SE Menteri PUPR
Nomor : 03/SE/M/2019
Tanggal : 23 Januari 2019
PEDOMAN
Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil
ii
JDIH Kementerian PUPR
Daftar Tabel
Daftar Gambar
iii
JDIH Kementerian PUPR
Prakata
Pedoman ini dipersiapkan oleh Komite Teknis (91-01) Bahan Konstruksi Bangunan dan
Rekayasa Sipil pada Sub Komisi Teknis (91-01/S1) Sumber Daya Air melalui Gugus Kerja
Balai Litbang Pantai, Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air.
Penulisan pedoman ini mengacu pada Perka BSN Nomor 4 Tahun 2016, dan telah dibahas
pada Rapat Konsensus padatanggal 20 November 2017 di Bandung dengan melibatkan
para narasumber, pakar dan instansi terkait.
iv
JDIH Kementerian PUPR
Pendahuluan
Blok beton bergigi dikembangkan oleh Peneliti Puslitbang Sumber Daya Air, Balai Litbang
Pantai pada tahun 2007. Blok beton bergigi yang merupakan komponen lapisan pelindung
(armor) dari struktur revetmen dibuat dan diuji dengan model skala laboratorium 1:10 dan
diverifikasi dengan skala lapangan (prototipe) 1:1 di Pantai Eretan, Indramayu, dengan
panjang struktur 40 m dan tinggi puncak struktur 1,5 m dari muka air laut tinggi (HWL).
Pada tahun 2008 dilakukan implementasi blok beton bergigi di Pantai Muko-Muko, Bengkulu,
dengan panjang struktur 77 m, tinggi puncak struktur 4,5 m dari (LWL) dan menggunakan
mutu beton f’c=18,68 MPa.
Berdasarkan hasil uji coba laboratorium didapatkan nilai koefisien stabilitas (Kd) untuk
kemiringan talud antara 30 sampai 41. Uji laboratorium sebenarnya tidak dilaksanakan
sampai revetmen rusak, tetapi dihentikan berdasarkan kemampuan pembangkit gelombang,
sehingga harga Kd hasil uji coba laboratorium belum mencerminkan kemampuan saling ikat
yang sebenarnya. Kekuatan saling ikat di lapangan ditentukan oleh kemampuan material
(tidak lepas, rusak atau patah) menahan gaya saling tarik saat blok beton terkena
gelombang.
Pada pedoman ini mutu beton blok beton bergigi disarankan menggunakan f’c= 25 MPa, hal
ini berdasarkan hasil monitoring blok beton bergigi di Pantai Muko-Muko, Bengkulu tahun
2008 yang menunjukkan armor-armor blok beton bergigi mengalami pengelupasan.
Selanjutnya perencanaan penggunaan armorblok beton bergigi juga disarankan
menggunakan nilai Kd = 20 berdasarkan pertimbangan faktor keamanan untuk perencanaan
blok beton bergigi.
Pedoman pelaksanaan konstruksi pembangunan pengaman pantai revetmen dengan unit
armor blok beton bergigi memuat ketentuan-ketentuan yang harus diperhatikan dalam
pelaksanaan pembangunan revetmen dengan unit armorblok beton bergigi. Pedoman ini
disusun untuk memberikan petunjuk pelaksanaan revetmen atau arahan kepada para
pemangku kepentingan di bidang pantai agar revetmen yang dibangun dapat berfungsi
sesuai dengan yang diharapkan. Perencanaan revetmen menjadi tanggung jawab
perencana.
v
JDIH Kementerian PUPR
Pedoman pelaksanaan pembangunan revetmen pengaman pantai
dengan unit armor blok beton bergigi
1 Ruang lingkup
Pedoman ini menetapkan prinsip umum cara pelaksanaan pembangunan revetmen pengaman
pantai dengan unit armorblok beton bergigi.
2 Acuan normatif
Dokumen referensi di bawah ini harus digunakan dan tidak dapat ditinggalkan untuk
melaksanakan pedoman ini :
SNI 2049:2015, Semen Portland
SNI 8056:2014, Metode uji kekuatan tusuk statis geotekstil dan produk sejenisnya dengan
batang penekan berdiameter 60 mm
SNI 2052:2017, Baja tulangan beton
SNI 6861.1:2002, Spesifikasi bahan bangunan - Bagian A: Bahan bangunan bukan logam
SNI 7394:2008, Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan beton untuk konstruksi
bangunan gedung dan perumahan
Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 07/SE/M/2010, Pelaksanaan konstruksi
bangunan pengaman pantai
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 28/PRT/M/2016, Analisis harga satuan pekerjaan
bidang pekerjaan umum
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 05/PRT/M/2014, Pedoman sistem manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja
Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah Nomor : 360/KPTS/M/2004, Pd T-26-
2004-A, Tata cara pengamatan pasang surut dengan menggunakan papan duga
Istilah dan definisi yang digunakan dalam pedoman ini adalah sebagai berikut :
3.1
armor
pelindung luar dari bangunan pelindung pantai, tipe rubble mound dapat terdiri dari unit–unit
batu kosong atau blok-blok beton
3.2
bench mark
merupakan patok permanen yang terbuat dari beton dengan ukuran tertentu yang sudah
mempunyai koordinat global serta elevasi yang tetap
3.3
blok beton bergigi
blok beton pra-cetak per modul, yang memiliki koneksi satu dengan yang lainnyadengan f’c =
25 MPa
1 dari 48
JDIH Kementerian PUPR
3.4
balok penahan armor
balok penahan armor merupakan bagian dari konstruksi kaki yang diselimuti beton setebal 15
cm dengan f’c = 25 MPa
3.5
bill of quantities (BoQ)
daftar kuantitas dan harga yang digunakan sebagai dasar perhitungan rencana anggaran
biaya dalam pelaksanaan pekerjaan
3.6
gerusan (scouring)
berkurangnya material akibat arus dan gelombang sehingga mengakibatkan berkurangnya
elevasi permukaan tanah di sekitar struktur bangunan pantai
3.7
kemiringan pantai
tangen sudut yang dibentuk oleh perpotongan antara bidang permukaan dasar laut atau pantai
dengan bidang datar
3.8
lapisan sekunder
susunan batu yang fungsinya untuk lantai kerja blok beton bergigi dengan ketebalan sesuai
dengan gambar rencana
3.9
muka air laut rata-rata (mean sea level, MSL)
ketinggian muka air laut yang merupakan rata-rata dari ketinggian muka air laut saat pasang
dan surut
3.10
muka air laut tinggi(high water level, HWL)
ketinggian muka air laut yang merupakan elevasi tertinggi saat muka air laut pasang dalam
satu siklus pasang surut purnama dan perbani
3.11
muka air laut tertinggi (highest high water level, HHWL)
ketinggian muka air laut yang merupakan elevasi tertinggi saat muka air laut pasang dalam
semua siklus pasang surut
3.12
muka air laut terrendah (lowest low water level, LLWL)
ketinggian muka air laut yang merupakan elevasi terendah saat muka air laut surut dalam
semua siklus pasang surut
3.13
pantai (shore)
suatu daerah yang merupakan pertemuan antara laut dan daratan di antara posisi yang diukur
pada saat pasang tertinggi dan surut terendah
3.14
pasang surut
fluktuasi muka air laut akibat adanya gaya tarik antara bumi, bulan, dan matahari yang terjadi
secara periodik
2 dari 48
JDIH Kementerian PUPR
3.15
peta batimetri
gambar yang menunjukkan elevasi muka tanah di bawah elevasi muka air terhadap datum
tertentu
3.16
peta topografi
gambar yang menunjukkan elevasi tanah di atas elevasi muka air terhadap datum tertentu
3.17
rubble mound
tumpukan/susunan dari batu kosong atau blok-blok beton yang disusun miring membentuk
sudut dengan bidang horizontal
3.18
tinggi rayapan gelombang (Ru)
tinggi ujung rayapan gelombang terhadap muka air laut tenang saat proses meluncurnya air
di permukaan struktur atau pantai
3.19
revetmen
Konstruksi pelindung tebing. Bangunan ini dapat berupa tumpukan batu (rip-rap) atau concrete
block
3.20
pelindung kaki
pelindung kaki di depan struktur bagian bawah untuk stabilitas bangunan terhadap erosi dan
gaya luar; pelindung kaki menggunakan batu atau beton (kubus beton, dan lain lain)
4.1 Umum
Bangunan pengamanan pantai tipe revetmen dengan armorblok beton bergigi merupakan
salah satu teknologi pengaman pantai yang mempunyai stabilitas cukup tinggi, estetika yang
baik, dan dapat dipasang dengan cara manual atau dengan mekanis.
4.2 Persyaratan
Peta topografi dan batimetri yang sudah memiliki referensi atau acuan terhadap Bench
Mark(BM) dan pengambilan data topografi serta batimetri sesuai dengan Surat Edaran Menteri
Pekerjaan Umum Nomor : 07/SE/M/2010.
Data elevasi muka air laut dari waktu ke waktu (setiap jam) selama 15 hari, 1 bulan atau lebih
untuk menentukan tinggi dan karakter pasang surut dan pelaksanaan pengambilan data
pasang surut sesuai dengan Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah Nomor :
360/KPTS/M/2004, Pd T-26-2004-A.
3 dari 48
JDIH Kementerian PUPR
4.2.3 Data tinggi gelombang lokasi pekerjaan
Data tinggi gelombang di lokasi pekerjaan diambil berdasarkan pengamatan dan atau
perhitungan berdasarkan teori yang berlaku.
Gambar rencana dibuat berdasarkan hasil perencanaan sesuai dengan keadaan di lokasi
pekerjaan. Gambar rencana dan spesifikasi teknis merupakan satu kesatuan yang saling
melengkapi.
Gambar kerja dibuat berdasarkan hasil pengukuran eksisting pada saat akan dilakukan
pelaksanaan konstruksi, yang telah disetujui oleh direksi.
Material yang disyaratkan dalam pelaksanaan pembangunan revetmen blok beton bergigi
mengikuti uraian pada Pasal 5 pedoman ini.
4.3 Ketentuan
Revetmen ini bisa dilaksanakan saat tinggi gelombang di lokasi kurang dari 1 m, dengan
alasan untuk kemudahan pelaksanaan dan stabilitas blok beton bergigi yang belum terkunci.
Revetmen ini bisa diterapkan pada tebing dengan kemiringan maksimum 1:1, setelah
disesuaikan dengan hasil perencanaan bangunan revetmen dengan unit blok beton bergigi.
Revetmenblok beton bergigi ini disarankan digunakan pada jenis pantai berpasir dan tidak
berbatu (tidak mengandung kerikil). Jika kondisi tanah berlumpur dan lunak maka harus
dilakukan perkuatan pondasi sesuai dengan perencanaan.
Pemasangan blok beton bergigi harus sesuai dengan tata cara pemasangan yang
ditentukandan sesuai dengan gambar kerja, sehingga terjadi kait mengkait yang maksimal
antar unit armorblok beton bergigi (Lampiran E).
Selama pelaksanaan,debit limpasan (run-up) harus dapat dialirkan dengan cepat kembali ke
laut dan tidak mengganggu konstruksi.
4 dari 48
JDIH Kementerian PUPR
5 Spesifikasi teknis revetmen blok beton bergigi
5.1 Agregat
5.2 Tulangan
5.3 Semen
5.4 Air
Mutu beton armorblok beton bergigi, balok penahan armor, dan balok beton pengunci (frame)
menggunakan f’c = 25 MPa dan beton nonstruktur dengan campuran 1 : 3 : 5 (setara f’c = 15
MPa). Berikut adalah tabel konversi mutu beton.
Geotekstil dipasang pada bagian yang menempel pada tebing dan dasar. Geotekstil yang
dipakai untuk lapisan filter pada revetmen mempunyai berbagai persyaratan yaitu berat 0.7
kg/m 2, jenis non woven (tenun) bahan dari fiber polyester, dan tahan terhadap sinar ultraviolet.
Bahan isian untuk lapisan sekunder berupa tumpukan batu kosong dengan ukuran diameter
batu 15 cm sampai dengan 30 cm dengan batu warna abu-abu dan bukan batu kapur. Bersifat
padat dengan berat jenis 2600 kg/m 3.
Batu yang digunakan adalah batu padat, berwarna abu-abu, bukan batu kapur atau batu
karang,dan mortar untuk pasangan batu 1 ps : 4 pc. Permukaan bagian atas diplester dengan
adukan 1 pc : 3 ps dan batu muka disiar dengan adukan 1pc : 2 ps.
Paving blok untuk walkway dipasang di permukaan lapisan pasir dan sirtu yang diratakan.
Paving blok yang dipakai mempunyai kekuatan f’c= 18,68 MPa ditata rapat.
5.12 Drainase
Drainase dibuat dari beton pracetak f’c = 21,7 dilengkapi dengan pipa pembuang PVC
4”setara mavin.
8 dari 48
JDIH Kementerian PUPR
lunak dapat ditekan dengan ekskavator saja. Sisakan tiang pancang mini ±70cm sebagai
stek untuk diikatkan dengan balok penahan armor.
j) Pemasangan pelindung kaki
Pemasangan batu pelindung kaki dilakukan di atas lapisan geotekstil. Pelindung kaki
dipasang untuk melindungi bagian bawah struktur dari gelombang air laut dan menjaga
struktur agar lebih stabil. Batu pelindung kaki dipasang sampai menutupi balok beton
pondasi.
k) Pemasangan balok penahan armor
Pencetakan balok beton penahan armor dilakukan di darat bertujuan untuk menghindari
beton yang belum kering/cukup umur terendam air laut saat kondisi air laut pasang. Beton
tersebut dapat dibuat di lapangan atau pabrikasi. Untuk dapat dipasang dengan kekuatan
penuh, blok beton bergigi tersebut paling tidak harus berumur 28 hari. Dalam pekerjaan
pemasangan cetakan balok penahan armor dibuat dengan panjang sesuai dengan jarak
tiang pancang mini dengan diberi stek tulangan untuk sambungan. Beton pondasi
dipasang dan diikatkan dengan tiang pancang mini dan menopang pada batu pelindung
kaki.
Cara pemasangan balok beton pondasi yang berfungsi sebagai sandaran blok beton
bergigi adalah sebagai berikut:
1) Siapkan balok penahan armor yang telah dibuat dengan panjang sesuai dengan
gambar kerja.
2) Tempatkan di atas batu pelindung kaki pada elevasi sesuai gambar kerja.
3) Sambungkan stek-stek tulangan yang telah disiapkan dan sambungkan juga dengan
stek tiang pancang mini.
4) Pasang bekisting pada sambungan dan lakukan pengecoran pada sambungan beton
pondasi (tambahkan bahan aditif untuk mempercepat pengeringan beton).
5) Setelah beton kering lakukan penutupan/pengurugan beton pondasi dengan
tumpukan batu pelindung kaki.
l) Pemasangan lapisan sekunder
Lapisan sekunder disusun sesuai dengan rencana gambar kerja. Cara pemasangan
lapisan sekunder adalah:
1) Tentukan batas pemasangan lapisan sekunder berdasarkan gambar rencana.
2) Material diletakkan di atas lapisan geotekstil.
3) Penempatan lapisan sekunder dilakukan secara bertahap, agar material yang sudah
ditempatkan tidak hanyut oleh gelombang.
m) Pemasangan cerucuk bambu
Pemasangan cerucuk bambu dilakukan bila kondisi pada bagian dasar struktur berlumpur
atau lunak. Panjang cerucuk disesuaikan dengan kebutuhan atau sesuai kedalaman yang
diperlukan dan bila permukaan cukup keras dan stabil maka cerucuk tidak perlu dipasang.
Cerucuk bambu dipasang secara selang-seling.
9 dari 48
JDIH Kementerian PUPR
x
x x
Gambar 1 -Tata letak cerucuk bambu dan matras bambu
Pemasangan bisa dilakukan dengan cara manual atau dengan bantuan alat berat.
1) Pemasangan secara manual
Pemasangan revetmen ini bisa dilaksanakan secara manual dengan menggunakan
tenaga manusia.
2) Pemasangan secara mekanik
Untuk mempermudah penyelesaian pekerjaan, pelaksanaan bisa menggunakan
bantuan alat berat. Alat berat yang digunakan adalah ekskavator serta alat pengangkut
lainnya.
10 dari 48
JDIH Kementerian PUPR
7 Pelaksanaan konstruksi
11 dari 48
JDIH Kementerian PUPR
Gambar kerja hasil pengukuran dapat digunakan sebagai acuan kerja yang telah sesuai
dengan kondisi lapangan terkini dan dapat juga digunakan untuk perhitungan volume (MC-
0). Apabila saat pelaksanaan terdapat perubahan kembali maka di akhir pekerjaan hasil
pengukuran tersebut dituangkan dalam gambar sebagai gambar hasil akhir purna laksana
(as-built drawing).
Pemasangan bouwplank/profil pada struktur yang akan dibuat harus diikatkan dengan titik-titik
kontrol (BM/CP) baik koordinat maupun elevasinya. Pemasangan bouwplank tersebut harus
ditanam dengan kuat, tidak mudah berubah kedudukannya oleh gelombang maupun getaran
dari aktivitas pekerjaan disekitarnya dan harus dibuat dari bahan yang tahan terhadap daya
rusak air laut selama masa pelaksanaan pekerjaan.
Cetakan dibuat dengan bahan plat baja dengan ketebalan minimal 0,6 cm dan diperkuat
dengan besi siku pada bagian yang dianggap dapat berubah bentuk. Permukaan pelat harus
benar-benar rata agar hasil cetakan juga rata sehingga mudah dipasang. Pembuatan cetakan
dirancang agar cetakan tersebut dapat dibongkar pasang dengan sistem baut dengan model
disesuaikan dengan ukuran yang akan dipakai. Detail cetakan blok beton bergigi dapat dilihat
pada Lampiran B.
12 dari 48
JDIH Kementerian PUPR
7.4 Pekerjaan galian
Semua galian harus dilaksanakan sesuai dengan yang dinyatakan dalam gambar kerja yang
didasarkan pada gambar rencana.Galian harus sesuai dengan profil yang telah disetujui oleh
direksi. Namun demikian jika masih ada akar-akar pohon dan bahan organik lainnya atau
bagian-bagian yang gembur harus dikeluarkan dari hasil galian lokasi pekerjaan.
7.5 Dewatering
Cara melokalisir atau mengeluarkan air dari galian tanah terutama pada saat pelaksanaan
struktur bagian bawah yaitu dengan cara :
a) Meninggikan permukaan dibagian depan yang berhadapan dengan laut dari hasil galian
(untuk sementara).
b) Memompa air rembesan dari laut maupun mata air dari darat dibuang ke arah laut.
Pekerjaan timbunan atau urugan dilakukan menggunakan tanah atau pasir yang bebas dari
akar-akaran, humus, dan bahan organik lainnya. Timbunan dilakukan bertahap sesuai
ketebalan yang disaratkan dan dipadatkan sehingga sesuai dengan gambar kerja.
Filter yang dimaksud adalah untuk menjaga agar butiran halus dari tebing maupun dasar
bangunan tidak terbawa aliran pada saat erosi buluh dari lahan di atasnya, pasang surut
maupun run-up run-down akibat gelombang sehingga mengakibatkan gerusan atau ruang
kosong yang akan berakibat lendutan dan kerusakan bangunan. Filter terbuat dari bahan
geotekstil dengan kualitas yang sesuai SNI 8056:2014.
Tiang pancang dibuat sesuai dengan gambar rencana dan dibuat sedini mungkin supaya
cukup umur saat dipasang sesuai dengan spesifikasi.
Pelindung kaki dipasang setelah filter dihamparkan sesuai dengan gambar kerja.
13 dari 48
JDIH Kementerian PUPR
Gambar 4– Pekerjaan pemasangan pelindung kaki
Balok penahan armor dibuat sedini mungkin (lebih dulu dari blok beton bergigi) supaya umur
beton memenuhi persyaratan saat dipasang sesuai dengan spesifikasi. Bentuk dan ukuran
balok penahan armor lihat Gambar 5 berikut.
14 dari 48
JDIH Kementerian PUPR
7.11 Pemasangan lapisan sekunder
Seluruh struktur beton harus mempunyai tegangan tekan minimal f’c =25 MPa dengan
dibuktikan dari hasil tekan beton di laboratorium yang telah terakreditasi. Bentuk dan ukuran
blok beton bergigi diberikan pada Gambar 6. Pencetakan blok beton bergigi sebaiknya
dilakukan sedini mungkin supaya saat dipasang sudah memenuhi kriteria kekuatan yang
disyaratkan. Gambar tulangan dan detail blok beton bergigi dapat dilihat pada Lampiran C
dan Lampiran D.
Pada bagian dasar bila struktur terpasang di tanah yang lunak maka pada bagian dasar
dipasang cerucuk bambu/kayu dolken dengan kedalaman dan jarak dari bambu satu dengan
yang lain disesuaikan dengan rencana. Bambu dipasang secara selang-seling.Bambu yang
telah dipancang diratakan bagian atasnya untuk dudukan gedeg/rakit/matras bambu sebagai
penahan beban merata.
Diameter dan panjang bambu sesuai dengan rencana. Bambu yang digunakan untuk cerucuk
adalah bambu ampel/bambu air yang mempunyai serat tidak lurus.
15 dari 48
JDIH Kementerian PUPR
A
Gambar 7– Tipikal gambar kerja cerucuk bambu (A) dan gambar kerja pemasangan
rakit/matras bambu (B)
Pemasangan balok beton pengunci (frame) berguna untuk melokalisir jika terjadi kerusakan.
Pemasangan frame dilakukan setelah pemasangan armor untuk satu segmen (dibatasi oleh
dua frame) selesai dilakukan.
16 dari 48
JDIH Kementerian PUPR
Gambar 8– Tampak isometri balok pengunci/frame
Pembuatan jalur pejalan kaki ditujukan untuk keperluan pemeliharaan dan menambah
estetika. Jalur pejalan kaki dibuat di belakang bangunan (Lihat Gambar 9).
17 dari 48
JDIH Kementerian PUPR
7.16 Peralatan
Tabel 2 - Peralatan yang digunakan pada pekerjaan konstruksi blok beton bergigi
18 dari 48
JDIH Kementerian PUPR
pelaksanaan pekerjaan atas perubahan tersebut dibuat foto dokumentasi sebelum
pelaksanaan 0%,selama pelaksanaan dan akhir pelaksanaan pekerjaan di lapangan 100%.
Volume pekerjaan dihitung berdasarkan detail desain pada gambar rencana. Volume blok
beton dihitung dalam satuan unit. Perhitungan volume pekerjaan sesuai dengan lingkup
pekerjaan yang akan dilaksanakan dalam gambar rencana.
Daftar kuantitas adalah daftar volume pekerjaan yang didapat berdasarkan detail gambar
rencana. Kuantitas blok beton bergigi dihitung dengan satuan m³ sesuai dengan SNI
7394:2008, Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan beton untuk kontruksi bangunan
gedung dan perumahan. Tabel 3 menunjukkan contoh BoQ. Sebagai catatan, item pada Tabel
3 disusun sesuai dengan kebutuhan, tidak harus semua item ada.
Harga
Kuantitas Pekerjaan
Satuan Jumlah
No Uraian Pekerjaan Satuan
Hasil Pekerjaan (Rp)
Terkontrak
Pengukuran (Rp)
(f)= (d)
(a) (b) (c) (d) (e) (f)
x (f)
1 Persiapan Ls
2 Galian tanah m³
3 Timbunan m³
4 Beton pondasi m³
Pemancangan tiang
6 m’
pancang mini
7 Geotekstil m²
Pasangan batu
7 m³
kosong
8 Cerucuk bambu buah
9 Gedeg bambu m²
10 Blok beton bergigi m³
11 Balok beton pengunci m³
Batu kosong lapisan
12 m³
sekunder
19 dari 48
JDIH Kementerian PUPR
8.3 Analisis harga satuan pekerjaan
Perhitungan harga satuan pekerjaan berlaku untuk seluruh wilayah Indonesia, berdasarkan
harga bahan dan upah kerja sesuai dengan kondisi setempat. Analisa harga satuan pekerjaan
bergantung pada koefisien bahan, upah tenaga kerja, serta peralatan. Untuk revetmen dengan
armorblok beton bergigi, analisa harga satuan pekerjaan untuk per m³ armor dapat dilihat pada
Tabel 4.
Harga Harga
Jumlah
No Uraian Satuan Koefisien Satuan Satuan
(Rp)
(Rp) (Rp)
1 2 3 4 5 6 7
A Tenaga Kerja
1 Pekerja OH 0,520
2 Tukang batu/tembok OH 0,104
3 Mandor OH 0,052
Jumlah Harga Tenaga Kerja
B Bahan
1 Blok Beton Bergigi Bh 16,40
2 Pasir pasang M³ 0,07
Jumlah Harga Bahan
C Peralatan Ls
Jumlah Harga Peralatan
D Jumlah Harga Tenaga Kerja, Bahan, dan Peralatan (A+B+C) = D
E Overhead + profit (contoh 15%) 15% xD
F Harga Satuan Pekerjaan per - m³ (D+E)
*Koefisien disesuaikan dengan Permen PUPR No 28 tahun 2016, tentang Analisis harga Satuan pekerjaan Bidang
Pekerjaan Umum Bidang Sumber Daya Air untuk pemasangan berbagai jenis armor
Harga bahan, upah kerja dan peralatan dimasukkan dalam analisa harga satuan sehingga
didapat harga satuan pekerjaan. Dari detail desain dihitung volume pekerjaan dan
digabungkan dengan harga satuan pekerjaan sehingga menjadi harga perkiraan sendiri.
Harga satuan pekerjaan tiap daerah berbeda karena harga bahan, upah kerja dan peralatan
disesuaikan dengan kondisi daerah setempat.
9.2 Implementasi K3
20 dari 48
JDIH Kementerian PUPR
9.3 Alat pengaman
Alat pengaman yang dimaksud adalah tersedianya kotak P3K di lokasi pekerjaan, adanya
rambu–rambu peringatan di area pekerjaan, sepatu bot, helm kerja saat pelaksanaan
konstruksi di lapangan, jaket pelampung pada saat pelaksanaan di permukaan air. Alat
pengaman harus digunakan sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
05/PRT/M/2014 tentang pedoman sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja.
21 dari 48
JDIH Kementerian PUPR
Lampiran A
(normatif)
Diagram alir
Mulai
Pekerjaan persiapan
Pemasangan bouwplank
Pembuatan Pembuatan/ Pembuatan
cetakan blok penyiapan tiang balok penahan
beton bergigi Pekerjaan galian pancang mini armor
Pekerjaan timbunan
Pencetakan
blok beton Pemasangan filter dari
bergigi bahan geotekstil
Pemasangan tiang
pancang mini
Pemasangan
pelindung Kaki
Pemasangan balok
penahan armor
Pemasangan lapisan
sekunder
Pekerjaan
pemasangan cerucuk
bambu dan rakit
bambu
Pemasangan blok
beton bergigi
Selesai
23 dari 48
Lampiran B
(Informatif)
Gambar-gambar
24 dari 48
Gambar B.2 – Bekisting blok beton bergigi
25 dari 48
Gambar B. 2– Bekisting blok beton bergigi (lanjutan)
26 dari 48
Gambar B.2 – Bekisting blok beton bergigi (lanjutan)
27 dari 48
Gambar B.2 – Bekisting blok beton bergigi (lanjutan)
28 dari 48
Lampiran C
(Informatif)
Detail gambar tulangan
29 dari 48
Gambar C.2 –Tulangan balok penahan armor
30 dari 48
Lampiran D
(Informatif)
Gambar detail dimensi armor
Gambar D.1 - Detail dimensi armor tampak isometri yang digunakan dalam konstruksi
revetmen blok beton bergigi
31 dari 48
JDIH Kementerian PUPR
Keterangan : Satuan dalam mm
Gambar D.2 - Detail dimensi armor tampak samping yang digunakan dalam konstruksi
revetmen blok beton bergigi
32 dari 48
JDIH Kementerian PUPR
Lampiran E
(Informatif)
Langkah pelaksanaan pekerjaan konstruksi blok beton bergigi
33 dari 48
JDIH Kementerian PUPR
Gambar E.3 -Tahapan penghamparan lapisan geotekstil
34 dari 48
JDIH Kementerian PUPR
Gambar E.5 -Tahapan pemasangan pelindung kaki dari tumpukan batu
35 dari 48
JDIH Kementerian PUPR
Gambar E.7 -Tahapan pemasangan lapisan sekunder dari tumpukan batu
36 dari 48
JDIH Kementerian PUPR
Gambar E.9 -Tahapan lanjutan pemasangan blok beton bergigi
37 dari 48
JDIH Kementerian PUPR
Gambar E.11 - Tahapan lanjutan pemasangan blok beton bergigi
38 dari 48
JDIH Kementerian PUPR
Gambar E.13 -Tahapan pemasangan jalan pantai
39 dari 48
JDIH Kementerian PUPR
Lampiran F
(Informatif)
Tipikal Desain Revetmen Blok Beton Bergigi
40 dari 48
JDIH Kementerian PUPR
Gambar F.3 –Tipikal potongan tampak depan revetmen blok beton bergigi menggunakan tiang pancang mini
41 dari 48
JDIH Kementerian PUPR
B. Tipikal desain revetmen tanpa menggunakan tiang pancang mini (untuk lapisan
dasar pantai dengan material karang)
Gambar F.4 –Tipikal potongan melintang revetmen blok beton bergigi tanpa
menggunakan tiang pancang mini
Gambar F.5 – Gambar isometri revetmen blok beton bergigi tanpa menggunakan
tiang pancang mini
42 dari 48
JDIH Kementerian PUPR
Gambar F.6 – Tipikal potongan tampak depan revetmen blok beton bergigi tanpa menggunakan tiang pancang mini
43 dari 48
JDIH Kementerian PUPR
C. Tipikal desain revetmen tanpa menggunakan cerucuk bambu/dolken (untuk pantai
berlumpur)
Gambar F.8 – Gambar isometri revetmen blok beton bergigi menggunakan cerucuk
bambu/dolken
44 dari 48
JDIH Kementerian PUPR
Gambar F.9 – Tipikal tampak depan revetmen blok beton bergigi menggunakan cerucuk bambu/dolken
45 dari 48
JDIH Kementerian PUPR
Gambar F.10 – Potongan melintang revetmen blok beton bergigi studi kasus di lokasi
pantai Tukad Mungga, Kabupaten Buleleng, Bali
46 dari 48
JDIH Kementerian PUPR
Lampiran G
(Informatif)
Hasil Penelitian Revetmen dengan Armor Blok Beton Bergigi
Pada tahun 2007 dilakukan penelitian uji revetmen blok beton bergigi menggunakan skala
laboratorium 1: 10 dengan tata letak dan parameter hidro-oseanografi sebagai berikut:
• Kemiringan talud (m) : 1 : 1,5 dan 1 : 2
• Kedalaman (d) : 20 dan 30 cm
• Periode gelombang (T) : 1,8 dan 2,5 det
• Tinggi gelombang (H) : 10 cm, 15 cm, dan 20 cm
• Berat model blok beton bergigi : 0,082 kg dengan berat jenis: 2.400 kg/m 3.
Berdasarkan hasil uji coba laboratorium tersebut didapatkan hasil sebagai berikut:
• Koefisien stabilitas (Kd) untuk kemiringan talud antara 30 sampai 41. Selanjutnya dalam
penggunaan perencanaan penggunaan armor blok beton bergigi disarankan dengan
nilai Kd = 20. Nilai Kd tersebut diperoleh berdasarkan pada pergerakan/pergeseran blok
beton bergigi.
• Tinggi rayapan gelombang (Ru) untuk kemiringan talud 1 : 1,5= 20 - 33 cm
• Tinggi rayapan gelombang (Ru) untuk kemiringan talud 1 : 2 = 7-15 cm
Hasil pengujian laboratorium ini kemudian dilanjutkan dengan uji prototipe skala 1:1 di Pantai
Eretan, Indramayu, dengan panjang struktur 40 m dan tinggi puncak struktur 1,5 m dari
muka air laut tinggi (HWL).
Spesifikasi blok beton yang digunakan adalah sebagai berikut:
• Dimensi: 0,5 x 0,4 x 0,20 m dengan berat 85 kg
• Mutu beton yang direncanakan k225
• Kemiringan talud 1 : 1,5
• Tinggi gelombang Hs 1,5 m
Pada tahun 2008 dilakukan implementasi blok beton bergigi di Pantai Muko-Muko, Bengkulu,
dengan panjang struktur 77 m dan tinggi puncak struktur 4,5 m dari (LWL).
Spesifikasi blok beton yang digunakan adalah sebagai berikut :
• Dimensi : 0,4x 0,5 x 0,6 m dengan berat berkisar 300 kg
• Ditambahkan pengunci di bagian bawah blok beton
• Mutu beton yang digunakan adalah k225
• Kemiringan talud 1 : 1,5
• Tinggi gelombang Hs 1,75 m
47 dari 48
JDIH Kementerian PUPR
Bibliografi
[1] Balai Litbang Pantai. 2008. Laporan Akhir Penerapan Pengaman Pantai Tipe Sangkar
Beton & Blok Beton Bergigi Di Muko-Muko, Bengkulu. Pusat Litbang Sumber Daya Air,
Departemen Pekerjaan Umum.
[2] Balai Litbang Pantai. 2009. Laporan Akhir pengembangan Teknologi Bangunan Pantai
Dengan Revetmen Tipe Sangkar Beton & Blok Beton Bergigi. Pusat Litbang Sumber
Daya Air, Departemen Pekerjaan Umum.
[3] Bambang Triatmodjo. 1999. Teknik Pantai. ISBN 979-8541-05-7. Yogyakarta : Beta
Offset.
[4] CERC. 1984. Shore Protection Manual. Washington : US Army Coastal Engineering
Research Center.
[5] Nur Yuwono. 1992. Dasar-dasar Perencanaan Bangunan Pantai. Vol 2. Yogyakarta :
Laboratorium Hidraulika dan Hidrologi, PAU-IT-UGM.
[6] Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 07/PRT/M/2015,
Pengamanan Pantai.
[9] SNI 8283:2016, Metode pengukuran kedalaman menggunakan alat perum gema untuk
menghasilkan peta batimetri
[11] Syamsudin. 2007. Pengkajian dan Penerapan Bangunan Pengaman Pantai : Pusat
Litbang Sumber Daya Air, Departemen Pekerjaan Umum.
48 dari 48
Informasi pendukung terkait perumus pedoman teknis