Anda di halaman 1dari 18

DASAR-DASAR

KONSTRUKSI BANGUNAN
(C2) KELAS X

Heri Setyo Basuki

PT KUANTUM BUKU SEJAHTERA


DASAR-DASAR KONSTRUKSI
BANGUNAN
SMK/MAK Kelas X
© 2020
Hak cipta yang dilindungi Undang-Undang ada pada Penulis.
Hak penerbitan ada pada PT Kuantum Buku Sejahtera.

Penulis : Heri Setyo Basuki


Editor : Ely Yulianti
Desainer Kover : Achmad Faisal
Desainer Isi : Putri Ari Kristanti
Tahun terbit : 2020
ISBN : 978-623-7398-37-0

Diterbitkan oleh
PT Kuantum Buku Sejahtera
Anggota IKAPI No. 212/JTI/2019
Jalan Pondok Blimbing Indah Selatan X N6 No. 5 Malang - Jawa Timur
Telp. (0341) 438 2294, Hotline 0822 9951 2221;
Situs web: www.quantumbook.id

Dilarang memperbanyak atau memindahkan sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, baik
secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi, merekam atau dengan sistem penyimpanan
lainnya, tanpa izin tertulis dari PT Kuantum Buku Sejahtera.
Daftar Isi

Prakata ...................................................................................................................... iv
Bab 1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja, serta Lingkungan Hidup (K3LH) pada
Pekerjaan Bangunan.......................................................................................... 1
A. Pengenalan Keselamatan dan Kesehatan Kerja....................................................... 2
B. Landasan Hukum Keselamatan dan Kesehatan Kerja............................................ 4
Uji Kompetensi............................................................................................................................... 12

Bab 2 Membuat Gambar Rencana serta Menyusun RAB, DAB, dan RKS.................. 15
A. Menggambar proyeksi bangunan ............................................................................... 16
B. Membuat Gambar Kerja dan Daftar Komponen...................................................... 18
Uji Kompetensi............................................................................................................................... 28

Bab 3 Menyiapkan Pekerjaan: Memasang Batu, Fondasi, dan Dinding................... 37


A. Menyiapkan Lokasi dan Material Pemasangan Batu.............................................. 38
B. Memasang Fondasi dan Dinding.................................................................................. 41
C. Pekerjaan Acian.................................................................................................................... 55
Uji Kompetensi............................................................................................................................... 64

Bab 4 Memeriksa Bahan di Lapangan......................................................................... 71


A. Memeriksa Material Agregat Halus dan Kasar.......................................................... 72
B. Bahan Acuan dan Perancah............................................................................................. 75
C. Memasang Tulangan/Besi/Baja...................................................................................... 76
D. Kosen Pintu dan Jendela.................................................................................................. 81
Uji Kompetensi............................................................................................................................... 87

Bab 5 Kuda-Kuda dan Atap.......................................................................................... 93


A. Pengenalan Konstruksi Kuda-Kuda............................................................................... 94
B. Bentuk-Bentuk Atap........................................................................................................... 98
C. Dinding Kayu........................................................................................................................ 103
D. Plafon....................................................................................................................................... 104
E. Pekerjaan Pengecatan....................................................................................................... 105
F. Penyambungan Pipa.......................................................................................................... 106
Uji Kompetensi............................................................................................................................... 110

Glosarium............................................................................................................................ 114
Daftar Pustaka.................................................................................................................... 115
Biodata Penulis................................................................................................................... 122
Biodata Konsultan.............................................................................................................. 124
Tim Kreatif........................................................................................................................... 125

iii
Prakata

Sungguh suatu kebahagiaan dan rasa syukur yang mendalam bagi penulis karena dapat
menyelesaikan buku ini dengan baik. Buku ini ditulis sebagai salah satu sumber belajar
siswa SMK/MAK kelas X untuk mempelajari dan memperdalam materi dasar-dasar konstruksi
bangunan (C2) kelas X. Buku Dasar-Dasar Konstruksi Bangunan (C2) Kelas X ini disajikan dalam
lima bab sebagai berikut.
Bab 1 : Keselamatan dan Kesehatan Kerja, serta Lingkungan Hidup (K3LH) pada Pekerjaan
Bangunan
Bab 2 : Membuat Gambar Rencana serta Menyusun RAB, DAB, dan RKS
Bab 3 : Menyiapkan Pekerjaan: Memasang Batu, Fondasi, dan Dinding
Bab 4 : Memeriksa Bahan di Lapangan
Bab 5 : Kuda-Kuda dan Atap
Pembelajaran abad 21 memiliki karakteristik atau prinsip-prinsip, yaitu 1) pendekatan
pembelajaran berpusat pada peserta didik; 2) peserta didik dibelajarkan untuk mampu
berkolaborasi; 3) pembelajaran dikaitkan dengan permasalahan yang dihadapi dalam
kehidupan sehari-hari; dan 4) pembelajaran dilakukan dalam upaya mempersiapkan peserta
didik menjadi warga negara yang bertanggung jawab.
Salah satu pendekatan pembelajaran yang dapat mengakomodasi karakteristik
pembelajaran abad 21 tersebut adalah pendekatan Science, Technology, Engineering, and
Mathematics atau disingkat dengan STEM. STEM menjadi suatu pendekatan kolaborasi sains,
teknologi, engineering, dan matematika yang berfokus pada proses pembelajaran pemecahan
masalah dalam kehidupan nyata. Pembelajaran STEM memperlihatkan kepada peserta didik
tentang konsep-konsep, prinsip-prinsip sains, teknologi, engineering, dan matematika yang
digunakan secara terintegrasi untuk mengembangkan produk, proses, dan sistem yang
memberikan manfaat bagi kehidupan manusia. Keterampilan abad 21 menuntut peserta
didik memiliki keterampilan cara berpikir kritis, kreatif, mampu memecahkan masalah dan
mengambil keputusan, serta mampu bekerja sama melalui kolaborasi. Hal itu sejalan dengan
roh Kurikulum 2013 yang menghendaki implementasi penggunaan model pembelajaran
berbasis proyek (Project Based Learning).
Buku Dasar-Dasar Konstruksi Bangunan (C2) kelas X disusun berdasarkan tuntutan
paradigma pembelajaran kurikulum 2013 dan dipakai sebagai sumber belajar peserta didik
karena memuat materi yang lengkap, padat informasi, dan mudah dipahami. Setiap materi
disajikan dengan bahasa yang lugas, ilustrasi gambar, dan soal latihan. Pelatihan atau tugas
dan uji kompetensi berguna untuk memudahkan peserta didik memahami setiap pembahasan.
Penulis menyadari buku ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan
saran dan kritik yang membangun agar kualitas buku ini sesuai dengan harapan pengguna.
Semoga buku Dasar-Dasar Konstruksi Bangunan (C2) kelas X SMK/MAK ini bermanfaat bagi siswa
dan seluruh pembaca dalam memperoleh pengetahuan. Selamat belajar dan semoga sukses!

Malang, Februari 2020

Penulis

iv
B AB

1
Keselamatan dan
Kesehatan Kerja, serta
Lingkungan Hidup
(K3LH) pada Pekerjaan
Bangunan

Kompetensi Dasar
3.1 Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja, serta Lingkungan Hidup K3LH pada
pekerjaan bangunan
4.1 Melaksanakan K3LH pada pekerjaan bangunan

Tujuan Pembelajaran
1. mampu menerapkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja, serta Lingkungan Hidup (K3LH) pada
pekerjaan bangunan;
2. mampu mengidentifikasi peralatan keselamatan kerja;
3. mampu menerapkan ketentuan Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K); serta
4. melaksanakan K3LH pada pekerjaan bangunan.

Keselamatan dan Kesehatan Kerja, serta Lingkungan Hidup (K3LH) pada Pekerjaan Bangunan 1
Keselamatan kerja diartikan sebagai suatu upaya agar pekerja selamat di tempat kerjanya
sehingga terhindar dari kecelakaan, termasuk untuk menyelamatkan peralatan serta
produksinya. Menurut ILO (International Labor Organization), fungsi kesehatan kerja, tujuan
utama kesehatan kerja, pengaruh K3 terhadap pribadi/lingkungan pekerjaan, landasan
hukum keselamatan dan kesehatan kerja, organisasi keselamatan dan kesehatan kerja,
dan ruang lingkup berlakunya keselamatan kerja adalah di segala tempat kerja, baik di
darat, di alam tanah, di permukaan air, di dalam air, maupun di udara.
Pada bab 1 akan dibahas materi tentang penerapan prosedur Keselamatan dan
Kesehatan Kerja, serta Lingkungan Hidup (K3LH) pada pekerjaan bangunan, melaksanakan
K3LH pada pekerjaan bangunan, menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja serta
lingkungan hidup k3lh pada pekerjaan bangunan, mengidentifikasi peralatan keselamatan
kerja, dan menerapkan ketentuan Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K), dan
melaksanakan K3LH pada pekerjaan bangunan.

A. Pengenalan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Keselamatan kerja diartikan sebagai suatu upaya agar pekerja selamat di tempat kerjanya
sehingga terhindar dari kecelakaan, termasuk untuk menyelamatkan peralatan serta
produksinya. Secara umum, tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) sebagai berikut:
1. melindungi tenaga kerja atas hak keselamatan dalam melakukan pekerjaan untuk
kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi serta produktivitas nasional.;
2. menjamin keselamatan dan kesehatan orang lain yang berada di tempat dan sekitar
pekerjaan tersebut;
3. menjamin terpeliharanya sumber produksi dan pendayagunaan secara aman, efisien,
dan efektif; serta
4. khusus dari segi kesehatan, mencegah dan membasmi penyakit akibat kerja.
Berikut beberapa hal yang perlu dipelajari untuk dapat memahami keselamatan
dan kesehatan kerja.
1. Syarat Keselamatan Kerja
a. mencegah dan mengurangi kecelakaan;
b. mencegah, mengurangi, dan memadamkan kebakaran;
c. mencegah dan mengurangi bahaya peledakan;
d. memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran;
e. memberi pertolongan pada kecelakaan; dan
f. membeli alat-alat pelindung diri pada para pekerja

Gambar 1.1 Safety shoes


Sumber: Nisfan Jani, 2014
2 Dasar-Dasar Konstruksi Bangunan
Kesehatan kerja diartikan sebagai suatu upaya untuk menjaga kesehatan pekerja
dan mencegah pencemaran di sekitar tempat kerja (masyarakat dan lingkungan).
Kesehatan kerja juga dapat diartikan sebagai bagian sosialisasi dalam ilmu kesehatan
yang bertujuan agar masyarakat pekerja memperoleh derajat kesehatan yang tinggi,
baik fisik mental maupun sosial melalui usaha-usaha preventif dan kuratif terhadap
penyakit-penyakit gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh faktor pekerjaan dan
lingkungan.
2. Fungsi Kesehatan Kerja menurut ILO (International Labor Organization)
a. melindungi pekerja terhadap kesehatan yang mungkin timbul dari pekerjaan
dan lingkungan kerja;
b. membantu pekerja menyesuaikan diri dengan pekerjaan, baik fisik maupun
mental serta menyadari kewajiban terhadap pekerjaannya; serta
c. memperbaiki dan memelihara keadaan fisik, mental, serta sosial pekerja sebaik
mungkin.
3. Tujuan Utama Kesehatan Kerja
a. Pencegahan serta pemberantasan penyakit dan kecelakaan akibat kerja.
b. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan serta gizi tenaga kerja.
c. Perawatan, efisiensi, dan produktifitas tenaga kerja.
d. Pemberantasan kelelahan tenaga kerja dan meningkatkan kegairahan, serta
kenikmatan kerja.
e. Perlindungan masyarakat luas dari bahaya-bahaya yang mungkin ditimbulkan
oleh produk-produk kesehatan.
Dua hal yang sangat penting untuk mendapatkan perlindungan dalam
hubungannya dengan keselamatan dan kesehatan kerja sebagai berikut.
a. Risiko keselamatan kerja adalah aspek-aspek dari lingkungan kerja yang dapat
menyebabkan kerusakan fisik, tempat kerja, alat, dan manusia yang dapat
dirasakan dalam jangka pendek.
b. Risiko kesehatan kerja adalah aspek-aspek dari lingkungan kerja yang dapat
menyebabkan kondisi tidak sehat pada pekerja sehingga dapat menimbulkan
kerusakan atau kerugian, baik fisik maupun psikis dalam jangka pendek maupun
jangka panjang.
4. Pengaruh K3 Terhadap Pribadi/Lingkungan Pekerjaan
Faktor keselamatan dan kesehatan kerja, khususnya pada dunia kerja dan dunia
industri memiliki pengaruh yang sangat besar karena dapat mengubah pola hidup
dan budaya kerja secara signifikan. Dalam hal ini, kadar pengaruh tersebut tergantung
pada moral komitmen dan tanggung jawab setiap personal yang terdapat pada
komunitas yang bersangkutan. Implementasi K3 berpengaruh terhadap motivasi,
produktifitas, kenyamanan, gairah, menekan terjadinya kecelakaan, ergonomi
fisik, kesehatan fisik dan mental, memelihara sarana/fasilitas/peralatan, mencegah
kebakaran, mempertahankan kelestarian ekosistem, lingkungan yang sehat, dan
lain-lain. Adapun syarat-syarat K3 sebagai berikut:
a. mencegah dan mengurangi kecelakaan;
b. membuat jalan penyelamatan (emergency exit);
c. memberi pertolongan pertama (first aids/P3K);
d. memberi peralatan pelindung pada pekerja dan alat kerja,
e. mempertimbangkan faktor-faktor kenyamanan kerja;

Keselamatan dan Kesehatan Kerja, serta Lingkungan Hidup (K3LH) pada Pekerjaan Bangunan 3
f. mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit fisik maupun psikis karena
pekerjaan (ergonomy);
g. memelihara ketertiban dan kebersihan kerja;
h. mengusahakan keserasian antarpekerja, perkakas, lingkungan, serta cara dan
proses kerja; dan
i. mengamankan daerah-daerah, bahan, serta sumber-sumber yang berbahaya
dengan pengaman yang sesuai.

Gambar 1.2 Kemeja safety dan helmet safety.


Sumber: Nisfan Jani, 2014

B. Landasan Hukum Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Tata laksana baku (Standard Operating Procedure/SOP) penerapan K3 konstruksi diatur


dalam pedoman keselamatan dan kesehatan kerja pada tempat kegiatan kerja yang
dikeluarkan dalam bentuk Surat Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja dan Menteri
Pekerjaan Umum Nomor Kep174/MEN/1986 tanggal 4 Maret 1986, sekaligus berfungsi
sebagai petunjuk umum berlakunya pedoman pelaksanaan keselamatan kerja yang sifat
nya lebih menekankan pada pencegahan. Adapun tentang kesehatan kerja lebih khusus
diatur dalam Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 1993 tentang penyakit yang timbul
karena hubungan kerja. Peraturan tersebut kemudian dilengkapi dengan petunjuk melalui
Surat Keputusan Menteri Tenaga Kerja tentang pedoman diagnosis dan penilaian cacat
karena kecelakaan dan penyakit akibat kerja, serta lebih menekankan pada penanganannya.
Pada pedoman yang tertuang dalam Surat Keputusan Bersama tersebut, persyaratan
yang harus dipenuhi dirinci sebagai berikut:
1. persyaratan administratif;
2. persyaratan teknis;
3. perancah (scaffolds) tangga kerja lepas (ladder) dan tangga kerja sementara (stairs);
4. peralatan untuk mengangkat (lifting appliance);
5. tali, rantai, dan perlengkapan lainnya;
6. permesinan;
7. peralatan;
8. pekerjaan bawah tanah;
9. penggalian;

4 Dasar-Dasar Konstruksi Bangunan


10. pamancangan tiang pancang;
11. pengerjaan beton;
12. operasi lainnya dalam pembangunan gedung; dan
13. pembongkaran (demolition).
Pedoman ini mengatur sebagian besar bidang dan jenis pekerjaan konstruksi. Selain
itu, dibahas dengan sangat rinci mengenai lingkup berlakunya peraturan, kewajiban umum,
keharusan dibentuknya organisasi K3, laporan kecelakaan, dan pertolongan pertama pada
kecelakaan, serta persyaratan-persyaratan lainnya (persyaratan administratif )
Persyaratan ini menyatakan semua tempat dilakukannya kegiatan konstruksi berlaku
semua ketentuan hukum mengenai keselamatan dan kesehatan kerja yang berlaku di
Indonesia. Berdasarkan pernyataan tersebut, jelas bahwa tidak hanya berlaku pada proyek
milik pemerintah atau Badan Usaha Milik Negara (BUMN), tetapi juga proyek milik swasta
ataupun anggota masyarakat lainnya.
Selanjutnya, hal-hal lain mengenai kewajiban umum kontraktor atau pengguna
tenaga kerja dinyatakan sebagai berikut.
1. Tempat kerja, peralatan, lingkungan kerja, dan tata cara kerja diatur sedemikian rupa
sehingga tenaga kerja terilindung dari risiko kecelakaan.
2. Harus menjamin bahwa mesin-mesin peralatan, kendaraan, atau alat-alat lain harus
aman digunakan sesuai keselamatan kerja.
3. Kontraktor harus turut mengawasi agar tenaga kerja selamat dan aman dalam
bekerja.
4. Kontraktor harus menunjuk petugas keselamatan kerja karena kontraktor
bertanggung jawab mengawasi dan mengoordinasi pekerjaan yang dilakukan untuk
menghindari risiko bahaya kecelakaan.
5. Pekerjaan yang diberikan harus cocok dengan keahlian, usia, dan jenis kelamin, serta
kondisi fisik dan kesehatan tenaga kerja.
6. Kontraktor harus menjamin bahwa semua tenaga kerja telah diberi petunjuk
terhadap bahaya demi pekerjaan masing-masing dan usaha pencegahannya.
7. Petugas keselamatan kerja bertanggung jawab pula terhadap semua tempat
kerja, peralatan, sarana pencegahan kecelakaan, lingkungan kerja, dan cara-cara
pelaksanaan kerja yang aman.
8. Hal-hal berkaitan dengan biaya yang timbul dalam penyelenggaraan keselamatan
dan kesehatan kerja menjadi tanggung jawab kontraktor.
Berikut beberapa hal yang perlu dipelajari untuk dapat memahami landasan hukum
keselamatan dan kesehatan kerja.
1. Organisasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Hal-hal yang berkaitan dengan organisasi keselamatan dan kesehatan kerja diuraikan
sebagai berikut.
a. Petugas keselamatan dan kesehatan kerja harus bekerja secara penuh (full time),
berarti tidak dapat bekerja sambilan atau separuh waktu.
b. Jika mempekerjakan sejumlah minimal 100 orang (kondisi dan sifat proyek
memang memerlukan), diwajibkan untuk membentuk unit pembina
keselamatan dan kesehatan kerja. Unit ini merupakan unit struktural yang
dikelola organisasi kontraktor.

Keselamatan dan Kesehatan Kerja, serta Lingkungan Hidup (K3LH) pada Pekerjaan Bangunan 5
c. Petugas K3 harus bekerja sebaik-baiknya di bawah koordinasi atau bertanggung
jawab kepada kontraktor. Dalam hubungan ini, kewajiban kontraktor sebagai
berikut.
1) Menyediakan fasilitas untuk melaksanakan tugasnya sebagai panitia
pembina keselamatan dan kesehatan kerja (safety committee).

Gambar 1.3 Helmet safety


Sumber: Fujin Azra, 2014
Berkonsultasi dengan safety committee dalam segala hal yang berhubungan
dengan keselamatan dan kesehatan kerja di proyek.
2) Mengambil langkah-langkah praktis untuk memberikan efek dalam
pelaksanaan safety committee.
d. Jika terdapat dua atau lebih kontraktor bergabung dalam suatu proyek harus
dilakukan kerja sama membentuk kegiatan-kegiatan keselamatan dan kesehatan
kerja.
e. Diwajibkan memeriksa kesehatan individu pekerja pada:
1) sebelum atau beberapa saat setelah pertama kali memasuki masa kerja;
dan
2) secara berkala sesuai risiko yang terdapat pada pekerjaan.
f. Pekerja yang berumur di bawah 18 tahun harus dapat pengawasan kesehatan
khusus, meliputi pemeriksaan kembali atas kesehatannya secara teratur.
g. Data pemeriksaan kesehatan harus dicatat dan disimpan untuk referensi.
h. Kereta pengangkut orang sakit (carrying basket) harus selalu tersedia.
i. Jika tenaga kerja dipekerjakan di bawah tanah atau pada keadaan lain, alat
penyelamat harus selalu tersedia di dekat tempat mereka bekerja.
j. Jika tenaga kerja dipekerjakan di tempat-tempat yang terdapat kemungkinan
risiko tenggelam atau keracunan gas, alat-alat penyelamat harus selalu tersedia
di dekat tempat mereka bekerja.
k. Persiapan-persiapan harus dilakukan untuk memungkinkan pengangkutan
dengan cepat. Jika diperlukan, petugas yang sakit atau mengalami kecelakaan
segera dibawa ke rumah sakit atau tempat berobat semacam itu.
l. Petunjuk atau informasi harus diumumkan atau ditempelkan di tempat yang
strategis dengan memberitahukan hal-hal sebagai berikut.
1) Kotak obat terdekat dan alat P3K. Ambulan, alat pengangkut orang sakit,
dan alamat untuk urusan kecelakaan.
2) Tempat telepon terdekat untuk memanggil ambulan, nama, serta nomor
telepon orang yang bertugas.
3) Nama, alamat nomor telepon dokter, rumah sakit, dan tempat penolong
yang dapat segera dihubungi dalam keadaan darurat.

6 Dasar-Dasar Konstruksi Bangunan


Gambar 1.4 Seragam rompi safety
Sumber: Symphoni. A, 2014
2. Pasal 2 UU 1/1970 tentang Keselamatan Kerja
Pasal 2 UU 1/1970 berbunyi ruang lingkup berlakunya keselamatan kerja adalah
di segala tempat kerja, baik di darat, di alam tanah, di permukaan air, didalam air
maupun di udara. Hal-hal penting berkaitan dengan peraturan tersebut diuraikan
sebagai berikut:
a. dibuat, dicoba, dipakai, atau digunakan mesin, pesawat, alat, perkakas, peralatan,
atau instalasi yang berbahaya atau dapat menimbulkan kecelakaan, kebakaran,
atau peledakan;
b. dibuat, diolah, dipakai, dipergunakan, diperdagangkan, diangkut, atau disimpan
bahan atau barang yang dapat meledak, mudah terbakar, menggigit, beracun,
menimbulkan infeksi, dan bersuhu tinggi;
c. dikerjakan pembangunan, perbaikan, perawatan, pembersihan, atau
pembongkaran rumah, gedung, atau bangunan lainnya, termasuk bangunan
pengairan, saluran, atau terowongan di bawah tanah dan sebagainya atau
dilakukan pekerjaan persiapan;
d. dilakukan usaha pertanian, perkebunan, pembukaan hutan, pengerjaan hutan,
pengolahan kayu, atau hasil hutan lainnya, peternakan, perikanan, dan lapangan
kesehatan;
e. dilakukan usaha pertambangan dan pengolahan emas, perak, logam, atau
biji logam lainnya, batu-batuan, gas, minyak, atau mineral lainnnya, baik di
permukaan, di dalam bumi, maupun di dasar perairan;
f. dilakukan pengangkutan barang, binatang atau manusia, baik di daratan,
melalui terowongan, di permukaan air, di dalam air maupun di udara;
g. dikerjakan bongkar muat barang muatan kapal, perahu, dermaga, dok, stasiun
atau gudang;
h. dilakukan penyelaman, pengambilan benda, dan pekerjaan lain di dalam air;
i. dilakukan pekerjaan dalam ketinggian di atas permukaan tanah atau perairan
dan dilakukan pekerjaan di bawah tekanan udara atau suhu yang tinggi atau
rendah;
j. dilakukan pekerjaan yang mengandung bahaya tertimbun tanah, kejatuhan,
terkena pelantingan benda, terjatuh atau terperosok, dan hanyut atau
terpelanting;
k. dilakukan pekerjaan dalam tangki, sumur, atau lubang;

Keselamatan dan Kesehatan Kerja, serta Lingkungan Hidup (K3LH) pada Pekerjaan Bangunan 7
l. terdapat atau menyebar suhu, kelembaban, debu, kotoran, api, asap, gas,
hembusan angin, cuaca, sinar atau radiasi, dan suara atau getaran;
m. dilakukan pembuangan atau pemusnahan sampah atau timah;
n. dilakukan pemancaran, penyiaran atau penerimaan radio, radar, televisi, atau
telepon;
o. dilakukan pendidikan, pembinaan, percobaan, penyelidikan atau riset penelitian
yang menggunakan alat teknis;
p. dibangkitkan, diubah, dikumpulkan, disimpan, dibagi-bagikan atau disalurkan
listrik, gas, minyak, atau air; dan
q. diputar film, dipertunjukkan sandiwara atau diselenggarakan rekreasi lainnya
yang memakai peralatan, instalasi listrik, atau mekanik.

Gambar 1.5 Celana jeans safety


Sumber: Nisfan Jani, 2014
UU Nomor 13 Tahun 2003 pasal 86 ayat 1 menyebutkan tentang tempat kerja
sebagai berikut.
a. Tiap ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap dengan
pekerja yang bekerja atau sering dimasuki untuk keperluan pekerjaan.
b. Setiap buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas kesehatan
dan keselamatan kerja, moral dan kesusilaan, perlakuan yang sesuai dengan
harkat dan martabat manusia, serta nilai-nilai agama. Setiap perusahaan wajib
menerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang menyatu
dengan sistem manajemen perusahaan (Pasal 87 ayat 1 UU Nomor 13/2003).
c. Pelanggaran terhadap pasal 87 UU Nomor 13 Tahun 2003 adalah sanksi
administratif, berupa teguran, peringatan tertulis, pembatasan kegiatan usaha,
pembekuan kegiatan usaha, pembatalan persetujuan, pembatalan pendaftaran,
penghentian sementara sebagian atau seluruh alat produksi dan pencabutan
ijin oleh menteri atau pejabat yang ditunjuk (Pasal 190 UU 13/2003).
Syarat-syarat keselamatan kerja menurut UU Nomor 1 Tahun 1970 pasal 3 ayat
(1) sebagai berikut:
a. mencegah dan mengurangi kecelakaan;
b. mencegah, mengurangi, dan memadamkan kebakaran;
c. mancegah dan mengurangi bahaya peledakan;
d. memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran
atau kejadian-kejadian lain yang berbahaya;
e. memberi pertolongan pada kecelakaan;
f. memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja;

8 Dasar-Dasar Konstruksi Bangunan


g. mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya suhu, kelembaban,
debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar atau radiasi, suara,
dan getaran;
h. mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja, baik fisik
maupun psikis, peracunan, infeksi, dan penularan;
i. memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai;
j. menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik;
k. menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup;
l. memelihara kebersihan, kesehatan, dan ketertiban;
m. memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara, dan
proses kerjanya;
n. mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang, tanaman,
atau barang;
o. mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan;
p. mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat, perlakuan, dan
penyimpanan barang;
q. mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya; serta
r. menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang
bahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.
3. Persyaratan Teknis Tempat Kerja
a. Pintu masuk dan keluar harus dibuat dan dipelihara dengan baik.
b. Lampu dan penerangan jika tidak memadai harus diadakan di seluruh tempat
kerja, harus aman, dan cukup terang. Jika diperlukan harus dijaga oleh petugas
untuk menangani jika terjadi gangguan.
c. Ventilasi harus ada di tempat tertutup termasuk pembuangan udara kotor.
d. Jika tidak dapat menghilangkan debu dan udara kotor harus disediakan alat
pelindung diri.
e. Dalam hal kebersihan, bahan yang tidak terpakai, seperti paku berkarat harus
dibuang atau dibengkokkan, benda-benda yang dapat menyebabkan orang
tergelincir, sisa barang dan alat, serta tempat kerja yang licin karena oli harus
dibersihkan atau disiram pasir. Selain itu, alat-alat yang mudah dipindahkan
harus dikembalikan ke tempat penyimpanan.
f. Pencegahan bahaya kebakaran dan alat pemadam kebakaran. Persyaratan ini
sangat rinci, antara lain mengatur ketersediaan alat pemadam kebakaran dan
saluran air dengan tekanan yang cukup. Semua pengawal dan sejumlah tenaga
terlatih harus disediakan dan selalu siap selama jam kerja. Alat-alat tersebut harus
diperiksa secara periodik oleh yang berwenang serta di tempatkan pada area
yang mudah dicapai. Alat pemadam dan jalan menuju ke tempat pemadaman
harus terpelihara. Demikian juga tentang syarat jumah bahan kimia, peralatan,
dan syarat pemasangan pipa tempat penyimpanan air.
g. Syarat-syarat mengenai alat pemanas (heating appliances).
h. Syarat-syarat mengenai bahan yang mudah terbakar.
i. Syarat-syarat mengenai cairan yang mudah terbakar.
j. Syarat-syarat tentang inspeksi dan pengawasan.
k. Syarat-syarat tentang perlengkapan dan alat peringatan.

Keselamatan dan Kesehatan Kerja, serta Lingkungan Hidup (K3LH) pada Pekerjaan Bangunan 9
l. Syarat-syarat tentang perlindungan terhadap benda-benda jatuh dan bagian
bangunan yang roboh.
m. Persyaratan perlindungan, meliputi tali dan pinggir pengaman agar orang tidak
jatuh.
n. Persyaratan lantai terbuka dan lubang pada lantai.
o. Persyaratan tentang lubang pada dinding.
p. Persyaratan tentang tempat kerja yang tinggi.
q. Pencegahan terhadap bahaya jatuh ke dalam air.
r. Syarat-syarat mengenai kebisingan dan getaran (vibrasi).

Tugas Kelompok
1. Evaluasi dan analisislah tentang apa yang dimaksud kesehatan dan keselamatan
kerja lingkunagan (K3L).
2. Evaluasi dan analisislah tentang tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
3. Evaluasi dan analisislah tentang lima syarat K3 serta sebutkan kewajiban umum bagi
kontraktor atau pengguna tenaga kerja.
4. Evaluasi dan analisislah tentang persyaratan teknis tempat kerja.
5. Evaluasi dan analisislah tentang contoh-contoh Alat Pelindung Diri (APD).

Rangkuman
Keselamatan kerja diartikan sebagai suatu upaya agar pekerja selamat di tempat
kerjanya sehingga terhindar dari kecelakaan, termasuk juga untuk menyelamatkan
peralatan serta produksinya. Kecelakaan merupakan suatu kejadian yang tidak
dapat diduga, tidak direncanakan, dan tidak diharapkan sebelumnya sehingga
tidak terdapat unsur kesengajaan, terlebih dalam bentuk rencana.
Kecelakaan akibat kerja adalah kecelakaan yang berkaitan dengan pekerjaan
pada suatu tempat kerja dan hal ini dapat juga berarti disebabkan oleh pekerjaannya
atau pada saat korban melakukan pekerjaan tersebut. Kecelakaan ini biasanya datang
ketika tidak dalam keadaan siap dan timbul sebagai suatu peristiwa mendadak yang
membuat orang merasa takut melihat akibatnya bahkan menjadi panik.
Kesehatan kerja diartikan sebagai suatu upaya untuk menjaga kesehatan pekerja
dan mencegah pencemaran lingkungan di sekitar tempat kerja (masyarakat dan
lingkungan). Sementara itu, kesehatan lingkungan berarti upaya untuk menjaga
lingkungan, khususnya lingkungan kerja tetap sehat, serta terhindar dari kerusakan
dan pencemaran akibat dampak dari sistem kerja.
Pengelolaan K3 harus meliputi aspek-aspek prosedur, sebagai berikut:
1. tempat kerja, peralatan, lingkungan kerja, dan tata cara kerja diatur sedemikian
rupa sehingga tenaga kerja terlindung dari risiko kecelakaan;
2. harus menjamin bahwa mesin-mesin peralatan, kendaraan, atau alat lain harus
aman digunakan dan sesuai persyaratan keselamatan kerja;
3. pengelola harus turut mengawasi agar tenaga kerja dapat selamat dan aman
dalam bekerja;

10 Dasar-Dasar Konstruksi Bangunan


4. pengelola harus menunjuk petugas keselamatan kerja yang bertanggung jawab
mengawasi dan mengoordinasi pekerjaan yang dilakukan untuk menghindari
risiko bahaya kecelakaan dalam organisasi;
5. pekerjaan yang diberikan harus cocok dengan keahlian, usia, jenis kelamin,
kondisi fisik, serta kesehatan tenaga kerja;
6. pengelola harus menjamin bahwa semua tenaga kerja telah diberi petunjuk
terhadap bahaya kecelakaan yang mungkin terjadi dan usaha pencegahannya;
7. petugas keselamatan kerja bertanggung jawab terhadap semua tempat kerja,
peralatan, sarana pencegahan kecelakaan, lingkungan kerja, dan prosedur/
cara-cara pelaksanaan kerja yang aman; serta
8. hal-hal berkaitan biaya yang timbul dalam penyelenggaraan keselamatan dan
kesehatan kerja menjadi tanggung jawab pengelola (kontraktor).
Persyaratan teknis pengaturan keselamatan dan kesehatan kerja di bengkel
sebagai berikut.
1. Pintu masuk dan keluar harus dibuat dan dipelihara dengan baik.
2. Lampu dan penerangan jika tidak memadai harus diadakan di seluruh tempat
kerja, harus aman dan cukup terang, serta dijaga oleh petugas untuk mengatasi
jika terjadi gangguan.
2. Ventilasi harus ada di tempat tertutup termasuk pembuangan udara kotor.
3. Jika tidak dapat menghilangkan debu dan udara kotor harus disediakan alat
pelindung diri.
4. Bahan yang tidak terpakai, seperti paku berkarat harus dibuang atau
dibengkokkan, benda-benda yang dapat menyebabkan orang tergelincir, sisa
barang dan alat, serta tempat kerja yang licin karena oli harus dibersihkan atau
disiram pasir. Alat-alat yang mudah dipindahkan harus dikembalikan ke tempat
penyimpanan.
5. Harus tersedia alat pemadam kebakaran dan saluran air dengan tekanan yang
cukup, serta sejumlah pengawas dan tenaga terlatih harus disediakan dan
selalu siap selama jam kerja. Alat-alat harus diperiksa secara periodik dan di
tempatkan pada area yang mudah dicapai. Alat pemadam dan jalan menuju
ke tempat pemadaman harus terpelihara.
Pengelolaan syarat bahan kimia, peralatan, dan syarat pemasangan instalasi,
harus meliputi hal-hal sebagai berikut:
1. syarat-syarat mengenai alat pemanas (heating appliances);
2. syarat-syarat mengenai bahan yang mudah terbakar;
3. syarat-syarat mengenai cairan yang mudah terbakar;
4. syarat-syarat tentang inspeksi dan pengawasan;
5. syarat-syarat tentang perlengkapan dan alat peringatan;
6. syarat-syarat tentang perlindungan terhadap benda-benda jatuh dan bagian
bangunan yang roboh;
7. persyaratan perlindungan, meliputi tali dan pinggir pengaman agar orang tidak
jatuh;
8. persyaratan lantai terbuka dan lubang pada lantai;
9. persyaratan tentang lubang pada dinding;
10. persyaratan tentang tempat kerja yang tinggi;
11. pencegahan terhadap bahaya jatuh ke dalam air; serta
12. syarat-syarat mengenai kebisingan dan getaran (vibrasi).

Keselamatan dan Kesehatan Kerja, serta Lingkungan Hidup (K3LH) pada Pekerjaan Bangunan 11
Uji Kompetensi
A. Soal Pilihan Ganda
Pilihlah jawaban yang paling tepat.
1. K3 merupakan perkembangan dari ....
a. OASH
b. OSH
c. ILO
d. WHO
e. UN
2. Salah satu tujuan awal dibentuknya standar keselamatan dan kesehatan di tempat
kerja adalah ....
a. perang
b. kelaparan
c. bencana alam
d. moral
e. kemiskinan
3. Beberapa jenis risiko yang dapat terjadi pada pekerja di tempat kerja, kecuali ....
a. agama
b. fisik
c. kimia
d. psikologis
e. lingkungan
4. Perjanjian resmi yang memuat tentang K3 dan ditandatangani oleh Presiden Richard
M. Nixon adalah ....
a. OSH
b. OSHA
c. NIOSH
d. SOSH
e. OSA
5. Beberapa jenis ilmu yang dipelajari dan dipakai dalam penerapan K3, kecuali ....
a. perilaku
b. teknologi
c. alam
d. kesehatan
e. agama
6. Berikut ini merupakan undang-undang yang memuat tentang keselamatan kerja
adalah ...
a. UU Nomor 1 Tahun 1971
b. UU Nomor 2 Tahun 1977
c. UU Nomor 1 Tahun 1977
s. UU Nomor 1 Tahun 1970
e. UUD ’45 pasal 29

12 Dasar-Dasar Konstruksi Bangunan


7. Berikut yang memengaruhi Anthropometri, kecuali ....
a. umur
b. pekerjaan
c. kelamin
d. kehamilan
e. iklim
8. Beberapa faktor yang dapat mendukung K3, kecuali ....
a. penyediaan tempat kerja aman
b. pematuhan standar yang sudah ada
c. penetapan insentif kerja
d. evaluasi keadaan tempat kerja
e. adanya tenaga konsultasi dan identifikasi
9. Beberapa keterbatasan manusia yang menghambat tingkat produktivitas di tempat
kerja, kecuali ....
a. penglihatan
b. usia
c. persepsi
d. gaji
e. kemampuan motorik
10. Beberapa faktor umum yang menghambat tingkat produktivitas di tempat kerja,
kecuali ....
a. pengoperasian peralatan yang cacat
b. kurangnya peralatan keselamatan
c. pekerjaan berbahaya
d. perbaharuan mesin dan peralatan
e. jadwal pekerjaan yang padat
11. Beberapa risiko umum yang terdapat di tempat kerja, kecuali ....
a. pelarut
b. logam
c. debu
d. asam
e. minuman
12. Contoh penyakit yang dapat muncul karena tempat kerja yang tidak memenuhi
persyaratan ergonamis adalah ....
a. ganglion
b. demam
c. cacar
d. sinus
e. asma
13. Di bawah ini merupakan temperatur yang baik di tempat kerja, kecuali ....
a. 22° C
b. 24° C
c. 26° C
d. 28° C
e. 30° C

Keselamatan dan Kesehatan Kerja, serta Lingkungan Hidup (K3LH) pada Pekerjaan Bangunan 13
14. Menyosialisasikan pentingnya K3 di perusahaan dapat dilakukan dengan cara,
kecuali ....
a. penyusunan kebijakan
b. pelatihan
c. penempelan poster
d. membayar orang
e. evaluasi
15. Berikut adalah perencanaan yang dapat dilakukan untuk mendukung K3 di tempat
kerja, kecuali ....
a. pembebanan dan pengangkutan material yang minimal
b. mempunyai ruang gerak yang aman dan tidak licin
c. tersedia fasilitas untuk evakuasi
d. tersedianya peralatan pencegah kebakaran di setiap mesin
e. penaikan gaji dan tunjangan karyawan

B. Soal Esai
Pilihlah jawaban yang paling tepat.
1. Kesehatan kerja adalah ....
2. Keselamatan kerja adalah ....
3. Kecelakaan akibat kerja adalah ....
4. Keselamatan kerja diartikan sebagai ....
5. Kesehatan kerja diartikan sebagai ....
6. Kesehatan lingkungan berarti ....
7. Jelaskan pengertian kesehatan lingkungan.
8. Jelaskan apa yang dimaksud Prosedur kerja.
9. Jelaskan apa yang dimaksud Lingkungan Hidup.
10. Jelaskan apa yang dimaksud keamanan.

C. Soal Esai Uraian


Jawablah dengan ringkas dan benar.
1. Jelaskan apa yang dimaksud Kesehatan dan Keselamatan Kerja, serta Lingkungan
(K3L).
2. Sebutkan tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
3. Sebutkan lima syarat K3 beserta kewajiban umum kontraktor atau pengguna tenaga
kerja.
4. Sebutkan persyaratan teknis tempat kerja.
5. Sebutkan contoh-contoh Alat Pelindung Diri (APD).

14 Dasar-Dasar Konstruksi Bangunan

Anda mungkin juga menyukai