1. Pendahuluan
Arab Pegon (Pegon) asalnya berasal dari huruf Arab Hijaiyah, yang kemudian
disesuaikan dengan aksara (abjad) Indonesia (Jawa). Kata pegon dalam kamus Bausastra
mempunyai arti tidak murni Bahasa Jawa. Huruf Pegon lahir dikalangan pondok pesantren
untuk memaknai atau menerjemahkan kitab – kitab berbahasa Arab kedalam bahasa
Jawa/Indonesia untuk mempermudah penulisannya, karena penulisan Arab dimulai dari kanan
ke kiri begitu pula menulisan Pegon, sedangkan penulisan Latin dimulai dari kiri ke kanan.
Menurut satu pendapat, penemu huruf Pegon adalah Sunan Ampel1, sedangkan menurut
pendapat lain Imam Nawawi2 Banten, hal ini dikuatkan dari sejarah pada masa penjajahan
banyak sekali terjadi penindasan, perampasan hak dan penyiksaan. Maka timbulah “Gerakan
Anti Penjajah”. Pemberontakan terhadap pemerintahan penjajah terjadi dimana – mana,
termasuk didalamnya kaum muslimin sampai – sampai para ‘ulama dan kyai berfatwa “haram
memakai apapun dari penjajah” termasuk tulisannya. Dalam situasi ini, dengan cerdas Imam
Nawawi menyesuaikan bahasa Jawa dengan huruf – huruf Arab yang dinamakan aksara Pegon
(Pego).
Demikianlah sedikit uraian arti, penemu dan latar belakang ditemukannya aksara Pegon.
Selanjutnya akan diuraikan kaidah menulis dan membaca aksara Pegon yang diambil dari buku
“Pakem Tanah Jawa Induk Ramalan dan Kisah Ekspedisi Syeikh Subakir3 ke Pulau Jawa”
dengan sedikit perubahan. Agar penulisan Pegon kita (para SayThon) dapat diseragamkan.
2. Sastra Pegon
1. Huruf Hijaiyyah
الخ........ ا ب ت ث ج ح خ
02 Na N ن
03 Ca C چ
04 Ra R ر
05 Ka K ك
06 Da D ڎ
07 Ta T ت
08 Sa S س
09 Wa W و
10 La L ل
11 Pa P ڤ
12 Dha Dh ڎ
13 Ja J ج
14 Ya Y ي
15 Nya Ny ۑ
16 Ma M م
17 Ga G ڮ
18 Bha B ب
19 Tha Th ط
20 Nga Ng ڠ
merupakan huruf konsonan sebelum digandeng dengan huruf vokal dan sandangan huruf lain. Untuk
menjadikan huruf vokal maka harus ditambahkan huruf vokal yaitu :
Alif ( )ا: untuk bunyi A
Ya ()ي : untuk bunyi I
Wawu ( )و: untuk bunyi u
Serta harus ditambah sandangan (bantu) yaitu fathah (َ) , pȇpȇt (~) dan Hamzah ()ء.
4. Kaidah – kaidah aksara Pegon
1. Huruf JIM ( )جditambah 3 titik menjadi/dibaca CA/C
2. Huruf FA ( )فditambah 3 titik menjadi/dibaca PA/P
3. Huruf DAL ( )دdiberi 3 titik di atas menjadi/dibaca DHA/DH
4. Huruf YA ( )يditambah 3 titik menjadi/dibaca NYA/NY
5. Huruf KAF ( )كditambah 3 titik dibawah menjadi/dibaca GA/G
6. Huruf AIN ( )عditambah 3 titik diatas menjadi/dibaca NGA/NG
10. Huruf Pegon di Fathah dan digandeng dengan ( )يdibaca É, seperti E pada kata énak,
pédé, saté.
اَي : ي+ َا dibaca E
هَي: ي+ َه dibaca HE
نَي :ي + َن dibaca NE
Contoh : Enak : اَيناك
Juga dibaca Ё seperti pada kata peyek, remeh, teh, namun dalam bahasa Indonesia tetap
dibaca É.
Contoh : Peyek : xڤيييك
11. Huruf Pegon di Fathah dan digandeng dengan Wawu ( )وuntuk bunyi O, seperti pada
kata ijo, bojo, loro, soto.
اَو : و+ َا dibaca O
نَو: و+ َن dibaca NO
هَو : و+ َه dibaca HO
Contoh : Bojo loro : ورو َ َبَو َجو ل
Soto Babat : َسوتَو بابات
12. Huruf Pegon diberi sandangan Pȇpȇt (~) atau tidak diberi sandangan apapun dibaca Ê
seperti bunyi e pada kata sejuk, seger, semar, semangka.
آ atau ا dibaca E
ۿ atau ه dibaca HE
ن atau ن dibaca NE
Contoh : Negara :نڮارا atau نڮارا
Semangka : سماڠكاatau سماڠكا
Catatan :
1. Kaidah menyambung Huruf – huruf Pegon sama dengan kaidah menyambung huruf –
huruf Hijaiyyah.
2. Bahasa Indonesia atau Jawa yang diserap dari bahasa Arab tetap ditulis aslinya. Contoh :
kata "Islam" harus ditulis اسالم bukan ايسالم , kata “Batin” ditulis باطن bukan باطين.
3. Penutup
Demikian kaidah – kaidah yang dapat kami sampaikan, apabila ada kesalahan atau
kekurangan dalam penulisan maupun penyampaian harap segera melapor yang bersangkutan.
Semoga bermanfa’at apa yang kita pelajari bersama ini. Amien.