Proposal CTPS Bwi
Proposal CTPS Bwi
LATAR BELAKANG
Salah satu perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) adalah cuci tangan pakai sabun
(CTPS), dimana CTPS ini merupakan perilaku hidup sehat yang sangat efektif
untuk mencegah penyebaran penyakit menular seperti diare, infeksi saluran
pernafasan atas (ISPA) dan flu burung.
Data WHO memperkirakan bahwa infeksi diare mengancam kehidupan 1,87 juta
anak balita setiap tahun di seluruh dunia, membuat diare menjadi penyebab
kematian bayi dan balita kedua terbanyak setelah pneumonia. Di Indonesia, WHO
memperkirakan, sekitar 31.200 anak balita meninggal setiap tahun karena penyakit
ini. Setiap tahun, lebih dari 31.000 anak-anak di Indonesia tidak dapat merayakan
ulang tahun kelima mereka karena penyakit yang sebenarnya dapat kita cegah
dengan perilaku sederhana, cuci tangan pakai sabun (CTPS).
CTPS dengan benar pada lima waktu penting dapat mengurangi hampir setengah
(±50%) kasus kejadian diare dan seperempat (±25%) kasus infeksi pernafasan
(termasuk pneumonia). Perilaku ini juga mengurangi risiko penyakit lainnya, seperti
penyakit mata dan infeksi kulit. CTPS jelas merupakan cara yang paling efektif dan
murah untuk pencegahan, namun banyak orang tidak mempraktekkannya .
Seperti halnya perilaku buang air besar sembarangan, perilaku cuci tangan,
terlebih cuci tangan pakai sabun merupakan masih merupakan sasaran penting
dalam promosi kesehatan, khususnya terkait perilaku hidup bersih dan sehat. Hal
ini disebabkan perilaku tersebut masih sangat rendah, fakta di masyarakat
Banyuwangi sesuai dengan hasil Studi EHRA tahun 2012, CTPS di (5) lima waktu
penting :
Selain 5 waktu kritis tersebut, ada beberapa waktu lain yang juga penting dan
harus dilakukan cuci tangan pakai sabun, yaitu:
a) Sebelum menyusui bayi
b) Setelah batuk/bersin dan membersihkan hidung
c) Setelah membersihkan sampah
d) Setelah bermain di tanah atau lantai (terutama bagi anak-anak)
Saat ini, pemahaman dan kepedulian untuk mempromosikan praktik cuci tangan
pakai sabun dengan benar disejumlah kantor pemerintahan, LSM, lembaga donor
dan sektor swasta semakin meningkat. Yang lebih penting lagi adalah hubungan
yang akan terbentuk antara cuci tangan pakai sabun dan kegiatan perubahan
perilaku hygiene. Masih dibutuhkan usaha-usaha untuk meningkatkan kepedulian
masyarakat terhadap dampak positif yang akan muncul dari cuci tangan pakai
sabun dengan menggandeng kantor-kantor pemerintah, LSM dan pihak swasta
untuk bersama-sama mengkomunikasikan seruan aksi cuci tangan pakai sabun
sebagai aktifitas sehari-hari semua orang.
Perilaku cuci tangan pakai sabun ternyata bukan hanya merupakan perilaku yang
biasa dilakukan sehari-hari oleh masyarakat pada umumnya. Rendahnya perilaku
cuci tangan pakai sabun dan tingginya tingkat efektifitas perilaku cuci tangan pakai
sabun dalam mencegah penularan penyakit, maka sangat penting adanya upaya
promosi kesehatan dengan pesan penting tentang peningkatan cuci tangan pakai
sabun. Dengan demikian dapat dipahami betapa perilaku ini harus dilakukan, antara
lain karena berbagai alasan sbb:
Sarana untuk cuci tangan pakai sabun (CTPS) yang ada di masyarakat bervariasi,
mulai dari yang sederhana sampai yang modern. CTPS yang aman bagi kesehatan
akan dapat terlaksana apabila prosedurnya benar, yaitu memakai sabun,
menggunakan air yang mengalir, dilengkapi fasilitas pendukung, sarana CTPS
yang hygienis dan di tempatkan pada tempat yang tepat.
Perilaku cuci tangan pakai sabun merupakan salah satu upaya yang efektif sebagai
pemutus mata rantai penularan/penyebaran penyakit infeksi disebabkan kondisi
sanitasi lingkungan yang buruk, adapun usulan kegiatan dan lokasinya sebagai
berikut :
TUJUAN PROYEK
Tujuan umum :
Agar kegiatan cuci tangan pakai sabun untuk cegah penyakit ini bisa menjadi
sebuah budaya sehat bagi keluarga khususnya anak dan memberikan pengetahuan
betapa pentingnya kegiatan cuci tangan pakai sabun untuk cegah penyakit bagi
kesehatan diri sendiri, keluarga maupun masyarakat
1. Meningkatkan perilaku hygiene yakni cuci tangan pakai sabun pada lima
waktu kritis.
2. Membunuh kuman penyakit yang ada ditangan
3. Mencegah penularan penyakit, seperti disentri, flu burung, flu babi,
typhus, dll
4. Tangan menjadi bersih dan bebas dari kuman
KELUARAN PROYEK
Tahun 2014
1. Penyuluhan dan kampanye mendorong partisipasi Sekolah 1 Ls
anak usia Pendidikan Dasar Sembilan tahun untuk
mengenal sanitasi yang baik
2. Pembangunan Sarana air bersih & CTPS permanen Sekolah 4 paket
3. Pembangunan Sarana air bersih & CTPS permanen Pondok pesantren 4 paket
4. Penyediaan Sarana CTPS non permanen Posyandu 45 paket
5. Pembangunan Sarana air bersih & CTPS permanen Pasar/Terminal/Stasiun 4 paket
Tahun 2015
1. Penyuluhan dan kampanye mendorong partisipasi Sekolah 1 Ls
anak usia Pendidikan Dasar Sembilan tahun untuk
mengenal sanitasi yang baik
2. Pembangunan Sarana air bersih & CTPS permanen Sekolah 4 paket
3. Pembangunan Sarana air bersih & CTPS permanen Pondok pesantren 4 paket
4. Penyediaan Sarana CTPS non permanen Posyandu 45 paket
5. Pembangunan Sarana air bersih & CTPS permanen Pasar/Terminal/Stasiun 4 paket
Tahun 2016
1. Penyuluhan dan kampanye mendorong partisipasi Sekolah 1 Ls
anak usia Pendidikan Dasar Sembilan tahun untuk
mengenal sanitasi yang baik
2. Pembangunan Sarana air bersih & CTPS permanen Sekolah 4 paket
3. Pembangunan Sarana air bersih & CTPS permanen Pondok pesantren 4 paket
Tahun 2017
1. Penyuluhan dan kampanye mendorong partisipasi Sekolah 1 Ls
anak usia Pendidikan Dasar Sembilan tahun untuk
mengenal sanitasi yang baik
2. Pembangunan Sarana air bersih & CTPS permanen Sekolah 4 paket
3. Pembangunan Sarana air bersih & CTPS permanen Pondok pesantren 4 paket
4. Penyediaan Sarana CTPS non permanen Posyandu 45 paket
5. Pembangunan Sarana air bersih & CTPS permanen Pasar/Terminal/Stasiun 4 paket
1. Membuat KAK/TOR
2. Penyiapan lelang dan proses pelelangan
Secara spesifik, para korporasi pemberi hibah CSR akan memperoleh keuntungan
dalam membangun kesan (image) positif atas perannya di dalam partisipasinya
untuk memberikan bantuan, apakah itu berupa barang atau jasa atau uang sekalipun
dalam bentuk corporate-social-responsibility atau lebih dikenal sebagai CSR.
ANGGARAN
1. Penyuluhan dan kampanye Rp. 20 juta/ Rp. 20 juta/ Rp. 20 juta/ Rp. 20 juta/
mendorong partisipasi anak 1x 1x 1x 1x
usia Pendidikan Dasar
Sembilan tahun untuk
mengenal sanitasi yang baik
2. Pembangunan Sarana air Rp.100 juta/ Rp.100 juta/ Rp.100 juta/ Rp.100 juta/
bersih & CTPS permanen di 4 paket 4 paket 4 paket 4 paket
sekolah
3. Pembangunan Sarana air Rp.100 juta/ Rp.100 juta/ Rp.100 juta/ Rp.100 juta/
bersih & CTPS permanen di 4 paket 4 paket 4 paket 4 paket
pondok pesantren
4. Penyediaan Sarana CTPS Rp.45 juta/ Rp.45 juta/ Rp.45 juta/ Rp.45 juta/
non permanen di posyandu 45 paket 45 paket 45 paket 45 paket
5. Pembangunan Sarana air Rp.100 juta/ Rp.100 juta/ Rp.100 juta/ Rp.100 juta/
bersih & CTPS permanen di 4 paket 4 paket 4 paket 4 paket
pasar/terminal/stasiun
Penanggung jawab proyek ini adalah Dinas Pendidikan (Diknas) dan Dinas
Kesehatan (Dinkes). Namun pengelolaannya diserahkan kepada pihak lain/pihak
ketiga yang disetujui baik oleh pemberi hibah maupun pihak Dinkes.