet dipilih karena keindahannya.
Saat ini sudah banyak sekali macam-macam karpet dengan macam-macam
harga sesuai jangkauan kita, yang mampu menambah keindahan ruangan.

Gambar 3-6: Lantai Karpet

Untuk pemakaian diruangan kantor yang banyak orang lalu lalang, disarankan
memakai jenis karpet Tile, sekaligus berfungsi sebagai peredam suara. Karpet

92
Tile adalah karpet yang sudah dibentuk potongan-potongan seperti lantai
keramik, sehingga pemasangan lebih mudah dan motif bisa disesuaikan
dengan keinginan kita karena bisa disusun dengan arah yang
berbeda.Keuntungan memakai karpet jenis Tile dibanding kapet gulungan
adalah, dengan mudahnya dapat kita bongkar pasang bila kita
menginginkannya. Beda dengan karpet jenis gulungan yang sekali
ditempatkan, akan sulit untuk di pindahkan ketempat lainnya.Material karpet
sering diapaki untuk lantai kantor, dan hotel hotel, lantai dengan berbahan
karpet kelihatan mewah dalam lantai yang luas, apalagi dikombinasi dengan
motif dan warna tertentu.

Saat ini penggunaan lantai karpet, banyak digunakan untuk sarana olah raga
seperti untuk lapangan sepak bola, lapangan futsal dan lain sebagainya.
Untuk lapangan futsal ada beberapa jenis karpet yang dikenal, dan biasa
digunakan yaitu :
1) Lantai Karpet Rumput Sintetis
2) Lantai Karpet Vinyl
3) Lantai Karpet Interlocking

Lantai rumput sintetis, jenis rumput sintetis paling banyak digunakan untuk
lapangan futsal karena dengan adanya rumput sintetis, mengurangi
kecelakaaan yang diakibatkan terjatuh, dan juga lebih mudah
perawatannya.Lantai karpet model rumput sintetis dilihat dari jenisnya lebih
dikenal dua macam, yaitu jenis sebagai rumput gajah, dan tipe rumput
jepang. Model rumput gajahsepintas hampir mirip dengan tali raffia, daun
rumput tipe ini lebarlebar, setelah pemakaian selama kurang lebih 1 - 2 bulan
akan pecah menjadi kecil kecil. Kemudian dikenal dengan tipe sebagai rumput
jepang, daun rumput tipe ini kecil-kecil, hampir menyerupai rumput asli dan
lebih natural. Tipe rumput rumput jepang belakangan lebih disukai oleh
masyarakat karena daya tahan nya lebih kuat dan permukaan rumput datar
sehingga lebih enak digunakan.

93
Lakukan pengamatan pada lapangan badminton di sekitarmu, kemudian buat
satu karangan tentang apa bahan lantai yang digunakan, dan coba buat
analisanya berdasarkan pemahanmu, mengapa demikian.

Panduan:
o Terbuat dari bahan apa lantai lapangan badminton ?
o Apa alasannya ?, beri penjelasan !

1. Jelaskan apa saja fungsi lantai pada bangunan ?


2. Selain lantai pada bangunan, dalam konstruksi
bangunan dikenal istilah lantai kerja, jelaskan apa itu
lantai kerja ?
3. Sebutkan beberapa jenis material lantai bangunnan
yang kamu kenal ?
4. Sebutkan macam jenis lantai kayu, yang kamu ketahui !

94
RANGKUMAN

Lantai pada bangunan memiliki berbagai berfungsi, sebagai fungsi


utama yaitu dasar berpijak dalam dan memberikan kenyamanan ketika
berjalan di atasnya, juga sebagai arsitektur ruangan bangunan. Salah
satu fugsi lantai rumah digunakan untuk meletakkan barang-barang
seperti kursi, meja, almari, dan sebagainya serta mendukung berbagai
aktivitas seperti berjalan, duduk di lantai, sampai dengan memberi nilai
estetika suatu ruang dalam bangunan sehingga dapat menambah nilai
jual bangunan tersebut. Kadangkala fungsi lantai, diperlukan untuk
kekuatan, lantai seperti sebuah pabrik atau bengkel yang memikul serta
terjadinya mobilisasi dan demobilisasi peralatan berat, maka fungsi
lantai disini adalah untuk ketahanan atau kekuatan aktivitas yang
berlangsung di ruangan tersebut.
Selain untuk fungsi kenyamanan dan keindahan, lantai dibutuhkan juga
untuk fungsi yang kedap air, sehingga air tidak merembes dari lantai
kamar mandi, demikian juga degan pembuatan lantai untuk saran
olahraga, diperlukan lantai yang kasar, dan membuat orang tenang
melakukan aktivitas olahraga, tdiak licin dan harus benar-benar rata.
Beberapa jenis material lantai dengan beragam karakteristiknya sebagai
pertimbangan aplikasi pada ruang, dikenal di bangunan, seperti; lantai
dari Plesteran (concrete), Keramik, Marmer, Granit, Mozaik, Kayu, Batu,
Karpet dan lain sebagainya. Mungkin banyak lagi bahan yang bisa
digunakan untuk lantai, tergantung kebutuhan dan bahan apa yang
dipakai, karena ada juga orang menjadikan lantai sebagai bahan seni,
sehingga mungkin akan memadukan berbagai bahan untuk dijadikan
lantai yang berniali seni yang tinggi.
Dalam pemilihan bahan lantai sebaiknya disesuaikan pada kebutuhan
fungsi bangunan, dan untuk rumah tinggal dipilih lantai yang memnuhi
persyaratan kesehatan, tidak kotor, tidak licin, lebih bagus bila
lantai kedap air. Jadi Pemilihan material lantai sangat penting, untuk
kenyamnana dan kesehatan.

95
GLOSSARY

Asbes, atau asbestosadalah campuran mineral silikat yang memiliki


serat kristal diantaranya asbestiform, fibrosa tipis kristal,
theinhalasi dari serat asbes
Atap adalah penutup bagian atas bangunan, yang berfungsi sebagai
penutup seluruh ruangan yang ada di bawahnya.
Atap beton, adalah plat yang terbuat dari bahan beton atau beton
bertulang, yang difungsikan sebagi atap dan biasanya merupakan atap
datar
Bitumen, material asapal turunan lain
BWG, Berasal dari “Birmingham Wire Gauge” Adalah standar seng
galvanis yang digunakan di Indonesia, setelah ada ketetapan dari
Departemen Perindustrian, istilah BWG tidak lagi digunakan. Untuk pelat
galvanize digunakan istilah Bjls yang artinya baja lapis seng. Apabila
pada pelat tersebut terdapat tulisan Bjls 30, itu menandakan bahwa
ketebalan pelat tersebut 0,30 mm; Bjls 40 ketebalan pelat tersebut 0,40
mm.
Polycarbonate; Polycarbonate adalah bentuk atap berongga transparan
dikenal orang di lapangan sebagi canopy, atap ini berbentuk lembaran
yang besar sehingga dimungkinkan untuk luasan yang besar tanpa
sambungan.
SNI, adalah Standar Nasional Indonesia
Spandek, jenis atap baja yang dibuat sedemikian rupa seperti halnya
seng gelombang namun bedanya spandek ini bentuknya menyudut, dan
spandek ini memakai lapisan zinkalume (merupakan perpaduan coating
antara, dengan aluminium dan silicon jauh lebih bags dari galvanis).

96
A. Pendahuluan

Atap adalah penutup bagian atas bangunan, yang berfungsi sebagai penutup
seluruh ruangan yang ada di bawahnya. Secara arsitektur bentuk atap
berpengaruh terhadap keindahan suatu bangunan dan pemilihan tipe atap
sebaiknya disesuaikan dengan lingkungan setempat dan proporsional
terhadap bangunan pada lingkungan tersebut. Atap harus ditopang konstruksi
yang kuat, jenis konstruksi atap tergantung jenis bahan penutup atap dan
bentuk atap yang akan digunakan.Jenis penutup atap saat ini banyak ragam
baik bahan maupun bentuk, desain serta warna, seperti dikenal secara umum
atap terbuat dari beton, atap seng, atap sirap, atap ilalang, atap genteng dan
lain sebagainya.

Jenis bahan penutup atap merupakan faktor yang sangat mempengaruhi


keserasian atap, dalam pemilihan jenis penutup atap ini ada beberapa kriteria
yang perlu diperhatikan antara lain seperti kondisi iklim setempat, seperti
misalnya untuk daerah panas sebaiknya menggunakan penutpu atap yang
menimbulkan efek sejuk seperti memakai atap genteng, bagaimana dengan
bentuk keserasian atau fungsi dari bangunan tersebut, kemudian bagaimana
dengan ketersediaan bahan penutup atap yang digunakan. Berikut ini adalah
pemilihan atap, yang didasarkan atas pilihan karakteristik lokasi dan jenis atap
yang digunakan;
1) Atap dari bahan bersifat isolasi terhadap panas, dingin dan bunyi
2) Atap yang berfungsi kedap (rapat) terhadap air hujan dan tidak tembus
air
3) Atap yang tahan terhadap perubahan bentuk akibat pergantian cuaca
4) Atap yang memerlukan sedikit perawatan, seperti tidak perlu cat
5) Atap yang tidak mudah terbakar
6) Atap yang memiliki bobot ringan.
7) Atap yang awet dan usian tahan lama.

Kemudian mengenai konstruksi rangka atap yang digunakan untuk jenis atap
genteng, biasanya digunakan rangka atap kuda-kuda. Rangka atap kuda–
kuda adalah suatu susunan rangka batang yang berfungsi untuk mendukung

97
beban atap termasuk juga berat sendiri dan sekaligus memberikan bentuk dan
jenis penutup pada atap. Pada dasarnya konstruksia kuda–kuda terdiri dari
rangkaian batang yang membentuk segitiga, dengan mempertimbangkan
berat atap serta bahan penutup atap, maka desain konstruksi kuda–kuda
akan berbeda satu sama lain. Setiap susunan rangka batang haruslah
merupakan satu kesatuan bentuk yang kokoh yang nantinya mampu memikul
beban yang bekerja pada konstruksi tanpa mengalami perubahan.

Beberapa syarat-syarat konstruksi atap yang harus dipedomani antara lain,


yaitu;
1) Konstruksi atap harus kuat menahan berat sendiri dan tahan terhadap
beban-beban yang bekerja padanya.
2) Pemilihan bentuk atap yang sesuai sehingga menambah keindahan
serta kenyamanan bagi penghuninya.
3) Bahan penutup atap harus sesuai dengan fungsi bangunan tersebut,
dan tahan terhadap pengaruh cuaca.
4) Sesuai dengan ciri khas arsitektur tradisional bangunan sekitar.
5) Kemiringan atau sudut atap harus sesuai dengan jenis bahan
penutupnya. Makin rapat jenis bahan penutupnya, maka
kemiringannya dapat dibuat lebih landai, seperti bahan dari seng,
kaca, asbes dan lain – lainnya.

B. Jenis Bahan Penutup Atap

Jenis bahan penutup atap sekarang ini banyak ragamnya, kita dengan mudah
menemukan berbagai macam jenis, merek atau tipe yang ada dipasaran. Saat
ini penutup atap merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam
sebuah bangunan, karena selain dari fungsinya, dari segi keindahan pun
terkadang juga perlu diperhitungkan. Penutup atap memiliki bermacam-
macam jenis materialnya, terbuat dari bahan apa dan bagiaman konstruksi
penopangnya, tergantung jenis dan benuknya. Berikut ini kita akan mengulas
berbagai macam material atap yang dapat digunakan untuk penutup
bangunan sesuai dengan desain dan kebutuhannya.

98
1. Atap Dari Bahan Tumbuhan

1.1 Atap Ilalang (Alang-alang)

Pemakaian atap ilalang atau alang-alang


untuk penutup atap suatu bangunan
banyak digunakan dipedesaan. Proses
pembuatannya, setelah dikeringkan,
ilalang dijalin sedemikian rupa
membentuk sisir,atap ilalang ini
dipasang pada atap suatu bangunan dengan cara diikat dengan tali bambu
atau dijepit dengan paku. Ilalang adalah atap yang terbuat dari bahan
tanaman, dalam lapisan yang tumpang tindih. Alang-alang yang dalam
bahasa Melayu sering disebut ilalang di Sumatera banyak terdapat di lahan
kosong, lahan perkebunan, di kebun, di lahan pertanian atau tegalan,
perkembangannya sangat cepat sebab daya produksinya secara generatif
maupun vegetatif amat efisien. Atap alang-alang sangat ramah lingkungan
karena menghasilkan limbah yang sangat kecil, dan sampah pasca
pemakaiannya dapat dikembalikan ke alam menjadi sampah organik. Atap
alang-alang juga menyerap panas matahari dengan sangat ideal sehingga
suhu ruangan dibawahnya menjadi sangat nyaman,sehingga tidak diperlukan
lagi Air Conditioner di dalam ruangan.

Jenis atap Ilalang adalah atap yang dipasang pada bangunan yang berbahan
alang-alang, atap ilalang disebut juga dengan atap alang-alang di daerah
tertentu, atap ini seringkali dipasang untuk membuat suasana yang natural
atau memberikan kesan alami pada bangunan dan selain untuk atap
bangunan rumah tradional atau rumah yang berada di desa, biasanya sering
digunakan pada tempat-tempat yang berhubungan dengan suasana alami,
seperti estetika pada restauran, villa, gazeboo, hotel atau penginapan untuk
memberikan kesan natural dan alami.
Adapun keunggulan jenis penutup atap Ilalang, antara lain adalah;
1) Mudah ditemukan, terutama di daerah pedesaan, dan bahanIni adalah
bahan atap yang paling umum , karena bahan yang tersedia.
2) Ramah lingkungan
99
Kekurangan jenis penutup atap Ilalang, yaitu;
1) Resiko mencegah kebakaran sangat kecil
2) Tidak tahan lama
3) Tidak kedap air
4) Sangat ringan sehingga tidak kuat menahan angin

1.2 Atap Rumbia

Rumbia atau disebut juga (pohon) sagu adalah nama sejenis palma penghasil
tepungsagu, di berbagai daerah di Sumatra dan Sulawesi adalah rumbieu,
rembie, rembi, rembiau, rambia, hambia, humbia, lumbia, rombia, rumpia, dan
diMaluku dikenal sebagai ripia, lipia, lepia, lapia, lapaia, hula atau huda, di
Jawa, ambulung, bulung, (am) bulu, tembulu (Jw.), bhulung (Md.), dan ki ray.
Jadi atap rumbia, adalah atap yang dibuat dari daun rumbia, yang diraju
menyerupai sisir menjadi satu kesatuan yang dapat berfungsi sebagai atap.

Atap Rumbia merupakan karya seni tradisional yang di kerjakan oleh


kalangan penduduk di pedesaaan, dan di tepi pantai, karna bahan bakunya
semua dari bahan alami dan rumbia biasanya tumbuh di rawa-rawa dan di
tepi pantai yang airnya payau. Atap rumbia sangat di butuhkan oleh
masyrakat pedesaan, karna masih bisa terjangkau dengan ekonomi mereka,
tetapi sekarang ini ternyata peminat atap rumbia bukan hanya di pedesaan,
melainkan sudah sampai pusat kota, yang banyak di gunakan untuk atap
gasebo dan rumah makan mewah yang membawa nuansa desa. Proses
pembuatan atap rumbia tidaklah mudah, butuh ekstra keras, bahan dikumpul
lalu di jahit dengan tangan, kemudian di jemur, dan siap untuk di pasarkan,
dan proses ini hanya mengikuti apa yang sudah mereka terapkan, dan itu
sudah standarisasi yang diterapkan turun temurun.

100
Gambar 4-2: Penutup Atap Rumbia

1.3 Atap Ijuk

Penggunaan atap ijuk saat ini


melambangkan bangunan rumah
tradisional, dan karakteristik spesial
yang membedakan arsitektur tradisional
dengan arsitektur modern, selain itu atap
ijuk juga mengandung suatu makna
suasana desa yang alami, penuh
Gambar 4-3: Atap Ijuk kedamaian.

Enau atau aren adalah jenis pepohonan palma, seperti kelapa (nyiur) dan
merupakan tanaman serba guna. Tumbuhan ini dikenal dengan pelbagai
nama seperti nau, hanau, peluluk, biluluk, kabung, juk atau ijuk (aneka nama
lokal di Sumatra dan semenanjung Malaya); kawung, akol, akel, akere, inru,
indu (bahasa-bahasa di Sulawesi); moka, moke, tuwa, tuwak (di Nusa
Tenggara), dan lain-lain. Asal muasal kata atap ijuk, karena dibuat dari ijuk
pohon aren, yang dihasilkan sebagai Serat berwarna hitam yang dihasilkan
dari pohon aren ini memang istimewa, karena bisa bertahan hingga ratusan
tahun.

Keistimewaan serat ijuk tidak hanya terletak pada sisi keawetannya saja,
masih ada lagi, serat ini tahan terhadap asam dan garam air laut, artinya ijuk

101
tidak mudah lapuk oleh asam dan garam air laut.Kita dapat melihat orang-
orang Sasak (dan wilayah pesisir di negeri ini) sampai sekarang masih
memanfaatkan ijuk, tidak hanya untuk atap, tapi juga untuk tali. Diketahui juga
ijuk adalah serat alami yang mampu mencegah kerusakan yang diakibatkan
oleh rayap tanah. Sifat ijuk yang elastis, keras, dan tahan air, menyebabkan
bahan alami ini sulit dicerna oleh organisme perusak serngga, seperti
rayap.Aplikasi penggunaan ijuk seklain untuk atap rumah tempo dulu,
sekarang ini banyak digunakan untuk keperluan lain, seperti pembuatan
rumah adat, pembuatan atap untuk villa, pembuatan atap gazebo, dan
penggunaan untuk budidaya ikan.

Dahulu kala, sebelum munculnya berbagai jenis atap modern, orang banyak
menggunakan atap ijuk, bahkan dari jenis atap ilalang, dan rumbia, ijuk adalah
bahan atap yang paling diminati dan tahan lama saat itu, dan merupakan
bahan atap mewah di zamannya. Penggunaan jenis atap ijuk saat ini sudah
tidak seperti sebanyak zaman tempo dulu, sekarang ini penggunaan atap ijuk
sudah pada tahap asesorie, sudah pada penggunaaan atap yang
mengandung estetika, yang banyak digunakan untuk rumah rumah gazebo,
rumah makan dan rumah rumah yang didesain bernuansa desa atau
bernuansa alam.

Pemeriksaan bahan ijuk yang bagus (berkualitas) untuk atap, dapat dilakukan
dengan visual yaitu;
1) Panjang; Bahan ijuk memiliki ukuran ijuk yang panjang, tebal dan
tekstur yang lebih kuat.
2) Lidi; Lidi telah terkelupas dari Ijuk
Biasanya bahan ijuk yang berkualitas, kebayakan di ekspor ke luar negeri.
Bahan ijuk dari pohon nira/enau, selain untuk bahan atap, lidinya juga dapat
dipakai untuk pembuatan sapu lidi atau bahan lain.

Beberapa keunggulan menggunakan ijuk sebagai bahan penutpu atap,


antara lain yaitu;
1) Sejuk; Bisa memberikan efek sejuk di sekitar bangunan

102
2) Kesan Alami; Bisa memberi kesan alami dan tradisional pada
bangunan
3) Kuat: Tahan lama
4) Ramah Lingkungan

1.4 Atap Sirap

Atap sirap berasal dari kayu keras, dan


kayu awet, seperti kayu jati, belian, onglen
dan biasanya dari bahan kayu ulin, dan
dikenal juga dengan nama kayu besi atau
kayu bulian.
Gambar 4-4: Atap Sirap
Di daerah Kalimantan sejak dahulu sudah menggunakan bahan atapsirap,
karena kayu ulin berasal dari daerah Kalimantan dan memiliki ketahanan yang
sangat baik terhadap perubahan suhu, kelembaban, dan pengaruh air laut.
Selain untuk bahan atap, kayu ulin juga sering diapakai sebagai bahan
bangunan, seperti konstruksi rumah, jembatan, tiang listrik, bantalan kereta
api, dan perkapalan. Bahan atap sirap dibuat dengan cara membelah kayu
yang keras seperti menjadi lembaran lembaran yang mempunyai ukuran
tertentu. Ukuran-ukuran sirap ada beberapa macam seperti :
 Ukuran besar : panjang 60 cm, lebar 8 @9 cm dan tebalnya 4 - 5 mm,
atau 1 lembar atap sirap biasanya (p x l x t) = 58 x 6 x 0,3 dan 58 x 6 x 0,5
(cm)
 Ukuran kecil : panjang 40 cm, lebar 5 cm dan tebalnya 3 @ 4 mm

Atap sirap dari kayu ulin ini berwarna coklat kehitaman.lembaran tipis tersebut
dikemas dalam ikatan, namun lama kelamaan akan berubah menjadi cokelat
tua kehitam-hitaman. Kelebihan pengunaan bahan sirap adalah bahannya
cukup ringan dan bersifat isolisasi terhadap panas. Kelemahan penggunaan
bahan ini pemasangannya cukup sulit sehingga biaya yang akan digunakan

103
akan bertambah dan bila lembaran sirap belum cukup kering sudah di pasang
akan berubah bentuk menjadi cekung.

Berikut beberapa keunggulan menggunakan Atap Sirap kayu pada bangunan,


yaitu;
1) Bentuknya unik
2) Mudah didapatkan di pasaran
3) Harganya relative murah
4) Kekuatannya 20-50 tahun (sesuai dengan lingkungannya)
Berikut beberapa kekurangan menggunakan Atap Sirap kayu pada
bangunan, yaitu;
1) Jika tidak di proteksi maka air akan cepat menyerap
2) Rentan terhadap rayap
3) Serat-serat kayunya terkadang dimakan oleh burung
4) Kurang kuat terhadap terpaan angin
5) Tidak diproduksi perlembar sehingga dalam pemasangannya
dibutuhkan waktu yang lama

Mengeksplorasi, maksudnya adalah mengadakan penyelidikan terutama


mengenai sumber alam yang terdapat di suatu tempat.

Telah dijelaskan beberap jenis atap yang dipakai pada bangunan, dimana
fakta sejarah nenek moyang kita menggunakan bahan-bahan dari sumber
alam pohon atau dedaunan untuk dijadikan atap. Seperti dijelaskan di atas
bahan tersebut yaitu; pohon ilalang (alang-alang), daun pohon rumbia, bahan
ijuk dari pohon enau dan pohon kayu. Kesemua bahan jenis penutup di atas,
dengan teknik sederhana, sulam dapat merangkai bahan tersebut menjadi
berfungsi sebagai atap.

104
Sekarang tugas mu, menemukan fakta di sekitarmu atau menemukan dari
sumber bacaan lain, bahan apa saja sumber daya alam yang dapat dijadikan
bahan atap tanpa melalui proses pabrik atau proses teknologi yang sehingga
berfungsi menjadi atap.

Apa yang telah kamu peroleh dari hasil pengamatan dan pemahamanmu
tentang jenis atap dari sumber pohon atau dedaunan, sekarang kamu
komunikasikan kepada teman, apa yang kamu dapat dan perbincangkan agar
kamu lebih memahaminya.

Atap pada bangunan tradisional pada umumnya merupakan salah satu


karakteristik spesifikasi yang membedakan arsitektur tradisional satu dengan
lainnya, disamping itu, atap juga mengandung suatu makna, dan norma dalam
arsitektur suku (etnis). Proses pemilihan bahan, mulai menebang bahan dan
mengerjakan menjadi bahan atap memiliki pola yang menarik, demikian pula
pada proses pemasangan atap, memiki kaitan-kaitan yang khusus dengan
masalah-masalah kekerabatan dan lingkungan sosial. Jenis bahan penutup
atap yang banyak digunakan pada bangunan tradisional, seperti dijelaskan di
atas, dapat kamu jadikan sebagai bahan ekplorasi ilmiah mu, untuk menggali
dan memahami bahan atap dari sumber alam yang langsung dapat dijadikan
penutup atap.

105
2. Atap Bahan Logam
2.1 Seng

Seng (Belanda: zink), atau timah


adalah unsur kimia dengan lambang
kimia Zn, beberapa aspek kimiawi
seng mirip dengan magnesium, hal
ini dikarenakan ion kedua unsur ini
berukuran hampir sama. Selain itu,
keduanya juga memiliki keadaan
oksidasi +2. Seng merupakan unsur
paling melimpah di bumi, dan

Gambar 4-5 : Atap Seng

memiliki lima isotop stabil. Biji seng yang paling banyak ditambang
adalah sfalerit (sengsulfida), terdapat berbagai jenis senyawa seng yang
dapat ditemukan, seperti seng karbonat dan seng glukonat terdapat pada
suplemen makanan, seng klorida terdapat pada deodorant, seng
pirition terdapat padasampo anti ketombe, seng sulfida terdapat padacat
berpendar, dan seng metil ataupun seng dietil. .

Atap jenis seng sebenarnya dibuat dari lembaran baja tipis yang diberi
lapisan zinc (zincalume) secara elektrolisa. Tujuannya untuk membuatnya
menjadi tahan karat. Jadi, kata seng sebenarnya berasal dari bahan
pelapisnya. Jenis ini akan bertahan selama lapisan zinc (zincalume) ini belum
hilang, yang terjadi sekitar tahun ke-30-an. Setelah itu, atap akan mulai bocor
apabila ada bagian yang terserang karat. Seng adalah salah satu sekian
banyak bangunan yang sering digunakan sebagai penutup atap. Ukuran seng
datar yang digalvanisir ukuran tebal yang kurang dari 1 mm dinyatakan
dengan BWG.Ukuran seng gelombang biasa yang digalvanisir berkisar 760
mm x 1830 mm dengan beberapa macam tebal.

Mengenal Sifat fisik seng, Seng merupakan logam yang berwarna putih
kebiruan, berkilau, dan bersifat diamagnetik. Walau demikian, kebanyakan
seng mutu komersial tidak berkilau, seng sedikit kurang padat

106
daripada besi dan berstruktur kristal. Seng terdiri dari logam keras dan rapuh,
seng juga mampu menghantarkan listrik dibandingkan dengan logam-logam
lainnya, seng memiliki titik lebur (420 °C) dan tidik didih (900 °C) yang relatif
rendah. Jika seng terkena air hujan yang banyak mengandung garam akan
mudah berkarat, lagipula oleh jatuhnya air hujan akan menimbulkan suara
yang gaduh, serta tidak bersifat isolasi panas maupun dingin artinya bila
udara di luar panas atau dingin maka dalam ruangan akan terasa lebih panas
atau dingin. Kelebihannya bobotnya ringan, harganya murah, untuk
memasangannya mudah sekaligus dapat menghemat biaya.

Gambar 4-6 : Penutup Atap Seng

Berikut beberapa kelebihan dan kekurangan atap seng, antara lain yaitu;
1) Kelebihan; Pemasangan cepat dan mudah, ringan, penggunaan rangka
atap sediki.
2) Kekurangan; Sifatnya yang menahan panas kurang, mudah berkarat,
kurang menarik secara penampilan dan mudah terhempas angin, mudah
penyok.

2.2 Atap spandek (Spandex)

Atap spandek, jenis atap baja yang dibuat sedemikian rupa seperti halnya
seng gelombang namun bedanya spandek ini bentuknya menyudut.secara
prinsip hampir mirip dengan atap seng gelombang biasa, namun karena

107
bentuknya menyudut terkesan lebih manis. hal yang membedakan lain adalah
jenis pelapis yang dipakai. Atap seng gelombang memakai lapisan seng
sedangkan spandek ini memakai lapisan zinkalume.

Gambar 4-7 : Atap Spandek Pada Bangunan Rumah

Atap spandek terdiri dari jenis atap gelombang besar dan gelombang kecil
yang banyak diaplikasikan pada bangunan pabrik, perkantoran, gudang, dan
jenis atap spandek panjangnya dapat dipesan sesuai dengan permintaan.

Bahan dasar yang dipergunakan untuk material Atap Spandek antara lain,
baja lapis zinc (zincalume) yang merupakan baja lembaran lapis logam
paduan dengan komposisi Aluminium dan Seng. Komposisi ini memberikan
perlindungan yang prima sehingga Atap Spandek cocok untuk berbagai
aplikasi bangungan dan manufaktur. Baja lapis zinc (zincalume) memiliki
lapisan resin jernih yang membuat permukaannya mudah di cat, mencegah
goresan dan bercak tangan, dan lapisan pasivasinya menjamin
permukaannya yang keperak-perakan tetap terjaga, tampilannya yang
mengkilap memberikan daya pantul cahaya dan panas yang tinggi. Daya
tahan panasnya mencapai 315 derajat celcius tanpa mengalami perubahan
warna pada permukaannya, sehingga sangat cocok dipergunakan untuk atap
bangunan gudang, pabrik maupun bangunan yang besar/luas, lapis zinc
(zincalume) memberikan usia pakai 2 hingga 6 kali lebih lama dibandingkan
dengan baja lapis Galvanis pada aplikasi yang sama.

108
Untuk lebih memahami, jenis, model dan ukuran ata spandek berikut ini
disampakan data teknis, bentuk, ukuran daari atap spandek yang ada di
pasaran. Perlu di ingat, bahwa atap jenis ini tidak semua toko menjual, oleh
karena itu untuk penggunaan perlu pemesanan terlebih dhulu di toko atau
agen yang menjualnya.

Spesifikasi data atap spandek bermacam macam tergantung pabrik yang


memproduksi jenis atap tersebut. DI bawah ini dapat dilihat spesifikasi salah
satu atap spandek yang ada di jual di pasaran (sampel produk), yang memiliki
panjang 6-7 meter:
Bahan : Baja zincalume
Tebal : 0,30 – 0,35 – 0,45 mm, dan 0,50 mm
Panjang : Standar 6-7 meter
Lebar : 600mm, 672 mm, 720mm, 730mm, 750mm, 760mm, 780mm,
800mm, 30mm, 890mm, 925mm, 935mm, 960mm, 1000mm,
1040mm dan 1060mm

109
Gambar 4-8 : Beberapa Model Atap Spandek (Sampel Produk)

110
Berikut ini dapat dilihat data teknis, spesifikasi tentang ketebalan beserta data
berat masing-masing jenis atap spandek per kilogram panjang dan luas, yang
diambil dari salah satu produk yang beredar di pasaran.

Spesifikasi Atap Spandek “XX”


Nama Produk : “XX”
Bahan Dasar : Baja Hi-Ten G550, & Baja Soft G300
Sumber Bahan : Zincalume AZ 150, Abadi AZ 100
Lapis Lindung : Zinc-Aluminium; Prepainted Zinc-Aluminium 150
gr/m2, Prepainted Zinc-Aluminium 100 gr/m2
Warna : Colorbond, Pelangi, Gemilang
Gelombang : 5 Gelombang
Lebar Effektif : 750 mm
Tebal standar : 0.20 mm BMT atau 0.25 mm TCT
0.25 mm BMT atau 0.30 mm TCT
0.30 mm BMT atau 0.35 mm TCT
0.35 mm BMT atau 0.40 mm TCT
0.40 mm BMT atau 0.45 mm TCT
0.45 mm BMT atau 0.50 mm TCT
Panjang : Ukuran sesuai kebutuhan, Maksimal 12 m

Tabel : Data teknis spandek tebal dan berat

 (Thickness after Coated), diambil dari data teknis pabrik.

111
3. Atap Genteng

3.1 Genteng tanah tradisional

Jenis bahan penutup atap genteng tradisional terbuat dari bahan dasar tanah
liat melalui proses percetakan dan pembakaran sampai sempurn, ini
disebabkan karena bahan ini mempunyai daya tolak panas, dingin , tahan
lama, tidak memerlukan banyka perawatan serta harganya relative murah.
Genteng tanah liat tradisional banyak digunakan pada bangunan-bangunan
yang ada di daerah tropis maupun daerah yang berhawa lembab, di dsa desa
di sekitar pulau Jawa jenis penutup atap genteng sudah popular sajk dahulu.
Genteng jenis ini biasa sering disebut genteng S karena mempunyai
penampang pelintang seperti huruf S. genteng S mempunyai ukuran :
1) Panjang : 28 – 36 cm
2) Lebar : 20 – 25 cm
3) Tebal : 0,8 – 1 cm
4) Dalam lengkungan : 4 – 5 cm

Genteng tanah liat membutuhkan rangka untuk pemasangannya, dalam ilmu


konstruksi disebut dengan struktur rangka atap atau konstruksi rangka atap,
pemasangan genteng ini dipasang pada atap miring.Genteng menerapkan
sistem pemasangan saling mengunci dan mengikat (inter-locking), dan
biasanya pemasangan dimulai dari paling bawah. Warna dan penampilan
genteng ini akan berubah seiring waktu yang berjalan. Biasanya akan tumbuh
jamur di bagian badan genteng.

Adapun keunggulan jenis penutup genteng tanah liat tradisional, antara lain
adalah;
a) Mudah didapat
b) Kuat menahan air hujan
c) Murah harganya
d) Kedapa air dan anti rayap
Kekurangan jenis penutup atap genteng tanah liat tradisional, yaitu;
a) Mudah ditumbuhi jamur dan lumut

112
b) Mudah retak
c) Dalam pemasangannya membutuhkan waktu yang lebih banyak
karena bentuknya yang dicetak satu persatu.
d) Tidak cocok untuk bangunan didaerah yang bersalju

3.2 Genteng Keramik

Bahan dasarnya tetap keramik yang berasal dari tanah lia, namun genteng ini
telah mengalami proses finishing yaitu lapisan glazur pada permukaannya.
Lapisan ini dapat diberi warna yang beragam dan melindungi genteng dari
lumut. Umurnya bisa 20 – 50 tahun. Aplikasinya sangat cocok untuk hunian
modern di perkotaan, dengan permainan atap genteng berbagai macam
model/bentuk atap.

Gambar 4-9 :AplikasiAtap Genteng Keramik Pada Bangunan

Adapun keunggulan jenis penutup Genteng Keramik, antara lain adalah;


a) Bentuknya sudah lebih modern
b) Kedap air dibandingkan atap tanah liat tradisional
c) Kuat dibandingkan genteng tanah liat tradisional karena telah melalui
proses finshing, dan tahan lama 20-50 tahun
d) Mengkilat, karena bagian luarnya dicat. Sehingga rumah terlihat apik
e) Mudah didapatkan di pasaran
f) Sesuaidi daerah panas maupun basah (hujan)
g) ukurannya lebih besar dari genteng biasa sehingga bisa menghemat

113
Kekurangan jenis penutup atap Genteng Keramik, yaitu;
a) Dalam pemasangannya membutuhkan waktu yang lebih banyak
karena bentuknya yang dicetak satu persatu.
b) Tidak cocok untuk bangunan didaerah bersalju
c) Terkadang cat yang digunakan untuk melapisi genteng terkelupas,
sehingga pada bagian gentengnya ditumbuhi lumut.

3.3 Genteng Beton

Bentuk dan ukurannya hampir sama dengan genteng tanah tradisional, hanya
bahan dasarnya adalah campuran utama beton, yaitu campuran semen PC
dan pasir, kemudian diberi lapisan tipis yang berfungsi sebagai pewarna dan
kedap air. Sebenarnya atap ini bisa bertahan dalam waktu yang sangat lama,
tetapi lapisan pelindungnya hanya akan bertahan antara 30 tahun hingga
40tahun.

Gambar 4-10 :Berbagai Tipe Atap Genteng Beton

Bentuk atap beton, hampir sama dengan bentuk genteng pada umumnya,
hanya saja berbagai produsen memproduksi genteng beton dengan
model/tipe dengan karakteristik masing-masing, baik itu bentuk, warna dan
spesifikasinya. Untuk aspek komersil, produsen genteng beton membuat cirri
dan keunggulan khusus, seperti dirancang khusus dengan bobot yang relatif

114
ringan, warna yang menarik, model atau tipe genteng, seperti tipe S, M, atau
tipe plat vertical, plat batu, dan lain lain tergantung produsen yang member
nama sesuai dengan karakteristik masing-masing produksi.. Berbagai cara
guna menarik dan merangsang konsumen agar membeli genteng beton yang
di variasi dengan model cekungan, warna, atau kemudahan pemasangan.

Perlu dipahami, bahwa setiap genteng memiliki kelebihan dan kekurangan,


begitupun dengan genteng beton, beberapa karakteristik genteng beton yang
dapat menjadi panduan pemeriksaan visual, yaitu:
1) Bobot; Genteng beton lebih berat dibandingkan genteng keramik;
2) Presisi; Genteng Beton memiliki tingkat presisi yang lebih baik,
dikarenakan proses pembuatan genteng beton tidak mengalami
pembakaran sehingga kemungkinan deformasi pada genteng sangat
kecil, selain itu desain genteng ini memungkinan proses pemasangan
lebih cepat.
3) Harga; Harga genteng beton relatif lebih murah dibandingkan dengan
genteng keramik, karena isi/m2 genteng beton lebih sedikit
dibandingkan genteng keramik
4) Warna; Warna genteng beton mungkin tidak sekuat warna genteng
keramik berglazur, karena genteng beton umumnya mengalami
pewarnaan dengan menggunakan cat minyak atau coating, tetapi
beberapa produsen ada yang mengklaim dapat menghasilkan coating
yang tahan lama. Perbedaan harga karena perbedaan warna genteng
hampir tidak ada, hanya kualitas coating/cat yang mebedakan harga
dari genteng beton, jadi kita dapat lebih fleksibel menyesuaikan warna
dengan selera kita tanpa mengganggu budget awal.
5) Daya serap air; Genteng beton juga lebih mudah/rentan terhadap
rembesan untuk pemakaian jangka panjang, apalagi jika coating/cat
nya sudah terkelupas, hal ini akan berpengaruh pada beban atap pada
saat hujan karena pada kondisi ini daya serap genteng terhadap air
sangat tinggi.
6) Model; Model banyak tipe, khususnya model flat lebih cocok dengan
desain minimalis, hal in dikarenakan bentuk dan desain genteng ini
murni flat dan lebih presisi.

115
Gambar 4-11 : Spesifikasi Genteng Beton Model M (Sampel)

Selain dari karakteristik diatas kita dapat melihat dari sisi proses pembuatan
genteng itu sendiri, pada genteng beton yang memiliki bahan dasar campuran
beton. yang proses pengeringannya bergantung pada persenyawaan antara
semen sebagai perekat dengan campuran beton. ditambah dengan press
mesin pada saat pencetakan yang menjadi faktor utama kepadatan beton dari
pada genteng itu sendiri.

Gambar4-12 :Spesifikasi Genteng Beton Model Flat (Sampel)

Beberapa kelemahan, jenis penutup Genteng beton, antara lain adalah;


1) Tidak memiliki proteksi jadi jika terkena hujan dan panas lebih cepat
berjamur dan lumut
2) Harganya lumayan mahal
3) Untuk menyusun genteng beton lebih lama
4) Tidak cocok di daerah yang bersalju
5) Bobot, berat sehingga memerlukan rangka atap yang kuat

116
3.4 Genteng Aspal (Bitumen)

Bahan meterial yang satu ini terbuat dari


campuran lembaran bitumen yaitu turunan
aspal dan bahan kimia lain, di pasaran sering
juga genting jenis ini disebut dengan genteng
bitumen atau atap bitumen.

Bahan aspal dikenal sebagai bahan atau material yang bersifat viskos atau
padat, berwarna hitam atau coklat, yang mempunyai daya lekat (adhesif), dan
mengandung hidokarbon yang dihasilkan dari minyak bumi (aspal alam) dan
terlarut dalam karbondisulfida. Aspal telah digunakan selama ribuan tahun
sebagai bahan waterproofing karena sifatnya yang mampu menyesuaikan
terhadap fluktuasi suhu, dan dapat bersifat sebagai perekat, sebagai filter
karna sifat yang cair pada suhu tertentu dapat mengisi rongga yang kosong
dan bersifat kedap air (waterproof).

Gambar 4-14 :BerbagaiBentuk Atap Genteng Aspal (Bitumen)

Berbeda dengan genteng yang dikenal umum, seperti genteng beton atau
tanah liat, genteng aspal masih belum banyak dikenal orang, dan di pasaran
juga masih jarang, dan pengguna juga masih sedikit. Genteng ini terbuat dari
campuran bubuk kertas, serat organik, resin, dan aspal, genteng ini memiliki
bobot lebih ringan dibandingkan dengan genteng tanah liat, beton, atau
keramik, bobotnya sekitar 4 kg/m2, tentu lebih ringan dibandingkan dengan

117
atap genteng yang berat satuannya bisa mencapai 4 kg-8 kg. Bobot yang
ringan ini dapat menjadi salah satu keunggulan genteng aspal, dengan bobot
yang ringan, konstruksi atap pun dihemat. Selain itu genting ini sangat lentur
dan tahan air, karena kita ketahui bahwa spal berfungsi sebagai waterproofing
hingga membuat atap tahan bocor.

Teknik pemasangan genting ini sama seperti memasang sirap pada


umumnya, genteng aspal ini adalah sirap versi modern, pemasangannya
sama dari bawah ke atas. Bentuk genteng aspal atau atap bitumen
bermacam-macam, tergantung pabrik yang produksi, di pasaran ditemui
berbagi bentuk atap bitumen, yaitu;
1) Atap Bergelombang, bentuknya seperti seng gelombang;
2) Atap Datar, bentuknya seperti atap sirap, atau berbentuk lembaran;
3) Atap Genteng, bentuknya seperti atap genteng.

Gambar 4-15 :BentukAtap Genteng Aspal (Bitumen) Model Singel

Berbagai pabrik di Indonesia telah memproduksi genteng jenis ini, dengan


model, ukuran serta warna yang beragam. Genteng aspal bitumen ada yang
dikombinasi dengan bahan berbagai macam yang tujuannya memperkuat
serta memperindah tampilan, seperti kombinasi material fiber dan aspal, dan
kombinasi dengan batuan berwarna yang menghasilkan paduan warna serasi.
Prodk genteng seperti ini, menghasilkan genteng yang flexible, dapat
dipasang dalam berbagai bentuk dan ragam motif. Pemasangan atap dapat
dipasang dalam kondisi kemiringan yang ekstrim.Kemudian ada berbagai
model juga yang diproduksi oleh pabrikan, seperti model datar bertumpu pada
multipleks yang menempel pada rangka, multipelks dan rangka dikaitkan

118
dengan bantuan sekrup. Ada juga model genteng aspal yang dilem ke papan,
untuk jenis kedua, model bergelombang, ia cukup disekrup pada balok
gording.

Adapun keunggulan jenis penutup Genteng Aspal (bitumen), antara lain


adalah;
1) Kekuatan; Tahan terhadap api, air, suhu dan rayap;
2) Pemasangan; Kemiringan pemasangan dapat dipasang pada
kemiringan yang landai 22,5° sampai 90°, mudah dan praktis
pemsngannya;
3) Warna; Memiliki warna yang beragam, serta terlindungai anti pudar
dan anti jamur;
4) Bobot; Bobot ringan dibanding genteng keramik dan beton.

Beberapa kelemahan, jenis penutup Genteng Aspal (bitumen), antara lain


adalah;
1) Harga mahal;
2) Sulit didapat di setiap toko;
3) Tidak cocok digunakan didaerah panas

3.5 Genteng Metal

Genteng metal terbuat dari lembaran metal


yang diproses degan bahan pelapis, pada
permukaan bagian atas dilapisi dengan butiran
pasir dan aspal yang direkatkan, kemudian
difinishing dengan cat, dan dibentuk seperti
genteng, dengan ukuran tertentu.
Ukuran genteng metal, bervariasi, ada yang dibuat lebih besar dari genteng
tradisonalt, yakni sekitar 60–120 cm, dengan ketebalan 0,3 mm. Pemasangan
genteng ini tidak jauh beda dengan genteng dari tanah liat, karena memiliki
ukuran yang lebih lebar maka dapat mempercepat waktu pemasangan pada
sebuah bangunan. Genteng jenis ini biasanya memerlukan sekrup untuk
pemasangannya agar tidak mudah terbawa angin karena bobotnya yang

119
ringan. Pilihan warna genteng metal yang tersedia sangat variatif dan
menarik, kombinasi warna atap dan dinding bangunan dapat menciptakan
estetika dan arsitektur yang indah.

Gambar 4-17 : Komposisi Bahan Genteng Metal (Sampel Pabrikan)

Teknik pemasangan genteng metal pada prinsipnya sam dengan


pemasangan genteng tradisonal atau genteng keramik, bedanya terdapat
pada perekatan/pemakuan, dimana biasanya dilekatkan menggunakan
sekrup, paku, atau pengunci khusus. Bentuknya lembaran, mirip seng,
genteng ini ditanam pada balok gording rangka atap, menggunakan sekrup.
Bentuk lain berupa genteng lembaran. Pemasangannya tidak jauh berbeda
dengan genteng tanah liat hanya ukurannya saja yang lebih besar. Ukuran
yang tersedia bervariasi, 60-120cm (lebar), dengan ketebalan 0.3mm dan
panjang antara 1.2-12m.Karena ukurannya lebih lebar dan ber variasi, tentu
letak dan kedudukan konstruksi pendukung, seperti reng akan berbeda
jaraknya, misalnya untuk ukuran lebar 80 cm dan panjang 77cm akan
menyesuaikan. Pemasangan akan lebih cepat, karena lembaran yang lebih
luas, teknik penempelan dilakukan dengan cara menempatkan genteng di
atas reng yang telah disiapkan, kemudian tempelkan menggunakan paku. Ada
pemasangan genteng jenis ini yang lebih praktis, karena pabrik sudah
melengkapi dengan pengunci khusus atau paku, di samping ukurannya yang
lebar dan panjang sesuai produk/pesanan, akan mempercepat proses
pengerjaan. Pada pemasangan genteng metal yang harus diperhatikan

120
adalah bagian atas dan bawah genteng tidak sama, sehingga perlu
diperhatikan posisinya. Sehingga perlu diperhatikan pemasangan lembaran
pada sayap kanan dengan pemasangan lembaran pada sayap kiri. Cara
pemotongan genteng metal hanya dapat dilakukan dengan memakai gunting
besi, dan lihat posisi yang dipotong untuk bagian atas genteng dimana
gording terpasang.

Berikut beberapa keunggulan menggunakan genteng metal pada bangunan,


yaitu;
1) Kekuatan; Dilapisi bahan anti karat, pasir dan tahan terhadap api, air,
suhu dan rayap;
2) Pemasangan; mudah dan praktis pemasangannya karena berbentuk
lembaran perpaduan seng dengan genteng;
3) Warna; Memiliki warna yang beragam dan tahan lama;
4) Bobot; Bobot ringan dibanding genteng tradisonal, keramik dan beton;
5) Teknologi baru yang membuat genteng tidak menimbulkan panas dan
tidak mudah terbakar.
6) Dilapisi bahan anti lumut sehingga tidak perlu khawatir untuk
mengecet ulang yang tentunya memerlukan biaya tambahan

Gambar 4-18 : Aksesoris Bahan Genteng Metal (Sampel Pabrikan)

121
Berikut beberapa kekurangan menggunakan genteng metal pada bangunan,
yaitu;
1) Mahal bila dibandingkan dengan bahan genteng tradisonal dan seng;
2) Pemasangan tidak rapi akan menimbulkan efek tambal dan tidak indah
dilihat;
3) Kemampuan insulasi panas dan kebisingan yang ditimbulkan pada
waktu hujan, masih belum sebaik genteng keramik dan genteng beton;
4) Menyerap panas.

4. Atap Beton

Atap beton, adalah plat yang terbuat dari bahan beton atau beton bertulang,
yang difungsikan sebagi atap dan biasanya merupakan atap datar. Banyak
digunakan pada rumah-rumah modern minimalis dan kontemporer.Atap beton
memiliki bobot yang berat, oleh karena itu untuk pembuatan perlu
perencanaan oleh ahli untuk perhitungan konstruksi akibat beban beban yang
dipikul serta pengaruh gaya-gaya yang bekerja. Banyaknya kasus runtuhnya
konstruksi pembuatan plat beton pada bentangan yang panjang dan luas,
dikarenakan perencanaan yang kurang teliti. Konstruksinya yang kuat
memungkinkan untuk mempergunakan atap ini sebagai tempat beraktifitas
seperti menjemur pakaian dan bercocok tanam dengan pot atau aktivitas lain
yang dapat dipikul oleh konstruksi.

Pemsangan plat beton yang difungsikan sebagai lantai, tebal minimum adalah
12 cm, dengan menggunakan tulang besi beton 2 lapis, menggunakan besi
beton diameter 10 mm berjarak 10 cm pada lokasi momen maksimum, dan
diameter 10 mm berjarak 20 cm pada lokasi momen minimum. Untuk plat
beton yang difungsikan sebagai atap, tebal minimum plat adalah 7 cm dengan
tulangan besi beton 1 lapis, jarak antara tulangan beton adalah 2 x tebal plat
atau 20 cm, diambil nilai yang terkecil, sebagai bahan referensi tebal plat 7 cm
maka jarak tulangan 2 x 7 cm = 14 cm, maka yang dipakai berjarak 14 cm.
Akan tetapi penerapan dilapangan biasanya menggunakan tulangan pokok
diameter 8mm jarak 10 cm, sedangkan tulangan pembagi diameter 6 mm
berjarak 10 cm. Kemudian untuk plat konsol (cantilever) lebar bentang yang

122
direkomendasikan maksimum 100 cm, bila lebih dari itu sebaiknya struktur
dihitung oleh ahli dibidangnya, hal ini untuk mencegah runtuh dan tidak
kokohnya plat beton.

Kebocoran pada atap beton sering sekali terjadi, untuk itu perlu perencanaan
yang teliti dan perlu pengawasan pada pengecoran dan pemakaian
waterproofing pada lapisan atasnya. Untuk mencegah kebocoran, keruntuhan,
dan berfungsi melindungi ruangan dari panas matahari dan hujan pembuatan
atap beton harus memenuhi syarat-syarat yaitu yang ditentukan. Dalam hal
ini dalam pelaksanaan pekerjaan bangunan atap merupakan penentu berhasil
atau tidaknya pekerjaan atap seperti bocor atau tidaknya bangunan atap.
Pelaksanaan pekerjaan atap beton, secara teknis terbuat dari beton bertulang,
dimana pekerjaan terdiri dari dua bagian, yaitu pekerjaan adukan beton dan
pekerjaan pembesian (tulangan) beton.

Susunan campuran adukan untuk atap beton harus kedap air, artinya
perbandingan campuran yang digunakan biasanya diambil 1 PC : 1 1/2 PS : 2
1/2 KR oleh tukang di lapangan disebut campuran beton kental. Pemakaian
air dalam adukan beton untuk bangunan atap hendaknya diambil secukupnya
saja artinya paling banyak terbatas pada sifat adukan beton dapat dikerjakan
dan tidak boleh memakai air yang berlebih-lebihan yang dapat mengakibatkan
adukan beton menjadi sangat cair. Pada adukan beton yang sangat cair
dapat mengakibatkan beton setelah menjadi keras akan dapat dengan mudah
ditembus oleh air. Air yang digunakan untuk adukan beton harus air tawar dan
bersih atau memenuhi syarat penggunaan air sebagai campuran beton,
demikian pula bahan tambahan pasir dan krikil harus juga bersih dari segala
kotoran. Hal ini dimaksudkan agar mutu beton dapat terjamin baik terhadap
kekuatan maupun terhadap sifat tahan tembus air (kedap air).

Berikut beberapa keunggulan menggunakan Atap Plat Beton, pada bangunan,


yaitu;
1) Kekuatan;kekuatannya sangat besar, karena merupakan campuran
pasir,krikil,semen dan air
2) Bobot; Bobot berat

123
3) bahan-bahan penyusunnya mudah di dapatkan di pasaran
4) Model atap datar sehingga pada bagian atap bisa dilakukan aktivitas
lain (menjemur,menaruh pot,dll)
5) Tahan terhadap hempasan angin
6) Bisa digunakan di daerah panas dan hujan
Berikut beberapa kekurangan menggunakan Atap Plat Beton, pada bangunan,
yaitu;
1) Harga bahan-bahan lebih mahal
2) Waktu pembuatan dan pengeringannya relative lama
3) Sering terjadi kebocoran pada plat beton, jadi harus di proteksi dengan
waterproofing pada bagian atas plat.
4) Jika kurang perawatan maka akan tumbuh jamur dan lumut

5. Atap Kaca

Pemakaian atap kaca semakin popular untuk mendapatkan penerangan alami


dalam rumah pada siang hari. Biasa dipakai pada bagian rumah yang tidak
mendapatkan cahaya langsung dari jendela atau sebagai aksen yang
melengkapi design sebuah rumah. Penggunaan atap kaca pada area depan
bangunan, atau teras bangunan menjadi area yang modern, sebagai tempat
bersantai dan menikmati pemandangan di sekitar tanpa harus berpikir
tentang cuaca yang ada baik hujan ataupun sinar matahari. Bentuknya pun
bermacam macam, ada yang berbentuk lembaran kaca atau genteng kaca
sesuai kebutuhan, dan tersedia dalam berbagai warna, walaupun tampaknya
kaca bening masih merupakan pilihan terpopuler saat ini. Sebuah atap kaca
dengan warna yang terang dapat menambahkan sentuhan individualitas dan
gaya untuk, rumah kantor atau toko. Sedangkan untuk model dam macam
atap, dapat dipilih jenis serta model atap datar, atap pelana, melengkung, flat
memanjang dan kombinasi dengan bahan penutup atap lain yang banyak di
jual di pasaran, dan tersedia dalam berbagai ukuran dan gaya permukaan.

Penggunaan atap kaca biasanya diaplikasikan pada atap carport atau


ruangan yang membutuhkan sinar alami dan cahaya segar, namun jika kita
menginginkan sesuatu yang berbeda, kita bisa menggunakannya pada ruang

124
lain, seperti kamar mandi. Mengaplikasikan atap kaca pada kamar mandi
dapat memberikan sensasi yang unik, hal lain pastikan bukaan pada kamar
mandi dapat mengakomodasi sirkulasi udara yang optimal, juga panas yang
masuk melalui atap kaca. Dalam pemasangannya, kita harus memperhatikan
beberapa pedoman agar tahan cuaca, gunakan kaca berketebalan minimal
10mm. Konstruksi atap sebaiknya landai, dengan kemiringan sekitar 2-3
derajat, rangka bisa terbuat dari besi pelat siku dengan jarak antar batang
penahan kaca sekitar 50cm. Perawatan kaca jenis ini sangat mudah, cukup
dengan membersihkannya secara rutin dengan air dan gosok kaca
menggunakan lap yang direndam cairan sabun.

Berikut beberapa keunggulan menggunakan Atap Kaca, pada bangunan,


yaitu;
1) kedap air
2) bisa digunakan di daerah panas dan hujan
3) bagian rumah dapat tersinari matahari secara alami
4) tidak perlu menyalakan lampu di siang hari
5) hemat listrik
6) bebas rayap
7) tahan terhadap hempasan angin
8) mudah didapatkan di pasaran
Berikut beberapa keunggulan menggunakan Atap Kaca, pada bangunan,
yaitu;
1) jika malam hari tidak bisa di tutup dan tidak akan berguna
2) harganya mahal
3) tidak bisa di daur ulang

6. Atap Polycarbonate

Atap Polycarbonate dikenal orang di lapangan sebagi canopy, atap ini


berbentuk lembaran yang besar sehingga dimungkinkan untuk luasan yang
besar tanpa sambungan. Polycarbonate adalah bentuk atap berongga
transparan yang biasa digunakan untuk atap garasi, tempat jemuran, penutup
atap kanopi, gazebo, carport, skylight, bahkan atap jembatan penyeberangan.

125
Perencanaan atap polycarbonate sudah sangat bervariasi dan bisa
digabungkan dengan berbagai material lain seperti kayu, besi, beton dan
sebagainya. Atap polycarbonate ini menjadi pilihan untuk membuat atap
carport karena cepat pemasangannya, murah, dan tidak sulit seperti
pembuatan konstruksi atap lainnya. Pada dasarnya konstruksi atap
polycarbonate adalah konstruksi atap ringan karena bobot polycarbonate
sangat ringan. Pemasangan polycarbonate mudah dan cepat, namun
harganya memang lebih mahal dari atap-atap lainnya.

Pemeriksaan visual untuk memilih kualitas polikarbonat (polycarbonate)


adalah dengan menekan kuat dengan jari penampang berongga pada
lembaran polikarbonat, jika berkualitas jelek maka konstruksi berongga
polikarbonat yang ditekan tadi tidak akan kuat menahan tekanan jari
('penyok'). Pemeriksaan dengan cara pada beberapa merk polikarbonat yang
berbeda lebih disarankan lagi anda lakukan test ini pada polikarbonat dengan
harga yang termahal dan pada harga yang termurah untuk lebih jelas melihat
perbedaannya. Dipasaran ada beberapa macam merk polycarbonate,
diantaranya ; Lexan, Twinlite, Starlite, Solarlite, Carbolux, Lexan Carboron,
GE, Molydex, X-Lite, Cladian Plast, dan masih banyak lagi merk lainnya.

Gambar 4-19 : Bentuk Atap Polycarbonate

Berikut beberapa keunggulan menggunakan Atap polycarbonate, pada


bangunan, yaitu;
1) Bahan material yang kuat dan kokoh serta ringan

126
2) Dapat meredam radiasi matahari, dan dapat digunakan di daerah
panas dan hujan
3) Flexible, Dicetak dalam bentuk lembaran sehingga dapat dengan
mudah dipakai jika luasan yang diperlukannya besar
4) Lebih cepat dalam pemasangannya
5) Mudah didapatkan dipasaran
6) kedap air
7) Modelnya simple dan elegan untuk penutup atap maupun pagar
8) Tersedia berbagai warna, bahkan ada yang transparan

Berikut beberapa kekurangan menggunakan Atap polycarbonate, pada


bangunan, yaitu;
1) Mahal
2) Digunakan pada bangunan tambahan seperti flapon
3) Terdapat unsur plastic sehingga sulut di daur ulang

7. Atap Asbes

Asbes atau asbestosadalah campuran mineral silikat yang memiliki serat


kristal diantaranya asbestiform, fibrosa tipis kristal, theinhalasi dari serat
asbes. Asbes menjadi semakin populer di kalangan produsen dan
pembangun pada saat ini karena penyerapan suara, kekuatan tarik rata-rata,
dan ketahanan terhadap panas, listrik dan kerusakan kimia. Asbes yang
digunakan dalam beberapa produk untuk tahan panas, dan di masa lalu
digunakan pada oven listrik dan kabel kompor listrik untuk
perusahaan insulasi listrik pada suhu tinggi, dan di dalam bangunan untuk
yang tahan api dan isolasi sifat, kekuatan tarik fleksibilitas, dan ketahanan
bahan kimia.Aplikasi yang lebih modern dari asbes memanfaatkan ketahanan
kimia dan sifat penguat serat untuk menghasilkan produk asbes semen yang
diperkuat termasuk pipa, lembaran, dan herpes zoster yang digunakan dalam
konstruksi bangunan.

Beberapa jenis asbes seperti aktinolit, amosite, anthophyllite, crocidolite,


tremolite, dan cempaka, dan jenis yang dikenal sebagai amfibol memiliki

127
serat yang sangat kuat dan kaku, dan dapat ber efek pada bahaya kesehatan.
Serat asbes Amphibolic dapat menembus jaringan tubuh, terutama di paru-
paru, dan akhirnya menyebabkan tumor untuk berkembang.Jenis asbes,
chrysotile, dikenal sebagai serpentin. Serat nya jauh lebih lembut dan lebih
fleksibel daripada asbes amphibolic, dan efeknya lebih kecil pada jaringan
tubuh. Sepertinya saat ini banyak orang sudah mengetahui bahwa atap rumah
yang terbuat dari bahan asbes merupakan bahan bangunan yang dapat
menimbulkan penyakit, sisi risiko ini menjadi pertimbangan kelemahan atap
asbes. Tetapi pertimbangan lain, karena bahan atap asbes mempunyai
banyak keuntungan, diantaranya, seperti bahannya ringan, tidak mudah rusak
atau jebol, rumah menjadi lebih terasa sejuk karena sifat asbes yang tidak
menyerap panas dari matahari dan tentunya juga harganya yang cenderung
lebih murah dibandingkan bahan bangunan, kemudian mudah di dapat karena
hampir semua toko bahan bangunan menjualnya.

Gambar 4-20 : Konstruksi Rangka Atap Asbes Gelombang

Atap asbes yang baik adalah yang diproduksi sesuai dengan Standar
Nasional Indonesia, dan ketetapan perdagangan di Indonesia, setiap produksi
yang standar harus memiliki ciri logo SNI pada setiap lembarnya.
Pemeriksaan visual atap asbes, seperti permukaan yang licin, warna, bentuk
dan tinggi gelombang yang seragam, mempunyai keseragaman warna,
bentuk dan tinggi gelombang yang seragam, tidak cacat atau bocor.Atap
asbes saat ini banyak digunakan untuk bangunan-bangunan yang luas,

128
maupun bangunan rumah sederhana, seperti gudang, pabrik, sekolah dan
rumah rumah di pedesaaan.

Gambar 4-21 : Urutan Pemasangan Atap Asbes Gelombang

Sepesifikasi asbes yang dapat dijelaskan, adalah seperti berikut ini;


 ukuran panjang standard, 300, 2.700, 2.400, 2.100, 1.800 mm, dan
Panjang yang dibuat atas pesanan 1.500, 1.200, 1.000 mm
 Lebar efektif 1.000 mm
 Lebar keseluruhan1080 mm
 Tebal 6 mm
 Jarak gelombang 145 mm
 Tumpangan samping 80 mm
 Tinggi gelombang 50 mm
 Berat rata-rata :Lembaran pada kelembaban normal 13 kg/m, Lembaran
yang dijenuhkan 15,5 kg/m

Teknik pemasangan atap asbes, bahwa pada gelombang-gelombang


lembaran atap pada kedua belahan harus tepat pada satu jalur. Baris atas
harus di cut dalam hubungannya dengan nok paten gelombang.

Berikut ini adalah contoh spesifikasi atau data teknis, asbes gelombang yang
diperoleh dari sample produk sebuah pabrikan.

129
Tabel Data Teknis Atap Asbes Gelombang

Adapun keunggulan jenis penutup atapAsbes, antara lain adalah;


a. Tahan panas
b. Mampu meredam suara
c. Anti rayap
d. Kedap air
e. Mudah didapatkan di pasaran
f. Harganya murah
Kekurangan jenis penutup atap Asbes, yaitu;
a. Terdapat bahan mineral Amosite dan crocidolite yang dapat
menyebabkan penyakit paru-paru
b. Dapat menyebabkan penyakit kulit akibat serat-serat yang ada pada
asbes

Gambar 4-22 : Tumpangan Lebar da Penempatan Paku

130
Gambar 4-23 : Tumpangan Panjang

Gambar 4-24 : Posisi Pemasangan Atap Asbes Gelombang

Pada pemasangan seng asbes, semua tumpangan akhir harus terletak diatas
gording atau kayu dan paku pancing/sekrup terletak pada as tumpangan.
Sedangkan tumpangan samping 80 mm satu gelombang, jarak maksimum
antara gording dengan gording 1250 mm, tetapi jarak yang sebenarnya
tergantung panjang lembaran dan tumpangan akhir yang dikehendaki.
Pemasangan pada gording kayu untuk lembaran yang tidak rangkap
digunakan sekrup galvanisir 90 x 6 mm dengan ring metal yang digalvanisir
berbentuk segi empat juga ring karet. Bila lembaran rangkap digunakan
sekrup 100 x 6 mm dengan ring metal dan ring karet sebaiknya ring karet di
sekat dengan asbes seal. Pada waktu pengeboran lubang untuk pemasangan

131
sekrup lebih besar 2 mm dari pada diameter sekrup, pemasangan pada
gording besi menggunakan paku pancing diameter 6 mm. Panjang paku
pancing 90 mm lebih panjang dari pada tingginya profil gording dan panjang
ulir minimum 40 mm untuk menerima ring dan mur. Disamping itu juga harus
menggunakan ring metal segiempat yang di galvanisir dengan ring karet dan
asbesseal.

Pada pemasangan aksesoris, seperti nok, untuk nok stel gelombang,pasang


semua rol dalam dahulu dengan susunan dari kanan kekiri baru kemudian di
susun rol luar dengan sayap menghadapkebelahan atap lain. Pada
tumpangan nok tak perlu dipotong (mitre cut), kemudian rol dalam harus
terpasang baik, sebelum rol luar, kencangkan sekrup melalui puncak
gelombang ke 2 dan 6. Pada Nok stel rata, dapat distel sudutnya dengan
sayap yang rata cocok untuk semua atap dengan kemiringan sampai
30º.Sangat cocok untuk jurai pada atap piramida, panjang efektif1000 mm,
lebar sayap 225 mm, tebal 6 mm. Pemasangan model nok ini harus disekat
dengan adukan semen dan pasir, pada jarak 50 mm dari tepi sayap rata nok.
Pasang dahulu rol dalam baik-baik baru rol luar kencangkan sekrup melalui
puncak gelombang ke 2 dan ke lembaran atap.

Pada nok paten gelombang, cara pemasangannya, bahwa pada gelombang-


gelombang lembaran atap pada kedua belahan harus tepat pada satu jalur.
Baris atas harus di mitre cut dalam hubungannya dengan nok patent
gelombang. Selanjutnya seperti pada nok yang lain pemasangannya. Pada
nok gigi gergaji, ini dapat distel dengan sayap gelombang, sayap vertikal rata
dan penutup ujung, nok Ini dapat dipakai untuk atap gigi gergaji kemiringan
terbesar 30º. Kemudian panjang efektif sayap bergelombang 1000 mm,
panjang efektif sayap rata 1700 mm, lebar sayap bergelombang 300 mm,
lebar sayap rata 300 – 450 mm dan tebal 6 mm.. Memasangnya harus dari
sayap yang bergelombang dan harus diskrup ke gording paling sedikit 3 buah
perlembar, penutup ujung gergaji ini dibuat disesuaikan terhadap panjangnya
sayap rata dari nok gigi gerigi.

132
Pada pemasangan konstruksi penutup asbes, dilakukan pedoman sepert
beriktu ini;
1. Penutup saluran bergelombang; Pemasangan Letaknya penutup saluran
dibawah deretan atap sehingga lidah menyentuh bagian dalam dinding
talang
2. Penutup ujung atas bergelombang; Sekrup dipasang melalui puncak
gelombang ke 2 dan ke 6 -Sambungan pada penutup ujung mundur 1
gelombang untuk menghindari penumpukan ketebalan lembaran.
3. Penutup sisi; Digunakan sebagai penghubung dinding vertikal dengan
lembaran atap yang arah puncak gelombangnya sejajar dengan dinding
vertikal.
 Panjang efektif 2400 mm
 Ukuran luas 75 x 250 x 50 mm
 Tebal 6 mm
Bila sisi yang 50 mm tak dapat menyentuh gelombang (lekuk) atap
misalnya mengganggu lebih baik dipotong/dikurangi.

Pada lisplang, dipersyaratkan seperti berikut ini;


1) Lisplang siku-siku; Lisplang untuk penghubung sudut atap dan
dinding. Panjang efektif2400 mm, Sayap rata 200 x 200 mm Tebal
250 x 250 mm Tebal 6 mm
2) Lisplang lengkung; Panjang efektif 2400 mm, Ukuran bagian225 x
100 x 25 mm, Tebal 4 mm

JURAI
Pada atap perisai, pertemuan antara bidang atap yang merupakan garis
miring menyudut disebut jurai bubungan miring.Pertemuan dari kedua bidang
yang menjorok kedalam disebut dengan jurai dalam atau jurai talang. Apabila
kita melihat suatu gambar tampak atas dari suatu rencana atap, maka
panjang jurai luar ataupun dalam belum merupakan suatu garis atau panjang
yang sebenarnya disini sangat penting sekali, untuk memesan kayu yang
diperlukan untuk jurai tersebut. Untuk mencari panjang sebenarnya dari balok
jurai pada prinsipnya digunakan dengan cara rebahan ataupun putaran seperti
dalam pelajaran ilmu proyeksi .

133
JURAI DALAM

Gambar 4-25: Jurai Dalam

Jurai dalam keadaannya berlawanan dengan jurai luar. Pada jurai luar air
mengalir dari jurainya tetapi pada jurai dalam air justru mengalir ke jurainya
untuk itulah pada jurai dalam harus dipasangi talang. Konstruksi jurai dalam
prinsipnya sama dengan jurai luar. Pemasangan balok diagonal agak sulit
sebab untuk mendapat tumpuan kedua ujung balok pincang tidak mudah,
jalan satu-satunya disunatkan/dihubungkan dengan balok atap yang terdekat.
Sedang untuk menghindari kesulitan pertemuan antara kuda-kuda dan bagian
bawah balok jurai dalam, maka letak kudakuda digeser 20 – 25 cm dari sudut
tembok. Pada jurai dalam bobot penutup atap menekan gording-gording serta
berusaha untuk memisahkan, maka disini perlu tumpuan untuk mencegah hal
tersebut. Pada ujung gording dibuatkan pern pendek 1 – 1,5 cm setebal
gording dan lebarnya ½ lebar gording, kedua sisi samping jurai dibuat takikan
berbentuk jajaran genjang, pen menyesuaikan bentuk ini. Diatas balok jurai
dalam dipasang papan tebal 2 cm untuk alas seng yang pada kedua sisinya
dibatasi reng.Seng biasa digunakan ialah jenis BWG 32.Papan talang dapat
dipasang pada titik usuk atau rata ataupun diatas usuk ataupun diatas usuk
tanpa takik.

134
C. Model Atap

Moodel atau bentuk atap akan menambah nilai keindahan dan artistik dari
bangunan itu. Desain model atap merupakan bagian yang berperan penting
dalam keindahan bentuk bangunan bahkan kadang kala atap menjadi suatu
ciri khas dari sebuah bangunan atau ciri khas daerah tertentu . Oleh karena itu
arsitek sering kali membuat bentuk atap yang aneh atau lain dari pada yang
lain. Bentuk bangunan arsetekturnya sangat dipengaruhi desain atap yang
dibuat, berbagai bentuk atau model atap saat ini banyak digunakan dalam
desain rumah, pada saat ini dikenal orang yang lagi trendi adalah model atap
minimalis.Untuk lebih mengenal bentuk atau model atap, berikut ini
ditampilkan model-model atap bangunan.

1 Atap Pelana

Gambar 4-26: Atap Pelana

Model atap pelana sangat sederhana, bidang atap initerdiri dari dua sisi yang
bertemu pada satu garis pertemuan yang disebut bubungan. Pada desain
rumah dengan gaya tradisional ataupun modern, atap pelana ini juga cocok.
Desain dari atap pelana tersebut memiliki kemiringan sekitar 35 derajat,
kemiringan tersebut dapat menciptakan daya serap radiasi dan panas dari
matahari amat bagus, juga guyuran dari hujan akan segera dengan mudah
mengalir. Bidang atap teridiri dari duasisi yang bertemu pada satu garis
pertemuan yang disebut bubungan, selain itu dalam pengerjaannya atap

135
pelana membutuhkan bahan yang sedikit karena konstruksinya lebih
sederhana, membuat proses pengerjaan atap pelana jadi lebih cepat.

2 Atap Perisai (Limas)

Gambar 4-27 : Atap Limas

Model atap perisai (limas) merupakan pengembang dari atap pelana, berupa
bidang yang miring pada semua sisinya, dan terbentuk dari dua bidang
segitiga dan dua bidang trapesium.Sudut yang digunakan pada atap perisai
sekitar 30 derajat - 40 derajat.Bidang atap teridiri dari dua sisi yang bertemu
pada satu garis pertemuan yang disebut dengan bubungan. Model atap ini
cukup sederhana, karena itu banyak dipakai untuk bangun bangunan atau
rumah sederhana di desa maupun di kota, karena bentuknya yang sederhana,
gampang membuatnya dan biayanya ekonomis. Bahan yang sering dipakai
pada atap model ini, adalah bahan yang berbentuk lembaran seperti asbes,
seng dan sebagainya.Model seperti ini dipilih dimaksudkan agar tidak banyak
diperlukan pemotongan atap untuk membuat sudut jurai luar.

Keunggulan dalam pemakaian atap perisai itu hampir semua dinding luar
terlindung dari panas terik matahari dan air hujan karena bentuknya yang
miring pada semua sisinya, dan arah angin yang menerpa rumah dibelokkan
ke atas sehingga mengurangi resiko kerusakan struktur dan kebocoran
berupa rembesam air, tetapi struktur dan konstruksinya lebih kompleks,
dibutuhkan perencanaa dan perhitungan yang lebih rumit dan lebih teliti.
Jumlah penutup atap yang cukup banyak mengakibatkan banyaknya
sambungan atap yang menimbulkan resiko kebocoran lebih besar.

136
3 Atap Datar

Gambar 4-28 : Atap Datar

Model Atap datar, dari segi pembuatannya paling sederhana, demikian juga
penampakannya, atap ini biasanya terbuat dari bahan beton yang di bentuk
atau di cor langsung di tempat. Kerugian pemakaian atap jenis ini bagi rumah
tinggal adalah kurang mampu mengalirkan air sehingga peluang bocor, akibat
genangan air yang tertahan.Risiko seringnya atap model datar ini bocor atau
rembes, maka pengerjaan adukan dan ketika pengecoran memrlukan ke hati-
hatian dan pengawasan oleh ahli di bidangnya.Atap datarbisaanya digunakan
untuk bangunan bertingkat, balkon yang bahannyabisa dibuat dari beton
bertulang, untuk teras bahannya dari asbes maupun sengyang tebal.Agar air
hujan yang tertampung bisa mengalir, maka atap dibuatmiring ke salah satu
sisi dengan kemiringan yang cukup.

4 Atap Sandar

Gambar 4-29: Atap Sandar

137
Model atap sandar biasa digunakan untuk bangunan bangunan tambahan
misalnya; selasar atau emperan, namun sekarang atap model ini juga dipakai
untuk rumah rumah modern. Atap sandar biasa disebut dengan atap tempel,
umumnya terdiri atas dua bidang atap miring, bagian tepi atasnya bersandar
atau menempel pada tembok bangunan. Konstruksi bentuk atap sandar
menggunakan konstruksi setengah kuda kuda untuk mendukung balok
gording, dan kemiringan atapnya dapat diambil 30 derajat atau 40 derajat bila
memakai bahan penutup dari genteng. Untuk bahan penutup dari semen
asbes gelombang dan seng gelombang kemiringan atapnya dapat diambil 20
derajat atau 25 derajat, yang pada pemasangannya tidak memerlukan reng

5. Atap Mansard

Model atap ini terdiri dari


dua atap yang terlihat
bersusunatau bertingkat.
Atap mansard jarang
digunakan untuk bangunan
rumah zaman sekarang ini,
dahulu juga hanya di bangun oleh pemrerintah Belanda, karena model atap
ini, adalah model atap dahulu ketika zaman penjajahan, yang dipengarhi
model dari eropah.

6. Atap Menara

Model atap menara hamper sama dengan atap tenda,


bedanya atap menara puncaknya lebih tinggi
sehingga kelihatan lebih lancip. Model atap ini
banyak kita jumpai pada bangunan gedung
khusus,seperti bangunan atap gereja, atap menara
masjid dan lain – lain.

Gambar 4-31 : Atap Menara

138
7. Atap Setengah Bola ( Kubah )

Bentuk atap melengkung setengah


bola. Model atap ini banyak kita
jumpai pada bangunan gedung khusus,
seperti bangunan atap gereja, atap
menara masjid dan lain – lain.

Gambar 4-32 : Atap Kubah

8 Atap Piramida

Bentuk atap ini terdiri lebih


dari empatbidang yang
sama bentuknya. Bentuk
denahpada bangunan
dapat segi 5, segi 6, segi 8
dan seterusnya

Gambar 4-34 : Atap Piramida

9. Atap Gergaji

Gambar 4-35: Atap Gergaji

139
Model atap ini terdiri dari dua bidang atau lebih atap yang tidak sama
lerengnya. Atap ini biasanya digunakan untuk bangunan besar/luas, seperti
bangunan pabrik, gudang atau bengkel

10 Atap Tradisional (Daerah)

Gambar 4-36 : Atap Tradisional

140
8. Jelaskan apa saja pertimbangan untuk pemilihan atap pada
bangunan ?
9. Sebutkan berbagai macam material atap yang dapat digunakan
untuk penutup bangunan !.
10. Saat Ini dikenal orang dengan sebutan atap spandek,
dapatkah kamu jelaskan apa itu atap spandek ?
11. Sebutkan model-model (bentuk) atap yang kamu kenal !

141
GLOSSARY

Anisotrop, adalah sifat yang berbeda setiap arah, sementara isotrop adalah sifat
yang sama ke segala arah
Elastis atau elastisitas adalah kemampuan sifat suatu benda kembali ke
bentuk awalnya
Gording, adalah balok melintang yang berada di atas kaki kuda-kuda
menjadi tempat ikatan bagi usuk, dan posisi gording harus disesuaikan
dengan panjang usuk yang tersedia
Gaya tarik, adalah aksi menarik suatu batang, dan akibatnya batang ini
cenderung menjadi meregang atau bertambah panjang.
Gaya Tekan, adalah aksi mendorong suatu batang, akibatnya batang
ini cenderung untuk memperpendek atau menekan batang tersebut.
Homogen, adalah terdiri atas berbagai unsur yang sama, dan homogen
(homogeneous), yaitu keadaan suatu kumpulan, misalnya jaringan atau
larutan yang keadaan unsur-unsur penyusunnya serba sama
Jurai, adalah pertemuan sudut atap, jurai dibedakan menjadi jurai dalam
dan jurai luar
Kaso/Usuk, adalah balok/bilah kayu yang melintang diatas gording,
berfungsi menerima beban dari penutup atap dan reng dan
meneruskannya ke gording
Konstruksi atau struktur atap, adalah konstruksi bagian bangunan
yang menahan atau mengalirkan beban-beban dari atap, konstruksi atau
struktur atap terbagi menjadi rangka atap dan penopang rangka atap.
Penutup atap adalah elemen paling luar dari struktur atap, penutup atap
harus mempunyai sifat kedap air, bisa mencegah terjadinya rembesan
air selama kejadian hujan
Reng, adalah bilah/batang (kayu) yang melintang di atas kasau/kaso
dan berfungsi sebagai tempat menempatkan posisi genteng
Ring balok, adalah batang/balok yang diletakkan di bagian puncak
dinding dan berfungsi sebagai pendukung balok kuda-kuda

142
A. Pendahuluan

Pengertian konstruksi atau struktur atap adalah konstruksi bagian bangunan


yang menahan atau mengalirkan beban-beban dari atap, konstruksi atau
struktur atap terbagi menjadi rangka atap dan penopang rangka atap. Rangka
atap berfungsi menahan beban dari bahan penutup atap sehingga umumnya
berupa susunan balok dari kayu/bambu/baja secara vertikal dan horizontal,
kecuali pada konstruksi atau struktur atap dak beton. Berdasarkan posisi
konstruksi inilah maka muncul istilah gording, kasau dan reng.Susunan
rangka atap dapat menghasilkan lekukan pada atap (jurai dalam/luar) dan
menciptakan bentuk atap pada bangunan. Kemudian penopang rangka atap
adalah balok kayu yang disusun membentuk segitiga dan disebut dengan
istilah kuda-kuda, dna konstruksi yang berada dibawah rangka atap fungsinya
untuk menyangga rangka atap. Pengaku bagian atas kuda-kuda disangkutkan
pada balok bubungan,sementara kedua kakinya dihubungkan dengan kolom
konstruksi atau struktur untuk mengalirakan beban ke tanah, melalui balok
dan kolom

Konstruksi atap dengan penutup atap genteng dan seng untuk konstruksi atau
struktur, pada umumnya, atap terdiri dari tiga bagian utama yaitu struktur
penutup atap, gording dan rangka kuda-kuda. Rangka atap, yang terdiri dari
kuda-kuda, gording, usuk dan reng, beban-beban atap akan diteruskan ke
dalam fondasi melalui kolom dan atau balok.Komponen atap yang memiliki
profil paling kecil dalam bentuk dan ukurannya, posisinya melintang diatas
kasau. Kemudian reng berfungsi sebagai penahan penutup atap (genteng dan
lain-lain), fungsi lainnya adalah sebagai pengatur jarak tiap genteng agar rapi
dan lebih terikat, ,dan jarak antar reng tergantung pada ukuran genteng yang
akan dipakai.

Pada dasarnya konstruksia kuda–kuda terdiri dari rangkaian batang yang


membentuk segitiga. Dengan mempertimbangkan berat atap serta bahan
penutup atap, maka konstruksi kuda–kuda akan berbeda satu sama lain.
Setiap susunan rangka batang haruslah merupakan satu kesatuan bentuk
yang kokoh yang nantinya mampu memikul beban yang bekerja padanya

143
tanpa mengalami perubahan. Oleh karena itu dalam pembuatan konstruksi
atap harus memperhatikan syarat-syarat yang diberlakukan untuk konstruksi
atap sesuai SNI.

Berikut adalah pedoman atau syarat-syarat yang harus diperhatikan dalam


penentuan konstruksi rangka atap, yaitu;
1) Konstruksi atap harus kuat menahan berat sendiri dan tahan
terhadap beban-beban yang bekerja padanya.
2) Bentuk atap dapat menambah keindahan bangunan.
3) Bahan penutup atap harus sesuai dengan fungsinya, tahan terhadap
pengaruh cuaca., bersifat isolasi terhadap panas, dingin dan bunyi,
Rapat terhadap air hujan dan tidak tembus air, bersifat isolasi terhadap
panas, dingin dan bunyi, dan tidak mudah terbakar.
4) Kemiringan atau sudut atap harus sesuai dengan jenis bahan
penutupnya. Makin rapat jenis bahan penutupnya, maka
kemiringannya dapat dibuat lebih landai, seperti bahan dari seng,
kaca, asbes dan lain lainnya.
5) Bobot ringan dan mempunyai kedudukan yang kokoh setelah
dipasang.
6) Awet.

B. Konstruksi Rangka Atap

Konstruksi rangka atap adalah suatu bentuk konstruksi yang berfungsi untuk
menyangga penutup atap yang terletak di atas kuda-kuda. Penutup atap
adalah bagian paling atas bangunan yang memberikan perlindungan bagian
bawahnya terhadap cuaca, panas, hujan dan terik matahari. Fungsi rangka
atap yang lebih spesifik adalah menerima beban oleh bobot sendiri, yaitu
beban kuda-kuda dan bahan pelapis berarah vertikal kemudian
meneruskannya pada kolom dan pondasi, sertadapat berfungsi untuk
menahan tekanan angin muatan yang berarah horizontal. Jenis rangka atap
yang biasa ditemui di rumah-rumah adalah jenis rangka atap dari bahan kayu,
namun belakangan ini marak penyedia konstruksi atap berbahan baja ringan.

144
Kayu yang biasa digunakan untuk konstruksi rangka atap berbeda-beda
tergantung daerahnya. Jenis-jenis kayu tersebut antara lain: Kayu meranti,
Kayu merawan (sumatera) atau, damar putih (Kalimantan), Kayu mersawa
atau tenam (Palembang) atau keruing, sesawa (Riau), Kayu sintok/kapur
(Kalimantan Tenggara), Kayu berangan/tunggeureuk/saninten/ kihiur (Sunda),
dan lain sebagainya. Penggunaan bahan baja ringan sekarang ini sudah
masuk ke desa-desa, diyakini Struktur baja ringan mempunyai kelebihan
dalam hal umur pakai dan kekuatan, memang mempunyai perilaku yang
berbeda dibandingkan dengan struktur kuda-kuda kayu. Struktur kuda-kuda
baja ringan memiliki dimensi yang lebih tipis dibandingkan kuda-kuda kayu,
mulai dari ketebalan 0,75 mm hingga ketebalan 1 mm.

Perhitungan kuda-kuda rangka baja ringan amat berbeda dengan kayu, yakni
cenderung lebih rapat, semakin besar beban yang harus dipikul, jarak kuda-
kuda akan semakin pendek. Baja ringan memiliki derajat kekuatan tarik yang
tinggi yaitu sekitar 550 MPa, kekuatan tarik dan tegangan untuk rangka atap
ini untuk mengkompensasi bentuk atap baja yang tipis. Ketebalan baja ringan
untuk atap ringan berkisar dari 0,4mm – 1mm. Untuk struk rangka atap, profil
baja ringan yang biasa digunakan adalah profil C sebagai komponen struktur
utama, profil U biasanya untuk reng, dan profil-profil tambahan lain seperti
talang, dan sebagainya.

Berikut ini gambar beberapa rencana atap (denah), rencana rangka atap, jenis
konstruksi rangka atap untuk bahan genteng, dan seng, serta gambar detail
susunan rangka penutup atap.

145
Gambar 5-1: Sketsa Denah Atap Limas

146
Gambar 5-2 : Denah Atap dan Potongan Kuda-kuda

147
Gambar 5-3: Susunan Struktur Konstruksi Atap

Perhatikan susunan konstruksi atap pada gambar di atas, susunan dari


bagian atas bertuturt-turut adalah; 1) Penutup atap, 2) Balok reng, 3) Balok
Kaso, 4) Gording, dan terakhir 5) Kuda-kuda. Dari susunan konstruksi atap
tersebut, jelas diketahui bahwa penutup atap menggunakan jenis penutup
atap yang ukurannya relatif kecil dapat menggunakan jenis genteng.
Selanjutnya perhatikan detail gambar di bawah ini

Gambar 5-4: Susunan Genteng dan Kaso Gording

148
Gambar 5-5: Detai Susunan Rangka Atap Genteng

Perhatikan susunan konstruksi atap pada gambar di bawah ini, bahan


konstruksi adalah kayu, susunan dari bagian atas bertuturt-turut adalah; 1)
Balok gording, dan 2) Kaki kuda-kuda. Dari susunan konstruksi atap tersebut,
jelas diketahui bahwa penutup atap menggunakan jenis penutup atap yang
ukurannya relatif besar atau luas, dapat menggunakan jenis seng, asbes,
polycarbonate, dan spandek.

Gambar 5-6: Susunan Kaki Kuda-kuda dengan Gording

149
Gambar 5-7: Rencana Rangka Atap dan Penempatan Gording

150
Gambar 5-8 : Denah Atap

151
Gambar : Isometri Rencana Aangka Atap

Gambar 5-9: Rencana Aangka Atap Baja RIngan

152
1. Struktur Rangka Atap

Pengertian struktur atap adalah bagian bangunan yang menahan atau


mengalirkan beban-beban dari atap. Struktur atap terbagi menjadi rangka atap
dan penopang rangka atap, rangka atap berfungsi menahan beban dari bahan
penutup atap sehingga umumnya berupa susunan balok-balok (material kayu,
baja, beton,dll) secara vertikal dan horizontal –kecuali pada struktur atap dak
beton, angka atap ini maka muncul istilah konstruksi atau struktur lain, seperti;
gording, kasau/kaso dan reng. Susunan rangka atap dapat menghasilkan
lekukan pada atap (jurai dalam/luar) dan menciptakan bentuk atap tertentu.
Penopang rangka atap adalah balok kayu yang disusun membentuk segitiga,
disebut dengan istilah kuda-kuda. Kuda-kuda berada dibawah rangka atap,
fungsinya untuk menyangga rangka atap. Sebagai pengaku, bagian atas
kuda-kuda disangkutkan pada balok bubungan,sementara kedua kakinya
dihubungkan dengan kolom struktur untuk mengalirakan beban ke tanah.
Secara umum dikenal 4 jenis struktur atap yaitu: struktur dinding (sopi-sopi)
rangka kayu, kuda-kuda dan rangka kayu, struktur baja konvensional, struktur
baja ringan, selain itu itu ada pula struktur dari bahan beton yang biasa
digunakan untuk atap datar, dan kombinasi dari berbagai material, seperti
kombinasi baja dengan beton.

1.1 Penutup Atap


Penutup atap adalah elemen paling luar dari struktur atap, penutup atap harus
mempunyai sifat kedap air, bisa mencegah terjadinya rembesan air selama
kejadian hujan. Sifat tidak rembes ini diuji denganpengujian serapan air dan
rembesan. Struktur penutup atap merupakan struktur yang langsung
berhubungan dengan beban-beban kerja (cuaca) sehingga harus dipilihdari
bahan-bahan yang kedap air, tahan terhadap perubahan cuaca. Struktur
penutup yang sering digunakan antara lain; genteng, asbes, kayu (sirap),
seng, polycarbonat, plat beton, dan lain-lain. Pada bab terahulu telah
dijelaskan bahan atap, serta fungsi atap itu sendiri.

Penutup merupakan bagian yang menutupi atap secara keseluruhan sehingga


terciptalah ambang atas yang membatasi kita dari alam luar. Ada berbagai

153
pilihan penutup atap dengan pilihan bentuk dan sifat yang berbeda. Dua faktor
utama yang harus dipertimbangkan dalam pemilihannya adalah faktor
keringanan material agar tidak terlalu membebani struktur bangunan dan
faktor keawetan terhadap cuaca (angin,panas,hujan). Faktor lain adalah
kecocokan/keindahan terhadap desain rumah. Ukuran dan desain dari
penutup atap juga memberi pengaruh pada struktur, misalnya konstruksi
kuda-kuda, ukuran reng, dan sudut kemiringa serta desain bentuk atap yang
sekarang ini dikenal dengan atap minimalis.

1.2 Reng
Reng merupakan bilah/batang (kayu) yang melintang di atas kasau dan
berfungsi sebagai tempat menempatkan posisi genteng, sedangkan ring balok
diletakkan di bagian puncak dinding dan berfungsi sebagai pendukung balok
kuda-kuda. Reng yang berupa batang kayu berukuran 2/3 cm atau 3/5 cm
dengan panjang sekitar 3 m. Reng menjadi tumpuan langsung penutup atap
danmeneruskannya ke usuk/kaso. Pada atap dengan penutup dari
asbes,seng atau sirap reng tidak digunakan. Reng akan digunakan pada
atapdengan penutup dari genteng. Reng akan dipasang pada arah tegaklurus
usuk dengan jarak menyesuaikan dengan panjang dari penutupatapnya
(genteng).

1.3 Kaso (Usuk)


Kaso berfungsi menerima beban dari penutup atap dan reng dan
meneruskannya ke gording. Usuk terbuat dari kayu dengan ukuran 5/7cm dan
panjang maksimal 4 m. Usuk dipasang dengan jarak 40 s.d. 50cm antara satu
dengan lainnya pada arah tegak lurus gording. Usuk akanterhubung dengan
gording dengan menggunakan paku. Pada kondisitertentu usuk harus dibor
dahulu sebelum dipaku untuk menghindaripecah pada ujung-ujung usuk.

1.4 Gording
Gording membagi bentangan atap dalam jarak-jarak yang lebihkecil pada
proyeksi horisontal.Gording meneruskan beban dari penutupatap, reng, usuk,
orang, beban angin, beban air hujan pada titik-titik buhulkuda-kuda. Gording
berada di atas kuda-kuda, biasanya tegak lurus dengan arah kuda-

154
kuda.Gording menjadi tempat ikatan bagi usuk, dan posisi gording harus
disesuaikan dengan panjang usuk yang tersedia. Gording harus berada di
atas titik buhul kuda-kuda, sehingga bentukkuda-kuda sebaiknya disesuaikan
dengan panjang usuk yang tersedia. Bahan- bahan untuk Gording, terbuat
dari kayu, baja profil canalatau profil WF. Pada gording dari baja, gording satu
dengan lainnya akandihubungkan dengan sagrod untuk memperkuat dan
mencegah dar terjadinya pergerakan. Posisi sagrod diletakkan sedemikian
rupasehingga mengurangi momen maksimal yang terjadi pada
gordingGording kayu biasanya memiliki dimensi; panjang maksimal 4 m,tinggi
12 cm dan lebar 10 cm. Jarak antar gording kayu sekitar 1,5 s.d.2,5 m.
Gording dari baja profil canal (Iight lip channel) umumnya akanmempunyi
dimensi; panjang satu batang sekitar 6 atau 12 meter, tinggiantara 10 s.d. 12
cm dan tebal sekitar 2,5 mm. Profil WF akan memilikipanjang 6 s.d. 12 meter,
dengan tinggi sekitar 10 s.d. 12 cm dan tebalsekitar 0,5 cm.

1.5 Listplank
Listplank tirisan terbuat dari papan tegak yang dipasang pada ujung bawah
kasau sebagai pengikat ujung kasau. Listplank harus dilindungi terhadap
cucuran air ujan dan terhadap panas matahari agar tidak cepat lapuk.
Konstruksi rangka batang adalah konstruksi rangka yang terletak pada
sebuah bidang dan saling dihubungkan degan sendi pada ujungnya, sehingga
membentuk suatu bagian bangunan yang terdiri dan segitiga-segitiga. Pelapis
atap merupakan lapisan kedap air bisaanya terbuat dari seng, plastik, plat
semen berserat yang bisaanya diletakkan di atas kasau, Sedangkan penutup
atap nerupakan lapisan kedap terhadap resapan air hujan yang sering
digunakan dari bahan ijuk, rumbia, genteng, plat semen berserat, atau seng
bergelombang. Pada konstruksi kuda-kuda, terutama yang berkonstruksi
kayu, kemiringan dan bentuk atap sangat dipengaruhi prinsip konstruktif dan
bentuk konstruksi atap kayu.

1.6 Kuda-kuda Atap


Kaki kuda-kuda yaitu batang miring yang membentuk sudut kemiringan atap,
berfungsi sebagai tumpuan balok grading dan menopang beban gaya-gaya
yang timbul. Seperti pada kaki kuda-kuda bagian bawah akan timbul gaya

155
horizontal dan gaya vertikal yang harus ditahan oleh tembok pendukungnya.
Apabila akan membuat bangunan, pasti akan memerlukan penutup atap dari
berbagai bahan atau jenis atap, seperti misalnya genteng yang diletakkan di
atas reng dan usuk, kemudian di bawahnya dibuat struktur penyangga yang
biasa disebut kuda-kuda. Kuda-kuda merupakan penopang (iga-iga) yang
menyalurkan gaya tekan, sedangkan balok dasar pada kuda - kuda yang
berfungsi sebagai penahan dasar gaya tarik, serta tiang tengah (ander) yang
mendukung balok bubungan (molo)dan menerima gaya tekan. Semua
bangunan bila memiliki atap terutama yang miring, pasti memerlukan struktur
atau rangka atap sebagai struktur penahan beban beban yang timbul dari
berat sendiri, dan beban lain.

Mari kita lihat contoh kuda-kuda yang di buat dari bahan kayu, kuda-kuda
kayu tersusun dari rangkaian rangka batang kayu, yang terdiri dari: kaki
kuda-kuda, balok tarik, balok gantung, sokong, dan pengaku. Bentuk rangka
batang kuda-kuda kayu pada umumnya sederhana, dan kayu hanya efeftif
untuk sambungan tekan sehingga bentang kuda-kuda kayu dibuat tidak lebih
terlalu panjang, biasanya bentang kurang dari dari 9 m. Bentuk sambungan
simpul kuda-kuda kayu harus sesuai dengan gaya yang bekerja pada rangka
batang, yaitu apakah batang tarik atau batang tekan. Untuk batang tekan,
sambungannya berupa gigi dan pen alur, dan untuk sambungan batang tarik
dipergunakan takik dan baut. Penyambungan balok kuda-kuda kayu
menggunakan balok kunci atau klos gapit, yang diperkuat dengan baut
minimal 4 buah. Jarak antara baut minimum 7 diameter baut, sedangkan jarak
baut dengan muka kayu 7 kali diameter dan atau ≥10 cm. Bentuk dan ukuran
gigi menentukan kekuatan sambungan kaki kuda-kuda.

1.7 Jurai dan Sagord


Pada pertemuan sudut atap terdapat batang baja atau kayu atau framework
yang disebut jurai. Jurai dibedakan menjadi jurai dalam dan jurai luar. Sagrod
Sagrod adalah batang besi bulat terbuat dari tulangan polos dengan kedua
jungnya memiliki ulir dan baut sehingga posisi bisa digeser.

156
Gambar 5-10: Kaki Kuda-kuda Kayu

Mari kita lihat contoh kuda-kuda yang di buat dari bahan baja, konstruksi
kuda-kuda baja.Kuda-kuda baja cocok untuk atap yang bentangnya lebar,
diperbolehkan jarak bentang di atas 9 m. Karakter serta sifat baja yang kuat
menahan gaya tarik dan desak memungkinkan dikonstruksi lebih bervariasi
dan hemat bahan dari segia kauntitas, karena tidak membutuhkan profil-profil
yang besar dan banyak. Profil baja yang banyak dipergunakan untuk kuda-
kuda baja yaitu profil siku (L), untuk gording profil C atau U, dan untuk kolom
profil H atau I. Pada bentang ruang yang lebarnya lebih dari 10 m digunakan
kuda-kuda bentuk trapesium atau bentuk/model lain sesuai konstruksi,
bergantung pada lebar ruangnya Sambungan kuda-kuda baja cukup stabil
terhadap beban gaya batang, karena menggunakan baja simpul dan alat
sambung baut atau las.

Gambar 5-11: Kaki Kuda-kuda Baja

157
2. Bentuk Kuda-kuda

Gambar berikut ini, beberapa model atau tipe konstruksi kuda-kuda yang
lazim di gunakan, baik untuk konstruksi sederhana maupun konstruksi pada
bentang lebar/panjang, seperti gedung pertemuan, gudang, pabrik, hall, dan
lain sebagainya.

158
159
Ga
mbar 5-12 : Model Rangka Atap

160
C. Model Pembebanan Pada Konstruksi Kuda-kuda

Gambar 5-13 : Konstruksi Kuda-kuda

Perhatikan gambar di atas dan di bawah ini detail 1, 2 dan 3, bagian bagian
dari konstruksi kuda kuda adalah sebagai berikut;
a. Balok tarik
b. Balok kunci
c. Kaki kuda-kuda
d. Tiang gantung
e. Batang Sokong
f. Balok Gapit
g. Balok Bubungan
h. Balok Gording
i. Balok Tembok
j. Balok bubungan miring
k. Balok tunjang
l. Tiang Pincang
m. Balok Pincang

161
Gambar 5-14 : Pembebanan pada Konstruksi Kuda-kuda

Perhatikan gambar sebuah rumah, yang bangunan tersebut memiliki atap


misalkan saja atap seng, menggunakan konstruksi kuda-kuda dari
kayu.Sebagi ilustrasi dapat dilihat gambar di di atas.Perhatikan dari mulai
gambar 1-2-3, dan bayangkan bentuk kuda kuda kayu yang ada.Akibat
adanya beban maka titik pertemuan kedua kaki kuda-kuda, bagian atas (P)
mengalami perubahan letak yaitu turun ke P‟, sehingga kaki kuda-kuda
menekan kedua tembok kearah samping. Bila tembok tidak kokoh maka
tembok akan roboh.

Gambar 5-15 : Proses Terjadinya Balok Melentur

162
Untuk mencegah agar kaki kuda-kuda tidak bergerak ke sampingperlu
dipasang balok horisontal untuk menahan kedua ujung bawahbalok kaki kuda-
kuda tersebut. Batang horisontal tersebut dinamakan balok tarik (AB).Karena
bentangan menahan beban yang bekerja dan beban beratsendiri kuda-kuda,
maka batang tarik AB akan melentur. Titik P bergerak turun ke titik P‟, dengan
adanya pelenturan, tembok seolah olah ke dalam.

Untuk mengatasi adanya penurunan pada batang tarik diujung ataskaki kuda-
kuda dipasangi tiang dan ujung bawah tiang menggantung tengah-tengah
batang tarik AB yang disebut tiang gantung. Semakin besar beban yang
bekerja dan bentangan yang panjang,sehingga kaki kuda-kuda yang miring
mengalami pelenturan. Dengan adanya pelenturan pada kaki kuda-kuda
maka bidang atap akan keliatan cekung kedalam, ini tidak boleh terjadi.

Gambar 5-16 : Tiang Gantung

Untuk mencegah pelenturan pada kaki kuda-kuda perlu dipasangi batang


sokong/skoor dimana ujung bawah skoor memancang padabagian bawah
tiang gantung ujung atas skoor menopang bagiantengah kuda-kuda.Dengan
demikian pelenturan dapat dicegah.Pada bangunan-bangunan yang
berukuran besar, kemungkinankonstruksi kuda-kuda melentur pada
bidangnya karena kurang begitukaku.Untuk itu perlu diperkuat dengan dua
batang kayu horizontal yang diletakkan kira-kira ditengah-tengah tinggi tiang
gantung.

163
Gambar 5-17 : Batang Sokong

Dalam perencanaan untuk bangunan gedung, ada beberapa komponen yang


harus mendapatkan perhatian, dan susunan atau konstruksi tersebut
mencangkup sebagai berikut; Bagian atas; 1) Penutup atap + Rangka (kuda-
kuda); 2) Plafon +Rangka, dan bagian bawah antara lain bangunan, seperti
balok, kolom dinding, dan pondasi. Pada konstruksi bangunan gedung harus
ada kegiatan pembuatan pondasi sebagai bagian dari konstruksi bangunan
gedung yang berfungsi sebagai pemikul atau menahan beban bangunan dan
beban-beban lainnya, pada kondisi disini jenis pondasi dan kedalaman
pondasi tergantung perhitungan beban konstruksi yang harus dipikul.

Untuk mengetahui gaya-gaya yang bekerja apada konstruksi kuda-kuda, dan


bagaimana balok-balok pada kaki kuda-kuda dibuat kuat, berikut ini dapat
dipelajari proses terjadinya gay-gaya dan apa yang ditimbulkannya.
Perhatikan gambar konstruksi kuda-kuda seperti dibawah dan proses-proses
yang tadi telah dijelaskan di atas, dan telah dijkeaskan akibat gaya vertical
dari bubungan akan timbul reaksi pada tumpuan berupa reaksi vertical dan
reaksi horizontal.

P =Gaya horizontal
RH =Reaksi horizontal
RV =reaksi vertical

164
Gambar 5-18 : Reaksi Pembebanan Pada Kuda-kuda

Pada konstruksi kuda – kuda disini terbentuk dari tiga sisi yang saling
berhubungan satu sama lain berupa titik –titik simpul, yang kestabilan
konstruksi disini terlihat lebih kaku dan kuat.
Batang AB =sebagai balok tarik (+)
Batang AC dan Batang BC =balok tekan (-)

Penyaluran beban/ gaya tersebut ditampung oleh balok-balok portal dan


kemudian penyaluran beban dari atas lewat kolom-kolom konstruksi yang
sudah direncanakan dan kolom konstruksi harus dihitung dengan teliti dengan
menempatkan dengan jarak-jarak tertentu. Rangka Atap, bagian konsrtuksi
suatu bangunan sebagai pelindung kepada penghuninya dari; terik matahari,
hujan, atau suara yang frekuensinya besar.Konstruksi kuda-kuda
direncanakan agar kestabilan kuda-kuda betul-betul kuat dan dapat menahan
penutup atap, beban hidup ataupun beban angin sampai ke beban akibat
gempa yang mungkin dapat terjadi setiap saat.Konstruksi kuda-kuda yang
perletakannya duduk pada ringbalk dan yang terpenting posisi kuda-kuda
duduk pada posisi kolom konstruksi yang sudah diatur jaraknya.

Konstruksi dari penutup atap, rangka kuda-kuda sampai kepada rangka


bangunan dapat disebut sebagai upper struktur.
1) Penutup atap adalah bagian atas dari atap dapat berupa genting atau
bahan penutup lain contoh asbes gelombang, seng gelombang atau
kemungkinan jika beton disebut dak beton. Tentunya perlu diperhatikan

165
kemiringannya dan diberi water proofing agar tidak terjadi rembesan air
dari atas.
2) Plafon hanger merupakan rangka plafon yang diatur jaraknya dan
disesuaikan dengan bahan plafon yang akan digunakan, apakah bahan
eternity, bahan tripleks atau bahan gypsum.
3) Plafon yang merupakan bagian dari interior dibuat agar ada kenyamanan
bagi si penghuninya, hal lain perlu memperhatikan penempatan titik – titik
lampu atau armature sehingga nyaman, indah dan artistic ruangan yang
akan dibangun.

Gambar 5-19; Struktur Bagian Atas

166
D. Bahan Rangka Atap

Telah dijelaskan, bahwa fungsi utama rangka atap adalah menahan beban-
beban yang bekerja pada konstuksi atap, oleh karena itu kekuatan sebuah
atap sangat tergantung pada jenis material rangka atap yg digunakan, dan
perhitungan konstruksi rangka atap berdasarkan itungan matemtaika dan
mekanika tekik. Bentuk atau model atap tergantung pada susunan rangka yg
dibentuk, jadi peranan rangka atap adalah faktor yg paling menentukan pada
suatu bangunan, karena rangka atap itu adalah tempat melekatnya atau
bertumpunya material penutup atap.

Berikut beberapa bahan yang sering digunakan sebagai material struktur atau
konstruksi rangka atap, antara lain;
1) Bahan alam langsung; seperti a) Rotan, b) Bambu, dan c) Kayu, Material
yg paling banyak digunakan saat ini adalah kayu, selain kekuatannya,
kayu juga tahan lama & tahan terhadap angin. Kayu juga mudah dibentuk
sesuai selera
2) Bahan industri dan rekayasa;
a) Baja ringan (Truss); Hasil rekayas industri, berupa baja ringan
adalah jenis material saaat ini yang sangat diminati oleh orang
banyak termasuk pada perumahan, selain ringan jenis ini juga anti
rayap & tahan korosi, dan saat in mudah didapat.
b) Baja; Banyak digunakan pada bangunan dgn bentang yg cukup
besar seperti pada bangunan industri & aula
c) Beton; Digunakan pada konstruksi dgn memikul beban berat
diatasnya & juga pada bentangan panjang

1. Konstruksi Rangka Atap Kayu

Konstruksi kuda-kuda adalah susunan rangka batang yang berfungsi


mendukung beban atap termasuk juga beratnya sendiri, sekaligus dapat
memberikan bentuk pada atap. Kuda-kuda merupakan penyangga utama
pada struktur atap. Pada dasarnya konstruksi kuda-kuda terdiri dari rangkaian
batang yang selalu membentuk segitiga, dengan mempertimbangkan berat

167
dan gaya-gaya yang diterima rangka atap. setiap susunan rangka batang
harus merupakan satu kesatuan bentuk yang kokoh yang nantinya mampu
memikul beban yang bekerja tanpa mengalami perubahan

Saat ini bahan kayu sudah semakin sulit didapat, adakalanya harga kayu
menjadi lebih mahal dari konstruksi lain, atau kualitas kayu yang baik sebagai
bahan konstruksi sudah sulit ditemukan. Penggunaan kayu untuk dibuat
konstruksi kuda-kuda kayu dengan bentang lebar, kuat, efektif dan efisien,
perlu memahami penggunaan kayu diantaranya sebagai berikut; a)
Diketahuinya sifat dan jenis kayu serta faktor-faktor yang mempengaruhinya,
b) Teknik penyambungan dan jenis alat sambung, dan c) Teknik pengawetan
kayu yang semakin baik.

Pemilihan atas suatu bahan bangunan kayu tergantung dari sifat-sifat teknis,
ekonomis dan keindahan. Jikalau dipilih kayu sebagai bahan bangunan maka
perlulah diketahui sifat-sifat kayu sepenuhnya. Kayu mempunyai sifat-sifat
spesifik yang tidak bisa ditiru oleh bahan-bahan lain. Kayu sebagai satu bahan
mempunyai beberapa sifat sekaligus yang tidak dapat ditiru oleh bahan-bahan
lain yang dibuat manusia. Misalnya kayu mempunyai sifat elastis, ulet,
mempunyai ketahanan terhadap pembebanan yang tegak lurus dengan
seratnya atau sejajar seratnya. Kayu adalah material anisotrop dan
mempunyai sifat-sifat mekanik kayu ke berbagai arah tidak sama. Kayu
mempunyai kemampuan mudah dikerjakan dan relatif murah. kekurangan
kayu mempunyai sifat yang kurang homogen dengan adanya cacat alam
seperti arah serat yang berbentuk spiral dan diagonal serta adanya mata
kayu. Mengatasi adanya cacat alam, kayu kurang kuat menerima gaya tarik,
untuk itu dapat digunakan bahan baja sebagai pengganti batang tarik untuk
menerima gaya tarik.

Beberapa pedoman atau ketentuan, alam perencanaan kuda-kuda kayu,


antara lain, yaitu;
1) Persyaratan bahan; Semua kayu yang dipakai harus kering, berumur
tua, lurus dan tidak retak, tidak bengkok dan mempunyai derajad

168
kelembaban kurang dari 15% dan memenuhi persyaratan yang
tercantum dalam PKKI 1970-NI.5.
2) Beban-beban yang dihitung adalah beban mati yaitu; berat penutup
atap, reng, usuk,gording, kuda-kuda dan beban hidup; angin, air hujan,
orang pada saat mengerjakan atau memperbaiki atap.
3) Pekerjaan Konstruksi rangka Atap; Kuda-kuda, gording, konsul, ikatan
angin, klos, usuk, reng dan seluruh rangka atap dibuat dari kayu
kualitas baik tua, kering atau tidak pecah-pecah.
4) Papan lisplang bisa digunakan kayu atau woodplank
5) Baut, mur, besi strip dari bahan besi / baja.
6) Ukuran kayu : Dipakai ukurna kayu yang sesuai dengan
persediaan,dan diperhitungkan kekuatannya
7) Pelaksanaan Pekerjaan.
 Sebaiknya, semua pekerjaan kayu yang harus diserut rata dan licin
hingga memberikan penyelesaian yang baik dan sedikit
penghalusan.
 Sebaiknya, Kaso-kaso dipasang setiap jarak 50 cm, harus
waterpass menurut kemiringan atap, sedangkan reng dipasang
setiap jarak sesuai dengan ukuran genteng.
 Permukaan kayu yang tampak (papan lisplank, skoor) harus
diserut rata dan licin, setiap sambungan konstruksi atas agar
diperhatikan adanya pen/joint yang berfungsi pengunci.
 Pekerjaan kayu harus rata, tidak melentur, atau bengkok

169
Gambar 5-20 : Konstruksi Kuda-kuda Kayu

170
171
Gambar 5-21 : Detail Gording dan Usuk Kayu

172
Gambar 5-22: Perspektif Struktur Rangka Atap Kayu

Gambar 5-23: Model Hubungan Balok Tarik Dan Tekan

173
2. Konstruksi Rangka Atap Baja Ringan

Konstruksi rangka atap baja ringan, adalah konstruksi yang terbuat dari bahan
baja ringan (truss), saat ini sudah menjadi solusi bagi rangka atap rumah
biasa yang masih menggunakan bahan kayu sebagai bahan dasar. Konstruksi
rangka atap dengan menggunakan baja ringan yang disusun untuk dapat
menopang beban di atasnya. Rangka atap baja ringan ini telah banyak
digunakan karena lebih effisien, sehingga biaya perawatan lebih murah, serta
memiliki keunggulan lain dengan menggunakan baja ringan untuk atap rumah
yaitu tahan lama dengan bahan baja ringan tersebut. Rangka atap baja ringan
dipasang dengan sistem konstruksi baja ringan yang stabil dan kokoh dengan
keunggulan baja ringan yang tahan terhadap segala cuaca, tidak berkarat,
anti rayap, kuat untuk puluhan tahun, atap rumah akan semakin kokoh
dengan menggunakan rangka atap baja ringan dan memiliki kelebihan-
kelebihan.

Rangka atap baja ringan (Truss) tersedia dalam berbagai alternative dalam
spesifikasi, bentuk, dan ukuran, rangka atap dapat dibentuk dari profil-profil
batangan dengan ketebalan tertentu, dan panjang yang dapat dipesan sesuai
dengan kebutuhan. Penggunaan rangka baja ringan untuk keperluan penutup
atap, salah satu keunggulannya dapat melindungi rangka atap baja ringan
dari rayap, lapuk (berjamur), karat dan tahan terhadap segala cuaca, serta
ikut melestarikan lingkungan kita. Dengan menggunakan rangka atap jenis ini,
dapat bertahan hingga puluhan tahun, hal ini akan menjadikan bahan ini
unggul dari bahan kayu pada keawetan atau ketahan umur pakai. Pekerjaan
rangka atap baja ringan adalah pekerjaan pembuatan dan pemasangan
struktur atap berupa rangka batang berbentuk segitiga, trapesium dan persegi
panjang yang terdiri dari :
1) Rangka utama atas (top chord)
2) Rangka utama bawah (bottom chord)
3) Rangka pengisi (web). Seluruh rangka tersebut disambung
menggunakan baut menakik sendiri (self drilling screw) dengan jumlah
yang cukup.

174
4) Rangka reng (batten) langsung dipasang diatas struktur rangka atap
utama dengan jarak sesuai dengan ukuran jarak genteng

Berikut ini adalah bentuk, dan fungsi dari baja ringan yang akan dijadikan
rangka atap pada bangunan. Spesifikasi teknis baja ringan, masing-masing
produk akan berbeda sesuai dengan tipe dan jenis yang diproduksi oleh
pabrik, namun spesifikasi itu tidak jauh dari bentuk dan ukuran.

Tabel :Material Utama Bahan Rangka Atap baja Ringan

GAMBAR NAMA dan FUNGSI


Rangka kuda-kuda (truss)

Reng (roof batten)

Talang Jurai Dalam (Valley Gutter);


Pertemuan dua bidang atap yang
membentuk sudut, pada pertemuan sisi
dalam manggunakan talang dalam
(Valley Gutter) untuk mengalirkan air
hujan. Ketebalan material jurai dalam
minimal 0,45 mm.
Alat Sambung (Screw);
Baut menakik sendiri (self drilling screw)
digunakan sebagai alat sambung antar
elemen rangka atap yang digunakan
untuk fabrikasi dan instalasi

Multigrip;
Konektor antara kuda-kuda baja ringan
dengan murplat (top plate) berfungsi
untuk menahan gaya lateral tiga arah

175
Gambar 5-25: Profil Baja Ringan

Gambar 5-26 : Rangka Atap Baja Ringan

Gambar 5-27: Rangka Atap Baja Ringan

176
Beberapa bentuk sambungan profil baja ringan

Gambar 5-28: Bentuk sambungan Profil Baja Ringan

Beberapa kelebihan rangka atap baja ringan, antara lain yaitu;


1) Lebih awet, tidak dimakan rayap
2) Tahan terhadap api
3) materialnya ringan dan mudah dirakit,bila dibandingkan rangka kayu
4) Dapat dirancnag dan dibuat dalam bentangan yang panjang dan lebar

177
5) Struktur dengan sistem plat Buhul di setiap tumpuan sendi (seperti
jembatan) lebih kokoh dari kuda-kuda baja lainnya.
6) Struktur menggunakan sistem tumpuan sendi dan roll

Beberapa kekurangan rangka atap baja ringan, antara lain yaitu;


1) Membutuhan tukang yang ahli
2) Strukturnya seperti jaring, maka bila ada salah satu bagian struktur
yang salah hitung ia akan menyeret bagian lainnya.
3) Rangka atap baja ringan tidak sefleksibel kayu yang dapat dipotong
dan dibentuk berbagai bentuk.

178
GLOSSARY
Baja, adalah paduan logam yang tersusun dari besi sebagai unsur utama
dan karbon sebagai unsur penguat. Unsur karbon inilah yang banyak
berperan dalam peningkatan sifat dan karakteristik baja.
K Kekuatan ( Strenght), adalah kemampuan bahan untuk menerima
tegangan tanpa menyebabkan bahan menjadi patah, kekuatan ini terdiri
dari : kekuatan tarik, kekuatan tekan, kekuatan geser, dan lain
sebagainya.
Ø Kekerasan (Hardness), adalah kemampuan bahan untuk tahan terhadap
goresan, pengikisan (abrasi ).Sifat ini berkaitan terhadap sifat tahan aus (
wear resistance ).
Kekenyalan (Elastisity), adalah kemampuan bahan untuk menerima
tegangan tanpa mengakibatkan terjadinya perubahan bentuk yang
permanent setelah tegangan dihilangkan.
Kekakuan (Stifness), adalah kemampuan bahan untuk menerima
tegangan atau beban tanpa mengakibatkan terjadinya perubahan bentuk
atau defleksi
Las Karbid (Las OTOGEN); Yaitu pengelasan yang menggunakan bahan
pembakar dari gas oksigen (zat asam) dan gas acetylene (gas karbid)
Las Listrik (Las LUMER); Yaitu pengelasan yang menggunakan energi
listrik, untuk pengelasannya diperlukan pesawat las yang dilengkapi
dengan dua buah kabel, satu kabel dihubungkan dengan penjepit benda
kerja dan satu kabel yang lain dihubungkan dengan tang penjepit batang
las / elektrode las.
Profil WF (Wide Flange), adalah salah satu jenis profil baja struktural
yang paling banyak digunakan untuk konstruksi baja
Paku keling, adalah suatu alat sambung konstruksi baja yang terbuat dari
batang baja berpenampang bulat
St, adalah singkatan dari Steel (baja) sedangkan angka 37 berarti
menunjukkan batas minimum untuk kekuatan tarik 37 km/mm2

179
A. Baja Sebagai Bahan Bangunan

Dalam pekerjaan struktur bangunan dewasa ini, dikenal ada dua bahan yang
sering dipakai yaitu Baja dan Beton, kedua bahan ini pastinya sangat beda
terutama dari segi kekuatan dan satu sama lainnya mempunyai suatu
kelebihan dan kekurangan. Baja merupakan sauatu bahan konstruksi yang
lazim digunakan dalam struktur bangunan, karena kekuatan yang tinggi dan
ketahanan terhadap gaya luar yang besar maka baja ini juga telah menjadi
bahan pilihan untuk konstruksi bangunan gedung bertingkat.Pengetahuan
mengenai karakteristik baja merupakan keharusan apabila kita menggunakan
baja sebagai pilihan untuk merencanakan suatu bagian struktur.

Gambar 6-1 : Baja Sebagai Konstruksi

Menurut sifatnya baja merupakan bahan yang keseragamannya dari


komposisinya sangat baik dan homogenitasnya sangat tinggi terutama Fe
(Ferum) dalam bentuk Kristal dan zat arang (C). Berbagai bentuk dan jenis
profil baja struktural yang tersedia di pasaran.Semua bentuk profil tersebut
mempunyai kelebihan dan kelemahan tersendiri. Beberapa jenis profil baja
yang dipakai antara lain profil profil siku (L), C dan IWF. Profil siku atau profil L
adalah profil yang sangat cocok untuk digunakan sebagai bracing dan batang
tarik. Profil ini biasa digunakan secara gabungan, yang lebih dikenal sebagai
profil siku ganda.Profil ini sangat baik untuk digunakan pada struktur truss.
Profil C atau kanal mempunyai karakteristik flens pendek, yang mempunyai
kemiringan permukaan dalam sekitar 1 : 6, profil IWF terutama digunakan
sebagai elemen struktur balok dan kolom.

180
Komponen struktur baja dapat juga dihasilkan dengan pencetakan, yang
dalam kasus yang sangat kompleks memungkinkan pembuatan
bentuk penampang yang sesuai dengan kebutuhan. Sebagian besar baja
dibentuk oleh proses penggilingan dengan pemanasan, dan pembentukan
dengan pendinginan. Penggilingan dengan pemanasan (hot-rolling) adalah
proses pembentukan utama di mana bongkahan baja yang merah menyala
secara besar-besaran digelindingkan di antara beberapa kelompok penggiling.
Penampang melintang dari bongkahan biasanya dicetak dari baja yang baru
dibuat dan biasanya berukuran sekitar 0,5 m x 0,5 m persegi, yang akibat
proses penggilingan ukuran penampang melintang dikurangi menjadi lebih
kecil dan menjadi bentuk yang tepat dan khusus. Bentuk penampang
melintang I dan H biasanya digunakan untuk elemen-elemen besar yang
membentuk balok dan kolom pada rangka struktur. Bentuk kanal dan siku
cocok untuk elemen-elemen kecil seperti lapisan tumpuan sekunder dan sub-
elemen pada rangka segitiga. Bentuk penampang persegi, bulat, dan persegi
empat yang berlubang dihasilkan dalam batasan ukuran yang luas dan
digunakan seperti halnya pelat datar dan batang solid dengan berbagai
ketebalan.

Semua bahan bangunan yang telah dikenal dan dipakai dalam konstruksi
pada umumnya mempunyai beberapa kekurangan bila dibandingkan dengan
bahan baja, seperti misalnya kayu dan beton, kurang mempunyai daya tahan
terhadap kekuatan tarik dan terlalu getas terhadap benturan. Baja disamping
kekuatannya yang besar untuk menahan kekuatan tarik dan tekan tanpa
membutuhkan banyak volume baja, juga mempunyai sifat-sifat lain yang
menguntungkan sehingga menjadikannya sebagai salah satu bahan
bangunan yang sangat umum dipakai sekarang ini.

1. Keuntungan Baja sebagai Bahan Bangunan

Di samping kekuatannya yang besar untuk menahan kekuatan tarik dan tekan
tanpa membutuhkan banyak volume, baja juga mempunyai sifat-sifat lain yang
menguntungkan sehingga menjadikannya sebagai salah satu bahan

181
bangunan yang sangat umum dipakai dewasa ini. Beberapa keuntungan baja
sebagai material struktur antara lain, yaitu;
1) Kekuatan; Kekuatan Tinggi, baja bisa diproduksi dengan berbagai
kekuatan yang bisa dinyatakan dengan kekuatan tegangan tekan lelehnya
(Fy) atau oleh tegangan tarik batas (Fu). Bahan baja walaupun dari jenis
yang paling rendah kekuatannya, tetap mempunyai perbandingan
kekuatan per-volume lebih tinggi bila dibandingkan dengan bahan-bahan
bangunan lainnya yang umum dipakai. Hal ini memungkinkan
perencanaan sebuah konstruksi baja bisa mempunyai beban mati yang
lebih kecil untuk bentang yang lebih panjang, sehingga. memberikan
kelebihan ruang dan volume yang dapat dimanfaatkan akibat langsingnya
profil-profil yang dipakai.
2) Pemasangan mudah; Kemudahan konstruksi baja bisa dipersiapkan
di bengkel, sehingga satu-satunya kegiatan yang dilakukan di lapangan
ialah kegiatan pemasangan bagian-bagian konstruksi yang telah
dipersiapkan. Sebagian besar dari komponen-komponen konstruksi
mempunyai bentuk standar yang siap digunakan bisa diperoleh di toko-
toko besi, sehingga waktu yang diperlukan untuk membuat bagian-bagian
konstruksi baja yang telah ada, juga bisa dilakukan dengan mudah karena
komponen-komponen baja biasanya mempunyai bentuk standar dan sifat-
sifat yang tertentu, serta mudah diperoleh di mana-mana.
3) Keseragaman; Sifat-sifat baja baik sebagai bahan bangunan maupun
dalam bentuk struktur dapat terkendali dengan baik sekali, sehingga para
ahli dapat mengharapkan elemen-elemen dari konstruksi baja ini akan
berperilaku sesuai dengan yang diperkirakan dalam perencanaan. Dengan
demikian bisa dihindari terdapatnya proses pemborosan yang biasanya
terjadi dalam perencanaan akibat adanya berbagai ketidakpastian.
4) Daktilitas; Sifat dari baja yang dapat mengalami deformasi yang besar
di bawah pengaruh tegangan tarik yang tinggi tanpa hancur atau putus
disebut sifat daktilitas. Adanya sifat ini membuat struktur baja mampu
mencegah terjadinya proses robohnya bangunan secara tiba-tiba. Sifat ini
sangat menguntungkan ditinjau dari aspek keamanan penghuni bangunan
bila terjadi suatu goncangan yang tiba-tiba seperti misalnya pada

182
peristiwa gempa bumi. Di samping itu keuntungan-keuntungan lain dari
struktur baja, antara lain adalah:
− Proses pemasangan di lapangan berlangsung dengan cepat.
− Dapat di las.
− Komponen-komponen struktumya bisa digunakan lagi untuk keperluan
lainnya.
− Komponen-komponen yang sudah tidak dapat digunakan lagi
masih mempunyai nilai sebagai besi tua.
− Struktur yang dihasilkan bersifat permanen dengan cara pemeliharaan
yang tidak terlalu sukar.
− Selain keuntungan-keuntungan tersebut bahan baja juga
mempunyai kelemahan-kelemahan sebagai berikut :
− Komponen-komponen struktur yang dibuat dari bahan baja
perlu diusahakan supaya tahan api sesuai dengan peraturan yang
berlaku untuk bahaya kebakaran.
− Diperlukannya suatu biaya pemeliharaan untuk mencegah baja
dari bahaya karat.
− Akibat kemampuannya menahan tekukan pada batang-batang
yang langsing, walaupun dapat menahan gaya-gaya aksial, tetapi
tidak bisa mencegah terjadinya pergeseran horisontal.

2. Sifat Mekanis Baja

Menurut SNI 03–1729–2002 tentang tata cara Perencanaan Struktur Baja


untuk bangunan Gedung, sifat mekanis baja struktural yang digunakan dalam
perencanaan harus memenuhi persyaratan minimum yang diberikan pada
Tabel di bawah ini. Tegangan leleh Tegangan leleh untuk perencanaan (f y)
tidak boleh diambil melebihi nilai yang diberikan pada Tabel Tegangan putus
Tegangan putus untuk perencanaan (fu) tidak boleh diambil melebihi nilai
yang diberikan

183
Tabel : Sifat mekanis baja struktural

Sifat-sifat mekanis lainnya baja struktural untuk maksud perencanaan


ditetapkan sebagai berikut:
 Modulus elastisitas : E = 200.000 MPa
 Modulus geser : G = 80.000 MPa
 Nisbah poisson : μ = 0,3
 Koefisien pemuaian : á = 12 x 10 -6 / o C.

3. Ketentuan Persyaratan Perencanaan Baja dalam Konstruksi

Pada SNI diatur berbagai standar teknis, perencanaan, pekerjaan ,


pelaksanaan konstruksi yang menggunakan bahan baja. Menurut SNI 03 –
1729 – 2002 tentang TATA CARA PERENCANAAN STRUKTUR BAJA
UNTUK BANGUNAN GEDUNG, semua baja struktural sebelum difabrikasi,
harus memenuhi ketentuan Berikut ini adalah ketentuan yang diisyaratkan,
menurut SNI di atas, yaitu:
 SK SNI S-05-1989-F: Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian B (Bahan
Bangunan dari Besi/baja);
 SNI 07-0052-1987: Baja Kanal Bertepi Bulat Canai Panas, Mutu dan
Cara Uji;
 SNI 07-0068-1987: Pipa Baja Karbon untuk Konstruksi Umum, Mutu
dan Cara Uji;
 SNI 07-0138-1987: Baja Kanal C Ringan;
 SNI 07-0329-1989: Baja Bentuk I Bertepi Bulat Canai Panas, Mutu dan
Cara Uji;

184
 SNI 07-0358-1989-A: Baja, Peraturan Umum Pemeriksaan;
 SNI 07-0722-1989: Baja Canai Panas untuk Konstruksi Umum;
 SNI 07-0950-1989: Pipa dan Pelat Baja Bergelombang Lapis Seng;
 SNI 07-2054-1990: Baja Siku Sama Kaki Bertepi Bulat Canai Panas,
Mutu dan Cara Uji;
 SNI 07-2610-1992: Baja Profil H Hasil Pengelasan dengan Filter untuk
Konstruksi Umum;
 SNI 07-3014-1992: Baja untuk Keperluan Rekayasa Umum;
 SNI 07-3015-1992: Baja Canai Panas untuk Konstruksi dengan
Pengelasan;
 SNI 03-1726-1989: Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk
Rumah dan Gedung.

B. Baja Profil

Baja profil banyak digunakan dalam konstruksi bangunan di Indonesia. Baja


adalah paduan logam yang tersusun dari besi sebagai unsur utama dan
karbon sebagai unsur penguat. Unsur karbon inilah yang banyak berperan
dalam peningkatan sifat dan karakteristik baja. Saat ini baja profil banyak
dipakai sebagai material konstruksi karena sifat mekaniannya yang sangat
baik, yaitu kekuatan dan keuletannya, selain itu juga baja sangat mudah untuk
di bentuk menjadi bermacam-macam bentuk. Baja mempunyai kekerasan dan
kekuatan yang sangat baik dibandingkan dengan bahan lain, seperti; material
polimer, alumunium, bahkan titanium. Biasanya kekuatan baja ditingkatkan
dengan menambah jumlah karbon sebagai campuran logam, akan tetapi
penambahan ini dapat menurunkan sifat plastisnya terutama keuletan setelah
dilas.

Proses pembuatan baja, dilakukan dengan campuran peleburan dari biji besi
menjadi besi kemudian peleburan ulang dari besi di campur logam yang lain
menjadi baja. Pembuatan mendasar yang harus di lakukan pada setiap
proses pembentukan baja adalah dengan cara menurunkan kadar karbon
dari 3-4% dalam besi menjadi 0-1,5%, yaitu dengan mengoksidasikannya
dengan oksigen, kemudian membuang simn dan p serta pengotor lare melalui

185
pembentukan terak, dan menambahkan logam aliase seperti
cr,ni,mn,v,mo,dan w sesuai dengan jenis baja yang di inginkan. Sekarang
pembuatan baja lebih banyak menggunakan tungku oksigen (basic oxygen
process), diamana tungku oksigen adalah tungku yang berupa selinder baja
oksigen pelapis yang bersifat basa, seperti Mgo atau Cao.

Beberapa sifat baja, yang didasarkan pada hasil baja yang dibuat dan
dibentuk. Baja dibuat dalam perbandingan (prosentase) zat arang yang
berlainan, semakin tinggi prosentase zat arangnya,maka baja menjadi
kekuatan tanknya bertambah, kekerasannya bertambah, juga dapat
dikeraskan (disepuh) maksimum 1,7% karbon. Baja mudah berkarat oleh
panas maupun lembab, maka penggunaan baja untuk transmisi harus dilapisi
untuk menahan karat.

Berikut adalah jenis baja utama yang biasa dipakai di Indonesia sesuai
kebutuhan konstruksi.

Tabel : Profil Baja yang ada di Pasaran

BENTUK NAMA DAN PROFIL BAJA

Wide Flange (WF)


WF biasa digunakan untuk : balok,
kolom, tiang pancang, top & bottom
chord member pada truss, composite
beam atau column, kantilever kanopi, dll.

Istilah lain: IWF, WF, H-Beam, UB, UC,


balok H, balok I, balok W.

UNP
Penggunaan UNP hampir sama dengan
WF, kecuali untuk kolom jarang
digunakan karena relatif lebih mudah
mengalami tekuk.

Istilah lain: Kanal U, U-channel, Profil U

186
UNP

Equal Angle (Hot Rolled)


Biasa digunakan untuk : member pada
truss, bracing, balok, dan struktur ringan
lainnya.

Istilah lain : profil siku, profil L, L-shape.

Unequal Angle (Hot Rolled)


Penggunaan dan istilah lain hampir sama
dengan Equal Angle.

Lipped Channel
Biasa digunakan untuk : purlin (balok
dudukan penutup atap), girts (elemen
yang memegang penutup dinding
misalnya metal sheet, dll), member pada
truss, rangka komponen arsitektural.
Istilah lain : balok purlin, kanal C, C-
channel, profil C

Equal Angle (Cold Formed)


Biasa digunakan untuk : bracing struktur
ringan (kecil), rangka komponen
arsitektural, support komponen-
komponen ME.
Istilah lain : hampir sama dengan EA hot
rolled.

Unequal Angle (Cold Formed)


Pengunaan dan istilah lain hampir sama
dengan Equal Angle.

187
RHS (Rectangular Hollow Section) –
cold formed
Pengunaan komponen rangka
arsitektural (ceiling, partisi gipsum, dll),
rangka dan support ornamen-ornamen
non struktural.
Istilah lain : besi hollow (istilah pasar),
profil persegi, profil []

RHS (Rectangular Hollow Section) –


cold formed
Pengunaan : komponen rangka
arsitektural (ceiling, partisi gipsum, dll),
rangka dan support ornamen-ornamen
non struktural.
Istilah lain : besi hollow (istilah pasar),
profil persegi, profil []

SHS (Square Hollow Section) – cold


formed

Pengunaan dan istilah lain hampir sama


dengan RHS.

Steel Pipe

Penggunaan : bracing (horizontal dan


vertikal), secondary beam (biasanya
pada rangka atap), kolom arsitektural,
support komponen arsitektural (biasanya
eksposed, karena bentuknya yang
silinder mempunyai nilai artistik)
Istilah lain : steel tube, pipa

T-Beam (Hot Rolled)


Pengunaan : balok lantai, balok
kantilever (kanopi)
Istilah lain : balok T

Profil WF (Wide Flange) adalah salah satu jenis profil baja struktural yang
paling banyak digunakan untuk konstruksi baja. Namun, profil ini punya
banyak nama dan istilah penyebutan, ada yang menyebutnya dengan profil H,
HWF, H-BEAM, IWF, dan I. bahkan ada juga beberapa tempat yang

188
menggunakan istilah WH, SH, dan MH. Berdasarkan SNI, berikut ini dapat kita
pahami beberapa standar produksi material profil berbentuk I.

1) Baja I Beam Canai Panas SNI 07-0329-2005,

2) Baja Profil H Hasil Pengelasan Dengan Filter SNI 07-2610-1992

189
3) Baja Profil WF Beam Proses Canai Panas SNI 07-7178-2006

Berikut ini dapat dilihat beberapa proses pembentukan baja profil I, Profil WF
dan Profil H, sehingga penamaan dapat dilihat dari pembentukannya.

Profil I Profil WF Profil H

Proses pembuatan: Proses pembuatan: Proses pembuatan:


hot-rolled hot-rolled pelat + las.
Ada 2 lengkungan (r1, Ada 1 lengkungan (r1)
r2)

Persamaan atau perbedaan penamaan baja profil seperti yang dijelaskan di


atas, tidak menjadi masalah, penamaan material bangunan juga berlaku bagi
material lain, beda daerah beda juga sebutannya. Perbedaan akan signifikan
bila ditinjau dari data teknis, seperti ukuran, dan volume. Berikut ini data teknis
yang dapat ditampilkan antara beberapa jenis baja.
Tabel : Perbandingan Lebar Profil Baja WF

Profil SH (short-H) Profil WH (wide-H) Profil MH (middle-H)

Profil WF yang Profil WF yang Profil WF yang berada di


lebarnya kira-kira lebarnya kira-kira antara SH dan WH.
sama dengan sama dengan satu kali Seperti: 150×100,
setengah kali tingginya. Seperti: 250×150
tingginya. Seperti: 150×150, 175×175,
100×50, 200×100, 300×300 (Jarang ada di pasaran)
250×125

190
C. Sambungan Baja

Pada konstruksi baja, sambungan pelat ataupun sambungan profil baja lazim
dilakukan, karena ada kemungkinan suatu profil baja kurang panjangnya,
tetapi selain itu ada juga kemungkinan diadakan sambungan karena
pertemuan suatu batang dengan batang yang lain pada satu titik buhul,
dengan menggunakan pelat buhul. Adapun sambungan baja dilakukan untuk
tujuan;
1) Untuk menggabungkan beberapa batang baja membentuk kesatuan
konstruksi sesuai kebutuhan.
2) Untuk mendapatkan ukuran baja sesuai kebutuhan (panjang, lebar,
tebal, dan sebagainya).
3) Untuk memudahkan dalam penyetelan konstruksi baja di lapangan.
4) Untuk memudahkan penggantian bila suatu bagian / batang konstruksi
mengalami rusak.
5) Untuk memberikan kemungkinan adanya bagian / batang konstruksi
yang dapat bergerak missal peristiwa muai-susut baja akibat
perubahan suhu.

Alat penyambung yang lazim digunakan untuk profil baja ialah baut, paku
keling dan Las. Kalau dibandingkan ketiga alat penyambung ini, alat
penyambung las merupakan alat penyambung yang menghasilkan
sambungan yang lebih kaku. Kemudian untuk alat penyambung baut dan
paku keling, alat penyambung paku keling menghasilkan sambungan yang
lebih kaku jika dibandingkan dengan alat penyambung baut.

Jadi dalam konstruksi (struktur) baja dikenal tiga jenis sambungan, yaitu;

1) Sambungan dengan menggunakan Baut


2) Sambungan dengan menggunakan Paku Keling
3) Sambungan dengan menggunakan Las

191
1. Sambungan Menggunakan Baut

Baut adalah salah satu alat penyambung profil baja, selain paku keling dan
las. Baut yang lazim digunakan sebagai alat penyambung profil baja adalah
baut hitam dan baut berkekuatan tinggi. Baut hitam terdiri dari 2 jenis, yaitu :
Baut yang diulir penuh dan baut yang tidak diulir penuh, sedangkan baut
berkekuatan tinggi umumnya terdiri dari 3 type yaitu, baut baja karbon
sedang, baut baja karbon rendah, dan baut baja tahan karat. Baut adalah alat
sambung dengan batang bulat dan berulir, salah satu ujungnya dibentuk
kepala baut (umumnya bentuk kepala segi enam) dan ujung lainnya dipasang
mur/pengunci. Dalam pemakaian di lapangan, baut dapat digunakan untuk
membuat konstruksi sambungan tetap, sambungan bergerak, maupun
sambungan sementara yang dapat dibongkar/dilepas kembali. Bentuk uliran
batang baut untuk baja bangunan pada umumnya ulir segi tiga (ulir tajam)
sesuai fungsinya yaitu sebagai baut pengikat. Sedangkan bentuk ulir segi
empat (ulir tumpul) umumnya untuk baut-baut penggerak atau
pemindah tenaga misalnya dongkrak atau alat-alat permesinan yang lain.

Pelat Penyambung
Elemen yang disambung Elemen yang disambung

Profil IWF Profil IWF

Gambar 6-2 : Sambungan Profil IWF dengan Baut

Baut untuk konstruksi baja bangunan dibedakan 2 jenis :


1) Baut Hitam; Yaitu baut dari baja lunak ( St-34 ) banyak dipakai untuk
konstruksi ringan / sedang misalnya bangunan gedung, diameter lubang
dan diameter batang baut memiliki kelonggaran 1 mm.
2) Baut Pass; Yaitu baut dari baja mutu tinggi ( ³ St-42 ) dipakai untuk
konstruksi berat atau beban bertukar seperti jembatan jalan raya, diameter
lubang dan diameter batang baut relatif pass yaitu kelonggaran d 0,1 mm.

192
Macam-macam ukuran diameter baut untuk konstruksi baja antara lain
D7/16” ( d = 11,11 mm ) D7/8” ( d = 22,22 mm )
D1/2” ( d = 12,70 mm ) D 1” ( d = 25,40 mm )
D5/8” ( d = 15,87 mm ) D11/8” ( d = 28,57 mm )
D3/4” ( d = 19,05 mm ) D11/4” ( d = 31,75 mm )

Gambar 6-3 : Bentuk Baut

Beberapa keuntungan sambungan menggunakan baut antara lain :


 Lebih mudah dalam pemasangan/penyetelan konstruksi di lapangan.
 Konstruksi sambungan dapat dibongkar-pasang.
 Dapat dipakai untuk menyambung dengan jumlah tebal baja > 4d
(Tidak seperti paku keling dibatasi maksimum 4d).
 Dengan menggunakan jenis Baut Pass maka dapat digunakan untuk
konstruksi berat /jembatan.

193
2. Sambungan menggunakan Paku Keling

Paku keling adalah suatu alat sambung konstruksi baja yang terbuat dari
batang baja berpenampang bulat dengan bentuk seperti gambar berikut.

Sambungan dengan paku keling ini


umumnya bersifat permanent dan sulit untuk
melepaskannya karena pada bagian ujung
pangkalnya lebih besar daripada batang
paku kelingnya. Oleh karena itu pengelingan
banyak dipakai pada bangunan-bangunan
bergerak atau bergetar.

 Keuntungan: tidak ada perubahan


struktur dari logam disambung. Oleh
karena itu banyak dipakai pada
pembebanan-pembebanan dinamis.

 Kelemahan: ada pekerjaan mula


berupa pengeboran lubang paku
kelingnya, dan kemungkinan terjadi
karat di sekeliling lubang tadi selama
paku keling dipasang.

Spesifikasi Paku Keling

Dari gambar di atas, dapat diperoleh gambaran bentuk umum dari paku
keling, kemudian perhatikan gambar di bawah ini yang menjelaskan bagian-
bagian paku keling.

Gambar 6-5: Bentuk Profil Paku Keling

194
Dari gambar di atas dapat dilihat data tentang bagian-bagian dari
paku keling, yaitu;
 Kepala
 Badan
 Ekor
 Kepala penutup

Bahan atau material paku keling, adalah:


1) baja, brass, aluminium, dan tembaga tergantung jenis sambungan/
beban yang diterima oleh sambungan.
2) Penggunaan umum bidang mesin : ductile (low carbor), steel, wrought
iron.
3) Penggunaan khusus : weight, corrosion, or material constraints apply :
copper (+alloys) aluminium (+alloys), monel, dll.

Ukuran paku keling di pasaran bermacam-macam, utnuk lebih lengkap dapat


dilihat pada daftar di bahwa ini. Beberapa Ukuran- ukuran paku keling yang
dapat diperoleh di pasaran, yaitu :

11 mm, 14 mm, 17 mm, 20 mm, 23 mm, 26 mm, 29 mm, dan 32 mm.

Gambar 6-6 : Diamater dan Simbol Paku Keling

195
Berikut ini gambar beberapa bentuk paku keling yang ada di pasaran dan
jenis sesuai dengan entuk kepala.

Gambar 6-7 : Bentuk Paku Keling

196
Pada umumnya paku keling yang dipakai pada struktur baja adalah paku
keling yang dipasang di bengkel dan paku keling yang dipasang di lapangan.
Sebagaimana telah dijelaskan pada pendahuluan, paku keling terdiri secara
sederhana dari sebuah baja yang pendek, mudah ditempa dan berbentuk
mangkuk setengah bulatan. Tetapi bisa juga kepala paku keling tersebut
berbentuk bonggolan. Pada saat paku keling berada dalam keadaan plastis,
paku keling dipukul dengan palu sehingga akan terbentuk sebuah kepala lagi
pada sisi yang lainnya, dan paku keling tersebut mengembang serta mengisi
seluruh lubang.

Proses penempaan menggunakan paku keling, sebuah alat bucking di


tempatkan dibawah kepala paku keling di sisi belakang sambungan, untuk
memegang paku keling supaya tidak bergerak dan berfungsi sebagai
landasan. Setelah ditempa, paku keling kemudian menjadi angin dingin dan
pendek, proses pemendekkan ini akan memberikan tekanan pada pelat-pelat
yang disambung. Didalam perhitungan, prinsip sambungan dengan
menggunakan paku keling sama saja dengan prinsip sambungan dengan
menggunakan baut. Yang membedakannya hanyalah tegangan izin.

Berikut ini adalah beberapa langkah atau pedoman Pemasangan Paku Keling,
yaitu;
1) Plat yang akan disambung dibuat lubang, sesuai diameter paku keling
yang akan digunakan. Biasanya diameter lubang dibuat 1.5 mm lebih
besar dari diameter paku keling.
2) Paku keling dimasukkan ke dalam lubang plat yang akan disambung.

197
3) Bagian kepala lepas dimasukkan ke dalam lubang plat yang akan
disambung.
4) Dengan menggunakan alat atau mesin penekan (palu), tekan bagian
kepala lepas masuk ke bagian ekor paku keling dengan suaian paksa.
5) Setelah rapat/kuat, bagian ekor sisa kemudian dipotong dan
dirapikan/ratakan.
6) Mesin/alat pemasang paku keling dapat digerakkan dengan udara, hidrolik
atau tekanan uap tergantung jenis dan besar paku keling yang akan
dipasang.

Gambar 6-8 : Sambungan dengan paku Keling

Kegagalan Sambungan paku Keling antara lain, yaitu; Robek pada salah satu
sisi plat (tear off at the edge), robek pada plat melintas baris rivet (tear off
across a row), bergesernya rivet (shear off), dan hancur atau rusaknya rivet
(crushing off)

3. Sambungan Menggunakan Las

Pengelasan adalah salah satu cara menyambung pelat atau profil baja, selain
menggunakan baut dan paku keling. Kalau diperhatikan sekarang ini,
sebagian besar sambungan yang dikerjakan di bengkel-bengkel kecil di
pinggir jalan banyak menggunakan las, misalnya pembuatan pagar besi,
pembuatan tangga besi, bodi mobil ataupun ataupun peralatan rumah tangga.
Proses pengelasan biasanya dikerjakan secara manual dengan menggunakan
batang las (batang elektroda). Batang elektroda berbeda-beda tipenya
tergantung kepada jenis baja yang akan dilas, di pasaran biasanya disebut las

198
listrik. Selain itu ada juga proses pengelasan dengan menggunakan gas
acetylin yang disebut las antogen, bahasa pasarannya disebut las karbit,
berikut ini akan kita jelaskan jenis las yang digunakan dalam sistem
penyambuga pada baja konstruksi.

Gambar 6-9: Sambungan Menggunakan Las

Menyambung baja dengan las adalah menyambung dengan cara


memanaskan baja hingga mencapai suhu lumer (meleleh) dengan ataupun
tanpa bahan pengisi, yang kemudian setelah dingin akan menyatu dengan
baik. Untuk menyambung baja bangunan kita mengenal 2 jenis las yaitu :
1) Las Karbid (Las OTOGEN); Yaitu pengelasan yang menggunakan bahan
pembakar dari gas oksigen (zat asam) dan gas acetylene (gas karbid).
Dalam konstruksi baja las ini hanya untuk pekerjaan-pekerjaan ringan atau
konstruksi sekunder, seperti ; pagar besi, teralis dan sebagainya.
2) Las Listrik (Las LUMER); Yaitu pengelasan yang menggunakan energi
listrik. Untuk pengelasannya diperlukan pesawat las yang dilengkapi
dengan dua buah kabel, satu kabel dihubungkan dengan penjepit benda
kerja dan satu kabel yang lain dihubungkan dengan tang penjepit batang
las / elektrode las. Jika elektrode las tersebut didekatkan pada benda kerja
maka terjadi kontak yang menimbulkan panas yang dapat melelehkan
baja, dan elektrode (batang las) tersebut juga ikut melebur ujungnya yang
sekaligus menjadi pengisi pada celah sambungan las. Karena elektrode /
batang las ikut melebur maka lama-lama habis dan harus diganti dengan
elektrode yang lain. Dalam perdagangan elektrode / batang las terdapat
berbagai ukuran diameter yaitu 21/2 mm, 31/4 mm, 4 mm, 5 mm, 6 mm,
dan 7 mm.

199
Untuk konstruksi baja yang bersifat strukturil (memikul beban konstruksi)
maka sambungan las tidak diijinkan menggunakan las Otogen, tetapi harus
dikerjakan dengan las listrik dan harus dikerjakan oleh tenaga kerja ahli yang
profesional.
Keuntungan Sambungan Las Listrik dibanding dengan Paku keling / Baut :
 Pertemuan baja pada sambungan dapat melumer bersama elektrode las
dan menyatu dengan lebih kokoh (lebih sempurna).
 Konstruksi sambungan memiliki bentuk lebih rapi.
 Konstruksi baja dengan sambungan las memiliki berat lebih ringan.
Dengan las berat sambungan hanya berkisar 1 – 1,5% dari berat
konstruksi, sedang dengan paku keling / baut berkisar 2,5 – 4% dari berat
konstruksi.
 Pengerjaan konstruksi relatif lebih cepat (tak perlu membuat lubanglubang
pk/baut, tak perlu memasang potongan baja siku / pelat penyambung, dan
sebagainya ).
 Luas penampang batang baja tetap utuh karena tidak dilubangi, sehingga
kekuatannya utuh.

Kerugian / kelemahan sambungan las :


 Kekuatan sambungan las sangat dipengaruhi oleh kualitas pengelasan.
Jika pengelasannya baik maka keuatan sambungan akan baik, tetapi jika
pengelasannya jelek/tidak sempurna maka kekuatan konstruksi juga tidak
baik bahkan membahayakan dan dapat berakibat fatal. Salah satu
sambungan las cacat lambat laun akan merembet rusaknya sambungan
yang lain dan akhirnya bangunan dapat runtuh yang menyebabkan
kerugian materi yang tidak sedikit bahkan juga korban jiwa. Oleh karena
itu untuk konstruksi bangunan berat seperti jembatan jalan raya / kereta
api di Indonesia tidak diijinkan menggunakan sambungan las.
 Konstruksi sambungan tak dapat dibongkar-pasang.

200
GLOSSARY
Aluminium, adalah logam yang berwaarna putih perak dan tergolong
ringan yang mempunyai massa jenis 2,7 gr/ cm3.

Aluminium foil, merupakan paduan aluminium yang dibuat dalam


bentuk lembaran tipis, ketebalan aluminium foil berkisar 0,2 mm dan
mengandung sekitar 92% sampai 99% aluminium, aluminium foil
tersedia dalam berbagai ukuran dan karakteristik dan terutama
digunakan untuk mengemas berbagai barang.

Double side, adalah lapisan pada dua sisi atas dan bawah sehingga
tampak mengkilat pada kedua sisi

Fischer, adalah teknik mengandalkan kekuatan sekrup fischer yang


diborkan dan ditanam

Folding Gate, adalah pintu lipat, yang memiliki dua sisi yaitu rangka
silang (harmonika) dan slat daun.

Roolling Door, adalah pintu yang bisa digulung ke atas, jadi untuk
membuka pintu ini adalah dengan cara di gulung, biasanya Rolling Door
digunakan untuk toko atau ruko dan juga garasi rumah, Ada beberapa
jenis Rolling Door, seperti Rolling Door Aluminium dan Rolling Door Besi

Single side, adalah lapisan hanya satu sisi bagian atas sehingga akan
tampak mengkilat dibagian atas dan buram dibagian bawah.

201
A. Almunium Sebagai Bahan Konstruksi Bangunan

Aluminium dalam bentuk bauksit adalah suatu mineral yang berasal dari
magma asam yang mengalami proses pelapukan dan pengendapan secara
residual. Proses pengendapan residual sendiri merupakan suatu proses
pengkonsentrasian mineral bahan galian di tempat. Aluminium merupakan
logam paling berlimpah yang mudah ditemukan, merupakan unsur kimia
dengan lambang kimia aluminium atau Al, aluminium tidak termasuk dalam
jenis logam berat. Aluminium digunakan dalam banyak hal.Kebanyakan
darinya digunakan dalam kabel bertegangan tinggi.Juga secara luas
digunakan dalam bingkai jendela dan badan pesawat terbang. Ditemukan di
rumah sebagai panci, botol minuman ringan, tutup botol susu dsb. Aluminium
juga digunakan untuk melapisi lampu mobil. Selain itu aluminium terdapat
dalam penggunaan aditif makanan, antasida, air minum, knalpot mobil,
penggunaan aluminium foil, dan peralatan masak. Aluminium juga merupakan
konduktor listrik yang baik, dan kuat, juga buat panas, dapat ditempa menjadi
lembaran, ditarik menjadi kawat dan diekstrusi menjadi batangan dengan
bermacam-macam penampang dan tahan korosi.

Ciri-ciri aluminium, adalah merupakan logam yang berwarna perak-putih,


dapat dibentuk sesuai dengan keinginan karena memiliki sifat plastisitas yang
cukup tinggi, dan merupakan unsur metalik yang paling berlimpah dalam
kerak bumi setelah setelah silisium dan oksigen.Aluminium juga memiliki sifat
yang lebih unggul dibandingkan dengan sifat logam lain. Sifat-sifat Aluminium
yang lebih unggul bila dibandingkan dengan logam lain adalah sebagai
berikut:
1) Ringan; Massa jenis Aluminium pada suhu kamar (29oC) sekitar 2,7
gr/cm3.
2) Kuat; Aluminium memiliki daya renggang 8 kg/mm3, tetapi daya ini
dapat berubah menjadi lebih kuat dua kali lipat apabila Aluminium
tersebut dikenakan proses pencairan atau roling. Aluminium juga
menjadi lebih kuat dengan ditambahkan unsur-unsur lain seperti Mg,
Zn, Mn, Si.

202
1. Ketahanan Terhadap Korosi; Aluminium mengalami korosi dengan
membentuk lapisan oksida yang tipis dimana sangat keras dan pada
lapisan ini dapat mencegah karat pada Aluminium yang berada di
bawahnya. Dengan demikian logam Aluminium adalah logam yang
mempunyai daya tahan korosi yang lebih baik dibandingkan dengan
besi dan baja lainnya.
2. Daya Hantar Listrik Yang Baik; Aluminium adalah logam yang paling
ekonomis sebagai penghantar listrik karena massa jenisnya dari
massa jenis tembaga, dimana kapasitas arus dari Aluminium kira-kira
dua kali lipat dari kapasitas arus pada tembaga.
3. Anti Magnetis; Aluminium adalah logam yang anti magnetis.
4. Toksifitas; Aluminium adalah logam yang tidak beracun dan tidak
berbau.
5. Kemudahan dalam proses; Aluminium mempunyai sifat yang baik
untuk proses mekanik dari kemampuan perpanjangannya, hal ini dapat
dilihat dari proses penuangan, pemotongan, pembengkokan, ekstrusi
dan penempaan Aluminium
6. Sifat dapat dipakai kembali; Aluminium mempunyai titik lebur yang
rendah, oleh karena itu kita dapat memperoleh kembali logam
Aluminium dari scrap.

Aluminium juga mempunyai sifat kimia dan fisika yang khas, sifat ini
membedakan aluminium dari logam-logam lain. Pemakaian almunium
sebagai bahan bangunan, antara lain sebagai pengganti kayu atau bahan
lainnya, aluminium lebih awet dan sekali pasang untuk selamanya dan tidak
perlu diganti dan hanya perlu perawatan untuk membersihkan secara periode.
Penggunaan aluminium untuk bahan bangunan diantaranya untuk kusen
aluminium , pintu aluminium , rangka jendela aluminium , campuran atap baja
ringan) dan lain-lain. Dengan semakin mahal nya harga kayu, maka peran
aluminium sebagai bahan bangunan menjadi sangat penting.

Adanya perubahan dalam penggunaan dan konsep design rumah tinggal,


salah satunya adalah mulai berkurangnya penggunaan bahan dari kayu dan
digantikan dengan bahan jadi seperti aluminium, beton, plastik. Penggunaan

203
kusen aluminium pada era dewasa ini sudah cukup banyak yang
menggunakan untuk rumah tinggal, terutama pada perkotaan. Perubahan
trendi itu, disebakan bebrapa kelebihan material almunium sebagai bahan
kusen, yatu;
1) Tahan keropos, tidak dimungkinkan untuk dimakan rayap.
2) Bahan aluminium yang lebih tahan lama, anti rayap,dan tidak
menyusut seperti kayu, tidak akan mengalami penyusutan dan
perubahan bentuk atau melengkung akibat perubahan cuaca
3) Tampilan kusen aluminium dapat dicat atau dilapis dengan warna kayu
bahkan motif kayu sehingga menyerupai kayu.
4) Desain dapat dibuat sesuai pesanan. Keunggulan kusen aluminium
adalah bobotnya yang ringan dan kuat sehingga mudah dipindahkan.
Perawatannya yang simpel menjadi daya tarik bagi pembelinya
disamping kualitas bahan aluminium.
5) Ekonomis, dalam pengertian biaya proses pembuatan, pemasangan
dan perawatan untuk kusen aluminium lebih murah karena lebih tahan
lama.

Gambar 7-1 : Kusen Almunium

Selain sebagai bahan konsruksi atau aksesoris bangunan, dikenal juga


namanya Aluminium Foil, fungsi alumunium foil tersebut sebagai isolasi atap
bangunan, terbuat dari bahan yang kuat, elastis dan tahan air sehingga aman
dan ramah lingkungan. Dan juga membantu menahan dan memantulkan
panas sinar matahari masuk ke rumah. Selain itu Alumunium Foil pada rangka
atap juga berfungsi melindungi kebocoran akibat tampias air hujan dan
embun, melindungi plafond dari kerusakan / melengkung karena cuaca panas,
membuat plafon bersih dan bebas debu, dan praktis karena mudah
pemasangannya.
204
Di Pasaran terdapat dua jenis umum alumunium foil yang sering digunakan
pada konstruksi atap, khususnya rangka atap baja ringan, yaitu satu
sisi(single side) dan dua sisi(double side). Untuk alumunium foil single side
ditandai dengan hanya permukaan atasnya yang mengkilap berlapis
alumunium. Sementara yang double side berarti kedua sisinya berlapis
alumunium sehingga terlihat mengkilap pada kedua sisi.Keduanya memiliki
fungsi yang sama.Alumunium double side dapat dijadikan sebagai material
pendukung tampilan artistik di sejumlah bangunan, misalnya untuk
mendapatkan tampilan ruangan dengan atap ekspose. Selain karena
kekuatan juga karena kerapihan yang akan terlihat dari bawah. Alumunium foil
yang single side juga bisa digunakan tetapi harus berbahan dasar plastik
karena lebih kuat dan terlihat rapi. Alumunium Foil pada rangka atap baja
ringan, sepertinya hampir menjadi penunjang pokok dalam setiap pekerjaan
rangka atap khususnya yang berbahan baja ringan untuk mendapatkan fungsi
optimum atap rumah yang tidak hanya kuat tetapi menjadikan rumah nyaman
bagi penghuninya.

Tentu kamu mengenal dan menjumpai penggunaan almunium di


sekitarmu. Berikan contoh penggunaan aluminium yang kamu
temui di sekitr mu atau di rumah ?

Pada Bangunan/Konstruksi:
................................................................................................................
................................................................................................................
Pada Perabotan rumah:
................................................................................................................
................................................................................................................
Pada Keperluan makanan, sebagai apa ?
................................................................................................................
................................................................................................................
Pada Keperluan Furnitur, apa ?
................................................................................................................
................................................................................................................

205
B. Kusen Aluminium

Penggunaan kusen dari almunium kini lebih sering digunakan pada semua
jenis bangunan, hal ini selain karena lebih ramah lingkungan, kusen yang
terbuat dari aluminium juga memiliki beberapa kelebihan lain, baik itu dari
karaktersitik bahan, bentuk, kemudahan desain, konstruksi dan kemudaha
pembuatan. Kusen alumunium saat ini bisa disesuaikan warnanya , bahkan dapat terlihat
sangat mirip dengan kayu , Alumunium bisa bertahan lama dan low maintenance ( kalau
ada noda , mudah dibersihkan) Sesuai dengan kemajuan jaman , dan kusen alumunium
bisa lebih prestise daripada kusen kayu . Ukuran kusen almunium, yaitu:
1) Kusen Aluminium 3 inchi
2) Kusen Aluminium 4 inchi

Bentuk almunium untuk kusen bangunan, berbentuk batangan dengan


berbagai macam profil penampang. Setiap batangnya tersedia dengan
panjang 6 meter, bentuk dan ukuran profil sangat bervariasi secuai dengan
kegunaannya dalam konstruksi antara lain; profil-profil batang untuk kusen,
profil-profil batang untuk rangka daun pintu, untuk konstruksi kusen dan daun
jendela, untuk tiang atau rangka dinding partisi (penyekat ruang), untuk
Rolling door, untuk Folding gate, dan sebagainya. Kemudian berbentuk pita
atau pelat tipis dengan lebar tertentu ( missal ± 30 mm ) tersedia dalam
bentuk gulungan ( rol ), biasanya untuk bahan awning dan krei.Selain itu, juga
bentuk-bentuk profil khusus seperti Handle daun pintu dan profil profil khusus
lainnya.

Kemudian warna kusen aluminium berbagai macam warna dan corak, seperti;
Warna aluminium standar, Hitam (Black), Coklat (Dark Brown), Silver (CA -
Netral), Aluminium powder coating ,white, cream, merah, kuning dan warna
serat urat kayu. Untuk kusen dari bahan Aluminium powder coating white
harganya lebih mahal dari jenis almunium standar. Kemudian jenis powder
coating motif urat kayu juga akan lebih mahal, kemahalan harga disesuaikan
dengan bahan, tipe dan cark.

206
Berikut ini dapat dilihat gambar beberpa profil kusen almunium.

207
208
209
210
211
212
213
Beberapa keunggulan menggunakan almunium sebagai kusen, antara lain
yaitu;
1) Tahan Keropos; Kelebihan dari kusen yang terbuat dari aluminium
adalah tahan keropos, menggunakan kusen yang terbuat dari
aluminium, tidak perlu kuatir akan keropos karena rayap tidak suka
dan tidak bisa tinggal di kusen bahan aluminium.
2) Penyusutan; Kelebihan almunium adalah tahan lama, kusen yang
terbuat dari aluminium tidak mudah berubah, menyusut ataupun
melengkung karena perubahan cuaca.
3) Mobilisasi mudah; Kusen berbahan aluminium sangat mudah untuk
dipindahkan, berat kusen yang ringan tidak akan kesulitan untuk
mengangkat dan memindahkannya dari satu tempat ke tempat lain.
Selain itu, desain kusen yang terbuat dari bahan aluminium juga bisa
dipesan sesuai dengan keinginan.

Beberapa kelemahan menggunnakan almunium sebagai kusen, antara lain


yaitu;
1) Pemasangan dengan menggunakan sistem fischer, teknik ini
mengandalkan kekuatan sekrup fischer yang diborkan dan ditanam
bersama kusen merapat ke tembok sekeliling kusen pintu yang sudah
diplester rapi dan sangat akurat ukuran dan sudut siku-sikunya. Untuk
teknik pemasangan ini, apabila terjadi kesalahan dalam
pemasangannya maka dapat berakibat fatal, dan membuthkan
keahlian khusu bagi tukang.
2) Variasi bentuk yang terbatas, karena merupakan standart pabrik,
hanya terbatas pada bentuk tertentu saja.
3) Sambungan yang kurang baik pada siku atau kaca dapat
menyebabkan air hujan dapat masuk, karena itu faktor penyambungan
dan “sealant” atau karet penyekat antara kaca dan alumunium harus
dari bahan berkualitas dan tahan lama agar air tidak mudah masuk ke
dalam kusen atau ke ruangan. Pada dasarnya masalah sealant ini
tidak menimbulkan masalah pada kusen alumuniumnya karena bahan
alumunium tidak terpengaruh air.

214
Gambar 7-2: Gambar Rencana Kusen Pintu dan Jendela Almunium

Gambar 7-3 : Detai Potongan-1

215
Gambar 7-4: Detai Potogan-2

Gambar 7-5 : Detail Potongan-3

216
1. Konstruksi Sambungan Aluminium

Untuk mengerjakan suatu konstruksi aluminium diperlukan pengetahuan


tentang alat sambung dan cara menyambung. Dalam pekerjaan konstruksi
aluminium untuk bangunan gedung seperti ; kusen, daun pintu / jendela, dan
sebagainya pada umumnya menggunakan alat sambung berupa paku keling
rivet atau baut sekerup. Untuk hubungan konstruksi aluminium dengan
dinding tembok atau beton maka diperlukan fiser dari bahan plastik yang
ditanam dalam tembok atau beton. Fiser ditanam setelah bidang tembok atau
beton dilubangi dengan bor beton. Setelah fiser ditanam maka konstruksi
aluminium dapat ditempelkan dengan cara disekerupkan pada fiser tersebut

Gambar : Paku Keling dan Sekrup

Paku keling rivet terdapat dalam beberapa macam ukuran diameter ( d ),


pajang paku ( L ) juga terdapat beberapa macam. Namun yang banyak
digunakan adalah paku keling rivet dengan Ø 3 mm panjang 10 mm. Untuk

217
pemasangan engsel-engsel pintu maka digunakan diameter yang lebih besar.
Sedangkan diameter tangkai rivet juga terdapat dalam beberapa ukuran
tergantung diameter paku kelingnya, contoh ; untuk paku keling Ø 3 mm
tangkai rivetnya berdiameter 1½ mm, sedang untuk paku keling Ø 5 mm
tangkai rivetnya berdiameter 2 mm. Pada ujung tangkai rivet terdapat kepala
yang berfungsi sebagai penekan paku keling pada saat pengelingan rivet
berlangsung, sedangkan ujung tangkai lainnya sepanjang ± 30 mm
dimasukkan ke dalam alat rivet untuk dijepit dan ditarik sehingga kepala
tangkai menekan paku keling dilakukan berulang-ulang hingga tangkai putus
di bagian leher dan ujung paku membengkak dan mengancing sambungan
dengan kuat.

Gambar : Alat Rivet

Baut sekerup ada 2 ( dua ) macam :


1) Baut sekerup dengan ulir penuh sepanjang batang ( sepanjang L ). Baut
ini jenis inilah yang sering digunakan untuk penyambungan batang
aluminium. Terdapat berbagai macam ukuran diameter dengan panjang

218
yang bervariasi, namun yang umum digunakan adalah baut dengan
panjang ½” dan ¾” dengan diameter ± 3 mm.
2) Baut sekerup dengan ulir sepanjang 2/3 dari panjang baut ( sepanjang 2/3
L ). Baut ini biasanya dipakai untuk pemasangan konstruksi aluminium (
misalnya kusen ) menempel pada dinding tembok atau beton, juga untuk
memasang engsel daun pintu. Untuk pemasangan baut sekerup pada
tembok atau beton maka diperlukan alat tambahan yang disebut Fiser.
Fiser terbuat dari bahan plastik. Tembok atau beton yang akan disekerup
dilubangi terlebih dahulu dengan mesin bor beton, setelah itu fiser
dimasukkan kedalam lubang tersebut. Pemasangan baut sekerup
dikenakan pada fiser tersebut hingga mengancing dengan kuat.

1.1 Cara Memasang Paku Keling Rivet Pada Sambungan Aluminium


Untuk menyambung aluminium dengan paku keling rivet dilakukan dengan
langkah-langkah sebagai berikut :
1) Lukis ( tandai ) as lubang paku keling pada aluminium dengan tanda
center mark ( + ).
2) Buat lubang pada center mark tersebut sebagai tempat memasukkan
paku keling, menggunakan bor listrik untuk logam / besi.
3) Masukkan paku keling lengkap dengan tangkai rivetnya ke dalam
lubang tersebut
4) Pasang alat rivet ( tang rivet ) dengan posisi stang pengokang dalam
keadaan membuka dan tangkai paku keling masuk seluruhnya ke
dalam mur rivet , seperti gambar.
5) Lakukan gerakan mengokang dengan dua tangan beberapa kali
hingga kepala tangkai rivet mendesak ujung paku keling menjadi
membengkak dan mengancing sambungan, lakukan gerakan
mengokang tersebut sampai tangkai rivet putus terlepas dari paku
keling. ( Bila tang rivet masih baik maka dengan 2 @ 3 kali kokang
tangkai rivet sudah putus ).
6) Keluarkan potongan tangkai rivet yang masih berada di dalam alat
rivet dengan cara dijungkir seperti gambar berikut ini sambil stang
kokang digerak-gerakkan hingga potongan tangkai rivet terlepas
keluar.

219
Gambar : Sistem Rivet

1.2 Cara Memasang Baut Sekerup


Untuk menyambung aluminium dengan baut sekerup dilakukan dengan
langkah-langkah sebagai berikut;
1) Lukis ( tandai ) as lubang baut sekerup pada aluminium dengan tanda
center mark ( + ).
2) Buat lubang pada center mark tersebut sebagai tempat memasukkan baut
sekerup, menggunakan bor listrik untuk logam / besi. Diameter lubang
harus lebih kecil dari diameter baut sekerup yang akan dipasang, ini
dimaksudkan agar baut sekerup ketika disekrupkan dapat menggigit
aluminium dengan kuat.

220
3) Pasang baut sekerup pada lubang tersebut dengan cara diputar pakai
obeng sambil ditekan secukupnya hingga kepala baut sekerup menekan
pada aluminium yang disambung.

Untuk batang-batang aluminium yang dipasang menempel pada tembok atau


pada beton (misalnya kusen, rel rolling door, dan sebagainya) maka
pemasangannya menggunakan baut sekerup jenis ulir tidak penuh atau
panjang batang yang berulir 2/3 dari panjang baut, dan menggunakan fiser
yang ditanam pada tembok atau pada beton yang akan disekerup. Cara
memasangnya sebagai berikut :
1) Tentukan letak baut sekerup pada tembok / beton dan lukis ( tandai
) as lubang baut sekerup pada bidang tembok atau beton dengan
tanda center mark ( + ) menggunakan pensil.
2) Buat lubang pada center mark tersebut menggunakan bor beton
dengan diameter lubang disesuikan dengan diameter luar fiser
yang akan ditanam. Kedalaman lubang juga disesuikan dengan
panjang fiser.
3) Masukkan fiser kedalam lubang tersebut dengan cara ditekan /
dipukul hingga terbenam rata dengan permukaan tembok/beton.
4) Pasang batang aluminium yang telah dilubangi untuk tempat baut,
dan masukkan baut sekerup pada lubang tersebut ( ujung batang
baut sekerup harus tepat mengenai lubang pada fiser yang telah
ditanam pada tembok / beton. Lakukan penyekrupan baut dengan
cara diputar menggunakan obeng hingga menancap kuat dan
kepala baut sekerup sampai menekan batang aluminium.

C. Almunium Foil

Aluminium foil merupakan paduan aluminium yang dibuat dalam bentuk


lembaran tipis, dengan ketebalan aluminium foil berkisar 0,2 mm dan
mengandung sekitar 92% sampai 99% aluminium. Di pasaran aluminium foil
tersedia dalam berbagai ukuran dan karakteristik dan digunakan untuk
berbagai keperluan, seperti mengemas berbagai barang, dan untuk
kebutuhan konstruksi bangunan. Untuk keperluan bahan bangunan, jenis

221
alumunium foil, glasswool dan kawat ram saat ini merupakan material yang
digunakan sebagai pelengkap rangka atap, namun yang paling banyak
digunakan sebagai pelengkap rangka atap baja ringan adalah alumunium foil.
Penggunaan alumunium foil pada bangunan, yaitu pada pelapis bagian atas
atap, dapat berfungsi untuk menolak panas dan radiasi matahari. Pada siang
hari suhu ruangan dalam rumah lebih panas hal ini disebabkan karena
perpindahan panas dari radiasi panas atap ke bagian bawah atap. Salah satu
cara mengatasi hal tersebut adalah deengan menggunakan bahan almunium
foil, yaitu dipasang di bagaian bawah penutup atap (genteng), sehingga
radiasi panas matahari akan dipantulan kembali, sehingga suhu ruangan akan
terasa lebih sejuk hal ini tentu akan meringankan kerja dari alat pendingin
ruangan. Selain fungsi untuk mengurangi panas, almunium foil juga dapat
berfungsi sebagai mengurnagi terjadinya kebocoran, jika terjadi kebocoran
atap pada saat hujan air tidak langsung masuk kedalam ruang karena
dihalangi oleh alumunium foil.
Pertanyaan selanjutnya, dapatkah kamu mengidentifikasi fungsi lain almunium
foil pada bangunan ?
Beikan jawabanmu!:

..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................

..............................................................................................................................
Bahan alumunium foil ada yang menggunakan bahan lapisan kertas, ada juga
yang plastik, dilihat dari bahan dasarnya tentu lebih kuat yang berbahan dasar
plastic tidak mudah sobek dibandingkan yang berbahan dasar kertas dan
sudah barang tentu alumunium berbahan dasar plastik lebih mahal harganya.
Bentuk Alumunium foil yang ada saat ini yaitu tipe satu sisi (single side) dan
dua sisi (double side). Single side lapisan hanya satu sisi bagian atas
sehingga akan tampak mengkilat dibagian atas dan buram dibagian bawah.
Double side lapisan pada dua sisi atas dan bawah sehingga tampak mengkilat
pada kedua sisi. Aluminium foil double side mempunyai kelebihan menolak
radiasi lebih efektif dan lebih kuat jika di banding dengan alumunium single
side.

222
Teknis pemasangan alumunium foil yaitu dengan cara di jepit antara reng dan
kaso pada konstruksi rangka atap, hal ini bisa dilakukan jika pemasangan
sebelum atau bersamaan dengan pemasangan reng. Pemasangan almunium
foil, sebaiknya dilakukan sebelum konstruksi rangka atap belum jadi, kondisi
akan sangat efektif. Pemasangan alumunium foil yang bagus adalah
pemasangan yang rata atau tidak menggelembung karena permukaan
alumunium foil yang rata akan lebih efektif menolak radiasi matahari dan lebih
efektif mencegah terjadinya kebocoran karena jika ada tetesan air maka air
akan langsung meluncur ke bawah sesuai dengan kemiringan atap tersebut.

223
GLOSSARY

Cat, adalah suatu massa yang pada suhu kamar berupa berupa zat cair
dan bila diulaskan pada permukaan suatu benda akan membentuk
lapisan padat kenyal.
Cat Air; Cat jenis ini berbasis air (water based), karena dibutuhkan
hanya air untuk melarutkannya.
Cat Minyak; Cat jenis ini berbasis minyak (solvent-based). Cat dengan
bahan dasar minyak, dapat dilarutkan dengan sejenis minyak atau
thinner
Element penyusun cat, adalah Pigment, Pigment extender / fille, Liquid
binder dan additive.
Pigment, adalah suatu bubuk pemberi warna yang yang diperoleh dari
batu-batuan mineral atau buatan (syntetic), ini menentukan ketahanan
cat.
Plamir, adalah bahan pelapis dinding sebelum cat agar permukaannya
rata dan halus, wujudnya seperti adonan, tidak encer juga tidak keras.
PH adalah tingkat keasaman atau kebasa-an suatu benda yang diukur
dengan menggunakan skala pH antara 0 hingga 14
Wall Sealler, adalah cat emulsi yang diformulasi sebagai lapisan dasar
pada permukaan semen, plester dan asbes, dapat digunakan untuk
melapisi permukaan yang telah diberi lapisan plamir, bangunan atau
permukaan kayu atau besi
Resin adalah unsur utama cat yang berbentuk cairan kental dan
transparan yang membentuk film atau lapisan setelah diaplikasi pada
suatu obyek dan mengering.

224
A. Cat Sebagai Bahan Bangunan

Pengertian Cat, adalah suatu massa yang pada suhu kamar berupa berupa
zat cair dan bila diulaskan pada permukaan suatu benda akan membentuk
lapisan padat kenyal. Cat dibuat dari bermacam-macam bahan dasar.Pada
dasarnya bahan dasar tersebut diaduk atau dicampur dengan perbandingan-
perbandingan tertentu dan untuk bermacam-macam tujuan. Ada banyak dan
beragam jenis dan tipe cat yang tersedia di pasaran, untuk lebih mudah
mengenal berbagai jenis cat tersebut, maka lebih mudah kita
mengklasifikasikannya dalam dua jenis, yaitu;
1. Cat Air; Cat jenis ini berbasis air (water based), karena dibutuhkan
hanya air untuk melarutkannya. Cat dengan bahan dasar air tidak
menghasilkan efek kimia yang tinggi dalam larutan sehingga cat ini
ramah lingkungan. Di pasaran cat dalam kelompok ini seperti cat
tembok, cat genteng, cat lukis, dan lain sebagainya.
2. Cat Minyak; Cat jenis ini berbasis minyak (solvent-based). Cat dengan
bahan dasar minyak, dapat dilarutkan dengan sejenis minyak atau
thinner. Cat ini dikategorikan sebagai cat yang tidak ramah lingkungan
karena dapat mengganggu kesehatan pernafasan manusia, karena
itulah pemakaian minyak dalam cat diminimalkan. Karena berbahaya,
produsen cat bangunan untuk hunian tidak lagi memproduksi cat jenis
ini, dan cat ini hanya diaplikasikan sebagai cat untuk keperluan
industri, otomotif, dan furniture.

Cat yang berkualitas minimal mempunyai empat fungsi yangharus dimiliki


diantaranya daya sebar, daya tutup, mudah dalampengaplikasiannya, dan
aman bagi kesehatan lingkungan. Memang semakin tinggi kualitas cat, maka
harganya pun akan semakin mahal,karena disamping keempat hal pokok
diatas, cat yang berkualitas akanmemiliki nilai tambah seperti daya tahan
terhadap cuaca, anti jamur, tidakmemudar mudah dibersihkan, dapat
menutupretak rambut serta tambahan pengharum.

Keberhasilan pengecatan,yang paling berpengaruh adalah kualitas atau mutu


bahan yang akandicat itu sendiri (terlepas dari kualitas cat yang dipakai).

225
Masalah yang sering timbul akibat dari kualitas mutu bahan yang akan dicat
jelekbiasanya adalah belang-belang seperti basah (bila kadar air dalam
bahanyang dicat terlalu tinggi), lapisan cat yang menggelembung.
Sedangkanbila yang dipakai adalah cat dengan kualitas rendah maka
masalah yang sering terjadi adalah pengapuran, atau warnanya luntur.Cat
juga harus aman dan ramah lingkungan. Saat ini di pasarmasih banyak dijual
produk yang tidak memperhatikan aspek-aspekkesehatan dan lingkungan,
karena bahan baku yang dipergunakan masihmengandung tambahan logam
merkuri (Hg) dan timah hitam tau timbal (Pb).Padahal kedua bahan tersebut
sangat berpotensi membahayakanmanusia jika secara terus menerus masuk
kedalam tubuh.

Dengan penjelasan di atas, secara umum klasifikasi cat, dibedakan menjadi


yaitu;
1) Water Based; Meliputi Cat tembok dan cat air
2) Solvent Based;Meliputi Cat mobil, cat besi, dan cat minyak
Kemudian, element penyusun cat, yaitu;
1) Pigment; Berfungsi menyediakan warnaContoh : Pigment Putih
(Titanium Dioxide) dan Pigment Kuning (Zinc Oxide)
2) Pigment extender / filler; Digunakan untuk membantu pigment utama
dan meningkatkan daya rekat, Contoh : Calcium Carbonat, Kaolin
Clay, dan Talc Powder
3) Liquid; sebagai pembawa elemen-elemen solid dimana dalam cat
tembok yang digunakan adalah air.
4) Binder; Digunakan untuk mengikat Pigment, merekatkan Cat Pada
Bidang dan membentuk Lapisan Film, Contoh : Acrylic, Vinyl Acrylic,
dan Styrene Acrylic
5) Additive; Digunakan sebagai :Thickener ; Menghasilkan kekentalan
tertentu, Menjaga kestabilan emulsi agar filler dan liquid tidak memisah
antifoam; mencegah timbulnya busa ada saat cat diaduk di
pabrik, pada saat cat diaduk dalam kemasannya dan pada saat
cat diaplikasikan di permukaan
Biocide ; mencegah timbulnya jamur di dalam kaleng/kemasan dan di
permukaan (tembok)

226
Cat digunakan mulai dari cat rumah, perabot rumah, dan berbagai peralatan
sampai kepada mobil. Gunanya, selain untuk menambah keindahan barang
yang dicat juga untuk melindungi bahan yang dicat dari karat, khususnya
logam. Mulai dari pagar besi, teralis dan sampai kepada perut kapal laut
ataupun tanker.

B. Cat Air (water based)

Penggunaan cat tembok saat ini mengarah pada sistim basis air, karena lebih
ramah lingkungan, proses membuatnya yang mudah dan tidak mudah
terbakar, selain itu tidak ber bau menyengat. Banayknya kebutuhan akan cat
tembok, sehingga banyak orang yang melirik untuk membuka usaha
pembuatan cat tembok, bisa dibuat home industri dirumah tanpa perlu lahan
yang luas, hal ini karena konsumsi pemakaian cat tembok ini sangat besar,
apalagi menjelang hari hari besar, seperti Hari Ulang tahun kemerdekaan,
persiapan acar pesta, idul fitri, natal dan Tahun Baru banyak orang
mempercantik rumahnya dengan mencat ulang tembok-temboknya. Saat ini
banyak juga proyek rumah – rumah baru saat ini memakai cat tembok buatan
home industri karena harga cat tembok buatan home industri bisa ditekan
lebih murah di banding dengan yang bermerk, Karena hasil dari cat tembok
yang bagus maka cat tembok home industri bisa bersaing dengan cat tembok
yang bermerk,sehingga bisa memperkecil biaya pengeluaran dan bisa
membuat harga rumah lebih murah.
Keunggulan Cat tembok, yaitu;
 Bisa di buat sebagai industri rumahan.
 Bahan-bahan mudah didapat di toko kimia
 Pangsa pasar yang luas
 Hasil produk murah
 Hasil lebih tahan lama dan halus

Pembuatan cat tembok, yaitu berbahan dasar Calcium, pigmen, binder


(perekat), ditambah pemberat, Pengawet dan pewangi, air. Kemudian
persiapan alat alat yaitu: Mixer, Ember (wadah), pengaduk, timbangan, dan

227
gelas ukur. Cara membuatnya adalah ; Calcium diaduk dengan air sampai
rata, masukkan binder dan terus, kemudian aduk sampai menyatu, masukkan
pigmen aduk lagi, zat pemberat dimasukkan aduk terus terakhir, kemuudian
masukkan pengawet, pewangi aduk rata simpan dalam wadah tertutup.

Jenis cat tembok yang bagus untuk tembok seperti acrylic 100 persen yang
dibuat untuk kelas cat interior premium, lalu ada acrylic emulsion yang
merupakan gabungan dari acrylic 100 persen dan vynil versatic, dan yang
terakhir vinyl acrylic. Beberapa persiapan penting yang harus dilakukan
sebelum mengecat seperti membersihkan dahulu seluruh permukaan dinding
dari kotoran dan pastikan juga kondisi dinding tidak lembab, kerik seluruh
bekas cat lama hingga merata, bila perlu bersihkan dengan menggunakan
ampelas. Biasanya sebelum memulai pengecatan, tembok yang akan
dibubuhi cat dibersihkan hingga permukaannya seperti tampak baru.

1. Teknik Pengecatan Menggunakan Cat Tembok

Teknik dan melaksanakan pengecatan bangunan rumah dengan cat tembok,


dalam pengecatan, ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan, salah
satunya adalah mengetahui bahan dasar cat yang ingin digunakan, seperti
bahan perekatnya, bahan pewarna atau pigmen, bahan pelarut, eksten den
atau bahan pengisi. Semua bahan diatas bisa dibilang masih sangat ramah
lingkungan dan aman bagi kesehatan.Jika ingin mewarnai bagian luar,
sebaiknya gunakan cat tembok dengan dasar 100 persen acrylic emulsion.
Kandungan cat yang bagus selalu mengandung bahan dasar acrylic dengan
daya lekat yang kuat dan mampu mengikat partikel zat warna dengan
sempurna, sehingga warna lebih awet dan tidak cepat pudar. Keuntungan lain
dari pemakaian cat dengan kualitas yang baik adalah ketahanan lapisan cat
terhadap cuaca, lumut, jamur serta sengatan matahari atau perubahan cuaca.
Cat bermutu tinggi pasti lebih irit dibanding dengan cat yang bermutu rendah,
karena dua atau tiga lapisan saja tembok sudah bisa tertutup sempurna,
namun, jika anda menggunakan kualitas yang kurang baik, dibutuhkan
sedikitnya empat sampai lima lapisan.

228
Beberapa hal yang mempengaruhi keberhasilan pengecatan dinding tembok,
yang paling berpengaruh adalah kualitas atau mutu dinding itu sendiri terlepas
dari kualitas cat yang dipakai. Masalah yang sering timbul akibat dari kualitas
dinding yang jelek biasanya adalah belang-belang seperti basah, bila kadar air
dalam dinding terlalu tinggi. Sedangkan bila yang dipakai cat dinding dengan
kualitas rendah maka masalah yang sering terjadi adalah pengapuran,
warnanya luntur, dan kelihatan tidak cerah. Cat yang berkualitas minimal
mempunyai empat fungsi yang harus dimiliki diantaranya daya sebar, daya
tutup, mudah dalam pengaplikasiannya, dan aman bagi kesehatan
lingkungan. Memang semakin tinggi kualitas cat, maka harganya pun akan
semakin mahal, karena disamping keempat hal pokok diatas, cat yang
berkualitas akan memiliki nilai tambah seperti daya tahan terhadap cuaca, anti
jamur, tidak memudar, mudah dibersihkan, dapat menutup retak rambut serta
tambahan pengharum.

Secara umum teknik yang baik antara lain adalah mengikuti prosedur atau
langkah langkah sebagai berikut;
1) Pengecatan di lakukan pada siang hari, pada saat mathari terik/panas;
2) Pengecatan dimulai dari arah luar, mulai dari dekat jendela. menuju ke
ruang dalam;
3) Pengecatan total, lakukan mulai dari langit-langit yang diteruskan ke
dinding dekat kusen jendela, pintu-pintu, dan kemudian ke bagian
bawah;
4) Pengecatan gunakan tiga lapis sesuai dengan anjuran pencampuran;
5) Jangan mengecat pada suatu bidang yang lebar sekaligus, tetapi
batasi bidang pengecafan antara satu sampai dua meter persegi sekali
mengecat.

Langkah langkah pelaksanaaan pengecatan, sebelum proses pengecetan


adalah menyiapkan permukaan yang akan dicat. Pastikan permukaan dinding
bersih dan kering untuk mencegah terjadinya pengelupasan.Biasanya
memakan waktu 28 hari agar reaksi pengerasan semen pada plesteran beton
mengering dengan sempurna.Setelah permukaan tembok sudah benar-benar

229
kering, dan sebelum tembok di plamir, lapisi dulu tembok dengan Wall Sealer,
guna menetralisir PH semen agar sesuai dengan PH cat. Dengan wall sealer
Cat tidak mudah mengelupas dan warna cat tidak akan berubah dari warna
aslinya. Cat akan menjadi seperti kapur jika daya serap tembok masih
bekerja, untuk itu tembok harus dilapisi dengan Wall Sealer, namun jika untuk
alasan ekonomis anda dapat melarutkan satu sampai dua bungkus lem putih
dalam satu galon air kemudian kuaskan pada tembok sebelum tembok di cat.

Sebelum pengecatan dilakukan ada pekerjaan pendahuluan yaitu plamir


dinding.Plamir dinding terdiri dari 3 bagian bahan, yang pertama adalah
semen putih, lem putih, dan kalsium. Semua bahan tersebut mempunyai
fungsi masing- masing. Penggunaan kalium pada bahan plamir berfungsi
sebagai penambah volum dari plamir dan memudahkan penghalusan, namun
apabila terlalu banyak justru akan menyebabkan cat yang nanti kita kerjakan
menjadi kurang kuat. Sebagian kontraktor bangunan sudah tidak
menggunakan kalium sebagai campuran plamir, kecuali pada pekerjaan yang
memerlukan harga sangat hemat dan waktu penyelesaian yang relatif cepat.

Gambar 8-1: Pengecatan Tembok

Teknik melamir yang efektif adalah dengan menggunakan kapi (skrap) besar
atau bahan bekas dari pipa pvc yang dibuat kapi (skrap). Dengan

230
mengoleskan pada arah vertikal di dinding kemudian untuk lapis selanjutnya
pada arah horisontal, demikian seterusnya sampai dinding menjadi rata.
Lapisan yang kedua haruslah menunggu lapisan yang pertama kering
dahulu. Penghalusan menggunakan amplas dengan arah memutar.Alat
penghalus otomatis sebaik digunakan agar lebih cepat dalam pengerjaannya.

Setelah diplamir, dilakukan Pelapisan cat dasar atau alkali sealer.Sebelum


dilakukan pengecatan dengan cat tembok aplikasikan terlebih dahulu cat
dasar alkali sealer, yang berfungsi memberikan lapisan dibawah cat tembok
sehingga memperkecil kontak langsung dengan alkali tembok.Selain itu alkali
sealer berfungsi memberikan lapisan warna putih sehingga dapat
mempercepat penutupan warna cat tembok pada dinding.Alkali sealer
berbeda dengan cat putih. Penggunaan cat putih sebagai dasaran
pengecatan tidak akan menghindari kontak langsung alkali tembok dengan
cat, tetapi hanya berfungsi membantu daya tutup cat tembok saja.

Beberapa hal yang mempengaruhi keberhasilan pengecatan, yang paling


berpengaruh adalah kualitas atau mutu bahan yang akan dicat itu sendiri
(terlepas dari kualitas cat yang dipakai). Masalah yang sering timbul akibat
dari kualitas mutu bahan yang akan dicat jelek biasanya adalah belang-belang
seperti basah (bila kadar air dalam bahan yang dicat terlalu tinggi), lapisan cat
yang menggelembung. Sedangkan bila yang dipakai adalah cat dengan
kualitas rendah maka masalah yang sering terjadi adalah pengapuran, atau
warnanya luntur. Agar pengecatan dapat berhasil dengan baik, maka
beberapa langkah berikut perlu untuk diperhatikan, yaitu;
1) Pilih jenis cat yang tepat guna. Faktor nomor satu yang harus kita
tentukan adalah untuk bidang manakah cat itu akan digunakan, untuk
bidang interior atau untuk eksterior; untuk mendapatkan hasil
maksimal usahakan menggunakan produk cat yang tepat guna.
2) Gunakan produk yang transparan. Bandingkan beberapa produk cat,
baca keterangan/ aturan pemakaian dan yang tidak kalah pentingnya
data teknis yang ada pada kemasan masing-masing.

231
3) Tentukan pilihan warna. Satu hal yang juga perlu menjadi bahan
pertimbangan dalam memilih cat adalah tersedianya warna-warna
yang bisa memenuhi selera kita.
4) Hitung jumlah kebutuhan.Bila sudah bisa menentukan jenis cat, merek
serta warna cat yang akan gunakan, selanjutnya adalah menentukan
berapa banyak cat yang diperlukan untuk sebuah ruangan atau tempat
yang akan dicat.

Pemberian Cat Dasar, untuk tembok dibagi dua, yaitu cat dasar yang berupa
varnish dasar air yaitu cat tanpa pigmen dengan dasar emulsi acrylic 100%.
Cat dasar ini biasanya disebut Wall Sealer Water Base. Wall Sealer sangat
baik untuk tembok baru yang banyak retak rambut untuk mengisi celah-
celahnya dan untuk menguatkan lapisan cat lama yang mulai mengapur.
Kedua adalah cat dasar yang berupa cat tembok warna putih dengan dasar
emulsi acrylic 100% dan mempunyai daya tahan alkali yang tinggi, daya rekat
serta daya isi yang baik serta kadar bahan anti jamur cukup tinggi. Cat dasar
ini disebut Alkali Resisting Primer atau Undercoat Tembok. Cara
pemakaiannya adalah; encerkan cat sesuai dengan petunjuk pabrik, jangan
berlebihan, karenadapat menghilangkan fungsi cat dasar. Beri 1 atau 2 lapis
cat dasar.

Kemudian pelaksanaan pemberian cat akhir, dengan langkah sebagai berikut


ini;
1) Persiapan permukaan harus telah sempurna.
2) Bagian-bagian tembok yang tidak akan dicat, alat-alat rumah tangga
seperti kursi, meja, lantai sudah ditutup plastik atau kertas koran.
3) Siapkan alat alat pengecatan yang dibutuhkan, seperti kuas, roller, ember,
pengaduk, tangga, dan lain-lain.
4) Periksa kaleng cat, apakah sesuai dengan ketentuan pabrik. Catat nomor
batch (lot)nya.
5) Aduk cat sampai rata dan pengenceran sesuai dengan kebutuhan pabrik.
6) Selang waktu antara setiap lapis harus cukup lama. Secara teoritis adalah
2-4 jam, tetap sebaiknya minimal 8 jam atau semalam.

232
7) Ventilasi ruangan harus sebaik mungkin dan kalau dapat Pengecatan
dilakukan waktu cuaca terang dan kering.engenceran cat jangan langsung
didalam kalengnya, kecuali kalau dapat habis pada hari itu juga.
8) Tutup rapat-rapat kaleng yang yang masih ada sisa catnya untuk
menghindari pembusukan.

C. Cat Minyak (solvent based)

Cat minyak yaitu terbuat dari partikel-partikel pigmen warna yang disuspensi
dengan media minyak, Cat ini berbasis minyak, atau menggunakan
pengencer minyak, cat ini adalah banyak digunakan karena alasan warna
yang tajam dan tahan lama, mudah dalam penggunaan dan tehniknya, bisa
dengan mudah di explore dalam berbagai tehnik gaya lukis, bisa tehnik
transparant, opaque, maupun bertekstur, dan bisa pula di combine dengan
material lain, guna menghasilkan tehnik unik. Cat Minyak ini memberi efek
cerahyang sangat bagus pada suatu gambar ataupun lukisan serta
memberikan tesktur yang sangat bagus, terlebih kita tau bagaimana cara
pemakaiannya benar. Cat minyak ini sangat tahan lama ataupun awet namun
sangat mengengat bau dari cat ini.membutuhkan waktu lama untuk
menghilangkan bau cat ini.Cat minyak juga memiliki beberapa kekurangan,
diantaranya perlu proses pengeringan yang lama, sehingga terkadang
membutuhkan waktu yang lebih lama dalam proses melukis, kekurangan
lainya adalah kurang ramah lingkungan, dan berbau tajam.

Cat minyak berupa cairan yang kental, cat terdiri dari komponen resin,
pigment, solvent, dan additves yang apabila dicampurkan bersama akan
membentuk suatu konsistensi yang merata. Cat biasanya dilarutkan dengan
thinner, agar mudah penggunannya. Dalam hal ini cat tipe dua komponen,
ditambahkan dengan hardener. Komponen cat minyak adalah sebagai
berikut:
1. Resin (Zat perekat)
2. Pigment (Zat pewarna)
3. Solvent (Pengencer

233
4. Additif

Resin (Zat perekat); Resin adalah unsur utama cat yang berbentuk cairan
kental dan transparan yang membentuk film atau lapisan setelah diaplikasi
pada suatu obyek dan mengering. Kandungan resin mempunyai pengaruh
langsung pada kemampuan cat seperti misalnya: kekerasan, ketahanan
solvent serta ketahanan cuaca. Demikian pula berpengaruh atas kualitas akhir
misalnya tekstur, kilap (gloss), adhesi suatu cat, serta kemudahan
penggunaan diantaranya waktu pengeringan. Menurut tipe lapisan resin
dibedakan menjadi dua macam, yaitu :
1) Thermoplastik Resin, pengeringan resin terjadi karena penguapan
solvent. Apabila dipanaskan thermoplastic resin akan melunak dan
akhirnya mencair. Jenis-jenis thermoplastic resin antara lain
:nitrocelluloce, cellulose acetat butylate, thermoplastic acrylic, dan
nylon. Resin tipe ini sering digunakan pada sistem pengecatan udara
2) Thermosetting Resin, jenis-jenisnya antara lain: amino alkyd,
ollyurethane dua komponen, thermosetting acrylic, dan epoxy resin.
Thermosetting resin hanya akan mengering dan mengeras jika
dipanaskan dan tidak akan melunak lagi oleh adanya pemanasan
kembali. Biasanya digunakan pada cat bakar, dimana cat ini
mempunyai daya tahan yang kuat terhadap cuaca dan mempunyai
kekerasan yang tinggi. Proses pengeringannya dilakukan diruang
oven.

Pigment (Zat pewarna); Pigment adalah suatu bubuk yang telah digiling
halus yang diperoleh dari batu-batuan mineral atau buatan (syntetic). Pigment
ini memberi warna dan daya tutup pada cat dan ikut menentukan ketahanan
cat. Pemberian zat warna pada cat tergantung pada fungsi catnya.Pada cat
dasar primer zat pewarna berfungsi membantu menahan karat.Zat warna
pada dempul membantu membentuk lapisan tebal dan mudah
diamplas.Sedangkan pada cat akhir zat warna memberikan efek pewarnaan
yang tahan lama. Pigment atau zat warna terbagi menjadi :
Pigment warna, berfungsi menambah warna pada cat dan menghasilkan daya
tutup pada permukaan yang dicat, berikut adalah fungsi pigmen, antara lain;

234
1) Pigment terang berfungai menambah wrana-warni metalik pada cat.
2) Pigment extender, berfungsi menambah kekuatan cat pada bodi,
menghasilkan viscositas dan mencegah pengendapan.
3) Pigment pencegah karat, dipergunakan terutama pada cat dasar untuk
membantu mencegah karat pada plat dasar.
4) Pigment flatting, digunakan untuk mengurangi kilap pada cat, terutama
pada cat jenis doof

Solvent (Pengencer) pada cat minyak.Solvent adalah suatu cairan yang


dapat melarutkan resin dan mempermudah pencampuran pigment dan resin
dalam proses pembuatan cat. Solvent sangat cepat menguap apabila cat
diaplikasi. Kegunaan solvent (thinner) ini untuk mengencerkan campuran
pigment (zat pewarna) dan resin (zat perekat) sehingga menjadi agak encer
dan dapat disemprotkan selama proses pengecatan. Thinner juga
menurunkan kekentalan cat sampai tingkat pengenceran tertentu yang tepat
untuk pengecatan dengan kuas, semprot atau roll.Thinner menguap sesaat
setelah cat disemprotkan, thinner akan menguap dan meninggalkan resin dan
pigment yang kemudian kedua zat tersebut akan membentuk lapisan yang
keras. Solvent berdasarkan kegunaannya dibedakan menjadi dua macam.
Solvent untuk cat lacquer (thermoplastic resin) disebut thinner dan solvent
untuk cat namel (thermosetting resin) disebut reducer.

Komponen pembentuk solvent (pengencer) meliputi :


1) Diluent, merupakan larutan yang membantu melarutkan resin lacquer.
2) Laten solvent, juga digunakan untuk mencampur pelarut yang baik,
hasilnya sama dengan pelarut yang berkualitas baik.
3) Solvent murni, adalah larutan yang mampu melarutkan sesuatu yang
mengakibatkan cairan tersebut masuk kedalam larutan. Solvent murni
melarutkan bahan residu dan binder

Additif; Additif adalah suatu bahan yang ditambahkan pada cat dalam jumlah
yang kecil untuk meningkatkan kemampuan cat sesuai tujuan atau aplikasi
cat.Berbagai tipe bahan yang ditambahkan pada cat dalam jumlah yang kecil

235
untuk meningkatkan kemampuan cat sesuai dengan tujuan atau aplikasi
cat.Zat additif berfungsi untuk :
1) mencegah terjadinya buih pada saat penyemprotan (anti foaming),
2) mencegah terjadinya pengendapan cat pada saat dipergunakan
(antisetting ),
3) meratakan permukaan cat sesaat setelah disemprotkan (flow additif),
4) menambah kelenturan cat, dll.

Material Thinner; Thinner dikenal juga dengan nama solvent yaitu suatu
pelarut yang membuat viscositas cat menjadi lebih mudah diaplikasi. Berbagai
tipe solvent dicampurkan bersamanya, untuk menyesuaikan kemampuan larut
thinner dan penguapannya.Material Hardener; Suatu bahan yang membantu
mengikat molekul di dalam resin, sehingga membentuk lapisan yang kuat dan
padat.

1. Teknik Pengecatan Menggunakan Cat Minyak

Pengecatan menggunakan cat minyak pada bangunan, antara lain untuk yang
berbahan besi, berbahan kayu dan juga bahan lain seperti almunium.
Pengecatan bisa langsung dari material mentah atau pengecatan ulang.
Pengecatan pada besi (pagar) tentunya memiliki kesulitan tersendiri karena
langsung bersentuhan dengan cuaca dan iklim sekitar dan juga rata-rata
pagar memiliki bidang yang cukup sulit saat pengecatan seperti pagar besi,
agar tahan lama dan terhindar dari karat.Cat agar tahan lama sebenarnya
tidak terlalu sulit, hanya dituntuk sabar karena beberapa prosesnya
membutuhkan waktu antara proses yang satu dengan lainya.

Berikut beberapa hal yang harus Anda perhatikan ketika akan memberi
lapisan cat pada besi, Bahan cat yang diperlukan yaitu;
1) Cat dasar (primer) dan cat antara (under coat) tidak boleh mengulit,
mengandung endapan, menggumpal, mengeras, adanya pemisahan
warna dan bahan asing lain dalam waktu 10 menit, dan mudah diaduk
menjadi campuran yang serba sama.

236
2) Cat tutup (top coat) menggunakan pengencer organik (alkyd, vinyl, epoxy,
minyak, phenolic, rubber base, polyurethan,dan acrilic) tidak boleh ada
gel, endapan keras kering, dan waktu pengeringan maksimum 6 jam

Cat primer adalah lapisan cat yang digunakan sebagai cat dasar permukaan
plat yang berfungsi untuk memberikan ketahanan terhadap karat, meratakan
adesi /daya lekat diantara metal dasar (sheet metal) dan lapisan (coat)
berikutnya.Primer digunakan dalam lapisan yang sangat tipis dan tidak
memerlukan pengamplasan. Dalam teknik pengecatan cat primer ada 4 jenis,
yaitu :
a) Wash primer, sering disebut etching primer, jenis ini terdiri dari bahan
utama vynil butyral resin dan zinchromate pigment anti karat, dengan
demikian primer ini mampu mencegah karat pada metal dasar.
b) Lacquer primer, terbuat dari bahan nitrocellulose dan alkyd resin.Cat
primer ini mudah dalam penggunaan dan cepat kering.
c) Urethane primer, terbuat dari bahan utama alkyd resin.Merupakan
resin yang mengandung polyisociate sebagai hardener. Cat primer
jenis ini memberikan ketahanan karat dan mempunyai daya lekat
(adhesi) yang kuat.
d) Epoxy primer, cat primer jenis ini mengandung amine sebagai
hardener. Komponen utama pembentuknya adalah epoxy resin. Epoxy
primer memberikan ketahanan terhadap karat dan mempunyai daya
lekat yang sangat baik.

Kemudian dikenal nama Cat warna/ Top coat, peranan dari pada cat warna
atau top coat adalah cat akhir yang memberi warna, kilap, halus bersamaan
dengan meningkatkan kualitas serta menjamin keawetan kualitas
tersebut.Pengecatan logam adalah pelapisan permukaan dengan bahan cat
untuk menahan karat, meniadakan warna dasar serta memberikan pandangan
yang indah dan merupakan pertahanan terhadap pengaruh pengaruh
destruktif terhadap cuaca.

Beberapa jenis cat minyak, yang baik untuk material pada bangunan, yaitu;

237
1. Cat besi alkyd sintetik; Cat ini mudah didapat ditoko bangunan dekat
rumah kita, harganya terjangkau dan mudah diaplikasikan karena cat
ini kering diudara dan mengandung pigmen titanium dioksida.
2. Cat Alumunium; Bukan berarti cat ini hanya digunakan untuk bahan
aluminium saja tapi juga bsia digunakan untuk logam jenis lainya
seperti besi. Warna yang tersedia hanya satu yaiut warna silver
aluminium.
3. Cat Epoxy; Cat ini cukup ampuh dan bisa dikitalkan untuk cat eksterior
karena tidak menguap kena panas dan kualitasnya lebih baik dari cat
sintetik.
4. Cat Duco; Cat duci lebih populer untuk pengecatan mobil atau motor
karena teksturnya ayng lebih halus sehinga pengecatannya
menggunakan spray bertekanan tinggi. Harganya juga mahal oleh
sebaba itu bisa dikatakan tidak banyak yang memakai cat ini untuk
pagar rumah, namun cat ini juga tahan terhadap panas.
5. Cat Efek; Cat efek adalah cat yang bisa menimbuklan bentuk warna
dan gradasi berbeda sehingga bisa berbentuk tekstur sepert igranit,
kesan antik, retak-retak atau lainya. Ini juga mulai populer

Dari beberapa jenis cat diatas sebaiknya kita menggunakan cat epoxy karena
lebih tahan terhadap cuaca meski sedikit mahal namun ketahananya memang
tidak diragukan lagi. Sedangakan bagi kita yang memiliki budget yang minim
cat jenis sintetik juga bisa dijadikan pilihan meski tidak tahan lama namun
cukup untuk mempercantik material bangunan.Setelah kita mengetahui jenis
cat yang akan kita pilih nantinya untuk mengecat pagar/besi rumah
kitaDengan memberi lapisan cat pada logam seperti besi, maka bisa
melindungi dan membuat besi menjadi lebih tahan lama, bebas karat, dan
tahan terhadap pengaruh cuaca ekstrim. Selain itu, lapisan cat juga bisa
memberikan kesan keindahan yang membuat ornamen besi terlihat menarik.

238
Gambar 8-2 : Pengecatan Bagian Bangunan

Pengecatan besi baru (belum pernah dicat); Adapun langkah yang harus
dilakukan dalam pengecatannya adalah;
1) Bersihkan karat dari permukaan besi dengan cara diamplas
permukaannya, dan bersihkan dari debu, minyak dan kotoran lainnya
yang ada dengan white spirit atau solvent kemudian di lap dengan kain
yang dibasahi dengan thinner terlebih dahulu.
2) Untuk besi baru: pergunakan cat dasar, dan biarkan kering
3) Besi yang sudah di beri cat dasar r, di amplas halus untuk sedikit
membuka permukaannya, dan bersihkan permukaannya dari debu dan
kotoran yang ada.
4) Pergunakan cat minyak, sebagai medium coat dan membuat lapisan
cat menjadi lebih tebal, dan biarkan kering.
5) Dan selanjutnya pergunakan cat (bisa Synthetic) sebagai cat akhir.

Pengecatan besi yang sudah pernah di cat ( Ulang ); Adapun langkah


yang harus dilakukan dalam pengecatannya adalah;
1) Apabila cat lama masih dalam keadaan baik, Amplas ringan untuk
sedikit membuka pori permukaannya agar cat yang akan diaplikasi
diatasnya dapat penetrasi dengan baik, bersihkan permukaan dari
kotoran, di kerok dengan sikat kawat atau sand blasting bagian cat
yang telah rusak, kemudian lapisi cat dasar.

239
2) Apabila cat lama sudah dalam keadaan rusak, terkelupas atau bahkan
sudah timbul karat, maka lakukan pengerokan terhadap cat lama
tersebut serta bersihkan dari debu, minyak atau kotoran lain yang ada
3) Kemudian besi yang sudah dibersihkan tersebut di aplikasi terlebih
dahulu denganb cat, sebagai cat dasar, biarkan kering, Cat kembali,
sebagai medium coat dan membuat lapisan cat menjadi lebih tebal.
Biarkan kering.
4) Dan selanjutnya lakukan pengecatan, sebagi cat akhir, lakukan proses
pengecatan yang benar agar hasil yang diperoleh sempurna.

Pengecata besi berkarat; Kita sekarang tentunya butuh cara mengecat


pagar apalagi pagar rumah kita sudah mengalami masalah karat. Berikut
adalah langkah kerja atau pedoman untuk melaksanakan pengecatan,
menggunakan cat minyak, untuk pagar besi yang telah “berkarat”pada
bangunan, yaitu;
1) Pertama, sediakan sarung tangan, kacamata dan masker kemudian cari
sumber karat yang ada pada pagar besi kita, kemudian bersihkan dengan
sikat kawat kemudian, lembabkan lap dengan mineral spirits sejenis
thinner tak berbau. Ganti lap kita jika sudah cukup kotor aar pekerjaan kita
tidak sia-sia.
2) Kedua, Cuci pagar dengan menggunakan air hangat yang diberi sabun
karena beberapa cat tidak bisa mentolerir minerat spirits. Gosok dengan
lap yang duberi abun kemudian bersihkan sisa sabun dengan penyemprot
air. Keringkan selama semalaman.
3) Ketiga, Sebelum menggunakan cat utama sebaiknya menggunakan cat
dasar primer sebagai pelapis anti karat, lakukan dengan cepat proses
pengecatannya. keringkan cat primer selama minimal satu hari sampai cat
tersebut benar-benar kering. Kemudian catlah dengan cat epoxy atau
sintetik tergantung cat yang kita beli. Keringkan dan lakukan pengecatan
kedua untuk mendapatkan hasil yang lebih memuaskan.

240
GLOSSARY

ACI, American Concrete Institute, yaitu organisasi dunia bidang


bangunan konstruksi beton, bidang kegiatan al: mengumpulkan dari
seluruh dunia tulisan-tulisan ilmiah hasil penelitian uji lapangan,
laboratorium; penemuan-penemuan baru dibidang teknologi rekayasa
struktur maupun pelaksanaan pembangunan yang telah diterbitkan
dalam majalah dan jurnal ilmiah ACI.
ASTM, American Society of Testing and Materials, merupakan
organisasi internasional sukarela yang mengembangkan standardisasi
teknik untuk material, produk, sistem dan jasa.
Beton adalah salah satu bahan bangunan yang komponen
penyusunnya campuran dari beberapa bagian material, yaitu agregat
kasar, agregat halus, semen dan air dengan komposisi tertentu untuk
mencapai kekuatan pada durasi waktu tertentu
FAS, adalah Faktor Air Semen yaitu perbandingan air dengan semen
Hidrolisis adalah reaksi kimia yang memecah molekul air (H2O)
menjadi kation hidrogen (H+) dan anion hidroksida (OH−) melalui suatu
proses kimia
PBI, adalah Peraturan Beton Indonesia
PC, adalah Portland Cement atau semen
Psr, adalah singakatan agregat pasir
Kr, adalah singkatan agregat kerikil
Ready mix concrete, merupakan beton siap pakai, salah satu bahan
bangunan yang paling banyak digunakan, campuran beton memiliki
proporsional secara tepat dan disesuaikan untuk berbagai macam
kondisi dan aplikasi.
Sistem Hidrolik adalah teknologi yang memanfaatkan zat cair, biasanya
oli, untuk melakukan suatu gerakan segaris atau putaran
SK SNI, adalah singkatan dari Standar Konsep Standar Nasional
Indonesia

241
A. Pendahuluan

Adukan adalah suatu campuran dari bahan pengikat dan bahan pengisi serta
air sampai konsisten tertentu. Bahan pengikat yang biasa dipakai adalah
semen (PC) dan kapur, sedangkan bahan pengisi adalah pasir atau tras.
Bahan-bahan tersebut harus memenuhi syarat yang telah ditentukan. Adukan
yang memakai semen (PC) mempunyai kekuatan adhesi yang besar akan
tetapi pengerjaannya agak sukar, sedangkan adukan yang menggunakan
bahan pengikat kapur kekuatan serta adhesinya rendah jika dibandingkan
menggunakan semen (PC), oleh karena itu sering dilakukan pencampuran
antara semen (PC). Jadi pengertian adukan di sini dapat diartikan suatu
campuran yang terdiri dari bahan pengikat dan bahan pengisi dengan
ditambah dengan air, sehingga menjadi suatu masa dengan konsistensi
tertentu.

Beberapa penyebab rusaknya suatu bangunan, salah satu di antaranya


adalah akibat dari penggunaan bahan-bahan pembentuk adukan yang tidak
lagi memenuhi syarat. Kemudian sifat adukan yang kuat ditentukan oleh sifat
kekuatan adhesi yang cukup, sedangkan untuk plesteran untuk luar harus
mempunyai sifat kedap terhadap air, untuk itu diperlukan campuran yang
berbeda-beda sesuai dengan jenis pekerjaan yang dikerjakan. Fungsi adukan
dalam pasangan tembok diantaranya adalah untuk; 1) Pengikat antar bata
yang satu dengan yang lainya, 2) Menghilangkan deviasi dari permukaan
bata, 3) Menyalurkan beban dari bata yang berada diatasnya, 4) Meratakan
permukaan tembok.

Pemberian sebutan atau jenis pada adukan sesuai dengan bahan dasar yang
dipakai dan penggunaannya dilapangan didasarkan atas volume
perbandingan bahan campuran yang digunakan. Bahan dasar dan
perbandingan campuran dari adukan yang akan digunakan untuk
suatubangunan, akan mempengaruhi kekuatannya maupun letak
penggunaannya. Sebagai contoh digunakan adukan dan campuran
perbandingan semen, pasir dan kerikil dengan perbandingan: 1 pc: 2 ps: 3kr
orang sering menyebutkan campuran ini adalah campuran adukan beton,

242
yang penggunaannya baik untuk konstruksi beton bertulang yang tahan
terhadap air. Bahan dasar tras, kapur dan pasir dinamakan spesi tras- kapur-
pasir dengan campuran perbandingan 1 : 2 : 4 biasanya digunakan untuk
pekerjaan plesteran dalam dan pekerjaan meratakan. Perbandingan untuk
campuran bahan-bahan dasar dari adukan berbeda-beda dan untuk itu
dipakai bagian takaran, karena sampaisaat ini masih sering digunakan.

B. Bahan Adukan

Karakteristik sifat bahan bangunan setiap daerah tidak selalu sama, hal ini
perlu dipahami utnuk perancangan adukan. Sebagai perbandingan bahwa
berat jenis dan berat satuan pasir dan batu pecah masing-masing daerah
diperoleh hasil yang berbeda. Sebagai contoh, pasir batu apung dari Pulau
Kalimantan mempunyai sifat, berat jenis dan berat satuan yang berbeda dari
pasir beton dari Jawa Barat dan pasir besi dari Cilacap Jawa Tengah. Pasir
beton di daerah Jawa Barat, diperoleh dari hasil tambang, bila di bandingkan
dnegan dari Sumatera Utara misalnya, diambil dari sungai. Secara teknis
bahan tersebut adalah bagian terpentinga campuran adukan, baik itu
campuran untuk adukan plesteran, dan adukan beton.

Untuk menjamin mutu adukan atau campuran, dapat digunakan pedoman


sesuai dengan SNI 03-6861.1-2002 (Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A,
bahan bangunan Bukan Logam). Kemudian untuk aturan mengenai tata cara
perancangan beton normal sudah diatur dalam Standart Nasional Indonesia
yaitu SNI 03-2834-2000 tentang Tata Cara Pembuatan Rancangan
Campuran Beton Normal yang merupakan pembaruan kode dari SNI 03-2834-
1993. Adukan berupa campuran beberapa material, yaitu agregat kasar,
agregat halus, semen dan air, untuk mencapai kekuatan tertentu maka
dilakukan dengan cara mengatur komposisi campuran material. Kekuatan
beton sangat bervariasi sesuai dengan komposisi yang digunakan. Menurut
SNI 7394 -2008 tentang Tata Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan
Beton Untuk Konstruksi Bangunan Gedung dan Perumahan berikut contoh
komposisi adukan beton untuk beberapa jenis kekuatan beton.

243
Beberapa ketentuan atau persyaratan bahan bangunan untuk campuran
beton, antara lain yaitu:
1) SNI 03-2834-2000, Tata cara pembuatan rencana campuran beton normal
2) SNI 03-6861.2-2002, Spesifikasi bahan bangunan - Bagian B: Bahan
bangunan dari besi/baja
3) SNI 03-3976-1995, Tata cara pengadukan pengecoran beton
4) SNI 03-2847-1992, Tata cara penghitungan struktur beton untuk bangunan
gedung
5) SNI 03-2445-1991, Spesifikasi ukuran kayu untuk bangunan rumah dan
gedung
6) SNI 03-2495-1991, Spesifikasi bahan tambahan untuk beton
7) SNI 03-6861.1-2002, Spesifikasi bahan bangunan - bagian A: Bahan
bangunan bukan logam
8) SNI 03-6861.3-2002, Spesifikasi bahan bangunan - Bagian C: Bahan
bangunan dari logam bukan besi

1. Air Untuk Adukan

Air yang akan digunakan untuk membuat suatu adukan harus memenuhi
syarat-syaratyang telah ditentukan dan banyaknya air yang akan digunakan
tergantungpada jenis pekerjaannya. Air untuk membuat adukan plesteran-
plesteran yangberwarna putih, tidak boleh mengandung bagian campuran (zat
pewarna) yangdapat merobah warna adukan. Air asin yang banyak
mengandung garam tidak baik.untuk adukan, karena dapat merusak ikatan
adukan sekaligus merusak tembok.Begitu pula air yang banyak mengandung
bahan-bahan busuk atau kotor sebaiknya jangan digunakan. Air· adukan
boleh mengandung bahan-bahan lain asal kadarnya sangat kecil. Apabila
terdapat keragu~raguan mengenai keadaan air yang akan dipakai,
disarankan untuk mengirimkan contoh air kelaboratorium bahan~bahan yang
telah diakui, untuk diperiksa air itu dapat dipakai atau tidak.

Dalam adukan untuk beton, fungsi air adalah untuk memicu proses kimiawi
semen sebagai bahan perekat dan melumasi agregat agar mudah dikerjakan.
Kualitas air yang digunakan untuk mencampur beton sangat berpengaruh
terhadap kualitas beton itu sendiri. Air yang mengandung zat-zat kimia

244
berbahaya, mengandung garam, minyak, dan bahan lain akan menyebabkan
kekuatan beton. Pada umumnya air yang dapat diminum dapat digunakan
sebagai campuran beton.Semen dapat berfungsi sebagai perekat apabila ada
reaksi dengan air. Oleh karena itu jumlah air yang dibutuhkan untuk proses
hidrasi semen harus cukup.

Pada adukan pembuatan beton air diperlukan dalam proses pengadukan


untuk melarutkan semen sehingga membentuk pasta yang bereaksi dengan
semen, kemudian mengikat semua agregat dari yang paling besar sampai
paling halus dan menjadi bahan pelumas antara butir-butir agregat agar dapat
mudah dikerjakan dalam proses pengadukan, penuangan, maupun
pemadatan. Pasta semen merupakan hasil reaksi kimia antara air dan semen
maka bukan perbandingan jumlah air terhadap total berat campuran yang
penting, tetapi justru perbandingan air dengan semen atau yang biasa disebut
Faktor Air Semen (FAS). Air yang berlebihan akan menyebabkan banyaknya
gelembung air setelah proses hidrasi selesai, sedangkan air yang terlalu
sedikit akan menyebabkan proses hidrasi tidak tercapai seluruhnya, sehingga
akan mempengaruhi penguatan beton.

Pada beton mutu tinggi atau sangat tinggi, faktor air semen dapat diartikan
sebagai rasio total berat air (water to cementious ratio), termasuk air yang
terkandung dalam agregat dan pasir terhadap berat total semen dan additive
cementious yang umumnya ditam-bahkan pada campuran beton mutu tinggi.
Untuk menghasilkan sebuah beton beton mutu tinggi FAS dalam beton harus
rendah. Untuk membuat beton bermutu tinggi faktor air semen yang
dipergunakan antara 0,28 sampai dengan 0,38. Sedangkan menurut (SNI 03-
6468-2000) beton mutu tinggi nilai faktor air semennya ada dalam rentang
0,2-0,5. Tujuan pengurangan FAS adalah untuk mengurangi seminimal
mungkin porositas beton yang dibuat sehingga dihasilkan beton berkekuatan
tinggi tinggi.

Karena air mempunyai peranan penting dalam pencampuran beton, maka air
tidak dapat ditambahkan sembarangan dalam pengadukan mortal, jadi harus
diingat faktor air semennya disesuaikan dengan kebutuhan dalam workability
serta mutu beton yang diinginkan. Dan yang perlu dicatat bahwa jumlah air

245
yang terlalu banyak dapat menyebabkan kekuatan beton menjadi
rendah.Untuk penggunaan air dalam adukan beton, secara umum air yang
dapat diminum dapat digunakan sebagai air pengaduk pada beton. Adapun
jenis-jenis air yang dapat digunakan untuk air pengaduk beton antara lain
adalah;

1) Air hujan, air hujan menyerap gas dan udara pada saat jatuh ke bumi.
Biasanya air hujan mengandung untur oksigen, nitrogen dan
karbondioksida.
2) Air Tanah. Biasanya mengandung unsur kation dan anion. Selain itu juga
kadang-kadang terdapat unsur CO2, H2S dan NH3.
3) Air permukaan, terdiri dari air sungai, air danau, air genangan dan air
reservoir. Air sungai atau danau dapat digunakan sebagai air pencampur
beton asal tidak tercemar limbah industri. Sedangkan air rawa atau air
genangan yang mengandung zat-zat alkali tidak dapat digunakan.
4) Air laut, air laut yang mengandung garam di atas 3 % tidak boleh
digunakan untuk campuran beton. Untuk beton pra tekan, air laut tidak
diperbolehkan karena akan mempercepat korosi pada tulangannya.

Sementara itu, penggunaan air untuk adukan beton, dipersyaratkan menurut


ACI 318-83, adalah sebagai berikut;
1) Air untuk beton harus bebas dari minyak, alkali, garam dan bahn-bahan
organik.
2) Air untuk beton pratekan atau yang dilekati alumunium, termasuk agregat
tidak boleh mengandung ion clorida. Untuk mencegah korosi, kadar klorida
setelah beton berumur 28 hari dibatasi sebagai berikut
3) Air harus bebas dari minyak, alkali, garam dan bahn-bahan organik, tidak
boleh mengandung ion clorida

2. Pasir

Pasir adalah agregat halus bahan beton, agregat halus adalah butiran halus
yang memiliki kehalusan 2mm – 5mm, dan menurut SNI 02-6820-2002 ,
agregat halus adalah agregat dengan besar butir maksimum 4,75 mm,
agregat halus merupakan agregat yang besarnya tidak lebih dari 5 mm,

246
sehingga pasir dapat berupa pasir alam atau berupa pasir dari pemecahan
batu yang dihasilkan oleh pemecah batu. Sementara itu, menurut SNI 1737-
1989-F , agregat adalah sekumpulan butir-butir batu pecah, kerikil, pasir,atau
mineral lainnya baik berupa hasil alam maupun hasil buatan. Pasir adalah
bahan batuan halus, terdiri dari butiran dengan ukuran 0,14-5 mm, didapat
dari basil desintegrasi batuan alam (natural sand) atau dengan memecah
(artificial sand).

Sebagai bahan adukan, baik untuk spesi maupun beton, maka agregat halus
harus diperiksa secara lapangan. Persyaratan agregat halus secara umum
menurut SNI 03-6821-2002 adalah sebagai berikut:
d) Agregat halus terdiri dari butir-butir tajam dan keras.
e) Butir-butir halus bersifat kekal, artinya tidak pecah atau hancur oleh
pengaruh cuaca. Sifat kekal agregat halus dapat di uji dengan larutan
jenuh garam. Jika dipakai natrium sulfat maksimum bagian yang
hancur adalah 10% berat. Sedangkan jika dipakai magnesium sulfat
f) Agregat halus tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5% (terhadap
berat kering), jika kadar lumpur melampaui 5% maka pasir harus di
cuci

Gradasi agregat adalah distribusi ukuran butiran dari agregat. Bila butir-butir
agregat mempunyai ukuran yang sama(seragam) volume pori akan besar.
Sebaliknya bila ukuran butir-butirnya bervariasi akan terjadi volume pori yang
kecil. Hal ini karena butiran yang kecil mengisi pori diantara butiran yang
besar, sehingga pori-porinya sedikit, dengan kata lain kemampatannya tinggi.
Pada agregat untuk pembuatan beton diinginkan suatu butiran yang
berkemampatan tinggi, karena volume pornya sedikit maka bahan pengiat
yang dibutuhkan juga sedikit. Menurut SK SNI T-15-1990-03 , kekasaran pasir
dapat dibedakan menjadi empat kelompok menurut gradasinya, yaitu :
5) Pasir Kasar
6) Pasir Agak Kasar
7) Pasir Agak Halus
8) Pasir Halus

247
Pemeriksaan pasir, sebagai bahan bangunan, yaitu dengan
cara penggenggaman, dilakukan denngan mengambil pasir dengan
kelembaban agak tinggi atau dalam kondisi agak basah (tapi jangan terlalu
basah), lalu digenggam kuat-kuat dan dilepas. Jika tetap menggumpal maka
kadar lumpur cukup tinggi, kandungan lumpur juga dapat terlihat di telapak
tangan. Kemudian dengan cara penenggelaman pasir dilakukan dengan
menggenggam pasir lalu memasukkan tangan ke dalam air jernih, lalu dibuka
dan digerak-gerakkan perlahan, dan akan terlihat partikel lumpur yang
terpisah dari pasir. Jika terdapat partikel yang mengambang atau mengapung,
maka perlu dicurigai kandungan organik yang cukup tinggi pada pasir. Berikut
ini dapat dilakukan pemeriksaan lapangan dengan cara sederhana.

Pemeriksaan kandungan bahan organik agregat halus (pasir) di lapangan;


a) Masukkan pasir dalam gelas atau botol bening
b) Campurkan larutan soda api 3%
c) Aduk atau kocok, lalu diamkan 24 jam
jika larutan menjadi berwarna coklat tua, mengindikasikan kandungan organik
dalam agregat cukup tinggi, Indikasi kandungan organik juga dapat terlihat jika
pasir ditenggelamkan dalam air jernih, yaitu apabila terlihat partikel
mengambang

Pemeriksaan kandungan lumpur agregat halus (pasir) di lapangan ada


beberapa cara, yaitu;
a) Peremasan atau penggosokan (tidak terukur)
b) Penggenggaman (tidak terukur)
c) Penenggelaman pasir di air jernih (tidak terukur)
d) Pengocokan (terukur)
Tiga pemeriksaan sederhana pertama merupakan pemeriksaan tidak terukur,
yang hanya dilakukan untuk pemeriksaan cepat ketika menerima material
atau melakukan inspeksi cepat. Cara peremasan atau penggosokan dilakukan
dengan mengambil pasir kering udara atau sedikit lembab lalu diremas-remas
dengan satu tangan atau digosok di antara dua telapak tangan, lalu dilihat
partikel yang menempel di telapak tangan, menunjukkan perkiraan kadar
lumpur yang terkandung dalam pasir.

248
3. Semen (Portland Cement/PC)

Semen adalah zat yang digunakan untuk merekat batu, bata, batako,
maupun bahan bangunan lainnya. Semen Portland (sering disebut sebagai
OPC (Ordinary Portland Cement) adalah jenis yang paling umum dari semen
dalam penggunaan umum di seluruh dunia karena merupakan bahan dasar
beton, plesteran semen, dan sebagian besarnon-nat khusus. Sejarah Semen
Portland dikembangkan dari semen alami yang terbuat di Inggris pada awal
abad kesembilan belas, dan namanya berasal dari kemiripannya dengan batu
Portland, jenis bangunan batu yang digali di Isle of Portland di Dorset, Inggris.

Penggunaan yang paling umum untuk semen Portland adalah dalam produksi
beton, yang terdiri dari agregat kerikil, pasir, semen, dan air. Sebagai bahan
konstruksi, beton dapat dicetak dalam hampir semua bentuk yang diinginkan,
dan sekali mengeras, dapat menjadi elemen struktur. Penggunaan Semen
Portland (PC) juga digunakan dalam mortar, yaitu campuran pasir denga air
saja. Adonan campuran semen dengan air dicampur dalam beberapa jam
dapat mengeras, dan semakin lama akan semakin sempurna kekerasannya.
Pada prinsipnya, kekuatan beton akan terus meningkat perlahan-lahan
selama air tersedia untuk hidrasi lanjutan, beton biasanya kering setelah
normalnya 21 hari, dan lama kelamaan akan mencapai titik kekerasan
maksimal.
Semen portland diklasifikasikan dalam lima tipe yaitu :
6) Tipe I (Ordinary Portland Cement); Semen Portland untuk penggunaan
umum yang tidak memerlukan persyaratn khusus seperti yang
dipersyaratkan pada tipe-tipe lain.Tipe semen ini paling banyak diproduksi
dan banyak dipasaran
7) Tipe II (Moderate sulfat resistance); Semen Portland yang dalam
penggunaannya memerlukan ketahanan terhadap sulfat atau panas
hidrasi sedang. Tipe II ini mempunyai panas hidrasi yang lebih rendah
dibanding semen Portland Tipe I. Pada daerah–daerah tertentu dimana
suhu agak tinggi, maka untuk mengurangi penggunaan air selama
pengeringan agar tidak terjadiSrinkege (penyusutan) yang besar perlu
ditambahkan sifat moderat “Heat of hydration”. Semen Portland tipe II ini

249
disarankan untuk dipakai pada bangunan seperti bendungan, dermaga
dan landasan berat yang ditandai adanya kolom-kolom dan dimana proses
hidrasi rendah juga merupakan pertimbangan utama
8) Tipe III (High Early Strength); Semen Portland yang dalam
penggunaannya memerlukan kekuatan yang tinggi pada tahap permulaan
setelah pengikatan terjadi.Semen tipe III ini dibuat dengan kehalusan yang
tinggi blaine biasa mencapai 5000 cm2/gr dengan nilai C3S nya juga
tinggi. Beton yang dibuat dengan menggunakan semen Portland tipe III ini
dalam waktu 24 jam dapat mencapai kekuatan yang sama dengan
kekuatan yang dicapai semen Portland tipe I pada umur 3 hari, dan dalam
umur 7 hari semen Portland tipe III ini kekuatannya menyamai beton
dengan menggunakan semen portlan tipe I pada umur 28 hari
9) Tipe IV (Low Heat Of Hydration); Semen Portland yang dalam
penggunaannya memerlukan panas hidrasi rendah. Penggunaan semen
ini banyak ditujukan untuk struktur Concrette (beton) yang massive dan
dengan volume yang besar, seprti bendungan, dam, lapangan udara.
Dimana kenaikan temperatur dari panas yang dihasilkan selama periode
pengerasan diusahakan seminimal mungkin sehingga tidak terjadi
pengembangan volume beton yang bisa menimbulkan cracking (retak).
Pengembangan kuat tekan (strength) dari semen jenis ini juga sangat
lambat jika dibanding semen portland tipe I
10) Tipe V (Sulfat Resistance Cement); Semen Portland yang dalam
penggunaannya memerlukan ketahanan tinggi terhadap sulfat. Semen
jenis ini cocok digunakan untuk pembuatan beton pada daerah yang tanah
dan airnya mempunyai kandungan garam sulfat tinggi seperti: air laut,
daerah tambang, air payau dsb

Pemeriksaan mutu semen, mungkin idak perlu kita bicarakan disini, karena
secara standar setiap produksi semen telah mengalami pengawasan uji mutu
dari pabrik.setidaknya, bila tidak ada penyimpangan dalam transportasi, setiap
semen yag dikirim dalam bentuk kemasan tertutup dari toko, dijamin pasti
sudah melewati uji mutu yang standar. Jadi perlu diawasi dan diperiksa
adalah campuran beton, dari material semen, pasir dan spilt.Untuk konstruksi
bangunan sederhana, seperti bangunan rumah tinggal, ruko, gedung

250
pertemuan, jalan beton, pemeriksaan semen dilapangan sangat jarang
dilakukan, karena semen portland yang beredardi pasaran sudah melalui
pengawasan yang ketat dari mulai instansi perindustrian, perdagangan dan
pengawasan mutu produk di Indonesia.

3.1 Bahan Utama Semen

Dalam konstruksi bangunan, sebutan untuk semen yang ada di pasaran di


sebut dengan sebutan portland cement (pc). Semen adalah suatu bahan
pengikat Hydrolis yang dapat mengeras dan membantu jika dicampur air,
yang berupa serbuk 'yang sangat halus berwama abu-abu. Adapun bahan
dasar semen (pc), adalah batu kapur (CaO), Silika (Si02 ), Alumina (Al2 0 3 ),
oxid besi (F.e~ 0 3) dan bahan-bahan lain dalam jumlah yang kecil seperti
trioxid belirang (S03 ), belerang (S) dan sebagainya,. Qxid besi bersama
alumina dan silika selalu terdapat dalam tanah liat, maka 'itu ia selalu terdapat
di dalam semen. Semen yang baik akan terdapat bahan-bahan utama seperti;
1) Kapur (CaO), 58-65%
2) Silika (Si02}, 20- 26%
3) Alumina (Al20 3), 5- 9%
4) Oxid-besi (Fe2 0 3), 1 - 5%
5) Magnesia (MgO), l- 4%
6) Trioxid-belirang (S0 3), 0,5- 2%
7) Belerang (S), 0- 2%

Kemampuan dari suatu bahan ikat untuk mengeras di dalam air ditentukan
oleh modulus-hidroliknya, yaitu perbandingan bahan-bahan utama seperti
antara CaO, Si02, Al2 03 dan Fe2 03. Pembuatan dan Pengikatan Semen
secara garis besarnya seperti berikut:
1) Pertama-tama bahan dasar tanah liat dan kapur dalam keadaan
.kering dengan perbandingan tertentu dicampur dan digiiing bersama-
sama sampai menjadi tepung halus.
2) Selanjutnya tepung halus ini dicampur dengan sedikit air sehingga
menjadi suatu massa yang basah yang disebut bubur (slurry) dengan
kadar airnya 35 - 40%. Slurry ini disimpan dalam tangki-tangki koreksi,

251
di mana komposisinya diatur dengan penambahan bahan-bahan
tambahan yang dianggap masih kurang.
3) Kemudian slurry yang ada dalam tangki dimasukkan ke dalam dapur
pembakaran dengan suhu berkisar i400°C dan gas panas yang keluar
dari ujung atas dapur akan memanasi dan mengeringkan slurry tadi,
sehingga menghasilkan batu keras dengan permukaan seperti kaca
yang disebut Klinker.
4) Klinker ini kemudian digiling hingga halus dan hila perlu ditambahkan
dengan bahan penghambat pengerasan berupa gips sebesar kurang
dari 3%, serta dihaluskan kembali bersama-sama dan terjadilah semen
Dalam perdagangan semen dimasukkan dalam kantong-kantong kertas
dengan kemasan tertentu dan berat tertentu juga, seperti satu sak berisi 40
kg, atau 50 kg. Semen sebagai hasil produksi pabrik yang banyak diperjual
belikan di took-toko, dapat digunakan sebagai; 1) Bahan pengikat dalam
pembliatan beton dengan campuran sesuai dengan kebutuhan, misalnya
dengan campuran: 1 semen : 2 pasir ; 3 kerikil dan bila untuk adukan plester
kedap air: 1 semen : 2 pasir; 2) Untuk pembuatan elemen-elemen bangunan,
seperti bahan .penutup atap genteng beton, atap semen asbes gelombang,
tegel, bataco/batu cetak; 3) Sebagai bahan pembuat bata atau bahan
bangunan lain.

4. Kapur

Di Indonesia, kapur dikenal juga sebagai bahan bangunan, yang digunakan


sebagai bahan ikat, dalam pembuatan tembok, pilar dan sebagainya. Sebagai
bahan ikat pada beton. Bila dipakai bersama-sama Semen Portland, sifatnya
menjadi lebih baik dan dapat mengurangi kebutuhan semen Portland. Sebagai
bahan ikat pada beton. Bila dipakai bersama-sama Semen Portland, sifatnya
menjadi lebih baik dan dapat mengurangi kebutuhan semen Portland. Kapur
dapat diklasifikasikan dalam beberapa jenis, yaitu:
· Kapur tohor (CaO)
· Kapur padam (Ca(OH)2)
· Kapur udara
· Kapur hidrolis

252
Kapur tohor atau kapur putih, atau dikenal pula dengan nama kimia kalsium
oksida (CaO), adalah hasil pembakaran kapur mentah (kalsium karbonat atau
CaCO3) pada suhu kurang lebih 90 derajat Celcius, jika disiram dengan air,
maka kapur tohor akan menghasilkan panas dan berubah menjadi kapur
padam. Kapur putih disebut juga kapur dengan kadar Kalsium tinggi, kapur
gemuk,kapur murni dan sebagainya. Kapur putih adalah kapur non-hidrolik
dengan kadar Kalsiumoxida yang tinggi jika berupa kapur tohor (belum
berhubungan dengan air) atau mengandung banyak Kalsium-hydroxida jika
telah disiram (direndam) dengan air.

Sifat-sifat kapur sebagai bahan bangunan (bahan ikat) antara lain yaitu:
1) Dapat mengeras dengan cepat dan mudah
2) Mempunyai ikatan yang bagus dengan batu atau bata.
3) Mempunyai sifat plastis yang baik (tidak getas)
4) Sebagai mortel, member kekuatan pada tembok.
5) Mudah dikerjakan.
6) Kapur dapat dipakai untuk keperluan bahan ikat pada mortel, bahan ikat
pada beton, sebagai batuan jika berbentuk batu kapur, dan sebagai bahan
pemutih.

Aplikasi penggunaan kapur sebagai campuran, adalah dalam pembuatan


adukan mortar dimana biasanya perbandingan komposisinya adalah 1 kapur :
1 pasir, dan biasanya campuran tersebut dignuakan untuk plesteran, namun
jarang dipergunakan, umumnya dipergunakan didaerah tertentu yang banyak
terdapat bahan kapur. Secara fisik kapur yang dipergunakan harus bersih dari
kandungan lainnya, berbutir tajam dan tidak tercampur oleh zat kimiawi
lainnya, dan dalam pencampuran dengan semen harus menggunaka air yang
bersih.

253
C. Adukan Beton

Beton adalah salah satu bahan bangunan yang komponen penyusunnya


campuran dari beberapa bagian material, yaitu agregat kasar, agregat halus,
semen dan air dengan komposisi tertentu untuk mencapai kekuatan pada
durasi waktu tertentu. Pada beton, bahan penyusun tersebut dicampur
dengan perbandingan tertentu sesuai dengan mutu beton, nilai slump, kondisi
lingkungan yang diinginkan pada suatu konstruksi bangunan. Bila sudah
dicampur bahan-bahan tadi akan menjadi suatu massa seperti seperti batuan,
karena terjadi reaksi kimia dari semen dan air.Membuat beton tidak
sesederhana yang kita sering lihat pada pembuatan bangunan sederhana,
hanya sekedar mencampurkan batu, pasir, semen dan air saja.

Campuran bahan/material untuk beton yang diinginkan adalah beton yang


baik, dalam arti memenuhi persyaratan yang berlaku pada SNI (Standart
Nasional Indonesia), ASTM (American Society of Testing and Materials) ACI
(American Concrete Institute) atau standart lainnya, karena tuntutan pekerjaan
pembetonan yang lebih tinggi, maka cara-cara memperoleh adukan beton
harus diperhitungkan dengan seksama.Beton ada berbagai macam jenisnya,
misal beton normal, beton ringan, beton berat, beton non pasir, beton kedap
air, beton massa, beton serat, Beton mutu tinggi HSC (High Streght
Concrete), Beton memadat sendiri SCC (Self Compacting Concrete)

Sifat adukan beton normal segar yang baik adalah mudah diaduk (workabilty),
mudah diangkut, mudah dituang, dapat dipadatkan, tidak ada kecenderungan
untuk terjadi pemisahan kerikil dari adukan beton(segregasi) maupun bleeding
(air bersama-sama semen akan bergerak ke atas permukaan adukan beton
segar yang baru saja dituang) sehingga mengakibatkan beton yang diperoleh
jelek. Beton yang baik adalah beton yang kuat, tahan lama/ awet kedap air,
tahan aus, sedikit mengalami perubahan volume (kembang /susutnya)

Untuk mencapai kekuatan tertentu maka dilakukan dengan cara mengatur


komposisi campuran material. Perlu ketahui kekuatan beton sangat bervariasi
sesuai dengan komposisi yang digunakan. Dalam konstruksi beton dikenal

254
perbandingan campuran juga menyatakan kuat mutu beton, istilah mutu
dengan symbol “K”, dimana K - XXX menyatakan karakteristik dari kuat tekan
beton yang digunakan. Karakteristik adukan beton beda-beda, tergantung
perbandingan campurannya, seperti ; K - 150 artinya kuat tekan betonnya 150
kg / cm2 dan K- 300 artinya kuat tekan betonnya 300 kg / cm2 , dan
seterusnya. Beton mutu K - 150 juga kira-kira setara dengan mutu beton fc' 15
MPa atau kuat tekan 15 MPa / m2, untuk mendapat kuat tekan beton ini,
tergantung campurannnya terutama semen dan air.

Sebagi contoh kita ambil beton dengan mutu K-XXX, adukan yang sesuai
dengan mutuu tersebut kira-kira perbandingan campuran antara semen : pasir
: agregat kasar : dan air sebesar 1 : 2 : 3 dan air. Kemudian untuk Beton K-
175 komposisi bahan yang benar dalam tiap meter kubiknya adalah 1 PC : 2
Ps : 3 KR :0,82 Air, pebandingan campuran ini di lapangan selalu disebut
orang dengan istilah adukan 1:2:3. Selain komposisi bahan Semen :Pasir :
Kerikil (Pc:Ps:Kr), hal yang tidak kalah pentingnya adalah faktor air,
penambahan kadar air di lapangan yang sangat berlebihan akan menurunkan
kualitas beton itu sendiri. Adapun perbandingan campuran beton seperti yang
dijelaskan di atas, yaitu;
1) Perbandingan Volume :
PC = (326/1250)/(326/1250) = 1
Ps = (760/1400)/(326/1250) = 2,08 dibulatkan menjadi 2
KR = (1029/1350)/(326/1250) = 2,92 dibulatkan menjadi 3
Air = (215/1000)/(326/1250) = 0,82
2) Perbandingan berat yang tercantun dalam SNI 7394 -2008 :
PC = 326 Kg
Ps = 760 kg
KR = 1029 Kg
Air = 215 Liter
Faktor air semen = 0,66

255
Gambar 9-1: Adukan Beton menggunakan Molen

Perhitungan volme bahan untuk adukan perbandingan beton 1 : 2 : 3, yaitu


Perbandingan Semen, Pasir dan Batu Split/Kerikil 1 : 2 : 3.
Pertanyaannya berpa volume bahan ..?

Pertama-tama kita harus mengetahui berapa bagian masing-masing item.


Semen : 1/6
Pasir : 2/6
Batu Split : 3/6

Jadi Semen mempunyai bagian 1/6 dari 1 m3 beton = 0,167 m3, Pasir
mempunyai bagian 2/6 dari 1 m3 beton = 0,333 m3, Batu Split/Kerikil
mempunyai bagian 3/6 dari 1 m3 beton= 0,5 m3.

1.Teknik Campuran Adukan Beton

Sekarang untuk pelaksanaannya bagaimana cara yang mudah untuk


membuat adukan beton sesuai dengan takaran tadi. Pemisalan dalam
membuat takaran. Takaran ini mengacu pada jumlah semen.Takaran
biasanya dibuat dari kayu yang biasa disebut Dolak. Dolak ini dibuat sesuai
dengan ukuran 1 (satu) sak semen (persegi). Jadi Takarannya menjadi :
Semen = 1 dolak, Pasir = 2 dolak dan Batu Split/Kerikil = 3 dolak.

256
Perencanaan duct beton mempunyai ukuran 3 x 5 m2 . Maka harus
mengetahui volume duct beton yang akan di buat. Misalkan perencanaan
dengan ketebalan 10 cm, maka volume beton yang dibutuhkan adalah 3 x 5 x
0,1 m3 = 1,5 m3.

Dari perbandingan beton tadi volume kebutuhan masing-masing material


adalah :
Semen = 1/6 x 1,5 m3 = 0,25 m3 atau jika dikonversi dalam satuan sak semen
= Volume Semen : Volume 1 sak semen (mis ukuran 1 sak semen 50 kg = 0,1
x 0,4 x 0,6 = 0,024 m3) = 0,25 : 0,024 = 10,416 sak semen @ 50 kg.
Pasir = 2/6 x 1,5 m3 = 0,5 m3.
Batu Split/ Kerikil = 3/6 x 1,5 m3 = 0,75 m3.

Untuk kekuatannya bagaimana ? Apakah adukan beton 1 : 2 : 3 memenuhi


syarat untuk kebutuhan pelaksanaan konstruksi duct beton ?

Untuk adukan beton 1 : 2 : 3 kurang lebih setara dengan Beton Mutu K-175
atau dengan kata lain mempunyai kuat tekan 175 kg / cm2, dimana cukup
untuk memenuhi syarat kondisi kekuatan duct beton. Jika ingin menentukan
kekuatan beton sesuai dengan SNI (Standard Nasional Indonesia) ias l
dengan adukan beton (site mix) dengan K-200 atau K-225 maka dapat
mengacu pada Buku SNI tentang Komposisi Adukan Beton.

Pengadukan beton dapat dilakukan dengan beberapa 2 cara,yaitu;


pengadukan manual dan pengadukan dengan molen.Cara pengadukan beton
secara manual adalah sebagai berikut;
1) Pengadukan beton dengan tangan harus dilakukan di atas bakdengan
dasar lantai dari papan kayu atau dari pasangan yangdiplester. Hal
tersebut dilakukan agar kotoran atau tanah tidakmudah tercampur dan
air pencampur tidak meluap keluar daricampuran.
2) Pengadukan beton dengan jumlah besar, sebaiknya dilakukandibawah
atap agar terlindung dari panas matahari dan hujan.
3) Pengadukan beton manual biasanya menggunakan
perbandinganvolume. Yang lazim digunakan di lapangan adalah

257
denganmembuat kotak takaran untuk perbandingan volume pasir,
semen,dan krikil.
4) Urutan pencampuran adukannya adalah; pasir dan semen yangsudah
ditakar dicampur kering di dalam bak pengaduk, lalu krikildituangkan
dalam bak pengaduk kemudian diaduk sampai merata.Setelah adukan
merata, tuangkan air sesuai kebutuhan, aduksampai campuran merata
dan sesuai dengan persyaratan.Untuk pengadukan menggunakan
molen, prinsip dasarnya samadengan pengadukan secara manual,
hanya proses pencampuran bahanadukan beton dilakukan di dalam
molen yang terus menerus berputar.

Hasil adukan beton dengan menggunakan molen lebih baik dan lebihmerata
dibandingkan dengan proses pengadukan secara manual. Pelaksanaan
pengecoran dimana proses pencampuran dan pengadukan beton dilakukan di
lapangan yaitu di lokasi kerja, disebut dengan istilah site mix., umumnya
pelaksanaan ini dilaksanakan dengan pertimbangan sebagai berikut;
1) Tidak ada nya beton ready mix di dekat lokasi
2) Akses jalan masuk yang tidak memungkinkan masuk kelokasi.
3) Biaya yang terlampau mahal bila mendatangkan dari luar kota.
4) Pertimbangan biaya yang lebih murah jika dibuat di lokasi.

Salah satu hal yang perlu diperhatikan untuk beton yang menggunakan site
mix adalah saat pencampuran dan pengadukan sering tidak merata baik dari
volume campuran maupun proses pengadukan yang tidak bagus, apalagi
dilakukan secara manual. Jika menggunakan mesin molen beton, mungkin
pencampuran akan didapatkan adukan yang lebih baik, tapi kadang
kesalahan penuangan material kedalam molen baik air ataupun material
lainnya ias menjadikan campuran kurang bermutu. Untuk mendapatkan
hasil maksimal di lapangan, perlu ahli dalam pelaksanaan dan pengawasan,
dan perlu memperhatikan standar pelaksanaan adukan dan campuran beton
mulai pemilihan material, pencampuran, pengadukan dan penuangan
berjalan dengan baik.

258
Ketentuan-ketentuan serta persyaratan pelaksanaan adukan beton dapat
dipedomani sebagai berikut ini;
(2) Bahan
a) Air; Air harus memenuhi SK SNI S-04-1989-F tentang Spesifikasi Air
sebagai Bahan Bangunan.
b) Semen; Semen harus memenuhi SK SNI S-04-1989-F tentang
pesifikasi Bahan Perekat Hidrolissebagai Bahan Bangunan.
c) Agregat; Agregat harus memenuhi SK SNI S-04-1989-F tentang
Spesifikasi Agregat sebagai BahanBangunan.
d) Bahan Tambahan untuk Beton; Bahan tambahan untuk beton harus
memenuhi SK SNI S-18-1990-03 tentang SpesifikasiBahan
Tambahan untuk Beton.
2. Peralatan; Peralatan yang digunakan harus memenuhi ketentuan berikut :
a) Semua peralatan untuk penakaran, pengadukan dan pengangkutan
beton harus dalam keadaan baik dan bersih;
b) Mesin pengaduk harus pada kecepatan yang direkomendasikan oleh
pabrik pembuat mesin tersebut;
c) Alat angkut yang digunakan dari tempat pengadukan ke tempat
pengecoran harus mampu menyediakan beton (di tempat
penyimpanan akhir) dengan lancar tanpa mengakibatkan terjadinya
segregasi dan tanpa hambatan yang dapat mengakibatkan hilangnya
plastisitas beton antara pengangkutan yang berurutan;
d) Alat pemadat yang digunakan harus disesuaikan dengan bentuk dan
jenis pekerjaan.
(3) Pelaksanaan
a) Persiapan; Sebelum pengecoran beton dilaksanakan, harus dilakukan
pekerjaan persiapan yangmencakup hal berikut :
 Semua ruang yang akan diisi adukan beton harus bebas dari
kotoran;
 Semua kotoran, serpihan beton dan material lain yang menempel
pada permukaan beton yang telah mengeras harus dibuang
sebelum beton yang baru dituangkan pada permukaan beton yang
telah mengeras tersebut;

259
 Bidang-bidang beton lama yang akan berhubungan dengan beton
baru, harus dikasarkan dan dibasahi terlebih dahulu sebelum
beton baru dicorkan;
 Pasangan dinding bata yang akan berhubungan dengan beton
baru, harus dibasahi dengan air sampai jenuh;
 Untuk memudahkan pembukaan acuan, permukaan dalam dari
acuan boleh dilapisidengan bahan khusus, misalnya lapisan tipis
minyak mineral, lapisan bahan kimia,lembaran plastik, atau bahan
lain yang disetujui oleh pengawas bangunan;
 Tulangan harus dalam keadaan bersih dan bebas dari segala
lapisan penutup yangdapat merusak beton atau mengurangi
lekatan antara beton dan tulangan;
 Air yang terdapat pada semua ruang yang akan diisi adukan beton
harus dibuang,kecuali apabila pengecoran tremie atau bila
diijinkan oleh pengawas bangunan.
b) Penakaran; Penakaran bahan yang akan digunakan harus
berdasarkan perbandingan campuran yangdirencanakan, dan
memenuhi ketentuan sebagai berikut :
 Untuk beton dengan f‟c lebih besar atau sama dengan 20 Mpa,
proporsi campuran harusdidasarkan pada teknik penakaran berat;
 Untuk beton dengan nilai fc lebih kecil dari 20 Mpa,
pelaksanaannya bolehmenggunakan teknik penakaran volume.
Teknik penakaran volume ini harusberdasarkan pada perhitungan
proporsi campuran dalam berat yang dikonversikan kedalam
volume melalui perhitungan berat satuan volume dari masing-
masing bahan.
3. Pengadukan; Pengadukan beton di lapangan harus memenuhi ketentuan
berikut :
a) Beton harus diaduk sedemikian hingga tercapai penyebaran bahan
yang merata dan semua hasil adukannya harus dikeluarkan sebelum
mesin pengaduk diisi kembali;
b) Pengadukan harus dilakukan tidak kurang dari 11/2 menit untuk setiap
lebih kecil atausama dengan 1 m3 adukan. Waktu pengadukan harus
ditambah ½ menit untuk setiappenambahan kapasitas 1 m3 adukan;

260
c) Pengadukan harus dilanjutkan minimal 11/2 menit setelah semua
bahan dimasukkan kedalam mesin pengaduk (atau sesuai dengan
spesifikasi alat pengaduk);
d) Selama pengadukan berlangsung, kekentalan adukan beton harus
diawasi terusmenerus dengan jalan memeriksa slump pada setiap
campuran beton yang baru;
e) Kekentalan beton harus disesuaikan dengan jarak pengangkutan;
f) Bila produksi beton dilakukan oleh perusahaan beton siap pakai, maka
keseragamanpengadukan harus mengikuti ketentuan yang berlaku;
Perekaman data yang rinci harus dilakukan terhadap :
(1) Waktu dan tanggal pengadukan dan pengecoran;
(2) Proporsi bahan yang digunakan;
(3) Jumlah adukan yang dihasilkan;
(4) Lokasi pengecoran akhir pada struktur.

2. Mutu Beton

Mutu Beton menyatakan kekuatan tekan luas bidang permukaan, beton


dengan mutu fc' 25 menyatakan kekuatan tekan minimum adalah 25 MPa
pada umur beton 28 hari, dengan menggunakan silinder beton diameter 15
cm, tinggi 30 cm. Mengacu pada standar SNI 03-2847-2002 yang merujuk
pada ACI (American Concrete Institute). 1 MPa = 10
kg/cm2.Karakteristikbeton dengan mutu K-250 menyatakan kekuatan tekan
karakteristik minimum adalah 250 kg/cm2 pada umur beton 28 hari, dengan
menggunakan kubus beton ukuran 15x15x15 cm. Mengacu pada PBI 71 yang
merujuk pada standar eropa lama.

kekuatan tekan karakteristik ialah kekuatan tekan, dimana dari sejumlah besar
hasil-hasil pemeriksaan benda uji, kemungkinan adanya kekuatan tekan yang
kurang dari itu terbatas sampai 5% saja. Yang diartikan dengan kekuatan
tekan beton senantiasa ialah kekuatan tekan yang diperoleh dari pemeriksaan
benda uji kubus yang bersisi 15 (+0,06) cm pada umur 28 hari.Sedangkan fc‟
adalah kuat tekan beton yang disyaratkan (dalam Mpa), didapat berdasarkan
pada hasil pengujian benda uji silinder berdiameter 15 cm dan tinggi 30 cm.

261
Penentuan nilai fc‟ boleh juga didasarkan pada hasil pengujian pada nilai fck
yang didapat dari hasil uji tekan benda uji kubus bersisi 150 mm. Dalam hal ini
fc‟ didapat dari perhitungan konversi berikut ini. Fc‟=(0,76+0,2 log fck/15) fck,
dimana fck adalah kuat tekan beton (dalam MPa), didapat dari benda uji
kubus bersisi 150 mm. Atau perbandingan kedua benda uji ini, untuk
kebutuhan praktis bisa diambil berkisar 0,83.

Apakah Perbedaan Mutu Beton K dengan fc’ Mpa?

Dalam sebuah perencanaan beton biasanya output yang dihasilkan adalah fc‟
dalam satuan Mpa.Namun dalam spesifikasi teknis tercantumkan adalah mutu
beton dengan menggunakan beton K seperti K225. Ketika mendesain beton
digunakan mutu beton K. Kemudian ada pertanyaan “Samakah Mutu Beton K
dengan fc‟ Mpa ?”.
Jawabannya tidak sama, karena K adalah kuat tekan karakteristik beton
kg/cm2 dengan benda uji kubus bersisi 15 cm. Sedangkan fc‟ dalam Mpa
adalah kuat tekan beton yang disyaratkan Mpa atau kg/cm2 dengan benda uji
silinder. Jadi, karena terjadi perbedaan benda uji maka mutu betonnya
menjadi tidak sama. Sebagai hasil contoh, fc‟22,5 Mpa itu setara dengan mutu
beton berkisar K-271.

Apakah kuat tekan Karakteristik itu?kekuatan tekan karakteristik ialah


kekuatan tekan, dimana dari sejumlah besar hasil-hasil pemeriksaan benda
uji, kemungkinan adanya kekuatan tekan yang kurang dari itu terbatas sampai
5% saja. Yang diartikan dengan kekuatan tekan beton senantiasa ialah
kekuatan tekan yang diperoleh dari pemeriksaan benda uji kubus yang bersisi
15 (+0,06) cm pada umur 28 hari.

Sedangkan fc‟ adalah kuat tekan beton yang disyaratkan (dalam Mpa),
didapat berdasarkan pada hasil pengujian benda uji silinder berdiameter 15
cm dan tinggi 30 cm. Penentuan nilai fc‟ boleh juga didasarkan pada hasil
pengujian pada nilai fck yang didapat dari hasil uji tekan benda uji kubus
bersisi 150 mm. Dalam hal ini fc‟ didapat dari perhitungan konversi berikut ini.
Fc‟=(0,76+0,2 log fck/15) fck, dimana fck adalah kuat tekan beton (dalam

262
MPa), didapat dari benda uji kubus bersisi 150 mm. Atau perbandingan kedua
benda uji ini, untuk kebutuhan praktis bisa diambil berkisar 0,83

Sebagai bahan Perbandingan fc' dan K, dapat dilihat dari hasil uji kuat tekan
sebagai berikut ini;
Dengan perbandingan kuat tekan benda uji :

Contoh :
Mutu beton fc' 25 MPa (benda uji silinder), mutu beton K berapa?
Apabila benda uji kubus 15x15x15 cm
Kuat tekan = 250 kg/cm2 : 0,83 = 301,20 kg/cm2 ~ K-300

Adukan Beton dan Mortar berdasarkan analisa BOW


1m³ adukan mortar 1 : 7 dibutuhkan bahan:
Semen = 1 * 0.760 = 0.760 m³ * 1250 = 950 Kg = 19 Sak
Pasir = 7 * 0.675 = 4.725 m³

Dalil:

Mutu beton K adalah kuat tekan karakteristik beton kg/cm2 dengan


benda uji kubus sisi 15 cm.

Mutu beton fc adalah kuat tekan beton dalam Mpa yang disyaratkan
dengan benda uji silinder 15 cm dengan tinggi 30 cm.

Seperti :
 K – 400, kekuatan tekan beton = 400 kg/cm2, dengan benda uji kubus
15 x 15 x 15
 F’c = 40 MPa = kekuatan tekan beton = 40 Mpa, dengan benda uji
silinder diameter 15 cm tinggi 30 cm

263
3. Uji Kuat Tekan Beton

Kuat tekan beton adalah besarnyabeban persatuan luas yang menyebabkan


benda uji beton hancur bila dibebanidengan gaya tekan tertentu,
yangdihasilkan oleh mesin tekan (SNI 03-1974-1990).Pengujian kekuatan
tekan betondilakukan dengan menggunakan mesintekan.Hasil massa beban
maksimumakan terbaca dalam satuan ton. Benda ujidiletakkan pada bidang
tekan mesinsecara sentris.Pembebanan dilakukansecara perlahan sampai
beton mengalamikehancuran.

Kuat tekan suatu mutu beton dapatdikategorikan memenuhi syarat jika dua
halberikut terpenuhi (SNI 03-2847-2002):
1) Setiap nilai rata-rata dari tiga uji kuattekan yang berurutan mempunyai
nilaiyang sama atau lebih besar dari fc‟.
2) Tidak ada nilai uji kuat tekan yangdihitung sebagai nilai rata-rata dari
duahasil uji contoh silinder mempunyai nilaidi bawah fc‟ melebihi dari
3,5 MPa

Beton adalah suatu bahan konstruksiyang mempunyai sifat kekuatan tekan


yangkhas, yaitu kecenderungan untuk bervariasi atau tidak seragam dan
nilainya akan menyebarpada suatu nilai rata-rata tertentu.Penyebaran dari
hasil pemeriksaan akan kecil atau besar tergantung pada tingkat
kesempurnaan dari proses pelaksanaannya. Tingkat kesempurnaan dari
pelaksanaannya dipengaruhi oleh beberapa faktor sepertivariasi mutu bahan,
pengadukan, pemadatan, stabilitas pekerja dan factor lainnya.Atas adanya
variasi ekuatan tekanbeton tersebut maka diperlukan adanyapengendalian
terhadap mutu (qualitycontrol) untuk memperoleh kekuatan tekanyang hampir
seragamMutu beton dan mutu pelaksanaandianggap memenuhi syarat,
apabila terpenuhi syarat-syarat berikut (PBI NI-2,1971) ;
1) Tidak boleh lebih dari 1 nilai diantara 20nilai hasil pemeriksaan benda
ujiberturut-turut terjadi kurang dari σ‟bk,
2) 2. Tidak boleh satupun nilai rata-rata dari 4hasil pemeriksaan benda uji
berturutturutterjadi kurang dari (σ‟bk + 0.82 sr).

264
D. Adukan Plesteran dan Pasangan Batu

Plesteran adalah proses yang dilakukan dalam pekerjaan konstruksi yang


meliputi pekerjaan penempatan bahan adukan perekat terhadap suatu bidang
kasar yang ditujukan supaya permukaan menjadi rata. Plesteran dinding
merupakan lapisan pada dinding yang merupakan penguat ikatan dinding,
memperhalus pasangan dinding dan menghambat rembesan langsung dari air
yang mengenai dinding. Penerapan umumnya ditujukan untuk meningkatkan
penampilan permukaan dan secara konstruktif juga ditujukan untuk
melindungi bidang dari cuaca seperti hujan, panas , dan lainnya. Bahan
plesteran yang umum digunakan adalah menggunakan mortar yang juga
sering disebut dengan plesteran. Plesteran ini terdiri dari semen dan pasir
yang diaduk dengan air. Pada dinding yang berhubungan langsung dengan air
seperti dinding kamar mandi biasanya dipakai pasangan trasram yaitu kalau
pada bata, dipasang bata dengan perbandingan spesi dan adukan antara
semen dengan pasir 1:2 sehingga kedap air.

Dari penjelasan dan pengertian di atas, adapun tujuan dari pekerjaan


plesteran adalah;
1) Untuk membuat permukaan sebuah dinding lebih rapi, lebih bersih dan
juga untuk membuat kesan penampilan lebih indah.
2) Melindungi permukaan dari pengaruh cuaca dan iklim
3) Untuk menutupi cacat atau kerusakan pada dinding atau bidang yang
ditutupi.
4) Menutupi kualitas bahan yang kurang baik pada pasangan bata,
sehingga dimungkinkan penambahan kekutan oleh penutupan dengan
plesteran.
5) Menjadikan dasar yang baik untuk proses pengecatan pada dinding
6) Dengan plesteran maka penempelan debu akan lebih kecil pada
dinding dibandingakan debu langsung menempel pada pasangan batu
bata.
7) Mempermudah pencucian atau pembersihan pada dinding

265
Gambar 9-2: Plesteran Dinding Bata

Panduan atau pedoman dalam pekerjaan plesteran dinding, adalah sebagai


berikut ini :
1) Terlebih dahulu selesaikan pekerjaan instalasi yang terdapat pada
dinding, seperti instalasi listrik, plumbing, saluran AC, kabel-kabel dan
utilitas lain, sehingga tidak ada pekerjaan bongkar pasang lagi setelah
diplester dan plesteran terlihat rapi.
2) Basahi dinding dengan air bersih sampai jenuh, untuk menghindari
semen diserap pasangan dinding.
3) Pakai plesteran kedap air, dengan adukan 1 PC : 2 Pasir untuk dinding
yang berhubungan langsung dengan air.
4) Ketebalan plesteran maksimal adalah 2,5 cm, atau sesuai dengan
kebutuhan.
5) Plesteran harus lurus, tidak bengkok atau menggelembung dari
dindingnya.

Kemudian untuk mendapatkan plesteran yang bagus, dan nantinya tidak


terjadi retak retak, atau pecah pada permukaannya, perlu diperhatikan bahan
pasirnya, dan disyaratkan seperti:
1) Pasir jangan terlalu halus, karena akan terjadi retak susut yang
banyak.
2) Pasir dan air tidak mengandung kadar garam yang akan merapuhkan.
3) Pasir dan air tidak tercampur minyak, karena semen tidak akan
mengikat bila terkena minyak.
4) Pasir tidak mengandung lumpur lebih dari 5%

266
5) Gradasi pasir tidak boleh seragam, ada bagian halus sedang dan
kasarnya.

Tabel : Jenis Penggunaan Campuran Adukan dan Plesteran

NO JENIS PENGGUNAAN PERBANDINGAN


CAMPURAN
SEMEN : PASIR
1 Pasangan & plesteran – pasangan PC (1) – Pasir (7 – 8)
batu kali
2 Pasangan & plesteran – pasangan PC (1) – Pasir (7 – 8)
bata beton berlubang (batako) :
3 Pasangan & plesteran – pasangan PC (1) – Pasir (7 – 8)
bata merah :
4 Pasangan & plesteran – plesteran PC (1) – Pasir (7 – 8)
dinding
5 Pasangan & plesteran – plesteran PC(1) – Pasir (3 – 5)
dinding kamar mandi :
6 Pasangan bata beton berlubang PC (1) – Pasir (5 – 7)
(batako) :
7 Komponen bangunan – Paving PC (1) – Pasir (3 – 6)
block :
8 Komponen bangunan – Genteng PC (1) – Pasir (2 – 5)
beton
*PC = Portland Cement (Semen)

Salah satu cara agar konstruksi didnding kuat dan kokoh, adalah melakukan
plesteran pada dinding, dan cara lain adalah memberikan acian pada dinding
yang telah diplester dengan baik. Pekerjaan mengaci pada plesteran dinding
merupakan pekerjaan menutup pori-pori yang terdapat pada plesteran dengan
pasta adukan. Fungsinya acian adalah untuk menghaluskan permukaan
plesteran agar kelihatan lebih rapi, serta menutup lubang pori-pori plesteran
sehingga permukaan plesteran mudah dicat dan memperindah penampilan
dinding.

Guna mendapatkan hasil terbaik, gunakan acian plesteran dari bahan semen
yang baik, yang memiliki daya rekat yang tinggi dan plastis saat diaplikasikan
pada permukaan yang halus dan licin. Adukannya tidak cepat mengering saat

267
diaplikasikan, dan hasil aciannya lebih halus. Berikut adalah salah satu prinsip
dan pedoman pelaksanaan acian pada pleseeran dinding, yaitu:

1). Persiapan.
a) Siapkan tempat kerja dan permukaan yang hendak diaci.
b) Bersihkan dasar permukaan yang akan diaci dari serpihan, kotoran
dan minyak yang dapat mengurangi daya rekat adukan.
c) Basahi dasar permukaan yang akan diaci dengan air.

2). Pengadukan.
a) Siapkan tempat adukan acian dari ember atau bak yang tidak bocor,
sesuai pada pon (1) di atas
b) Tuangkan air ke dalam bak adukan sebanyak 12,5 – 13,0 liter untuk
tiap kantong semen (PC) ukuran 40 kg.
c) Masukan semen kering ke dalam bak adukan.
d) Aduk campuran di atas hingga rata.

3). Aplikasi.
a) Pengacian dilakukan secara manual sebagaimana umumnya
menggunakan sendok semen, atau roskam. yang terbuat dari steel
(baja) atau PVC untuk penghalusan permukaan acian.
b) Tebal acian yang di anjurkan adalah 1,5 – 3,0 mm, tergantung
kerataan dasar permukaannya.

1. Adukan Pasangan Bata atau Batu Kali

Telah dijelaskan di atas, jenis dan penggunaan adukan baik perbandingan


campuran yang dipersyaratkan, untuk melekatkan pasangan baik batu
kali,bata,batu cetak atau bahan lain yang digunakan adukan dengan
prbandingan campuran yang sesuai. Adukan,terdiri dari bahan seperti: portlan
cement (pc),tras (tr) dan pasir (ps) menurut perbandingan tertentu ditambah
air secukupnya, sehingga adukan menjadi keras. Cara membuat adukan
untuk pasangan batu bata atau batu kali ada dua acara, yaitu;

268
1) Manual, yaitu pengadukan dengan menggunakan tenaga pekerja
bangunan, dan pencampuran biasanya dilakukan dengan
menggunakan ember atau pacul sebagi takaran dugaan.
2) Mesin ,yaitu pengadukan yang menggunakan mesin pengaduk
campuran atau molen, dan biasanya digunakan ukuran campuran
digunakan volume emnggunakan ember atau alat lain yang dianggap
memenuhi.

Gambar 9-3: Campuran Adukan Cara Manual

Cara manual, mengaduk campuran dengan cara manual adalah dengan


tangan atau alat sederhana, tempat untuk mencampur dibuat sedemikian
rupa sehingga air semen tidak tumpah kedalam tanah. Tempat adukan ini
dapat dibuat dari kayu atau pasangan batu yang dibentuk seperti kotakan.
Adapun urutan pengadukan manual, urutannya sebagai berikut: Pasir dan
semen dicampur terlebih dahulu sampai merata, kemudian pemberian air
kemudian ketiganya diaduk hingga merata. Pengadukan sistem mesin,
Sedapat mungkin tempat pengadukan dekat dengan lokasi pekerjaan agar
memudahkan pengangkutan/transportasinya. untuk memperoleh adukan yang
baik sebaiknya dipersiapkan timbangan/ takaran Volume material (pasir
,semen dan split/agregat). Cara menuang material Ke molen urutan
penuangannya sebagai berikut; 1) Air, 2) Semen, dan 3) pasir. urutan
penuangan ini harus benar, jika terjadi kesalahan dapat menjadikan campuran
tidak bisa tercampur dengan rata, campuran menggumpal dan dapat
menyebabkan debu semen beterbangan. lama Pemutaran mesin pengaduk
tergantung pada kapasitas drum pengaduk dan banyaknya adukan yang
diaduk. lama pengadukan minimal 1,5 menit dari saat setelah semua material

269
dimasukkan kedalam drum pengaduk atau setelah susunan dan warna dalam
adukan merata.

Pada umumnya bahan adukan ditakar menurut perbandingan campuran


sebagai berikut:

NO JENIS PENGGUNAAN PERBANDINGAN


CAMPURAN
1 Untuk pasangan batu a) 1 kp :1pc : 2 - 3 ps.
kali/bata: b) 1 pc : 1/4 kp : 5 - 7 ps.
c) 1/2 pc : 1 kp : 7 ps (untuk batu
cetak).
2 Untuk pekerjaan kedap air: a) 1 kp : 1 pc : 1 ps.
b) 1 pc : 2 ps.
3 Untuk pasangan yang a) 1 pc : 1 tr : 2 1/2 ps.
berhubungan air yang b) 1 pc : 2 ps.
mengandung garam:
4 Untuk pasangan ubin dan a) 1 kp : 2 ps.
krepus/wuwung: b) 2 kp : 3 - 4 ps(untuk ubin dinding).

5 Untuk plesteran: a) 1 kp : 1 sm : 2 - 3 ps
b) 2 kp : 1/4 pc : 7 - 8 ps.

6 Untuk pasangan angker 1 pc : 3 - 4 ps.


dan klos kayu:

Ket: Kp= Kapur; pc=Semen; ps=pasir

Pasangan Batu/bata adalah susunan beberapa buah batu yang diikatkan


menjadi satu kesatuan dengan menggunakan bahan perekat yang di sebut
mortar/spesie. Suatu konstruksi pasangan batu, kekuatannya sangat
dipengaruhi oleh kualitas dan jenis bahan perekatnya. Ketebalan perekat
(spesi) pada umumnya tipis berkisar 1 sd 2,5 cm, jadi memerlukan adukan
perekat yang lembut. untuk memperoleh adukan yagn lembut, maka semua
butiran bahan harus disaring atau diayak terlebih dahulu dalam keadaan
kering untuk membuang butiran butiran yang besar.

270
PEKERJAAN BANGUNAN SIPIL

GLOSSARY

Bangunan adalah sebuah benda hasil karya yang dibuat dengan tujuan
dan fungsi tertentu, dibuat dari berbagai bahan sehingga membentuk
bagian-bagian yang bermanfaat
Bangunan sipil kering, seperti pada bagian bangunan yang letaknya di
atas tanah
Bangunan sipil basah, yaitu pekerjaan pada bagian bawah permukaan
tanah, yang berhubungan langsung dengan tanah dan air, sehingga
memperhitungkan daya dukung tanah dan hidrolika.
Bidang Ilmu dalam Teknik Bangunan, adalah Teknik Sipil, Arsitektur,
Mekanikal, Elektrikal, Fisika bangunan, Studi kelayakan dan analisis
proyek dan Manajemen untuk pengelolaan.
Ilmu Struktural adalah cabang yang mempelajari masalah struktural
dari materi yang digunakan untuk pembangunan
Pekerjaan jalan dan jembatan, merupakan pekerjaan bangunan sipil
basah, dari mulai perencanaan, pelaksanaan, dan perbaikan.
Pekerjaaan jalan (transportasi), khusunya bagian perkerasan, dan
drainase yang berhubungan langsung dengan daya dukung tanah, dan
juga berhubungan langsung dengan air, tentu strukturnya membutuhkan
perhitungan hidrolika yang membuat bagunan jalan ini masuk pada
bangunan sipil basah
Pondasi dalam, adalah jenis pondasi yang kedalaman tanah keras jauh
ke dalam tanah, dan ahli geoteknik merekomendasikan pondasi dalam
apabila beban rancangan berat misalnya bangunan yang lebih dari dua
lantai dan tanah yang keras jauh kedalam bumi.
Teknik bangunan, disebut juga dengan istilah teknik sipil, yaitu suatu
disiplin ilmu teknik yang berkaitan dengan perencanaan, disain,
konstruksi, operasional, renovasi dan pemeliharaan bangunan, termasuk
juga kaitannya dengan dampaknya terhadap lingkungan sekitar

271
A. Pendahuluan

Bangunan adalah sebuah benda hasil karya yang dibuat dengan tujuan dan
fungsi tertentu, dibuat dari berbagai bahan sehingga membentuk bagian-
bagian yang bermanfaat. Ilmu yang berhubungan dengan bangunan, seperti
Ilmu Bangunan Gedung, yaitu ilmu pengetahuan yang digunakan untuk
perencanaan, pelaksanaan dan perbaikan bangunan-bangunan gedung, dan
ilmu lain yang langsung maupun tidak langsung mendukung untuk
perencanaan, pelaksanaan dan perbaikan bangunan. Fungsi suatu bangunan
gedung dapat dikelompokkan menjadi fungsi perumahan, fungsi usaha/pasar,
fungsi komersil, pabrik, fungsisosial budaya dan fungsi khusus. Fungsi
bangunan gedung merupakan acuan untuk persyaratan teknis bangunan
gedung, baik ditinjau dari segi tata bangunan dan lingkungan maupun
keandalannya.

Pekerjaan bangunan sipil, adalah pekerjaan yang meliputi perencanaan,


pelaksanaan, dan perbaikan bangunan sipil. Pada ilmu bangunan sipil (teknik
sipil), dikenal dua jenis pekerjaan, yaitu;
1) Pekerjaan bangunan sipil kering, yang termasuk ke dalam pekerjaan
jenis ini adalah; Pekerjaan bangunan gedung, rumah tinggal, ruko,
bangunan transportasi jalan raya, bandara dan lain sebagainya. Jenis
pekerjaan yang termasuk pada sipil kering, yaitu pekerjaan pada
bagian atas permukaan tanah, yang tidak berhubungan dengan tanah,
dan air secara langsung.
2) Pekerjaan bangunan sipil basah (Hidro), yang termasuk ke dalam
pekerjaan jenis ini adalah; Pekerjaan bendungan, Saluran irigasi,
pelabuhan, Jembatan, dan lain sebagainya. Jenis pekerjaan yang
termasuk pada sipil basah, yaitu pekerjaan pada bagian bawah
permukaan tanah, yang berhubungan langsung dengan tanah dan air.

272
Gambar 10-1: Bagian Pekerjaan Bagunan Sipil Kering dan Basah

Pekerjaan bangunan sipil kering, seperti pada bagian bangunan yang letaknya
di atas tanah (lantai) kita ambil contoh bangunan rumah tinggal, seperti
pekerjaan tembok, kolom, pintu, jendela, ring balk, atap. Pekerjaan bangunan
sipil basah, seperti pada bagian bangunan yang letaknya di bagian bawah,
kita ambil contoh pekerjaan pembangunan rumah tinnggal, yaitu yang
letaknya di bawah lantai, seperti pondasi. Bangunan bawah pada rumah
tinggal, berfungsi untuk menahan seluruh berat bangunan yang ada di
atasnya, kemudian meneruskannya ke tanah.

273
Pemahaman tentang istilah bangunan sipil dengan ilmu teknik sipil, dapat
disamakan atau dibedaan dngan penjelasan beriku ini. Teknik sipil adalah
salah satu cabang ilmu teknik yang mempelajari tentang bagaimana
merancang, membangun, merenovasi tidak hanya gedung dan infrastruktur,
tetapi juga mencakup lingkungan untuk kemaslahatan hidup manusia.Teknik
sipil mempunyai ruang lingkup yang luas, di dalamnya pengetahuan
matematika, fisika, kimia, biologi, geologi, lingkungan hingga komputer
mempunyai peranannya masing-masing. Teknik sipil dikembangkan sejalan
dengan tingkat kebutuhan manusia dan pergerakannya, hingga bisa dikatakan
ilmu ini bisa mengubah sebuah hutan menjadi kota besar. Kemudian cabang
dari ilmu tekik sipil ini, adalah ilmu tentang mekanika, yang membahas dan
mengkaji tentang struktur bangunan. Ilmu Struktural adalah cabang yang
mempelajari masalah struktural dari materi yang digunakan untuk
pembangunan. Sebuah bentuk bangunan mungkin dibuat dari beberapa
pilihan jenis material seperti baja, beton, kayu, kaca atau bahan lainnya.Setiap
bahan tersebut mempunyai karakteristik masing-masing. Ilmu bidang
struktural mempelajari sifat-sifat material itu sehingga pada akhirnya dapat
dipilih material mana yang cocok untuk jenis bangunan tersebut. Dalam
bidang ini dipelajari lebih mendalam hal yang berkaitan dengan perencanaan
struktur bangunan, jalan, jembatan, terowongan dari pembangunan pondasi
hingga bangunan siap digunakan.

Ditinjau dari susunannya, bangunan gedung dapat dibedakan menjadi dua


bagian , yaitu:
A. Bangunan bagian bawah: yaitu bagian bangunan yang terletak di
bawah permukaan tanah, seperti sloof dan pondasi. Bangunan bawah
merupakan konstruksi yang dibuat untuk menahan seluruh bangunan.
B. Bangunan bagian atas: yatu bagian bangunan yang terletak di atas
permukaan tanah, seperti tembok, kolom, pintu & jendela, ringbalk,
rangka atap, atap, eternity dll.

Yang termasuk bangunan bawah ialah konstruksi yang dibuat untuk menahan
berat bangunan di atasnya termasuk berat pondasi itu sendiri.Untuk itu
bangunan harus kuat, tidak mudah bergerak kedudukannya dan stabil.Sedang

274
yang termasuk bangunan atas adalah bagian-bagian yang terletak di atas
bangunan bawah, sehingga seluruh beratnya diteruskan kepada bangunan
bawah sampai ke tanah dasar

B. Ruang Lingkup Pekerjaan Konstruksi Bangunan Sipil

Bangunan adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan
tempat kedudukan baik yang ada di atas, di bawah tanah dan/atau di air.
Bangunan biasanya dikonotasikan dengan rumah, gedung ataupun segala
sarana, prasarana atau infrastruktur dalam kebudayaan atau kehidupan
manusia dalam membangun peradabannya seperti halnya jembatan dan
konstruksinya serta rancangannya, jalan, sarana telekomunikasi, dan lain-
lain. Teknik bangunan adalah suatu disiplin ilmu teknik yang berkaitan dengan
perencanaan, disain, konstruksi, operasional, renovasi dan pemeliharaan
bangunan, termasuk juga kaitannya dengan dampaknya terhadap lingkungan
sekitar.

Konstruksi merupakan suatu kegiatan membangun sarana maupun


prasarana.Dalam bidang arsitektur atau teknik sipil, sebuah konstruksi juga
dikenal sebagai bangunan atau satuan infrastruktur pada suatu atau pada
beberapa area. Suatu pekerjaan konstruksi merupakan gabungan atau
rangkaian dari banyak pekerjaan. Pekerjaan konstruksi umumnya diatur oleh
seorang manajer konstruksi (construction manager), serta dilaksanakan dan
diawasi oleh manajer proyek, tenaga teknik perancangan (design
engineer) atau arsitek lapangan (project architect).

Proyek konstruksi adalah rangkaian kegiatan yang berkaitan dengan upaya


pembangunan sesuatu bangunan, umumnya mencakup pekerjaan pokok
dalam bidang teknik sipil dan arsitektur, meskipun tidak jarang juga
melibatkan disiplin lain seperti teknik industri, mesin, elektro, geoteknik,
maupun lansekap

275
Secara umum, proyek konstruksi ada beberapa jenis, diantaranya yaitu;
1) Proyek Konstruksi Teknik Sipil (heavy engineering construction);
Merupakan suatu proses penambahan infrastruktur pada suatu lingkungan
terbangun (built environment). Pemilik proyek (owner) biasanya
pemerintah baik pada tingkat nasional atau daerah. Pada proyek ini
elemen desain, finansial dan pertimbangan hukum tetap menjadi
pertimbangan penting, walaupun proyek ini lebih bersifat non-profit dan
mengutamakan pelayanan masyarakat (public services). Beberapa proyek
konstruksi yang termasuk pada jenis proyek ini antara lain proyek
pembangkit listrik, jalan raya), jalan kereta api, bendungan, pertambangan,
dan lainnya.
2) Konstruksi bangunan gedung (building construction); Merupakan tipe
proyek konstruksi yang paling banyak dilakukan. Tipe konstruksi ini
menekankan pada pertimbangan konstruksi dan teknologi praktis, dan
pertimbangan pada peraturan bangunan setempat.
3) Proyek bangunan perumahan/pemukiman (residential Construction);
Merupakan proyek pembangunan perumahan pemukiman didasarkan
pada tahapan pembangunan yang secara serempak dengan penyediaan
prasarana penunjang. Jenis proyek ini sangat memerlukan perencanaan
yang matang untuk infra struktur yang ada dalam lingkungan pemukiman
tersebut seperti jaringan jalan, air bersih, listrik dan fasilitas lainnya
4) Konstruksi Bangunan Industri (industrial construction); Merupakan
bagian yang relatif kecil dari industri konstruksi, namun merupakan suatu
komponen yang penting. Pemilik proyek (owner) biasanya merupakan
suatu perusahaan atau industri besar, seperti perusahaan minyak,
farmasi, kimia dan industri lain. Proses yang dilakukan dalam industri ini
membutuhkan keahlian khusus di bidang perencanaan, desain dan
konstruksi.

Di Indonesia, jenis pekerjaan konstruksi disebutkan dalam undang-undang


jasa konstruksi (UU no 18 tahun 1999), meliputi:
1) Pekerjaan arsitektural yang mencakup antara lain pengolahan bentuk
dan massa bangunan gedung berdasarkan fungsi serta persyaratan yang
diperlukan setiap pekerjaan konstruksi.

276
2) Pekerjaan sipil yang mencakup antara lain pembangunan pelabuhan,
bandar udara, jalan kereta api, pengamanan pantai, saluran irigasi atau
kanal, bendungan, terowongan, struktural gedung, jalan, jembatan,
reklamasi rawa, pekerjaan pemasangan perpipaan, pekerjaan pemboran,
dan pembukaan lahan.
3) Pekerjaan mekanikal dan elektrikal merupakan pekerjaan pemasangan
produk-produk rekayasa industri. − Pekerjaan mekanikal mencakup
antara lain pemasangan turbin,pendirian dan pemasangan instalasi pabrik,
kelengkapan instalasi bangunan, pekerjaan pemasangan perpipaan air,
.minyak dan gas.
4) Pekerjaan elektrikal mencakup antara lain pembangunan jaringan
transmisi dan distribusi kelistrikan, pemasangan instalasi kelistrikan,
telekomunikasi beserta kelengkapannya.
5) Pekerjaan tata lingkungan mencakup antara lain: pekerjaan pengolahan
dan penataan akhir bangunan maupun lingkungannya.

1. Bidang Ilmu dalam Teknik Bangunan

Disiplin ilmu yang relevan dengan teknik bangunan dan konstruksi antara lain:
1) Teknik Sipil untuk struktur bangunan dan pondasi
2) Arsitektur, untuk desain bangunan meliputi bentuk bangunan, fungsi,
peraturan bangunan dan spesifikasinya
3) Mekanikal, untuk penghawaan, pengkondisian udara dan sistem
pelayanan mekanikal bangunan, Elektrikal, untuk distribusi daya serta
sistem kontrol dan elektrik bangunan
4) Fisika bangunan untuk pencahayaan dan akustika bangunan
5) Studi kelayakan dan analisis proyek secara ekonomi
6) Manajemen untuk pengelolaan atau manajemen proyek

1.1 Teknik Sipil


Teknik sipil adalah salah satu cabang ilmu teknik yang mempelajari tentang
bagaimana merancang, membangun, merenovasi tidak hanya gedung dan
infrastruktur, tetapi juga mencakup lingkungan untuk kemaslahatan hidup
manusia. Cabang-cabang ilmu teknik sipil dengan aplikasi antara lain:

277
1) STRUKTUR, cabang yang mempelajari masalah struktural dari material
yang digunakan untuk pembangunan. Beberapa pilihan jenis material
bangunan diantaranya: baja, beton, kayu, kaca atau bahan lainnya. Dalam
bidang ini dipelajari lebih mendalam hal yang berkaitan dengan
perencanaan struktur bangunan, jalan, jembatan, erowongan dari
pembangunan pondasi hingga bangunan siap digunakan
2) GEOTEKNIK, cabang yang mempelajari struktur dan sifat berbagai
macam tanah dalam menopang suatu bangunan yang akan berdiri di
atasnya. Cakupannya dapat berupa investigasi lapangan yang merupakan
penyelidikan keadaan-keadaan tanah suatu daerah dan diperkuat dengan
penye-lidikan laboratorium.
3) MANAJEMEN KONSTRUKSI, cabang yang mempelajari masalah dalam
proyek konstruksi yang berkaitan dengan ekonomi, penjadwalan peker-
jaan, pengembalian modal, biaya proyek, serta semua hal yang berkaitan
dengan hukum dan perizinan bangunan hingga pengorganisasian
pekerjaan di lapangan sehingga diharapkan bangunan tersebut selesai
tepat waktu.
4) HIDROLOGI dan LINGKUNGAN, cabang yang mempelajari air dan
lingkungan alam, pengendalian dan permasalahannya. Mencakup bidang
ini antara lain cabang ilmu hidrologi air (berkenaan dengan cuaca, curah
hujan, debit air sebuah sungai dsb), hidrolika (sifat material air, tekanan
air, gaya dorong air, dsb) dan bangunan air seperti pelabuhan, dam,
irigasi, waduk/bendungan, kanal hingga teknik penyehatan.
5) TRANSPORTASI, cabang yang mempelajari mengenai sistem transportasi
dalam perencanaan dan pelaksanaannya. Mencakup bidang ini antara lain
konstruksi dan pengaturan jalan raya, konstruksi bandar udara, terminal,
stasiun dan manajemennya.
6) INFORMATIKA TEKNIK SIPIL, cabang baru yang mempelajari penerapan
teknologi komputer untuk perhitungan dan pemodelan sebuah sistem
dalam proyek pembangunan atau penelitian bangunan. Mencakup bidang
ini antara lain berupa pemodelan struktur bangunan (struktural dan
material atau CAD), pemodelan pergerakan air tanah atau limbah,
pemodelan lingkungan dengan Teknologi GIS (Geographic Information
System).

278
1.2 Arsitektur
Arsitektur adalah pengetahuan dan seni untuk merancang bangunan dan
struktur, dalam pengertian yang lebih luas mencakup perancangan
keseluruhan lingkungan terbangun, mulai dari tingkat makro untuk
perencanaan kota, kawasan atau lingkungan, lansekap atau bentang alam,
hingga tingkat mikro untuk perancangan detail konstruksi bangunan dan
desain perabot atau furnitur. Arsitektur sebagai proses awal perencanan dan
perancangan ruang dan fisik bangunan harus mempertimbangkan segala
aspek kehidupan dalam prosesnya. Tujuan arsitektur yang harus dipenuhi
dengan baik adalah pemenuhan akan kegunaan (fungsi), kekuatan (struktur),
dan keindahan (estetika).
Bidang-bidang perancangan arsitektur meliputi:
1) Lingkungan Ruang Dalam Bangunan (Building Indoor
Environment) meliputi aspek-aspek lingkungan dalam disain, analisis dan
efisiensi energi, kesehatan dan kenyamanan bangunan. Kekhususan
bidangnya antara lain kenyamanan termal, kualitas udara, penerangan
buatan, akustik, HVAC dan sistem kontrol.
2) Building Envelope adalah suatu aplikasi yang menggambarkan semua
area dari teknik bangunan, khususnya ilmu bangunan dan lingkungan
ruang dalam. Bidang ini memfokuskan pada analisa dan disain selubung
bangunana, meliputi ketahanan bangunan, perpindahan panas dan
kelembaban serta interaksi dengan lingkungan ruang dalam.
3) Building Science menekankan pada analisis dan kontrol dari fenomena
fisika yang mempengaruhi tampilan material bangunan dan sistem
penutup bangunan.
4) Building Structure mempertimbangkan prinsip-prinsip mekanika struktur,
perilaku material dan analisanya dan disain baja, beton bertulang, struktur
bangunan kayu.
5) Manajemen Konstruksi (Construction Management) meliputi teknik
konstruksi, proses konstruksi, perencanaan, penjadwalan, pengendalian
proyek, pekerja dan pengaturan bangunan.
6) Computer Aided Engineering
7) Efisiensi Energi (Energy Efficiency) meliputi analisa, disain, dan kontrol
efisiensi energi atau low-energy, sistem HVAC, serta intelegent building

279
1.3 Mekanikal, Elektrikal, dan Plambing (MEP)
Mekanikal, elektrikal dan plambing atau MEP merupakan pekerjaan instalasi
sistem dan peralatan dalam bangunan sebagai bagian dari fungsi pelayanan
bangunan atau utilitas bangunan (building utility).Di Indonesia pengetahuan
MEP termasuk dalam bidang-bidang ilmu teknik mesin dan teknik elektro.
Keahlian MEP yang termasuk dalam bidang ilmu teknik mesin, yaitu;
1) Instalasi dan mesin-mesin generator listrik dan pompa-pompa air,
mesin pengkondisian udara, lift dan eskalator, dll
2) Teknik pengelasan
3) Mesin dan alat berat konstruksi Keahlian MEP yang termasuk dalam
bidang ilmu teknik elektro: − Instalasi dan peralatan daya listrik −
Instalasi dan peralatan listrik penerangan − Instalasi penangkal petir −
Instalasi dan peralatan telepon, jaringan komputer dan multimedia,
sistem deteksi dan kontrol bangunan

1.4 Fisika Bangunan


Fisika bangunan merupakan cabang ilmu Fisika yang mempelajarifenomena
fisika yang terjadi pada suatu bangunan yangmempengaruhi faktor
kenyamanan manusia.Dalam pembahasan fisika bangunan yang menjadi
topik utama adalahkenikmatan fisik atau Comfort. Maka permasalahan
kenikmatan fisik dalamsuatu bangunan erat kaitannya dengan kenikmatan
fisik bangunan, yangdiantaranya adalah :
 Pencahayaan
 Temperatur udara
 Kelembaban udara
 Kejernihan dan oksigen
 Pergerakan udara (Angin) : berpengaruh pada
 temperatur, bau, sweating (keringat), debu
 Akustik

1.5 Studi kelayakan dan analisis proyek secara ekonomi


Studi kelayakan bangunan dibuat dengan tujuan untuk mengetahui tingkat
kelayakan pembangunan, hasil studi bermanfaat bagi para stakeholder untuk
menetapkan kebijaksanaan, perencanaan, pengambilan keputusan dalam

280
pelaksanaan proyek bangunan tersebut di kemudian hari, sehingga
diharapkan target pelaksanaan proyek dapat berjalan sesuai rencana.Studi
kelayakan proyek adalah penelitian tentang dapat tidaknya suatu proyek
(proyek investasi) dilaksanakan dengan berhasil. Keberhasilan proyek
penegertian terbatas atau artian yang lebih luas, yaitu; artian yang lebih
terbatas oleh pihak swasta tentang manfaat ekonomis suatu investasi. Bagi
pemerintah (lembaga nonprofit) pengertian menguntungkan bisa dalam arti
yang lebih relatif yaitu manfaat bagi masyarakat luas contohnya: penyerapan
tenaga kerja, pemanfaatan sumber daya yang melimpah di tempat tersebut,
dan sebagainya. Bisa juga dikaitkan dengan penghematan devisa ataupun
penambahan devisa yang diperlukan oleh pemerintah. Kalau seseorang atau
suatu pihak melihat suatu kesempatan usaha pertanyaannya apakah
kesempatan tersebut bisa dimanfaatkan secara ekonomis?.

Sebagai contoh dilakukannya studi kelayakan suatu bangunan bendungan.


Tahap pelaksanaan Studi Kelayakan Pendahuluan, meliputi Pencarian
informasi data perencanaan diperlukan kegiatan penyelidikan pada data-data
yang akan dijadikan bahan analisis selanjutnya. Pada dasarnya kegiatan studikelayakan
pendahuluan terdiri dari : pengumpulan data, dan pengujian data yang sudahterkumpul,
selanjutnya diadakan perencanaan pemetaan topografi yang lebih lengkap
danpenelitian geologi di beberapa tempat. Kemudian diadakan perhitungan-
perhitungan teknis dan ekonomis yang masih bersifat sederhana, penentuan lokasi
proyek dan desain yangsederhana pula. Kemudian selanjutnya dilakukan
analisis ekonomik merupakan salah satu analisis yang digunakan pada model
teknik fundamental. analisis ini cenderung digunakan untuk mengetahui
keadaan-keadaan yang bersifat makro dari suatu keadaan bangunan secara
ekonomi. Unsur-unsur makro ekonomi yang biasa dianalisis melalui analisis
ekonomik ini adalah faktor tingkat bunga, pendapatan yang diterapkan.
analisis ini digunakan untuk mengetahui potensi dari faktor makro yang
pastinya menjadi salah satu faktor yang memengaruhi tingkat pengembalian
dari investasi

281
C. Pekerjaan Bangunan Sipil Kering

Pekerjaan Struktur sebuah bangunan rumah dapat dibagi menjadi dua bagian
yaitu:Struktur bangunan bagian Atas, yaitu struktur bangunan yang berada
diataspermukaan tanah, yang terdiri atas dua bagian, yaitu bagian atap dan
rangka bangunan (dinding dan kolom) dan Struktur Bagian Bawah, yaitu
strukturbangunan yang berada dibawah permukaan tanah yang dimaksud
disini adalah pondasi, kedua struktur tersebut dalam pelaksanaannya harus
memenuhipersyaratan sbb:
a. Kualitas bangunan yang baik
b. Keberadaan dan dimensi struktur yang sesuai
c. Seluruh elemen struktur utama tersambung dengan baik
d. Mutu pengerjaan yang baik

Pekerjaan bangunan sipil kering pada gedung atau rumah tinggal, baik
perencanaan, maupun pelaksanaanya dapat kita identifikasi dari mulai bagian
atas bangunan.Konsep Perencanaan merupakan suatu rangkaian proses
kegiatan menyiapkan keputusan mengenai apa yang diharapkan terjadi yang
merupakan persiapan yang harus memiliki data yang bernilai sehingga dapat
diwujudkan. Dalam bangunan sipil kering, yang menyangkut dengan
perencanaan, yaitu;
1) Perencanaan teknis; menyangkuta kekutan
2) Perencanaan ekonomis; menyangkut biaya
3) Perencanaan fungsional; menyangkut penggunaan
4) Perencanaan estetika; menyangkut seni dan keindahan
5) Perencanaan standar; menyangkut standar seperti SNI dan standar
perhitungan yang diakui secara internasional.

Jadi dalam pekerjaan sipil kering ini, dari mulai perencanan sampai
pelaksanan sehingga terwujudnya bangunan, dapat kita identifikasi pada
bagian atas sampai lantai bangunan. Sebagai panduan untuk pemahaman
kita tentang pekerjaan bangunan sipil kering, perhatikan gambar bagian
bangunan di bawah ini, sebagai contoh kita ambil bagian bangunan rumah
tinggal.

282
Gambar 10-2: Bagian Pekerjaan Sipil Kering

Pekerjaan perencanaan dan pelaksanaan bangunan sipil kering pada


bangunan rumah, antara lain yaitu;
1) Atap dan rangka atap
2) Ring balok dan kolom
3) Dinding
4) Sloof
5) Pintu, jendela dan kunci-kunci
6) Plafon
7) Lantai
8) Finishing bagian atas

Pekerjaan perencanaan dan pelaksanaan bangunan sipil kering pada


bangunan berdasarkan fungsi, antara lain yaitu;
1) Seluruh pekerjaan bangunan yang bersifat kering, yang perencnaan dan
pelaksanaan bangunan, tidak berhubungan langsung dengan tanah atau

283
air. Perencanaan dan pelaksanaan bangunan sipil kering tidak
memperhitungkan gaya dukung tanah, dan sifat mekanik air (hidrolika)
2) Bangunan yang termasuk pad poin satu di atas, seperti; bangunan rumah
tinggal, ruko, pabrik, kantor, lapangan olah raga, pasar, sekolah
perkantoran, bandara, dan lain lain.
3) Bangunan transportasi jalan; jalan aspal, jalan beton dan lain sebagainya.

1. Bangunan Rumah Tinggal

Bangunani rumah tinggal merupakan bagunan yang saat ini banyak


dikerjakan oleh ahli dan pekerja teknik sipil. Bangunan rumah tinggal secara
umum termasuk pada jenis bangunan sipil kering, walaupun disana ada
pekerjaan bagian pondasi, tetapi porsinya sangat sedikit, sehingga kalaupun
pekerjaan pondasi bangunan rumah tinggal sederhana dapat dikelompokkan
pada bangunan sipil kering.

Gambar 10-3: Potongan Bangunan Rumah Tiggal Sederhana

1) Ruang lingkup pekerjaan bangunan rumah tinggal sederhana


Melihat bagian gambar bangunan rumah tinggal sederhana di atas, dapat
langsung kita kelompokkan mana bagian bangunan sipil kering, dan mana
bagian bangunan sipil basaha. Seperti pembahasan di atas, karena porsi
bangunan pondasi rumah tinggal sederhana sedikit, sebenranya

284
pembangunan rumah tinggal sedrhana keseluruhannya dapat kita
kelompokkkan pada banguna sipil kering.

Beberapa bagian pekerjaan bangunan sipil kering rumah tinggal sederhana,


yaitu;
1) Pekerjaan Arsitektur dan Pekerjaan Struktur;
 Kolom, Balok & Plat, Kuda-kuda
 Dinding
 Plesteran & Acian
 Pelapis Lantai & Dinding
 Pekerjaan Plafond dan Langit-langit
 Pekerjaan Pengecatan
 Pekerjaan Kusen dan Penggantung
 Pekerjaan Pemasangan Penutup Atap
 Pekerjaan Pondasi (dapat masuk pada kelompok bangunan sipil
basah).
2) Penyusuna Daftar Pekerjaan Untuk RAB (Bill of Quantities)

Beberapa tahapan dalam pekerjaan bangunan sipil kering, sebagai contoh


kita ambil pembangunan rumah tinggal sederhan, yang keseluruhan
pekerjaannya dimasukkan dalam kelompom pekerjaan bangunan sippil kering,
adapun tahapan yang dilaksanakan antara lain yaitu;
1) Tahap Perencanaan; Perumusan ide, akan seperti apa bangunan nanti,
fungsinya, besar/luasnya, biayanya, gaya arsitekturnya dll. Perumusan
untuk mengelola data awal yang ada seperti luas lahan, kondisi sekitar,
peraturan-peraturan di lokasi, anggaran yang dimiliki dan sebagainya
2) Perancangan; berdasarkan rumusan ide, dimulai melakukan perancangan
bangunan, mengatur tata letak, mendisain model bangunan, hingga detail
ornamentnya dan rencana instalasi.
3) Pengurusan Izin Mendirikan Bangunan ( IMB ); IMB adalah izin yang
diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk mengatur, mengawasi serta
mengendalikan terhadap setiap kegiatan membangun, memperbaiki,
merombak/ merobohkan bangunan agar desain pelaksanaan
pembangunan sesuai dengan tata ruang yang berlaku

285
4) Rencana Pelaksanaan Bangunan; Berdasarkan gambar rencana yang
telah kita miliki kita mulai membuat rencana kerja, merumuskan besaran
material yang kata kita beli, tahapan pembelian material, menseleksi
pelaksana bangunan, subkontraktor dan mempersiapakan kontrak kerja
dengan pihak lain ( supplier bahan bangunan, pelaksana bangunan,
pengawas proyek).
5) Persiapan; Pekerjaan ini termasuk, antara lain yaitu;
 Pembersihan lahan dari timbunan sampah, tumbuhan liar &
binatang liar;
 Pembuatan bedeng;
 Pembuatan sumur bor bila belum tersedia air PAM;
 Pemasangan Bouwplank. Bouwplank (papan bangunan) berfungsi
untuk mendapatkan titik-titik bangunan yang diperlukan sesuai
dengan hasil pengukuran
6) Pekerjaan Pondasi; Pekerjaan ini termasuk, antara lain yaitu;
 Pekerjaan Galian Tanah, berupa pekerjaan Galian tanah, Urugan
tanah, meratakan tanah dan memadat tanah.
 Pembuatan pondasi, berupa: penggalian tanah pondasi mengikuti
gambar perencanaan sipil & memasang pondasi.
7) Pekerjaan Struktur; Pekerjaan ini termasuk, antara lain yaitu;
 Pekerjaan Beton dan Pembesian Berupa pembuatan frame, balok-
balok struktur dengan beton bertulang yaitu: Sloof yang merupakan
balok beton bertulang mendatar yang dibuat diatas pondasi. Colum
(kolom) yang merupakan tiang tegak lurus terhadap sloof dan Ring
Balk yang serupa sloof tetapi dibangun di atas kolom-kolom.
Steger adalah perancah atau alat bantu mendirikan bangunan.
esteger bisa berupa konstruksi tangga kayu atau besi.
8) Pekerjaan Pasangan Bata/Dinding, Plesteran dan Acian; Berupa:
penyusunan bata (umumnya; batu bata / batako / bata ringan Hebel)
dengan adukan semen atau semen khusus.
9) Pekerjaan Pasangan Bata/Dinding, Plesteran dan Acian; Berupa:
penyusunan bata (umumnya; batu bata / batako / bata ringan Hebel)
dengan adukan semen atau semen khusus, Serta pelapisan acian pada

286
profile kasar dinding bata, struktur beton bertulang, dan pemlesteran lantai
untuk mendapatkan bidang datar sehingga tertutup rapi.
10) Pekerjaan Kusen, Pintu dan Jendela; Berupa: pemasangan kusen-
kusen pada sisi-sisi dinding tertentu untuk akses keluar masuk penghuni /
barang dan penghawaan udara. Pelapisan kusen, daun jendela dan pintu
yang terbuat dari kayu dengan politur / melamik / cat duco, agar awet dan
sedap dipandang mata. Serta pemasangan kunci-kunci pada pintu dan
jendela, termasuk disini pemasangan penggantung dan handle pintu /
jendela.
11) Pekerjaan Rangka dan Penutup Atap; Berupa: pemasangan rangka
atap (kuda-kuda, gording, nok, kaso & reng), pemasangan alumninum foil
(jika perlu) dan pemasangan genteng beserta aksesories-nya.
12) Pekerjaan Plumbing, Mekanikal dan Elektrikal (M&E); Pekerjaan ini
termasuk, antara lain yaitu;
 Pemasangan sanitary, Berupa: pemasangan kakus / WC, westafel,
bath up, pemanas air kamar mandi, kaca rias, dll. Sudah termasuk
pemasangan kran-kran, pancuran dan semprotan air.
 Instalasi pipa air bersih, Berupa: pemasangan pipa-pipa saluran air
bersih untuk keperluan memasak, mencuci dan mandi. Pada masa
kini sudah populer digunakan pipa plastik PVC.
 Instalasi pipa air kotorBerupa: pemasangan pipa-pipa saluran air
kotor / sanitasi dari hasil aktifitas memasak, mencuci, mandi dan
WC serta limpahan air hujan. Pada saat ini populer digunakan pipa
plastik PVC.
 Instalasi listrik Berupa: pemasangan jaringan kabel listrik dari
meteran listrik, kotak sekring / kotak MCB sampai ke titik-titik lampu
penerangan, stop kontak dan saklar. Kadang disertakan pula
pemasangan jaringan kabel TV dan telepon (bila ada permintaan)
yang berakhir di terminal pada titik-titik tertentu. Serta berupa:
pemasangan tempat lampu, saklar dan stop kontak di titik-titik
tertentu.
13) Pekerjaan Finishing; Pekerjaan ini termasuk, antara lain yaitu;
 Pemasangan material lantai & dinding Berupa: pemasangan
material lantai sesuai material yang diinginkan. Demikian pula

287
untuk dinding di bagian-bagian tertentu, seperti kamar mandi,
dapur sampai dengan fasade (tampak muka) rumah.
 Pekerjaan Finishing Kusen, Pintu dan Jendela Berupa: pelapisan
kusen, daun jendela dan pintu yang terbuat dari kayu dengan
politur / melamik / cat duco, agar awet dan sedap dipandang mata.
Serta pemasangan kunci-kunci pada pintu dan jendela, termasuk
disini pemasangan penggantung dan handle pintu / jendela.
 Pekerjaan Plafon; Berupa: pemasangan rangka-rangka besi hollow
atau kayu kaso dan lembaran-lembaran penutup langit-langit agar
terlihat rapi.
 Pekerjaan Pengecatan Berupa: pengecatan dengan cat tembok di
bagian interior dan eksterior rumah, termasuk plafond.
14) Pekerjaan Opsional / Outdoor; Pekerjaan yang bisa ditambah sewaktu-
waktu, tergantung klien, misalnya : Pekerjaan Kolam Renang,
Pemasangan Pagar Halaman dan Pintu Pagar, Pekerjaan Kanopi
(Canopy) / Pergola, Pekerjaan Taman (Landscape), Pekerjaan Garasi
/Carpor, Pembersihan Lahan, membuang material sisa, dan persiapan
serah terima
15) Serah terima, Pekerjaan ini termasuk, antara lain yaitu; berupa:
penyerahan semua kunci ke pada pemilik rumah, sehingga si pemilik
rumah segera menghuninya.

Berikut adalah Acuan normatif Undang-undang No. 4 Tahun 1992, tentang


Perumahan.
 SNI 03-1733-1989, Tata cara perencanaan kawasan perumahan kota
 SNI 03-3434-1994, Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan kayu
untuk bangunan dan gedung
 SNI 03-2837-1992, Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan tembok
dan plesteran untuk bangunan sederhana
 SNI 03-2435-1994, Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan
penutup langit-langit untuk bangunan dan gedung
 SNI 03-2836-1992, Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan pondasi
batu belah untuk bangunan sederhana

288
 SNI 03-2835-1992, Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan
persiapan dan pekerjaan tanah untuk bangunan sederhana
 SNI 03-3436-1994, Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan atap
untuk bangunan dan gedung
 SNI 03-2840-1992, Tata cara pengerjaan lembaran asbes semen untuk
penutup atap pada bangunan rumah dan gedung
 SNI 03-3436-1992, Tata cara perhitungan satuan pekerjaan atap untuk
bangunan dan gedung
 SNI 05-1994-F, Tata cara perancangan penerangan alami siang hari untuk
rumah dan gedung
 PUBI-1982, Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia Keputusan
Menteri PU No. 20/KPTS/1986, Peraturan Teknis pembangunan
perumahan sederhana tidak bersusun Keputusan Menkes No.
829/MENKES/SK/VII/1999, Persyaratan kesehatan perumahan Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum No. 54/PRT/1991

D. Pekerjaan Bangunan Sipil Basah

Seperti telah dijelaskan di atas, mengenai pekerjaan bangunan sipil basah,


yang termasuk ke dalam pekerjaan jenis ini adalah; Pekerjaan bendungan,
saluran irigasi, pelabuhan, Jembatan, dan lain sebagainya. Jenis pekerjaan
yang termasuk pada sipil basah, yaitu pekerjaan pada bagian bawah

289
permukaan tanah, yang berhubungan langsung dengan tanah dan air.
Sebagai contoh untuk bangunan rumah tinggal yang tentu ada bangunan
(konstruksi) pondasi, baik itu jenis pondasi dangkal dan pondasi dalam,
termasuk dalam pekerjaan bangunan sipil basah. Namun dalam prakteknya
bisa saja bangunan pondasi dangkal menjadi bagian sipil kering, disamping
perhitungan gaya-gayanya sederhana, pekerjaannya juga sederhana. Lain
halnya dengan pondasi dalam, seperti pondasi tiang pancang, pondasi
sumuran, pondasi tiang straus, dan sebagainya yang termasuk pondasi
dalam, menjadi bagian pekerjaan bangunan sipil basah.

Gambar 10-4:
Pekerjaan Pondasi Bagain Pekerjaan Bangunan Sipil Basah

Bila kita lihat gambar potongan bangunan rumah tinggal di atas, bagian
pekerjaan bangunan sipil basah, dapat terlihat sesuai dengan keterangan
yang diberi tanda, yaitu; bagian galian dan urugan pondasi, pembuatan
pondasi, lapisan batu kosong atau aanstamping, dan lantai kerja pondasi.
Beberapa bagian perencanaan, pelaksanaan dan perbaikan yang termasuk
pekerjaan bangunan sipil basah, antara lain adalah;
1) Pekerjaan pondasi; Terutama jenis pondasi dalam
2) Pekerjaan Jalan dan jembatan
3) Pekerjaan Hidrologi; Bendungan, Waduk dan Irigasi
4) Pelabuhan

290
5) dan lain sebagainya (berhubungan dengan tanah dan air)

1. Pekerjaan Bangunan Pondasi

Pekerjaan pondasi merupakan bangunan bawah yaitu bagian-bagian yang


terletak di bawah muka lantai yang ada dalam tanah. Bangunan lain yang
berhubungan dengan pondasi, seperti balok beton (sloof) dan pondasi
(pondamen) dapat juga digolongkan pada bangunan basah, tetapi pada
prakteknya pekerjaan tersebut masuk dalam pekerjaan bangunan sipil kering.
Pondasi sebagai bangunan bawah ini dimaksudkan untuk menahan seluruh
berat bangunan yang berada diatasnya termasuk berat pondasi itu sendiri dan
berat tanah yang langsung diatas pondasi. Dengan demikian pondasi
mempunyai hubungan langsung dengan dasar tanah keras dibawahnya.
Karena pondasi harus memikul beratnya sendiri dan berat bangunan bagian
atas, maka konstruksi pondasi harus memenuhi syarat- syarat sebagai
berikut;
1) Konstruksi pondasi harus terletak diatas lapisan tanah keras yang tidak
mengandung humus.
2) Konstruksi pondasi harus mempunyai ukuran yang sesuai, sehingga tanah
cukup kuat menahan beban. Untuk bangunan sederhana dasar pondasi
harus terletak pada kedalaman 60- 80 cm dibawah muka tanah.
3) Konstruksi pondasi harus cukup kuat, sehingga tidak akan pecah karena
muatan yang bekerja pada pondasi. Dan untuk bangunan-bangunan yang
berat harus dihitung secara cermat dengan ilmu pondasi.

Penjelasan tentang pekerjaan pondasi untuk jenis pondasi setempat dan


dangkal, seperti pondasi rumah tinggal sederhana, dapat digolongkan pada
bangunan sipil kering. Tetapi seperti penjelsan pendahuluan, bahwa yang
termasuk pada kelompok bangunan sipil basaha, salah satu cirinya yaitu,
konstruksi itu berada di bawah permukaan lantai atau berhubungan langsung
dengan tanah atau air. Secara bijak kita sebagai orang yang memahami
pekerjaan teknik sipil untuk perencanaan, pelaksanaan pada bangunan
sederhana tidak menjadi masalah. Tetapi apabila volume pekerjaan pondasi

291
sudah besar, perhitungan gaya-gaya beban sudah besar, maka kita harus
memasukkanny pada kelompok bangunan sipil basah.

Pengertian:
Pondasi merupakan suatu komponen struktur yang
sangat penting, karena semua beban yang timbul di
atasnya akan dibebankan padanya, dan selanjutnya
akan disalurkan ke lapisan tanah di bawahnya,
sehingga kemantapan berdirinya suatu bangunan
ditentukan atau tergantung pada kemantapan
konstruksi pondasinya

Mengingat:
 Pondasi dangkal, jika kedalaman tanah keras tidak
terlalu jauh dari permukaan tanah
 Pondasi dalam, jika permukaan tanah keras jauh dari
permukaan tanah

1.1 Pondasi dangkal (shallow footing) dapat berupa antara lain, yaitu ;
1) Pondasi telapak (square footing). Dimana beban yang disalurkan
disebarkan melalui lebar telapak pondasi. Dimana intensitas beban yang
diteruskan ketanah haruslah lebih kecil dari daya dukung tanah yang
diijinkan.
2) Pondasi Setempat. Dibuat pada bagian yang terpisah (dibawah kolom
pendukung/kolom struktur) dan juga biasa dipakai pada kontruksi
bangunan kayu didaerah yang ber-rawa. Pada bangunan sementara
sering juga digunakan penumpu batu alam masif dan diletakkan diatas
permukaan tanah yang diratakan
3) Pondasi menerus (continous footing); Ciri-ciri Pondasi menerus adalah;
Ukuran sama besar dan terletak pada kedalaman yang sama, Dipasang
dibawah seluruh dinding penyekat dan kolom, Biasanya digunakan
sebagai pondasi bangunan tidak bertingkat, Untuk kondisi tanah lembek,
dibuat dari sloof memanjang dan bagian bawah diperlebar menjadi pelat.

292
Secara umum pekerjaan bangunan sipil basah, dalam pembuatan
pondasi antara lain, yaitu;
1) Mendesain dan menentukan pondasi, seperti pembuatan
gambar rencana, penyusunan rencana kerja dan syarat-
syarat (RKS/bestek), dan lain sebagainya yang menyangkut
seluruh perencanaan
2) Melaksanakan pembuatan pondasi di lapangan atau
perbaikannya, baik sebagai pelaksana maupun pengawas.

Bagian pekerjaan bangunan sipil basah pada rencana dan pelaksanaan


bangunan pondasi dangkal.

Bentuk
Pondasi
Dangkal
Untuk
RUMAH
TINGGAL

Gambar 10-5 : Pondasi Dangkal

293
Bentuk
Pondasi
Setempat

Untuk untuk
tanah
dangkal
(1-2 mtr).

Gambar 10-6: Pondasi Dangkal Setempat

Berbagai bentuk pondasi di atas, merupakan pekerjaan bangunan sipil basah,


aplikasi pondasi dangkal banyak digunakan pada bangunan rumah tinggal, ruko
dan kondisi kedalaman tanah keras kurang dari 2-meter.

1.2 Pondasi Dalam (Deep Footing)


Pengertian pondasi dalam adalah jenis pondasi yang kedalaman tanah keras
jauh ke dalam tanah, dan ahli geoteknik merekomendasikan pondasi dalam
apabila beban rancangan sangatlah berat misalnya bangunan yang lebih dari
dua lantai dan tanah yang keras jauh kedalam bumi. Pondasi dalam memiliki
berbagai istilah seperti; Tiang pancang (pile), turap (sheet pile), dan kaison
(caisson). Pemberian namanya bisa jadi beragam tergantung disiplin
keteknikan dan pembuatannya. Pondasi dalam dapat dibuat dari kayu, baja,
beton bertulang dan beton prategang, dan dapat dipasang dengan cara
menancapkannya atau memancangnya ke bumi (tanah), atau membor
dengan besaran tertentu lalu mengisinya dengan beton masif atau beton
bertulang.

294
1.2 Pondasi Dalam (Deep Footing) yang antara lain adalah :
1) Pondasi Tiang Pancang. Dengan pondasi ini beban dan bobot akan
disalurkan dengan mekanisme pergeseran antara tanah dan pondasi. Dan
dukungan dari lapisan tanah keras pada kedalaman tertentu. Pile adalah
komponen penerus bebas yang berbentuk panjang dan vertikal yang bisa
dibuat dari bahan kayu, besi/baja, beton atau kombinasi diantaranya
tergantung dari berat beban yang dipikul.
2) Pondasi Caisson. Merupakan jenis pondasi dalam yang mempunyai
diameter tiang yang besar

Gambar 10-7: Pondasi Dalam

295
2. Bangunan Jalan dan Jembatan

Pekerjaan jalan dan jembatan, merupakan pekerjaan bangunan sipil basah,


dari mulai perencanaan, pelaksanaan, dan perbaikan. Pekerjaaan jalan
(transportasi), khusunya bagian perkerasan, dan drainase yang berhubungan
langsung dengan daya dukung tanah, dan juga berhubungan langsung
dengan air, tentu strukturnya membutuhkan perhitungan hidrolika yang
membuat bagunan jalan ini masuk pada bangunan sipil basah. Pekerjaan
jembatan yang dibangun dengan perhitungan perencanaan yang
memperhitungan daya dukung tanah, dan langsung berhubungan dengan
tanah dan air, sehingga pekerjaan bangunan jembatan masuk dalam kategori
bangunan sipil basah

2.1 Bangunan Jalan


Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan,
termasuk bangunan pelengkap jalan, dan perlengkapannya yang
diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas
permukaan tanah, dibawah permukaan tanah dan/atau air, serta di atas
permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel. Tahapan
kegiatan perencanaan jalan, meliputi kegiatan;
1) Pekerjaan lapangan, meliputi semua survei yang diperlukan
2) Kriteria perencanaan, meliputi klasifikasi jalan, karakteristik lalu lintas,
kondisi lapangan, pertimbangan ekonomi, dll.
3) Penyiapan peta planimetri, merupakan peta hasil survei topografi yang
diperlukan sebagai peta dasar perencanaan geometrik.
4) Perencanaan geometrik, meliputi jarak pandang dan perencanaan
alinemen horizontal dan vertical; Perencanaan geometrik jalan
merupakan bagian dari perencanaan jalan yang dititik beratkan pada
perencanaan bentuk fisik jalan raya. Tujuan dari perencanaan
geometrik jalan adalah untuk memenuhi fungsi dasar jalan, yaitu
memberikan pelayanan kepada pergerakan arus lalu lintas
(kendaraan) secara optimum. Sasaran perencanaan geometrik jalan
adalah untuk menghasilkan design infrastruktur jalan raya yang aman,

296
efisien dalam pelayanan arus lalu lintas dan memaksimumkan ratio
tingkat pengunaan/ biaya pelaksanaan
5) Geoteknik dan material jalan, menguraikan pengolahan data geoteknik
dan material untuk keperluan konstruksi perkerasan dan drainase jalan
6) Perencanaan perkerasan jalan, meliputi perkerasan lentur dan kaku
7) Drainase jalan, menguraikan analisis hidrologi dan sistem serta
bangunan drainase, kebutuhan material dan sistem drainase bawah
permukaan (subdrain)
8) Bangunan pelengkap jalan, meliputi tembok penahan, rambu-rambu
lalulintas, dan sebagainya.
9) Perkiraan biaya, meliputi perhitungan kwantitas, analisis harga
satuan dan dokumen pelelangan
10) Lampiran, tabel-tabel dan ketentuan lain yang dapat digunakan
untuk perhitungan.

Gambar 10-8 : Penampang Jalan Raya

297
Pada perencanaan alinemen (aligment) vertikal ini dipertimbangkan
bagaimana meletakkan sumbu jalan sesuai kondisi medan dengan
memperhatikan sifat operasi kendaraan, keamanan jarak pandang, dan fungsi
jalan. Pemilihan alinyemen vertikal berkaitan pula dengan pekerjaan tanah
yang mungkin timbul akibat adanya galian dan timbunan yang harus
dilakukan. Pada perencanaan Penampang melintang jalan, diperhitungkan
dan direncanakan bagian-bagian dari jalan seperti lebar dan jumlah lajur, ada
atau tidaknya median, drainase permukaan, kelandaian lereng tebing galian
dan timbunan, serta bangunan pelengkap lainnya. Penampang melintang
dapat dimodifikasi untuk kondisi khusus sesuai dengan lokasi, kemiringan sisi
tepi yang dituliskan harus ditentukan berdasarkan pada kondisi tanah yang
umum dilokasi.

Kemudian tentang system drainase bangunan jalan raya, telah diatur dalam
TATA CARA PERENCANAAN DRAINASE PERMUKAAN JALAN SNI 03-3424-1994, yang
memebri pedoman dalam perencanaan dan pelaksanaan bangunan jalan raya.
Penjelasan tentang Drainase Permukaan; Adalah sistem drainase yang
berkaitan dengan pengendalian aliran air permukaan, yang berfungsi
mengendalikan limpasan air di permukaan jalan dan dari daerah sekitarnya
agar tidak merusak konstruksi jalan. Fungsi tersebut Antara lain yaitu;
1) Mengalirkan air hujan/air secepat mungkin keluar dari permukaan jalan
dan selanjutnya dialirkan lewat saluran samping; menuju saluran
pembuang akhir
2) Mencegah aliran air yang berasal dari daerah pengaliran disekitar jalan
masuk ke daerah perkerasan jalan
3) Mencegah kerusakan lingkungan di sekitar jalan akibat aliran air.

Sedangkan Drainase Bawah Permukaan; Adalah sistem drainase yang


berkaitan dengan pengendalian aliran air dibawah permukaan tanah, yang
berfungsi menurunkan muka air tanah dan Klasifikasi (berdasarkan fungsi)
mencegat serta membuang air infiltrasi dari daerah sekitar jalan dan
permukaan jalan atau air yang naik dari subgrade jalan. Fungsi tersebut
Antara lain yaitu;

298
1) Menurunkan m.a.t sampai kedalaman min 1.00 m di bawah permukaan
tanah (di dalam base, urugan tanah atau tanah)
2) Mencegat air dari daerah sekitar agar tidak merembes ke dalam urugan
tanah

Gambar 10-9: Sistem Drainase Jalan

299
2.2 Bangunan Jembatan

Jembatan adalah bangunan pelengkap jalan yang menghubunkan suatu


lintasan yang terputus akibat suatu rintangan atau sebab lainnya, dengan cara
melompati rintangan tersebut tanpa menimbulkan atau menutup rintangan itu.
Lintasan tersebut bisa merupakan jalan kendaraan, jalan kereta api atau jalan
pejalan kaki, sedangkan rintangan tersebut dapat berupa sungai, jalan, jalan
kereta api, atau jurang (bisa juga berupa jurang pemisah antar gedung
bertingkat). Jembatan mempunyai ciri-ciri khusus yaitu; 1) Bangunan atas, 2)
Bangunan bawah (abutment), 3) Pondasi, 4) Tumpuan, 5) Oprit, dan 6)
Sandaran (railing), perhatikan gambar di bawah ini.

Gambar 10-11: Bagian-bagian Jembatan

Beberapa tahapan dalam perencanaan jembatan, yang semuanya merupakan


bagian pekerjaan bangunan sipil basaha, antara lain yaitu;
1) Pekerjaan lapangan, meliputi semua survei yang diperlukan
2) Perencanaan teknis; meliputi klasifikasi jembatan, karakteristik lalu-lintas,
kondisi lapangan, pertimbangan ekonomi, dll.
3) Penyiapan Peta Planimetris, yang merupakan peta hasil survei topografi
yang diperlukan sebagai peta dasar perencanaan geometrik.
4) Perencanaan Geometrik, meliputi perencanaan glagar, pondasi dan pilar
5) Geoteknik dan Material jembatan, menguraikan pengolahan data

300
geoteknik dan material untuk keperluan konstruksi perkerasan
jalan/glagar, podasi dan tiang/pilar.
6) Hidrologi sungai, menguraikan analisis material yang terbawa
7) Perkiraan Biaya, meliputi perhitungan kwantitas, analisis harga satuan.
Beberapa gambar rencana jembatan di bawah ini yang menjadi bagian
pekerjaan sipil basah, disajikann dalam bentuk gambar dari beebrpap
model jembatan yang ada di Indonesia.

Gambar 10-12: Jembatan Pelat Beton

301
Gambar 10-13: Jembatan Rangka Baja

302
3. Bangunan Hidrolik

Bangunan hidrolik adalah bangunan yang dapat digunakan untuk


mengalihkan, membatasi, menghentikan, atau mengelola aliran air. Bangunan
tersebut dibuat untuk mengatur satu atau lebih parameter yang akan diatur,
seperti debit air, tinggi muka air, volume air, kecepatan air, dan arah air.
Dalam pekerjaan bangunan jenis bangunan hidrolik, diantaranya adalah
tanggul, pintu air, bendung, dan bendungan. Tanggul adalah istilah umum
untuk menjelaskan sebuah bangunan yang berfungsi untuk mengendalikan
aliran air, baik air sungai, empang, kolam, situ, danau ataupun air laut.
Tanggul dapat berfungsi untuk menahan air sehingga tinggi muka air
meningkat, dan pada teknik irigasi, beda tinggi air ini menjad tumpuan dalam
pembagian volume air dan kecepatan yang berhubungan dengan debit air.
Bangunan hidrolik dapat dibuat dari bahan dari batu besar/bronjong, beton
dan bahan lain yang sifatnya sementara mapun permanen.

Bendung adalah bangunan untuk mengempang air agar tinggi muka air dan
aliran air dapat dikendalikan, sebagai penaik tinggi muka air dan pembagi
aliran air. Sedangkan bendungan lebih mirip dengan bendung namun dengan
fungsi yang lebih luas mulai dari untuk memenuhi tujuan irigasi, sumber air
baku, pengendali banjir, sumber tenaga untuk pembangkit tenaga listrik
sampai pada pemenuhan fungsi turisme. Bendungan biasanya dilengkapi
dengan drop structure yang dapat digunakan untuk mengalirkan kelebihan air,
bangunan-bangunan tersebut dapat menjadi pengendali semua parameter
sesuai dengan kebutuhan

Bangunan bendung, biasanya dilengkapi dengan bangunan pengendali debit


atau alirann air, seperti pintu air, bangunan ini lebih spesifik .yang
diperuntukkan untuk mengendalikan aliran air, khususnya air yang mengalir di
sungai atau keluaran air dari waduk, kolam, situ, empang atau danau. Pintu
air banyak kita temukan dibangun untuk tujuan irigasi dan pengendali banjir,
dan berfungsi untuk mengatur air yang masuk ke saluran ataupun bendungan,
sehingga debit, volume, dan tinggi muka air dapat dikendalikan.

303
3.1 Perencanaan Bendung

Beberapa pekerjaan bangunan sipil basah, tentang perencanaan bendung,


adapun kegiatan perencanaan bendung adalah; a) Studi kelayakan
pendahuluan, b) Pre Feasibility Study), c) Studi kelayakan (Feasibility Study),
d) Perencanaan teknis (Detailed Design), dan e) Pelaksanaan pembangunan
(Construction)

Kegiatan Studi Kelayakan Pendahuluan, yatiu Pencarian informasi data


perencanaan diperlukan kegiatan penyelidikan pada data-data yang akan
dijadikan bahan analisis selanjutnya. Pada dasarnya kegiatan studi kelayakan
pendahuluan terdiri dari : pengumpulan data, dan pengujian data yang sudah
terkumpul, selanjutnya diadakan perencanaan pemetaan topografi yang lebih lengkap
dan penelitian geologi di beberapa tempat. Kemudian diadakan perhitungan-
perhitungan teknis dan ekonomis yang masih bersifat sederhana, penentuan
lokasi proyek dan desain yang sederhana pula. Berikut beberapa kegiatan
yang berhubungan dengan pengumpulan data, antara lain, yaitu;
a) Peta-peta topografi
b) Peta-peta geologi
c) Foto udara
d) Data klimatologi
e) Data hidrologi
f) Data jaringan irigasi (pengairan)
g) Lain-lain (Land use, kehutanan, perkebunan, data tenaga listrik,
bangunan-bangunan lama).

Kegiatan Studi Kelayakan, di dalam tahap studi kelayakan ini diteliti kembali
semua perhitungan dan desain yang telah dibuat terdahulu. Lalu melakukan
pemetaan topografi dengan skala yang lebih kecil, memasang alat-alat pengukur
parameter hidrologi dan klimatologi, serta penyelidikan geologi. Dari data yang
diperoleh dapat dibuat perhitungan teknis beberapa bangunan terutama yang
diperlukan dan dalam perhitungan ekonomis proyek. Kegiatan utama dalam
studi kelayakan, antara lain yaitu;
1) Penelitian Topografi; Kegiatan penelitian topografi dilaksanakan dalam

304
areal rencana genangan waduk, axis bendungan, tanggul dan lokasi
fasilitas bangunan serta rencana saluran pensuplai air ke areal daerah
irigasi. Lingkup kegiatan penelitian topografi akan dilakukan meliputi :
 Pemasangan Bench Mark (BM) baru
 Pengukuran poligon dan waterpass pada areal rencana waduk dan
daerah genanganny
 Pengukuran situasi detail areal rencana waduk dan daerah
genangannya.
 Pengukuran profil memanjang dan melintang sungai di sekitar axis
Dam hingga batas daerah genangan
 Pengolahan dan analisa data hasil pengukuran di lapangan
 Penggambaran hasil pengukuran situasi detail, dalam daerah
genangan, yang disajikan dalam bentuk peta situasi bendungan
dan daerah genangan dengan beda kontur 1 m.
2) Penelitian meteorologi dan klimatologi; Data yang diperoleh adalah
temperatur, kelembaban, curah hujan, angin, tekanan udara, radiasi
matahari dan penguapan di suatu daerah selama periode tertentu.
3) Penelitian hidrologi; Tujuan penelitian adalah untuk mencari parameter
hidrologi yaitu besaran hujan dan debit air sebagai data masukan
dalam perhitungan saluran pengelak, bendungan utama, bangunan
pelimpah, sedimentasi dan volume waduk
4) Penelitian Geoteknik; Penelitian Geoteknik dan Mekanika Tanah
adalah untuk meneliti, mempelajari, menyelidiki keseimbangan dan
perubahan dari tanah, jenis dan sifat tanah, pelapukan, zone gempa baik di
lapangan maupun di laboratorium. Data-data yang didapat dari hasil
penelitian geoteknik dan mekanika tanah tersebut akan dapat
menentukan axis bendungan, tipe dan bahan bendungan serta
parameter-parameter lain yang akan digunakan dalam perhitungan
pondasi dan stabiltas.
5) Penelitian Sosial Ekonomi Kegiatan penelitian sosial ekonomi meliputi
pengumpulan data sekunder social ekonomi, untuk memberi
gambaran kondisi yang ada dalam wilayah studi. Pengumpulan data
dilakukan dengan pola pendekatan langsung pada instansi yang terkait
sesuai kebutuhan data yang diperlukan.

305
Berikut ini beberapa kegiatan yang berhubungan dengan Perencanaan
Teknis, antara lain yaitu;
1) Analisis Hidrologi; Perencanaan bangunan-bangunan air sama halnya
dengan bendungan, hasil analisis hidrologi merupakan informasi yang
sangat penting untuk pekerjaan perhitungan pendimensian dan
karakteristik bangunannya. Analisis hidrologi yang dihasilkan dan sebagai
informasi (data) perencanaan hidraulik dari bangunan yang akan dibuat
adalah :
a) Evapotranspirasi
b) Infiltrasi
c) Curah hujan
d) Ketersediaan air
e) Kebutuhan air
f) Debit banjir
g) Patokan rancangan
h) Volume genanga
i) Sedimentasi
2) Analisis Hidroulik; Analisis disini dimaksudkan sebagai kegiatan untuk
mendapatkan dimensi bangunan secara hidrolis dengan mendapatkan
parameter-parameter bangunan baik ukuran maupun parameter hidraulik
lainnya

3) Perhitungan Stabilitas; Kegiatan ini untuk mendapatkan tingkat stabilitas


dari bendungan perlu dilakukan analisis gaya-gaya yang akan bekerja
pada bendungan. Gaya-gaya yang bekerja pada bendungan adalah akibat
berat sendiri tubuh bendungan, beban hidrostatis, tekanan air pori, dan
beban seismis. Analisis stabilitas bendungan biasanya dilakukan terhadap
lereng bendungan (tipe urugan) dan akibat filtrasi.
4) Bangunan Pelengkap; Operasional bendungan perlu ditunjang oleh
bangunan pelengkap agar fungsi dari bendungan dapat dicapai dengan
baik. Tanpa adanya bangunan pelengkap memungkinkan akan
membahayakan konstruksi atau bendungan tidak dapat berfungsi dengan baik.
dipakai untuk memenuhi salah satu atau lebih keperluan yang
direncanakan.

306
5) Penggambaran; Hasil perhitungan dari perencanaan bendungan di atas
ditranformasikan kedalam bentuk gambar dengan skala tertentu.
Penggambaran dilakukan mulai dari topografi genangan, lokasi, denah,
potongan memanjang dan melintang bendungan, dan detail-detail. Hasil
penggambaran tersebut merupakan informasi mengenai jenis bangunan,
ukuran dan bahan yang akan digunakan pada pembangunannya.
Sehingga akan dijadikan dasar untuk perhitungan anggaran biaya dan
bestek dalam pelaksanaan proyek.
6) Analisa Ekonomi; Hasil perhitungan anggaran biaya dari informasi gambar
bestek didapatkan besaran tertentu. hitungan ini juga dapat dijadikan
informasi pembuatan jadwal kerja (time schedule), kebutuhan bahan dan
material (material schedule) dan kebutuhan tenaga kerja (man power
schedule).

Kegiatan Pelaksanaan Pembangunan; Kegiatan pelaksanaan konstruksi


dibuat urutan-urutan pelaksanaannya yang efektif dan efisien dan tidak
tumpang tindih. Secara umum urutan pekerjaan dilakukan mulai dari
pembuatan jalan akses (acces road), pembuatan base camp dan mobilisasi,
pembuatan saluran pengelak, pembuatan cofferdam, penggalian pondasi,
penimbunan, penutupan alur sungai dan bendungan. Program dan skedul
pelaksanaan serta jenis dan kapasitas pekerjaan disusun secara teliti yang
didasarkan pada karakteristik masing-masing pekerjaan dari setiap komponen
bendungan.

Adapun ruang lingkup desain bangunan pada bendung adalah sebagai


berikut;
1) Lokasi tubuh bendung
2) Tubuh bendung (tetap dan gerak)
3) Intake
4) Bangunan peredam energi
5) Bangunan pembilas
6) Tembok sayap, tembok pangkal dan pengarah arus
7) Bangunan penahan batu

307
8) Lantai hulu dan hilir
9) Kantong lumpur
10) Peilschale
11) Jembatan inspeksi

308
Gambar 10-14: Waduk dan Bendung

Waduk dan bendung, bagian perencanaan, pelaksanaan dan perbaikan


bangunan yang berhubungan dengan konstruksi waduk, bendung, dan
banguan-bangunan pendukung lainnya, seperti pintu, pengaturan aliran air
(debit), keseluruhan itu termasuk dalam kategori bangunan sipil basah.

Gambar 10-15 : Pintu Air

309

Anda mungkin juga menyukai