LK 01 Pedagogik Modul 3
LK 01 Pedagogik Modul 3
KEGIATAN BELAJAR 2
1. Neurosains merupakan ilmu yang
mempelajari sistem syaraf otak
dengan seluruh fungsinya, seperti
bagaimana proses berfikir terjadi
dalam otak manusia.
pembelajaran manusia.
2. Kapasitas dan Fungsi Bagian
Otak Manusia,Sel otak manusia
selama masih dalam kandungan
mengalami rata-rata pertumbuhan
sekitar 250.000 sel otak per
menit, dan saat dilahirkan
memiliki sekitar seratus miliar
(100.000.000.000) neuron. Setiap
neuron mempunyai cabang
hingga 10 ribu cabang dendrit,
yang dapat membangun sejumlah
satu kuadrilion koneksi
komunikasi.Ketika semua sel
neuron saling terhubungantara
satu dengan lainnya secara
serentak dengan bantuan serat
dendrit dan akson, maka jumlah
koneksi sel otak kita diperkirakan
sekitar seratus triliun.
Otak kita terdiri dari beberapa
bagian (wilayah) yang memiliki
fungsi sendiri-sendiri. Mac Lean,
1990 (dalam Boediono) melalui
teorinya yang dikenal dengan
“Trune Brain” membagi wilayah
otak manusia menjadi 3 bagian
utama yang mengendalikan
pikiran dan perilaku seseorang,
yaitu daerah batang otak, limbik,
dan korteks.
3. Cara Otak Kita Belajar
Saat seseorang belajar sesuatu,
maka dalam otak kita akan terjadi
pengaktifan dan pembentukan
pola hubungan (jaringan) antar
neuron.
4. Prinsip-prinsip pembelajaran
berbasis Neurosains
- memori jangka pendek otak
kita berada pada kondisi
terbaik untuk menyimpan
informasi pada pagi hari dan
paling tidak efektif pada sore
hari, sebaliknya memori
jangka panjang kita berada
pada kondisi terbaik untuk
menyimpan informasi pada
sore hari.
- Otak kita memiliki siklus bio-
kognitif terkait perhatian yang
naik turun setiap 90 menit.
- Pembelajaran akan lebih
optimal, apabila mampu
mengembangkan kedua
belahan otak kanan dan kiri
secara seimbang, dll
5. Tahap-tahap pembelajaran
berbasis neurosains
pembelajaran berbasis neurosains
dapat dilaksanakan menggunakan
lima tahap pembelajaran yaitu: (1)
persiapan, (2) akuisisi, (3)
elaborasi (koreksi kesalahan &
pendalaman), (4) formasi memori
(pembelajaran menggabungkan
sandi), dan (5) integrasi
fungsional (penggunaan yang
diperluas). Dari kelima tahapan
tersebut, terdapat tiga tahap yang
paling penting, yaitu akuisisi,
elaborasi, dan formasi.
KEGIATAN BELAJAR 3
1. Pembelajaran Digital adalah
pembelajaran yang melibatkan
penggunaan alat dan teknologi
digital secara inovatif dalam
proses belajar-mengajar.
2. Pembelajaran Digital menerapkan
beberapa prinsip, diantaranya :
yakni personalisasi, partisipasi
aktif peserta didik, aksesibilitas,
dan penilaian
3. Fungsi Pembelajaran
Digitalyang dapat dimanfaatkan
dalam kehidupan
sehari-hari, yaitu sebagai alat
komunikasi, alat mengakses
informasi, dan alat
pendidikan atau pembelajaran.
4. Ragam Pembelajaran Digital
yang bisa digunakan dalam
pembelajaran ada berbagai
macam, diantaranya mobile
learning atau m-learning,
pemanfaatan
media sosial seperti Facebook,
Instagram, Youtube, Snapchat,
Twitter, Whatsapp,
Line, dan sebagainya;
pemanfaatan pembelajaran
berbasis permainan, serta
pemanfaatan Cloud Computing.
5. Mobile Learning atau juga
disebut M-learning, didefinisikan
sebagai pembelajaran yang
disampaikan (atau didukung) oleh
teknologi mobile (Traxler 2007).
Contoh teknologi mobile yang
sudah sering kita pakai adalah
handpond (smartphone).
1. Enam kategori dari mobile
learning (Traxler 2007), yakni:
technology-driven mobile
learning, miniatur portable e
learning, kelas belajar terhubung,
informal, personalisasi,
terkondisikan mobile learning,
dukungan pelatihan
ponsel, dan remote mobile
learning
KEGIATAN BELAJAR 4
a. Blended Learning
Blended learning terdiri dari dua
kata yaitu, blended dan learning.
Blended berasal dari kata blend
yang berarti “campuran, bersama
untuk meningkatkan kualitas agar
bertambah baik” (Collins
Dictionary) sedangkan learning
berasal dari learn yang artinya
“belajar”. Sehingga secara
sepintas istilah blended learning
dapat diartikan sebagai campuran
atau kombinasi dari pola
pembelajaran satu dengan yang
lainnya.
Staker & Horn (2012)
mendefinisikan blended learning
sebagai pembelajaran yang
mengkombinasikan antara
pembelajaran online dengan
pembelajaran konvensional (tatap
muka).
Ada tiga alasan utama mengapa
guru memilih untuk menggunakan
model pembelajaran blended
learning, diantaranya yaitu:
Meningkatkan kualitas belajar
peserta didik.
Meningkatkan akses dan
fleksibilitas dalam
pembelajaran
Meningkatkan efisiensi dalam
pembelajaran