Anda di halaman 1dari 54

MATERI AJAR BIOLOGI

Berbasis Problem Based Learning

DISUSUN OLEH :

YULIA NINGSIH,

S.Pd 201507339013

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


SMAS ISLAM BOARDING SCHOOL RAUDHATUL JANNAH KOTA
PAYAKUMBUH SUMATERA BARAT
2021
ARCHAEBACTERIA DAN EUBACTERIA

Puji syukur kehadirat ALLAH SWT


KATAyang telah memberikan rahmat dan hidayah-
PENGANTAR
Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan materi ajar ini. Sholawat beriring

salam tidak lupa penulis ucapkan kepada tauladan umat yakni Nabi Muhammad SAW.

Penulisan materi ajar ini bertujuan untuk membantu peserta didik dalam memahami

materi Archaeobakteria dan Eubakteria. Sehingga dengan adanya materi ajar ini diharapkan

siswa dapat belajar lebih aktif sehingga mampu mengkonstruksi pengetahuan secara mudah.

Selama penulisan materi ajar ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dan

bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih.

Akhir kata penulis mengharapkan kritikan dan saran dari pembaca demi peningkatan

kualitas materi ajar ini. Penulis berharap agar materi ajar ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Amin Ya Rabbal‘alamin.

Payakumbuh, Juni 2021

Penulis

i
ARCHAEBACTERIA DAN EUBACTERIA

DAFTAR ISI
DAFTAR
Halaman judul
Kata pengantar……….................………………………….………….……. i
Daftar isi.......................................................................................................... ii
Peta kedudukan materi ajar.......……………………………………..........… iii
Glosarium........................................................................................................ iv
I. PENDAHULUAN
A. Deskripsi singkat........................................................................... 1
B. Relevansi....................................................................................... 1
C. Petunjuk Belajar............................................................................ 2
D. Standar kompetensi dan kompetensi dasar.................................... 3
E. Waktu............................................................................................. 3
II. INTI
A. Capaian pembelajaran .................................................................... 4
B. Pokok materi.................................................................................. 5
C. Skenario Pembelajaran................................................................... 5
D. Uraian materi.................................................................................. 6
1. Uraian Kegiatan Belajar 1...................................................... 6
2. Forum Diskusi Kegiatan Belajar 1......................................... 22
3. Uraian Kegiatan Belajar 2...................................................... 23
4. Forum Diskusi Kegiatan Belajar 2......................................... 34
5. Uraian Kegiatan Belajar 3...................................................... 35
6. Forum Diskusi Kegiatan Belajar 3......................................... 40
III. EVALUASI
A. Rangkuman.................................................................................... 41
B. Tes Sumatif..................................................................................... 42
C. Kunci Jawaban Sumatif................................................................... 47
Daftar Pustaka..............................................................................................

ii
ARCHAEBACTERIA DAN EUBACTERIA

C-1 Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Biologi


PETA KEDUDUKAN MATERI
Kelas X

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR


3. Memahami,menerapkan, 3.4Menerapkan prinsip klasifikasi untuk
menganalisis pengetahuan faktual, menggolongkan archaebacteria dan
konseptual, prosedural berdasarkan eubacteria berdasarkan ciri-ciri dan
rasa ingintahunya tentang ilmu bentuk melalui pengamatan secara
pengetahuan, teknologi, seni, teliti dan sistematis
budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait fenomena dan
kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan
bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, menyaji, dan 4.4 Menyajikan data tentang ciri-ciri dan
mencipta dalam ranah konkret dan peran archaebacteria dan eubacteria
ranah abstrak terkait dengan dalam kehidupan berdasarkan hasil
pengembangan dari yang pengamatan dalam bentuk laporan
dipelajarinya di sekolah secara tertulis
mandiri, dan mampu menggunakan
metoda sesuai kaidah keilmuan.

ii
i
ARCHAEBACTERIA DAN EUBACTERIA

Akinet Sel berdinding tebal yang berfungsi untuk pertahanan diri.


GLOSARIUM

Kelompok bakteri yang berwarna merah jika diwarnai


Gram negatif
dengan cat gram

Kelompok bakteri yang berwarna ungu jika diwarnai dengan


Gram positif
cat gram

Heterokista Sel berdinding tebal yang berguna untuk mengikat N2.

Peptidoglikan Gabungan protein dan polisakarida

Materi pembawa informasi genetik berupa rantai tunggal

Plasmid berbentuk melingkar (nukleiod) dan tambahan DNA

melingkar lainyang lebih kecil.

Sel yang sudah memiliki membrane inti dan sistem

Sel Eukariotik membran dalam, sehingga memiliki nukleus dan

organel-organel lain yang dibungkus membran lainnya.

Sel prokariotik adalah sel yang belum memiliki membran


Sel Prokariotik
inti dan sistem membran dalam sehingga asam nukleat atau

bahan intinya tersebar dalam sitoplasma.

iv
ARCHAEBACTERIA DAN EUBACTERIA

BAB I PENDAHULUAN
A. DESKRIPSI SINGKAT
.
Eubacteria juga berasal dari bahasa Yunani, yakni dari kata Eu yang
berarti sejati/sesungguhnya dan bacteria yang berarti bakteri. Bakteri ini
dianggap sebagai bakteri sesungguhnya karena strukturnya benar-benar
berbeda dari sel Eukaryotik, sedangkan Archaeobacteria masih memiliki
beberapa kemiripan dengan sel Eukaryotik dan punya ciri khas tersendiri yang
memungkinkan mikroorganisme ini hidup pada lingkungan ekstrim.
Archaeobacteria dan Eubacteria dipisahkan menjadi dua kingdom karena
memiliki perbedaan pada kandungan dinding sel, struktur ribosom, dan
habitatnya.

Materi pembelajaran biologi berbasis Problem Based Learning ini


disusun untuk membantu peserta didik dalam memahami, menerapkan,
menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dan rasa
ingintahunya tentang archaebacteria dan eubacteria. Sehingga peserta didik
mampu menerapkan pengetahuan yang dimilikinya tersebut untuk
menggolongkan archaebacteria dan eubacteria berdasarkan ciri-ciri dan
bentuk, peranan bakteri dalam kehidupan serta upaya-upaya apa saja yang
dapat dilakukan untuk menghindari kerusakan bahan makanan dari bakteri.

B. RELEVANSI

Materi Archaebacteria dan Eubacteria termasuk didalamnya makhluk


hidup mikroskopis yang sehari-hari kita merasakan kehadirannya. Archaebacteria
dan Eubacteria merupakan makhluk hidup yang selalu berdekatan dengan kita.
Pada kegiatan belajar ini, kita membahas kembali dengan detail tentang
Archaebacteria dan Eubacteria.

1
ARCHAEBACTERIA DAN EUBACTERIA

C. PETUNJUK BELAJAR

Petunjuk Guru

Untuk membantu para siswa, guru hendaknya memerankan fungsi berikut ini.

Bantulah siswa dalam merencanakan proses belajar.

Bantulah siswa dalam memahami konsep dan menjawab pertanyaan/kendala proses belajar.
Bimbinglah siswa dalam melakukan tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan dalam tahap belajar.
Laksanakanlah penilaian, baik penilaian sikap, prilaku maupun tes.

Jelaskanlah kepada siswa mengenai bagian yang perlu untuk diperbaiki.

Petunjuk peserta didik

Bacalah dengan seksama kompetensi dasar dan indikator yang tertera dalam materi ajar i
Perhatikan dan pahami konsep yang terdapat pada lembar kegiatan peserta didik untuk m

2
ARCHAEBACTERIA DAN EUBACTERIA

D. STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR


1. Kompetensi Inti 3 :
Memahami,menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora
dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
2. Kompetensi Dasar 3.4
Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan
archaebacteria dan eubacteria berdasarkan ciri-ciri dan bentuk
melalui pengamatan secara teliti dan sistematis

E. WAKTU

Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan modul ini adalah 9 Jam Pelajaran (3 pertemuan @ 3 × 45 m

3
BAB II INTI

A. CAPAIAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari materi ajar ini diharapkan peserta didik dapat :


Menyebutkanciri,strukturseldancara reproduksi Archaeobacteria dan Eubacteria.
Menjelaskan klasifikasi Archaeobacteriadan Eubacteria.
MenjelaskanperananEubacteriadan Archaeobac-teria dalam kehidupan.

SUB CAPAIAN PEMBELAJARAN

Mengetahui ciri-ciri Archaeobacteria dan Eubacteria Mengetahui struktur dasar


Mengetahui cara reproduksi Archaeobacteria dan Eubacteria. Menyebutkan klasif
MenjelaskancarapenanggulanganArchaeo-bacteriadan
Eubacteria yang merugikan.

4
B. POKOK MATERI

Pada kegiatan belajar dari materi ajar tentang Archaebacteria dan Eubacteria, pokok-pokok materi
ciri, struktur sel dan cara reproduksi Archaeobacteria dan Eubacteria
Menjelaskan klasifikasi Archaeobacteria dan Eubacteria.
Menjelaskan peranan Eubacteria dan Archaeobac-teria dalam kehidupan

C. SKENARIO PERMASALAHAN

Kasus Kontaminasi Listeria monocytogenes


pada Jamur

Beberapa hari terakhir ini nama Bakteri Listeria monocytogenes mendapat


banyak sorotan akibat kasus jamur asal Korea Selatan yang terjadi di
Amerika, Kanada, dan Australia

Bakteri Listeria monocytogenes merupakan salah satu bakteri patogen yang


dapat mengakibatkan penyakit infeksi usus atau disebut listeriosis. Apabila kita
mendapati mengonsumsi makanan yang mengandung Listeria monocytogenes,
sel bakteri tersebut akan sampai di usus dan dapat menyerang mukosa. Selain
itu, sel bakteri juga dikhawatirkan dapat masuk ke dalam darah dan merusak
jaringan lain. Bagi ibu hamil yang mengonsumsi makanan
mengandung Listeria monocytogenes, hal ini juga dapat mempengaruhi
kandungannya. Bakteri Listeria monocytogenes merupakan bakteri jenis
psikrotrofik, yaitu bakteri yang dapat hidup di suhu dingin. Mari melihat pada
kasus jamur enoki. Jamur merupakan jenis pangan yang umumnya disimpan
pada suhu dingin. Apabila jamur sedari awal sudah terkontaminasi
Listeria monocytogenes, meskipun sudah disimpan di dalam kulkas, bakteri
Listeria monocytogenes tersebut tidak akan mati, bahkan akan tetap hidup
dan tumbuh. Bakteri Listeria monocytogenes dapat tumbuh di
lingkungan pada kisaran suhu 1 – 44 derajat celcius. Selain itu, bakteri Listeria
monocytogenes juga mampu bertahan pada kondisi garam yang tinggi. Namun
jangan khawatir, Bakteri Listeria monocytogenes tetap akan mati apabila
terpapar suhu tinggi yaitu sekitar suhu 80 derajat celcius.

Sebenarnya termasuk pada kelompok jenis bakteri apa Listeria monocytogenes itu?
5
5 Fakta Brucellosis, Infeksi Bakteri yang Jangkiti Lebih dari 3.000 Orang di Tio

Liputan6.com, Lanzhou Wabah tengah menjangkiti lebih dari 3.000 orang di Lanzhou, Setelah d
.
Kejadian ini pun diduga akibat kebocoran sebuah perusahaan bio farmasi Zhongmu Lanzhou, yan

Penyakit ini sering kali berasal dari kontak dengan hewan ternak yang membawa brucella. Seban

Saat memproduksi vaksin Brucella untuk hewan, pabrik Zhongmu Lanzhou menggunakan disinfe

Gas limbah yang terkontaminasi, sebagaimana dilansir CNN, Minggu (20/9/2020) membentuk ae

Tak ayal, orang-orang di sana mulai melaporkan infeksi brucella pada November 2019. itu pun c
Institute telah terinfeksi brucellosis

6
D. URAIAN MATERI
1. URAIAN KEGIATAN BELAJAR 1

INDIKATOR
1. Menyebutkan ciri, struktur sel dan cara reproduksi
Archaeobacteria dan Eubacteria.
Tujuan pembelajaran:
1. Mengetahui ciri-ciri Archaeobacteria dan Eubacteria
2. Mengetahui struktur dasar dan struktur tambahan
Archaeobacteria dan Eubacteria
3. Mengetahui cara reproduksi Archaeobacteria
dan Eubacteria.

Apa manfaatnya
bagiku…..??!!

Dengan mengetahui ciri-ciri bakteri, kamu akan lebih mengenal bakteri sehingga dapat

BIOLOGI

7
Tahukah kamu!

Problem 1

Pemisahan organisme Prokaryotik menjadi dua domain


dilakukan karena ditemukan adanya perbedaan pada
kedua kelompok organisme Prokaryotik tersebut,
terutama pada susunan nukloetida rRNA dan
perbedaan susunan kimia dinding sel dan membran
plasma.

Dahulu, dalam sistem klasifikasi makhluk hidup kita memakai sistem


klasifikasi lima kingdom. Dalam klasifikasi ini, semua organisme Prokaryotik
(tidak memiliki membran inti) dikelompokkan dalam kingdom Monera. Empat
kingdom yang lain adalah kingdom Protista, Fungi, Plantae dan Animalia.
Selanjutnya kingdom monera dibagi menjadi dua kingdom, yaitu Archaeobacteria
dan Eubacteria, sehingga terbentuk sistem klasifikasi enam kingdom.
Dengan berkembangnya sistem klasifikasi, para ilmuwan mengelom-
pokkan makhluk hidup menjadi tiga domain, yaitu domain Archaeobacteria,
Eubacteria dan Eukaryota. Domain Archaeobacteria dan Eubacteria merupakan
makhluk hidup dari golongan Prokaryotik, sedangkan domain Eukaryota
merupakan makhluk hidup dari golongan Eukaryotik. Domain Eukaryota ini
dibagi menjadi enam kingdom; (1) Animalia, (2) Plantae, (3) Fungi, (4)

8
Archaeobacteria dan Eubacteria dipisahkan menjadi dua kingdom padahal Archae

Archaezoa, (5) Chromista dan (6) Protozoa. Sistem pengelompokan tiga domain
ini dikenal juga dengan sistem klasifikasi delapan kingdom.

Carl Woose, seorang ilmuwan dari University of Illinois yang pertama


kali mengusulkan pembagian organisme Prokaryotik menjadi Archaeobacteria dan
Eubacteria meyakini bahwa Archaeobacteria merupakan organisme pertama yang
tinggal di bumi karena kemampuannya untuk hidup di lingkungan ekstrim. Oleh
karena itu, diberi nama Archaeobacteria (dari bahasa Yunani archae yang berarti

Archaeobacteria dan Eubacteria dipisahkan menjadi dua kingdom karena memiliki perbedaan pada

“kuno”) dan disebut juga sebagai bakteri ekstremofil.


Eubacteria juga berasal dari bahasa Yunani, yakni dari kata Eu yang
berarti sejati/sesungguhnya dan bacteria yang berarti bakteri. Bakteri ini dianggap
sebagai bakteri sesungguhnya karena strukturnya benar-benar berbeda dari sel
Eukaryotik, sedangkan Archaeobacteria masih memiliki beberapa kemiripan
dengan sel Eukaryotik dan punya ciri khas tersendiri yang memungkinkan
mikroorganisme ini hidup pada lingkungan ekstrim.
9
Archaeobacteria dan Eubacteria dipisahkan menjadi dua kingdom karena

memiliki perbedaan pada kandungan dinding sel, struktur ribosom, dan

habitatnya. Perbedaan antara Archaeobacteria dan Eubacteria dapat kita lihat pada

Tabel 1. Perbedaan antara Archaeobacteria dan Eubacteria.

No Pembeda Archaeobacteria Eubacteria


1. Ukuran sel Umumnya 0,1-15 mikron Umumnya 1-5 mikron
2. Dinding sel Tidak mengandung Mengandung
peptidoglikan peptidoglikan
3. Struktur Mirip dengan organisme Mempunyai struktur
ribosom Eukaryotik tersendiri
4. Fungsi flagel Sebagai alat gerak saja Sebagai alat gerak dan
sistem sekresi
5. Klasifikasi a. Methanobacterium a. Bakteri Gram positif
terdiri dari b. Halobacterium b. Bakteri Gram negatif,
c. Archaeobacteria terdiri dari:
Termoasidofil 1) Filum Proteobacteria
2) Filum Cyanobacteria
3) Filum Spirochetes
4) Filum Chlamydias
6. Habitat Di lingkungan ekstrim, Di tanah, air, udara, sel
seperti lingkungan yang; makhluk hidup lain, sisa
kurang oksigen, makhluk hidup,
kadar garam tinggi, umumnya di lingkungan
panas melebihi temperatur agak lembab dengan suhu
100 0C, sangat dingin, yang 25-37 0C
mengandung air alkalin dan
kadar asam tinggi
No Pembeda Archaeobacteria Eubacteria
7. Sifat Tidak pathogen Ada yang pathogen
8. Membran sel Berbagai macam lipid Fosfolipid
9 Intron Ada Tidak ada
10 Biokimia tidak sensitive Sensitif
(streptomisin (Pertumbuhan tidak (Pertumbuhan terhambat)
dan terhambat)
klorofenikol)
Sumber: Talaro (2002)

10
Pernahkan anda berfikir mengapa
para ahli menciptakan mikroskop
sedangkan kita tahu Tuhan telah
menciptakan mata untuk melihat………

Para ahli menciptakan mikroskop karena


mikroorganisme seperti Archaeobacteria dan
eubacteria tidak bisa dilihat dengan mata terbuka.
Bakteri ini hanya dapat dilihat dengan
menggunakan mikroskop saja karena ukuran
archaeobacteria dan eubacteria yang sangat kecil.
Archaeobacteria umumnya berdiameter 0,1-15
mikron, dan beberapa diantaranya kerap berkumpul
memanjang seperti kawat hingga 200 mikron,
sedangkan ukuran eubacteria bervariasi, mulai dari
yang berdiameter 0,12 mikron sampai dengan
yang panjangnya ratusan mikron (1μm = 1/1000),
namun umumnya berukuran 1-5 mikron. Eubacteria
yang paling kecil adalah Mycoplasma yang
berukuran 0,12 mikron dan yang terbesar adalah
Thiomargarita yang berukuran 200 mikron.

11
1. Ukuran sel

a. Archaeobacteria
Ukuran sel Archaeobacteria umumnya berdiameter 0,1-15 mikron, dan
beberapa diantaranya kerap berkumpul memanjang seperti kawat hingga 200
mikron.
b. Eubacteria
Ukuran sel Eubacteria bervariasi, mulai dari yang berdiameter 0,12 mikron
sampai dengan yang panjangnya ratusan mikron (1μm = 1/1000), namun
umumnya berukuran 1-5 mikron. Eubacteria yang paling kecil adalah
Mycoplasma yang berukuran 0,12 mikron dan yang terbesar adalah
Thiomargarita yang berukuran 200 mikron.

Bentuk sel
Bentuk dasar sel Archaeobacteria dan Eubacteria beraneka ragam, yaitu
coccus (bulat), basil (batang) dan spirila (spiral). Selain bentuk dasar tersebut,
juga terdapat bentuk coccobasil (antara coccus dan basil) dan berbentuk filamen.
Contoh Eubacteria coccobasil adalah Coxiella burneti (penyebab demam),
sedangkan contoh Eubacteria berbentuk filamen adalah kelompok Actinomycetes.
Bentuk sel coccus dan basil ada yang berdiri sendiri-sendiri, artinya tiap
sel terpisah-pisah, namun ada pula beberapa jenis sel Archaeobacteria dan
Eubacteria yang tidak terpisah setelah selnya membelah. Susunan sel
Archaebateria dan Eubacteria bermacam-macam, antara lain dua sel, empat sel,
bergerombol atau berderet seperti rantai. Sedangkan Archaeobacteria dan
Eubacteria yang berbentuk spirila hidup terpisah-pisah, namun memiliki beberapa
bentuk sel. Bentuk serta susunan sel Archaeobacteria dan Eubacteria ini dapat
dilihat pada Tabel 2.

12
Tabel 2. Bentuk dan Susunan Sel Archaeobacteria dan Eubacteria.
Bentuk Definisi Contoh Spesies Gambar
1. Coccus
a. Monococcus Satu sel coccus Chlamydia
trachomatis
(penyebab penyakit
mata)

b.Diplococcus Dua sel coccus Neisseria


berdempetan gonorrhoeae
(penyebab penyakit
kelamin raja singa),

Diplococcus
pneumoniae
(penyebab penya-kit
pneumonia)

c.Tetracoccus Empat sel Pediococcus


coccus cereviceae
berdempetan
membentuk segi
empat.

d. Strepto- Lebih dari Streptococcus mutans


coccus empat sel coccus (penyebab gigi
berdempetan berlubang), S.
membentuk pyogenes,
rantai S. thermophillus,
S. lactis

e. Staphylo- Lebih dari Staphylococcus


coccus empat sel coccus aureus (penyebab
berdempetan penyakit radang paru-
membentuk paru)
bangun seperti
buah anggur

Delapan sel
kokus
f. Sarkina berdempetan Thiosarcina rosea,
membentuk Sarcina sp.
kubus

13
Bentuk Definisi Contoh Spesies Gambar
2. Basil
a. Monobasil Sel basil tunggal Escherichia coli (pada
usus besar manusia),
Lactobacillus,
Salmonella typhosa
(penyebab penyakit
tifus).

b. Diplobasil Dua sel basil


berdempetan

c. Strepto Beberapa sel Azotobacter, Bacillus


basil basil anthracis (penyebab
berdempetan penyakit anthrax),
membentuk Streptobacillus
rantai moniliformis

3. Spirila
a. Spiral Bentuk sel Thiospirillopsis
bergelombang floridana, Spirilum
seperti spiral mino, Treponema
pallidum (penyebab
penyakit kelamin
sifilis)
b. Spiroseta Bentuk sel
seperti sekrup

c. Vibrio Bentuk sel Vibrio cholerae


seperti tanda (penyebab penyakit
baca koma kolera)

Sumber: Talaro (2002)

14
Struktur sel Archaeobacteria dan Eubacteria
Struktur sel Archaeobacteria dan Eubacteria dapat dibagi menjadi struktur
dasar dan struktur tambahan. Struktur dasar dimiliki hampir semua jenis
Archaeobacteria dan Eubacteria. Sedangkan struktur tambahan hanya dimiliki
oleh Archaeobacteria dan Eubacteria tertentu. Struktur sel Archaeobacteria dan
Eubacteria dapat dilihat pada Gambar 1.

kapsul/
slime
Granula penyimpanan
nukleoid

pilus dinding sel

membran plasma

mesosom ribosom

flagel

Gambar 1. Struktur sel Archaeobacteria dan Eubacteria (Talaro, 2002)

Struktur dasar sel Archaeobacteria dan Eubacteria


Struktur dasar pada sel Archaeobacteria dan Eubacteria adalah sebagai
berikut ini.
a. Dinding sel
Dinding sel berfungsi sebagai pelindung dan pemberi bentuk pada
sel Archaeobacteria dan Eubacteria. Dinding sel pada Archaeobacteria
tidak disusun oleh peptidoglikan (gabungan protein dan karbohidrat),
sedangkan pada Eubacteria disusun oleh peptidoglikan.
b. Membran plasma
Membran plasma adalah membran yang menyelubungi sitoplasma,
yang berfungsi untuk membungkus sel bakteri. Membran plasma tersusun
dari lapisan fosfolipid dan protein. Membran plasma bersifat selektif

16
permeabel dan berfungsi untuk mengatur pertukaran zat antara sel dengan
lingkungannya.
c. Sitoplasma
Sitoplasma merupakan cairan sel dan tempat berlangsungnya
metabolisme dalam sel. Sitoplasma mengandung:
1) Ribosom yang disusun oleh protein dan RNA, berfungsi untuk sintesis
protein.
Ribosom pada Archaeobacteria lebih mirip dengan ribosom pada
organisme Eukaryotik daripada ribosom pada sel Eubacteria.
2) Nukleoid yang berisi DNA. DNA merupakan materi genetik, berfungsi
sebagai pengatur aktivitas sel. Materi genetik pada Archaeobacteria
dan Eubacteria tidak dibungkus oleh membran inti.
3) Granula penyimpanan, berfungsi untuk menyimpan cadangan
makanan.

Struktur tambahan pada sel Archaeobacteria dan Eubacteria


Berikut ini struktur tambahan pada sel Archaeobacteria dan Eubacteria.
a. Kapsul dan lapisan lendir
Kapsul dan lapisan lendir adalah lapisan di luar dinding sel pada
Archaeobacteria dan Eubacteria tertentu. Jika lapisan tersebut tebal disebut
kapsul dan jika tipis disebut lapisan lendir. Kapsul dan lapisan lendir
tersusun dari polisakarida dan air. Fungsi kapsul dan lapisan lendir ini
antara lain untuk:
1) membantu sel Archaeobacteria atau Eubacteria melekat pada suatu
permukaan atau dengan sel Archaeobacteria atau Eubacteria lainnya
(contohnya bakteri penyebab gigi berlubang Streptococcus mutans
yang menempel pada permukaan gigi).
2) pertahanan Archaeobacteria dan Eubacteria dari sel-sel fagosit
(contohnya sel darah putih dan antibodi manusia atau hewan).
3) melindungi sel Archaeobacteria dan Eubacteria saat mengalami
kekeringan.

17
b. Flagel
Flagel atau bulu cambuk adalah struktur berbentuk batang atau
spiral yang menonjol dari dinding sel. Flagel tersusun dari protein. Flagel
berfungsi sebagai alat gerak pada beberapa jenis Archaeobacteria dan
Eubacteria yang berbentuk batang dan spiral. Flagel pada Archaeobacteria
terpisah dengan sistem sekresinya, sedangkan pada Eubacteria tidak.
Flagel pada Archaeobacteria dan Eubacteria ada yang berjumlah satu
(monotrik), banyak flagel di satu sisi (lofotrik), satu atau banyak flagel di
kedua ujung (amfitrik), atau tersebar di seluruh permukaan sel (peritrik).
Ilustrasinya dapat dilihat pada Gambar 2.

Monotrik Lofotrik Amfitrik

Peritrik Atrik
Gambar 2. Bentuk flagel sel bakteri (Akhyar, 2001)

c. Pilus
Pilus adalah struktur berbentuk seperti rambut-rambut halus yang
menonjol dari dinding sel. Pilus mirip dengan flagel namun lebih pendek,
kaku dan berdiameter lebih kecil. Pilus tersusun dari protein, yang
berfungsi sebagai penghubung saat Archaeobacteria ataupun Eubacteria
melakukan konjugasi (pertukaran materi genetik).
3. Klorosom
Klorosom adalah struktur yang berada tepat dibawah membran
plasma dan mengandung pigmen klorofil dan pigmen lainnya untuk proses
fotosintesis. Klorosom hanya terdapat pada bakteri yang melakukan
fotosintesis.

18
e. Vakuola gas
Vakuola gas umumnya terdapat pada Eubacteria yang hidup di air
dan melakukan fotosintesis, sehingga memungkinkan Eubacteria tersebut
mengapung di air untuk memperoleh cahaya matahari agar fotosintesis
dapat terjadi.
f. Endospora
Endospora adalah bentuk istirahat (laten) dari beberapa jenis
bakteri gram positif dan terbentuk didalam sel bakteri jika kondisi tidak
menguntungkan bagi kehidupan bakteri. Endospora mengandung sedikit
sitoplasma, materi genetik, dan ribosom. Dinding endospora yang tebal
tersusun atas protein dan menyebabkan endospora tahan terhadap
kekeringan, radiasi cahaya, suhu tinggi dan zat kimia. Jika kondisi
lingkungan menguntungkan endospora akan tumbuh menjadi sel bakteri
baru.
Kita pasti tahu bahwa bakteri merupakan salah satu mikroorganisme yangberb

Mari kita lihat cara reproduksi Archaeobacteria dan Eubacte

19
Cara reproduksi Archaeobacteria dan Eubacteria
Archaeobacteria dan Eubacteria berkembang biak secara aseksual (tak
kawin), yaitu dengan membelah diri. Pembelahan sel ini merupakan pembelahan
biner (Gambar 3), yaitu setiap sel membelah menjadi dua.
Pusat penempelan ke membran sel
Membran sel
DNA

DNA mereplikasi Membran sel tumbuh/meluas,


menarik molekul DNA hingga
Sel membelah
terpisah
membentuk dua sel
baru yang identik Membran sel melekuk

Gambar 3. Pembelahan biner pada Archaeobacteria dan Eubacteria (Sudjino dan


Sembiring, 2005).

Reproduksi bakteri secara seksual yaitu dengan pertukaran materi genetik


dengan bakteri lainnya. Pertukaran materi genetik disebut rekombinasi genetik
atau rekombinasi DNA. Rekombinasi genetik dapat dilakukan dengan tiga cara
yaitu transformasi, transduksi dan kounjugasi.
1. Transformasi adalah pemindahan sedikit materi genetik, bahkan satu gen
saja dari satu sel bakteri ke sel bakteri yang lainnya.

Gambar 4. Transformasi (Anonimus, 2010a).

20
2. Transduksi adalah pemindahan materi genetik satu sel bakteri ke sel bakteri
lainnnya dengan perantaraan organisme yang lain yaitu bakteriofage (virus
bakteri).

Gambar 5. Transduksi (Anonimus, 2010a).

3. Konjugasi adalah pemindahan materi genetik berupa plasmid secara


langsung melalui kontak sel dengan membentuk struktur seperti jembatan
diantara dua sel bakteri yang berdekatan.

Gambar 6. Konjugasi (Anonimus, 2010a).

21
2. FORUM DISKUSI KEGIATAN BELAJAR 1

Kasus susu formula (sufor) yang tercemar bakteri Sakazakii telah mengharu
biru opini publik Indonesia selama lebih satu bulan lebih. Kasus sufor yang
bermula dari penelitian ilmiah, bersifat akademik Dr.Sri Estuningsih dosen
Institut Pertanian Bogor (IPB), antara tahun 2003-2006. Hasilnya diumumkan
melalui website IPB tentang adanya lima dari 22 sample susu formula bayi
tercemar bakteri Enterobacter sakazakii (ES).Kasus ini akhirnya berimbas
pada Kementerian Kesehatan, Badan POMdan Lembaga DPR melakukan
rapat kerja untuk mencari kejelasan dan solusi. Oleh karena itu diperlukan
bagaimana cara penyajian susu formula yang benar. Silahkan ananda
diskusikan bagaimana cara penyajian susu formula yang benar!

22
2
INDIKATOR :
Menjelaskan klasifikasi Archaeobacteriadan Eubacteria.

Tujuan Pembelajaran:
Menyebutkan klasifikasi Archaeobacteriadan Eubacteria

Dengan kita mengetahui klasifikasi dari Archaeobacteria


dan Eubacteria maka kita akan

3. URAIAN KEGIATAN BELAJAR 2

1. Klasifikasi Archaeobacteria
Berdasarkan lingkungan ekstrimnya, Archaeobacteria dikelompokkan
menjadi tiga kelompok, yaitu bakteri bakteri halofil (Halobacterium), metanogen
(Methanobacterium), dan bakteri termoasidofil (Archaeobacteria termoasidofil).
1. Halophiles (Halobakterium)
Halobakterium. Genus Halobacterium dan Halococcus mencakup bakteri
yang halofil ekstrem, bersifat aerob, dan heterotrof. Bakteri genus ini banyak
ditemukan di tambak garam laut.
Pada saat terjadi penggandaan sel dari halobakterium yang mengandung
karotenoid, air akan berwarna merah intensif. Selain itu, Halobakterium dan

23
Halococcus dapat tumbuh optimum pada larutan NaCl, 3,5 sampai 5 molar, serta
mampu memanfaatkan energi cahaya untuk metabolisme tubuhnya. Koloni
Halofil membentuk suatu buih berwarna merah ungu yang dihasilkan oleh enzim
bakteriorhodopsin. Contoh Archaeobacteria Halofil yaitu: Halococcus,
Halorubrum, Haloarcula, Halobacterium.
Ciri-ciri dari kelompok ini adalah sebagai berikut ini.
 Habitat di air yang sangat asin
 Menggunakan garam untuk membantu menghasilkan ATP (energi)
 Ditemukan di Laut mati, Great Salt Lake, dan lain-lain
 Kebanyakan aerobik dan heterotrofik
2. Methanogens
Metanogen menghasilkan gas metana (CH4) dari gas hidrogen (H2) dan
karbon dioksida (CO2). Tempat-tempat mereka terdapat di bawah lapisan es di
Greenland serta di gurun yang panas dan kering. Contoh archaeobacteria jenis
ini: methanopyrus dan methanobac-terium. Secara lebih rinci karakteristik bakteri
metanogen disajikan pada Tabel 3:
Tabel 3. Karakteristik Bakteri Metanogen
Karakteristik Metanogen
Bentuk sel Batang, kokus, spirilla, filamen, sarkina
Sifat Gram + / Gram -
Klasifikasi Archaeobacteria
Struktur dinding sel Pseudomurein, protein, heteropolysaccharida
Metabolisme Anaerob
Sumber energi dan sumber karbon H2 + CO2, H2 + metanol, format, metilamin,
metanol(30 % diubah menjadi CH4), asetat
(80 % diubah menjadi CH4)
Produk katabolisme 4H2 + CO2 CH4 + 2H2O + ATP
Sumber: Dubey (2005)

Ciri-ciri dari kelompok ini adalah sebagai berikut ini.


 Tinggal di lingkungan anaerob (tanpa oksigen), Kebanyakan bersifat
kemoautotropi
 Memperoleh energi dengan mengubah gas H2 dan CO2 menjadi gas metana
 Ditemukan di rawa-rawa, pabrik pengolahan sampah, dan saluran pencernaan
hewan

24
 Terdapat di saluran pencernaan herbivore dan Menghasilkan gas rawa atau gas
(metana) di usus
 Digunakan dalam instalasi pengolahan limbah untuk membantu memecah
limbah.
 Berperan dalam proses pembusukan sampah dan kotoran hewan sehingga
menghasilkan energi alternatif metana berupa biogas. Contohnya
Methanobacterium.
Apakah manusia dapat hidup pada suhu
90˚C sampai 113˚C?
Pasti anda menjawab tidak.

Termoasidofil merupakan organisme autrotof


3. (Thermophiles)
yang metabolismenya bergantung pada sulfur.
Bakteri termoasidofil, dalam kelompok ini terhimpun Archaeobacteria
Suhu tinggi digunakan untuk menstabilkan
yang bersifat nonmetanogen yang berbeda-beda. Di dalamnya juga terdapat wakil
dinding sel, ribosom dan enzimnya.
autotrof dan heterotrof, asidofil ekstrem, neurofil, serta aerob dan
anaerob. Termoasidofil merupakan organisme autrotof dan metabolismenya
bergantung pada sulfur. Contoh: Genus sulfolobus yang hidup pada lingkungan
kayu sulfur dari gunung berapi dengan suhu mencapai 90˚C. Pyrolobus fumarii
hidup di lingkungan eksterm termofil laut dalam pada lubang hidrotermal di
daerah Atlantik Tengah dengan suhu 113˚C. Suhu yang tinggi digunakan untuk
menstabilkan membran dan enzim-enzim.
Ciri-ciri dari kelompok ini adalah sebagai berikut ini.
 Tinggal disuhu yang sangat panas (1100 0C) dan pada pH air 2 (asam)

25
 Ditemukan di sumber air panas di Taman Nasional Yellowstone dan di daerah
vulkanik (di darat dan laut)
 Kebanyakan anaerobik dan kemoautotropik.

Setelah kita mempelajari klasifikasi dari archaeobacteria.


Sekarang mari kita pelajari Klasifikasi

Berdasarkanperbedaan ketebalan lapisan peptidoglikan dinding selnya, Euba

2. Klasifikasi Eubacteria
Berdasarkan perbedaan ketebalan lapisan peptidoglikan dinding selnya,
Eubacteria (bakteri) dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu bakteri Gram
positif dan Gram negatif. Perbandingan dinding sel bakteri Gram positif dan Gram
negatif dapat dilihat pada Gambar
7.

1
6
2
8
2 8
7

Gambar 7. Perbandingan struktur dinding sel bakteri Gram positif dan negatif (Talaro,
2002)

26
Keterangan gambar: (1) Peptidoglikan, (2) membran sel, (3) asam teikoat, (4)
asam lipoteikoat, (5) lapisan membran luar, (6) ruang periplasma, (7) lipoprotein,
(8) protein integral, (9) lipopolisakarida, (10) porin dan (11) phospholipid.

a. Bakteri Gram positif


Bakteri Gram positif merupakan bakteri yang memiliki dinding sel dengan
lapisan peptidoglikan yang tebal. Bakteri ini akan berwarna ungu jika diwarnai
dengan pewarnaan Gram. Beberapa bakteri Gram positif membentuk endospora
(struktur dormansi yang bersifat tahan terhadap panas) yang dibentuk ketika
lingkungan miskin zat makanan. Ketika sel induk pecah, endospora dilepaskan.
Endospora dapat bertahan hidup di lingkungan yang ekstrim, misalnya suhu
tinggi, suhu rendah atau kekeringan. Ketika kondisi lingkungan membaik,
endospora menjadi aktif dan membelah diri, membentuk sel-sel seperti induknya.
Dormansi endospora dapat bertahan selama lebih seribu tahun. Contoh bakteri
Gram positif adalah Treponema pallidum, Vibrio cholerae dan Bacillus subtilis
dan contoh bakteri Gram positif yang dapat membentuk endospora adalah
Bacillus dan Clostridium.

b. Bakteri Gram negatif


Bakteri Gram negatif merupakan bakteri yang memiliki dinding sel
dengan lapisan peptidoglikan yang tipis. Bakteri ini akan berwarna merah muda
atau merah jika diwarnai dengan pewarnaan Gram. Bakteri Gram negatif dalam
sistem klasifikasi Eubacteria dibagi menjadi empat filum.

1) Filum Proteobacteria
Proteobacteria merupakan kelompok terbesar bakteri. Proteobacteria
dikelompokkan menjadi bakteri ungu yang bersifat fotoautotrof atau
fotoheterotrof, proteobacteria kemoautotrof dan proteobacteria kemoheterotrof.
Bakteri ungu mengandung bakterioklorofil yang terdapat pada membran
plasma, sebagai pengganti klorofil. Bakteri ini melakukan fotosintesis tetapi
tidak memproduksi oksigen. Beberapa jenis bakteri ungu memiliki flagel.

27
Sebagian besar bakteri ungu bersifat anaerob obligat dan hidup di dasar kolam,
danau, atau lumpur. Contoh bakteri ungu adalah Chromatium.

a) Proteobacteria kemoautotrof
Proteobacteria kemoautotrof hidup bersimbiosis dengan makhluk
hidup lain. Beberapa jenis proteobacteria kemoautotrof berperan penting
dalam siklus biogeokimia dalam suatu ekosistem, yaitu mengikat nitrogen
(mengubah N2 di atmosfer menjadi senyawa nitrogen yang dapat
digunakan tumbuhan). Contoh proteobacteria kemoautotrof adalah
Rhizobium yang hidup bersimbiosis dalam akar tanaman kacang-kacangan.
b) Proteobacteria kemoheterotrof
Proteobacteria kemoheterotrof meliputi bakteri yang hidup dalam
saluran pencernaan manusia dan hewan. Sebagian besar bakteri dalam
kelompok ini berbentuk batang dan anaerob fakultatif. Contoh
proteobacteria kemoautotrof adalah Escherichia coli dan Salmonella
(Gambar 8).

Satu sel Salmonella.

Gambar 8. Salmonella, (anonimus, b. 2010 )


2) Filum Cyanobacteria
Cyanobacteria sering disebut juga ganggang hijau, biru atau ganggang
lendir karena Cyanobacteria memiliki klorofil seperti halnya ganggang hijau dan
pada bagian luar dinding selnya terdapat lapisan lendir. Pada beberapa jenis
Cyanobacteria, lapisan lendir dapat membantu gerakan secara meluncur. Berbeda
dengan kelompok bakteri yang lain, Cyanobacteria tidak memiliki alat gerak.
Cyanobacteria berukuran 1-60 μm, hidup soliter atau berkoloni.
Cyanobacteria yang berkoloni bisa berbentuk benang, lembaran atau bola
berongga. Cyanobacteria yang berbentuk benang, seperti Anabaena (Gambar 9),
memiliki tiga macam sel utama, yaitu heterokista, akinet dan baeosit.

28
Anabaena di perairan.

Gambar 9. Anabaena (anonimus, 2010 b)


Heterokista merupakan sel berdinding tebal yang berguna untuk mengikat
nitrogen. Akinet adalah sel berdinding tebal yang berfungsi untuk pertahanan diri
ketika kondisi lingkungan memburuk. Ketika lingkungan telah membaik, akinet
dapat membentuk filamen baru. Sedangkan baeosit adalah sel-sel bulat kecil hasil
reproduksi yang juga berfungsi untuk melakukan fotosintesis.
Cyanobacteria merupakan bakteri fotoautotrof yang mengasimilasi
senyawa sederhana seperti CO2, ion nitrat atau amonium dan beberapa ion
anorganik lainnya. Perbedaan Cyanobacteria dengan bakteri fotoautotrof adalah
Cyanobacteria menghasilkan O2 dalam proses fotosintesisnya, sedangkan bakteri
fotoautotrof tidak menghasilkan O2.
Cyanobacteria ditemukan pada berbagai lingkungan, misalnya danau,
laut, sungai, tanah, batu dan rawa. Cyanobacteria dapat dilihat dengan mata
telanjang berupa lapisan tipis berwarna hijau-biru, merah, atau ungu kehitaman.
Pada saat tertentu, Cyanobacteria yang hidup di air muncul berlimpah,
sehingga menyebabkan air tampak berwarna seperti warna Cyanobacteria
tersebut. Contohnya Cyanobacteria berwarna hijau-biru (Anabaena) membuat air
sawah tampak kehijauan dan Cyanobacteria merah (Oscillatoria rubescens)
membuat laut di daerah Timur Tengah berwarna merah sehingga disebut Laut
Merah.
Beberapa jenis Cyanobacteria yang dapat mengikat nitrogen
berperan sebagai tumbuhan perintis pada habitat miskin nutrisi, misalnya di
pantai berpasir atau di gurun. Salah satu Cyanobacteria, Synechococcus
lividus dapat hidup di habitat yang ekstrim, misalnya di daerah dengan tingkat
keasaman tinggi (pH 4,0) dan temperatur tinggi (700C). Jenis lainnya ada yang

29
bersimbiosis dengan organisme lain, misalnya Nostoc dan Anabaena azollae.
Simbiosis antara Cyanobacteria dengan organisme lain saling memberi
keuntungan. Cyanobacteria terutama berperan dalam memberikan nutrisi organik
pada organisme simbiotiknya, sedangkan organisme simbiotiknya memberikan
kelembaban dan nutrisi anorganik pada Cyanobacteria.
3) Filum Spirochetes
Spirochetes berbentuk spiral dengan panjang 5-250 μm. Spirochetes
memiliki struktur unik yang disebut filamen aksial. Filamen aksial merupakan
semacam serabut di sepanjang sel Spirochetes yang terletak dalam selubung
terluar dan berada di luar dinding sel. Filamen aksial ini berfungsi untuk membuat
gerakan berputar.
Habitat Spirochetes bervariasi, ada yang hidup bebas di lumpur atau di air,
ada yang hidup sebagai parasit dalam tubuh manusia atau di dalam lambung
hewan memamah biak. Contoh Spirochetes antara lain Treponema pallidum
(penyebab penyakit sifillis) dan Leptospira interrogans (penyebab penyakit
leptospirasis).
4) Filum Chlamydias
Chlamydias merupakan kelompok bakteri yang memiliki ukuran paling
kecil (0,2-1,5 μm) dengan bentuk tubuh yang tidak beraturan. Chlamydias hanya
dapat hidup sebagai parasit dalam sel-sel makhluk hidup lain. Kelompok bakteri
ini memiliki dua bentuk sel dalam siklus hidupnya, yaitu badan dasar (elemantery
body) dan badan inisial (initial body). Badan dasar masuk ke dalam sel inang dan
berkembang menjadi badan inisial. Badan inisial tumbuh dan membelah diri.
Badan inisial membentuk badan dasar kembali dan dilepaskan dari sel inang yang
disertai dengan pecahnya sel inang. Contoh Chlamydias adalah Chlamydia
psittaci (penyebab penyakit mata, penyakit menular seksual dan beberapa jenis
penyakit pneumonia).

30
Mari kita pelajari Pengelompokan Eubacteria berdasarkan cara hidupnya

Berdasarkan cara hidupnya, Eubacteria dikelompokkan menjadi dua


kelompok, yaitu berdasarkan cara memperoleh makanan dan kebutuhan oksigen.
1. Kelompok Bakteri berdasarkan cara memperoleh makanan
a. Bakteri heterotrof
Bakteri heterotrof (Yunani: hetero = yang lain; trophos =
memakan) adalah bakteri yang makanannya berupa senyawa organik dari
organisme lain. Bakteri heterotrof terbagi pula menjadi dua, yaitu bakteri
saprofit dan parasit.

1) Bakteri saprofit
Bakteri saprofit adalah bakteri yang memperoleh makanan dari
sisa-sisa organisme atau produk organisme lain. Sisa-sisa organisme,
misalnya daun yang gugur dan kotoran hewan. Sedangkan produk
organisme, misalnya susu dan daging. Sisa organisme atau produk
organisme akan mengalami proses penguraian. Bakteri saprofit merupakan
salah satu organisme pengurai (dekomposer) di alam. Contoh bakteri
saprofit adalah Lactobacillus bulgaricus (bakteri untuk pembuatan
yoghurt), Mycobacterium (bakteri pengurai sampah) dan Escherichia coli
yang merupakan bakteri pembusuk dalam saluran pencernaan manusia
(Gambar 10).

Satu sel Escherichia coli dengan bentuk monobasil.

Gambar 10. Escherichia coli (Anonimus, 2010)

31
2) Bakteri parasit
Bakteri parasit adalah bakteri yang memperoleh makanan dari
inangnya. Inang tempat hidup bakteri dapat pada tumbuhan, hewan atau
manusia. Bakteri yang menimbulkan penyakit pada inangnya, disebut
sebagai bakteri patogen. Contoh bakteri parasit adalah Mycobacterium
tuberculosis (penyebab penyakit TBC pada manusia), Clostridium tetani
(penyebab tetanus) dan Bacillus anthracis merupakan penyebab penyakit
anthraks pada hewan ternak.
b. Bakteri autotrof
Bakteri autotrof (Yunani; auto= diri; trophos= memakan), meru-
pakan bakteri yang mampu membuat makanannya sendiri. Berdasarkan
asal energi untuk mensintesis makanannya, bakteri autotrof dapat
dibedakan dalam dua kelompok, yaitu fotoautotrof dan kemoautotrof.
1) Bakteri fotoautotrof
Bakteri fotoautatrof adalah bakteri yang menggunakan energi
cahaya matahari untuk membuat makanannya. Contoh bakteri
fotoautotrof adalah Thiocystis sp.
2) Bakteri kemoautotrof
Bakteri kemoautotrof adalah bakteri yang menggunakan energi
kimia untuk mensintesis makanannya. Energi kimia diperoleh dari
proses oksidasi senyawa anorganik.
Contoh bakteri kemoautotrof adalah sebagai berikut ini.
a) Nitrosomonas dan Nitrosococcus (bakteri nitrit) yang
mengoksidasi senyawa amonia menjadi ion nitrit.
b) Nitrobacter (bakteri nitrat) yang mengoksidasi ion nitrit menjadi
ion nitrat.
c) Gallionella (bakteri besi) yang mengoksidasi ion fero menjadi ion
feri.
d) Hydrogenobacter (bakteri hidrogen) yang mengoksidasi gas
hidrogen menjadi air.

32
2. Kelompok bakteri berdasarkan kebutuhan oksigen
a. Bakteri aerob
Bakteri aerob adalah bakteri yang membutuhkan oksigen bebas
untuk memperoleh energinya. Contoh bakteri aerob adalah Nitrosomonas,
Nitrosococcus dan Nitrobacter. Nitrosomonas dan Nitrosococcus (bakteri
nitrit) adalah bakteri yang mengoksidasi amonia (nitrifikasi). Proses
nitrifikasi ini dapat dituliskan dalam bentuk reaksi kimia berikut ini.
2NH3 + 3O2 2HNO2 + 2H2O + energi
(amonia) (nitrit)
Bakteri Nitrobacter (bakteri nitrat) adalah bakteri yang mengoksidasi ion
nitrit. Proses oksidasi ion nitrit ini dapat dituliskan dalam bentuk reaksi
kimia berikut ini.
2HNO2 + O2 2HNO3
(nitrit) (nitrat)
b. Bakteri anaerob
Bakteri anaerob adalah bakteri yang tidak membutuhkan oksigen
bebas untuk memperoleh energinya. Energi diperoleh bakteri ini dari pro-
ses perombakan senyawa organik tanpa menggunakan oksigen
(fermentasi). Bakteri anaerob dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu
anaerob obligat dan anaerob fakultatif.
1) Bakteri anaerob obligat
Bakteri anaerob obligat merupakan bakteri yang hanya dapat
hidup jika tidak ada oksigen. Oksigen merupakan racun bagi bakteri
anaerob obligat. Contohnya adalah Micrococcus denitrificans,
Clostridium botulinum dan Clostridium tetani.
2) Bakteri anaerob fakultatif.
Bakteri anaerob fakultatif merupakan bakteri yang masih dapat
hidup meskipun ada oksigen, namun dalam jumlah yang sedikit.
Contoh bakteri anaerob fakultatif adalah Escherichia coli dan
Lactobacillus

33
4. FORUM DISKUSI KEGIATAN BELAJAR 2

Silahkan ananda amati gambar disamping, kemudian s

34
3
1. INDIKATOR:
Menjelaskan peranan Eubacteria dan Archaeobac-
teria dalam kehidupan.
Tujuan Pembelajaran:
1. Menjelaskan peran Eubacteria dan
Archaebacteria yang menguntungkan dan
yang merugikan dalam kehidupan.
2. Menjelaskan cara penanggulangan Archaeo-
bacteria dan Eubacteria yang merugikan.

5. URAIAN KEGIATAN BELAJAR 3

1. Peranan Archaeobacteria
a. Peran menguntungkan
Berperan dalam proses pembusukan sampah dan kotoran hewan
sehingga menghasilkan energi alternatif metana berupa biogas. Contohnya
Methanobacterium.
b. Peran merugikan
Archaeobacteria dapat merusak makanan yang diawetkan dengan
garam dan dapat menyebabkan cepatnya pembusukan pada ikan laut.
2. Peranan Eubacteria
a. Peran menguntungkan
Peranan Eubacteria yang menguntungkan antara sebagai berikut
ini.

35
1) Pembusukan (penguraian) sisa-sisa makhluk hidup. Contohnya adalah
Escherichia coli.
2) Pembuatan makanan dan minuman hasil fermentasi. Contohnya adalah
Acetobacter pada pembuatan asam cuka, Lactobacillus bulgaricus pada
pembuatan yoghurt, Acetobacter xylinum pada pembuatan Nata de
Coco dan Lactobacillus casei pada pembuatan keju dan yoghurt.
3) Berperan dalam siklus nitrogen sebagai bakteri pengikat nitrogen, yaitu
Rhizobium leguminosorum yang hidup bersimbiosis dengan akar
tanaman kacang-kacangan dan Azotobacter chlorococcum.
4) Penyubur tanah. Contohnya adalah Nitrosococcus dan Nitrosomonas
yang berperan dalam proses nitrifikasi, menghasilkan ion nitrat yang
dibutuhkan tanaman.
5) Penghasil antibiotik. Contohnya adalah Bacillus polymyxa penghasil
antibiotik polymxyn B untuk pengobatan infeksi bakteri Gram negatif,
Bacillus subtillis penghasil antibiotik untuk pengobatan infeksi bakteri
Gram positif, Streptomyces griseus penghasil antibiotik streptomisin
untuk pengobatan bakteri gram negatif termasuk bakteri penyebab TBC
dan Streptomyces rimosus penghasil antibiotik tetrasiklin untuk
berbagai infeksi bakteri.
6) Penelitian rekayasa genetika dalam berbagai bidang. Sebagai contoh,
dalam bidang kedokteran dihasilkan obat-obatan dan produk kimia
bermanfaat yang disintesis oleh bakteri, misalnya enzim, vitamin dan
hormon.
7) Pembuatan zat kimia, misalnya aseton dan butanol oleh Clostridium
aceto-butylicum.
8) Penghasil biopestisida, yaitu pestisida yang dihasilkan oleh makhluk
hidup, seperti yang dihasilkan oleh Bacillus thuringiensis.
b. Peran merugikan
Peranan Eubacteria yang merugikan antara lain:
1) Pembusukan makanan. Contohnya Clostridium botulinum.

36
2) Penyebab penyakit pada manusia. Contohnya Mycobacterium
tuberculosis (penyebab penyakit TBC), Vibrio cholera (penyebab
penyakit kolera atau muntaber), Clostridium tetani (penyebab penyakit
tetanus) dan Mycobacterium (penyebab penyakit lepra).
3) Penyebab penyakit pada hewan. Contohnya Bacillus anthraxis
(penyebab penyakit antraks pada sapi).
4) Penyebab penyakit pada tanaman budidaya. Contohnya Pseudomonas
solanacearum (penyebab penyakit pada tanaman tomat, lombok, terung
dan tembakau), serta Agrobacterium tumafaciens (penyebab tumor pada
akar tanaman).
5) Penyebab penyumbatan pipa air yang terbuat dari besi. Bakteri ini
dikenal sebagai bakteri besi karena dapat mengubah senyawa besi yang
terlarut di dalam air menjadi senyawa berbentuk endapan, sehingga
dapat menyumbat aliran air dalam pipa besi.
6) Penyebab keroposnya pipa-pipa besi. Bakteri yang menyebabkan hal ini
adalah bakteri sulfur, karena ia mampu mengubah pipa-pipa besi
menjadi asam sulfat.

Penanggulangan terhadap Archaeobacteria dan Eubacteria yang


merugikan

Penanggulangan terhadap peranan Archaeobacteria dan Eubacteria yang


merugikan dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya akan dijelaskan
pada uraian materi berikut ini.

1. Pengawetan dan pengolahan makanan


Pengawetan dan pengolahan makanan adalah usaha membuat kondisi
makanan tidak mudah dirusak oleh mikroorganisme, misalnya bakteri.
Pengawetan makanan dapat dilakukan dengan cara pemanasan, pengeringan,
pengasapan, pengasaman, pengasinan dan pendinginan. Contoh makanan yang
diawetkan adalah kerupuk, daging asap, acar, ikan asin, manisan buah dan sale.

37
Pengolahan makanan yang dilakukan dengan cara pemanasan dapat
membunuh sebagian besar mikroorganisme penyebab penyakit yang terdapat pada
makanan dan minuman. Bentuk pemanasan makanan dan minuman dapat dilaku-
kan dengan cara dimasak seperti biasa atau dengan cara khusus, misalnya
pasteurisasi atau sterilisasi.
Pasteurisasi adalah pemanasan dengan suhu 63-720C selama 15-30 menit.
Pasteurisasi dilakukan pada susu untuk mematikan bakteri patogen, misalnya
Salmonella dan Mycobacterium. Selain itu, pasteurisasi juga dapat
mempertahankan rasa dan aroma khas susu.
Sterilisasi adalah pemanasan dengan menggunakan udara panas atau uap
panas bertekanan tinggi. Pada penelitian yang menggunakan mikroba, sterilisasi
diperlukan untuk memperoleh biakan murni. Beberapa cara yang digunakan
dalam sterilisasi antara lain sebagai berikut ini
a. Sterilisasi dengan udara kering
Sterilisasi dengan udara panas/kering menggunakan oven pada temperatur
170-1800C dengan waktu minimal dua jam. Cara ini digunakan untuk
mensterilkan peralatan gelas, serta bahan seperti kain dan kapas.
b. Sterilisasi dengan uap panas bertekanan tinggi
Sterilisasi dengan uap panas bertekanan tinggi dilakukan dengan
menggunakan alat yang disebut autoklav pada temperatur 115-1340C dengan
tekanan 15 psi selama 30 menit. Autoklav digunakan untuk sterilisasi
peralatan.
c. Sterilisasi dengan pemijaran
Cara ini terutama digunakan untuk sterilisasi jarum platina, ose dan
sebagainya yang terbuat dari platina atau nikrom. Cara sterilisasi ini dilakukan
dengan membakar alat-alat tersebut di atas lampu spiritus sampai berpijar.
d. Sterilisasi dengan penyaringan
Penyaringan yang biasa digunakan adalah filter bakteri, seperti pada serum
darah dan toksin.

38
2. Kebersihan dan Kesehatan Diri serta Lingkungan
Penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme timbul karena cara hidup
yang kurang menjaga kebersihan. Penyakit juga lebih mudah menyerang orang
yang fisiknya lemah. Oleh sebab itu, perlu adanya upaya untuk menjaga
kebersihan dan kesehatan agar terhindar dari berbagai macam penyakit. Upaya
yang dapat dilakukan untuk menjaga kebersihan dan kesehatan antara lain sebagai
berikut ini.
a. Menjaga kebersihan lingkungan.
b. Menjaga kebersihan badan dengan mandi dan mencuci tangan sebelum
makan.
c. Melakukan olahraga secara teratur.
d. Makan makanan bergizi.
e. Cukup istirahat.

3. Imunisasi
Imunisasi adalah upaya untuk memperoleh kekebalan terhadap penyakit
yang disebabkan oleh mikroorganisme, misalnya bakteri. Imunisasi merangsang
kekebalan seseorang dengan memberikan mikroorganisme patogen yang telah
dilemahkan. Imunisasi disebut juga vaksinasi atau pemberian vaksin. Contoh
vaksin untuk pencegahan penyakit yang disebabkan oleh bakteri sebagai berikut
ini.
a. Vaksin kolera untuk mencegah penyakit kolera.
b. Vaksin tifus untuk mencegah penyakit tifus.
c. Vaksin BCG untuk mencegah penyakit TBC.
d. Vaksin DPT (Diphteria, Pertussis, Tetanus) mencegah difteri, pertusis/
batuk dan tetanus.

39
Perhatikan gambar dibawah ini, apa yang dapat ananda simpulkan dan silahkan dijel

6. FORUM DISKUSI KEGIATAN BELAJAR 3

40
ARCHAEBACTERIA DAN EUBACTERIA

BAB III EVALUASI


Wahh….
A. RANGKUMAN Rangkuman

Berdasarkan uraian materi Archaeobacteria dan Eubacteria yang telah dijabarkan,


kita dapat menarik beberapa kesimpulan berikut ini:

a. Kingdom Archaeobacteria dan Eubacteria merupakan kelompok makhluk


hidup yang memiliki sel Prokaryotik.
b. Archaeobacteria diperkirakan sebagai organisme pertama yang tinggal di bumi
karena kemampuannya untuk hidup di lingkungan ekstrim.
c. Archaeobacteria dan Eubacteria dipisahkan menjadi dua kingdom karena
memiliki perbedaan pada kandungan dinding sel, struktur ribosom, dan habitat
hidupnya.
d. Bentuk sel Archaeobacteria dan Eubacteria secara umum adalah bulat, batang
dan spirila.
e. Struktur dasar sel Archaeobacteria dan Eubacteria terdiri dari dinding sel,
membran plasma, sitoplasma, ribosom, nukleoid (materi genetik) dan granula
penyimpanan. Sedangkan struktur tambahan pada bakteri terdiri dari kapsul,
flagel, pilus dan vakuola gas.
f. Reproduksi pada bakteri terjadi secara aseksual, yaitu melalui pembelahan
biner.
g. Berdasarkan cara memperoleh makanan, Eubacteria dibedakan menjadi bakteri
heterotrof dan bakteri autotrof. Berdasarkan kebutuhan oksigen untuk
merombak makanan untuk memperoleh energi, bakteri dibedakan menjadi
bakteri aerob dan bakteri anaerob.
h. Baik Archaeobacteria maupun Eubacteria ada yang menguntungkan dan ada
yang merugikan.

41
ARCHAEBACTERIA DAN EUBACTERIA

B. TES SUMATIF

MATERI AJAR ARCHAEBACTERIA DAN EUBACTERIA

Berikut ini adalah salah satu cara untuk membuktikan bahwa bakteri adalah suatu makhluk hidup, yaitu den
Mengamati unsur-unsur kimia tubuhnya

Membiakkan pada medium yang sesuai

Mengamati struktur bakteri melalui mikroskop elektron

Mengamati dengan mikroskop elektron bahwa bakteri memiliki DNA

Mengamati dengan mikroskop elektron bahwa bakteri bernapas

Jawaban : …………………………

Perhatikanlah reaksi fiksasi nitrogen di bawah ini ! 2N2 + 6H2O –atp/bakteri→ 4NH3 + 3H2O
Golongan bakteri yang dapat melakukan proses tersebut adalah …

Nitrosobacter

Methanomonas

Azetobacter

Pseudomonas

Nitrosococcus

Jawaban : …………………..

42
ARCHAEBACTERIA DAN EUBACTERIA

3. Perhatikan pernyataan berikut:


perbedaan materi penyusun membran inti
perbedaan jenis lipid penyusun membran plasma 3). perbedaan materi penyusun dinding sel
ada tidaknya protein ribosom dan RNA polimerase
Pernyataan di atas yang menjadi ciri pembeda antara Archaebacteria dan Bacteria adalah….
1 dan 3
2 dan 3
2 dan 4
1 dan4
4 saja

Jawaban : …………………..

Makanan kaleng yang sudah kadaluarsa berbahaya jika dikonsumsi karena mengandung racun yang dihasi
Salmonella typhi

Escherichia coli

Bacillus anthraxis

Clostridium botulinum

Pseudomonas cocovenenans

Jawaban : ………………..

43
ARCHAEBACTERIA DAN EUBACTERIA

5. Pasangan yang tepat sesuai dengan peranan dari jenis Monera berikut adalah....

Jenis Monera Manfaat

A Nitrosomonas Dapat membebaskan


nitrogen ke udara

B Bacillus thuringiensis Penghasil insektisida


alami

C Clostridium botulinum Penghasil asam cuka

D Anabaena Membentuk senyawa


nitrat dan nitrit

E Acetobacter sp. Penghasil alkohol

Jawaban : ………………………

Cyanobacteria (ganggang hijaubiru) berperan sebagai vegetasi perintis (pionir) yang memberikan kemungk

mengikat N2 dari udara


membuka kehidupan bagi makhluk hidup lain
bersimbiosis dengan tanaman tingkat tinggi
membentuk endapan jika mati
hidup di tempat basah dan di air

Jawaban : ……………

44
ARCHAEBACTERIA DAN EUBACTERIA

7. Seorang pasien rumah sakit mengalami suatu penyakit dengan gejala yaitu demam, sesak napas, b
dilihat pada gambar di bawah ini!

Berdasarkan hasil pengamatan tersebut dapat disimpulkan bahwa pasien tersebut menderita penyaki

Asfiksi
Laringitis
Asma
Radang paru-paru
Emfisema

Jawaban : …………………

45
ARCHAEBACTERIA DAN EUBACTERIA

8. Perhatikan gambar di bawah ini.

Bagian dari tubuh bakteri yang menunjukkan DNA, kapsul, dan flagel adalah ….
1, 2, dan 3
4, 5, dan 6
6, 7, dan 8
2, 7, dan 8
2, 6, dan 8
Jawaban : ………………………

46
ARCHAEBACTERIA DAN EUBACTERIA

KUNCI JAWABAN TES SUMATIF

1. D (25)

2. C (25)

3. B (25) TOTAL NILAI :

4. D (25) 8 X 25 = 100

5. B (25)

6. B (25)

7. D (25)

8. D (25)

47
ARCHAEBACTERIA DAN EUBACTERIA

DAFTAR RUJUKAN

Akhyar, Salman. 2001. Biologi untuk SMU Kelas I. Bandung: Grafindo Media Pratama.

Anonimus. 2010a. Reproduksi pada Archaeobacteria dan Eubacteria http//www.


ucmp.berkeley.edu/archaea/archaemm.html. Diakses tanggal 5 Agustus 2012.

. 2010b. http://blogschoijeah. blogspot.com/2010/07/ archaeobacteria .html .


Di akses tanggal 5 Agustus 2012.

Aryulina, Diah. 2007. Biologi 1. Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama.

Kimball, J.W. 1983. Biology, Fifth Edition. Addison – Wesley Publishing Company, Inc.

Pelczar, M.J. & E.C.S. Chan. 1986. Dasar-dasar Mikrobiologi. Terjemahan Ratna Siri
Hadioetomo dkk. UI-Press. Jakarta.

Rost. Barbour. Stocking. Murphy. 2006. Plant Biology Second Edition. Thomson
Brooks/Cole. Canada.

Sudjadi, Bagod dan Laila, Siti. 2006. Biologi SMA Kelas X. Surabaya: Yudhistira.

Sudjino, Purnomo dan Sembiring, Langkah. 2005. Biologi 1a. Jakarta: Sunda Kelapa.

Talaro, Kathlen Park and Talaro, Arthur. 2002. Microbiology. North America: Mc.
Graw-Hill Company.

Anda mungkin juga menyukai