Anda di halaman 1dari 3

Rehabilitasi di rumah bagi pasien stroke di masa pandemi

Stroke adalah suatu keadaan di mana ditemukan tanda klinis yang berkembang cepat berupa
defisit neurologik fokal dan global, yang dapat memberat dan berlangsung lama selama 24
jam atau lebih dan atau dapat menyebabkan kematian, tanpa adanya penyebab lain yang
jelas selain vaskular.

Menurut data World Stroke Organization, terdapat 13,7 juta kasus baru stroke setiap tahun
dan 5,5 juta kematian yang disebabkan oleh stroke. Stroke dapat memengaruhi produktivitas
seseorang.

Pasien yang terkena stroke memerlukan penanganan cepat dan tepat sehingga dampak buruk
dari stroke dapat diminimalisir. Berikut merupakan tips untuk mengenali gejala dan tanda
stroke dengan slogan “SeGeRa Ke RS”

1. Senyum tidak simetris (mencong ke satu sisi), tersedak, sulit menelan air minum
secara tiba-tiba
2. Gerak separuh anggota tubuh melemah tiba-tiba
3. bicaRa pelo/tiba-tiba tidak dapat bicara, tidak mengerti kata-kata/, berbicara tidak
nyambung
4. Kebas atau baal, atau kesemutan separuh tubuh
5. Rabun, pandangan satu mata kabur, terjadi tiba-tiba
6. Sakit kepala hebat yang muncul tiba-tiba dan tidak pernah dirasakan sebelumnya.
Terasa berputar/sempoyongan, gerakan sulit dikoordinasi

Gejala atau tanda lain yang mungkin dialami yaitu penurunan kesadaran/pingsan, kejang,
dan muntah mendadak tanpa didahului mual.  Jika menemukan gejala dan tanda tersebut,
segera bawa pasien ke Rumah Sakit.

Setelah pasien diperbolehkan pulang dari rumah sakit, pasien akan mendapatkan jadwal
oleh dokter untuk kontrol di Rumah Sakit. Pada masa pandemi COVID-19, untuk
mengurangi rantai penularan, pasien dan pengantar datang ke rumah sakit sesuai waktu yang
sudah ditentukan untuk mengurangi kerumunan dan perlu menerapkan protokol kesehatan:
Menggunakan masker dengan benar, menjaga jarak dengan orang lain minimal 1,5 meter,
mencuci tangan menggunakan sabun.

Latihan yang dapat diberikan di rumah termasuk latihan menelan, latihan komunikasi,
latihan anggota gerak yang dapat dilakukan oleh pasien, keluarga atau pemberi perawatan.
Latihan dapat dilakukan di rumah dengan durasi 45 menit untuk setiap terapi, selama
minimal 5 hari dalam seminggu, dengan tetap mempertimbangkan kondisi pasien. Pasien
stroke dapat mengalami neglect atau abai terhadap salah satu sisi, latihan yang dapat
dilakukan di rumah, diantaranya:

1. Latihan sensori
Pendamping pasien duduk pada sisi yang abai untuk menarik perhatian ke sisi
tersebut. Atur lingkungan pasien untuk menstimulasi sisi yang abai, misalnya:
Letakkan televisi, foto keluarga, atau bunga pada sisi yang abai dan beri kertas
berwarna di bawahnya, kemudian minta pasien untuk mencari/melihat benda tersebut
tanpa memberi tahu benda tersebut berada di sisi mana. Minta pasien untuk
mengikuti tangan pendamping dalam menyentuh foto tersebut, lebih baik jika pasien
dapat menyentuhnya sendiri. Pasien atau keluarga pasien juga dapat menstimulasi
lengan yang abai dengan pijatan yang lembut, akan lebih baik jika pasien sendiri
yang melakukannya. Jika pasien menggunakan kursi roda, pastikan lengan sisi abai
ditopang dengan baik dan berada dalam pandangan pasien.

2. Penentuan posisi dan manajemen anggota gerak


- Posisi duduk, Lengan sisi yang lemah ditopang dan diberi bantalan, kaki
memijak lantai atau pijakan kaki yang rata.
- Posisi tidur saat berbaring miring ke sisi lemah, bahu tidak boleh tertindih
dan harus terdorong agak ke depan, letakkan kepala pada bantal setebal lebar
bahu, siku lurus, telapak tangan menghadap ke atas. Lutut pada sisi lemah
sedikit ditekuk. Tungkai yang sehat sedikit ditekuk pada panggul dan lutut
terletak di depan tungkai yang lemah.
- Posisi tidur saat berbaring miring ke sisi sehat, bahu ke depan (diganjal
menggunakan bantal), siku lurus, telapak tangan menghadap ke bawah,
tungkai yang lemah ke depan, ditekuk pada panggul dan lutut, diganjal
menggunakan bantal. Tungkai yang sehat berada di bawah.
- Posisi tidur telentang, letakkan lengan yang lemah lebih tinggi dari jantung,
bahu diganjal bantal, siku lurus, tangan menghadap ke atas, dan jari-jari lurus.
Tungkai yang lemah diposisikan lurus dan hindari perputaran panggul.

3. Aktifitas sehari-hari
Cara memakai baju, kenakan baju pada tubuh dimulai dari sisi lengan yang lemah
dibantu dengan lengan yang sehat, dilanjutkan lengan yang sehat. Kemudian pasang
kancing meunggunakan lengan yang sehat.
Memakai sepatu, sepatu tanpa tali lebih muda digunakan. Pada posisi duduk,
letakkan kaki yang lemah di atas kaki sehat (dapat dibantu dengan tangan yang
sehat), pasang sepatu menggunakan tangan yang sehat. Kemudian masukkan kaki
sehat pada sepatu (dapat dibantu dengan alat misal besi yang tipis dan panjang untuk
menahan bagian belakang sepatu agar bagian belakang kaki bisa masuk ke sepatu
dengan mudah.
Memakai celana, jika menggunakan ikat pinggang, pasang ikat pinggang di celana
sebelum digunakan. Pada posisi duduk, letakkan kaki yang lemah di atas kaki sehat
(dapat dibantu dengan tangan yang sehat), kenakan celana pada kaki menggunakan
tangan yang sehat hingga ujung, kemudian kenakan pada kaki yang sehat. Lalu
pasien berdiri (dapat dibantu oleh pendamping) dan tarik celana bagian atas hingga
ke pinggang.

4. Latihan anggota gerak


Salah satu cara melatih anggota gerak yaitu, dengan cara mengikat tangan sisi sehat
dengan tujuan menghindari penggunaannya, dan memaksa tangan sisi lemah untuk
digunakan pada aktivitas sehari-hari.  Metode ini hanya dapat digunakan jika pasien
sudah mampu meluruskan jari minimal 10 derajat, mempunyai keseimbangan duduk
dan kognisi yang baik.

5. Latihan Komunikasi
Pada pasien stroke biasanya didapatkan jenis tipe gangguan komunikasi yang terjadi.
Salah satu tatalaksana yang dapat dilakukan adalah dengan mengatur postur
punggung lurus baik pada posisi berbaring, duduk, atau berdiri. Pasien mengambil
napas separuh penuh dan menghembuskan napas teratur dengan mengucapkan fonem
yang mudah dikontrol pasien. Lebih baik pasien mengucapkan suku kata dan kata-
kata yang bermakna. Pasien dilatih untuk bicara lebih lambat sambil menambah
penekanan pada suku kata atau kata.

Pasien stroke perlu mendapatkan rehabilitasi medik sedini mungkin dengan tujuan untuk
mengoptimalkan pemulihan dan atau memodifikasi gejala sisa yang ada agar penyandang
stroke mampu melakukan aktivitas fungsional secara mandiri, dapat beradaptasi dengan
lingkungan dan mencapai hidup yang berkualitas.

Anda mungkin juga menyukai